Upload
tara-mandiricha
View
252
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 1/37
BAB 1
PENDAHULUAN
PPOK merupakan penyakit terbesar keempat yang banyak menimbulkan
kematian di seluruh dunia, yang menimbulkan berbagai macam tantangan dan
usaha agar penyakit ini nantinya dapat dicegah dan diataasi dengan baik. Secara
global, PPOK akan semakin meningkat dalam 10 tahun kedepan karena tingginya
faktor risiko terhadap PPOK dan manula yang semakin meningkat (GO!, "01#$.
PPOK atau penyakit paru obstrukif kronis merupakan penyakit yang dapat
dicegah dan dira%at dengan beberapa ge&ala ekstrapulmonal yang signnifikan,
yang dapat mengakibatkan tingkat keparahan yang berbeda pada setiap indi'idual
(osenifar, "01)$.
enurut data *asional pre'alensi PPOK yang ada menun&ukkan bah%a
kurang dari + dari populasi orang de%asa telah diberitahu bah%a mereka
memiliki PPOK. Penelitian systematic review dan meta-analysis pada "- negara
antara tahun 10 dan "00/, serta penelitian tambahan dari epang, menun&ukkan
bukti bah%a pre'alensi PPOK lebih tinggi pada perokok dan mantan perokok dari
pada bukan perokok, pada usia lebih dari /0 tahun dari pada usia diba%ah /0
tahun, dan pada pria dari pada %anita. The Latin American Project For The
Investigation Of Obstructive Lung Disease (P23*O$ memeriksa pre'alensi
post-bronchoilator airflow limitation pada beberapa orang usia lebih dari /0
tahun di # kota besar merika atin, setiap negara yang berbeda yaitu 4ra5il,
6hile, eksiko, 7ruguay, dan 8ene5uela. Pada setiap negara, pre'alensi PPOK
meningkat secara bertahap mengikuti usia, dimulai pada popuasi total dari 9.-
di kota eksiko sampai 1.9 di ote'ideo, 7ruguay. Program The !uren of
Obstructive Lung Diseases (4O!$ telah melakukan survey pada beberapa bagian
di dunia, dan telah mendokumentasikan penyeakit yang lebih berat daripada
penemuan sebelumnya dan pre'alensi substansial ():11$ dari PPOK diantara
yang bukan perokok (GO!, "01#$.
PPOK dengan cepat men&adi salah satu penyakit yang menimbulkan
masalah serius terhadap &utaan orang di dunia. !idapatkan rasio 1;/ terhadap
1
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 2/37
de%asa muda usia sekitar )# tahun mengidap PPOK. Secara umum bahkan
diperkirakan bah%a penderita PPOK di seluruh dunia mencapai "10 &uta orang.
!idapatkan data lainnya bah%a seitar "+ dari masyarakat yang berusia diantara
/#:+9 tahun berhenti beker&a karena menderita PPOK. Selain itu terdapat
peningkatan rasio penderita %anita yang mengalami PPOK dibandingkan pria
(<eldman, "01)$. <aktanya, hanya setengah dari total ¨ah tersebut yang
terdiagnosis, banyak pasien PPOK yang tidak terdiagnosis hingga mengalami
gangguan disabilitas yang parah dan memberikan dampak social yang cukup
signifikan terhadap hubungan sosial yaitu terhadap keluarga dan masyarakat
(<eldman, "01)$.
erokok merupakan penyebab utama ter&adinya PPOK. Penyebab lain
yang dapat membuat seseorang menderita PPOK adalah polusi udara dari bahan
bakar motor &uga dapat menyebabkan 0./ &uta kematian pada PPOK dengan
sindroma akut. Studi di suatu daerah menyebutkan bah%a orang yang merokok
memiliki kesempatan 90 lebih besar untuk menderita PPOK indi'idu yang
sering terpa&an polusi udara dari luar &uga memiliki kesempatan sekitar 1# lebih
besar untuk menderita PPOK (Gupta, "01/$.
Penatalaksanaan bisa dibedakan berdasarkan dera&at keparahan PPOK.
PPOK eksaserbasi didefinisikan sebagai peningkatan keluhan=ge&ala pada
penderita PPOK berupa )P yaitu; 1. Peningkatan batuk=memburuknya batuk, ".
Peningkatan produksi dahak, ). Peningkatan sesak nafas. Komplikasinya bisa
ter&adi gagal nafas, infeksi berulang, dank or pulmonal. Prognosis PPOK
tergantung dari dera&at, penyakit paru komorbid, dan penyakit komorbid lain.
"
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 3/37
BAB II
STATUS PENDERITA
2.1 IDENTITAS PASIEN
*ama ; *y. S
7mur ; /# tahun
enis Kelamin ; Perempuan
Peker&aan ; 3bu >umah 2angga
gama ; 3slam
lamat ; Sungaigening >2 1 >? / Sekaran amongan
2anggal asuk ;
2anggal Periksa ;
2.2 ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Sesak nafas
B. Riwayat Penyakit Sekaan!
Penderita datang dengan keluhan sesak nafas yang telah
diderita se&ak ) hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak nafas tidak
diikuti suara ngik ngik, dirasa memberat terutama setelah berakti'itas
terutama ber&alan, dan akan sedikit berkurang bila pasien beristirahat.
Pasien saat ini terengah:engah ketika berbicara, &ika dibuat berbicara
akan makin sesak nafas. Pasien sering terbangun pada malam hari
karena sesak. Pasien tidur lebih nyaman dengan ) bantal. Sesak nafas
diikuti dengan keluhan batuk dengan dahak yang sulit dikeluarkan,
dan &ika keluar dahak ber%arna bening, demam sumer:sumer,
nggreges, penurunan berat badan drastis, nafsu makan menurun,
keringat malam (@$, nyeri dada (:$, 4K dan 44 tidak ada kelainan.
)
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 4/37
". Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan serupa ; disangkal
>i%ayat sma ; disangkal
>i%ayat ! ; disangkal
>i%ayat hipertensi ; disangkal
>i%ayat sakit &antung ; disangkal
>i%ayat minum O2 ; @
D. Riwayat Penyakit Kelua!a
>i%ayat penyakit serupa ; disangkal
>i%ayat Aipertensi ; disangkal
>i%ayat ! ; disangkal
>i%ayat antung ; disangkal
E. Kea#aan S$%ial Ek$n$mi
Penderita adalah istri dari 1 suami dan ibu dari " anak, beker&a sebagai
ibu rumah tangga. >umah pasien terletak di pinggir &alan raya dimana
banyak debu dan polusi di sekitar rumahnya. Pasien memasak denganelpi&i. Suami merokok, sehari menghabiskan ":) batang rokok, namun
suami mengaku sering merokok di luar rumah.
