Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN AGROINDUSTRI NII.AM
T~A. 2009
PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN
AGROINDUSTRI NILAM
T.A. 2009
DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN
2009
KATA PENGANTAR
Sal.ah satu upaya untuk menghasilkan komoditi
perkebunan yang berdaya saing, meningkatkan nilai tambah,
dan meningkatkan penghasilan petani adalah dengan cara
meningkatkan efisiensi pengolahan serta menumbuh
kembangkan usaha pengolahan skala kecil, menengah dan
koperasi, untuk komocliti yang clibeberapa daerah sangat
potensial untuk dikembangkan.
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan ini clisusun sebagai
acuan dalam rangka pelaksanaan kegiatan _pengembangan
agroindustri nilam yang dialokasikan melalui Tugas
Perbantuan pada Kabupaten/Kota Tahun 2009,
Semoga petunjuk pelaksanaan ini dapat di manfaatkan
sebagaimana mestinya.
NIP : 080.048.537
DAFfARISI
Halaman KATA PENGANTAR ............................................ ..
DAFTAR ISI ........................................................ ii
I. PENDAHULUAN ......................................... 1
II. TUJUAN ..................................................... 2
III. SASARAN ........................... ~·. .. . . . . . . . . . . . . . ...... 3
IV. INDIKATOR KEBERHASILAN ....................... 3
V. SARAN A DAN PRASARANA............ .... .. .. .. .. ... 4
VI. ORGANISASI DAN PENGAWALAN ................ 8
VII. PENUTUP .............................................. 9
VIII. L.A.MPIRAN................................................... 11
ii
I. PENDAHULUAN
Minyak nilam adalah minyak atsiri -yang diperoleh dengan cara penyulingan dari daun nilam (Pogostomon cablin benth). Walaupun tidak banyak digunakan di dalam negeri minyak nilam merupakan salah satu komoditas minyak atsiri andalan Indonesia. Nilam yang ditanam di Indonesia awalnya berasal dari Filipina, dibawa _ke Indonesia melalui India, Singapura, Penang dan Sumatera. Daerah sentra produksi nilam di Indonesia adalah Propinsi Nangroe Aceh Darussalam, khususnya di Aceh Sela tan yaitu kecamatan Tapak Tuan. Di Propinsi Sumatera Utara daerah pertanaman nilam menyebar ke pulau Nias, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan. Di Bengkulu berada di daerah Hama, sedangkan di Propinsi Lampung,. menyebarnya ke Lampung Utara (berbatasan .· dengan Kabupaten Bengkulu), Lampung Selatan dan sedikit Lampung Tengah. Di pulau Jawa penyebarannya di Jawa Barat terutama Sukabumi, di Jawa Tengah berpusat dj Purwekerlo dan sedikit Jawa Timur.
Sebagai komoditas ekspor, minyak nilam mempunyai prospek yang bail< nilam dibutuhkan secara kontinyu dalam industri parfum, kosmetika, sabun dan lain - ·lain. Penggunaan minyak nilam dalam
industri-industri tersebut diatas nilam daya fiksasinya yang cukup tinggi terhadap bahan pewangi lain, sehingga dapat mengikat bau wangi dan mencegah penguapan zat pewangi sehingga bau wangi tidak cepat hil angatau lebih tahan lama, sekaligus membentuk bau _; ang khas dalam suatu campuran. Minyak nilam sendiri sebenamya teiah dapat di sebut parfum nilama baunya yang enak dan wangi. Minyak nilam terdiri dari komponen bertitik didih tinggi seperti patchouli, patchoulen, kariofilen dan non patchoulenol yang berfungsi sebagai zat pengikat dan belum dapat digantikan oleh zat sintetik. Selain itu, minyak nilam mempunyai sifat antirnikroba yang sudah biasa digunakan pada obat Cina sebagai obat flu.
II. TUJUAN
Tujuan utama pengawalan agroindustri nilam yang dilaksanakan pada tahun 2009 antara lain :
1. Meningkatnya produktivitas usaha,, diversifikasi produk, terciptanya lapangan kerja dan meningkatnya pendapatan masyarakat khususnya petani di pedesaan.
2. Meningkatnya kemampuan petani dan berkembangnya kelembagaan usaha petani untuk mengantisipasi permintaan pasar.
3. Berkembangnya kegiatan dan usaha-usaha produktif masyarakat di pedesaan,
m. SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah :
1. Terbinanya petani/kelompok tani (Poktan) / gabungan kelompok tani (gapoktan) yang mampu dalam mertgelola unit usaha agroindustri nilam dari segi teknis usaha, manajemen dan pemasaran .
