2
Pikiran Rakyat ~~ QC NON UNPAD ) t _~~ ,~,~~ ..'~."",,~,,"~ ~,>1t"'''''''''''..,...,.,-""~.-,,,",' o Rabu o Karnis e Jumat o Sabtu o Minggu _._--------- 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 OApr OMei eJun OJul OAgs OSep OOkt ONov ODes _ ~Hari SUSU Nusantara. P ADA tanggal 1 Juni yang baru saja berlalu, secara in- ternasional, Organisasi Pan- gan dan Pertanian Perserikatan Bang- sa-Bangsa (Food and Agriculture Or- ganization/FAO) telah menetapkan sebagai Hari Susu Dunia. Di Indone- sia, 1Juni pun telah ditetapkan oleh Kementerian Pertanian sebagai Hari Susu Nusantara (HSN) sejak 2009. Tahun ini, merupakan tahun ketiga pencanangan HSN yang rencananya dilakukan Menteri Pertanian RI pada tanggal 4 Juni besok di Ungaran, Jawa Tengah. Selama dua tahun, peringatan HSN dilaksanakan di tengah-tengah peter- nak sapi perah sebagai produsen susu, yaitu di Pasuruan, Jawa Timur dan di Lembang, Jawa Barat, Namun demikian, tampaknya dampak pe- ringatan HSN masih belumdirasakan .langsung oleh peternak sapi perah. Sepertinya kegiatan ini masih sekadar seremonial belaka, Padahal, rangkai- an kegiatan tersebut diisi oleh berba- gai aktivitas seperti seminar, diskusi, kontes ternak, kampanye susu bagi anak usia sekolah yang dilakukan oleh berbagai organisasi asosiasi, ma- hasiswa, dan koperasi persusuan dengan biaya yang tidak kecil. Tahun ini, kegiatan HSN berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Para mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas - Negeri Surakarta Sebelas Maret (UNS), dan Universitas Diponegoro (Undip) Se- marang telah mengambil inisiatif dengan melakukan kampanye susu secara serempak di empat daerah, yaitu Kota Bandung, Daerah Istime- wa Yogyakarta, Solo, dan Ungaran. Apakah HSN kali ini akan mem- berikan dampak terhadap perkem- bangan pembangunan peternakan sapi perah di negeri ini? Belum optimal Penulis sangat pesimis bahwa kegiatan HSN kali ini pun tidak akan memberikan dampak yang berarti terhadap pembangun-an peternakan ---------_._----_._._._- . ,.......-.- - I1 Oleh ROCHADI TAWAF di daya ungkit untuk membangun peternak rakyat dan k perasi, yaitu, dengan mencip- takan pasar i dustri skala menengah di tingkat koperasi susu. Susu sekolah Kekuatan pasar yang dapat diciptakan pe- merintah adalah mere- alisasikan PMTAS (Program Makanan Tambahan Anak eko- lah) yang menetapkan susu sebagai komoditas PMTAS yang dikenal dengan nama school milk (susu seko- lah). Dibeberapa wilayah, program ini telah berjalan seperti di Sukabumi dengan Gerakan Minum S Bagi Anak Usia Sekolah (Gerimis agus), di Semarang Gerakan Min Susu Bagi Anak Sekolah dan Ka awan (Gerimissekawan). Kita memerlukan program seperti ini berjalan secara nasional. Seperti diketahui, hampir i selu- ruh negara di dunia yang me iliki persoalan pengembangan pet rnakan rakyat, ternyata program su u seko- lah digunakan sebagai p ghela pengembangan peternakan skala ke- cil dan menengah. Sementara itu, program ini secara gencar in i dire- alisasikan di Provinsi Jawa Barat, timbul masalah-masalah te is di sana sini. Akhirnya, pada 2 10, Pe- merintah Provinsi Jawa Barat seper- tinya telah membatalkan p ogram tersebut (?), dengan alasan ketidaksi- apan sistem dan prosedur ntuk pelaksanaan pengadaannya. Selain masalah persusua but, perkembangan dan fl harga susu di dunia yang sa at ta- jam juga telah berdampak terhadap terbentuknya harga dan daya serap susu di dalam negeri. Kenyataannya seluruh fakta dan data terseb telah sapi perah secara na- sional. Pasalnya, kegi- atan HSN kali ini masih mengandalkan kepada "aspek sere- monial". Sebenarnya, HSN harus dijadikan tolok ukur keberhasi- lan pembangunan pe- ternakan sapi perah, layaknya kita mempe- ringati hari jadi. Mela- lui konsep atau filosofi dasar, yaitu "masa lalu adalah se- jarah yang men- jadikan dasar tercip- tanya masa kini guna menyongsong masa depan". Filosofi inilah yang harus digunakan dalam peringatan HSN guna mengevaluasi persusuan nasional yang terjadi di masa lalu dan kemudian kita buatkan strategi di masa kini untuk mengubahnya ke masadepan. Dewan Persusuan Nasional (DPN) sebagai organisasi yang terdiri atas para pelaku pembangunan persusuan, hingga kini masih belum berperan se- earn optimal untuk membangun per- susuan nasional bersama pemerintah. PasaInya, organisasi ini belum mampu mandiri dalam segala hal, utamanya masalah pendanaan dan ketidak- solidan industri pengolahan susu (IPS) untuk turut bersama membangun persusuan nasional. Keenganan IPS masuk ke DPN .merupakan indikasi kegagalan organisasi ini membangun persusuan nasional yang mandiri. Me- mang, masuknya IPS ke DPN sangat dinantikan oleh para pemangku ke- pentingan persusuan nasional. Jika saja IPS tidak ingin berkolabo- rasi dalam membangun peternakan sapi perah secara nasional, kiranya perlu dipikirkan alternatiflainnya. Al- ternatifyang dimaksud adalah DPN bersama pemerintah harus mencip- takan peluang pasar lain yang menja- Kliping Humas (lnpad 2011

