Upload
maulidi-rahman
View
115
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
PRAKTIKUM I
Judul : Bentuk-bentuk sel tumbuhan
Tujuan : Untuk mengamati berbagai bentuk sel tumbuhan
Hari / tanggal : Senin / 23 Februari 2015
Tempat : Laboratorium Biologi FKIP UNLAM Banjarmasin
I. ALAT DAN BAHAN
a. Alat :
1. Mikroskop
2. Kaca benda
3. Kaca penutup
4. Pipet tetes
5. Gelas kimia
6. Tissue
7. Silet/cutter
b. Bahan :
1. Empulur Manihot utilissima
2. Rambut buah Ceiba pentandra
3. Rambut biji Gossypium sp
4. Air / aquades
II. CARA KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Membuat irisan setipis mungkin dari empulur Manihot utilissima secara
melintang, meletakkan irisan di atas kaca benda, memberikan setetes air,
lalu menutup dengan kaca penutup.
3. Meletakkan masing-masing rambut buah Ceiba pentandra dan rambut biji
Gossypium sp di atas kaca benda, memberi setetes air dan menutup dengan
kaca penutup.
4. Mengamati masing-masing preparat di bawah mikroskop.
5. Menggambar hasil pengamatan dan memberi keterangan.
III. TEORI DASAR
Ilmu yang mempelajari tentang sel disebut sitologi. Semua organisme
yang hidup terdiri atas sel, dapat berupa organisme bersel tunggal atau bersel
banyak. Setiap sel merupakan unit fungsional dan struktural dari bentuk
hidup.
Pada organisme bersel banyak tidak semata-mata merupakan kumpulan
sel, tetapi saling berhubungan dan berkoordinasi secara harmonis. Sel-sel
sangat bervariasi dalam hal ukurannya, bentuknya, strukturnya dan fungsinya.
Ada yang berukuran micron, mm, bahkan ada yang berukuran cm. (serat
dalam tumbuhan tertentu). Beberapa sel ada yang relatif sederhana organisasi
bagian dalamnya tetapi ada pula yang kompleks. Beberapa sel ada yang
mempunyai fungsi bermacam-macam tetapi ada juga yang terspesialisasi
aktivitasnya. Robert hooke adalah orang pertama melihat adanya ruang-ruang
sel yang dibatasi dinding sel pada sayatan jaringan gabus yang ia sebut
sebagai sel.Kemudian ia melihat cairan yang terdapat di dalam sel, isi sel
tersebut selanjutnya diinterpretasikan sebagai materi hidup yang disebut
protoplasma.
Sel tumbuhan mempunyai bentuk, ukuran dan struktur yang bervariasi.
Struktur sel adalah rumit. Walaupun demikian semua mempunyai persamaan
dalam beberapa segi dasar. Tumbuhan dan hewan merupakan organisme, yang
tubuhnya tersusun oleh sel-sel. Sel tumbuhan dan sel hewan merupakan
variasi dari satu tipe unit dasar atau satuan struktur, dan ini menjadi dasar dari
Teori Sel yang dikemukakan oleh Schwann dan Schleiden pada tahun 1838.
Berdasarkan konsep teori sel bahwa sel merupakan kesatuan struktur
dan fungsi organisme hidup maka berarti bahwa sel itu mempunyai kesamaan
dalam hal pola susunan metabolisme dan dan makro molekul. Perbedaan
pokok antara sel tumbuhan dan sel hewan adalah bahwa sel tumbuhan
mempunyai dinding sel yang nyata, dinding sel ini pada hakikatnya
merupakan hasil sekresi, berasal dari protoplas; jadi strukturnya tergantung
pada sifat protoplas asalnya. Sel-sel yang dindingnya tidak nyata disebut sel-
sel telanjang. Sel-sel semacam ini hanya dibatasi oleh selaput tipis saja,
keadaan semacam ini misalnya terdapat pada sel-sel sperma. Pada peristiwa
pembuahan sel-sel ini akan bersatu dengan sel telur. Sedangkan pada sel
hewan yang disebut dinding sel adalah membran plasma. Selain perbedaan
tersebut, pada sel tumbuhan dijumpai adanya plastida serta vakuola yang
dapat membesar, sedang pada sel hewan tidak demikian. Sel yang hidup
mempunyai kemampuan untuk memperbanyak diri. Di dalam sel-sel yang
telah mati, dari bagian-bagian nya paling banyak hanya terdapat sisa-sisanya
saja, diliputi oleh dinding sel; atau malahan hanya ada air atau udara saja.
