Upload
dinhkhue
View
234
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STUDI KOMPARASI USAHA TANI MELON DAN PADI
Studi Kasus: Usaha Tani Melon dan Padi di Desa Tawangharjo,
Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri.
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh:
Rosalia Candra Kristiyani
041324007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
STUDI KOMPARASI USAHA TANI MELON DAN PADI
Studi Kasus: Usaha Tani Melon dan Padi di Desa Tawangharjo,
Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri.
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh:
Rosalia Candra Kristiyani
041324007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
Hidup bukanlah masalah untuk dipecahkan tetapi kenyataan untuk
dialami
(Soren Kierkegaard)
Bila ingin memperkaya kawan Anda, jangan memberi uang kepadanya,
Melainkan ajarilah dia, membatasi hawa nafsunya
(Seneca)
Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala
rencanamu
(Amsal, 16: 3)
Bersama Tuhan kita menentukan masa depan
(R. C. K)
\
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERSEMBAHAN
Karya kecilku ini kupersembahkan untuk:
Jesus Christ Sang Juru Selamatku dan Bunda Maria
yang penuh kasih
Bapak dan Ibu yang sangat ku sayang
De’ Dion sayang
My Honey ’mas F.A.S’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
STUDI KOMPARASI USAHA TANI MELON DAN PADI
Rosalia Candra Kristiyani 041324007
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2008
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui apakah ada perbedaan pendapatan kotor antara petani melon dengan petani padi/200 meter/masa tanam; (2) mengetahui apakah ada perbedaan biaya untuk usaha tani melon dengan usaha tani padi/200 meter/masa tanam; (3) mengetahui apakah ada perbedaan kesempatan kerja (pencurahan jam kerja) antara petani melon dengan petani padi/ bulan; dan (4) mengetahui apakah ada perbedaan keuntungan bersih antara petani melon dengan petani padi/200 meter/masa tanam di Desa Tawangharjo. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang dilaksanakan di Desa Tawangharjo, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri pada bulan Maret 2008. Sampel dalam penelitian ini adalah petani melon dan petani padi di Dusun Pangkah, Wonokriyo dan Jatiharjo. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode disproportionate stratified random sampling. Sampel petani melon sebanyak 12 petani (diambil 100%) sedangkan sampel petani padi sebanyak 30 petani (diambil 25%). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data yaitu uji beda mean dengan teknik t test (independent sample t test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada perbedaan pendapatan kotor antara petani melon dengan petani padi/200 meter/masa tanam, di mana rata-rata pendapatan kotor petani melon lebih besar dari rata-rata pendapatan kotor petani padi; (2) ada perbedaan biaya antara usaha tani melon dengan usaha tani padi/200 meter/masa tanam, di mana rata-rata biaya usaha tani melon lebih besar dari rata-rata biaya usaha tani padi; ada perbedaan kesempatan kerja (pencurahan jam kerja) antara petani melon dengan petani padi/bulan, di mana rata-rata kesempatan kerja (pencurahan jam kerja) petani melon lebih besar dari rata-rata kesempatan kerja (pencurahan jam kerja) petani padi; dan (4) ada perbedaan keuntungan bersih antara petani melon dengan petani padi/200 meter/masa tanam, di mana rata-rata keuntungan bersih petani melon lebih besar dari rata-rata keuntungan bersih petani padi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
COMPARATIVE STUDY BETWEEN MELON AND PADDY FARMING
Rosalia Candra Kristiyani 041324007
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2008
This research aims to know whether there are: (1) different gross income between melon and paddy farmers/ 200 metres/ planting period; (2) different cost between melon and paddy farming/ 200 metres/ planting period; (3) different job opportunity (based on working hours) between melon and paddy farmers/ month; (4) different netto income between melon and paddy farmers/ 200 metres/ planting period in Tawangharjo Village, Giriwoyo District, Wonogiri Regency in March 2008.
The samples in this research were melon and paddy farmers in Pangkah, Wonokriyo and Jatiharjo Villages. The sampling done by using dispropotionate stratified random sampling method. The samples of melon farmers were 12 farmers (taken 100%) while the samples of paddy farmers were 30 farmers (taken 25%). The technique of gathering the data were interview and documentation. The technique for analyzing the data was the mean differences by using T-test technique (Independent sample T-test).
The result of this research shows that: (1) there is a different gross income between melon and paddy farmers/ 200 metres/ planting period; the average of gross income of melon farmers is higher than paddy farmers; (2) there is different cost between melon and paddy farming/ 200 metres/ planting period; cost average of melon farming was higher than paddy farming; (3) there is a job opportunity (based of working hours) between melon and paddy farmers/ month; the average of job opportunity (based on working hours) melon farmers is higher than paddy farmers; and (4) there is different netto income between melon and paddy farmers/ 200 metres/ planting period; the average of netto income of melon farmers is higher than paddy farmers.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia yang telah
diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul “Studi Komparasi Usaha Tani Melon dan Padi”. Studi kasus di Desa
Tawangharjo, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi persyaratan akhir mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan, semangat
dan doa dari berbagai pihak yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian
skripsi ini. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa
syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Romo Dr. Ir. P. Wiryono P., S.J., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata
Dharma.
3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang
telah meluangkan banyak waktu dan tenaga untuk mendampingi di setiap
proses serta memberikan bimbingan, pengarahan, masukan dan saran yang
membangun kepada penulis dari awal hingga akhir penulisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan masukan, pengarahan dan saran kepada penulis dari awal
hingga akhir penulisan.
6. Bapak Drs. P. A. Rubiyanto, selaku Dosen tamu yang telah memberikan
saran dan pengarahan dalam skripsi ini.
7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah
memberikan ilmunya dan setia mendampingi di setiap proses perkuliahan.
8. Mba’ Titin yang telah melayani dan membantu dalam segala urusan
administrasi penulis dengan penuh kesabaran.
9. Bapak dan Ibuku tersayang yang telah merawat, membimbing, menasehati,
memberikan perhatian, dukungan, pengorbanan dan selalu menyebut
namaku dalam di dalam doanya. Kasih sayangmu tak akan tergantikan oleh
apa pun dan siapa pun, terima kasih sudah menjadi bapak ibu yang terbaik
bagiku.
10. Ade’ku Dionisius Age Ferdianto yang telah memberikan semangat dan setia
mengantarku ke mana pun. Kau adalah ade’ku yang paling kusayang, terima
kasih ade’......
11. Alm. Mbah Heru, Mbah Kakung Sukiyo dan Mbah Rati yang sudah mulia di
surga yang semasa hidupnya telah memberikan kasih sayang, perhatian,
nasehat dan doa. Segala cerita dan nasehatmu kan kuingat selalu dan
kujadikan kisah klasik ‘tuk masa depan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
12. Keluarga besar Mbah Heru yang masih dalam peziarah hidup terutama
Mbah Heru Putri yang selalu memperhatikan, mendukung dan memberikan
kekuatan padaku. Terima kasih atas semuanya.....
13. Pakde Larno sekeluarga, Pakde Larto sekeluarga, Om Prapto sekeluarga dan
Om Joko sekeluarga serta sanak saudara semua dari keluarga Ibu yang
selalu mendukung dan memberikan motivasi. Terima kasih atas
semuanya.....
14. Petani melon dan petai padi di Dusun Pangkah, Dusun Jatiharjo dan Dusun
Wonokriyo sebagai responden yang bersedia meluangkan waktu untuk
membantu dan memberikan informasi untuk pengumpulan data dalam
kegiatan penelitian di Desa Tawangharjo.
15. Sahabat yang selalu membantu, memberikan semangat dan selalu
menemaniku di saat aku lagi tertawa maupun menangis “Hayu, Tante, Ari,
Ratna ‘n’ Mba’ Dyas sahabatku dari kecil”. Semoga persahabatan kita tidak
hanya sampai saat ini ya.....
16. Someone yang sekarang telah mengisi hatiku “F.A.S”. Terima kasih atas
waktu, rasa sayang, perhatian, semangat, saran dan doa yang telah kau
berikan untukku.
17. Teman-teman seperjuangan PE’ 04 terutama Sari, Ria dan Puji terima kasih
atas dukungan dan kebersamaannya. Tetap semangat ya......
18. Teman-teman kos Dahlia (Mba’ Wiwid, Mba’ Dyas, Ika, Rika, Mba’ Woro,
Mba Elis, Ratih, Mba’ Hayu, Anggun, Tiwi, Mba’ Dewi, Nana Mba’ Lanny,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
Mba’ Eva dan Mba Amel) yang selalu menemaniku siang dan malam,
membantu, memberikan semangat dan perhatian. Terima kasih atas canda,
kebersamaan, suka duka kita semoga bermakna dan menjadi kenangan
dalam hidup kita.
19. Teman-teman seperjuangan dalam kegiatan organisasi dan kepanitiaan
(HMJPIPS dan PPKM) yang telah bersama-sama mengukir kenangan.
Semoga kerjasama kita dapat dijadikan bekal untuk masa depan kita.
20. Guru-guru SD Kanisius Serenan II Tawangharjo, SMP PL Giwoyo dan
SMA PL Giriwoyo Wonogiri yang telah memberikan bekal dan pengalaman
sebelum menjadi mahasiswi.
21. Semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini yang tidak
bisa penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih untuk bantuannya.
Penulis
Rosalia Candra Kristiyani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ........................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................. vii
ABSTRAK ..........................................................................................................viii
ABSTRACT ......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................xviii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………4
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………….4
D. Manfaat Penelitian .......................................................................5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Konsep Usaha Tani .....................................................................6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
1. Konsep Usaha Tani dalam Kehidupan Masyarakat ...............6
2. Klasifikasi Usaha Tani ...........................................................8
3. Manajemen Usaha Tani ........................................................10
B. Sistem Pertanian di Indonesia ....................................................11
C. Dinamika Perkembangan Pertanian di Indonesia .......................13
1. Pertanian di Indonesia pada Masa Penjajahan .....................13
2. Pertanian di Indonesia pada Masa Orde Lama .................... 14
3. Pertanian di Indonesia pada Masa Orde Baru ..................... 15
4. Pertanian di Indonesia pada Masa Reformasi ......................16
D. Diversifikasi Tanaman dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan
.............................................................................17
E. Kesempatan Kerja pada Lapangan Kerja Usaha Tani ................20
F. Analisis Usaha Tani Padi dan Usaha Tani Melon ......................22
1. Usaha Tani Melon …………………………………………23
2. Usaha Tani Padi …………………………………………...26
G. Hasil Penelitian Terdahulu …………………………………….28
H. Kerangka Berpikir ……………………………………………..28
I. Hipotesis ………………………………………………………29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ………………………………………………...30
B. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………30
C. Subjek Penelitian ........................................................................30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
D. Teknik Pengambilan Sampel ......................................................31
1. Sampel Daerah .....................................................................31
2. Sampel Petani .......................................................................32
E. Variabel, Definisi dan Pengukuran Variabel ..............................33
1. Variabel Penelitian................................................................33
2. Definisi dan Pengukuran variabel ........................................33
F. Teknik Pengumpulan Data .........................................................34
1. Data Primer .........................................................................35
2. Data Sekunder ......................................................................35
G. Analisis Data ..............................................................................35
1. Pendapatan Kotor .................................................................35
2. Biaya .....................................................................................37
3. Kesempatan Kerja ................................................................41
4. Keuntungan Bersih ...............................................................43
BAB IV. GAMBARAN UMUM DESA PENELITIAN
A. Sejarah Desa ...............................................................................46
B. Letak dan Keadaan Geografi ......................................................46
1. Batas Wilayah Desa Tawangharjo .......................................46
2. Ukuran Jarak Kedudukan Tempat ........................................47
3. Luas Wilayah .......................................................................47
4. Pembagian Wilayah ..............................................................48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
5. Keadaan Iklim dan Tanah ....................................................49
C. Keadaan Sosial Ekonomi ...........................................................50
D. Komoditas Pertanian Desa .........................................................54
E. Deskripsi Responden ..................................................................56
1. Responden Petani Melon ......................................................56
2. Responden Petani Padi .........................................................57
BAB V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data ..............................................................................59
1. Pendapatan Kotor .................................................................59
2. Biaya .....................................................................................61
3. Kesempatan Kerja ................................................................66
4. Keuntungan Bersih ...............................................................68
B. Pembahasan ................................................................................70
1. Pendapatan Kotor .................................................................71
2. Biaya .....................................................................................74
3. Kesempatan Kerja ................................................................77
4. Keuntungan Bersih ...............................................................79
BAB VI. PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................85
B. Saran ...........................................................................................86
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................87
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel II. 1. Struktur Biaya Usaha Tani Melon per 1 ha .........................................25
Tabel II. 2. Struktur Biaya Usaha Tani Padi per 1 ha .............................................27
Tabel III. 1. Struktur Biaya Usaha Tani Melon per 200 meter ................................37
Tabel III. 2. Struktur Biaya Usaha Tani Padi per 200 meter ....................................39
Tabel IV. 1. Luas Tanah Menurut Penggunaannya di Desa Tawangharjo
Tahun 2007 ...........................................................................................47
Tabel IV. 2. Pembagian Wilayah Desa Tawangharjo Berdasarkan
Dusun, RT dan RW ..............................................................................49
Tabel IV. 3. Jumlah dan Perkembangan Penduduk Desa Tawangharjo ..................50
Tabel IV. 4. Komposisi Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis
Kelamin di Desa Tawangharjo Tahun 2007 ..........................................51
Tabel IV. 5. Angkatan Kerja Berdasarkan Mata Pencahariannya di Desa
Tawangharjo Tahun 2007 .......................................................................53
Tabel IV. 6. Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa
Tawangharjo Tahun 2007 .......................................................................54
Tabel IV. 7. Komoditas Pertanian dalam Sektor Tanaman Pangan di
Desa Tawangharjo Tahun 2007 .............................................................55
Tabel IV. 8. Data Responden Petani Melon ...............................................................56
Tabel IV. 9. Data Responden Petani Padi ...................................................................57
Tabel V. 1. Deskriptif Pendapatan Kotor Seluruh Sampel ........................................60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Tabel V. 2. Hasil Uji t Pendapatan Kotor ..................................................................60
Tabel V. 3. Struktur Biaya Rata-Rata Biaya Usaha Tani Melon per 200 meter ........62
Tabel V. 4. Struktur Biaya Rata-Rata Biaya Usaha Tani Padi per 200 meter ...........63
Tabel V. 5. Deskriptif Biaya Seluruh Sampel ...........................................................64
Tabel V. 6. Hasil Uji t Biaya .................................................................................... 64
Tabel V. 7. Deskriptif Kesempatan Kerja (Pencurahan Jam Kerja) Seluruh
Sampel ....................................................................................................66
Tabel V. 8. Hasil Uji t Kesempatan Kerja .................................................................66
Tabel V. 9. Deskriptif Keuntungan Bersih Seluruh Sampel .....................................69
Tabel V. 10. Hasil Uji t Keuntungan Bersih ..............................................................69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Lampiran 1. Pedoman Wawancara
Lampiran 2. Data Pendapatan, Biaya, Pencurahan Jam Kerja dan
Keuntungan Petani Melon dan Petani Padi
Lampiran 3. Deskriptif Petani Melon dan Petani Padi
Lampiran 4. Uji t
Lampiran 5. Data Responden Petani Melon dan Petani Padi
Lampiran 6. Tabel t
Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian
Lampiran 8. Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 9. Gambar (Foto) Tanaman Melon dan Tanaman Padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertanian merupakan hal yang sangat penting dalam perekonomian
suatu negara. Kegiatan pertanian yang meliputi budaya bercocok tanam dan
memelihara ternak merupakan kebudayaan manusia yang paling tua
(http://www.lablink.or.id/Agro/pertanian.htm). Oleh karena itu sampai saat
ini, pertanian selalu dikembangkan agar dapat tetap berjalan lancar dan
mencapai kesejahteraan rakyat. Bagian terbesar penduduk dunia
bermatapencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, meskipun
pertanian hanya menyumbang 4 % dari PDB dunia (Sartono, 2006).
Begitu pula di Indonesia, pertanian sudah menjadi suatu tradisi
masyarakat. Hal ini disebabkan karena negara Indonesia sampai saat ini
masih dianggap sebagai negara agraris dan rakyat Indonesia sebagian besar
juga masih bermatapencaharian sebagai petani. Berdasarkan sensus pertanian
tahun 2003, total jumlah petani sebanyak 24.869 juta KK. Sebagian besar
merupakan petani yang hanya memiliki luas garapan kurang dari 0,5 hektar
atau 13.253 juta KK merupakan petani gurem (Menko Perekonomian, 2006).
Menurut BPS tahun 2005, hampir 50% (43,97%) rumah tangga Indonesia
sebagai rumah tangga tani dan hampir 50% dari rumah tangga tani tersebut
merupakan rumah tangga tani padi (Nazami, 2006). Oleh karena itu pada
beberapa tahun yang lalu pertanian lebih difokuskan pada pertanian padi saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dan itu pun hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
Masyarakat juga belum mengenal atau mengetahui cara menggarap tanahnya
selain dengan cara ditanami padi. Padahal jika ditelusuri lebih teliti, suatu
masyarakat terutama petani bisa makmur tidak hanya dengan menanam padi
saja. Banyak jenis komoditas baru yang bisa memajukan pertanian, terutama
di daerah pedesaan.
Seiring berjalannya waktu dan semakin berkembangnya jaman, maka
masyarakat mulai mengenal adanya intensifikasi pertanian. Intensifikasi
maksudnya bahwa petani hendaknya menggunakan faktor produksi tenaga
kerja dan modal yang lebih banyak atas sebidang tanah tertentu untuk
mencapai hasil produksi yang lebih besar. Kemudian intensifikasi pertanian
tersebut berkembang menjadi diversifikasi pertanian. Diversifikasi pertanian
bukan merupakan hal baru pada saat ini. Salah satu penyebab timbulnya
diversifikasi pertanian yaitu semakin minimnya kondisi pertanian di
Indonesia. Maksudnya bahwa pertanian di Indonesia hanya berfokus pada
pertanian padi. Dengan dilakukannya diversifikasi, masyarakat dapat
mengetahui lebih luas dan menyadari bahwa pertanian bisa berkembang dan
berhasil dapat dilakukan dengan menanam tanaman selain padi. Pada
umumnya untuk melakukan diversifikasi pertanian dibutuhkan banyak sumber
daya baik tenaga kerja, uang, lahan dan sebagainya. Namun walaupun
demikian demi kemajuan dan kemakmuran petani, maka hal tersebut tetap
dilakukan. Jadi, masyarakat (petani) berusaha menggunakan faktor produksi
tenaga kerja dan modal yang relatif banyak untuk dapat mencapai hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pertanian yang tidak hanya dapat dikonsumsi sendiri, tetapi juga dapat
memenuhi kebutuhan pasar. Hal tersebut pastinya juga didukung oleh
kebijakan pemerintah terhadap para petani.
Dengan semakin semaraknya diversifikasi, maka sekarang ini banyak
petani yang memanfaatkan lahannya dengan berbagai menanam berbagai
tanaman selain padi. Misalnya, menanam buah-buahan, menanam sayur-
sayuran, menanam palawija, dan sebagainya. Hal tersebut dilakukan petani
pada umumya karena bertujuan untuk meningkatkan penghasilan petani dalam
bidang pertanian demi mencapai kemakmuran. Contohnya di Bali diversifikasi
pertanian perlu dilakukan karena Bali menyimpan beragam jenis sumber
pangan, misalnya sekitar 30 jenis umbi-umbian dan 90 jenis pisang (Suprapta,
2002). Contoh lain yaitu seperti yang telah dialami oleh masyarakat Kendel.
