133
PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERFIKIR TINGKAT TINGGI SISWA PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO BANYUPUTIH BATANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Kimia Oleh: NUNIK HIDAYATI NIM: 083711019 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

  • Upload
    buinhu

  • View
    230

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM

PEMBELAJARAN KIMIA UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN BERFIKIR TINGKAT TINGGI SISWA

PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS

XI SMK DIPONEGORO BANYUPUTIH BATANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

Ilmu Pendidikan Kimia

Oleh:

NUNIK HIDAYATI

NIM: 083711019

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2012

Page 2: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

ii

Page 3: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

iii

Page 4: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

iv

Page 5: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

v

Page 6: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

vi

ABSTRAK

Judul : Penerapan Metode Praktikum dalam Pembelajaran Kimia

untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Tingkat Tinggi

Siswa pada Materi Pokok Kesetimbangan Kimia Kelas XI

SMK Diponegoro Banyuputih Batang

Penulis : Nunik Hidayati

NIM : 083711019

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan

1) Untuk mengetahui penerapan pembelajaran kimia menggunakan

metode praktikum dapat meningkatkan keterampilan berfikir tingkat tinggi

peserta didik pada materi pokok kesetimbangan kimia. 2) Untuk

mengetahui peningkatan keterampilan berfikir tingkat tinggi peserta didik

pada pelajaran kimia materi pokok kesetimbangan kimia dengan metode

praktikum.

Dari hasil wawancara peneliti kepada guru mata pelajaran kimia,

peserta didik kurang aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar

sehingga daya pikir peserta didik kurang berkembang. Penerapan metode

ceramah menghasilkan dampak yang kurang baik pada taraf berfikir

peserta didik untuk menemukan konsep, mengembangkan pengetahuan,

serta kurang terlatih untuk mengembangkan daya nalarnya untuk

mengaplikasikan konsep-konsep yang dipelajarinya dalam memecahkan

permasalahan yang dijumpai. Untuk itu diperlukan pembelajaran yang

dapat meningkatkan taraf berfikir, pemahaman konsep serta keaktifan

peserta didik.

Obyek penelitian adalah peserta didik kelas XI TKJ 1 SMK

Diponegoro Banyuputih Batang tahun ajaran 2011/2012 dengan jumlah

siswa 30 orang. Jenis penelitian ini adalah penelitian tin dakan kelas yang

terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus.

Hasil pengamatan untuk kemampuan berfikir tingkat tinggi pada

peserta didik SMK Diponegoro dalam pembelajaran kesetimbangan kimia

dengan mengunakan metode praktikum, belum baik. Hal ini terlihat pada

siklus I, akan tetapi pada siklus II pola pikir peserta didik mulai terlihat

adanya peningkatan yang baik sehingga peserta didik dapat mengolah

pemikirannya yang dituangkan dalam hasil belajar.

Hasil yang di dapat dari pembelajaran praktikum, pada siklus I

rata-rata belajar peserta didik 70,40 dengan ketuntasan klasikal sebesar

76,67%, Sedangkan pada siklus 2 setelah diadakan refleksi pelaksanaan

tindakan pada siklus I, rata-rata hasil belajar peserta didik mengalami

peningkatan yaitu sebesar 73,60 dengan ketuntasan klasikal sebesar

90,00% pada siklus II. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa taraf

berfikir peserta didik pada materi pokok kesetimbangan kimia dengan

metode praktikum meningkat.

Page 7: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur alhamdulillah selalu terpanjatkan kepada Allah SWT yang

telah memberikan segala rahmat, inayah dan hidayahNya kepada penulis yang

tidak memiliki kekuatan sedikit sehingga hanya berkat rahmatNya penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam

selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah meluruskan

umat manusia ke jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.

Skripsi ini berjudul “Penerapan Pembelajaran Kimia Mengunakan

Metode Praktikum dalam Meningkatkan Keterampilan Berfikir Tingkat Tinggi

Siswa pada Materi Pokok Kesetimbangan Kimia Kelas XI SMK Diponegoro

Banyuputih Batang”, disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Fakultas Tarbiyah Institut Agama

Islam Negeri Walisongo Semarang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa

skripsi ini sangat sulit terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dukungan dan

doa’ dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena

itu pada kesempatan ini penulis mengaturkan banyak terima kasih kepada :

1. DR. Suja’i, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam

Negeri Walisongo Semarang

2. Atik Rahmawati, S.Pd.,M.Si, selaku pembimbing I yang telah bersedia

meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya, untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Drs. Mahfud Junaedi, M.Ag, selaku pembimbing II yang telah bersedia

meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya, untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Segenap dosen pengajar di lingkungan Fakultas Tarbiyah Institut Agama

Islam Negeri Walisongo Semarang, terkhusus Segenap dosen Kimia yang

tidak bosan-bosannya memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis

sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini.

Page 8: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

viii

5. H. Ali Sodiqin, S.Pd.I, selaku kepala sekolah SMK Diponegoro Banyuputih

Batang dan seluruh guru, karyawan dan stafnya terimakasih telah membantu

dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Arini Ainul Hanifah, S.Pd, selaku guru mata pelajaran kimia di SMK

Diponegoro Bamyuputih Batang, terima kasih atas bantuan, arahan dan

bimbingannya selama penulis melaksanakan penelitian.

7. Ayahanda Abdul Ghofur dan Ibunda Sadisah selaku orang tua penulis, yang

telah memberikan segalanya baik doa’ semangat, cinta, kasih sayang, ilmu dan

bimbingan, yang tidak dapat penulis ganti dengan apapun, serta dukungan

materil dan spritualnya.

8. Nenek tercinta Hj. Maryam, yang telah memberikan dorongan untuk menjadi

yang terbaik beserta keluarga.

9. Teman-teman seperjuangan kimia angkatan 2008 yang memberikan semangat

baik moral, material maupun spiritual.

Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan dalam arti sebenarnya. Oleh sebab itu saran dan kritik yang

bersifat konstruktif penulis harapkan. Penulis berharap semoga penyusunan

skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan para pembaca.

Semarang, 15 April 2012

Penulis

Nunik Hidayati

NIM. 083711019

Page 9: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... ii

PENGESAHAN ........................................................................................... iii

NOTA PEMBIMBING ................................................................................ iv

ABSTRAK ................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... ix

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 5

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka .......................................................................... 7

B. Metode Praktikum .................................................................... 8

1. Pengertian metode praktikum............................................... 8

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pembelajaran

Praktikum ............................................................................. 9

3. Tahap-tahap Metode Praktikum ........................................... 11

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Praktikum ................... 12

C. Keterampilan Berfikir Tingkat Tinggi ...................................... 13

1. Pengertian Berfikir ............................................................... 13

2. Teori Perkembangan Kemampuan Berfikir ......................... 14

3. Konsep Kemampuan Berfikir .............................................. 15

4. Keterampilan Berfikir Tingkat Tinggi ................................. 16

D. Kesetimbangan Kimia .............................................................. 17

E. Rumusan Hipotesis ................................................................... 24

Page 10: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

x

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................ 25

B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 27

C. Pelaksana dan Kolabolator ....................................................... 29

D. Rancangan Penelitian ............................................................... 30

E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 36

F. Teknik Analisis Data ................................................................ 37

G. Indikator Pencapaian ................................................................ 39

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ......................................................................... 41

1. Pra Siklus ............................................................................. 41

2. Siklus 1 ................................................................................. 41

3. Siklus 2 ................................................................................. 49

B. Pembahasan .............................................................................. 55

1. Pra Siklus ............................................................................. 55

2. Siklus 1 ................................................................................. 56

3. Siklus 2 ................................................................................. 59

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 65

B. Saran-saran ............................................................................... 66

C. Penutup ..................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 11: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi dewasa ini, kehidupan masyarakat banyak

dipengaruhi oleh perkembangan sains dan teknologi. Banyak permasalahan

yang muncul dalam kehidupan sehari-hari memerlukan informasi ilmiah

dalam pemecahannya. Oleh karena itu, literasi sains menjadi kebutuhan setiap

individu agar memiliki peluang yang lebih besar untuk menyesuaikan diri

dengan dinamika kehidupan.

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

didik agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya

dengan demikian akan menimbulkan perubahan pada dirinya. Pengajar

bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu tercapai

sebagaimana yang diinginkan.1 Menurut pemikiran al-Ghazali bahwa tujuan

pendidikan adalah tingkat kedekatan diri kepada Allah yang kemudian

berimbas secara empiris di masyarakat terutama dalam pembentukan moral.2

Sebagaimana dalam firman Allah SWT yaitu, Q.S Ar-Rad ayat 11:

...........�χÎ) ©!$# Ÿω ç�Éi� tóム$tΒ BΘöθs) Î/ 4®Lym (#ρç�Éi� tóム$tΒ öΝ Íκ Ŧà�Ρr'Î/ 3 !# sŒ Î) uρ yŠ# u‘ r&

ª!$# 5Θöθs) Î/ # [þθß™ Ÿξsù ¨Š t�tΒ … çµ s9 4 $tΒuρ Ο ßγ s9 ÏiΒ ÏµÏΡρߊ ÏΒ @Α# uρ ∩⊇⊇∪

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga

mereka merubah keadaan, yang ada pada diri mereka sendiri. Dan

apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka

tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi

mereka selain Dia”.3

1 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 79.

2 Abdurrahman, Meaningful Learning Re-invensi Kebermaknaan Pembelajaran,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 15.

3 Fadhal AR Badafal, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro,

2006), hlm. 250.

Page 12: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

2

Tugas seorang pendidik yang berkewajiban untuk mengatasi berbagai

masalah yang sering dijumpai dalam dunia pendidikan. Dan guru memiliki

peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas

pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan

membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan

belajar bagi peserta didiknya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.4

Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), termasuk kimia,

dikembangkan oleh manusia dengan tujuan untuk memahami gejala alam.

Rasa keingin tahuan mendorong ilmuan untuk melakukan proses penyelidikan

ilmiah hingga ditemukan suatu jawaban yang kemudian menjadi produk sains,

seperti konsep, prinsip, teori dan hukum. Dalam istilah psikologi pengetahuan

tentang proses ilmiah disebut pengetahuan prosedural, dan pengetahuan yang

berkaitan dengan produk ilmiah disebut pengetahuan deklaratif.5

Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari materi dan perubahannya.

Unsur dan senyawa adalah zat-zat yang terlibat dalam perubahan kimia. Untuk

mengetahui ciri suatu senyawa, kita perlu mengetahui sifat-sifat fisisnya, yang

dapat diamati tanpa mengubah identitasnya, dan sifat-sifat kimia, yang dapat

ditunjukkan hanya melalui perubahan kimia. Ilmu kimia terkesan sulit pada

tingkat dasarnya diantaranya: kimia memiliki perbendaharaan kata yang

sangat khusus dan beberapa konsepnya bersifat abstrak.6

Untuk mempelajari kimia tidak hanya dengan pemberian fakta dan

konsep saja, tetapi peserta didik perlu dilatih untuk menemukan fakta dan

konsep tersebut. Peserta didik tidak hanya mengetahui fakta, konsep atau

prinsip, tetapi juga terampil untuk menerapkan pengetahuannya dalam

4 Isjoni, Guru Sebagai Motivator Perubahan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm.

11.

5 Wiyanto, Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi Laboratorium,

(Semarang: UNNES Press, 2008), hlm. 1.

6 Raymond Chang, Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti, (Jakarta: Erlangga, 2005), jil. 1,

hlm.3-4.

Page 13: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

3

menghadapi masalah dalam kehidupan dan teknologi, hal ini dapat

meningkatkan keterampilan berfikir tinggkat tinggi. Telah kita ketahui bahwa

peningkatan keterampilan berfikir tingkat tinggi telah menjadi salah satu

prioritas dalam pembelajaran eksakta dalam sekolah. Pengajaran keterampilan

berfikir tingkat tinggi dilandasi dua filosof: harus ada materi atau pelajaran

khusus tentang berfikir dan mengintegrasi kegiatan berfikir kedalam

pembelajaran kimia. Dengan demikian, keterampilan berfikir terutama berfikir

tingkat tinggi harus dikembangkan dan menjadi bagian dari pelajaran kimia

sehari-hari. Dengan pendekatan ini, keterampilan berfikir dapat dikembangkan

dengan cara membantu peserta didik menjadi problem solving yang lebih

baik. Untuk itu guru harus menyediakan masalah (soal) yang memungkinkan

peserta didik mengunakan keterampilan berfikir tingkat tinggi.

Berdasarkan observasi awal dan keterangan yang diperoleh dari guru

pengampu mata pelajaran kimia SMK Diponegoro Banyuputih Batang bahwa

pembelajaran yang dilakukan selama ini masih menggunakan metode

ceramah. Guru hanya menerangkan dan peserta didik hanya mendengar.

Sehingga peserta didik menjadi bosan dalam mengikuti pelajaran. Untuk

menciptakan pembelajaran yang efektif dan mencapai tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai harus ditunjang dengan metode yang efektif. Dan metode

yang dapat mencapai tujuan pembelajaran.7

Permasalahan yang sangat umum bagi kurang minat peserta didik

dalam mengikuti proses belajar mengajar. Khususnya mata pelajaran kimia

karena pembelajaran hanya menggunakan ceramah atau pembelajaran yang

monoton. Sehingga, peserta didik kurang terampil dalam menemukan

pengetahuan atau informasi sendiri. Dan sebagian besar peserta didik dalam

mengikuti pelajaran kurang peran aktif sehingga sulit menangkap materi

pelajaran. Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses

komunikasi. Proses penyampaian pesan harus diciptakan atau diwujudkan

7 Wawancara dengan Arini Ainul Hanifah,S.Pd (guru kimia SMK Diponegoro Banyuputih

Batang), Tanggal 28 Nopember 2011.

Page 14: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

4

melalui kegiatan penyampaian dan tukar menukar pesan atau informasi oleh

setiap guru dan peserta didik.8

Praktikum merupakan proses pemecahan masalah melalui kegiatan

manipulasi variabel dan pengamatan variabel. Praktikum merupakan salah

satu pengajaran yang berpusat pada peserta didik yang mengambarkan

strategi-strategi pengajaran dimana guru lebih memfasilitasi dari pada

mengajar langsung. Dalam strategi pengajaran yang berpusat pada peserta

didik, guru secara sadar menempatkan perhatian yang lebih banyak pada

keterlibatan, inisiatif, dan interaksi sosial peserta didik. Tujuan-tujuan yang

banyak dicapai dengan efektif dengan strategi pembelajaran yang berpusat

pada peserta didik meliputi: pengembangan proses keterampilan

berkomunikasi, pengembangan pemahaman yang mendalam tentang pelajaran

kimia dan pengembangan keterampilan-keterampilan penelitian dan

pemecahan masalah.

Melalui praktikum peserta didik juga dapat mempelajari sains dan

pengamatan langsung terhadap gejala-gejala maupun proses-proses sains,

dapat melatih keterampilan berfikir ilmiah, dapat menanamkan dan

mengembangkan sikap ilmiah, dapat menemukan dan memecahkan berbagai

masalah baru melalui metode ilmiah dan lain sebagainya. Kemampuan ini bisa

dikembangkan melalui kegiatan praktikum.

Dalam mempelajari kimia tanpa menemukan fakta dan konsep adalah

tidak sesuai dengan proses belajar bermakna. Kesulitan peserta didik dalam

menemukan fakta dan konsep apabila tidak diatasi akan menghambat

tercapainya tujuan pendidikan. Oleh karena itu, keterampilan berfikir tingkat

tinggi untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

8 Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), hlm. 1.

Page 15: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang timbul adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan metode praktikum dalam pembelajaran kimia untuk

meningkatkan keterampilan berfikir tingkat tinggi peserta didik pada

materi pokok kesetimbangan kimia kelas XI TKJ 1 SMK Diponegoro

Banyuputih Batang tahun ajaran 2011/2012?

2. Apakah penerapan metode praktikum dalam pembelajaran kimia

meningkatkan keterampilan berfikir tingkat tinggi peserta didik pada kelas

XI TKJ 1 SMK Diponegoro Banyuputih Batang tahun ajaran 2011/2012?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian adalah

1. Untuk mengetahui penerapan metode praktikum dalam pembelajaran

kimia dapat meningkatkan keterampilan berfikir tingkat tinggi peserta

didik pada materi pokok kesetimbangan kimia kelas XI TKJ 1 SMK

Diponegoro Banyuputih Batang tahun ajaran 2011/2012

2. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan berfikir tingkat tinggi peserta

didik pada pelajaran kimia materi pokok kesetimbangan kimia dengan

metode praktikum kelas XI TKJ 1 SMK Diponegoro Banyuputih Batang

tahun ajaran 2011/2012

Dari penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat bagi pihak yang

bersangkutan (peneliti dan objek yang diteliti), antara lain:

1. Bagi peneliti.

Menambah pengetahuan khususnya di bidang pendidikan, yaitu

penerapan metode-metode dalam pembelajaran untuk meningkatkan

keterampilan berfikir tingkat tinggi. Dalam penelitian ini peneliti

menetapkan metode praktikum.

2. Bagi peserta didik

a. Memberikan peran aktif peserta didik dalam proses pembelajaran.

Page 16: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

6

b. Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap kesetimbangan

kimia.

c. Meningkatkan keterampilan berfikir tingkat tinggi

3. Bagi guru

Sebagai bahan pertimbangan dan informasi tentang alternatif

pembelajaran kimia untuk meningkatkan keterampilan berfikir tingkat

tinggi peserta didik.

4. Bagi Sekolah

a. Memberikan landasan dan argumentasi bagi kebijaksanaan yang akan

diambil guna meningkatkan mutu peserta didik.

b. Memberikan kontribusi yang baik dalam peningkatan pembelajaran

untuk semua pelajaran.

Page 17: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Kajian penelitian yang relevan merupakan deskripsi hubungan antara

masalah yang diteliti dengan kerangka teoritik yang dipakai, serta

hubungannya dengan penelitian yang terdahulu yang relevan. Pada dasarnya

urgensi kajian penelitian adalah sebagai bahan atau kritik terhadap penelitian

yang ada baik mengenai kelebihan maupun kekurangannya sekaligus sebagai

bahan perbandingan terhadap kajian yang terdahulu. Untuk menghindari

terjadinya pengulangan hasil temuan yang membahas permasalahan yang

sama baik dalam bentuk skripsi, buku dan dalam bentuk lainnya, maka

peneliti akan memaparkan karya-karya yang relevan dalam penelitian ini.

1. Renee E. Weiss, “Designing Problems To Promote Higher Order

Thingking”, New Directions For Taeching and Learning, No 95, Fall

2003. Penelitian ini bertujuan untuk mempromosikan pemikiran tingkat

tinggi dikalangan mahasiswa dengan desain Problem Based Learning

(PBL), penelitian tersebut menyimpulkan bahwa dengan memperhatikan

PBL dapat meningkatkan pemikiran tingkat tinggi pada mahapeserta didik.

2. Michael H. Hopson, Richard L. Simms dan Gerald A. Knezek, “Using a

Technolog-Enriched Environment to Improve Higher-Order Thinking

Skills”, Journal of Research on Technology in Education, Volume 34, No

2, 2001-2002. Penelitian ini meneliti efek dari teknologi dikelas pada

pengembangan peserta didik keterampilan berpikir tingkat tinggi dan sikap

mahasiswa didik terhadap komputer. Dengan adanya teknologi

menimbulkan efek positif pada peserta didik dalam kecakapan berfikir

tingkat tinggi

3. Kartina A. Meyer, “Face-To-Face Versus Theaded Discussions: The Role

of Time and Higher-Order Thinking”, JALN volume 7, Issue 3, 2003.

Dalam penelitian ini membandingkan pembelajaran diskusi dengan tatap

muka dan online dalam meningkatkan keterampilan berfikir tingkat tinggi,

Page 18: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

8

dengan berbagai tema. Peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran yang

lebih cocok digunakan untuk meningkatkan keterampilan berfikir tingkat

tinggi dengan berdiskusi tatap muka.

4. Akyuni, “Efektivitas Pembelajaran Praktikum Kimia Materi Pokok Reaksi

Kimia Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Kelas VII SMP

IPA (Islam Plus Assalamah) Ungaran” jurusan Tadris Kimia Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo. Menyimpulkan bahwa metode praktikum dapat

meningkatkan hasil belajar dan aktivitas peserta didik dalam mengikuti

pembelajaran. Skripsi ini mengkaji tentang bagaimana meningkatkan hasil

belajar peserta didik kelas VII SMP melalui pembelajaran praktikum.

Dalam pelaksanaannya peneliti membandingkan kemampuan kognitif dan

psikomotorik pada tiap siklusnya untuk melihat hasil belajar peserta didik

yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode praktikum

dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas peserta didik dalam

mengikuti pembelajaran.

B. Metode Praktikum

1. Pengertian Metode Praktikum

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan mengajar, metode

diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir.1 Dalam kitab-kitab klasik

juga menjelaskan bahwa:

��� � ���� � ��� �� �� ��� ����� ������ �� ������ � �!�"#�

���$� � %�� .'

1 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2006), hlm. 46.

2 Muhammad Atiyah Al-Abrosyi, Dar Ihya Al-Kutub Al-Arobiyah, (tt: Rukhu al tarbiyah

wa al ta’ lim, 1950), hlm. 267

Page 19: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

9

(!)� �*���� +�,-� �.�� � ��$� �� /�*� �� 0���� � �

1�!�-�� 23�� 43�� 4��*� "*�56 7�� �8 9: ;���$� <�=�.>

Metode adalah media yang kita ikuti guna memahamkan atau

memberikan pemahaman pada murid pada setiap pelajaran di

berbagai materi.

Metode adalah sebab-sebab yang digunakan guru guna

meningkatkan kegiatan pembelajaran dalam mewujudkan

sampainya pengetahuan pada murid dengan cara termudah dan

waktu tercepat.

Metode praktikum adalah cara penyajian pelajaran dimana peserta

didik melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri

sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode

percobaan ini peserta didik diberi kesempatan untuk mengalami sendiri

atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek,

menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai

suatu objek, keadaan atau proses sesuatu.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pembelajaran Praktikum

Menurut Lazarowitz dan Tamir (1994), ada lima faktor yang dapat

memfasilitasi keberhasilan pembelajaran praktikum yaitu: kurikulum,

sumber daya, lingkungan belajar, keefektifan mengajar, dan strategi

asesemen.

a. Kurikulum

Kurikulum dapat diidentifikasikan menjadi tiga fase yaitu:

kurikulum yang diharapkan (intended curriculum), ditunjukkan pada

tujuan kurikulum; kurikulum yang dipahami (perceived curriculum),

direfleksikan oleh pandangan guru dan peserta didik; dan kurikulum

yang diimplementasikan (implemented curriculum), tercermin dalam

proses mengajar, belajar dan lingkungan belajar.

3 Muhammad Abdul Qodir, Thuruqu Ta’limi Al-Lughoh Al-Arabiyah, (Kairo : Maktabah

Al-Nahdlah Al- Misriayah 1979), hlm. 60.

