Upload
dangkiet
View
238
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
i
PERKEMBANGAN GERAKAN PETANI
DI KABUPATEN SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Disusun oleh :
WIDYANINGSIH
NIM: 031324022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan kepada:
Tuhanku Yesus Kristus
Orang tuaku Bapak R. Suharno dan Ibu Sumirah
Mbakku Bernadetta Widyarini
Masku Yunianto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
������������� ���������������
����������������������
���������������� �����
������������ ���� ���������������
������������������������� � ��������
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : WIDYANINGSIH
Nomor Mahasiswa : 031324022
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PERKEMBANGAN GERAKAN PETANI DI KABUPATEN SLEMAN
beserta perangakat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya
memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memeberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 17 Januari 2008
Yang menyatakan
(Widyaningsih)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 17 Januari 2008
Penulis
Widyaningsih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PERKEMBANGAN GERAKAN PETANI
DI KABUPATEN SLEMAN
Widyaningsih
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan gerakan petani di
Kabupaten Sleman pada masa orde baru dan pada masa reformasi.
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Sleman yang terdiri dari 17
Kecamatan pada bulan Juli sampai bulan September 2007. Data yang
dikumpulkan meliputi dokumen, pemerian, pernyataan lisan dan relief yang
dilakukan oleh peneliti. Sampel penelitian diambil 10% dari jumlah kelompok
tani di masing-masing kecamatan yang terdapat di Kabupaten Sleman. Analisis
data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan pada gerakan
petani yang ada di Kabupaten Sleman setelah adanya perubahan masa Orde Baru
ke masa Reformasi.
1. Gerakan petani pada masa Orde Baru
a. Gerakan petani disebut kelompencapir.
b. Tujuan kelompencapir adalah untuk melaksanakan kebijakan
pemerintah.
c. Kegiatan kelompencapir adalah penyuluhan oleh Mantri Tani serta
dialog para anggota kelompencapir dengan Matri Tani
d. Hambatan yang dihadapi kelompencapir adalah masalah permodalan
dan kurangnya tenaga penyuluh.
2. Gerakan petani pada masa Reformasi
a. Gerakan petani disebut kelompok tani.
b. Tujuan dibentuknya kelompok tani adalah untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan para anggota dalam bidang pertanian.
c. Kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tani adalah penyuluhan oleh
Petugas Penyuluh Lapangan dan Lembaga Swadaya Masyarakat,
arisan, simpan pinjam, promosi industri (pupuk, bibit), sekolah
pertanian, wadah belajar petani.
d. Hambatan yang dihadapi kelompok tani adalah masalah permodalan
dan masalah dalam bidang pertanian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF FARMERS’ MOVEMENT
IN SLEMAN
Widyaningsih
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2008
The purpose of this research is to know the development of farmers’
movement in Sleman During New Rezim and Reformasi Era.
The research held in Sleman which consists of 17 subdistricts from July to
September 2007. The data collected by applying documentation, distribution, oral
statement and relief done by researcher. 10 % of research samples were taken
from the farmers in each subdistrict in Sleman. Data analysis used was descriptive
qualitative analysis.
The result of the research shows that there are changes on farmers
movement in Sleman after the change of New Rezim to Reformasi Era.
1. The Farmers Movement in New Rezim
a. The farmers movement called “kelompencapir”
b. The purpose of “kelompencapir” is Agricultural Extension to execute
the goverment policy
c. The activities of “Kelompencapir” are extension by agricultural
experts and dialogues of Kelompencapir members.
d. The obstractions that “kelompencapir” faced are capital problems and
less of extension staff.
2. The Farmers Movement in Reformasi Era
a. The farmers movement called “ kelompok tani”
b. The purpose of “Kelompok Tani” is increasing knowledge and skill
improvement of the members in agriculture
c. The activities of “Kelompok Tani” are extension by staff of field
extension and Society Effort Organization, regular social gathering,
save and loan, industry promotion (fertilizer, seed), agricultural school
and farmers study space.
d. The obstractions that “Kelompok Tani” faced are capital problem and
agricultural problem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi berrjudul “Perkembangan Gerakan Petani Di
Kabupaten Sleman” dengan baik dan lancar. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
salah satu syarat meraih gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Sanata Dharma.
Selesainya penulisan skripsi ini bukan berarti lepas dari peran serta
berbagai pihak yang telah mendampingi, mengarahkan dan memberikan semangat
kepada penulis selama menyelesaikan penulisan skripsi. Untuk itu dalam
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama penulis
menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
4. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku pembimbing I yang telah
membimbing penulis dengan sabar dan perhatian serta memberikan
banyak kritik dan saran yang membangun yang berguna bagi penyelesaian
penulisan skripsi ini.
5. Bapak Drs. P.A. Rubiyanto selaku pembimbing II yang dengan sabar dan
perhatian dalam membimbing penulis serta memberikan masukan-
masukan yang bermanfaat sehingga dapat membuat penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.
6. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si. yang telah membantu kelancaran
penulis dalam menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma.
7. Bapak Y.M Vianey Mudayen, S.Pd. yang telah membantu kelancaran
penulis dalam menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Pihak sekretariat yaitu mbak Titin yang telah membantu kelancaran
penulis dari permulaan pembuatan skripsi sampai selesai.
9. Staf Perpustakaan Sanata Dharma yang telah memberikan pelayanan
kepada penulis dalam memperoleh referensi-referensi yang berkaitan
dengan penyelesaian skripsi ini.
10. Orang tua yaitu Bapak R. Suharno dan Ibu Sumirah yang selalu
memberikan spirit keberhasilan dan tak lupa banyak terima kasih atas doa
dan nasehatnya selama ini.
11. Kakaku Bernadetta Widyarini yang telah memberikan dorongan dan
semangatnya .
12. Masku Yuniato yang telah memberikan semangat, dorongan dan doanya.
13. Sahabat-sahabatku: Meyta Diah Sukmawati, Asti Vitaningrum, Christina
Yuyun Kurniawati, Eka Yulianti, Isnani Pujiyatmi, Maria Thomas Tini
terima kasih atas bantuan, persahabatan, pengertian dan kekompakkannya
yang tulus dari kalian.
14. Seluruh teman-teman Pendidikan Ekonomi angkatan 2003, terima kasih
atas keceriaan, dukungan dan semangat kalian.
15. Mbak Us, Mas Aji, Mas Panggung dan Dek Majid terima kasih atas
bantuannya.
16. Para Ketua Kelompok Tani dan anggota kelompok tani di Kabupaten
Sleman terima kasih atas bantuannya.
Yogyakarta, 17 Januari 2008
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS......................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI.................................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 5
BAB II . TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 7
A. Perkembangan Pertanian.......................................................... 7
B. Hak-hak Petani ......................................................................... 9
C. Latar Belakang Dilanggarnya Hak-Hak Petani........................ 15
D. Gerakan Petani Di Indonesia.................................................... 16
E. Kerangka Pemikiran................................................................. 20
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN..................................................... 22
A. Jenis Penelitian......................................................................... 22
B. Lokasi Penelitian...................................................................... 22
C. Populasi,Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................. 22
D. Subjek dan Objek Penelitian ................................................... 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
E. Sumber Data............................................................................. 26
F. Teknik Pengumpulan Data....................................................... 26
G. Variabel Penelitian dan Batasan Operasional .......................... 27
H. Teknik Analisis Data................................................................ 29
BAB IV. GAMBARAN UMUM .................................................................. 31
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ..................................................... 31
B. Deskripsi Kelompok Tani ........................................................ 36
BAB V. PEMBAHASAN ............................................................................ 40
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 65
A. Kesimpulan .............................................................................. 65
B. Saran......................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 71
LAMPIRAN 1 FORMAT WAWANCARA.................................................... 72
LAMPIRAN 2 SURAT IJIN PENELITIAN ................................................... 73
LAMPIRAN 3 JUMLAH KELOMPOK TANI TAHUN 2006....................... 74
LAMPIRAN 4 SAMPEL PENELITIAN......................................................... 88
LAMPIRAN 5 WAWANCARA DENGAN KETUA KELOMPOK TANI ... 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hakikat pembangunan merupakan upaya untuk memajukan kehidupan
masyarakat dan warganya. Jadi bukan masalah peningkatan materi sebagai
tujuan yang pertama dan terutama atau yang lebih mendasar lagi,
pembangunan haruslah merupakan pembebasan manusia secara terus menerus.
Dengan demikian pembangunan pertanian pertama-pertama bukan masalah
peningkatan produksi pertanian, melainkan upaya pembebasan manusia petani
dan termasuk di dalamnya adalah peningkatan kesejahteraan manusia pada
umumnya. Peningkatan produksi pertanian menjadi faktor yang ada di dalam
pembangunan dan mengikutinya. Masalah manusia dalam pembangunan
pertanian bukan dalam arti peningkatan sumber daya manusia (SDM).
Pembangunan pertanian bukan upaya menciptakan manusia sebagai faktor
produksi, melainkan manusia petani yang benar-benar merdeka. Menurut
Arief Budiman, pembangunan harus mampu menciptakan kondisi lingkungan
yang mendorong lahirnya manusia kreatif (Soetomo, 1996).
Sejak awal manusia petani senantiasa kalah. Kekalahan yang pertama
datang dari alam. Hal ini merupakan sesuatu yang ironis bila mengingat pada
awalnya budaya bercocok tanam lahir dari anugerah alam. Tetapi hal ini dapat
dipahami karena ketergantungan petani pada alam sebenarnya akan
menciptakan ancaman pada petani. Sementara kekalahan kedua yang
menimpa petani adalah dengan terbentuknya masyarakat dan lembaga beserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sistem kekuasaan dan politik yang ada didalamnya. Akhirnya upaya untuk
mencapai pencerahan petani lewat ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
mengatasi tradisionalitas yang penuh dengan mitos-mitos yang menindas tidak
tercapai. Justru sebaliknya ilmu pengetahuan dan teknologi berubah menjadi
bentuk-bentuk dominasi baru yang tidak kurang menindas.
Manusia petani dengan dasar bahwa ia adalah manusia harus
diperlakukan sungguh-sungguh sebagai manusia. Hal ini merujuk pada hak-
hak asasi manusia. Hak asasi manusia adalah hak-hak yang dimiliki manusia
karena ia manusia, bukan diberikan oleh masyarakat berdasarkan suatu hukum
positif tertentu, melainkan karena martabatnya sebagai manusia (Rengka, 2004).
Pengakuan hak-hak asasi manusia dalam diri petani memberikan
implikasi yang penting. Jaminan otonomi manusia atas kehidupan pribadinya
sangat penting terutama berhadapan dengan tendensi totaliter pemerintah yang
ingin mengatur segala segi kehidupan petani hingga yang paling kecil.
Tuntutan ini secara positif harus diperluas dalam bentuk pembangunan
pertanian yang direncanakan secara demokratis, direncanakan dan
dilaksanakan bersama segenap masyarakat petani. Demokratisasi dalam
kehidupan petani antara lain terwujud dalam penghapusan segala unsur-unsur
monopoli yang berasal dari kaum politisi dan pejabat. Para ilmuwan dan
teknokrat tidak dapat begitu saja menentukan kebijakan-kebijakan yang
dianggapnya paling baik untuk petani ( Soetomo, 1996).
Masyarakat petani mempunyai hak untuk menuntut pemerintah atas
pelayanan tertentu. Hal ini sungguh legitim mengingat bahwa pembentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
negara tidak pernah mempunyai tujuan di dalam diri sendiri. Negara harus
menjamin bahwa petani tidak hidup dibawah tingkat minimal yang dianggap
wajar, melainkan berhak untuk merasakan serta menerima secara adil harta
benda material dan kultural bangsa ini. Hal ini ditegaskan dalam realitas
negatif manusia petani. Di satu pihak petani sebagai manusia dalam kancah
pembangunan diakui hak-haknya, tetapi di lain pihak petani begitu akrab
dengan kemiskinan dan ketidakberdayaan. Keadaan inilah yang membuat
bargaining power dan bargaining position petani dalam perjuangan dan
persaingan hidup ditengah-tengah masyarakat menjadi sangat lemah. Hal ini
berarti bahwa petani tidak menyumbang apa-apa untuk pembangunan.
Pembangunan tetap berjalan tanpa petani, bahkan laju pembangunan sering
dianggap terhambat karena kemiskinan petani. Posisi seperti itulah yang
membuat petani menjadi kurang berdaulat atas kehidupannya dan kurang
bermartabat serta begitu hina dalam kehidupan masyarakat (Soetomo, 1996).
Kesulitan para petani bukan hanya menyangkut ketidakberdayaan
secara psikologis dan kultural. Bukan sekedar menyangkut kelemahan petani
memahami iptek yang modern dalam dunia pertanian, hambatan mentalitas
dari petani untuk maju ataupun kemiskinan dalam mengantisipasi berbagai
persoalan usaha tani. Kemiskinan petani harus dilihat dalam perspektif adanya
ketergantungan struktural yang berasal dari semua bidang yang menjadi
persyaratan bagi petani untuk maju.
Sejak jaman penjajahan sampai reformasi petani tetap saja dalam
keadaan ketidakberdayaan baik secara psikologis maupun secara kultural atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
petani selalu menjadi manusia yang kalah. Untuk menghilangkan
ketidakberdayaan petani tersebut banyak kaum petani yang membentuk
sebuah organisasi yang dapat memenuhi hak-hak petani. Pada masa orde lama
organisasi petani dikenal dengan nama koperasi pertanian, sedang pada masa
orde baru organisasi kaum petani sering dikenal dengan nama kelompencapir,
namun saat orde reformasi kelompencapir tersebut berubah nama menjadi
kelompok tani. Organisasi para petani mempunyai tujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan para petani dalam mengelola usaha pertanian
sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani. Selain itu dalam
organisasi ini pula petani dapat memperoleh tambahan pengetahuan dan
pendidikan mengenai teknologi pertanian ataupun cara-cara yang baik untuk
mengembangkan usaha tani.
Pembentukan kelompencapir pada masa orde baru dan kelompok tani
pada orde reformasi termasuk ke dalam sebuah gerakan tani yang bertujuan
agar petani memperoleh hak-haknya serta meningkatkan kesejahteraan petani.
Dari latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “
Perkembangan Gerakan Petani di Kabupaten Sleman” dengan alasan karena
daerah Sleman termasuk daerah pertanian yang sebagian masyarakatnya
bermata pencaharian sebagai petani.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan
diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1. Bagaimanakah perkembangan gerakan petani di Kabupaten Sleman pada
masa Orde Baru ?
2. Bagaimana perkembangan gerakan petani di Kabupaten Sleman pada masa
Reformasi ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini yaitu :
1. Mengetahui perkembangan gerakan petani di Kabupaten Sleman pada
masa Orde Baru.
2. Mengetahui perkembangan gerakan petani Di Kabupaten Sleman pada
masa Reformasi.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak diantaranya :
1. Bagi Masyarakat Umum, hasil penelitian ini dapat memberi informasi
mengenai perkembangan gerakan petani di Kabupaten Sleman pada masa
Orde Baru dan Reformasi.
2. Bagi Pemerintah Daerah Sleman, hasil penelitian ini dapat memberikan
informasi tentang perkembangan gerakan petani di Kabupaten Sleman
pada masa Orde Baru dan Reformasi.
3. Bagi Penulis, hasil penelitian dapat menambah pengetahuan tentang
perkembangan gerakan petani di Kabupaten Sleman pada masa Orde Baru
dan Reformasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
4. Bagi Universitas, hasil penelitian dapat menambah literature yang
diharapkan dapat memberi manfaat bagi pembaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perkembangan Pertanian
Dari berbagai sektor ekonomi Indonesia, sektor pertanianlah yang
merupakan sektor yang sangat sarat dengan campur tangan pemerintah dan
aparatnya. Sejak dari penanaman sampai dengan penentuan harga dan
pemasaran produk pertanian, khususnya sub sektor pertanian pangan atau
biasa disebut dengan padi, semua diatur oleh pemerintah. Pemerintah setiap
tahunnya disamping menentukan harga dasar padi, pemerintah juga mengatur
jenis padi yang harus ditanam, sementara di Jawa pemerintah juga mengatur
giliran pemakaian sawah untuk menanam tebu, sebuah warisan yang diterima
dari pemerintah kolonial Belanda. Pemasaran produk pertanian juga diatur
oleh pemerintah melalui Koperasi Unit Desa yang berada di setiap tingkat
kecamatan. Koperasi Unit Desa berfungsi utama untuk membantu pemerintah
membeli padi dari petani untuk kemudian diserahkan kepada Badan Urusan
Logistik yaitu sebuah badan yang dibentuk pemerintah untuk menjaga
stabilitas harga pangan di Indonesia. Koperasi Unit Desa juga melayani
saprodi (sarana produksi) bagi petani.
Sektor pertanian Indonesia dapat dikatakan belum siap untuk
memasuki abad ke-21. Secara intern sebagian besar dari petani masih
merupakan petani subsisten dengan segala keterbatasan mereka, khususnya
dalam bidang penguasaan teknologi pertanian yang modern. Secara ekstern
sektor pertanian Indonesia kurang memperoleh perhatian dari pemerintah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
dalam pengembangannya secara menyeluruh apabila dibandingkan dengan
perhatian pemerintah terhadap sektor industri. Sektor pertanian bahkan harus
mensubsidi sektor industri melalui penetapan harga padi yang rendah.
Sementara sektor industri mendesak sektor pertanian dari lahan subur ke lahan
yang marginal seperti lahan gambut. Insentif petani untuk meningkatkan
produktivitas usaha tanipun sangat minim.
Pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk memilih industrialisasi
sebagai sebuah strategi pembangunan untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi nasional Indonesia. Sebelum krisis moneter melanda Indonesia
proses industrialisasi berjalan cepat. Laju proses industrialisasi di Indonesia
khususnya di pulau Jawa sangat berpengaruh pada proses perkembangan
sektor pertanian. Laju proses industrialisasi di Indonesia telah mendorong
terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan tapak industri. Akibatnya
memang meprihatinkan karena dengan beralihnya lahan beririgasi teknis
kemampuan Indonesia mempertahankan swasembada padi menjadi lemah.
Impor beras terpaksa dilakukan pemerintah sejak tahun 1990-an untuk
memenuhi keperluan pangan domestik.
Disamping masalah lahan, industrialisasi juga menimbulkan
persaingan antara sektor pertanian dan sektor non pertanian dalam
pemanfaatan air. Disamping itu industri sering juga membuang limbahnya ke
sungai yang menyebabkan timbulnya kerugian pada para petani, karena
berakibat pada kegagalan usaha tani. Meskipun Indonesia mengalami
pertumbuhan ekonomi cukup tinggi, namun pertumbuhan tersebut tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
berpengaruh pada pembangunan sektor pertanian. Kurangnya insentif pada
petani dan banyak lahan yang beralih fungsi menyebabkan Indonesia tidak
dapat mempertahankan program swsembada pangan. Pertumbuhan ekonomi
juga belum mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi sosial petani
(Soetrisno, 1999).
B. Hak-Hak Petani
Petani adalah seseorang, laki-laki maupun perempuan yang secara
sendiri, sebagai bagian dari sebuah rumah tangga yang selanjutnya disebut
sebagai keluarga batih dan yang ikut tinggal satu atap dan makan satu dapur,
sebagai bagian dari paguyuban maupun kelompok masyarakat hukum adat,
baik yang diam di negara RI sebelum beradanya–sebagai kesatuan
administrasi dan politik maupun sesudahnya, memiliki maupun menguasai,
mengawasi maupun mengelola dan mengerjakan sumber-sumber daya agraria
dengan tenaga kerja serta daya cipta pikirannya dan asupan-asupan lainnya
sehingga menghasilkan sebagian maupun seluruh kebutuhan-kebutuhan hidup
yang digunakan untuk melangsungkan maupun mengembangkan diri dan
keturunannya, dengan cara dikonsumsi, disimpan maupun ditukarkan dengan
berbagai kebutuhan lainnya, agar semakin meningkatkan kelayakan hidupnya,
semakin memberikan arti akan keberadaannya sebagai manusia, serta menjaga
kelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati kurnia Allah
Penyelenggara Alam Semesta (Wahono, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Pengertian hak petani adalah hal-hal yang mendasar yang dimiliki dan
diperoleh untuk kelangsungan hidupnya sebagai petani yang harus diakui dan
dilindungi oleh negara. Hak-hak petani adalah hak atas hidup, hak atas
penguasaan dan pemakaian sumber daya alam dan kemampuan pribadi, hak
petani atas produksi, hak petani atas konsumsi, hak petani akan pemasaran
produk dan pengadaan asupan , jaminan mutu dan hak kekayaan intelektual
akan produknya, hak petani akan keberorganisasian, hak petani akan
pelanjutan keturunannya serta makhluk hidup lainnya yang menjamin
kelangsungan hidupnya dan hak petani akan ekspresi atau pengungkapan.
