If you can't read please download the document
Upload
selvia-anggraeni
View
231
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
PRESENTASI KASUS
11
PRESENTASI KASUS
SEORANG ANAK LAKI-LAKI USIA 6 TAHUN DENGAN TONSILOFARINGITIS AKUT DAN GIZI BAIK
Oleh :
Fitri Febrianti RamadhanG99142099 (I-6-15)
Selvia AnggraeniG99142101 (I-8-15)
Pembimbing :
dr. Husnia Auliatul Umma, Sp.A., M.Kes
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
FK UNS / RSUD Dr. MOEWARDI
SURAKARTA
2015
PRESENTASI KASUS
IDENTITAS PENDERITA
Nama : An. MPY
Umur : 6 tahun
Berat badan: 23 kg
Jenis Kelamin : Laki-laki
Nama Ayah: Bp. B
Pekerjaan Ayah: Buruh
Agama : Islam
Nama Ibu: Ny. R
Pekerjaan Ibu: Ibu Rumah Tangga
Tanggal masuk : 17 September 2015
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Demam
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Alloanamnesis diperoleh dari ibu penderita :
Pasien datang ke RSUD Dr. Moewardi dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu. Demam sumer-sumer dirasakan terus-menerus sepanjang hari. Pasien juga mengeluh mual dan nyeri kepala, namun tidak disertai batuk, pilek, muntah, maupun keluar cairan dari telinga. Tenggorokan nyeri (+) terutama jika digunakan untuk menelan sehingga nafsu makan berkurang. Kemudian, pasien dibawa berobat ke bidan dan diberikan puyer 2 macam namun pasien dan keluarga tidak tahu nama obatnya.
6 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien muntah sebanyak 4 kali, setiap kali muntah sebanyak gelas belimbing. Muntah berisi makanan bercampur lendir tanpa darah. Muntah tersebut didahului mual. Nyeri saat buang air kecil (+), air kencing banyak dan berwarna kuning jernih. Lalu pasien dibawa ke puskesmas dan dicek darah serta dianjurkan untuk mondok di puskesmas. Namun keluarga menolak. Lalu, keluarga membawa anaknya ke RSDM.
Saat di IGD RSDM pasien tampak sadar namun lemas. Pasien mengeluh tenggorokan nyeri terutama jika digunakan untuk menelan. Pasien tidak mengeluh batuk maupun pilek. Pasien juga mengeluhkan nyeri kepala. Mimisan tidak ada. BAB (-) sejak 3 hari yang lalu. Saat buang air kecil untuk keperluan urinalisis di IGD, pasien mengeluh nyeri dan urin yang keluar sedikit. Urin berwarna kuning jernih.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
-Riwayat sakit serupa: (-)
-Riwayat alergi obat dan makanan: (-)
D. Riwayat Penyakit Keluarga dan Lingkungan
Riwayat keluarga sakit serupa : (-)
E. Riwayat Kesehatan Keluarga
-Ayah : baik
-Ibu : baik
-Kakak : baik
F. Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita
Riwayat penyakit serupa(-)
G. Pemeliharaan Kehamilan dan Kelahiran
Pemeriksaan selama kehamilan di BidanFrekuensi:trimester I :1 x / bulan
trimester II: 1 x / bulan
trimester III:3 x / bulan
-Keluhan selama kehamilan: (-)
-Penderita lahir di bidan.
Penderita adalah anak pertama. Anak lahir dengan berat badan lahir 3500 gram dan panjang badan 50 cm, lingkar kepala 35 cm, lahir normal, menangis kuat, umur kehamilan 9 bulan, ditolong oleh bidan. Anak meninggal tidak ada, riwayat keguguran tidak ada, anak lahir meninggal tidak ada. Ayah dan ibu menikah satu kali.
Pohon Keluarga
I
II
III
An. MPY 6th
Keterangan :
: Laki-laki hidup
: Perempuan hidup
: Pasien
Riwayat Imunisasi
- Hepatitis B : 3x (usia 0,1,6 bln)
- BCG: 1x (usia 0 bln)
- DPT: 3x (usia 2,3,4 bln)
- Polio: 4x (usia 0,2,3,4 bln)
- Campak: 1x (usia 9 bulan)
Imunisasi lengkap sesuai Depkes 2013
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Pasien dengan berat badan lahir 3500 gram setiap bulan dibawa ke posyandu untuk ditimbang berat badannya. Berat badan pasien tidak pernah turun. Saat ini pasien berusia 6 tahun dengan berat badan 23 kg dan tinggi badan 118 cm.