3
2. Beroperasinya unit pengolahan agroindustri nilam . 3. Berkembangnya pengolahan nilam menjadi produk
min yak nilam/ atsiri.
IV. INDIKATOR KEBERHASILAN
Terbangunnya kelembagaan usaha kelompok petani kelapa yang mengelola/mengusahakan produksi dan pemasaran produk olahan nilam untuk keperluan masyarakat. Terbentuknya gapoktan yang mandiri dan profesional yang mampu mengelola unit usaha agroindustri nilam dengan bail<.
4
V. PELAKSANAAN KEGIATAN
Pengawalan unit usaha agroindustri nilam merupakan salah satu upaya dalam pengembangan pengolahan hasil pertanian dan peningkatan mutu hasil, peningkatan nilai tambah dan daya saing dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya petani. Dalam mengimplementasikan program tersebut pemerintah memberikan dukungan pelayanan, fasilitas, iklim yang kondusif, pengadaan alat mesin pengolahan sesuai kebutuhan petani / kelompok tani serta bimbingan teknis dan manajemen. Untuk mewujudkan pelaksanaan pengawalan unit usaha agroindustri nilam, adalah sebagai berikut :
1. Pengawalan dan pendampingan
a. Pusat ► Menyusun pedoman teknis kegiatan
pengembangan unit usaha agroindustri nilam.
► Melaksanakan sosialisasi pedoman teknis
► Melakukan koordinasi dengan pihak terkait
C: .J
► Monitoring dan evaluasi perkembangan pelaksanaan kegiatan pengembangan unit . usaha pengolahan/ agroindustri nilam .
. Propinsi
► Merekrut Supervisor
► Menyusun rencana pengawalan
► Melakukan koordinasi dengan pihak terkait
► Memfasilitasi bimbingan teknis
► Monitoring dan evaluasi perkembangan pelaksanaan kegiatan pengembangan unit usaha/ agroindustri nilam.
c. Kabupaten
► Merekrut site manager
► Menyusun program pendampingan bersama site manager
► Melakukan koordinasi dengan pihak terkait
► Monitoring dan evaluasi perkembangan pelaksanaan kegiatan pengembangan unit usaha/ agroindustri nilam.
6
2. Pelatihan gapoktan,/ kelompok tani a. Site manager menyusun program pelatihan,
materi pelatihan clan metode pelatihan. b. Site manager mendampingi gapoktan dalam
implementasi manajemen usaha dan manajemen kelembagaan, agar mencapai kriteria indikator keberhasilan yang telah ditargetkan dalam program kegiatan usaha gapoktan.
c. Gapoktan bersama dengan site manajer melakukan pembinaan kepada kelompok tani, agar mencapai kriteria indikator keberhasilan yang ditargetkan dalam program kegiatan kelompok tani
3. Pelatihan site manager a. Supervisor membuat program pelatihan kepada
site manajer tennasuk rriateri dan metodenya, agar site , manager memiliki kompetensi dalam melakukan pendampingan kepada gapoktan/ kelompok tani
b. Supervisor melakukan pelatihan, serta ·melakukan evaluasi terhadap hasil pelatihan
c. Supervisor memonitor dan mengevaluasi kinerja site manager dalam melakukan pendampingan
7
d. Supervisor membantu site manager, manakala site manager menghadapi rnasalah dalam pendarnpingan.
4. Pendarnpingan Site manager yang sudah dilatih dan kompeten, melakukan pendampingan kepada gapoktan dalam manajemen usaha, manajemen kelernbagaan secara full time sehingga gapoktan yang didampingi dapat mandiri, profesional dalam berusaha dan dapat mensejahterakan anggotanya.
5. Fasilitasi akses pembiayaan a. Site manager dapat melakukan koordinasi dengan
tim pengawalan bail< dari Pusat, maupun dari Propinsi, supervisor dan Dinas Kabupaten serta instansi terkait untuk mernperoleh akses permodalan.
b. Akses permodalan dapat juga dikoordinasikan dengan mitra usaha.
