36
SKENARIO 3 PANCA INDERA

PPT SK3 B-17

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sk3

Citation preview

Page 1: PPT SK3 B-17

SKENARIO 3 PANCA INDERA

Page 2: PPT SK3 B-17

Kelompok B-17 Ketua : Vivi Vionita 1102012303

Sekretaris : Tissa Noveria Azusna 1102012296

Anggota : Pratistha Satyanegara 1102012211

Rizky Alamsyah Martani 1102012253

Muhammad Fajrin 1102012173

Sandi Puspita Pratiwi 1102012259

Sila Inggit Faramita 1102012276

Mety Munahari 1102012163

Yunisa Trivarsary 1102012314

Page 3: PPT SK3 B-17

BERCAK MERAH & GATAL DI SELANGKANGAN

Seorang wanita berusia 28 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan bercak merah & gatal terutama bila berkeringat di selangkangan sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan disertai dengan beruntus dan kulit yang menebal berwarna gelap. Kelainan ini hilang timbul selama 6 bulan, hilang apabila diobati dan timbul saat menstruasi atau menggunakan celana berlapis. Riwayat keputihan disangkal. Kelainan ini di rasakan setelah berat badan penderita bertambah.

Pada pemeriksaan generalis : dalam batas normal.

Pada pemeriksaan dermatologis : Regioner, bilateral pada ke -2 sisi medial paha atas tampak lesi multipel, berbatas tegas, bentuk beraturan, ukuran bervariasi dari diameter 0,03 cm sp 0,1 cm, kering, permukaan halus dengan eflorosensi berupa plak eritem, sebagian likhenifikasi yang hiperpigmentasi, pada bagian tengah tampak central healing dengan ditutupi skuama halus.

Setelah mendapatkan terapi, penderita diminta untuk kontrol rutin dan menjaga serta memelihara kesehatan kulit sesuai tuntunan ajaran Islam.

Page 4: PPT SK3 B-17

Sasaran Belajar LI 1. Memahami dan menjelaskan anatomi kulit

LO 1.1 Mikroskopik

LI 2. Memahami dan menjelaskan fisiologi kulit

LI 3. Memahami dan menjelaskan infeksi jamur

LO 3.1 Definisi

LO 3.2 Epidemiologi

LO 3.3 Etiologi

LO 3.4 Klasifikasi

LO 3.5 Patofisiologi

Page 5: PPT SK3 B-17

LO 3.6 Manifestasi klinis

LO 3.7 Diagnosis dan diagnosis banding

LO 3.8 Penatalaksanaan

LO 3.9 Komplikasi

LO 3.10 Pencegahan

LO 3.11 Prognosis

LI 4. Memahami dan menjelaskan menjaga kesehatan kulit dan menutup aurat sesuai islam

Page 6: PPT SK3 B-17

LI 1. Memahami dan menjelaskan anatomi kulit

LO 1.1 Mikroskopik

Adapun ciri-ciri kulit adalah: Pembungkus yang elastis yang melindungi kulit dari pengaruh lingkungan.Alat tubuh yang terberat : 15 % dari berat badan. Luas : 1,50 – 1,75 m.Tebal rata – rata : 1,22mm.Daerah yang paling tebal (66 mm), pada telapak tangan dan telapak kaki dan paling tipis (0,5

mm) pada daerah penis.

Page 7: PPT SK3 B-17

Kulit terbagi menjadi 3 lapisan:

1. Epidermis

Terbagi atas 5 lapisan:

Page 8: PPT SK3 B-17

2. Dermis (korium)

Merupakan lapisan dibawah epidermis. Terdiri dari jaringan ikat yang terdiri dari 2 lapisan:

1. Pars papilare• Bagian yang menonjol ke epidermis • Berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah

2. Pars retikulare• Bagian yang menonjol ke subkutan • Terdiri atas: serabut-serabut penunjang (kolagen, elastin, retikulin), matiks (cairan kental

asam hialuronat dan kondroitin sulfat serta fibroblas)• Terdiri dari sel fibroblast yang memproduksi kolagen dan retikularis yang terdapat banyak p.

darah, limfe, akar rambut, kelenjar kerngat dan k. sebaseus.