1. Hak Petani atas Hidup: petani serta keluarganya berhak atas kehidupan
sebagaimana dijamin dalam piagam hak-hak azasi PBB; berhak
membangun keluarga secara sejahtera dan bermartabat; berhak akan
makanan yang cukup; aman, sehat, bergizi secara berkelanjutan, berhak
akan pendapatan yang layak; berhak mendapat penghargaan dan imbalan
yang layak atas pekerjaannya; berhak akan pemenuhan sandang yang
layak; berhak atas tanah tinggal dan tempat tinggal yang memadai dari
segi kesehatan, budaya, pekerjaan, kenyamanan dan lingkungan hidup;
berhak atas tersedianya pelayanan kesehatan, hiburan, olah raga yang
terjangkau bagi petani serta pelayanan umum seperti transportasi, listrik,
air bersih, informasi yang benar; berhak akan pendidikan dan pengajaran
yang bermutu dan terjangkau; berhak mendapatkan bahan-bahan, alat-alat
produksi dan teknologi; berhak memeluk dan melaksanakan agama dan
keyakinan masin-masing; berhak mendapatkan pelayanan perawatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
serius terutama anak-anak, kaum jompo dan perempuan; berhak atas ruang
dan fasilitas publik; berhak untuk mendapatkan dan memilih secara bebas
bantuan dari pihak lain.
2. Hak Petani atas Penguasaan dan Pemakaian Sumber Daya Alam dan
Kemampuan Pribadi: petani berhak atas kepemilikan akan lahan
pertanian secara individu dan kolektif yang layak dan adil; berhak
menerima pelayanan irigasi seadil-adilnya; berhak untuk mendapatkan
kemudahan memperoleh semua kebutuhan asupan produksi pertanian;
berhak secara individu dan kelompok akan kepuasan atas sumber-sumber
alam yang tidak tergantikan dan merupakan anugerah alam; berhak akan
perlindungan hukum atas lahan pertanian dan tempat tnggal serta sumber-
sumber alam dan keanekaragaman hayati dari perampokan dan klaim dari
masyarakat lain atau institusi lain; berhak atas perlindungan terhadap
pemerasan, pencarian, manipulasi dan pemaksaan dari orang lain; berhak
untuk menggarap dan atau memiliki tanah negara yang sudah menjadi
sumber pokok kehidupan ekonomi dan kehidupan masyatakat.
3. Hak Petani atas Produksi: petani berhak untuk memproduksi dalam hal
jenis tanaman atau varietas, jumlah, mutu dan caranya; berhak
memprioritaskan penggunaan hasil produksinya; berhak untuk menanam
dan memelihara tanaman menurut cara dan teknologi yang dipilihnya
secara bebas; berhak memproses dan menyimpan hasil usahanya menurut
teknologi yang dikuasainya; berhak akan prioritas untuk melestarikan dan
memproduksi barang dan jasa yang bersifat lokal atau secara turun-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
temurun; berhak untuk mendapatkan kemudahan modal produksi; berhak
untuk mendapatkan kompensasi sepadan atas kerugian dan kerusakan
kesehatan dan lingkungan.
4. Hak Petani atas Konsumsi: petani berhak untuk secara prioritas
mengkonsumsi hasil produksinya secara cukup bagi kebutuhan pokok
keluarganya; berhak untuk mendapatkan informasi yang benar, lengkap
tentang barang-barang dan jasa-jasa yang dikonsumsinya; berhak untuk
mengkonsumsi barang dan jasa apa saja yang dibutuhkan oleh
keluarganya; berhak akan perlindungan dari pemerintah atau lembaga
independen yang diterima masyarakat luas; berhak dijamin secara hukum
untuk menuntut ganti rugi yang sepadan atas konsumsi barang dan jasa
yang merugikan; berhak secara prioritas dan dilindungi oleh hukum untuk
mengkonsumsi barang dan jasa yang dihasilkan
5. Hak Petani akan Pemasaran Produk dan Pengadaan Asupan,
Jaminan Mutu dan Kekayaan Intelektual akan Produknya: petani
berhak mendapat jaminan secara hukum nasional maupun internasional
untuk memasarkan produknya serta jaminan suplai asupan yang
dibutuhkan dalam proses produksi; berhak mendapatkan jaminan mutu
baik secara nasional maupun internasional atas barang dan jasa yang
dipasarkan; berhak untuk dibebaskan dari atau mendapatkan perlindungan
hukum secara nasional maupun internasional dari kewajiban untuk
mempatenkan makhluk hidup dan kearifan yang dikuasainya; berhak
secara bebas memilih pendamping ahli, teknis, manajerial dan advokasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
baik pada tingkat nasional maupun internasional; berhak untuk
dibangunkannya sarana transportasi yang memadai guna pemasaran
produk; berhak untuk mendapatkan jaminan harga.
6. Hak Petani akan Keberorganisasian: petani berhak secara bebas tanpa
halangan dari siapapun dan negara untuk membentuk dan
menyelenggarakan organisasi dan kerjasama ekonomi bagi kepentingan
sendiri maupun kelompok dan kepentingan bersama; berhak untuk secara
bebas menentukan dan menuliskan anggaran dasar dan rumah tangga
organisasi yang dibentuknya; berhak untuk secara bebas memilih dan
dipilih sebagai pimpinan atau pengurus organisasi; berhak untuk
mendapatkan perlindungan hukum secara adil dan benar dalam aktivitas
menyuarakan pendapat lewat sarana media yang dipilih; berhak
mendapatkan pengadilan yang jujur dan adil; berhak mendirikan
organisasi dari tingkat lokal seperti dusun, desa dan sederajatnya sampai
tingkat regional, nasional ataupun internasional; berhak untuk
mendapatkan perlindungan hukum nasional maupun internasional dalam
menyelenggarakan organisasi serta memperjuangkan hak-hak pada forum
nasional maupun internasional; berhak menolak kebijakan pemerintah
yang merugikannya.
7. Hak Petani akan Pelanjutan Keturunannya Serta Makhluk Hidup
Lainnya yang Menjamin Kelangsungan Hidupnya: petani berhak untuk
mendapatkan perlindungan hukum nasional maupun internasional dalam
memilih secara bebas pembentukan keluarga dan melangsungkan
kehidupan serta keturunannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
8. Hak Petani akan Ekspresi atau Pengungkapan: petani berhak untuk
mendapatkan perlindungan hukum nasional maupun internasional
berkenaan dengan pengungkapan dirinya dalam hal bahasa lokal atau adat,
budaya setempat, agama dan ungkapan-ungkapan kesusastraan maupun
kesenian lokal.
9. Hak Petani Berkaitan dengan Penentuan Budidaya/ Produksi: petani
berhak untuk memproduksi dan menentukan benih lokal; berhak untuk
mendapatkan kembali varietas lokal; berhak menentukan komoditi dan
varietas; hak untuk mengolah tanah sesuai dengan kemampuan petani;
berhak menentukan waktu pengolahan tanah; berhak menentukan
teknologi pertanian; berhak mengetahui unsur hara dalam tanah; berhak
menentukan jenis, cara, waktu dan dosis pemupukan; berhak untuk
memproduksi pupuk alami; berhak menentukan cara pengendalian hama;
berhak menggunakan pestisida buatan sendiri; berhak mendapatkan
kompensasi atas pencemaran dan keracunan.
10. Hak Petani Berkaitan dengan Lingkungan Hidup: petani berhak untuk
memperoleh lingkungan hidup yang sehat meliputi lingkungan air, tanah,
udara dan produk-produk pertanian; berhak untuk mendapatkan ganti rugi
atas pencemaran yang mengakibatkan terganggunya kesehatan manusia
dan lingkungan baik lokal maupun global; berhak memperoleh
kompensasi atas rusaknya lingkungan akibat kebijakan pemerintah seperti
pencemaran tanah dan air akibat kebijakan proteksi tanaman, pertanian,
industri; berhak memperoleh perlindungan dan pemeliharaan
keseimbangan ekosistem (Wahono, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
C. Latar Belakang Dilanggarnya Hak-Hak Petani
1. Dari Sudut Sosial Historis: cara-cara penjajah mengelola perkebunan;
telah terjadi perampasan hak-hak petani (orde baru); sejak kapitalisme
tradisional terjadi peminggiran petani; model pembangunan orde baru
yaitu terjadi eksploitasi sumber daya petani, revolusi hijau, pertumbuhan
ekonomi ynag tidak berorientasi pada kerakyatan; watak agama besar
dunia yang tidak mendukung kelas petani; terjadi kelas priyayi dan kelas
pekerja; tercerabutnya akar-akar tradisi.
2. Dari Sudut Kehidupan Petani: tidak ada domestifikasi tanaman pangan
dan ternak.
3. Dari Sudut Struktur Politik: pemanfaatan massa petani untuk
kepentingan kelompok tertentu; massa mengambang; wadah tunggal
organisasi petani; UU Pemerintahan Desa.
4. Dari Sisi Ekonomi: berjalannya ekonomi rente; sentralisasi ekonomi di
birokrasi; tidak ada anggaran khusus pertanian; lebih banyak padat modal,
hasil murah, upah rendah, petani mensubsidi industri; hasil pertanian
dimonopoli oleh segelintir orang; rendahnya nilai tukar produk pertanian.
5. Dari Segi Hukum dan Budaya: tidak ada pengadilan agraria; tidak
terumusnya hak-hak petani dengan jelas; militerisme lewat transmigrasi;
dipinggirkannya hak-hak masyarakat adat; jawanisasi budaya dan bahasa.
6. Dari Sisi Ketimpangan Gender: perempuan menjadi tulang punggung
dalam proses pertanian; terabainya hak-hak petani perempuan di sektor
srategis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
7. Dari Sisi Teknologi: pilihan teknologi tidak mendukung karakter dan
budaya masyarakat petani; informasi searah dari atas.
8. Dari Sisi Pangan: politisasi monokultur tanaman pangan.
9. Dari Sisi Industrialisasi: industri biaya tinggi diproteksi dan disubsidi
negara.
D. Gerakan Petani
1. Gerakan Petani di Negara-Negara Berkembang Asia dan Afrika
Utara Sesudah Perang Dunia II
Kaum petani merupakan lapisan yang paling banyak diantara lapisan
penduduk lainnya. Kaum petanipun masih merupakan penyedia terbesar
tenaga kerja dalam ekonomi yang sedang berkembang sebagaimana yang
sudah berlangsung selama berabad-abad, sekaligus menjadi unsur penting
dalam perimbangan kekuasaan politik. Secara umum sebagian besar kaum
petani khususnya di negara yang lebih berkembang seperti Syria, India dan
Turki pada akhir perang Dunia Kedua berada di bawah pengaruh ideologis dan
borjuasi nasional. Namun pada saat yang bersamaan berbagai lapisan kaum
petani di berbagai negara mulai menganut paham sosialisme, dengan
dianutnya paham sosialisme ini maka timbullah kesadaran sosial kaum petani
yang kemudian mendorong terbentuknya banyak organisasi petani nasional di
seluruh Afrika dan Asia. Kisan Sabha (Serikat Tani Seluruh India) memiliki
anggota 825.000 pada tahun 1945 dan sejumlah organisasi yang meliputi
distrik yang lebih kecil banyak muncul di negeri itu. Beberapa organisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
petani yang besar muncul di Indonesia sesudah proklamasi kemerdekaan pada
tahun 1945, dan Serikat Tani seluruh Burma yang bergabung dalam Liga
Kemerdekaan Rakyat Anti Fasis bangkit kembali pada tahun 1945. kelompok-
kelompok kepentingan petani nasional lainnya muncul di Filipina, Korea dan
Malaya dan Komite Petani mulai dibentuk di Pakistan dan Syria.
2. Gerakan Petani Pada Masa Pembaharuan Agraria
Sepanjang awal tahun 1950-an dan akhir tahun 1950-an pemerintah
dari negara-negara Afrika Utara dan Asia menyadari perlunya adanya
pembaharuan agraria atau perundang-undangan agraria. Perundang-undangan
agraria ini bertujuan untuk merintangi kekuasaan ekonomi dan politik dari
para penguasa tanah feodal tradisional dengan membatasi perluasan tanah dan
hak-hak istimewa para tuan tanah. Undang-undang agraria ini juga bertujuan
memperkokoh petani bertanah dan mendorong sektor kapitalis desa
memberikan hak yang pasti akan tanah kepada pemegang tanah garapan.
Dampak dari pembaharuan perundang-undangan agraria terhadap
gerakan petani adalah penyatuan semua lapisan kaum petani, memperkokoh
organisasi petani yang telah ada serta mendorong terbentuknya kelompok-
kelompok desa. Salah satu contoh dari meningkatnya kegiatan organisasi
dikalangan para petani sesudah pembaharuan undang-undang agraria dapat
dijumpai di India, di mana Kisan Sabha seluruh India yang dipimpin oleh
Partai Komunis memiliki anggota yang paling besar sepanjang sejarah yaitu
mencapai 1.100.000 orang. Di Filipina tidak terdapat gerakan petani yang
terorganisasi selama beberapa tahun sesudah pelarangan Serikat Petani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Nasional yang dipimpin oleh Komunis. Namun sesudah landreform, para
petani yang berhadapan dengan kebutuhan untuk mempertahankan haknya
mulai mendirikan berbagai organisasi kecil yang biasanya dipimpin oleh para
ahli hukum muda yang berasal dari daerah tersebut, yang dibayar oleh para
petani untuk berhadapan dengan para tuan tanah. Pada tahun 1953, Federasi
Petani Merdeka yang berlingkup nasional dan dipimpin oleh Kaum Intelektual
Katolik serta diawasi oleh pemerintah Magsaysay didirikan. Federasi tersebut
memainkan peranan penting dalam mendesak “ Pembaharuan Magsaysay “
pada pertengahan tahun 1950-an dan pada tahun 1959 keanggotaannya
mencapai 400.000 orang. Di Pakistan sebuah organisasi petani berlingkup
nasional didirikan pada tahun 1958 yaitu Himpunan Petani Seluruh Pakistan,
di Irak pada tahun 1959 sesudah landreform dapat mempersatukan 200.000
petani (Landsberger, 1984) .
3. Gerakan Petani Di Indonesia
Sejumlah organisasi petani dari berbagai aliran politik juga aktif di
Indonesia pada tahun 1950-an. Diantaranya adalah Barisan Tani Indonesia
(BTI), yang berhubungan dengan Partai Komunis Indonesia. Pada tahun 1957
anggota dari Barisan Tani Indonesia mencapai 3.500.000 orang. Barisan Tani
Indonesia mempunyai tujuan yaitu pembagian tanah harus dibagi secara sama
rata. Selain BTI para petani juga tergabung dalam Partai Nasional Indonesia
dan Partai Islam Nahdatul Ulama.
Segi negatif dari kebebasan tersebut adalah masyarakat petani menjadi
terkotak-kotak atas dasar ideologi partai. Namun kondisi kebebasan tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
juga mempunyai segi positif yaitu aspirasi dan kepentingan petani menjadi
tersalur dan terlindungi dengan baik. Masih dalam minimnya campur tangan
pemerintah dalam kehidupan politik dalam masyarakat, Sultan HB IX sebagai
Gubernur/ Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta dalam upaya Beliau
mendemokratisasikan kehidupan masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta
pada tahun 1946 melalui sebuah maklumat menentukan hal-hal sebagai
berikut: pertama, Sultan HB IX memerintah agar disetiap desa di Daerah
Istimewa Yogyakarta didirikan Dewan Perwakilan Rakyat Kelurahan yang
anggotanya terdiri dari anggota partai politik yang dipilih oleh masyarakat
desa. Kedua, pemerintah kelurahan bertanggung jawab pada DPR Kelurahan
tersebut. Ketiga, Sultan melarang pemakaian bahasa Jawa sebagai wahana
komunikasi antara para Lurah dan perangkatnya dengan para anggota pangreh
praja, sebagai gantinya mereka harus menggunakan bahasa Indonesia.
Kondisi tersebut berubah pada tahun 1965. dalam rangka
menghilangkan pengaruh yang negatif dari pengaruh-pengaruh partai politik
di desa, maka pemerintah mengintrodusir sebuah pendekatan baru dalam
pembinaan kehidupan politik di daerah pedesaan. Pendekatan baru tersebut
dikenal dengan pendekatan “masa mengambang” atau “floating mass”.
Pendekatan masa mengambang ini pada hakekatnya menempatkan negara
sebagai patron tunggal di daerah pedesaan. Pendekatan masa mengambang
dengan kata lain merupakan upaya depolitisasi masyarakat pedesaan. Atas
dasar inilah pemerintah membubarkan semua organisasi petani yang semula
dibentuk oleh partai politik dan menggantikannya dengan satu jenis organisasi
petani yang disebut Himpunan Kerukunan Tani Indonesia atau HKTI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Dengan adanya organisasi petani tersebut serta depolitisasi petani,
tujuan pemerintah untuk mereduksi petani dari homo socio politikus menjadi
homo ekonomikus telah tercapai. Petani hanya berfungsi sebagai produsen
pangan dan pemerintah akan memperhatikan nasibnya. Dalam kenyataannya
tidaklah demikian, para petani diharuskan memproduksi pangan sebanyak-
banyaknya dengan harga jual yang ditetapkan rendah. Sementara pemerintah
terus menerus mengurangi subsidi harga saprodi sehingga margin keuntungan
petani menjadi kecil (Soetrisno, 1999).
Organisasi petani pada masa orde lama adalah koperasi pertanian
sedangkan pada orde baru sering disebut klompencapir, sedang pada masa
orde reformasi organisasi petani tersebut berubah nama menjadi kelompok
tani. Tujuan dari didirikannya organisasi petani tersebut tetap sama yaitu
memenuhi hak-hak seorang petani yang oleh pemerintah hak-hak petani
tersebut tidak diperhatikan.
E. Kerangka Pemikiran
Hakikat pembangunan nasional adalah memajukan kehidupan
masyarakat dan warganya. Pembangunan haruslah merupakan pembebasan
manusia secara terus menerus. Dalam pembangunan pertanian yang harus
dilakukan adalah membebaskan manusia petani yang termasuk didalamnya
adalah peningkatan kesejahteraan manusia pada umumnya. Pembangunan
pertanian bukan merupakan upaya menciptakan manusia sebagai factor
produksi, melainkan manusia yang benar-benar merdeka. Untuk itu diperlukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
berbagai kebijakan pembangunan pertanian yang dapat membebaskan manusia
petani agar kehidupan manusia petani dapat berubah.
Gerakan petani merupakan sebuah organisasi atau perkumpulan para
petani yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para
anggotanya. Gerakan petani pada masa orde lama sering disebut koperasi
pertanian. Pada masa orde baru gerakan petani disebut dengan kelompencapir
sedangkan pada masa reformasi gerakan petani disebut kelompok tani.
Pergantian kepemimpinan dari masa orde baru ke masa reformasi telah
membuat perubahan pada gerakan petani di Indonesia diantaranya adalah
pergantian nama dari kelompencapir menjadi kelompok tani. Perubahan lain
adalah kelompencapir merupakan gerakan petani yang dibentuk atas prakarsa
pemerintah pusat yang bertujuan untuk menjalankan kebijakan pemerintah
pusat di bidang pertanian. Kelompok tani merupakan gerakan petani yang
dibentuk oleh para petani sendiri dengan tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan petani. Para petani pada masa reformasi telah mendapatkan
kebebasan dalam hal membentuk sebuah organisasi hal ini terbukti dengan
adanya peningkatan dalam hal jumlah kelompok tani khususnya di daerah
Kabupaten Sleman. Maka penulis bermaksud meneliti perkembangan gerakan
petani di Kabupaten Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian sejarah
yang merupakan expost facto research yang dinaungi oleh penelitian kualitatif.