Pikiran Rakyat - Pustaka Ilmiah Universitas Padjadjaranpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/06/pikiranrakyat... · I r memberikan tekanan yang sangat kuat terhadap pengembangan

  • Upload
    lydien

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Pikiran Rakyat ~~QC NON UNPAD )

t _~~,~,~~ ..'~."",,~,,"~ ~,>1t"'''''''''''..,...,.,-""~.-,,,",'o Rabu o Karnis e Jumat o Sabtu o Minggu_._---------

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1621 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

OApr OMei eJun OJul OAgs OSep OOkt ONov ODes _

~HariSUSU Nusantara.

P ADA tanggal 1 Juni yangbaru saja berlalu, secara in-ternasional, Organisasi Pan-

gan dan Pertanian Perserikatan Bang-sa-Bangsa (Food and Agriculture Or-ganization/FAO) telah menetapkansebagai Hari Susu Dunia. Di Indone-sia, 1Juni pun telah ditetapkan olehKementerian Pertanian sebagai HariSusu Nusantara (HSN) sejak 2009.Tahun ini, merupakan tahun ketigapencanangan HSN yang rencananyadilakukan Menteri Pertanian RI padatanggal 4 Juni besok di Ungaran,Jawa Tengah.Selama dua tahun, peringatan HSN

dilaksanakan di tengah-tengah peter-nak sapi perah sebagai produsensusu, yaitu di Pasuruan, Jawa Timurdan di Lembang, Jawa Barat, Namundemikian, tampaknya dampak pe-ringatan HSN masih belumdirasakan.langsung oleh peternak sapi perah.Sepertinya kegiatan ini masih sekadarseremonial belaka, Padahal, rangkai-an kegiatan tersebut diisi oleh berba-gai aktivitas seperti seminar, diskusi,kontes ternak, kampanye susu bagianak usia sekolah yang dilakukanoleh berbagai organisasi asosiasi, ma-hasiswa, dan koperasi persusuandengan biaya yang tidak kecil.Tahun ini, kegiatan HSN berbeda

dengan tahun-tahun sebelumnya.Para mahasiswa Fakultas PeternakanUniversitas Padjadjaran (Unpad),Universitas Gadjah Mada (UGM)Yogyakarta, Universitas - NegeriSurakarta Sebelas Maret (UNS), danUniversitas Diponegoro (Undip) Se-marang telah mengambil inisiatifdengan melakukan kampanye sususecara serempak di empat daerah,yaitu Kota Bandung, Daerah Istime-wa Yogyakarta, Solo, dan Ungaran.Apakah HSN kali ini akan mem-

berikan dampak terhadap perkem-bangan pembangunan peternakansapi perah di negeri ini?

Belum optimalPenulis sangat pesimis bahwa

kegiatan HSN kali ini pun tidak akanmemberikan dampak yang berartiterhadap pembangun-an peternakan

---------_._----_._._._-

. ,.......-.--I1Oleh ROCHADI TAWAF

di daya ungkit untukmembangun peternakrakyat dan k perasi,yaitu, dengan mencip-takan pasar i dustriskala menengah ditingkat koperasi susu.

Susu sekolahKekuatan pasar yang

dapat diciptakan pe-merintah adalah mere-alisasikan PMTAS(Program MakananTambahan Anak eko-lah) yang menetapkansusu sebagai komoditasPMTAS yang dikenal

dengan nama school milk (susu seko-lah). Di beberapa wilayah, program initelah berjalan seperti di Sukabumidengan Gerakan Minum S BagiAnak Usia Sekolah (Gerimis agus),di Semarang Gerakan Min SusuBagi Anak Sekolah dan Ka awan(Gerimissekawan). Kita memerlukanprogram seperti ini berjalan secaranasional.Seperti diketahui, hampir i selu-

ruh negara di dunia yang me ilikipersoalan pengembangan pet rnakanrakyat, ternyata program su u seko-lah digunakan sebagai p ghelapengembangan peternakan skala ke-cil dan menengah. Sementara itu,program ini secara gencar in i dire-alisasikan di Provinsi Jawa Barat,timbul masalah-masalah te is disana sini. Akhirnya, pada 2 10, Pe-merintah Provinsi J awa Barat seper-tinya telah membatalkan p ogramtersebut (?), dengan alasan ketidaksi-apan sistem dan prosedur ntukpelaksanaan pengadaannya.Selain masalah persusua

but, perkembangan dan flharga susu di dunia yang sa at ta-jam juga telah berdampak terhadapterbentuknya harga dan daya serapsusu di dalam negeri. Kenyataannyaseluruh fakta dan data terseb telah

sapi perah secara na-sional. Pasalnya, kegi-atan HSN kali inimasih mengandalkankepada "aspek sere-monial". Sebenarnya,HSN harus dijadikantolok ukur keberhasi-lan pembangunan pe-ternakan sapi perah,layaknya kita mempe-ringati hari jadi. Mela-lui konsep ataufilosofi dasar, yaitu"masa lalu adalah se-jarah yang men-jadikan dasar tercip-tanya masa kini guna menyongsongmasa depan". Filosofi inilah yangharus digunakan dalam peringatanHSN guna mengevaluasi persusuannasional yang terjadi di masa lalu dankemudian kita buatkan strategi dimasa kini untuk mengubahnya kemasadepan.Dewan Persusuan Nasional (DPN)

sebagai organisasi yang terdiri ataspara pelaku pembangunan persusuan,hingga kini masih belum berperan se-earn optimal untuk membangun per-susuan nasional bersama pemerintah.PasaInya, organisasi ini belum mampumandiri dalam segala hal, utamanyamasalah pendanaan dan ketidak-solidan industri pengolahan susu (IPS)untuk turut bersama membangunpersusuan nasional. Keenganan IPSmasuk ke DPN .merupakan indikasikegagalan organisasi ini membangunpersusuan nasional yang mandiri. Me-mang, masuknya IPS ke DPN sangatdinantikan oleh para pemangku ke-pentingan persusuan nasional.Jika saja IPS tidak ingin berkolabo-

rasi dalam membangun peternakansapi perah secara nasional, kiranyaperlu dipikirkan alternatiflainnya. Al-ternatifyang dimaksud adalah DPNbersama pemerintah harus mencip-takan peluang pasar lain yang menja-

Kliping Humas (lnpad 2011

I r

memberikan tekanan yang sangatkuat terhadap pengembangan peter-nakan rakyat. Sering kali berbagaikebijakan yang diambil pemerintahuntuk mengatasi masalah tersebut,malah merugikan peternak rakyat(contoh kasus kasus bea masuk yangditanggung pemerintah diberikankepada IPS tahun lalu).

Sebenarnya banyaknya kasus yangterjadi setiap tahunnya dan di-rasakan oleh para pemangku ke-pentingan persusuan penyelesaian-nya selalu dilakukan secara parsialdan tidak menyeluruh.

Berdasarkan kasus-kasus yang ter-jadi, sebaiknya dalam kegiatan HSNharus mampu membahas dan men-jadikan kasus masa lalu sebagai se-jarah yang digunakan dasar bagistrategi pengembangan untuk meng-ubah masa kini di masa mendatang.

Berdasarkan berbagai kasus, feno-mena, dan pengalaman dalam melak-sanakan peringatan HSN di masalalu, kali ini peringatan HSN hamsmengubah paradigmanya dari ke-giatan seremonial yang kurangbermakna menjadi lebih bermakna,yaitu semua kekuatan pendukungpembangunan persusuan nasionalhams berkumpul dan mengevaluasidiri bersama pemerintah sekaligusmemperbaiki berbagai kekuranganyang terjadi dan menyusun programmasa depan untuk menjadikan pro-duksi susu dalam negeri menjadi tu-an rumah di negerinya sendiri.

Tanpa kecuali semua kekuatanpendukung pembangunan persusuanharus dilibatkan secara aktif dengankonsumennya dalam menyusun pro-gram. Kegiatan ini diberikan mandatpenuh kepada DPN sebagai wadahpara pemangku kepentingan per-susuan nasional. Tanpa pember-dayaan DPN, rasanya pembangunanpersusuan nasional dari tahun ketahun tidak akan bergerak secarasignifikan. ***

Penulis, dosen Fakultas Peter-nakan (Fapet) Unpad dan anggotaDewan Persusuan Nasional (DPN).