Page 9: PPT SK3 B-17

3. Jaringan Subkutan atau Hipodermis / Subcutis

Terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya. Pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening.

a. Sel lemak• Sel lemak dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa• Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak lemak. Disebut juga

panikulus adiposa yang berfungsi sebagai cadangan makanan• Berfungsi juga sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal seperti otot dan tulang. Sebagai

mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas. Sebagai bantalan terhadap trauma. Tempat penumpukan energy

b. Vaskularisasi

Dikulit diatur oleh 2 pleksus:• Pleksus superfisialis• Pleksus profunda

Page 10: PPT SK3 B-17

Adneksa Kulit

1. Kelenjar-Kelenjar Pada Kulit

Kelenjar keringat (glandula sudorifera)

Terdapat di lapisan dermis. Diklasifikasikan menjadi 2 kategori:• Kelenjar Ekrin terdapat disemua kulit• Kelenjar Apokrin

2. Kelenjar Sebasea

Turunan Kulit

1. Rambut

2. Kuku

Page 11: PPT SK3 B-17

LI 2. Memahami dan menjelaskan fisiologi kulit

Kulit berfungsi untuk :

1. Proteksi

2. Absorpsi

3. Eksresi

4. Persepsi

5. Pengaturan suhu tubuh

6. Pembentukan pigmen

7. Keratinisasi

8. Pembentukan vitamin D

9. Fungsi Ekspresi Emosi

Page 12: PPT SK3 B-17

LI 3. Memahami dan menjelaskan infeksi jamur

LO 3.1 Definisi

Dermatomikosis adalah penyakit pada julit, kuku, rambut dan mukosa yang disebabkan infeksi jamur (Marwali, 2000). Dematomikosis mempunyai arti umum, yaitu semua penyakit jamur yang menyerang kulit (Juanda, 2005).

Page 13: PPT SK3 B-17

3.2 Epidemiologi

Dermatomikosis atau mikosis superfisialis cukup banyak diderita penduduk negara tropis. Di Indonesia angka yang tepat, berapa sesungguhnya insiden dermatomikosis belum ada. Di Denpasar, golongan penyakit ini menempati urutan kedua setelah dermatitis. Angka insiden tersebut diperkirakan kurang lebih sama dengan di kota-kota besar Indonesia lainnya. Di daerah pedalaman angka ini mungkin akan meningkat dengan variasi penyakit yang berbeda.

Onset usia terjadi pada anak kecil yang baru belajar berjalan (toddlers) dan anak usia sekolah. Paling sering menyerang anak berusia 6-10 tahun dan juga pada usia dewasa.

Frekuensi infeksi pada spesies tertentu antara lain:• Sekitar 58% dermatofita yang terisolasi adalah trichophyton rubrum• 27% Trichophyton mentagrophytes• 7% Trichophyton verrucosum• 3% Trichophyton tonsurans• Kecil dari 1 % yang terisolasi: Epidermophyton floccosum, Microsporum audouinii, Microsporum canis,

Microsporum equinum, Microsporum nanum, Microsporum versicolor, Trichophyton equinum, Trichophyton kanei, Trichophyton raubitschekii, and Trichophyton violaceum.

Page 14: PPT SK3 B-17

3.3 Etiologi

Berdasarkan sifat makro dan mikro, dibagi menjadi:• Microsporum• Tricopyton• Epidermophyton.

Yang paling terbanyak ditemukan di Indonesia adalah T. rubrum.

Penyebab lain adalah: E.floccosum, T.mentagrophytes, M. canis, M. gypseum, T.cocentricum, T.schoeleini dan T. tonsurans.

Page 15: PPT SK3 B-17

3.4 Klasifikasi

1. TINEA KAPITIS

(Scalp ring worm ;Tinea Tonsurans)

Page 16: PPT SK3 B-17

2. TINEA KORPORIS

(Tinea circinata=Tinea glabrosa)

3. TINEA KRURIS

(Eczema marginatum."Dhobi itch", "Jockey itch")

Page 17: PPT SK3 B-17

4. TINEA MANUS DAN TINEA PEDIS

5. TINEA UNGUIUM

(Onikomikosis = ring worm of the nails)

6. TINEA UNGUIUM

(Onikomikosis = ring worm of the nails)

Page 18: PPT SK3 B-17

7. TINEA BARBAE

8. TINEA IMBRIKATA

Page 19: PPT SK3 B-17

LO 3.5 Patofisiologi

Cara penularan jamur dapat secara langsung maupun tidak langsung. Penularan langsung dapat secara fomitis, epitel, rambut yang mengandung jamur baik dari manusia, binatang, atau tanah. Penularan tidak langsung dapat melalui tanaman, kayu yang dihinggapi jamur, pakaian debu. Agen penyebab juga dapat ditularkan melalui kontaminasi dengan pakaian, handuk atau sprei penderita atau autoinokulasi dari tinea pedis, tinea inguium, dan tinea manum.

