Upload
kiki-juli-rahman
View
45
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
sap
Citation preview
PRE PLANINGPENYULUHAN KESEHATAN TENTANG
PENYAKIT STROKE DI DUSUN PADANG ASRI DESA FAJAR AGUNG KEC. PRINGSEWU
KAB. PRINGSEWU
Disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Gerontik Dosen Pengampu : SUTRISNO, S.Kep.,Ns.
Disusun Oleh :
I’IN YOHANA
NIM : 1001017
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) AISYAHPROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN
PRINGSEWU – LAMPUNG 2014
PRE PLANING PENYULUHAN KESEHATAN STROKEDI DUSUN PADANG ASRI DESA FAJAR AGUNG
KEC. PRINGSEWU KAB. PRINGSEWU
Mata kuliah : Keperawatan Gerontik
Topik : Penyakit Stroke
Sasaran/ Target : Gerontik kelolaan di dusun Padang Asri Pada khususnya
yang menderita Stroke .
Tempat : Rumah Warga/ Gerontik kelolaan
Hari /Tanggal : Rabu 21 Mei 2014
Waktu : Pukul 15.00 WIB s/d Selesai
A. LATAR BELAKANG
Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan
makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan
hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian
itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang
ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan Stroke.
Kejadian penyakit tersebut akan makin meningkat sejalan dengan
meningkatnya usia manusia
Stroke adalah deficit neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan aliran
darah yang timbul secara mendadak dengan tanda dan gejala sesuai dengan
daerah fokal otak yang terkena (WHO, 1989).
KLASIFIKASI STROKE
Berdasarkan proses patologi dan gejala klinisnya stroke dapat diklasifikasikan
menjadi :
2
1. stroke hemoragik
Terjadi perdarahan cerebral dan mungkin juga perdarahan subarachnoid
yeng disebabkan pecahnya pembuluh darah otak. Umumnya terjadi pada
saat melakukan aktifitas, namun juga dapat terjadi pada saat istirahat.
Kesadaran umumnya menurun dan penyebab yang paling banyak adalah
akibat hipertensi yang tidak terkontrol.
2. stroke non hemoragik
Dapat berupa iskemia, emboli, spasme ataupun thrombus pembuluh darah
otak. Umumnya terjadi setelah beristirahat cukup lama atau angun tidur.
Tidak terjadi perdarahan, kesadaran umumnya baik dan terjadi proses
edema otak oleh karena hipoksia jaringan otak.
B. TUJUAN1. Tujuan instruksional umum
Setelah mengikuti penyuluhan lansia diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuannya mengenai strokre
2. Tujuan instruksional khusus
1. Gerontik dapat menyebutkan pengertian stroke
2. Gerontik dapat menyebutkan penyebab stroke
3. Gerontik dapat menyebutkan tanda dann gejala stroke
4. Gerontik dapat mengetahui tentang cara pencegahan dan
penatalaksanaan stroke
C. POKOK MATERI (terlampir)
D. SASARANGerontik kelolaan terutama yang menderita STROKE yang tinggal di dusun
padang asri khususnya yang menderita STROKE.
3
E. METODE PELAKSANAAN
1) Ceramah
2) Tanya jawab
F. MEDIA DAN ALAT
1. Laptop
2. Leaflet
3. Handbody
G. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Hari : Rabu
Tanggal : 21 Mei 2014
Jam : 15.00 s/d selesai
Tempat : rumah Gerontik
H. SETING TEMPAT
Keterangan :
A : Mediator
B : Penyaji
C : Gerontik
D : Fsilitator
4
BA
DDC C
C
D
I. PENGORGANISASIAN ACARA
1. Penanggung jawab : -
2. Penyaji : I’in Yohana
3. Moderator : -
4. Fasilitator : -
J. SUSUNAN ACARA
NO ACARA
1 PEMBUKAAN
2 APERSEPSI
3 ACARA INTI/PENYAJIAN
- PENYULUHAN STROKE
4 Penutup
-
K. KEGIATAN PENYULUHAN
1. Pembukaan (apersepsi)
2. Acara inti/ penyajian (diskusi)
3. Penutup (kesimpulan)
No Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu Media
1 Pembukaan Memberi salam dan berkenalan
Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan
Menjawab salam
Mendengarkan dan memperhatikan
5 menit
2 Kegiatan Inti
Menjelaskan pengertian STROKE
Menjelaskan penyebab STROKE
Mendengarkan dan memperhatikan
Mendengrkan dan
15menit leaflet
5
Menjelaskan tanda dan gejala Rheumatoid Arthritis
Menjelaskan tentang pencegahan dan penatalaksanaan STROKE
Menjelaskan obat-obat tradisional STROKE dan cara pengolahannya.