Pada usia 2 bulan, pasien sudah dapat mengangkat kepala, memiringkan badan, tersenym, menggenggam icik-icik dan tertawa. Pada usia 4 bulan, pasien sudah dapat tengkurap sendiri, mengamati tangannya sendiri dan menoleh ke bunyi icik-icik. Pada usia 6 bulan, pasien sudah dapat makan sendiri, memindahkan kubus, mengoceh atau memanggil mama papa tidak spesifik, dan duduk tanpa pegangan. Pada usia 9 bulan pasien sudah bisa daag daag dengan tangan, membenturkan dua kubus, berbicara 1 kata, dan berdiri sendiri. Pada usia 12 bulan, pasien sudah dapat berjalan dengan baik, berkata 2 kata, minum dengan cangkir, membuat menara dari dua kubus, berbicara 6 kata, menendang bola ke depan. Saat pasien berusia 24 bulan (2 tahun), sudah dapat cuci dan mengeringkan tangan sendiri, menyebutkan 4 warna, melompat dan berdiri dengan satu kaki. Simpulan: pertumbuhan dan perkembangan pasien sesuai dengan usia.
Riwayat Nutrisi Anak
ASI diberikan sejak lahir sampai umur 1 tahn, frekuensi pemberian tiap kali anak menangis, lamanya menyusui 10-15 menit, bergantian payudara kanan dan kiri. Sesudah menyusui anak tidak menangis. Setelah umur 6 bulan, di samping ASI, diberikan pula susu buatan dan makanan pendamping ASI.Makanan padat dan lauknya :Susu buatan, merek SGM, diberikan sejak umur 6 bulan dengan frekuensi 3-4 kali sehari.Bubur susu, merek SUN, diberikan sejak umur 6 bulan dengan frekuensi 3 kali sehari.Nasi tim, diberikan sejak umur 8 bulan dengan frekuensi 2 kali sehari.Usia 9 bulan : diberi ASI 120 cc x 8 perhari dan bubur susu 3 kali perhariUsia 10 -12 bulan : diberi makan nasi tim 3 kali perhari dan susu formula 120 cc x 8 perhari Usia 12 24 bulan: diberi makan nasi lauk 1/3 porsi dewasa 3 kali perhari dan susu formula 120 cc x 8 perhari
Pasien berusia 6 tahun mendapat makanan keluarga berupa nasi lauk pauk 3 kali sehari dan selalu habis, namun saat ini nafsu makan berkurang karena nyeri menelan. Tiap kali makan hanya 5 sendok makan.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Sikap/keadaan umum: tampak sakit sedangDerajat kesehatan: compos mentisDerajat gizi : gizi kesan baik
Tanda vitalNadi:100x/menit, regular, isi tegangan cukup, simetrisLaju Pernafasan: 24 x/ menit, kedalaman cukup, tipe abdominal.Suhu: 38,8 0C per axillerTekanan darah : 110/70 mmHg
Status Gizi
Umur: 6 tahunBerat badan: 23 kgTinggi badan: 118 cm
Antropometri menurut CDC 2000
BB/U: 23/20 x100 %= 115%(P75 < BB/U < P90)
TB/U: 118/115 x 100%= 102,6%(P50 < TB/U < P75)
BB/TB: 23/22 x 100%= 104,5% (P50 < BB/TB < P75)
Simpulan: kesan gizi baik, normoweight, normoheight
Kebutuhan Kalori = 1500 kal/hari
Kepala
Mesocephal, rambut hitam sukar dicabut, distribusi merata, UUB sudah menutup
Wajah
Odema (-), moon face (-)
Mata
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata cowong (-/-), pupil isokor (2 mm/2 mm), reflek cahaya (+/+), air mata (+/+)
Hidung
Napas cuping hidung (-), sekret (-/-)
Mulut
Mukosa basah (+), sianosis (-).
Telinga
Normotia, sekret (-), MT intak, discharge (-/-)
Tenggorok
Uvula di tengah, mukosa pharing hiperemis (+), tonsil hiperemis (+/+), tonsil T2 T2, kripte melebar (-), detritus (-)
Leher
Bentuk normocolli, limfonodi tidak membesar, glandula thyroid tidak membesar, kaku kuduk (-)
Thoraks
Bentuk: normochest, retraksi (-)
Cor:Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkat
Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar
batas kiri atas: SIC II LPSS
batas kiri bawah : SIC IV 2 jari medial LMCS
batas kanan atas : SIC II LPSD
batas kanan bawah : SIC IV LPSD
Auskultasi : BJ I dan II intensitas normal, reguler, bising (-), gallop (-).
Pulmo
Inspeksi: Pengembangan dada kanan = kiri
Palpasi: Fremitus raba dada kanan = kiri
Perkusi: Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi: Suara dasar vesikuler (+/+)
Suara tambahan (-/-)
Abdomen
Inspeksi : dinding perut sejajar dengan dinding dada
Auskultasi : peristaltik (+) meningkat
Perkusi : hipertimpani, undulasi (-), pekak beralih (-),
Palpasi: supel, turgor kembali cepat, hepar dan lien tidak teraba
Urogenital
Phymosis (+)
Ekstremitas
Akral dingin Oedem
-
-
-
-
-
-
-
-
Capillary refill time 38C : 1
Batuk : 1
Usia : 1
T2-T2: 1
limfadenopati: 0
total: 4
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium darah tanggal 17 September 2015 (Pukul 12.07)
HEMATOLOGI RUTIN
Hemoglobin
12,6 g/dL
11,5 15,5
Hematokrit
38 %
35 45
Leukosit
20,0 ribu/L
4,5 14,5
Trombosit
331 ribu/L
150 450
Eritrosit
4,95 ribu/L
4,00 5,20
INDEX ERITROSIT
MCV
81,0 /um
80,0 96,0
MCH
29 pg
28,0 33,0
MCHC
34,5 g/dl
33,0 36,0
RDW
12,4 %
11,6 14,6
MPV
8,6 Fl
7,2 11,1
PDW
34 %
25 65
HITUNG JENIS
Eosinofil
0,30 %
0,00 4,00
Basofil
0,10 %
0,00 1,00
Netrofil
69,90 %
29,00 72,00
Limfosit
42,30 %
30,00 48,00
Monosit
15,30 %
0,00 5,00
KIMIA KLINIK
Gula Darah Sewaktu
88 mg/dl
60 100
ELEKTROLIT
Natrium Darah
138 mmol/L
132 145
Kalium Darah
3,5 mmol/L
3,1 5,1
Calsium darah
1,19 mmol/L
1,17 1,29
RESUME
Pasien datang dengan keluhan demam sumer-sumer sejak 3 hari yang lalu. Demam dirasakan terus-menerus sepanjang hari. Pasien juga mengeluh mual dan nyeri kepala. Tenggorokan nyeri (+) terutama jika digunakan untuk menelan sehingga nafsu makan berkurang. 6 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien muntah sebanyak 4 kali, setiap kali muntah sebanyak gelas belimbing. Muntah berisi makanan bercampur lendir tanpa darah. Muntah tersebut didahului mual. Nyeri saat buang air kecil (+), air kencing banyak dan berwarna kuning jernih. Di IGD RSDM, saat buang air kecil pasien mengeluh nyeri. Urin yang keluar sedikit dan berwarna kuning jernih.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum rewel dan tampak sakit sedang, dengan derajat kesadaran compos mentis. Tanda vital: N: 100x/menit, RR: 24x/menit, TD: 110/70 mmHg, t: 38,8oC. Hasil pemeriksaan fisik tenggorok didapatkan mukosa pharing hiperemis (+), tonsil hiperemis (+/+), tonsil T2 T2. Sedangkan pada pemeriksaan fisik organ urogenital didapatkan phymosis (+). Status gizi secara antropometris: gizi baik, normoweight dan normoheight. Hasil pemeriksaan laboratorium leukosit 20,0 ribu /L, monosit 15,30%.