Dalam penelitian sejarah tidak terdapat manipulasi atau kontrol terhadap
variabel, sebagaimana penelitian eksperimen. Penelitian sejarah adalah
penelitian yang secara eksklusif memfokuskan kepada masa lalu. Penelitian
ini mencoba merekontruksikan apa yang terjadi di masa lalu selengkap dan
seakurat mungkin dan biasanya menjelaskan mengapa hal itu terjadi ( Zuriah,
2006).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Sleman, karena daerah Sleman
sebagian masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2007.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang
memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelompok tani yang ada di
Kabupaten Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah
10% dari jumlah kelompok tani di masing-masing kecamatan yang
terdapat di Kabupaten Sleman. Sampel diambil 10% dengan beberapa
pertimbangan yaitu kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga
serta dana. Selain sampel tersebut bersifat homogen karena sifat-sifat atau
ciri-ciri yang dikandung dalam subjek penelitian dalam populasi adalah
sama. (Suharsimi A, 1989: 107). Dalam penelitian terdapat 650 populasi
yang terdiri dari 17 kecamatan yaitu:
1. Kecamatan Moyudan terdapat 44 kelompok tani
2. Kecamatan Minggir terdapat 41 kelompok tani
3. Kecamatan Godean terdapat 37 kelompok tani
4. Kecamatan Gamping terdapat 32 kelompok tani
5. Kecamatan Seyegan terdapat 44 kelompok tani
6. Kecamatan Tempel terdapat 51 kelompok tani
7. Kecamatan Mlati terdapat 33 kelompok tani
8. Kecamatan Sleman terdapat 33 kelompok tani
9. Kecamatan Ngaglik terdapat 41 kelompok tani
10. Kecamatan Pakem terdapat 51 kelompok tani
11. Kecamatan Turi terdapat 31 kelompok tani
12. Kecamatan Ngemplak terdapat 38 kelompok tani
13. Kecamatan Cangkringan terdapat 55 kelompok tani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
14. Kecamatan Depok terdapat 12 kelompok tani
15. Kecamatan Berbah terdapat 38 kelompok tani
16. Kecamatan Prambanan terdapat 43 kelompok tani
17. Kecamatan Kalasan terdapat 26 kelompok tani
Dalam penelitian ini sampel diambil adalah 10% dari jumlah
kelompok tani di masing-masing kecamatan yang terdapat di Kabupaten
Sleman.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini teknik sampling yang dipergunakan adalah
Quota Sampling serta Simple Random Sampling. Quota Sampling
merupakan teknik pengambilan sampel dengan mendasarkan diri pada
jumlah yang sudah ditentukan. Sampel penelitian dapat dirinci sebagai
berikut:
1. Kecamatan Moyudan : 44 x 10% = 4,4 � 4 kelompok tani
2. Kecamatan Minggir : 41 x 10% = 4,1 � 4 kelompok tani
3. Kecamatan Godean : 37 x 10% = 3,7 � 4 kelompok tani
4. Kecamatan Gamping : 32 x 10% = 3,2 � 3 kelompok tani
5. Kecamatan Seyegan : 44 x 10% = 4,4 � 4 kelompok tani
6. Kecamatan Tempel : 51 x 10% = 5,1 � 5 kelompok tani
7. Kecamatan Mlati : 33 x 10% =3,3 � 3 kelompok tani
8. Kecamatan Sleman : 33 x 10% = 3,3 � 3 kelompok tani
9. Kecamatan Ngaglik : 41 x 10% = 4,1 � 4 kelompok tani
10. Kecamatan Pakem : 51 x 10% = 5,1 � 5 kelompok tani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
11. Kecamatan Turi : 31 x 10% = 3,1 � 3 kelompok tani
12. Kecamatan Ngemplak : 38 x10% = 3,8 � 4 kelompok tani
13. Kecamatan Cangkringan : 55 x 10% = 5,5 � 6 kelompok tani
14. Kecamatan Depok : 12 x 10% = 1,2 � 1 kelompok tani
15. Kecamatan Berbah : 38 x 10% = 3,8 � 4 kelompok tani
16. Kecamatan Prambanan : 43 x 10% = 4,3 � 4 kelompok tani
17. Kecamatan Kalasan : 26 x 10% = 2,6 � 3 kelompok tani
Jadi jumlah sampel adalah : 64 kelompok tani.
Setelah menentukan kuota sampel, maka peneliti menggunakan
teknik pengambilan sampel yaitu Simple Random Sampling yaitu teknik
pengambilan sampel yang diperoleh secara acak (diundi) dengan cara
membuat kertas kecil-kecil dituliskan nama subjek, satu nama untuk setiap
subjek. Dengan tanpa prasangka, diambil sesuai dengan jumlah sampel
untuk tiap-tiap kecamatan yang terdapat dikabupaten Sleman. Nama- nama
yang tertera pada gulungan kertas yang terambil itulah yang menjadi
sampel penelitian.
D. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah pemberi atau sumber informasi yang
berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Subjek penelitiannya
adalah anggota kelompencapir serta ketua kelompok tani yang ada di
Kabupaten Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2. Objek Penelitian
Objek penelitiannya adalah perbandingan antara perkembangan
gerakan petani pada masa Orde Baru dan masa Reformasi.
E. Sumber Data
Sumber data penelitian sejarah dapat dibedakan menjadi dua kelompok,
yaitu:
1. Sumber data primer, yaitu cerita atau penuturan atau catatan dari para
saksi mata tentang terjadinya suatu peristiwa, yaitu peristiwa gerakan
petani di Kabupaten Sleman. Dokumen tentang gerakan petani di
Kabupaten Sleman dapat diperoleh di pemeritahan daerah Sleman pada
Departemen Pertanian, BAPPEDA.
2. Sumber data sekunder, yaitu cerita atau penuturan mengenai suatu
peristiwa yang tidak disaksikan langsung oleh pelapor melainkan semata-
mata melaporkan apa yang dituturkan atau ditulis oleh orang yang
menyaksikan peristiwa itu.
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
1. Dokumen
Dokumen yaitu materi yang tertulis atau tercetak dalam bentuk
buku, majalah, koran, buku catatan dan sebagainya. Dokumen merujuk
kedalam bentuk tertulis atau cetak.
2. Rekaman yang bersifat numerik
Rekaman yang bersifat numerik adalah rekaman yang didalamnya
terdapat bentuk-bentuk data numerik, misalnya angka tahun berdirinya
kelompok tani, jumlah anggota dari kelompok tani
3. Pernyataan Lisan
Pernyataan lisan yaitu melakukan interview dengan orang yang
merupakan saksi saat peristiwa terjadi, yaitu interview langsung dengan
tokoh-tokoh dari gerakan petani di kabupaten Sleman.
4. Relief
Relief adalah objek fisik atau karakteristik visual yang memberikan
beberapa informasi tentang gerakan petani, misalnya daerah dimana gerakan
petani ada.
G. Variabel Penelitian dan Batasan Operasional
Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek atau sasaran
penelitian. Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah perkembangan
gerakan petani.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Batasan operasional
1. Gerakan Petani.
Kaum petani merupakan lapisan yang paling banyak diantara
lapisan penduduk lainnya. Kaum petanipun masih merupakan penyedia
terbesar tenaga kerja dalam ekonomi yang sedang berkembang
sebagaimana yang sudah berlangsung selama berabad-abad, sekaligus
menjadi unsur penting dalam perimbangan kekuasaan politik. Organisasi
petani pada masa orde lama adalah koperasi pertanian sedangkan pada
orde baru sering disebut klompencapir, sedang pada masa orde reformasi
organisasi petani tersebut berubah nama menjadi kelompok tani. Tujuan
dari didirikannya organisasi petani tersebut tetap sama yaitu memenuhi
hak-hak seorang petani yang oleh pemerintah hak-hak petani tersebut tidak
diperhatikan.
2. Hak-Hak Petani adalah hal-hal yang mendasar yang dimiliki dan diperoleh
untuk kelangsungan hidupnya sebagai petani yang harus diakui dan
dilindungi oleh negara. Hak-hak petani yaitu hak atas hidup, hak atas
penguasaan dan pemakaian sumber daya alam dan kemampuan pribadi,
hak atas produksi, hak atas konsumsi, hak atas pemasaran produk dan
pengadaan asupan, jaminan mutu dan hak kekayaan intelektual akan
produknya, hak akan keberorganisasian, hak atas pelanjutan keturunan
serta makhluk hidup lain yang menjamin kelangsungan hidupnya, hak
akan ekspresi dan pengungkapan, hak atas penentuan budidaya dan hak
yang berkaitan dengan lingkungan hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
H. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis deskriptif kualitatif
yaitu teknik analisis data dengan memberikan gambaran secara terperinci
terhadap gejala-gejala subjek penelitian dan memberikan penafsiran. Teknik
analisis data melalui alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (Miles dan Huberman, 1992)
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung secara terus
menerus selama penelitian berlangsung sampai laporan akhir tersusun.
Selama pengumpulan data berlangsung, terjadilah tahapan reduksi
selanjutnya seperti membuat ringkasan, mengkode dan menulis memo
reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis, reduksi data
merupakan bagian dari analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan dan membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data
dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan final dapat ditarik dan
diverifikasi untuk keperluan penelitian.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun
memberi kemunngkinan adanya penarikan kesimpulan. Dengan melihat
penyajian data yang terkumpul, maka peneliti dapat memahami apa yang
terjadi dan menganalisisnya. Penyajian data dalam penelitian ini berbentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
teks naratif, hal tersebut ditujukan agar peneliti tidak kesulitan dalam
penguasaan informasi baik secara keseluruhan maupun terpisah-pisah dari
data yang telah terkumpul.
3. Kesimpulan
Data terkumpul kemudian diambil kesimpulan yang terus menerus
selama penelitian berlangsung guna menjamin keabsahan dan objektivitas
data sehingga kesimpulan akhir bisa dipertanggungjawabakan. Menarik
kesimpulan dengan melihat kembali pada reduksi data maupun penyajian
data sehingga kesimpulan yang diambil tidak menyimpang dari data yang
dianalisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Sleman yang terdiri dari
tujuh belas kecamatan, yaitu kecamatan Moyudan, Minggir, Godean,
Gamping, Seyegan, Tempel, Mlati, Sleman, Ngaglik, Pakem, Turi,
Ngemplak, Cangkringan, Depok, Berbah, Prambanan dan Kalasan.
a. Luas Wilayah : 57.482 Ha atau 574,82 Km2, dengan jarak terjauh
sebelah utara-selatan 32 Km, jarak terjauh timur-barat 35 Km.
b. Batas Wilayah :
1) Sebelah utara : Kabupaten Boyolali
2) Sebelah selatan : Kota Madya Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan
Kabupaten Gunung Kidul
3) Sebelah barat : Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Magelang
4) Sebelah timur : Kabupaten Klaten
c. Kondisi Geografis :
1) Ketinggian wilayah berkisar antara <100m sampai >1000m diatas
permukaan laut. Ketinggian tanah dibagi menjadi empat kelas
ketinggian yaitu ketinggian <100m, 100-499m, 500-999m dan
>1000m dari permukaan laut. Ketinggian <100m dari permukaan
laut seluas 6.203 Ha, terdapat di Kecamatan Moyudan, Minggir,
Godean ,Gamping, Berbah dan Prambanan. Ketinggian >100-499m
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
dari permukaan laut seluas 43.246 Ha, terdapat di 17 Kecamatan.
Ketinggian >500-999m dari permukaan laut seluas 6.538 Ha,
meliputi Kecamatan Tempel, Turi, Pakem, Cangkringan.
Ketinggian >1000m dari permukaan laut seluas 1.495 Ha, meliputi
Kecamatan Turi, Pakem dan Cangkringan.
2) Kemiringan Lahan (Lereng) digolongkan menjadi empat kelas
yaitu lereng 0-2%, >2-15%, >15-40% dan >40%. Kemiringan 0-
2% terdapat di lima belas kecamatan dengan luas lereng 34.128 Ha
dari seluruh wilayah lereng. Kemiringan >2-15% terdapat di tiga
belas kecamatan dengan luas lereng 18.192 Ha. Kemiringan >15-
40% terdapat di dua belas kecamatan dengan luas lereng 3.546 Ha.
Kemiringan >40% terdapat di Kecamatan Godean, Gamping,
Berbah, Prambanan, Turi, Pakem dan Cangkringan dengan luas
lereng 1.616 Ha.
3) Iklim, wilayah Kabupaten Sleman beriklim tropis basah dengan
musim hujan antara bulan November sampai bulan April dan
musim kemarau antara bulan Mei sampai bulan Oktober.
Banyaknya curah hujan sebesar 16,2 mm. Kelembaban udara nisbi
udara terendah sebesar 74% dan tertinggi 87%. Suhu udara
terendah sebesar 26,1 derajat Celcius dan suhu udara tertinggi
adalah 27,4 derajat celcius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
d. Karakteristik Wilayah dibagi menjadi tiga yaitu berdasarkan
karakteristik sumberdaya, berdasarkan jalur lalu lintas daerah,
berdasarkan pusat-pusat pertumbuhan wilayah.
1) Berdasarkan karakteristik sumberdaya yang ada, wilayah
Kabupaten Sleman terbagi menjadi 4 wilayah, yaitu :
a) Kawasan lereng Gunung Merapi, dimulai jalan yang
menghubungkan kota Tempel, Turi, Pakem dan Cangkringan
(ringbelt) sampai dengan puncak Gunung Merapi. Wilayah ini
merupakan sumber daya air dan ekowisata yang berorientasi
pada kegiatan Gunung Merapi dan ekosistemnya.
b) Kawasan Timur yang meliputi Kecamatan Prambanan,
sebagian Kecamatan Kalasan dan Kecamatan Berbah. Wilayah
ini merupakan peninggalan purbakala (Candi) yang merupakan
pusat wisata budaya dan daerah lahan kering serta sumber
bahan batu putih.
c) Wilayah Tengah yaitu wilayah aglomerasi kota Yogyakarta
yang meliputi Kecamatan Mlati, Sleman, Ngemplak, Depok,
Ngaglik, Gamping. Wilayah ini merupakan pusat pendidikan,
perdagangan dan jasa.
d) Wilayah Barat meliputi Kecamatan Godean, Minggir,
Moyudan dan Seyegan merupakan daerah pertanian lahan
basah yang tersedia cukup air dan sumber bahan baku kegiatan
industri kerajinan mendong, bambu serta gerabah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2) Berdasarkan jalur lalu lintas antar daerah, kondisi wilayah
Kabupaten Sleman dilewati jalur jalan negara yang merupakan
jalur ekonomi yang menghubungkan Sleman dengan kota
pelabuhan (Semarang, Surabaya, Jakarta). Jalut ini melewati
wilayah Kecamatan Prambanan, Kalasan, Depok, Mlati dan
Gamping, juga dilalui jalan lingkar yang merupakan jalan arteri
primer. Untuk wilayah-wilayah kecamatan merupakan wilayah
yang cepat berkembang yaitu dari pertanian menjadi industri,
perdagangan dan jasa.
3) Berdasarkan pusat-pusat pertumbuhan wilayah Kabupaten Sleman
merupakan wilayah hulu kota Yogyakarta. Berdasarkan letak kota
dan mobilitas kegiatan masyarakat, dapat dibedakan fungsi kota
sebagai berikut :
a) Wilayah algomerasi (perkembangan kota dalam kawasan
tertentu). Karena perkembangan kota Yogyakarta, maka kota-
kota yang berbatasan dengan kota Yogyakarta yaitu Kecamatan
Depok, Gamping serta sebagian wilayah Kecamatan Ngaglik
dan Mlati merupakan wilayah algomerasi kota Yogyakarta.
b) Wilayah sub urban (wilayah perbatasan antar desa dan kota).
Kota Kecamatan Godean, Sleman dan Ngaglik terletak agak
jauh dari kota Yogyakarta dan berkembang menjadi tujuan /
arah kegiatan masyarakat di wilayah kecamatan sekitarnya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
sehingga menjadi pusat pertumbuhan dan merupakan wilayah
sub urban.
c) Wilayah fungsi khusus / wilayah penyangga (buffer zone).
Kota Kecamatan Tempel, Pakem dan Prambanan merupakan
kota pusat pertumbuhan bagi wilayah sekitarnya dan
merupakan pendukung dan batas perkembangan kota ditinjau
dari kota Yogyakarta.
e. Tata Guna Tanah
1) Sawah : 23.483 Ha
2) Tegalan : 6.407 Ha
3) Pekarangan : 18.759 Ha
4) Lain-lain (hutan rakyat, hutan negara, kolam, kuburan, jalan,
lapangan ) : 8.833 Ha
Sumber ; Sub. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura,
Tahun 2004.
2. Kependudukan
Tabel IV.1
Jumlah Penduduk di Kabupaten Sleman
Jumlah Penduduk
No Kecamatan Luas
wilayah Desa Dusun Jumlah Kepadatan
1 Moyudan 2.762 Ha 4 65 33.595 jiwa 1.216 km2
2 Minggir 2.727 Ha 5 68 34.562 jiwa 1.267 km2
3 Godean 2.684 Ha 7 57 57.245 jiwa 2.133 km2
4 Gamping 2.925 Ha 5 59 65.789 jiwa 2.249 km2
5 Seyegan 2.663 Ha 5 65 42.151 jiwa 1.583 km2
6 Sleman 3.132 Ha 5 83 55.549 jiwa 1.774 km2
7 Ngaglik 3.852 Ha 6 87 65.927 jiwa 1.712 km2
8 Mlati 2.852 Ha 5 74 67.037 jiwa 2.351 km2
9 Tempel 3.249 Ha 8 98 46.386 jiwa 1.428 km2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Jumlah Penduduk No Kecamatan
Luas
wilayah Desa Dusun Jumlah Kepadatan
10 Turi 4.309 Ha 4 54 32.544 jiwa 755 km2
11 Prambanan 4.135 Ha 6 68 44.003 jiwa 1.064 km2
12 Kalasan 3.584 Ha 4 80 54.621 jiwa 1.524 km2
13 Berbah 2.299 Ha 4 58 40.226 jiwa 1.750 km2
14 Ngemplak 3.571 Ha 5 82 44.382 jiwa 1.243 km2
15 Pakem 4.384 Ha 5 61 30.713 jiwa 701 km2
16 Depok 3.555 Ha 3 58 109.092 jiwa 3.069 km2
17 Cangkringan 4.799 Ha 5 73 26.354 jiwa 549 km2
Sumber : Dinas Nakersos KB Kabupaten Sleman, Tahun 2004
B. Deskripsi Kelompok Tani
Secara umum dari tahun 2004-2005 jumlah kelompok tani di
Kabupaten Sleman mengalami peningkatan, yaitu dari 586 kelompok tani
menjadi 650 kelompok tani. Jumlah kelompok tani yang paling banyak
terdapat di Kecamatan Cangkringan dengan jumlah 55 kelompok tani,
selanjutnya Kecamatan Tempel dan Pakem dengan jumlah 51 kelompok tani.
Untuk jumlah kelompok tani paling sedikit adalah di Kecamatan Depok
dengan jumlah 12 kelompok tani. Hampir di setiap desa terdapat kelompok
tani, namun tidak setiap dusun terdapat kelompok tani. Jumlah anggota
kelompok tani dapat mencapai 149 orang.
Sebagian besar kelompok tani di Kabupaten Sleman kegiatan usahanya
adalah padi. Selain kegiatan usaha padi terdapat kelompok tani dengan
kegiatan usaha palawija dan kegiatan usaha hortikultura. Kegiatan usaha
palawija mencakup komoditas jagung, kacang tanah, kedelai serta tales.
Kegiatan usaha hortikultura mencakup sayuran dan buah-buahan ( semangka,
jambu, rambutan, manggis dan salak pondoh).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Kelompok tani dengan kegiatan usaha padi tersebar hampir di setiap
kecamatan yaitu di Kecamatan Minggir, Moyudan, Godean, Seyegan, Mlati,
Tempel, Gamping, Ngaglik, Cangkringan, Ngemplak, Depok, Kalasan,
Berbah dan Prambanan. Untuk kegiatan usaha hortikultura tersebar di
kecamatan Ngaglik, Cangkringan, Pakem, Ngemplak dan Minggir. Kegiatan
usaha buah-buahan yaitu salak pondoh hanya terdapat di kecamatan Turi,
Tempel dan Pakem. Kegiatan Usaha palawija tersebar di Kecamatan Ngaglik,
Prambanan, Kalasan dan Sleman.
Keanggotaan dari kelompok tani di Kabupaten Sleman tidak
mempunyai kritetria-kriteria yang memberatkan bagi petani. Kriteria yang
harus dipenuhi adalah para petani harus membayar iuran wajib setiap
bulannya. Semua petani boleh ikut menjadi anggota dari kelompok tani yang
ada di daerah masing-masing petani, karena sifat keanggotaan kelompok tani
bersifat terbuka. Namun dibeberapa daerah setiap petani yang ada didaerah
tersebut diharuskan untuk menjadi anggota kelompok tani. Selain itu petani
juga harus mengikuti semua kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tani
tersebut.