Kepala desa Kendel mengatakan bahwa buah melon memang menjadi salah
satu komoditas andalan warga
(http://www.boyolali.go.id/isi/isi.asp?isi=berita&kode=00655). Harga jual
melon sampai saat ini mencapai sekitar Rp 3.000/kg sampai Rp 4.000/kg. Satu
buah melon memiliki berat 2 kg sampai 3 kg. Sedangkan harga beras bersih
sekarang sekitar Rp 4.000/kg sampai 5.000/kg. Berdasarkan data BPS tahun
2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar
44,3% penduduk, meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total PDB
(Sartono, 2006). Dari data tersebut maka dapat dikatakan bahwa bidang
pertanian dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas dan dapat
menyerap tenaga kerja lebih banyak. Selain itu, masyarakat menjadi semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
kreatif dalam menjalankan kegiatan pertaniannya untuk mencapai
kemakmuran hidupnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan pendapatan kotor antara petani melon dengan
petani padi per 200 meter?
2. Apakah ada perbedaan biaya produksi antara usaha tani melon dengan
usaha tani padi per 200 meter?
3. Apakah ada perbedaan kesempatan kerja antara petani melon dengan
petani padi per 1 bulan?
4. Apakah ada perbedaan keuntungan bersih antara petani melon dengan
petani padi per 200 meter?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pendapatan kotor antara
petani melon dengan petani padi per 200 meter
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan biaya produksi antara usaha
tani melon dengan usaha tani padi per 200 meter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kesempatan kerja antara
petani melon dengan petani padi per 1 bulan
4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan keuntungan bersih antara
petani melon dengan petani padi per 200 meter
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.
1. Bagi Petani dan Masyarakat Sekitar
Bagi petani melon dan masyarakat sekitar dapat digunakan sebagai
pertimbangan dalam menentukan pilihan yang tepat dalam mengusahakan
tanamannya. Pilihan dalam hal ini antara tanaman padi dan tanaman
melon.
2. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi dinas pertanian
dalam menentukan kebijakan dan strategi pengembangan pertanian yang
bertujuan meningkatkan usaha pertanian dan kemakmuran masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Konsep Usaha Tani
1. Konsep Usaha Tani dalam Kehidupan Masyarakat
Menurut A.T. Mosher (1987: 66), usaha tani merupakan sebagian dari
permukaan bumi di mana seorang petani, sebuah keluarga tani atau badan
usaha lainnya bercocok tanam atau memelihara ternak. Peranan sektor
pertanian yang meliputi pertanian pangan (rakyat), perkebunan, peternakan
dan perikanan dalam pembangunan perekonomian selama ini masih
dominan dan cukup strategis.
Pertanian rakyat merupakan usaha pertanian keluarga di mana tanaman
yang ditanam seperti beras, palawija (jagung, kedelai dan umbi-umbian)
dan tanaman holtikultura (sayur-sayuran dan buah-buahan). Pada
umumnya hasil yang diperoleh masyarakat dari pertanian rakyat ini
digunakan untuk memenuhi kebutuhan individu (keluarganya) saja.
Masyarakat yang menjalankan pertanian rakyat biasanya tidak hanya
memproduksi satu jenis tanaman saja. Dalam satu tahun mereka dapat
menanam paling tidak dua jenis tanaman. Tanaman pertama ditekankan
pada padi karena padi merupakan tanaman yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga. Kedua tanaman yang ditanam dengan
tujuan untuk diperdagangkan misalnya jagung, kacang, kelapa, kedelai,
sayur atau buah. Hasil dari tanaman tersebut diharapkan dapat menambah
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
modal dalam menjalankan kegiatan pertaniannya. Jadi mereka
mengharapkan penghasilan dari harga tanaman yang dihasilkan itu.
Perkebunan biasanya dilakukan oleh masyarakat yang berada di daerah
yang bermusim panas (dekat khatulistiwa). Hasil dari perkebunan tersebut
dapat digunakan sebagai awal dari timbulnya industri pertanian atau
perkebunan dengan menggunakan teknologi yang semakin maju.
Sedangkan dalam sub bidang kehutanan pada umumnya produksi
kehutanan membutuhkan jangka waktu yang cukup panjang. Kegiatan
pemungutan hasil hutan sendiri pada hakikatnya merupakan bagian dari
pengelolaan hutan. Di satu sisi pemungutan hutan yang kurang teratur
dapat berdampak negatif bagi masyarakat tetapi di sisi lain hasilnnya juga
dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan. Peternakan dan perikanan
merupakan hal penting juga dalam kehidupan manusia. Peternakan rakyat
dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan cara tradisional,
dengan pemeliharaan yang semi komersial dan komersial. Di mana
perbedaan yang mencolok dari ketiganya yaitu berasal dari modal yang
digunakan. Sedangkan yang dimaksud perikanan adalah segala usaha
penangkapan budidaya ikan serta pengolahan sampai pemasarannya.
Perikanan biasanya dilakukan oleh masyarakat yang berada di sekitar
pantai atau bisa saja sungai.
Jadi sektor pertanian sebagai sektor utama, dapat mempengaruhi
sektor-sektor lainnya. Misalnya pengaruh sektor pertanian terhadap sektor
industri. Contoh konkritnya yaitu industri karet. Industri karet tercipta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
karena berawal dari adanya pertanian karet. Indutri gula atau teh juga
berasal dari tanaman perkebunan tebu dan teh.
Dalam ilmu usaha tani, pertanian dapat diartikan menjadi dua (2) yaitu:
(1) dalam arti sempit (kehidupan sehari-hari), pertanian sebagai kegiatan
bercocok tanam; (2) dalam arti luas, pertanian diartikan sebagai kegiatan
yang menyangkut proses produksi menghasilkan bahan-bahan kebutuhan
manusia yang dapat berasal dari tumbuhan maupun hewan yang disertai
dengan usaha untuk memperbaharui, memperbanyak (reproduksi) dan
mempertimbangkan faktor ekonomi (Soekartawi, 1995: 5).
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
pertanian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manusia pada suatu
lahan tertentu, dalam hubungan tertentu antara manusia dengan lahannya
yang disertai berbagai pertimbangan tertentu pula.
2. Klasifikasi Usaha Tani
Klasifikasi usaha tani terjadi karena adanya perbedaan faktor fisik,
ekonomis dan faktor-faktor lain. Faktor fisik antara lain iklim, ketinggian
di atas permukaan laut dan jenis tanah. Sedangkan faktor ekonomis yang
mempengaruhi masyarakat dalam bertani misalnya permintaan pasar,
pembiayaan, modal yang tersedia, dan risiko yang dihadapi. Selain faktor
fisik dan ekonomis juga ada faktor lain yang mempengaruhi antara lain
hama penyakit, sosiologis, pilihan pribadi, dan lain sebagainya.
Menurut Ken Suratiyah (2006: 14-15) klasifikasi usaha tani dapat
dibedakan menurut corak dan sifat, organisasi, pola serta tipe usaha tani.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
a. Menurut corak dan sifatnya
Menurut corak dan sifatnya usaha tani dibagi menjadi dua yaitu
komersial dan subsisten. Usaha tani komersial merupakan usaha
tani yang lebih memperhatikan kualitas dan kuantitas produk. Jadi
dalam usaha tani komersial, petani bukan hanya orientasi ke dalam
tetapi juga ke luar, dalam arti petani berusaha melakukan kegiatan
bertani dalam jumlah yang banyak dan kualitas yang baik untuk
mendapatkan hasil dan keuntungan serta dapat memenuhi
kebutuhan pasar. Sedangkan dalam usaha tani subsisten, hasil
pertanian yang dihasilkan petani hanya digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sendiri.
b. Menurut Organisasinya
Usaha tani menurut organisasinya dapat dibagi menjadi tiga
yaitu: (1) usaha individual yaitu usaha tani yang seluruh prosesnya
dikerjakan oleh petani sendiri beserta keluarganya mulai dari
perencanaan, mengolah tanah hingga pemasaran; (2) usaha kolektif
ialah usaha tani yang seluruh proses produksinya dikerjakan
bersama oleh suatu kelompok kemudian hasilnya dibagi dalam
bentuk natura atau keuntungan; (3) usaha kooperatif ialah usaha
tani yang tiap prosesnya dikerjakan secara individual, hanya pada
beberapa kegiatan yang dianggap penting dikerjakan oleh
kelompok, misalnya pemberantasan hama, pemasaran hasil dan
pembuatan saluran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
c. Menurut Polanya
Menurut polanya usaha tani dibagi menjadi tiga yaitu: (1)
usaha tani khusus yaitu usaha tani yang hanya mengusahakan satu
cabang usaha tani saja, misalnya peternakan, perikanan dan
tanaman pangan; (2) usaha tidak khusus yaitu yang mengusahakan
beberapa cabang usaha bersama-sama; (3) usaha tani campuran
merupakan usaha tani yang mengusahkan beberapa cabang secara
bersama-sama dalam sebidang lahan tanpa batas yang tegas,
contohnya tumpang sari.
d. Menurut Tipenya
Usaha tani menurut tipenya dibagi menjadi beberapa macam
berdasarkan komoditas yang diusahakan, misalnya usaha tani
ayam, usaha tani kambing dan usaha tani jagung. Jadi setiap jenis
ternak dan tanaman dapat dikatakan tipe usaha tani.
3. Manajemen Usaha Tani
Dalam melakukan usaha tani setiap petani berusaha agar hasil yang
diperoleh banyak. Terutama jika mereka bertani padi maka petani ingin
agar panen padinya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya
sampai musim panen yang akan datang. Selain itu, mereka juga berharap
dengan hasil panenannya dapat dijual dan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan lainnya seperti membeli pakaian, alat rumah tangga maupun
alat-alat pertanian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Petani akan melakukan manajemen usaha tani dengan tujuan akan
memperoleh keuntungan dari apa yang telah diusahakan. Petani akan
memilih bibit mana yang akan ditanam, berapa jumlahnya, pupuk apa
yang digunakan dan memperhitungkan mana yang lebih menguntungkan.
Oleh karena itu petani akan membandingkan antara hasil yang diharapkan
akan diterima pada waktu panen dengan biaya (pengorbanan/cost) yang
harus dikeluarkan.
B. Sistem Pertanian di Indonesia
Pertanian di Indonesia merupakan pertanian tropika karena sebagian
daerahnya berada di daerah tropik yang langsung dipengaruhi oleh garis
khatulistiwa yang memotong Indonesia hampir menjadi dua (Mubyarto, 1989:
6). Corak petanian di Indonesia juga dapat dilihat dari bentuknya yaitu
kepulauan dan bergunung-gunung. Di daerah yang curah hujannya rendah
biasanya ditandai dengan adanya hutan yang lebat yang persediaan
penghijauannya cukup sehingga di daerah tersebut cocok untuk beternak
terutama sapi, kerbau, kambing dan sebagainya.
Di Indonesia mengenal empat (4) sistem pertanian yaitu sistem ladang,
sistem tegal pekarangan, sistem sawah dan sistem perkebunan
(http://www.lablink.or.id/Agro/agr-sis-ind.htm). Sistem ladang merupakan
sistem yang paling primitif, yaitu suatu sistem peralihan dari tahap pengumpul
ke tahap budaya penanam, pengolahan tanah sangat minimum dan
produktivitas masih bergantung pada ketersediaan lapisan humus yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Tanaman yang ditanam pada sistem ini pada umumnya tanaman pangan
seperti umbi-umbian, jagung. Sistem tegal pekarangan biasanya dilakukan
orang yang setelah menetap lama di wilayah itu. Tanaman yang diusahakan
yaitu tanaman-tanaman yang tahan kekeringan dan pohon-pohonan.
Sedangkan sistem sawah merupakan teknik budidaya yang tinggi terutama
dalam pengolahan tanah dan pengelolaan air. Sistem pengelolaan airnya
berkesinambungan. Sistem sawah merupakan potensi besar untuk produksi
pangan, baik padi maupun palawija. Sistem yang yang keempat yaitu sistem
perkebunan merupakan suatu perkebunan baik perkebunan rakyat maupun
perkebunan besar yang dulu milik swasta asing tetapi sekarang dimiliki oleh
perusahaan negara. Hal tersebut juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan
tanaman ekspor. Misalnya bahan-bahan ekpor seperti karet, kopi, teh dan
coklat.
Selain terdapat empat sistem di atas, pembangunan pertanian di Indonesia
juga menggunakan beberapa pendekatan seperti pendekatan usaha tani
komoditi dan pendekatan usaha tani fungsional. Dalam pendekatan komoditi
peranan petani dalam menentukan usaha taninya sangat kecil. Segala
sesuatunya telah diatur oleh pemerintah dan petani hanya melaksanakan begitu
saja. Semakin lama pendekatan komoditi beralih ke pendekatan fungsional.
Dalam pendekatan fungsional petani diberi kebebasan untuk menentukan
pilihannya sendiri. Hal ini dapat dilihat dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No. 12 tahun 1993 pasal 6 tentang sistem budidaya tanaman yang
berisi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Ayat (1): Petani memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan jenis tanaman
dan pemberdayaannya.
Ayat (2): Dalam menerapkan kebebasan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) petani berkewajiban berperan serta dalam mewujudkan rencana
pengembangan dan budidaya tanaman.
C. Dinamika Perkembangan Pertanian di Indonesia
1. Pertanian di Indonesia pada Masa Penjajahan
Negara Indonesia sejak dulu pada saat penjajahan hingga sekarang
merupakan negara agraris. Oleh karena itu, pada saat penjajahan
masyarakat Indonesia banyak yang bekerja dalam bidang pertanian yang
dipimpin oleh penjajah tersebut. Sebagai contoh pada saat penjajahan
Jepang. Pada tahun 1942 penduduk pribumi mempunyai susunan ekonomi
ganda yaitu bersifat tradisional dan bersifat modern bergaya Eropa. Dalam
perusahaan modern terutama pertambangan minyak, banyak puluhan ribu
orang Indonesia mendapat pekerjaan dan juga pada perkebunan-
perkebunan besar seperti gula, teh, kopi, karet, tembakau, kopra dan
kelapa sawit (De Jong, 1987: 33).
Dalam hal ini banyak lahan pertanian yang dikuasai oleh penduduk
Jepang dan masyarakat Indonesia bekerja di lahan yang telah dikuasainya.
Dengan bekerja pada pimpinan Jepang yang sudah menggunakan cara
yang modern, maka masyarakat Indonesia yang bekerja di tempat itu juga
menjadi semakin modern pula. Artinya mereka dapat mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
pertaniannya dengan cara yang tradisional dan modern. Pertanian di
Jepang merupakan pertanian yang bertujuan untuk ekspor. Oleh karena itu
orientasi mereka di Indonesia juga untuk keperluan ekspor. Namun mereka
dipekerjakan secara paksa yang telah dikenal dengan ”romusha”.
Berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang telah diperoleh dari
bekerja dengan Jepang tersebut maka masyarakat Indonesia dapat berlatih
dan mencoba sendiri untuk kemajuan pertaniannya.
2. Pertanian di Indonesia pada Masa Orde Lama
Pada masa orde lama dengan pemerintahan Ir. Soekarno telah disahkan
UU Pokok Agraria tahun 1960 dan UU Pokok Bagi Hasil serta
menjalankan sistem pangan nasional atau swasembada pangan nasional
dan sistem pangan global atau liberalisasi perdagangan dunia (Kurnia,
2002). Pada saat itu, pertanian di Indonesia yang paling dikenal yaitu
pertanian pangan terutama beras.
Dengan swasembada pangan nasional, maka jenis tanaman seluruh
daerah di Indonesia yang berbeda-beda diseragamkan pada lahan ladang
dan sawah. Namun pada saat itu para pejabat tinggi negara tidak
memperhatikan nasib para petani, tetapi mereka sibuk mengurusi politik
dan kemiskinan petani justru dijadikan lahan subur oleh Barisan Tani
Indonesia (BTI). Akibatnya kesejahteraan petani pun juga semakin
merosot bahkan mereka semakin kekurangan pangan walaupun mereka
sudah merdeka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3. Pertanian di Indonesia pada Masa Orde Baru
Pada awal orde baru dalam hal usaha tani diperbaharui dengan
program Bimas. Program Bimas memberi hasil yang baik terhadap
produktivitas sawah terhadap produksi padi nasional. Pada tahun 1984
Indonesia telah mencapai keberhasilannya dalam menciptakan
swasembada beras. Dengan swasembada pangan yang lebih mantap, maka
akan lebih terjamin persediaan pangan dalam jumlah dan kadar gizi yang
cukup, merata dan dengan harga yang stabil serta terjangkau oleh daya beli
rakyat banyak (Bustanil, 1994). Jadi pada saat orde baru, pertanian
ditekankan pada pertanian yang bersifat monokultur yaitu padi. Di mana
masyarakat tidak berani memperluas bahkan menanam tanaman selain
padi. Para petani sebagai masyarakat kecil tidak berani berbuat apa-apa
dengan apa yang telah dikatakan atasan (pejabat). Selain itu pendapatan
petani pun juga kecil karena harga pokok yang ditetapkan pemerintah
tidak seperti yang diharapkan petani. Dengan harga pokok yang relatif
rendah, pemerintah berharap agar semua masyarakat mampu memenuhi
kebutuhan pangannya. Jadi tidak hanya petani yang dapat mengkonsumsi
beras tetapi masyarakat yang bukan petani pun juga mampu
mengkonsumsi.
Dengan adanya Bimas, petani diberikan penyuluhan tentang pemilihan
bibit yang unggul, teknologi yang baru, penggunaan pupuk dan
pengendalian hama serta revolusi hijau. Penyuluhan yang dilakukan Bimas
kepada petani masih tetap pada pertanian padi. Jadi, bukan berarti dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
penyuluhan tersebut petani mendapatkan teori tentang tanaman yang lain.
Namun adanya revolusi hijau ternyata berdampak kurang baik terhadap
kehidupan petani. Revolusi hijau mengakibatkan terjadinya perubahan
orientasi ekonomi petani lapisan atas ke arah yang lebih komersil dan
mengabaikan loyalitas kepada petani miskin. Tekanan ekonomi tinggi
tetapi ikatan sosial menjadi semakin merosot dan terjadi rural-urban
migration pada petani kecil di pedesaan. Sehingga kehidupan ekonomi
petani juga semakin terpuruk karena mereka sulit untuk berkembang. Pada
saat itu pula, negara sangat membatasi investor asing masuk ke Indonesia,
karena jika banyak investor yang masuk akan menyebabkan sektor industri
semakin berkembang. Padahal sektor utamanya terletak pada sektor
pertanian.
4. Pertanian di Indonesia pada Masa Reformasi
Selama lima tahun reformasi berjalan kehidupan petani terutama petani
padi tidak mengalami perubahan yang signifikan. Karena daya beli Bulog
juga masih terbatas dan mekanisme harga pada umumnya masih di bawah
harga dasar pembelian pemerintah. Menurut Inpres No. 9/2001 yang telah
dikeluarkan pemerintah pada saat reformasi harga dasar pembelian
pemerintah Rp1.519/kg gabah kering giling atau Rp2.470/kg beras di
gudang Bulog tetapi pada kenyataannya tidak seperti itu.
Namun akhir-akhir ini, pertanian sudah semakin berkembang. Bidang
pertanian tidak ada paksaan-paksaan dari atasan namun lebih diserahkan
kepada para petani agar bertani sesuai dengan kondisi daerahnya masing-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
masing. Terutama para petani sekarang tidak hanya menanam padi saja.
Bahkan sekarang banyak program-program dari pemerintah misalnya
revitalisasi pertanian, intensifikasi petanian dan berkembang lagi menjadi
diversifikasi pertanian. Revitalisasi pertanian bertujuan untuk
mempertahankan tanaman yang sudah ada dan dikembangkan lagi,
misalnya tanaman padi sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia
pada umumnya agar tidak kekurangan makanan. Sedangkan dengan
intensifikasi dan diversifikasi bertujuan agar petani semakin dapat
memperluas kegiatan pertaniannya. Seiring berjalannya revitalisasi,
intensifikasi dan diversifikasi, mulai sekitar tahun 2006 harga beras di
pasar mulai mengalami peningkatan sehingga Inpres No.9/2001 sudah
kurang sesuai. Misalnya harga beras IR-64 menjadi sekitar Rp5.200,00/kg
dan harga beras pandan wangi menjadi sekitar Rp5.700,00/kg
(http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2006/12/13/brk,20061213-
89373,id.html)
D. Diversifikasi Tanaman dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan
Banyak persoalan yang dihadapi oleh petani yang berhubungan dengan
produksi dan pemasaran hasil-hasil pertaniannya. Dilihat dari segi ekonomi
pertanian, produksi petani dan tingkat harga merupakan faktor yang
mempengaruhi kehidupan petani. Ciri khas kehidupan petani adalah perbedaan
pola penerimaan pendapatan dan pengeluarannya (Mubyarto, 1989: 35). Hal
ini dapat dilihat bahwa pada kenyataannya pendapatan petani hanya diterima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
setiap musim panen, sedangkan pengeluaran harus diadakan setiap hari. Selain
itu produk yang yang dihasilkan petani kurang beranekaragam. Kebanyakan
petani terutama di pulau Jawa mengolah lahannya dengan menanami padi dan
palawija sedangkan untuk tanaman buah dan sayur-sayuran masih sangat
jarang.
Melihat hal di atas, maka diversifikasi mulai dijalankan di berbagai
daerah. Diversifikasi dilakukan dengan menanam berbagai macam tanaman
misalnya buah, sayuran-sayuran tanpa melupakan padi dan palawija.
Masyarakat sudah mulai mengubah kehidupannya dengan mengembangkan
pertanian. Terjadinya diversifikasi dapat meningkatkan tingkat kehidupan
masyarakat. Petani tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri
tetapi juga dapat menembus pasar ekspor. Menurut Kaman (2005: 91) jenis
sayuran dan buah yang diminta oleh pasar Jepang seperti terong, sawi, melon,
timun, paprika dan lain-lain umumnya dapat dibudidayakan dan
dikembangkan di Indonesia. Walupun membutuhkan modal yang cukup besar
tetapi keuntungan yang diperoleh juga tetap besar.
Menurut Egbert (1985: 2) pada umumnya dalam meninjau pendapatan
sektor pertanian dapat ditempuh dengan dua cara yaitu dibuat dengan
perhitungan-perhitungan dengan angka per hektar dan perhitungan dengan per
perusahaan. Pendapatan kotor dari usaha pertanian merupakan tolok ukur bagi
intensitas pertanian. Pendapatan masyarakat dapat dibagi menjadi upah-upah
kerja, hak upah petani dan keluarganya, pajak-pajak serta hasil bersih. Jadi
pendapatan yang telah diterima petani tidak bisa dinikmati semua tetapi juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
masih harus diperhitungkan dengan adanya pengeluaran-pengeluaran pada
waktu berproduksi. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pendapatan
kotor petani adalah penghasilan utuh yang diterima oleh petani sebelum
dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melakukan kegiatan
operasionalnya yang dinyatakan dalam rupiah. Pendapatan yang diterima
setiap individu juga akan berbeda-beda tergantung dari apa yang yang telah
ditanam dan luas tanah garapan.
Masalah pendapatan tentu akan berkaitan dengan harga. Harga setiap jenis
hasil tanam pun berbeda-beda dan fluktuasi harga ini pun juga dipengaruhi
adanya fluktuasi musiman yang terjadi dalam kehidupan ekonomi pertanian.
Fluktuasi musiman berarti bahwa tidak setiap saat petani bisa memproduksi
tanaman yang sama. Namun ada daerah yang hanya mengandalkan air hujan
sehingga untuk menanam padi misalnya mereka tidak bisa. Pendapatan petani
ada yang dihitung per tahun tetapi juga ada yang dihitung setiap panen.
Namun pada umumnya petani menghitung pendapatannya setiap panen karena
pendapatan yang diperoleh tersebut akan digunakan untuk menanam lagi.
Dengan begitu, petani juga merasa lebih mudah dalam menghitung
keuntungan yang diperoleh. Jika dikaitkan dengan pendapatan, diversifikasi
juga sangat mempengaruhi pendapatan petani. Petani mendapatkan
penghasilan tidak hanya dari satu jenis tanaman saja, tetapi petani juga
memperoleh dari hasil tanaman yang lain. Misalnya petani menanam padi dan
melon, dengan menanam dua komoditas maka petani dapat memperoleh
pendapatan dari dua macam tanaman tersebut. Di mana dalam menanam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
melon keuntungan yang dihasilkan jauh lebih besar dari menanam padi karena
harga per kilo melon lebih tinggi daripada padi. Hubungan harga dan
pendapatan akan sangat mempengaruhi motivasi petani untuk melakukan
usahanya. Oleh karena itu dengan adanya diversifikasi tanaman terutama
holtikultura dapat meningkatkan pendapatan masyarakat demi mencapai
kesejahteraan yang baik pula.
E. Kesempatan Kerja pada Lapangan Kerja Usaha Tani
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi dalam melakukan
suatu usaha. Masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja dapat dianalisis
dengan berpangkal pada permintaan dan penawaran akan tenaga kerja yang
bertemu di pasar tenaga kerja (Gilarso, 2002: 207). Hal ini ditegaskan bahwa
secara geografis pasar tenaga kerja dibedakan atas pasar tenaga kerja
pedesaan, pasar tenaga kerja perkotaan, pasar kerja daerah, pasar tenaga kerja
nasional dan pasar tenaga kerja internasional.
Secara garis besar kesempatan kerja pada suatu lahan pertanian dapat
dilihat perbedaannya. Petani yang mempunyai lahan pertanian luas tentu akan
menyerap tenaga kerja yang relatif banyak Sedangkan petani yang
mempunyai lahan yang sempit belum tentu dapat menyerap tenaga kerja yang
banyak bahkan lahan yang ada cukup dikerjakan sendiri dan keluarganya.
Jika pertanian semakin dikembangkan maka akan berdampak positif terhadap
perekonomian negara. Lahan pertanian mampu menciptakan lapangan
pekerjaan sehingga dapat membantu mengurangi pengangguran yang selama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
ini lebih berorientasi terhadap sektor industri. Kesempatan kerja sangatlah
berkaitan dengan pencurahan jam kerja dalam mengerjakan lahan kerja
tersebut. Pencurahan jam kerja setiap bidang akan berbeda-beda sesuai dengan
pekerjaan yang dikerjakan.
Adapun ciri-ciri faktor tenaga kerja dalam usaha tani (Kaslan, 1983: 222)
yaitu (1) keperluan akan tenaga kerja dalam usaha tani tidak kontinyu dan
merata; (2) pemakaian tenaga kerja dalam usaha tani untuk tiap hektarnya
sangat terbatas; (3) tenaga kerja dalam usaha tani tidak mudah distandarisir
dan dispesialisasikan; (4) keperluan akan tenaga kerja dari usaha tani itu
cukup beranekaragam coraknya dan acapkali tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Ciri-ciri faktor tenaga kerja tersebut merupakan ciri yang relevan
digunakan pada pertanian yang bersifat tradisional karena pada pertanian
tradisional, petani belum mampu untuk memanajemen dan memperkirakan
tenaga kerja untuk usahanya. Dalam arti bahwa tenaga kerja pada pertanian
tradisional masih bersifat serabutan atau kurang terspesialisasikan.
Dalam menggarap lahan pertaniannya, petani sangatlah membutuhkan
bantuan orang lain. Meskipun petani pada umumnya memiliki banyak waktu
luang. Untuk menutupi kekurangan tenaga kerja itu, petani melakukan
berbagai cara antara lain: (1) mengambil anak angkat yaitu pengambilan anak
angkat dengan cara biasa dan dengan cara menjadikan sebagai menantu; (2)
minta bantuan dari teman-temannya sedesa atas dasar sambat-sinambat,
gotong royong dan sebagainya, baik tolong-menolong yang bersifat minta
imbalan maupun tidak meminta imbalan (didasarkan pada luas tanah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
digarap); (3) melalui persekutuan adat seperti mapalus, sekehe, kepala padang,
koleman dan sebagainya yang merupakan suatu perkumpulan yang lebih
banyak memiliki asas dan tugas mementingkan segi-segi material; (4)
mempergunakan tenaga buruh baik buruh harian, buruh borongan, buruh
tahunan atau buruh tetap maupun buruh luruh atau buruh beboro; (5) tenaga
gadaian; (6) tenaga budak; (7) membagi-hasilkan usaha taninya (Kaslan, 1983:
232).
F. Analisis Usaha Tani Melon dan Usaha Tani Padi
Efisiensi petani merupakan banyaknya hasil produksi fisik yang dapat
diperoleh dari suatu kesatuan faktor produksi atau input (Mubyarto, 1989: 70).
Setelah panen, petani akan menghitung berapa hasil bruto produksinya yang
merupakan hasil dari luas tanah dikalikan hasil per satuan luas yang dinilai
dengan uang. Hasil produksi petani tersebut pada kenyataannya tidak semua
diterima petani. Hasil tersebut harus dikurangi dengan biaya-biaya yang harus
dikeluarkannya. Biaya produksi dapat dibagi menjadi dua yaitu biaya-biaya
yang berupa uang tunai dan biaya-biaya panen. Biaya yang berupa uang tunai
misalnya upah kerja untuk persiapan/penggarapan tanah, biaya untuk membeli
pupuk, obat-obatan. Sedangkan biaya panen misalnya bagi hasil, sumbangan.
Besar kecilnya biaya produksi akan sangat mempengaruhi perkembangan
usaha tani.
Selain jenis biaya di atas, biaya digolongkan pula menjadi dua jenis lagi
yaitu biaya tetap dan biaya variabel atau biaya tidak tetap (Mubyarto, 1989:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
72). Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar
kecilnya produksi. Contohnya biaya sewa atau bunga tanah. Sedangkan biaya
variabel (biaya tidak tetap) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh
besarnya produksi. Contohnya, biaya untuk pembelian bibit, biaya pembelian
obat-obatan dan sebagainya. Petani juga dapat memperoleh modal untuk biaya
produksi dari penyaluran kredit melalui unit-unit desa dengan menetapkan
bunga yang rendah. Maka dari itu, masalah modal tidak mengganggu aktivitas
dan produktivitas petani. Petani tetap bisa menjalankan usahanya walaupun
nantinya petani juga masih harus mengembalikan modal kepada kreditur.
1. Usaha Tani Melon
Dalam melakukan usaha tani melon dibutuhkan banyak hal mulai
dari persiapan lahan sampai pemanenan. Persiapan yang dilakukan antara
lain menyangkut sarana produksi, sewa tanah, tenaga kerja dan lain-lain.
Sarana produksi meliputi pembelian bibit, pupuk (Urea, SP-36, NPK,
KCL, ZA, pupuk kandang, pupuk daun ada dua yaitu Mamigro dan
Marsal), obat untuk insektisida ada dua jenis yaitu Redomil dan Regent,
obat untuk fungisida (Dhitin), pembelian mulsa, polibag dan rafia.
Untuk menanam melon ada petani yang menggunakan lahannya
sendiri namun juga ada yang menyewa atau bahkan ada yang
menggunakan dua-duanya karena dalam menanam melon dibutuhkan
lahan yang cukup luas. Jika lahan yang digunakan menyewa maka juga
dibutuhkan biaya sewa. Lahan yang petani miliki juga masih harus diolah
terlebih dahulu yaitu dengan dibuat menjadi bidang-bidang (bedengan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
kemudian setiap bidang diberi lubang sebagai tempat untuk menanam
melon yang sebelumnya diberi pupuk terlebih dahulu dan setelah itu
ditutup dengan mulsa. Tenaga kerja dalam menanam melon dibutuhkan
mulai dari pengolahan lahan, penyemaian, pemupukan, pemasangan
mulsa, pembuatan lubang tanam, penanam, pemangkasan, penyemprotan
dan pemanenan. Perawatan tanaman melon meliputi pengobatan,
pemilihan daun dan buah. Masa tanam dan panen untuk tanaman melon
biasanya pada bulan April sampai dengan September (musim kemarau),
tetapi tidak menutup kemungkinan ada juga petani yang menanam melon
selain pada masa itu. Adapun contoh struktur biaya yang digunakan pada
usaha tani melon seperti pada tabel di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Tabel II. 1 Struktur Biaya Usaha Tani Melon per 1 ha
No Kegiatan Volume Satuan Harga Satuan (Rp)
Jumlah Biaya (Rp)
1 Sarana Produksi 1. Benih varietas Sky
rocket
2. Pupuk
- Urea
- SP-36
- NPK
- KCl
- ZA
- Kandang
- Daun
a. Mamigro
b.Marsal
30
250
250
200
200
150
10
10
2
Bks
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Ton
Bks
Lt
150.000
1.140
1.520
5.000
2.000
1.060
75.000
18.000
175.000
4.500.000
285.000
380.000
1.000.000
400.000
159.000
750.000
180.000
350.000
3. Insektisida
- Redomil
- Regent
5
5
Kg
Lt
35.000
198.000
175.000
990.000
4. Fungisida
- Dhitin 10
Kg
50.000 500.000 5. Mulsa 10 Rol 250.000 2.500.000
6. Ajir
7. Polybag
20.000
20
-
Bendel
100
3000
2.000.000
60.000 8. Rafia 20 Rol 6.500 130.000II Sewa tanah 1 Musim 1.000.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
No Kegiatan Volume Satuan Harga Satuan (Rp)
Jumlah Biaya (Rp)
III Tenaga kerja
1. Persemaian 40 HOK 12.500 500.000 2. Pengolahan tanah
- Mencangkul
- Membuat bedengan
75
120
HOK
HOK
12.500
12.500
937.500
1.500.000 3. Pemupukan 40 HOK 12.500 500.000 4. Pemasangan mulsa 30 HOK 12.500 375.000 5. Pembuatan lubang
tanam 20 HOK 10.000 200.000
6. Penanaman 50 HOK 12.500 625.000 7. Pemasangan ajir 20 HOK 10.000 200.000 8. Pemangkasan 50 HOK 10.000 500.000 9. Penyemprotan 100 HOK 10.000 1.000.000 10. Panen 300 HOK 12.500 375.000
IV Lain-lain
- Pajak lahan
15.000
Total Biaya Produksi 22.086.500
Sumber: Deptan, 2007.
2. Usaha Tani Padi
Usaha tani padi hampir dilakukan oleh seluruh masyarakat petani,
baik petani kecil maupun petani yang mempunyai lahan luas. Dalam
bertani padi, petani perlu melakukan berbagai persiapan. Pertama, petani
menyiapkan lahan terlebih dahulu. Ada dua cara petani menanam padi
yaitu menanam padi pada lahan yang kering (dalam bentuk padi yang
sudah dikeringkan) dan pada lahan yang basah atau ada sedikit air (padi
yang sudah disemai). Untuk menjaga tanaman padi, petani padi juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
membutuhkan berbagai macam pupuk, seperti Urea, ZA, KCL dan
sebagainya serta juga membutuhkan berbagai macam obat terutama obat
serangga yang dapat menyerang tanaman padi tersebut.
Selain biaya pembelian barang yang berhubungan dengan hal di
atas, untuk melakukan penanam padi juga dibutuhkan biaya tenaga kerja.
Misalnya tenaga kerja yang membajak, menanam, memelihara
(penyemprotan, pengairan) dan biaya memanen. perawatan tanaman padi
tidaklah serumit tanaman melon, sehingga biaya perawatan tanaman padi
pun juga lebih kecil. Struktur biaya pada usaha tani padi dapat dilihat
seperti tabel di bawah ini.
Tabel II. 2 Struktur Biaya Usaha Tani Padi per 1 ha
No Kegiatan Volume Satuan Jumlah Biaya (Rp)
1. Benih 20 Kg 70.0002. Pengolahan tanah (hand
traktor) 1 Ha 500.000
3. Persemaian 3 Orang 75.0004. Angkut dan cabut bibit 1 Ha 140.0005. Tanam 18 Orang 360.0006. Pemupukan
- Tenaga kerja - Pupuk Urea - Pupuk NPK
3
200 250
Orang
Kg Kg
75.000280.000350.000
7. Penyiangan 30 Orang 600.0008. Pemeliharaan sewa pompa air 15 Jam 120.0009. Pemanenan 20 Orang 400.000 Total BiayaProduksi 2.970.000
Sumber: Kajian Rantai Bisnis Usaha Pertanian dan Alsintan di Kabupaten Indramayu, 2006.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
G. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang studi komparasi sudah dilakukan oleh beberapa
peneliti. Salah satu judul dari penelitian terdahulu yaitu ”Analisa
Komparatif Usaha Tani Tumpanggilir (Padi-Padi-melon) dan (Padi-Padi-
Kedelai) di Lahan Sawah’. Peneliti melakukan studi kasus di desa Gelung
Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi. Penelitian tersebut dilakukan oleh
Winarni pada tahun 2003. Dalam melakukan penelitian, peneliti
menggunakan teknik analisis data uji t-test. Pokok pembahasan dalam
penelitian yaitu membandingkan biaya produksi, penerimaan, dan
pendapatan usaha tumpanggilir (Padi-Padi-Melon dengan usaha tani
tumpanggilir Padi-Padi-Kedelai). Hasil dari analisis tersebut yaitu bahwa
biaya produksi, penerimaan dan pendapatan usaha tumpanggilir (Padi-
Padi-Melon) lebih besar dari usaha tani tumpanggilir (Padi-Padi-Kedelai).
H. Kerangka Berpikir
Mengingat kondisi pertanian di Indonesia beberapa tahun yang lalu
masih bersifat monokultural, maka mulai sekitar tiga tahun yang lalu
mulai dilakukan diversifikasi pertanian yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Diversifikasi pertanian dilakukan
dengan tidak hanya menanam padi saja tetapi juga menanam buah-buahan
dan sayuran. Dengan terjadinya diversifikasi, maka biaya-biaya yang
dikeluarkan dan pendapatan yang diterima, kesempatan kerja dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
keuntungan yang diterima petani akan berbeda-beda. Dalam hal ini
misalnya antara petani padi dan melon. Kegiatan menanam dan
memelihara tanaman melon lebih rumit dibandingkan tanaman padi. Oleh
karena itu biaya yang dikeluarkan dan kesempatan kerja pada usaha tani
melon lebih besar dibandingkan dengan usaha tani padi. Begitu pula
dengan pendapatan dan keuntungan yang diperoleh petani, perbandingan
harga per kilogram antara melon dan padi sangatlah berbeda. Harga melon
lebih tinggi dibandingkan dengan harga padi (gabah). Dengan demikian
dalam luas lahan yang sama, pendapatan dan keuntungan bersih yang
diterima petani melon lebih besar dibandingkan dengan petani padi.
I. HIPOTESIS
Berdasarkan rumusan masalah dan landasan teori yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka dapatlah dirumuskan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
a. Ada perbedaan pendapatan kotor antara petani melon dengan petani
padi per 200 meter
b. Ada perbedaan biaya antara usaha tani melon dengan usaha tani
padi.per 200 meter
c. Ada perbedaan kesempatan kerja pada usaha tani melon dan usaha tani
padi per 1 bulan
d. Ada perbedaan keuntungan bersih antara petani melon dengan petani
padi per 200 meter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian adalah ilmu yang membicarakan tatacara atau jalan
sehubungan dengan adanya penelitian. Oleh karena itu, dalam penelitian perlu
dipilih metodologi penelitian yang baik agar dapat menjawab permasalahan yang
diaujukan dalam penelitian.
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini jenis penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Studi Kasus
Studi kasus yaitu penelitian tentang subjek tersebut yang tidak terdiri dari
seluruh populasi. Oleh karena itu, kesimpulan yang ditarik hanya berlaku
pada subjek yang diteliti.
2. Ex Post Facto
Ex post facto yaitu bahwa data yang dikumpulkan setelah semua kejadian
yang dipersoalkan itu berlangsung.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian akan dilakukan di Desa Tawangharjo, Kecamatan
Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri. Adapun alasan penulis memilih tempat
penelitian ini karena sebagian besar penduduk di Desa Tawangharjo
bermatapencaharian sebagai petani, sebagian petani di Desa Tawangharjo
sudah mulai mencoba melakukan diversifikasi dengan menanam melon,
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dan tempat penelitian dekat dengan tempat tinggal penulis serta tempat
tersebut belum pernah digunakan sebagai objek penelitian mahasiswa
Universitas Sanata Dharma.
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada bulan Maret tahun 2008.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah bagian yang terlibat dalam penelitian dan yang
terkait dalam penelitian. Dalam penelitian ini mereka bertindak sebagai
pemberi informasi yang berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini
yang menjadi subjek penelitian adalah petani melon dan petani padi di Desa
Tawangharjo, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri.
D. Teknik Pengambilan Sampel
1. Sampel Daerah
Daerah yang digunakan untuk penelitian yaitu Desa Tawangharjo,
Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri yang terdiri dari 10 dusun
yaitu dusun Pangkah, Jatiharjo, Pestho, Ngluweng, Dringo, Tawangharjo,
Ngrakung Wetan, Ngrakung Kulon,Wonokriyo dan Mojosawit yang
masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Dusun (Kadus). Dari 10
dusun itu diambil 3 dusun secara random sampling, karena tanah pertanian
di Desa Tawangharjo tersebut adalah merupakan bulak dan lahan yang
dekat sungai yang tingkat kesuburannya boleh dikatakan hampir sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Dusun sampel adalah dusun Pangkah, dusun Wonokriyo dan dusun
Jatiharjo.
2. Sampel Petani
Pengambilan sampel petani dilakukan dengan metode disproportionate
stratified random sampling, maksudnya untuk menentukan besarnya
(jumlah) sampel yang digunakan dalam penelitian berdasarkan jumlah
petani tetapi kurang proporsional (Sugiyono, 1997: 59). Petani padi di
dusun Pangkah, Wonokriyo dan Jatiharjo sebanyak 120 petani. Sedangkan
petani melon di ketiga dusun tersebut ada 12 petani. Jika jumlah subjek
besar, sampel dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% (Suharsimi,
1989: 107). Hal itu tergantung dari kemampuan peneliti dilihat dari segi
waktu, tenaga dan dana, sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap
subjek yang menyangkut banyak sedikitnya data serta pengambilan sampel
yang ditentukan dianggap sudah dapat mewakili seluruh populasi yang
ada. Petani padi yang dijadikan sampel oleh peneliti mempunyai
karakteristik yang hampir sama, antara lain petani mempunyai luas
wilayah rata-rata 4.000 meter (bahasa Jawa 1 kotak), dan setiap tahun rata-
rata petani padi panen 2 kali sampai dengan 3 kali. Oleh karena itu untuk
usaha tani padi diambil 25% dari 120 responden yaitu 30 petani yang rata-
rata mempunyai karakteristik yang mirip. Sedangkan untuk usaha tani
melon diambil 100% dari 12 responden yaitu 12 petani. Dengan alasan
subjeknya kurang dari 100, maka seluruh subjek dijadikan sampel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
E. Variabel, Definisi dan Pengukuran Variabel
1. Variabel Penelitian
Variabel yang dimaksud adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek
pengamatan dan merupakan faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa
atau gejala yang diteliti. Adapun variabel yang akan diambil oleh penulis
dalam penelitian ini adalah:
a. Pendapatan kotor petani melon dan petani padi
b. Biaya usaha tani melon dan usaha tani padi
c. Kesempatan kerja
1. Pencurahan jam kerja pada usaha tani melon
2. Pencurahan jam kerja usaha tani padi
d. Keuntungan bersih petani melon dan petani padi
2. Definisi dan Pengukuran Variabel
a. Pendapatan Kotor Petani
Pendapatan kotor petani adalah jumlah penghasilan yang
diperoleh petani sebagai balas jasa karya sebelum dikurangi dengan
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melakukan kegiatan
operasionalnya dalam satu musim tanam yang dinyatakan dalam
rupiah. Pengukuran dilakukan dengan membandingkan pendapatan
kotor yang diterima petani padi dan petani melon yang dinyatakan
dalam rupiah per 200 meter per masa tanam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
b. Biaya Produksi
Biaya produksi adalah rangkaian biaya-biaya yang dikeluarkan
oleh petani dalam usaha tani mulai dari persiapan lahan sampai
panen. Pengukuran dengan membandingkan biaya yang digunakan
untuk usaha tani melon dan usaha tani padi yang dinyatakan dalam
rupiah per 200 meter per masa tanam.
c. Kesempatan Kerja Usaha Tani
Yang dimaksud kesempatan kerja usaha tani di sini yaitu
pencurahan jam kerja. Pencurahan jam kerja adalah waktu yang
digunakan untuk kegiatan pertanian pada lahan garapan selama 1
bulan.
d. Keuntungan Bersih Petani
Keuntungan bersih petani adalah pendapatan yang diterima
petani setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan
untuk kegiatan pertaniannya yang sering disebut laba. Pengukuran
dengan membandingkan keuntungan bersih yang diperoleh petani
melon dengan petani padi yang dinyatakan dalam rupiah per 200
meter per masa tanam.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan meliputi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
1. Data Primer
Data primer diperoleh langsung dari petani responden dengan memakai
pedoman wawancara maupun dengan wawancara bebas tanpa
menggunakan daftar pertanyaan kepada masyarakat setempat untuk
memperoleh data penting di luar kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder dengan metode dokumentasi yaitu mencatat data-data dari
kantor kecamatan, kelurahan, pedukuhan dan laporan-laporan yang ada
hubungannya dengan topik.
G. Analisis Data
1. Untuk menjawab rumusan masalah I yang menyatakan bahwa ada
perbedaaan pendapatan kotor antara petani melon dan petani padi per 200
meter, penulis menggunakan analisis uji beda atau uji t (t- test), karena
sampel kecil.
Rumus:
=t( ) ( )
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡−+−+−
−
2121
22
212
1
21
112
11nnnn
SnSn
xx
Keterangan:
=1x jumlah rata-rata pendapatan kotor petani padi (Rupiah/200
meter/masa tanam)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
=2x jumlah rata-rata pendapatan kotor petani melon (Rupiah/200
meter/masa tanam)
=1n jumlah sampel petani padi
2n = jumlah sampel petani melon
12S = varian pendapatan kotor petani padi (Rupiah/200 meter/masa tanam)
22S = varian pendapatan kotor petani melon (Rupiah/200 meter/masa
tanam)
12S =
( )1
21
−
−∑n
xx, dimana
1x = jumlah rata-rata pendapatan kotor petani padi sampai ke-1
(Rupiah/200 meter/masa tanam)
x = jumlah rata-rata pendapatan kotor petani seluruh sampel (Rupiah/200
meter/masa tanam)
( )12
21
22
−
−= ∑
nxx
S , dimana
1x =jumlah rata-rata pendapatan kotor petani melon sampel ke-1
(Rupiah/200 meter/masa tanam)
x = jumlah rata-rata pendapatan kotor petani seluruh sampel (Rupiah/200
meter/masa tanam)
Hipotesis:
Ho = Tidak ada perbedaan pendapatan kotor antara petani melon dan
petani padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Ha = Ada perbedaan pendapatan kotor antara petani melon dan petani
padi
Taraf signifikasi= 5%
Kriteria penerimaan:
0H diterima jika t hitung ≤ t tabel
0H ditolak jika t hitung > t tabel
2. Untuk menjawab rumusan masalah ke-II tentang perbedaan biaya pada
usaha tani melon dengan usaha tani padi per 200 meter yaitu dengan
metode tabulasi dan uji t (t-test) seperti di bawah ini:
Tabel III. 1 Struktur Biaya Usaha Tani Melon per 200 meter
No Kegiatan Volume Satuan Jumlah Biaya (Rp)
1 Sarana Produksi
1. Benih varietas Sky rocket
X Bks XXXX
2. Pupuk
- Urea
- SP-36
- NPK
- KCl
- ZA
- Kandang
XX
XX
XX
XX
XX
X
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Ton
XXX
XXX
XXXX
XXX
XXX
XXX
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
No Kegiatan Volume Satuan Jumlah Biaya (Rp)
- Daun
a. Mamigro
b.Marsal
X
X
Bks
Lt
XXX
XXX
3. Insektisida
- Redomil
- Regent
4. Fungisida
- Dhitin
5. Mulsa
6. Ajir
7. Polybag
8. Rafia
X
X
X
X
XX
X
X
Kg
Lt
Kg
Rol
Biji
Bendel
Rol
XXX
XXX
XXX
XXXX
XXXX
XXX
XXX
II Sewa tanah X Musim XXXX III Tenaga kerja 1. Persemaian X HOK XXX 2. Pengolahan tanah
- Mencangkul
- Membuat bedengan
X
XX
HOK
HOK
XXX
XXXX 3. Pemupukan X HOK XXX 4. Pemasangan mulsa X HOK XXX 5. Pembuatan lubang
tanam X HOK XXX
6. Penanaman X HOK XXX 7. Pemasangan ajir X HOK XXX 8. Pemangkasan X HOK XXX 9. Penyemprotan XX HOK XXXX 10. Panen XX HOK XXX
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
No Kegiatan Volume Satuan Jumlah Biaya (Rp)
IV Lain-lain - Pajak Lahan
XX
Total Biaya Produksi XXXXX
Tabel III. 2 Struktur Biaya Usaha Tani Padi per 200 meter
No Kegiatan Volume Satuan Jumlah Biaya (Rp)
1. Benih XX Kg XXX 2. Pengolahan tanah
(hand traktor) X Ha XXXX
3. Persemaian X Orang XXX 4. Angkut dan cabut bibit X Ha XXXX 5. Tanam XX Orang XXXX 6. Pemupukan
- Tenaga kerja - Pupuk Urea - Pupuk NPK
XXXXX
Orang
Kg Kg
XXX
XXXX XXXX
7. Penyiangan XX Orang XXXX 8. Pemeliharaan sewa
pompa air XX Jam XXXX
9. Pemanenan XX Orang XXXX Total BiayaProduksi XXXXX
Dari tabel di atas dapat dilihat cara membedakan antara struktur
biaya pada usaha melon dengan struktur biaya pada usaha padi. Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan untuk menanam sampai merawat tanaman dapat
dilihat perbedaannya. Dengan volume dan jenis obat, pupuk maupun
perawatan yang lain, maka biaya yang dikeluarkan oleh petani melon dan
petani padi pun juga dapat berbeda. Dengan bantuan tabel struktur biaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
usaha tani melon dan usaha tani padi cukup jelas. Hal itu dianalisis dengan
menggunakan uji t (t-test) sebagai berikut.
Rumus:
=t( ) ( )
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡−+−+−
−
2121
22
212
1
21
112
11nnnn
SnSn
xx
Keterangan:
=1x jumlah rata-rata biaya usaha tani padi (Rupiah/200 meter/masa
tanam)
=2x jumlah rata-rata biaya usaha tani melon (Rupiah/200 meter/masa
tanam)
=1n jumlah sampel petani padi
2n = jumlah sampel petani melon
12S = varian biaya usaha tani padi (Rupiah/200 meter/masa tanam)
22S = varian biaya usaha tani melon (Rupiah/200 meter/masa tanam)
12S =
( )1
21
−
−∑n
xx, dimana
1x = jumlah rata-rata biaya usaha tani padi sampai ke-1 (Rupiah/200
meter/masa tanam)
x = jumlah rata-rata biaya usaha tani seluruh sampel (Rupiah/200
meter/masa tanam)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
( )12
2
12
2
−
−= ∑
nxx
S , dimana
1x =jumlah rata-rata biaya usaha tani melon sampel ke-1 (Rupiah/200
meter/masa tanam)
x =jumlah rata-rata baiya usaha tani seluruh sampel (Rupiah/200
meter/masa tanam)
Hipotesis:
Ho = Tidak ada perbedaan biaya antara usaha tani melon denganusaha tani
padi
Ha = Ada perbedaan biaya antara usaha tani melon dengan usaha tani
padi
Taraf signifikasi= 5%
Kriteria penerimaan:
0H diterima jika t hitung ≤ t tabel
0H ditolak jika t hitung > t tabel
3. Untuk menjawab rumusan masalah ke-III yang menyatakan bahwa ada
perbedaan kesempatan kerja per 1 bulan (pencurahan jam kerja per 1
bulan). Caranya juga menggunakan analisis uji t (t- test).
Rumus:
=t( ) ( )
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡−+−+−
−
2121
22
212
1
21
112
11nnnn
SnSn
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Keterangan:
=1x jumlah rata-rata pencurahan jam kerja petani padi (jam kerja/bulan)
=2x jumlah rata-rata pencurahan jam kerja melon (jam kerja/bulan)
=1n jumlah sampel petani padi
2n = jumlah sampel petani melon
12S = varian pencurahan jam kerja petani padi (jam kerja/bulan)
22S = varian pencurahan jam kerja petani melon (jam kerja/bulan)
12S =
( )1
2
1
−
−∑n
xx, dimana
1x = jumlah rata-rata pencurahan jam kerja petani padi sampai ke-1 (jam
kerja/bulan)
x = jumlah rata-rata pencurahan jam kerja petani seluruh sampel (jam
kerja/bulan)
( )12
2
12
2
−
−= ∑
nxx
S , dimana
1x =jumlah rata-rata pencurahan jam kerja petani melon sampel ke-1 (jam
kerja/bulan)
x = jumlah rata-rata pencurahan jam kerja petani seluruh sampel (jam
kerja/bulan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Hipotesis:
Ho = Tidak ada perbedaan kesempatan kerja (pencurahan jam kerja) antara
petani melon dan petani padi
Ha = Ada perbedaan kesempatan kerja (pencurahan jam kerja) antara
petani melon dan petani padi
Taraf signifikasi= 5%
Kriteria penerimaan:
0H diterima jika t hitung ≤ t tabel
0H ditolak jika t hitung > t tabel
4. Untuk menjawab rumusan masalah ke-IV yang menyatakan bahwa ada
perbedaan keuntungan bersih pada usaha tani melon dan usaha tani padi
per 200 meter. Caranya dengan menggunakan analisis uji t (t test).
Rumus:
=t( ) ( )
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡−+−+−
−
2121
22
212
1
21
112
11nnnn
SnSn
xx
Keterangan:
=1x jumlah rata-rata keuntungan bersih petani padi (Rupiah/200
meter/masa tanam)
=2x jumlah rata-rata keuntungan bersih petani melon (Rupiah/200
meter/masa tanam)
=1n jumlah sampel petani padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2n = jumlah sampel petani melon
12S = varian keuntungan bersih petani padi (Rupiah/200 meter/masa
tanam)
22S = varian keuntungan bersih petani melon (Rupiah/200 meter/masa
tanam)
12S =
( )1
2
1
−
−∑n
xx, dimana
1x = jumlah rata-rata keuntungan bersih petani padi sampai ke-1
(Rupiah/200 meter/masa tanam)
x = jumlah rata-rata keuntungan bersih petani seluruh sampel (Rupiah/200
meter/masa tanam)
( )12
2
12
2
−
−= ∑
nxx
S , dimana
1x =jumlah rata-rata keuntungan bersih petani melon sampel ke-1
(Rupiah/200 meter/masa tanam)
x = jumlah rata-rata keuntungan bersih petani seluruh sampel (Rupiah/200
meter/masa tanam)
Hipotesis:
Ho = Tidak ada perbedaan keuntungan bersih antara petani melon dan
petani padi
Ha = Ada perbedaan keuntungan bersih antara petani melon dan petani
padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Taraf signifikasi= 5%
Kriteria penerimaan:
0H diterima jika t hitung ≤ t tabel
0H ditolak jika t hitung > t tabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB IV
GAMBARAN UMUM DESA PENELITIAN
A. Sejarah Desa
Desa Tawangharjo merupakan penjelmaan dari Dusun Tawangharjo.
Asal mulanya Dusun Tawangharjo dipakai sebagai nama Kelurahan
Tawangharjo adalah pada waktu pemerintahan Desa Tawangharjo dipegang
oleh Bapak Karsono yang berdomisili di Dusun Tawangharjo. Oleh karena itu
yang mulanya nama Tawangharjo dipakai sebagai dusun dialihkan menjadi
kelurahan. Akan tetapi Dusun Tawangharjo sendiri juga masih ada. Prestasi
yang pernah diraih di desa Tawangharjo yaitu juara II kelompok ternak tingkat
nasional pada tahun 1994, Penghargaan Kalpataru dari Soeharto pada tahun
1996 dan Penerimaan Satya Lencana Pengabdian Lingkungan yang diraih oleh
Bapak Sukidjo sebagai Pengawas Waduk Gajah Mungkur pada tahun 2007.
B. Letak dan Keadaan Geografi
1. Batas Wilayah Desa Tawangharjo
a. Sebelah Utara Desa : Sungai (Glesungrejo), Kecamatan Baturetno
b. Sebelah Timur Desa : Sendangagung, Kecamatan Giriwoyo
c. Sebelah Selatan Desa : Sirnoboyo, Kecamatan Giriwoyo
d. Sebelah Barat Desa : Minggarharjo, Kecamatan Eromoko
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2. Ukuran Jarak Kedudukan Tempat
a. Jarak dari Kantor Kepala Desa ke Kantor Kecamatan ke arah timur ± 6
km ditempuh dalam waktu 20 menit.
b. Jarak dari Kantor Kepala Desa ke Kantor Kabupaten (Kotamadya) ke
arah Utara ± 60 km ditempuh dalam waktu ± 1,5 jam.
3. Luas Wilayah
Luas wilayah desa Tawangharjo secara keseluruhan 4.798,150 Ha
yang terdiri dari tanah sawah, tanah tegal, tanah pekarangan dan lain-lain.
Untuk lebih jelasnya lihat tabel.
Tabel IV. 1 Luas Tanah Menurut Penggunannya di Desa Tawangharjo
Tahun 2007 No Jenis Penggunaan Tanah Jumlah (dalam Ha) 1. Pemukiman dan pekarangan 135,4420
2.
Pertanian sawah a. Sawah ½ teknis b. Sawah tadah hujan
20,2250 83,8935
3. Bangunan a. Perkantoran b. Sekolah c. Jalan
0,5
0,6650 11,2250
4. Rekreasi dan olahraga a. Lapangan sepak bola b. Lapangan bola volly
4
0,025
Sumber: Data Monografi Desa Tawangharjo Tahun 2007.
Tanah di Desa Tawangharjo sebagian besar digunakan untuk
pemukiman dan pekarangan yaitu seluas 135,4420 Ha. Hal ini disebabkan
karena di Desa Tawangharjo memiliki penduduk yang relatif banyak dan
setiap keluarga mempunyai lahan untuk membangun rumah dan sisanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
sebagai pekarangan. Sedangkan lahan untuk rekreasi hanya seluas 4,025
Ha. Desa Tawangharjo tidak mempunyai banyak tempat untuk rekreasi,
seperti yang ada dalam tabel hanya ada lapangan sepak bola dan lapangan
bola volly. Lapangan bola volly dan lapangan badminton juga ada tetapi
yang mempunyai perorangan. Jadi lahan yang digunakan termasuk
pekarangan warga. Lahan yang digunakan untuk pertanian sawah tadah
hujan lebih luas daripada sawah ½ teknis. Hal itu menyatakan bahwa lahan
yang digarap oleh petani di Desa Tawangharjo mengandalkan pada air
hujan (musim penghujan).
4. Pembagian Wilayah
Desa Tawangharjo terdiri dari 10 dusun yang masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Dusun (Kadus). Kesepuluh dusun tersebut
antara lain dusun Jatiharjo, dusun Pangkah, dusun Pestho, dusun
Ngluweng, dusun Wonokriyo, dusun Dringo, dusun Ngrakung Wetan,
dusun Ngrakung Kulon, dusun Tawangharjo dan dusun Mojosawit. Setiap
dusun terdapat RT (Rukun Tetangga) dan RW (Rukun Warga). Sembilan
(9) dusun di desa Tawangharjo mempunyai 2 (dua) RT dan 1 (satu) RW.
Sedangkan ada satu dusun yang hanya mempunyai 1 (satu) RT dan 1
(satu) RW. Dusun yang warganya relatif banyak (lebih dari 50 KK)
mempunyai 2 (dua) RT dan dusun yang warganya kurang dari 50 KK
hanya mempunyai 1 (satu) RT saja. Untuk lebih jelasnya seperti pada tabel
di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel IV. 2 Pembagian Wilayah Desa Tawangharjo Berdasarkan Dusun,
RT dan RW No Nama Dusun RT RW 1. Jatiharjo 2 (dua) 1 (satu) 2. Pangkah 2(dua) 1 (satu) 3. Pestho 1 (satu) 1 (satu) 4. Ngluweng 2(dua) 1 (satu) 5. Wonokriyo 2(dua) 1 (satu) 6. Dringo 2(dua) 1 (satu) 7. Ngrakung Wetan 2(dua) 1 (satu) 8. Ngrakung Kulon 2(dua) 1 (satu) 9. Tawangharjo 2(dua) 1 (satu) 10. Mojosawit 2(dua) 1 (satu)
Sumber: Data Monografi Desa Tawangaharjo tahun 2007.
5. Keadaan Iklim dan Tanah
Sesuai dengan daerah lainnya di Kabupaten Wonogiri, Desa
Tawangharjo memiliki iklim tropis dan mengalami 2 (dua) musim yaitu
musim penghujan dan musim kemarau. Dengan suhu rata-rata
CC 00 3322 − . Desa Tawangharjo mempunyai curah hujan rata-rata 1.815
mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 100 hari/tahun. Besarnya
hujan potensial per tahun rata-rata sekitar 3.632.708.820 m 3 dengan
tingkat evaporasi 10% maka jumlah air hujan di Desa Tawangharjo per
tahun rata-rata 3.268.537.937 m 3 . Hujan tersebut tidak merata di seluruh
daerah Tawangharjo.
Sebagian besar tanah di Desa Tawangharjo merupakan sawah tadah
hujan yaitu kurang lebih 60%, sawah perpompaan kurang lebih 30% dan
sawah beririgasi teknis kurang lebih 10%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
C. Keadaan Sosial Ekonomi
1. Keadaan Penduduk
Penduduk merupakan faktor utama dalam kehidupan. Oleh karena
itu tidak boleh mengesampingkan kelompok manusia yang mendiami
suatu daerah dalam rangka membangun daerah tersebut. Untuk itu penulis
akan mengemukakan ilustrasi yang berhubungan dengan masalah
kependudukan, baik dalam hal jumlah penduduk, komposisi dan kepadatan
penduduk, mata pencaharian maupun pendidikannya.
a. Jumlah dan Perkembangan Penduduk
Apabila ditinjau dari segi jumlah dan perkembangan penduduk maka
akan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel IV. 3 Jumlah dan Perkembangan Penduduk Desa Tawangharjo
Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) 2003 2004 2005 2006 2007
3.385 3.350 3.300 3.272 3.230
Sumber: Data Monografi Desa Tawangharjo Tahun 2007.
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah penduduk dari
tahun 2003 sampai dengan 2007 selalu mengalami penurunan yaitu tahun
2003 sejumlah 3.385 jiwa, tahun 2004 sejumlah 3.350 jiwa, tahun 2005
sejumlah 3.300 jiwa, tahun 2006 sejumlah 3.272 jiwa dan pada tahun 2007
sejumlah 3.230 jiwa. Selisih peningkatan jumlah penduduk di Desa
Tawangharjo tidak berbeda jauh dari tahun 2003 sampai dengan 2007.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Namun dapat dilihat penurunan yang paling besar yaitu dari tahun 2004 ke
tahun 2005 sejumlah 50 jiwa.
Penurunan jumlah penduduk di Desa Tawangharjo yang dialami
dari tahun ke tahun pada umumnya disebabkan karena terjadinya
perpindahan status tempat tinggal, misalnya menikah dan pidah tempat (ke
daerah/kota lain) serta jumlah kematian kurang seimbang dengan jumlah
kelahiran.
b. Komposisi dan Kepadatan Penduduk
Data komposisi penduduk sangat diperlukan dalam merencanakan
pembangunan nasional. Baik di pusat maupun di daerah, komposisi dan
kepadatan penduduk suatu daerah mempunyai andil yang cukup besar di
dalam peranannya mempengaruhi keadaan sosial ekonomi daerah yang
bersangkutan. Di dalam pembagian komposisi penduduk dapat dipisahkan
menjadi dua, yaitu penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin. Untuk
mengetahui mengenai komposisi penduduk menurut umur dan jenis
kelamin yang ada di desa Tawangharjo dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel IV. 4 Komposisi Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin
di Desa Tawangharjo Tahun 2007 Golongan Umur Laki-laki
(Jiwa) Perempuan
(Jiwa) Jumlah (Jiwa)
0 bulan – 12 bulan 12 15 27 13 bulan – 4 tahun 69 74 143 5 tahun – 6 tahun 54 55 109 7 tahun-12 tahun 150 161 311
13 tahun – 15 tahun 153 164 317 16 tahun – 18 tahun 168 174 342 19 tahun – 25 tahun 179 189 368
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Golongan Umur Laki-laki (Jiwa)
Perempuan (Jiwa)
Jumlah (Jiwa)
26 tahun – 35 tahun 176 180 356 36 tahun – 45 tahun 148 154 302 46 tahun – 50 tahun 126 133 259 51 tahun – 60 tahun 152 156 308 61 tahun – 75 tahun 126 133 259
>76 tahun 69 60 129 Jumlah 1.582 1.648 3.230
Sumber: Data Monografi Desa Tawangharjo Tahun 2007.
Penduduk di Desa Tawangharjo pada tahun 2007 sebanyak 3.230 jiwa
yang teridiri dari 1.582 jiwa laki-laki dan 1.648 jiwa perempuan. Berdasarkan
tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penduduk di Desa Tawangharjo menurut
golongan umur yang terbesar yaitu pada golongan umur 19 tahun – 25 tahun
sebanyak 368 jiwa terdiri dari 179 jiwa laki-laki dan 189 jiwa perempuan.
Sedangkan yang paling sedikit yaitu penduduk yang berusia 0 – 12 bulan
sebanyak 27 jiwa yang terdiri dari 12 jiwa laki-laki dan 15 jiwa perempuan. Jadi
sebagian penduduk di Desa Tawangharjo merupakan penduduk yang masih
produktif.
c. Mata Pencaharian Penduduk
Sebagian besar penduduk desa Tawangharjo bermata pencaharian
sebagai petani. Dalam hal ini petani menyangkut petani pemilik, buruh
tani, penggarap maupun juga peternak. Hampir setiap petani di desa
Tawangharjo merupakan petani yang bergerak dalam bidang pangan dan
juga bidang peternakan terutama kambing dan sapi. Namun selain itu juga
ada penduduk yang bermata pencaharian lain selain sebagai petani. Untuk
melihat jenis mata pencaharian penduduk di desa Tawangharjo secara
keseluruhan dapat dilihat dalam tabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel IV. 5 Angkatan Kerja Berdasarkan Mata Pencahariannya
di Desa Tawangharjo Tahun 2007 No Mata Pencaharian Jumlah (Orang) 1. Petani 750 2. Buruh tani 125 3. Penyewa/Penggarap 50 4. Buruh/Swasta 200 5. Pegawai Negeri 24 6. Pengrajin 40 7. Pedagang 150 8. Peternak 260 9. Nelayan 20 Jumlah 1619
Sumber: Data Monografi Desa Tawangharjo Tahun 2007.
Jumlah angkatan kerja di Desa Tawangharjo berdasarkan mata
pencahariannya pada tahun 2007 sebanyak 1619 orang. Petani merupakan
matapencaharian sebagian besar penduduk Desa Tawangharjo karena
lahan pertaniannya cukup luas dibandingkan industri. Bahkan di Desa
Tawangharjo tidak ada pabrik. Walaupun ada penduduk yang
bermatapencaharian sebagai Pegawai Negeri, pedagang dan sebagainya
tetapi mereka juga masih tetap mempunyai dan menggarap lahan
pertanian.
d. Pendidikan Penduduk
Pendidikan sangat penting dalam mengembangkan sumber daya
manusia. Jika sumber daya manusia berkualitas maka akan mempengaruhi
perkembangan masyarakatnya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat pendidikan penduduk di suatu daerah, antara lain:
a) Kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan
b) Kemampuan biaya yang dimiliki penduduk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
c) Sarana pendidikan yang ada
Ketiga unsur tersebut saling terkait, maka bila salah satu faktor itu
kurang terpenuhi akan mengakibatkan unsur yang lain tergangggu atau
kurang berjalan lancar. Oleh karena itu dengan melihat struktur penduduk
berdasarkan tingkat pendidikan di desa Tawangharjo akan terlihat sejauh
mana tingkat pendidikan di desa Tawangharjo. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel IV. 6 Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
di Desa Tawangharjo Tahun 2007 No Keterangan Laki-laki
(Jiwa) Perempuan
(Jiwa) Jumlah (Jiwa)
1. Belum/Tidak Sekolah 250 312 562 2. Tamat SD/Sederajat 793 600 1.393 3. Tamat SLTP 400 300 700 4. Tamat SLTA 245 230 475 5. Akademi 60 20 80 6. Universitas 15 5 13
Sumber: Data Monografi Desa Tawangharjo Tahun 2007.
Menurut tingkat pendidikannya, penduduk di Desa Tawangharjo masih
relatif rendah karena sebagian jumlah penduduk merupakan tamatan SD/sederajat
yaitu 1.393 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk yang berpendidikan Universitas
merupakan yang paling sedikit. Hal ini disebabkan karena kurangnya
kemampuan finansial masyarakat untuk membiayai pendidikan karena sebagian
besar masyarakat tidak mempunyai penghasilan tetap.
D. Komoditas Pertanian Desa
Pertanian di Desa Tawangharjo khususnya dalam sektor tanaman
pangan meliputi tanaman padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
panjang, ubi kayu, ubi jalar, cabe, bawang merah, terong, mangga, pepaya,
sawo, melon, pisang dan semangka. Tabel IV. 7 menunjukkan jenis dan
jumlah komoditas pertanian Desa Tawangharjo per tahun.
Tabel IV. 7 Komoditas Pertanian dalam Sektor Tanaman Pangan
Desa Tawangharjo Tahun 2007 No Jenis Komoditas Jumlah Per Tahun
(dalam Ton) 1. Padi 380 2. Jagung 250 3. Kedelai 50 4. Kacang tanah 112,5 5. Kacang panjang 0,001 6. Ubi kayu 120 7. Ubi jalar 1 8. Cabe 100 9. Bawang merah 25 10. Terong 0,5 11. Mangga 5 12. Pepaya 0,001 13. Sawo 0,001 14. Melon 450 15. Pisang 5,25 16. Semangka 40
Sumber: Data Monografi Desa Tawangharjo Tahun 2007.
Berdasarkan data di atas komoditas melon menjadi komoditas yang
jumlahnya paling besar yaitu 450 ton per tahun. Sedangkan jumlah
komoditas yang terkecil yaitu kacang panjang, pepaya dan sawo sejumlah
0,001 ton (1 kwintal) per tahun. Kacang panjang, ubi kayu, ubi jalar, terong,
mangga, pepaya, sawo dan pisang biasanya hanya ditanam di pekarangan
dan lahan kosong di sekotar rumah, maka hasilnya relatif kecil. Sedangkan
padi, jagung, kedelai, kacang tanah, cabe, bawang merah, melon dan
semangka biasanya ditanam di lahan yang cukup luas sebagai lahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
pertanian bukan pekarangan sehingga hasil panen lebih besar dibandingkan
komoditas yang lain.
E. Deskripsi Responden
Responden dalam penelitian ini terdiri dari dua (2) grup yaitu grup petani
melon dan grup petani padi. Data responden petani melon dapat dilihat dalam
tabel IV. 8 dan data responden untuk petani padi pada tabel IV. 9.
1. Responden Petani Melon
Tabel IV. 8 Data Responden Petani Melon
No Nama Alamat Umur
Jenis Kelamin
Luas Lahan(meter)
1. Suprapto Pangkah,Rt 02/01 49 tahun Laki-laki 3.000 2. Dwiyanto Wonokriyo, Rt 01/01 45 tahun Laki-laki 4.000 3. Sugeng Pangkah, Rt 01/01 45 tahun Laki-laki 4.000 4. Sularno Jatiharjo, Rt 01/01 54 tahun Laki-laki 4.000 5. Suwardi Pangkah, Rt 01/01 43 tahun Laki-laki 5.000 6. Sukadi Pangkah, Rt 02/01 53 tahun Laki-laki 5.000 7. Sumarmo Jatiharjo, Rt 01/01 48 tahun Laki-laki 4.000 8. Jimin Pangkah, Rt 02/01 56 tahun Laki-laki 4.000 9. Suratman Pangkah, Rt 01/01 35 tahun Laki-laki 4.000 10. Sukimin Wonokriyo, Rt 02/01 57 tahun Laki-laki 4.000 11. Sumadi Jatiharjo, Rt 01/01 55 tahun Laki-laki 4.000 12. Sumidi Pangkah, Rt 01/01 57 tahun Laki-laki 3.000
Responden petani melon di ketiga dusun (Pangkah, Jatiharjo dan
Wonokriyo) sebanyak 12 petani. Dusun Pangkah merupakan dusun yang
mempunyai petani melon paling banyak yaitu 7 petani, sedangkan dusun
Jatiharjo terdapat 3 petani dan dusun Wonokriyo terdapat 2 petani.
Responden berjenis kelamin laki-laki semua. Luas lahan yang digunakan
untuk menanam melon hampir sama yaitu antara 3000 meter sampai 5.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
meter. Jadi responden petani melon merupakan petani gurem karena lahan
yang dimiliki sebagian besar kurang dari 0,5 Ha.
2. Responden Petani Padi
Tabel IV. 9 Data Responden Petani Padi
No Nama Alamat Umur
Jenis Kelamin
Luas Lahan(meter)
1. Sugeng Pangkah, Rt 01/01 45 tahun Laki-laki 5.000 2. Sukadi Pangkah, Rt 02/01 53 tahun Laki-laki 5.000 3. Sulardi Jatiharjo, Rt 01/01 49 tahun Laki-laki 3.000 4. Sriyanto Pangkah, Rt 02/02 45 tahun Laki-laki 3.000 5. Ciptowiyono Wonokriyo, Rt 01/01 54 tahun Laki-laki 4.000 6. Sularno Wonokriyo, Rt 02/01 50 tahun Laki-laki 5.000 7. Suprapto Pangkah, Rt 02/01 49 tahun Laki-laki 3.500 8. Beni Wonokriyo, Rt 01/01 35 tahun Laki-laki 2.000 9. Karso Jatiharjo, Rt 02/01 58 tahun Laki-laki 6.000 10. Kidin Pangkah, Rt 02/01 57 tahun Laki-laki 5.000 11. Dwiyanto Wonokriyo, Rt 01/01 45 tahun Laki-laki 7.000 12. Harso Jatiharjo, Rt 02/01 40 tahun Laki-laki 3.000 13. Supini Pangkah, Rt 01/01 45 tahun Perempuan 3.000 14. Agus Pangkah, Rt 01/01 38 tahun Laki-laki 5.000 15. Jimin Pangkah, Rt 02/01 56 tahun Laki-laki 4.000 16. Sugiyono Wonokriyo, Rt 02/01 47 tahun Laki-laki 3.500 17. Sumarmo Jatiharjo, Rt 01/01 48 tahun Laki-laki 4.000 18. Yadi Pangkah, Rt 01/01 44 tahun Laki-laki 4.000 19. Waskito Wonokriyo, Rt 01/01 44 tahun Laki-laki 4.000 20. Sumarso Pangkah, Rt 01/01 59 tahun Laki-laki 4.000 21. Warno Jatiharjo, Rt 01/01 46 tahun Laki-laki 4.000 22. Satimin Jatiharjo, Rt 01/01 48 tahun Laki-laki 4.000 23. Kartojo Jatiharjo, Rt 02/01 59 tahun Laki-laki 4.000 24. Darmo Suwito Pangkah, Rt 02/01 57 tahun Laki-laki 4.500 25. Atmo Suwito Jatiharjo, Rt 02/01 60 tahun Laki-laki 4.000 26. Suharno Jatiharjo, Rt 02/01 57 tahun Laki-laki 3.000 27. Kasto Pangkah, Rt 02/01 58 tahun Laki-laki 4.000 28. Sukidi Pangkah, Rt 01/01 47 tahun Laki-laki 4.000 29. Sukarno Pangkah, Rt 01/01 57 tahun Laki-laki 3.500 30. Sutardi Pangkah, Rt 01/01 49 tahun Laki-laki 4.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Petani padi di dusun Pangkah, Jatiharjo dan Wonokriyo sebanyak 120
petani. Sedangkan petani padi yang dijadikan sebagai sampel dalam
penelitian ini sebanyak 30 petani. Dari dusun Pangkah sebanyak 15 petani,
dusun Jatiharjo sebanyak 9 petani dan dusun Wonokriyo sebanyak 6 petani.
Petani yang dijadikan responden terdiri dari 29 petani berjenis kelamin laki-
laki dan 1 petani perempuan. Peneliti mengambil sampel mayoritas berjenis
kelamin laki-laki karena hampir semua petani di ketiga dusun tersebut
berjenis kelamin laki-laki dan sebagai kepala rumah tangga. Jadi yang
mengetahui perincian pada saat menanam padi yaitu orang yang berperan
sebagai kepala rumah tangga (suami).
Umur para petani padi yang dijadikan sebagai responden rata-rata
masih bersifat produktif. Jadi mereka masih bisa mengerjakan lahannya
dengan tenaga sendiri, walaupun dalam teknis-teknis tertentu (menanam,
mengairi, memanen) juga dibantu dengan tenaga kerja. Luas lahan yang
ditanami padi oleh petani antara 2.000 meter sampai 5.000 meter. Oleh
karena itu petani responden merupakan petani gurem. Namun tidak semua
petani gurem karena petani yang menanam padi juga ada yang menanam
melon. Lahan yang dimiliki antara 6.500 meter sampai dengan 11.000 meter
sehingga dapat dikatakan sebagai petani besar. Lahan tersebut berpisah-pisah
(tidak dalam satu area) maka lahan yang digunakan untuk menanam melon
dan padi berpisah pula, misalnya lahan untuk menanam padi seluas 3.500
meter dan untuk menanam melon 3.000 meter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. ANALISIS DATA
1. Pendapatan Kotor Petani Melon dan Petani Padi
Untuk menjawab rumusan masalah I tentang perbedaan pendapatan
kotor antara petani melon dan petani padi diperoleh melalui rumus
sebagaimana disebutkan di bab sebelumnya yaitu dengan menggunakan uji
t-test (Independent Sample T Test). Petani melon yang dijadikan sampel
berjumlah 12 petani (N=12) dan sampel petani padi sejumlah 30 petani
(N=30). Jadi jumlah sampel seluruh petani berjumlah 42 petani (N=42).
Pendapatan kotor petani dihitung per 200 meter/masa tanam.
Berdasarkan data pendapatan kotor responden petani melon dan petani
padi pada lampiran 2, maka secara deskriptif dapat dilihat pada tabel
bahwa ada perbedaan rata-rata pendapatan rata-rata antara petani melon
dan petani padi. Rata-rata (mean) pendapatan kotor petani melon
2.379.200 dan rata-rata pendapatan kotor petani padi (mean) sebesar
182.610 (lihat lampiran 3). Pendapatan petani dinyatakan dalam satuan
rupiah maka rata-rata pendapatan kotor petani melon Rp2.379.200,00/200
meter/masa tanam dan rata-rata pendapatan petani padi sebesar
Rp182.610,00/200 meter/masa tanam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel V. 1 Deskriptif Pendapatan Kotor Seluruh Sampel (dalam Rupiah)
Petani Jumlah (orang)
Rata-rata Std. Dev
Pendapatan Kotor Melon Padi
12 30
2.379.200 182.610
54272,85 34759,86
Dari hasil uji t (lihat lampiran 4), maka dapat diketahui nilai t
hitung yang kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel. Dapat dilihat
dalam tabel V. 2
Tabel V. 2 Hasil Uji t Pendapatan Kotor
Petani Melon vs Petani Padi
Hasil Uji t (sig.)
Kriteria Kesimpulan
Pendapatan Kotor 156,620 t hitung > t tabel 2,021 (df=40 dan sig 5%)
Ada beda signifikan
Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai pendapatan kotor petani
melon dan petani padi lebih besar dari nilai t tabel 2,021. Di mana dalam
penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:
Ho = Tidak ada perbedaan pendapatan kotor antara petani melon dan petani
padi
Ha = Ada perbedaan pendapatan kotor antara petani melon dan petani padi
Kriteria bahwa Ho diterima adalah nilai t hitung ≤ t tabel dan
signifikansi t > 0,05. Sedangkan Ho ditolak jika nilai t hitung > t tabel.
Dari hasil analisis independent sample t test antara variabel pendapatan
kotor petani melon dan pendapatan kotor petani padi, menunjukkan bahwa
t hitung sebesar 156,620 dan signifikansi t = 0,000 lebih kecil dari nilai
signifikansi statistik 0,05 (t tabel sebesar 2,021 dengan df=40). Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan antara pendapatan
kotor petani melon dan pendapatan kotor petani padi. Dengan demikian
baik secara deskriptif maupun inferensial dapat disimpulkan adanya
perbedaan pendapatan kotor petani melon dengan pendapatan petani padi.
Rata-rata pendapatan kotor petani melon sebesar Rp2.379.200,00 dan rata-
rata pendapatan kotor petani padi sebesar Rp182.610,00. Oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa rata-rata pendapatan kotor petani melon lebih
besar dibandingkan dengan rata-rata pendapatan kotor petani padi. Selisih
pendapatan kotor sebesar Rp2.196.590,00 dapat dikatakan menunjukkan
adanya perbedaan signifikan dengan melihat t hitung lebih besar dari t
tabel. Oleh karena itu dapat dijawab rumusan masalah I bahwa ada
perbedaan signifikan antara pendapatan kotor petani melon dengan
pendapatan kotor petani padi.
2. Biaya Usaha Tani Melon dan Usaha Tani Padi
a. Struktur Biaya Usaha Tani Melon
Untuk menjawab rumusan masalah ke II tentang perbedaan biaya
usaha tani melon dan padi digunakan metode tabulasi dan dianalisis
dengan t test (Independent Sample T Test). Keseluruhan biaya yang
digunakan untuk melakukan usaha tani melon dan padi diperoleh dari
data hasil wawancara dengan responden, baik responden petani melon
maupun petani padi. Rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh petani
melon diperoleh dengan menjumlahkan biaya-biaya baik biaya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
sarana produksi maupun biaya untuk tenaga kerja dari 12 petani melon
sebagai responden per 200 meter. Dari jumlah biaya setiap kegiatan
tersebut kemudian dibagi 12. Rata-rata struktur biaya usaha tani melon
dapat dilihat dalam tabel V. 3
Tabel V. 3 Struktur Rata-Rata Biaya Usaha Tani Melon per 200 meter
No Kegiatan Volume Harga Satuan (Rp)
Jumlah Biaya (Rp)
I Sarana Produksi 1. Benih 1,1 Bungkus 113.416 2. Pupuk
- SP – 36 - Ponska - KCl - ZA - Pupuk kandang - Pupuk daun
a. Supermes b. Supergro c. Top 1 Buah d. Top 1 Daun
20
28,3 18,8 14,5 125
0,25 0,25 0,125 0,125
Kg Kg Kg Kg Kg
Liter Liter Liter Liter
37.033 33.958 35.616 17.400 49.100
25.083 4.954 12.000 12.000
3. Insektisida - Rudal - Regent
0,075 0,075
Liter Liter
11.062 54.875
4. Fungisida - Detan - Antracol - Daconyl
0,25 0,35 0,2
Kg Kg Kg
26.937 30.562 33.958
5. Mulsa 0,3 Rol 97.000 6. Ajir 400 Biji 60.000 7. Polybag 1 Bendel 10.000 8. Rafia 0,3 Rol 3.000 9. Pengairan (bensin) 7 Liter 35.000
II Sewa tanah - - - III Tenaga Kerja
1. Persemaian 1 HOK 10.000 2. Pengolahan tanah
(mencangkul, membuat bedengan)
2 HOK 60.000
3. Pemupukan 1 HOK 12.500
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
No Kegiatan Volume Harga Satuan (Rp)
Jumlah Biaya (Rp)
4. Pemasangan mulsa 1 HOK 12.500 5. Pembuatan lubang tanam 0,5 HOK 6.250 6. Penanaman 1 HOK 15.000 7. Pemasangan ajir 0,5 HOK 5.000 8. Pemangkasan 1 HOK 10.000 9. Pengobatan 1 HOK 10.000 10. Pemanenan
11. Obat Etrel 5 3
HOK Liter
75.000 15.000
IV Lain-lain - Biaya Transportasi
Penjualan (truk) - Biaya angkut tanah
persemaian
908
Kg
235.000
2.500
Total Biaya Produksi 1.171.704
b. Struktur Biaya Usaha Tani Padi
Rata-rata biaya usaha tani diperoleh dengan menjumlahkan biaya-
biaya yang dikeluarkan oleh 30 petani padi yang dijadikan sebagai
responden. Biaya yang telah dijumlahkan kemudian dibagi 30.
Struktur rata-rata biaya usaha tani padi dapat dilihat dalam tabel V. 4.
Tabel V. 4
Struktur Rata-Rata Biaya Usaha Tani Padi per 200 meter No Kegiatan Volume Satuan Jumlah Biaya (Rp) 1. Benih 2,46 Kg 13.531 2. Pengolahan tanah
(hand traktor) 200 Meter 9.858
3. Persemaian 1 Orang 1000 4. Angkut dan cabut bibit 1 Orang 1000 5. Pemanenan 1 Orang 19.315 6. Pemupukan dan
Pengobatan - Tenaga kerja - Pupuk Urea - Pupuk Dasar - Pupuk Ponska
1
2,54 8,06 2,72
Orang
Kg Kg Kg
5.797 8.215 21.103 16.066
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
No Kegiatan Volume Satuan Jumlah Biaya (Rp) 8. Pengairan (bensin
untuk diesel) 0,2 Liter 1000
9. Pemanenan 1 Orang 30.160 10. Penyewaan mesin
giling 0,05 Jam 2.598
Total Biaya Produksi 129.643
Tabel V. 3 dan V. 4 menggambarkan bahwa rata-rata struktur biaya
usaha tani melon sebesar Rp171.704,00/200 meter/masa tanam dan rata-
rata struktur biaya untuk usaha tani padi sebesar Rp129.643,00/200
meter/masa tanam. Selanjutnya untuk menjawab rumusan masalah ke II ini
digunakan analisis dengan uji t (t test). Sedangkan berdasarkan analisis
deskriptif (lampiran 3), rata-rata biaya untuk usaha tani melon adalah
Rp1.172.004,20/200 meter/masa tanam dan usaha tani padi sebesar
Rp130.003,33 dapat dilihat dalam tabel V. 5
Tabel V. 5 Deskriptif Biaya Seluruh Sampel (dalam Rupiah)
Petani Jumlah (orang)
Rata-rata Std. Dev
Biaya Melon Padi
12 30
1.172.004,20 130.003,33
68047,0307234245,44252
Dari hasil uji t (lihat lampiran 4), maka dapat diketahui nilai t
hitung yang kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel. Dapat dilihat
dalam tabel V. 6
Tabel V. 6 Hasil Uji t Biaya
Usaha Tani Melon vs Usaha Tani Padi
Hasil Uji t (sig.)
Kriteria Kesimpulan
Biaya 66,2 t hitung > t tabel 2,021 (df=40 dan sig 5%)
Ada beda signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar daripada
nilai t tabel. Di mana dalam penelitian ini telah diajukan hipotesis sebagai
berikut:
Ho = Tidak ada perbedaan biaya antara usaha tani melon dengan usaha tani
padi
Ha = Ada perbedaan biaya antara usaha tani melon dengan usaha tani padi
Kriteria bahwa Ho diterima yaitu jika t hitung < t tabel dan
signifikansi t > 0,05. Sedangkan Ho ditolak jika t hitung > t tabel.
Berdasarkan hasil analisis independent sample t test antara variabel biaya
usaha tani melon dan usaha tani padi, menunjukkan bahwa t hitung sebesar
66,2 dan signifikansi t = 0,000 lebih kecil dari nilai signifikansi statistik
0,05 (t tabel sebesar 2,021 dengan df=40). Hal ini dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan signifikan antara biaya pada usaha tani melon dan
usaha tani padi. Dengan demikian baik secara deskriptif maupun
inferensial dapat disimpulkan adanya perbedaan biaya antara usaha tani
melon dengan usaha tani padi. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
rata-rata biaya usaha tani melon lebih besar dibandingkan dengan rata-rata
biaya usaha tani padi. Biaya untuk usaha tani melon 9,02 kali
dibandingkan dengan buaya yang digunakan untuk usaha tani padi. Jadi
rumusan masalah II terjawab yaitu bahwa ada perbedaan signifikan antara
biaya pada usaha tani melon dengan usaha tani padi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
3. Kesempatan Kerja Petani Melon dan Petani Padi
Untuk menjawab rumusan masalah ke- III tentang perbedaan
kesempatan kerja antara petani melon dengan petani padi menggunakan uji
t (Independent Sample T Test). Dalam hal ini kesempatan kerja diukur
berdasarkan pencurahan jam kerja (dalam satuan jam/200 meter/masa
tanam). Secara deskriptif dapat dilihat pada tabel bahwa ada perbedaan
kesempatan kerja (pencurahan jam kerja) pada usaha tani melon dan usaha
tani padi. Rata-rata pencurahan jam kerja pada usaha tani melon sebesar
193,25 jam/1 bulan dan pada usaha tani padi sebesar 92,00 jam/1 bulan
(lihat lampiran 3).
Tabel V. 7 Deskriptif Kesempatan Kerja (Pencurahan Jam Kerja)
Seluruh Sampel (dalam jam) Petani Jumlah
(orang) Rata-rata Std. Dev
Kesempatan Kerja Melon Padi
12 30
193,25 92,00
6,86 13,49
Dari hasil uji t (lihat lampiran 4), maka dapat diketahui nilai t
hitung yang kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel. Dapat dilihat
dalam tabel V. 8
Tabel V. 8 Hasil Uji t Kesempatan Kerja (Pencurahan Jam Kerja)
Usaha Tani Melon vs Usaha Tani Padi
Hasil Uji t (sig.)
Kriteria Kesimpulan
Kesempatan Kerja (Pencurahan Jam Kerja)
24,625 t hitung > t tabel 2,021 (df=40 dan sig 5%)
Ada beda signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai pencurahan jam kerja petani
melon dan petani padi lebih besar dari nilai t tabel 2,021. Di mana dalam
penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:
Ho = Tidak ada perbedaan kesempatan kerja (pencurahan jam kerja) antara
petani melon dengan petani padi
Ha = Ada perbedaan kesempatan kerja (pencurahan jam kerja) antara petani
melon dengan petani padi
Kriteria bahwa Ho diterima adalah nilai t hitung ≤ t tabel dan
signifikansi t > 0,05. Sedangkan Ho ditolak jika nilai t hitung > t tabel.
Dari hasil analisis independent sample t test antara variabel kesempatan
kerja pada petani melon dan petani padi (dalam arti pencurahan jam kerja),
menunjukkan bahwa t hitung sebesar 24,625 dan signifikansi t = 0,000
lebih kecil dari nilai signifikansi statistik 0,05 (t tabel sebesar 2,021
dengan df=40). Hal ini dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan
antara kesempatan kerja (pencurahan jam kerja) pada usaha tani melon dan
usaha tani padi. Dengan demikian baik secara deskriptif maupun
inferensial dapat disimpulkan adanya perbedaan kesempatan kerja dalam
arti pencurahan jam kerja antara petani melon dengan petani padi. Rata-
rata pencurahan jam kerja pada usaha tani melon sebesar 193,25 jam/1
bulan dan rata-rata pencurahan jam kerja pada usaha tani padi sebesar
92,00 jam/1 bulan.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa rata-rata pencurahan jam
kerja petani melon lebih besar dibandingkan dengan rata-rata pencurahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
jam kerja petani padi. Selisih rata-rata pencurahan jam kerja adalah 101,25
jam. Berdasarkan hasil data di atas dapat menunjukkan adanya perbedaan
signifikan dengan melihat t hitung lebih besar dari t tabel. Jadi rumusan
masalah III terjawab yaitu bahwa ada perbedaan signifikan antara
kesempatan kerja (pencurahan jam kerja) petani melon dengan kesempatan
kerja (pencurahan jam kerja) petani padi.
4. Keuntungan Bersih Petani Melon dan Petani Padi
Untuk menjawab rumusan masalah ke- IV tentang perbedaan
keuntungan bersih antara petani melon dengan petani padi yaitu dengan
menggunakan uji t (Independent Sample T test). Keuntungan bersih
diperoleh dari total pendapatan kotor petani dikurangi dengan total biaya
yang dikeluarkan petani untuk kegiatan pertanian. Oleh karena itu untuk
menghitung keuntungan bersih petani perlu dilakukan terlebih dahulu
menghitung total biaya yang telah dikeluarkan petani untuk kegiatan
pertanian dan total pendapatan kotor yang diterima petani. Dalam
penelitian ini keuntungan bersih dihitung dalam rupiah/200 meter/masa
tanam.
Keuntungan bersih dinyatakan dalam satuan rupiah. Rata-rata
keuntungan bersih petani melon sebesar Rp1.207.195,83 dan rata-rata
keuntungan bersih petani padi sebesar Rp50.545,33. Berdasarkan data
tersebut, maka secara deskriptif ada perbedaan keuntungan bersih antara
petani melon dengan petani padi, seperti pada tabel V. 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel V. 9 Deskriptif Keuntungan Bersih Seluruh Sampel (dalam rupiah)
Petani Jumlah (orang)
Rata-rata Std. Dev
Keuntungan Bersih Melon Padi
12 30
1.207.195,83 50.545,33
47244,03 27261,81
Dari hasil uji t (lampiran 4), maka dapat diketahui t hitung. T
hitung kemudian dibandingkan dengan t tabel seperti dalam tabel V. 10 di
bawah ini.
Tabel V. 10 Hasil Uji t Keuntungan Bersih
Petani Melon vs Petani Padi
Hasil Uji t (sig.)
Kriteria Kesimpulan
Keuntungan Bersih 99,744 t hitung > t tabel 2,021 (df=40 dan sig 5%)
Ada beda signifikan
Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai keuntungan bersih pada petani
melon dan petani padi lebih besar dari nilai t tabel 2,021. Di mana dalam
penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:
Ho = Tidak ada perbedaan keuntungan bersih antara petani melon dan
petani padi
Ha = Ada perbedaan keuntungan bersih antara petani melon dan petani padi
Kriteria bahwa Ho diterima adalah nilai t hitung ≤ t tabel dan
signifikansi t > 0,05. Sedangkan Ho ditolak jika nilai t hitung > t tabel.
Dari hasil analisis independent sample t test antara variabel keuntungan
bersih antara petani melon dan petani padi menunjukkan bahwa t hitung
sebesar 99,744 dan signifikansi t = 0,000 lebih kecil dari nilai signifikansi
statistik 0,05 (t tabel sebesar 2,021 dengan df=40). Hal ini dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan antara keuntungan bersih yan
didapat petani melon dan petani padi. Dengan demikian baik secara
deskriptif maupun inferensial dapat disimpulkan ada perbedaan
keuntungan bersih antara petani melon dan petani padi. Rata-rata
keuntungan bersih petani melon sebesar Rp1.207.195,83 dan rata-rata
keuntungan bersih petani padi sebesar Rp50.545,33.
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata
keuntungan bersih petani melon lebih besar dibandingkan dengan rata-rata
keuntungan bersih petani padi. Selisih rata-rata keuntungan bersih antara
petani melon dan petani padi adalah sebesar Rp1.156.650,50. Berdasarkan
hasil data di atas dapat menunjukkan adanya perbedaan signifikan dengan
melihat t hitung lebih besar dari t tabel. Jadi rumusan masalah IV terjawab
yaitu bahwa ada perbedaan signifikan antara keuntungan bersih petani
melon dan keuntungan bersih petani padi.
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis data dari 12 sampel petani melon dan 30 sampel
petani padi di Desa Tawangharjo, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri
di atas, penulis akan membahas rumusan masalah satu per satu dan
membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
1. Ada Perbedaan Pendapatan Kotor antara Petani Melon dengan
Petani Padi
Petani melon dan petani padi di Dusun Tawangharjo tergolong
petani sempit (kecil/gurem) karena sebagian petani mempunyai luas lahan
kurang dari 0,5 Ha. Rata-rata luas lahan yang dimiliki antara 3.000 meter
sampai dengan 4.000 meter. Dengan adanya perbedaan luas lahan yang
dimiliki petani maka menyebabkan perbedaan pendapatan kotor dari
masing-masing sampel.
Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan kotor
petani melon sebesar Rp2.379.200,00/200 meter/masa tanam. Sedangkan
rata-rata pendapatan kotor petani padi sebesar Rp182.610,00/200
meter/masa tanam. Berdasarkan rata-rata pendapatan kotor tersebut berarti
rata-rata pendapatan kotor petani melon 13,03 kali lebih besar
dibandingkan dengan rata-rata pendapatan kotor petani padi. Perbedaan
tingkat pendapatan kotor antara petani melon dan petani padi tersebut
dibuktikan dengan analisis statistik uji t (Independent Sample T Test) pada
taraf signifikansi 0,05 (5%). Hasil analisis menunjukkan bahwa t hitung
sebesar 156,620 sedangkan nilai t tabel adalah 2,021. Hal ini menunjukkan
bahwa nilai t hitung lebih besar dibandingkan nilai t tabel (156,620 >
2,021). Oleh karena itu, hipotesis I yang menyatakan bahwa ada perbedaan
antara pendapatan kotor petani melon dengan petani padi adalah benar
(diterima). Maksud dari adanya perbedaan pendapatan kotor yaitu bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
pendapatan kotor petani melon lebih besar dibandingkan dengan
pendapatan kotor petani padi.
Adapun alasan yang menyebabkan pendapatan kotor petani melon
lebih besar dibandingkan pendapatan kotor petani padi. Pada saat ini
melon mempunyai prospek yang cukup cerah sehingga diminati oleh
petani dan sebagian besar petani sudah dapat dikatakan berhasil dalam
menanam melon terbukti dengan hasil yang cukup memuaskan. Selain itu
jika ditinjau dari nilai usaha tani tanaman melon merupakan komoditas
yang cukup tinggi dibandingkan dengan tanaman padi. Berdasarkan hasil
wawancara, dapat dihitung rata-rata jumlah melon dan padi yang
dihasilkan oleh petani per 200 meter/masa tanam. Rata-rata jumlah melon
yang dihasilkan 12 petani melon yaitu 991, 33 kilogram/200 meter/masa
tanam. Sedangkan rata-rata jumlah padi yang dihasilkan oleh 30 petani
padi sebesar 90,261 kilogram/200 meter/masa tanam. Harga buah melon
per kilogram di pasaran lebih tinggi dibandingkan harga padi (gabah).
Masyarakat di Desa Tawangharjo menjual gabahnya dalam bentuk gabah
kering giling. Dengan alasan harga gabah kering giling lebih tinggi
daripada harga gabah kering panen. Petani melon biasanya menjual buah
melon ke beberapa pasar di Jakarta karena mereka sudah menjalin
kerjasama dengan pedagang besar di Jakarta dan harga melon di Jakarta
lebih besar daripada di kota sendiri. Harga rata-rata buah melon
Rp2.500/kilogram sedangkan harga rata-rata padi (gabah kering giling)
Rp2.000/kilogram. Berdasarkan hal itu maka dapat dihitung pula total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
rata-rata pendapatan kotor seluruh sampel petani dengan cara mengkalikan
rata-rata jumlah tanaman (baik melon maupun padi) dengan harga rata-
rata. Rata-rata pendapatan kotor dari 12 petani melon sebesar
Rp2.478.325,00/200 meter (991,33 kilogram x Rp2.500,00) dan total rata-
rata pendapatan kotor petani padi sebesar Rp180.522,00/200 meter (90,261
kilogram x Rp2.000).
Selain harga, faktor yang menyebabkan pendapatan petani melon
lebih besar yaitu karena masih kurangnya penyuluhan dari Dinas Pertanian
tentang jenis kegiatan apa yang lebih menguntungkan petani sebagai
contoh menanam melon. Di satu sisi tanaman padi memang sangat penting
dalam kehidupan masyarakat Indonesia karena sebagai makanan pokok.
Tetapi di sisi lain, pendapatan petani padi relatif kecil sehingga
kesejahteraan masyarakat juga rendah, walaupun penyuluhan tentang
menanam padi sudah diberikan. Dilihat dari responden petani melon yang
lebih sedikit maka dapat diketahui bahwa sebenarnya penduduk di Desa
Tawangharjo belum banyak yang mengetahui cara menanam melon atau
tanaman lain selain padi dan palawija. Penyuluhan tentang menanam
melon sebenarnya sudah pernah diberikan tetapi hanya diberikan kepada
masyarakat yang sudah menjadi petani melon, itupun di tempat tertentu
(gabungan dengan petani desa lain). Padahal berdasarkan hasil analisis
penduduk yang menanam melon mempunyai pendapatan yang lebih tinggi
daripada penduduk yang menanam padi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
pendapatan kotor antara petani melon dan petani padi terbukti bahwa
pendapatan kotor petani melon lebih besar dibandingkan dengan petani
padi.
2. Ada Perbedaan Biaya antara Usaha Tani Melon dengan Usaha Tani
Padi
Biaya merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan oleh seseorang
dalam menjalankan usahanya. Oleh karena itu biaya usaha tani diartikan
sejumlah uang yang dikeluarkan oleh petani dalam melakukan
pertaniannya. Dalam hal ini biaya yang dimaksud yaitu biaya yang
dikeluarkan petani untuk menanam melon dan padi. Sebagian besar
penduduk di Desa Tawangharjo bermata pencaharian sebagai petani. Jadi,
kegiatan pertanian merupakan kegiatan utama penduduk dan sumber
ekonomi. Dalam menanam melon maupun padi biaya dikeluarkan untuk
mempersiapkan lahan yang akan digunakan, membeli bibit, menanam,
merawat sampai saat panen. Jadi sebelum melakukan penanaman petani
harus menyiapkan modal terlebih dahulu karena pendapatan petani
diterima setelah petani panen.
Berdasarkan analisis uji t yang telah dikemukakan sebelumnya
dapat diketahui rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh petani melon sebesar
Rp1.172.004,20/200 meter/masa tanam sedangkan biaya yang dikeluarkan
petani padi sebesar Rp130.003,33/200 meter/masa tanam. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
menanam melon membutuhkan bibit sebanyak 1,1 bungkus/200 meter
dengan harga Rp100.000,00/bungkus. Sedangkan dalam menanam padi
petani padi membutuhkan benih rata-rata 2,46 kilogram/200 meter dengan
harga rata-rata Rp5.500,00/kilogram. Total pupuk yang digunakan untuk
menanam melon sebanyak 206,6 kilogram/200 meter dan pupuk yang
berbentuk cair sebagai pupuk buah dan pupuk daun sebanyak 0,75
liter/200 meter. Pengairan untuk tanaman melon dan padi pun juga
berbeda. Tanaman melon membutuhkan air pada saat tanah dirasa sudah
cukup kering dan pada saat pemupukan. Akan tetapi untuk tanaman padi
hanya pada saat tanah sudah kering dan dalam pemupukan tidak harus
disertai dengan aliran air. Oleh karena itu, biaya dalam dalam usaha tani
melon lebih besar daripada usaha tani padi baik dari sarana produksi
maupun tenaga kerja.
Berdasarkan tabel V. 3 dan tabel V. 4, dapat diketahui pula bahwa
ada perbedaan struktur biaya antara usaha tani melon dan usaha tani padi.
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan melihat jenis kegiatan yang
dilakukan antara petani melon dan petani padi. Struktur biaya usaha tani
melon terdiri dari 4 kelompok yaitu sarana produksi meliputi benih,
pupuk, insektisida, fungisida, mulsa, ajir, polybag, rafia dan pengairan.
Kelompok kedua adalah sewa tanah, ketiga tenaga kerja meliputi tenaga
kerja persemaian, pengolahan tanah, pemupukan, pemasangan mulsa,
pembuatan lubang tanam, penanaman, pemasangan ajir, pemangkasan,
pengobatan dan pemanenan. Kelompok terakhir yaitu lain-lain meliputi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
biaya transportasi penjualan dan biaya angkut tanah persemaian.
Sedangkan struktur biaya dalam usaha tani padi meliputi benih yang
digunakan, pengolahan tanah, persemaian, angkut dan cabut bibit,
pemanenan, pemupukan dan pengolahan, pengairan, pemanenan dan
penyewaan mesin penggiling padi.
Dalam menanam melon maupun padi lahan harus dipersiapkan
sebaik mungkin. Untuk menanam melon lahan harus dicangkul, dibuat
bedengan, ditutup dengan mulsa dan dibuat lubang tanam terlebih dahulu.
Sedangkan untuk menanam padi, lahan dipersiapkan dengan dibajak (hand
tractor). Perawatan melon juga lebih rumit dibandingkan dengan padi.
Tanaman melon dan padi sama-sama membutuhkan pupuk dan obat
namun jenis, jumlah dan waktu menggunakannya terdapat perbedaan.
Perawatan tanaman padi cukup dengan dipupuk dan diobati tetapi
dalam tanaman melon membutuhkan perawatan yang lebih rumit. Benih
melon yang sudah disemai dan tumbuh muda masih harus dipindah ke
polibag (plastik kecil). Setelah tumbuh agak besar (± 2 minggu) masih
harus dipindah ke lubang yang telah disiapkan pada lahan. Batang melon
yang sudah agak panjang perlu ditali dengan rafia dan digantungkan pada
lanjaran (ajir) yang telah dipasang sebelum menanam melon. Tanaman
melon juga membutuhkan perawatan yang disebut pemangkasan
(pemilihan daun dan buah). Jadi daun pada tanaman melon harus dipilih
sesuai umur dan buah melon yang dibiarkan membesar hanya dipilih satu
saja sedangkan yang lain harus diambil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Berdasarkan uraian di atas dan tabel rata-rata struktur biaya pada
tabel V. 3 dan V. 4 dapat dilihat total rata-rata biaya usaha tani melon dari
12 sampel yaitu sebesar Rp1.171.704,00/ 200 meter/ masa tanam dan total
rata-rata biaya usaha tani padi dari 30 sampel yaitu Rp129.643,00/ 200
meter/ masa tanam. Oleh karena itu dengan melihat struktur rata-rata biaya
usaha tani melon dan padi serta berdasarkan hasil analisis uji t di atas
maka hipotesis ke II yang menyatakan bahwa ada perbedaan biaya antara
usaha tani melon dan usaha tani padi terbukti. Rata-rata biaya usaha tani
melon lebih besar dibandingkan usaha tani padi.
3. Ada Perbedaan Kesempatan Kerja antara Usaha Tani Melon dengan
Usaha Tani Padi
Salah satu ukuran untuk menentukan ada tidaknya pengangguran
yaitu dengan melihat pemanfaatan waktu yang tersedia dalam berbagai
kegiatan produktif. Dalam pembahasan rumusan masalah ke III ini, penulis
akan memfokuskan pada pencurahan jam kerja. Pencurahan hari kerja
adalah seluruh waktu yang digunakan untuk bekerja dalam waktu satu
musim tanam.
Berdasarkan hasil perhitungan statistik (lampiran 4), maka dapat
dikatakan bahwa ada perbedaan kesempatan kerja antara petani melon
dengan petani padi. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dalam usaha
tani melon lebih banyak menyerap tenaga kerja dibandingkan dengan
usaha tani padi. Rata-rata pencurahan jam kerja petani melon yaitu 193,25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
jam/1 bulan. Sedangkan pencurahan jam kerja petani padi adalah 92 jam/1
bulan. Hal ini dapat dibuktikan dengan analisa statistik pada taraf
signifikan 5 % (0,05). Test statistik (uji t test) tersebut menunjukkan
pencurahan jam kerja pada usaha tani melon dan usaha tani padi sebagai
berikut t hitung > t tabel yaitu 24,625 > 2,021 (lampiran 4). Adapun alasan
pencurahan jam kerja pada usaha tani melon lebih besar daripada usaha
tani padi. Tanaman melon membutuhkan persiapan dan perawatan yang
lebih banyak dan teratur, misalnya mulai dari mempersiapkan lahan harus
dicangkul terlebih dahulu kemudian dibuat bedengan. Setelah itu lahan
masih harus ditutup dengan mulsa. Dalam menanam melon juga
membutuhkan perawatan yang sangat teratur mulai dari menyemai hingga
memanen. Petani di Desa Tawangharjo menanam melon dan padi dengan
menggunakan tenaga kerja sendiri dan tenaga kerja orang lain. Walaupun
pekerjaan utama penduduk sebagai petani tetapi mereka masih
mengandalkan orang lain juga karena jika diselesaikan sendiri
membutuhkan waktu yang relatif lama. Petani padi tidak selalu merawat
tanamannya secara khusus setiap hari. Pengairan juga tidak perlu
dilakukan setiap hari, tetapi hanya dilakukan pada saat tanaman
membutuhkan. Pemupukan dan pengobatan tanaman padi pun juga tidak
seperti tanaman melon. Pemupukan cukup ditaburkan saja sehingga
waktunya lebih singkat. Sedangkan pemupukan pada tanaman melon harus
diletakkan di tanah dekat akar tanaman dan harus disertai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
pengairan (aliran air). Oleh sebab itu, pencurahan jam kerja petani melon
lebih banyak dibandingkan dengan petani padi.
Tenaga kerja yang bekerja pada lahan tanaman melon biasanya
orang atau pekerja yang sudah terbiasa merawat melon sehingga petani
melon tidak hanya asal-asalan untuk menerima tenaga kerja yang akan
digunakan. Hal ini dilakukan petani melon karena demi keselamatan
tanaman melonnya dalam arti melon yang ditanam dapat benar-benar
terawat. Salah satu faktor yang menyebabkan hal ini yaitu karena
kurangnya penyuluhan serta pelatihan dari Dinas Pertanian kepada petani
terutama dalam menanam melon. Sedangkan untuk menanam padi, petani
sudah berlatih dari nenek moyang jaman dulu.
Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa ada perbedaan
kesempatan kerja antara petani melon dengan petani padi diterima.
Maksudnya yaitu bahwa pencurahan jam kerja petani melon lebih besar
dibandingkan dengan petani padi.
4. Ada Perbedaan Keuntungan Bersih antara Petani Melon dengan
Petani Padi
Dalam menjalankan suatu usaha, orang pasti mengharapkan akan
pendapatan dan keuntungan. Begitu pula petani, dalam menanam sesuatu
petani berusaha agar bisa memperoleh pendapatan yang lebih besar dari
biaya yang dikeluarkan sehingga mendapatkan keuntungan. Keuntungan
petani diperoleh dari total pendapatan kotor dikurangi dengan total biaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
yang dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan pertaniannya. Dalam hal ini
keuntungan yang diperoleh masing-masing petani melon dan petani padi
akan berbeda-beda tergantung luas lahan yang dimiliki, banyaknya jumlah
melon dan padi yang dihasilkan, harga per kilogram dan biaya yang
dikeluarkan
Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh rata-rata keuntungan
bersih petani melon sebesar Rp1.207.195,00/200 meter/masa tanam dan
rata-rata keuntungan bersih petani padi adalah Rp50.543,33/200
meter/masa tanam. Rata-rata keuntungan bersih yang diterima petani
melon 23,88 kali dari rata-rata keuntungan bersih yang diterima oleh
petani padi. Dalam uji t test (Independent T Test) pada taraf signifikan 5
%, diperoleh t hitung sebesar 99,744 dan t tabel 2,021. berdasarkan nilai t
hitung dan t tabel tersebut, maka dapat dikatakan bahwa nilai t hitung lebih
besar dari t tabel (99,744 > 2,021).
Pada kenyataannya keuntungan yang diterima petani melon
memang lebih besar daripada petani padi. Padahal kalau dilihat dalam
rumusan masalah ke II, biaya untuk usaha tani melon juga lebih besar
daripada biaya untuk usaha tani padi. Hal ini bisa terjadi karena dilihat dari
analisis dan kenyataannya, pendapatan kotor petani melon lebih besar juga
dibandingkan dengan petani padi. Jadi walaupun biaya yang dikeluarkan
petani melon besar, tetapi masih mendapatkan keuntungan yang besar pula
karena diimbangi dengan pendapatan kotor yang lebih tinggi daripada
petani padi. Selain itu, buah melon memiliki berat yang lebih besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
daripada padi (satu buah melon memiliki berat sebanyak 2-3 kilogram).
Seperti telah diungkapkan pada pembahasan rumusan masalah I, bahwa
penyuluhan dan pelatihan dari Dinas Pertanian terhadap petani di Desa
Tawangharjo selama ini masih kurang, sehingga masih banyak petani yang
hanya bisa menanam padi dan palawija. Oleh karena itu pendapatan
penduduk relatif kecil dan keuntungan yang diterimanya pun juga
berpengaruh yaitu lebih rendah dibandingkan dengan penduduk yang
menanam melon. Padahal biaya yang dikeluarkan petani padi dan melon
cukup besar hanya jenis dan kadarnya yang berbeda karena jika dilihat
dalam kenyataan seperti harga pupuk sama tergantung jenisnya.
Jadi hipotesis ke IV yang menyatakan bahwa ada perbedaan
keuntungan bersih antara petani melon dan petani padi terbukti.
Keuntungan bersih yang diterima petani melon lebih besar lebih besar
daripada keuntungan bersih petani padi.
Adapun faktor lain yang menyebabkan petani padi kurang cepat
beralih menjadi petani melon yaitu karena adanya faktor risiko. Faktor
risiko dalam menanam melon yaitu misalnya jamur yang mudah
menyerang tanaman melon. Tanaman melon memang sangat riskan
terhadap jamur, makanya petani melon harus benar-benar jeli dalam
memberantas masalah jamur ini. Jika dilihat kira-kira tanaman melon
sudah hampir terserang jamur, maka petani melon harus segera
memberantas dengan obat yang sesuai, misalnya menggunakan dhitin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Namun, dalam menanam padi pun juga ada faktor lain yang
menyebabkan pendapatan serta keuntungan petani padi kecil atau bahkan
tidak mendapatkan keuntungan. Salah satunya yaitu musim yang kurang
menentu. Beberapa tahun terakhir ini, musim yang dialami negara
Indonesia sangatlah kurang menentu. Musim penghujan yang biasanya
dialami pada bulan Oktober – April dan musim kemarau dialami pada
bulan Mei – September saat ini menjadi kurang tepat. Oleh karena itu, bagi
petani yang mempunyai sawah tadah hujan seperti petani di Desa
Tawangharjo ini bisa mengalami gagal panen. Padi yang sudah ditanam
pada saat ada air hujan dan tiba-tiba musim penghujan berhenti/berkurang
menyebabkan tanaman padi menjadi kering/kurang subur bahkan mati. Hal
ini menyebabkan penghasilan petani padi semakin menurun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pendapatan kotor antara petani melon dan petani
padi/200 meter/masa tanam. Hal itu terlihat dari analisis uji t yang
menunjukkan bahwa t hitung > t tabel yaitu 156,620 > 2,021 dengan
signifikansi t < signifikansi t statistik yaitu sebesar 0,000 < 0,05
(df=40). Rata-rata pendapatan kotor petani melon sebesar
Rp2.379.200,00/200 meter/masa tanam dan rata-rata pendapatan kotor
petani padi sebesar Rp182.610,00/200 meter/masa tanam.
2. Ada perbedaan biaya antara usaha tani melon dengan usaha tani
padi/200 meter/masa tanam. Hasil analisis uji t menunjukkan bahwa t
hitung > t tabel yaitu 66,2 > 2,021 dan signifikansi t < signifikansi
statistik yaitu 0,000 < 0,05 (df=40). Rata-rata biaya untuk usaha tani
melon sebesar Rp1.172.004,20/200 meter/masa tanam dan rata-rata
biaya untuk usaha tani padi sebesar Rp130.003,33/200 meter/masa
tanam.
3. Ada perbedaan kesempatan kerja (pencurahan jam kerja) antara petani
melon dengan petani padi. Berdasarkan hasil analisis uji t dapat
diketahui t hitung > t tabel yaitu 24,625 > 2,021 dan signifikansi t <
signifikansi statistik yaitu 0,000 < 0,05 (df=40). Rata-rata pencurahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
jam kerja petani melon adalah 193,25 jam/1 bulan dan rata-rata
pencurahan jam kerja petani padi adalah 92,00 jam/1 bulan.
4. Ada perbedaan keuntungan bersih antara petani melon dengan petani
padi/200 meter/masa tanam. Analisis uji t menunjukkan bahwa t hitung
> t tabel yaitu 99,744 > 2,021 dan signifikansi t < signifikansi statistik
yaitu 0,000 < 0,05. Rata-rata keuntungan bersih petani melon sebesar
Rp1.207.195,83/200 meter/masa tanam dan rata-rata keuntungan
bersih petani padi sebesar Rp50.545,33/200 meter/masa tanam.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti menyarankan
sebagai berikut:
1. Pendapatan dan keuntungan bersih petani melon lebih besar
dibandingkan dengan petani padi, maka penulis menyarankan agar
petani yang menanam selain melon (terutama petani padi)
mempertimbangkan dalam memilih usaha tani sehingga dapat
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga petani.
2. Pemerintah hendaknya memperhatikan petani lebih serius karena
masih bayak petani yang kurang bisa mengembangkan usaha taninya,
sebagai contoh petani hanya mampu menanam padi dan palawija. Oleh
karena itu sebaiknya Dinas Pertanian memberikan penyuluhan-
penyuluhan kepada masyarakat petani secara umum dan tidak hanya
kepada kelompok petani yang menanam melon serta daerah tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
saja sehingga petani selain petani melon dapat mengetahui teknis-
teknis menanam melon. Hal itu perlu dilakukan demi meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan petani terutama petani kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Bustanil. 1994. Pangan dalam Orde baru. Jakarta: Koperasi Jasa Informasi.
Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara.
Badrun, Abedilah. 2006. Masa Depan Pertanian Indonesia Sebuah Catatan dari Jepang. Diakses dari: http://www.beritaiptek.com/berita-beritaiptek-2006-12-20-Masa-Depan-Pertanian-Indonesia,-Sebuah-Catatan-dari-Jepang.shtml. Diakses 30/11/2007.
Boedijoewono, Noegroho. 2001. Pengantar Statistik Ekonomi dan Perusahaan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Bunasor. 1990. Diversifikasi dan Program Pembangunan Pertanian. Diversifikasi Pertanian dalam Proses Mempercepat Laju Pembangunan Nasional. 6: 123.
De Jong. 1987. Pendudukan Jepang di Indonesia suatu Ungkapan Berdasarkan Dokumentasi Pemerintah Belanda. Jakarta: Kesaint Blanc.
Egbert. 1985. Pertanian dan Kemiskinan di Jawa. Jakarta: PT Gramedia.
Gilarso. 2002. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Yogyakarta: Kanisius.
Harga Beras Terus Membumbung. 2006. Diakses dari: http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2006/12/13/brk,20061213-89373,id.html. Diakses 25/06/08.
Kajian Rantai Bisnis Usaha Pertanian dan Alsintan di Kabupaten Indramayu. 2006.
Diakses dari: http://www.corebest.net/download/fgdindramayu.pdf. Diakses 05/02/08.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Kurnia, Ganjar. 2002. Petani, Pejuang yang Terpinggirkan. Diakses dari: http://petani-pejuang-terpinggirkan/ganjarkurnia/cetak/0104/25/06.htm. Diakses 30/11/2007
Menko Perekonomian. 2006. Siaran Pers: Kebijakan Perberasan Nasional. Diakses dari:http://www.indonesia.go.id/id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=3928.Itemid=718. Diakses 26/02/2008.
Mosher. 1987. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Jakarta: CV Yasaguna.
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES.
Nainggolan, Kaman. 2005. Pertanian Indonesia Kini dan Esok. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Nizami. 2006. Bank Dunia: Kambing Hitam Kemiskinan. Diakses dari: http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg06461.html. Diakses 26/02/2008.
Obyek Wisata WKO dan Wanawisata Wonoharjo Bukanlah Satu-Satunya Kekayaan dan Potensi yang Dimiliki Kecamatan Kemusu. 2006. Diakses dari: http://www.boyolali.go.id/isi/isi.asp?isi=berita&kode=00655. Diakses 02/09/07.
Pertanian. 2000. Diakses dari: http://www.lablink.or.id/Agro/pertanian.htm. Diakses 02/09/07
Profil Sentra Produksi Komoditas Melon. 2002. Diakses dari: http://www.deptan.go.id/ditbuah/Komoditas/Sentra/pertanian_melon.htm. Diakses 30/11/2007
Sartono. 2006. Sejarah Pertanian. Diakses: http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian. Diakses 30/11/2007.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Sistem Pertanian di Indonesia. 2000. Diakses dari: http://www.lablink.or.id/Agro/agr-sis-ind.htm. Diakses 03/09/2007.
Soekartawi. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil. Jakarta: UI-Press.
Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Jakarta: Universitas Indonesia.
Sugiyono. 1997. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suprapta. 2002. Untuk Mandiri dalam Pangan Bali Masih Perlu Diversifikasi Pertanian. Diakses dari: http://www.kompas.com/kompas-cetak/0306/02/daerah/343938.htm. Diakses 04/09/2007.
Suratiyah, Ken. 2006. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Sadaya.
Tohir, Kaslan A. 1952. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bandung: Vorkink Van Hoeve.
Tohir, Kaslan A. 1983. Seuntai Pengetahuan tentang Usahatani Indonesia. Jakarta:
PT. Bina Aksara. Tuhpawana. 1990. Diversifikasi dan Program Pembangunan Pertanian. Diversifikasi
Pertanian dalam Kaitannya dengan Peningkatan Nilai Tambah Agroindustri dan Kesempatan Kerja Pedesaaan. 16: 307.
Winarno. 2001. Keadaan Pertanian Dewasa Ini. Diakses dari: http://www.jawatengah.go.id/loader2.php?SUB=prog_pemb&DATA=ekbang_pertanian&SEKTOR=ekbang. Diakses 04/09/2007.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PEDOMAN WAWANCARA
1. Data Pribadi
a. Nama :
b. Alamat :
c. Umur :
d. Jenis kelamin :
e. Jumlah anggota keluarga :
2. Berapa luas tanah yang dimiliki?
a. Lebih dari 1 hektar
b. Antara 0,5 hektar sampai 1 hektar
c. Kurang dari 0,5 hektar
3. Berapa luas tanah yang digarap sekarang?
a. Lebih dari 1 hektar
b. Antara 0,5 hektar sampai 1 hektar
c. Kurang dari 0,5 hektar
4. Apakah ada tanah yang disewakan? Jika ada berapa luas tanah yang disewakan?
5. Apakah tanah yang digarap petani milik sendiri atau menyewa?
6. Tanaman apa saja yang ditanam oleh petani?
a. Padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Melon
c. Lain-lain (misalnya kedelai, kacang tanah, jagung)
7. Berapa jumlah orang (tenaga kerja) yang dibutuhkan/digunakan dalam usaha tani
padi per bulan?
8. Berapa jumlah orang (tenaga kerja) yang dibutuhkan/digunakan dalam usaha tani
melon per bulan?
9. Berapa pencurahan jam kerja rata-rata petani padi per bulan?
10. Berapa pencurahan jam kerja rata-rata petani melon per bulan?
11. Berapa biaya yang dikeluarkan petani padi per 200 meter/masa tanam?
A. Tenaga Kerja:
1. Membajak : Rp
2. Menyemai : Rp
3. Menanam : Rp
4. Memupuk : Rp
5. Mengobati : Rp
6. Mengairi : Rp
7. Memanen : Rp
B. Sarana Produksi:
1. Benih : Rp
2. Pupuk : Rp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Sarana Irigasi : Rp
4. Peralatan : Rp
12. Berapa biaya yang dikeluarkan petani melon per 200 meter/masa tanam?
A. Tenaga Kerja:
1. Membuat bedengan : Rp
2. Memasang mulsa : Rp
3. Menyemai : Rp
4. Menanam : Rp
5. Memupuk : Rp
6. Mengobati : Rp
7. Menali : Rp
8. Menyeleksi buah : Rp
9. Mengairi : Rp
10. Memanen : Rp
C. Sarana Produksi:
1. Benih : Rp
2. Pupuk : Rp
3. Sarana Irigasi : Rp
4. Peralatan : Rp
13. Berapa kwintal padi yang diperoleh petani per 200 meter?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14. Jenis gabah apa yang dijual petani?
a. Gabah kering giling
b. Gabah kering panen
15. Lebih menguntungkan menjual gabah kering giling atau gabah kering panen?
Mengapa?
16. Berapa harga per kilogram gabah kering giling yang berlaku di pasar?
17. Berapa harga per kilogram gabah kering panen yang berlaku di pasar?
18. Berapa kwintal melon yang diperoleh petani melon per 200 meter?
19. Berapa harga per kilogram melon yang berlaku di pasar?
20. Berapa pendapatan kotor petani padi per 200 meter?
21. Berapa pendapatan kotor petani melon per 200 meter?
22. Berapa keuntungan bersih yang diperoleh petani yang menanam padi?
23. Berapa keuntungan bersih yang diperoleh petani yang menanam melon?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data Pendapatan, Biaya, Pencurahan Jam Kerja dan Keuntungan Petani Melon dan Petani Padi
Pendapatan Biaya Pencurahan Jam Kerja Keuntungan Petani
2311200 1056800 180 1254400 Melon 2400000 1186050 195 1213950 Melon 2388000 1233500 198 1154500 Melon 2382000 1261000 190 1121000 Melon 2448000 1227000 205 1221000 Melon 2452800 1174000 198 1278800 Melon 2460000 1251000 190 1209000 Melon 2340000 1132500 188 1207500 Melon 2370000 1278000 185 1192000 Melon 2364000 1183000 195 1181000 Melon 2340000 1063000 198 1277000 Melon 2294400 1118200 197 1176200 Melon 206000 185500 102 20500 Padi 204000 173700 80 30300 Padi 130000 104200 74 25800 Padi 128000 107900 85 20100 Padi 190000 111600 90 78400 Padi 224000 192700 110 31300 Padi 172000 85150 90 24850 Padi 115000 93650 88 21350 Padi 216600 189000 64 27600 Padi 192000 159700 125 32300 Padi 228500 188900 115 39660 Padi 200000 125300 70 74700 Padi 122000 95650 80 26350 Padi 187500 164350 105 23150 Padi 187500 118900 78 68600 Padi 125700 83000 95 42700 Padi 225000 149900 95 75100 Padi 207500 132900 90 74600 Padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185000 110100 80 75000 Padi 182000 116900 92 65100 Padi 192500 119900 98 72600 Padi 192000 123900 98 68100 Padi 200000 126900 112 73100 Padi
Pendapatan Biaya Pencurahan Jam Kerja Keuntungan Petani
252000 131400 95 120600 Padi 205000 130600 82 74400 Padi 160000 98200 90 61800 Padi 170000 149400 95 20600 Padi 180000 120200 85 59800 Padi 142500 61200 102 81300 Padi 156000 149400 95 6600 Padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Deskriptif Petani Melon
Descriptive Statistics
12 165600,00 2294400 2460000 2379200 15667,22 54272,85 2,9E+0912 204200,00 1056800 1261000 1172004 19643,49 68047,03 4,6E+0912 25,00 180,00 205,00 193,2500 1,98145 6,86394 47,11412 157800 1121000 1278800 1207196 13638,177 47244,030 2,2E+0912
PendapatanBiayaKesemapatankerjaKeuntunganValid N (listwise)
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic StatisticN Range Minimum Maximum Mean Std. Variance
Deskriptif Petani Padi
Descriptive Statistics
30 137000,00 115000,00 252000,00 182610,0 6346,253 34759,86 1,2E+0930 131500,00 61200,00 192700,00 130003,3 6252,334 34245,44 1,2E+0930 61,00 64,00 125,00 92,0000 2,46306 13,49074 182,00030 114000 6600 120600 50545,33 4977,303 27261,811 7,4E+0830
PendapatanBiayaKesempatankerjaKeuntungaValid N (listwise)
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic StatisticN Range Minimum Maximum Mean Std. Variance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Group Statistics
Petani N Mean Std. Deviation Std. Error MeanMelon 12 2379200,0000 54272,84605 15667,22114 Pendapatan Padi 30 182610,0000 34759,85943 6346,25304
Melon 12 1172004,1667 68047,03072 19643,48575 Biaya Padi 30 130003,3333 34245,44252 6252,33379
Melon 12 193,2500 6,86394 1,98145 Kesempatankerja Padi 30 92,0000 13,49074 2,46306
Melon 12 1207195,8333 47244,03021 13638,17678 Keuntungan Padi 30 50545,3333 27261,81107 4977,30296
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper Pendapatan Equal variances
assumed 3,463 ,070 156,620 40 ,000 2196590,00000 14024,99300 2168244,43179 2224935,56821
Equal variances not assumed 129,947 14,755 ,000 2196590,00000 16903,74946 2160508,37448 2232671,62552
Biaya Equal variances assumed 7,789 ,008 66,200 40 ,000 1042000,83333 15740,19528 1010188,71202 1073812,95465
Equal variances not assumed 50,547 13,290 ,000 1042000,83333 20614,51455 997564,45121 1086437,21546
Kesempatankerja Equal variances assumed 3,379 ,073 24,625 40 ,000 101,25000 4,11166 92,94003 109,55997
Equal variances not assumed 32,030 37,393 ,000 101,25000 3,16114 94,84720 107,65280
Keuntungan Equal variances assumed 3,014 ,090 99,744 40 ,000 1156650,50000 11596,24155 1133213,62157 1180087,37843
Equal variances not assumed 79,670 14,031 ,000 1156650,50000 14518,03742 1125518,84548 1187782,15452
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DATA PETANI MELON
No Nama Alamat Umur
Jenis Kelamin
Luas Lahan (Meter)
Jumlah Melon yang
Dihasilkan/200 meter (Kg)
Pendapatan Kotor (Rp)
Biaya (Rp)
Pencurahan Jam Kerja
(Jam)
Keuntungan Bersih (Rp)
1. Suprapto Pangkah, Rt 02/01
49 tahun Laki-laki 3.000 963 2.311.200 1.056.800 180 1.254.400
2. Dwiyanto Wonokriyo, Rt 01/01
45 tahun Laki-laki 4.000 1.000 2.400.000 1.186.050 195 1.213.950
3. Sugeng Pangkah, Rt 01/01
45 tahun Laki-laki 4.000 995 2.388.000 1.233.500 198 1.154.500
4. Sularno Jatiharjo, Rt 01/01
54 tahun Laki-laki 4.000 992,5 2.382.000 1.261.000 190 1.121.000
5. Suwardi Pangkah, Rt 01/01
43 tahun Laki-laki 5.000 1.020 2.448.000 1.227.000 205 1.221.000
6. Sukadi Pangkah, Rt 02/01
53 tahun Laki-laki 5.000 1.022 2.452.800 1.174.000 198 1.278.800
7. Sumarmo Jatiharjo, Rt 01/01
48 tahun Laki-laki 4.000 1.025 2.460.000 1.251.000 190 1.209.000
8. Jimin Pangkah, Rt 02/01
56 tahun Laki-laki 4.000 975 2.340.000 1.132.500 188 1.207.500
9. Suratman Pangkah, Rt 01/01
35 tahun Laki-laki 4.000 987,5 2.370.000 1.278.000 185 1.192.000
10. Sukimin Wonokriyo,Rt 02/01
57 tahun Laki-laki 4.000 985 2.364.000 1.183.000 195 1.181.000
11. Sumadi Jatiharjo, Rt 01/01
55 tahun Laki-laki 4.000 975 2.340.000 1.063.000 198 1.277.000
12. Sumidi Pangkah, Rt 01/01
57 tahun Laki-laki 3.000 956 2.294.400 1.118.200 197 1.176.200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DATA PETANI PADI No Nama Alamat Umur
Jenis
Kelamin Luas
Lahan (Meter)
Jumlah Padi yang
Dihasilkan/200 meter (Kg)
Pendapatan Kotor (Rp)
Biaya (Rp)
Pencurahan Jam Kerja
(Jam)
Keuntungan Bersih (Rp)
1. Sugeng Pangkah, Rt 01/01
45 tahun Laki-laki 5.000 103 206.000 185.500
102
20.500
2. Sukadi Pangkah, Rt 02/01
53 tahun Laki-laki 5.000 102 204.000 173.700
80
30.300
3. Sulardi Jatiharjo, Rt 01/01
49 tahun Laki-laki 3.000 65 130.000 104.200
74
25.800
4. Sriyanto Pangkah, Rt 02/02
45 tahun Laki-laki 3.000 64 128.000
107.900 85
20.100
5. Ciptowiyono Wonokriyo, Rt 01/01
54 tahun Laki-laki 4.000 95 190.000
111.600 90 78.400
6. Sularno Wonokriyo, Rt 02/01
50 tahun Laki-laki 5.000 112 224.000
192.700
110
31.300
7. Suprapto Pangkah, Rt 02/01
49 tahun Laki-laki 3.500 55 172.000
85.150
90
24.850
8. Beni Wonokriyo, Rt 01/01
35 tahun Laki-laki 2.000 57,5 115.000 93.650 88 21.350
9. Karso Jatiharjo, Rt 02/01
58 tahun Laki-laki 6.000 108,3 216.600
189.000
64
27.600
10. Kidin Pangkah, Rt 02/01
57 tahun Laki-laki 5.000 96 192.000 159.700
125
32.300
11. Dwiyanto Wonokriyo, Rt 01/01
45 tahun Laki-laki 7.000 114,28 228.500
188.900
115
39.660
12. Harso Jatiharjo, Rt 02/01
40 tahun Laki-laki 3.000 100 200.000
125.300
70
74.700
13. Supini Pangkah, Rt 01/01
45 tahun Perempuan
3.000 61 122000,0
95.650
80
26.350
14. Agus Pangkah, Rt 01/01
38 tahun Laki-laki 5.000 93,75 187.500
164.350
105 23.150
15. Jimin Pangkah, Rt 02/01
56 tahun Laki-laki 4.000 93,75
187.500 118.900
78
68.600
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Nama Alamat Umur
Jenis Kelamin
Luas Lahan (Meter)
Jumlah Padi yang
Dihasilkan/200 meter (Kg)
Pendapatan Kotor (Rp)
Biaya (Rp)
Pencurahan Jam Kerja
(Jam)
Keuntungan Bersih (Rp)
16. Sugiyono Wonokriyo, Rt 02/01
47 tahun Laki-laki 3.500 62,85 125.700
83.000
95
42.700
17 Sumarmo Jatiharjo, Rt 01/01
48 tahun Laki-laki 4.000 112,5 225.000
149.900
95
75.100
18. Yadi Pangkah, Rt 01/01
44 tahun Laki-laki 4.000 103,75 207.500
132.900 90
74.600
19. Waskito Wonokriyo, Rt 01/01
44 tahun Laki-laki 4.000 92,15 185.000
110.100
80
75.000
20. Sumarso Pangkah, Rt 01/01
59 tahun Laki-laki 4.000 91 182.000
116.900
92
65.100
21. Warno Jatiharjo, Rt 01/01
46 tahun Laki-laki 4.000 96,25 192.500 119.900
98
72.600
22. Satimin Jatiharjo, Rt 01/01
48 tahun Laki-laki 4.000 96 192.000 123.900 98
68.100
23. Kartojo Jatiharjo, Rt 02/01
59 tahun Laki-laki 4.000 100 200.000 126.900
112 73.100
24. Darmo Suwito
Pangkah ,Rt 02/01
57 tahun Laki-laki 4.500 126 252.000
131.400
95
120.600
25. Atmo Suwito Jatiharjo, Rt 02/01
60 tahun Laki-laki 4.000 102,5 205.000
130.600
82
74.400
26. Suharno Jatiharjo, Rt 02/01
57 tahun Laki-laki 3.000 80 160.000
98.200
90
61.800
27. Kasto Pangkah, Rt 02/01
58 tahun Laki-laki 4.000 85 170.000
149.400
95
20.600
28. Sukidi Pangkah, Rt 01/01
47 tahun Laki-laki 4.000 90 180.000 120.200
85
59.800
29. Sukarno Pangkah, Rt 01/01
57 tahun Laki-laki 3.500 71,25 142.500
61.200 102 81.300
30. Sutardi Pangkah, Rt 01/01
49 tahun Laki-laki 4.000 78 156.000 149.400 95 6.600
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI