15
1 POLA SEBARAN SALINITAS DAN SUHU DI PERAIRAN ESTUARI SUNGAI KAWAL KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU Budianto Mahasiswa Jurusan ilmu kelautan, FIKP UMRAH, [email protected] Arief Pratomo Dosen Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, sea [email protected] Muzahar Dosen Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected] ABSTRAK Budianto, 2015. Pola Sebaran Salinitas dan Suhu di Perairan Estuari Sungai Kawal Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Skripsi. Tanjungpinang: Jurusan Ilmu Kelautan, fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing I: Muzahar, S.Pi, M.Si, pembimbing II: Andi Zulfikar, S.Pi, MP Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola sebaran salinitas, suhu dan densitas di Perairan Estuari Sungai Kawal. Pengamatan dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2015 dengan waktu pasang surut bulanan yaitu pasang surut Perbani (Neap Tide) dan pasang surut Purnama (Spring Tide). Daerah yang menjadi titik sampling ialah sepanjang 5100 m. Penentuan titik sampling menggunakan metode sampling sistematik sampling dengan awalan acak. Hasil penelitian menunjukkan sebaran salinitas, suhu dan densitas perairan sungai Kawal sangat fluktuatif. Pola sebaran salinitas menunjukkan nilai salinitas di muara lebih tinggi dan semakin ke arah hulu salinitasnya semakin rendah pada pasang Neap Tide dan Spring Tide. Pola sebaran suhu menunjukkan nilai suhu di muara lebih tinggi dari nilai suhu di hulu pada pasang Neap tide dan spring tide. Sebaliknya pola sebaran suhu menunjukkan nilai suhu di muara lebih rendah dari nilai suhu di hulu pada saat surut neap tide dan spring tide. Sebaran densitas pada saat pasang dan surut memiliki pola yang sama dengan sebaran salinitas pada neap tide dan spring tide. Kata Kunci : salinitas, suhu, densitas, pola sebaran

POLA SEBARAN SALINITAS DAN SUHU DI PERAIRAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · S.Pi, M.Si, pembimbing II: ... dan alat yang digunakan di laboratorium

  • Upload
    dotram

  • View
    222

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: POLA SEBARAN SALINITAS DAN SUHU DI PERAIRAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · S.Pi, M.Si, pembimbing II: ... dan alat yang digunakan di laboratorium

1

POLA SEBARAN SALINITAS DAN SUHU

DI PERAIRAN ESTUARI SUNGAI KAWAL KABUPATEN BINTAN

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Budianto

Mahasiswa Jurusan ilmu kelautan, FIKP UMRAH, [email protected]

Arief Pratomo

Dosen Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, sea [email protected]

Muzahar

Dosen Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected]

ABSTRAK

Budianto, 2015. Pola Sebaran Salinitas dan Suhu di Perairan Estuari Sungai

Kawal Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Skripsi.

Tanjungpinang: Jurusan Ilmu Kelautan, fakultas Ilmu Kelautan dan

Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing I: Muzahar,

S.Pi, M.Si, pembimbing II: Andi Zulfikar, S.Pi, MP

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola sebaran salinitas,

suhu dan densitas di Perairan Estuari Sungai Kawal. Pengamatan dilakukan pada

bulan Februari hingga Maret 2015 dengan waktu pasang surut bulanan yaitu pasang

surut Perbani (Neap Tide) dan pasang surut Purnama (Spring Tide). Daerah yang

menjadi titik sampling ialah sepanjang 5100 m. Penentuan titik sampling

menggunakan metode sampling sistematik sampling dengan awalan acak. Hasil

penelitian menunjukkan sebaran salinitas, suhu dan densitas perairan sungai Kawal

sangat fluktuatif. Pola sebaran salinitas menunjukkan nilai salinitas di muara lebih

tinggi dan semakin ke arah hulu salinitasnya semakin rendah pada pasang Neap

Tide dan Spring Tide. Pola sebaran suhu menunjukkan nilai suhu di muara lebih

tinggi dari nilai suhu di hulu pada pasang Neap tide dan spring tide. Sebaliknya

pola sebaran suhu menunjukkan nilai suhu di muara lebih rendah dari nilai suhu di

hulu pada saat surut neap tide dan spring tide. Sebaran densitas pada saat pasang

dan surut memiliki pola yang sama dengan sebaran salinitas pada neap tide dan

spring tide.