Dalam hal pendanaan, secara umum pendanaan kelompok tani
diperoleh dari iuran anggota yang dikumpulkan tiap pertemuan yaitu setiap
satu bulan sekali. Selain iuran dari anggota kelompok tani juga mendapatkan
bantuan dari Dinas Pertanian yang berupa pinjaman dengan bunga lunak atau
penguatan modal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Struktur Organisasi kelompok tani :
Gambar IV.1. Struktur organisasi kelompok tani
Sumber : Kelompok Tani Kecamatan Turi
Dalam struktur organisasi kelompok tani yang beperan sebagai
pelindung adalah Dinas Pertanian dengan diwakilkan pada seorang PPL
(Petugas Penyuluh Lapangan). Penasehat dalam struktur organisasi kelompok
tani adalah Kadus (Kepala Dusun). Tugas dari ketua I adalah mengurusi
organisasi kedalam misalnya tata tertib, kebutuhan para anggota, penyusunan
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dengan bantuan ketua II,
bendahara, dan sekertaris. Tugas dari bendahara dalam kelompok tani adalah
mengatur keluar masuknya dana atau uang, misalnya untuk membeli pupuk,
Pelindung
Penasehat
Ketua I
Ketua II
Sekretaris
Seksi Usaha Seksi Koperasi
Anggota
Seksi Saprotan
Bendahara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
bibit dan obat hama untuk kepentingan para anggota serta mencatat iuran para
anggota. Tugas sekertaris dalam kelompok tani adalah membuat notulen rapat,
mencatat keluar masuknya surat-surat, bersama ketua menandatangani surat-
surat penting misalnya surat keputusan dan surat penetapan. Seksi Usaha
dalam kelompok tani bertugas untuk mengusaha modal atau pinjaman,
menghadirkan Petugas Penyuluhan Lapangan (PPL) untuk membantu
memecahkan masalah yang dihadapi oleh kelompok tani. Untuk Seksi
Koperasi bertugas mengumpulkan iuran dari anggota, memberikan pinjaman
pada anggota. Tugas Seksi Saprotan (Sarana Produksi Pertanian) dalam
kelompok tani adalah memenuhi kebutuhan para anggota misalnya bibit,
pupuk, obat hama atau penyakit serta alat-alat yang dapat menunjang usaha
para anggota, misalnya sprayer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil temuan lapangan yang telah diperoleh, maka penulis
akan mencoba membahas Perkembangan Gerakan Petani pada masa Orde Baru
dan Perkembangan Gerakan Petani pada masa Reformasi.
1. Perkembangan Gerakan Petani Pada Masa Orde Baru
Gerakan petani di Kabupaten Sleman pada masa orde baru mulai
berkembang pada tahun 1966 sampai tahun 1998. Bentuk gerakan petani di
Kabupaten Sleman pada masa orde baru sering disebut dengan kelompencapir.
Kelompencapir adalah kelompok pendengar, pembaca dan pemirsa.
Kelompencapir merupakan gerakan petani yang dibentuk oleh pemerintah
pusat, maka kelompencapir diharuskan untuk melaksanakan kebijakan yang
dibuat oleh pemerintah pusat jadi secara tidak langsung kelompencapir
merupakan alat pemerintah untuk melaksanakan kebijakan pemerintah pada
masa orde baru, misalnya revolusi hijau. Kebijakan-kebijakan pemerintah
pada masa orde baru disampaikan oleh Dinas Pertanian yaitu dengan bantuan
seorang mantri tani. Hampir disetiap Kecamatan di Kabupaten Sleman
terdapat gerakan petani kelompencapir, namun di Kecamatan Turi tepatnya di
desa Girikerto gerakan Petani kelompencapir sering disebut dengan KUT atau
Kelompok Usaha Tani.
Tujuan dari kelompencapir di Kabupaten Sleman adalah untuk
melaksanakan kebijakan dari pemerintah pusat yaitu dengan membantu para
petani menyelesaikan masalah-masalah pertanian serta meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
pengetahuan petani tentang bidang usahanya masing-masing. Untuk mencapai
tujuan tersebut maka kegiatan yang dilakukan oleh kelompencapir adalah
mengadakan pertemuan dengan para anggota dengan seorang mantri tani
setiap 35 hari sekali. Mantri tani merupakan petugas penyuluh lapangan yang
bertugas untuk memberikan informasi dan meningkatkan pengetahuan para
anggota kelompencapir serta membantu menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang dihadapi oleh para anggota kelompencapir. Pertemuan
tersebut biasanya diadakan di gubug yang terdapat ditengah persawahan.
Dalam pertemuan tersebut biasanya mantri tani memberikan penyuluhan
tentang hal-hal yang berkaitan dengan bidang usaha para petani, misalnya
bagaimana cara pemupukan yang berimbang agar mendapatkan hasil panen
padi yang memuaskan. Untuk lebih memperjelas pemahaman para petani
maka mantri tani akan menyewa sebidang lahan atau sawah untuk dijadikan
sawah percobaan. Sawah percobaan ini kemudian dijadikan tempat untuk
menerapkan materi penyuluhan yang telah dilakukan oleh mantri tani. Sawah
percobaan tersebut kemudian akan dikelola secara bersama-bersama dengan
para anggota kelompencapir. Kegiatan lain yang dilakukan oleh
kelompencapir adalah mengadakan dialog antara para anggota kelompencapir
dengan mantri tani. Dalam dialog tersebut biasanya membahas masalah-
masalah pertanian yang dihadapi oleh para petani, misalnya mengenai hama
penyakit. Untuk membantu para anggota maka mantri tani akan memberikan
solusi atas permasalahan para anggota kelompencapir tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Untuk bergabung menjadi anggota kelompencapir tidak dibutuhkan
kriteria-kriteria yang dapat memberatkan para petani, semua petani diberikan
kesempatan yang sama untuk menjadi anggota kelompencapir dengan kata
lain sifat keanggotaan dari kelompencapir adalah terbuka dan sukarela, karena
sifat keanggotaan tersebut maka anggota dari kelompencapir di Kabupaten
Sleman dapat mencapai 300 petani. Pada masa orde baru yang mengurusi
semua kegiatan yang dilakukan oleh kelompencapir dipegang oleh Kepala
Dusun (Kadus), jadi Kadus oleh para anggota dijadikan sebagai ketua
kelompencapir. Dalam menjalankan tugasnya Kadus dibantu oleh sekretaris,
bendahara dan seksi saprotan. Sekretaris dan bendahara dipilih dari anggota
kelompencapir, jadi semua anggota atau petani mempunyai kesempatan yang
sama untuk menjadi pengurus gerakan petani kelompencapir.
Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh kelompencapir di Kabupaten
Sleman pada masa orde baru adalah modal dan kurangnya tenaga penyuluh
atau mantri tani. Para petani pada masa orde baru sangat kesulitan dalam hal
modal, modal ini dipergunakan oleh para petani untuk membeli bibit, obat
hama dan pupuk serta untuk mengolah lahan pertanian. Untuk mengatasi
hambatan tersebut kelompencapir biasanya menjalin kerjasama dengan KUD
(Koperasi Unit Desa). Kerjasama tersebut mempermudah para petani untuk
memperoleh bibit, obat hama dan pupuk. Para petani biasanya dapat membeli
bibit, pupuk serta obat hama di KUD dengan kredit, dengan demikian
hambatan modal para petani dapat diatasi. Hambatan yang tidak dapat diatasi
oleh kelompencapir adalah kurangnya tenaga penyuluh atau Mantri tani, karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
setiap satu kelurahan hanya terdapat satu orang tenaga penyuluh atau mantri
tani, padahal anggota dari kelompencapir bisa mencapai tiga ratus petani.
Dalam mengembangkan kelompencapir di Kabupaten Sleman, pihak-
pihak yang berperan hanya KUD dan tenaga penyuluh. KUD memberikan
pelayanan berupa penjualan bibit, pupuk dan obat hama secara kredit. Selain
itu KUD juga memberikan pinjaman kepada para petani yang dikembalikan
secara kredit. Tenaga penyuluh atau mantri tani memberikan informasi tentang
pertanian atau memberikan tambahan pengetahuan bagi para petani.
a. Hak petani
Hak petani adalah hak-hak yang mendasar yang dimiliki dan diperoleh
untuk kelangsungan hidupnya sebagai petani yang harus diakui dan dilindungi
oleh negara.
Dengan adanya gerakan petani kelompencapir di Kabupaten Sleman
pada masa orde baru, maka hak-hak petani yang dapat dipenuhi dengan
adanya gerakan petani kelompencapir adalah :
1. Hak petani untuk hidup. Pada masa orde baru dengan adanya gerakan
petani kelompencapir, maka hak petani untuk hidup yang dapat terpenuhi
adalah hak untuk mendapatkan atau memperoleh bahan-bahan, alat-alat
produksi dan teknologi. Dengan adanya kelompencapir maka akan
mempermudah para anggota mendapatkan bahan-bahan pertanian seperti
bibit, pupuk, obat hama, karena dalam kelompencapir tersebut terdapat
seksi saprotan yang akan membantu para petani memenuhi kebutuhan
akan bahan-bahan, alat-alat dan teknologi pertanian. Selain itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
kelompencapir juga menjalin kerjasama dengan KUD, hal ini lebih
mempermudah para anggota untuk mendapatkan bahan-bahan dan alat-alat
produksi dengan cara kredit. Selain hak untuk mendapatkan bahan-bahan,
alat-alat dan teknologi pertanian, hak yang dapat terpenuhi dengan adanya
kelompencapir adalah hak untuk mendapatkan pendidikan dan informasi,
hak ini dipenuhi dengan adanya kegiatan yang dilakukan oleh
kelompencapir yaitu dialog dan penyuluhan yang diberikan oleh mantri
tani. Dengan adanya kegiatan tersebut maka pengetahuan para anggota
tentang bidang usahanya akan meningkat sehingga akan berdampak pada
hasil panen yang memuaskan. Hasil panen yang memuaskan akan
berdampak pada terpenuhinya hak petani yang lain yaitu hak akan
pendapatan yang layak, apabila hasil panen memuaskan akan membuat
harga jual naik sehingga pendapatan para petani akan ikut naik.
Peningkatan pendapatan para anggota akan mengakibatkkan hak-hak
petani yang lain dapat terpenuhi yaitu hak untuk membangun keluarga
yang sejahtera, hak akan makanan yang cukup, hak untuk memenuhi
sandang, tempat tinggal yang layak dan berhak untuk mendapatkan
bantuan dari pihak lain yaitu dari KUD yang berupa kemudahan
mendapatkan bahan-bahan, alat-alat pertanian dengan cara kredit serta
bantuan berupa pinjaman modal kepada para petani.
2. Hak petani atas penguasaan dan pemakaian sumber daya alam dan
kemampuan pribadi. Hak yang dapat dimiliki dan diperoleh oleh para
petani pada masa orde baru dengan adanya kelompencapir adalah hak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
untuk memperoleh kebutuhan produksi pertanian, para anggota
memperoleh kebutuhan produksi pertanian dari kelompencapir dan KUD.
Kebutuhan produksi pertanian yang diperoleh dari kelompencapir berupa
bibit, pupuk dan obat hama sedangkan dari KUD berupa keringanan
pembayaran apabila membeli bibit, pupuk dan obat hama yaitu dengan
cara kredit selain itu KUD juga memberikan pinjaman modal bagi para
anggota. Selain hak untuk memperoleh kebutuhan produksi pertanian
adalah hak untuk mendapatkan pelayanan irigasi secara adil. Biasanya
untuk irigasi dilakukan secara bergiliran, sehingga para anggota akan
mendapatkan pelayanan irigasi yang adil. Hak untuk mendapatkan
perlindungan hukum atas lahan pertanian dan tempat tinggal yaitu dengan
pemilikan surat tanah atau sertifikat tanah.
3. Hak petani atas produksi, pada masa orde baru hak atas produksi yang
dapat dipenuhi dengan adanya kelompencapir adalah hak untuk
memproduksi jenis tanaman yaitu padi khususnya IR 64, palawija dan
pada tahun 1987 para petani di Kabupaten Sleman khususnya Kecamatan
Turi, Tempel dan Pakem diperbolehkan memproduksi jenis tanaman selain
padi dan palawija yaitu salak. Hak untuk memperoleh modal produksi,
petani telah memperoleh bantuan berupa bibit dan pupuk yang sering
disebut saprodi atau sarana produksi dari kelompencapir dan bantuan
modal dari KUD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
4. Hak petani atas konsumsi, pada masa orde baru hak atas konsumsi yang
dapat dipenuhi dengan adanya kelompencapir adalah hak untuk
mengkonsumsi hasil produksinya secara cukup.
5. Hak petani akan pemasaran produk dan pengadaan asupan, jaminan mutu
dan kekayaan intelektual akan produknya. Pada masa orde baru dengan
adanya kelompencapir hak akan pemasaran produk dan pengadaan asupan,
jaminan mutu dan kekayaan intelektual akan produknya adalah hak
memasarkan produknya serta jaminan suplai asupan yang dibutuhkan
dalam proses produksi, para anggota diberikan kebebasan untuk
memasarkan hasil produksi pertaniannya. Biasanya para petani padi
menjual hasil pertaniannya kepada seorang tengkulak. Selain itu para
anggota kelompencapir juga telah memperoleh jaminan suplai asupan
yang dibutuhkan dalam proses produksi yaitu dari kelompencapir dengan
program saprodi dan dari KUD dengan keringanan pembayaran serta
pinjaman modal. Hak untuk memilih pendamping ahli atau teknis, dalam
hak ini petani tidak dapat bebas memilih karena setiap kelurahan sudah
ditentukan siapa yang akan menjadi pendamping ahli atau teknis bagi para
petani.
6. Hak petani akan keberorganisasian. Pada masa orde baru dengan adanya
kelompencapir hak petani yang keenam yaitu tentang keberorganiasian
dapat dipenuhi yaitu dengan adanya sifat keanggotaan dari kelompencapir
yang bersifat terbuka, semua petani diberikan kesempatan yang sama
untuk menjadi anggota kelompencapir tidak ada kriteria yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
memberatkan petani. Kelompencapir juga merupakan organisasi yang
telah mendapatkan perlindungan hukum dari pemerintah pusat.
7. Hak petani akan pelanjutan keturunannya serta makhluk lainnya yang
menjamin kelangsungan hidupnya. Pada masa orde baru dengan adanya
kelompencapir hak petani akan pelanjutan keturunannya serta makhluk
lainnya yang menjamin kelangsungan hidupnya yang dapat terpenuhi
adalah hak untuk pembentukan keluarga dan melangsungkan kehidupan
serta keturunannya. Selain itu petani juga memiliki hak untuk memelihara
makhluk hidup lain yang dapat menjamin kelangsungan hidup petani,
misalnya kerbau atau sapi yang dapat dipergunakan untuk mengolah lahan
pertanian atau sawah.
8. Hak petani akan ekspresi atau pengungkapan. Hak ini telah dimiliki dan
diperoleh para petani di Kabupaten Sleman pada masa orde baru yaitu hak
untuk memperoleh perlindungan mengenai bahasa lokal, para petani di
Kabupaten Sleman biasanya menggunakan bahasa Jawa untuk
berkomunikasi dengan petani lain. Selain bahasa lokal, petani juga
mendapatkan perlindungan mengenai budaya dan adat setempat, biasanya
sebelum melaksanakan panen para petani di Kabupaten Sleman melakukan
upacara yang disebut “wiwit”. Selain itu dibeberapa wilayah terdapat
upacara yang disebut “ besel” yang dilakukan pada waktu awal menanam
padi.
9. Hak petani yang berkaitan dengan penentuan budidaya atau produksi.
Dengan adanya kelompencapir maka hak yang dapat dipenuhi adalah hak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
untuk memproduksi benih lokal, hak ini telah dimiliki oleh para petani
pada masa orde baru yaitu petani diperbolehkan untuk memproduksi benih
lokal, namun benih lokal yang harus diproduksi oleh para petani adalah
padi. Untuk benih padi petani biasanya memperolehnya dari KUD dan dari
kelompencapir yaitu dengan bantuan saprodi. Hak untuk mengolah lahan
pertanian, menentukan teknologi pertanian, hak ini terpenuhi dengan
bantuan mantri tani. Dalam mengolah lahan pertanian para anggota harus
sesuai dengan informasi yang telah disampaikan oleh mantri tani. Hak
menentukan dosis pemupukan dan pengendalian hama sama halnya
dengan hak petani dalam mengolah lahan pertanian, dalam menentukan
dosis pemupukan dan pengendalian hama para petani melakukannya harus
sesuai dengan informasi yang disampaikan oleh mantri tani. Misal dalam
pemupukan para petani harus melaksanakan pemupukan secara berimbang
seperti penggunaan pupuk KaCl 1 Kg, pupuk Urea 3 Kg dan pupuk TSP 1
Kg. Untuk pengendalian hama biasanya dengan obat hama yang dibeli
dari KUD. Di beberapa wilayah untuk memberantas hama tikus petani
melakukannya dengan memberikan racun tikus atau secara bersama-sama
berburu tikus di sawah. Hak untuk memproduksi pupuk alami,misalnya
petani membuat pupuk kompos yang terbuat dari daun-daunan atau pupuk
kandang.
2. Perkembangan Gerakan Petani Pada Masa Reformasi
Gerakan Petani pada masa reformasi mulai berkembang pada tahun
1998 sampai sekarang. Pada masa reformasi para petani sudah diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
kebebasan dalam hal menentukan jenis atau varietas tanaman, tidak seperti
pada masa orde baru yang para petani hanya diperbolehkan menanam padi
dan palawija. Gerakan petani pada masa reformasi disebut sebagai kelompok
tani. Kelompok tani merupakan gerakan petani yang terbentuk karena
kemauan para petani sendiri tanpa paksaan dari pemerintah tetapi harus
dengan pembinaan dari Dinas Pertanian. Pada tahun 2000 Dinas Pertanian
melakukan pengukuhan terhadap kelompok tani yang ada di Kabupaten
Sleman, hal ini dilakukan oleh Dinas Pertanian dengan tujuan untuk
mengetahui dan menentukan kelompok tani yang dapat berkembang dan
kelompok tani yang tidak dapat berkembang. Untuk kelompok tani yang tidak
dapat berkembang maka oleh Dinas pertanian akan dibubarkan. Pengukuhan
ini dilakukan agar dapat mempermudah Dinas Pertanian untuk melakukan
pemantauan perkembangan kelompok tani serta mempermudah Dinas
Pertanian dalam memberikan bantuan baik berupa tenaga ahli atau yang biasa
disebut PPL (Petugas Penyuluh Lapangan) dan bantuan berupa modal. Pada
masa reformasi kelompok tani di Kabupaten Sleman terus berkembang, hal ini
terbukti dari semakin banyaknya kelompok tani yang bermunculan, pada
tahun 2003 kelompok tani di Kabupaten Sleman telah mencapai 509
kelompok tani, pada tahun 2004 jumlah kelompok tani di Kabupaten Sleman
mencapai 586 kelompok tani, sedangkan pada tahun 2005 jumlah kelompok
tani di Kabupaten Sleman telah mencapai 650 kelompok tani. Hal ini
menunjukkan bahwa setaip tahunnya kelompok tani di Kabupaten Sleman
selalu mengalami perkembangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Sacara umum tujuan didirikannya kelompok tani di Kabupaten Sleman
adalah untuk berkelompok dengan sesama petani yang mempunyai kegiatan
usaha sama untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh para
anggota, mempererat hubungan para petani, wadah perjuangan untuk para
petani untuk menunjang usahanya, mencari modal dengan mengusahakan
pinjaman dari pihak swasta. Untuk mewujudkan tujuan kelompok tani tersebut
maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tani (Kelompok tani
bidang usaha pangan) adalah arisan rutin, simpan pinjam. Pada kegiatan arisan
ini para anggota biasanya membayar uang sebesar Rp10.000,00. Selain
membayar uang arisan para anggota juga diharuskan untuk membayar iuran
wajib sebesar Rp 2000,00 yang kemudian dipergunakan untuk penambahan
modal atau penguatan modal bagi kelompok tani tersebut. Kegiatan ini rutin
dilaksanakan setiap satu bulan sekali serta dengan tempat yang berbeda-beda
yaitu setiap anggota kelompok tani memperoleh giliran untuk menyediakan
tempat, namun ada beberapa kelompok tani yang melaksanakan kegiatan
tersebut hanya bertempat di rumah ketua kelompok tani. Untuk kegiatan
simpan pinjam, biasanya para anggota diberikan kesempatan untuk meminjam
uang yang bisa dipergunakan untuk menunjang kegiatan produksi pertanian,
misalnya membeli pupuk, membeli obat hama, menyewa traktor atau bajak.
Dalam kegiatan simpan pinjam tersebut para anggota diberikan kelonggaran
dalam hal membayar pinjaman tersebut yaitu dengan batas pengembalian
selama 5 bulan dengan 5 kali cicilan, dengan bunga 3% per bulan. Apabila
anggota tidak membayar pinjaman tersebut maka terdapat sanksi yaitu denda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
sebesar bunga yaitu 3%. Selain kegiatan arisan dan simpan pinjam, dalam
kelompok tani juga mengadakan kegiatan penyuluhan. Penyuluhan ini
biasanya dilakukan oleh Dinas Pertanian yang dilakukan oleh Petugas
Penyuluh Lapangan (PPL) atau dari mahasiswa KKN. Penyuluhan lebih sering
dilakukan oleh petugas penyuluh lapangan atau PPL, penyuluhan yang
diberikan biasanya mengenai bagaimana cara menanam, memilih bibit,
perawatan tanaman dan panen. Selain itu kelompok tani juga memberikan
kesempatan pada pihak swasta atau industri benih, pupuk, obat hama untuk
melakukan promosi. Hal ini bertujuan agar mempermudah para anggota dalam
hal memperoleh bibit, pupuk atau obat hama. Apabila para petani berminat
dan ingin membeli pupuk, obat hama dan bibit tersebut, biasanya pihak swasta
atau industri tersebut akan memberikan keringanan pembayaran berupa
pembayaran kredit sebanyak 3 kali.