Walaupun demikian, sel-sel itu umumnya mempuyai arti penting bagi
tumbuhannya. Misalnya untuk pelindung, penguat, atau pengangkutan air. Sel
pada tumbuhan pada dasarnya terdiri atas : Protoplas dan dinding sel.
IV. HASIL PENGAMATAN
1. Empulur Manihot utilissima
Keterangan :
1. Dinding sel
2. Ruang sel
3. Rongga sel
Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Dinding sel
2. Ruang antar sel
3. Rongga sel
Perbesaran 4 x 10
Perbesaran 4 x 10
Menurut Literatur
Keterangan :
1. Dinding sel
2. Rongga sel
3. Ruang antar sel
Sumber: (Sri Woelaningsih. 1987. Anatomi tumbuhan).
2. Rambut buah Ceiba pentandra
Keterangan :
1. Gelembung udara
2. Dinding sel
3. Ruang antar sel
Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Gelembung udara
2. Dinding sel
3. Ruang antar sel
Perbesaran 4 x 10
Perbesaran 4 x 10
Menurut literatur:
Keterangan :
1. Dinding Sel
2. Gelembung Udara
Sumber: (Sri Woelaningsih. 1987. Anatomi tumbuhan).
3. Rambut biji Gossypium sp
Keterangan :
1. Torsi
2. Dinding sel
3. Ruang antar sel
Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Torsi
2. Dinding sel
3. Ruang antar sel
Perbesaran 4 x 10
Perbesaran 4 x 10
Menurut literatur:
Keterangan :
1. Dinding sel
2. Torsi
Sumber: (Sri Woelaningsih. 1987. Anatomi tumbuhan).
V. ANALISIS DATA
1. Empulur Manihot utilissima
Klasifikasi
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub Classis : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Familia : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Species : Manihot utilissima Burns. F
Sumber : (Dasuki, Undang Ahmad. 1994)
Pada pengamatan yang dilakukan pada irisan empulur Manihot
utilisima dengan menggunakan mikroskop cahaya pada perbesaran 4x10
didapat dinding sel, ruang antar sel, dan rongga sel. Sel-sel yang tersusun
rapat antar sel yang dipisahkan oleh dinding sel yang tebal dan terbuat dari
selulosa. Sel yang didapat berbentuk hexagonal dan merupakan sel gabus
yang sudah mati yang tidak bisa melakukan aktivitas hidup lagi, karena
organel-organelnya sudah tidak berfungsi dan di dalamnya tidak terdapat
inti sel dan protoplas. Bagian kosong dari sel ini disebut rongga sel. Antara
sel satu dengan sel lain juga dipisahkan oleh ruang antar sel yang jaraknya
sangat sempit.
Dinding sel ini berfungsi sebagai penguat dan melindungi isi sel,
tebal dinding sel bermacam–macam tergantung tipe dan umur sel. Namun
walaupun sel-sel ini tersusun rapat, masih dapat terlihat adanya ruang antar
sel-sel tersebut. Sel pada empulur ini disebut sel gabus dan sudah mati
karena didalamnya tidak terdapat inti sel dan sitoplasma sel sebagai
pengatur kehidupan sel tersebut.
2. Rambut buah Ceiba pentandra
Klasifikasi :
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub Classis : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Familia : Bombacaceae
Genus : Ceiba
Species : Ceiba pentandra
Sumber :(Dasuki, Undang Ahmad. 1994)
Pada pengamatan yang dilakukan pada rambut buah Ceiba
pentandra dengan menggunakan mikroskop cahaya pada perbesaran 4x10
didapat dinding sel, ruang antar sel, dan gelembung udara. Sel Ceiba
petandra merupakan sel mati dikarenakan tidak adanya protoplas dan inti
sel. Bentuk sel ini seperti benang yang memanjang dan tidak ada isinya.
Gelembung udara pada sel Ceiba pentadra menyebabkan sel menjadi
ringan dan bisa mengapung di atas air. Ruang kosong dan dinding sel
sebagai pelindung, alasan inilah banyak orang menggunakan sel buah
kapuk untuk bahan dasar pelampung karena rambut buah tersebut dapat
mengapung di air.
3. Rambut biji Gossypium sp
Klasifikasi :
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub Classis : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Familia : Malvaceae
Genus : Gossypium
Species : Gossypium sp
Sumber : (Dasuki, Undang Ahmad. 1994)
Pada pengamatan yang dilakukan pada rambut biji Gossypium sp
dengan menggunakan mikroskop cahaya pada perbesaran 4x10 didapat
dinding sel, torsi, dan gelembung udara. sel rambut biji kapas merupakan
sel mati karena tidak adanya organel lain (seperti nukleus dan sitoplasma),
maka tidak ada aktivitas di dalam sel. Pada sel rambut biji kapas
(Gossypium sp) ini terdapat bagian dinding sel yang memberi bentuk pada
sel kapas berupa bentuk benang terpilin yang memanjang dan berfungsi
untuk memperkuat sel-sel kapas tersebut.
Kapas dapat juga dijadikan benang untuk bahan pembuatan kain
dikarenakan bentuk sel yang berupa benang terpilin dan adanya torsi
memungkinkan rambut biji kapas dapat dibuat menjadi kain. Karena
dengan adanya torsi maka jalinan rambut biji kapas dapat lebih kuat. Torsi
pada kapas dapat membantu dalam memperkuat serat-serat kapas, dan
dikarenakan adanya serat kapas yang kuat. Rambut biji kapas juga
biasanya digunakan untuk jarring-jaring pada pengamatan protozoa,
karena ada sebagian protozoa yang sangat cepat pergerakannya, sehingga
apabila menggunakan jarring dari rambut biji kapas ini protozoanya tidak
bisa bergerak lagi dan terjaring karena bentuk dari sel biji kapas ini
berebntuk benang terpilin dan apabila digunakan beberapa helai akan
membentuk jarring-jaring
VI. KESIMPULAN
1. Pada empulur ubi kayu (Manihot utilisima), rambut buah kapuk (Ceiba
petandra), dan rambut biji kapas (Gossypium sp) termasuk ke dalam sel
mati karena tidak adanya organel lain (seperti nukleus dan sitoplasma),
maka tidak ada aktivitas di dalam sel.
2. Pada empulur ubi kayu (Manihot utilissima), selnya berbentuk heksagonal
dengan bagian-bagian yang terlihat saat pengamatan yaitu dinding sel,
ruang antar sel, dan rongga sel.
3. Pada rambut buah kapuk berbentuk benang memanjang dengan bagian-
bagian yaitu dinding sel, ruang antar sel, dan gelembung udara.
4. Pada sel kapas berbentuk benang terpilin, dengan bagian-bagian yaitu
dinding sel, torsi, dan ruang antar sel.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Amintarti, Sri dan H. Muchyar. 2015. Penuntun Praktikum Anatomi Tumbuhan. FKIP UNLAM :Banjarmasin
Dasuki, Undang Akhmad. 1994. Sistematik Tumbuhan Tinggi. Pusat Antara Universitas Bidang Ilmu Hayati. ITB. Bandung.
Kartosapoetro, A.G. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan. Rineka Cipta: Jakarta.
Anonim.2015. Sri Woelaningsih. 1987. Anatomi tumbuhan. Laboratorium UGM: Yogyakarta.