ISAAC score:suhu >38C : 1
Tidak batuk : 1
Usia : 1
T2-T2: 1
limfadenopati: 0
total: 4
DAFTAR MASALAH
Demam (suhu 38,8C)Nyeri tenggorokMual muntahPada tenggorok didapatkan mukosa pharing hiperemis (+), tonsil hiperemis (+/+), dan tonsil T2 T2. Sedangkan pada organ urogenital didapatkan phymosis (+).Leukositosis (20,0 ribu/L), monositosis (monosit 6,30% ).Intake sulitBAB (-) sejak 3 hari yang lalu
DIAGNOSIS BANDING
Tonsilofaringitis akutFaringitis akutTonsilitis akutDemam typhoidPhymosisTrauma penisRadang preputium
DIAGNOSIS KERJA
Tonsilofaringitis akutPhymosisGizi baik, normoweight, normoheight
PENATALAKSANAAN
Rawat inap bangsal Infeksi AnakDiet lunak nasi lauk pauk 1500 kal/hariIVFD asering 65 cc / jam ~ 15 tpm makro (hingga terehidrasi) lanjut IVFD D NS 65 cc / jam ~ 15 tpm makroParacetamol 3 x 250 mg ( jika suhu > 38 0C )Injeksi Ampisilin 25 mg/kg BB/6 jam~500mg/6 jam I.V.
PLANNING
Diagnosis
Cek Lab: DL2, GDS, elektrolitUrin rutinFeses rutinSwab tenggorok
Monitoring
Keadaan umum, vital sign dan balance cairan diuresis per 8 jam
PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad sanam : bonam
Ad fungsionam : bonam
PROGRESS REPORT
DPH
Tgl
Keluhan/KU/VS
Pemeriksaan / Diagnosis
Terapi
I
17/09/ 15
Demam (+), mual (+), muntah (+), nyeri telan (+), minum (+), makan (+) berkurang, BAK (+) kurang berwarna kuning jernih, BAB (-) sejak 3 hari yang lalu, batuk (-).
KU : CM, gizi kesan baik.
VS : HR=100x, RR=24x, S=38,80C
TD= 110/70 mmHg
Kepala: mesocephalMata: sklera ikterik (-/-), konjunctiva anemis (-/-), pupil isokor (2mm/2mm), reflek cahaya (+/+), mata cowong (-/-), air mata (+/+).Hidung: nafas cuping hidung (-), sekret (-/-)Mulut: mukosa basah (+), sianosis (-)Tenggorok: tonsil T2-T2, tonsil hiperemis (+), faring hiperemis (+/+), kripte (-), detritus (-)
Telinga: sekret (-/-)
Leher: KGB membesar (-)
Thoraks: retraksi (-)
Cor: BJ I/II int nomal, regular, bising (-)Pulmo: SDV (+/+), ST (-/-)Abdomen: DP//DD, supel, NT (-), BU (+), timpani, hepar dan lien tidak teraba, turgor kembali cepat.Urogenital: phymosis (+), nyeri tekan (-)Ekstremitas: akral dingin (-), oedema (-), CRT < 2, ADP kuat
ISAAC Score
Suhu >38C: 1Tidak batuk: 1Usia: 1Tonsil membesar: 1Pembesaran KGB: 0
Total: 4
Assessment :
Tonsilo-Faringitis akutPhimosisGizi baikDiet lunak nasi lauk pauk 1.500 kkal/hariIVFD D NS 65 cc/jam ~ 15 tpm.Parasetamol 3x250 mg bila demam.Inj. Ampicillin (25mg/kgBB/kali) 300 mg/6jam IVKIE: istirahat cukup, banyak makan dan minum, menghindari makanan dan minuman yang mengiritasi tenggorok dan tonsil seperti gorengan atau es, menjaga kebersihan organ urogenital dan jika sering mengeluhkan nyeri saat buang air kecil atau urin sedikit dan berwarna kuning keruh maka sebaiknya segera di circumsisi.
Planning:
DL2, GDS, elektrolitUrin & Feses RutinSwab tenggorok
Monitoring:
KU/VS per 8 jam
II
18/09/15
Demam (-), mual (-), muntah (-), nyeri telan (+), minum (+), makan (+), BAK (+) banyak warna kuning jernih, BAB (+), batuk (-), pilek (-).