Kata Kunci : salinitas, suhu, densitas, pola sebaran

Page 2: POLA SEBARAN SALINITAS DAN SUHU DI PERAIRAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · S.Pi, M.Si, pembimbing II: ... dan alat yang digunakan di laboratorium

2

The spread pattern of salinity and temperature at the Kawal Rivel Estuary

water gulf in Bintan city, Riau Archipelago Province

Budianto

Mahasiswa Jurusan ilmu kelautan, FIKP UMRAH, [email protected]

Arief Pratomo

Dosen Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, sea [email protected]

Muzahar

Dosen Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected]

ABSTRACT

Budianto, 2015. The spread pattern of salinity and temperature at the Kawal Rivel

Estuary water gulf in Bintan city, Riau Archipelago Province. Paper.

Tanjungpinang : Marine Science, Faculty of Marine Sciences and

Fisheries, Maritim Raja Ali Haji University. Advisor : Muzahar, S.Pi,

M.Si, Co-advisor : Andi Zulfikar, S.Pi, MP

The aim of study conducted as to determine distribution pattern of salinity,

temperature, and density. The study was in February to March 2015 on spring tide

and neap tide. The length of sampling than area was 5100 meters. Sampling point

wasdetermined by Systematic Sampling With Random Shart. The result showed

distribution of salinity, temperature and density at Riau bay were fluctuative.

Distribution pattern shown salinity at estuary were higher than headstream at Neap

Tide and Spring Tide. Distribution of temperature shown at estuary were higher

than headstream at neap tide and spring tide. Otherwise distribution pattern shown

at estuary were lower than headstream at neap tide and spring tide. Distribution

density had same pattern with salinity distribution.

Keyword: salinity, temperature, density, distribution pattern

Page 3: POLA SEBARAN SALINITAS DAN SUHU DI PERAIRAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · S.Pi, M.Si, pembimbing II: ... dan alat yang digunakan di laboratorium

3

Latar Belakang

Estuari adalah wilayah pesisir semi

tertutup yang mempunyai hubungan

bebas dengan laut terbuka dan

menerima masukan air tawar dari

daratan atau perairan muara sungai

semi tertutup yang berhubungan

bebas dengan laut, sehingga air laut

dengan salinitas tinggi dapat

bercampur dengan air tawar. Perairan

estuari sungai Kawal terletak di

kabupaten Bintan provinsi Kepulauan

Riau. Perairan estuari tersebut banyak

di gunakan masyarakat untuk

berbagai macam aktifitas seperti

tambatan perahu, pemukiman,

industri rumahan perikanan dan

segala aktifitas masyarakat pesisir,

semua aktifitas ini akan

mempengaruhi kualitas perairan

tersebut. Dinamika aktifitas tersebut

terkait dengan pola distribusi salinitas,

Pada daerah estuari ini juga terdapat

fluktuasi perubahan salinitas yang

berlangsung sacara tetap yang

berhubungan dengan gerakan air pasang.

Massa air yang masuk kedalam daerah

estuari pada waktu terjadi air surut hanya

bersumber dari air tawar, akibatnya

salinitas air didaerah estuari pada saat itu

umumnya rendah. Pada waktu air pasang

air masuk kedalam estuari dari air laut

bercampur dengan estuari, sehingga

mengakibatkan salinitas naik. Tisch dkk,

(1992) mengatakan perubahan kondisi

suatu massa air dapat diketahui dengan

melihat sifat-sifat massa air yang

meliputi suhu, salinitas, oksigen terlarut

dan kandungan nutrient.

METODE

Penelitian ini dilakukan pada

bulan Februari 2015 sampai dengan

Maret 2015 yang berlokasi di perairan

Estuari Sungai Kawal Kabupaten

Bintan Provinsi Kepulauan Riau.

Jenis Pengambilan Data

Pengamatan dilakukan dengan cara

observasi langsung kelapangan untuk

mencari batasan/cakupan perairan

estuari sungai Kawal. Nilai salinitas

diperairan berbeda-beda, kisaran

salinitas air laut adalah 30-35 ppt,

estuari 5-30 ppt dan air tawar 0,5-5

ppt (Nybakken, 1992).

Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan dalam penelitian

merupakan sarana pendukung yang

digunakan di lapangan dalam

pengambilan maupun penanganan

sampel. Alat ini dibagi atas dua

kelompok yaitu alat yang digunakan

di lapangan (pengambilan sampel)

dan alat yang digunakan di

laboratorium (analisis sampel).

Analisis Data

Beberapa data primer dan data

sekunder yang telah didapatkan

disajikan dalam bentuk tabel, skema

dan gambar. Kemudian data-data

tadi dianalisis dan diulas dengan

pokok masalah utama pada bab

sebelumnya untuk melihat besaran

perubahan sebaran salinitas dan

Page 4: POLA SEBARAN SALINITAS DAN SUHU DI PERAIRAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · S.Pi, M.Si, pembimbing II: ... dan alat yang digunakan di laboratorium

4

suhu antara pasang surut perbani

(Neap Tide) dan pasang surut

purnama (Spring Tide). Selain itu

digambarkan pula pola sebaran

salinitas, suhu, densitas dan kontur

kedalaman menggunakan Sofware

ArcMap serta digambarkan diagram

Temperatur Salinitas nya, sehingga

data akan memberikan beberapa

gambaran yang menyangkut

penelitian tentang wilayah tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Trend Salinitas Ke Arah

Hulu Sungai Pada Kondisi

pasang surut Perbani (Neap

Tide) dan Pasang Surut

Purnama (Spring Tide)

Hasil dari penelitian ini diperoleh

data salinitas, suhu dan densitas

yang disajikan dalam bentuk pola

sebaran perkedalaman pada waktu

pasang surut Perbani (NeapTide)

dan pasang surut Purnama (Spring

Tide) pada setiap titik. Besaran

perubahan nilai ( delta Δ ) salinitas,

suhu dan densitas antara pasang

surut Perbani (Neap Tide) dan

Pasang Surut Purnama (Spring Tide)

dapat dilihat pada Gambar di bawah

ini.

2. Hubungan Salinitas dan

Temperatur pada

Kedalaman Tertentu

Kedalaman juga berperan

penting dalam melihat tinggi

rendahnya parameter suatu perairan

kususnya salinitas dan suhu. Di

daerah estuari biasanya

memperlihatkan fluktuasi anual yang

lebih besar daripada di laut, terutama

apabila estuari tersebut dangkal dan

air yang masuk (pada saat pasang

naik) ke perairan estuari tersebut

kontak dengan daerah yang

substratnya terekspos (Kinne, 1964).

Hubungan kedalaman, salinitas dan

Page 5: POLA SEBARAN SALINITAS DAN SUHU DI PERAIRAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · S.Pi, M.Si, pembimbing II: ... dan alat yang digunakan di laboratorium

5

suhu dijelaskan pada gambar dibawah

ini :

3. “ Tree Analyst “ ( Kisaran

Densitas Seiring Bertambah

dan Berkurang nya Salinitas

dan Suhu )

3.1 Tree Analyst pada Saat

Pasang Surut Perbani ( Neap

Tide )

Dijelaskan bahwa, salinitas

memberi pengaruh yang sangat

signifikan terhadap densitas, pada

saat pasang surut perbani ( Neap Tide

) dan pasang surut purnama ( Spring

Tide ) dimana semakin tinggi salinitas

maka semakin tinggi densitas namun

suhunya semakin rendah. Contohnya

saja pada gambar. 15 saat pasang

perbani ( Neap Tide ) dijelaskan

bahwa densitas sangat dipengaruhi

oleh salinitas kemudian suhu, densitas

berubah ketika berada dibawah 25,45

‰ maka, salinitas berada dibawah

21,35 ‰ dan bersuhu dibawah 25,8o C

maka berdensitas 1.011 kg/m3 dan

begitu selanjutnya. Semua diagram

menunjukkan gejala percampuran

massa air.

Lukas dan Lindstrom (1991)

mengatakan bahwa ada hubungan

yang positif antara densitas dan suhu

dengan kecepatan angin, dengan

kecenderungan meningkatnya

kedalaman lapisan tercampur akibat

tiupan angin yang sangat kuat. Secara

umum densitas meningkat dengan

Page 6: POLA SEBARAN SALINITAS DAN SUHU DI PERAIRAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · S.Pi, M.Si, pembimbing II: ... dan alat yang digunakan di laboratorium

6

meningkatnya salinitas, tekanan atau

kedalaman dan menurunnya suhu.

Kisaran densitas pada saat pasang

surut Perbani ( Neap Tide ) dan

pasang surut Purnama ( Spring Tide )

disajikan pada gambar berikut :

3.2 Tree Analyst pada Saat

Pasang Surut Purnama (

Spring Tide )

4. Hubungan Keeratan antara

Salinitas, Suhu, Densitas,

Tekanan dan Kedalaman

4.1 Hubungan Keeratan antara

Salinitas, Suhu, Densitas,

Tekanan dan Kedalaman

Pada Saat Perbani Pasang (

Neap Tide )

Dapat kita lihat bahwasanya

parameter yang sangat berpengaruh

terhadap tinggi rendahnya densitas

pada saat pasang surut perbani ( Neap

Tide ) dan pasang surut purnama (

Spring Tide ) adalah salinitas.

Salinitas memiliki keeratan lebih

tinggi dan sangat berpengaruh

terhadap tinggi rendahnya densitas,

keeratan yang tinggi disimbolkan

dengan angka yang lebih besar dan

dicetak lebih tebal dari banyak data

yang telah diambil dari perairan

estuari Sungai Kawal.

Page 7: POLA SEBARAN SALINITAS DAN SUHU DI PERAIRAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · S.Pi, M.Si, pembimbing II: ... dan alat yang digunakan di laboratorium

7

A. Pola Sebaran Salinitas

1. Waktu Pasang Surut

Perbani ( Neap Tide )

1.1 Saat Pasang

Kisaran nilai salinitas pada

saat pasang yaitu 13,6‰ - 31,2‰,

dengan nilai rata – rata saat pasang

23‰. Tingginya nilai salinitas pada

saat pasang disebabkan karena

banyaknya massa air laut yang masuk

pada aliran estuari Sungai Kawal.

Tingkat kadar garam di daerah

estuaria bergantung pada pasang surut

air laut, banyaknya aliran air tawar

dan arus-arus lain, serta topografi

daerah estuaria tersebut (Dahuri et al.,

1996).

Perairan estuari Sungai Kawal

ini berhadapan langsung dengan laut

lepas sehingga massa air laut

langsung masuk ke muara menuju

hulu sungai saat pasang. Oleh sebab

itu nilai salinitas pada waktu Perbani

(Neap Tide) terlihat ada perbedaan

nilai salinitas dari muara sampai ke

hulu, dimana semakin ke arah hulu

salinitas semakin rendah. Sumber

massa air tawar disini berasal dari

daratan oleh aliran permukaan

melalui pembuangan air dari daratan

oleh aktivitas penduduk setempat atau

oleh kapal-kapal yang membuang air

tawar ke dalam laut, dan aliran air dari

sungai-sungai kecil yang berada pada

perairan ini. Menurut Indarto (2001)

perubahan salinitas ini dipengaruhi

oleh air pasang dan surut serta musim.

Selama musim kemarau, volume air

sungai berkurang sehingga air laut

dapat masuk sampai ke arah hulu, dan

menyebabkan salinitas di estuari

meningkat. Untuk melihat pola

sebaran salinitas pada waktu pasang

dapat dilihat pada gambar 23.

1.2 Saat Surut

Pada saat surut nilai salinitas

berkisar 13,6 ‰ - 27,4‰ dengan nilai

Page 8: POLA SEBARAN SALINITAS DAN SUHU DI PERAIRAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · S.Pi, M.Si, pembimbing II: ... dan alat yang digunakan di laboratorium

8

rata-rata salinitas 22‰. Rendahnya

nilai salinitas pada saat surut

disebabkan oleh massa air laut pada

saat surut bergerak kearah laut

sehingga terbentuk pola sebaran

salinitas nilainya rendah pada daerah

hulu. Namun dapat dilihat pada

daerah muara terjadi sedikit

peningkatan nilai salinitas. Hal ini

masih dipengaruhi oleh massa air laut

yang masuk pada waktu pasang yang

terperangkap pada saat surut karena

dipengaruhi oleh topografi dan

jaraknya yang dekat dengan muka

laut.

2. Waktu Pasang Surut

Purnama (Spring Tide)

2.1 Saat Pasang

Kisaran nilai salinitas saat

Purnama (Spring Tide) pada saat

pasang berkisar antara 15‰ - 27‰,

dengan rata - rata 22‰. Nilai salinitas

pada saat pasang sedikit lebih besar,

karena massa air yang memiliki

salinitas yang tinggi masuk dari

muara saat pasang lebih banyak

sampai jauh ke hulu.

2.2 Saat Surut

Pada saat surut nilai salinitas

berkisar antara 15‰ - 27‰ dengan

rata-rata nilai salinitas pada saat surut

22‰. Menurut Nybakken (1992)

Kisaran salinitas air laut adalah 30-

35‰, estuari 5-35‰ dan air tawar

0,5-5‰. Rendahnya nilai salinitas

pada daerah ini diduga disebabkan

oleh aktivitas masyarakat seperti

buangan air limbah dari pasar,

aktivitas kapal-kapal yang membuang

air tawar ke dalam badan perairan,

dan aliran air dari sungai-sungai kecil

yang berada pada perairan ini.

B. Pola sebaran Suhu

1. Waktu Pasang surut

Perbani (Neap Tide)

1.1 Saat Pasang

Page 9: POLA SEBARAN SALINITAS DAN SUHU DI PERAIRAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · S.Pi, M.Si, pembimbing II: ... dan alat yang digunakan di laboratorium

9

Kisaran nilai suhu pada saat

pasang yaitu 18,3⁰C - 34,8⁰C, dengan

rata-rata nilai suhu pada saat pasang

25⁰C. Suhu air permukaan di perairan

Nusantara kita umumnya berkisar

antara 28-31⁰C (Nontji, 2007). Pola

sebaran suhu pada perairan estuari

Sungai Kawal saat pasang lebih tinggi

di daerah muara, semakin ke hulu

nilai suhu semakin rendah. Hal ini

disebabkan karena pada saat pasang,

kapasitas panas massa air laut yang

memiliki salinitas lebih tinggi lebih

mudah menyerap panas dan

lambatnya respon terhadap

pendinginan. Sebaran suhu air laut di

suatu perairan dipengaruhi oleh

banyak faktor antara lain radiasi sinar

matahari, letak geografis perairan,

sirkulasi arus, kedalaman laut, angin

dan musim ( Sidjabat dalam

Nurhayati (2006) ).

1.2 Saat Surut

Pada saat surut nilai suhu

berkisar antara 18,3⁰C - 32,6⁰C,

dengan rata-rata suhu yaitu 25⁰C.

Pola sebaran suhu pada waktu surut

(Neap Tide) di daerah muara tidak

jauh berbeda ketika saat pasang hanya

sedikit lebih rendah dari pada saat

pasang, hal ini disebabkan oleh

topografi perairan dimana pada saat

surut perairan dangkal sehingga sinar

matahari dapat menembus dasar

perairan. Menurut Officer dalam

Furqon (2007), distribusi suhu di

perairan estuari terutama dipengaruhi

oleh penyinaran matahari. Untuk

melihat pola sebaran suhu di perairan

estuari Sungai Kawal pada waktu

surut (Neap Tide) dapat dilihat pada

gambar 28.

2. Waktu Pasang Surut

Purnama (Spring Tide)

2.1 Saat Pasang

Kisaran nilai suhu pada saat

pasang berkisar antara 18,3⁰C -

32,6⁰C, dengan rata-rata 25⁰C. Suhu

air di daerah estuaria biasanya

memperlihatkan fluktuasi harian yang

lebih besar dari pada laut, terutama

apabila estuaria tersebut dangkal dan

air yang datang (pada saat pasang-

naik) ke perairan estuaria tersebut

kontak dengan daerah yang

substratnya terekspos (Kinne, 1964).

2.2 Saat Surut

Nilai suhu saat surut berkisar

antara 18,3⁰C - 32,6⁰C, dengan rata-

rata yaitu 25⁰C. Hal ini

Page 10: POLA SEBARAN SALINITAS DAN SUHU DI PERAIRAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · S.Pi, M.Si, pembimbing II: ... dan alat yang digunakan di laboratorium

10

menggambarkan adanya suhu lebih

rendah datang dari arah darat yang

diduga berasal dari arah pegunungan

yang membawa massa air dingin.

Berdasarkan distribusi vertikal suhu

juga didapatkan bahwa pada daerah

perairan estuari tidak terdapat daerah

termoklin karena kedalaman perairan

yang diteliti termasuk dangkal

sehingga dari lapisan permukaan

sampai dasar masih dapat dipengaruhi

oleh angin (dragforce) dan adanya

proses pencampuran vertikal antara

air laut dan air tawar.

C. Pola Sebaran Densitas

1. Waktu Pasang Surut

Perbani (Neap Tide)

1.1 Saat Pasang

Nilai densitas di perairan

Sungai Kawal pada waktu Perbani

(Neap Tide) diperoleh dari rumus

yang dikemukakan oleh El-Dessouky

(2002) menggunakan nilai salinitas

dan suhu yang diperoleh secara insitu.

Kisaran nilai densitas sigma pada saat

pasang 1,009 kg/m3 - 1,017 kg/m3.

Nilai rata-rata densitas pada

saat pasang 1,014 kg/m3 . Tingginya

nilai densitas pada saat pasang

dipengaruhi oleh massa air laut yang

memiliki nilai salinitas lebih tinggi.

Tubalawony et.al dalam Jumiarti (

2014

1.2 Saat Surut

Pada saat surut nilai densitas

sigma berkisar antara 1,011 kg/m3 -

1,021 kg/m3 dengan nilai rata-rata

1,017 kg/m3. Densitas air laut

tergantung pada suhu dan salinitas

serta semua proses yang

mengakibatkan berubahnya suhu dan

salinitas. Densitas permukaan laut

berkurang apabila ada pemanasan,

presipitasi, dan aliran sungai serta

dapat meningkat jika terjadi evaporasi

dan menurunnya suhu permukaan

(Neuman dan Pierson, 1966).

2. Waktu Pasang Surut

Purnama (Spring Tide)

2.1 Saat Pasang

Nilai densitas diperoleh dari

data salinitas dan suhu yang diukur

secara insitu, kemudian nilai kedua

parameter tersebut juga diolah

Page 11: POLA SEBARAN SALINITAS DAN SUHU DI PERAIRAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · S.Pi, M.Si, pembimbing II: ... dan alat yang digunakan di laboratorium

11

menggunakan rumus yang

dikemukakan oleh El- Dessauky

(2002). Sehingga diperoleh kisaran

nilai densitas pada saat pasang 1,011

kg/m3 - 1,021 kg/m3, dengan rata-rata

nilai densitas pada saat pasang yaitu

1,017 kg/m3. Densitas pada waktu

pasang (Spring Tide) menunjukkan

nilai yang lebih bervariasi dari muara

hingga ke hulu. Hal ini dapat dilihat

pada pola sebaran densitas pada

gambar 33.

2.2 Saat Surut

Pada saat surut nilainya

berkisar 1,011 kg/m3 - 1,022 dengan

nilai rata-rata densitas yaitu 1,016

kg/m3. Menurut Hutabarat (2006)

penyebaran densitas disebabkan

karena adanya perbedaan suhu dan

salinitas. Pola sebaran densitas pada

waktu surut (Spring Tide) di daerah

muara menunjukkan nilai yang cukup

tinggi, hal ini dipenggaruhi oleh nilai

salinitas dan topografi perairan yang

masih berhubungan langsung dengan

laut. Untuk melihat pola sebaran

densitas pada waktu surut dapat

dilihat pada gambar 34.

3. Diagram Temperatur

Salinitas (Diagram TS)

Berikut adalah gambar

diagram temperatur salinitas pada

waktu pasang surut perbani (Neap

Tide) dan pasang surut purnama

(Spring Tide).

Page 12: POLA SEBARAN SALINITAS DAN SUHU DI PERAIRAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · S.Pi, M.Si, pembimbing II: ... dan alat yang digunakan di laboratorium

12

Pada gambar diagram

temperatur dan salinitas diatas, dapat

dilihat bahwa temperatur memberi

pengaruh terhadap densitas namun

salinitas memberi pengaruh yang

sangat signifikan terhadap densitas,

dimana semakin tinggi salinitas maka

semakin tinggi densitas namun

suhunya semakin rendah. Selain itu,

semua diagram menunjukkan gejala

percampuran massa air.

4. Kecepatan Arus

Pada perairan estuari Sungai

Kawal kondisi arus lebih dipengaruhi

oleh fenomena alam seperti pasang

surut. Nilai rata-rata kecepatan arus

pada waktu Perbani (Neap Tide) pada

saat pasang permukaan 0,0043 m/dtk,

kolom 0,0028 m/dtk dan dasar adalah

0,0033 m/dtk dan pada saat surut

permukaan 0,0079 m/dtk, kolom

0,0042 m/dtk dan dasar adalah

0,0041 m/dtk, sedangkan rata-rata

nilai arus pada waktu Purnama

(Spring Tide) pada saat pasang

permukaan 0,0046 m/dtk, kolong

0,0042 m/dtk dan dasar adalah

0,0051 m/dtk dan pada saat surut

permukaan 0,0043 m/dtk kolom

0,0027 m/dtk dan dasar adalah

0,0029 m/dtk.

5. Kedalaman

Menurut Ariana dalam

Jumiarti (2014) bathimetri adalah

ukuran tinggi rendahnya dasar laut.

Kisaran nilai kedalaman aktual pada

perairan estuari Sungai Kawal pada

waktu Perbani (Neap Tide) saat

pasang yaitu 2 m - 7,5 m dengan rata-

rata kedalaman 4,91 m, sedangkan

pada saat surut kisaran nilai

kedalamannya yaitu 1,7 m - 7,2 m

dengan rata-rata 4,65 m. Nilai

kedalaman aktual pada waktu

Purnama (Spring Tide) pada saat

pasang berkisar 2,8 m - 8 m dengan

rata-rata kedalaman 5,62 m

sedangkan kisaran nilai saat surut 0,9

m - 6,4 m dengan rata-rata kedalaman

aktual 3,80 m. Dari hasil pengukuran

di lapangan kedalaman rata-rata

cukup dangkal, dimana disalah satu

titik ke arah hulu di kedalaman

tertentu semakin tinggi bahkan

mencapai 8 m pada saat pasang

purnama (Spring Tide).

Page 13: POLA SEBARAN SALINITAS DAN SUHU DI PERAIRAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · S.Pi, M.Si, pembimbing II: ... dan alat yang digunakan di laboratorium

13

V. KESIMPULAN DAN

SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan

pada bab sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa :

1. Karakteristik dan pola sebaran

densitas di perairan estuari Sungai

Kawal bersifat sangat fluktuatif dan

terjadi percampuran massa air

dikarenakan rata – rata kedalaman

perairan yang sangat dangkal.

2. Pola sebaran salinitas tersebut

dipengaruhi oleh 2 faktor, faktor

eksternal dan faktor internal, dimana

faktor eksternal dari pola sirkulasi air

laut yang bersalinitas tinggi,

sedangkan faktor internalnya yaitu

sumber massa air tawar yang

bersalinitas rendah.

3. Saat pasang suhu di daerah

muara cenderung lebih tinggi dan

semakin ke arah hulu suhu semakin

rendah. Suhu air di daerah estuaria

biasanya memperlihatkan fluktuasi

annual dan diurnal yang lebih besar

daripada laut, terutama apabila

estuaria tersebut dangkal dan air yang

datang (pada saat pasang-naik) ke

perairan estuaria tersebut kontak

dengan daerah yang substratnya

terekspos (Kinne, 1964).

B. SARAN

Perairan estuari Sungai Kawal

merupakan daerah peralihan antara

air laut dan air tawar yang

didominasi oleh proses percampuran

dan penyebaran air tawar ke arah

lepas pantai, disarankan hasil data

tersebut dapat dijadikan monitoring

penimbang pelaksanaan kebijakan

pengelolaan perairan yang terkait

dengan kondisi oseanografi dan

kesuburan perairan estuari Sungai

Kawal, serta perlu diadakannya

penelitian lebih lanjut guna

menyempurnakan penelitian tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Bengen D, 2001. Ekosistem dan

Sumberdaya Alam Pesisir

Dan Laut. IPB : Bogor

Bengen, D. 2004.

www.damandiri.or.id/file/erla

nggaipbbab2.pdf, Diakses

pada tanggal 23 Januari 2015.

11.00

Beer, 1997 dalam Maharani dkk,

2014. Studi Distribusi Suhu,

Salinitas dan Densitas Secara

Vertikal dan Horizontal di

Perairan Pesisir, Probolinggo,

Jawa Timur. JURNAL

OSEANOGRAFI. Volume 3,

Nomor 2, Tahun 2014, Halaman

151-160

El-Dessouky and Ettouny, 2002.

Fundamentals of Sea Water

Desalination (Appendix A:

Themodynamic Properties).

Furqan, 2007. Tipe Estuari

Binuangeun (Banten)

Berdasarkan Distribusi Suhu

dan Salinitas Perairan. Pusat

Penelitian Oseanografi – LIPI

Diakses pada tanggal 23

Januari 2015. 19.15

Hadikusumah, 1990. Variabilitas

Suhu dan Salinitas di

Perairan Cisadane Bidang

Dinamika Laut, Pusat

Penelitian Oseanografi, LIPI,

Jakarta 14430, Indonesia

Page 14: POLA SEBARAN SALINITAS DAN SUHU DI PERAIRAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · S.Pi, M.Si, pembimbing II: ... dan alat yang digunakan di laboratorium

14

Hutabarat. S dan Evans, 2006.

