67
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebersamaan merupakan modal yang sangat penting dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan bersama. Dengan kebersamaan tugas yang tadinya berat menjadi ringan, tugas yang tadinya rumit menjadi mudah. Kenyataan di lapangan sering terjadi sebagian dari siswa enggan mengerjakan tugas pembelajaran yang diberikan oleh guru. Berbagai alasan mereka berikan misalnya, membantu orang tua bekerja akhirnya kelelahan, tidak memiliki buku penunjang, diganggu kawannya, diajak bermain temannya, dan tidak ada yang membantu bila menemui kesulitan. Siswa diberi saran agar berusaha secara maksimal untuk mengerjakan semua tugas sekolah agar nantinya dapat memperoleh nilai yang memuaskan dan dapat naik kelas. Namun semua saran yang diberikan oleh guru tidak banyak memberikan hasil. Ketika hari ini diberi nasehat, besuknya mereka mengerjakan tugas-tugas 1

PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pendidikan Sekolah Dasar

Citation preview

Page 1: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebersamaan merupakan modal yang sangat penting dalam mencapai

suatu tujuan yang telah ditetapkan bersama. Dengan kebersamaan tugas yang

tadinya berat menjadi ringan, tugas yang tadinya rumit menjadi mudah.

Kenyataan di lapangan sering terjadi sebagian dari siswa enggan mengerjakan

tugas pembelajaran yang diberikan oleh guru. Berbagai alasan mereka berikan

misalnya, membantu orang tua bekerja akhirnya kelelahan, tidak memiliki buku

penunjang, diganggu kawannya, diajak bermain temannya, dan tidak ada yang

membantu bila menemui kesulitan.

Siswa diberi saran agar berusaha secara maksimal untuk mengerjakan

semua tugas sekolah agar nantinya dapat memperoleh nilai yang memuaskan

dan dapat naik kelas. Namun semua saran yang diberikan oleh guru tidak

banyak memberikan hasil. Ketika hari ini diberi nasehat, besuknya mereka

mengerjakan tugas-tugas sekolah dengan baik. Namun beberapa hari kemudian

kembali kepada kebiasaan awalnya yaitu selalu melalaikan tugas saat

pembelajaran berlangsung mereka amat pasif dan tertutup.

Sudah tentu kita dapat menduga akibat dari kebiasaan tersebut yakni

prestasi belajar siswa selalu rendah berada dibawah kemampuan yang dimiliki

oleh teman-temannya. Sementara para pendidik berusaha sekuat tenaga untuk

meningkatkan kualitas pendidikan anak, namun sambutan yang didapat masih

sangat rendah. Rendahnya nilai belajar PKn juga dialami oleh siswa kelas IV

1

Page 2: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

MI Karanggandu masih banyak siswa yang nilainya di bawah niai KKM yaitu

70. Banyak faktor yang menjadikan nilai belajar siswa belum seperti yang

diharapkan. Faktor-faktor tersebut di antaranya faktor guru , faktor murid,

metode pembelajaran, materi pelajaran, media belajar, dan lain-lain.

Guru yang belum memenuhi standar pendidik, guru yang tidak

menguasai teknik pembelajaran, guru yang kurang tepat dalam pemilihan

metode, dan guru yang mengajar tanpa persiapan merupakan faktor

penghambat tercapainya tujuan pembelajaran yang maksimal. Hanya guru yang

mengajar secara profesional yang dapat menghasilkan prestasi baik dan

mungkin pula sangat baik. Guru yang professional dalam setiap pembelajaran

selalu melakukan kegiatan baku yakni membuat perencanaan yang matang

dalam segala hal, melaksanakan pembelajaran sesuai rencana yang

diprogramkan, melakukan pengamatan selama pembelajaran, dan selalu

melakukan refleksi untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya.

Faktor murid juga sangat berpengaruh pada peningkatan prestasi

belajar. Murid yang telah siap belajar, murid yang sehat, murid yang memiliki

motivasi tinggi merupakan modal utama untuk meningkatkan prestasi belajar

mereka. Karena pembelajaran modern menjadikan murid sebagai pusat

perhatian maka murid pula yang akan menentukan peningkatan prestasi

belajarnya.

Model pembelajaran juga sangat menentukan keberhasilan siswa dalam

belajar. Seberapa baiknya guru menguasai materi pelajaran, namun jika metode

yang digunakan untuk menyampaikan pembelajaran kurang tepat maka sangat

sulit tercapai prestasi belajar seperti yang diharapkan. Demikian pula dengan

2

Page 3: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

media pembelajaran yang tidak tepat dapat menghambat tercapainya tujuan

pembelajaran.

Setelah kita cermati bersama dapat diketahui bahwa rendahnya

perhatian dan minat anak terhadap pelajaran disebabkan oleh tidak tepatnya

metode dan strategi pembelajaran yang digunakan guru waktu mengajar.

Tanpa adanya inovasi dalam strategi mengajar sangat sulit diharapkan terjadi

kenaikan prestasi belajar anak secara maksimal.

Salah satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah melalui

pembelajaran sistem kelompok. Dengan melakukan belajar bersama teman-

temannya maka anak merasa ada kawan untuk menyelesaiakan tugas yang

seharusnya diselesaiakan sendiri. Melalui pendekatan pembelajaran kooperatif

maka masalah pembelajaran akan dapat diatasi relatif lebih mudah.

Pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi pembelajaran yang secara

kelompok, siswa belajar bersama dan saling membantu dalam membuat tugas

dengan penekanan pada saling support diantara anggota. Pembelajaran bersifat

kooperatif bukan kompetitif, keberhasilan belajar adalah keberhasilan

kelompok.

Dengan pembelajaran kooperatif keaktifan siswa dalam belajar dapat

terbina dan berkembang secara positif. Berdasarkan latar balakang masalah

tersebut penulis melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul: “Penerapan

Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Prestasi Belajar PKn pada Siswa

Kelas IV Semester I MI Karanggandu”.

3

Page 4: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah yang

timbul yang adalah: Apakah dengan penerapan pembelajaran kooperatif dapat

meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa kelas IV semester I MI

Karanggandu ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa kelas IV semester I MI

Karanggandu melalui penerapan pembelajaran kooperatif.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. Jika teknik

pembelajaran kooperatif diterapkan dalam pembelajaran maka prestasi belajar

PKn pada siswa kelas IV semester I MI Karanggandu meningkat.

E. Manfaat Penelitian

Secara rinci manfaat penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Bagi siswa.

a. Siswa menjadi senang mempelajari PKn karena terlibat

langsung dalam pembelajaran bersama kelompoknya.

b. Akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

4

Page 5: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

2. Bagi guru.

a. Dari hasil penelitian ini dapat meningkatkan kinerja guru

karena ia memiliki tambahan metode pembelajaran yang membuat

siswa aktif.

b. Dapat mempermudah guru dalam mengajarkan materi

PKn.

3. Bagi Kepala Sekolah.

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar mengambil

kebijakan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan ukuran untuk

mengetahui tingkat produktifitas suatu sekolah.

4. Bagi Peneliti Lain

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam

melakukan penelitian sejenis.

b. Dapat dijadikan pembanding untuk meningkatkan kualitas

hasil penelitian.

5

Page 6: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Suparno dan Sukamdi, (2007: 10) menyatakan, “Pembelajaran adalah

aktivitas yang kompleks, kondisional, dan transaksional, yang menuntut

persiapan yang prima, dan perencanaan tujuan dan kegiatan berbasis pada

satuan jam, hari, dan minggu, serta dalam jangka panjang mencakup

kegiatan lintas kurikulum dalam periode semester dan tahun”.

Menurut Kelough & kelough dalam Kasihani (2007: 13). menyatakan

“Pembelajaran kooperatif adalah sebagai suatu strategi pembelajaran yang

secara berkelompok, siswa belajar bersama dan saling membantu dalam

membuat tugas dengan penekanan pada saling support diantara anggota.”

Pembelajaran bersifat kooperatif bukan kompetitif, keberhasilan belajar

adalah keberhasilan kelompok.

Pembelajaran kooperatif tipe“Students Teams Achiement Divisions”

(STAD) adalah diskusi kelompok dimana siswa dikelompokkan dalam

kelompok-kelompok kecil, setiap anggota kelompok akan saling belajar dan

mempelajari. Fokus yang ditekankan keberhasilan setiap anggota kelompok

berpengaruh terhadap kelompoknya. Masing-masing kelompok akan

bersaing untuk mendapatkan penghargaan yang sebanyak-banyaknya.

Kelompok yang mendapat penghargaan terbanyak adalah kelompok yang

paling aktif.

a. Ada lima prinsip yang mendasari pembelajaran kooperatif:

6

Page 7: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

1). Saling ketergantungan secara positif, artinya

anggota kelompok menyadari mereka perlu bekerja sama untuk

mencapai tujuan.

2). Semua anggota berinteraksi dengan saling

berhadapan.

3). Setiap anggota harus belajar dan menyumbang

demi pekerjaan dan keberhasilan kelompok.

4). Diperlukan ketrampilan bekerjasama dan

bersosialisasi.

5). Siswa perlu menilai bagaimana mereka bekerja

secara efektif.

1. Kelebihan-Kelebihan Pembelajaran Kooperatif

Ada beberapa kelebihan pembelajaran kooperatif diantaranya:

a.Dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam

memberikan gagasan dan ide-ide.

b. Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam

mengatasi setiap permasalahan.

c.Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan

secara verbal. Di samping itu, juga bisa melatih siswa untuk menghargai

pendapat orang lain.

2. Kelemahan-kelemahan pembelajaran kooperatif

a. Sering terjadi pembicaraan dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang

memiliki ketrampilan berbicara.

7

Page 8: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

b. Kadang-kadang pembahasan masalah meluas, sehingga kesimpulan

menjadi kabur.

c. Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak

sesuai dengan yang direncanakan.

d. Sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak

terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa

tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembicaraan.

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang

terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang

berulang-ulang dalam situasi yang hampir sama. “Belajar merupakan suatu

proses pertumbuhan yang dihasilkan oleh perhubungan berkondisi antara

stimulus dan respon” (Winarno Surakhmad,1986:65). Sedangkan menurut

Tim P3D (1985: 55) merumuskan bahwa “belajar adalah proses usaha siswa

pada tempat tertentu dan untuk mencapai perubahan yang berupa

pengetahuan, ketrampilan, dan sikap serta perbuatan dan dinyatakan dalam

bentuk angka atau pernyataan nilai”.

Ciri khas belajar adalah perubahan. “Belajar menghasilkan perubahan

tingkah laku yang secara relatif tetap dalam berfikir, merasa dan melakukan

pada diri para peserta didik. Perubahan tersebut terjadi sebagai hasil latihan,

pengalaman dan pengembangan serta hasilnya tidak dapat diamati secara

langsung”. (Dinas PdanK, 1995: 7).

8

Page 9: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

Pengertian belajar menurut Abu Ahmadi (1978:23) “Belajar

merupakan perbuatan murid dalam usahanya mengubah situasi dirinya

sendiri dalam bidang material, formal, serta fungsional pada umumnya dan

intelek khususnya”.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam

belajar ada usaha, proses dan perubahan tingkah laku menuju arah yang

positif, dan tingkah laku itu akan menjadi milik anak secara permanen.

2. Teori-Teori Belajar

Penelitian tentang belajar banyak dilakukan oleh para ahli untuk

menentukan apakah yang terjadi setelah individu melakukan pengalaman

belajar. Pandangan-pandangan teoritis tentang belajar disebut dengan istilah

teori belajar.

Beberapa teori belajar yang terkenal diantaranya:

a. Teori asosiasi

Menurut aliran ini “belajar adalah perubahan tingkat laku sebagai

akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Terjadinya perubahan

yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku

dengan cara yang baru adalah hasil interaksi antara stimulus dan

respon”. (Kasihani,2007:2). Menurut teori asosiasi, siswa sangat

dipengaruhi oleh kejadian di dalam lingkungannya, yang memberikan

pengalaman tertentu kepadanya. Belajar adalah terjadinya perubahan

tingkah laku yang terjadi berdasarkan hubungan stimulus dan respon.

b. Teori Pemahaman

9

Page 10: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

Teori ini menyatakan bahwa belajar adalah perubahan persepsi dan

pemahaman yang tidak selalu terlihat sebagai tingkah laku. Teori ini

mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri. Dalam

hal ini belajar melibatkan proses berpikir yang sangat komplek.

Menurut teori ini, ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seorang

individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan

lingkungan.

c. Teori Membangun Makna

Menurut teori ini belajar merupakan pemaknaan pengetahuan.

Sedangkan pengetahuan bersifat temporer, selalu berubah. Karena

segala sesuatu bersifat temporer maka manusialah yang harus memberi

makna terhadap realitas. “Dalam hal ini belajar adalah proses

pemaknaan informasi baru”. (Kasihani,2007: 7). Pengetahuan bukan

gambaran dari dunia yang nyata, tetapi merupakan akibat dari suatu

konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses

Belajar

a. Minat

Untuk dapat belajar dengan baik dan tepat siswa harus mempunyai

minat terhadap pelajaran yang dipelajari. Sebab tanpa minat tujuan

belajar tidak akan tercapai.

b. Konsentrasi

10

Page 11: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

Dalam proses belajar mengajar siswa harus memusatkan perhatiannya

terhadap pelajaran yang dihadapi, tanpa konsentrasi tentunya siswa akan

kesulitan memahami pelajaran yang diterima dari guru.

c. Kecerdasan (intelegensi)

“Kecerdasan adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan dan

mencapai prestasi-prestasi yang didalamnya berpikir memainkan

peranan utama”. ( Depdikbud,1995: 32). Kecerdasan yang dimiliki oleh

seseorang merupakan salah satu faktor utama yang menentukan sukses

gagalnya peserta didik saat belajar di sekolah. Peserta didik yang

mempunyai taraf kecerdasan rendah sukar diharapkan berprestasi tinggi.