KU: tampak sakit ringan, CM
Vital Sign:
HR: 94x, RR: 20x, t: 36,70C
Kepala: mesocephalMata: sklera ikterik (-/-), konjunctiva anemis (-/-), pupil isokor (2mm/2mm), reflek cahaya (+/+), mata cowong (-/-), air mata (+/+).Hidung: nafas cuping hidung (-), sekret (-/-)Mulut: mukosa basah (+), sianosis (-)Tenggorok: tonsil T2-T2, tonsil hiperemis (+/+), faring hiperemis (+), kripte (-), detritus (-)
Telinga: sekret (-/-)
Leher: KGB membesar (-)
Thoraks: retraksi (-)
Cor: BJ I/II int nomal, regular, bising (-)Pulmo: SDV (+/+), ST (-/-)Abdomen: DP//DD, supel, NT (-), BU (+), timpani, hepar dan lien tidak teraba, turgor kembali cepat.Urogenital: phymosis (+), nyeri tekan (-)Ekstremitas: akral dingin (-), oedema (-), CRT < 2, ADP kuat
Assessment :
Tonsilo-Faringitis akut dengan dehidrasi ringan edang (terehidrasi)PhimosisGizi baikDiet lunak nasi lauk pauk 1.500 kkal/hariIVFD D1/2 NS 65 cc/jam ~ 15 tpmParasetamol 3x250 mg bila demam.Inj. Ampicillin (25mg/kgBB/kali) 300 mg/6jam IVKIE: istirahat cukup, banyak makan dan minum, menghindari makanan dan minuman yang mengiritasi tenggorok dan tonsil seperti gorengan atau es, menjaga kebersihan organ urogenital dan jika sering mengeluhkan nyeri saat buang air kecil atau urin sedikit dan berwarna kuning keruh maka sebaiknya segera di circumsisi.
Planning:
Urin & Feses Rutin (menunggu hasil)
Swab tenggorok
Monitoring:
KU/VS per 8 jam
III
19/09/ 15
Demam (-), mual (-), muntah (-), nyeri telan (-), minum (+), makan (+), BAK (+) banyak kuning jernih, BAB (+) konsistensi padat, coklat dempu (-), batuk (-).
KU: tampak sakit sedang, CM
Vital Sign:
HR: 96x, RR: 22x, t: 36,80C
Kepala: mesocephalMata: sklera ikterik (-/-), konjunctiva anemis (-/-), pupil isokor (2mm/2mm), reflek cahaya (+/+), mata cowong (-/-), air mata (+/+).Hidung: nafas cuping hidung (-), sekret (-/-)Mulut: mukosa basah (+), sianosis (-)Tenggorok: tonsil T2-T2, tonsil hiperemis (-/-), faring hiperemis (-), kripte (-), detritus (-)
Telinga: sekret (-/-)
Leher: KGB membesar (-)
Thoraks: retraksi (-)
Cor: BJ I/II int nomal, regular, bising (-)Pulmo: SDV (+/+), ST (-/-)Abdomen: DP//DD, supel, NT (-), BU (+), timpani, hepar dan lien tidak teraba, turgor kembali cepat.Urogenital: phymosis (+), nyeri tekan (-)Ekstremitas: akral dingin (-), oedema (-), CRT < 2, ADP kuat
Assessment :
Tonsilo-Faringitis akutPhimosisGizi baikDiet lunak nasi lauk pauk 1.500 kkal/hariIVFD D1/2 NS 65 cc/jam ~ 15 tpmParasetamol 3x250 mg bila demamInj. Ampicillin (25mg/kgBB/kali) 300 mg/6jam IVKIE: istirahat cukup, banyak makan dan minum, menghindari makanan dan minuman yang mengiritasi tenggorok dan tonsil seperti gorengan atau es, menjaga kebersihan organ urogenital dan jika sering mengeluhkan nyeri saat buang air kecil atau urin sedikit dan berwarna kuning keruh maka sebaiknya segera di circumsisi.