2.& PEMERIKSAAN 'ISIK
A. Kea#aan Umum ; sakit sedang, compos mentis, kesan gi5i kurang
B. Tan#a (ital
2ekanan darah ; 1+0=" mmAg
*adi ; 11- B=menit
Pernapasan ; "- B=menit
Suhu ; )+.- 6
". Statu% L$kali%
• Ke)ala *
: Kon&ungti'a ; anemis (:=:$
: Sclera ; ikterik (:$
/
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 5/37
: Pupil ; bulat, isokor )mm=)mm
: 4ibir ; mukosa basah (@$, pursed lips breathing (@$
: Aidung ; nafas cuping hidung (:$, darah (:$, secret (:$
: eher ; 8P normal, KG4 membesar (:$
•Th$a+
: Pulm$ *
3nspeksi ;
: 4entuk barrel chest (@$
: Pergerakan dinding dada simetris
: 3ga dan sela antar iga simetris, pelebaran 36S(@$, sela
iga terlihat lebih hori5ontal
: Penggunaan otot bantu napas; sternocleidomastoideus
hipertrofi (@$
: 2ipe pernapasan torakoabdominal, frekuensi napas
"-B=menit
Palpasi ;
: Pergerakan dinding dada simetris
: 8ocal <remitus dada kiri dan kanan sama
: *yeri tekan (:$, de'iasi trakea (:$, krepitasi (:$, thrill (:$,
massa (:$, edema (:$
: Posisi mediastinum; trakea ditengah, 3ctus cordis teraba
di 36S 83 linea parasternal sinistra
Perkusi ;
: hipersonor di kedua lapang paru
: 4atas organ paru hepar saat inspirasi ; 36S 8333 , saat
ekspirasi ; 36S 833, ekskursi 1 36S.
: 4atas &antung kanan 36S 333 parasternal deBtra, batas
&antung kiri 36S 833 linea parasternal sinistra.
: *yeri ketok (:$
uskultasi;
: Suara napas 'esikuler (@=@$ menurun.
#
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 6/37
: Suara tambahan rhonki basah (@=@$ di basal paru.
: Suara tambahan %hee5ing (:=:$.
: Suara gesek pleura (:=:$.
: Ckspirasi meman&ang
"$ *
uskultasi ; S1S" tunggal, regular, murmur (:$, gallop (:$.
•A,#$men
3nspeksi ;
: 4entuk ; flat
uskultasi *
: 4ising usus (@$ normal.
: etallic sound (:$
: 4ising aorta (:$
Palpasi *
: Soepel
: *yeri tekan (:$ diseluruh kuadran abdomen
: Aepar=lien=renal tidak teraba.
Perkusi *
: 2impani (@$ pada seluruh lapang abdomen
: 7ndulasi (:$
• E+temita% *
: kral hangat, kering, merah, 6>2 D " detik, edema
tungkai (:=:$
•"$lumna (ete,a *
2idak die'aluasi
•-enit$uinaia *
2idak die'aluasi
+
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 7/37
2. PEMERIKSAAN PENUN/AN-
A. Pemeik%aan R$nt!en Th$a+ 0 A)il 2134
Ha%il Pemeik%aan *
• 6or ; besar dan bentuk normal
• Pulmo ; tampak hiper airete , fibroinfiltrat suprahiler bilateral,
kedua sinus phrenicocostalis tumpul, soft tissue dan tulang tak
tampak kelainan
• Kesimpulan ; TB 5 Em)i%ematu% Lun!
B. La,$at$ium #aah
Hemat$l$!i*
eukosit ; "0." =ul
*eutrophil ; 1.9
imposit ; ".+
onosit ; 1.9
Cosinophil ; ".+
4asofil ; 1./
Critrosit ; /.// B 10 +=u
Aemoglobin ; 1".- g=d
Aematocrit ; )9.1
68 ; --.10 fl
9
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 8/37
6A ; "-.- pg
6A6 ; )".9 g=d
>!? ; 1)
2rombosit ; )/) 10 )=u
P8 ; / fl
a&u Cndap !arah 1; /0
a&u Cndap !arah "; 9#
'aal Hati*
SGO2 ; "+ 7=
SGP2 ; "9 7=
Elekt$l$lit Seum*
Kalium serum ; ).- mmol=
*atrium serum ; 1)9 mmol=
6lorida serum ; 10) mmol=
Ka#a -ula Daah*
G! ; "++ mg=dl
Aba1c ; +.0
Pewanaan BTA 0A4; negati'e
Anali%i% -a% Daah;
6lorida ; mmol=
Kalium ; ).)0 mmol=
*atrium ; 1)9 mmol=
4e ; 1.+
4eecf ; 1.+
A6O) ; "#.-
Act ; /
pA ; 9./)"
P6O" ; ).9
PO" ; 9#.)
SO" ; #.#
-
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 9/37
2.3 ASSESSMENT
24 Paru, 6OP!=SOP2
2.6 PENATALAKSANAAN
. 2erapi Paru
1. O" )=mnt
". *ebu 'entolin E 10 tetes=- &am
). 3n&. > 1 amp aminophilin 1+ tpm
/. in& e'ofloBacin 1B90 mg i'
#. in& Gentamicyn 1B1+0 mg i'
+. ranitidine "B1 p.o
4. 2erapi >ehabilitasi edik
1. <isioterapi
6hest physical therapy;
a. breathing control
b. deep breathing
c. latihan batuk
d. chest eBpansion eBercise
e. postural drainage
". Speech 2erapi ; (:$
U%ulan Tea)i
Me#ikament$%a*
1. O" )=mnt
". *ebu 'entolin E 10 tetes=- &am
). 3n&. > 1 amp aminophilin 1+ tpm/. in& e'ofloBacin 1B90 mg i'
#. in& Gentamicyn 1B1+0 mg i'
+. ranitidine "B1 p.o
N$n Me#ikament$%a*
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 10/37
1. 2irah baring.
". !iet; 2K2P, rendah karbohidrat
). Pasien dan keluarga diberi edukasi mengenai penyakit yang diderita pasien
dan penatalaksanaannya serta pencegahannya.
U%ulan )emeik%aan *1. Sputum; 42 SPS, pengecatan gram, pemeriksaan &amur, kultur
". Spirometri
). CKG
Ren7ana M$nit$in! *
C'aluasi tanda 'ital dan keluhan
2. PR8-N8SA
!ubia ad bonam
10
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 11/37
BAB &
TIN/AUAN PUSTAKA
A. DE'INISI
Penyakit paru obstuktif kronis (PPOK$ adalah penyakit paru kronik yang ditandai
oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progressif nonre'ersibel atau
re'ersibel parsial. PPOK ditandai dengan adanya emfisema dan bronkitis kronis.
Sedangkan menurut "lobal Initiative for #hronic Obstructive Lung Disease (GO!,
"01#$, PPOK adalah penyakit paru yang dapat dicegah dan diobati, ditandai dengan
limitasi aliran udara yang persisten dan progresif, akibat respons inflamasi kronik pada
&alan napas dan parenkim paru yang disebabkan gas atau partikel beracun. Cksaserbasi
dan komorbid berkontribusi pada beratnya penyakit ini.
B. ETI8L8-I
Established Probable
erokok 2embakau Polusi udara
ingkungan >okok 2embakau Pulmonary tuberculosis
Pa&anan 4ahan 4akar sap sma yang tidak tertangani dengan baik
Pa&anan 2empat Ker&a Intrauterine growth retaration!efisiensi lpha:1:ntitrypsin *utrisi makanan yang buruk
3nfeksi saluran pernafasan ba%ah berulang
selama masa anak:anak
Fain;
7sia
Pria
Status sosial ekonomi yang rendah
(The Inian $ournal Of #hest Diseases % Allie &ciences' ()*+)
PPOK adalah penyakit yang hampir sepenuhnya dapat dicegah pada -# kasus
yang disebabkan oleh tembakau rokok. Sekitar 1# orang yang merokok dalam &angka
pan&ang memiliki kecenderungan menderita PPOK, meskipun kerentanan indi'idu
terhadap pengaruh kerusakan dari asap rokok sangat ber'ariasi. <aktor risio utama dari
PPOK;
11
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 12/37
a. 2embakau rokok, terutama merokok menghabiskan "0 batang=hari dalam "0 tahun
atau lebih.