6. Ternu usaha a. Dalam rangka mendapatkan mitra usaha dapat
dilakukan melalui temu usaha yang difasilitasi oleh supervisor, tim pengawalan pusat, propinsi
8
rnaupun Dinas kabupaten/kota bersama s.ite manager.
b. Peserta temu usaha dapat dari kalangan industri ataupun produsen lain.
c. Dalam temu usaha diupayakan terjadi kontrak kemitraan yang saling menguntungkan dengan resiko kerugian yang proporsional.
VI. ORGANISASI PENGELOLA
1. Gapoktan a. Gapoktan merupakan unit gabungan
kelompok tani kelapa yang mandiri, dengan pengurus yang berasal dart,kelompok tani, dipimpin oleh seorang yang kompeten dalam wirausaha yang dipili!t secara musyawarah, dan memiliki AD-ART yang jelas.
b. Mempunyai tugas: membuat program kegiatan usaha, melaksanaakan usaha secara profesional dan transparan (akuntabilitasnya terjamin) sehingga menguntungkan, . serta membuat laporan perkembangan . usaha secara periodik kepada anggotanya.
c. Mempunyai fungsi: pemasaran produk, mengelola unit pembiayaan usaha atau
9
rnengakses lernbaga finansial yang ada, Melakukan pernbinaan kepada kelornpok tani agar . rnenghasilkan produk sesuai standar, rnemfasilitasi penyediaan sarana produksi pertanian, sirnpan pinjarn dsb.
d . Mernpunyai kewenangan: rnernberikan
sangsi kepada anggota yang rnelanggar
aturan yang telah d isepakati.
2. Kelompok tani a. Kelompok tani merupakan wadah petani
penghasil nilam, dipimpin oleh seorang ketua yang dapat rnengkoordinasikan dalam menghasilkan produk rninyak nilam, penghubung antara petani dan gapoktan dalam mernperoleh fasilitas dari gapoktan.
b. Berhak mernperoleh informasi pasar, informasi teknologi, birnbingan teknis dan kelembagaan, fasilitas saprotan atau pmJarnan bila memungkinkan dari Gapoktan / mitra bisnis
c. Melakukan pertemuan dalam rangka menyusun rencana produksi dan program ketja kelompok dengan menerapkan GAP, GHP dan GMP serta inovasi tei<nologi.
► Menjual hasilnya melalui Gapoktan
10
► Melalui ketua kelompok dapat menyalurkan aspirasi dalam perbaikan usaha di Gapoktan
► Mendapat sanksi sesuai aturan bila melanggar aturan yang disepakati bersama.
3. Supervisor
► Perorangan/ tim yang .berasal dari Perguruan
Tinggi /l.SM/Swasta yang mempunyai
kompetensi dalam pemberdayaan masyarakat
(gapoktan nilam)
► Membuat program pengawalan
► Bertugas: mengawal dan membina kegiatan
yang dilakukan site manager (3 s/ d 5 site
manager, rnemberikan pelatihan teknis
(pengolahan nilam), manajemen usaha
(manajemen produksi, pem~aran dan
keuangan), serta manajemen kelembagaan
( organisasi gapoktan, hak dan tanggung jawab
pengurus dsb.) ► Mengadakan pertemuan rutin ·
mingguan/bulanan dengan· site manager
maupun instansi terkait untuk pengawalan
11
kegiatan dan keberhasilan pengelolaan
kegiatan pada gapoktan yang dibina. J> Membuat laporan dan perkembangan kegiatan
> Supervisor direkrut dengan penunjukan
langsung oleh Dinas sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, dan kontrak kerja selama 10
bulan
), Dana supervisi dapat dirinci dalam OE,
rnisalnya : honor, operasional supervisor,
rapat/ pertemuan, pelaporan dll.
t. Site Manager ) Diangkat melalui keputusan Kepala
Dinas/KP A, dengan kontrak ketja yang tersedia selama 10 bulan, honor Rp l.400.000,/bulan, dan tidak menuntut menjadi tenaga honorer/PNS
> Site manager harus kompeten dalam inelakukan pendampingan, untuk itu perlu dilakukan pelatihan.
) Menyusun program pendampingan
12
► Bertugas : mendampingi dan membimbing gapoktan/ kelompok tani anggota gapoktan secara terus menerus (full time), membina gapoktan agar rnandiri dan profesional dalam menjalankan usahanya rnelalui pendampingan dibidang teknis (pengolahan nilam), manajemen usaha (manajemen produksi, pemasaran termasuk akses pasar/kernitraan dan keuangan termasuk akses modal), serta manajemen kelembagaan (organisasi gapoktan, hak dan tanggung jawab pengurus dsb.)