Jamur ini menghasilkan keratinase yang mencerna keratin, sehingga dapat memudahkan invasi ke stratum korneum. Infeksi dimulai dengan kolonisasi hifa atau cabang-cabangnya didalam jaringan keratin yang mati. Hifa ini menghasilkan enzim keratolitik yang berdifusi ke jaringan epidermis dan menimbulkan reaksi peradangan. Pertumbuhannya dengan pola radial di stratum korneum menyebabkan timbulnya lesi kulit dengan batas yang jelas dan meninggi (ringworm). Reaksi kulit semula berbentuk papula yang berkembang menjadi suatu reaksi peradangan.

Page 20: PPT SK3 B-17

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya kelainan di kulit adalah:

1. Faktor virulensi dari dermatofita

2. Faktor trauma

3. Faktor suhu dan kelembapan

4. Keadaan sosial serta kurangnya kebersihan

5. Faktor umur dan jenis kelamin

Page 21: PPT SK3 B-17

LO 3.6 Manifestasi klinis• Rasa gatal• Kemerahan• Efloresensi• Makula eritematosa• Hiperpigmentasi• Skuama• Likenifikasi.

Page 22: PPT SK3 B-17

LO 3.7 Diagnosis dan diagnosis banding

Anamnesis

Keluhan penderita adalah rasa gatal dan kemerahan di regio inguinalis dan dapat meluas ke sekitar anus, intergluteal sampai ke gluteus. Dapat pula meluas ke supra pubis dan abdomen bagian bawah. Rasa gatal akan semakin meningkat jika banyak berkeringat. Riwayat pasien sebelumnya adalah pernah memiliki keluhan yang sama. Pasien berada pada tempat yang beriklim agak lembab, memakai pakaian ketat, bertukar pakaian dengan orang lain, aktif berolahraga, menderita diabetes mellitus. Penyakit ini dapat menyerang pada tahanan penjara, tentara, atlit olahraga dan individu yang beresiko.

Page 23: PPT SK3 B-17

Pemeriksaan Fisik

Efloresensi terdiri atas bermacam-macam bentuk yang primer dan sekunder. Makula eritematosa, berbatas tegas dengan tepi lebih aktif terdiri dari papula atau pustula. Jika kronis atau menahun maka efloresensi yang tampak hanya makula hiperpigmentasi dengan skuama diatasnya dan disertai likenifikasi. Garukan kronis dapat menimbulkan gambaran likenifikasi.

Pemeriksaan Penunjang

1. Dengan Lampu Wood (Wood’s Lamp)

2. Dengan mikroskopis

3. Dengan cara kultur/biakan

4. Dengan biopsi histopatologi

5. Dengan tes kulit

Page 24: PPT SK3 B-17

Diagnosis BandingGejala Tinea capitis Allopecia

AreataTrikotilomania Dermatitis

SeboroikAllopecia +

(pd kepala)

+

(Pd kepala, alis, janggut)

+ +

Batas Tegas, eromatous

Tegas, bulat/lonjong

Tidak tegas Tegas, tidak erimatous

Rambut Kusam, mudah patah

patah putus tidak tepat pd kulit

kepala

Tidak patah

Skuama + - - Berminyak dan kekuningan

Nyeri -/+ - - -Gatal + - - -

Papul eritem + - - eritema

Page 25: PPT SK3 B-17

LO 3.8 Penatalaksanaan

Infeksi Rekomendasi AlternatifTinea unguium

(Onychomycosis)Terbinafine 250 mg/hr 6

minggu untuk kuku jari tangan, 12

minggu untuk kuku jari kaki

Itraconazole 200 mg/hr /3-5 bulan atau 400 mg/hr seminggu per bulan selama 3-4 bulan berturut-turut.

Fluconazole 150-300 mg/ mgg s.d sembuh (6-12 bln) Griseofulvin 500-1000 mg/hr s.d sembuh (12-18 bulan)

Tinea capitis Griseofulvin 500mg/day (≥ 10mg/kgBB/hari) s/d sembuh (6-8 minggu)

Terbinafine 250 mg/hr/4 mggItraconazole 100 mg/hr/4mggFluconazole 100 mg/hr/4 mgg

Tinea corporis Griseofulvin 500 mg/hr sampai sembuh (4-6 minggu), sering

dikombinasikan dengan imidazol.

Terbinafine 250 mg/hr selama 2-4 minggu Itraconazole 100 mg/hr selama 15 hr atau 200mg/hr selama 1 mgg.

Fluconazole 150-300 mg/mggu selama 4 mgg.

Page 26: PPT SK3 B-17

Tinea cruris Griseofulvin 500 mg/hr sampai sembuh (4-6

minggu)

Terbinafine 250 mg/hr selama 2-4 mgg Itraconazole 100mg/hr selama 15 hr atau 200 mg/hr selama 1 mgg.

Fluconazole 150-300 mg/hr selama 4 mgg.

Tinea pedis Griseofulvin 500mg/hr sampai sembuh (4-6

minggu)

Terbinafine 250 mg/hr selama 2-4 mgg Itraconazole 100 mg/hr selama 15 hr atau 200mg/hr selama 1 mgg.

Fluconazole 150-300 mg/mgg selama 4 mgg.

Chronic and/orwidespread

non-responsivetinea.

Terbinafine 250 mg/hr selama 4-6 minggu

Itraconazole 200 mg/hr selama 4-6 mgg. Griseofulvin 500-

1000 mg/hr sampai sembuh (3-6 bulan).

Page 27: PPT SK3 B-17

LO 3.9 Komplikasi • Bisa terjadi infeksi sekunder oleh bakteri atau candida• Hiperpigmentasi karena infeksi jamur kronik• Efek samping pemakaian obat steroid topikal dapat mengakibatkan eksaserbasi penyakit• Allopecia permanen &kerion (tinea capitis)• Onychomycosis (tinea manus/pedis)

Page 28: PPT SK3 B-17

LO 3.10 Pencegahan

Tinea capitis• Jaga kebersihan diri, terutama terhadap lembab• Jaga imun tubuh dengan konsumsi makanan bergizi dan hidup sehat• Hindari kontak dengan pernderita/hewan piaraan.

Tinea Cruris• Menjaga berat badan ideal• Mengeringkan badan setelah mandi• Hindari memakai pakaian yang terlalu ketat• Bedak antijamur untuk mengurangi resiko berulang

Tinea Manus• Menjaga kebersihan tangan dan kaki dengan sering mencucinya• Menjaga kaki agar tetap kering, dan tidak lembab

Page 29: PPT SK3 B-17

LO 3.11 Prognosis

Prognosis penyakit ini baik dengan diagnosis dan terapi yang tepat asalkan kelembapan dan kebersihan kulit selalu dijaga. Baik dengan kepatuhan berobat dan menghindari factor resiko yang baik dan tindakan pencegahan berikutnya untuk menghindari infeksi berulang.

Page 30: PPT SK3 B-17

LI 4. Memahami dan menjelaskan menjaga kesehatan kulit dan menutup aurat sesuai ajaran islam

Islam adalah agama yang sangat memperhatikan kebersihan, tidak hanya kebersihan batiniah, tetapi juga kebersihan lahiriah (fisik). Dalam Al Quran serta hadits Rasulullah saw. bertebaran perintah, langsung maupun tidak langsung, yang memerintahkan seorang muslim untuk senantiasa menjaga kebersihan.

Kebersihan bahkan merupakan salah satu prasyarat dari hadirnya cinta Allah Swt. kepada seorang hamba, ”Innallâha yuhibbul mutathahirîna; sesungguhnya Allah sangat mencintai orang-orang yang membersihkan dirinya.”