Page 20: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

10

Dinamika kurikulum yang diimplementasikan sangat

bergantung pada bahan-bahan kurikulum yang tersedia. Demikian juga

pelaksanaan kegiatan praktikum sangat bergantung pada bahan-bahan

kurikulum, misalnya: (a) petunjuk praktikum yang terdiri dari

beberapa percobaan, baik yang terintegrasi maupun tak terintegrasi

dengan kegiatan non praktikum, (b) lembar kerja, (c) buku teks yang

memuat percobaan praktikum.4

b. Sumber Daya

Sumber daya, mencakup bahan dan peralatan, ruang dan

perabotan, asisten dan tenaga laboran serta teknisi.5

c. Lingkungan Belajar

Keberhasilan belajar terkait dengan lingkungan tempat belajar

itu terselengara, kegiatan di laboratorium bersifat kurang formal,

peserta didik bebas untuk mengamati, berbuat dan berinteraksi secara

individual maupun kelompok.6

d. Keefektifan Mengajar

Sikap, pengetahuan, keterampilan, dan perilaku guru dapat

mempengaruhi keberhasilan dalam pencapaian tujuan belajar.

Mengajar sebuah praktikum memerlukan penguasaan keterampilan

proses ilmiah (metode ilmiah) dan pengetahuan materi subyek, serta

memerlukan pengetahuan khusus tentang iklim kelas dan cara

mengelolanya.7

4 Wiyanto, Menyiapkan, hlm 36-37.

5 Wiyanto, Menyiapkan, hlm 37

6 Wiyanto, Menyiapkan, hlm 37

7 Wiyanto, Menyiapkan, hlm 38

Page 21: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

11

e. Strategi Asesmen

Menurut Lazarowitz dan Tamir (1994), ketika objek yang di

pelajari diperlihatkan pada peserta didik, ternyata tes performance

menunjukkan sebagai alat ukur yang lebih valid untuk mengukur

keterampilan proses maupun penalaran logis, dibandingkan dengan

mengunakan paper pencil test.8

3. Tahap-tahap Metode Praktikum

Pada pelaksanaan praktikum agar hasil yang diharapkan dapat

dicapai dengan baik maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai

berikut:9

a. Langkah persiapan

Persiapan yang baik perlu dilakukan untuk memperkecil

kelemahan-kelemahan atau kegagalan-kegagalan yang dapat muncul.

Persiapan untuk metode praktikum antara lain:

1) Menetapkan tujuan praktikum.

2) Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

3) Mempersiapkan tempat praktikum.

4) Mempertimbangkan jumlah peserta didik dengan jumlah alat yang

tersedia dan kapasitas tempat praktikum

5) Mempersiapkan faktor keamanan dari praktikum yang akan

dilakukan.

6) Mempersiapkan tata tertib dan disiplin selama praktikum.

7) Membuat petunjuk dan langkah-langkah praktikum.

8Wiyanto, Menyiapkan, hlm 38

9 Byarlina Gyamirti, Penerapan Metode Praktikum Pada Pembelajaran Fisika Topik

Getaran Dan Gelombang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik SMP, (Bandung:

UPI,2010), hlm. 14-15

Page 22: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

12

b. Langkah pelaksanaan

1) Sebelum melaksanakan praktikum, peserta didik mendiskusikan

persiapan dengan guru, setelah itu baru meminta keperluan

praktikum (alat dan bahan).

2) Selama berlangsungnya proses pelaksanaan metode praktikum,

guru perlu melakukan observasi terhadap proses praktikum yang

sedang dilaksakan baik secara menyeluruh maupun perkelompok.

c. Tindak lanjut metode praktikum

Setelah melaksanakan praktikum, kegiatan selanjutnya adalah:

1) Meminta peserta didik membuat laporan praktikum.

2) Mendiskusikan masalah-masalah yang terjadi selama praktikum.

3) Memeriksa kebersihan alat dan menyimpan kembali semua

perlengkapan yang telah digunakan.

4. Kelebihan dan kekurangan metode praktikum

Metode praktikum mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai

berikut:10

a. Kelebihan Metode Praktikum

1. Membuat peserta didik lebih percaya atas kebenaran atau

kesimpulan berdasarkan percobaannya.

2. Dapat membina peserta didik untuk membuat trobosan-trobosan

baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat

bagi kehidupan manusia.

3. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk

kemakmuran umat manusia.

b. Kekurangan Metode Praktikum

1. Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.

2. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan

yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.

10 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2006), hlm. 84-85.

Page 23: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

13

3. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.

4. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan

karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada diluar

jangkauan kemampuan atau pengendalian.

Dari semua hal yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa

metode praktikum merupakan suatu cara dimana peserta didik melakukan

percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri suatu

pertanyaan ataupun hipotesis yang dipelajari sehingga dapat memupuk dan

mengembangkan sikap ilmiah dalam diri peserta didik, juga memberikan

gambaran dan pengertian yang lebih jelas dari pada hanya penjelasan lisan

sehingga sangat bermanfaat bagi keperluan hidup sehari-hari.

C. Keterampilan Berfikir Tingkat Tinggi

1. Pengertian Berfikir

Ketika seseong melakukan aktifitas yang terkait dalam jasmani dan

rohani, maka aspek berfikir tidak dapat dilepaskan, terlebih jenis aktifitas

tersebut melibatkan unsur persoalan yang harus dicarikan jalan keluar.

Dengan demikian, berfikir dapat dikatakan memegang peran dalam

melakukan, memecahkan dan memutuskan persoalan yang sedang atau

telah dihadapi.

Beberapa pendapat tentang definisi berfikir antara lain: 11

a. Suatu kondisi yang letak hubungannya diantara bagian pengetahuan

yang ada dalam diri seseorang dan dikontrol oleh akal. Jadi berfikir

berarti meletakkan hubungan diantara bagian pengetahuan (mencakup

segala konsep, gagasan dan pengertian yang telah dimiliki oleh

manusia) yang diperoleh manusia.

b. Menurut pandangan kaum assosiasionist, berfikir sebagai suatu proses

asosiasi. Menurut pandangan kaum fungsionalist, berfikir sebagai

suatu proses penguatan hubungan antara stimulus dan respon. Menurut

11 Romlah, Psikologi Pendidikan,(Malang, UMM Press, 2010), Hlm. 57.

Page 24: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

14

pandangan umum, berfikir adalah suatu kegiatan spikis untuk mencari

hubungan antara dua objek atau lebih melalui proses berfikir.

c. Berfikir adalah menemukan hubungan-hubungan, menetapkan

sangkut-paut.

Beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan, bahwa berfikir

merupakan aktifitas psikis yang intensional terhadap suatu hal atau

persoalan dan tetap berupaya untuk memecahkannya, dengan cara

menghubungkan satu persoalan dengan yang lain, sehingga mendapatkan

jalan keluar.

Bentuk proses berfikir yang dilakukan oleh setiap orang dalam

memecahkan masalah tidak harus sama, tetapi dapat disesuaikan dengan

persoalan yang sedang dihadapinya. Hal ini sangat tergantung pada ringan

dan beratnya persoalan yang sedang dihadapi. Ada dua cara yang harus

digunakan oleh seseorang agar memperoleh pemahaman terhadap sesuatu

hal atau hasil dari pemecahan persoalan yang dihadapinya. Adapun dua

cara tersebut adalah: pengalaman dan pengertian ilmiah

Oleh karena itu, proses dalam memperoleh pengertian dapat

melalui beberapa tingkat antara lain: 12

a. Menganalisa

Pada tingkat ini seseorang dapat mengadakan analisa jenis

beserta ciri-cirinya.

b. Mengadakan Komparasi

Setelah mengetahui ciri-cirinya, maka ciri satu dengan yang

lainnya dikomparasikan, sehingga menghasilkan ciri yang berbeda.

c. Mengadakan Abstraksi

Dalam tahap ini seseorang menyatukan ciri-ciri yang sama dan

mengesampingkan ciri-ciri yang berbeda.

12 Romlah, Psikologi, Hlm. 58-59.

Page 25: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

15

d. Kesimpulan

Setelah mengadakan abstraksi, selanjutnya menarik kesimpulan

dengan tetap memberikan batasan pada pengertian yang diangkat.

2. Teori Perkembangan Kemampuan Berfikir

Sesuai pandangan Piaget, struktur pengetahuan deklaratif

merupakan hasil pembentukan yang bergantung pada tindakan (interaksi

individu dengan lingkungannya), sehingga individu harus belajar

bagaimana mengelola tindakannya. Untuk dapat bertindak, diperlukan

pengetahuan prosedural yang dapat menuntunnya. Jadi proses mengetahui

atau memperoleh pengetahuan deklaratif melibatkan pengetahuan

prosedural (kertampilan berfikir), oleh karena itu pembelajaran diharapkan

juga mampu mengembangkan pengetahuan prosedural itu.

Piaget telah mengembangkan teori perkembangan pengetahuan

prosedural atau pengetahuan operatif, yang terdiri dari empat tahap, yaitu

tahap sensori motor (0-18 bulan), pra operasional (18 bulan - 7 tahun),

operasional konkrit (7-11 tahun), dan operasional formal (11-15 tahun).

Implikasi dari pemahaman terhadap teori perkembangan berfikir

tersebut pada pembelajaran kimia adalah bagaimana membantu peserta

didik mengalami pergeseran proses berfikir. Jadi tugas guru adalah

memfasilitasi perkembangan berfikir peserta didik. Di tingkat SD, sains

akan lebih sesuai dibelajarkan melalui pengalaman empirik yang

melibatkan pengamatan langsung, sehingga memungkinkan peserta didik

memperoleh pengetahuan melalui proses induksi. Selain itu bertolak dari

pengamatan langsung itu peserta didik juga mulai dilatih untuk

mengembangkan inferensi logika jika...dan...maka.... menurut Piaget

mulai usia sekitar 11 tahun anak sudah mampu berfikir yang berawal dari

kemungkinan, maka pembelajaran di SMP diharapkan dapat memfasilitasi

terjadinya pergeseran tingkat berfikir ke arah itu dengan mulai melatih

mengembangkan inferensi logika jika...dan...maka.... yang berawal dari

kemungkinan-kemungkinan. Di tingkat SMK, kemampuan-kemampuan

Page 26: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

16

tersebut perlu terus dikembangkan sehingga dapat menjadi kebiasaan

dalam pemecahan masalah.13

3. Konsep Kemampuan Berfikir

Kemampuan berfikir merupakan kegiatan penalaran yang reflektif,

kritis dan kreatif, yang berorientasi pada suatu proses intelektual yang

melibatkan pembentukan konsep, aplikasi, analisis, menilai informasi yang

terkumpul atau yang dihasilkan melalui pengamatan, pengalaman, refleksi

dan komunikasi sebagai landasan kepada suatu keyakinan dan tindakan.

Menurut beberapa pakar dalam bidang psikologi menyatakan

bahwa pengertian kemampuan berfikir, sebagai berikut: 14

a. Menurut Beyer (1984), berfikir adalah upaya manusia untuk

membentuk konsep, memberi sebab atau membuat penentuan.

b. Menurut fraenkel (1980), berfikir merupakan pembentukan

pengalaman dan penyusunan keterangan dalam bentuk tertentu.

c. Menurut Moore dan Parker (1986), kemampuan berfikir adalah

keyakinan berlandasan tindakan yang cermat dan disengaja dalam

menerima, menolak dan menangguhkan suatu keputusan berhubungan

dengan suatu dakwaan.

4. Keterampilan Berfikir Tingkat Tinggi

Peningkatan keterampilan keterampilan berfikir tingkat tinggi telah

menjadi salah satu prioritas dalam pembelajaran eksakta dalam sekolah.

Pengajaran keterampilan berfikir tingkat tinggi dilandasi dua filosof: harus

ada materi atau pelajaran khusus tentang berfikir dan mengintegrasi

kegiatan berfikir kedalam pembelajaran kimia. Dengan demikian,

keterampilan berfikir terutama berfikir tingkat tinggi harus dikembangkan

dan menjadi bagian dari pelajaran kimia sehari-hari. Dengan pendekatan

ini, keterampilan berfikir dapat dikembangkan dengan cara membantu

13 Wiyanto, Menyiapkan, hlm. 15-23.

14 Iskandar, Psikologi Pendidikan, (Ciputat: Gaung Persada Press, 2009), hlm. 86-87.

Page 27: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

17

peserta didik menjadi problem solver yang lebih baik. Untuk itu guru

harus menyediakan masalah (soal) yang memungkinkan peserta didik

mengunakan keterampilan berfikir tingkat tinggi.

Secara umum, keterampilan berfikir terdiri atas empat tingkat,

yaitu: 15

(a) menghafal (recall thinking) adalah tingkat berfikir paling

rendah. Keterampilan ini hampir otomatis atau refleksi sifatnya; (b) dasar

(basic thinking), keterampilan ini meliputi memahami konsep-konsep; (c)

kritis (critical thinking) adalah berfikir yang memeriksa, menghubungkan,

dan mengevaluasi semua aspek situasi atau masalah. Termasuk

didalamnya mengumpulkan, mengorganisir, mengingat dan menganalisa

informasi. Berfikir kritis termasuk kemampuan membaca dengan

pemahaman dan mengidentifikasi materi yang dibutuhkan dan tidak

dibutuhkan. Kemampuan menarik kesimpulan yang benar dari data yang

diberikan dan mampu menentukan ketidak konsistenan dan pertentangan

dalam sekelompok data merupakan bagian dari keterampilan berfikir

kritis. Dengan kata lain, berfikir kritis adalah analitis atau reflektif; (d) dan

kreatif (creative thinking) yang sifatnya orisinil dan reflektif. Hasil dari

keterampilan ini adalah sesuatu yang komplek. Kegiatan yang dilakukan

diantaranya menyatukan ide, menciptakan ide baru dan menentukan

efektifitasnya. Berfikir kreatif meliputi juga kemampuan menarik

kesimpulan yang biasanya mengeluarkan hasil akhir yang baru.

Dua tingkat berfikir terakhir inilah (berfikir kritis dan berfikir

kreatif) yang disebut sebagai keterampilan berfikir tingkat tinggi yang

harus dikembangkan dalam pembelajaran kimia.

D. Kesetimbangan Kimia

Kimia adalah ilmu tata susunan, sifat, dan reaksi suatu unsur atau zat.

Sedangkan ilmu kimia adalah bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (Natural

15 S Krulik dan Rudnick, “Innovative Tasks to Improve Critical-and Creative-Thingking

Skills”,Developing Mathematical Reasoning in Grades K-12, hlm. 138-145.

Page 28: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

18

Science) yang mengambil materi (matter) sebagai objek. Yang dikembangkan

oleh ilmu kimia adalah deskripsi tentang materi, khususnya kemungkinan

perubahan menjadi benda lain (transformation of matter) secara permanen

serta energi yang terlibat dalam perubahan termasud.16

“Chemical equilibrium is the state reached when the concertrations of

reactants and products remain constant over time”.17

Kesetimbangan kimia adalah reaksi yang dicapai ketika konsentrasi

dari reaktan dan prodak konstan

1. Keadaan Kesetimbangan

Reaksi kimia berdasarkan arahnya dibedakan menjadi dua reaksi

Reversible dan Ireversible. Perhatikan reaksi yang ada dialam kita seperti

reaksi pembakaran dan korosi besi, reaksi seperti itu kita golongkan

sebagai reaksi yang berlangsung searah atau reaksi yang tidak dapat balik

(irreversible). Di lain pihak ada juga reaksi yang berlangsung dua arah

atau reaksi yang dapat balik (reversible).

Contohnya:

Campuran gas nitrogen dan hidrogen jika dipanaskan menghasilkan gas

amonia, reaksinya sebagai berikut:

N2�g� � 3H2�g� 2NH3�g�

Amonia jika dipanaskan akan terurai menjadi gas nitrogen dan hidrogen,

reaksinya sebagai berikut:

2NH3�g� N2�g� � 3H2�g�

Pengabungan antara kedua reaksi menjadi:

N2�g� � 3H2�g� 2NH3�g�

16 I Made Sukarna, JICA Kimia Dasar 1, ( Yogyakarta : Jurusan Pendidikan Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam UNNES), hlm 1

17 John E McMURRY and ROBERT C. FAY, Chemistry, (United States of America:

Pearson), hlm. 493

Page 29: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

19

Keadaan setimbang adalah suatu keadaan dimana dua proses yang

berlawanan arah berlangsung secara simultan dan terus menerus, tetapi

tidak ada perubahan yang dapat diamati atau diukur.

Cepat lambatnya suatu reaksi mencapai kesetimbangan bergantung

pada laju reaksi, semakin besar laju reaksi maka semakin cepat.

Kesetimbangan kimia hanya dapat berlangsung dalam sistem tertutup.

Sementara itu, pada umumnya proses alami berlangsung dalam sistem

terbuka. Berbagai proses alami seperti perkaratan logam, pembusukan dan

lain sebagainya.

Kesetimbangan yang semua komponennya satu fase disebut

kesetimbangan homogen, sedangkan yang terdiri dari dua fase atau lebih

disebut kesetimbangan heterogen. Kesetimbangan homogen dapat berupa

sistem gas atau larutan. Kesetimbangan heterogen umumnya melibatkan

komponen padat-gas atau cair-gas.

Contoh kesetimbangan homogen:

a. N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)

b. H2O(l) H+

(aq) + H+

(aq)

Contoh kesetimbangan heterogen:

a. Ag2CrO4(s) 2Ag+

(aq) + CrO42-

(aq)

b. CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)18

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesetimbangan

Perubahan kondisi percobaan dapat menggangu kesetaraan dan

mengeser posisi kesetimbangan sehingga produk yang diinginkan bisa

terbentuk lebih banyak atau kurang. Ada suatu aturan umum yang

membantu kita memprediksi kearah mana reaksi kesetimbangan akan

bergeser bila terjadi perubahan konsentrasi, tekanan, volume, atau suhu.

Aturan ini dikenal dengan asas Le Chatelier, yang menyatakan bahwa:

18 Harun Nasution, Kesetimbangan Kimia, modul kim. 11, (Departemen Pendidikan

Nasional, 2004), hlm. 7-15

Page 30: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

20

“jika suatu tekanan eksternal diberikan kepada suatu sistem yang

setimbang, sistem ini akan menyesuaikan diri sedemikian rupa untuk

mengimbangi sebagian tekanan ini pada saat sistem mencoba setimbang

kembali.19

Secara singkat, Asas Le Chatelier dapat disimpulkan sebagai

berikut:

Reaksi = - Aksi

Cara sistem bereaksi adalah dengan melakukan pergeseran ke kiri

atau ke kanan. Penerapan Asas Le Chatelier terhadap pergeseran

kesetimbangan:20

a. Pengaruh Konsentrasi

Sesuai dengan asas Le Chatelier (reaksi = -aksi), jika

konsentrasi pereaksi ditambahkan atau hasil reaksi dikurangi, maka

reaksi bergeser ke arah pereaksi. Sebaliknya jika konsentrasi pereaksi

dikurangi reaksi bergeser ke arah hasil reaksi.

Gejala perubahan dapat diperhatikan [Fe(SCN)3] dalam air

berwarna merah. Warna merah menunjukkan adanya ion FeSCN2+

.

Kesetimbangan antara ion-ion FeSCN2+

yang tidak terurai dan Fe3+

dan SCN- ditulis sebagai berikut:

FeSCN2+

(aq) Fe3+

(aq) + SCN-(aq)

merah kuning pucat tidak berwarna

Jika ditambah NaSCN pada larutan maka konsentrasi dari SCN-

akan bertambah. Akibatnya ion Fe3+

akan bereaksi dengan ion SCN-,

sehingga kesetimbangan bergeser dari kanan ke kiri, dengan

persamaan:

FeSCN2+

(aq) � Fe3+

(aq) + SCN-(aq)

19 Raymond Chang, Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, (Jakarta: Erlangga, 2005), jild 2,

hlm. 79-80

20 Raymond Chang, Kimia, hlm. 80-84.

Page 31: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

21

Akibatnya warna merah dalam larutan akan bertambah tua. Jika

ditambah H2C2O4 pada larutan awal C2O42-

akan berikatan dengan

Fe3+

. Akibatnya ion Fe3+

akan membentuk ion Fe(C2O4)33-

yang dapat

dilihat dari warna kuning dalam larutan. Persamaan yang terjadi antara

lain:

FeSCN2+

(aq) � Fe3+

(aq) + SCN-(aq)

Dari eksperimen tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa kesetimbangan reaktan dan produk terdapat dalam sistem,

kenaikan konsentrasi produk akan menyebabkan kesetimbangan

bergeser kearah kiri dan penurunan konsentrasi produk akan

menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah kanan.

Gambar 2.1 Pengaruh perubahan konsentrasi pada posisi

kesetimbangan. (a) larutan berair Fe(FCN)3, warna larutan yang

timbul karena spesi FeSCN2+

yang merah dan spesi Fe3+

yang kuning.

(b) sesudah ditambahkan sedikit NaSCN kedalam larutan a,

kesetimbangan bergeser ke kiri. (c) sesudah ditambah sedikit

Fe(NO3)3 ke dalam larutan a, kesetimbangan bergeser ke kiri. (d)

sesudah ditambahkan sedikit H2C2O4 ke dalam larutan a,

kesetimbangan bergeser ke kenan, warna kuning disebabkan oleh ion

Fe(C2O4)33-

.

b. Pengaruh tekanan

Semakin besar tekanan, semakin kecil volume. Maka, reaksi

bergeser ke arah jumlah molekul yang lebih kecil. Sebaliknya jika

semakin kecil tekanan, semakin besar volume. Maka, reaksi bergeser

ke arah jumlah molekul yang lebih banyak.

Page 32: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

22

Contoh: 2PbS(s) + 3O2(g) ↔ 2PbO(s) + 2SO2(g)

Yang diperhatikan molekul gas saja. Pada persamaan yang setara, ada

3 mol reaktan gas dan 2 mol produk gas. Jadi, reaksi akan bergeser ke

arah produk (ke kanan).

c. Pengaruh suhu

Perubahan konsentrasi, tekanan atau volume dapat mengubah

posisi kesetimbangan, tetapi tidak mengubah nilai konstanta

kesetimbangan. Hanya perubahan suhu yang dapat mengubah

konstanta kesetimbangan. Pada reaksi kesetimbangan, terdapat reaksi

endotermik (menyerap kalor) dan reaksi eksotermik (melepas kalor).

Jadi peningkatan suhu menghasilkan reaksi endotermik dan penurunan

suhu menghasilkan reaksi eksotermik.

Contoh: N2(g) + 3H2(g) ↔ 2NH3(g)

Jika suhu dinaikkan reaksi bergeser ke kiri (N2 dan H2)

Perubahan konsentrasi, tekanan atau volume akan

menyebabkan pergeseran reaksi tetapi tidak akan merubah nilai

tetapan kesetimbangan. Hanya perubahan temperatur yang dapat

menyebabkan perubahan tetapan kesetimbangan.

