Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PREFERENSI MEDIA SOSIAL SEBAGAI SUMBER INFORMASI PERAWATAN METODE KANGURU (PMK) PADA ANGGOTA
IKATAN BIDAN INDONESIA (IBI) CABANG MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN TAHUN 2016
Findiastuti Rinaldy1, Hadi Pratomo2
1Mahasiswa Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat UI
2Staf Pengajar Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat UI
E-mail: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran preferensi media sosial dan faktor-faktor yang berhubungan dengan preferensi media sosial tersebut sebagai sumber informasi PMK pada bidan di Musi rawas pada tahun 2016. Penelitian ini menggunakan disain cross-sectional dengan responden adalah anggota aktif IBI (Ikatan Bidan Indonesia) cabang Musi Rawas Sumatera sejumlah 197. Hasil penelitian univariat menggambarkan anggota IBI Musi Rawas yang memiliki preferensi terhadap media sosial sebagai sumber informasi PMK sebesar 67,5%. Tiga bentuk media sosial yang paling banyak disukai adalah facebook (59,4%), yahoo messenger/google+ (20,3%), dan blog (11,28%). Hasil penelitian bivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan bermakna dengan preferensi media sosial sebagai sumber informasi PMK adalah faktor kebutuhan informasi PMK (p=0,006), keterpaparan pelatihan PMK (p=0,039dan keterpaparan informasi PMK dari media sosial (p=0,000). Penelitian ini merekomendasikan kepada pihak IBI Musi Rawas untuk mendukung bidan dalam menggali pengetahuan lebih dalam mengenai PMK melalui media sosial yang digunakan terutama facebook. Kata kunci: Preferensi Media Sosial, Sumber Informasi PMK, Bidan Musi Rawas Preferences Social Media as a Source of Information Kangaroo Mother Care (KMC) in Members Indonesian Midwives Association Branch Musi Rawa South Sumatera in 2016
Abstract
The purpose of this study is to describe the social media preferences and factors associated with preference social media as a source of KMC information for midwives Musi Rawas. This study used a cross-sectional design. The respondents are consist of active members of Indonesian Midwives Association branch Musi Rawas with 197 samples. The results of the univariate analysis describe the IBI Musi Rawas members who have a preference to social media as a source of KMC information is 67.5%. Three forms of social media among the most preferred is facebook (59.4%), yahoo messenger / google + (20.3%), and blogs (11.28%). The results of the bivariate analysis showed that variables related significantly with preferences of social media as a source of KMC information are information needs KMC (p = 0.006), exposure KMC training (p = 0.039), and exposure KMC information from social media (p = 0.000). The study recommends to the IBI Musi Rawas to support midwives in digging deeper knowledge about KMC through social media are used primarily through facebook.
Preferensi Media ..., Findiastuti Rinaldy, FKM UI, 2016
Key words: Preferences Social Media, Sources of KMC Information, Midwife Musi Rawas
Pendahuluan
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia menurut Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) pada tahun 2013 masih termasuk tinggi, yaitu sebesar 34 per 1000
kelahiran hidup. Sedangkan target RJMN untuk menurunkan angka kematian anak di
Indonesia tahun 2019 nanti adalah 24 kematian setiap 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan
profil kesehatan 2013, 56% dari angka kematian bayi adalah kematian neonatal (0-28 hari).
BBLR memberikan kontribusi sebesar 60-80% dari semua kematian neonatal (UNICEF,
2008). Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari
2500 gram tanpa memandang masa gestasi (Depkes RI, 2005). Berat bayi tersebut ditimbang
dalam 1 jam setelah lahir. BBLR yang diungkapkan Sunarti (2004) juga berdampak pada
gangguan pertumbuhan, yaitu adanya hambatan kematangan dan pertumbuhan skeletal
(kerangka tubuh) pada usia enam sampai sepuluh tahun, penundaan pubertas, dan rendahnya
kemampuan untuk mengejar (catch up) ketinggalan pertumbuhan.
Dari 319 kasus BBLR yang dilaporkan dalam profil kesehatan Sumatera Selatan 2015,
terdapat 35 kasus yang diantaranya terjadi di kabupaten Musi Rawas pada tahun 2014. Angka
tersebut menduduki peringkat empat kasus BBLR tertinggi di Sumatera Selatan. Tingginya
kasus BBLR tersebut menjadi ancaman serius bagi Musi Rawas yang memiliki jumlah kasus
kematian bayi Musi Rawas paling tertinggi di Sumatera Selatan tahun 2014, yaitu 25 kasus.
Beberapa permasalahan BBLR meliputi hipotermia, rendahnya daya tahan terhadap infeksi,
enterokolitis nekrotikans, dan terkait kebutuhan bayi berat lahir rendah (Suradi, 2000). Salah
satu teknologi tepat guna yang diterapkan untuk perawatan bayi BBLR atau prematur adalah
Perawatan Metode Kanguru (PMK). Triana (2015) menyatakan bahwa PMK merupakan cara
merawat bayi dalam keadaan telanjang (hanya memakai popok dan topi) diletakkan secara
tegak atau vertikal di dada antara kedua payudara ibu (ibu telanjang dada) kemudian
diselimuti. PMK terdiri dari 4 komponen, diantaranya yaitu kangaroo position, kangaroo
nutrition, kangaroo support dan kangaroo discharge.
Nasrullah (2011) menjelaskan bahwa inkubator (metode konvensional) dan PMK
memiliki efektivitas yang sama dalam pencegahan hipotermia. Berdasarkan hasil penelitian
Putra (2012), peluang pencapaian berat normal pada BBLR yang mendapat PMK 2,1 kali
lebih besar daripada yang tidak mendapat PMK. Saat ini, Indonesia masih berupaya dalam
mempopulerkan penerapan PMK terutama di kalangan bidan, baik di daerah perkotaan
maupun perdesaan. Dukungan bidan menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan PMK
Preferensi Media ..., Findiastuti Rinaldy, FKM UI, 2016
sehingga dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan PMK yang baik pada bidan. Bidan adalah
seorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang diakui pemerintah dan organisasi
profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi
untuk didaftarkan, sertifikasi atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik
kebidanan. Setiap bidan yang telah menyelesaikan pendidikan kebidanan berhak dan wajib
menjadi anggota organisasi Ikatan Bidan Indonesia (IBI). Visi IBI adalah mewujudkan bidan
profesional berstandar global. Adapun misi IBI adalah meningkatkan kekuatan
organisasi, meningkatkan peran IBI dalam meningkatkan mutu pendidikan bidan serta
pelayanan, meningkatkan kesejahteraan anggota dan mewujudkan kerjasama dengan jejaring
kerja.
Bidan memiliki cara yang profesional untuk mempertahankan pengetahuan dan
keterampilan PMK tersebut dalam pencapaian Pengembangan Profesional Berkelanjutan atau
Continuing Professional Development (CPD). Salahsatunya melalui sharing knowledge
karena hidup yang serba digital. Penelitian Higgin et al (2011) menjelaskan bahwa
penggunaan informasi internet sudah banyak dimanfaatkan dokter dan perawat untuk
pencarian informasi terkait perawatan klinis pasien dan Continuing Profesional Development
(CPD). Media sosial lebih cenderung digunakan untuk membaca artikel tentang kesehatan dan
gaya hidup pada kelompok masyarakat perempuan (Palsdottir, 2014). Dari survei Baidu
Indonesia pada September 2014, sebanyak 84,2 % pengguna internet mengakses jejaring
media sosial, diikuti dengan aktivitas pencarian informasi sebanyak 65,7 %. Di pulau
Sumatera, Sumatera Selatan menjadi provinsi dengan tingkat pengguna internet tertinggi dari
kalangan perempuan, yaitu sebesar 52% (APJII, 2014). Dengan demikian, diharapkan
terdapat penyebarluasan informasi PMK sehingga mendorong peneliti melakukan penelitian
mengenai preferensi media sosial sebagai sarana memperoleh informasi Perawatan Metode
Kanguru (PMK) pada bidan Sumatera Selatan khususnya Musi Rawas.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran preferensi media sosial
dan faktor-faktor yang berhubungan dengan preferensi media sosial tersebut sebagai sumber
informasi PMK pada bidan di kabupaten Musi Rawas pada tahun 2016. Dengan demikian,
diharapkan terdapat penyebarluasan informasi PMK melalui media sosial.
Tinjauan Teoritis
Preferensi merupakan kesukaan, pilihan yang lebih disukai konsumen (Assael, 1992).
Menurut Munandar et al (2012), preferensi terbentuk dari persepsi konsumen terhadap produk
yang dapat berarti kesukaan, pilihan atau sesuatu hal yang lebih disukai konsumen. Seseorang
Preferensi Media ..., Findiastuti Rinaldy, FKM UI, 2016
selalu dapat membuat atau menyusun urutan produk mulai dari yang paling disukai hingga
yang paling tidak disukai dalam semua situasi atau kondisi. Preferensi konsumen bersifat
subyektif, dimana preferensi antara konsumen satu dengan yang lainnya tidaklah sama.
Ketidaksamaan ini disebabkan oleh perbedaan kepentingan dikarenakan banyak faktor.
Dalam hal penggunaan media, media pada umumnya meminta pengguna media untuk
mengurutkan preferensi pengguna terhadap suatu media (Vivian, 2008). Cara penyampaian
yang dilakukan dengan menggunakan media masa seperti koran dan media cetak lainnya,
radio, televisi, dan internet sekaligus untuk menarik perhatian dan sensasi penerima informasi
(Bergh et al, 2012). Penggunaan industri teknologi internet di berbagai bidang pun
berkembang dengan pesat. Hasil survey tahun 2014 menunjukkan bahwa pengguna internet
yang berjenis kelamin perempuan (51%) lebih banyak daripada pengguna internet yang
berjenis kelamin laki-laki (49%). Mayoritas pengguna internet tersebut tinggal di daerah
urban. Sementara itu, hasil penelitian APJII tahun 2014 masih menunjukan fenomena yang
sama bahwa kebanyakan pengguna internet tinggal di wilayah Indonesia bagian Barat. Dilihat
dari kelompok usia, pengguna smartphone dari kalangan dewasa muda (25-30 tahun)
menghabiskan waktu lebih banyak untuk mengobrol (47 menit) dibandingkan dengan
kelompok usia lainnya.
Salah satu jenis media internet adalah media sosial, suatu media yang mendukung
interaksi sosial dan menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi
menjadi dialog interaktif. Menurut Hamid (2014), terdapat empat fungsi media sosial, yaitu:
1. Sebagai alat informasi, yaitu orang bisa mencari informasi atau menerima
informasi dengan mudahnya
2. Sebagai alat interaksi
3. Sebagai alat partisipasi
4. Sebagai alat desentralisasi isu dan aktor
Media sosial terdiri atas beberapa bentuk, diantaranya adalah berbentuk jejaring sosial,
berbentuk blog, berbentuk forum, dan berbentuk microblogging. Dari keempat bentuk media
sosial, terdapat enam bentuk media sosial yang paling popular di Indonesia, diantaranya
adalah facebook, yahoo messenger/ google+, twitter, blog, whatsApp, dan line. Setiap orang
memilih media apa yang hendak digunakan, juga memilih pesan apa yang hendak dinikmati.
Tindakan memilih atau menggunakan tersebut dilakukan karena orang mengharapkan
kepuasan akan terpenuhinya keinginan. Dengan ungkapan lain, asumsi teori uses and
gratification mengatakan bahwa orang sebenarnya aktif membuat pilihan sesuai dengan apa
yang menjadi kebutuhan dan keinginannya. Kebutuhan khalayak dalam mengonsumsi media
Preferensi Media ..., Findiastuti Rinaldy, FKM UI, 2016
yang diidentifikasikan oleh Katz, Gurevitch dan Haas (1973) terdiri dari 14 kebutuhan yang
dikelompokkan dalam lima kategori, yaitu kognitif, afektif, integrasi pribadi, integrasi sosial,
dan escapist. Di samping itu, studi yang dilakukan Butler (1995), yaitu studi uses and
gratification terhadap pemanfaatan internet diperoleh bahwa khalayak menggunakan internet
untuk memenuhi empat fungsi dasar meliputi:
1. Berkomunikasi dengan orang lain yang berkaitan dengan pekerjaan
2. Mendapatkan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan
3. Berkomunikasi dengan orang lain dalam hal-hal di luar pekerjaan (bersantai)
4. Mendapatkan informasi yang bersifat santai atau kesenangan.
Teori ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan
kepuasan (gratifications) atas kebutuhan seseorang. Konsumen media mempunyai kebebasan
untuk memutuskan bagaimana (lewat media mana) mereka menggunakan media dan
bagaimana media itu akan berdampak pada dirinya (Nurudin, 2007). Berikut adalah kerangka
teori uses and gratification.
Gambar 1 Teori U & G (Uses and Gratification)
Sumber: Katz, Blumler, dan Gurevitch, 1974
Lingkungan sosial:
1. Ciri-ciri demografis
2. Afiliasi kelompok
3. Ciri-ciri kepribadian
Pemuasan media (fungsi):
4. Pengamatan lingkungan
5. Diversi/ hiburan
6. Identitas personal
7. Hubungan sosial
Penggunaan media massa:
8. Jenis-jenis media SK, majalah, radio, televisi, film, dll
9. Isi media 10. Terpaan media 11. Konteks sosial
dan terpaan media
Kebutuhan khalayak:
12. Kognitif 13. Afektif 14. Integratif
personal 15. Integratif
sosial 16. Pelepasan
ketegangan/ melarikan diri dari kenyataan
Sumber pemuasan kebutuhan yang
berhubungan dengan non media:
17. Keluarga, teman-teman
18. Komunikasi interpersonal
19. Hobi
Preferensi Media ..., Findiastuti Rinaldy, FKM UI, 2016
Pada awalnya, model uses and gratification meneliti kebutuhan secara psikologis dan
sosial yang menimbulkan harapan tertentu terhadap media massa atau sumber lainnya. Teori
nilai harapan (expectancy value theory) mengandung dua komponen, yaitu nilai dari tujuan
yang akan dicapai dan harapan agar berhasil mencapai tujuan itu. Teori ini merupakan hasil
pengembangan dari teori uses and gratifications yang dibuat oleh Philip Palmgreen. Alat ukur
kepuasan tersebut disebut gratification sought (GS) dan gratification obtained (GO).
Gratifications Sought (GS) adalah kepuasan yang diinginkan atau dibayangkan saat
mengonsumsi media massa tertentu. Preferensi yang dimaksud pada penelitian ini adalah
Gratifications Sought (GS). Adapun gratification obtained (GO) merupakan kepuasan yang
diperoleh seseorang setelah menggunakan atau mengonsumsi media. Pencarian kepuasan
(GS) dilatarbelakangi adanya kepercayaan dan penilaian seseorang terhadap sebuah media
massa berdasarkan pengalamannya. Individu mempunyai penilaian dan kepercayaan terhadap
salah satu media massa yang dianggap dapat memenuhi kebutuhannya. Adanya pencarian
kepuasan (motif) yang didukung oleh penilaian dan kepercayaan terhadap sebuah media
massa mendorong seseorang mengkonsumsi media.
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional.
Penelitian bersifat kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif dan analitik untuk
menggambarkan keadaan gejala sosial apa adanya sekaligus melihat hubungan-hubungan
yang ada di dalamnya. Lokasi penelitian di kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan.
Penelitian diadakan secara keseluruhan berlangsung selama 4 (tiga) bulan, yaitu bulan
Februari sampai Juni tahun 2016. Sampel yang digunakan pada penelitian adalah anggota
aktif IBI cabang Musi Rawas yang hadir di acara seminar, dengan kriteria inklusi meliputi
bidan yang terdaftar sebagai anggota Ikatan Bidan Indonesia (IBI) cabang Musi Rawas, status
aktif bekerja di suatu instansi pelayanan kesehatan, memiliki alat komunikasi minimal
handphone, memiliki akses internet setiap hari, dan bersedia menjadi responden dalam
penelitian dengan cara mengisi informed consent. Perhitungan besar sampel minimal
penelitian cross sectional ini menggunakan rumus proporsi binomunal atau binomual
proportions (Lemeshow et al, 1997).
n = !"!!!!/! ! (!!!)
!!! !!! !!!!!/!! (!!!)
Keterangan
Preferensi Media ..., Findiastuti Rinaldy, FKM UI, 2016
n : besar sampel minimum
!!!!/! : nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu sebesar 1,96
P : harga proporsi di populasi
d : kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
N : besar populasi
Berdasarkan perhitungan, diperoleh besar sampel minimal sebanyak 189 responden.
Pemilihan sampel dilakukan dengan cara metode non random sampling, lebih tepatnya adalah
purposive sampling. Data penelitian dikumpulkna dengan menggunakan kuesioner yang diisi
sendiri oleh responden yang bersedia memberikan data. Sampel yang berhasil didapatkan dari
pengambilan data adalah 203 responden yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Namun
sampel yang dapat diolah berjumlah 197 responden setelah dilakukan pengecekan terhadap
kelengkapan kuesioner.
Fungsi dari analisis univariat ini adalah meringkas kumpulan data hasil pengukuran
menjadi informasi dalam bentuk ukuran statistik, tabel, persentase, grafik, dan sebagainya dari
tiap variabel. Adapun analisis bivariat dilakukan dengan uji chi-square terhadap semua
variabel. Dengan menggunakan uji chi-square, dua variabel dapat dinyatakan berhubungan
bermakna secara statistik jika nilai p < 0,05.
Hasil Penelitian
Berikut ini adalah tabel mengenai distribusi masing-masing variabel independen dan
dependen yang terdapat pada kerangka konsep.
Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Preferensi Media Sosial Sebagai Sumber Informasi PMK
Pada Tahun 2016
Preferensi Media Sosial sebagai Sumber Informasi PMK Frekuensi (n)
Persentase (dalam %)
Memilih media sosial 133 67,5 Memilih media lainnya (media elektronik atau cetak) 64 32.5 Total 197 100
Anggota IBI Musi Rawas yang memliki preferensi media sosial sebagai sumber
informasi PMK (67,5%), lebih banyak dibandingkan yang tidak memiliki preferensi media
sosial sebagai sumber informasi PMK (32,5%). Dari 133 responden, media sosial yang paling
banyak dipilih responden sebagai sumber informasi PMK yang disukai adalah facebook
(59,4%).
Preferensi Media ..., Findiastuti Rinaldy, FKM UI, 2016
Analisis Univariat
Jumlah responden yang berusia < 35 tahun atau relatif muda terlihat lebih banyak
dibandingkan responden berusia ≥ 35 tahun atau relatif tua.
Tabel 2 Pengelompokkan Responden Berdasarkan Sosial Demografi PadaTahun 2016
Variabel Kategori Frekuensi (n) Persentase
(dalam %) Usia Relatif muda (< 35 tahun) 154 78,2
Relatif tua (≥ 35 tahun) 43 21,8 Total 197 100
Pendidikan Relatif rendah (≤ D3) 178 90,4 Relatif tinggi (> D3) 19 9,6 Total 197 100
Sedangkan sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan relatif rendah
(tamat ≤ D3) dibandingkan tingkat pendidikan bidan relatif tinggi (tamat > D3).
Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kebutuhan Terhadap Informasi PMK Pada Tahun 2016
Kebutuhan Informasi PMK Frekuensi (n) Persentase (dalam %)
Relatif tidak butuh informasi PMK 79 40,1 Relatif butuh infomasi PMK 118 59,9 Total 197 100
Persentase responden yang relatif membutuhkan informasi PMK lebih tinggi sebesar
59,9% dibandingkan dengan responden yang relatif tidak membutuhkan informasi PMK,
yaitu hanya 40,1%. Dua materi yang paling banyak dibutuhkan sebagian besar responden
adalah materi mengenai manfaat PMK dan cara menggendong bayi.
Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi PMK di Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan Pada Tahun 2016
Variabel Kategori Frekuensi (n) Persentase
(dalam %) Keterpaparan Pelatihan PMK Pernah terpapar
Tidak pernah terpapar 48
149 24,4 75,6
Total 197 100 Keterpaparan PMK dari Media Sosial
Pernah terpapar 95 48,2
Tidak pernah terpapar 102 51,8 Total 197 100
Sebagian besar anggota IBI Musi Rawas tidak pernah terpapar pelatihan PMK, yaitu
sebesar 75,6%. 39,1% diantaranya memberikan evaluasi relatif tidak baik terhadap informasi
PMK yang terdapat pada media sosial.
Preferensi Media ..., Findiastuti Rinaldy, FKM UI, 2016
Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Evaluasi Informasi PMK yang Terdapat di Media Sosial dalam 6 Bulan Terakhir Pada Tahun 2016
Evaluasi Informasi PMK dari Media Sosial Frekuensi (n) Persentase (%) Relatif tidak baik 77 39,1 Relatif baik 18 9,1 Missing system 102 52,3 Total 197 100
Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Waktu yang Digunakan Untuk Mengakses Media Sosial Setiap Hari Pada Tahun 2016
Lama Waktu Penggunaan Media Sosial Frekuensi (n) Persentase (dalam %)
Durasi Pendek (< 60 menit) 95 48,2 Durasi Panjang (≥ 60 menit) 102 51,8 Total 197 100
Jumlah anggota IBI Musi Rawas yang mengakses media sosial ≥60 menit lebih
banyak daripada anggota IBI Musi Rawas yang mengakses media sosial <60 menit setiap
harinya. Lamanya waktu yang digunakan sebagian besar anggota IBI Musi Rawas ini
termasuk tinggi jika melihat hasil penelitian Harrell (2000) bahwa waktu yang digunakan
sebagian besar responden untuk mengakses internet hanya sebesar 30-60 menit setiap mereka
masuk ke dalam akun internetnya. Adapun bentuk media sosial yang paling lama diakses
anggota IBI Musi Rawas adalah facebook dengan rata-rata 62,53 menit per hari,
Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Waktu yang Digunakan Untuk Mengakses Media Sosial Setiap Hari Pada Tahun 2016
Lama Waktu Penggunaan Media Sosial Frekuensi (n) Persentase (dalam
%) Durasi Pendek (< 60 menit) 95 48,2 Durasi Panjang (≥ 60 menit) 102 51,8 Total 197 100
Analisis Bivariat Tabel 8 Distribusi Responden Menurut Sosial Demografi dan Preferensi Media Sosial sebagai Sumber
Informasi PMK Pada Tahun 2016
Variabel
Kategori
Preferensi OR (95% CI)
p
value Memilih
Media Sosial Tidak
Memilih Media Sosial
Total
n % n % n % Usia Relatif muda (<35
tahun) 100 64,9 54 35,1 154 100 1,782 (0,816-3,892) 0,201
Relatif tua (≥35 tahun)
33 76,7 10 23,3 43 100
Pendidikan Relatif rendah (≤D3)
122 68,5 56 31,5 178 100 0,631 (0,241-1,655) 0,494
Relatif tinggi (>D3) 11 57,9 8 42,1 19 100
Preferensi Media ..., Findiastuti Rinaldy, FKM UI, 2016
Hasil uji hubungan antara usia bidan dengan preferensi media sosial sebagai sumber
informasi PMK pada bidan diperoleh nilai p sebesar 0,063. Maka secara statistik terdapat
hubungan yang tidak bermakna atau dapat dikatakan tidak ada perbedaan preferensi media
sosial sebagai sumber informasi PMK antara bidan yang berusia <35 tahun dengan bidan
yang berusia ≥35 tahun.
Hasil uji hubungan antara variabel tingkat pendidikan dengan preferensi media sosial
sebagai sumber informasi PMK sebesar p = 0,494 (p < 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat perbedaan preferensi media sosial sebagai sumber informasi PMK antara
responden yang memiliki tingkat pendidikan relatif rendah (≤D3) dengan responden yang
memiliki tingkat pendidikan relatif tinggi (>D3).
Tabel 9 Distribusi Responden Menurut Kebutuhan Informasi PMK dan Preferensi Media Sosial sebagai Sumber Informasi PMK Pada Tahun 2016
Kebutuhan Informasi PMK
Preferensi
OR (95% CI)
p value Memilih
Media Sosial Tidak
Memilih Media Sosial
Total
n % n % n % Relatif butuh 89 75,4 29 24,6 118 100 2,441 (1,326-4,495) 0,006* Relatif tidak butuh 44 55,7 35 44,3 79 100
*secara statistik signifikan (p < 0,05)
Hasil uji hubungan antara tingkat kebutuhan informasi PMK dengan preferensi media
sosial sebagai sumber informasi PMK diperoleh nilai p sebesar 0,006. Maka secara statistik
terdapat hubungan yang bermakna signifikan antara kebutuhan informasi PMK dengan
preferensi media sosial sebagai sumber informasi PMK. anggota IBI Musi Rawas yang relatif
membutuhkan informasi PMK memiliki peluang 2,44 kali lebih besar untuk memiliki
preferensi media sosial sebagai sumber informasi PMK dibandingkan dengan anggota IBI
Musi Rawas yang relatif tidak membutuhkan informasi PMK.
Tabel 10 Distribusi Anggota IBI Cabang Musi Rawas, Sumatera Selatan Menurut Sumber Informasi PMK dan Preferensi Media Sosial sebagai Sumber Informasi PMK Pada Tahun 2016
Variabel
Kategori Preferensi
OR (95% CI)
p value Memilih
Media Sosial Tidak
Memilih Media Sosial
Total
n % n % n % Keterpaparan Pelatihan PMK
Pernah 38 80,9 9 19,1 47 100 2,444 (1,100-5,434) 0,039*
Tidak pernah 95 63,3 55 36,7 150 100 Keterpaparan PMK dari media sosial
Pernah 78 82,1 17 17,9 95 100 3,921 (2,040-7,535) 0,000*
Tidak pernah 55 53,9 47 46,1 102 100
Preferensi Media ..., Findiastuti Rinaldy, FKM UI, 2016
*secara statistik signifikan (p < 0,05)
Terdapat hubungan bermakna yang signifikan antara keterpaparan pelatihan PMK
dengan preferensi media sosial sebagai sumber informasi PMK. responden yang tidak pernah
terpapar pelatihan PMK memiliki peluang 2,44 kali lebih besar untuk memiliki preferensi
media sosial sebagai sumber informasi PMK dibandingkan dengan responden yang pernah
terpapar pelatihan PMK.
Keterpaparan PMK pada media sosial juga memiliki hubungan bermakna yang
signifikan dengan dengan preferensi media sosial sebagai sumber informasi PMK. Responden
yang pernah terpapar informasi PMK dari media sosial memiliki peluang 3,91 kali lebih
besar untuk memiliki preferensi media sosial sebagai sumber informasi PMK dibandingkan
dengan responden yang tidak pernah terpapar informasi PMK dari media sosial.
Tabel 11 Distribusi Responden Menurut Evaluasi Informasi Media Sosial Mengenai PMK dan Preferensi
Media Sosial sebagai Sumber Informasi PMK Pada Tahun 2016
Evaluasi Informasi Media Sosial Mengenai
PMK
Preferensi
OR (95% CI)
p value
Memilih Media Sosial
Tidak Memilih Media Sosial
Total
N % n % N % Relatif baik 16 88,2 2 11,8 18 100 1,935 (0,401-9,345) 0,622 Relatif tidak baik 62 80,5 15 19,5 77 100
Secara statistik, tidak ada hubungan bermakna yang signifikan antara evaluasi
informasi media sosial mengenai PMK dengan preferensi media sosial sebagai sumber
informasi PMK. untuk variabel lama waktu mengakses media sosial, hasil uji analisis bivariat
menunjukkan tidak adanya hubungan bermakna yang signifikan antara lama waktu megakses
media sosial dengan preferensi media sosial sebagai sumber informasi PMK
Tabel 12 Distribusi Responden Menurut Lama Waktu Mengakses Media Sosial Mengenai PMK dan Preferensi Media Sosial sebagai Sumber Informasi PMK Pada Tahun 2016
Lama Waktu Mengakses Media
Sosial
Preferensi
OR (95% CI)
p value
Memilih Media Sosial
Tidak Memilih Media Sosial
Total
n % n % n % Durasi Panjang (≥60 menit)
71 69,9 31 30,4 102 100 1,219 (0,671-2,215) 0,618
Durasi Pendek (< 60 menit)
62 65,3 33 34,7 95 100
Pembahasan
Preferensi Media ..., Findiastuti Rinaldy, FKM UI, 2016
Anggota IBI cabang Musi Rawas sebanyak 133 bidan (67,5%) memiliki preferensi
media sosial (media sosial yang paling disukai responden) sebagai sumber informasi PMK.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Giardano (2011) bahwa responden memilih facebook
sebagai jenis media sosial yang digunakan sebagai sumber utama pencarian informasi.
Facebook sudah menjadi media sosial paling populer di hampir seluruh kalangan usia karena
penggunaan facebook yang mudah dan efisien. Walaupum IBI pusat memiliki akun media
sosial sendiri, meliputi facebook, twitter, dan website resmi dengan alamat www.ibi.or.id.
Hasil penelitian ini menjadi peluang bidan Musi Rawas untuk lebih memanfaatkan akun
facebook pribadi dengan berdiskusi dan saling bertukar informasi di facebook IBI pusat
mengenai manajemen BBLR terutama PMK.
Hasil analisis bivariat membuktikan bahwa variabel keterpaparan PMK dari media
sosial, keterpaparan pelatihan PMK dan kebutuhan informasi PMK mempunyai hubungan
bermakna dengan preferensi media sosial sebagai sumber informasi PMK.
Hasil penelitian ini sesuai dengan kerangka teori uses and gratification yang
dikembangkan Katz et al (1974) bahwa terdapat lima tipologi kebutuhan pengguna media,
salasatunya adalah kognitif. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan
menguasai lingkungan serta memuaskan rasa keingintahuan kita. Penelitian terdahulu dari
Khoirunnisa dkk (2013) juga menggambarkan rata-rata tertinggi kebutuhan dari gratifikasi
yang diharapkan sebelum penggunaan twitter adalah pencarian informasi. Peneliti
berpendapat anggota IBI Musi Rawas tetap perlu mendalami materi PMK lebih dalam lagi
sebagai bekal bidan apabila menemukan kasus BBLR di tempat kerja bidan terkait walaupun
sudah pernah memperoleh informasi PMK selama kuliah.
Kemungkinan faktor yang menjadi penyebab sebagian besar anggota IBI tidak
terpapar pelatihan PMK adalah biaya pelatihan yang tinggi serta akses pelatihan PMK yang
tidak mudah sehingga mendorong niat bidan menggunakan media sosial sebagai solusi
alternatif dalam pencarian informasi PMK. Penelitian ini sesuai dengan teori uses and
gratification yang disampaikan Katz et al (1974), yaitu jika khalayak tidak dapat memenuhi
kebutuhannya dari sumber non media maka khalayak memiliki kecenderungan untuk
menggunakan media lainnya. Hasil penelitian juga memiliki persamaan dengan hasil
penelitian Cobb (1986) bahwa penggunaan media lainnya merupakan faktor lingkungan yang
paling berpengaruh dalam penggunaan surat kabar di kalangan masyarakat yang berusia
muda. Pada penelitian ini, yang dimaksud dengan media lainnya adalah media penyampaian
informasi PMK yang terdapat pada keberlangsungan pelatihan PMK dan berpengaruh
Preferensi Media ..., Findiastuti Rinaldy, FKM UI, 2016
terhadap kecenderungan seseorang dalam menggunakan media lainnya, salahsatunya yaitu
media sosial.
Sebagian besar anggota IBI Musi Rawas yang memiliki preferensi media sosial
sebagai sumber informasi PMK adalah mereka yang pernah terpapar PMK dari media sosial
dengan persentase 82,1%. Tingginya preferensi media sosial tersebut sejalan dengan hasil
penelitian terdahulu Katz et al (1974) yang menyatakan bahwa kepuasan khalayak atau
individu dapat berasal dari keterpaparannya terhadap media. Selain itu, individu mempunyai
kepercayaan terhadap salah satu media masa yang dianggap dapat memenuhi kebutuhannya
(Palmgreen et al, 1985).
Dari 95 responden yang pernah terpapar informasi PMK dari media sosial, evaluasi
terbesar dari responden penelitian adalah informasi mudah dipahami dan informasi yang
cukup lengkap. Oleh karena itu, evaluasi infromasi media sosial pada anggota IBI Musi
Rawas didominasi oleh kuantitas informasi. Evaluasi tersebut sama dengan hasil penelitian
yang diungkapkan JungWon et al (2013) bahwa informasi yang cukup lengkap dan mudah
dipahami menjadi kriteria paling penting dalam situs web kesehatan. Penelitian ini
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara preferensi media sosial sebagai sumber
informasi PMK dengan evaluasi informasi media sosial (kuealitas informasi). Penelitian ini
tidak sejalan dengan Deng (2014) yang mengatakan bahwa kualitas informasi memiliki efek
terbesar dengan pencarian informasi melalui internet. Namun serupa dengan IMResearch
(1999) bahwa kecenderungan seseorang dalam mencari informasi internet dan kepuasaan
pengguna internet terutama website justru dipengaruhi oleh kuantitas informasi.
69,9% anggota IBI Musi Rawas yang mengakses media sosial dalam durasi waktu
yang panjang (≥60 menit) memiliki preferensi media sosial sebagai sumber informasi PMK.
Adapun hasil analisis bivariat menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara
lama waktu mengakses media sosial dan preferensi media sosial sebagai sumber informasi
PMK. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Cho et al (2003) dengan uji korelasi
yang mengungkapkan bahwa lamanya menggunakan internet berhubungan dengan
penggunaan internet untuk mencari informasi atau pengetahuan (kognitif). Namun penelitian
serupa dengan
hasil penelitian Khoirunnisa dkk (2013) yang mana frekuensi penggunaan twitter tidak
berkolerasi dengan gratification sought (kepuasan yang diharapkan). Peneliti memberikan
kemungkinan bahwa durasi waktu panjang (≥ 60 menit) yang digunakan dalam mengakses
media sosial dengan beberapa motivasi selain pencarian informasi kesehatan, diantaranya
adalah kepentingan integratif personal, integratif sosial, bersenang-senang (afektif) atau
Preferensi Media ..., Findiastuti Rinaldy, FKM UI, 2016
sekedar melepaskan stres. Dengan demikian, lamanya waktu mengakses media sosial yang
didominasi ≥ 60 menit tidak menjamin seseorang akan terpapar informasi mengenai PMK
karena sesuai dengan motif penggunaan media sosial seseorang saat itu.
Dilihat dari segi usia, didapatkan perbedaan proporsi usia anggota IBI Musi Rawas
yang memiliki preferensi media sosial sebagai sumber informasi PMK antara usia <35 tahun
dan ≥35 tahun, yaitu 64,9% dan 76,7%. Namun variabel usia menunjukkan tidak ada
hubungan yang bermakna signifikan dengan preferensi media sosial sebagai sumber informasi
PMK. Hal ini tidak sesuai dengan penjelasan yang dikemukakan oleh Sylia Chou et al (2009)
dengan studi cross sectional, yaitu usia yang lebih muda menjadi satu-satunya faktor yang
berhubungan terhadap penggunaan internet. Namun begitu, penelitian ini sejalan dengan
Hardjito (2001) yang menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan atau tidak ada perbedaan
motivasi seseorang dalam menggunakan internet sebagai sumber berita dan informasi
berdasarkan usia.
Persentase anggota IBI Musi Rawas yang memiliki preferensi media sosial sebagai
sumber informasi PMK dengan pendidikan relatif rendah adalah 68,5%. Hasil penelitian ini
berbeda dengan hasil penelitian Plasdottir (2014) yang menyatakan bahwa membaca artikel
mengenai kesehatan dan gaya hidup melalui media sosial paling banyak dilakukan oleh
responden yang berpendidikan tinggi. Hasil analisis bivariat pada penelitian ini menunjukkan
tidak adanya hubungan yang bermakna secara statistik pada variabel usia. Hasil penelitian ini
tidak sejalan dengan hasil penelitian Cho et al (2003) yang menjelaskan tingkat pendidikan
berhubungan dengan penggunaan internet untuk mencari informasi atau pengetahuan
(kognitif) atau seseorang yang berpendidikan lebih tinggi cenderung menggunakan media
sosial. Penelitian Kontos et al (2010) yang justru mendukung hasil penelitian ini bahwa media
sosial lebih sering digunakan pada orang-orang tingkat pendidikan lebih rendah. Peneliti
memberi kemungkinan bahwa hal tersebut dikarenakan adanya anggota IBI Musi Rawas yang
memiliki tingkat pendidikan di atas tamatan D3 telah berusia di atas 35 tahun. Sedangkan usia
tersebut termasuk kelompok dengan penggunaan internet atau media sosial yang rendah
karena tingkat keterampilan internet yang mulai menurun.
Kesimpulan
1. Dari 197 anggota IBI Musi Rawas, diketahui bahwa persentase preferensi media sosial
sebagai sumber informasi PMK pada anggota IBI Musi Rawas (67,5%) lebih tinggi
dibandingkan dengan anggota IBI Musi Rawas yang tidak memiliki preferensi media
sosial sebagai sumber informasi PMK, yaitu hanya 32,5%.
Preferensi Media ..., Findiastuti Rinaldy, FKM UI, 2016
2. Urutan mengenai tiga bentuk media sosial yang paling banyak disukai anggota IBI Musi
Rawas sebagai sumber informasi PMK adalah facebook (59,4%), yahoo
messenger/google+ (20,3%), dan blog (11,28%).
3. Faktor yang berhubungan dengan preferensi media sosial sebagai sumber informasi PMK
adalah faktor kebutuhan informasi PMK dan sumber informasi PMK (keterpaparan
pelatihan PMK serta keterpaparan informasi PMK dari media sosial).
4. Anggota IBI Musi Rawas yang relatif membutuhkan informasi PMK memiliki peluang
2,441 kali lebih besar untuk memiliki preferensi media sosial sebagai sumber informasi
PMK.
5. Anggota IBI Musi Rawas yang tidak pernah terpapar pelatihan PMK dalam lima tahun
terakhir berpelung 2,147 kali lebih besar untuk memiliki preferensi media sosial sebagai
sumber informasi PMK dibandingkan dengan anggota IBI Musi Rawas yang pernah
terpapar pelatihan PMK.
6. Anggota IBI Musi Rawas yang pernah terpapar informasi PMK dari media sosial dalam
waktu enam bulan terakhir, yaitu memilki peluang 3,921 lebih besar untuk memiliki
preferensi media sosial sebagai sumber informasi PMK dibandingkan dengan anggota IBI
Musi Rawas yang tidak pernah terpapar informasi PMK dari media sosial.
Saran
Bagi IBI Cabang Musi Rawas Sumatera Selatan
1. Dapat memberikan dukungan kepada pengurus IBI Musi Rawas untuk menggali
pengetahuan lebih dalam mengenai PMK melalui facebook melalui sosialisasi tata cara
pemanfaatan media sosial yang baik sebagai sumber informasi ilmu kesehatan,
salahsatunya PMK
2. Melakukan advokasi ke pengurus IBI pusat untuk lebih mengaktifkan akun facebook IBI
pusat sebagai media belajar dan diskusi manajemen BBLR terutama PMK
3. Membentuk suatu program yang dapat membantu bidan dalam upaya peningkatan
pengetahuan manajemen BBLR yang salahsatunya melalui PMK, yaitu grup di facebook
yang dibentuk langsung oleh IBI Musi Rawas sebagai tempat penyebaran informasi
manajemen BBLR dalam bentuk tulisan, gambar, ataupun video.
Bagi Peneliti Lainnya
1. Melakukan penelitian dengan topik yang sama, yaitu preferensi media sosial sebagai
sumber informasi PMK namun dengan variabel yang tidak diikutsertakan pada penelitian
Preferensi Media ..., Findiastuti Rinaldy, FKM UI, 2016
ini meliputi karakter dan kepribadian, kepercayaan terhadap media, isi media, status sosial
ekonomi
2. Karena penelitian terdahulu mengenai gratification sought, maka penelitian sebaiknya
dilanjutkan sampai gratification obtained sehingga dapat diketahui kepuasaan yang
diperoleh setelah menggunakan media sosial untuk sarana pencarian informasi PMK
Daftar Referensi
Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII). (2012). Profil Pengguna Internet Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Puskakom UI. Diakses pada tanggal 9 Juni 2016 (Online) www.apjii.or.id
Assael H. (1992). Consumer Behavior and Marketing Action Ed 4. Boston US: PWSKENT Publishing Company Astuti, Leila Kusuma. (2010). Evaluasi Kepatuhan Ibu menerapkan Kangaroo Mother Care (KMC) Pada Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR) di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta Tahun 2010. Thesis. Program Paska Sarjana, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Bergh, A.M., et al. (2014). Implementing Facility-based Kangaroo Mother Care Service: Lessons from a Multi-country Study in Africa. BMC Health Services Research. Volume 14:293. Page 1-10
Cho, Jaeho, et al. (2003). Beyond Access: The Digital Divide and Internet Uses and Gratifications. Journal of IT and Society. Volume 1:4. Page 46-72. Diakses pada tanggal 15 Juli 2016 (Online) www.journalism.wisc.edu/
Chou WY, Hunt YM, et al. (2009). Social Media Use in the United States: Implications for Health Communication. Journal of Medical Internet Research. Volume 11:4. Diakses pada tanggal 15 Juli 2016 (Online) www.ncbi.nlm.nih.gov
Cobb, C.J. (1986). Patterns of Newspaper Readership Among Teenagers. Communication Research. Volume 13. Page 299-326
Deng, Zhao Hua, et al. (2015). The Health Information Seeking and Usage Behavior Intention of Chinese Consumers Through Mobile Phones. Information Technology and People. Volume 28:2. Page 405-423
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. (2015). Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2015. Dinas Kesehatan. Sumatera Selatan
Di Lorio, Colleen Konicki. (1947). Measurement in Health Behavior: Methods for Research and Education. Library of Congress Cataloging—in Publication Data
Giordano, Carolyn, et al. (2011). Health Professions Students Use of Social Media. Journal of Allied Health, Volume 40:2. Page 78-81. Diakses pada tanggal 15 Juli 2016 (Online) www.questia.com/library/journal/
Gween Solomon, lynne Scrum. (2011). Web 2.0 Panduan Bagi Para Pendidik. Jakarta: PT Index Hamid, Usman. (2014). Dinamo (Digital Nation Movement). Yogyakarta: PT Bentang Pustaka Hardjito. (2001). Pola Hubungan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Internet: Studi Survai Motif
Pemanfaatan Internet Siswa SMU dan SMK DKI Jakarta. Thesis. Program Paska Sarjana Ilmu Komunikasi, Universitas Indonesia. Depok
Harian TI. (2014). 10 Aplikasi Instant Messenger Paling Populer dan Paling Dicari Pengguna Indonesia Sepanjang 2013 Menurut Google Trends. Harian TI. Diakses pada tanggal 19 April 2016 (Online) www.harianti.com
Hariandja, M.T.E. (2002). Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas pegawai. Jakarta: Grasindo
Harrel, Suezza. (2000). Uses and Gratification of the Internet. Thesis. Master of Arts, Texas University. Diakses pada tanggal 15 Juli 2016 (Online) www.ttu-ir.tdl.org/
Hesmati, Firas H. Al-Hammadany Almas. (2011). Determinant of Internet Use in Iraq. International Journal of Communication. Volume 5. Page 1967-1989. Diakses pada tanggal 15 Juli 2016 (Online) www.ijoc.org/
Hidayat, Aziz. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika Higgin O, et al. (2011). A Literature Review on Health Information Seeking Behavior on the Web: a Health
Consumer and Health Professional Perspective. European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC). Stockholm. Diakses pada tanggal 16 Juni 2016 (Online) www.ecdc.europa.eu/
Ikatan Bidan Indonesia. (2016). Ikatan Bidan Indonesia Indonesian Midwifes Association. IBI Pusat. Diakses pada tanggal 12 Juli 2016 (Online) http://www.ibi.or.id/id/article_view/
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). (2010). Indonesia Menyusui. Jakarta: Badan Penerbit IDAI
Preferensi Media ..., Findiastuti Rinaldy, FKM UI, 2016
Ikatan Surveyor Indonesia (ISI). (2016). Informasi CPD. Diakses pada tanggal 13 Juli 2016 (Online) www.isi.or.id
Katz, Elihu, Blumler, Jay G, et al. (1974). Uses and Gratification Research. Oxford University Press on Behalf of the American Association for Public Opinion Research. Volume 37: 4. Page 509-523. Diakses pada tanggal 15 Juli 2016 (Online) www.jstor.org/
Kementerian Kesehatan RI. (2011). Manaemen Bayi Berat Lahir Rendah Untuk Bidan dan Perawat. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Kementerian Komunikasi dan Informatika. (2015). Buku Saku Hasil Survei Indikator TIK 2015 Rumah Tangga dan Individu. Penyelenggaraan Pos dan Informatika. Indonesia
Khoirunnisa, A Puspa, dkk. (2013). Pengukuran Kepuasan dan Motivasi dalam Penggunaan Sosial Media Twitter Oleh Mahasiswa FISIP UI (Studi Deskriptif Penggunaan Sosial Media Twitter di Kalangan Mahasiswa FISIP UI). Tugas Akhir Penelitian Kuantitatif. Program Sarjana S1 Paralel Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Indonesia. Depok
Kontos, E.Z., et al. (2010). Communication Inequalities and Public Health Implications of Adult Social Networking Site Use in the United States. Journal of Health Communication. Volume 15: 3. Page 216-235. Diakses pada tanggal 15 Juli 2016 (Online) www.ncbi.nlm.nih.gov/
Kusumawati, Ni Nengah. (2011). Gambaran Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Perawatan Metode Kanguru di RSAB Harapan Kita. Skripsi. Program Sarjana Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia. Depok
Lee, Jaesub. (1999). Managerial Media Selection and Information Evaluation From the Receiver’s Perspective in Decision-Making Contexts. Management Communication Quarterly. Volume 13:1. Page 76-99
Ikatan Bidan Indonesia. (2016). Ikatan Bidan Indonesia Indonesian Midwifes Association. IBI Pusat. Diakses pada tanggal 12 Juli 2016 (Online) http://www.ibi.or.id/id/article_view/
Margaretha, S., L. (2006). Metoda Kanguru pada Perawatan Bayi Lahir Rendah. Sari Pediatri. Volume 8:3. Hal 181-187. Diakses pada tanggal 15 Juli 2016 (Online) www.saripediatri.idai.or.id/
Moon, Byeong-Joon. (2004). Consumer Adoption of the Internet As an Information Search and Product Purchase Channel: Some Research Hypotheses. Int. J. Internet Marketing and Advertising. Volume 1:1. Page 104-118. Diakses pada tanggal 15 Juli 2016 (Online) www.inderscience.com/
Melanie, Dianita. (2010). Motif Mahasiswa Surabaya dalam Menggunakan Situs Twitter di Internet (Studi Deskriptif Mahasiswa Surabaya dalam Menggunakan Situs Twitter di Internet). Skripsi. Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan Perumahan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Jawa Timur
Munandar, J. M, dkk. (2012). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen Produk Air Minum dalam Kemasan di Bogor. Jurnal Teknologi Industri Pertanian IPB. Volume 13. Diakses pada tanggal 15 Juli 2016 (Online) www.journal.ipb.ac.id/
Nasrullah, Nuril. (2011). Perbedaan Efektivitas Metode Inkubator dengan Metode Kangaroo Mother Care dalam Pencegahan Hipotermia Pada Bayi dengan Beray Badan Lahir Rendah di Ruang Neonatus RSUD Sidoarjo. Thesis. Program Paska Sarjana Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga. Jawa Timur
Noviandari, Lina. (2015). [INFOGRAFIS] Statistik Pengguna Internet dan Media Sosial Terbaru di Indonesa. Tech in Asia. Diakses pada tanggal 19 April 2016 (Online) www.id.techinasia.com
Nurkamid, Mukhamad, dkk. (2010). Pemanfaatan Aplikasi Jejaring Sosial Facebook Untuk Media Pembelajaran. Naskah Publikasi. Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus. Jawa Tengah
Nurrobikha, Burhan A. (2015). Buku Ajar Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Deepublish Nurudin. 2007. Pengatar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Nur, Aulia. (2014). Pengaruh Usia, Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Terhadap Perilaku Konsumsi Media.
Skripsi. Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro. Semarang Palmgreen, P. Rayburn II, J.D. (1985). An Expectancy-Value Approach, to Media Gratifications, Media
Gratifications Research, Current Perspective. Beverly Hills: Sage Publications, Inc. Palsdottir, Agusta. (2014). Preferences in the Use of Social Media for Seeking and Communicating Health and
Lifestyle Information. Information Research. Volume 19:4. Page 642-658. Diakses pada tanggal 15 Juli 2016 (Online) www.files.eric.ed.gov/
Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI. (2014). Panduan Optimalisasi media online untuk Kementerian Perdagangan RI. Jakarta: Kementerian Perdagangan RI
Putra, I Wayan Gede A.E. (2011). Pengaruh Perawatan Metode Kanguru terhadap Pencapaian Berat Normal Pada Bayi Berat Lahir Rendah di Kabupaten Temanggung Tahun 2011. Thesis. Program Paska Sarjana Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Depok
Ramli, Asep Syamsul. (2012). Jurnalistik Online: Panduan Praktis Mengelola Media Online. Bandung: Nuansa Cendekia
Sari, S. Normala. (2011). Hubungan antara pengetahuan dan paparan informasi melalui media massa mengenai kanker payudara dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada mahasiswi S1 Reguler angkatan 2008 FKM UI tahun 2011. Skripsi. Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Jakarta
Preferensi Media ..., Findiastuti Rinaldy, FKM UI, 2016
Sunarti, Euis. (2004). Mengasuh dengan Hati Tantangan yang Menyenangkan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Suprapto, Tommy. (2009). Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta: Media Pressindo Suradi, R., Yanuarso, P., B. (2000). Metode Kanguru sebagai Pengganti Inkubator Untuk Bayi Berat Lahir
Rendah.Sari Pediatri. Volume 2:1. Page 29-35. Diakses pada tanggal 15 Juli 2016 (Online) www.saripediatri.idai.or.id/
Syafrudin, Hamidah. (2009). Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC The Nielsen Company. (2014). Blackberry Messenger, Aplikasi Chat Paling Banyak Dipilih di Indonesia. The
Nielsen Company. Diakses pada tanggal 11 April 2011 (Online) www.nielsen.com Triana, Ani, dkk. (2015). Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Yogyakarta: Deepublish United Nation Children’s Fund. (2008). The State of the World’s Children: Maternal and Newborn Health 2009.
New York: UNICEF United Nation Administrative Commite on Coordination. Sub-Committee on Nutrition. (2000). 4th Report – The
World Nutrition Situation: Nutrition Through Out The Life Cycle. The UN Systems Forum for Nutrition.
Uripni, Christina L, dkk. (2003). Komunikasi Kebidanan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Vivian, John. (2008). Teori Komunikasi Massa. Kencana: Jakarta World Health Organization. (2012). WHA Global Nutrition Targets 2025: Low Birth Weight Policy Brief.
Geneva: WHO Library Cataloguing in Publication Data World Health Organization. (2012). Born Too Soon: The Global Action Report on Preterm Birth. Geneva: WHO
Library Cataloguing in Publication Data World Health Organization. (2003). Kangaroo Mother Care: a Practical Guide. Geneva: WHO Library
Cataloguing in Publication Data Yoon, JungWon, et al. (2014). Internet Use by International Graduate Students in the USA Seeking Health
Information. Aslib Journal of Information Management. Volume 66:2. Page 117-133. Diakses pada tanggal 15 Juli 2016 (Online) www.ncbi.nlm.nih.gov/
Preferensi Media ..., Findiastuti Rinaldy, FKM UI, 2016