Bagian tubuh manusia yang sangat diperhatian Islam untuk dibersihkan adalah kulit. Kulit dapat diibaratkan sebagai kertas pembungkus ajaib yang memiliki kemampuan melindungi tubuh dari mikroorganisme penyebab penyakit. Jika tubuh dianggap sebagai kastil yang dikepung musuh, kita bisa menyebut kulit sebagai dinding kastil yang kuat.

Page 31: PPT SK3 B-17

Wudhu merupakan salah satu mekanisme canggih yang Allah Swt. tetapkan atas orang beriman untuk menjaga kebersihan kulit ini. Apabila ada najis atau kotoran yang menempel pada kulit, ibadah shalat yang dilaksanakan bisa menjadi batal. Itulah mengapa Allah dan Rasul-Nya memerintahkan kita untuk berwudu menjelang shalat. Penemuan-penemuan ilmiah terbaru semakin menguatkan pandangan bahwa wudhu sangat efektif untuk menjaga kesehatan kulit manusia.

Pakaian gaya Barat dirancang bukannya untuk menutup aurat, tetapi untuk mendatangkan syahwat. Akibatnya, pergaulan antara pria dan wanita cenderung tidak mengenal kehormatan diri dan tidak lagi didasari oleh iman dan akhlaq yang terpuji. Sikap dan perilaku tidak terhormat seperti digambarkan di atas sangat dibenci oleh Islam. Sehingga untuk mencegah dan menangkalnya, Islam telah mensyariatkan pemakaian jilbab bagi wanita muslim.

Page 32: PPT SK3 B-17

Allah SWT berfirman :

“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri orang-orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal sehingga mereka tidak diganggu.” (Al-Ahzab: 59)

Page 33: PPT SK3 B-17

Ayat ini menegaskan bahwa wanita-wanita mukmin diperintah untuk menjulurkan jilbabnya, yakni memakai hijab untuk menutup auratnya. Adapun yang dimaksud dengan jilbab atau hijab itu adalah sejenis baju kurung dengan kerudung yang longgar bentuknya, yang didesain supaya dapat menutup kepala, muka, dan dada. Model pakaian seperti itu sudah umum dipakai oleh kaum muslimah karena merupakan simbol penampilan wanita pribadi yang shalihah.

Syariat Islam mewajibkan wanita mengenakan jilbab, yakni berpakaian yang benar-benar menutup aurat, tidak lagi agar kaum wanita tidak terjerumus menjadi alat penggoda bagi setan untuk melecehkan akhlaq dan nilai-nilai kemanusiaan.. Dengan kata lain, jilbab dapat dikategorikan sebagai pengontrol perilaku wanita guna menyelamatkan kehormatan dirinya dari berbagai macam godaan dan rongrongan setan.

Page 34: PPT SK3 B-17

Daftar PustakaArnold, Odum, James.Andrew's :Desease of the skin, .8th ed ,London. WBSounders Co., 1989 : 347-349.

Balus, L: Grigoriu D : Pityriasis versicolor. CILAG-LTD 1982.

Budi mulja, U : Mikosis. Dalam ilmu penyakit kulit dan kelamin, Jakarta FK UI. 1987 : 84-88

Emmons. CW , Binford. CH, Utz, JP & Kwon Chung: Medical Mycology, 3 rd ed. Philadelphia, Lea & Febiger. 1977

Jawetz, Melnick & Adelberg : Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 20, EGC Jakarta 1996.

Kenneth J. Ryan: Sherris Medical Micribiology .Pretice Hall International Inc , 1994.

Kuswadji : Dermatimikosis. Budimulja U, Sunoto, Tjokronegoro A . Penyakit Jamur, Jakarta FKUI. 1983

Page 35: PPT SK3 B-17

Rippon.J : Superfisialis Infections.in Medical Mycology, second ed Tokyo, WB saunders Co. 1988

Siregar.S: Penyakit Jamur Kulit. EGC Jakarta.1982

Depkes RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Buku Pedoman Nasional Pemberantasan Kusta. 2005.

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.2011.FKUI

Lesson, C.Roland.1996. Buku Ajar Histologi. Jakarta : EGC

Mansjoer, arif,dkk.2008.Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid Dua.Jakarta:Media Aesculapius FKUI

Sjamsoe – Daili, Emmi S. 2003. Kusta. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta.

Sherwood, Lauralee.2001.Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakrta:EGC

Page 36: PPT SK3 B-17