Dibeberapa daerah yaitu di Kecamatan Tempel selain kegiatan arisan,
simpan pinjam, penyuluhan dan promosi dari pihak swasta atau industri juga
terdapat kegiatan lain yang disebut dengan sekolah pertanian. Sekolah
pertanian ini biasanya diadakan setiap satu bulan sekali dan dilaksanakan pada
siang hari. Dalam sekolah pertanian tersebut kegiatannya adalah berupa
pemberian informasi dan peningkatan pengetahuan para petani yang diberikan
oleh para petugas dari Dinas Pertanian. Walaupun kegiatan sekolah pertanian
ini dilakukan pada siang hari namun banyak petani yang lebih berminat untuk
mengikuti kegiatan tersebut daripada bekerja di sawah. Alasan para petani
mengapa lebih berminat mengikuti sekolah pertanian tersebut adalah karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
sekolah pertanian tersebut dapat membantu para petani untuk
mengembangkan usaha pertaniannya serta dapat meningkatkan
pengetahuannya tentang pertanian. Selain itu para petani juga mendapatkan
imbalan atau semacam ganti rugi karena selama satu hari para petani tidak
melakukan kegiatan disawah. Ganti rugi tersebut berupa uang sebesar Rp
30.000,00 setiap kali pertemuan.
Di Kecamatan Seyegan terdapat Kelompok Wadah Belajar Petani
(WBP), biasanya pertemuan ini diadakan setiap sabtu pahing dan sabtu legi.
Kegiatan yang dilakukan adalah pelatihan ekologi tanah dan pembuatan
kompos aktif. Fasilitas yang diberikan adalah lahan belajar, perpustakaan
petani, laboratorium hayati, perlengkapan pelatihan dan komputer. Selain itu
para petani juga mendapatkan uang pelatihan yaitu Rp 50.000,00/hari serta
mendapatkan makan 3 kali, snack 2 kali dan buku panduan.
Untuk menjadi anggota dari kelompok tani di Kabupaten Sleman
terdapat kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh para petani yaitu
bersedia untuk membayar iuran wajib setiap bulannya atau setiap ada
pertemuan. Sifat keanggotaan dari kelompok tani di Kabupaten Sleman secara
umum adalah terbuka, bebas, semua petani boleh bergabung menjadi anggota
dengan syarat petani tersebut masih berada di daerah kelompok tani tersebut
didirikan. Jumlah anggota dari Kelompok tani di Kabupaten Sleman ada yang
mencapai 149 petani. Untuk menjadi ketua kelompok tani kriteria yang harus
dipenuhi adalah dituakan diantara para petani, mau memberikan tenaga,
pikiran demi kemajuan kelompok tani, mempunyai kesanggupan dan
kemampuan untuk memimpin para petani, mampu membawa petani menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
petani yang lebih baik, mempunyai lahan, bisa menjadi contoh bagi petani
lain.
Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh kelompok tani adalah masalah
permodalan. Untuk masalah permodalan kelompok tani mengatasinya dengan
mewajibkan para anggota membayar iuran wajib setiap bulannya dan
mengusahakan pinjaman dengan pihak lain, misal industri pupuk. Dalam
masalah permodalan ini Dinas Pertanian juga memberikan bantuan pinjaman
berupa penguatan modal sebesar Rp 20.000.000,00 setiap tahun dengan bunga
lunak sebesar 0,5% setiap bulannya. Selain masalah permodalan, masalah
yang dihadapi oleh para anggota atau petani adalah masalah pertanian
misalnya masalah hama penyakit, tidak tersedianya pupuk pada waktu di
butuhkan atau pada masa tanam serta kurangnya penyuluhan pada beberapa
kelompok tani. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah pertanian
tersebut biasanya dengan mengadakan penyuluhan pertanian.
Berkembangnya kelompok tani di Kabupaten Sleman tidak lepas dari
peran atau bantuan dari pihak lain, yaitu Dinas Pertanian dengan memberikan
penyuluhan pertanian dengan mengirimkan 2 sampai 4 tenaga ahli pertanian
atau petugas penyuluh pertanian dan pemberian pinjaman dengan bunga lunak
sebesar 2% setiap bulannya. Selain memberikan bantuan berupa petugas
penyuluh lapangan dan bantuan penguatan modal, Dinas Pertanian juga
memiliki program dalam rangka mengembangkan kelompok tani di
Kabupaten Sleman, yaitu dengan mengirim perwakilan atau ketua kelompok
tani untuk melakukan studi banding di daerah lain, misalnya di daerah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Sumatera, Sulawesi atau Kalimantan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar
para petani memperoleh pengetahuan baru dalam hal produksi pertanian serta
dapat membandingkan penerapan ilmu pertanian dari daerah studi banding
dengan daerah asal. Peran industri swasta yaitu industri bibit, pupuk, obat
hama juga telah mempermudah para anggota untuk memperoleh bibit, obat
hama, pupuk. Selain Dinas Pertanian, industri swasta yaitu industri pupuk,
bibit, obat hama, peran mahasiswa yang melakukan kuliah kerja nyata juga
mempunyai peran dalam mengembangkan kelompok tani di Kabupaten
Sleman yaitu dengan memberikan penyuluhan yang berkaitan dengan bidang
usaha kelompok tani. Peran Lembaga Swadaya Masyarakat dalam
mengembangkan kelompok tani juga dapat diperhitungkan yaitu dengan
memberikan penyuluhan yang berkaitan dengan bidang usaha kelompok tani
tersebut.
Perkembangan kelompok tani dengan binaan dari Dinas Pertanian juga
diikuti oleh berkembangnya gerakan petani yang merupakan binaan sebuah
Lembaga Swadaya Masyarakat. Di Kabupaten Sleman gerakan petani yang
merupakan gerakan petani binaan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat
adalah gerakan petani yang disebut dengan Kelompok Peduli Pangan Lokal
Sleman (KPPL). Kelompok Peduli Pangan Sleman pada awalnya terdiri dari 5
kecamatan di Kabupaten Sleman yaitu Minggir, Tempel, Turi, Pakem dan
Cangkringan. Namun dalam perkembangan selanjutnya Kecamatan Minggir
dan Tempel tidak aktif dalam kegiatan yang diadakan oleh Kelompok Peduli
Pangan Sleman. Setelah Kelompok Peduli Pangan Sleman melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
sosialisasi maka Kecamatan Ngemplak ikut bergabung menjadi anggota
Kelompok Peduli Pangan Lokal Sleman . Untuk wilayah propinsi Yogyakarta
gerakan petani KPPL disebut Jaringan Simpul Pangan Lokal Yogyakarta.
Anggota dari Jaringan Simpul Pangan Yogyakarta adalah Kabupaten Kulon
Progo, Bantul dan Gunung Kidul.
Latar belakang didirikan gerakan petani Kelompok Peduli Pangan
Sleman adalah karena adanya keprihatinan terhadap para pemuda bangsa
Indonesia yang telah melupakan warisan nenek moyang yaitu makanan berupa
umbi-umbian. Tujuan dari didirikan gerakan petani Kelompok Peduli Pangan
Sleman adalah menanamkan kecintaan anak-anak pada pangan lokal yaitu
berupa pengenalan berbagai macam umbi-umbian. Pangan lokal hanyalah
jalan masuk untuk mengenalkan potensi diluar lingkungan anak-anak. Pangan
lokal juga dapat mengangkat sektor pertanian yang terus terpuruk. Dengan
adanya empati anak diharapkan akan membawa perubahan positif bagi nasib
para petani.
Kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Peduli Pangan Sleman yang
terdiri dari Kelompok Langkah Bocah, Kelompok Tani Agrotama Muda,
Kelompok Tani Hastakarta Muda dan Forum Komunikasi Remaja Islam
adalah pada tahun 2002 melakukan kampanye atau sosialisasi mengenai
pangan lokal. Sasaran kampanye tersebut adalah seluruh lapisan masyarakat,
yaitu orang tua, pemuda, guru sampai siswa sekolah. Untuk pihak sekolah
Kelompok Peduli Pangan Sleman berusaha mengenalkan pangan lokal kepada
para siswa dengan cara memberikan muatan lokal atau sekolah pertanian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
tentang pangan lokal. Untuk saat ini sekolah yang melaksanakan sekolah
pertanian tentang pangan lokal berjumlah 12 Sekolah Dasar dan yang paling
banyak di Kecamatan Cangkringan. Kegiatan lain adalah mengikuti pameran
dengan menggelar stand pangan lokal, sosialisasi ke masyarakat, misalnya
bagaimana cara membuat emping dari garut, membuat masakan dari umbi-
umbian, memberikan informasi tentang manfaat dari umbi-umbian tersebut
bagi kesehatan masyarakat apabila mengkonsumsi umbi-umbian tersebut,
misalnya uwi ungu untuk menurunkan kolesterol.
Keanggotaan dari Kelompok Peduli Pangan Sleman adalah semua
lapisan masyarakat diperbolehkan ikut menjadi anggota dengan syarat bahwa
anggota mau duduk sejajar tidak ada pembedaan. Jumlah anggota dari
Kelompok Peduli Pangan Sleman telah mencapai 80 orang lebih. Untuk
Kelompok Peduli Pangan Sleman pertemuan dengan para anggota diadakan
setiap 3 bulan sekali sedangkan untuk Jaringan Simpul Pangan Lokal
Yogyakarta diadakan 1 tahun 2 kali pertemuan. Pertemuan tersebut membahas
tentang perencanaan program dan evaluasi program.
Hambatan yang di hadapi oleh gerakan petani ini adalah sebagian
masyarakat tidak merespon kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh
Kelompok Peduli Pangan Sleman. Untuk mengatasi hambatan tersebut
Kelompok Peduli Pangan Sleman lebih sering melakukan sosialisasi didaerah-
daerah lain serta meningkatkan produksi dan pemasaran pangan lokal. Dalam
mengembangkan gerakan petani ini Kelompok Peduli Pangan Sleman hanya
mengandalkan modal sendiri tanpa bantuan pihak lain, hal ini dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
karena Kelompok Peduli Pangan Sleman ingin belajar mendiri tanpa
menggantungkan pada bantuan pihak lain.
Kelompok Peduli Pangan Sleman pada tanggal 6 Juli 2005 mendirikan
sebuah warung yang dikenal dengan Warung Candi Lumbung Lokal. Warung
ini terletak di Jalan Raya Turi-Pakem, Dusun Nepen, Candibingun, Pakem,
Sleman. Warung Candi Lumbung Lokal tersebut menjual berbagai macam
pangan lokal misalnya gembili, uwi, suweg, midro, cantel, garut, beras
organik, ganyong. Warung Candi Lumbung Lokal tersebut dikelola oleh
Kelompok Langkah Bocah, Kelompok Tani Agrotama Muda Kelompok Tani
Hastakarta Muda dan Forum Komunikasi Remaja Islam (Forkareiska).
Warung Candi Lumbung Lokal tersebut telah memiliki pelanggan
tetap yaitu pelanggan dari Kota Madya Yogyakarta. Selain itu Warung
Lumbung Lokal tersebut memperoleh permintaan dari luar jawa yaitu Bali,
agar setiap bulannya mengirimkan 1 ton umbi-umbian dalam bentuk setengah
jadi. Pada pertengahan tahun 2005 perputaran uang di Warung Candi
Lumbung Lokal telah mencapai Rp 14.000.000,00. Namun Warung Lumbung
Lokal belum dapat memenuhi permintaan tersebut dikarenakan keterbatasan
umbi-umbian.Untuk memenuhi kebutuhan Warung Candi Lumbung Lokal,
biasanya umbi-umbian didatangkan dari Kabupaten Bantul, Kulon Progo dan
Gunung Kidul.
Hambatan yang dihadapi oleh Warung Candi Lumbung Lokal adalah
Kesibukan para anggota yang memiliki pekerjaan lain, terpancang musim
karena panen umbi-umbian biasanya pada bulan Mei sampai bulan Juni.
Umbi-umbian yang dipanen tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan para
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
pelanggan dalam 1 tahun, karena itu pada bulan Mei 2007 Warung Candi
Lumbung Lokal tidak dapat melakukan kegiatannya dikarenakan kehabisan
umbi-umbian. Hambatan yang dihadapi oleh Warung Candi Lumbang Lokal
belum dapat teratasi, oleh karena itu dari bulan Mei Warung Candi Lumbung
Lokal tidak dapat beroperasi.
a. Hak Petani
Hak petani adalah hak-hak yang mendasar yang dimiliki dan diperoleh
untuk kelangsungan hidupnya sebagai petani yang harus diakui dan dilindungi
oleh negara.
Dengan adanya gerakan petani kelompok tani di Kabupaten Sleman
pada masa reformasi, maka hak-hak petani yang dapat dipenuhi dengan
adanya gerakan petani kelompok tani adalah :
1. Hak petani untuk hidup. Pada masa reformasi hak petani akan hidup yang
dapat terpenuhi dengan adanya kelompok tani adalah hak untuk
memperoleh pendidikan dan pengajaran, hak ini terpenuhi dengan adanya
penyuluhan yang diberikan oleh petugas penyuluh lapangan, Lembaga
swadaya masyarakat serta dari mahasiswa yang sedang melakukan Kuliah
kerja nyata. Selain itu di beberapa Kecamatan yaitu di Kecamatan Tempel
terdapat gerakan petani yang disebut dengan sekolah pertanian yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan para petani. Di Kecamatan
Seyegan terdapat gerakan petani yang bernama Wadah Belajar Petani
(WBP), yang kegiatannya adalah pengenalan ekologi tanah. Para petani
juga diberikan ketrampilan untuk membuat pupuk kompos aktif. Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
adanya kegiatan-kegiatan tersebut maka ketrampilan serta pengetahuan
para petani akan meningkat. Hak untuk memperoleh bahan-bahan
pertanian diperoleh dari kelompok tani yang bekerjasama dengan industri
pupuk atau benih. Dengan adanya kerjasama tersebut para anggota
kelompok tani akan lebih mudah dalam memperoleh bahan-bahan
pertanian, selain itu para anggota juga mendapatkan keringanan
pembayaran secara kredit. Untuk memperoleh alat-alat pertanian para
anggota kelompok tani juga dapat memperolehnya dari kelompok tani
yaitu dengan bantuan seksi saprotan. Di Kecamatan Ngaglik tepatnya di
desa Donoharjo, kelompok tani didaerah tersebut telah mendapatkan
bantuan berupa alat-alat produksi pertanian yang dapat menunjang usaha
para anggota kelompok tani. Dengan terpenuhinya hak petani untuk
memperoleh bahan-bahan, alat-alat pertanian maka akan berdampak pada
meningkatnya hasil panen para anggota kelompok tani. Hasil panen yang
meningkat akan berdampak pada peningkatan pendapatan para petani,
dengan meningkatnya pendapatan para anggota maka hak petani akan
pangan, sandang, tempat tinggal yang memadai, pelayanan kesehatan akan
terpenuhi. Hak untuk memperoleh bantuan didapat dari Dinas Pertanian
yang berupa Petugas penyuluh lapangan dan bantuan penguatan modal
bagi Kelompok tani. Selain dari Dinas Pertanian para petani juga
mendapatkan bantuan dari pihak industri yaitu kemudahan memperoleh
bahan-bahan produksi dengan mendapatkan keringanan membayar. Para
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
anggota kelompok tani juga mendapatkan bantuan berupa penyuluhan dari
mahasiswa Kuliah kerja nyata serta dari Lembaga swadaya masyarakat.
2. Hak petani atas penguasaan dan pemakaian sumber daya alam dan
kemampuan pribadi. Pada masa reformasi dengan adanya kelompok tani
maka hak petani atas penguasaan dan pemakaian sumber daya alam dan
kemampuan pribadi yang dapat terpenuhi adalah hak ini meliputi hak
untuk kepemilikan lahan pertanian secara layak dan adil, hal ini terbukti
dengan dimilikinya sertifikat tanah oleh para anggota. Hak untuk
memperoleh pelayanan irigasi, biasanya pelayanan irigasi diatur secara
bergiliran sehingga para petani akan mendapatkan pelayanan irigasi
tersebut secara adil. Hak untuk kemudahan memperoleh kebutuhan asupan
produksi pertanian, hak ini diperoleh dari kelompok tani yang telah
menyediakan pupuk, bibit, obat hama untuk para anggota kelompok tani.
Dalam memenuhi kebutuhan akan asupan produksi pertanian kelompok
tani mendapatkan bantuan dari pihak industri swasta dan dari Dinas
Pertanian. Hak atas perlindungan hukum atas lahan pertanian dan tempat
tinggal yaitu dengan dimilikinya sertifikat tanah serta adanya peraturan
baru yaitu tidak diperbolehkannya mengubah lahan pertanian, misalnya di
Kecamatan Tempel, Seyegan, Moyudan, Minggir.
3. Hak petani atas produksi. Pada masa reformasi dengan adanya kelompok
tani maka hak atas produksi yang dapat dipenuhi oleh para anggota
kelompok tani adalah hak untuk memproduksi jenis tanaman, jumlah,
mutu dan caranya. Hak ini terbukti dengan adanya pembentukan kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
tani penangkar benih. Kelompok penangkar benih terdapat di Kecamatan
Kalasan, Prambanan, Turi, Tempel, Gamping. Di Kecamatan Kalasan dan
Gamping adalah kelompok tani penangkar benih padi sawah. Di
Kecamatan Prambanan adalah kelompok penangkar benih kedelai,
sedangkan di Kecamatan Turi dan Tempel adalah kelompok penangkar
benih salak pondoh dan salak gading. Hak untuk memproses dan
menyimpan hasil produksi pertanian, para anggota kelompok tani
diberikan kebebasan untuk memproses dan menyimpan hasil produksi
pertanian, biasanya para anggota langsung menjual hasil produksi
pertanian mereka, namun adapula yang menyimpan hasil produksinya
misalnya padi yang biasanya dapat dijadikan benih. Hak untuk
memperoleh modal produksi juga dapat diperoleh oleh para anggota
kelompok tani. Modal produksi biasanya diperoleh dari kelompok tani
yang telah mendapatkan bnatuan berupa penguatan modal atau berupa
pupuk, obat hama atau bibit dari Dinas Pertanian dan industri swasta.
4. Hak petani atas konsumsi. Pada masa reformasi dengan adanya kelompok
tani maka hak atas konsumsi yang dapat terpenuhi adalah hak petani untuk
mengkonsumsi hasil produksinya secara cukup bagi kebutuhan pokok
keluarga, kelompok tani memberikan kebebasan pada para anggotanya
untuk mengkonsumsi hasil produksi para anggota secara cukup bagi
kebutuhan keluarga para anggota.
5. Hak petani akan pemasaran produk dan pengadaan asupan, jaminan mutu
dan kekayaan intelektual dan produknya. Pada masa reformasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
adanya kelompok tani maka hak petani akan pemasaran produk dan
pengadaan asupan, jaminan mutu dan kekayaan intelektual dan produknya
yang dapat terpenuhi adalah hak untuk memilih secara bebas pendamping
ahli, pada masa reformasi para petani telah memperoleh pendamping ahli
dari Dinas Pertanian. Hak untuk dibangunkan sarana transportasi yang
memadai guna memasarkan produknya, pada masa reformasi telah banyak
daerah di Kabupaten Sleman yang telah dibangunkan sarana transportasi,
hal ini bertujuan agar memudahkan para petani untuk memasarkan hasil
panennya.
6. Hak petani akan keberorganisasian. Pada masa reformasi hak atas
keberorganisasian yang dapat terpenuhi adalah hak petani untuk secara
bebas tanpa halangan dari siapapun dan negara untuk membentuk dan
menyelenggarakan organisasi dan kerjasama ekonomi untuk kepentingan
kelompok atau sendiri, hak ini terwujud dengan banyaknya kelompok tani
yang bermunculan serta dari tahun ke tahun kelompok tani di Kabupaten
Sleman terus mengalami perkembangan dalam hal jumlah. Selain itu juga
terdapat kelompok tani dengan pendamping Lembaga Swadaya
Masyarakat juga dapat berkembang. Selain itu pengurus yang tergabung
dalam kelompok tani juga mempunyai kebebasan untuk menentukan dan
menuliskan anggaran dasar dan rumah tangga yang telah disepakati oleh
seluruh anggota kelompok tani. Dalam kelompok tani untuk menjadi
ketua dan pengurus, para anggota telah diberikan kebebasan untuk
mencalon diri atau mencalonkan orang lain untuk menjadi ketua dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
pengurus. Hak untuk mendirikan organisasi tingkat lokal juga telah
dimiliki oleh para petani yaitu dengan pembentukan kelompok tani. Hak
untuk mendapatkan perlindungan terhadap organisasi yang dibentuk oleh
para petani juga telah dimiliki, misalnya kelompok tani mendapatkan
perlindungan dari Dinas Pertanian dan Kepala Dusun.