Planning:
Advice dr. H. Rustam Siregar, Sp.A = BLPLSwab tenggorok
Monitoring:
KU/VS per 8 jam
Hasil Pemeriksaan Urinalisis (18/9/2015)
Makroskopis
Warna
Kuning
Kejernihan
Jernih
Kimia Urin
Berat Jenis
1,024
1,015 1,025
pH
6,0
4,5 - 8,0
Leukosit
(-)
(-)
Nitrit
(-)
(-)
Protein
(-)
(-)
Glukosa
Normal
Normal
Keton
(-)
(-)
Urobilinogen
Normal
Normal
Bilirubin
(-)
(-)
Eritrosit
(-)
(-)
Mikroskopis
Eritrosit
6,0 /uL
0 6,4 /uL
Leukosit
5,4 /LPB
0 12 /LPB
Epitel
Epitel skuamous
1 2 /LPB
(-)
Epitel transisional
(-)
(-)
Epitel bulat
(-)
(-)
Silinder
Hyaline
0
0 3
Granulated
(-)
(-)
Lekosit
(-)
(-)
Bakteri
13,2 /uL
0 2150,0
Kristal
0,3 /uL
0
Yeast cell like
0
0
Mukus
14,66 /uL
0
Sperma
0
0
Konduktivitas
19,2 mS/cm
3,0 32,0
Hasil Pemeriksaan Parasitologi Tinja (19/9/2015)
Makroskopis
Konsistensi
Lembek
Lunak, berbentuk
Warna
Coklat
Kuning, coklat
Darah
(-)
(-)
Lendir
(-)
(-)
Lemak
(-)
(-)
Pus
(-)
(-)
Makanan tidak dicerna
(-)
(-)/ sedikit
Parasit
(-)
(-)
Mikroskopis
Sel epitel
(+), sedikit
(-)/ sedikit
Lekosit
(-)
(-)/ sedikit
Eritrosit
(-)
(-)
Makanan tidak dicerna
(-)
(-)/ sedikit
Telur cacing
(-)
(-)
Larva cacing
(-)
(-)
Proglotid cacing
(-)
(-)
Protozoa
(-)
(-)
Yeast/ pseudohifa
Yeast cell (+)
(-)
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI DAN FISIOLOGI TONSIL
Tonsil terdiri dari jaringan limfoid yang dilapisi oleh epitel respiratori. Cincin Waldeyer merupakan jaringan limfoid yang membentuk lingkaran di faring yang terdiri dari tonsil palatina, tonsil faringeal (adenoid), tonsil lingual, dan tonsil tuba Eustachius.2
Tonsil Palatina1,2
Tonsil palatina adalah suatu massa jaringan limfoid yang terletak di dalam fosa tonsil pada kedua sudut orofaring, dan dibatasi oleh pilar anterior (otot palatoglosus) dan pilar posterior (otot palatofaringeus). Tonsil berbentuk oval dengan panjang 2-5 cm, masing-masing tonsil mempunyai 10-30 kriptus yang meluas ke dalam jaringan tonsil. Tonsil tidak selalu mengisi seluruh fosa tonsilaris, daerah yang kosong diatasnya dikenal sebagai fosa supratonsilar. Tonsil terletak di lateral orofaring. Dibatasi oleh:
Lateral muskulus konstriktor faring superior Anterior muskulus palatoglosus Posterior muskulus palatofaringeus Superior palatum mole Inferior tonsil lingual
Permukaan tonsil palatina ditutupi epitel berlapis gepeng yang juga melapisi invaginasi atau kripti tonsila. Banyak limfanodulus terletak di bawah jaringan ikat dan tersebar sepanjang kriptus. Limfonoduli terbenam di dalam stroma jaringan ikat retikular dan jaringan limfatik difus. Limfonoduli merupakan bagian penting mekanisme pertahanan tubuh yang tersebar di seluruh tubuh sepanjang jalur pembuluh limfatik. Noduli sering saling menyatu dan umumnya memperlihatkan pusat germinal
Fosa Tonsil1,2
Fosa tonsil dibatasi oleh otot-otot orofaring, yaitu batas anterior adalah otot palatoglosus, batas posterior adalah otot palatofaringeus dan batas lateral atau dinding luarnya adalah otot konstriktor faring superior. Berlawanan dengan dinding otot yang tipis ini, pada bagian luar dinding faring terdapat nervus ke IX yaitu nervus glosofaringeal.
Pendarahan1,2,3
Tonsil mendapat pendarahan dari cabang-cabang arteri karotis eksterna, yaitu 1) arteri maksilaris eksterna (arteri fasialis) dengan cabangnya arteri tonsilaris dan arteri palatina asenden; 2) arteri maksilaris interna dengan cabangnya arteri palatina desenden; 3) arteri lingualis dengan cabangnya arteri lingualis dorsal; 4) arteri faringeal asenden. Kutub bawah tonsil bagian anterior diperdarahi oleh arteri lingualis dorsal dan bagian posterior oleh arteri palatina asenden, diantara kedua daerah tersebut diperdarahi oleh arteri tonsilaris. Kutub atas tonsil diperdarahi oleh arteri faringeal asenden dan arteri palatina desenden. Vena-vena dari tonsil membentuk pleksus yang bergabung dengan pleksus dari faring. Aliran balik melalui pleksus vena di sekitar kapsul tonsil, vena lidah dan pleksus faringeal
Aliran getah bening1,2
Aliran getah bening dari daerah tonsil akan menuju rangkaian getah bening servikal profunda (deep jugular node) bagian superior di bawah muskulus sternokleidomastoideus, selanjutnya ke kelenjar toraks dan akhirnya menuju duktus torasikus. Tonsil hanya mempunyai pembuluh getah bening eferan sedangkan pembuluh getah bening aferen tidak ada
Persarafan1,2
Tonsil bagian bawah mendapat sensasi dari cabang serabut saraf ke IX (nervus glosofaringeal) dan juga dari cabang desenden lesser palatine nerves.