b. #annabis smo,ing &angka pan&ang
c. Polusi udara
d. 3nfeksi saluran nafas
e. Paparan peker&aan, misalnya paparan camium' silica, asbes, atau debu
f. Kecenderungan genetik, termasuk kekurangan alpha *-antitripsin
g. Aiper:responsif dari bronkus
h. sma pada masa kanak:kanak &uga mungkin terlibat
(GO!, "01#$
7ntuk pasien yang dicurigai menderita PPOK mengambil ri%ayat yang terfokus
dalam mengidentifikasi faktor risiko dan ge&ala. >i%ayat tersebut termasuk;
1. Paparan faktor risio PPOK, yaitu asap rokok, paparan senya%a di tempat ker&a
atau lingkungan
". Kondisi pernafasan sebelumnya, termasuk asma, sinusitis alergi, polip hidung,
infeksi pernapasan selama masa kanak:kanak
). Pola onset ge&ala, misalnya usia, gradual 'ersus acute, pencetus
/. >i%ayat eksaserbasi atau sebelumnya pernah dira%at di >S untuk ge&ala
pernafasan
#. 6o:morbidities, seperti penyait &antung, osteoporosis, dan penyakit
musculoskeletal yang lebih lan&ut dapat membatasi kemampuan pasien untuk tetap
aktif.
+. !ampak ge&ala pasien yang dialami dari kehidupannya, misalnya akti'itas fisik,
kemampuan untuk beker&a atau memenuhi tugas keluarga, depresi atau
kecemasan, akti'itas seksual
9. umlah keluarga dan dukungan social pasien
-. Peluang pasien dalam mengurangi paparan faktor risiko atau pemicu, misalnya
merokok.
(GO!, "01#$
1"
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 13/37
The oifie eical .esearch #ouncil Dyspnoea &cale merupakan alat yang
berguna untu pasien dalam berkomunikasi mengenai le'el sesak nafasnya kepada
profesional kesehatan.
". KLASI'IKASI
*ilai spirometri yang digunakan dalam penentuan kriteria GO! adalah;
1. '(" 0Forced Vital Capacity4 atau Kapasitas 8ital Paksa adalah total 'olume
udara yang dapat pasien keluarkan secara paksa dalam sekali bernapas.
". 'E(1 0Forced Expiratory Volume in One Second 4 atau 8olume Ckspirasi Paksa
detik 1 adalah 'olume udara yang dapat dikeluarkan pasien dalam detik pertama
saat ekspirasi paksa.
). 'E(1 9'(" adalah rasio <C81 terhadap <86 yang dinyatakan dalam fraksi
Kriteria spirometri yang diperlukan dalam kriteria GO! untuk diagnosis dera&at
keparahan PPOK adalah <C81 =<86 setelah pemberian bronkodilator.
1)
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 14/37
Ta,el Kiteia -8LD untuk Dea:at Ke)aahan PP8K
Dea:at Kaaktei%tik
3 ; PPOK >ingan <C81=<86 D 0,90
<C81 -0 prediksi
33; PPOK Sedang <C81=<86 D 0,90
#0 H <C81 H -0 prediksi
333; PPOK 4erat <C81=<86 D 0,90
)0 H <C81 H #0 prediksi
38; PPOK Sangat 4erat <C81=<86 D 0,90
<C81D )0 prediksi atau
<C81D #0 prediksi ditambah
Gagal nafas kronik
Klasifikasi 2ingkat Keparahan Airflow Limitation Pada PPOK
(4erdasarkan Pada Post:4ronchodilator <C81$
a. il #OPD atau PPOK ringan, pada tahap ini pasien mungkin belum menyadari
bah%a fungsi parunya tidak normal.
b. oerate #OPD atau PPOK sedang, ge&ala biasanya berkembang pada tahap ini,
dengan napas yang memendek saat melakukan akti'itas.
c. &evere #OPD atau PPOK berat, pemendekan nafas semakin buruk pada tahap ini
dan sering membatasi akti'itas harian pasien. Cksaserbasi biasanya mulai dapat
terlihat pada tahap ini.
d. /ery severe #OPD atau PPOK sangat berat, pada tahap ini kualitas hidup sudah
sangat terganggu dan eksaserbasi pada pasien bisa mengancam &i%a.
D. PAT8'ISI8L8-I
1/
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 15/37
Ge&ala:ge&ala yang ditimbulkan oleh PPOK merupakan konsekuensi dari
mekanisme patofisiologi PPOK, diantaranya adalah;
1. Pembatasan liran udara dan 7dara yang 2er&ebak
3nflamasi luas, fibrosis dan eksudat lumen pada saluran pernapasan kecil
berhubungan dengan penurunan <C81 dan rasio <C81=<86, dan mungkin
dengan percepatan penurunan <C81 (karakteristik PPOK$, obstruksi saluran
napas ini akan men&ebak udara saat ekspirasi dan menyebabkan hiperinflasi.
Cmfisema &uga berperan dalam men&ebak udara selama ekspirasi. Aiperinflasi
mengurangi kapasitas inspirasi demikian &uga kapasitas residual fungsional
meningkat, khususnya selama akti'itas, menghasilkan peningkatan dispnea dan
keterbatasan kapasitas saat akti'itas. Aiperinflasi berkembang pada tahap a%al
penyakit dan men&adi mekanisme utama dispnea saat akti'itas.
". bnormalitas Pertukaran Gas
bnormalitas pertukaran gas menyebabkan hipoksemia dan hiperkapnia.
!istribusi abnormal rasio 'entilasi:perfusi adalah mekanisme pertukaran gas
abnormal pada PPOK. 7mumnya transfer oksigen dan karbon dioksida
memburuk selama per&alanan penyakit. Aal ini menyebabkan retensi karbon
dioksida saat dikombinasikan dengan penurunan 'entilasi selama ker&a
pernapasan tinggi karena obstruksi berat dan hiperinflasi bersamaan dengan
gangguan dari otot 'entilasi.
). Aipersekresi ukus
Aipersekresi mukus adalah abnormalitas fisiologis pertama pada PPOK.
a%alnya adalah stimulasi sekresi dari kelen&ar mukus yang membesar.
amakelaman hipersekresi mukus ter&adi karena metaplasia epitel skuamosa.
Aipersekresi mukus ini menghasilkan batuk produktif yang kronis. Pasien
dengan hipersekresi mukus adalah bila ter&adi peningkatan ¨ah sel goblet dan
pembesaran kelen&ar submukosa.
/. Aipertensi Pulmonal
2er&adi pada kasus PPOK yang sudah lama, biasanya setelah ter&adi
abnormalitas pertukaran gas. <aktor yang berkontribusi menyebabkan hipertensi
pulmonal pada PPOK termasuk 'asokonstriksi, disfungsi endotel, dan
1#
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 16/37
remodelling arteri pulmonal. Kombinasi ini mungkin suatu saat menyebabkan
pembesaran 'entrikel &antung kanan. da respon inflamasi pada pembuluh darah
yang sama dengan yang ter&adi pada saluran napas. Cmfisema dan hilangnya
capillary be &uga berkontribusi ter&adinya peningkatan tekanan di sirkulasi
pulmonal.
#. Gambaran Sistemik
Keterbatasan aliran udara dan khususnya hiperinflasi mempengaruhi fungsi
&antung dan pertukaran gas (4arr et al ., "010$. ediator inflamasi ke sirkulasi
mungkin berkontribusi pada penurunan massa otot skeletal dan kaheksia, dan
mungkin memulai atau memperburuk penyakit komorbid seperti penyakit &antung
iskemik, gagal &antung, osteoporosis, anemia normositik, diabetes, sindroma
metabolik, dan depresi (GO!, "01#$. Cfek sistemik ini berkontribusi pada
pembatasan kapasitas akti'itas pada pasien dan memperburuk prognosis, tidak
bergantung pada fungsi paru mereka (Postma, dan 4oe5en, "00+$.