7. Hak petani akan pelanjutan keturunan serta makhluk hidup lainnya yang
menjamin kelangsungan hidupnya. Pada masa reformasi dengan adanya
kelompok tani hak petani akan pelanjutan keturunan serta makhluk hidup
lainnya yang menjamin kelansungan hidupnya yang dapat terpenuhi
adalah kelompok tani telah menjunjung hak petani untuk melanjutkan
keturunan yaitu dengan pembentukan keluarga serta diperbolehkan untuk
memelihara makhluk hidup lainnya yang dapat menunjang kelangsungan
hidupnya, misalnya sapi atau kerbau yang biasanya dipergunakan untuk
mengolah lahan pertanian.
8. Hak petani akan ekspresi. Pada masa reformasi hak atas ekspresi yang
dapat dipenuhi adalah hak memperoleh perlindungan dalam penggunaan
bahasa lokal, di Kabupaten Sleman bahasa yang dipergunakan adalah
bahasa jawa. Selain perlindungan terhadap bahasa lokal petani juga
mendapatkan perlindungan atas budaya, biasanya di Kabupaten Sleman
sebelum memulai panen para petani melakukan upacara “besel” yang
dilaksanakan pada waktu akan menanam padi. Selain itu terdapat upacara
“wiwit” sebagai tanda syukur atas hasil panen para petani.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
9. Hak petani yang berkaitan dengan penentuan budidaya atau produksi. Pada
masa reformasi hak yang berkaitan dengan penentuan budidaya atau
produksi yang telah terpenuhi adalah hak untuk memproduksi benih lokal,
para anggota diberikan kebebasan untuk membentuk kelompok penangkar
benih. Hak untuk mengolah lahan pertanian sesuai kemampuan petani,
dalam mengolah lahan pertanian para anggota selalu berpedoman pada
pengetahuan yang telah diperoleh oleh para anggota dari penyuluhan yang
diberikan oleh para petugas penyuluh lapangan. Hak untuk memilih
tekonologi pertanian, misalnya dalam mengolah lahan pertanian para
anggota menggunakan traktor yang telah disediakan oleh kelompok tani,
para petani dapat menyewa pada kelompok tani. Hak untuk mengetahui
unsur hara dalam dapat diketahui oleh para anggota dari penyuluhan
petugas penyuluh lapangan. Hak untuk menentukan jenis, cara, waktu, dan
dosis pemupukan, dalam hal ini petani juga telah memiliki hak ini. Petani
diberikan kebebasan untuk melakukan pemupukan. Hak untuk
memproduksi pupuk alami yaitu dengan membuat pupuk kompos dari
daun-daunan, atau pupuk kandang. Hak untuk pengendalian hama,
misalnya dengan menyemprot obat hama pada tanaman sayuran dan
memberikan racun tikus pada tanaman padi atau secara bersama-sama
dengan para petani lain melakukan pemburuan tikus disawah-sawah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan lapangan dan pembahasan mengenai
perkembangan gerakan petani di Kabupaten Sleman, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Perkembangan gerakan petani di Kabupaten Sleman pada masa orde baru.
a. Gerakan petani pada di Kabupaten Sleman pada masa orde baru
disebut dengan kelompencapir.
b. Kelompencapir merupakan gerakan petani yang dibentuk oleh
pemerintah.
c. Tujuan dari gerakan petani kelompencapir adalah meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan para anggota mengenai bidang pertanian.
d. Kegiatan yang dilakukan oleh gerakan petani kelompencapir adalah
penyuluhan dari mantri tani kemudian mempraktekkan penyuluhan
tersebut dengan menyewa sebuah lahan atau sawah yang biasa disebut
dengan sawah percobaan serta mengadakan dialog antara para anggota
dengan mantri tani.
e. Keanggotaan dari gerakan petani kelompencapir adalah bersifat
sukarela dan terbuka, semua petani mempunyai kesempatan yang sama
untuk bergabung menjadi anggota kelompencapir. Untuk menjadi
ketua kelompencapir para anggota kelompencapir tidak mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
kesempatan yang sama karena yang menjadi ketua kelompencapir
sudah ditentukan oleh Dinas Pertanian yaitu Kepala Dusun (Kadus).
f. Bidang usaha para anggota kelompencapir adalah padi .
g. Para anggota kelompencapir tidak mendapatkan kebebasan dalam
mengelola usaha pertaniannya karena harus sesuai dengan penyuluhan
yang diberikan oleh mantri tani.
h. Pendanaan dari kelompencapir adalah diberikan langsung dari
pemerintah. Para anggota tidak mengeluarkan dana apapun.
i. Hambatan yang dihadapi oleh kelompencapir adalah kurangnya tenaga
ahli (mantri tani) serta hambatan berupa permodalan.
j. Upaya untuk mengatasi hambatan permodalan adalah pemerintah
memberikan bantuan modal berupa sarana produksi serta menjalin
kerjasama dengan Koperasi Unit Desa.
k. Pihak yang ikut berperan dalam mengembangkan kelompencapir
adalah pemerintah dengan memberikan bantuan berupa modal dan
tenaga ahli, Koperasi Unit Desa dengan memberikan keringanan
membayar bila membeli sarana produksi.
2. Perkembangan gerakan petani di Kabupaten Sleman pada masa reformasi.
a. Gerakan petani di Kabupaten Sleman pada masa reformasi disebut
dengan kelompok tani.
b. Kelompok tani merupakan gerakan petani yang dibentuk oleh prakarsa
atau inisiatif para petani dengan syarat harus dengan pembinaan dari
Dinas Pertanian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
c. Tujuan dari gerakan petani kelompok tani adalah untuk berkumpul
menyelesaikan masalah pertanian yang dihadapi oleh para anggota,
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para anggota dalam
bidang pertanian.
d. Kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tani adalah arisan, simpan
pinjam, penyuluhan pertanian oleh Petugas Penyuluh Lapangan,
Sekolah pertanian dan Wadah Belajar Petani.
e. Keanggotaan dari kelompok tani adalah bersifat terbuka dan sukarela,
namun terdapat satu syarat yang harus dipenuhi oleh para petani yaitu
harus membayar iuran wajib setiap bulanya. Untuk menjadi ketua
kelompok tani kriteria yang harus dipenuhi adalah dituakan diantara
para anggota, mau memberikan tenaga, pikiran untuk kemajuan
kelompok tani.
f. Bidang usaha para anggota kelompok tani adalah padi, palawija dan
hortikultura.
g. Para anggota kelompok tani telah memperoleh kebebasan dalam
mengelola usaha pertaniannya, sehingga bisa sesuai dengan
pengetahuan dan ketrampilan para anggota.
h. Pendanaan dari kelompok tani adalah dari iuran para anggota tiap
bulannya dan penguatan modal yang diberikan oleh Dinas Pertanian
setiap tahunnya.
i. Hambatan yang dihadapi oleh kelompok tani adalah masalah
permodalan dan masalah pertanian (penyakit tanaman, tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
tersedianya pupuk pada saat dibutuhkan oleh para petani, kurangnya
penyuluhan dari Dinas Pertanian).
j. Upaya untuk mengatasi hambatan permodalan adalah mewajibkan para
anggota untuk membayar iuran wajib setiap bulannya serta
mengusahakan pinjaman dari industri pupuk atau bibit. Untuk
mengatasi hambatan bidang pertanian dengan melaksanakan
peningkatan penyuluhan.
k. Pihak yang ikut berperan dalam mengembangkan kelompok tani
adalah Dinas Pertanian antara lain dengan memberikan bantuan berupa
penguatan modal dan mengirimkan ketua kelompok tani yang terpilih
ke daerah lain misal ke Kalimantan, Sulawesi atau Sumatera untuk
melakukan studi banding. Industri swasta (pupuk dan bibit) juga
berperan dalam memberikan keringanan pembayaran bila membeli
pupuk atau bibit juga Lembaga Swadaya Masyarakat dan mahasiswa
kuliah kerja nyata dengan penyuluhan pertanian.
B. Saran
Gerakan petani di Kabupaten Sleman dari masa orde baru sampai pada
masa reformasi terus mengalami perkembangan, hal ini terbukti dengan
semakin banyaknya kelompok tani yang bermunculan pada masa reformasi,
yaitu pada tahun 2006 kelompok tani di Kabupaten Sleman telah mencapai
650 kelompok tani. Hal ini menandakan bahwa para petani pada masa
reformasi telah diberikan kebebasan dalam hal membentuk sebuah organisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
tanpa campur tangan pihak pemerintah seperti pada masa orde baru. Dalam
mencapai tujuan gerakan petani di Kabupaten Sleman masih menghadapi
hambatan yaitu hambatan berupa permodalan dan masalah pertanian seperti
hama penyakit. Maka saran yang dapat disampaikan adalah :
1. Bagi pemerintah :
a. Pemerintah merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam
mengembangkan kelompok tani di Kabupaten Sleman yaitu dengan
memberikan penguatan modal. Untuk itu pemerintah diharapkan agar
menambah dana penguatan modal bagi kelompok tani, karena dana
penguatan modal yang diberikan setiap tahunnya belum dapat
mencukupi semua kebutuhan anggota kelompok tani.
b. Pemerintah diharapkan untuk meyediakan pupuk secara tepat waktu
dan kontinyu.
c. Pemerintah meningkatkan penyuluhan tentang bagaimana
pemeliharaan tanaman yang benar dan bagaimana cara mengatasi
hama tanaman, memberikan penyuluhan tentang alternatif tanaman
yang dapat ditanam pada musim kemarau bagi para anggota kelompok
tani dengan bidang usaha padi karena pada musim kemarau lahan
tersebut tidak ditanami.
2. Bagi Kelompok tani
a. Kelompok tani diharapkan agar lebih memperbesar jumlah anggota,
karena petani yang bergabung menjadi anggota kelompok tani hanya
orang-orang tertentu, tidak semua petani mau bergabung menjadi
anggota kelompok tani.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
b. Kelompok tani diharapkan supaya lebih mengaktifkan pertemuan atau
mendatangkan ahli-ahli lain dalam bidang pertanian, selain dari Dinas
Pertanian.
c. Kelompok tani diharapkan untuk memperbesar atau memperbanyak
jumlah pinjaman dengan bunga yang rendah.
3. Bagi Para Petani
a. Para petani yang belum mau untuk bergabung menjadi anggota
kelompok tani agar ikut bergabung menjadi anggota kelompok tani,
karena dalam hal ini petani dapat melakukan cocok tanam atau bertani
secara benar dan dapat memperoleh tambahan pengetahuan dan
ketrampilan dalam pertanian.
b. Dengan bergabung menjadi anggota kelompok tani maka akan
mempermudah para petani untuk mendapatkan bantuan modal dengan
bunga yang rendah dalam jangka waktu panjang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Edisi
Revisi. Jakarta: Rineka Cipta
_______, 2004. Penduduk Kabupaten Sleman. Sleman: Dinas Nakersos KB
Kabupaten Sleman
_______, 2005. Kabupaten Sleman Dalam Angka. Yogyakarta: Badan Pusat
Statistik.
_______, 2006. Keluarga Tanaman Pangan Dan Hortikultura. Sleman: Dinas
Pertanian dan Kehutanan.
_______, 2002. Hak-Hak Petani dan Proses Perumusannya. Ed. Francis Wahono.
Yogyakarta: Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas
Fauzi, Noer. 2000. Petani dan Penguasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Geertz, Clifford. 1983. Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa.
Jakarta: Pustaka Jaya
Hohnholz, Juergen. 1990. Sosiologi Pertanian. Jakarta: Yayasan OBOR
http :// www.tempo.com. Kekalahan Petani Mendorong Revolusi. Pius rengka. 29
maret 2004
hhtp :// www.tempo.com. Petani Menentang Taman Nasional Gunung Merapi.
Jumat 4 juni 2004
http :// www.tempo.com. Gerakan Petani antara Radikalisme dan Kompromi. 12
September 2004
http :// www.kompas.com. Konflik Tanah Tak Berkesudahan dari Gerakan Sosial
ke Politik. Subur Tjahyono. 8 februari 2006
Landsberger, Henry. 1984. Pergolakan Petani dan Perubahan Sosial. Jakarta:
CV. Rajawali
Miles, M.B, Huberman, A.M. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : Universitas
Indonesia
Rahardiyanto, Barid .2005. Pendidikan Rakyat Petani Perjuangan Perlawanan
Menuntut Hak atas Tanah. Yogyakarta: Kreasi Wacana
Soetomo, Greg.1996. Kekalahan Manusia Petani. Yogyakarta: Kanisius
Zuriah, Nurul. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA
Dengan Tokoh-Tokoh Gerakan Petani di Kabupaten Sleman
1. Sejak kapan Kelompok Tani di Kabupaten Sleman dimulai/ada?
2. Apa nama Kelompok Tani yang anda pimpin?
3. Apa alasan anda membentuk Kelompok Tani di Kabupaten Sleman?
4. Siapa saja yang boleh bergabung dengan Kelompok Tani tersebut?
5. Apakah ada syarat-syarat tertentu untuk dapat bergabung menjadi anggota
gerakan petani tersebut, jika ada apa saja syarat-syarat tersebut?
6. Apa tujuan dari dibentuknya kelompok tani di daerah ini?
7. Apa saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk dapat mewujudkan tujuan
gerakan petani tersebut?
8. Apakah ada kendala/hambatan untuk mewujudkan tujuan gerakan petani
tersebut? Jika ada apa saja kendala/hambatan tersebut?
9. Apakah upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan/ kendala tersebut?
10. Apakah ada pihak lain yang boleh ikut campur untuk mengatasi
hambatan/kendala tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 2 SURAT IJIN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 3
JUMLAH KELOMPOK TANI YANG DIPEROLEH DARI
DINAS PERTANIAN KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2006
No. Kecamatan Nama kelompok tani Alamat
1 Moyudan Gemah Ripah
Sekar Rahayu
Soko Mandiri
Degan
Barepan
Gamplong I
Gamplong II
Gamplong III
Gamplong IV
Gamplong V
Giat Makarti
Sari Rahayu
Tani Rahayu
Mardi Raharjo
Tani Madya
Krida Upaya
Sido Makmur
Tani Sehat
Tani Makmur
Tirto Rejeki
Sumber Rejeki
Mekar Sejati
Mekar Lestari
Subur Makmur
Sri Makmur
Tanjung Anom
Kaliduren II
Delapan
Rejeki Mulyo
Turgenen
Tepo Sari
Klisat
Nasri
Semingin
Tumut
Rukun Makmur
Nglahar
Palem
Ngaglik
Bendo Sari
Sari Makmur
Tiwir
Sangubanyu, Sumberrahayu
Kembangan I, Sumberrahayu
Kembangan II, Sumberrahayu
Dagen, Sumberrahayu
Berapan, Sumberrahayu
Gamplong I, Sumberrahayu
Gamplong II, Sumberrahayu
Gamplong III, Sumberrahayu
Gamplong IV, Sumberrahayu
Gamplong V, Sumberrahayu
Goser, Sumberrahayu
Saren, Sumberrahayu
Klampis, Sumberrahayu
Jitar Ngemplak, Sumberarum
Pingitan, Sumberarum
Karangajir, Sumberarum
Jitar Kulon, Sumberarum
Jitar Dukuh, Sumberarum
Jetis, Sumberarum
Sejati, Sumberarum
Sejati Pasar, Sumberarum
Sejati Trukan, Sumberarum
Celungan, Sumberagung
Kaliurang, Sumberagung
Pendulan, Sumberagung
Kruwet, Sumberagung
Kaliduren II, Sumberagung
Pajangan, Sumberagung
Kedung Banteng, Sumberagung
Turgenen, Sumberagung
Tegelrejo, Sumberagung
Klisat Sumbersari
Nasri Sumbersari
Semingin Sumbersari
Tumut Sumbersari
Sombangan Sumbersari
Nglahar Sumbersari
Gesikan Sumbersari
Ngaglik Sumbersari
Bendosari Sumbersari
Menulis Sumbersari
Tiwir Sumbersari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
No. Kecamatan Nama kelompok tani Alamat
Sawahan
Blendung
Sawahan Sumbersari
Blendung Sumbersari
2 Minggir Ngijon
Singojayan
Waras
Kliran
Ngudi Makmur
Murtomo Sari
Sri Mandiri
Tani Mulus
Urip Mulyo
Tani Maju
Kwt Urip Mulyo
Tani Boga
Ngupoyo Bogo
Ngudi Mulyo
Ngudi Rejeki
Sri Makmur
Sedyo Manunggal
Butuh Makmur
Catur Tani Rejo
Soronandan
Ngesti Lestarining Boga
Sedyo Makmur
Ngudi Makmur
Sido Rukun
Sumber Rejeki
Mekar Sari
Ngudi Makmur
Ngudi Makmur
Mutiara
Tani Lestari
Lestari Makmur
Ngudi Makmur
Tani Maju
Rukun Tani
Ngupoyo Bogo
Ngudi Makmur
Sari Tani
Ngudi Rejeki
Sari Rejeki
Ngijon, Sendangarum
Singojayan, Sendangarum
Daratan III, Sendangarum
Kliran, Sendangagung
Watu Gajah, Sendangagung
Tengahan XI, Sendangagung
Tegalan XIII, Sendangagung
Bontitan, Sendangagung
Bekelan, Sendangagung
Kliran, Sendangagung
Kliran, Sendangagung
Babadan, Sendangagung
Sembuhan, Sendangmulyo
Klepu Kidul, Sendangmulyo
Jetis Cerbonan, Sendangmulyo
Nglengking, Sendangrejo
Botokan, Sendangrejo
Butuhan, Sendangrejo
Jaten, Sendangrejo
Soronandan, Sendangrejo
Jonggrangan, Sendangrejo
Ngepringan IV, Sendangrejo