memperhatikan Mendengarkan
dan memperhatikan
Mendengarkan dan memperhatikan
Mendengarkan dan memperhatikan
3 Penutup Melakukan tanya jawab
Menutup penyuluhan dan menyimpulkan
Memberi salam penutup
Bertanya atau menjawab
Mendengarkan dan memperhatikan
Menjawab salam
10 menit
Lefleat
L. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
- Kesiapan anggota Gerontik mengikuti penyuluhan
- Media dan alat memadai
- Ketersediaan tempat
2. Evaluasi Proses
- Kegiatan penyuluhan dilakukan sesuai jadwal yang direncanakan
- Gerontik kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
Setelah mengikuti penyuluhan maka lansia dan Gerontik Gerontik mampu
menjawab 80 % pertanyaan yang diajukan oleh penyuluh saat evaluasi.
6
DAFTAR PUSTAKA
Capernito Lynda juall (1998), Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 6 , Alih Bahasa Yasmin Asih EGC jakarta
Depkes R.I (1999) Kesehatan keluarga, Bahagia di Usia Senja, Medi Media, Jakarta
Nugroho Wahyudi (1995) Perawatan Usia Lanjut, Penerbit EGC, Jakarta
Nanda (2005), Nursing Diagnoses : Definition and Classification 2005-2006, Nanda International, Philadelphia
Elizabeth Swanson, PhD, RN (2004), Nursing Outcome Classification (NOC), St. Louis, Missouri, Mosby Elsevier
Gloria M. Bulechek, PhD, RN, FAAN (2004), Nursing Intervention Classification (NIC), St. Louis, Missouri, Mosby an Affiliate of Elsevier.
7
MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENGERTIAN
Stroke adalah deficit neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan aliran
darah yang timbul secara mendadak dengan tanda dan gejala sesuai dengan
daerah fokal otak yang terkena (WHO, 1989).
KLASIFIKASI STROKE
Berdasarkan proses patologi dan gejala klinisnya stroke dapat diklasifikasikan
menjadi :
1. stroke hemoragik
Terjadi perdarahan cerebral dan mungkin juga perdarahan subarachnoid
yeng disebabkan pecahnya pembuluh darah otak. Umumnya terjadi pada
saat melakukan aktifitas, namun juga dapat terjadi pada saat istirahat.
Kesadaran umumnya menurun dan penyebab yang paling banyak adalah
akibat hipertensi yang tidak terkontrol.
2. stroke non hemoragik
Dapat berupa iskemia, emboli, spasme ataupun thrombus pembuluh darah
otak. Umumnya terjadi setelah beristirahat cukup lama atau angun tidur.
Tidak terjadi perdarahan, kesadaran umumnya baik dan terjadi proses
edema otak oleh karena hipoksia jaringan otak.
Stroke non hemoragik dapat juga diklasifikasikan berdasarkan perjalanan
penyakitnya, yaitu :
TIA’S (Trans Ischemic Attack)
Yaitu gangguan neurologist sesaat, beberapa menit atau beberapa
jam saja dan gejala akan hilang sempurna dalam waktu kurang dari
24 jam.
Rind (Reversible Ischemic Neurologis Defict)
8
Gangguan neurologist setempat yang akan hilang secara sempurna
dalam waktu 1 minggu dan maksimal 3 minggu..
stroke in Volution
Stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan yang
muncul semakin berat dan bertambah buruk. Proses ini biasanya
berjalan dalam beberapa jam atau beberapa hari.
Stroke Komplit
Gangguan neurologist yang timbul bersifat menetap atau
permanent.
ETIOLOGI
Ada beberapa factor risiko stroke yang sering teridentifikasi, yaitu ;
Hipertensi, dapat disebabkan oleh aterosklerosis atau sebaliknya. Proses
ini dapat menimbulkan pecahnya pembuluh darah atau timbulnya
thrombus sehingga dapat mengganggu aliran darah cerebral.
Aneurisma pembuluh darah cerebral
Adanya kelainan pembuluh darah yakni berupa penebalan pada satu
tempat yang diikuti oleh penipisan di tempat lain. Pada daerah
penipisan dengan maneuver tertentu dapat menimbulkan perdarahan.
Kelainan jantung / penyakit jantung
Paling banyak dijumpai pada pasien post MCI, atrial fibrilasi dan
endokarditis. Kerusakan kerja jantung akan menurunkan kardiak output
dan menurunkan aliran darah ke otak. Ddisamping itu dapat terjadi
proses embolisasi yang bersumber pada kelainan jantung dan pembuluh
darah.
Diabetes mellitus (DM)
Penderita DM berpotensi mengalami stroke karena 2 alasan, yeitu
terjadinya peningkatan viskositas darah sehingga memperlambat aliran
darah khususnya serebral dan adanya kelainan microvaskuler sehingga
9
berdampak juga terhadap kelainan yang terjadi pada pembuluh darah
serebral.
Usia lanjut
Pada usia lanjut terjadi proses kalsifikasi pembuluh darah, termasuk
pembuluh darah otak.
Polocitemia
Pada policitemia viskositas darah meningkat dan aliran darah menjadi
lambat sehingga perfusi otak menurun.
Peningkatan kolesterol (lipid total)
Kolesterol tubuh yang tinggi dapat menyebabkan aterosklerosis dan
terbentuknya embolus dari lemak.
Obesitas
Pada obesitas dapat terjadi hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol
sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada pembuluh darah, salah
satunya pembuluh drah otak.
Perokok
Pada perokok akan timbul plaque pada pembuluh darah oleh nikotin
sehingga terjadi aterosklerosis.
kurang aktivitas fisik
Kurang aktivitas fisik dapat juga mengurangi kelenturan fisik termasuk
kelenturan pembuluh darah (embuluh darah menjadi kaku), salah
satunya pembuluh darah otak.
PATOFISIOLOGI
1. Stroke non hemoragik
Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak oleh
thrombus atau embolus. Trombus umumnya terjadi karena berkembangnya
aterosklerosis pada dinding pembuluh darah, sehingga arteri menjadi
tersumbat, aliran darah ke area thrombus menjadi berkurang,
menyebabkan iskemia kemudian menjadi kompleks iskemia akhirnya
terjadi infark pada jaringan otak. Emboli disebabkan oleh embolus yang
10
berjalan menuju arteri serebral melalui arteri karotis. Terjadinya blok pada
arteri tersebut menyebabkan iskemia yang tiba-tiba berkembang cepat dan
terjadi gangguan neurologist fokal. Perdarahan otak dapat ddisebabkan
oleh pecahnya dinding pembuluh darah oleh emboli.
2. Stroke hemoragik
Pembuluh darah otak yang pecah menyebabkan darah mengalir ke
substansi atau ruangan subarachnoid yang menimbulkan perubahan
komponen intracranial yang seharusnya konstan. Adanya perubahan
komponen intracranial yang tidak dapat dikompensasi tubuh akan
menimbulkan peningkatan TIK yang bila berlanjut akan menyebabkan
herniasi otak sehingga timbul kematian. Di samping itu, darah yang
mengalir ke substansi otak atau ruang subarachnoid dapat menyebabkan
edema, spasme pembuluh darah otak dan penekanan pada daerah tersebut
menimbulkan aliran darah berkurang atau tidak ada sehingga terjadi
nekrosis jaringan otak.
11
PATHWAY
TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung pada daerah dan
luasnya daerah otak yang terkena.
1. Pengaruh terhadap status mental
- Tidak sadar : 30% – 40%
- Konfuse : 45% dari pasien biasanya sadar
2. Daerah arteri serebri media, arteri karotis interna akan
menimbulkan:
- Hemiplegia kontralateral yang disertai hemianesthesia (30%-
80%)
- Afasia bila mengenai hemisfer dominant (35%-50%)
- Apraksia bila mengenai hemisfer non dominant(30%)
12
3. Daerah arteri serebri anterior akan menimbulkan gejala:
- hemiplegia dan hemianesthesia kontralateral terutama tungkai
(30%-80%)
- inkontinensia urin, afasia, atau apraksia tergantung hemisfer mana
yang terkena
4. Daerah arteri serebri posterior
- Nyeri spontan pada kepala
- Afasia bila mengenai hemisfer dominant (35-50%)
5. Daerah vertebra basiler akan menimbulkan:
- Sering fatal karena mengenai pusat-pusat vital di batang otak
- Hemiplegia alternans atau tetraplegia
- Kelumpuhan pseudobulbar (kelumpuhan otot mata, kesulitan
menelan, emosi labil)
Apabila dilihat bagian hemisfer mana yang terkena, gejala dapat berupa:
1. Stroke hemisfer kanan
- Hemiparese sebelah kiri tubuh
- Penilaian buruk
- Mempunyai kerentanan terhadap sisi kontralateral sebagai kemungkinan
terjatuh ke sisi yang berlawanan
2. stroke hemisfer kiri
- mengalami hemiparese kanan
- perilaku lambat dan sangat berhati-hati
- kelainan bidang pandang sebelah kanan
- disfagia global
- afasia
- mudah frustasi
13
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan penunjang disgnostik yang dapat dilakukan adalah :
1. laboratorium: mengarah pada pemeriksaan darah lengkap, elektrolit,
kolesterol, dan bila perlu analisa gas darah, gula darah dsb.
2. CT scan kepala untuk mengetahui lokasi dan luasnya perdarahan atau
infark
3. MRI untuk mengetahui adanya edema, infark, hematom dan
bergesernya struktur otak
4. angiografi untuk mengetahui penyebab dan gambaran yang jelas
mengenai pembuluh darah yang terganggu
KOMPLIKASI
Komplikasi stoke dapat di bagi menjadi komplikasi akut, biasanya dalam
72 jam, dan komplikasi yang muncul di kemudian hari.
a. Komplikasi akut berupa edema serebri, peningkatan TIK dan
kemungkinan herniasi, pneumonia aspirasi dan kejang.
b. Komplikasi postfibrinolitik di sekeliling pusat perdarahan. Pada
perdarahan intraserebral yang luas biasanya muncul dalam 12 jam
setelah penanganan. Perdarahan potensial yang lain juga dapat
muncul di traktus gastrointestinal, traktus genitourinarius dan kulit
terutama di sekitar pemasangan intravenous line.
c. Komplikasi subakut, yaitu pneumonia, trombosis vena dalam dan
emboli pulmonal, infeksi traktus urinarius, luka dekubitus,
kontraktur, spasme, masalah sendi dan malnutrisi.
d. beberapa orang yang selamat dari stroke juga mengalami depresi.
Hal ini dapat diatasi dengan identifikasi dan penanganan dini depresi
pada pasien untuk meningkatkan kualitas hidup penderita.
14
PENATALAKSANAAN
Secara umum, penatalaksanaan pada pasien stroke adalah:
1. Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi miring jika muntah
dan boleh dimulai mobilisasi bertahap jika hemodinamika stabil
2. Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat, bila
perlu diberikan ogsigen sesuai kebutuhan
3. Tanda-tanda vital diusahakan stabil
4. Bed rest
5. Koreksi adanya hiperglikemia atau hipoglikemia
6. Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
7. Kandung kemih yang penuh dikosongkan, bila perlu lakukan
kateterisasi
8. Pemberian cairan intravena berupa kristaloid atau koloid dan hindari
penggunaan glukosa murni atau cairan hipotonik
9. Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau suction berlebih yang
dapat meningkatkan TIK
10. Nutrisi per oral hanya diberikan jika fungsi menelan baik. Jika
kesadaran menurun atau ada gangguan menelan sebaiknya dipasang
NGT
11. Penatalaksanaan spesifik berupa:
Stroke non hemoragik: asetosal, neuroprotektor, trombolisis,
antikoagulan, obat hemoragik
Stroke hemoragik: mengobati penyebabnya, neuroprotektor,
tindakan pembedahan, menurunkan TIK yang tinggi
Terapi Stroke diantara:
Lakukan penatalaksanaan jalan napas yang agresif. Pertimbangkan pra-
terapi dengan pemberian lidokain 1-2 mg/kg secara intravena jika
diintubasi diindikasikan untuk menjaga adanya peningkatan TIK.
Lakukan hiperventilasi untuk mengurangi PaCo2 sampai 25-30 mmHg.
15
Pertimbangkan pemberian manitol 1-2 mg/kg IV.
Pertimbangkan deksametason 200-100mg IV : mulai timbulnya efek
lebih lambat dari pada tindakan intubasi atau manitol.
Pemantauan tekanan intrakranial secara noninvasif seperti MRI, CT scan,
tomografi emisi positron, single-photon emission computed tomografi,
evoked potential, dan oksimetri.
Dekompresi secara bedah berdasarkan temuan CT scan mungkin
diperlukan.
Terapi umum:
Untuk merawat keadaan akut perlu diperhatikan faktor – faktor kritis
sebagai berikut :
1) Menstabilkan tanda – tanda vital
a) Mempertahankan saluran nafas (sering melakukan penghisapan
yang dalam, trakeotomi, pasang alat bantu pernafasan bila batang
otak terkena)
b) Kendalikan tekanan darah sesuai dengan keadaan masing – masing
individu; termasuk usaha untuk memperbaiki hipotensi maupun
hipertensi.
2) Deteksi dan memperbaiki aritmia jantung
3) Merawat kandung kemih. Sedapat mungkin jangan memasang kateter
tinggal; cara ini telah diganti dengan kateterisasi “keluar – masuk” setiap 4
sampai 6 jam.
4) Menempatkan posisi penderita dengan baik secepat mungkin :
o Penderita harus dibalik setiap jam dan latihan gerakan pasif setiap 2
jam
o Dalam beberapa hari dianjurkan untuk dilakukan gerakan pasif
penuh sebanyak 50 kali per hari; tindakan ini perlu untuk mencegah
tekanan pada daerah tertentu dan untuk mencegah kontraktur
(terutama pada bahu, siku dan mata kaki)
16
Terapi khusus:
Ditujukan untuk stroke pada therapeutic window dengan obat anti agregasi
dan neuroprotektan. Obat anti agregasi: golongan pentoxifilin, tielopidin,
low heparin, TPA.
1) Pentoxifilin:
Mempunyai 3 cara kerja:
a) Sebagai anti agregasi → menghancurkan thrombus
b) Meningkatkan deformalitas eritrosit
c) Memperbaiki sirkulasi intraselebral
2) Neuroprotektan:
Piracetam: menstabilkan membrane sel neuron. Contohnya neotropil
Cara kerja dengan menaikkan cAMP ATP dan meningkatkan sintesis
glikogen
Terapi Medis
Neuroproteksi
Berfungsi untuk mempertahankan fungsi jaringan.Cara kerja
metode ini adalah menurunkan aktifitas metabolisme dan
kebutuhan sel-sel neuron.
Antikoagulasi
Diperlukan antikoagulasi dengan derajat yang lebih tinggi (INR 3,0
– 4,0) untuk pasien stroke yang memiliki katup prostetik mekanik.
Bagi pasien yang bukan merupakan kandidat untuk terapi warvarin
(coumadin), maka dapat digunakan aspirin tersendiri atau dalam
kombinasi dengan dipiridamol sebagai terapi anti trombotik awal
untuk profilaksis stroke.
Trombolisis Intravena
Satu-satunya obat yang telah disetujui oleh US Food and Drug
Administration (FDA) untuk terapi stroke iskemik akut adalah
aktivator plasminogen jaringan (TPA) bentuk rekombinan. Terapi
dengan TPA intravena tetap sebagai standar perawatan untuk stroke
17
akut dalam 3 jam pertama setelah awitan gejala. Risiko terbesar
menggunakan terapi trombolitik adalah perdarahan intraserebrum.
Trombolisis Intraarteri
Pemakaian trombolisis intraarteri pada pasien stroke iskemik akut
sedang dalam penelitian, walaupun saat ini belum disetujui oleh
FDA. Pasien yang beresiko besar mengalami perdarahan akibat
terapi ini adalah yang skor National Institute of Health Stroke Scale
(NIHSS)-nya tinggi, memerlukan waktu lebih lama untuk
rekanalisasi pembuluh, kadar glukosa darah yang lebih tinggi, dan
hitung trombosit yang rendah.
Terapi Perfusi
Untuk memulihkan sirkulasi otak pada kasus vasospasme saat pemulihan
dari perdarahan subarakhnoid.
18