Pada bronkitis kronik terdapat pembesaran kelen&ar mukosa bronkus, metaplasia
sel goblet, inflamasi, hipertrofi otot polos pernapasan serta distorsi akibat fibrosis.
Cmfisema ditandai oleh pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal, disertai
kerusakan dinding al'eoli. Secara anatomik dibedakan tiga &enis emfisema;
: Cmfisema sentriasinar, dimulai dari bronkiolus respiratori dan meluas ke perifer,
terutama mengenai bagian atas paru sering akibat kebiasaan merokok lama
: Cmfisema panasinar (panlobuler$, melibatkan seluruh al'eoli secara merata dan
terbanyak pada paru bagian ba%ah
: Cmfisema asinar distal (paraseptal$, lebih banyak mengenai saluran napas distal,
duktus dan sakus al'eoler. Proses terlokalisir di septa atau dekat pleura
Obstruksi saluran napas pada PPOK bersifat ire'ersibel dan ter&adi karena
perubahan struktural pada saluran napas kecil yaitu; inflamasi, fibrosis, metaplasi sel
goblet dan hipertropi otot polos penyebab utama obstruksi &alan napas.
E. DIA-N8SIS
1+
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 17/37
I. -e:ala Klini%
Karakteristik ge&ala dari PPOK adalah kronik dan yspnea yang progresif,
batuk, dan produksi sputum yang dapat ber'ariasi dari hari ke hari. 4atuk kronis dan
produksi sputum mungkin bias mendahului perkembangan pembatanasan aliranudara selama bertahun:tahun.
3ndikator untuk mempertimbangkan diagnosis PPOK;
a. Dyspnea; progresif (memburuk dari %aktu
ke %aktu$. !yspnea merupakan ge&ala kardinal dari PPOK yang merupakan
penyebab mayor dari ketidakmampuan dan kecemasan yang terkait dengan
penyakit. 2ipikal pasien PPOK dideskripsikan sesaknya sebagai peningkatan
usaha untuk bernafas, berat, air hunger , atau gasping . 4agaimanapun syarat yang
digunakan untuk mendeskripsikan yspnea sangat ber'ariasi oleh sesorang dan
budayanya.
b. 4atuk kronis; mungkin bisa intermitten
dan tidak produktif. 4atuk kronis merupakan ge&ala pertama yang sering muncul
pada PPOK, yang sering diabaikan oleh pasien sebagai dampak dari merokok an
atau paparan lingkungan. Pada a%alnya, batuk secara intermitten, namun
kemudian batuk men&adi setiap hari, sering muncul sepan&ang hari. 4atuk ronis
pada PPOK tidak produktif. Pada beberspa kasus, pembatasan aliran udara secara
signifikan akan berkembang tanpa adanya batuk.
c. Produksi sputum kronis; pasien yang
memiiki produksi sputum kronis bisa mengindikasikan PPOK. Pasien PPOK
seringkali terdapat peningkatan ¨ah dahak setelah serangan baruk. Produksi
sputum secara teratur pada ) bulan atau lebih dalam " tahun (dalam kondisi yang
tidak dapat di&elaskan merupakan definisi epidemiologi dari bronkitis kronis,
namun ini nerupakan definisi yang sedikit se%enang:%enang yang tidak mencerminkan produksi dahak pada pasien PPOK. Produksi sputum seringkali
sulit die'aluasi karena pasien menelan sputum daripada meludahkannya. Pasien
yang memproduksi 'olume sputum yang besar mungkin memiliki bronkiektasis.
danya sputum yang purulen menun&ukkan adanya mediator inflamasi, dan
perkembangannya dapat mengidentifikasi onset eksaserbasi bakteri.
19
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 18/37
d. 0hee1ing dan sesak dada merupakan
ge&ala non spesifik. Auible whee1e muncul pada tingkat laryngeal dan perlu tidak
disertai dengan gangguan auskultasi. 3nspirasi luas atau whee1ing ekspirasi dapat
muncul dengan mendengarkan pada dadanya. danya mengi atau dada sesak tidak
mengecualikan diagnosis PPOK, tidak muncul sebagai ge&ala yang
mengkonfirmasi diagnosis asma.
e. dara pada penyakit berat. <atigue,
penurunan berat badan, dan anoreksia merupakan masalah yang sering pada
pasien dengan severe atau very severe #OPD. #ough syncope ter&adi karena
kenaikan secara cepat tekaan intratorakal selama serangan batuk yang
berkepan&angan.
f. >i%ayat paparan faktor risiko; rokok
tembakau, rokok dari memasak di rumah dan penghangat bahan bakar, debu dan
bahan kimia di tempat ker&a.
g. >i%ayat keluarga
• Paparan pasien untuk faktor risiko, seperti merokok dan paparan
lingkungan ker&a
• Past meical history, termasuk asma, alergi, sinusitis, atau polip nasal,
infeksi pernafasan pada anak:anak, penyakit pernafasan lain.
• >i%ayat keluarga dengan PPOK atau penyakit pernafasan kronik.
• Pada pasien PPOK kebanyakan mereka sadar bah%a frekuensi nafas
mereka meningkat lebih sering atau berkepan&angan Iwinter colsJ.
• >i%ayat eksaserbasi atau ri%ayat ra%at inap sebelumnya untuk gangguan
pernafasan. Pasien sadar ge&alanya secara periodik semakin memburuk
meskipun &ika episode ini tidak teridentifikasi sebagai eksaserbasi PPOK.
• Presence of comorbiities, seperti penyakit &antung, osteoporosis,
gangguan musculoskeletal, dan malignan yang &uga dapat berkontribusi
untuk pembatasan akti'itas.
1-
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 19/37
• Impact of isease on patient2s life, termasuk pembatasan akti'itas, misse
wor, dan dampak ekonomi, mempengaruhi rutinitas keluarga, merasa
depresi atau cemas, well being dan akti'itas seksual.
• &ocial an family support available to the patient
• Possibilities for reucing ris, factors, khususnya berhenti merokok.
(GO!, "01#$.
Penye,a, Batuk K$nik
Intat$akal
PPOK
sma
6a Paru
2uberculosis
4ronkiektasis
Gagal &antung kiri
Interstitial Lung Disease
#ystic Fibrosis
Iiopathic cough
Ek%tat$akal
>hinitis lergi Kronis
3pper Airway #ough &ynrome 43A#&5
"astroesophageal .eflu6
eication 4e7g7 A#8 Inhibitor5
(GO!, "01#$.
II. PEMERIKSAAN 'ISIK
PPOK dini umumnya tidak ada kelainan
•
3nspeksi ;- Purse-lip breathing (mulut setengah terkatup mencucut$
- !arrel chest (diameter antero:posterior dan trans'ersal sebanding$
- Penggunaan otot bantu napas
- Aipertrofi otot bantu napas
- Pelebaran sela iga
1
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 20/37
- 4ila telah ter&adi gagal &antung kanan terlihat denyut 'ena &ugularis leher dan
edema tungkai
- Penampilan pin, puffer atau blue bloater
• Palpasi
- Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar
• Perkusi
- Pada emfisema hipersonor dan batas &antung mengecil, letak diafragma rendah,
hepar terdorong ke ba%ah
• uskultasi
- Suara napas 'esikuler normal, atau melemah
- 2erdapat ronki atau mengi pada %aktu bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa
- Ckspirasi meman&ang
- 4unyi &antung terdengar &auh
F Pin, puffer (Gambaran yang khas pada emfisema, penderita kurus, kulit kemerahan dan
pernapasan purse-lips breathing $
F !lue bloater (Gambaran khas pada bronkitis kronik, penderita gemuk sianosis, terdapat
edema tungkai dan ronki basah di basal paru, sianosis sentral dan perifer$
F Purse-lips breathing (dalah sikap seseorang yang bernapas dengan mulut mencucu
dan ekspirasi yang meman&ang. Sikap ini ter&adi sebagai mekanisme tubuh untuk
mengeluarkan retensi 6O" yang ter&adi sebagai mekanisme tubuh untuk mengeluarkan
retensi 6O" yang ter&adi pada gagal napas kronik$.
III. PEMERIKSAAN PENUN/AN-
1. Pemeik%aan Rutin
a. <aal Paru
: Spirometri Obstruksi ditentukan oleh nilai 8CP1 prediksi ($ dan atau PC81=K8P
($. Obstruksi; 8CP1 (8CP1=8CP1 pred$ D-0 8CP1
(8CP1=K8P$ D 9#.
8CP1 merupakan parameter yang paling umum dipakai untuk menilai
beratnya PPOK dan memantau per&alan penyakit.
"0
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 21/37
pabila spirometri tidak tersedia atau tidak mungkin dilakukan, PC
meter %alaupun kurang tepat, dapat dipakai sebagai alternati'e dengan
memantau 'ariability harian pagi dan sore, tidak lebih dari "0.
: 7&i 4ronkodilator
!ilakukan dengan menggunakan spirometri, bila tidak ada gunakan PC
meter. Setelah pemberian bronkodilator inhalasi sebanyak - hisapan, 1#:"0
menit kemudian dilihat perubahan 8CP1 atau PC, perubahan 8CP1 atau
PCD"0 nilai a%al dan D"00 ml.
7&i bronkodilator dilakukan pada PPOK stabil.
b. !arah >utin
Ab, At, eukosit
c. >adiologi
<oto thoraks P dan lateral berguna untuk menyingkirkan penyakit paru lain.
Pada emfisema terlihat gambaran;- Aiperinflasi
- Aiperlusen
- >uang retrosternal melebar
- !iafragma mendatar
- antung menggantung
Pada bronkitis kronik ;
- *ormal
6orakan bronko'askuler bertambah pada "1 kasus
2. Pemeik%aan Khu%u%
<aal paru
- 8olume >esidu (8>$, Kapasitas >esidu <ungsional (K><$, Kapasitas Paru
2otal (KP2$, 8>=K><, 8>=KP2 meningkat- !6O menurun pada emfisema
- .aw meningkat pada bronchitis kronik
- &gaw meningkat
- 8ariabiliti Aarian PC kurang dari "0
7&i latih kardiopulmoner
- 8rgocycle
- Treamill
- alan + menit lebih dari normal
7&i pro'okasi bronkus
"1
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 22/37
7ntuk menilai dera&at hiperakiti'itas bronkus, pada sebagian kecil PPOK
terhadap hiperakti'itas bronkus dera&at ringan. 7&i coba kortikosteroid
enilai perbaikan faal paru setelah pemberian kortikosteroid oral (prednisone
atau metil prednisolone$ sebanyak )0:#0 mg per hati selama " minggu yaitu peningkatan 8CP1 pascabronkodilator "0 dan minimal "#0 ml. Pada PPOK
umumnya tidak terdapat kenaikan faal paru setelah pemberian kortikosteroid. nalisis Gas !arah
2erutama untuk menilai ;- Gagal nafas kronik stabil
- Gagal nafas akut pada gagal nafas kronik
>adiologi
- 62 scan resolusi tinggi (mendeteksi emfisema dini dan menilai &enis serta
dera&at emfisema atau bula yang tidak terdeteksi oleh foto toraks polos.- Scan 'entilasi perfusi
- engetahui fungsi respirasi paru
Clektrokardiografi
engetahui komplikasi pada &antung yang ditandai oleh Pulmonal dan
hipertrofi 'entrikel kanan.
Ckokardiografi
enilai fungsi &antung kanan. Kadar alfa:1 antitripsin
Kadar antitrypsin alfa:1 rendah pada emfisema herediter (emfisema pada usia
muda$, defisiensi antitrypsin alfa:1 &arang ditemukan di 3ndonesia. 4akteriologi
Pemeriksaan bakteriologi sputum pe%arnaan Gram dan Kultur resistensi
diperlukan untuk mengetahui pola kuman dan untuk memilih antibiotic yang
tepat. 3nfeksi saluran nafas berulang merupakan penyebab utama eksaserbasi
akut pada penderita PPOK di 3ndonesia.
'. PENATALAKSANAAN
""
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 23/37
1. E#uka%i
Skala prioritas bahan edukasi adalah sebagai berikut;
a. 4erhenti merokok
!isampaikan pertama kali pada penderita pada %aktu diagnosis PPOK
ditegakkan.
b. Penggunaan obat:obatan- acam obat dan &enisnya
- 6ara penggunannya yang benar
- ?aktu penggunaan yang tepat
- !osis obat yang tepat dan efek sampingnya
c. Penggunaan oksigen- Kapan oksigen harus digunakan
- 4erapa dosisnya
- engetahui efek samping kelebihan oksigen
d. engenal dan mengatasi efek samping obat atau terapi oksigen
e. Penilaian dini eksaserbasi akut dan pengelolaannya
2anda eksaserbasi; batuk atau sesak bertambah, sputum bertambah, sputum
berubah %arna
f. endeteksi dan menghindari pencetus eksaserbasi
g. enyesuaikan kebiasaan hidup dengan keterbatasan akti'itas
2. 8,at;$,atan
a. B$nk$#ilat$
- ntikolinergik (ipratropium bromide$
!igunakan pada dera&at ringan sampai berat dan dapat mengurangi sekresi
lendir - gonis beta:" (salbutamol, terbutalin, fenoterol, prokaterol, formoterol$
7ntuk mengatasi sesak digunakan bentuk inhaler, obat tablet digunakan
sebagai obat pemeliharaan. *ebuliser dapat digunakan untuk mengatasi
")
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 24/37
eksaserbasi akut, tidak dian&urkan untuk penggunaan &angka pan&ang.
3n&eksi subkutan atau drip digunakan untuk mengatasi eksaserbasi berat- Kombinasi agonis beta:" dan antikolinergik
emperkuat efek bronkodilatasi- Lantin (teofilin$
!igunakan untuk penderita dengan dera&at sedang hingga berat,. Antiin<lama%i
!igunakan bila ter&adi eksaserbasi akut dalam bentuk oral atau in&eksi i.',
berfungsi menekan inflamasi, golongan yang dipilih adalah prednisone dan
metilprednisolon. 4entuk inhalasi sebagai terapi &angka pan&ang diberikan bila
terbukti u&i kortikosteroid positif yaitu terdapat perbaikan 8CP1
pascabronkodilator meningkat "0 dan minimal "#0 mg
7. Anti,i$tik 0Hanya #i,ei :ika a#a tan#a;tan#a in<ek%i4
ini 3 ; moksisilin dan makrolid
ini 33 ;moksisilin dan asam kla'ulanat, sefalosporin, kuinolon,
makrolid baru
#. Anti$k%i#an
engurangi eksaserbasi, digunakan *:asetilsistein, dapat diberikan pada
PPOK dengan eksaserbasi sering, tidak dian&urkan pemberian rutin.
e. Muk$litik
Aanya diberikan pada eksaserbasi akut
<. Antitu%i<
-e:ala -$l$n!an 8,at 8,at #an Kema%an D$%i%
2anpa Ge&ala : : :
Ge&ala intermiten
(%aktu akti'itas$gonis beta:" 3nhalasi ker&a cepat bila perlu
Ge&ala terus:menerusntikolinergik
3patropium bromida
"0Mgr
":/B semprot
):/B=hari
3nhalasi agonis beta:"
ker&a cepat
<enoterol 100
Mgr=semprot
":/B semprot
):/B=hari
Salbutamol 100
Mgr=semprot
":/B semprot
):/B=hari
2erbutalin 0.#
Mgr=semprot
":/B semprot
):/B=hari
Prokaterol 10
Mgr=semprot
":/ semprot
)B=hari
"/
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 25/37
Kombinasi terapi
3patropium bromida
"0 Mgr @salbutamol
100 Mgr
":/ semprot ):
/B=hari
Pasien pemakai
inhalasi agonis beta:"
inhalasi agonis beta:"er&a lambat (bukan
untuk eksaserbasi$
<ormoterol + Mgr, 1"
Mgr=semprot
1:" semprot
" B=hari tidak
melebih
"B=hari
atau
timbul ge&ala pada
%aktu malam dan pagi
hari
Salmeterol "#
Mgr=semprot
1:" semprot
"B=hhari tidak
melebih "B=hari
teofilin
teofilin lepas lambat.
2eofilin=aminofilin
1#0 mg ):/ B=hari
/00:-00
mg=hari, ):/
B=hari
antioksidan * asetil sistein +00mg=hari
pasien tetap
mempunyai ge&ala dan
atau terbatas dalam
akti'itas harian
meskipun mendapat
pengobatan
bronkodilator
maksimal
kortikosteroid oral (u&i
kortikosteroid$
prednison,
metilprednisolon
)0:/0 mg=hr
selama " mg
7&i kortikosteroid
memberikan respon
positif
inhalasi kortikosteroid
4eklometason #0 Mgr,
"#0 Mgr=semprot
1:" semprot
":/B=hari
4eudesonid 100 Mgr,
"#0 Mgr, /00
Mgr=sempprot
"00:/00 Mgr
"B=hari maks
"/00 Mgr=hari
sebaiknya pemberiankortikosteroid inhalasi
dicoba bila mungkin
untuk memperkecil
efek samping
<lutikason 1"#
Mgr=semprot
1"#:"#0
Mgr "B=hari
maks 1000
Mgr=hari
"#
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 26/37
&. Tea)i $k%i!en
Pada PPOK ter&adi hipoksemia progresif dan berkepan&angan yang menyebabkan
kerusakan sel dan åan. Pemberian terapi oksigen merupakan hal yang sangat penting
untuk mempertahankan oksigenasi åan seluler dan mencegah kerusakan sel baik di
otot maupun organ:organ lainnya.
3ndikasi ;- PaO" D +0 mmAg atau Sat O" D 0
- PaO" diantara ##:# mmAg atau Sat O" D - disertai Kor Pulmonal, perubahan P
pulmonal, At ## dan tanda:tanda gagal &antung kanan, sleep apnea, penyait
paru lain.
acam terapi oksigen ;- Oksigen &angka pan&ang
- Oksigen se%aktu akti'itas
- Oksigen se%aktu timbul sesak mendadak - Oksigen secara intensif pada %aktu gagal nafas
. (entila%i Mekanik
a. 2anpa intubasi
!igunakan pada PPOK dengan gagal nfas kronik, bentuknya adalah 9oninvasive
Intermitten Postive Pressure (*3PP8$ atau 9egative Pressure /entilation (*P8$3ndikasi penggunaan *3PP8 ;- Sesak nafas sedang sampai berat dengan penggunaan muskulus respirasi dan
abdominal paradoksal- sidosis sedang sampai berat PA D 9.)0 N 9.)#
- <rekuensi nafas "# kali per menit *3PP8 dapat diberikan dengan cara ;
- Pressure control
- /olume control
- !ilevel positive airway pressure (4iPP$
- #ontinous positive airway pressure (6PP$
*38PP bila digunakan bersamaan dengan terapi oksigen akan memberikan perbaikan
signifikan pada analisis gas darah, kualitas tidur, dan kuaitas hidup.
b. !engan intubasiPasien PPOK dipertimbangkan untuk menggunakan 'entilasi mekanik di rumah sakit
bila ditemukan ke&adian sebagai berikut;- Gagal nafas pertama kali
- Perburukan yang belum lama ter&adi dengan penyebab yang &elas dan dapat
diperbaiki, misalnya pneumonia- kti'itas sebelumnya tidak terbatas
3ndikasi penggunaan 'entilasi mekanik invasive;- Sesak nafas berat
"+
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 27/37
- >> lebih dari )# kali pe menit
- Aipoksemia yang mengancam &i%a (PaO" D /0 mmAg$
- sidosis berat PA D 9."# dengan hiperkapnia (PaO" D +0 mmAg$
- Aenti nafas
- Somnolen, gangguan kesadaran
- Komplikasi kardio'askuler (hipotensi, syok, gagal &antung$- Komplikasi lain (gangguan metabolisme, sepsis, pneumonia, emboli paru,
barotrauma, efusi pleura massif$- 2elah gagal dalam penggunaan *3PP8
8entilasi mekanik sebaiknya tidak diberikan pada pasien PPOK dengan kondisi
sebagai berikut ;- PPOK dera&at berat yang telah mendapat terapi maksimal sebelumnya
- 2erdapat komorbid yang berat misalnya edema paru, keganasan
- kti'itas sebelumnya terbatas meskipun terapi sudah maksimal
Komplikasi penggunaan 'entilasi mekanik ;
- 8P (ventilator ac:uire pneumonia$- 4arotrauma
- Kesukaran %eaning
3. Nuti%i
Sering ter&adi malnutrisi ppada PPOK. alnutrisi dapat die'aluasi dengan ;- Penurunan 44
- Kadar albumin darah
- ntropometri
- Pengukuran kekuatan otot (88, tekanan diafragma, kekuatan otot pipi$
- Aasil metabolisme (hiperkapnia dan hipoksia$
Komposisi nutrisi yang seimbang dapat berupa tinggi lemak rendah karbohidrat.
Kebutuhan protein seperti pada umumnya, protein dapat meningkatkan 'entilai semenit
o6ygen consumption dan respon 'entilasi terhadap hipoksia dan hiperkapnia. 2etapi pada
PPOK dengan gagal nafas, kelebihan pemasukan protein dapat menyebabkan kelelahan.