► Melakukan pendampingan terkait dengan pendokumentasian kegiatan usaha gapoktan,
► Berkewajiban membuat laporan pendampingan dan hasilnya setiap bulan dan melaporkannya kepada Kepala '. Dinas Kabupaten/Kota dan Supervisor.
5. Sarana Bangunan Secara umum bangunan yang diperlukan
dalam kegiatan pengembangan agroindustri nilam adaiah sebagai berikut:
Luas bangunan ruang produksi (UPH) sekitar 8x16 m terdiri dari area/ ruang pengeringan angin- , angin, gudang stok, penyulingan, bak pendingin
13
dan tungku. Lantai jernur bangunan dengan spesiiikasi ternbok ukuran 10 x 20 rn
VII. ORGANISASI PEMBINAAN DAN PENDANAAN
a. Organisasi Pernbinaan.
1. Pusat
Dalarn rangka pengawalan pelaksanaan pernbangunan pabrik dan pengembangan us aha agroind ustri nilam oleh Kelornpok/ Gapoktan, dibentuk suatu Tim Pengawalan. Adapun Tugas Tim Pengawalan adalah: a. Menyusun pedoman peiaksanaan dan
rencana kegiatan b. Melaksanakan sosialisasi . p~doman
pelaksanaan c. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait d. Merancang pola pengawalan dan
melakukan pengawalan sesuai kebutuhan program/ kegiatan
e. Menyusun data base dan pelaporan pelaksanaan program di kabupaten.
14
2. Tingkat Provinsi Dalarn rangka pembinaan perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan pengembangan lebih lanjut agroindustri nilam, di masingmasing propinsi yang bersangkutan dapat membentuk kelompok kerja pembangunan nilam Provinsi (POKJA Provinsi) POKJA Provinsi dibentuk dengan SK Gubernur, dengan Ketua adalah Kepala Dinas Pertanian / Perkebunan dan anggota dari instansi terkait tingkat propinsi antara lain dari Dinas lingkup Pertanian; Bappeda, Dinas Perindag, Dinas Koperasi dan UKM, Lembaga Keuangan / Bank, pelaku usaha, Perguruan/finggi, Kepala Dinas Pertanian / Perkeoiman Kabupaten· y~g bersangkutan, LSM dll. Tugas POKJA Provinstadalah: a. Merumuskan kebijakan operasional
Pengembangan Agroindustri Nilam di tingkat wilayah Propinsi.
b. Melakukan koordinasi lintas sektor/sub sektor, kabupaten/kota untuk meningkatkan upaya pembangunan terkait dengan pengembangan agroindsutri nilam
15
serta peningkatan efektivitas dan efisiensi pelaksanaannya. ·
c. Melakukan fasilitasi / sosialisasi perencanaan, pelaksanaan dan pembinaan serta bimbingan teknis dan manajemen Pengembangan Agroindustri Nilam.
d. Melakukan pembinaan, pemantauan, pengendalian dan evaluasi program pengembangan agroindustri nilam serta menyampaikan laporan kepada Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.
3. Tingkat Kabupaten Dalam rangka pembinaan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengembangan lebih lanjut agroindustri nilam, <;ii masingmasing kabupaten yang bersangkutan dapat membentuk Kelompok Kerja Pembangunan Nilam Kabupaten (POKJA Kabupaten). POKJA Kabupaten dibentuk dengan SK Bupati, dengan ketua adalah Kepala Dinas Pertanian/Perkebunan dan anggota dari instansi terkait tingkat kabupaten antara lain dari Dinas lingkup Pertanian, Bappeda, Dinas Perindag, Dinas
16
Koperasi dan UKM, Lembaga Keuangan/ Bank, pelaku usaha, Camat yang bersangkutan, LSM dan lain-lain.
Tugas POKJA Kabupaten adalah: a. Merumuskan kebijakan operasional
Pengembangan Agroindustri Nilam di tingkct wilayah Kabupaten,
b. Memfasilitasi penerapan teknologi dan manajemer. usaha pengolahan hasil, dan Illi.Ilajemen pemasarannya.
c. Fasilitasi, dan pengembangan pasar d. Fasilitasi akses terhadap permodalan yang
diperlukan oleh Kelompok/Gapoktan. e. Melakukan koordinasi lintas sector/sub
sector untuk meningkatkan upaya pembangunan terkait dengan pengolahan nilam serta peningkatan efektifitas dan efisiensi pelaksanaannya.
