15
1 A. JUDUL PROGRAM Pemanfaatan Bonggol Bambu Menjadi Kerajinan Rumah Tangga sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Wonosobo dalam Mengembangkan Creative Home Industri B. LATAR BELAKANG MASALAH Bambu tergolong keluarga Graminiae (rumput-rumputan) disebut juga Hiant Grass (rumput raksasa), berumpun, dan terdiri dari sejumlah batang (buluh) yang tumbuh secara bertahap, mulai rebung, batang muda dan dewasa pada umur 4-5 tahun. Batang bambu berbentuk silindris, berbuku-buku, beruas-ruas berongga kadang-kadang masif, berdinding keras, pada setiap buku terdapat mata tunas atau cabang. Akar bambu terdiri atas rimpang (rhizon) berbuku dan beruas, pada buku akan ditumbuhi oleh serabut dan tunas yang dapat tumbuh menjadi batang. Dalam kurang lebih 1.000 species bambu dalam 80 genera, sekitar 200 species dari 20 genera ditemukan di Asia Tenggara. Sedangkan di Indonesia ditemukan sekitar 60 jenis. Tanaman bambu Indonesia ditemukan di dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian sekitar 300 m dpl. (Dransfield dan Widjaja, 1995). Tabel 1. Kklasifikasi Ilmiah Tanaman Bambu Kerajaan Plantae Divisio Magnoliophyta Kelas Liliopsida Ordo Poales Familia Poaceae Subfamilia Bambusoideae Super tribus Bambusodae Tribus Bambuseae Kunth ex Dumort. Bambu dalam bentuk bulat dipakai untuk berbagai macam konstruksi seperti rumah, gudang, jemabatan, tanggga, pipa saluran air, tempat air, serta alat-alat rumah tangga. Dalam bentuk belahan dapat dibuat bilik, dinding atau lantai, reng, pagar, kerajinan dan

Pkmm 12 Undip Silvia Pemanfaatan Bonggol Bambu

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pkmm 12 Undip Silvia Pemanfaatan Bonggol Bambu

1

A. JUDUL PROGRAM

Pemanfaatan Bonggol Bambu Menjadi Kerajinan Rumah Tangga sebagai Upaya

Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Wonosobo dalam Mengembangkan Creative Home

Industri

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Bambu tergolong keluarga Graminiae (rumput-rumputan) disebut juga Hiant Grass

(rumput raksasa), berumpun, dan terdiri dari sejumlah batang (buluh) yang tumbuh secara

bertahap, mulai rebung, batang muda dan dewasa pada umur 4-5 tahun. Batang bambu

berbentuk silindris, berbuku-buku, beruas-ruas berongga kadang-kadang masif, berdinding

keras, pada setiap buku terdapat mata tunas atau cabang. Akar bambu terdiri atas rimpang

(rhizon) berbuku dan beruas, pada buku akan ditumbuhi oleh serabut dan tunas yang dapat

tumbuh menjadi batang.

Dalam kurang lebih 1.000 species bambu dalam 80 genera, sekitar 200 species dari 20

genera ditemukan di Asia Tenggara. Sedangkan di Indonesia ditemukan sekitar 60 jenis.

Tanaman bambu Indonesia ditemukan di dataran rendah sampai pegunungan dengan

ketinggian sekitar 300 m dpl. (Dransfield dan Widjaja, 1995).

Tabel 1. Kklasifikasi Ilmiah Tanaman Bambu

Kerajaan Plantae

Divisio Magnoliophyta

Kelas Liliopsida

Ordo Poales

Familia Poaceae

Subfamilia Bambusoideae

Super tribus Bambusodae

Tribus Bambuseae

Kunth ex Dumort.

Bambu dalam bentuk bulat dipakai untuk berbagai macam konstruksi seperti rumah,

gudang, jemabatan, tanggga, pipa saluran air, tempat air, serta alat-alat rumah tangga. Dalam

bentuk belahan dapat dibuat bilik, dinding atau lantai, reng, pagar, kerajinan dan

Page 2: Pkmm 12 Undip Silvia Pemanfaatan Bonggol Bambu

2

sebagainya.Beberapa jenis bambu dalam beberapa akhir ini mulai banyak digunakan sebagai

bahan penghara industri sumpit, alat ibadah, serta barang kerajinan, peralatan dapur, topi, tas,

kap lampu, alat musik, tirai, dan lain-lain.

Tanaman bambu hidup merumpun kadang-kadang ditemui berbaris membentuk suatu

garis pembatas dari suatu wilayah desa yang identik dengan batas desa di Jawa. Salah satu

daerah penghasil bambu terbesar di Jawa adalah Kabupaten Wonosobo. Secara geografis

jumlah penduduk di Kecamatn Wonosobo adalah 773.967 orang. Tingkat pendidikan

penduduk yang dirinci menjadi 9 kategori dapat digambarkan sebagai berikut: (1)

tidak/belum pernah sekolah sebanyak 110.899 orang (14,33%), (2) tidak/belum tamat SD

sebanyak 97.963 orang ( 12,66 %), (3) tamat SD sebanyak 336.223 orang (43,44%), (4) tamat

SMP sebanyak 77.307 orang (9.99%, (5) tamat SMA sebanyak 40.746 orang (5,26%), (6)

tamat SMK sebanyak 11.736 orang (1,5%), (7) tamat Diploma I dan II sebanyak 3.510 orang

( 0,45%), (8) tamat Diploma III/Sarmud sebanyak 3.507 orang (0,45%), (9) tamat Sarjana

3.513 orang (0,45%) dan tidak terjawab 88.563 orang (Tabel 2.2 atau Tabel 1.1 Buku II

Lampiran 2 Indikator).

Jumlah angkatan kerja pada tahun 2007 dapat diuraikan sebagai berikut: (1)jumlah

penduduk yang bekerja sebanyak 467.160 orang (60,36%) dan (2) jumlah penduduk yang

mencari pekerjaan sebanyak 29.771 orang (3.89 %), sehingga jumlah angkatan kerja adalah

496.931 orang. Penduduk bukan angkatan kerja terdiri atas: (1) jumlah penduduk bersekolah

142.937 orang (18,47%), (2) jumlah penduduk mengurus rumah tangga 215.675 orang (

27,87 %); dan (3) lain-lain 167.003 orang ( 21,58%), sehingga jumlah penduduk bukan

angkatan kerja adalah 525.615 orang.

Kekayaan alam yang dimiliki Kabupaten Wonosobo masih kaya akan unsur hutan

yang terdiri dari kawasan hutan Negara seluas 19.692,36 ha (hutan lindung 3.953,60 ha,

hutan suaka alam dan wisata 43,70 ha, hutan produksi tetap 11.148,98 ha dan hutan produksi

terbatas 4.546,08 ha) serta hutan rakyat seluas 18.981’58 ha. Secara ekologis, Wonosobo dan

wilayah hutannya memiliki posisi yang sangat strategis bagi Jawa Tengah khususnya bagian

selatan, mengingat Wonosobo adalah daerah hulu 3 DAS besar yang terdiri dari Serayu, Luk

Ulo dan Bogowonto yang mengaliri 6 wilayah kabupaten. Dijelaskan secara singkat

mengenai potensi dari produk hutan Wonosobo yang berupa Tanaman Albasia,Tanaman

Bambu, Kayu Bulat, Kayu Gergajian dan Kayu Olahan.

Sebagian besar industri yang berada di Kabupaten Wonososbo adalah industri dengan

skala menengah dan kecil. Untuk jenis industri kecil (rumah tangga) dibagi menjadi 5 bagian

yaitu industri pangan, industri sandang dan kulit, kerajinan umum, kimia dan industri dan

Page 3: Pkmm 12 Undip Silvia Pemanfaatan Bonggol Bambu

3

logam. Pada tahun 2009, posisi pertama industri kerajinan umum dengan nilai 144.066,66.

Tabel 2. Nilai produksi industri rumah tangga Kabupaten Wonosobo tahun 2005 hingga 2009.

No Jenis Industri Nilai produksi tahun

2005 2006 2007 2008 2009

1 Industri Pangan 78.026,60 67.145,76 94.004,06 123.427,36 140.707,19

2 Sandang & Kulit 8.483,90 27.064,51 35.183,86 41.675,28 45.842,81

3 Kerajinan Umum 30.912,70 85.795,64 111.534,33 133.395,06 144.066,66

4 Kimia & Industri 13.805,80 3.682,38 5.155,33 7.887,66 8.913,06

5 Logam 16.425,20 35.507,37 56.811,79 81.992,61 100.030,98

Jumlah 147.664,20 219.195,66 302.689,37 388.377,97 439.560,70

Sumber Data : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Wonosobo

Data : Sampai bulan Oktober 2009

Penyerapan tenaga kerja dalam kurun waktu 4 tahun terakhir dari tahun 2005 hingga

tahun 2009 dapat terlihat dengan jelas di tabel berikut ini:

Tabel 3. Jumlah tenaga kerja pada sektor industri tahun 2005 hingga 2009

No Jenis Industri Tenaga kerja (Tahun)

2005 2006 2007 2008 2009

1 Industri Pangan 14.930 14.917 14.938 14.941 15.987

2 Sandang & Kulit 359 1.000 906 920 946

3 Kerajinan Umum 5.729 7.643 7.766 7.771 7.863

4 Kimia & Industri 1.495 292 404 413 418

5 Logam 2.450 1.298 1.157 1.160 1.174

Jumlah 35.963 25.150 25.171 25.205 26.388

Sumber Data: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Wonosobo

Data : Sampai bulan Oktober 2009

Kenyataannya dengan kekayaan akan sumberdaya manusia maupun alam yang

dimiliki Kabupaten Wonosobo kerajinan bambu belum diproduksi di Kabupaten Wonosobo,

padahal daerah ini kaya akan tanaman bambu. Jenis kerajinan yang dibuat hanya terbatas

pada kerajinan kimia, dari data diatas dapat dilihat bahwa masyarakat Wonosobo mempunyai

tenaga kerja yang banyak dalam bidang kerajinan, sehingga tidak menutup kemungkinan

untuk membuat kerjinan dari bonggol bambu yang tidak teemanfaatkan dengan baik.

Page 4: Pkmm 12 Undip Silvia Pemanfaatan Bonggol Bambu

4

Hasil kerajinan bambu dan mebel dipasarkan dalam bentuk setengah jadi, hampir jadi

(tinggal cat), dan sudah jadi tergantung permintaan pemesan maupun pembeli. Berkaca dari

Kecamatan Dlinggo Kabupaten Bantul yang juga kaya akan bambu dan pengrajin tingkat

pemasaran produk dari perajin wilayah Dlingo sudah mencakup hampir di seluruh wilayah

Indonesia dan beberapa negara antara lain Australia, Amerika, Inggris, Italia, Arab, Jepang,

Malaysia, dan Singapura.

Berdasarkan penelitian terbaru diketahui bahwa kerajina yang terbuat dari bahan dasar

bambu bukan hanya berasal dari batang bambu saja.Akan tetapi dalam beberapa hari terakhir

ini ditemukan juga hasil kerajinan yang mempunyai nilai seni dan ekonomi yang tinggi, yaitu

kerajinan yang dibuat menggunakan hasil limbah bambu yaitu bonggol bambu.

C. PERUMUSAN MASALAH

Bonggol bambu lebih sering di jadikan limbah oleh masysrakat Wonosobo, karena

sebagaian besar masyarakat hanya menggunakan batangnya. Sehingga dalam hal ini belum

ada tindak lanjut yang berarti dalam memanfaatkan limbah tersebut, apalagi untuk pembuatan

kerajinan. Bonggol bambu ternyata dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi barang kerajinan

yang unik, seperti berbagai miniatur hewan berupa bebek, landak dan keong. Barang

kerajinan ini tidak saja dipasarkan didalam negeri tetapi juga di ekspor ke mancanegara.

Sebagai salah satu daerah penghasil bambu terbesar di Jawa dan penghasil kesenian

yang terbuat dari bambu, Kabupaten Wonosobo belum sepenuhnya menggunakan bagian-

bagian dari bambu.Hasil sisa dari pengolahan bambu yaitu bonggolnya belum dimanfaatkan

dengan baik untuk membuat kerajinan.Dilihat dari segi sumber daya alam dan sumber daya

manusia kecamatan Dlinggo hal ini memungkinkan akan terciptanya kembali jenis-jenis

kerajina yang lain yang terbuat dari limbah bambu ini, yang tentu akan menambah

pendapatan warga kecamatan Dlinggo serta ikut serta dalam memanfaatkan limbah sebagai

bahan kerajinan yang barang tentu sering disia-siakan oleh masyarakat Dlinggo.Dalam hal ini

dengan mengolah limbah tersebut dapat menghasilkan produk yang berseni tinggi meski

berasal dari limbah bambu.

Page 5: Pkmm 12 Undip Silvia Pemanfaatan Bonggol Bambu

5

D. TUJUAN PROGRAM

Tujuan Umum :

1. Meningkatkat UKM yang ada di Indonesia dengan bekal limbah bambu

2. Meningkatkan perekonomian nasional melalui kerajinan limbah bambu (bonggol

bambu)

3. Memperkaya daya ekspor melalui seni kerajinan bonggol bambu

4. Menciptakan generasi manusia yang peduli terhadap limbah lingkungan sekitar

Tujuan Khusus

a. Memberdayakan masyarakat Wonosobo untuk mengolah bonggol bambu menjadi

kerajinan rumah tangga

b. Meningkatkan jiwa kreativitas warga Wonosobo dalam mengasah keterampilannya

membuat kerajinan dari bonggol bambu

c. Memberikan teknik pembuatan kerajinan bonggol bambu bagi warga Wonosobo

d. Memanfaatkan limbah bambu yaitu bonggol bambu sebagai bahan kerajinan yang

mempunyai nilai seni dan nilai ekonomis yang tinggi, di Kabupaten Wonosobo

e. Meningkatkan pendayagunaan potensi masyarakat Wonosobo dalam

mengembangkan jiwa wirausaha berbasis kerajinan limbah bambu

f. Meningkatkan produktivitas kerja dan inovasi kerajinan bambu masyarakat

Wonosobo

E. KELUARAN PROGRAM

Pada program ini diharapkan masayarakat kabupaten Wonosobo dapat

memiliki keterampilan dalam memanfaatkan bonggol bambu untuk digunakan sebagai

bahan kerajinan rumah tangga.

F. KEGUNAAN PROGRAM

Bagi Pemerintah

Manfaat yang diperoleh pemerintah daerah adalah meningkatkan pemasukan

pendapatan daerah. Membangun pemerintahan yang peduli dengan keterampialan

warganya dalam mendayagunakan sumber daya yang ada di daerah tersebut yang

selama ini kurang dimaksimalkan dan cenderung limbah bonggol bambu dijual

mentahan ke daerah lain. Meningkatkan pendapatan nasional melalui ekspor produk

kerajinan bonggol bambu

Page 6: Pkmm 12 Undip Silvia Pemanfaatan Bonggol Bambu

6

Bagi Masyarakat

Diharapkan melalui penulisan karya tulis ini, dapat memberikan sumbangan

pemikiran mengenai pemanfaatan limbah bambu yaitu bonggol bambu untuk digunakan

sebagai bahan kerajinan yang mempunyai nilai seni dan nilai ekonomis yang tinggi di

Kabupaten Wonosobo. Memberikan motivasi kepada para petani atau pengrajin dalam

mengolah limbah bambu untuk diolah menjadi barang kerajinan yang mempunyai nilai

seni dan nilai ekonomi yang tinggi sehingga dapat sampai ke mancanegara.

Memperkarya kreativitas dan keterampilan petani bambu Kabuoaten Wonosobo

dan masyarakat Indonesia umumnya dalam mengembangkan kerajinan bonggol bambu.

Meningkatkan kesejahteraan ekonomi bagi petani bambu dan pengrajin bambu, dalam

mengembangkan produk kerajinannya.

G. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

Secara geografis Kabupaten Wonosobo terletak antara 7.11dan 7.36 Lintang

Selatan, 109.43 dan 110.04 Bujur Timur. Kabupaten Wonosobo berjarak 120 Km dari

ibu kota Propinsi Jawa Tengah dan 520 Km dari ibu kota negara (Jakarta) dengan

ketinggian berkisar antara 270 meter sampai dengan 2.250 meter di atas permukaan

laut. Luas wilayah Kabupaten Wonosobo adalah 98.468 ha, dengan kondisi biogeofisik

sebagai berikut: Kemiringan 3-8 % sebesar 54,4 ha, 8-15 % selus 24.769,1 ha, 15-40 %

seluas 42.173,6 ha dan >40 % seluas 31.829,9 ha. Kabupaten Wonosobo secara umum

mempunyai kelembaban kelas lembab.

G.1 Kondisi Masyarakat Sasaran

Jumlah penduduk di Kecamatn Wonosobo adalah 773.967 orang. Jumlah

angkatan kerja pada tahun 2007 dapat diuraikan sebagai berikut: (1)jumlah penduduk

yang bekerja sebanyak 467.160 orang (60,36%) dan (2) jumlah penduduk yang mencari

pekerjaan sebanyak 29.771 orang (3.89 %), sehingga jumlah angkatan kerja adalah

496.931 orang. Penduduk bukan angkatan kerja terdiri atas: (1) jumlah penduduk

bersekolah 142.937 orang (18,47%), (2) jumlah penduduk mengurus rumah tangga

215.675 orang ( 27,87 %); dan (3) lain-lain 167.003 orang ( 21,58%), sehingga jumlah

penduduk bukan angkatan kerja adalah 525.615 orang.

Page 7: Pkmm 12 Undip Silvia Pemanfaatan Bonggol Bambu

7

Tabel 4. Keadaan Demografi menurut data Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Kab.Wonosobo Tahun 2007

No. Komponen Jumlah No. Komponen Jumlah

1. Penduduk seluruh 773.967 4 Penduduk 13-15 th 47.036

2 Penduduk 7-12 th 98.963 5 Penduduk 1&-18 th 45.174

3 Tingkat pendidikan

penduduk

773.967 6. Tingkat kepandaian

membaca

664.322

a. Tidak/belum pernah

sekolah

110.899 a. Dapat membaca

menulis

652.618

b. Tidak/belum tamat SD 97.963 b. Buta huruf 11.704

c. Tamat SD 336.223 7. Angkatan Kerja 496.931

d. Tamat SMP 77.307 a. Bekerja 467.160

e. Tamat SMA 40.746 b. Mencari pekerjaan 29.771

f. Tamat SMK 11.736 8. Bukan Angkatan kerja 525.615

g. Tamat Diploma l/ll 3.510 a. bersekolah 142.937

h. Tamat Diploma

Ill/Sarmud

3.507 b. Mengurus RT 215.675

i. Tamat Sarjana 3.513 c. Lainnya 167.003

j. Tidak Terjawab 88.563 9. Penduduk Miskin 321.935

a. Kota 21.935

b. Desa 300.000

Page 8: Pkmm 12 Undip Silvia Pemanfaatan Bonggol Bambu

8

G.2 Uraian Permasalahan Masyarakat Sasaran

Jumlah penduduk di Kabupaten Wonosobo dalam kategori tinggi akan tetapi dalam

kenyataannya dengan kekayaan akan sumberdaya manusia maupun alam yang dimiliki

Kabupaten Wonosobo belum dapat memaksimalkan kekayaan yang mereka miliki bahkan

sejumlah 29.771 orang masih mencari pekerjaan.

Dalam hal ini pemanfaatan kekayaan alam Wonosobo belum terkelola dengan baik,

misalkan saja tanaman bambu yang mereka miliki khususnya limbah bambu tersebut yaitu

bonggol bambu belum diproduksi di Kabupaten Wonosobo sebagai ladang kerja kerajinan

bagi masyarakat yang masih mencari kerja. Jenis kerajinan yang dibuat hanya terbatas pada

kerajinan kimia, dari data diatas dapat dilihat bahwa masyarakat Wonosobo mempunyai

tenaga kerja yang banyak dalam bidang kerajinan, sehingga tidak menutup kemungkinan

untuk membuat kerjinan dari bonggol bambu yang tidak teemanfaatkan dengan baik.

G.3 Gambaran Umum Sosialisasi yang Ditawarkan

Program pengabdian ini menitikberatkan pada bagaimana cara meningkatkan

keterampilan masyarakat Kabupaten Wonosobo dalam memanfaatkan limbah bambu

yaitu bonggol bambu untuk digunakan sebagai bahan kerajinan rumah tangga.

Pemberdayaan masayrakat ini diharapkan dapat meningkatkan taraf kehidupan

ekonomi maupun jiwa kreativitas masayarakat Wonosobo dalam memanfaatkan

peluang yang ada.

H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM

H.1 Tempat Pelaksanaan Program

Program pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di desa Bojasari, Kecamatan

Kertek, Kabupaten Wonosobo dengan melibatkan masyarakat petani bambu desa

Bojasar, pengrajin bambu dan pemerintah daerah Kabupaten Wonosobo. Dalam

program ini kami mengambil Desa Bojasari sebagai tempat program pengabdian

masyarakat.

Page 9: Pkmm 12 Undip Silvia Pemanfaatan Bonggol Bambu

9

H.2 Prosedur Pelaksanaan Program

Pelaksanaan program terbagi menjadi 3 tahap, yaitu:

1. Tahap sosialisasi

2. Tahap praktek dan pendampingan

3. Tahap evaluasi

H.2.1 Tahap Sosialisasi

Tahap ini merupakan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya kepada

masyarakat petani bambu dan pengrajin Desa Bojasari sebagai saraa pengenalan bonggol

bambu untuk digunakan sebagai kerajinan rumah tangga. Sosialisasi bertujuan untuk

membina para petani bambu dan pengrajin bambu dalam memanfaatkan limbah bambu

untuk digunakan menjadi kerajinan yang mempunyai nilai seni dan ekonomi yang tinggi.

H.2.2 Tahap Praktek dan Pendampingan

Pada tahap praktek dan pendampingan merupakan tahap terpenting dari

program ini. Tahap ini akan dilakukan pelatihan keterampilan pembuatan kerajian rumah

tangga dari bonggol bambu sampai produk tersebut jadi. Adapun mekanismenya adalah

sebagai berikut:

1. Pelatihan Pembuatan Kerajinan Bonggol Bambu

Pelatihan pembuatan kerajinan bonggol bambu ini sendiri dilakukan oleh

pengrajin yang sengaja didatangkan dari Jogjakarta sebagi pusat pengrajin bonggol

bambu. Produk yang dibuat bermacam-macam mulai dari bebek, babi, landak, tikus

maupun ayam. Pada proses ini pengrajin pelatih menjelaskan teknisnya secara detail

kepada petani bambu dan pengrajin bambu warga desa Bojasari bagaimana bonggol

bambu tersebut dapat dimanfaatkan dari ketika masih berserabut, membersihkannya, dan

membentuknya sesuai dengan keinginan.

2. Proses Pembuatan Kerajinan Bonggol bambu

Pada proses ini para petani bambu dan pengrajin bambu desa Bojasario

diberikan waktu untuk mrmbuat kerajinan dari bonggol bambu. Disini sebelumnya

pengusul bekerja sama dengan pengrajin pelatih membuat desain produk yang dapat

dibuat sesuai dengan bentuk bonggol bambu kemudian diberikan pada petani dan

pengrajin untuk menjadi konsep ketika akan membuat.

Page 10: Pkmm 12 Undip Silvia Pemanfaatan Bonggol Bambu

10

3. Proses pendampingan

Pada proses ini, pengrajin pelatih dan pengusul turut aktif dalam mendampingi

petani bambu dan pengrajin bambu saat membuat kerajinan bonggol bambu.

Pelaksanaan ini bertujuan untuk memperkenalkan wayang kepada anak-anak serta

mengaplikasikan cerita komik kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.

H.2.3 Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa paham pengetahuan,

keterampilan yang sudah didapat oleh petani bambu dan pengrajin bambu untuk

memanfaatkan bonggol bambu sebagai bahan kerajinan rumah tangga dan khususnya

pemahaman mengenai keuntungan atau nilai tambah yang dihasilkan dengan

memanfaatkan limbah bambu.

Dalam tahap ini, kami membuat lomba pembuatan bebek bonggol bambu

dengan pesertanya adalah semua petani bambu dan pengrajin bambu warja desa

Bojasari. Lomba ini dilaksanakan di kantor desa Bojasari pada hari sabtu, pukul

08.00-12.00.

Metode yang digunakan dalam lomba ini adalah pembuatan kerajinan bebek

bonggol bambu oleh petani dan pengrajin. Bonggol bambu dan alat-alatnya sudah

disediakan oleh panitia. Setiap kelompok paling sedikit dua anggota. Masing-masing

kelompok harus mempunyai kreasi yang berbeda-beda. Penilaian dilakukan oleh

pengrajin pelatih dengan bobot 50% dengan kriteria penilaian, besarnya pemanfaatan

bonggol bambu, desain yang unik dan kekompakan ketika membuat. Sedangkan

penilaian yang lain adalah peserta diminta untuk menjual hasil kerajinannya kepada

warga sekitar dan hasil omset penjulan yang dilakukan oleh setiap kelompok menjadi

bobot 50% tambahannya. Pemenang adalah yang mendapatkan point paling banyak

dari pelatih pengrajin dan jumlah keuntungan paling banyak dari hasil penjualan

produk kerajinan yang mereka buat.

Page 11: Pkmm 12 Undip Silvia Pemanfaatan Bonggol Bambu

11

I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM

Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3

M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4

Persiapan

Sosialisasi Rencana kegiatan

Pelatihan pembuatan kerajinan

oleh pelatih pengrajin

Pembuatan Kerajinan

Pendampingan

Evaluasi

Penyusunan Laporan

J. RANCANGAN BIAYA

Rekapitulasi Biaya Pelaksanaan Program:

1. Peralatan utama Rp 4.137.500, 00

2. Peralatan penunjang PKM Rp 1.800.000, 00

3. Biaya perjalanan Rp 500.000, 00

4. Biaya pengeluaran lain-lain Rp 500.000, 00

Jumlah Rp 6.937.000,00

JENIS PENGELUARAN ANGGARAN YANG

DIUSULKAN

1. Peralatan Utama

a. Percetakan Desain Kerajinan 200 buah @Rp

5.000, 00

b. Pisau pemotong 30 buah @ Rp 20.000, 00

c. Alat pengukir 10 buah @ Rp 170.000, 00

d. Kuas 100 buah @ Rp 5000, 00

e. Cat warna Dulux Catylac 5 buah @ 77.500, 00

Sub total

Rp 1.000.000,00

Rp 600.000, 00

Rp 1.700.000,00

Rp 500.000,00

Rp 337.500, 00

Rp 4.137.500,00

Page 12: Pkmm 12 Undip Silvia Pemanfaatan Bonggol Bambu

12

2. Peralatan Penunjang

a. Sewa tentor Penglatih Pengrajin

b. Peralatan pembuatan deain

c. Sewa LCD selama 3 kali @ Rp 200.000, 00

d. Sewa Sound system

Sub total

Rp 750.000, 00

Rp 200.000, 00

Rp 600.000, 00

Rp 250.000, 00

Rp 1.800.000, 00

3. Biaya Perjalanan

a. Perjalanan selama kegiatan

Sub total

Rp 500.000, 00

Rp 500.000, 00

4. Biaya lain- lain

a. Dokumentasi kegiatan dan cuci cetak

b. Pembuatan proposal dan penggandaan

c. Pembuatan MMT

Sub total

Rp 200.000, 00

Rp 100.000, 00

Rp 200.000, 00

Rp 500.000, 00

Total Rp 6.937.500,00

K. LAMPIRAN

1. BIODATA KETUA serta ANGGOTA KELOMPOK

Ketua Kelompok :

Nama : Silvia Merdikawati

TTL : Brebes, 12 Mei 1991

Agama : Islam

Alamat rumah/asal, kode pos : Limbangan RT8 /1 Kersana, Brebes,Jateng, 52264

No. Telp : 0857 4323 7692

e-mail : [email protected]

Riwayat Organisasi :-^ Anggota OSIS SMPN 1 Tanjung

:-^ Anggota PRAMUKA SMPN 1 Tanjung

: -^ Anggota ROHIS SMA N 1 Tegal

:-^ Anggota PRAMUKA SMA N 1 Tegal

:-^ Staff Dept. Pendidikan dan Ristek HMTI

:-^ Staff Dept. Syiar IIC

Page 13: Pkmm 12 Undip Silvia Pemanfaatan Bonggol Bambu

13

:-^ Staff Dept. Syiar FSMM

:-^ Kadiv Riset Dept. Pendidikan dan Ristek HMTI

:-^ Pengurus Harian IIC

:-^ Kadept An-Nisa IIC

Prestasi :-* Juara 3 Lomba Cerdas Cermat Tingkat Kabupaten

:-* Juara 2 Lomba Bulutangkis Tingkat Kecamatan

:-* Juara 3 Lomba Kelompok Debat B. Indonesia Tingkat

Universitas Diponegoro

:-* Peserta 10 Terbaik Leadership Training HMTI 2010

:-* Pementor UNDIP

Mengetahui,

Silvia Merdikawati

NIM. L2H009123

Anggota Kelompok I:

Nama : Nafisa Aulia Fahmi

TTL : Klaten, 18 januari 1992

Alamat : Rt.2 Rw.1 Krajekan Bawak, Cawas, Klaten

No. Telp : 085647046996

e-mail : [email protected]

Mengetahui,

Nafisa Aulia Fahmi

NIM. L2H009005

Anggota Kelompok II:

Nama : Sinta Nurmalasari

TTL : Semarang, 11 Agustus 1990

Alamat : Jalan Abimanyu 1 No. 13 Semarang

No. Telp : 085726904422

e-mail : [email protected]

Mengetahui,

Sinta Nurmalasari

NIM. L2H009078

Page 14: Pkmm 12 Undip Silvia Pemanfaatan Bonggol Bambu

14

Anggota Kelompok III:

Nama : Dwi Yuni Setiawati

TTL : Brebes, 18 Juni 1992

Alamat : Rt. 2 Rw. 08 Klijurang, Tonjong, Brebes

No. Telp : 085225101466

e-mail : [email protected]

Mengetahui,

Dwi Yuni Setiawati

NIM. 21070110141020

Anggota Kelompok IV:

Nama : Hanifah Fitri Izzati

TTL : Jakarta, 16 Desember 1993

Alamat : Jl. Halmahera Raya No. 460A Perumnas 3 Bekasi Timur

No. Telp : 087885559441

e-mail : [email protected]

Mengetahui,

Hanifah Fitri Izzati

NIM. 21070111140109

2. BIODATA DOSEN PENDAMPING

Nama Lengkap : Susatyo Nugroho.W.P, ST, MM

Jabatan / Gol./ NIP : Dosen Kemahasiswaan / IVD / 19690311 199702 1 001

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl. Lamongan Barat I/11, Semarang

Telepon : 0878 3202 1969

Mengetahui,

Susatyo Nugroho.W.P, ST, MM

19690311 199702 1 00

Page 15: Pkmm 12 Undip Silvia Pemanfaatan Bonggol Bambu

15

3. LAIN-LAIN

Gambar. 1 Peta Kabupaten Wonosobo dan Sekitarnya

Gambar 2. Peta Jawa Tengah dan Posisi Wonosobo