Tetapi tidak ada jaminan bahwa dengan taraf kecerdasan yang tinggi

seseorang otomatis akan sukses saat belajar.

Peserta didik perlu menyadari potensi kecerdasan dan

mengaktualisasikan secara optimal. Secara umum dapat dikemukakan

bahwa untuk dapat berhasil di pendidikan tinggi perlu ditunjang oeh

kecerdasan yang memadai.

d. Motivasi belajar

Seorang siswa yang memiliki kecerdasan normal akan punya peluang

berhasil lebih besar dari yang lainnya asalkan ditunjang oleh motivasi

belajar yang tinggi, jika dibanding dengan peserta didik yang cerdas di

atas rata-rata tetapi tanpa motivasi. Tiap peserta didik belajar dengan

motivasi yang berbeda-beda. “Motivasi merupakan daya penggerak

yang mendorong seseorang melakukan sesuatu tindakan untuk

mencapai tujuan yang diinginkan”. ( Depdikbud,1995: 34).

11

Page 12: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

Yang perlu ditanamkan pada siswa adalah bahwa belajar

merupakan bagian dari kebutuhan hidup. Ilmu pengetahuan, kecakapan

dan sejumlah sikap yang terbentuk di sekolah diperlukan untuk masa

depan hidupnya sendiri dalam mencapai cita-cita yang diinginkan.

Tugas guru adalah merencanakan proses belajar-mengajar dan

menggunakan metode yang sedemikian rupa sehingga siswa termotivasi

untuk meningkatkan belajarnya secara optimal. Jadi motivasi sangat

berpengaruh pada prestasi belajar siswa secara keseluruhan.

e. Perhatian

Tidak dapat dibantah bahwa perhatian yang ditimbulkan dengan

sengaja, memainkan peranan penting pada belajar di sekolah. Tanpa

pemusatan diri pada bahan yang dipelajari, terhadap penjelasan guru,

maka sukar diperoleh hasil yang optimal dalam belajar. Banyak siswa

yang gagal dalam belajarnya bukan karena bodoh, bukan karena

fasilitas belajar kurang memadai melainkan tanpa perhatian.

f. Penginderaan dan persepsi

Ketepatan penginderaan dan persepsi merupakan faktor penentu bagi

pembentukan dan pemilikan pengetahuan yang benar. Jika alat indera

tidak peka menangkap rangsangan maka persepsi juga akan salah dalam

memiliki rangsangan tersebut.

4. Prestasi Belajar

“Prestasi belajar diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atau hasil

yang telah dikerjakan”, (Poerwodarminto,1976: 362). Sedangkan pengertian

12

Page 13: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

lain dari prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah

melakukan usaha secara maksimal.

Jadi yang dimaksud dengan prestasi adalah suatu hasil yang dicapai

oleh seseorang setelah ia melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuan

yang dimiliki. Seseorang yang mempunyai kemampuan tinggi tentunya

akan memiliki prestasi yang tinggi pula asalkan disertai dengan usaha yang

maksimal. Sebelum membahas prestasi belajar terlebih dulu penulis akan

membahas maslah-masalah belajar.

Prestasi belajar merupakan hal yang menunjukkan hasil tertinggi yang

dapat dicapai dalam belajar menurut kemampuan anak dalam mengerjakan

sesuatu pada suatu saat tertentu. Prestasi biasanya berbentuk tingkah laku

baru yang dimiliki oleh anak biasanya ditulis di rapor. Prestasi belajar di

sekolah berupa catatan dari hasil belajar yang wujudnya telah diubah

menjadi angka-angka yang tertulis dalam buku raport.

Jadi prestasi belajar di sekolah ialah nilai-nilai yang dicatat di buku

raport sebagai hasil dari belajar. Dengan nila-nilai tersebut diketahui

seberapa jauh keinginan belajar siswa serta diketahui kedudukan siswa

tersebut di dalam kelompoknya, apakah ia termasuk anak yang pandai,

sedang, atau kurang.

5. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

a. Faktor Intern siswa

1) Kecerdasan. Kecerdasan ( intelegensi ) merupakan salah satu faktor

utama yang menentukan sukses gagalnya peserta didik belajar di

13

Page 14: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

sekolah. Peserta didik yang mempunyai taraf kecerdasan rendah sukar

diharapkan berprestasi tinggi (Dinas PdanK, 1995:32)..

2) Motivasi Belajar. Motivasi merupakan daya penggerak yang mendorong

seseorang melakukan sesuatu tindakan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Yang perlu ditanamkan pada siswa adalah bahwa belajar

merupakan bagian dari kebutuhan hidup. Ilmu pengetahuan, kecakapan

dan sejumlan sikap yang terbentuk di sekolah diperlukan untuk masa

depan hidupnya sendiri. Tugas guru adalah merencanakan proses

belajar-mengajar dan menggunakan metode yang sedemikian rupa

sehingga siswa termotivasi untuk meningkatkan belajarnya secara

optimal.

3) Penginderaan dan persepsi. Jika alat indera tidak peka menangkap

rangsangan maka persepsi juga akan salah dalam memiliki rangsangan

tersebut.

4) Karena sakit. Seorang yang sakit akan mengalami kelemahan fisiknya,

sehingga saraf sensoris dan motorisnya lemah. Bila dipaksakan untuk

belajar maka sarafnya akan bertambah lemah dan sakitnya bertambah

parah.

5) Karena kurang sehat. Anak yang kurang sehat dapat mengalami

kesulitan belajar, sebab ia mudah kelelahan, mengantuk, pusing, daya

konsentrasinya lemah.

6) Karena cacat tubuh. Cacat tubuh yang ringan seperti kurang

pendengaran, kurang penglihatan, dan gangguan psikomotorik.

b. Faktor Ekstern

14

Page 15: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

1) Faktor keluarga. Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan

pertama, tetapi dapat juga sebagai faktor penyabab kesulitan belajar.

Orang tua yang bersifat otoriter akan menimbulkan mental yang tidak

sehat pada anaknya. Hubungan yang harmonis orang tua dengan

anaknya akan mendukung berjalannya proses pembelajaran.

2) Faktor sekolah. Banyak sekali faktor yang berasal dari sekolah yang

mempengaruhi proses belajar siswa misalnya faktor guru, faktor sarana

dan prasarana belajar, faktor gedung, dan kurikulum.

3) Faktor Mass Media. Faktor media massa yang mempengaruhi proses

belajar siswa diantaranya: TV, surat kabar, majalah, buku komik dan

sebagainya.

4) Faktor lingkungan sosial. Teman bergaul dan tetangga yang setiap hari

bertemu dengan siswa sangat mempengaruhi proses pembelajaran.

C. Mata Pelajaran PKn

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah mata

pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan

melestarikan nilau luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa

Indonesia. Nilai luhur dan moral tersebut diharapkan dapat diwujudkan dalam

bentuk perilaku kehidupan sehari-hari siswa, baik sebagai individu maupun

sebagai anggota masyarakat dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Fungsi mata pelajaran PKn adalah untuk mengembangkan dan

melestarikan nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,

mengembangkan dan membina siswa yang sadar akan hak dan kewajibannya,

15

Page 16: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

taat peraturan yang berlaku, serta berbudi pekerti luhur, dan membina siswa

agar memahami dan menyadari, hubungan antar sesama anggota keluarga,

sekolah dan masyarakat, serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Menurut peraturan Mendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

untuk satuan pendidikan dasar dan menengah dalam bab II disebutkan:

Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan

untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peswerta didik akan status, hak, dan

kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta

peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.

Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan

patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,

kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender,

demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar

pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Dalam penelitian tindakan kelas yang penulis lakukan mengambil standar

kompetensi mendiskripsikan makna proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

pertama. Adapun kompetensi dari materi penelitian PKn ialah mendiskripsikan

suasana kebatinan kanstitusi pertama.

16

Page 17: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Rancangan Penelitian

Berkaiatan dengan keinginan penulis untuk mengungkapkan gejala yang

terjadi di dalam kelas saat proses pembelajaran maka rancangan yang penulis

yaitu penelitian tindakan kelas (PTK). Tujuan dari penggunaan PTK ialah

untuk memperbaiki proses pembelajaran yang yang terjadi di dalam kelas dan

untuk meningkatkan kemantapan rasional guru dalam melaksanakan tugas,

memperdalam pemahaman tentang tindakan-tindakan yang dilakukan secara

reflektif dalam beberapa siklus.

Melalui penggunaan PTK penulis bermaksud untuk mengungkapkan data

yang alami dan data tersebut tidak perlu diolah dengan rumus statistik yang

rumit. Sebab pengungkapan permasalahan dengan kalimat akan menjadikan

pemahaman siswa menjadi lebih lengkap dan menyeluruh terhadap suatu

masalah. Sajian data alami akan memudahkan pelaksanaan penelitian tindakan

kelas dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Menurut Kurt Lewin dalam Basuki Wibowo (2003:16). “Penelitian

tindakan yang dilakukan dalam satu siklus terdiri dari 4 langkah yaitu: 1)

planning atau perencanaan, 2) acting atau tindakan, 3) observing atau

pengamatan, dan 4) reflecting atau refleksi. Penelitian tindakan kelas ini

direncanakan berlangsung selama dua siklus.

17

Page 18: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian .

Tempat penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitin untuk

memperoleh data. Penelitian ini bertempat di MI Karanggandu Kecamatan

Watulimo Kabupaten Trenggalek.

2. Waktu Penelitian.

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 September sampai 06 Oktober

2010 semester Ganjil tahun pelajaran 2010 / 2011.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas IV MI Karanggandu

Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek tahun pelajaran 2010 / 2011 yang

berjumlah 32 siswa pada mata pelajaran PKn.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan melalui 3 tahap yaitu (1) Tahap

persiapan (2) Tahap pelaksanaan dan (3) Tahap penyelesaian:

1. Tahap persiapan

Peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan

pelaksanaan dengan harapan pelaksanaan penelitian berjalan lancer sesuai

dengan tujuan yang diinginkan. Tahap ini meliputi : 1). Kajian pustaka, 2)

Penyusunan administrasi perijinan, 3) Penyusunan rancangan penelitian 4)

Orientasi lapangan dan 5) Penyusunan instrument penelitian.

18

Page 19: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pra PTK penulis melakukan refleksi awal terhadap

permasalahan pembelajaran yang berada di kelas, permasalahan tersebut

bersifat umum dan klasikal, dan bukan masalah individual. Kegiatan

pratindakan memuat kegiatan membuat soal tes awal, menentukan sumber

data, melakukan tes awal, dan menentukan subyek penelitian.

Selanjutnya peneliti merealisasikan semua rencana yang dibuat, yang

akan dilaksanakan dalam kelas dan merupakan realisasi dari pendekatan

pembelajaran yang telah dibuat. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini

sebagai berikut: 1) Guru melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan

rencana yang telah dibuat. 2) Peneliti dan partisipan mengadakan

pengamatan dengan menggunakan format observasi, format catatan

lapangan, dan melakukan refleksi terhadap tindakan melalui diskusi.

Tindakan yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah:

a. Langkah-Langkah Pembelajaran

1) Siswa dibagi dalam 4 kelompok yang bersifat hiterogen.

2) Siswa dalam kelompok diberi tugas; tugas ditentukan guru, siswa

yang relatip berkemampuan rendah diberi tugas yang mudah, siswa

menyampaikan yang diselesaikan kepada kelompoknya.

3) Diskusi kelas; Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi,

siswa yang lain menjadi pendengar.

4) Guru dan siswa menyimpulkan hasil diskusi.

5) Selama proses diskusi, keaktifan siswa dihargai oleh guru dengan

memberikan tanda penghargaan.

19

Page 20: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

6) Akhir pembelajaran . Tanda penghargaan yang diterima dari guru

dihitung. Kelompok yang paling aktif mendapat hadiah.

b. Persiapan guru

1). Menyiapkan materi yang akan disampaikan.

2). Menyiapkan LKS untuk masing-masing kelompok

yang sudah ditentukan tingkat kesulitan. Dan nama siswa yang

mengerjakan. Soal yang sulit untuk siswa yang pandai soal yang

mudah untuk siswa yang berkemampuan rendah.

3). Tanda Penghargaan; digunakan untuk menentukan

keaktifan anggota kelompok, dan menentukan kelompok yang

paling aktif.

c. Pelaksanaan Diskusi

1. Guru membantu siswa membentuk kelompok sesuai yang telah

ditentukan.

2. Anggota kelompok mengambil LKS yang sudah ditentukan

kelompoknya, nama, dan tugasnya, serta tanda penghargaan.

3. Tiap siswa mengerjakan LKS sesuai dengan nama masing-masing

kemudian mendiskusikan hasil tugas kepada kelompoknya.

4. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya sedang kelompok yang

lain berhak bertanya, menyanggah, dan menjawab pertanyaan.

5. Selama diskusi berlangsung guru mengamati jalan diskusi.

6. Siswa yang mempresentasikan hasil kelompok

mendapat penghargaan 1 dan kalau menjawab tambah lagi 1.

7. Siswa yang bertanya, menyanggah, dan menjawab mendapat 1.

20

Page 21: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

8. Kelompok yang mempresentasikan menyimpulkan hasil diskusi.

g. Akhir Diskusi

1. Guru dan siswa menyimpulkan hasil diskusi.

2. Guru dan siswa menghitung banyaknya penghargaan yang diperoleh

siswa untuk menentukan kelompok yang paling aktif.

3. Guru memberi penghargaan pada kelompok yang paling aktif.

h. Pengamatan Tindakan

Kegiatan pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Data yang terkumpul dalam kegiatan ini berisi pelaksanaan

tindakan, rencana yang dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan

hasil pembelajaran yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen

pengamatan.

i. Refleksi Terhadap Tindakan

Pada tahap ini penulis memproses data yang didapat saat melakukan

pengamatan, sehingga diketahui apa yang terjadi dan apa yang perlu

dilakukan pada tahap berikutnya. Setiap tindakan dikatakan berhasil apabila

memenuhi dua kriteria keberhasilan yaitu kriteria keberhasilan proses dan

kriteria keherhasilan hasil belajar. Jadi dalam penelitian ini yang diukur

adalah proses pembelajaran dan hasil belajar yang berupa hasil tes dan

portofolio.

3. Tahap penyelesaian.

21

Page 22: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

Kegiatan ini meliputi (1) Menyusun draf laporan penelitian (2)

Mendiskusikan (3) Merevisi (4) Menyusun naskah (5) menggandakan

laporan.

Kegiatan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Siklus I

Siklus II

Gambar 1. Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas

ini antara lain :

22

Perencanaan TindakanPelaksanaan tindakan

Observasi

Refleksi

Perencanaan Tindakan Berdasarkan Refleksi

Siklus I

Pelaksanaaan tindakan

Observasi

Refleksi

Laporan

Page 23: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

1. Lembar observasi meliputi:

a. Lembar observasi siswa.

b. Lembar observasi guru.

2. Perangkat pembelajaran, terdiri atas

a. Silabus dan RPP

b. Alat penilaian

3. Alat bantu pembelajaran

a. Lembar tugas

b. Papan tulis

c. Papan tempel

F. Pengumpulan Data

1. Teknis Tes

Data penulis kumpulkan melalui tes, skor hasil tes siswa dalam

mengerjakan soal meliputi tes sebelum tindakan, hasil tes saat akhir

tindakan. Selanjutnya data tersebut dianalisis. Adapun rumus yang

dipergunakan yaitu rumus prosentase tuntasan individu (Agustina, 1999:32)

X1 %X = ------ x 100% N

%X = persentase ketuntasan individual.

X1 = jumlah skor yang dicapai siswa

N = jumlah skor ideal

Selain rumus prosentase ketuntasan individu dipergunakan pula rumus

prosentase ketuntasan kelas, yaitu:

23

Page 24: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

X1 %X = ------ X 100% N

%X = persentase ketuntasan kelas.

X1 = jumlah skor yang tuntas individual.

N = jumlah seluruh siswa

Ketuntasan klasikal dapat tercapai jika jumlah siswa yang tuntas

mencapai minimal 80 %. Artinya siswa yang mencapai nilai 70 ke atas

harus mencapai 80% dari jumlah seluruh siswa.

2. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru

selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi dimaksudkan untuk

mengetahui adanya kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan

tindakan dan untuk menjaring data aktivitas siswa. Observasi dilakukan

oleh peneliti, guru, dan teman sejawat dengan menggunakan lembar

observasi.

Dari hasil observasi kegiatan pembelajaran dicari persentase nilai

rata ratanya, lalu dibandingkan dengan kriteria taraf keberhasilan. Rumus

nilai rata-rata adalah sebagai berikut;

Jumlah skorPersentase nilai rata-rata = --------------------------- X 100%

Skor maksimal

NR = 75% -- 100% : sangat baik

NR = 50% -- 75% : baik

NR = 25% -- 50% : cukup

NR = 0% -- 25% : kurang

24

Page 25: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

3. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk menelusuri dan menggali pemahaman

siswa tentang materi yang diberikan, yang mungkin sulit diperoleh dari

hasil pekerjaan siswa. Wawancara juga untuk mengetahui pendapat siswa

saat proses belajar mengajar.

4. Catatan Lapangan

Pencatatan lapangan digunakan untuk melengkapi data yang tidak

terekam dalam instrumen pengumpul data. Dengan demikian diharapkan

tidak ada data penting yang terlewatkan dalam kegiatan penelitian.

G. Teknis Analisis Data

1. Analisa Data

Data kualitas pembelajaran dikumpulkan dari 12 butir ketrampilan

guru dalam kegiatan pembelajaran. Tiap ketrampilan diberi skor 1-4 dengan

rincian sebagai berikut :

1 = kurang baik 3 = baik

2 = cukup baik 4 = sangat baik

Kemudian nilai dari tiap partisipan dijumlahkan dan dirata-rata, baru

kemudian dikonversikan dengan kriteria sebagai berikut:

0,00 – 1,49 = tidak baik 2,50 – 3,49 = baik

1,50 – 2,49 = kurang baik 3,50 – 4,00 = sangat baik

25

Page 26: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

Selanjutnya dikonversi ke nilai kategori, rumus konversinya sebagai

berikut:

X = x 4 ( Agustina, 1999: 32)

Keterangan:

X = Nilai kategori

= Nilai yang diperoleh

N = Nilai ideal

2. Analisis data aktivitas dan keterlibatan siswa dalam proses

pembelajaran

Hasil Observasi aktivitas dan keterlibatan siswa dalam proses

pembelajaran menurut Agustina (1999:32) sebagai berikut:

a. Tiap item kegiatan dan aktivitas siswa diberi nilai satu sampai

empat dengan kategori sebagai berikut:

4 = selalu

3 = sering

2 = kadang-kadang

1 = tidak pernah

b. Nilai-nilai ini kemudian dijumlahkan untuk memperoleh skor

aktivitas dan keterlibatan siswa dalam satu kelas, baru kemudian

dikonversikan dengan nilai kategori. Rumus untuk mencari prosentase

dimaksud adalah sebagai berikut:

% X = x %

Keterangan:

26

Page 27: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

%X = prosentase aktivitas dan keterlibatan siswa satu kelas

= jumlah skor yang diperoleh

n = skor maksimal (ideal)

Selanjutnya prosentase keberhasilan atau aktivitas dan

keterlibatan siswa dikonversikan lebih lanjut dengan kriteria aktifitas

dan keberhasilan siswa, sebagai berikut:

NR = 75% -- 100% : sangat baik

NR = 50% -- 75% : baik

NR = 25% -- 50% : cukup

NR = 0% -- 25% : kurang

3. Analisis data tes tulis

Suatu kelas dinyatakan tuntas belajarnya apabila di kelas tersebut

terdapat 80 % siswa yang telah mencapai ketuntasan individual. Dalam

penelitian ini, penulis menetapkan ketuntasan secara individual 70%.

Perhitungan prosentase untuk ketuntasan belajar secara individual

maupun ketuntasan belajar kelas, penulis mengambil dari sebagai berikut:

a. Prosentase ketuntasan belajar individual

%X = x 100%

Keterangan:

%X = prosentase ketuntasan belajar siswa individual

= jumlah skor yang diperoleh

n = jumlah skor ideal

b. Prosentase ketuntasan belajar kelas

27

Page 28: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

%X = x 100%

%X = prosentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal

= jumlah siswa yang tuntas secara individual

n = jumlah seluruh siswa.

c. Prosentase kedisiplinan dan aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran %X = x %

Keterangan :

%X = prosentase kedisiplinan dan aktivitas siswa satu kelas

= jumlah skor yang diperoleh

n = skor maksimal (ideal)

Selanjutnya prosentase keberhasilan siswa atau kedisiplinan dan

aktivitas siswa ini dikonversikan lebih lanjut dengan criteria aktivitas

dan kedisiplinan siswa sebagai berikut:

NR = 75% -- 100% : sangat baik

NR = 50% -- 75% : baik

NR = 25% -- 50% : cukup

NR = 0% -- 25% : kurang

28

Page 29: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kegiatan Pra-Tindakan

a. Dari hasil observasi awal sebelum pelaksanaan penelitian tindakan

kelas diketahui bahwa guru mengajar dengan cara tradisional,

mendominasi kegiatan, sedangkan siswa pasif sebagai pendengar.

b. Dari hasil dokumentasi diketahui bahwa nilai hasil ulangan PKn

siswa kelas IV MI Karanggandu dari hari-ke hari selalu rendah.

c. Dari hasil pre-tes diketahui bahwa prestasi belajar siswa dalam

pembelajaran PKn masih rendah tidak sesuai dengan kemampuan siswa.

Hasil tes sebelum siklus disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 1. Daftar Nilai Hasil Test Awal

No NamaNilai

KetTes

1 Ahmad Samsul Mubarok 60 TT2 Amelia Diah Sastika 70 T3 Andika Afdolu Rizki 70 T4 Bekti Habibi rouf 60 TT5 Egen hardika Kurniawan 60 TT6 Febri Elia Riznanda 70 T7 Hasanul Azizi 50 TT8 Helmi Hustan Nawawi 60 TT9 Khulsum Fatimah 70 T10 Ifan zayim Muaftuhi 70 T11 Ika Harirotussakdiyah 60 TT12 Maskur Arifin 70 T13 Muhammad Nasirul Huda 60 TT

29

Page 30: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

14 Muhammad Fahrur Rozi 70 T15 Muhammad Rifa Abidin 60 TT16 Nafi Roudhotul Husna 70 T17 Muhammad. Najib Burhanudin 80 T18 Nasrulloh Afshogi 50 TT19 Nurkolis Abdul Aziz 50 TT20 Rendi Bayu Kurniawan 60 TT21 Rio Saputra 50 TT22 Rohmatul Munfaidah 70 T23 Siti Afriatul Husna 60 TT24 Siti Roikawati 70 T25 Tasya Putri Armandani 50 TT26 Vera Sesuka Fifiani 70 T27 Vera Yunita Sari 50 TT28 Wardatul Afwa 60 TT29 Wilda Hamalu Faza 60 TT30 Lukman Hakim 60 TT31 Muhammad Lukman Hakim 40 TT32 Wildan Pramudian 70 T

Jumlah nilai 1980 T = 13Rata – rata 61,88

Keterangan:T = TuntasTT = Tidak Tuntas

Dari paparan data pada tabel 1 diketahui bahwa nilai rata-rata hasil

pretes sebesar 61,88 termasuk kategori baik, namun masih kurang dari

kriteria ketuntasan belajar yang ditetapkan sekolah yakni 70. Siswa yang

mencapai ketuntasan hanya 13 anak dari 32 siswa.

Semua temuan pada refleksi awal dijadikan dasar untuk menyusun

kegiatan siklus I. Berdasarkan temuan dari kegiatan pratindakan ini

kemudian dibuat rencana kegiatan pada siklus I sebagai berikut:

Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

30

Page 31: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

Peneliti bersama guru pendamping sebagai pengamat membuat

rencana pembelajaran untuk satu siklus, membuat lembar soal,

membuat lembar observasi siswa dan guru, lembar penilaian, lembar

analisis, dan perlengkapan pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan penelitian dilakukan oleh peneliti dan guru

pendamping dengan langkah – langkah sebagai berikut :

Kegiatan awal :

Salam pembuka, do’a dan presensi.

Apersepsi : mengingat kembali pelajaran yang telah dipelajari

sebelumnya.

Kegiatan Inti :

Pertemuan 1

1) Siswa dibagi dalam 4 kelompok yang bersifat hiterogen.

2) Siswa dalam kelompok diberi tugas; tugas ditentukan guru, siswa

yang relatip berkemampuan rendah diberi tugas yang mudah.

3) Siswa menyampaikan yang diselesaikan kepada kelompoknya.

4) Diskusi kelas; Salah satu kelompok mempresentasikan hasil

diskusi, siswa yang lain menjadi pendengar.

5) Selama proses diskusi, keaktifan siswa dihargai oleh guru dengan

memberikan tanda penghargaan.

Pertemuan 2

1) Siswa dibagi dalam 4 kelompok yang bersifat hiterogen.

2) Siswa dalam kelompok diberi tugas; tugas ditentukan guru, siswa

31

Page 32: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

yang relatip berkemampuan rendah diberi tugas yang mudah.

3) Siswa menyampaikan yang diselesaikan kepada kelompoknya.

4) Diskusi kelas; Salah satu kelompok mempresentasikan hasil

diskusi, siswa yang lain menjadi pendengar.

5) Selama proses diskusi, keaktifan siswa dihargai oleh guru dengan

memberikan tanda penghargaan.

Kegiatan Akhir

- Kesimpulan

- Evaluasi

- Refleksi

- Tindak lanjut

- Penutup

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh guru pendamping bersamaan dengan

pelaksanaan penelitian. Pengamatan ditujukan pada kegiatan guru dan

kegiatan siswa selama proses penelitian.

Dari hasil tes siklus I diketahui bahwa prestasi belajar siswa dalam

pembelajaran PKn dengan uraian sebagai berikut.

Tabel 2. Daftar Nilai Hasil Test Siklus I

No NamaNilai Tes Ket

P 1 P2 Rata21 Ahmad Samsul Mubarok 65 75 70 T2 Amelia Diah Sastika 70 90 80 T3 Andika Afdolu Rizki 80 80 80 T4 Bekti Habibi rouf 65 75 70 T5 Egen hardika Kurniawan 70 70 70 T

32

Page 33: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

6 Febri Elia Riznanda 75 85 80 T7 Hasanul Azizi 50 70 60 TT8 Helmi Hustan Nawawi 60 60 60 TT9 Khulsum Fatimah 85 75 80 T10 Ifan zayim Muaftuhi 70 90 80 T11 Ika Harirotussakdiyah 75 65 70 T12 Maskur Arifin 80 80 80 T13 Muhammad Nasirul Huda 65 55 60 TT14 Muhammad Fahrur Rozi 75 85 80 T15 Muhammad Rifa Abidin 70 70 70 T16 Nafi Roudhotul Husna 85 75 80 T17 Muhammad. Najib B. 85 95 90 T18 Nasrulloh Afshogi 60 60 60 TT19 Nurkolis Abdul Aziz 50 70 60 TT20 Rendi Bayu Kurniawan 70 70 70 T21 Rio Saputra 65 75 70 T22 Rohmatul Munfaidah 80 80 80 T23 Siti Afriatul Husna 60 80 70 T24 Siti Roikawati 80 80 80 T25 Tasya Putri Armandani 55 65 60 TT26 Vera Sesuka Fifiani 80 80 80 T27 Vera Yunita Sari 55 65 60 TT28 Wardatul Afwa 70 70 70 T29 Wilda Hamalu Faza 75 85 80 T30 Lukman Hakim 60 80 70 T31 Muhammad Lukman H. 60 60 60 TT32 Wildan Pramudian 75 85 80 T

Jumlah nilai 2310 T = 24Rata-rata 72,18

Keterangan:T = TuntasTT = Tidak Tuntas

Dari paparan data pada tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata

hasil tes siklus I sebesar 72,18 termasuk dalam kategori baik. Siswa yang

tuntas belajar sebanyak 24 anak dari jumlah 32 siswa.

Keaktifan siswa dalam pembelajaran pada siklus I mencapai 25 anak

dari jumlah siswa sebanyak 32 anak, dengan persentasi 78,12 % masuk

dalam kategori baik.

33

Page 34: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

Data hasil observasi ketrampilan guru dalam pembelajaran diketahui

bahwa dari sepuluh butir materi pengamatan skor yang didapat sebesar 24

dari nilai maksimal sebesar 40, dengan persentasi sebesar 60 %.

d. Refleksi

Pada siklus I peningkatan prestasi belajar siswa yang berupa hasil

tes mendapat skor rata-rata 72,18 masuk dalam kategori baik dan

mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil pretes yakni

sebesar 61,88.

Keaktifan siswa dalam pembelajaran pada siklus I mencapai 25

anak dari jumlah siswa sebanyak 32 anak, dengan persentasi 78,12 %

dari nilai maksimal 100 %.

Keterampilan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan kooperatif mendapat skor 24 dengan persentasi sebesar 60%

masuk dalam kategori baik.

Dari hasil refleksi siklus I digunakan sebagai landasan untuk

melakukan tindakan pada siklus II.

Tabel 3. Daftar Perolehan Skor Penelitian Siklus I

No Variabel PenelitianNilai

Ket Siklus I

1 Prestasi belajar siswa 72,18 Baik

2 Ketuntasan belajar siswa 75 % Tidak Tuntas

3 Keaktifan siswa dalam belajar 78,12 % Baik

4 Ketrampilan guru dalam pembelajaran 60 % Baik

34

Page 35: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

Siklus II

e. Perencanaan Tindakan

Peneliti bersama guru pendamping sebagai pengamat membuat

rencana pembelajaran untuk satu siklus, membuat lembar soal,

membuat lembar observasi siswa dan guru, lembar penilaian, lembar

analisis, dan perlengkapan pembelajaran.

f. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan penelitian dilakukan oleh peneliti dan guru

pendamping dengan langkah – langkah sebagai berikut :

Kegiatan awal :

Salam pembuka, do’a dan presensi.

Apersepsi : mengingat kembali pelajaran yang telah dipelajari

sebelumnya.

Kegiatan Inti :

Pertemuan 1

1) Siswa dibagi dalam 4 kelompok yang bersifat hiterogen.

2) Siswa dalam kelompok diberi tugas; tugas ditentukan guru, siswa

yang relatip berkemampuan rendah diberi tugas yang mudah.

3) Siswa menyampaikan yang diselesaikan kepada kelompoknya.

4) Diskusi kelas; Salah satu kelompok mempresentasikan hasil

diskusi, siswa yang lain menjadi pendengar.

5) Selama proses diskusi, keaktifan siswa dihargai oleh guru dengan

memberikan tanda penghargaan.

35

Page 36: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

Pertemuan 2

1) Siswa dibagi dalam 4 kelompok yang bersifat hiterogen.

2) Siswa dalam kelompok diberi tugas; tugas ditentukan guru, siswa

yang relatip berkemampuan rendah diberi tugas yang mudah.

3) Siswa menyampaikan yang diselesaikan kepada kelompoknya.

4) Diskusi kelas; Salah satu kelompok mempresentasikan hasil

diskusi, siswa yang lain menjadi pendengar.

5) Selama proses diskusi, keaktifan siswa dihargai oleh guru dengan

memberikan tanda penghargaan.

Kegiatan Akhir

- Kesimpulan

- Evaluasi

- Refleksi

- Tindak lanjut

- Penutup

g. Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh guru pendamping bersamaan dengan

pelaksanaan penelitian. Pengamatan ditujukan pada kegiatan guru dan

kegiatan siswa selama proses penelitian.

Dari hasil tes siklus II diketahui bahwa kemampuan belajar siswa

dalam pembelajaran PKn menjadi sebagai berikut.

36

Page 37: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

Tabel 4. Daftar Nilai Hasil Test Siklus II

No NamaNilai Tes

KetP 1 P 2 Rata2

1 Ahmad Samsul Mubarok 75 85 80 T2 Amelia Diah Sastika 100 100 100 T3 Andika Afdolu Rizki 80 100 90 T4 Bekti Habibi rouf 75 85 80 T5 Egen hardika Kurniawan 70 90 80 T6 Febri Elia Riznanda 90 90 90 T7 Hasanul Azizi 65 75 70 T8 Helmi Hustan Nawawi 55 65 60 TT9 Khulsum Fatimah 100 100 100 T

10 Ifan zayim Muaftuhi 95 85 90 T11 Ika Harirotussakdiyah 75 85 80 T12 Maskur Arifin 90 90 90 T13 Muhammad Nasirul H. 60 80 70 T14 Muhammad Fahrur Rozi 95 85 90 T15 Muhammad Rifa Abidin 80 80 80 T16 Nafi Roudhotul Husna 85 95 90 T17 Muhammad. Najib B. 100 100 100 T18 Nasrulloh Afshogi 80 80 80 T19 Nurkolis Abdul Aziz 60 80 70 T20 Rendi Bayu Kurniawan 75 85 80 T21 Rio Saputra 60 80 70 T22 Rohmatul Munfaidah 70 90 80 T23 Siti Afriatul Husna 75 85 80 T24 Siti Roikawati 100 100 100 T25 Tasya Putri Armandani 65 75 70 T26 Vera Sesuka Fifiani 90 90 90 T27 Vera Yunita Sari 60 80 70 T28 Wardatul Afwa 75 85 80 T29 Wilda Hamalu Faza 90 90 90 T30 Lukman Hakim 85 75 80 T31 Muhammad Lukman H. 65 65 65 TT32 Wildan Pramudian 85 95 90 T

Jumlah nilai 2635Rata-rata nilai 82,34 T = 30

Keterangan:T = Tuntas

TT = Tidak Tuntas

37

Page 38: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

Dari paparan data pada tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai hasil tes

siklus II sebesar 82,34 termasuk kategori sangat baik. Siswa yang mencapai

ketuntasan belajar sebanyak 30 anak dari jumlah seluruh siswa 32 anak

persentasinya sebesar 93,75 %.

Dari hasil pengamatan siswa pada siklus II diketahui bahwa dari

jumlah 32 anak yang aktif dalam pembelajaran ada 28 anak dengan

persentasi sebesar 87,50 % masuk dalam kategori sangat baik, sedangkan

siswa yang tidak aktif sebanyak 4 anak dengan persentasi sebesar 12,50 %.

Data hasil observasi ketrampilan guru dalam pembelajaran diketahui

bahwa dari sepuluh butir materi pengamatan skor yang didapat sebesar 36

dari skor maksimal 40 dengan persentasi sebesar 90 % masuk dalam

kategori sangat baik.

a. Refleksi

Keaktifan siswa dalam pembelajaran pada siklus II mencapai 28

anak dari jumlah siswa 32 anak dengan persentasi sebesar 87,50 %

termasuk dalam kategori sangat baik.

Pada siklus II terjadi peningkatan prestasi belajar siswa yang

berupa hasil tes dengan mendapat skor rata-rata 82,34 masuk dalam

kategori sangat baik dan mengalami peningkatan jika dibandingkan

dengan hasil siklus I sebesar 72,18.

Keterampilan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan kooperatif mendapat skor 36 dari skor maksimal 40 dengan

persentasi sebesar 90 % masuk dalam kategori sangat baik.

38

Page 39: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

Tabel 5. Daftar Perolehan Skor Penelitian Siklus II

No Variabel PenelitianNilai Nilai

Siklus I Siklus II1 Prestasi belajar siswa 72,18 82,34

2 Ketuntasan belajar siswa 75 % 93,75 %

3 Keaktifan siswa dalam belajar 78,12 % 87,50 %

4 Ketrampilan guru dalam pembelajaran 60 % 90 %

B. Pembahasan

1. Analisis data observasi keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn dengan

menggunakan pendekatan kooperatif.

Pada putaran ke satu diperoleh skor sebesar 24 dari jumlah siswa 32 anak.

Dari hasil observasi kegiatan pembelajaran dicari persentasi, kemudian

dibandingkan dengan kriteria taraf keberhasilan.

Nilai prosentasenya = 25/32 x 100% = 78,12 % masuk kategori baik.

Pada putaran ke dua skor observer mencapai 30. Nilai persentasinya sebesar

30/32 x 100% = 93,75 % masuk dalam kategori sangat baik.

Tabel 6 Daftar skor keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn

SiklusNilai Termasuk

KategoriSkor Persentasi

1 25 78,12 Baik

2 38 87,50 Sangat Baik

Dari tabel 6 diketahui bahwa terjadi peningkatan pemahaman siswa

dalam pembelajaran dari siklus I sebesar 69 % pada siklus II meningkat

menjadi 86,1 % peningkatanya sebesar 17,1 % .

39

Page 40: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

2. Analisis data prestasi belajar dalam pembelajaran PKn dengan penerapan

pembelajaran kooperatif.

Pada putaran I diperoleh nilai 72,18 termasuk dalam kategori sangat baik.

Pada putaran II diperoleh nilai 82,2 termasuk dalam kategori sangat baik.

Tabel 7 Daftar skor prestasi siswa dalam pembelajaran PKn

SiklusNilai Termasuk

KategoriNilai Rata-Rata Ketuntasan

1 72,18 75 % Tidak Tuntas

2 82,34 93,75 % Tuntas

Dari tabel 7 diketahui bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar siswa

dalam pembelajaran dari siklus I sebesar 72,18 % pada siklus II meningkat

menjadi 82,34 % .

40

Page 41: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

3. Analisis keterampilan guru dalam pembelajaran PKn dengan pendekatan

pembelajaran kooperatif.

Pada putaran ke satu diperoleh skor sebesar 24 dari skor maksimal 40.

Dari hasil observasi keterampilan guru dalam pembelajaran, kemudian

dibandingkan dengan kriteria taraf keberhasilan.

Nilai persentasinya = 24/40 x 100% = 60 % masuk kategori baik.

Pada putaran ke dua skor observer mencapai 36 dari skor maksimal 40.

Nilai persentasinya = 36/40 x 100% = 90 % masuk kategori sangat baik.

Tabel 8 Daftar skor keterampilan guru dalam pembelajaran PKn

Siklus

ke

Nilai Termasuk

KategoriSkor Persentasi

1 24 60 Baik

2 36 90 Sangat Baik

41

Page 42: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

Dari tabel 8 diketahui bahwa terjadi peningkatan keterampilan guru

dalam pembelajaran dari siklus I sebesar 60 % pada siklus II meningkat

menjadi 90 % dan pada siklus III menjadi 97,5 %.

42

Page 43: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data pada bab IV maka kesimpulan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut.

Penerapan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar

PKn pada siswa kelas IV semester I MI Karanggandu.

B. Saran-Saran

Berdasarkan simpulan di atas maka dapat disampaikan saran-saran

sebagai berikut:

1. Bagi guru PKn MI Karanggandu mengingat hasil yang baik

dalam penelitian ini maka dapat meggunakan pembelajaran kooperatif

secara periodik.

2. Bagi kepala sekolah, dapat menganjurkan penggunaan

pembelajaran kooperatif pada guru yang lain dalam mata pelajaran yang

lain.

3. Bagi peneliti lain dapat mengadakan penelitian lanjutan untuk

mendapatkan hasil karya ilmiah yang lebih berkualitas.

43

Page 44: PKP Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

DAFTAR PUSTAKA

Abu Achmadi, 1978. Didaktik Metodik. Semarang: CV Toha Putra.

Basuki Wibowo, 2003. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Tulungagung.

Bogdan, R. C., & Biklen, S. K. 1998. Qualitative Research In Education. Boston: Allyn & Bacon

Dinas P dan K. 1995. Pedoman Belajar di Sekolah Dasar. Surabaya: Dinas P d K

Ensiklopedi Indonesia, 1980 Jakarta: PN. Balai Pustaka

Kasihani K.E. 2007. Model Pembelajaran. Malang: Universitas Negeri Malang

Moleong, L. J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatij: Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Poerwodarminto, WJS. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN. Balai Pustaka

Saliwangi, Basenang, 1989. Pengantar Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Malang : IKIP Malang

Suparno & Sukamdi. 2007. Pengembagan Profesionalitas Guru. Malang: Universitas Negeri Malang.

Surakhmad, Winarno. 1986. Metodologi Pengajaran Nasional. Bandung: IKIP Bandung.

44