Sunggingan, Sendangrejo
Balangan, Sendangrejo
Sidomulyo, Sendangrejo
Tobayan, Sendangrejo
Plaosan, Sendangrejo
Padon, Sendangrejo
Ngaranan, Sendangrejo
Pranan, Sendangsari
Jetis Depok, Sendangsari
Jogorejo, Sendangsari
Kalikatok, Sendangsari
Badran, Sendangsari
Dalangan, Sendangsari
Bandan, Sendangsari
Gatak, Sendangsari
Sutan, Sendangsari
Denokan, Sendangsari
3 Godean
Ngudi Makmur II
Tani Rukun
Sri Rejeki
Ngudi Makmur I
Tani Mulyo
Rukun Makarti
Manunggal Karso
Tri Makmur
Gancahan VI, Sidomulyo
Sembuh Kidul, Sidomulyo
Brongkol, Sidomulyo
Sembuh Lor, Sidomulyo
Pirak Bulus, Sidomulyo
Gancahan VII, Sidomulyo
Gancahan VIII, Sidomulyo
Jetak I, Sidokarto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
No. Kecamatan Nama kelompok tani Alamat
Setajen
Sorolaten
Sido Rukun
Murah Pangan
Sidodadi
Sido Lestari
Sido Rahayu
Ngudi Makmur
Kragilan
Guyup Manunggal
Ngudi Makmur
Marsudi Luhur
Sido Maju
Sido Makmur
Sido Maju
Sumber Makmur
Karya Tani
Tani Rukun
Lokaria
Mekarsari
Tani Makmur
Ngudi Makmur
Bina Wira Tani
Waringin
Wonorejo II
Harapan Makmur
Sido Panen
Wonorejo VI
Ganjuran
Jetak II, Sidokarto
Soroletan, Sidokarto
Prenggan, Sidokarto
Sembuh Wetan, Sidokarto
Jowah, Sidoluhur
Berjo, Sidoluhur
Tebon, Sidoluhur
Serangan, Sidoluhur
Kragilan, Sidoluhur
Dadapan, Sidoluhur
Krajan, Sidoluhur
Pirak Mertosutan, Sidoluhur
Jowah, Sidoluhur
Krajan, Sidoluhur
Sentul, Sidoagung
Senuko, Sidoagung
Jowah, Sidoagung
Tegalan, Sidomoyo
Kragilan, Sidomoyo
Simping, Sidomoyo
Sawahan, Sidomoyo
Beluran, Sidomoyo
Ngrenak, Sidomoyo
Tangkilan, Sidomoyo
Kleben, Sidorejo
Sangonan, Sidorejo
Kliwonan, Sidorejo
Wonorejo VI, Sidorejo
Ganjuran, Sidorejo
4 Gamping
Maju Makmur
Tani Maju
Sedyo Makmur
Puspito Tani
Rukun
Tani Maju
Rukun Agawe Santoso
Mina Lestari
Tani Mulyo
Santen Mulyo
Tani Mulyo
Baja
Sri Rejeki
Tlogo Rejo
Jati Makmur
Loh Jinawi
Sri Rejeki
Sakeng Rukun
Jeruk Jambu
Pangudi Makmur
Kanoman, Banyuraden
Dukuh, Banyuraden
Cokrowijayan, Banyuraden
Cokrowijayan, Banyuraden
Kradenan, Banyuraden
Dowangan, Banyuraden
Somodaran, Banyuraden
Kanoman, Banyuraden
Kalimanjung, Ambarketawang
Depok, Ambarketawang
Kalimanjung, Ambarketawang
Boden, Ambarketawang
Patukan, Ambarketawang
Tlogo, Ambarketawang
Kwarasan, Nogotirto
Kronggahan, Trihanggo
Salakan, Trihanggo
Baturan, Trihanggo
Jambon, Trihanggo
Nusupan, Trihanggo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
No. Kecamatan Nama kelompok tani Alamat
Baru
Baturan
Tunas Mekar
Karya Tunggal
Maju Makmur
Lestari Makmur
Prasojo
Tunas Harapan
Sari Makmur
Bendung Kluwuh
Kenanga
Ngudi Makmur
Mayangan, Trihanggo
Baturan, Trihanggo
Biru, Trihanggo
Nyampung, Balecatur
Perengdawe, Balecatur
Gejawan Wetan, Balecatur
Temuwuh Lor, Balecatur
Pasekan Kidul, Balecatur
Gejawan Kulon, Balecatur
Gamol, Balecatur
Gamol, Balecatur
Pereng Dawe, Balecatur
5 Seyegan
Tegal Arum
Arum Sari
Druju Sembada
Kurahan IV
Sido Makmur
Mataram
Ngudi Rahayu
Dadi Rukun
Bina Tani
Ngudi Makmur
Dadi Makmur
Sri Rejeki
Ngudi Rejeki
Ngudi Mulyo
Sumber Rejeki
Sri Rejeki
Produktif
Boga Makmur
Ngudi Mulyo
Catur Taruna
Tri Mulyo
Peta Baru Makmur
Dwi Tunggal Karya
Sarana Makmur
Dadi Luwih Manunggal
Klaci
Klangkapan II
Klaci III
Klangkapan I
Klaci III
Klinyo
Kenari
Mitro Laras
Sri Mulyo
Wiji Mulyo
Ngudi Makmur
Wonomulyo
Tegalweru, Margodadi
Tegalweru, Margodadi
Druju, Margodadi
Kurahan IV, Margodadi
Kandangan, Margodadi
Beran, Margodadi
Japanan, Margodadi
Margodadi, Seyegan
Kasuran, Margodadi
Pete, Margodadi
Jlegongan, Margodadi
Susukan I, Margokaton
Ngaran, Margokaton
Nyamplung, Margokaton
Seyegan, Margokaton
Planggok, Margokaton
Planggok, Margokaton
Bolu, Margokaton
Towangsan, Margokaton
Cibuk Kidul, Margoluwih
Mandungan, Margoluwih
Barak I, Margoluwih
Cibuk Lor, Margoluwih
Barak, Margoluwih
Klangkapan, Margoluwih
Klaci, Margoluwih
Klangkapan II, Margoluwih
Klaci, Margoluwih
Klangkapan I, Margoluwih
Barak, Margoluwih
Klinyo, Margoluwih
Krengolan, Margomulyo
Jumeneng, Margomulyo
Jingin, Margomulyo
Kasuran, Margomulyo
Sompokan, Margomulyo
Sawahan, Margomulyo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
No. Kecamatan Nama kelompok tani Alamat
Akur
Sri Rejeki
Mulyo Makmur
Ngesti Rejeki
Sari Agung
Manunggal Karyo
Tani Agung
Watu Karung, Margoagung
Ngangrung, Margoagung
Dul Klawisan, Margoagung
Ngangrung, Margoagung
Gondang, Margoagung
Dukuh, Margoagung
Beteng, Margoagung
6 Mlati
Karang Bajang
Bolawen
Makmur Pangan
Cebongan Lor
Guyup
Karya Makmur
Bina Karya
Tanem Tuwuh
Tani Manunggal
Karya Manunggal
Ngudi Adi Tani
Mekar Melati
Mardi Makmur
Mitra Agrotech
Ngudi Makmur II
Ngudi Makmur I
Sumber Rejeki
Tani Manunggal
Manunggal Karya
Sumber Makmur
Bedingin
Kuncup Mekar
Jumeneng
Sumber Makmur
Tunas Jaya
Sri Boga Mandiri
Manunggal Ngudi Makmur
Lestari
Ngudi Makmur
Ngudi Lestari
Tunas Melati
Sumber Makmur
Taruno Moyo
Sri Rejeki
Karang Bajang, Tlogoadi
Bolawen, Tlogoadi
Gandekan, Tlogoadi
Cebongan Lor, Tlogoadi
Pundong V, Tirtoadi
Kaweden, Tirtoadi
Gombang, Tirtoadi
Ketingan, Tirtoadi
Pundong, Tirtoadi
Jembangan, Tirtoadi
Sendari, Tirtoadi
Pundong, Tirtoadi
Janturan, Tirtoadi
Pundong III, Tirtoadi
Ngrajek, Tirtoadi
Rajek XIII, Tirtoadi
Senden, Sumberadi
Jumeneng Kidul, Sumberadi
Jodag, Sumberadi
Bakalan, Sumberadi
Bedingin, Sumberadi
Bedingin, Sumberadi
Jumeneng, Sumberadi
Konteng, Sumberadi
Jumeneng, Sumberadi
Bakalan, Sumberadi
Gabahan, Sumberadi
Jaten, Sendangadi
Duwet, Sendangadi
Jongke Tengah, Sendangadi
Jongke Kidul, Sendangadi
Mlati Krajan, Sendangadi
Duwt, Sendangadi
Gedongan, Sinduadi
7 Tempel
Ngudi Makmur
Sido Makmur
Siwuni
Ngudi Makmur
Ngudi Makmur
Lestari
Tani Maju
Cahya Rini
Tangisan, Banyurejo
Plambongan, Banyurejo
Nglengis, Banyurejo
Senoboyo, Banyurejo
Karang, Banyurejo
Kemusuh, Banyurejo
Barongan, Banyurejo
Jambean, Banyurejo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
No. Kecamatan Nama kelompok tani Alamat
Sri Lestari
Ngudi Makmur
Ngudi Makmur I
Tri Tunggal
Ngesti Makmur
Ngudi Rejeki
Ngudi Lestari
Karya Tunggal
Karya Manunggal
Rukun
Bina Tani
Duren Sawit
Ngudi Makmur
Sido Makmur
Bina Tani
Mugi Makmur
Cendana
Gego
Manunggal Karyo
Sejahtera
Sedyo Rukun
Sumber Rejeki
Rahayu
Sido Mukti
Gayuh Makmur
Ngudi Makmur
Sedyo Mulyo
Ngudi Sawiji
Ngudi Rejeki
Pambudi Makmur
Suka Mulya
Ngudi Rukun
Marsudi Luhur
Sumber Rejeki
Duri Kencana
Tani
Glagah Ombo
Sido Makmur
Tani Mulyo
Watu Pecah
Tirto Aji
Lohjinawi
Murakabi
Batang, Tambakrejo
Bandung Kulon, Tambak
Bandung Wetan, Tambakrejo
Semampir, Tambakrejo
Blimbingan, Tambakrejo
Plumbon Lor, Mororejo
Pringapus, Mororejo
Jetis, Mororejo
Rebobong Lor, Mororejo
Karang Gawang, Mororejo
Kaliasin, Mororejo
Duren Sawit, Mororejo
Lojajar, Mororejo
Tegalrejo, Mororejo
Mangkudranan, Mororejo
Pisangan, Sumberrejo
Tanjung, Sumberrejo
Gendol Wetan, Sumberrejo
Gadingan, Sumberrejo
Nglengkong, Sumberrejo
Semawung, Sumberrejo
Jetis, Sumberrejo
Gendol Kulon, Sumberrejo
Nglebeng, Sumberrejo
Kadisono, Margorejo
Jlegongan, Margorejo
Sedongan, Lumbungrejo
Wonokerso, Lumbungrejo
Kopen, Lumbungrejo
Bangunrejo, Merdikorejo
Salam, Merdikorejo
Bening, Merdikorejo
Demo, Merdikorejo
Suko Tegal, Merdikorejo
Trumpon, Merdikorejo
Sono Kulon, Merdikorejo
Glagah Ombo, Pondokrejo
Jlopo, Pondokrejo
Jlapan, Pondokrejo
Watu Pecah, Pondokrejo
Dukuh, Pondokrejo
Badalan, Pondokrejo
Karanglo, Pondokrejo
8 Sleman
Tri Warga Tani
Suka Makmur
Makmur
Tani Rukun
Lestari Mulyo
Tani Mulyo
Klegen, Trimulyo
Balong, Trimulyo
Klelen, Trimulyo
Mantaram, Trimulyo
Kalirase, Trimulyo
Temulawak, Triharjo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
No. Kecamatan Nama kelompok tani Alamat
Putat Sari
Sedyo Mulyo
Sedyo Raharjo
Sabar
Ngudi Makmur
Bares
Guyup Rukun
Sri Makmur
Sabar
Klumprit
Kemloko
Sido Makmur
Subur
Sido Rukun
Sri Rejeki
Karang Kepuh
Gabugan
Hamarsudi
Makmur Lestari
Mancasan
Jembulan
Subur Mandiri
Subur
Sari Bumi
Rukun Tani
Luber Rejeki
Guyup Rukun
Ngangkrik, Triharjo
Krapyak, Triharjo
Keceme, Caturharjo
Kendangan, Caturharjo
Jetis, Caturharjo
Medari Gede, Caturharjo
Nambongan, Caturharjo
bejen, Caturharjo
Kendangan, Caturharjo
Klumprit, Caturharjo
Kemloko, Caturharjo
Medari Cilik, Caturharjo
Ngemplak Caban, Tridadi
Pangukan, Tridadi
Majegan, Pandowoharjo
Karang Kepuh, Pandowoharjo
Gabugan, Pandowoharjo
Jabung, Pandowoharjo
Gawar, Pandowoharjo
Mancasan, Pandowoharjo
Jembulan, Pandowoharjo
Jetis, Pandowoharjo
Tlacap, Pandowoharjo
Plalangan, Pandowoharjo
Sawahan, Pandowoharjo
Krandon, Pandowoharjo
Nambangan, Pandowoharjo
9 Ngaglik
Usaha Makmur
Harapan Makmur
Pedak Sari
Tani Gading
Gentan Makmur
Tambak Mas
Tanijaya
Sumber Rejeki
Ngudi Makmur
Minomartani II
Minomartani I
Sri Makmur
Sumber Makmur
Ngudi Rejo
Ngudi Upo
Tani Makmur
Gondang Legi
Melati
Sri Makmur
Anggrek
Akur
Sedyo Rukun
Ngentak, Sinduharjo
Ngempak, Sinduharjo
Pedak, Sinduharjo
Palgading, Sinduharjo
Gentan, Sinduharjo
Tambakan, Sinduharjo
Taraman, Sinduharjo
Nglaban, Sinduharjo
Dukuh, Sinduharjo
Bawuk, Minomartani
Gantalan, Minomartani
Rejodani, Sariharjo
Mudal, Sariharjo
Tambakrejo, Sariharjo
Tegalrejo, Sariharjo
Ngetiran, Sariharjo
Gondang Legi, Sariharjo
Tegal Waru, Sariharjo
Rejodani, Sariharjo
Gondang Legi, Sariharjo
Ngepas Lor, Donoharjo
Penen, Donoharjo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
No. Kecamatan Nama kelompok tani Alamat
Akur Muda
Mardi Raharjo
Citra Mandiri
Sekar Wangi
Margo Mukti
Bandulan
Amrih Lestari
Harapan Sembada
Ceklis
Mekar
Amrih Lestari Mandiri
Candi Lama
Tri Makmur
Candikarang
Catur Bogasari
Harapan Maju
Sri Makmur
Plumbon Bersatu
Suka Maju
Ngepas Lor, Donoharjo
Bantarjo, Donoharjo
Jetis Suruh, Donoharjo
Nglengkong, Sukoharjo
Purworejo, Sukoharjo
Bandulan, Sukoharjo
Klidon, Sukoharjo
Gemutri, Bandulan, Sukoharjo
Klidon, Sukoharjo
Sembung, Sukoharjo
Tanjungsari, Sukoharjo
Candikarang, Sardonoharjo
Candi III, Sardonoharjo
Candikarang, Sardonoharjo
Rejosari, Sardonoharjo
Jetis Baran, Sardonoharjo
Blekik, Sardonoharjo
Plumbon, Sardonoharjo
Blekik, Sardonoharjo
10 Turi
Bangun Mulyo
Surodadi
Akur
Sri Manunggal II
Ngudi Makmur
Girimulyo
Mekarsari
Sukorejo
Ngudi Luhur
Tani Manunggal
Si Cantik
Mandiri
Ngesti Makmur
Bina Tani
Sari Madu
Lestari
Sekar Melati
Sidoarum
Sumbermulyo
Muda Jaya
Tani Lestari
Tumpang Makmur
Kembang Mulyo
Rejo Mulyo
Tani Makmur
Tumpang Makmur
Sekar Melati
Lestari
Asih
Bangun Mulyo, Girikerto
Surodadi, Girikerto
Pancoh, Girikerto
Nangsri, Girikerto
Somohitan, Girikerto
Glagahombo, Girikerto
Kelor, Bangunkerto
Sukorejo, Bangunkerto
Rejodadi, Bangunkerto
Candi, Bangunkerto
Ledoknongko, Bangunkerto
Jurugan, Bangunkerto
Tepan, Bangunkerto
Gangong, Bangunkerto
Balerante, Wonokerto
Tunggal Arum, Wonokerto
Garongan, Wonokerto
Gondoarum, Wonokerto
Kopen, Wonokerto
Imorejo, Wonokerto
Jambusari, Wonokerto
Dukuhsari, Wonokerto
Kembang, Wonokerto
Keringan, Wonokerto
Dadapan, Wonokerto
Dukuhsari, Wonokerto
Garongan, Wonokerto
Tunggularum, Wonokerto
Gabugan, Donokerto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
No. Kecamatan Nama kelompok tani Alamat
Usaha Tani
Gading Mukti
Karang Anyar, Donokerto
Randusongo, Donokerto
11 Pakem
Mesra
Pamor
Sedyo Mulyo
Rejeki
Mekar Raharjo
Nglingi
Ngudi Rejeki
Semerbak
Sido Makmur
Ngudi Mulyo
Tunas Muda
Mekar Sari
Sedyo Mulyo
Kapit
Subur Lestari
Ngudi Rejeki
Ngudi Makmur
Ngudi Maju
Kridowono
Sido Maju
Subur
Rukun Maju
Abadi
Diso Maju
Sari Mulyo
Rukun
Rukun Agawe Santoso
Makmur
Marsudi Tani
Krido Sembodo
Manunggal
Ngudi Makmur
Sido Makmur
Tani Pakarti
Sari Makmur
Subur
Dadi Makmur
Giat
Baku
Muncul
Timbul
Sido Makmur
Kemput
Rejeki
Harapan Makmur
Taruna Tani Mandiri
Ngudi Rejeki
Sempol, Harjobinangun
Kaliwanglu, Harjobinangun
Trojayan, Harjobinangun
Blembem Lor, Harjobinangun
Ngelo, Harjobinangun
Nglingi, Harjobinangun
Turirejo, Harjobinangun
Blembem Kdl, Harjobinangun
Mangunan, Harjobinangun
Jurang Jero, Harjobinangun
Kaliwanglu, Harjobinangun
Pandansaren, Harjobinangun
Beji, Harjobinangun
Cepit, Harjobinangun
Tebonan, Harjobinangun
Pagerjurang, Harjobinangun
Baratan, Harjobinangun
Bulus II, Candibinangun
Kembangan, Candibinangun
Bulus I, Candibinangun
Sambirejo, Pakembinangun
Pakemgede, Pakembinangun
Kertodadi, Pakembinangun
Sempu, Pakembinangun
Paraksari, Pakembinangun
Padasan, Pakembinangun
Balong, Pakembinangun
Gambiran, Pakembinangun
Demen Tegalsari, Pakembinangun
Wonorejo, Hargobinangun
Sambi, Pakembinangun
Banjarsari, Pakembinangun
Tegalsari, Pakembinangun
Wonogiri, Pakembinangun
Sawungsari, Hargobinangun
Purworejo, Hargobinangun
Purwodadi, Hargobinangun
Sawungsari, Hargobinangun
Jetisan, Hargobinangun
Gondanglegi, Hargobinangun
Pandanpuro, Hargobinangun
Sawangan, Hargobinangun
Kemput, Candibinangun
Karanggeneng, Purwobinangun
Cepet, Purwobinangun
Nepen, Candibinangun
Cemoroharjo, Candibinangun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
No. Kecamatan Nama kelompok tani Alamat
Agrotama Mandiri
Kemput
Ngudi Rejeki
Sedyo Rini
Cemoroharjo, Candibinangun
Kemput, Candibinangun
Kemendung, Candibinangun
Cemoroharjo, Candibinangun
12 Cangkringan
Bina Tani
Sedyo Mulyo
Barokah
Sembada Tani
Tri Manunggal Bakti
Sedyo Makmur
Bakti Mulya
Sedyo Makmur
Mulyo Tani
Jaya Tani
Karya Bakti
Ngudi Mulyo
Merapi Makmur
Taruno Mulyo
Tani Sejahtera
Rasa Mandiri
Tani Maju
Rukun Tani
Nggayuh Raharjo
Sido Makmur
Sido Makmur
Pawardatih
Handayani
Lumbung Rejeki
Ngudi Rejeki
Ngudi Lestari
Tani Maju
Muda Berkarya
Tri Manunggal Sedyo
Thukul
Tani Sari
Tunas Fajar
Tani Makmur
Prasetya Muda
Sembodo
Sri Rejeki
Tani Maju
Budi Luhur
Subur Makmur
Margomulyo
Tani Unggul
Sido Makmur
Ngudi Makmur
Ngudi Makmur
Merapi Makmur
Jiwan, Argomulyo
Gadingan, Argomulyo
Kauman, Argomulyo
Mudal, Argomulyo
Banaran, Argomulyo
Kebur Kidul, Argomulyo
Kuwang, Argomulyo
Kebur Lor, Argomulyo
Teplok, Argomulyo
Dliring, Argomulyo
Gayam, Argomulyo
Jaranan, Argomulyo
Jetis, Argomulyo
Panggung, Argomulyo
Brongkol, Argomulyo
Kuwang, Argomulyo
Randu Sari, Argomulyo
Bakulan, Argomulyo
Karanglo, Argomulyo
Kliwang, Argomulyo
Karang Pakis, Wukirsari
Plagrak, Wukirsari
Glagahwero, Wukirsari
Pusmalang, Wukirsari
Duwet, Wukirsari
Gondang, Wukirsari
Ngepringan, Wukirsari
Gungan, Wukirsari
Cakran, Wukirsari
Plupuh, Wukirsari
Dongkelsari, Wukirsari
Sintokan, Wukirsari
Sruni Sabrang Wetan, Wukirsari
Sempon, Wukirsari
Ngenthak, Wukirsari
Ngemplak, Wukirsari
Sabrang Wetan, Wukirsari
Sempon, Wukirsari
Rejosari, Wukirsari
Cangcangan, Wukirsari
Tanjung, Wukirsari
Bulak Salak, Wukirsari
Kregan, Wukirsari
Salam, Wukirsari
Karanggeneng, Umbulharjo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
No. Kecamatan Nama kelompok tani Alamat
Tunas Harapan
Mekar Melati
Tunas Karya
Margo Mulyo
Kopeng
Kepuh
Manggong
Sido Maju
Pagerjurang
Keladi
Pentingsari, Umbulharjo
Pentingsari, Umbulharjo
Balong, Umbulharjo
Umbulharjo, Umbulharjo
Kopeng, Kepuharjo
Kepuh, Kepuharjo
Manggong, Kepuharjo
Batur, Kepuharjo
Pagerjurang, Kepuharjo
Manggong, Kepuharjo
13 Ngemplak
Sedyo Makmur
Ngudi Raharjo
Arum Tani
Rejo Mulyo I
Tani Maju
Sedyo Adi
Mandiri
Jimat
Guyup Rukun
Rukun
Lestari
Ngudi Rejeki
Mekar
Sido Makmur
Rukun Makmur
Tani Rukun
Karyo Upoyo
Tunas Harapan
Tani Karyo
Tani Makmur
Sedyo Rukun
Umat
Bimokaryo
Bimo Mulyo
Tani Maju
Tani Makmur
Sari Tani
Tani Maju
Baru Mulyo
Sri Makmur
Ceper Rejo
Sedyo Karya Makmur
Sepon
Sedyo Makmur
Ngudi Makmur
Smar
Sido Makmur