£. Melakukan pembinaan, pemantauan, pengendalian serta mertyampaikan laporan kepada Dinas Pertanian Provinsi dan Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian setiap bulan.
17
g. Memfasilitasi penyiapan lokasi pembangunan unit usaha agroindustri nilam.
4. Tingkat Kecamatan Di tingkat kecarnatan dapat dibentuk
Forum Pengembangan Agroindustri Nilam (FPN) dengan SK Bupati yang bersangkutan. FPN dibentuk berdasarkan atas kesamaan dan kepentingan bersarna dan merupakan organisasi stakeholder yang berperan sangat penting dan strategis dalarn pengembangan usaha pengolahan nilarn. FPN terdiri dari ketua, sekretaris dan beberapa orang anggota. Anggota FPN terdiri dari Petugas Pertanian Kecamatan, aparat desa yang bersangkutan, petani/kelompok tani, penyuluh/ tenaga pendamping.
Tugas FPN antara lain adalah: a). Memfasilitasi dalam melakukan
sosialisasi program dan menggerakkan partisi pasi masyarakat serta berbagai pihak terkait dengan pengembangan agroindustri nilam.
18
b). Memf; silitasi Kelompok / Gapoktan dalam melakukan pemecahan masalah yang dihadapi dan upaya - upaya penumbuhan dan pengembangan usaha Kelompok / Gapoktan yang bersangkutan maupun usaha masyarakat lainnya yang terkait.
b. Pendanaan Anggarar. pengawalan usaha pengolahan
nilam pada tahun anggaran 2009 untuk komponenkomponen yang telah ditentukan disediakan pada DIPA Ditjen PPHP Tahun 2009.
IX. PENUTUP
Industrialisasi pertanian di perdesaan melalui Program Pengembangan Agroindustri Nilam merupakan suatu proses konsolidasi usaha agribisnis khususnya pengolahan hasil pertanian yang disertai dengan koordinasi vertikal dan horizontal dalam setiap tahapan pembangunannya mulai dari penyediaan sarana produksi, pengembangan kelembagaan usaha Kelompok / Gapoktan, penyediaan bahan baku, pengolahan dan pemasaran hasil. Program Pengawalan Agroindustri
19
Nilam merupakan rr.erupakan langkah strategis yang diharapkan mampu memacu pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesempatan kerja serta meningkatkan nilai tambah dan daya saing serta pendapatan petani dan pengembangan perekonomian wilayah / daerah. Keberhasilan pengernbangan usaha agroindustri nilarn pada setiap lokasi yang telah ditentukan sangat tergantung kepada dedikasi dan semangat juang serta adanya manajernen yang baik dari pelaku usaha yang bersangkutan dalarn hal ini yaitu kelornpok / gapoktan serta dukungan yang ikhlas dari berbagai pihak terkait. ( Cata tan: Alat dan bangunan pengolahan nilarn merupakan milik pernerintah pusat dan daerah. Gapoktan berhak untuk mernanfaatkan alat dan bangunan agroindustri nilam. Dalam pel~anaannya jika gapoktan pengelola tidak bisa memanfaatkan ~at pengolahan nilam tersebut, bisa dialihkan ke gapoktan lain).
20
Lampi ran ..... Spesifikasi Teknis
Tipe
Kapasitas Dimensi Boiler I Steamer
Bahan Boiler I Steamer Dimensi Bejana
lnstalasi Bejana , Bahan Bahan Bejana Bahan Bakar
Dimensi Kondensor
Bahan Kondensor
DN-50
50 kg/proses diameter 55 cm, tinggi 120 cm Plat Besi tebal 3 - 4 mm
diameter 50 cm, tinggi 100 cm
Stainless Steel Stainless Steel LPG, Batubara, Kayu Bakar, Biomass atau Minyak Tanah
diameter 30 cm, tinggi 120 cm Stainless steel
21
DN-100
100 kg/proses Diameter 180 cm, tinggi 120 cm Plat Besi tebal 3 - 4 mm
diameter 50 cm, tinggi 100 cm
Stainless Steel Stainless Steel LPG, Batubara, Kayu Bakar, Biomass atau Minyak Tanah
diameter 45 cm, tinggi 120 cm
Stainless steel