Imunologi Tonsil1,2
Tonsil merupakan jaringan limfoid yang mengandung sel limfosit. Limfosit B membentuk kira-kira 50-60% dari limfosit tonsilar. Sedangkan limfosit T pada tonsil adalah 40% dan 3% lagi adalah sel plasma yang matang. Limfosit B berproliferasi di pusat germinal. Immunoglobulin (IgG, IgA, IgM, IgD), komponen komplemen, interferon, lisozim dan sitokin berakumulasi di jaringan tonsilar. Sel limfoid yang immunoreaktif pada tonsil dijumpai pada 4 area yaitu epitel sel retikular, area ekstrafolikular, mantle zone pada folikel limfoid dan pusat germinal pada folikel ilmfoid.
Tonsil merupakan organ limfatik sekunder yang diperlukan untuk diferensiasi dan proliferasi limfosit yang sudah disensitisasi. Tonsil mempunyai 2 fungsi utama yaitu 1) menangkap dan mengumpulkan bahan asing dengan efektif; 2) sebagai organ utama produksi antibodi dan sensitisasi sel limfosit T dengan antigen spesifik.
Tonsil Faringeal (Adenoid)1
Adenoid merupakan masa limfoid yang berlobus dan terdiri dari jaringan limfoid yang sama dengan yang terdapat pada tonsil. Lobus atau segmen tersebut tersusun teratur seperti suatu segmen terpisah dari sebuah ceruk dengan celah atau kantong diantaranya. Lobus ini tersusun mengelilingi daerah yang lebih rendah di bagian tengah, dikenal sebagai bursa faringeus. Adenoid tidak mempunyai kriptus. Adenoid terletak di dinding belakang nasofaring. Jaringan adenoid di nasofaring terutama ditemukan pada dinding atas dan posterior, walaupun dapat meluas ke fosa Rosenmuller dan orifisium tuba eustachius. Ukuran adenoid bervariasi pada masing-masing anak. Pada umumnya adenoid akan mencapai ukuran maksimal antara usia 3-7 tahun kemudian akan mengalami regresi.
Tonsil Lingual1,2
Tonsil lingual terletak di dasar lidah dan dibagi menjadi dua oleh ligamentum glosoepiglotika. Di garis tengah, di sebelah anterior massa ini terdapat foramen sekum pada apeks, yaitu sudut yang terbentuk oleh papilla sirkumvalata
FARINGITIS
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan oleh virus (40-60%), bakteri (5-40%), alergi, trauma, toksin, dan lain-lain.2
Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi inflamasi local. Infeksi bakteri grup A Streptokokus hemolitikus dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat, karena bakteri ini melepaskan toksin ekstraselular yang dapat menimbulkan demam reumatik, kerusakan katup jantung, glomerulonephritis akut karena fungsi glomerulus terganggu akibat terbentuknya kompleks antigen-antibodi. Bakteri ini banyak menyerang anak usia sekolah, orang dewasa dan jarang pada anak umur kurang dari 3 tahun. Penularan infeksi melalui secret hidung dan ludah (droplet infection).2
ETIOLOGI
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan akibat infeksi maupun non infeksi. Banyak microorganism yang dapat menyebabkan faringitis, virus (40-60%)bakteri (5-40%). Respiratory viruses merupakan penyebab faringitis yang paling banyakteridentifikasi dengan Rhinovirus (20%) dan coronaviruses (5%). Selain itu juga ada Influenzavirus, Parainfluenza virus, adenovirus, Herpes simplex virus type 1&2, Coxsackie virus A,cytomegalovirus dan Epstein-Barr virus (EBV). Selain itu infeksi HIV juga dapat menyebabkan terjadinya faringitis. Faringitis yang disebabkan oleh bakteri biasanya oleh grup S.pyogenes dengan 5-15%penyebab faringitis pada orang dewasa. Group A streptococcus merupakan penyebab faringitis yang utama pada anak-anak berusia 5-15 tahun, ini jarang ditemukan pada anak berusia