Ngudi Raharjo
Kledokan, Umbulmartani
Cilikan, Umbulmartani
Kalisoro, Umbulmartani
Rejodani, Umbulmartani
Grogolan, Umbulmartani
Pondok I, Widodomartani
Kalijeruk, Widodomartani
Jimat, Widodomartani
Kabunan, Widodomartani
Wonontoro, Widodomartani
Kwadungan, Widodomartani
Kemasan, Widodomartani
Ngaliyan, Widodomartani
Pondok I, Widodomartani
Kranyar, Widodomartani
Koripan, Sindumartani
Jlapan, Sindumartani
Pencar, Sindumartani
Plumbon, Sindumartani
Tambakan, Sindumartani
Kentingan, Sindumartani
Macanan, Bimomartani
Kalibulus, Bimomartani
Rogobangsan, Bimomartani
Krebet, Bimomartani
Pondok Suruh, Bimomartani
Banjarharjo, Bimomartani
Balong, Bimomartani
Surasan, Bimomartani
Demangan, Wedomartani
Ceper, Wedomartani
Malangrejo, Wedomartani
Saren, Wedomartani
Gedongan, Wedomartani
Sawahan Lor, Wedomartani
Babatan, Wedomartani
Gebang, Wedomartani
Sawahan Kidul, Wedomartani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
No. Kecamatan Nama kelompok tani Alamat
14 Depok
Ngudi Makmur
Tani Mulyo
Tani Manunggal
Tani Bakti
Tani Makmur
Rigen Makaryo
Suka Maju
Ngulir Budi
Nayan, Maguwoharjo
Ringinsai, Maguwoharjo
Demangan, Maguwoharjo
Sanggrahan, Maguwoharjo
Banjeng, Maguwoharjo
Denokan, Maguwoharjo
Jenengan, Maguwoharjo
Sembego, Maguwoharjo
15 Berbah
Sendang Arum
Sekar Makmur
Sumber Rejeki
Lestari
Sendang Mulyo
Maju Lancar
Lancar
Sendang Mulyo
Harapan Mulya
Rukun Makmur
Sedyo Rukun
Suka Maju
Makmur
Utama
Putra Lestari
Among Kismo
Bumi Kerto
Tani Maju
Sedyo Makmur
Dawung Manunggal
Sedyo Rukun
Sido Makmur
Sido Makmur
Manunggal Karso
Sedyo Murti
Bumi Kencono
Sumber Rejeki
Sedyo Rukun
Ngudi Mulyo
Rukun Agawe Santoso
Gotong Royong
Sedyo Maju
Ayo Maju
Sido Makmur
Sido Rukun
Rukun
Ngudi Raharjo
Sedyo Makmur
Tampungan, Sendangtirto
Sekar Suli, Sendangtirto
Gandu, Sendangtirto
Kadipolo, Sendangtirto
Sendang, Sendangtirto
Cepor, Sendangtirto
Cepor, Sendangtirto
Munggon, Sendangtirto
Sendang, Sendangtirto
Tlogowono, Tegaltirto
Kuncen, Tegaltirto
Semoyo, Tegaltirto
Kuton, Tegaltirto
Tegalsari, Tegaltirto
Pendem, Tegaltirto
Blendangan, Tegaltirto
Kadisono, Tegaltirto
Sompilan, Tegaltirto
Berbah, Tegaltirto
Kuncen, Tegaltirto
Kuncen, Tegaltirto
Candirejo, Tegaltirto
Kalipentung, Kalitirto
Tanjung, Kalitirto
Pondok Kulon, Kalitirto
Kaliajir Kidul, Kalitirto
Sumber Lor, Kalitirto
Kebonan, Kalitirto
Karang, Kalitirto
Jebresan, Kalitirto
Kaliajir Lor, Kalitirto
Karongan, Jogotirto
Blambang, Jogotirto
Jragung, Jogotirto
Klampengan, Jogotirto
Krasakan, Jogotirto
Jlatren Kulon, Jogotirto
Candibang, Jogotirto
16 Kalasan
Tani Makmur
Unggul
Sedyo Maju
Dalem, Tamanmartani
Tulung, Tamanmartani
Kebon, Tamanmartani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
No. Kecamatan Nama kelompok tani Alamat
Ngudi Rejeki
Sumber Boga
Krido Mulyo
Manunggal Karso
Maju
Ngudi Makmur
Ngudi Mulyo
Ngudi Rejeki
Sido Rukun
Suka Maju
Gotong Royong
Tani Manunggal
Sedyo Makmur
Dewi Sri
Ngudi Mulyo
Tani Rukun
Sedyo Mulyo
Tani Mulyo
Sedyo Raharjo
Ngudi Makmur
Makmur Jaya
Tiro Makmur
Ngudi Mulyo
Kenaji, Tamanmartani
Tamanan, Tamanmartani
Pakem, Tamanmartani
Kowang, Tamanmartani
Kalibening, Tamanmartani
Brintikan, Tirtomartani
Kedulan, Tirtomartani
Ringinsari, Tirtomartani
Bendungan, Tirtomartani
Timur, Selomartani
Ngasem, Selomartani
Kauman, Selomartani
Demangan, Selomartani
Surokerten, Selomartani
Pondok, Selomartani
Kledokan, Selomartani
Kiyudan, Selomartani
Grumbulgede, Selomartani
Salakan, Selomartani
Jetuk, Selomartani
Sanden, Selomartani
Sambiroto, Purwomartani
Sidokerto, Purwomartani
17 Prambanan
Maju
Kembang
Sedyo Rukun
Pesona
Candisingo
Dadi Subur
Eko Mulyo
Ringin Putih
Ngudi Mekar
Tanem Tuwuh
Ngudi Makmur
Ngudi Makmur
Murih Mulyo
Murih Raharjo
Rukun Santoso
Mardi Waluyo
Murih Rahayu
Margodadi
Margo Mulyo
Ngudi Rejeki
Sumber Mulyo
Ngudi Rejeki
Sidodadi
Manunggal
Tri Boga
Tani Makmur
Kebondalem, Madurejo
Kembang, Madurejo
Candisiongo, Madurejo
Sonayan, Madurejo
Candisingo, Madurejo
Serut, Madurejo
Mutihan, Madurejo
Sembir, Madurejo
Sorogedug, Madurejo
Potrojayan, Madurejo
Gangsiran, Madurejo
Losari I, Wukirharjo
Klumprit, Wukirharjo
Candisari, Wukirharjo
Losari II, Wukirharjo
Watu Kangsi, Wukirharjo
Klumprit, Wukirharjo
Dayakan, Sumberharjo
Bendungan, Sumberharjo
Sawo, Sumberharjo
Berjo, Sumberharjo
Klero, Sumberharjo
Dinginan, Sumberharjo
Polangan, Sumberharjo
Daleman, Sumberharjo
Gamparan, Sumberharjo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
No. Kecamatan Nama kelompok tani Alamat
Mawar
Sumber Mulyo
Margo Mulyo
Ngudi Waras
Sedyo Mulyo
Pulerejo
Ringin Sari
Cepit
Tani Makmur
Jobohan
Tani Makmur
Ngudi Makmur
Ngudi Mulyo
Majasem
Lestari Rahayu
Budidaya
Lebdo Sari
Daleman, Sumberharjo
Berjo, Sumberharjo
Bendungan, Sumberharjo
Jali, Gayamharjo
Kali Nongko Lor, Gayamharjo
Pulerejo, Bokoharjo
Ringinsari, Bokoharjo
Cepit, Bokoharjo
Marangan, Bokoharjo
Jobohan, Bokoharjo
Jamusan, Bokoharjo
Dawung, Bokoharjo
Jirak, Bokoharjo
Majasem, Bokoharjo
Kikis, Sambirejo, Prambanan
Nglengkong, Sambirejo
Sumberwatu, Sambirejo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 4
SAMPEL PENELITIAN
No. Kecamatan Nama Kelompok Tani Alamat
1 Moyudan Gamplong
Giat Makarti
Tani Sehat
Bendo Sari
Gamplong I, Sumber Rahayu
Gaser, Sumber Rahayu
Jitan Dukuh, Sumber Arum
Bendo Sari, Sumber Sari
2 Minggir Murtomo Sari
Sri Makmur
Sido Rukun
Mekar Sari
Tengahan XI, Sendangagung
Nglengkeng, Sendangrejo
Balangan, Sendangrejo
Tobayan, Sendangrejo
3 Godean Sido Rukun
Murah Pangan
Ngudi Makmur
Sido Panen
Prenggan, Sidokarto
Sembuh Wetan, Sidokarto
Serangan, Sidokarto
Kliwonan, Sidokarto
4 Gamping Sri Rejeki
Sakeng Rukun
Prasojo
Salakan, Trihanggo
Baturan, Trihanggo
Temuwuh Lor, Balecatur
5 Seyegan Manunggal Karyo
Ngesti Rejeki
Sri Rejeki
Ngudi Mulyo
Dukuh, MA
Nganggrang, MA
Plangok, MK
Towangsan, MA
6 Mlati Karya Makmur
Sumber Makmur
Mardi Makmur
Kaweden, Tirtoadi
Mlati Krajan, SA
Janturan, Tirtoadi
7 Tempel Tani Maju
Lestari
Suka Mulya
Duri Kencana
Ngudi Rejeki
Barongan, Banyurejo
Kemusuh, Banyurejo
Salam, Merdikorejo
Trumpan, Merdikorejo
Plumbon Lor, Mororejo
8 Sleman Sedyo Raharjo
Jembulan
Kemloko
Keceme, Caturharjo
Tembulan, Pandowoharjo
Kemloko, Caturharjo
9 Ngaglik Tambak Mas
Akur
Ngudi Makmur
Citra Mandiri
Tambakan, Sinduharjo
Ngepas Lor, Donoharjo
Dukuh, Sinduharjo
Jetis, Suruh Donoharjo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
No. Kecamatan Nama Kelompok Tani Alamat
10 Turi Girimulyo
Sekar Melati
Gading Mukti
Glagahombo, Girikarto
Garongan, Wonokerto
Randusongo, Donokerto
11 Pakem Abadi
Rejeki
Kemput
Sedyo Rini
Harapan Makmur
Kertodadi, Pakembinangun
Karanggeneng, Purwobinangan
Kemput, Candibinangun
Cemoroharjo, Candibinangun
Cepet, Purwobinangun
12 Cangkringan Tani Makmur
Nggayuh Raharjo
Sido Makmur
Handayani
Tani Maju
Tani Maju
Sruni Sabrang Wetan, Wukirsari
Karanglo, Argomulyo
Karang Pakis, Wukirsari
Glagahwero, Wukirsari
Ngepringan, Wukirsari
Sabrang Wetan, Wukirsari
13 Ngemplak Ngudi Rahayu
Guyub Rukun
Sedyo Karya Makmur
Ngudi Makmur
Cilikan, Umbulmartani
Kabunan, Widomartani
Malangrejo, Widomartani
Sawahan Lor
14 Depok Tani Bakti Sanggrahan, Maguwoharjo
15 Berbah Sekar Suli
Lestari
Suka Maju
Sedyo Rukun
Sendangtirto
Kadipolo, Sendangtirto
Semoyo, Tegaltirto
Kebanan, Kalitirto
16 Kalasan Makmur Jaya
Tiro Makmur
Sanden, Selomartani
Sambiroto, Purwomartani
17 Prambanan Tani Makmur
Ringin Sari
Tri Boga
Sumber Mulyo
Jamusan, Bokoharjo
Ringin Sari, Bokoharjo
Daleman, Sumberharjo
Berjo, Sumberharjo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 5
WAWANCARA DENGAN KETUA KELOMPOK TANI
DI KABUPATEN SLEMAN
Wawancara 1
Peneliti : Selamat sore pak‘ perkenalkan nama saya Asih
mahasiswa dari Sanata Dharma, kedatangan saya ke
rumah bapak untuk meminta bantuan bapak yaitu dengan
memberikan informasi mengenai kelompok tani yang
bapak pimpin untuk melengkapi tugas akhir saya.
Ketua kelompok tani : Selamat sore juga mbak, o begitu ya? Baik saya akan
mencoba membantu mbak. Kira-kira apa yang dapat
saya bantu ?
Peneliti : Terima kasih pak. Pertama saya ingin bertanya sejak
kapan kelompok tani di daerah ini mulai berdiri ?
Ketua Kelompok tani : Kelompok tani di daerah ini mulai berdiri tahun 1995,
dari tahun 1995 jumlah anggota kelompok tani didaerah
ini terus bertambah sampai sekarang mencapai 42 petani.
Peneliti : Kelompok tani didaerah ini bidang usahanya apa saja ?
Ketua kelompok tani : Kelompok tani didaerah ini bidang usahanya adalah
salak pondoh.
Peneliti : Apa tujuan /latar belakang didirikannya kelompok tani di
daerah ini?
Ketua kelompok tani : Tujuannya ya untuk meningkatkan kesejahteraan para
petani khususnya anggota kelompok tani, selain itu
kelompok tani juga dapat dijadikan wadah perjuangan
para petani untuk menunjang usaha para anggota,
membantu para anggota mendapatkan bantuan modal.
Peneliti : Untuk menjadi ketua kelompok tani apakah ada kriteria-
kriteria yang harus dipenuhi ?
Ketua kelompok tani : Kriteria untuk menjdi ketua kelompok tani yang pertama
harus mempunyai kesanggupan dan kemapuan untuk
memimpin dan membawa petani agar dapat
meningkatkan kesejahteraan petani, mempunyai lahan
dan bisa menjadi contoh bagi anggota lain.
Peneliti : Untuk menjadi anggota kelompok tani apakah ada
kriteria-kriteria yang harus dipenuhi ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Ketua kelompok tani : Kalau kriteria menjadi anggota kelompok tani tidak ada,
tapi ada syarat yang harus dipenuhi yaitu harus
bermatapencaharian sebagai petani dengan bidang usaha
salak pondoh serta harus membayar iuran wajib tiap
bulannya.
Peneliti : Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tani di
daerah ini apa saja ?
Ketua kelompok tani : Kegiatan yang dilakukan adalah pertemuan rutin setiap
bulannya dengan acara pemberian informasi dari Dinas
Pertanian dan dari Industri swasta yaitu promosi pupuk
dan bibit yang bertujuan meningkatkan pengetahuan para
anggota, koperasi simpan pinjam yaitu para anggota
diberbolehkan meminjam modal dengan bunga rendah
yaitu 2 % per bulan.
Peneliti : Dalam menjalankan kegiatan-kegiatannya, apa saja
hambatan yang dihadapi oleh kelompok tani di daerah
ini ?
Ketua kelompok tani : Hambatannya ya kurangnya modal, para anggota
kesulitan mendapatkan pupuk.
Peneliti : Untuk mengatasi hambatan tersebut apa saja upaya yang
dapat dilakukan ?
Ketua kelompok tani : Untuk hambatan modal kelompok tani berusaha mencari
tambahan modal misalnya dari pihak swasta, selain itu
pemerintah juga memberikan bantuan modal setiap
tahunnya sebesar Rp 20.000.000,00.
Peneliti : Dalam mengembangkan atau memajukan kelompok tani,
apa ada peran pihak-pihak tertentu ?
Ketua kelompok tani : Ya ada mbak, yaitu dari Dinas Pertanian dengan
mengirimkan Petugas Penyuluh Lapangan dan
pemberian bantuan modal setiap tahunnya, kemudian
dari industri swasta denga promosi pupuk dan bibit.
Peneliti : Saya rasa cukup pak informasi yang telah bapak berikan.
Saya mengucapkan banyak terima kasih, saya sudah
diperkenankan menganggu waktu bapak serta atas
informasi yang telah bapak berikan. Dan saya mohon
maaf apabila ada kata-kata saya yang kurang berkenan di
hati bapak.
Ketua kelompok tani : O sama-sama mbak, semoga informasi tadi dapat
bermanfaat dan saya doakan semoga sukses.
Peneliti : Terima kasih pak dan saya mohon pamit. Selamat sore.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Wawancara 2
Peneliti : Selamat sore pak‘ perkenalkan nama saya Asih
mahasiswa dari Sanata Dharma, kedatangan saya ke
rumah bapak untuk meminta bantuan bapak yaitu dengan
memberikan informasi mengenai kelompok tani yang
bapak pimpin untuk melengkapi tugas akhir saya.
Ketua kelompok tani : Selamat sore juga mbak, saya akan mencoba membantu
sebisa saya. Rumah mbak dimana ? di Sadhar ambil
jurusan apa kok mau meneliti tentang kelompok tani ?
Kalau begitu apa yang dapat saya bantu ?
Peneliti : Terima kasih pak sebelumnya. Rumah saya di Turi, di
Sadhar saya mengambil prodi Pendidikan ekonomi. Saya
ingin meneliti kelompok tani karena merasa tertarik.
Pertama saya ingin bertanya sejak kapan kelompok tani
didaerah bapak ini mulai berdiri ?
Ketua Kelompok tani : Kelompok tani di daerah ini mulai berdiri tahun 1998,
dengan bidang usaha cabe merah.
Peneliti : Kelompok tani yang bapak pimpin sekarang jumlah
anggotanya berapa serta apakah ada kriteria-kriteria yang
harus dipenuhi untuk menjadi anggota kelompok tani?
Ketua kelompok tani : Kelompok tani didaerah ini jumlah anggotanya adalah
42 anggota yang terdiri dari para petani yang mempunyai
bidang usaha sama. Kalau kriteria untuk menjadi
anggota kelompok tani adalah para petani diharuskan
membayar iuran wajib setiap bulannya. Cuma itu mbak
kriterianya.
Peneliti : Apa tujuan /latar belakang didirikannya kelompok tani di
daerah ini?
Ketua kelompok tani : Tujuannya dari kelompok tani didaerah saya ya untuk
secara bersama-sama berkumpul untuk menyelesaikan
masalah pertanian yang dihadapi oleh para anggota.
Peneliti : Untuk menjadi ketua kelompok tani apakah ada kriteria-
kriteria yang harus dipenuhi ?
Ketua kelompok tani : Kriteria untuk menjdi ketua kelompok tani yang pertama
adalah dituakan diantara para petani, itu syarat yang
pertama, yang kedua harus mempunyai kesanggupan dan
kemapuan untuk memimpin para petani.
Peneliti : Kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan oleh
kelompok tani yang bapak pimpin ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Ketua kelompok tani : Kegiatan yang dilakukan adalah mengadakan pertemuan
rutin setiap bulannya yaitu setiap Sabtu Pahing. Dalam
pertemuan ini biasanya ada penyuluhan yang dilakukan
oleh Petugas Penyuluh Lapangan atau biasa disebut PPL,
selain PPL adapula penyuluhan yang diberikan oleh
mahasiswa kkn atau dari lembaga swadaya masyarakat.
Dalam pertemuan ini juga ada kegiatan yang disebut
koperasi simpan pinjam dimana setiap anggota harus
membayar iuran wajib serta diperbolehkan meminjam
modal dari kegiatan ini.
Peneliti : Dalam menjalankan kegiatan-kegiatannya, apa saja
hambatan yang dihadapi oleh kelompok tani di daerah
ini ?
Ketua kelompok tani : Hambatannya ya kurangnya modal, selain itu hambatan
berupa hama penyakit.
Peneliti : Untuk mengatasi hambatan tersebut apa saja upaya yang
dapat dilakukan ?
Ketua kelompok tani : Untuk hambatan modal kelompok tani anggota
diharuskan membayar iuran wajib setiap bulannya serta
berusaha mencari tambahan modal misalnya dari pihak
swasta.
Peneliti : Dalam mengembangkan atau memajukan kelompok tani,
apa ada peran pihak-pihak tertentu ?
Ketua kelompok tani : Ya ada mbak, yaitu dari Dinas Pertanian dengan
mengirimkan Petugas Penyuluh Lapangan dan
pemberian bantuan modal berupa penguatan modal
setiap tahunnya, kemudian dari Lembaga swadaya
masyarakat serta dari Mahasiswa kkn dengan
penyuluhan pertanian.
Peneliti : Saya rasa cukup pak informasi yang telah bapak berikan.
Saya mengucapkan banyak terima kasih, saya sudah
diperkenankan menganggu waktu bapak serta atas
informasi yang telah bapak berikan. Dan saya mohon
maaf apabila ada kata-kata saya yang kurang berkenan di
hati bapak.
Ketua kelompok tani : O sama-sama mbak.
Peneliti : Terima kasih pak dan saya mohon pamit. Selamat sore
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI