Praktikum Proses Manufaktur Universitas Diponegoro

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Produk2.1.1 Deskripsi ProdukProduk adalah hasil akhir dari berbagai proses penambahan nilai terhadap bahan mentah. Pada jenis produk manufaktur yang menggunakan bahan mentah berupa logam dan beragam part, maka tiap part harus memiliki fungsionalitas tersendiri yang pada akhirnya membentuk kesatuan fungsional jika digabungkan dengan part-part lainnya. Sehingga pada akhirnya, suatu produk memiliki fungsionalitas umum dan membentuk definisi produk itu sendiri.(Campbel, 2013)Pada praktikum proses manufaktur 2014 ini, praktikan harus membuat produk pencekam dengan fungsionalitas utama sebagai bender pipa dengan diameter 10 mm. Produk akhir merupakan hasil perakitan part-part pendukung hingga menjadi kesatuan produk itu sendiri. Berikut penjelasan part-partnya :

Gambar 2.1 Bending Pipa1. Bender Die2. Pendorong3. Bracket4. Track5. Roller6. Roller Support

1. Bender DieBender die memiliki fungsionalitas utama sebagai pencekam lepas yang dapat diatur kedalaman cekamannya. Karena itulah, part ini harus memiliki sumbu gerak sehingga Bender Die memiliki slotting agar mampu bergerak hanya pada satu sumbu.2. PendorongPendorong memiliki fungsi utama sebagai pendorong Bender Die dengan sistem ulir, bertujuan agar gaya reaksi benda yang dicekam dapat ditahan oleh profil ulir. Sehingga benda akan tetap diam tanpa ada gerakan. Spesifikasi ulir metrik halus. Pada ujung pendorong terdapat kartel dengan fungsi sebagai grip saat memutar pendorong.3. BracketBracket sebagai lintasan ulir pendorong sehingga part memiliki fungsi rigid (Rigid Body) agar pendorong dapat bergerak tanpa Bracket harus bergerak pula. Untuk itu, Bracket harus dilas pada Track untuk mengeliminasi gerak rotasi yang dihasilkan pendorong. Memiliki fitur ulir dalam M 12 x 1,75 mengikuti spesifikasi ulir pendorong agar tidak terjadi thread lock pada pemutaran.4. TrackTrack berfungsi sebagai penopang Bender Die, Bracket dan Pendorong sehingga memiliki fungsi rigid agar benda yang disuport dapat tetap berada pada Track. Track sendiri merupakan penggabungan 2 besi Plat L yang dibuat agar slot pada Bender Die dapat masuk dengan pas. Penggabungan 2 besi plat L ini dilakukan dengan cara Las pada ujung penampangnya.

5. RollerTerdiri dari 2 Roller sebagai pemakan gaya cekam yang dihasilkan pendorong. Hal ini menyebabkan Roller harus mempunyai fitur rigid agar gaya pendorong cengkaman dapat dieliminasi. Fitur rigid ini dicapai dengan cara membuat Roller menyatu dengan Roller Support yang diberi diameter tertentu sehingga ujung Roller dapat masuk pada lubang Roller Support lalu dilas pada bagian bawah Roller Support.6. Roller SupportTerbuat dari besi plat L yang memiliki dua lubang sebagai kedudukan Roller. Memiliki fungsi rigid karen menahan daya yang disalurkan Roler Support yang telah dilas pada Roller Support. Pada akhirnya Roller Support harus menyatu dengan Track dengan ketinggian yang sejajar agar Radius pada Roller sejajar dengan Radius pada Bender Die agar dapat mencekam pipa dengan diameter 10 mm. Penyambungan Roller Support dengan Track dilakukan dengan cara dilas.

2.2 Kerja Bangku2.2.1 DefinisiPengerjaan workpiece tanpa menggunakan alat permesinan otomatis dimana pada kerja bangku, operator bertindak sebagai penentu proses operasi dan dibuat atau dikendalikan secara manual. Biasanya kerja bangku dilakukan ketika proses permesinan tidak dapat melakukan proses tersebut. Alat kerja berupa hand tools ataupun yang bersifat manual. Berikut adalah beberapapengerjaan kerja bangku : Pengukuran Pemotongan logam dengan gergaji Finishing Penggurdian Profilling, chamfering Bending Stamping(Trisno, 2011)Proses kerja bangku tidak selalu bertolak pada pengurangan material, proses kerja bangku juga melakukan proses non material removal yang umum digunakan pada proses kerja bangku seperti :- Bending, yakni pembengkokkan benda kerja.- Stamping, yakni penyentampel benda kerja.

2.2.2 Tujuana. Praktikan mengetahui berbagai alat kerja bangku, istilahnya dan kegunannya dalam kerja bangku.b. Praktikan dapat menggunakan alat-alat kerja bangku dengan baik dan benar.c. Praktikan dapat mengetahui jenis proses pada kerja bangku.d. Praktikan dapat merancang algoritma pengerjaan pada kerja bangku dengan baik.e. Praktikan dapat membaca gambar yang memerlukan proses kerja bangku.f. Praktikan mampu menghitung estimasi waktu dan waktu nyata dalan pengerjaan kerjaan.g. Praktikan dapat menghitung estimasi biaya material yang dibutuhkan.2.2.3 Peralatan Kerja Bangku dan Kegunaannya1. Bangku KerjaDigunakan sebagai tempat meletakkan alat-alat kerja. Bangku kerja harus kuat dan rigid agar mampu tetap statis walaupun proses pengerjaan berlangsung.

Gambar 2.2 Bangku Kerja2. Alat UkurBerfungsi sebagai pengukur benda kerja, tiap alat ukur mempunyai penggunaan masing-masing sehingga pada kerja bangku dibutuhkan berbagai macam alat ukur yang sesuai. Alat ukur sendiri mempunyai toleransi kecepatan tersendiri tergantung seberapa perlu profil yang harus diuku. Berikut macam-macam alat ukur:a. Mistar Ukur (Penggaris)Penggaris merupakan plat lurus yang mempunyai skala pada kedua sisinya. Biasanya memiliki 2 satuan, yaitu metrik dan inchi dengan ketelitian rendah (0,1 mm). Digunakan untuk mengukur profil yang berbentuk garis lurus.

Gambar 2.3 Penggaris

Gambar 2.4 Pembacaan Mistar

b. Jangka Sorong (Calliper)Jangka sorong memiliki bentuk seperti pelatuk dengan fungsi ukur untuk mengukur panjang benda, diameter luar, diameter dalam, dan kedalaman benda.

Gambar 2.5 CalliperPenjelasan:1. Bagian untuk mengukur diameter luar beserta panjang benda dengan cara menggeser bagian penggeraknya (8).2. Bagian untuk mengukur diameter dalam dengan memasukkan benda kedalamnya lalu menggeser bagian penggerak.3. Bagian untuk mengukur kedalaman dengan menggeser bagian penggerak hingga menyentuh dasar dari lubang.4. Skala utama (Metrik)5. Skala utama (Inchi)6. Skala nonius (Inchi)7. Skala nonius (Metrik)8. Penggerak sumbu Calliper

Cara membaca skala pada jangka sorong :

Gambar 2.6 Contoh Pembacaan Calliper1. Lihat Main Scale (Skala Utama). Pada gambar di atas menunjukkan bahwa Main Scale berada pada 11-12 mm. Maka simpan nilai 11 mm.2. Lihat skala nonius. Pada gambar menunjukkan angka 6 tepat lurus dengan strip 4 pada skala normal. Maka simpan nilai 0,64.3. Jumlahkan 11 mm dengan 0,64 maka hasilnya 11,64.4. Baca toleransi alat ukur. Misal 0,02. Maka tulislah ukuran menjadi 11mm 0,02 mm.(Robert Mott,1989)c. Mikrometer SkrupDigunakan untuk mengukur diameter dan ketebalan plat atau benda dengan ketelitian sampai 0,01 mm.

Gambar 2.7 Mikrometer SkrupBagian-bagian mikrometer skrup:1. Anvil : sebagai proses tetap penyangga benda yang akan diukur,2. Frame : sebagai bingkai penyatu antara Anvil dengan badan Sleve.3. Spindle : poros penekan benda yang diukur.4. Sleve : skala utama pada mikrometer skrup.5. Thimble : bagian yang dapat diputar untuk meggerakkan spindel agar dapat mencekam benda. Dilengkapi oleh skala nonius.6. Rachet : pengatur tekanan spindel dan sebagai pengunci sipndek agar skala tidak bergerak.

Cara penggunaan :1. Masukkan benda pada celah Anvl-Spindel2. Putar Thimble hingga benda tercekam dengan sempurna.3. Kunci dengan mengencankan Rachet.4. Baca skala utama dan noniusnya.Cara pembacaan :

Gambar 2.8 Contoh PembacaanBerdasarkan gambar di atas, diperoleh bahwa :1. Skala normal menunjukkan 2,5 lebih, maka simpan 2,5.2. Skala nonius yang tepat lurus pada garis horizontal skala normal adlaah 26, maka simpan 0,26.3. Lakukan penjumlahan 2,5+0,26=2,76.4. Lihat toleransi ukur misal 0,01 mm. Maka tuliskan 2,760,01 mm(Robert Mott, 1989)

d. Screw Pitch GaugeMerupakan alat ukur ulir standard (Metrik, UNCF) agar tidak terjadi kesalahan pengukuran pitch ulir.

Gambar 2.9 Screw pitch gaugeCara penggunaan:1. Sesuaikan pitch ulir dengan screw pitch gauge2. Catat jenis ulir yang tepat pada screw pitch gauge.

e. Feeler gaugeDigunakan untuk mengukur celah antar benda yang sempit

Gambar 2.10 feeler gauge

Cara penggunaan:1. Selipkan feeler gauge secara mendatar pada celah2. Cari hingga ukuran pas atau tidak longgar dan tidak sempit (suaian pas)3. Tulislah ukuran yang pas

f. Penggaris sikuDigunakan untuk menggaris 90 derajat terhadap sumbu mendatar pada kepala penggaris

Gambar 2.11 penggaris siku

Cara penggunaan:1. Tempelkan kepala pada sisi benda hingga tidak terdapat celah2. Gariskan benda kerja pada sisi penggarisnya

3. RagumDigunakan sebagai pencekam workpiece pada waktu pengerjaan. Terbuat dari cast iron ataupun wrought steel. Umumnya diletakkan pada bangku kerja agar statis. Ragum harus tetap statis walaupun terjadi gaya pada benda yang dicekamMacam-macam tagum:a. Ragum tak sejajarDigunakan untuk mencekam benda kerja yang berat serta untuk membengkokkan atau meluruskan workpiece.

Gambar 2.12 Ragum tak sejajarb. Ragum SejajarDigunakan untuk mencekam benda kerja yang mempunyai bidang kontak yang sudah sejajar

Gambar 2.13 ragum sejajarc. Ragum UniversalMemiliki 2 sumbu perputaran sehingga letaknya fleksibel dan dapat diatur dengan mudah. Dapat membentuk sudut tertentu

Gambar 2.14 ragum universald. Ragum putarRagum ini dapat diatur sudutnya hingga 360. Sehingga dapat digunakan sebagai ragum untuk milling

Gambar 2.15 ragum putar4. ClampDigunakan untuk menjepit benda kerja pada permukaan tertentu (meja dan sudut) ataupun menjepit 2 benda sekaligus. Berikut jenis-jenis clamp:a. C-ClampBerbentuk seperti huruf C. merupakan clamp yang umum digunakan dan mempunyai daya tekan dan kontruksi yang kuat

Gambar 2.16 C-Clampb. Deep-Throat Bar ClampDigunakan untuk menjepit benda agar lurus pada permukaan jepit. Dapat digunakan untuk membentuk frame

Gambar 2.17 Deep Throat Clamp

c. Mitter ClampDigunakan untuk menjepit benda dan membuat sudut penggabungan benda

Gambar 2.18 Mitter Clamp

5. GergajiBerfungsi sebagai alat pemotong material secara manual maupun dengan bantuan gaya mesin. Berikut macam-macam gergaji:a. Gergaji tanganDigunakan untuk memotong bahan yang berkekuatan rendah, terdapat 3 jenis material mata gergaji yaitu:1. Tools Iron2. HSS3. Tungsteen Dipakai sesuai dengan material yang akan dipotong. Berikut konstruksi umum gergaji tangan:

Gambar 2.19 konstruksi gergajiBagian-bagian gergaji tangan:a. Kerangka (frame)b. Bingkaic. Hulu gergaji (handle)d. Mata gergajie. Nut pengencang gergajif. Ulir pengencangTerdapat 2 jenis gigi mata gergaji yaitu: Gergaji gigi tunggal:Untuk memotong workpiece yang tebalnya melebihi daun gergaji Gergaji gigi ganda:Untuk memotong workpiece yang tebalnya kuran dari daun gergaji.

Cara menggergaji :1. Cekamlah workpiece dengan ragum, penggergajian diusahakan sedekat mungkin dengan mulut ragum2. Buatlah alur yang lurus agar hasil pemotongan tidak miring3. Pada awal penggergajian buatlah sudut kontak 30-454. Sudut kontak dipertahankan hingga pemotongan usai5. Fokuskan tenaga pada saat gerak majub. Gergaji mesinDigunakan untuk memotong benda dengan tebal yang besar. Menggunakan mata gergaji yang relatif tipis.

Gambar 2.20 gergaji mesinc. Gergaji cakramMenggunakan cakram gerigi sebagai mata potongnya. Memanfaatkan putaran mesin sebagai gaya potong.

Gambar 2.21 gergaji cakram

6. KikirDigunakan untuk menghaluskan permukaan benda dan meratakan permukaan workpiece. Terbuat dari baja karbon tinggi. Berikut jenis-jenis kikir:

Gambar 2.22 jenis-jenis kikirA. Kikir pipih : untuk menghaluskan permukaan dan meratakan permukaan yang sejajar.B. Kikir trapesium : untuk menghaluskan permukaan yang tirusC. Kikir persegi : untuk menghaluskan permukaan yang memiliki sudut 90 namun mempunyai penampang kecilD. Kikir segitiga : untuk menghaluskan permukaan yang memiliki sudut 60.E. Kikir setengah lingkaran : untuk menghaluskan permukaan cekunganF. Kikir bulat : untuk menghaluskan profil lingkaran dan cekungan.

Profil permukaan kikir :

Gambar 2.23 profil kikirA. Single cut : memiliki satu alur dengan sudut alur 65-85. Digunakan sebagai finishingB. Double cut : memiliki dua alur dengan sudut alur 30-85. Digunakan sebagai permulaan (roughing)C. Curved tooth : digunakan untuk bahan logam yang kerasD. Rasp (parut) : digunakan untuk plastik, kayu ataupun logam yang lunak dengan pemakanan yang banyakBagian-bagian kikir :

Gambar 2.24 bagian kikir

Tingkat kehalusan kikir :

Gambar 2.25 tingkat kehalusan kikir(Serope Kalpajian : 1994)Cara penggunaan kikir:1. Sikap mengikir : Tangan kanan memegang tangkai sedangkan tangan kiri memegang ujung kikir sebagai pengarah dan penyeimbang tenaga. Perhatikan pemegangan kikir pada berbagai macam pemakanan.

Gambar 2.26 cara memegang kikir

2. Gerakan mengikir:Usahakan kaki kiri didepan dan kaki kanan sebagai tumpuan ayun. Posisi tangan tetap kuat dan berada pada posisi tetap

Gambar 2.27 posisi mengikir7. PaluDigunaka untuk memukul, mengencangkan, menitik dan mendatarkan permukaan workpiece yang dicekam. Bagian atas palu disebut peen, sedangkan bawah palu disebut face. Berikut jeni-jenis palu:a. Ballpeen Hammer:Biasanya digunakan untuk membentuk cekungan ataupun sebagai pemaku.

Gambar 2.28 Ballpeen hammer

b. Claw Hammer:Memiliki sisi pengungkit sebagai pengungkit ataupun penarik

Gambar 2.29 claw hammer

c. Softeen Hammer.Digunakan untuk memukul benda kerja. Kepalanya terbuat dari karet ataupun kuningan.

Gambar 2.30 Softeen hammer8. Scriber (penggores)Digunakan untuk memberi tanda pada benda kerja. Dibuat dari baja karbon sehingga memiliki sifat brittle. Ujung scriber mempunyai sudut 20-25. Berikut jenis-jenis penggores :a. Penggores sederhanab. Penggores bengkokc. Penggoresyang ujungnya dapat diganti

Gambar 2.31 criber

Penggunaan : 1. Cara memegangnya seperti memegang pulpen2. Penggores dicondongkan searah dengan arah garis3. Lakukan penekanan secukupnya4. Hanya lakukan penggoresan sekali

Gambar 2.32 cara menggunaan scriber

9. PenitikDigunakan untuk memberi tanda titik pada workpiece, berguna sebagai acuan untuk boring. Memiliki ujung runcing dan umumnya terbuat dari baha karbon. Penitik terdiri dari:a. Penitik sudut 60b. Penitik sudut 90

Gambar 2.33 penitik

10. TapDigunakan untuk membuat ulir dalam secara manual ataupun dapat digunakan pada mesin. Biasanya terbuat dari HSS. Berikut jenis-jenis tap:

Gambar 2.34 Tapa. Tapper : Digunakan untuk pengetapan awal, sehingga bentuk ulir belum sempurnab. Plug : digunakan setelah taper untuk pelebaran ulirc. Botomong : membentuk ulir secara penuh sebagai finishingProses pengetapan : 1. Buatlah lubang sesuai dengan spesifikasi, contohnya : M12 X 1,5. Maka buatlah lubang dengan diameter 12mm - 1,5mm = 10,5 mm2. Gunakan pahat tapper sebagai awalan hingga menembus lubang atau sesuai dengan kedalaman. (sudut kontak harus 90)3. Gunakan oli tuntuk melumasi taper.\4. Lakukan gerak memutar lalu putar balik untuk mamakan material (setengah putaran maju, lalu setengah putaran mundur)5. Ganti dengan pahat plug, ulangi langkah 3 dan 4.6. Ganti dengan pahat botoming, ulangi langkah 3 dan 4.

Gambar 2.35 Tap holder

Gambar 2.36 Cara memegang tapping(Edward Roth : 2003)

11. SneyDigunakan untuk membuat ulir luar secara manual maupun dengan mesin. umumnya terbuat dari baja karbon.

Gambar 2.37 Sney dan Sney holder

Penggunaan : 1. Posisikan sney 90 pada benda kerja.2. Kencangkan cengkaman sney dengan sney holder3. Putar sney setengah putaran maju, lalu lakukan setengan putaran mundur untuk memakan meterial.4. Gunakan oli sebagai pelumas.5. Pastikan ulir dengan cara memutar masuk sney jika telah selesai. Jika sney dapat berotasi tanpa hambaran, maka ulir telah sempurna

Gambar 2.38 cara menyenei.

(Edward Roth : 2003)

12. Mesin DrillDigunakan untuk membuat lubang. Menggunakan mata bor dengan diameter standar yang ukuran beragam. Berikut jenis-jenis mesin bor:a. Mesin bor mejaDigunakan untuk melubangi dengan kedalam yang sedikit, diletakkan diatas bangku kerja.

Gambar 2.39 mesin bor meja

b. Mesin bor tiangDigunakan untuk melubangi workpiece yang dalam. Memiliki stand tersendiri. Umumnya memiliki power antara sedang dan besar.

Gambar 2.40 mesin bor tiang.c. Mesin bor RadialDigunakan untuk melubangi workpiece yang berat dan sulit dipindahkan. Memiliki lengan yang dapat diputar.

Gambar 2.41 mesin bor radial.d. Mesin bor lemariDigunakan sebagai finishing dari lubang-lubang yang besar

Gambar 2.42 mesin bor lemari

e. Mesin bor majemukMemiliki banyak poros sehingga dapat melubangi banyak permukaan sekaligus. Umumnya dapat diprogram untuk melubangi diameter kecil

Gambar 2.43 mesin bor majemuk

f. Mesin bor koordinatMemiliki meja tambahan yang dapa di set dengan memutar roda putarnya. Digunakan untuk instrumen kecil dan teliti. Terdapat fitur auto position untuk versi yang lebih canggih.

Gambar 2.44 mesin bor koordinat.

g. Mesin bor universalDigunakan sebagai mesin drill yang dapat melubangi berbagai sudut benda.

Gambar 2.45 mesin bor universal.

h. Mesin bor tanganDigunakan untuk pekerjaan ringan dengan daya rendah. Menggunakan tangan sebagai pemegangnya,

Gambar 2.46 mesin bor tangan

i. Bor manualMenggunakan tuas rotasi yang harus diputar manual untuk memutar mata bor. Ini adalah mesin bor yang pertama kali diciptakan manusia secara prinsip kerjanya.

Gambar 2.47 bor manualBagian-bagian mesin bor:

Gambar 2.48 bagian mesin bora. Base (dudukan) :Penopang seluruh komponen dan workpiece. Bersifat kaku dan kuat.b. Collumn ( tiang) :Penyangga bagian mesin bor. Mempunyai alur atau rel sebagai jalur vertikal mejac. Table (meja): Bagian tempat meletakkan benda kerja. Meja kerja dapat disesuaikan secara vertikal dengan membuka kunci meja dan memutar tuas penggerak vertikal table.

Gambar 2.59 kunci meja dan tuas pemutar meja

d. Drill chuck : Tempat mata bor dicekame. Spindle : Merupakan poros penggerak Drill Chuck.f. Spindel Head : Merupakan rumah konstruksi spindle yang digerakan motor.g. Dril Feed Handle: Gagang untuk menurunkan poros spindel agar mata bor memakan workpieceh. Table Clamp:Digunakan untuk mengunci kedudukan table.

Konstruksi mata bor

Gambar 2.50 konstruksi mata bor13. Mesin GerindaMemiliki fungsi sebagai penghalus permukaan, sama seperti kikir. Mata gerinda diputar oleh motor, sehingga operator tinggal memposisikan benda kerja pada permukaan gerinda. Berikut jenis mesin gerinda menurut sumbunya :a. Mesin gerinda datar :Digunakan untuk menggerinda permukaan datar dan menyudut

Gambar 2.51 mesin gerinda datar

b. Mesin gerinda sumbu vertikalMemiliki fungsi sama dengan mesing gerinda datar, namun poros gerinda berada pada posisi vertikal

Gambar 2.52 mesin gerinda vertikal

c. Mesin gerinda universalDapat menggerinda berbagai sisi workpiece

Gambar 2.53 mesin gerinda universal

Bagian-bagian mesin gerinda :

Gambar 2.54 bagian mesin gerindaJenis-jenis batu gerindaa. FlatwheelsDigunakan sebaga alat pemotong

Gambar 2.55 flatwheels

b. Cup wheelsDigunakan untuk penggerindaan profill cutter.

Gambar 2.56 cup wheels

c. Dish Grinding wheelDigunakan untuk penggerindaan profil chamfer

Gambar 2.57 dish grinding wheel

d. Shaped Grinding WheelsUntuk memotong material yang sangat keras seperti HSS

Gambar 2.58 shaped grinding wheels

e. Cylindrical grinding wheelDigunakan untuk menggerinda silinder yang bergelombang

Gambar 2.59 cylindrical grinding wheels

f. Saucer grinding wheelsDigunakan untuk menggerinda silinger yang bergelombang

Gambar 2.60 soucer grinding wheels

g. Diamond Grinding WheelsDigunakan untuk menangani material yang sangat keras

Gambar 2.61 diamond grinding wheels

14. Wrench (kunci)Digunakan untuk mengencangkan baut dengan berbagai jenisnya. Berikut macam-macam kunci:a. Kunci BevelDigunakan untuk mengencangkan dan mengendurkan chuck drill dan arbor

Gambar 2.62 kunci bevel

b. Kunci PasDigunakan pada baut atau mur segi enam dengan mencekam dari samping.

Gambar 2.63. kunci pas

c. Kunci RingDigunakan pada baut atau mur segi enam dengan menyelubungi sisi baut atau mur.

Gambar 2.64 kunci ring

d. Kunci socketDigunakan untuk baut atau mur segi enam dengan tambahan tuas pemutar dan langan pemanjangan

Gambar 2.65 kunci socket

e. Adjustable wrenchDigunakan untuk baut atau mur segi enam namun dapat diatur cekamannya

Gambar 2.66 adjustable wrench

f. Kunci ellenDigunakan pada baut segi enam yang bertipe slotting

Gambar 2.67 kunci ellen

2.3 Kerja Turning2.3.1 Definisi Proses turning menggunakan mata pahat bermata tunggal sebgai tools utamanya. Hasil dari proses turning umumnya membentu benda kerja yang silindris. Gerak utama pada proses turning ialah merotasi benda kerja, lalu mata pahat bergerak pada sumbu mesin dengan tujuan menyayat benda kerja. Pada mesin turning dapat pula dilakukan bermacam proses seperti: Center Drilling : Pengurdian pusat lubang untuk di bor Facing : Pemakanan material di permukaan benda kerja sebagai penghalusan Pengurdian : pembuatan lubang pada benda kerja(Groover P. Mikell : 2007)2.3.2 Prinsip kerjaPada proses turning, benda kerja diputar pada sumbu Z mesin sehingga benda harus dicekam sedemikian rupa hingga benda kerja hanya dapat melakukan gerakan rotasi di sumbu Z.Selanjutnya mata pahat bergerak memakan benda kerja pada arah sumbu Z (searah dengan sumbu benda kerja) dengan kedalaman potong mengarah pada sumbu X menuju benda kerja. Pada proses turning tidak terdapat sumbu y, yaitu sumbu yang vertikal terhadap benda kerja.

2.3.3 TujuanPraktikum kerja turning bertujuan agar:a. Praktikan dapat menguasai pemakaian mesin turningb. Memahami pengoberasian mesin turning yang benarc. Mengerti fungsi bagian-bagian mesin turningd. Mengetahui fungsi dan cara kerja mesin turninge. Mengetahui estimasi proses turning serta rincian biayanyaf. Membuat dan membandingkan waktu estimasi dengan waktu aktual permesinan

2.3.4 Klasifikasi mesin turningA. Tipe mesin turning berdasarkan daya mesinnya. Mesin turning ringanMesin ini ditujukan untuk latihan ataupun memproduksi part kecil yang tidak standar. Secara kontruksi, mesin ini mempunyai keseluruhan komponen yang ada pada mesin turning umumnya.

Gambar 2.68 mesin turning ringan

Mesin bubut sedang (medium lathe)Memiliki fungsi utama sebagai mesin reparasi part ataupun perkakas produksi dengan variasi yang beragam dan tingkat ketelitian yang tinggi. Konstruksi mesin perses seperti mesin turning standar pada umumnya.

Gambar 2.69 mesin bubut sedang

Mesin turning standarMerupakan mesin acuan dalam artian bagian-bagian mesin yang ada pada mesin turning standar merupakan bagian yang harus ada pada bagian mesin turning jenis lainnya. Memiliki daya kuda yang relatif besar sehingga dapat melakukan operasi permesinan dengan jangkauan yang luas

Gambar 2.70 mesin bubut standar

Mesin turning longbedDitujukan untuk memproduksi benda berat, sehingga memiliki daya yang sangat besar dengan kemampuan produksi yang tinggi. Pengaturan meja yang panjan bertujuan untuk menopang benda yang panjang dan besar

Gambar 2.71 longbed turning

B. Tipe mesin turning berdasarkan prinsip kerja transmisi dayanya. Transimisi girDaya dari motor dihubungkan menuju spindel dengan rangkaian gir. Dengan tujuan durabilitas pemakaian agar mesin tidak perlu mengalami kerusakan transmisi dalam jangka waktu cepat

Gambar 2.72 transmisi gir

Transmisi pulleyDaya dari motor dihubngkan menuju spindel dengan sabuk atau pulley. Dengan tujuan kemudahan reparasi dan harga suku cadang yang murah. Cenderung mudah rusak

Gambar 2.73 transmisi pulley

C. Tipe mesin turning berdasarkan prinsip kerja proses. Center turning machineMesin turning yang umum digunakan pada workshop. Bekerja dengan sumbu horizontal. Memiliki kepala tetap sebagai poros daya dari motor. Mempunyai fungsi umum untuk membubut, facing, knurling, threading dan lain lain

Gambar 2.74 center turning machine

Tracer turning machineMemiliki fungsi untuk menyalin proses turning suatu benda. Mempunyai dua poros benda, poros utama untuk proses permesinannya, poros kedua untuk menyalin fitur pada benda yang akan di proses.

Gambar 2.75 tracer turning machine

Revolver turning machinePada dasarnya mesin ini hanya memiliki tambahan revolver dimana revolver digunakan sebagai tempat perkaka yang akan digunakan. Perkakas diurutkan pada revolver sehingga pengerjaan benda menjadi efektif dengan fitur penyayatan secara bersamaan.

Gambar 2.76 revolver

Vertical turning machineMemiliki fungsi untuk memakan bagian muka (facing) benda yang berukuran besar dan berat sehingga pemakanan hanya dimungkinkan dengan cara veritikal.

Gambar 2.77 vertikal turning machine.

Turret turning machineMemiliki bagian pengganti toolpost berupa turet yang menjadi dudukan mata pahat. Turret sendiri memiliki pencekam mata pahat yang banyak sehingga dapat mempercepat penggantian mata pahat.Umumnya digunakan untuk proses dimana operator harus mengganti banyak mata pahat, sehingga turret dapat mengeliminasi penggantian mata pahat. Mesin turret dikembangkan untuk memudahkan pencekaman, pemuatan dan pemrosesan benda kerja

Gambar 2.78 Horizontal turret

Gambar 2.79 Vertical turret

CNC turning machineCnc merupakan kepanjangan dari computer numerical control. Digunakan untuk memproses benda kerja secara otomatis kecuali pada pemuatannya. Memiliki kemampuan programable atau dapat diprogram dengan komputar. Memiliki keteliatian dan kecepatan yang tinggi sehingga umum digunakan pada produksi masal benda kerja yang khusus seperti : Chamsaft, Flywheel dan valve.

Gambar 2.80 CNC truning

2.3.5 Bagian-bagian mesin truning dan fungsinya

Gambar 2.81 bagian mesin turning

1.Headstock Berfungsi sebagai poros utama mesin turning dengan mekanisme transmisi gear atau puley sebagai penyalur daya dari motor ke spindel. Pada headstock terdapat berbagai macam setting terhada mesin seperti: Spindle speed selector:Berfungsi mengatur kecepatan (RPM) dan spindel sehingga benda kerja berputar dengan RPM tertentu sesuai dengan material dan tools yang digunakan dalam proses turning. Umumnya setting RPM menggunakan tabel kombinasi tuas untuk pemilihan kecepatan

Gambar 2.82 spindle table

Contoh penggunaannya ialah : untuk mendapatkan RPM 200, maka operator harus memutar 2 tuas kombinasi yaitu tuas utama harus menunjukkan A dan tuas kedua menunjukkan huruf L sehingga kombinasi A-L menghasilkan RPM yang sesuai pada tabel.

A. Spindle:Berfungsi sebaga poros putaran dari motor ke benda kerja. Spindle juga berperan sebagai dudukan dari chuck atau pencekam benda. Spindle memiliki drawbar yang bolong agar pencekaman benda yang panjang dapat dilakukan dengan mendorong benda kerja hingga menembus headstock

B. Thread selectorDigunakan untuk memproses ulir (thread) pada workpiece. Tuas selector berfungsi sebagai kombinasi dari jenis, ukuran dan diameter dari ulir. Tuas ini mangacu pada tabel ulir yang tersedia pada mesin turning.

Gambar 2.84 thread selector

Gambar 2.85 thread table

C. Feed selectorUntuk menentukan arah pemakanan secara otomatis. Arah pemakanan sendiri memiliki 2 arah yaitu sumbu Z positif atau sumbu Z negatif.

2.CariageMempunyai fungsi umum untuk mengatur pemakanan dan kedalaman potong terhadap benda kerja. Pada carriage, terdapat mekanisme otomatis yang diberi daya dari Headstock. Bagian ini adalah bagian eretan melintang dan eretan atas serta toolpost dipasang. Gerakan pada eretanlah yang menyebabkan pemakanan material benda kerja

Gambar 2.86 Cariage

Bagian-bagian cariage secara umum ialah:a. Cross selectionHandle yang berfungsi untuk mengatur kedalaman potong yang akan dilakukan. Jika handle diputar, maka cross slide akan bergerak maju dan mundur sepanjang sumbu X mesinb. Cross slide Berfungsi agar toolpost dapat bergerak 90 terhadap benda kerja

c. Half lever nutTuas ini menghubungkan cariage kepada mekanisme Ledscrew yang digunakan ketika memproses ulir sehingga gerak pemakanan cariage sesuai dengan profil ulir yang diinginkand. Power feed leverTuas ini berfungsi untuk melakukan pemakanan otomatis dengan menghubungkan feed rod yang telah di set sesuai RPM spindle kepada cariage. Power feed membuat gerak pemakanan optimum sesuai dengan RPM spindel.e. Feed reverse leverUntuk merubah arah pemakanan otomatisf. Thread casing dialDigunakan untuk memproses ulir. Dial memberi informasi pengaturan half nut sehingga toolpost akan mengikuti gerak ledscrew dengan sempurnag. Cariage lock boltBerfungsi mengunci cariage ke bed agar toolpost tidak bergerak saat melakukan operasi facingh. Compound restTerletak pada cross slide dengan fungsi membentuk sudut toolpost terhadap benda kerja. Compound rest hanya bisa digerakkan secara manual dengan memutar handlenya. Biasanya digunakan untuk membuat chamfer ataupun tapper.3.TailstockMempunyai fungsi sebagai sumbu bantuan rotasi benda yang panjang sehingga gerak vibrasi dapat dihilangkan. Tailstock juga berfungsi sebagai center drill dan menjadi toolpost untuk proses drilling, boring, reaming dan inside thread cutting.Tailstock dipasang pada bed dan gerakannya sepanjang sumbu Z mesin. titik pusat tailstock menunjukkan pusat diameter benda kerja secara tepat sehingga tailstock juga berperan saat setting nol. Berikut bagian-bagian tailstock

Gambar 2.87 tailstock parts

1. Tailstock centerBerfungsi sebagai penopang sumbu benda. Terdiri dari bermacam-macam jenis

2. Tailstock quillBerfungsi sebagai kedudukan center dan berbagai komponen tambahan lainnya, terdapat ukuran panjang sebagai orientasi saat proses drilling dan lain-lain

3. Clamping leverPengunci gerak tailstock agar tetap diam saat proses permesinan berlangsung.

4. Hand WheelSebagai penggerak maju mundurnya tailstock quill.

5. Clamping nutUntuk mengunci tailstock ke bed.

6. SpindleSebagai pendorong tailstock quil. Memiliki profil ulir.

7. Spindle nutSebagai dudukan ulir agar spindel berputar saat handwheel diputar

(Holbrook Horton : 2010)

2.3.6 Peralatan dan perlengkapan mesin turning1. Mata pahatBerfungsi sebagai pemakan material baik dengan sumbu Z maupun sumbu X mesin.

Gambar 2.88 Cutting tools

Jenis dan arah pemakanannya: Left cut : mempunyai fungsi memakan benda kerja menuju arah tailstock Right cut : mempunyai funsi memakan benda kerja menuju arah headstock Thread tools : digunakan untuk membuat ulir Parting tools : digunakan untuk memotong benda Facing tools : digunakan untuk menghaluskan permukaan benda Roughing tools : digunakan untuk pemakanan awal yang umumnya dalam Finishing tools : digunakan untuk pengerjaan akhir atau penghalusan dari roughing Form tools : untuk membuat bentuk khusus seperti : chamfer, fillet, radius dan grooving Knurling tools : untuk membuat kertel sebagai grip pemegangan.(Serope Kalpakjian : 1994)2. Drive plate (plat pembawa)Dipasang pada spindel, digunakan ketika chuck tidak dapat mencekam benda kerja secara sempurna. Umumnya digunakan untuk mencekam benda yang berbentuk rumit sehingga benda harus dicekam oleh face plate menggunakan baut ataupun clamp.

Gambar 2.89 Drive plate atau face plate

3. Clamp dogSebagai alat pencekam pada faceplate agar benda kerja tetap berotasi tanpa melakukan gerak disumbu lainnya. Bent tail lathe dog digunakan untuk mencekam dan diposisikan pada lubang faceplate sedangkan bent tail clamp dog digunakan untuk mencekam permukaan benda kerja dengan menjepitnya ke faceplate.

4. ChuckBerfungsi mencekam benda kerja ke poros putaran (spindle) terdapat beragam jenis yaitu:a. Three jaws chuck:Memiliki 3 sisi cengkaman yang saling terhubung sehingga ketika dikencangkan maka benda kerja atau tepat pada pusat spindel

Gambar 2.90 3 Jaws Chuck

b. Four jaws chuckMemiliki 4 sisi cekaman yang saling bebas dan terdapat pula yang saling terhubung. Pada penggunaannya, pencekam yang bebas digubnakan untuk mencekam benda yang berbentuk rumit dan dapat mencekam benda yang membutuhkan operasi turning khusus tidak pada titik pusat spindel. Sedangkan pencekam yang terhubung memiliki fungsi yang mirip dengan 3 jaws chuck

Gambar 2.91 fourjaws chuck

c. Collet chuckMemiliki lubang slot tempat benda kerja dimasukkan, lalu akan mencekam keseluruhan sisi benda kerja jika dikencangkan. Umumnya digunakan untuk mencekam benda kecil atau yang memiliki bentuk segi empat, bulat segi enam dan segi lima.

Gambar 2.92. konstruksi collet

Gambar 2.93 collet

(Holbrook Horton : 2010)5. CenterBerfungsi untuk menopang benda kerja yang panjang agar mengeliminasi gerak vibrasi benda kerja. Diposisikan pada titik pusa spindel (horizontal dengan pusat spindle). Berikut macam-macam center: Dead centerDigunakan untuk menahan benda kerja yang sudah di center drill dengan RPM rendah. Dapat pula digunakan sebagai poros tambahan pada spindle

Gambar 2.94 dead center

Live centerBerfungsi menyangga benda kerja dengan RPM tinggi. Hal ini dimungkinkan karena poros center memiliki bearing sehingga dapat berputar mengikuti benda.

Gambar 2.95 live center

V- centerMemiliki V untuk menyangga benda kerja yang tirus tanpa perlu dicenter drill

Gambar 2.96 v-center

Famale centerMemiliki rongga lingkaran atau silindris untuk menyangga benda kerja silindris tanpa perlu di center drill

Gambar 2.97 female center

(Holbrook Horton : 2010)6. MandrilBenda kerja yang telah di gurdi biasanya tidak mensupport pengunaan center. Sehingga mandrillah yang digunakan sebagai penumpunya. Ujung mandril diposisikan pada lubang gurdi lalu dikembangkan agar dapat mencekam benda kerja.Mandril memiliki 2 tipe yaitu: Solid mandrill : memiliki ukuran diameter tetap Expansion mandrill : dapat dikembangkan hingga bagian dalam lubang tercekam

Gambar 2.98 solid dan expansion mandel7. Penyangga (rest)Ketika benda kerja memiliki selubung yang panjang, maka Rest harus digunakan agar benda tetap berotasi dengan mulus tanpa ada vibrasi. Berikut macam-macam penyangga: Steady restDipasang di bed dan dikencangkan agar posisinya selalu tetap. Digunakan pada proses internal threading dan drilling yang memiliki fitur kedalaman yang dalam

Gambar 2.99 steady rest

Cathead restDigunakan ketika benda kerja memiliki diameter kecil yang tidak dapat disupport oleh bearing steady rest. Dial indicator harus di set aga coecentric terhadap diameter benda

Gambar 2.100 cathead rest

Follow restDipasang pada samping cariage dengan tujuan untuk menyangga benda kerja dari defleksi akibat proses permesinan. Follow rest akan bergerak sepanjang cariage bergerak

Gambar 2.101 follow rest

(Holbrook Horton : 2010)8. Drill chuckDigunakan untuk mencekam mata bor pada proses drilling di mesin turning. Diletakkan pada tailstock quill. Jika batang mata bor memiliki profil tirus, maka slave adaptor harus digunakan

Gambar 2.102 Drill chuck

9. Cutting fluidBerfungsi sebagai cairan pendingin untuk proses permesinan dengan tujuan mengurani friksi material agar hasil proses menjadi mulus dan memperpanjang umur tools. Tipe cutting fluid adalah sebagai berikut: Cutting oil : berasal dari kombinasi minyak bumi, nabati dan hewani Emulsi : disebut juga water soluble oil dimana unsut emulisi ditambahkan dan dilarutkan dalam air Syntetic fluids : larutan sintesis murni dengan bahan anti korosi dan penyerap panas yang tinggi Semi syntetic fluids: larutan campuran sintetik dengan emulsi(Serope Kalpakjian : 1994)10. Tool holderDigunakan sebagai pemegang mata pahat parting dikarenakan mata pahat terlalu tipis untuk dicekam dengan toolpost. Dikenal juga dengan nama cutoff tool bit

Gambar 2.103 tool holder

11. Lathe milling fixtureDigunakan untuk melakukan proses milling pada mesin turning dengan mencekam benda kerja pada cariage sehingga putaran spindel dapat dipasang dengan pahat milling.

Gambar 2.104 lathe milling fixture

2.3.7 Proses pada mesin turning

Gambar 2.105 turning operation

A. Straight turning : operasi pengurangan diameter workpieceB. Tapper turning : operasi pembuatan profil tertentuC. Profilling : operasi pembuatan profil tertentuD. Turning dan external grooving : pembuatan slot secara lebar pada selubung workpieceE. Facing : operasi penghalusan permukaan workpieceF. Face grooving : pembuatan slot pada permukaan workpieceG. Cutting with form tool : pembuatan profil dengan mata pahat sebagai mal profilH. Boring dan internal grooving : perbersaran diameter dan membuat slot dalamI. Drilling : pengurdian workpieceJ. Cutting off: operasi pembelahan bendaK. Threading : pembuatan ulir otomatis dengan tabel ulirL. Knurling : pembuatan kartal pada workpiece sebagai handle grip(Serope Kalpakjian : 1994)

2.3.8 Performance pada mesin turningA. Turning Cutting Speed :N =

Cutting TimeCT =

Material removal rateMRR =

Substitusi dengan N, maka:

MRR = k x V x Fr x t

B. Facing, Slot cutting dan Cut off Cutting Speed :N =

Cutting TimeCT =

Material removal rateMRR =

Dimana :N = RPM k = Konstanta peubah satuanD1 = Diameter awalL = Panjang potongA = AllowanceFr = FeedD2 = Diameter akhir

(Erik Oberg : 2012)

2.4. Kerja Milling.2.4.1. DefinisiMilling adalah proses pengurangan material workpiece dengan prinsip menggerakan tools bermata tunggal ataupun majemuk. Benda kerja dicekam sedemikian rupa agar tetap rigid, lalu meja tempat pencekam berada digerakan dengan memutar tuasnya sehingga benda kerja dapat bergerak melalui mata pahat. Proses milling dapat mengerjakan hal sebagai beriku: Meratakan permukaan benda Drilling, boring dan reaming Pembuatan roda gigi Slotting Chamferin dan filleting(Groover. P. Mikell : 2007)2.4.2. Prinsip KerjaPada proses milling, mata pahat diputar pada sumbu Z sehingga hanya dapat bergerak pada Z+ dan Z-. sedangkan benda digerakkan oleh eretan sepanjang sumbu Y+ dan Y- dan dapat pula bergerak menyamping sepanjang sumbu X+ dan X-. benda dicekam dengan kuat agar tidak melakukan gerak vibrasi. Arah pemakanan harus disesuaikan dengan profil pencekaman. Jika pencekaman pada sumbu X, maka benda tidak boleh diproses dari sumbu Y dan sebaliknya.

2.4.3. TujuanPraktikum Kerja Milling bertujuan agar:1. Praktikan dapat menguasai pemakaian mesin milling.2. Memahami pengoperasian mesin milling yang benar3. Mengerti fungsi bagian-bagian mesin milling4. Mengetahui fungsi dan cara kerja mesin milling5. Mengetahui estimasi proses milling serta rincian biayanya6. Membuat dan membandingkan waktu estimasi dengan waktu aktual permesinan

2.4.4. Klasifikasi Mesin MillingMesin milling dibuat bermacam jenisnya dikarenakan batasan tertentu dari satu jenis mesin, sehingga untuk proses tertentu dibutuhkan mesin milling khusus. Berikut jenis-jeni dari mesin milling:A. Mesin milling horizontalMemiliki poros utama yang horizontal. Sehingga poros mesin tidak dapat disetel mendekati workpiece. Atas masalah tersebut, ketinggian meja dan eretan harus dapat disetel hingga sesuai dengan poros rotasi tools. Memiliki fungsi untuk meratakan permukaan workpiece yang lebar atau luas

Gambar 2.106 milling horizontal

B. Mesin milling vertikal Mempunyai poros putar tools vertikal sehingga memungkinkan melakukan gerak pada sumbu Z. mesin ini bersifat lebih fleksibel dibandingkan mesin milling horizontal dalam beragam proses yang dapat dilakukannya

Gambar 2.107 vertikal millingC. Mesin milling universalMemiliki 2 poros spindel yaitu vertikal dan horizontal. Poros inipun dapat diubah-ubah posisinya agar sesuai dengan kebutuhan. Meja pada mesin ini dapat dimiringkan untuk fleksibilitas proses yang dapat dilakukan

Gambar 2.108 universal milling

D. Mesin milling meja putarMeja tempat peletakan workpiecenya dapat diputar, memiliki fungsi untuk membuat lingkaran ataupun profil kurvatif pada wokrpiece

Gambar 2.109 milling meja putar

E. Mesin milling duplikatMemiliki fungsi agar dapat menduplikasi hasil milling produk yang ingin di duplikan tanpa perlu melakukan pengukuran. Memiliki tingkat kecepatan produksi yang cepad dan dapat mengingat duplikasi dengan bantuan program

Gambar 2.110 milling duplikat

F. Mesin milling profileDapat digunakan untuk membuat profil pada benda kerja seperti stampling, pencetakan logo dan gambar. Tidak ditujukan untuk pengurangan material yang banyak.

Gambar 2.111 milling profileG. Mesin milling planetDigunakan untuk milling bagian luar ataupun dalam dari permukaan workpiece. Memiliki gerakan planet, evolven dan elips. Cocok untuk pembuata ulir pada workpiece yang tirus ataupun bantalan pada permukaan

Gambar 2.112 milling planet

H. Mesin milling penyerutBerfungsi untuk menyayat workpiece dan dapat digunakan untuk mengefrais benda besar secara kontinu.

Gambar 2.113 milling penyerutI. Mesin milling korterDigunakan untuk drilling, reaming dan boring. Digunakan juga untuk pengkorteran workpiece yang besar

Gambar 2.114 mesin milling korter

J. Mesin milling produksiMemiliki banyak spindel untuk pengerjaan banyak sisi sekaligus. Sangat efektif dan efisien sehingga berada pada skali mesin produksi masif. Memiliki kemampuan mengerjakan beragam jenis proses sekaligus

Gambar 2.115 mesin milling produksi

K. Mesin milling ketam Digunakan untuk mengubah bentuk permukaan workpiece manjadi bentu yang dikehendaki

Gambar 2.116 mesin milling ketamL. Mesin milling CNCDigunakan untuk mengerjakan berbagai macam profile secara otomatis hanya dengan melakukan pemrograman. Memiliki fungsi yang beragam dan dapat memproduksi dalam skala masif.

Gambar 2.117 mesin milling CNC

(Erik Oberg : 2012)2.4.5. Bagian-bagian mesin Milling dan fungsinya

Gambar 2.118 bagian mesin milling1. Paksi ulir : untuk memindahkan meja siku dengan arah sumbu Z2. Roda tangan : untuk memindahkan meja siku dengan arah vertikal3. Rota tangan : untuk memindahkan meja siku dalam arah melintang4. Hantaran melintang5. Eretan melintang6. Meja tambat7. Hantaran untuk memindahkan meja siku arah vertikal8. Frais silindris9. Poros milling10. Lengan penunjang11. Paksi utama12. Badan mesin13. Lemari hubung14. Roda tangan untuk menggeser meja arah memanjang15. Poros pemindah16. Meja siku(Drs.Daryanto : 1992)

2.4.6. Peralatan dan perlengkapan mesin millingA. ArborTampat pemasangan tools dan sebagai poros putar dari tools. Berbentuk silindri dengan alur pasar sebagai pencekaman mata pahat. Berikut konstruksi bentuk Arbor:

Gambar 2.119 Konstruksi ArborPada part 1 (Stub Arbor):1. Cross Screw2. Driver3. Feather key.

Pada part 2 ( Cutter Arbor):1. Arbor 2. Arbor collars3. Bush4. Arbor nut5. Steep tapper(Hoolbrook Horton : 2010)B. Collet chuckBerfungsi sebaga pencekam pahat pada mesin milling. Terdapat di dalam arbour. Disebut sebagai rumah pahat. Berikut bagian pada collet

Gambar 2.120 konstruksi collet1. Cutter chuck2. Collet3. Cap nut

Macam-macam collet:

Gambar 2.121 tipe collet

(Hoolbrook Horton : 2010)

C. RagumDigunakan sebagai pencekam benda kerja. Jenis-jenis ragum disesuaikan pada bentuk benda yang berbeda-beda. Berikut jenis ragum yang umum dipakai pada proses milling

Gambar 2.123 tipe ragum

Ragum datar dipakai pada workpiece ringan Ragum pelat dipakai untuk workpiece yang berat dan daya mesin yang besar Ragum busur dipakai ketika workpiece memiliki pengerjaan dengan kemiringan tertentu Ragum universal dipakai untuk profil khusus yang memerlukan action tinggiD. TailstockDigunakan dalam pembuatan gear dengan proses milling dengan cara mengapit titik tengah workpiece dengan center dari tailstock. Tailstock sendiri dipasang ke meja dengan menggunakan baut kepala segi empat

Gambar 2.124 tailstock

E. Indexing headBerbentuk seperti tailstock namun dengan pembagian workpiece dalam sekali pemakanan. Terdiri dari 4 macam, yaitu: Pembagi langsung Pembagi sederhana Pembagi sudur Pembagi diferensialUmumnya digunakan pada pembuatan gear, segi banyak dan helical gear.

Gambar 2.125 indexing headF. ClampDigunakan sebagai penjepit benda kerja secara bebas atau bisa dijadikan support pada ragum. Jenis-jenis clamp sebagai berikut: V-blockUntuk menyangga benda yang memiliki sudut lancip ( D/23. Tools melakukan kontak penuh dengan proses roughing4. Tools melakukan kontak penuh dengan proses finishingCT = Untuk point per kasus menggunakan : 1. LA = LO = 2. LA = LO = D/23. LA = D/2 LO = -0.5 4. LA = LO = D/2 Material removal rateMRR = =

Dengan catatan:N = Rpm cuttern = Jumlah gigi CutterW = Lebar pemotonganV = Cutting speedt = Depth of cutL = Panjang potongLA = Panjang pendekatan cutterLO = Panjang berlebihan tanpa gerak pemakanan materialFm = FeedFt = Feed/toothD = Diameter cutter

(Erik Oberg : 2012)

2.5 Assembly2.5.1. DefinisiAssembly adalah penggabungan komponen-komponen pendukung produk atau penyatuan produk dengan cara menyatukan, merangkai atau merakit seluruh komponennya. Pada tahap ini tidak lagi dilakukan proses permseinan terhadap prdouk, walaupun masih dimungkinkan operasi penyatuan part seperti : las, pengeleman ataupun joint method lainnya. Suatu produk yang akan di assembly harus memiliki definisi yang tetap sebagai joint, rigid body, support dan mainfitur-nya.(Roth. S. Edward : 2003)2.5.2. TujuanPada bagian perakitan, praktikan diharapkan:1. Mampu memahami metode-metode assembly2. Melakukan assembly sesuai dengan algoritmanya3. Melakukan proses pengelasan dengan baik dan benar4. Merangkai suatu produk hingga siap pakai2.5.3. Macam-macam AssemblyPada sistem Design For Manufacturing and Assembly, suatu produk harus memiliki sifat Solid, dengan kata lain, produk harus mampu melakukan fungsinya tanpa menghsailkan ataupun terpengaruh oleh gaya-gaya lainnya. Berikut 2 tipe Assembly1. Handling ( Memegang, memindahkan dan orientasi)Untuk dapat melakukan proses Assembly yang benar, maka desain produk harus memperhatikan kemudahan handling dengan cara mengevaluasi paramter berikut:a. Simetri produkb. Sudut referensi produkc. Sudut kontak assemblyd. Ukuran produk (berat, tebal, panjang, lebar dan geometrinya)

2. Insertion and FasteningTahap ini ditujukan untuk menyatukan komponen-komponen dalam proses Assembly. Penyatuan produk dapat dengan merangkai komponen ataupun menyatukan komponen dengan metode penyatuan permanen ( seperti: las, sambungan paku keling) ataupun penyatuan sementara (seperti : sambungan ulir,sambungan pena dan susutan). Penyatuan produk harus memperhatikan parameter berikut:a. Holding downUsaha untuk orientasi komponen berupa : penyejajaran komponen, melihat atau tinjauan terhadap clearance dan allowance produkb. Easy to alignAdanya fitur yang mempermudah proses perakitan seperti : chamfer, filleting dan bentuk lainnyac. Obstructed AccesBagian yang terlalu sempit, kecil dan sulit dijangkau harus diminimasi ataupun di eliminasid. Restricted visionAdanya kesulitan dalam melihat perakitan antar komponen. Hal ini harus dihindari sebisa mungkin

(Campbel.G.Robert : 2003)

2.5.4. Kerja lasA. Definisi Sambungan las adalah sambungan permanen yang didapt dari difusi bagian yang akan disambung dengan atau tanpa bahan pengisi. Panas yang diperlukan untuk proses fusi diperoleh dari pembakaran gas ataupun busur listrik

(Dahlan Dahmir:2011)B. Tujuan pengelasanTujuan pengelasan pada praktikan ialah1. Memahami penggunaan jenis-jenis las.2. Memahami cara pengelasan yang baik dan benar.3. Menggunakan metode-metode las yang benar4. Menyatukan komponen dengan hasil las yang baikC. Jenis-jenis las1. Oxygen-gass weldingMenggunakan oksigen sebagai media pemanas logam yang beraksi sebagai pereaksi gas CH

Gambar 2.137 proses Oxygen Welding

2. Las Busur ListrikMenggunakan busur api yang diciptakan oleh listrik sebagai pemanas logam atau elektrodanya.

Gambar 2.138 las busur listrik

D. Jenis sambungan las

Gambar 2.139 jenis sambungan las

1. Butt jointDibentuk dua anggota sambungan dalam bidang yang sama dan didekatkan kedua ujungnya. Biasanya digunakan pada subassembly.Track pada butt joint:

Gambar 2.140 track pada butt joint2. Corner jointDibentuk dengan sudut 90 dan di las pada sisi luarnya.Jenis track pada corner joint

Gambar 2.141 track pada corner joint

3. T-JointSambungan las yang dibentuk oleh 2 benda tegak lurus dimana salah satunya bertingak sebagai alasnyaTrack pada T-Joint

Gambar 2.142 tack pada T-joint

4. Lap jointDibentuk oleh 2 permukaan yang tumpang tindih (menumpuk). Umumnya di las pada kedua sisi. Berikut track pada lap joint

Gambar 2.143 track pada lap joint

5. Edge jointDibentuk bila sisi dua anggota disambung

Gambar 2.144 track edge joint

(Dahlan Dahmir : 2011)E. Peralatan Las1. Klem MassaDigunakan untuk menjepit kabel positif dan negatif kepada benda kerja yang akan di las

Gambar 2.145 klem massa

2. Chipping HammerDigunakan untuk menghilangkan terak las dengan cara memukul ataupun menggoreskannya pada jalur las

Gambar 2.146 chipping hammer

3. Pemegang elektrodaUjungnya digunakan untuk menjepit elektroda, dibungkus dengan isolator

Gambar 2.147 pemegang elektroda

4. Sikat kawatDigunakan untuk membersihkan permukaan sebelum di las

Gambar 2.148 sikat kawat5. ElektrodaDigunakan pada las listrik sebagai logam penyambung

Gambar 2.149 elektroda6. Kabel masaDigunakan sebagai pengantar arus listrik

Gambar 2.150 kabel masa

7. TangDigunakan untuk memegang benda hasil las karena panas untuk dipegang secara langsung

Gambar 2.151 Tang

2.6 Raw Material2.6.1. Definisi Raw material atau bahan mentah adalah bahan baku yang belum memiliki pertambahan nilai akibat dari belum diberikan proses yang menambah nilai bahan itu sendiri

2.6.2. Kegunaan material1. Sebagai media proses pembuatan produk2. Memberikan struktur produk yang unik antar material3. Sebagai media penambahan nilai4. Memberikan profil khusus tergantung jenis materialnya

2.6.3. Material yang digunakan dalam praktikum proses manufakturA. Besi St 40 dan St 60 Merupakan baja dengan tensile strength masing-masing 40Kg/mm dan 60Kg/mm. tergolong baja lunak.

B. Angle Bar. Merupakan besi siku dengan ukuran standar dengan material utamanya adalah baja.

2.7 APD2.7.1 DefinisiAlat Pelindung Diri (APD) digunakan ketika bahaya dan resiko dari suatu pekerjaan tidak dapat dihindari lagi dengan metode lainnya. Sehingga APD merupakan langkah akhir pencegahan bahaya kerja. APD mencegah kontak fisik langsung dengan sumber bahaya. Sehingga penggunaannya sangat dianjurkan ketika tidak ada lagi metode pencegahan bahaya dan resiko.2.7.2 Tujuan1. Mencegah terjadinya cedera ataupun luka ketika bekerja2. Melindungi anggota tubuh3. Membiasakan diri berperilaku disiplin dalam keselamatan kerja4. Mengurangi rasa waspada di saat bekerja

2.7.3 Jenis dan Kegunaan APDA. WearpackUntuk melindungi kulit dari kontak langsung dengan material dan sumber bahaya (ex. Api, panas, dan benda tajam). Bahan wearpack usahakan sebagus mungkin sesuai fungsinya.

Gambar 2.152 WearpackB. Gloves (Sarung Tangan)Sebagai pelindung tangan dari panas, gram dan benda tajam dengan tujuan mempermudah handling material. Bahan gloves harus mampu mengeliminasi tajam dan suhu benda namun tetap nyaman dipakai.

Gambar 2.153 GlovesC. Googles (Kacamata)Berfungsi untuk melindungi mata dari material yang mental akibat proses permesinan dan menjaga mata agar tidak perih karena terkena gram ataupun asap.

Gambar 2.154 Kacamata

D. Boots (Sepatu)Berfungsi melindungi kaki dari resiko tertimpa benda maupun terjatuh akibat lantai yang licin.

Gambar 2.155 SepatuE. ArponSebagai pelindung saat pengelasan. Terbuat dari material tahan panas sehingga percikan las tidak dapat melukai tubuh.

Gambar 2.156 Arpon

F. MaskDigunakan saat pengelasan sebagai penghambat reaksi karena yang tercipta saat busur las tercipta. Hal ini penting karena cahaya korona dapat menyebabkan kebutaan.

Gambar 2.157 Mask(Daryanto : 2001)