Reaksi Pembentukan NO2 dari N2O4 adalah proses

endotermik, seperti terlihat pada persamaan reaksi berikut :

N2O4(g) 2NO2(g) ∆ � 58,0 ��

Dan reaksi baliknya adalah proses eksotermik:

2NO2(g) N2O4(g) ∆ � �58,0 ��

Jika temperatur dinaikkan, maka pada proses endotermik akan

menyerap panas dari lingkungan sehingga membentuk molekul NO2

dari N2O4.

Kesimpulanya, peningkatan suhu menghasilkan reaksi

endotermik dan penurunan suhu menghasilkan reaksi eksotermik.

Page 33: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

23

(a) (b)

Gambar 2.2 (a) Dua bola mengandung gas NO2 dan N2O4 pada

kesetimbangan. (b) Bila suatu bola direndam dalam air es (kiri),

warnanya akan lebih muda, yang menunjukkan pembentukan gas

N2O4 yang tak berwarna. Bila bola lainnya direndam dalam air panas

(kanan), warnanya akan menjadi lebih tua yang menunjukkan

peningkatan NO2.

d. pengaruh katalis

Katalis meningkatkan laju terjadinya reaksi. Katalis

mempengaruhi laju reaksi maju sama besar dengan reaksi balik. Jadi,

keberadaan katalis tidak mengubah konstanta kesetimbangan, dan

tidak mengeser posisi sistem kesetimbangan.

Panambahan katalis pada campuran reaksi yang tidak berada

pada kesetimbangan akan mempercepat laju reaksi maju dan reaksi

balik sehingga campuran kesetimbangan tercapai lebih cepat.

Campuran kesetimbangan yang sama dapat diperoleh tanpa katalis,

tetapi kita mungkin harus menunggu lama agar kesetimbangan terjadi.

Pengaruh katalis terhadap kesetimbangan kimia ditunjukkan pada

gambar 1.1

Page 34: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

24

Gambar 2.3 Katalis menurunkan Ea untuk reaksi maju dan reaksi

balik.

Katalis mempengaruhi laju reaksi ke kanan maupun ke kiri

dan pengaruhnya sama. Keadaan setimbang tidak berubah (tidak

dipengaruhi katalis) tetapi hanya mempercepat tercapainya

kesetimbangan.

E. Rumusan Hipotesis Tindakan

Hipotesis berasal dari kata “hypo” yang berarti di bawah dan “thesa”

yang berarti kebenaran. Hipotesis yang di maksud adalah suatu kesimpulan

yang masih kurang atau kesimpulan yang belum sempurna. Pengertian ini

kemudian di perluas menjadi kesimpulan penelitian yang belum sempurna,

sehingga perlu di sempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu

melalui penelitian.21

Sehubungan dengan pengertian hipotesis tersebut, maka

hipotesis yang penulis ajukan adalah “penerapan pembelajaran kimia

mengunakan metode praktikum dapat meningkatkan keterampilan berfikir

tingkat tinggi peserta didik pada materi pokok kesetimbangan kimia kelas XI

TKJ 1 SMK Diponegoro Banyuputih Batang tahun ajaran 2011/2012”.

21 Muchamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif, (Semarang: IAIN Walisongo Press,

2009), hlm. 127.

Tan Deng

Page 35: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan salah satu bentuk penelitian yang

dilakukan di kelas. PTK umumnya dilakukan oleh guru bekerja sama dengan

peneliti atau ia sendiri sebagai guru berperan ganda melakukan penelitian

individu di kelas, sekolah atau tempat ia mengajar dengan tujuan

penyempurnaan atau peningkatan proses pembelajaran. PTK sesuai namanya

bersifat “terbatas” dalam arti keluasan objek dan sasaran yang menjadi pusat

perhatian penelitiannya.1

Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan yang

nyata yang terjadi di dalam kelas. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan

kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesionalnya. Pada intinya PTK

bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam

peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam

interaksi antara guru dengan peserta didik yang sedang belajar.2

Untuk mempermudah penerapan prinsip-prinsip tindakan, sebelum

mulai melaksankan tindakan guru perlu menyusun rencana tindakan. Dalam

penyusunan rencana, sebaiknya menggunakan prinsip perencanaan SMART

yang artinya cerdas. Istilah tersebut adalah singkatan dari huruf depan kata-

kata SMART, yang rinciannya adalah sebagai berikut:

1. S, kata depan dari specific, artinya khusus.

2. M, kata depan dari managable, artinya dapat dilaksanakan, tidak rumit.

1Jasa Ungguh Muliawan, Penelitian Tindakan Kelas (Claaroom Action Researth),

(Yogyakarta: Gava Media, 2010), hlm. 1.

2 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008),

hlm. 60.

Page 36: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

26

3. A, kata depan dari acceptable, artinya dapat diterima oleh pihak pelaku

tindakan atau achievable, artinya dapat dicapai.

4. R, kata depan dari realistic, artinya dalam kegiatan nyata, terdukung

sumber daya yang ada.

5. T, kata depan dari time-bound, artinya dilaksanakan dalam batas waktu

tertentu.3

PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam

siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu:

perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi yang dapat digambarkan

sebagai berikut:

.

Siklus I

siklus II

Gambar 3.1 Siklus PTK4

3 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan, (Yogyakarta: Aditya Media, 2010) hlm. 11

4 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian, hlm. 74

Permasalahan Perencanaan

tindakan I

Pelaksanaan

tindakan I

Pengamatan

data I

Refleksi I

Perencanaan

tindakan II

Pelaksanaan

tindakan II

Pengamatan

data II

Refleksi II

Dilanjutkan

ke siklus

berikutnya

Permasalahan

baru hasil

refleksi

Apabila

permasalahan

belum

terselesaikan

Page 37: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

27

Siklus-siklus tersebut dijelaskan sebagai berikut:5

1. Siklus I

a. Perencanaan.

Perencanaan adalah langkah yang dilakukan oleh guru ketika

akan melalui tindakan.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah implementasi dari perencanaan yang sudah

dibuat.

c. Pengamatan

Pengamatan adalah proses mencermati jalannya pelaksanaan

tindakan. Hal-hal yang diamati adalah hal-hal yang sudah disebutkan

dalam pelaksanaan.

d. Refleksi

Refleksi atau peristiwa perenungan adalah langkah menggigat

kembali kegiatan yang sudah lampau yang dilakukan oleh guru

maupun peserta didik.

2. Siklus II

Serupa dengan siklus I, siklus II terdiri dari tahap perencanaan,

tindakan, observasi, dan refleksi. Pelaksanaan setiap tahap pada siklus II

sama dengan pelaksanaan setiap siklus I

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Tempat pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di

kelas XI TKJ 1 SMK Diponegoro Banyuputih Batang.

2. Waktu

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan januari tahun 2012

sebagaimana dapat dilihat pada tabel 3.1.

5 Suharsimi Arikunto, Penelitian, hlm. 17-19

Page 38: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

28

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Tahapan Tanggal/

Bulan

Alokasi

Waktu Kegiatan

1. Observasi

Awal

28-30

Nopember

2011

3 hari

a. Wawancara dengan

guru kimia kelas XI

b. Persiapan dan

pencarian data yang

mendukung rencana

pelaksanaan penelitian

2. Pra Siklus 3

Desember

2011

2 x 45

menit

a. Perkenalan peneliti

dengan peserta didik

b. Mengamati guru

dalam mengajar kimia

c. Mengamati keaktifan

peserta didik

3. Siklus I

(pertemuan I)

7 Januari

2012

2 x 45

menit

a. Penjelasan peneliti

tentang materi yang

akan disampaikan

dengan menggunakan

metode praktikum

b. Pelaksanaan

pembelajaran dengan

metode praktikum

pada materi

kesetimbangan kimia.

c. Pemberian pekerjaan

rumah

4. Siklus I

(pertemuan II)

14 Januari

2012

2 x 45

menit

a. Pembahasan PR

b. Persiapan tes evaluasi

c. Pelaksanaan tes

evaluasi siklus I

dengan sub materi

pokok kesetimbangan

kimia.

5. Siklus II

(pertemuan I)

21 Januari

2012

2 x 45

menit

a. Penjelasan peneliti

tentang materi yang

akan disampaikan

dengan menggunakan

metode praktikum.

b. Pelaksanaan

pembelajaran dengan

menggunakan metode

praktikum pada sub

materi Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi

Page 39: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

29

Kesetimbangan kimia.

c. Pemberian pekerjaan

rumah

6. Siklus II

(pertemuan II)

28 Januari

2012

2 x 45

menit

a. Pembahasan PR

b. Persiapan tes evaluasi

c. Pelaksanaan tes

evaluasi siklus II

dengan sub materi

pokok Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi

Kesetimbangan kimia.

C. Pelaksana dan Kolaborator

1. Pelaksana dan Kolaborator

Dalam penelitian PTK ini yang menjadi pelaksana adalah peneliti

sendiri. Salah satu ciri khas PTK adalah adanya kolaborasi atau kerjasama

antara praktisi (guru, kepala sekolah, peserta didik, dan lain-lain) dan

peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan,

pengambilan keputusan, dan akhirnya melahirkan kerjasama tindakan

(action). Dalam pelaksanaan tindakan di dalam kelas, maka kerjasama

(kolaborasi) antara guru dengan peneliti menjadi hal sangat penting.

Dalam PTK, kedudukan peneliti setara dengan guru, dalam arti masing-

masing mempunyai peran dan tanggung jawab yang saling membutuhkan

dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan. Peran kerjasama

(kolaborasi) sangat menentukan keberhasilan PTK terutama pada kegiatan

mendiagnosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan penelitian,

menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan akhir.6

Tujuan dari kolaborator adalah untuk membantu kita dalam mengamati

pelaksanaan tindakan kelas dan memberikan penilaian dari instrumen yang

kita buat sebagai alat ukur penelitian. Selain itu kolaborator dapat

memberikan umpan balik ( feedback ) pada saat evaluasi refleksi yang

tujuannya perbaikan tindakan yang kita lakukan. Kolaborasi dalam

6 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian, hlm. 63.

Page 40: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

30

penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru kimia SMK Diponegoro

Banyuputih Batang.

D. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini, siklus I berupa implementasi

serangkaian kegiatan pembelajaran seperti yang telah direncanakan untuk

mengatasi masalah. Siklus 2, 3 dan seterusnya berupa implementasi

serangkaian kegiatan pembelajaran yang telah direvisi untuk mengatasi

masalah pada siklus pertama yang belum tuntas. Masing-masing siklus terdiri

dari 4 tahapan yaitu terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan

refleksi.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Pra Siklus

Dalam pra siklus ini peneliti melihat kreatifitas berfikir tingkat

tinggi kimia pada materi pokok laju reaksi yang diampu oleh Ibu Arini

Ainul Hanifah, S.Pd. peneliti mengamati metode pembelajaran yang

digunakan, apakah terjadi komunikasi antara guru dan peserta didik atau

tidak?, perilaku peserta didik saat berlangsungnya proses pembelajaran.

Peneliti akan melakukan wawancara kepada Ibu Arini Ainul Hanifah, S.Pd

selaku guru kimia kelas XI TKJ 1 SMK Diponegoro tentang keaktifan

peserta didik dan bahasa yang digunakan ketika menanyakan pelajaran

atau diskusi. Dengan itu peneliti dapat menafsirkan kreatifitas berfikir

tingkat tinggi peserta didik.

Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk membandingkan

keberhasilan pembelajaran kimia dengan metode praktikum pada siklus I

dan siklus II.

Page 41: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

31

2. Siklus I

a. Perencanaan

1) Guru menyusun dan menyiapkan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) tentang sub materi pokok macam-macam

kesetimbangan kimia dengan metode praktikum.

2) Melakukan kolaborasi dengan guru kelas.

3) Membuat instrumen yang akan digunakan dalam Penelitian

Tindakan Kelas (PTK).

4) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

b. Tindakan

1) Guru mengadakan presensi kepada peserta didik.

2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

3) Guru menggali pengetahuan awal peserta didik pada sub materi

reaksi kesetimbangan.

4) Guru mengarahkan peserta didik untuk melakukan percobaan sub

materi pokok macam-macam kesetimbangan dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

a) Peserta didik dibagi menjadi 6 kelompok (tiap kelompok

anggotanya 5 peserta didik).

b) Masing-masing peserta didik mendapatkan petunjuk praktikum.

c) Masing-masing kelompok melakukan praktikum.

d) Setelah semua kelompok melakukan praktikum, kemudian

semua kelompok berdiskusi dan mengumpulkan laporan

sementara kemudian guru menyimpulkan kembali materi

perkembangan reaksi kesetimbangan sehingga peserta didik

menjadi paham.

e) Secara individual peserta didik diberi PR

c. Pengamatan

Dalam penelitian tindakan kelas, pengamatan dilaksanakan

dengan beberapa aspek yang diamati adalah sebagai berikut:

Page 42: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

32

1. Pengamatan terhadap peserta didik

a) Antusias peserta didik dalam pembelajaran praktikum.

b) Keaktifan peserta didik dalam percobaan.

c) Ketelitian peserta didik dalam menentukan hasil.

d) Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan percobaan.

e) Hubungan kerjasama antar peserta didik dalam kelompok.

f) Sikap peserta didik dalam memperhatikan langkah-langkah

percobaan.

g) Keterampilan peserta didik dalam membuat laporan.

2. Pengamatan terhadap guru

a) Penjelasan guru tentang prosedur praktikum.

b) Suara guru saat menyampaikan materi.

c) Pemerataan perhatian guru kepada setiap kelompok.

d) Ketepatan guru mengelola waktu pembelajaran.

e) Kemampuan guru dalam menjawab pertanyaan peserta didik.

f) Perhatian guru ketika peserta didik melaksanakan percobaan.

g) Keruntutan melaksanakan prosedur praktikum.

h) Cara guru memberikan arahan dan bimbingan kepada peserta

didik.

i) Kemampuan guru dalam menciptakan komunikasi yang timbal

balik.

j) Kemampuan guru dalam meluruskan prosedur praktikum saat peserta

didik melakukan praktikum.

k) Membantu peserta didik yang kesulitan melakukan praktikum.

l) Membantu peserta didik dalam menumbuhkan rasa percaya diri.

m) Kemampuan guru dalam memberikan arahan kepada peserta didik

dalam mengamati reaksi yang terjadi.

n) Kecermatan guru dalam mengamati keaktifan peserta didik.

o) Cara guru dalam mengkondisikan peserta didik yang kurang

aktif.

Page 43: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

33

p) Membantu peserta didik dalam menyimpulkan hasil praktikum

melalui diskusi kelompok.

q) Ketelitian guru dalam mengoreksi laporan.

r) Keterampilan guru dalam mengelola kelas.

s) Ketepatan waktu yang diperlukan guru dalam menyimpulkan materi.

d. Refleksi

Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis hasil kerja dan

aktivitas peserta didik. Analisis dilakukan untuk mengukur baik

kelebihan maupun kekurangan yang terdapat pada siklus I kemudian

mendiskusikan hasil analisis secara kolaborasi untuk perbaikan pada

pelaksanaan siklus II.

3. Siklus II

a. Perencanaan

1) Mengidentifikasi masalah dan rumusan masalah berdasarkan

permasalahan yang muncul dari siklus I.

2) Guru menyusun dan menyiapkan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) tentang sub materi pergeseran

kesetimbangan kimia dengan metode praktikum.

3) Melakukan kolaborasi dengan guru kelas.

4) Membuat instrumen yang akan digunakan dalam Penelitian

Tindakan Kelas (PTK).

5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

b. Tindakan

1) Guru mengadakan presensi kepada peserta didik.

2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

3) Guru menggali pengetahuan awal peserta didik pada sub materi

pokok pergeseran kesetimbangan.

Page 44: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

34

4) Guru mengarahkan peserta didik untuk melakukan percobaan sub

materi pokok faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran

kesetimbangan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Peserta didik dibagi menjadi 6 kelompok (tiap kelompok

anggotanya 5 peserta didik).

b) Masing- masing peserta didik mendapatkan petunjuk

praktikum.

c) Masing-masing kelompok melakukan praktikum.

d) Setelah semua kelompok melakukan praktikum, kemudian

semua kelompok berdiskusi dan mengumpulkan laporan

sementara kemudian guru menyimpulkan kembali materi

perkembangan reaksi kesetimbangan sehingga peserta didik

menjadi paham.

e) Secara individual peserta didik diberi PR.

c. Pengamatan

Dalam penelitian tindakan kelas, pengamatan dilaksanakan

dengan beberapa aspek yang diamati adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan terhadap peserta didik

a) Antusias peserta didik dalam pembelajaran praktikum.

b) Keaktifan peserta didik dalam percobaan.

c) Ketelitian peserta didik dalam menentukan hasil.

d) Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan percobaan.

e) Hubungan kerjasama antar peserta didik dalam kelompok.

f) Sikap peserta didik dalam memperhatikan langkah-langkah

percobaan.

g) Keterampilan peserta didik dalam membuat laporan.

2. Pengamatan terhadap guru

a) Penjelasan guru tentang prosedur praktikum.

b) Suara guru saat menyampaikan materi.

c) Pemerataan perhatian guru kepada setiap kelompok.

d) Ketepatan guru mengelola waktu pembelajaran.

Page 45: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

35

e) Kemampuan guru dalam menjawab pertanyaan peserta didik.

f) Perhatian guru ketika peserta didik melaksanakan percobaan.

g) Keruntutan melaksanakan prosedur praktikum.

h) Cara guru memberikan arahan dan bimbingan kepada peserta

didik.

i) Kemampuan guru dalam menciptakan komunikasi yang timbal

balik.

j) Kemampuan guru dalam meluruskan prosedur praktikum saat

peserta didik melakukan praktikum.

k) Membantu peserta didik yang kesulitan melakukan praktikum.

l) Membantu peserta didik dalam menumbuhkan rasa percaya diri.

m) Kemampuan guru dalam memberikan arahan kepada peserta didik

dalam mengamati reaksi yang terjadi.

n) Kecermatan guru dalam mengamati keaktifan peserta didik.

o) Cara guru dalam mengkondisikan peserta didik yang kurang

aktif.

p) Membantu peserta didik dalam menyimpulkan hasil praktikum

melalui diskusi kelompok.

q) Ketelitian guru dalam mengoreksi laporan.

r) Keterampilan guru dalam mengelola kelas.

s) Ketepatan waktu yang diperlukan guru dalam menyimpulkan materi.

d. Refleksi

Hasil pengamatan pada siklus II dikumpulkan untuk dianalisis

dan dievaluasi oleh peneliti dan kolaborator. Diharapkan setelah

berakhir siklus II dengan metode praktikum pada materi

kesetimbangan kimia maka ketrampilan berfikir tingkat tinggi

peserta didik pada materi pokok kesetimbangan kimia kelas XI TKJ

1 SMK Diponegoro Banyuputih Batang meningkat.

Page 46: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

36

E. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI TKJ 1

SMK Diponegoro Banyuputih Batang tahun ajaran 2011/2012. Dalam

mengumpulkan data mengenai ketrampilan berfikir tingkat tinggi peserta

didik pada praktikum kimia, peneliti menggunakan tehnik observasi,

dokumentasi dan tes.

a. Observasi

Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data)

yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran

pengamatan.7 Metode observasi akan lebih efektif jika informasi yang

hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil

kerja responden dalam situasi alami.8

Metode ini digunakan untuk mengambil data pada saat subyek melakukan

praktikum yaitu untuk mengamati ketrampilan berfikir tingkat tinggi

peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung. Observasi akan

dilakukan dengan menggunakan lembar observasi.

b. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, prasasti, notulen

rapat, agenda dan sebagainya.9 Dalam penelitian ini metode dokumentasi

digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan peserta didik

kelas XI TKJ 1 SMK Diponegoro Banyuputih Batang yaitu nama peserta

didik yang termasuk dalam sampel.

7 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Grafinda Persada, 1996),

hlm. 76.

8 Sukardi, Metodolagi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2008), hlm. 78.

9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2006), hlm. 67

Page 47: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

37

c. Tes

Tes merupakan alat pengukur data yang berharga dalam penelitian.

Tes ialah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang

dengan maksud untuk mendapat jawaban-jawaban yang dijadikan

penetapan skor angka.10

Instrumen tes digunakan untuk mengukur

kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi. Untuk mengukur

kemampuan dasar antara lain: tes untuk mengukur intelegensi (IQ), tes

minat, tes bakat khusus dan lainnya. Khusus tes prestasi belajar yang biasa

digunakan di sekolah dapat dibedakan menjadi 2 meliputi: tes buatan guru

dan tes terstandar.11

Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis tes

essay, karena dalam analisis data yang dilihat adalah taraf ketrampilan

berfikir peserta didik. Tes essay, yang dalam literaturnya disebut juga

essay examination, merupakan alat penilaian hasil belajar. Secara umum

tes essay ini adalah pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawabnya

dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan

memberi alasan dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan

pertanyaan. Dengan demikian, dalam tes ini dituntut kemampuan peserta

didik dalam hal mengekspresikan gagasannya melalui bahasa tulisan.12

F. Teknik Analisa Data

Data hasil pengamatan penelitian ini dianalisis secara deskriptif untuk

menggambarkan keadaan peningkatan indikator keberhasilan tiap siklus dan

untuk menggambarkan keberhasilan pembelajaran melalui metode praktikum.

Data penelitian yang terkumpul, setelah ditabulasi kemudian dianalisis untuk

10 Hamzah B Uno, dkk, Menjadi Peneliti PTK Yang Profesional, (Jakarta: Bumi Aksara,

2011),hlm.104

11 Suharsimi Arikunto, Prosedur, hlm. 223.

12 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya,2009), hlm.35

Page 48: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

38

mencapai tujuan-tujuan penelitian. Adapun langkah-langkahnya adalah

sebagai berikut:

1. Data kuantitatif

Data kuantitatif diolah dengan menggunakan deskriptif persentase.

Nilai yang diperoleh peserta didik dirata-rata untuk ditemukan

keberhasilan individu dan keberhasilan klasikal sesuai dengan indikator

yang telah ditetapkan.

a. Menghitung Rata-rata

Untuk menghitung nilai rata-rata digunakan rumus:13

N

xx

∑=

_

Keterangan:

x = rata-rata nilai.

∑ x = jumlah seluruh nilai.

N = jumlah peserta didik

b. Ketuntasan Belajar klasikal

Ketuntasan belajar secara klasikal tercapai jika 85% dari

seluruh peserta didik dalam kelas tersebut telah mencapai nilai 65.

Untuk menghitung kriteria ketuntasan belajar secara klasikal

digunakan rumus:

� ��

�� 100%

Keterangan:

P = Presentase ketuntasan belajar

S = Jumlah peserta didik yang mencapai tuntas belajar

N = Jumlah total peserta didik

Ketuntasan belajar klasikal dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas ≥ 65

dengan ketuntasan klasikal minimal 85%14

13 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: PT. Transito, 2002), hlm.67

Page 49: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

39

2. Data kualitatif

Data kualitatif merupakan data yang berupa informasi berbentuk

kalimat. Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari

pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan

teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam

kegiatan pembelajaran dengan metode praktikum. Keberhasilan dalam

pembelajaran ditandai dengan semakin meningkatnya kreatif berfikir

tingkat tinggi dan pemahaman konsep peserta didik yang diperoleh

melalui hasil belajar.

Perhitungan persentase pengelolaan pembelajaran oleh guru:

Persentase (%)= %100xumSkormaksim

SkorJumlah

G. Indikator Pencapaian

Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

apabila terjadi peningkatan kreatif berfikir tingkat tinggi peserta didik serta

hasil belajar kimia dalam materi kesetimbangan kimia di atas Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM) peserta didik kelas XI TKJ 1 SMK Diponegoro

Banyuputih Batang. Pembelajaran kimia dengan penerapkan metode

praktikum dikatakan meningkatkan ketrampilan berfikir tingkat tinggi peserta

didik apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Proses

Indikator proses dalam penelitian ini adalah pembentukan

kompetensi dapat dikatakan berhasil dan berkualitas apabila 85% peserta

didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses

pembelajaran.15

14 E. Mulyasa, Kurikulum yang Disempurnakan, (Bandumg: PT. Remaja Rosdakarya,

2009), hlm. 208.

15 E. Mulyasa, KTSP Sebuah Panduan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2008),

hlm. 256.

Page 50: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

40

2. Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep peserta didik diperoleh dari hasil pekerjaan

peserta didik pada hasil tes evaluasi pada tiap akhir siklus. Dalam

penelitian ini yang dapat dijadikan tolak ukur ketuntasan belajar suatu

kelas adalah apabila nilai rata-rata kelas ≥ 65 dengan ketuntasan klasikal

minimal 85%16

16 Masynur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 36.

Page 51: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Pra Siklus

Tahap pra siklus dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2011,

peneliti mengamati proses pembelajaran kimia pada materi pokok laju

reaksi yang diampu oleh Ibu Arini Ainul Hanifah, S.Pd. Berdasarkan

pengamatan, kegiatan pembelajarannya masih menggunakan metode

ceramah, sehingga komunikasi antar guru dengan peserta didik hanya satu

arah. Peserta didik yang duduk di belakang juga terlihat ada yang main hp

dan ada yang mengobrol dengan temannya. Informasi keaktifan peserta

didik juga didapatkan dari wawancara peneliti dengan Ibu Arini Ainul

Hanifah, S.Pd selaku guru kimia kelas XI TKJ 1 SMK Diponegoro

Banyuputih Batang. Beliau menyatakan bahwa peserta didik kurang aktif

dalam mengikuti proses belajar mengajar sehingga daya pikir peserta didik

kurang berkembang.

2. Siklus I

a. Perencanaan

Proses perencanaan dalam siklus I merupakan persiapan yang

dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Perencanaan

tersebut meliputi:

1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

disusun bersama guru kelas yang memuat standar kompetensi,

kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, langkah-langkah

pembelajaran dengan metode praktikum, dan materi pembelajaran

yaitu kesetimbangan kimia.

2) Melakukan kolabolator dengan guru kelas.

3) Membuat daftar kelompok praktikum peserta didik.

4) Membuat instrumen yang akan digunakan dalam Penelitian

Tindakan Kelas (PTK).

Page 52: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

42

5) Mempersiapkan bahan dan alat untuk melakukan praktikum.

6) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

b. Tindakan

Tindakan pada siklus I berupa pelaksanaan dari rencana yang

telah disusun dan disiapkan yaitu peneliti melaksanakan pembelajaran

dengan menggunakan metode praktikum. Deskripsi pelaksanaan

tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan I

Siklus I pada pertemuan I dilaksanakan pada hari Sabtu,

tanggal 7 Januari 2012, dengan alokasi waktu 2x45 menit.

a) Pendahuluan

Dimulai dengan ucapan salam dari guru yang

dilanjutkan dengan jawaban salam secara serempak oleh

peserta didik. Kemudian guru mengadakan presensi kepada

peserta didik. Peserta didik ada yang absen dalam pertemuan

ini yaitu Novia Trisna Sari dikarenakan sedang sakit.

Dilanjutkan guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu

mempelajari kesetimbangan kimia dengan menggunakan

metode praktikum. Peserta didik mendengarkan guru dengan

sungguh-sungguh, tetapi ada lima peserta didik yang duduk di

bangku belakang terlihat asyik berbicara sendiri dengan

temannya, sehingga tidak mendengarkan apa yang

disampaikan oleh guru.

b) Kegiatan Inti

Guru menjelaskan secara garis besar konsep reaksi

dalam kehidupan sehari-hari. Semua peserta didik terlihat

tenang mendengarkan penjelasan dari guru. Kemudian guru

membagikan lembar kerja praktikum kepada seluruh peserta

didik dan membagi peserta didik menjadi 6 kelompok

berdasarkan absen. Setelah guru selesai membacakan daftar

Page 53: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

43

kelompok, peserta didik segera membentuk kelompok dan

mengambil alat praktikum yang sudah disediakan.

Dalam pembelajaran praktikum peserta didik

melakukan pekerjaan dalam masing-masing kelompok. Pada

setiap kelompok terjadi sebuah percakapan diantaranya sebagai

berikut:

Pada praktikum reaksi reversibel Agus Muntaha dari

kelompok 1 bertanya kepada temannya mengapa ketika larutan

PbSO4 di campurkan dengan NaI menjadi warna kuning? Lalu

Amelia sari menjawab karena Pb bereaksi dengan I yang akan

menghasilkan PbI dengan warna kuning. Kelompok ini

memahami prosedur yang harus di lakukan ketika praktikum.

Pada kelompok 2 peserta didik yang bernama Dwi

Rahmawati bertanya kepada guru, kenapa ketika endapan PbI

terbentuk harus di cuci dengan aquades? Lalu guru menjawab

agar endapan PbI yang terjadi bersih dari pengotornya.

Sehingga pada waktu penambahan larutan yang lain tidak

merusak reaksi yang akan terjadi. Teman-teman

sekelompoknya juga mendengarkan dengan seksama.

Pada kelompok 3 peserta didik yang bernama Kursiana

ternyata telah menemukan konsep praktikum yang akan

dilakukan di kelas, jadi pada kelompok ini mereka mencoba

untuk menyamakan hasil yang mereka lakukan dengan materi

yang mereka peroleh dari internet. Ketika mereka melakukan

percobaan masih ada kebingungan kenapa waktu PbSO4

ditambah dengan NaI menjadi kuning dan ketika ditambah

dengan Na2SO4 menjadi putih lagi? Pada kelompok 3 ini

mereka mencoba menganalisis reaksi yang terjadi, menurut

Imam Muzani hal itu bisa terjadi karena ini termasuk reaksi

reversibel sebagaimana kita ketahui bahwa reaksi reversibel

merupakan reaksi yang dapat balik. Ketika PbSO4 yang

Page 54: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

44

warnanya putih ditambah dengan NaI berubah menjadi kuning

dan ketika ditambah dengan Na2SO4 menjadi putih lagi.

Pada kelompok 4 paserta didik masih bingung dengan

prosedur praktikum, bagaimana perlakuan yang harus mereka

lakukan dengan bahan yang ada. Lalu guru menyampaikan

ulang prosedur praktikum yang harus dilakukan lalu perhatikan

warna endapan yang terjadi. Hal ini terjadi karena pada

kelompok 4 tidak memperhatikan penjelasan dari guru.

Pada kelompok 5 peserta didik telah melakukan

percobaan sebagaimana dalam petunjuk praktikum. Akan

tetapi dalam kelompok ini juga ada masalah yang mereka

belum menemukan titik terangnya, paserta didik yang bernama

Nur Ulfi Alfiani mendiskusikan dengan teman-temannya

sebenarnya endapan yang berwana kuning itu berasal dari apa?

Dan endapan berikutnya dapat menjadi warna putih lagi.

Mushofa teman sekelompok memberikan alasan mengapa

dapat mendapatkan endapan warna kuning karena Pb2+

bereaksi dengan I-. Lalu Muhammad Rozikin mengemukakan

argumennya ketika endapan berubah menjadi putih lagi,

dikarenakan Pb2+

bereaksi dengan SO42-

lalu munghasilkan

endapan PbSO4, seperti awal sebelum perlakuan.

Pada kelompok 6 peserta didik melakukan praktikum

sebagaimana dalam petunjuk praktikum. Dalam kelompok ini

tidak ada peserta didik yang mendiskusikan hasil dari

percobaan.

Selain terjadi percakapan dalam kelompok peserta

didik terlihat aktif dalam pembelajaran, mereka melakukan

percobaan dalam setiap kelompok akan tetapi belum

mengetahui secara pasti yang mereka lakukan itu untuk apa?.

Di sini guru bertindak sebagai fasilitator sehingga peserta didik

memahami secara pasti percobaan apa yang mereka lakukan.

Page 55: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

45

Dalam prosesnya masih banyak peserta didik hanya melakukan

percobaan saja, mereka merasa senang akan perubahan warna

yang terjadi. Tetapi tidak mengetahui alasan terjadinya

perubahan warna.

Setelah masing-masing kelompok selesai melakukan

praktikum, mereka memulai menyusun laporan praktikum

dengan berdiskusi kelompok. Pada proses diskusi ini masing-

masing kelompok bekerjasama dengan temannya untuk

membuat kesimpulan dari praktikum. Perbedaan pendapat

yang banyak terjadi pada setiap kelompok mengawali peserta

didik untuk berfikir lebih dalam lagi tentang hasil praktikum.

Dalam sela-sela diskusi, guru mengigatkan agar mengaitkan

hasil praktikum dengan materi yang berkaitan. Sehinga peserta

didik mengkaji materi yang telah mereka peroleh. Setelah

semuanya selesai masing-masing kelompok mengumpulkan

laporan praktikum.

c) Penutup

Guru memberikan PR kepada peserta didik berupa 5

soal essay, dan harus dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

Kemudian Guru mengumumkan akan diadakannya evaluasi

pada pertemuan berikutnya berkaitan dengan materi

kesetimbangan kimia. Lalu guru mengakhiri pertemuan dengan

berpesan kepada peserta didik agar belajar di rumah untuk

mempersiapkan materi evaluasi. Selanjutnya guru

mengucapkan salam.

2) Pertemuan II

Pertemuan II dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Januari

2012, dengan alokasi waktu 2x45 menit.

a) Pendahuluan

Guru mengawali pertemuan dengan salam pembuka dan

dijawab serempak oleh peserta didik. Dilanjutkan dengan

Page 56: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

46

pembahasan PR oleh peserta didik dengan guru sebagai

fasilitator. Semua peserta didik mengeluarkan PR yang telah

mereka kerjakan dan ditukar dengan teman sampingnya untuk

selanjutnya dikoreksi bersama-sama. Kemudian guru

memberikan pengarahan sebelum evaluasi siklus I

dilaksanakan. Peserta didik tenang mendengarkan pengarahan

dari guru, akan tetapi masih terlihat ada yang gaduh karena

minta segera diadakan evaluasi.

b) Kegiatan Inti

Peserta didik melakukan persiapan evaluasi dengan

berdo’a. Lalu guru memberikan instruksi agar semua buku

dimasukkan ke dalam tas. Kemudian guru membagikan lembar

evaluasi kepada peserta didik berupa 10 soal uraian.

Dilanjutkan peserta didik mengerjakan soal evaluasi dengan

tenang dan sungguh-sungguh. Guru berkeliling mengawasi

peserta didik mengerjakan soal. Ketika sampai di bangku

belakang, guru mengetahui Ahmad Rozikin dan teman

sekelilingnya membawa contekan. Akhirnya guru mengambil

contekan dan menegurnya.

c) Penutup

Setelah peserta didik selesai mengerjakan soal,

peserta didik mengumpulkan lembar jawab. Guru memberikan

arahan agar besok belajar untuk pertemuan berikutnya tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia. Dan

guru mengakhiri pertemuan dengan salam penutup.

Adapun hasil nilai evaluasi siklus I dapat dilihat pada

lampiran 14. Berdasarkan nilai evaluasi siklus I dari jumlah peserta

didik sebanyak 30, diperoleh peserta didik yang memenuhi kriteria

tuntas yaitu yang memperoleh nilai ≥65 sebanyak 23 peserta didik,

sedangkan yang tidak tuntas yaitu yang memperoleh nilai <65

Page 57: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

47

sebanyak 7 peserta didik. Dan nilai rata-rata kelas sebesar 70,4

serta ketuntasan klasikal sebesar 76,67%.

c. Observasi (pengamatan)

Selama proses tindakan berlangsung, dilakukan juga

pengamatan atau observasi terhadap proses tindakan yang telah

dilaksanakan. kolabolator mengamati jalannya proses pembelajaran

dengan berpedoman pada format lembar observasi yang telah

disiapkan. Hasil observasi peneliti pada siklus I adalah sebagai berikut:

Hasil pengamatan kepada guru

Adapun hasil pengamatan oleh kolabolator terhadap kinerja guru

pada saat pembelajaran praktikum diantaranya: penjelasan guru

tentang prosedur praktikum dikegiatan pendahuluan kurang jelas dan

penyampaiannya terlalu cepat sehingga kurang dimengerti oleh

peserta didik. Suara guru saat menyampaikan materi kurang keras

sehingga peserta didik meminta untuk diulang beberapa kali dan

peserta didik yang berada di bangku belakang ada yang kurang

memperhatikan. Perhatian guru pada setiap kelompok ketika peserta

didik melakukan praktikum juga kurang merata sehingga ada peserta

didik yang merasa diacuhkan. Ketepatan guru dalam mengelola waktu

pembelajaran menggunakan praktikum ini masih kurang. Kemampuan

guru dalam menjawab pertanyaan dari peserta didik baik. Guru

memperhatikan dengan cukup serius saat peserta didik melakukan

percobaan.

Guru dalam melaksanakan pembelajaran sudah cukup sesuai

dengan prosedur di lembar kerja praktikum. Demikian juga guru dapat

memberikan arahan kepada peserta didik, menciptakan komunikasi

yang timbal balik disaat pembelajaran berlangsung dan guru

memperhatikan dengan sungguh-sungguh ketika peserta didik

melaksanakan praktikum sehingga dapat meluruskan prosedur

praktikum ketika peserta didik menyimpang.

Page 58: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

48

Guru membantu peserta didik yang kesulitan dalam melakukan

praktikum sehingga peserta didik menjadi mengerti dan guru kurang

dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada peserta didik. Demikian

halnya kemampuan guru dalam memberikan arahan kepada peserta

didik dalam mengamati reaksi yang terjadi. Guru cermat dalam

mengamati keaktifan peserta didik. Guru belum seluruhnya

mengkondisikan peserta didik yang kurang aktif saat pembelajaran.

Guru membantu peserta didik dalam menyimpulkan hasil praktikum

melalui diskusi kelompok.

Guru teliti dalam mengoreksi laporan yang dikerjakan oleh

peserta didik, sehingga ketika peserta didik salah dalam

menyimpulkan laporan guru langsung memberikan kesempatan

kepada kelompok lain untuk membetulkannya. Guru sangat terampil

dalam mengelola kelas. Akan tetapi guru belum menyimpulkan materi

dikegiatan akhir karena waktunya tidak mencukupi. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada lampiran 10.

d. Refleksi

Refleksi pada siklus I berupa observasi peneliti terhadap

pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I yaitu tentang kelebihan

dan kekurangannya. Dengan memperhatikan hal-hal yang perlu

diambil dan dilaksanakan untuk perbaikan pada siklus berikutnya yaitu

siklus II.

Pada siklus I ini pelaksanaan pembelajaran materi

kesetimbangan kimia dengan menggunakan metode praktikum masih

belum berjalan sesuai rencana tindakan. Hal ini disebabkan peserta

didik belum memahami mekanisme pembelajaran dengan

menggunakan metode praktikum dengan benar. Untuk itu perlu adanya

perbaikan ulang mengenai perencanaan yang nantinya akan digunakan

dalam pembelajaran pada siklus II. Hasil refleksi pada siklus I adalah:

1) Penjelasan guru tentang prosedur praktikum kurang jelas

2) Suara guru kurang keras.

Page 59: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

49

3) Perhatian guru kepada kelompok peserta didik dalam pembelajaran

kurang merata.

4) Ketepatan waktu yang diperlukan guru dalam pembelajaran

praktikum kurang tepat.

5) Membantu peserta didik dalam menumbuhkan rasa percaya diri

kurang maksimal.

6) Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan praktikum belum

maksimal.

7) Cara guru dalam mengkondisikan peserta didik yang kurang aktif

perlu ditingkatkan.

8) Ketepatan waktu yang diperlukan guru dalam menyimpulkan

materi kurang tepat.

9) Hasil keterampilan berfikir tingkat tinggi peserta didik belum

memenuhi standar.

10) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator yang

ditentukan.

3. Siklus II

a. Perencanaan

Proses perencanaan dalam siklus II merupakan persiapan yang

dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Perencanaan

tersebut meliputi:

1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

disusun bersama guru kelas yang memuat standar kompetensi,

kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, langkah-langkah

pembelajaran dengan metode praktikum, dan materi pembelajaran

yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia.

2) Melakukan kolaborator dengan guru kelas.

3) Membuat daftar kelompok praktikum peserta didik.

4) Membuat instrumen yang akan digunakan dalam Penelitian

Tindakan Kelas (PTK).

5) Mempersiapkan bahan dan alat untuk melakukan praktikum.

Page 60: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

50

6) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

b. Tindakan

Tindakan pada siklus II berupa pelaksanaan dari rencana yang

telah disusun dan disiapkan yaitu guru melaksanakan pembelajaran

dengan menggunakan metode praktikum. Deskripsi pelaksanaan

tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan I

Siklus II pada pertemuan I dilaksanakan pada hari Sabtu,

tanggal 21 januari 2012, dengan alokasi waktu 2x45 menit.

a) Pendahuluan

Dimulai dengan ucapan salam dari guru yang

dilanjutkan dengan jawaban salam secara serempak oleh

peserta didik. Kemudian guru mengadakan presensi kepada

peserta didik. Semua peserta didik tidak ada yang absen dalam

pertemuan ini. Dilanjutkan guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yaitu mempelajari faktor-faktor yang

mempengaruhi kesetimbangan kimia dengan menggunakan

metode praktikum. Peserta didik mendengarkan guru dengan

sungguh-sungguh, tetapi ada peserta didik yang duduk di

bangku belakang terlihat asyik berbicara sendiri dengan

temannya, sehingga tidak mendengarkan apa yang

disampaikan oleh guru.

b) Kegiatan Inti

Guru menjelaskan secara garis besar konsep pergeseran

reaksi dalam kehidupan sehari-hari dan dalam bidang industri.

Semua peserta didik terlihat tenang mendengarkan penjelasan

dari guru. Kemudian guru membagikan lembar kerja

praktikum kepada seluruh peserta didik dan membagi peserta

didik menjadi 6 kelompok berdasarkan absen. Setelah guru

selesai membacakan daftar kelompok, peserta didik segera

Page 61: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

51

membentuk kelompok dan mengambil alat praktikum yang

sudah disediakan.

Masing-masing kelompok melakukan praktikum

sebagaimana dalam lembar kerja praktikum. Pada siklus ini

peserta didik terlihat pandai dalam melakukan praktikum,

seperti caranya mengambil larutan, cara mencampurkan dan

melakukan pengamatan sangat baik. Pelaksanaan siklus II juga

banyak peserta didik yang tanya seperti pada siklus I, terlihat

pada kelompok 2 peserta didik dengan nama Andi setiawan

menayakan kenapa saat penambahan FeCl3 dan KSCN

semuanya bertambah merah, lalu Dwi Rahmawati dari

kelompok 2 menjelaskan kepada temannya karena

penambahan konsentrasi akan mengakibatkan reaksi bergeser

ke kanan, maka dari itu setiap penambahan sedikit larutan

maka warnanya akan semakan merah.

Dari kelompok 6 peserta didik yang bernama Rovilatul

Hasanah menanyakan kenapa pada saat campuran HNO3 dan

Lempeng Cu dimasukkan kedalam air es larutan menjadi

tambah biru, hal itu dikarenakan mengalami reaksi eksoterm

(mengeluarkan panas) jadi reaksi akan bergeser ke kanan dan

warnanya akan menjadi lebih biru.

Pada praktikum ini peserta didik lebih sering

mendiskusikan apa yang belum paham dengan kelompoknya,

hanya beberapa saja yang ditanyakan ke guru. Setelah masing-

masing kelompok selesai melakukan praktikum, mereka

memulai menyusun laporan praktikum dengan berdiskusi

kelompok. Pada proses diskusi ini masing-masing kelompok

bekerjasama dengan temannya untuk membuat kesimpulan

dari praktikum. Setelah semuanya selesai masing-masing

kelompok mengumpulkan laporan praktikum.

Page 62: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

52

c) Penutup

Guru memberikan PR kepada peserta didik berupa 5 soal

essay, dan harus dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

Kemudian Guru mengumumkan akan diadakannya evaluasi

pada pertemuan berikutnya berkaitan dengan materi faktor-

faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia. Lalu Guru

mengakhiri pertemuan dengan berpesan kepada peserta didik

agar belajar di rumah untuk mempersiapkan materi evaluasi.

Selanjutnya guru mengucapkan salam.

2). Pertemuan II

Pertemuan II dilaksanakan pada hari sabtu, 28 Januari 2012

dengan alokasi waktu 2x45 menit.

a) Pendahuluan

Guru mengawali pertemuan dengan salam pembuka dan

dijawab serempak oleh peserta didik. Dilanjutkan dengan

pembahasan PR oleh peserta didik dibimbing guru. Semua

peserta didik megeluarkan PR yang telah mereka kerjakan dan

ditukar dengan teman sampingnya untuk selanjutnya dikoreksi

bersama-sama. Kemudian guru memberikan pengarahan

sebelum evaluasi siklus II dilaksanakan. Dan peserta didik

tenang mendengarkan pengarahan dari guru.

b) Kegiatan Inti

Peserta didik melakukan persiapan evaluasi dengan

berdo’a. Guru memberikan instruksi agar semua buku

dimasukkan ke dalam tas. Guru membagikan lembar evaluasi

kepada peserta didik berupa 10 soal essay. Kemudian peserta

didik mengerjakan soal evaluasi dengan tenang dan sungguh-

sungguh. Guru berkeliling mengawasi peserta didik

mengerjakan soal evaluasi. Semua peserta didik tenang dan

sungguh-sungguh dalam mengerjakan soal evaluasi. Tidak ada

satupun peserta didik yang mencontek.

Page 63: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

53

c) Penutup

Setelah peserta didik selesai mengerjakan soal, peserta

didik mengumpulkan lembar jawab. Dan guru mengakhiri

pertemuan dengan salam penutup.

Adapun hasil nilai tes evaluasi siklus II pada materi faktor-

faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia ini, dari 30 peserta

didik diperoleh peserta didik yang tuntas dengan memperoleh nilai

≥65 sebanyak 27 peserta didik, sedangkan peserta didik yang tidak

tuntas yaitu yang memperoleh nilai <65 sebanyak 3 peserta didik. Dan

nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus II ini sebesar 73,9 dengan

ketuntasan klasikal 90,00%. Adapun daftar nilai evaluasi peda siklus

II dapat dilihat pada lampiran 15.

c. Observasi

Selama proses tindakan berlangsung, dilakukan juga pengamatan

atau observasi terhadap proses tindakan yang telah dilaksanakan.

Kolabolator mengamati jalannya proses pembelajaran dengan

berpedoman pada format lembar observasi yang telah disiapkan. Hasil

observasi peneliti pada siklus II adalah sebagai berikut:

Hasil pengamatan peneliti terhadap kinerja guru pada saat

pembelajaran praktikum diantaranya: penjelasan guru tentang

prosedur praktikum dikegiatan pendahuluan sudah jelas dan

penyampaiannya tidak terlalu cepat sehingga dimengerti oleh peserta

didik. Suara guru saat menyampaikan materi keras sehingga peserta

didik dapat mendengarkannya dengan baik. Perhatian guru pada setiap

kelompok ketika peserta didik melakukan praktikum baik sehingga

peserta didik merasa nyaman dalam pembelajaran. Ketepatan guru

dalam mengelola waktu pembelajaran menggunakan praktikum ini

sudah baik. Kemampuan guru dalam menjawab pertanyaan dari

peserta didik sangat baik. Guru memperhatikan dengan serius saat

peserta didik melakukan percobaan. Dalam proses pembelajaran guru

mecoba memancing pikiran peserta didik agar mengaitkan apa yang

Page 64: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

54

terjadi dengan materi yang sudah di pelajari di sekolah maupun di luar

sekolah.

Guru dalam melaksanakan pembelajaran sudah sesuai dengan

prosedur di lembar kerja praktikum. Demikian juga guru dapat

memberikan arahan kepada peserta didik sangat baik, sehingga dapat

menciptakan komunikasi yang timbal balik disaat pembelajaran

berlangsung dan guru memperhatikan dengan sungguh-sungguh ketika

peserta didik melaksanakan praktikum sehingga dapat meluruskan

prosedur praktikum ketika peserta didik menyimpang.

Guru membantu peserta didik yang kesulitan dalam melakukan

praktikum sehingga peserta didik menjadi mengerti dan guru dapat

menumbuhkan rasa percaya diri pada peserta didik. Demikian halnya

kemampuan guru dalam memberikan arahan kepada peserta didik

dalam mengamati reaksi yang terjadi. Guru cermat dalam mengamati

keaktifan peserta didik. Guru dapat mengkondisikan peserta didik

yang kurang aktif saat pembelajaran. Guru memfasilitasi peserta didik

dalam menyimpulkan hasil praktikum melalui diskusi kelompok.

Guru teliti dalam mengoreksi laporan yang dikerjakan oleh

peserta didik, sehingga ketika peserta didik salah dalam menyimpulkan

laporan guru langsung memberikan kesempatan kepada kelompok lain

untuk membetulkannya. Guru sangat terampil dalam mengelola kelas.

Guru dapat menyimpulkan hasil pembelajaran pada pertemuan ini.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 11.

c. Refleksi

Refleksi pada siklus II berupa perenungan peneliti terhadap

pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II yaitu tentang kelebihan

dan kekurangannya. Dengan memperhatikan hal-hal yang memerlukan

pemikiran ilmiah dan dilaksanakan untuk perbaikan pada siklus

berikutnya.

Pada pelaksanaan siklus II ini pelaksanaan pembelajaran materi

faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia dengan

Page 65: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

55

menggunakan metode praktikum sudah berjalan sesuai rencana

tindakan. Hasil refleksi pada siklus I adalah:

1) Penjelasan guru tentang prosedur praktikum sudah jelas

2) Suara guru sudah keras.

3) Perhatian guru kepada kelompok peserta didik dalam pembelajaran

sangat merata.

4) Ketepatan waktu yang diperlukan guru dalam pembelajaran

praktikum sudah sesuai.

5) Membantu peserta didik dalam menumbuhkan rasa percaya diri

sudah maksimal.

6) Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan praktikum baik.

7) Cara guru dalam mengkondisikan peserta didik yang kurang aktif

sangat baik.

8) Ketepatan waktu yang diperlukan guru dalam menyimpulkan

materi sudah tepat.

9) Keterampilan berfikir tingkat tinggi peserta didik sangat baik.

10) Hasil belajar peserta didik sudah mencapai indikator yang

ditentukan.

B. PEMBAHASAN

1. Pra Siklus

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti pada kelas XI

TKJ 1 SMK Diponegoro Banyuputih Batang materi pokok laju reaksi,

sebelum dilakukan tindakan pada siklus I. Didapatkan bahwa

pembelajaran kimia di SMK Diponegoro Banyuputih Batang masih sering

menggunakan metode ceramah, sehingga komunikasi antar guru dan

peserta didik hanya terjadi satu arah. Di sini guru masih menjadi pusat

dalam pembelajaran, sehingga peserta didik hanya dianggap sebagai

sebuah wadah yang akan diisi dengan ilmu oleh seorang guru. Dari

wawancara peneliti dengan Ibu Arini Ainul Hanifah, S.Pd selaku guru

kimia kelas XI SMK Diponegoro Banyuputih Batang. Beliau menyatakan

Page 66: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

56

bahwa peserta didik masih rendah aktif dalam mengikuti proses belajar

mengajar sehingga daya pikir peserta didik. Penerapan metode ceramah

menghasilkan dampak yang kurang baik pada taraf berfikir peserta didik

untuk menemukan konsep, mengembangkan pengetahuan, serta kurang

terlatih untuk mengembangkan daya nalarnya untuk mengaplikasikan

konsep-konsep yang dipelajarinya dalam memecahkan permasalahan yang

dijumpai. Hasil yang didapat dari pembelajaran peserta didik kurang

mengikuti apa yang dikonsepkan oleh guru. Dilihat dari keaktifan peserta

didik masih sangat minim, sehingga sangat jarang peserta didik dapat

memahami konsep dasar dari pembelajaran tersebut.

2. Siklus I

Dalam penelitian ini mengunakan metode praktikum karena

metode ini merupakan suatu pembelajaran yang berpusat pada peserta

didik. Melalui praktikum peserta didik dapat mengembangkan kreatif

berfikir tingkat tinggi dengan menarik kesimpulan sebagai kemampuan

untuk menghubungkan berbagai petunjuk dan fakta, atau informasi dengan

pengetahuan yang telah dimiliki untuk membuat suatu prediksi hasil akhir

yang terumuskan. Terdapat empat tahap yang harus dilakukan untuk

menarik kesimpulan meliputi: mengidentifikasi pertanyaan atau fokus

kesimpulan yang akan dibuat, mengidentifikasi fakta yang diketahui,

mengidentifikasi pengetahuan yang relevan yang telah diketahui

sebelumnya dan membuat perumusan prediksi hasil akhir.

Berdasarkan pengamatan yang telah peneliti lakukan dari lembar

observasi, pelaksanaan pembelajaran praktikum pada siklus I ini, hasil

belajar pada aspek afektif peserta didik yang dilihat dari keaktifan peserta

didik belum sesuai dengan yang diharapkan, hal ini tidak terlepas dari

kinerja guru. Penjelasan guru tentang prosedur praktikum di kegiatan

pendahuluan kurang jelas sehingga peserta didik belum dapat memahami

prosedur pembelajarannya.

Suara guru saat menyampaikan sub materi keadaan setimbang

kurang keras dan terlalu cepat dalam penyampaian sehingga peserta didik

Page 67: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

57

yang duduk di belakang tidak dapat mendengarkan dengan jelas. Hal ini

merupakan dasar pengetahuan yang akan digunakan peserta didik untuk

merumuskan masalah yang ada dengan mengaitkan fakta yang terjadi, jika

pengetahuan dasar ini tidak diserap dengan sempurna maka peserta didik

tidak mempunyai landasan pengetahuan yang kuat.

Perhatian guru pada setiap kelompok ketika peserta didik

praktikum belum merata, sehingga ada peserta didik yang merasa kurang

diperhatikan. Hal ini mengakibatkan kecemburuan sosial yang akan

mematikan semangat peserta didik dalam pembelajaran. Ketika peserta

didik ada yang bertanya, guru dapat menjawab dengan baik dan

memancing peserta didik untuk mengaitkan materi yang disampaikan.

Perhatian guru ketika peserta didik melaksanakan praktikum sudah

baik, akan tetapi dalam pelaksanaannya masih banyak peserta didik yang

kurang memahami prosedur praktikum. Dalam hal ini guru memberikan

arahan kepada peserta didik agar dapat melakukan secara runtut dan

memahaminya, serta menciptakan komunikasi timbal balik dengan peserta

didik. Beberapa kesulitan yang dialami dalam praktikum, meliputi

bagaimana cara memakai pipet tetes, mengukur larutan yang tepat (larutan

bening meniskus atas dan larutan berwarna meniskus bawah),

mencampurkan larutan, sampai pengamatan pada reaksi yang terjadi.

Pengamatan yang dilakukan peserta didik dapat memberikan kesimpulan

yang terjadi dengan arahan dari guru untuk mengaitkan dengan materi

yang mereka ketahui agar peserta didik terbimbing untuk berfikir. Rasa

percaya diri mereka terlihat kurang ketika peserta didik mencampurkan

larutan, masih terlihat ragu-garu dan takut salah. Walaupun peserta didik

sudah dibantu oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran, tujuannya

belum sepenuhnya tercapai yaitu menciptakan pembelajaran yang berpusat

ada peserta didik karena peserta didik masih belum memahami apa yang

mereka kerjakan.

Kecermatan guru dalam mengamati keaktifan peserta didik baik,

guru mengamati peserta didik dimulai dari awal praktikum, persiapan alat,

Page 68: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

58

larutan yang akan digunakan, pencampuran larutan yang menghasilkan

suatu prodak baru, pengamatan pada prodak baru (hasil) yang dikaitkan

dengan materi dan hasil percobaan para peneliti yang menyerupai hingga

menulis laporan. Guru sebagai fasilitator dalam menyimpulkan hasil

praktikum melalui diskusi kelompok. Ketelitian guru dalam mengoreksi

laporan yang dikerjakan oleh peserta didik sangat baik. Cara guru dalam

mengkondisikan peserta didik yang kurang aktif saat pembelajaran kurang

maksimal, terlihat belum semua peserta didik aktif khususnya ketika

melakukan praktikum. Keterampilan guru dalam mengelola kelas baik.

Ketepatan guru dalam menyimpulkan materi di kegiatan akhir kurang,

disebabkan pengelolaan waktu dalam pembelajaran kurang tepat sehingga

meyebabkan kurangnya waktu untuk kesimpulan.

Berdasarkan pengamatan terhadap peserta didik, banyak peserta

didik yang kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran praktikum ini,

hal ini disebabkan peserta didik belum memahami benar tentang prosedur

pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum yang dijelaskan

oleh guru. Keaktifan peserta didik pada saat praktikum juga masih dalam

kategori kurang baik dikarenakan belum semua peserta didik khususnya

dalam kelompok ikut berpartisipasi aktif dalam praktikum. Ada yang

berbicara sendiri dengan temannya dan ada pula yang hanya menjadi

pengamat saja.

Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan laporan masih

kurang baik, dikarenakan peserta didik masih kurang memahami materi.

Dari aspek lain, hubungan kerjasama dalam kelompok cukup bagus,

terlihat peserta didik yang sudah memahami prosedur praktikum

membantu temannya yang kesulitan. Keterampilan peserta didik dalam

mengkomunikasikan hasil praktikum sudah baik. Semua kelompok juga

sudah menuliskan laporan dari hasil diskusinya dengan baik.

Berdasarkan pengamatan dari peneliti, peserta didik sudah mulai

ada perubahan dalam pola berfikir. Di lihat dari cara mereka

mengkomunikasikan pendapat dalam diskusi. Walaupun masih ada peserta

Page 69: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

59

didik yang asal mensetujui pendapat temannya tanpa mengaitkan dengan

materi. Dari nilai evaluasi siklus I pada sub materi kesetimbangan kimia,

dari jumlah peserta didik sebanyak 30, diperoleh peserta didik yang

memenuhi kriteria tuntas yaitu yang memperoleh nilai ≥65 sebanyak 23

peserta didik, sedangkan yang tidak tuntas yaitu yang memperoleh nilai

<65 sebanyak 7 peserta didik. Dan nilai rata-rata kelas sebesar 70,4 serta

ketuntasan klasikal sebesar 76,67%. Ini menunjukkan hasil belajar kognitif

pada siklus I dengan menggunakan metode praktikum sudah cukup baik,

namun ketuntasan klasikalnya belum memenuhi indikator keberhasilan

yang ditetapkan yaitu sebesar 85%. Sehingga perlu dilaksanakan siklus II

sebagai perbaikan.

3. Siklus II

Pada pelaksanaan siklus II pembelajaran telah berlangsung dengan

lebih baik. Berdasarkan pengamatan yang telah peneliti lakukan dari

lembar observasi, pelaksanaan pembelajaran praktikum pada siklus II ini,

hasil berfikir peserta didik sangat baik dilihat dari proses praktikum dan

pemahaman konsep peserta didik sehingga dalam berdiskusi menentukan

hasil akhir dapat mengaitkan hasil dengan materi yang bersangkutan.

Keaktifan peserta didik sudah sesuai dengan harapan, hal ini tidak terlepas

dari kinerja guru pula.

Penjelasan guru tentang prosedur praktikum dikegiatan

pendahuluan sudah jelas sehingga peserta didik dapat melaksanakan

pembelajaran sesuai prosedur. Suara guru saat menyampaikan sub materi

faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia juga sudah keras

sehingga peserta didik yang duduk di belakang dapat mendengarkan

dengan jelas. Hal ini merupakan dasar pengetahuan yang akan digunakan

peserta didik untuk merumuskan masalah yang ada dengan mengaitkan

fakta yang terjadi, jika pengetahuan dasar ini diserap dengan sempurna

maka peserta didik mempunyai landasan pengetahuan yang kuat.

Perhatian guru pada setiap kelompok ketika peserta didik

praktikum sudah merata, sehingga tidak ada peserta didik yang merasa

Page 70: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

60

kurang diperhatikan. Hal ini menumbuhkan semangat peserta didik dalam

pembelajaran. Ketika peserta didik ada yang bertanya, guru dapat

menjawab dengan baik dan memancing peserta didik untuk mengaitkan

materi yang disampaikan.

Perhatian guru ketika peserta didik melaksanakan praktikum sudah

baik, hal ini ditunjukkan dalam pelaksanaannya banyak peserta didik yang

memahami prosedur praktikum. Dalam hal ini guru memberikan arahan

kepada peserta didik agar dapat melakukan secara runtut dan

memahaminya, serta menciptakan komunikasi timbal balik dengan peserta

didik. Beberapa kesulitan yang dialami dalam praktikum, meliputi

bagaimana cara memakai pipet tetes, mengukur larutan yang tepat (larutan

bening meniskus atas dan larutan berwarna meniskus bawah),

mencampurkan larutan, sampai pengamatan pada reaksi yang terjadi sudah

tidak terjadi lagi.

Dari pengamatan yang dilakukan, guru dapat memberikan arahan

untuk mengaitkan dengan materi yang mereka ketahui dengan hasil yang

terjadi agar peserta didik terbimbing untuk berfikir. Rasa percaya diri

mereka terlihat sangat bagus ketika pesrta didik mencampurkan larutan

tidak lagi merasa ragu-ragu karena sudah mengetahui konsep yang akan

dilakukan. Sehingga peserta didik yang dibantu oleh guru dalam

pelaksanaan pembelajaran mencapai tujuannya yaitu menciptakan

pembelajaran yang berpusat ada peserta didik karena peserta didik masih

sangat memahami apa yang mereka kerjakan.

Kecermatan guru dalam mengamati keaktifan peserta didik sangat

baik, guru mengamati peserta didik dimulai dari awal praktikum persiapan

alat, larutan yang akan digunakan, pencampuran, pengamatan yang

dilakukan hingga menulis laporan. Guru membantu peserta didik dalam

menyimpulkan hasil praktikum melalui diskusi kelompok. Ketelitian guru

dalam mengoreksi laporan yang dikerjakan oleh peserta didik sangat baik.

Cara guru dalam mengkondisikan peserta didik yang kurang aktif saat

pembelajaran sudah maksimal, terlihat ketika peserta didik aktif

Page 71: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

61

khususnya ketika melakukan praktikum. Keterampilan guru dalam

mengelola kelas sudah baik. Guru dapat menyimpulkan materi di kegiatan

akhir dengan bagus, disebabkan pengelolaan waktu dalam pembelajaran

sangat tepat sehingga menyisakan waktu untuk kesimpulan.

Berdasarkan pengamatan terhadap peserta didik, banyak peserta

didik yang sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran praktikum ini,

hal ini disebabkan peserta didik memahami benar tentang prosedur

pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum yang dijelaskan

oleh guru. Keaktifan peserta didik pada saat praktikum juga dalam

kategori sangat baik dikarenakan semua peserta didik khususnya dalam

kelompok ikut berpartisipasi aktif dalam praktikum.

Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan laporan sangat

baik, dikarenakan peserta didik memahami materi awal dan dapat

mengaitkan sehingga mendapatkan kesimpulan atas apa yang mereka

kerjakan. Dari aspek lain, hubungan kerjasama dalam kelompok bagus,

terlihat peserta didik yang sudah memahami prosedur praktikum

membantu temannya yang kesulitan. Keterampilan Peserta didik dalam

memberikan keterangan hasil praktikum sudah baik. Semua kelompok

juga sudah menuliskan laporan dari hasil diskusinya dengan baik.

Berdasarkan nilai evaluasi siklus II pada sub materi pokok faktor-

faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia, diperoleh nilai rata-rata

kelas sebesar 73,6 dengan ketuntasan klasikal 90%. Dari 30 peserta didik

terdapat 37 peserta didik mencapai kriteria tuntas, dan 3 peserta didik yang

belum tuntas. Hasil belajar ini sudah memenuhi indikator keberhasilan

yang ditetapkan yaitu sebesar 85 % sehingga tidak perlu diadakan siklus

berikutnya. Adapun hasil analisis yang diperoleh adalah seperti pada tabel

4.1.

Page 72: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

62

Tabel 4.1. Hasil Belajar Aspek Kognitif Siklus I dan Siklus II

No Pelaksanaan Siklus Rata-rata Ketuntasan Klasikal

1 Siklus I 70,40 76,67%

2 Siklus II 73,60 90,00%

Dilihat dari tabel 4.1, perbandingan rata-rata hasil tes akhir pada

siklus I dan siklus II menunjukkan adanya sebuah peningkatan dari tiap-

tiap siklus. Karena peserta didik sudah terbiasa dengan metode

pembelajaran praktikum yang diterapkan.

Setelah observasi selesai dilaksanakan, peneliti bersama guru mitra

sebagai kolaborator dalam penelitian tindakan kelas di kelas XI SMK

Diponegoro kemudian mengadakan diskusi berkaitan dengan pelaksanaan

kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode praktikum pada siklus

II. Hasil diskusi tersebut berkaitan pembahasan hasil tindakan dari tahap

pra siklus, siklus I dan siklus II yaitu: Terjadi peningkatan hasil belajar

aspek efektif dan aspek kognitif pesera didik dari tahap pra siklus, siklus

I dan siklus II.

Proses pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum juga

berpengaruh positif terhadap hasil belajar peserta didik. Berdasarkan

evaluasi yang dilakukan setelah menggunakan pembelajaran praktikum

terlihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar yang signifikan. Hasil

belajar aspek kognitif siklus I adalah 70,40 dengan ketuntasan belajar

76,67%, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata evaluasi peserta didik

adalah 73,60 dengan ketuntasan klasikal sebesar 90,00%.

Dalam metode praktikum mencakup unsur percobaan yang dapat

melatih peserta didik untuk dapat menemukan hasil yang nyata dan dapat

mengaitkan hasil dengan materi yang mereka ketahui, sehingga peserta

didik dapat menggunakan pikirannya untuk menyimpulkan hasil yang di

dapatnya. kemudian unsur diskusi untuk memantapkan hasil yang telah

dirumuskan. Selanjutnya peserta didik dilatih untuk membuat laporan agar

pembelajaran yang sudah terjadi dapat di tulis dengan sangat runtut.

Page 73: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

63

Aktivitas peserta didik pada siklus I ini belum mencapai indikator

keberhasilan yang ditetapkan sehingga perlu dilakukan siklus II. Setelah

dilakukan refleksi pada siklus I, selanjutnya dilakukan perbaikan-

perbaikan pada siklus II. Pada siklus II ini aktivitas peserta didik

mengalami peningkatan. Rata-rata tes akhir pada siklus I dengan

menerapkan pembelajaran praktikum, 70,40 dengan jumlah peserta didik

yang mencapai kriteria tuntas sebesar 23 peserta didik, dan pada siklus II

meningkat menjadi 73,60 dengan jumlah peserta didik tuntas sebanyak 27

peserta didik.

Setelah penulis melakukan penelitian selama 3 bulan di SMK

Diponegoro Banyuputih Batang, diperoleh hasil penelitian yang

menyatakan bahwa metode praktikum memang dapat meningkatkan

kreativitas berfikir dan hasil belajar pesrta didik. Dalam pra siklus, guru

cenderung menggunakan metode ceramah sehingga peserta didik hanya

duduk manis saja menerima materi dari guru seolah-olah peserta didik

merupakan sebuah wadah yang akan di isi ilmu oleh guru tanpa ada

keaktifan untuk memperoleh materi diluar penyampaian guru. Setelah

dilaksanakan tindakan pada siklus I, yaitu dengan menerapkan metode

pembelajaran praktikum, peserta didik dituntut untuk aktif melakukan

pembelajaran, melakukan percobaan dan menyimpulkan hasil praktikum

yang di tuangkan dalam bentuk laporan. Ketika metode praktikum ini,

Guru juga dituntut untuk memfasilitasi proses pembelajaran yang

memungkinkan partisipan dalam suatu komunitas untuk

mengkonstruksikan makna bersama-sama yang mengarah pada tujuan

pembelajaran yang dibahas.

Pada siklus I hasil belajar peserta didik sudah mengalami

peningkatan. Walaupun dengan jumlah peserta didik dalam satu kelasnya

terdiri dari 30 peserta didik, metode praktikum ini dapat mengaktifkan

pesrta didik untuk bekerjasama dalam kelompok maupun antar kelompok.

Mereka tidak hanya menggantungkan materi dari guru saja, terlihat ketika

mereka berdiskusi guna mengerjakan laporan, sebagian peserta didik

Page 74: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

64

mengemukakan pendapatnya. Tetapi ada juga yang mengambil dari buku

paket lain yang peserta didik bawa.

Dalam siklus I dari 30 peserta didik ada 23 peserta didik yang

memenuhi kriteria tuntas dan 7 peserta didik yang belum tuntas, Setelah

diadakan refleksi pada siklus I, kemudian kekurangan-kekurangannya

diperbaiki pada siklus II. Keaktifan dan hasil belajar peserta didik lebih

baik dari siklus I, dari 30 peserta didik ada 27 peserta didik yang sudah

memenuhi kriteria tuntas dan 3 peserta didik yang belum tuntas. Pada

siklus II ini sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan.

Pada siklus I dan siklus II bagi peserta didik yang mendapat skor

paling tinggi pada pelaksanaan tes akhir siklus diberikan penghargaan.

Penghargaan tersebut diberikan dalam bentuk pujian dan hadiah. Dengan

pujian, peserta didik akan termotifasi untuk belajar lebih baik.

Page 75: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

65

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, maka

skripsi dengan judul “Penerapan Pembelajaran Kimia Menggunakan Metode

Praktikum dalam Meningkatkan Keterampilan Berfikir Tingkat Tinggi Peserta

didik pada Materi Pokok Kesetimbangan Kimia Kelas XI SMK Diponegoro

Banyuputih Batang” dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Implementasi metode pembelajaran praktikum pada mata pelajaran kimia

materi pokok kesetimbangan kimia di SMK Diponegoro Banyuputih

Batang dilaksanakan dalam 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II.

Penerapannya diawali dengan pembagian petunjuk praktikum oleh guru

yang kemudian dilakukan praktikum oleh peserta didik dalam kelompok

dan didiskusikan. Selanjutnya peserta didik membuat laporan hasil

praktikum dengan mengaitkan materi yang mendasarinya.

2. Hasil pengamatan untuk kemampuan berfikir tingkat tinggi pada peserta

didik SMK Diponegoro Banyuputih Batang dalam pembelajaran

kesetimbangan reaksi dengan mengunakan metode praktikum, belum baik.

Hal ini terlihat pada siklus I, akan tetapi pada siklus II kreatif berfikir

tingkat tinggi peserta didik terlihat meningkat sehingga peserta didik dapat

mengolah pemikirannya yang dituangkan dalam hasil belajar. Hasil belajar

peserta didik kelas XI SMK Diponegoro Banyuputih Batang setelah

diterapkan metode pembelajaran praktikum rata-rata hasil belajar peserta

didik 70,40 dengan ketuntasan kelas sebesar 76,67% pada siklus I, dan

mendapatkan rata-rata hasil belajar 73,60 dengan ketuntasan klasikal

sebesar 90,00% pada siklus II.

Page 76: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

66

B. SARAN

Berdasarkan pada simpulan diatas maka peneliti mengajukan saran-

saran sebagai berikut:

1. Dalam pembelajaran kimia, proses pembelajaran disarankan menggunakan

model, strategi dan metode pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan

situasi di dalam kelas dan materi yang diajarkan, sehingga dapat

meningkatkan kualitas hasil pembelajaran.

2. Perlu dilakukan penelitian yang sejenis dengan ruang lingkup yang lebih

luas.

C. PENUTUP

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dalam pembuatan skripsi ini, tentunya

peneliti tidak luput dari kekurangan-kekurangan. Hal itu disebabkan karena

keterbatasan yang peneliti miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

membangun dari para pembaca sangat peneliti harapkan untuk perbaikan.

Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti sendiri

pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Page 77: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Meaningful Learning Re-invensi Kebermaknaan Pembelajaran,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.

Abdul Qodir, Muhammad, Thuruqu Ta’limi Al-Lughoh Al-Arabiyah, Kairo :

Maktabah Al-Nahdlah Al- Misriayah 1979.

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Grafinda Persada,

1996.

AR Badafal, Fadhal, Lajnah, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: CV

Penerbit Diponegoro, 2006.

Arikunto, Suharsimi, Penelitian Tindakan, Yogyakarta: Aditya Media, 2010.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2006.

Arikunto, Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT Bumi Aksara,

2008.

Atiyah Al-Abrosyi, Muhammad, Dar Ihya Al-Kutub Al-Arobiyah, tt: Rukhu al

tarbiyah wa al ta’ lim, 1950

Bahri Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2006.

B Uno, Hamzah, dkk, Menjadi Peneliti PTK Yang Profesional, Jakarta: Bumi

Aksara, 2011.

Chang, Raymond, Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti, Jild. 1, Jakarta: Erlangga,

2005.

............................, Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, Jild. 2, Jakarta: Erlangga,

2005.

Page 78: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

E McMURRY, John and ROBERT C. FAY, Chemistry, United States of

America: Pearson.

Fauzi, Muchamad, Metode Penelitian Kuantitatif, Semarang: IAIN Walisongo

Press, 2009.

Gyamirti, Byarlina, Penerapan Metode Praktikum Pada Pembelajaran Fisika

Topik Getaran Dan Gelombang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

SMP, Bandung: UPI, 2010.

Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Isjoni, Guru Sebagai Motivator Perubahan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.

Iskandar, Psikologi Pendidikan, Ciputat: Gaung Persada Press, 2009.

Krulik, S dan Rudnick, “Innovative Tasks to Improve Critical-and Creative-

Thingking Skills”,Developing Mathematical Reasoning in Grades K-12.

Made Sukarna, I, JICA Kimia Dasar 1, Yogyakarta : Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNNES.

Mulyasa, E, Kurikulum yang Disempurnakan, Bandumg: PT. Remaja Rosdakarya,

2009.

.................., KTSP Sebuah Panduan Praktis, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya,2008.

Muslich, Masnur, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual,

Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Nasution, Harun, Kesetimbangan Kimia, modul kim. 11, Departemen Pendidikan

Nasional, 2004.

Rohani, Ahmad, Media Instruksional Edukatif, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997.

Romlah, Psikologi Pendidikan,Malang, UMM Press, 2010.

Page 79: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

Sudjana, Metode Statistika, Bandung: PT. Transito, 2002.

Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009.

Sukardi, Metodolagi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta:

PT Bumi Aksara, 2008.

Ungguh Muliawan, Jasa, Penelitian Tindakan Kelas (Claaroom Action Researth),

Yogyakarta: Gava Media, 2010.

Wawancara dengan Arini Ainul Hanifah,S.Pd (guru kimia SMK Diponegoro

Banyuputih Batang), Tanggal 28 Nopember 2011.

Wiyanto, Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi Laboratorium,

Semarang: UNNES Press, 2008.

Page 80: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Jadwal Pelaksanaan Penelitian ................................................... 28

Tabel 4.1 : Hasil Belajar Aspek Kognitif Siklus I dan Siklus II .................. 62

Page 81: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pengaruh perubahan konsentrasi pada posisi kesetimbangan ..... 21

Gambar 2.2 Pengaruh perubahan suhu pada posisi kesetimbangan ................ 22

Gambar 2.3 Katalis menurunkan Ea untuk reaksi maju dan reaksi balik ....... 23

Gambar 3.1 Siklus PTK .................................................................................. 26

Page 82: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Nama Peserta Didik

Lampiran 2 : Daftar Kelompok Praktikum

Lampiran 3 : Silabus SMK

Lampiran 4 : RPP Siklus I

Lampiran 5 : RPP Siklus II

Lampiran 6 : Petunjuk Praktikum Siklus I

Lampiran 7 : Jawaban Petunjuk Praktikum Siklus II

Lampiran 8 : Petunjuk Praktikum Siklus II

Lampiran 9 : Jawaban Petunjuk Praktikum Siklus II

Lampiran 10 : Lembar Instrumen Observasi Kegiatan Guru Siklus I

Lampiran 11 : Lembar Instrumen Observasi Kegiatan Guru Siklus II

Lampiran 12 : Kisi-kisi Soal Siklus I

Lampiran 13 : Kisi-kisi Soal Siklus I

Lampiran 14 : Soal Siklus I

Lampiran 15 : Soal Siklus II

Lampiran 16 : Jawaban Soal Siklus I

Lampiran 17 : Jawaban Soal Siklus II

Lampiran 18 : Nilai Siklus I

Lampiran 19 : Nilai Siklus II

Lampiran 20 : Daftar keterangan ketuntasan siswa kelas XI TKJ 1 siklus II

Lampiran 21 : Daftar keterangan ketuntasan siswa kelas XI TKJ 1 siklus I

Lampiran 22 : Dokumentasi

Page 83: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nunik Hidayati

Tempat /Tanggal Lahir : Batang, 15 Januari 1989

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Ngepung Rt. 02 Rw. 02 Subah Batang

Riwayat Pendidikan :

1. MI Islamiyah Subah Lulus 1999

2. SMP Takhassus Al-Qur’an Kalibeber Wonosobo Lulus 2003

3. MA NU 01 Banyuputih Batang Lulus 2008

4. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Jurusan Tadris kimia. Lulus

2011/2012

Pengalaman Organisasi :

Semarang, 15 April 2012

Nunik Hidayati

NIM. 083711019

Page 84: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

Lampiran 1

DAFTAR NAMA SISWA KELAS XI TKJ 1

SMK DIPONEGORO BANYUPUTIH BATANG

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

No Nama No Nama

1 Achmad Chafid Masyruchan 16 Lutfi Fauzi

2 Agus Muntaha 17 Miftahudin

3 Ahmad Ghufron 18 Misbakhul Huda

4 Akhmad Kamaludin 19 Muhammad Farid Athoillah

5 Amelia Sari 20 Muhammad Rizqi Aulia

6 Andi Setiawan 21 Muhammad Riziqin

7 Angga Prasetyo 22 Mushofa

8 Deni Kurniawan Semukti 23 Novia Trisna Sari

9 Dergo Nurhadi 24 Nur Ulfi Alfiani

10 Dwi Rahmawati 25 Prasetyo Wijoyo

11 Imam Muzani 26 Riza Adibussoleh

12 Indra Iswanto 27 Rovilatul Hasanah

13 Khaerur Roziqin 28 Siti Munawaroh

14 Khorisatul Latifah 29 Sulis

15 Kursiana 30 Wiwit Nurchayatun

Page 85: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

Lampiran 2

DAFTAR KLOMPOK PRAKTIKUM

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3

1. Achmad Chafid

Masyruchan

2. Agus Muntaha

3. Ahmad Ghufron

4. Akhmad

Kamaludin

5. Amelia Sari

1. Andi Setiawan

2. Angga Prasetyo

3. Deni Kurniawan

Semukti

4. Dergo Nurhadi

5. Dwi Rahmawati

1. Imam Muzani

2. Indra Iswanto

3. Khaerur Roziqin

4. Khorisatul

Latifah

5. Kursiana

Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6

1. Lutfi Fauzi

2. Miftahudin

3. Misbakhul Huda

4. Muhammad Farid

Athoillah

5. Muhammad Rizqi

Aulia

1. Muhammad

Riziqin

2. Mushofa

3. Novia Trisna

Sari

4. Nur Ulfi Alfiani

5. Prasetyo Wijoyo

1. Riza

Adibussoleh

2. Rovilatul

Hasanah

3. Siti Munawaroh

4. Sulis

5. Wiwit

Nurchayatun

Page 86: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

Lampiran 3

SILABUS

NAMA SEKOLAH : SMK Diponegoro Banyuputih

MATA PELAJARAN : KIMIA

KELAS/SEMESTER : XI/2

STANDAR KOMPETENSI : Memahami Konsep Kesetimbangan kimia

ALOKASI WAKTU : 4 X 45 Menit

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

MATERI

PEMBELAJARAN

KEGIATAN

PEMBELAJARAN PENILAIAN

ALOKASI

WAKTU SUMBER

BELAJAR TM PS PI

1. 1Menguasai reaksi

kesetimbangan

- Menjelaskan reaksi

kesetimbangan

- Menjelaskan

kesetimbangan homogen

dan heterogen

Kesetimbangan kimia

- Mengamati dan

menyimpulkan reaksi

reversibel dan ireversibel

- Mengelompokkan reaksi

reversibel dan ireversibel

- Membuat laporan hasil

percobaan

- Review

- Tes tertulis

- Penilaian

proses

- Tugas

2 - Buku

kimia

untuk

SMK

atau

MAK

- LKS

- Alat dan

Bahan

Praktik

Page 87: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

MATERI

PEMBELAJARAN

KEGIATAN

PEMBELAJARAN PENILAIAN

ALOKASI

WAKTU SUMBER

BELAJAR TM PS PI

1. 2Menguasai faktor-

faktor yang

mempengaruhi

pergeseran

kesetimbangan

- Meramalkan arah

pergeseran

kesetimbangan dengan

menggunakan azas Le

Chatelier

- Menganalisis pengaruh

perubahan suhu,

konsentrasi, tekanan dan

volum pada pergeseran

kesetimbangan melalui

percobaan.

Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi

Kesetimbangan kimia

- Mengamati reaksi

kesetimbangan dan faktor-

faktor yang

mempengaruhinya.

- Membuat laporan hasil

percobaan.

- Menjelaskan prinsip asas Le

Chatelier melalui contoh-

contoh

- Berlatih menentukan

pergeseran kesetimbangan

setelah terjadinya reaksi.

- Tes tertulis

- Penilaian

proses

- Tugas

2 - Buku

kimia

untuk

SMK

atau

MAK

- LKS

- Alat dan

Bahan

Praktik

Batang, 2 Januari 2012

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Kimia SMK Diponegoro Banyuputih Peneliti

Arini Ainul Hanifah, S.Pd Nunik Hidayati

NIP. - NIM. 083711019

Page 88: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

Lampiran 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS I

Satuan Pendidikan : SMK Diponegoro Banyuputih

Mata Pelajaran : KIMIA

Kelas / Semester : XI TKJ 1 / 2

Pertemuan : ke-1

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

I. Standar Kompetensi

1. Memahami konsep kesetimbangan kimia.

II. Kompetensi Dasar

1.1. Menguasai reaksi kesetimbangan.

III. Indikator

1. Menjelaskan reaksi kesetimbangan.

2. Menjelaskan kesetimbangan homogen dan heterogen.

IV. Tujuan Pembelajaran

Siswa diharapkan mampu :

1. Menjelaskan tentang reaksi kesetimbangan.

2. Menjelaskan kesetimbangan homogen dan heterogen.

3. Membedakan reaksi homogen dan heterogen.

V. Analisis Materi Pembelajaran

1. Kesetimbangan kimia

Reaksi kimia berdasarkan arahnya dibedakan menjadi dua reaksi

Reversible dan Ireversible. Perhatikan reaksi yang ada di alam kita seperti

reaksi pembakaran dan korosi besi, reaksi seperti itu kita golongkan

sebagai reaksi yang berlangsung searah atau reaksi yang tidak dapat balik

(irreversible). Di lain pihak ada juga reaksi yang berlangsung dua arah

atau reaksi yang dapat balik (reversible).

Page 89: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

Contohnya:

Pembentukan es dari air (H2O(l) � H2O(s)).

Keadaan setimbang adalah suatu keadaan dimana dua proses yang

berlawanan arah berlangsung secara simultan dan terus menerus, tetapi

tidak ada perubahan yang dapat diamati atau diukur.

Cepat lambatnya suatu reaksi mencapai kesetimbangan bergantung

pada laju reaksi, semakin besar laju reaksi maka semakin cepat.

Kesetimbangan kimia hanya dapat berlangsung dalam sistem tertutup.

Sementara itu, pada umumnya proses alami berlangsung dalam sistem

terbuka. Berbagai proses alami seperti perkaratan logam, pembusukan dan

lain sebagainya.

2. Macam-macam reaksi kesetimbangan

Berdasarkan keadaan zat atau tinggkat wujud zat yang turut dalam

reaksi setimbang dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Reaksi Kesetimbangan Homogen

Kesetimbangan homogen adalah kesetimbangan yang semua

komponennya satu fase.

Contoh kesetimbangan homogen:

1. N2(g) + 3H2(g) ↔ 2NH3(g)

b. Reaksi Kesetimbangan Heterogen

Kesetimbangan heterogen adalah kesetimbangan yang semua

komponennya dua fase atau lebih.

Contoh kesetimbangan heterogen:

1. Ag2CrO4(s) ↔ 2Ag+

(aq) + CrO42-

(aq)

2. CaCO3(s) ↔ CaO(s) + CO2(g)

VI. Kegiatan Pembelajaran

1. Metode : Praktikum dan diskusi

2. Pendekatan : Konsep

Page 90: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

Kegiatan Rincian Pengorganisasian

Siswa Waktu

Kegiatan

Awal

� Apresepsi

1. Guru mengucap salam

2. Guru mengabsen

3. Siswa menjawab pertanyaan-

pertanyaan berikut

a. Pernahkah anda melihat

perubahan es menjadi air ?

begitu juga sebaliknya dari

air menjadi es?

b. Dari reaksi di atas

merupakan reaksi bolak-

balik atau reaksi satu arah?

� Motivasi

Siswa mendengarkan penjelasan

dari guru tentang informasi berikut :

Sudah kita ketahui bahwa sebuah

reaksi di alam ada yang dapat balik

dan ada yang tidak dapat balik. Pada

kesempatan kali ini akan

mempelajari kesetimbangan kimia,

dimana kesetimbangan kimia ini

terjadi pada reaksi yang dapat balik.

K

K

K

K

K

K

10 menit

Kegiatan

Inti

Eksplorasi

Siswa mendengarkan tetang reaksi

reversibel dan ireversibel

Siswa mengelompokkan reaksi

reversibel dan ireversibel, (pembakaran

kertas, pembentukan amonia,

K

I

70 menit

Page 91: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

pembentukan es)

Siswa menggolongkan reaksi homogen

dan heterogen yang terjadi di alam

Elaborasi

Siswa melakukan praktikum:

• Reaksi reversibel

• Reaksi ireversibel

Siswa melakukan praktikum

sebagaimana dalam petunjuk praktikum.

Siswa mendiskusikan dan

menyimpulkan hasil praktikum yang

telah dilakukan.

Konfirmasi

Guru mempertegas hasil praktikum

yang telah dilakukan.

K

K

G

G

K

Kegiatan

Akhir

Siswa mengumpulkan laporan

Guru memberikan tugas baca (faktor-

faktor yang mempengaruhi

kesetimbangan kimia) untuk pertemuan

berikutnya

Guru menutup pelajaran dan mengucap

salam.

G

K

K

10 menit

Keterangan : I = individual, P = berpasangan, G = grup, K = klasikal

VII. Media, Alat dan Sumber Belajar

Media : LKS, buku paket

Alat : tabung reaksi. Pipet tetes, penjepit.

Sumber belajar :

1. Paket Kimia kelas XI SMK dan MAK, Michael Purba, Jakarta:

Erlangga,2007.

2. Internet

Page 92: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

VIII. Penilaian

1. Kognitif

Bentuk : tes tertulis (individu)

No Item Soal Kunci Jawaban Bobot / Skor

I Soal evaluasi siklus I terlampir.

Berjumlah 10 item soal.

Berupa essay.

Terlampir

Skor Maksimal

2. Afektif

Bentuk : Pengamatan / Observasi

- Keaktifan peserta didik (terlampir)

Batang, 7 Januari 2012

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Kimia Peneliti

SMK Diponegoro Banyuputih

Arini Ainul Hanifah, S.Pd Nunik Hidayati

NIP. - NIM. 083711019

Kepala Sekolah SMK Diponegoro Banyuputih

H. Ali Sodiqin, S.Pd.I

NIP.-

Page 93: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS II

Satuan Pendidikan : SMK Diponegoro Banyuputih

Mata Pelajaran : KIMIA

Kelas / Semester : XI TKJ 1/ I

Pertemuan : ke -2

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

I. Standar Kompetensi

1. Memahami konsep kesetimbangan kimia

II. Kompetensi Dasar

1.2 Menguasai faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan

III. Indikator

1. Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas

Le Chatelier

2. Menganalisis pengaruh perubahan suhu, konsentrasi, tekanan dan volum

pada pergeseran kesetimbangan melalui percobaan.

IV. Tujuan Pembelajaran

Siswa diharapkan mampu :

1. Menentukan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le

Chatelier

2. Menganalisis pengaruh perubahan suhu, konsentrasi, tekanan dan volum

pada pergeseran kesetimbangan melalui percobaan.

V. Analisis Materi Pembelajaran

Seorang ahli kimia dari Prancis Henri Louis Le Chatelier berpendapat

bahwa: “jika suatu tekanan eksternal diberikan kepada suatu sistem yang

setimbang, sistem ini akan menyesuaikan diri sedemikian rupa untuk

mengimbangi sebagian tekanan ini pada saat sistem mencoba setimbang

kembali. Secara singkat, Asas Le Chatelier dapat disimpulkan sebagai berikut:

Page 94: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

Reaksi = - Aksi

Cara sistem bereaksi adalah dengan melakukan pergeseran kekiri atau

kekanan. Penerapan Asas Le Chatelier terhadap pergeseran kesetimbangan:

a. Pengaruh Konsentrasi

Sesuai dengan asas Le Chatelier (reaksi = -aksi), jika konsentrasi

pereaksi ditambahkan atau hasil reaksi dikurangi, maka reaksi bergeser ke

arah pereaksi. Sebaliknya jika konsentrasi pereaksi dikurangi reaksi

bergeser ke arah hasil reaksi.

b. Pengaruh tekanan

Semakin besar tekanan, semakin kecil volume. Maka, reaksi

bergeser ke arah jumlah molekul yang lebih kecil. Sebaliknya jika semakin

kecil tekanan, semakin besar volume. Maka, reaksi bergeser ke arah

jumlah molekul yang lebih banyak.

Contoh: 2PbS(s) + 3O2(g) ↔ 2PbO(s) + 2SO2(g)

Yang diperhatikan molekul gas saja. Pada persamaan yang setara, ada 3

mol reaktan gas dan 2 mol produk gas. Jadi, reaksi akan bergeser kearah

produk (ke kanan).

c. Pengaruh suhu

Perubahan konsentrasi, tekanan atau volume dapat mengubah

posisi kesetimbangan, tetapi tidak mengubah nilai konstanta

kesetimbangan. Hanya perubahan suhu yang dapat mengubah konstanta

kesetimbangan. Pada reaksi kesetimbangan, terdapat reaksi endotermik

(menyerap kalor) dan reaksi eksotermik (melepas kalor). Jadi peningkatan

suhu menghasilkan reaksi endotermik dan penurunan suhu menghasilkan

reaksi eksotermik.

Contoh: N2(g) + 3H2(g) ↔ 2NH3(g)

Jika suhu dinaikkan reaksi bergesr ke kiri (N2 dan H2)

d. Pengaruh katalis

Katalis meningkatkan laju terjadinya reaksi. Katalis mempengaruhi

laju reaksi maju sama besar dengan reaksi balik. Jadi, keberadaan katalis

Page 95: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

tidak mengubah konstanta kesetimbangan, dan tidak mengeser posisi

sistem kesetimbangan.

VI. Kegiatan Pembelajaran

1. Metode : Praktikum

2. Pendekatan : Konsep

Kegiatan Rincian Pengorganisasian

Siswa Waktu

Kegiatan

Awal

� Apresepsi

1. Guru mengucap salam

2. Guru mengabsen

3. Siswa menjawab pertanyaan-

pertanyaan berikut

a. Dalam musim hujan dan

panas, lebih cepat mana

ketika es mencair dan air

membeku?

b. Apakah suatu reaksi dapat

dipengaruhi oleh faktor luar?

� Motivasi

Siswa mendengarkan penjelasan

dari guru tentang informasi berikut :

Dengan mempelajari faktor-faktor

alam yang sangat mempengaruhi

reaksi yang terjadidisekitar kita.

Kita akan lebih peka terhadap

lingkungan sekitar dan dapat

merasakan indahnya karunia Allah

yang sangat sempurna.

K

K

K

K

10 menit

Page 96: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

Kegiatan

Inti

Eksplorasi

Siswa mendengarkan tetang faktor-

faktor yang mempengaruhi perubahan

reaksi.

Siswa mengelompokkan reaksi yang

ada di alam, menurut faktor yang

mempengaruhinya.

Elaborasi

Siswa melakukan praktikum:

• Pengaruh temperatur terhadap

pergeseran kimia

• Pengaruh konsentrasi terhadap

pergeseran kimia

Siswa melakukan praktikum

sebagaimana dalam petunjuk praktikum.

Siswa mendiskusikan dan menyimpulka

hasil praktikum yang telah dilakukan.

Konfirmasi

Guru mempertegas hasil praktikum

yang telah dilakukan.

K

I

K

G

G

K

70 menit

Kegiatan

Akhir

Siswa mengumpulkan laporan.

Guru menutup pelajaran dan mengucap

salam.

G

K

10 menit

Keterangan : I = individual, P = berpasangan, G = grup, K = klasikal

VII. Media, Alat dan Sumber Belajar

Media : LKS, buku paket

Alat : Tabung reaksi, pipet tetes, penjepit, bunsen.

Page 97: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

Sumber belajar :

1. Paket Kimia kelas XI SMK dan MAK, Michael Purba, Jakarta:

Erlangga,2007.

2. Internet

VIII. Penilaian

1. Kognitif

Bentuk : tes tertulis (individu)

No Item Soal Kunci

Jawaban Bobot / Skor

I Soal evaluasi siklus I terlampir.

Berjumlah 10 item soal.

Berupa essay.

Terlampir

Skor Maksimal

2. Afektif

Bentuk : Pengamatan / Observasi

- Keaktifan peserta didik (terlampir)

Batang, 21 Januari 2012

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Kimia Peneliti

SMK Diponegoro Banyuputih

Arini Ainul Hanifah, S.Pd Nunik Hidayati

NIP. - NIM. 083711019

Kepala Sekolah SMK Diponegoro Banyuputih

H. Ali Sodiqin, S.Pd.I

NIP.-

Page 98: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

Lampiran 6

Petunjuk praktikum

Reaksi Reversibel

I. Tujuan

Siswa dapat mengetahui reaksi reversibel dalam suatu reaksi kimia.

II. Dasar Teori

Reaksi kimia berdasarkan arahnya dibedakan menjadi dua reaksi

Reversible dan Ireversible. Perhatikan reaksi yang ada di alam kita seperti

reaksi pembakaran dan korosi besi, reaksi seperti itu kita golongkan sebagai

reaksi yang berlangsung searah atau reaksi yang tidak dapat balik

(irreversible). Di lain pihak ada juga reaksi yang berlangsung dua arah atau

reaksi yang dapat balik (reversible).

Contohnya:

Pembentukan es dari air (H2O(l) � H2O(s)).

Keadaan setimbang adalah suatu keadaan dimana dua proses yang

berlawanan arah berlangsung secara simultan dan terus menerus, tetapi tidak

ada perubahan yang dapat diamati atau diukur.

Cepat lambatnya suatu reaksi mencapai kesetimbangan bergantung

pada laju reaksi, semakin besar laju reaksi maka semakin cepat.

Kesetimbangan kimia hanya dapat berlangsung dalam sistem tertutup.

Sementara itu, pada umumnya proses alami berlangsung dalam sistem

terbuka. Berbagai proses alami seperti perkaratan logam, pembusukan dan lain

sebagainya.

Page 99: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

III. Alat dan Bahan

A. Alat

1. Tabung reaksi

2. Pipet tetes

3. Rak tabung reaksi

4. Pengaduk

5. Gelas ukur

B. Bahan

1. Aquades

2. Kristal PbSO4

3. Larutan NaI 1 M

4. Larutan Na2SO4 1 M

IV. Cara Kerja

1. Masukkan sedikit kristal PbSO4 kedalam tabung reaksi

2. Tambahkan 4 mL larutan NaI 1 M. Campurkan hingga homogen

3. Amati perubahan warna yang terjadi

4. Cuci endapan yang terjadi dengan aquades

5. Tambahkan larutan Na2SO4 1 M 4 mL, campurkan hingga homogen

6. Amati perubahan warna yang terjadi

V. Hasil Pengamatan

No Bahan Penambahan Warna yang terjadi

1. PbSO4 mula-mula -

2. 4 mL larutan NaI 1 M

3. 4 mL larutan Na2SO4 1 M

VI. Pertanyaan

1. Tuliskan semua persamaan reaksi yang terjadi!

Page 100: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

2. Bagaimana kesimpulan dari praktikum yang sudah anda lakukan dan

bagaimana hubungan antara kedua reaksi?

Batang, 7 Januari 2012

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Kimia Peneliti

SMK Diponegoro Banyuputih

Arini Ainul Hanifah, S.Pd Nunik Hidayati

NIP. - NIM. 083711019

Kepala Sekolah SMK Diponegoro Banyuputih

H. Ali Sodiqin, S.Pd.I

NIP.-

Page 101: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

Lampiran 7

Jawaban Petunjuk praktikum

Reaksi Reversibel

1. Reaksi ketika kristal PbSO4 ditambahkan larutan NaI membentuk endapan

kuning dari PbI2, reaksinya sebagai berikut:

PbSO4(s) + 2NaI(aq) � PbI2(s) + Na2SO4(aq)

Reaksi ketika endapan dari reaksi I di tambahkan Na2SO4 membentuk

endapan putih dari PbSO4, reaksinya sebagai berikut:

PbI2(s) + Na2SO4(aq) � PbSO4(s) + 2NaI(aq)

2. Kesimpulan dari praktikum adalah reaksi pembentukan endapan kuning dari

PbI2 merupakan reaksi kebalikan dari pembentukan endapan putih dari PbSO4.

Hubungan dari kedua reaksi adalah reaksi ke dua merupakan kebalikan dari

reaksi pertama.

Page 102: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

Lampiran 8

Petunjuk praktikum

Pengaruh Temperatur dan Konsentrasi terhadap

Pergeseran Kesetimbangan

I. Tujuan

Siswa dapat mengetahui pengaruh temperatur dan konsentrasi terhadap

pergeseran kesetimbangan kimia.

II. Dasar Teori

Segala sesuatu yang berbeda di dunia ini senantiasa mencapai

kesetabilan atau keseimbangan. Dalam suatu reaksi dikatakan dalam

setimbang apabila keadaan zat-zat yang bereaksi dan hasil reaksi terdapat

bersama-sama, tetapi tidak ada lagi perubahan yang dapat diamati.

Kesetimbangan kimia terjadi apabila reaksi bolak-balik berlangsung dalam

sistem tertutup, dimana jumlah masing-masing zat tidak berubah lagi (jumlah

partikel zat bereaksi dalam satuan waktu sama dengan jumlah zat yang

terbentuk).

Hukum kesetimbangan yaitu hasil kali konsentrasi setimbang zat

diruas kanan dibagi menjadi hasil kali konsentrasi setimbang zat diruas kiri,

masing-masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya.

Ungkapan hukum kesetimbangan kimia bisa disebut dengan tetapan

kesetimbangan. Persamaan kesetimbangan sesuai dengan stokiometri reaksi.

Secara umum reaksi adalah:

mA + nB � pC + qD

persamaan tetapan kesetimbangannya adalah:

�� �������

����� ��

Page 103: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

Berdasarkan wujud zat yang ada dalam keadaan setimbang, reaksi

kesetimbangan dibagi menjadi dua yaitu kesetimbangn heterogen dan

kesetimbangan homogen. Kesetimbangan heterogen adalah suatu

kesetimbangan yang didalamnya terdapat zat-zat dengan wujud yang berbeda.

Sedangkan kesetimbangan homogen adalah suatu kesetimbangan yang

didalamnya terdapat zat-zat dengan wujud yang sama.

Seorang ahli kimia dari Prancis Henri Louis Le Chatelier berpendapat

bahwa: “jika suatu tekanan eksternal diberikan kepada suatu sistem yang

setimbang, sistem ini akan menyesuaikan diri sedemikian rupa untuk

mengimbangi sebagian tekanan ini pada saat sistem mencoba setimbang

kembali. Secara singkat, Asas Le Chatelier dapat disimpulkan sebagai berikut:

Reaksi = - Aksi

Pada reaksi kesetimbangan jumlah zat-zat pereaksi maupun hasil

reaksi tidak berubah terhadap waktu, tetapi pada dasarnya jumlah zat-zat

pereaksi maupun hasil reaksi dapat ditambah maupun dikurangi berdasarkan

perlakuan tertentu yang diberikan pada reaksi kesetimbangan tersebut. Untuk

mengeser kesetimbangan tersebut diperlukan perlakuan yang dapat

mengganggu keadaan kesetimbangan, yaitu mengubah suhu, konsentrasi,

tekanan dan katalis.

Sesuai dengan asas Le Chatelier (reaksi = -aksi), jika konsentrasi

pereaksi ditambahkan atau hasil reaksi dikurangi, maka reaksi bergeser ke

arah pereaksi. Sebaliknya jika konsentrasi pereaksi dikurangi reaksi bergeser

ke arah pereaksi.

Perubahan konsentrasi, tekanan atau volume dapat mengubah posisi

kesetimbangan, tetapi tidah mengubah nilai konstanta kesetimbangan. Hanya

perubahan suhu yang dapat mengubah konstanta kesetimbangan. Pada reaksi

kesetimbangan, terdapat reaksi endotermik (menyerap kalor) dan reaksi

eksotermik (melepas kalor). Jadi peningkatan suhu menghasilkan reaksi

endotermik dan penurunan suhu menghasilkan reaksi eksotermik.

Page 104: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

III. Alat dan Bahan

A. Alat

1. Tabung reaksi

2. Gelas kimia

3. Pipet tetes

4. Rak tabung reaksi

5. Pengaduk

6. Sumbat karet

7. Bunsen dan kaki tiga

B. Bahan

1. Aquades

2. Larutan FeCl3 1 M

3. Larutan KSCN 1M

4. Air es

5. Larutan HNO3 pekat

6. Lempeng Cu

7. Air panas

IV. Cara Kerja

A. Pengaruh konsentrasi

1. Masukkan 50 mL aquades ke dalam gelas kimia

2. Tambahkan � 4 tetes larutan FeCl3 1 M dan � 4 tetes larutan KSCN

1 M

3. Aduk campuran sampai warnanya homogen

4. Masukkan masing-masing 5 mL larutan tersebut ke dalam 3 buah

tabung reaksi

5. Perlakuan:

a. Tabung I : sebagai pembanding

b. Tabung II : ditambahkan 2 tetes FeCl3 1 M

c. Tabung III : ditambahkan 2 tetes KSCN 1 M

6. Amati perubahan yang terjadi pada tabung reaksi

Page 105: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

7. Catat reaksi yang terjadi

B. Pengaruh temperatur

1. Masukkan masing-masing 5 tetes HNO3 pekat kedalam 3 tabung

reaksi

2. Tambahkan 1 lempeng Cu ke dalam masing-masing tabung, kemudian

tutup dengan sumbat karet

3. Perlakuan:

a. Tabung I : sebagai pembanding

b. Tabung II : masukkan tabung ke dalam air es

c. Tabung III : masukkan tabung ke dalam air panas

4. Amati reaksi yang terjadi pada ke 3 tabung reaksi

5. Catat gejala yang terjadi

V. Hasil Pengamatan

A. Pengaruh konsentrasi

No Aquades+FeCl3+KSCN Penambahan Perubahan

1. 5 mL -

2. 5 mL 2 tetes FeCl3 1 M

3. 5 mL 2 tetes KSCN 1 M

B. Pengaruh temperatur

No Bahan Perlakuan Perubahan

1. HNO3 + Lempeng Cu -

2. HNO3 + Lempeng Cu Masukkan ke air es

3. HNO3 + Lempeng Cu Masukkan ke air

panas

VI. Pertanyaan

1. Reaksi apa saja yang terjadi pada pratikum pengaruh konsentrasi dan

temperatur terhadap pergeseran kesetimbangan kimia!

Page 106: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

2. Jelaskan bagaimana pengaruh temperatur dan konsentrasi terhadap

pergeseran kesetimbangan kimia!

Batang, 21 Januari 2012

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Kimia Peneliti

SMK Diponegoro Banyuputih

Arini Ainul Hanifah, S.Pd Nunik Hidayati

NIP. - NIM. 083711019

Kepala Sekolah SMK Diponegoro Banyuputih

H. Ali Sodiqin, S.Pd.I

NIP.-

Page 107: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

Lampiran 9

Jawaban Petunjuk praktikum

Pengaruh Temperatur dan Konsentrasi terhadap

Pergeseran Kesetimbangan

1. Pengaruh konsentrasi dan temperatur terhadap pergeseran kesetimbangan

kimia adalah:

a. Pengaruh konsentrasi

Reaksi yang terjadi adalah pergeseran ke arah prodak ketika ditambah

dengan 2 tetes FeCl3 1 M dan 2 tetes KSCN 1 M

b. Pengaruh temperatur

Reaksi yang terjadi adalah reaksi endoterm (ketika tabung dimasukkan ke

air panas) dan eksoterm (ketika tabung dimasukkan ke air es)

2. Pengaruh temperatur dan konsentrasi terhadap pergeseran kesetimbangan

kimia adalah:

a. Pengaruh konsentrasi

1) Aquades+FeCl3+KSCN, ketika ditambahkan 2 tetes FeCl3 1 M reaksi

bergeser ke arah kanan

2) Aquades+FeCl3+KSCN, ketika ditambahkan 2 tetes KSCN 1 M reaksi

bergeser ke arah kanan

b. Pengaruh temperatur

1) HNO3 + Lempeng Cu, dimasukkan ke air es reaksi bergeser ke arah

kanan

2) HNO3 + Lempeng Cu, dimasukkan ke air panas reaksi bergeser ke arah

kiri

Page 108: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

Lampiran 10

INSTRUMEN OBSERVASI KEGIATAN GURU

SIKLUS I

Jenis Penelitian : Penelitian Tindakan Kelas.

Mata Pelajaran : Kimia

Waktu Pelaksanaan : 7 Januari 2012

Tempat Pelaksanaan : SMK Diponegoro Banyuputih Batang

Siklus Ke : I

No Aspek yang diamati Penilaian

Keterangan 0 1

1. Penjelasan guru tentang prosedur

praktikum. � Kurang

2. Suara guru saat menyampaikan materi. � Kurang

3. Pemerataan perhatian guru kepada

setiap kelompok. � Kurang

4. Ketepatan guru mengelola waktu

pembelajaran. � Kurang

5. Kemampuan guru dalam menjawab

pertanyaan peserta didik. � Baik

6. Perhatian guru ketika siswa

melaksanakan percobaan. � Kurang

7. Keruntutan melaksanakan prosedur

praktikum. � Kurang

8. Cara guru memberikan arahan dan

bimbingan kepada siswa. � Baik

9. Kemampuan guru dalam menciptakan

komunikasi yang timbal balik.

� Baik

Page 109: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

10. Kemampuan guru dalam meluruskan

prosedur praktikum saat siswa

melakukan praktikum.

� Baik

11. Membantu peserta didik yang

kesulitan melakukan praktikum. � Baik

12. Membantu peserta didik dalam

menumbuhkan rasa percaya diri. � Kurang

13. Kemampuan guru dalam memberikan

arahan kepada peserta didik dalam

mengamati reaksi yang terjadi.

� Baik

14. Kecermatan guru dalam mengamati

keaktifan siswa. � Baik

15. Cara guru dalam mengkondisikan

siswa yang kurang aktif. � Kurang

16. Membantu peserta didik dalam

menyimpulkan hasil praktikum

melalui diskusi kelompok.

� Baik

17. Ketelitian guru dalam mengoreksi

laporan. � Baik

18. Keterampilan guru dalam mengelola

kelas. � Baik

19. Ketepatan waktu yang diperlukan guru

dalam menyimpulkan materi. � Kurang

Page 110: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

Lampiran 11

INSTRUMEN OBSERVASI KEGIATAN GURU

SIKLUS II

Jenis Penelitian : Penelitian Tindakan Kelas

Mata Pelajaran : Kimia

Waktu Pelaksanaan : 21 Januari 2012

Tempat Pelaksanaan : SMK Diponegoro Banyuputih Batang

Siklus Ke : II

No Aspek yang diamati Penilaian

Keterangan 0 1

1. Penjelasan guru tentang prosedur

praktikum. � Baik

2. Suara guru saat menyampaikan materi. � Baik

3. Pemerataan perhatian guru kepada

setiap kelompok. � Baik

4. Ketepatan guru mengelola waktu

pembelajaran. � Baik

5. Kemampuan guru dalam menjawab

pertanyaan peserta didik. � Baik

6. Perhatian guru ketika siswa

melaksanakan percobaan. � Baik

7. Keruntutan melaksanakan prosedur

praktikum. � Baik

8. Cara guru memberikan arahan dan

bimbingan kepada siswa. � Baik

9. Kemampuan guru dalam menciptakan

komunikasi yang timbal balik.

� Baik

Page 111: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

10. Kemampuan guru dalam meluruskan

prosedur praktikum saat siswa

melakukan praktikum.

� Baik

11. Membantu peserta didik yang

kesulitan melakukan praktikum. � Baik

12. Membantu peserta didik dalam

menumbuhkan rasa percaya diri. � Baik

13. Kemampuan guru dalam memberikan

arahan kepada peserta didik dalam

mengamati reaksi yang terjadi.

� Baik

14. Kecermatan guru dalam mengamati

keaktifan siswa. � Baik

15. Cara guru dalam mengkondisikan

siswa yang kurang aktif. � Baik

16. Membantu peserta didik dalam

menyimpulkan hasil praktikum

melalui diskusi kelompok.

� Baik

17. Ketelitian guru dalam mengoreksi

laporan. � Baik

18. Keterampilan guru dalam mengelola

kelas. � Baik

19. Ketepatan waktu yang diperlukan guru

dalam menyimpulkan materi. � Baik

Page 112: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

Lampiran 12

KISI-KISI SOAL SIKLUS I

Satuan Pendidikan : SMK Diponegoro Banyuputih Jumlah Soal : 10 Butir

Mata Pelajaran : Kimia Waktu : 90 Menit

Kelas/Semester : XI TKJ 1/2 Bentuk Soal : Essay

Materi Pokok : Kesetimbangan reaksi

Standar Kompetensi : Memahami Konsep Kesetimbangan Reaksi

Kompetensi Dasar Indikator Materi Pelajaran Nomor Soal Banyak

Butir Soal Bentuk Tes

Aspek yang

Diukur

1.1 Menguasai

reaksi

kesetimbangan

- Menjelaskan reaksi

kesetimbangan

- Menjelaskan

kesetimbangan

homogen dan

heterogen

Kesetimbangan

Reaksi

1, 2, 3, 4, 5, 6, 9,

10

7, 8

8

2

Essay

Essay

C3, C3, C3. C3,

C4, C3, C4, C4, C4

C4, C3

Page 113: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

Lampiran 13

KISI-KISI SOAL SIKLUS II

Satuan Pendidikan : SMK Diponegoro Banyuputih Jumlah Soal : 10 Butir

Mata Pelajaran : Kimia Waktu : 90 Menit

Kelas/Semester : XI TKJ 1/2 Bentuk Soal : Essay

Materi Pokok : Kesetimbangan Reaksi

Standar Kompetensi : Memahami Konsep Kesetimbangan Reaksi

Kompetensi Dasar Indikator Materi Pelajaran Nomor Soal Banyak

Butir Soal Bentuk Tes Aspek yang Diukur

1. 2Menguasai

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pergeseran

kesetimbangan

- Meramalkan arah

pergeseran kesetimbangan

dengan menggunakan azas

Le Chatelier

- Menganalisis pengaruh

perubahan suhu,

konsentrasi, tekanan dan

volum pada pergeseran

kesetimbangan melalui

percobaan.

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Kesetimbangan

Reaksi

5, 6, 7

1, 2, 3, 4, 8, 9,

10

3

7

Essay

Essay

C4, C4, C4,

C4, C4, C4, C4, C4,

C3, C4,

Page 114: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

Lampiran 14

Soal Evaluasi Siklus I

Jawablah soal di bawah ini dengan benar!

1. Dalam kehidupan sehari-hari banyak reaksi yang terjadi di sekitar kita,

diantaranya: pembentukan es, pembakaran pohon. Dari reaksi di atas manakah

yang termasuk reaksi reversibel dan ireversibel? Mengapa?

2. Terdapat dua macam reaksi yang berlangsung di alam, reaksi reversibel dan

ireversibel. Reaksi yang seperti apa yang dikatakan dengan keadaan

setimbang? Mengapa dikatakan keadaan setimbang?

3. Dalam kehidupan sehari-hari sulit menemukan reaksi yang dapat balik.

Proses-proses alami umumnya berlangsung searah, tidak dapat balik. Tetapi

dilaboratorium maupun industri, banyak reaksi dapat balik. Salah satu

diantaranya ialah reaksi antara nitrogen dan hidrogen membentuk amonia.

Tuliskan persamaan reaksinya jika campuran gas nitrogen dan hidrogen

dipanaskan akan membentuk amonia?

4. Dari pertanyaan no 2 .Tuliskan persamaan reaksinya jika amonia dipanaskan

akan membentuk gas nitrogen dan hidrogen! Bagaimana hasilnya jika kedua

reaksi tersebut digabungkan?

5. Kapankah reaksi dapat balik (reversibel) mencapai kesetimbangan?

6. Dalam reaksi kimia ada dua reaksi yaitu reaksi reversibel dan ireversibel,

reaksi yang bagaimana jika berlangsung dalam sistem tertutup akan berakhir

dengan kesetimbangan?

7. Dalam reaksi kesetimbangan terdapat dua macam reaksi kesetimbangan yaitu

kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen. Bedakanlah kedua

reaksi kesetimbangan tersebut!

8. Fase apa sajakah yang terlibat dalam reaksi kesetimbangan homogen dan

kesetimbangan heterogen? Sertakan jawaban anda dengan contoh

Page 115: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

9. Jabarkan apa yang dimaksud dari kurva perubahan konsentrasi menuju

keadaan setimbang di bawah ini!

10. Jabarkan apa yang dimaksud dari kurva perubahan laju reaksi menuju keadaan

setimbang di bawah ini!

Selamat mengerjakan......Selamat mengerjakan......Selamat mengerjakan......Selamat mengerjakan......

Page 116: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

Lampiran 15

Soal Evaluasi Siklus II

Jawablah soal di bawah ini dengan benar!

1. Dalam suatu ruangan terdapat dalam kesetimbangan gas-gas SO3, SO2, dan

O2 sesuai dengan persamaan:

2SO3(g) � 2SO2(g) + O2(g)

Bagaimana jika dalam suhu tetap ditambahkan gas oksigen, maka: kearah

mana kesetimbangan bergeser? Dan bagaimana pengaruh terhadap

konsentrasi SO3 dan SO2 terhadap kesetimbangan?

2. Kenaikan konsentrasi salah satu reaktan atau produk dari kesetimbangan akan

mengakibatkan kesetimbangan bergeser untuk mencoba mengurangi kenaikan

konsentrasi tersebut, bagaiman jika penambahan gas hidrogen mempengaruhi

sistem kesetimbangan berikut?

3H2(g) + N2(g) � 2NH3(g)

3. Bagaimana efek meningkatnya volume sistem terhadap kesetimbangan, yang

semua reagennya adalah gas?

H2(g) + I2(g) � 2HI(g)

4. Jika dalam suatu reaksi kesetimbangan, Iwan memberikan peningkatan efek

tekanan maka akan menurunkan volume sistem.

3H2(g) + N2(g) � 2NH3(g)

Dari akibat di atas Iwan menyatakan sebagian nitrogen dan hidrogen akan

terkonversi menjadi amonia dan kesetimbangan bergeser ke arah kiri. Akan

tetapi bu Anissa mengatakan akibat yang dinyatakan Iwan salah. Manakah

yang salah?

5. Reaksi kesetimbangan telah ditentukan dengan berbagai percobaan, yang

menyatakan:

a. 3H2(g) + N2(g) � 2NH3(g)

b. 2HI(g) � H2(g) + I2(g)

Kearah manakah kesetimbangan akan bergeser jika tekanan diperbesar?

Page 117: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

6. Diketahui reaksi kesetimbangan dalam volume tetap dan suhu sistem

dinaikkan.

a. 3H2(g) + N2(g) � 2NH3(g) ∆� � �92,2 �

b. 2H2O (g) � 2H2(g) + O2(g) ∆� � �242 �

Kearah manakah kesetimbangan bergeser? Bagaimana pengaruhnya terhadap

nilai tetapan kesetimbangan?

7. Diketahui reaksi kesetimbangan kimia

BiCl3(aq) + H2O (l) � BiOCl(s) + 2HCl(aq)

Kearah manakah kesetimbangan bergeser jika pada suhu tetap:

a. Ditambahkan BiCl3(aq)

b. Ditambahkan air

8. Diketahui reaksi kesetimbangan

3Fe(aq) + 4H2O(g) � Fe3O4(s) + 4H2(g)

a. Kearah manakah kesetimbangan bergeser jika pada suhu tetap volume

campuran diperkecil?

b. Bagaimana pengaruh aksi tersebut terhadap konsentrasi?

9. Tulislah sebuah “persamaan” untuk menambahkan kalor pada es untuk

menghasilkan lebih banyak air. Kearah manakah kesetimbangan bergeser bila

anda mencoba menurunkan suhunya?

10. Diketahui reaksi kesetimbangan sebagai berikut:

2C(s) + O2(g) � 2CO(g)

Bagaimana efek peningkatan volume sistem terhadap kesetimbangan pada

suhu 500oC

Selamat mengerjakanSelamat mengerjakanSelamat mengerjakanSelamat mengerjakan........................

Page 118: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

Lampiran 16

KUNCI JAWABAN DAN KRITERIA PENILAIAN

SIKLUS I

No Jawaban Indikator Penilaian skor

1 Pembentukan es termasuk reaksi

reversibel karena es yang

menyerap kalor akan membentuk

air kembali.

Pembakaran pohon termasuk

reaksi ireversibel karena abu dari

hasil pembakaran pohon tidak

dapat kembali menjadi pohon.

Siswa dapat menyebutkan

reaksi yang terjadi

3

Siswa dapat menyebutkan

alasannya

2

Siswa dapat menyebutkan

reaksi yang terjadi

3

Siswa dapat menyebutkan

alasannya

2

2 Reaksi reversibel yang dikatakan

sebagai keadaan setimbang karena

keadaan setimbang terjadi bila

kedua proses yang berlawanan

arah berlangsung secara terus-

menerus tetapi tidak ada

perubahan yang dapat diamati atau

diukur.

Siswa dapat menyebutkan

reaksi keadaan setimbang

5

Siswa menyebutkan

alasannya

5

3 campuran gas nitrogen dan

hidrogen jika dipanaskan

menghasilkan gas amonia,

reaksinya sebagai berikut:

N2�g� � 3H2�g� 2NH3�g�

Siswa dapat menuliskan

rumus kimia

2

Siswa dapat menuliskan

persamaan reaksi

2

Siswa dapat menuliskan

koefisien reaksi

4

Siswa dapat menuliskan fase

reaksi

2

Page 119: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

4 Amonia jika dipanaskan akan

terurai menjadi gas nitrogen dan

hidrogen, reaksinya sebagai

berikut:

2NH3�g� N2�g� � 3H2�g�

Siswa dapat menuliskan

rumus kimia

2

Siswa dapat menuliskan

persamaan reaksi

2

Siswa dapat menuliskan

koefisien reaksi

2

Siswa dapat menuliskan fase

reaksi

2

Pengabungan antara kedua reaksi

menjadi:

N2�g� � 3H2�g� 2NH3�g�

siswa dapat menuliskan

reaksi bolak-balik dengan

benar

2

5 Kesetimbangan akan tercapai pada

saat laju reaksi maju sama dengan

laju reaksi balik

Siswa dapat menyebutkan

alasan tercapainya

kesetimbangan

10

6 Reaksi reversibel yang

berlangsung dalam sistem tertutup

akan berakhir dengan

kesetimbangan

Siswa dapat menyebutkan

jenis reaksi kesetimbangan

10

7 Perbedaannya pada komponen

pembentuk. Kesetimbangan yang

komponennya satu fase di sebut

dengan kesetimbangan

homemogen sedangkan yang

terdiri dari dua fase atau lebih di

sebut kesetimbangan heterogen.

Siswa dapat menyebutkan ciri

yang membedakan pada

kesetimbangan homogen

5

Siswa dapat menyebutkan ciri

yang membedakan pada

kesetimbangan heterogen

5

8 Kesetimbangan homogen dapat

berupa fase gas atau larutan,

sedangkan kesetimbangan

heterogen umumnya melibatkan

Siswa dapat menyebutkan

fase pada kesetimbangan

homogen

3

Page 120: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

fase padat-gas atau cair-gas.

Contoh kesetimbangan homogen:

1. N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)

2. H2O(l) H+

(aq) + H+

(aq)

Contoh kesetimbangan heterogen:

1. Ag2CrO4(s) 2Ag+

(aq) +

CrO42-

(aq)

2. CaCO3(s) CaO(s) +

CO2(g)

Siswa dapat menyebutkan

fase pada kesetimbangan

heterogen

3

Siswa dapat memberikan

contoh masing-masing

kesetimbangan

4

9 Kurva perubahan konsentrasi

menuju keadaan setimbang,

konsentrasi pereaksi berkurang

sedangkan konsentrasi produk

bertambah. Pada keadaan

setimbang konsentrasi masing-

masing komponen tidak berubah

lagi

Siswa dapat menjabarkan

keadaan konsentrasi yang

terjadi

5

Siswa dapat menyimpulkan

keadaan yang timbul akibat

konsentrasi yang terjadi

5

10 Kurva perubahan laju reaksi

menuju keadaan setimbang, laju

reaksi (V1) menurun sedangkan

laju reaksi (V2) bertambah. Jadi

keadaan setimbang tercapai saat

V1 = V2

Siswa dapat menjabarkan

keadaan laju reaksi yang

terjadi

5

Siswa dapat menyimpulkan

keadaan yang timbul akibat

laju reaksi yang terjadi

5

Page 121: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

Lampiran 17

KUNCI JAWABAN DAN KRITERIA PENILAIAN

SIKLUS II

No Jawaban Indikator Penilaian skor

1. sesuai dengan azas Le Chatelier,

penambahan oksigen akan

mengeser kesetimbangan ke kiri.

Siswa dapat menyebutkan

arah pergeseran

5

Pergeseran kesetimbangan ke kiri

akan menambahkan SO3 dan

mengurangi SO2

Siswa dapat menyebutkan

arah pergeseran

5

2. Dengan penambahan hidrogen

pertama-tama akan meningkatkan

konsentrasi hidrogen.

Kesetimbangan dengan demikian

akan bergeser untuk mengurangi

sebagian kenaikan konsentrasi itu,

maka reaksi akan bergeser ke

kanan. Yang artinya sebagian

hidrogen yang ditambahkan akan

bereaksi dengan sebagian nitrogen

yang semula ada untuk

menghasilkan amonia lagi.

Siswa dapat menyebutkan

arah pergeseran

5

Siswa dapat menyimpulkan

sebab terjadinya pergeseran

5

3. Efek meningkatnya volum akan

menurunkan/memperkecil tekanan

dari setiap gas, namun

kesetimbangan tidak akan bergeser

sebab jumlah mol gas di kedua sisi

sama.

Siswa dapat menyebutkan

arah pergeseran

5

Siswa dapat menyimpulkan

sebab terjadinya pergeseran

5

Page 122: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

4. Kesalahan Iwan pada arah

pergeseran, karena sebagian

nitrogen dan hidrogen akan

terkonversi menjadi amonia maka

kesetimbangan akan bergeser ke

arah kanan (pembentukan)

Siswa dapat menyebutkan

arah pergeseran

5

Siswa dapat menyimpulkan

sebab terjadinya pergeseran

5

5. 1. 3H2(g) + N2(g) � 2NH3(g)

Kesetimbangan akan bergeser

ke kanan, karena jumlah

koefisien diruas kanan (2) lebih

kecil daripada di ruas kiri (4)

2. 2HI(g) � H2(g) + I2(g)

Kesetimbangan tidak akan

bergeser karena jumlah

koefisien gas pada kedua ruas

sama yaitu kanan 2 dan kiri 2.

Siswa dapat menyebutkan

arah pergeseran

2

Siswa dapat menyimpulkan

sebab terjadinya pergeseran

3

Siswa dapat menyebutkan

arah pergeseran

2

Siswa dapat menyimpulkan

sebab terjadinya pergeseran

3

6. Pada kenaikan suhu, kesetimbangan

reaksi bergeser ke pihak reaksi

endoterm

1. Kesetimbangan akan bergeser

ke kiri dan nilai tetapan

kesetimbangan berkurang

2. Kesetimbangan akan bergeser

ke kanan dan nilai tetapan

kesetimbangan bertambah

Siswa dapat menyebutkan

arah pergeseran

2

Siswa dapat menetapkan

tetapan kesetimbangan yang

terjadi

3

Siswa dapat menyebutkan

arah pergeseran

2

Siswa dapat menetapkan

tetapan kesetimbangan yang

terjadi

3

Page 123: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

7. 1. Penambahan BiCl3(aq), salah satu

pereaksi mengeser

kesetimbangan ke kanan

2. Penambahan air mengakibatkan

memperbesarnya volum, maka

kesetimbangan akan bergeser ke

kanan, yaitu ke arah kooefisian

yang lebih besar. Koefisien ruas

kiri 1 dan kanan 2.

Siswa dapat menyebutkan

arah pergeseran

5

Siswa dapat menyebutkan

arah pergeseran

5

8. 1. Pengaruh volum akan

menggeser reaksi ke arah yang

jumlah koefisien terkecil,

karena jumlah kedua koefisien

ke dua ruas sama maka

kesetimbangan reaksi ini tidak

bergeser.

2. Jumlah mol H2 tidak berubah

Siswa dapat menyebutkan

arah pergeseran

2

Siswa dapat menyimpulkan

sebab terjadinya pergeseran

3

Siswa dapat menganalisis

pengaruh aksi

5

9. H2O(s) + kalor � H2O(l)

Kesetimbangan akan bergeser ke

arah es

Siswa dapat menuliskan

reaksi

2

Siswa dapat menyebutkan

arah pergeseran

3

10. Kesetimbangan akan bergeser ke

arah kanan karena kenaikan volume

akan menurunkan tekanan gas

Siswa dapat menyebutkan

arah pergeseran

2

Siswa dapat menyimpulkan

sebab terjadinya reaksi

3

Page 124: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

Lampiran 18

DAFTAR NILAI SISWA KELAS XI TKJ 1

SIKLUS I

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nilai

1 Achmad Chafid

Masyruchan 10 6 8 8 8 7 10 8 5 10 80

2 Agus Muntaha 10 7 8 8 6 8 10 7 8 9 81

3 Ahmad Ghufron 10 5 8 8 8 5 10 5 5 6 70

4 Akhmad

Kamaludin 10 5 7 7 5 6 10 5 7 6 68

5 Amelia Sari 10 8 8 8 9 8 10 9 10 10 90

6 Andi Setiawan 8 5 6 6 6 5 8 5 6 5 60

7 Angga Prasetyo 10 6 7 6 7 7 8 6 8 5 70

8 Deni Kurniawan

Semukti 9 8 8 7 7 7 10 6 7 9 78

9 Dergo Nurhadi 9 7 7 8 6 7 10 8 8 7 77

10 Dwi Rahmawati 10 7 8 8 9 9 10 10 10 10 91

11 Imam Muzani 8 6 8 8 6 5 8 6 8 7 70

12 Indra Iswanto 10 6 8 8 7 6 8 5 8 7 73

13 Khaerur Roziqin 8 5 6 6 6 5 9 6 6 8 65

14 Khorisatul Latifah 10 8 8 9 10 8 10 9 8 9 89

15 Kursiana 10 8 8 7 6 6 8 8 6 7 74

16 Lutfi Fauzi 8 6 6 5 6 4 7 5 5 4 56

17 Miftahudin 7 8 8 5 7 4 6 6 4 5 60

18 Misbakhul Huda 7 6 6 7 8 7 10 8 8 10 77

19 Muhammad Farid

Athoillah 5 8 8 6 9 8 10 7 8 9 78

20 Muhammad Rizqi

Aulia 10 6 6 5 8 7 7 6 6 6 67

Page 125: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

21 Muhammad

Riziqin 7 8 8 7 6 4 8 6 5 7 66

22 Mushofa 9 8 8 6 5 7 5 6 5 6 65

23 Novia Trisna Sari 10 6 6 7 6 6 5 6 7 8 67

24 Nur Ulfi Alfiani 8 8 8 7 6 5 8 7 6 9 72

25 Prasetyo Wijoyo 6 6 6 8 6 8 7 8 5 9 69

26 Riza Adibussoleh 10 5 8 8 7 8 10 6 6 7 75

27 Rovilatul Hasanah 10 8 8 9 7 9 10 9 9 10 89

28 Siti Munawaroh 10 8 8 9 8 9 10 10 10 9 91

29 Sulis 7 8 8 7 5 6 8 7 6 8 70

30 Wiwit

Nurchayatun 10 8 8 7 6 7 9 6 8 10 79

Jumlah skor 2112

Rata-rata 70,4

Ketuntasan klasikal 76,67%

Kesimpulan:

Rata-rata yang diperoleh yaitu 70,4. Nilai ini telah mencapai KKM yang

ditetapkan yaitu 65. Tetapi, ketuntasan klasikalnya belum terpenuhi yaitu 76,67%,

sedang indikator keberhasilan yang ditetapkan adalah 85%. Karena siklus I belum

mencapai indikator yang ditetapkan, maka perlu adanya siklus II sebagai

perbaikan.

Page 126: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

Lampiran 19

DAFTAR NILAI SISWA KELAS XI TKJ 1

SIKLUS II

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nilai

1 Achmad Chafid

Masyruchan 10 7 6 8 9 6 8 9 10 7 80

2 Agus Muntaha 10 9 8 7 8 6 9 8 7 9 81

3 Ahmad Ghufron 9 8 7 6 8 7 6 7 6 6 70

4 Akhmad

Kamaludin 10 6 8 7 6 4 7 7 5 8 68

5 Amelia Sari 10 8 9 8 9 9 8 10 9 10 90

6 Andi Setiawan 6 7 8 4 6 7 4 6 5 7 60

7 Angga Prasetyo 7 8 9 5 6 7 7 9 7 5 70

8 Deni Kurniawan

Semukti 9 9 6 6 7 8 7 10 7 9 78

9 Dergo Nurhadi 9 8 9 9 5 6 9 6 7 9 77

10 Dwi Rahmawati 10 9 10 10 6 10 9 7 10 10 91

11 Imam Muzani 9 7 5 6 7 7 9 5 7 8 70

12 Indra Iswanto 10 7 7 5 8 7 7 9 5 8 73

13 Khaerur Roziqin 9 4 5 5 9 6 4 9 6 8 65

14 Khorisatul

Latifah 10 9 10 8 9 6 9 8 10 10 89

15 Kursiana 10 8 6 9 8 7 7 6 6 7 74

16 Lutfi Fauzi 8 5 4 7 4 4 5 9 5 5 56

17 Miftahudin 10 7 5 7 5 5 4 6 4 7 60

18 Misbakhul Huda 10 10 6 8 9 8 4 9 6 7 77

19 Muhammad Farid

Athoillah 6 10 6 8 9 8 6 7 8 10 78

Page 127: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

20 Muhammad Rizqi

Aulia 10 7 4 4 6 7 4 8 7 10 67

21 Muhammad

Riziqin 10 9 8 4 5 6 7 4 4 9 66

22 Mushofa 10 4 6 4 8 6 6 5 9 7 65

23 Novia Trisna Sari 10 4 5 7 8 4 6 7 6 10 67

24 Nur Ulfi Alfiani 8 6 6 4 6 9 6 8 10 9 72

25 Prasetyo Wijoyo 7 6 5 8 5 9 6 6 8 9 69

26 Riza Adibussoleh 8 8 7 8 5 9 8 6 7 9 75

27 Rovilatul

Hasanah 10 8 9 8 9 10 8 9 8 10 89

28 Siti Munawaroh 10 9 10 9 7 10 8 9 9 10 91

29 Sulis 7 6 9 4 7 8 7 6 8 8 70

30 Wiwit

Nurchayatun 8 7 9 6 7 8 7 10 9 8 79

Jumlah skor 2217

Rata-rata 73,9

Ketuntasan klasikal 90,00%

Kesimpulan:

Rata-rata yang diperoleh yaitu 73,6. Nilai ini telah mencapai KKM yang

ditetapkan yaitu 65. Ketuntasan klasikalnya telah terpenuhi yaitu 90,00%, sedang

indikator keberhasilan yang ditetapkan adalah 85%. Karena siklus II telah

mencapai indikator yang ditetapkan, maka tidak perlu adanya siklus berikutnya.

Page 128: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

Lampiran 20

DAFTAR KETERANGAN KETUNTASAN SISWA

KELAS XI TKJ 1 SIKLUS II

No Nama Nilai Keterangan

1 Achmad Chafid Masyruchan 80 TUNTAS

2 Agus Muntaha 81 TUNTAS

3 Ahmad Ghufron 70 TUNTAS

4 Akhmad Kamaludin 68 TUNTAS

5 Amelia Sari 90 TUNTAS

6 Andi Setiawan 60 TIDAK TUNTAS

7 Angga Prasetyo 70 TUNTAS

8 Deni Kurniawan Semukti 78 TUNTAS

9 Dergo Nurhadi 77 TUNTAS

10 Dwi Rahmawati 91 TUNTAS

11 Imam Muzani 70 TUNTAS

12 Indra Iswanto 73 TUNTAS

13 Khaerur Roziqin 65 TUNTAS

14 Khorisatul Latifah 89 TUNTAS

15 Kursiana 74 TUNTAS

16 Lutfi Fauzi 56 TIDAK TUNTAS

17 Miftahudin 60 TIDAK TUNTAS

18 Misbakhul Huda 77 TUNTAS

19 Muhammad Farid Athoillah 78 TUNTAS

20 Muhammad Rizqi Aulia 67 TUNTAS

21 Muhammad Riziqin 66 TUNTAS

22 Mushofa 65 TUNTAS

23 Novia Trisna Sari 67 TUNTAS

24 Nur Ulfi Alfiani 72 TUNTAS

25 Prasetyo Wijoyo 69 TUNTAS

Page 129: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

26 Riza Adibussoleh 75 TUNTAS

27 Rovilatul Hasanah 89 TUNTAS

28 Siti Munawaroh 91 TUNTAS

29 Sulis 70 TUNTAS

30 Wiwit Nurchayatun 79 TUNTAS

Page 130: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

Lampiran 21

DAFTAR KETERANGAN KETUNTASAN SISWA

KELAS XI TKJ 1 SIKLUS II

No Nama Nilai Keterangan

1 Achmad Chafid Masyruchan 80 TUNTAS

2 Agus Muntaha 81 TUNTAS

3 Ahmad Ghufron 70 TUNTAS

4 Akhmad Kamaludin 68 TUNTAS

5 Amelia Sari 90 TUNTAS

6 Andi Setiawan 60 TIDAK TUNTAS

7 Angga Prasetyo 70 TUNTAS

8 Deni Kurniawan Semukti 78 TUNTAS

9 Dergo Nurhadi 77 TUNTAS

10 Dwi Rahmawati 91 TUNTAS

11 Imam Muzani 70 TUNTAS

12 Indra Iswanto 73 TUNTAS

13 Khaerur Roziqin 65 TUNTAS

14 Khorisatul Latifah 89 TUNTAS

15 Kursiana 74 TUNTAS

16 Lutfi Fauzi 56 TIDAK TUNTAS

17 Miftahudin 60 TIDAK TUNTAS

18 Misbakhul Huda 77 TUNTAS

19 Muhammad Farid Athoillah 78 TUNTAS

20 Muhammad Rizqi Aulia 67 TUNTAS

21 Muhammad Riziqin 66 TUNTAS

22 Mushofa 65 TUNTAS

23 Novia Trisna Sari 67 TUNTAS

24 Nur Ulfi Alfiani 72 TUNTAS

25 Prasetyo Wijoyo 69 TUNTAS

Page 131: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

26 Riza Adibussoleh 75 TUNTAS

27 Rovilatul Hasanah 89 TUNTAS

28 Siti Munawaroh 91 TUNTAS

29 Sulis 70 TUNTAS

30 Wiwit Nurchayatun 79 TUNTAS

Page 132: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

Lampiran 22

Peserta didik mengamati perubahan konsentrasi terhadap pergeseran

kesetimbangan kimia

Peserta didik mengamati pengaruh temperatur terhadap pergeseran

kesetimbangan kimia

Page 133: PENERAPAN METODE PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMK DIPONEGORO

Proses diskusi dalam pembuatan laporan praktikum

Proses evaluasi dalam pembelajaran