6. Reha,ilita%i
2u&uan program rehabilitasi untuk meningkatkan toleransi latihan dan memperbaiki
kualitas hidup penderita. Penderita yang dimasukkan dalam program rehabilitasi adalah ;
mengalami gangguan pernfasan yang berat, beberapa kali masuk ruang ga%at darurat,
dan kualitas hidup menurun. Program rehabilitasi mneyangkut; latihan fisik, psikososial
dan latihan pernafasan
Penatalaksanaan PPOK stabil
a. Kriteria PPOK stabil- 2idak dalam kondisi gagal nafas akut pada gagal nafas kronik
"9
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 28/37
- !apat dalam kondisi gagal nafas kronik stabil, yaitu analisis gas darah
menun&ukkkan P6O" D /# mmAg dan PO" +0 mmAg- !ahak &ernih tidak ber%arna
- kti'itas terbatas tidak disertai sesak sesuai dera&at berat PPOK
- Penggunaan bronkodilator sesuai rencana pengobatan
- 2idak ada penggunaan bronkodilator tambahan b. Penatalaksanaan di rumah
- Penggunaan obat:obatan dengan tepat
- 2erapi oksigen
- Penggunaan mesin bantu nafas
- >ehabilitasi
Penyesuaian akti'itas, latihan batuk yang efektif (huff cough$I purse-lips breathing $
atihan ekstremitas atas dan otot bantu pernafasan- C'aluasi=monitor terutama ditu&ukan pada;
- 2anda eksaserbasi
- Cfek samping obat- Kecukupan dan efek samping penggunaan oksigen
I(. DIA-N8SIS BANDIN-
!iagnosis 4anding
1. sma
". SOP2 (Sindroma Obstruksi Pascatuberculosis$
erupakan penyakit obstruksi saluran nafas yang ditemukan pada penderita
pascatuberculosis dengan lesi paru minimal
). Pneumotoraks
/. Gagal &antung kronik #. Penyakit paru dengan obstruksi saluran nafas lain misal; bronkiektasis, estroye
lung
sma dan PPOK adalah penyakit dengan obstruksi saluran nafas yang sering
ditemukan di 3ndonesia, karena itu diagnosis yang tepat harus ditegakkan karena
terapi dan prognosisnya berbeda
Perbedaan sma, PPOK dan SOP2;
"-
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 29/37
!iagnosis banding gangguan pernapasan dipengaruhi oleh usia pasien. sma
adalah kemungkinan penyakit kronis saluran pernapasan pada anak:anak muda dan
orang de%asa, dimana penyakit menular telah dieksklusikan. PPOK men&adi semakin
lebih memungkinkan pada usia )# tahun. 4ronkodilator pasca spirometri dapat
berguna dalam membedakan asma dari PPOK, namun yang urang berguna dalam
membedakan antara asma dengan pembatasan aliran udara tetap dan PPOK.
a7 Asthma-#OPD overlap synrome 4A#O&5
sma dan PPOK merupakan kondisi yang relati'e umum, oleh karena itu
mereka mungkin hadir secara bersamaan pada beberapa pasien. Pasien dengan fitur
PPOK dan asma telah lebih sering eksaserbasinya, penurunan kualitas hidup dan
lebih cepat menurunkan fungsi paru dari pasien PPOK sendiri. 10 peningkatan
tingkat keparahan hasil pada pasien tersebut telah menyebabkan identifikasi asma:
PPOK o'erlap syndrome (6OS$ yang diperkirakan mencapai sekitar 1#:"# dari
semua penyakit obstruksi saluran nafas. 11 fitur terkait dengan 6OS ditun&ukkan
"
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 30/37
dalam tabel. Saat ini sindrom ini kekurangan definsii klinis dan tidak ada fitur yang
mendefinisikan bah%a telah diidentifikasi. Aal ini karena sebagian cara u&i klinis
yang dirancang dalam membuat 6OS sulit untuk bela&ar pasien dengan asma yang
umumnya dieksklusikan dari studi melibatkan PPOK dan pasien PPOK sering kali
dikecualikan dari u&i in'estigasi asma.
b. SOP2 (Sindroma Obstruktif Pasca 2uberculosis$
Sindrom obstruksi difus yang berhubungan dengan 24 paru dikenal dengan
sindrom obstruksi dan sindrom obstruksi pasca 24 (SOP2$. Kekerapan sindrom
obstruksi pada 24 paru ber'ariasi antara 1+:#0. Patogenesis timbulnya sindrom
obstruksi pada 24 paru yang mengarah ke timbulnya sindrom pasca 24 sangat
kompleks akibat destruksi åan paru oleh proses 24. Kemungkinan lain adalahakibat infeksi 24, dipengaruhi oleh reaksi imunologis perorangan sehingga
menimbulkan reaksi peradangan nonspesifik yang luas karena tertariknya neutrofil
ke dalam parenkim paru makrofag aktif. Peradangan yang berlangsung lama ini
menyebabkan proses proteolisis dan beban oksidasi sangat meningkat untuk &angka
lama sehingga destruksi matriks al'eoli ter&adi cukup luas menu&u kerusakan paru
menahun dan mengakibatkan gangguan faal paru yang dapat dideteksi secara
spirometri.
Kelainan obstruksi yang berhubungan dengan proses 24 dikenal dengan
berbagai nama seperti; emfisema obstruksi kronik, emfisema obstruksi difus,
sindrom 'entilasi obstruksi, sindrom obstruksi difus 24 paru dengan sindrom
obstruksi, sedangkan kelainan obstruksi pada penderita bekas 24 paru didiagnosis
sebagai obstruksi pasca 24 (SOP2$.
Gangguan faal paru akibat proses tuberkulosis paru berupa kelainan restriksi
dan obstruksi bersifat obstruksi dan menetap akan mengarah pada ter&adinya sindrom
obstruksi pasca 24 (SOP2$. !estruksi parenkim paru pada emfisema menyebabkan
elastisitas berkurang sehingga ter&adi mekanisme 'entil yang men&adi dasar
ter&adinya obstruksi arus udara. Cmfisema kompensasi yang ditemukan pasca reseksi
paru dan akibat atelektasis lobus atas karena 24 paru seharusnya tidak obstruktif.
)0
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 31/37
SPO2 disebabkan sekret dari ka'itas menimbulkan kelainan obstruksi reaksi
hipersensitif terhadap fokus 24 atau hasil sampingan kuman 24 yang mati sering
tampak berupa perubahan non spesifik yaitu peradangan yang kadang:kadang &auh
lebih luas daripada lesi spesifiknya sendiri.
Obstruksi pada penderita 24 paru maupun bekas 24 paru bersifat
ire'ersibel, dan obstruksi ini bersifat ire'ersibel. Salah satu kemungkinan lain
patogenesis timbulnya sindrom obstruksi difus pada penderita 24 adalah karena
infeksi kuman 24, dipengaruhi reaksi imunologik perseorangan, dapat menimbulkan
reaksi radang nonspesifik luas karena tertariknya netrofil ke dalam parenkim paru
oleh makrofag aktif. Peradangan yang berlangsung lama ini menyebabkan beban
proteolitik dan oksidasi meningkat dan merusak matriks al'eoli sehingga
menimbulkan sindrom obstruksi difus.
2uberkulosis paru merupakan infeksi menahun sehingga sistim imunologis
diaktifkan untuk &angka lama, akibatnya destruksi matriks al'eoli cukup luas menu&u
kerusakan paru menahun dan gangguan faal paru yang akhirnya dapat dideteksi
secara spirometri.
Table . PPOK dan Differential Dianoses
Dia!n$%i% Su!!e%ti=e 'eatue%
PPOK Onset in mid life
Ge&ala slo%ly progressi'e
>i%ayat merokkok temba&au atau paparan &enis rokok yang lain
sma Onset early in life (sering pada kanak:kanak$
Ge&ala 'ary %idely from day to day
Ge&ala %orse at night=early morning
lergi, rhinitis, dan=atau eksema &uga muncul
#ongestive ;eart Failure 6hest B:ray menun&ukkan dilatasi &antung, edema pulmonal
2es fungsi pulmonal mengindikasikan restriksi 'olume, tidak
ada airflo% limitation
4ronkiektasis arge 'olumes of sputum purulent
6ommonly associated %ith infeksi bakteri
)1
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 32/37
6hest L:>ay=62:Scan menun&ukkan dilatasi bronkial,
penebalan dinding bronkial
2uberculosis Onset all ages
6hest L:>ay menun&ukkan infiltrasi paru
Konfirmasi mirobiologi
Augh local pre'alence of tuberculosis
4ronkiolitis obliterans Onset at younger age, non smokers
ay ha'e history of rheumatoid arthritis or acute fume
eBposure
Seen after lung or bone marro% transplantation
62 on eBpiration sho%s hypodense areas
Diffuse Panbronchiolitis Predominantly seen in patients of sian descent
ost patients are male and nonsmokers
lmost all ha'e chronic sinusitis
6hest L:>ay and A>62 menun&ukkan diffuse small
centrilobular nodular opacities dan hiperinflasi
(GO!, "01#$
)"
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 33/37
(Gambar !iagnosis 4anding PPOK$
BAB &
PEMBAHASAN
!ari hasil anamnesis pasien ini mengeluhkan adanya sesak nafas se&ak ) hari
S>S. Sesak dirasakan terus menerus dan semakin memberat. Sesak nafas tidak
))
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 34/37
diikuti suara ngik ngik, dirasa memberat saat setelah berakti'itas terutama ber&alan,
dan akan sedikit berkurang bila pasien beristirahat.Pasien lebih nyaman untuk tidur
dengan ) bantal, pasien &uga sering terbangun pada malam hari. Pasien &uga
mengeluhkan batuk yang yang berdahak yang sulit dikeluarkan, dan &ika keluar
dahak ber%arna bening. 4adan dirasakan demam sumer:sumer., nggreges, penurunan
berat badan drastis, nafsu makan menurun, keringat malam (@$, nyeri dada (:$.
Pada pasien terdapat adanya ri%ayat pengobatan 24 se&ak sekitar 1 tahun
yang lalu. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya pulse lips breathing atau bibir
mecucu. Pada pemeriksaan thoraks pada inspeksi bentuk dada pasien seperti gentong
(barrel chest $, pelebaran sela iga dan pengembangan paru kanan dan kiri yang
simetris. Aal ini merupkaan tanda:tanda kompensasi dari ge&ala obstruksi yang
ter&adi secara kronik. Pada palpasi dirasakan 'ocal fremitus pada dada kiri dan kanan
sama. Pada perkusi ditemukan hipersonor pada kedua lapangan paru karena
ter&adinya hiperinflasi di paru. Pada auskultasi ditemukan suara nafas 'esikuler di
seluruh lapangan paru, %hee5ing pada basal paru dan ekspirasi meman&ang pada
pasien. Pada pemeriksaan foto thoraB ditemukan hiperlusen yang menandakan
adanya hiperinflasi, sela costae melebar, diafragma mendatar, hiperairated. Aal ini
lebih menun&ang kearah penyakit paru obstruktiff dan &uga ditemukan fibroinfiltrat
suprahiler bilateral, yang mengarah pada adanya 24 paru.
Pasien ini memiliki faktor risiko untuk ter&adinya PPOK karena pasien
memiliki rumah yang bertempat tinggal di tepi &alan raya, dimana terdapat banyak
debu dan polusi asap yang setiap harinya pasien bisa terpapar faktor pemicuya.
Pasien &uga memiliki suami yang merupakan perokok aktif, suami pasien sering
menghabiskan rokok sebanyak ":) batang rokok per hari, meskipun suami pasien
menyangkal bah%a dirinya sering merokok dalam rumah. Suami pasien telah
merokok selama berpuluh:puluh tahun.
4erdasarkan anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bah%a pasien menderita SOP2 (Sindorma Obstruksi Pascatuberculosis$.
SOP2 merupakan penyakit obstruksi saluran nafas yang ditemukan pada penderita
pascatuberculosis lesi paru yang minimal. Patogenesis timbulnya sindrom obstruksi
pada 24 paru yang mengarah ke timbulnya sindrom pasca 24 sangat kompleks
)/
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 35/37
akibat destruksi åan paru oleh proses 24. Kemungkinan lain adalah akibat
infeksi 24, dipengaruhi oleh reaksi imunologis perorangan sehingga menimbulkan
reaksi peradangan nonspesifik yang luas karena tertariknya neutrofil ke dalam
parenkim paru makrofag aktif. Peradangan yang berlangsung lama ini menyebabkan
proses proteolisis dan beban oksidasi sangat meningkat untuk &angka lama sehingga
destruksi matriks al'eoli ter&adi cukup luas menu&u kerusakan paru menahun dan
mengakibatkan gangguan faal paru yang dapat dideteksi secara spirometri.
Penatalaksanaan pada pasien ini dapat dilakukan secara farmaologis dan non
farmakologis. 2u&uan penatalaksanaan pada pasien untuk melakukan penstabilan
serangan dan mempertahankan kondisi secara umum. Pemberian kombinasi terapi
antikolinergik dengan agonis beta " dapat diberikan untuk mengurangi sesak dan
mengurangi sekresi lendir. Pasien telah terbukti pemeriksaan sputum 42 hasilnya
negati'e, untuk itu pada pasien ini tidak diperlukan penatalaksanaan 24 paru.
!ilakukannya obser'asi setiap hari keluhan sesak pada pasien. Pada pasien perlu
diberikan informasi dan edukasi mengenai komplikasi yang dapat ter&adi.
BAB
KESIMPULAN
!ari anamnesis, pemeriksan fisik, dan pemeriksaan penun&ang pasien ini
menderita SOP2. *amun diagnosis ini baru dapat ditegakkan dengan dilakukan
pemeriksaan spirometri untuk mengetahui adanya kerusakan pada faal paru.
)#
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 36/37
DA'TAR PUSTAKA
<eldman G, Sil'er 2, Prasad *, et al7 8fficacy An &afety of Inacaterol *<) ug Once-
Daily in #OPD= a Double !lin' .anomi1e' *( 0ee, &tuy. 46
Pulmonary edicine "01).1011GO!, "01#7 "lobal &trategy for the Diagnosis' anagement' an Prevention of #hronic
Obstructive Pulmonary Disease 3pate ()*>. Global 3nitiati'e for 6hronic
Obstructi'e ung !isease, 10:19Gupta !, gar%al >, gar%al *., et al'7 ."01/."uielines for Diagnosis an
anagement of #hronic Obstructive Pulmonary Disease= $oint
.ecommenations of Inian #hest &ociety an 9ational #ollege of #hest
Physicians. 2he 3ndian ournal of 6hest !isease llied Science. 8allabhbhai
Patel 6hest 3nstitute, 7ni'ersity of !elhi *ational 6ollage of 6hest
Physicians (3ndia$. !epartement of Pulmonary edicine, Postgraduate 3nstitute
)+
7/23/2019 PPOK Interna Bebi
http://slidepdf.com/reader/full/ppok-interna-bebi 37/37
of edical Cducation and >esearch (PG3C>$, 6handigarh 3ndian 6hest
Society and *ational 6ollege of 6hest Physicians (3ndia$.osenifar, Qab., "01). #hronic Obstructive Pulmonary Disease. 'ailable from
http;==emedicine.medscape.com=article="9++/:o'er'ie%. Rccessed 10 pril
"01).P!P3, "00). Penya,it Paru Obstru,tif ?ronis 4PPO?5 Peoman Diagnosis an
Penatala,sanaan i Inonesia. Persatuan !okter Paru 3ndonesia, 1:)"Perhimpunan !okter Paru 3ndonesia. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK$ diagnosis
dan penatalaksanaan. Cdisi ke:1. akarta; "011
?orld Aealth Organi5ation. "01". #hronic obstructive pulmonary isease fact sheet . ?AO
edia 6enter ROnline. R6ited "01/ ug -. 'ailable from; 7>;
http;==%%%.%ho.int=mediacentre