Pengantar Oseanografi.

Jakarta. Universitas Indonesia

ITS, 2010. Pengantar Ilmu Kelautan

Edisi 2. Penerbit Universitas

Indonesia : Jakarta

Jumiarti, 2014 Pola Sebaran Salinitas

dan Suhu di Perairan Teluk

Riau Kota Tanjungpinang

Provinsi Kepulauan Riau

Jurusan Ilmu Kelautan

Fakultas Ilmu Kelautan dan

Perikanan Universitas

Maritim Raja Ali Haji

Tanjungpinang 2014

Kinne, 1964. Suhu Estuari

http://ojs.unm.ac.id/index.php

/chemica/download/428/,

Diakses pada tanggal 19

September 2014. 10.00

Mukhtasor, 2007. Pencemaran

Pesisir dan Laut. Pradnya

Paramita: Jakarta

Neuman dan Person, 1966.

http://www.

download.portalgaruda.org%

2Farticle. Diakses pada

tanggal 30 Desember 2014.

10.00

Nontji, A. 2007. Laut Nusantara.

Penerbit Djambatan, Jakarta

Nurhayati, 2006. Distribusi Vertikal

Suhu, Salinitas dan Arus

diperairan Morotai, Maluku

Utara, Oseanologi dan

Limnologi Laut, Pusat

Penelitian

Oseanografi-LIPI.

Nybakken, 1992. Biologi Laut Suatu

pendekatan ekologis. PT

Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Nybakken, 1997.

http://library.um.ac.id/freecon

tents/index.php/buku/detail/

biologi-laut-suatu-

pendekatan-ekologis-oleh-

james-w-nybakken-aleh

bahasa muhammad-eidman-

dkk-27125.html, Diakses pada

tanggal 17 Januari 2015. 13.15

Odum, 1971.

http://jurnal.unpad.ac.id/akuat

ika/about/submissions.

Diakses pada tanggal 28 01

2015 jam 11.27.

Ongkosono, 1989. Pasang Surut di

Indonesia, Pusat Penelitian

dan Pengembangan

Oseanologi LIPI. Jakarta

Raffaelli dan Hawkins, 1996.

Salinitas Estuari

http://ojs.unm.ac.id/index.php

/pdf, Diakses pada tanggal 18

Januari 2014

Sanusi dkk, 2005. Pemodelan Pola

Arus dan Sebaran Konsentrasi

Tembaga (Cu)

Terlarut di Teluk Jakarta.

Ilmu Kelautan. September

2005. Vol. 10 (3) : 165 -168

Sidjabat, 1973. Pengantar

Oseanografi. Institut

Pertanian Bogor: 238 pp.

Oseanologi dan Limnologi di

Indonesia 2006

Page 15: POLA SEBARAN SALINITAS DAN SUHU DI PERAIRAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · S.Pi, M.Si, pembimbing II: ... dan alat yang digunakan di laboratorium

15

Suryono, 2012. Studi Kelimpahan

Gastropoda di Bagian Timur

Perairan Semarang Program

Studi Ilmu Kelautan, Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Universitas Dipenogoro

Kampus Tembalang,

Semarang 2012

Suyasa, 2008. http://bp3ambon-

kkp.org/identifikasi-

kekayaan-sumberdaya-

ekosistem-estuari/, Diakses

pada tanggal 28 Januari 2015.

13.15

Tisch dkk, 1992 dalam Riyadi dkk,

2005. Kajian Kualitas

Perairan Laut Kota Semarang

Dan Kelayakannya Untuk

Budidaya Laut. Penelitian di

Pusat Pengkajian dan

Penerapan Teknologi

Lingkungan Badan

Pengkajian dan Penerapan

Teknologi 2005

Triadmojo, 1999. Pengaruh Pasang

Surut Terhadap Jangkauan

Salinitas di Sungai Sudetan

Banger Kabupaten

Pekalongan . JURNAL

OSEANOGRAFI. Volume 2,

Nomor 1, Tahun 2013,

Halaman 88-97 Universitas

Diponegoro 2013

Vedca, 2009. Teknologi Pengelolaan

Kualitas Air.

http://sith.ttb.ac.id/d4.pdf. Diakses

pada 16 Desember 2014