187
PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN WONOSOBO SEBAGAI DESTINASI BERBASIS EKOWISATA TESIS PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN Diajukan Oleh Muh Isra Iradat 172222104 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK

KABUPATEN WONOSOBO SEBAGAI DESTINASI

BERBASIS EKOWISATA

TESIS

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

Diajukan Oleh

Muh Isra Iradat

172222104

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

i

PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK

KABUPATEN WONOSOBO SEBAGAI DESTINASI

BERBASIS EKOWISATA

TESIS

UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN MENCAPAI DERAJAT

SARJANA S-2

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

Diajukan Oleh

Muh Isra Iradat

172222104

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBINO

TESIS

PERUMUSAN STRA TEOl PEMASARAN UNTUK KABUPATEN WONOSOBO

SEBAOAI DESTINASI BERBASIS EKOWISA TA

Diajukan oleh:

Muh. Isra Iradat

i 72222 104

Telah disetujui oleh dosen pembimbing

Yogyakarta, Februari 2019

\

Ike Janita ewi, S.E., M.B.A., Ph.D

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

LEMBAR PENGESAIIAN

PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN WONOSOBO

SEBAGAI DESTINASI BERBASIS EKOWISATA

Oleh:

Muh.Isra Iradat

17 2222 104

Tesis ini telah dipertahankan pada tanggal.12 Februari 2019 di depan Dewan Pengujiyang terdiri dari:

;:-{i .g

-l

versitas Sanata DharmaProsram Studi

h,a YEko Prabowo, M.B.A.. Ph.D.

ilt

Dr. Titus

GsE =d"q

{.^Hl"'&;nlxS'

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan YME atas karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan segala

keterbatasan pengetahuan dan kemampuan. Tesis ini disusun dan diajukan guna

melengkapi salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai derajat sarjana

S-2 pada Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma.

Dalam penyusunan tesis ini, penulis tidak terlepas dari berbagai pihak

yang telah membantu dan membimbing, baik langsung maupun tidak langsung

hingga terselesaikannya tesis ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada:

1. Bapak T. Handono Eko Prabowo, M.B.A, Ph.D, selaku Kepala Prodi MM

USD yang sudah banyak memberi ilmu dan motivasi mulai sejak jumpa

pertama kali saat wawancara di MM USD, dalam proses belajar dan sampai

pada selesainya penyusunan tesis ini.

2. Ibu Ike Janita Dewi, M.B.A, Ph.D., selaku dosen pembimbing tesis yang telah

banyak meluangkan waktunya untuk memberikan ilmu pengetahuan,

bimbingan, arahan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan tesis

ini. Selain materil, penulis juga mendapatkan banyak pengalaman melalui

keterlibatan kerja praktis di lapangan serta memberi kesempatan sebagai

asisten peneliti city branding pariwisata di Kabupaten Wonosobo. Hal ini

sangat membantu penulis untuk berinteraksi dengan pemangku kepentingan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

vii

pariwisata Wonosobo serta melakukan penelitian lanjutan untuk kepentingan

penelitian tesis ini.

3. Bapak Dr. Herry Maridjo, M.Si., yang telah memberi masukan dan saran saat

seminar proposal dan ujian kolokium hasil tesis.

4. Dr. Titus Odong Kusumajati, MA., yang telah member masukan dan saran

saat ujian tesis.

5. Bapak/Ibu Dosen MM USD, Drs. A. Triwanggono, MS., Dr. Fransisca Ninik

Yudanti, M.Acc., QIA., Dr. Lukas Purwoto, M.Si., Dr. J. Haryatmoko, SJ.,

dan semua Dosen MM USD yang telah memberikan banyak ilmu dengan

pendekatan humanis selama proses belajar mengajar di MM USD. Serta

segenap staff MM USD yang sudah banyak membantu dan kerjasama dalam

berbagai keperluan dan kegiatan yang penulis lakukan.

6. Seluruh keluarga besar yang memberikan doa, dukungan dan semangat dalam

segala hal. Khusunya kepada orang tua penulis yang senantiasa memberikan

dukungan secara materi maupun inmateril dalam dunia pendidikan yang

dijalani selama ini.

7. Pemerintah Kabupaten Wonosobo dalam hal ini, Badan Perencanaan

Pembengunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Wonosobo, Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kab. Wonosobo, serta UPTD yang lain yang telah memberikan

informasi selama proses penelitian tesis ini.

8. Untuk informan Bapak Lucas Agus Tjugianto, Bapak Salim Bawazier, Gus

Blero dan kususnya Bapak Agus Purnomo yang telah memfasislitasi penulis

selama penelitian di Wonosobo dan meluangkan waktu untuk wawancara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

viii

Serta informan lain dari pihak travel agent, wisatawan dan masyarakat

Wonosobo pada umumnya yang telah menerima dan membantu peneliti.

9. Rekan-rekan mahasiswa MM USD khusunya angkatan VIII yang telah

menemani dalam berjuang dengan berbagai dinamika dan proses

kebersamaan sebagai suatu keluarga yang akan selalu melekat di hati dan

ingatan penulis.

10. Komunitas Rumah Buku Carabaca yang selalu menjadi sandaran pengetahuan

tanpa mengabaikan prinsip-prinsip keadilan yang semestinya menjadi tatanan

kehidupan saat ini.

11. Keluaraga besar Asrama Panrannuangku Kabupaten Takalar yang telah

menfasilitasi penulis selama berada di Yogyakarta beserta dukungan dan

motivasi selama menempuh pendidikan.

Tesis dan gelar yang akan diraih dari proses kuliah di MM USD ini,

penulis persembahakan kepada Istri dan Anak yang senantiasa menjadi

penyemangat dan motivasi diiringi dengan doa dan keikhlasan. Penulis

menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam materi maupun

penyajian tesis ini maka pengembangan dan penyempurnaan tesis ini akan sangat

berguna bagi kita semua. Akhir kata semoga tesis ini bermanfaat dan berguna bagi

yang berkepentingan.

Yogyakarta, Februari 2019

Muh Isra Iradat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ........................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH .................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN KARYA ILMIAH UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIK ............................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................................. vi

DAFTAR ISI............................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xv

ABSTRAK ............................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 13

1.3. Pertanyaan Penelitian ......................................................................... 14

1.4. Tujuan Penelitian ............................................................................... 15

1.5. Sistematika Penulisan ........................................................................ 15

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 17

2.1. Konsep Pariwisata Berbasis Ekowisata .............................................. 17

2.1.1. Pariwisata ................................................................................. 17

2.1.2. Pariwisata yang Berkelanjutan (Sustainable) .......................... 19

2.1.3. Ekowisata (Ecotourism) ........................................................... 20

2.2. Definisi Pemasaran Pariwisata Berbasis Ekowisata ........................... 23

2.3. Strategi Pemasaran Pariwisata Berbasis Ekowisata ........................... 25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

x

2.3.1. Strategi Pemasaran Pariwisata Berbasis Ekowisata ................. 25

2.3.2. Pemasaran Pariwisata yang Bertanggung Jawab

(Responsible Tourism Marketing) ........................................... 30

2.3.3. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ........................................ 32

2.3.4. Konsep DOT dan BAS ............................................................ 37

2.4. Penelitian Sebelumnya ....................................................................... 38

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 41

3.1. Paradigma Penelitian .......................................................................... 41

3.2. Metode dan Strategi Penelitian ........................................................... 42

3.3. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 43

3.4. Metode Analisis Data ......................................................................... 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 50

4.1. Potensi Pariwisata Berbasis Ekowisata yang Ada di Wonosobo ........ 50

4.1.1. Desa Tertinggi di Jawa, Sembungan Negeri di Atas Awan ..... 55

4.1.2. Nirwana Para Dewa, Dieng Menjunjung Kearifan Lokal ........ 59

4.2. Strategi Pemasaran yang Sudah Diterapkan ....................................... 62

4.2.1. Analisis Segmentasi, Target dan Posisi ................................... 62

4.2.2. Analisis Bauran Pemasaran...................................................... 76

4.3. Pertimbangan Wisatawan Saat Menentukan Destinasi Wisata........... 131

BAB V PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN PERIWISATA

BERBASIS EKOWISATA ..................................................................... 137

5.1. Strategi Segmentation, Targeting dan Positioning (STP) ................... 137

5.2. Strategi Bauran Pemasaran 8P ............................................................ 140

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

xi

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ............................................... 148

6.1. Kesimpulan ......................................................................................... 148

6.2. Rekomendasi ...................................................................................... 149

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 151

LAMPIRAN............................................................................................................. 153

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Portfolio Produk Wisata Kementrian Pariwisata ................. 3

Gambar 1.2. 10 Destinasi Pariwisata Prioritas ......................................... 5

Gambar 1.3. Peta Administrasi Kab. Wonosobo ...................................... 6

Gambar 1.4. Puncak Sikunir dan Telaga Warna ...................................... 8

Gambar 1.5. Kawah Sikidang dan Puncak Gunung Prau ......................... 8

Gambar 1.6. Iklan Dieng Culture Fastival Tahun 2014 ........................... 9

Gambar 1.7. Kompleks Candi Arjuna dan Ritual Pencukuran Rambut

Gimbal ............................................................................... 10

Gambar 1.8. Pelepasan Lampion .............................................................. 10

Gambar 1.9. Kebun Teh Tambi ................................................................ 11

Gambar 1.10. Permandian Kalianget ......................................................... 11

Gambar 2.1. Prinsip-prinsip Ekowisata .................................................... 21

Gambar 2.2. Triple Bottom Line ............................................................... 25

Gambar 2.3. AIDA ................................................................................... 29

Gambar 2.4. Pembentukan Citra/Reputasi Pariwisata Indonesia ............. 32

Gambar 2.5. Destination Product............................................................. 36

Gambar 4.1. Keramaian Wisatawan yang Berkunjung ke Lubang Sewu 53

Gambar 4.2. Pemandangan Perbukitan Gundul yang Dijadikan Lahan

Pertanian oleh Warga di Desa Rawa Kleing, Kaliwiro,

Wonosobo. ........................................................................... 56

Gambar 4.3. Warung Makan di Kawasan Candi Arjuna .......................... 58

Gambar 4.4. Bangunan Jualan Makanan dan Cenderamata Milik

Masyarakat di Kawah Sikidang ........................................... 58

Gambar 4.5. Hamparan Es yang Berada di Candi Arjuna........................ 60

Gambar 4.6. Audit Capaian Kinerja Pelayanan Bidang Pariwisata 2012-

2015 ..................................................................................... 63

Gambar 4.7. Kepadatan Pengunjung Gunung Prau .................................. 66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

xiii

Gambar 4.8. Moda Transportasi Wisatawan Kab. Wonosobo ................. 67

Gambar 4.9. Lama Tinggal Wisatawan Kab. Wonosobo ......................... 69

Gambar 4.10. Akomodasi/Penginapan Wisatawan Kab. Wonosobo ......... 69

Gambar 4.11. Motivasi Kunjungan Wisatawan Kab. Wonosobo .............. 70

Gambar 4.12. Logo City Branding Pariwisata Kabupaten Wonosobo....... 74

Gambar 4.13. Mie Ongklok Salah Satu Kuliner Khas Wonosobo ............. 78

Gambar 4.14. Daya Tarik Wisata yang Dikunjungi Wisatawan Kab.

Wonosobo ............................................................................ 80

Gambar 4.15. Penilaian Wisatawan Tentang Kab. Wonosobo .................. 81

Gambar 4.16. Longsor di Badan Jalan Menuju Dieng Desa Kalilembu .... 82

Gambar 4.17. Jalan Menuju Dieng Kab. Wonosobo .................................. 83

Gambar 4.18. Kemacetan di Jalan Menuju Dieng Desa Candiasan ........... 84

Gambar 4.19. Jalan Menuju Agrowisata Teh Tambi ................................. 84

Gambar 4.20. Hotel di Wonosobo .............................................................. 88

Gambar 4.21. Homestay di Wonosobo ...................................................... 88

Gambar 4.22. Tenda Wisatawan di Wonosobo .......................................... 88

Gambar 4.23. Tenda Saat Perayaan DCF di Dieng .................................... 89

Gambar 4.24. Banner Joglosemar di Bandara Adi Sucipto Yogyakarta .... 91

Gambar 4.25. Baliho Priwisata di Alun-alun Wonosobo ........................... 93

Gambar 4.26. Calendar Of Events Priwisata di Wonosobo ....................... 93

Gambar 4.27. Handbook Wisatawan (1) .................................................... 94

Gambar 4.28. Brosur Paket Wisata (1)....................................................... 97

Gambar 4.29. Brosur Paket Wisata (2)....................................................... 97

Gambar 4.30. Brosur Paket Wisata (3)....................................................... 98

Gambar 4.31. Brosur Paket Wisata (4)....................................................... 98

Gambar 4.32. Brosur Paket Wisata (5)....................................................... 99

Gambar 4.33. Brosur Paket Wisata (6)....................................................... 99

Gambar 4.34. Brosur Paket Wisata (7)....................................................... 100

Gambar 4.35. Harga Tiket/Karcis Wisata di Wonosobo ............................ 101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

xiv

Gambar 4.36. Sumber Informasi Daya Tarik Wisata Kab. Wonosobo ...... 104

Gambar 4.37. Hasil Pencarian Wonosobo di Google ................................. 105

Gambar 4.38. Website Dinas Pariwisata Wonosobo (1) ............................ 106

Gambar 4.39. Website Dinas Pariwisata Wonosobo (2) ............................ 106

Gambar 4.40. Handbook Wisatawan (2) .................................................... 108

Gambar 4.41. Handbook Wisatawan (3) .................................................... 108

Gambar 4.42. Berita tentang Wisata di Wonosobo CNN .......................... 109

Gambar 4.43. Berita tentang Wisata di Wonosobo SCTV ......................... 109

Gambar 4.44. Ulasan Puncak Sikunir di Wonosobo .................................. 111

Gambar 4.45. Travel Blog .......................................................................... 111

Gambar 4.46. Krenova Batik Wonosobo ................................................... 113

Gambar 4.47. Agenda HUT Ke-192 Kabupaten Wonosobo 2017 ............. 113

Gambar 4.48. Festival Kabupaten Wonosobo (1) ...................................... 114

Gambar 4.49. Festival Kabupaten Wonosobo (2) ...................................... 114

Gambar 4.50. Festival Kabupaten Wonosobo (3) ...................................... 115

Gambar 4.51. Festival Rakanan Giyanti Kabupaten Wonosobo ................ 116

Gambar 4.52. Spending Wisatawan Kab. Wonosobo ................................ 121

Gambar 4.53. Pengaturan Perjalanan Wisatawan Kab. Wonosobo ........... 124

Gambar 4.54. Billboard Travel Agent Kab. Yogyakarta ............................ 125

Gambar 4.55. Trip Organizer di Wonosobo .............................................. 126

Gambar 4.56. Oleh-oleh Khas Wonosobo ................................................. 127

Gambar 4.57. Objek Wisata Batu Ratapan Angin ...................................... 127

Gambar 4.58. Klaster Unggulan Joglosemar.............................................. 129

Gambar 4.59. Waktu Berkunjung Favorit Wisatawan Kab. Wonosobo .... 132

Gambar 4.60. Hal yang Menggambarkan Kab. Wonosobo ....................... 133

Gambar 4.61. Iklan Pariwisata Wonderfull Indonesia (1) .......................... 134

Gambar 4.62. Iklan Pariwisata Wonderfull Indonesia (2) .......................... 135

Gambar 4.63. Tingkat Kepuasan Wisatawan yang Berkunjung di Kab.

Wonosobo ............................................................................ 135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Capaian Kinerja Pelayanan Bidang Pariwisata Kab.

Wonosobo................................................................................. 5

Tabel 4.1. Destinasi Kabupaten Wonosobo .............................................. 51

Tabel 4.2. Jumlah Wisatawan di Kawasan Pegunungan Dieng ................ 64

Tabel 4.3. Ringkasan Analisis STP ........................................................... 75

Tabel 4.4. Jenis, Kelas, dan Jumlah Hotel/Penginapan di Kab.

Wonosobo................................................................................. 87

Tabel 4.5. Detail Harga Tiket Masuk Objek Wisata Dieng Terbaru

Mulai 2019 ............................................................................... 102

Tabel 4.6. Ringkasan Analisis Bauran Pemasaran .................................... 130

Tabel 5.1. Strategi Segmanting, Targeting dan Positioning (STP) ........... 137

Tabel 5.2. Strategi Bauran Pemasaran 8P ................................................. 140

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

xvi

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merumuskan strategi pemasaran pariwisata

yang berbasis ekowisata di Kabupaten Wonosobo. Destinasi yang berbasis

ekowisata belum banyak dikunjungi oleh wisatawan dan belum terdapatnya

strategi pemasaran pariwisata yang berbasis ekowisata. Pertanyaan penelitian

dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui potensi pariwisata Wonosobo yang

berbasis ekowisata, strategi pemasaran yang sudah dijalankan oleh pemangku

kepentingan periwisata di Wonosobo, pertimbangan wisatawan dalam memilih

destinasi tujuan wisata di Wonosobo dan strategi pemasaran pariwisata berbasis

ekowisata yang tepat dilaksanakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Wonosobo memiliki potensi pariwisata berbasis ekowisata yang sangat kuat

karena letaknya yang strategis dan sangat terkenal. Berdasarkan dari hasil analisis

STP dan bauran pemasaran 8P, strategi pemasaran pariwisata yang berbasis

ekowisata di Wonosobo sebagai industri pariwisata belum maksimal. Pariwisata

belum dikembangkan secara efektif dan terintegrasi antara pemerintah, swasta,

dan komunitas. Pertimbangan wisatawan untuk memilih sebuah destinasi yaitu

untuk melihat kaslian dan keasrian pada sebuah objek wisata yang akan dinikmati.

Strategi pemasaran pariwisata sebaiknya mengedepankan kualitas produk melalui

program ekowisata agar menjadi daya tarik yang kuat bagi wisatawan. Program

destinasi berbasis ekowisata disesuaikan dengan segmentasi, target dan posisi

yang telah dirumuskan sehingga menjadi penjualan yang unik (USP) bagi

kepariwisataan di Wonosobo.

Kata Kunci: Pariwisata, berkelanjutan, ekowisata, strategi pemasaran, USP.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

xvii

Abstract

The purpose of this research is to formulate marketing strategies for ecotourism-

based tourism in Wonosobo Regency. Ecotourism-based destinations were not

much visited by tourists and yet there is a ecotourism-based tourism marketing

strategy. Research questions in this research are: to know potential of ecotourism

based tourism, to identity marketing strategy implemented by tourism stakeholder

to identity the consideration of tourists in selecting tourism destination, and to

formulate a proper ecoturism-based tourism marketing strategy. The results show

that Wonosobo has a great potential of ecotourism because of its location and

fame. Based on the results of the STP analysis and the marketing mix, the

marketing strategies of ecotourism–based tourism in Wonosobo as the tourism

industry has not been maximised. Tourism has not been developed effectively and

integrally by government, private sector, and community. Considerations of

tourists for choosing a destination is to enjoy the authenticity and atmosphere of

tourist attraction. The marketing strategy of tourism sould emphasise on quality of

product to exert a strong attraction for tourists.The program of ecotourism-based

destination is suited with segmentation, target, and position that has been

formulated so that it becomes a unique sales for tourism in Wonosobo.

Keywords: Tourism, sustainability, ecotourism, marketing strategy, USP.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata salah satu industri yang berkembang sangat cepat dan menjadi

sumber pendapatan bagi banyak negara. Pariwisata juga membantu merevitalisasi

ekonomi lokal dengan menyediakan banyak kesempatan kerja. Meski demikian,

seperti halnya pembangunan, pariwisata juga dapat menimbulkan banyak

permasalahan, seperti ketimpangan sosial, kehilangan warisan budaya,

ketergantungan ekonomi dan kerusakan ekologi. Belajar dari kondisi ini maka

wisatawan mulai mencari liburan yang lebih bertanggung jawab. Termasuk di

dalamnya adalah wisata yang berkelanjutan, seperti wisata alam dan wisata

budaya (Fatimah, 2013). Wisata yang berkelanjutan adalah wisata yang

menghargai penduduk lokal ataupun pendatang, warisan budaya dan lingkungan

(Fien, 2010).

Ekowisata merupakan kegiatan wisata yang sementara ini dianggap

sebagai kegiatan pariwisata yang berkelanjutan. Wood (2002) mengemukakan

bahwa kegiatan ekowisata berbeda dengan kegiatan pariwisata lain. Ekowisata

adalah sebagian dari sustainable tourism. Sustainable tourism adalah sektor

ekonomi yang lebih luas dari ekowisata yang mencakup sektor-sektor pendukung

kegiatan wisata secara umum, meliputi wisata bahari (beach and sun tourism),

wisata pedesaan (rural and agro tourism), atau perjalanan bisinis (business

travel).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

2

Kepariwisataan Wonosobo memiliki karakteristik alam dan budaya yang

sangat kuat sehingga diperlukan perhatian khusus terhadap ekowisata. Dibutuhkan

perumusan strategi pemasaran yang harus dijalankan untuk meningkatkan

kunjungan wisatawan di Wonosobo. Hal ini bertujuan untuk mencapai kegiatan

pariwisata yang berkelanjutan (sustainable).

Kegiatan pariwisata yang berkelanjutan (sustainable tourism development)

adalah pembangunan berkelanjutan yang dicapai melalui kepariwisataan.

Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan ekonomi yang berperspektif

jangka panjang, yang menyeimbangkan manfaat pembangunan ekonomi dengan

biaya lingkungan dan sosial. Seperti pembangunan berkelanjutan yang bertujuan

untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, pembangunan

kepariwisataan yang berkelanjutan juga bertujuan untuk mewujudkan

pertumbuhan kepariwisataan yang berkelanjutan (Dewi, 2011).

Dengan mengacu pada perumusan strategi pemasaran pariwisata yang

berbasis ekowisata, maka perlu kita melihat beberapa pernyataan yang

menggambarkan peluang pariwisata yang ada di Indonesia. Sebuah portofolio

produk wisata Kementrian Pariwisata menjelaskan bahwa secara umum

Pariwisata di Indonesia dibagi menjadi 3, antara lain dapat dijelaskan dalam

gambar berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

3

Gambar 1.1 Portfolio produk wisata Kementrrian Pariwisata

Sumber: Kemenpar, 2015

Dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa pariwisata yang berbasis

ekowisata memiliki tingkat persentase yang cukup besar dalam pembangunan

pariwisata yakni 45% dari 35% produk pariwisata yang berbasis dengan alam.

Akan tetapi yang perlu kita pahami disini bahwa di dalam perumusan strategi

pemasaran pariwisata yang bertanggung jawab (responsible tourism marketing)

dalam sebuah industri pariwisata merupakan penjabaran dari konsep

pengembangan kepariwisataan berkelanjutan (sustainable tourism development),

khususnya terkait dengan aspek-aspek dalam pemasaran pariwisata (Dewi, 2011).

Pemasaran yang bertanggung jawab secara umum juga dikenal dengan istilah

green marketing (Ottman, 1993) atau environmental marketing (Coddington,

1993). Hal ini menjelaskan bahwa strategi pemasaran ekowisata yang

berkelanjutan mencakup keseluruhan produk atau sektor pariwisata yang ada pada

gambar 1.1.

Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan di Indonesia.

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menargetkan 20 juta kunjungan perjalanan

wisatawan mancanegara dan 275 juta kunjungan perjalanan wisatawan nusantara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

4

pada tahun 2019. Dalam paparan Menteri Pariwisata Indonesia (Yahya, 2015),

sektor pariwisata adalah komoditi yang menyumbang devisa terbesar ketiga

setelah sektor perminyakan dan pertambangan. Menurut Damanik (2013) kegiatan

berwisata bukan lagi dimaknai semata-mata mengisi waktu luang (leisure) dan

mencari kesenangan (pleasure), tetapi juga untuk mencari pengalaman yang

beragam dan unik. Bahkan tren yang mulai terasa juga adalah adanya kegiatan

pariwisata ini menjadi ajang aktualisasi diri di dunia maya seperti media sosial

sebagai bagian dari gaya hidup yang baru bagi masyarakat modern saat ini.

Motivasi orang melakukan perjalanan wisata beragam, tren yang didapat

dari survei (www.tripadvisor, 2015) menunjukkan 69% orang berwisata karena

ingin mencoba hal yang baru. Destinasi alam seperti laut dan gunung menjadi

pilihan destinasi wisata, selain wisata budaya dan wisata kuliner. Seiring dengan

kemajuan ekonomi dan daya beli seseorang terjadi pergeseran kebutuhan dasar,

menjadi kebutuhan yang bersifat psikologis dan aktualisasi diri (Pitana, 2017).

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, Indonesia memiliki potensi yang

sangat besar dalam memenuhi kebutuhan psikologis masyarakat modern saat ini.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011

tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025,

Bab 1 Pasal 1 No. 4, destinasi pariwisata didefinisikan sebagai kawasan geografis

yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya

terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta

masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

Destinasi pariwisata berskala nasional disebut Destinasi Pariwisata Nasional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

5

(DPN). Pemerintah menetapkan 10 destinasi wisata prioritas yang dipetakan pada

Gambar 1.2.

Gambar 1.2 10 Destinasi Wisata Prioritas

Sumber: www.dephub.go.id

Dari 10 destinasi pariwisata prioritas tersebut di Indonesia, Wonosobo

adalah salah satu Kabupaten yang berada di sekitar Candi Borobudur. Jumlah

wisatawan Wonosobo mengalami kenaikan dari tahun 2012 hingga 2016 dilihat

dari total keseluruhan wisatawan yang berkunjung, meskipun wisatawan

mancanegara mengalami penurunaan setiap tahunnya.

Tabel 1.1 Capaian Kinerja Pelayanan Bidang Pariwisata Wonosobo

Indikator Kinerja

Pembangunan Daerah 2012 2013 2014 2015

2016

Wisatawan Nusantara 393.638 473.093 593.665 864.735 1.119.084

Wisatawan Mancanegara 19.089 10.335 7.294 5.056 1.491

Sumber: LPPD AMJ 2010-2015, LKPJ 2015 dan Renstra Tahun 2016-

2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

6

Wonosobo merupakan salah satu destinasi wisata unggulan Provinsi Jawa

Tengah bahkan Nasional. Perkembangan pariwisata Wonosobo ditopang oleh

kondisi geografis dan budaya seperti: wisata alam, sejarah, budaya, heritage,

kuliner dan lainnya. Wonosobo saat ini didominasi oleh kegiatan wisata alam,

khususnya yang berada di kawasan Pegunungan Dieng.

Gambar 1.3 Peta Administrasi Kab. Wonosobo

Sumber: www.kodim0707.mil.id

Terletak tepat di tengah Provinsi Jawa Tengah, Wonosobo merupakan

kabupaten dengan pandangan pegunungan yang indah. Wonosobo diapit dua

gunung muda yang masih aktif, yakni Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing

dengan ketinggian lebih dari 3000 mdpl. Dengan letak yang strategis tersebut,

Wonosobo memiliki potensi ekonomi, wisata dan pertanian yang begitu besar

dengan tanahnya yang subur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

7

Potensi wisata yang lengkap seperti wisata alam, religi, budaya, wisata

buatan hingga wisata dengan minat khusus membuat Wonosobo menjadi salah

satu Kabupaten dengan kunjungan wisatawan yang sangat populer hingga saat ini.

Sebuah data baru menggambarkan tentang besaran jumlah kunjungan wisatawan

di Wonosobo cukup baik meskipun mengalami penurunan dari tahun 2016. Di

tahun 2017 Laporan Kunjungan wisatawan yang datang ke Kabupaten Wonososbo

sebesar 1.099.432 wisatawan.

Wonosobo juga dianggap sebagai destinasi lanjutan bagi wisatawan usai

berkunjung dari Borobudur karena karena mudah dijangkau. Selain itu banyak

perusahaan travel yang mebuat paket perjalanan Borobudur dan Wonosobo.

Hingga saat ini, kawasan Pegunungan Dieng menjadi keunggulan destinasi wisata

Wonosobo meskipun beberapa di antaranya berada dalam wilayah Kabupaten

lain, yakni Banjarnegara.

Produk Pariwisata yang dimiliki oleh Wonosobo terdiri dari wisata alam,

budaya dan buatan.

1.1.1 Wisata Alam

Wisata alam merupakan segala macam jenis wisata yang menawarkan

alam sebagai daya tarik utamanya (Kartajaya and Nirwandar 2013). Terdapat

pemandangan pegunungan, danau, telaga, air terjun, permandian air panas dan

lembah sebagai daya tarik wisata alam di Wonosobo. Destinasi andalan

Wonosobo terpusat saat ini di kawasan Pegunungan Dieng, antara lain: puncak

sikunir, kawah sikidang, telaga warna, dan puncak gunung Prau.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

8

Gambar 1.4 Puncak Sikunir dan Telaga Warna

Sumber: www.disparbud.wonosobokab.go.id

Gambar 1.5 Kawah Sikidang dan Puncak Gunung Prau

Sumber: www.disparbud.wonosobokab.go.id

1.1.2 Wisata Budaya

Wonosobo kaya akan wisata budaya. Wisata budaya termasuk di dalamnya

adalah souvenir, pertunjukan tarian, kerajinan tangan, makanan, musik, dan

lainnya (Kartajaya and Nirwandar 2013). Selain Kekayaan alam yang dimiliki,

Wonosobo juga memiliki kekayaan budaya yang sangat kuat dan unik,

diantaranya yaitu “Upacara Cukur Rambut Gimbal” yang merupakan bagian dari

acara dieng culture festival (kegiatan Pariwisata Kabupaten Banjar Negara) yang

diselenggarakan setiap tahun di area Candi Arjuna. Selain itu, Wonosobo juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

9

memiliki tradisi kebudayaan lain seperti, selokromo, upacara pengambilan air

tujuh rupa, tradisi tenongan suran giyanti, boyong kedathon dan ritual Birat

sengkala tradisi larung sukerto.

Gambar 1.6 Iklan Dieng Culture Fastival Tahun 2014

Sumber: www.disparbanjarnegara.com

Dieng Culture Festival adalah kegiatan pariwisata milik Banjarnegara.

Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Wonosobo tepatnya di kawasan

Pegunungan Dieng. Beberapa destinasi yang dimiliki Banjarnegara berdampingan

langsung dengan milik Wonosobo seperti Candi Arjuna. Khusus untuk

kebudayaan, ‘upacara pemotongan rambut gimbal’ sebenarnya merupakan

kebudayaan dua kabupaten tersebut, akan tetapi kegiatan kebudayaan yang

dilakukan setiap tahun tersebut diselenggarakan oleh Banjarnegara.

Dieng Cultur Festival saat ini merupakan kegiatan kepariwisataan

unggulan yang selalu berhasil menarik banyak wisatawan berkunjung ke

Pegunungan Dieng. Kegiatan ini pada akhirnya menjadi brand pariwisata

Banjarnegara, meskipun Wonosobo juga mendapatkan keuntungan secara tidak

langsung dari kegiatan ini. Akan tetapi, hal ini menjadi kerugian bagi kegiatan

pariwisata Wonosobo karena tidak berhasil melestarikan dan mengembangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

10

salah satu tradisi kebudayaan yang dimilikinya yaitu ‘upacara pemotongan rambut

gimbal’.

Hal ini menandakan bahwa kegiatan kepariwisataan Wonosobo relatif

lambat sehingga diperlukan perhatian khusus untuk perumusan strategi dalam hal

pemasaran pariwisata yang berbasis ekowisata. Karena ekowisata dapat menjadi

image yang kuat bagi kegiatan kepariwisataan Wonosobo.

Gambar 1.7 Kompleks Candi Arjuna dan Ritual Pencukuran Rambut

Gimbal

Sumber: www.disparbanjarnegara.com

Gambar 1.8 Pelepasan Lampion

Sumber: www.disparbanjarnegara.com

Wonosobo juga dikenal sebagai Kabupaten seribu budaya yang setiap

kecamatan memiliki kesenian yang bervariasi, salah satunya yaitu kecamatan

Mojotengah yang melestarikan sebuah tari tradisi yaitu tari Topeng Lengger. Tari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

11

ini biasanya diadakan saat musim panen, musim tanam, dan hari-hari penting

seperti hari raya, syukuran desa, hajatan dan bahkan ruwat gembel.

Selain itu, Wonosobo juga memiliki makanan dan minuman khas yang

dapat menjadi oleh-oleh bagi wisatawan seperti Carica, Purwaceng, Mie Ongklok

Tempe Kemul dan lain-lain. Semua makanan dan minuman di atas dibuat

langsung oleh masyarkat Wonosobo secara home industri dibawah bimbingan dan

pengawasan Dinas UMKM Wonosobo.

1.1.3 Wisata Buatan

Gambar 1.9 Kebun Teh Tambi

Sumber: www.wisatajateng.com

Gambar 1.10 Permandian Kalianget

Sumber: www.wisatajateng.com

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

12

Wisata buatan manusia yang terkenal di Wonosobo yaitu Kebun teh tambi

dan permandian kalianget. Selain itu, masih banyak lagi wisata buatan yang

dimiliki Wonosobo antara lain: Arung jeram Begaluh dan Sedayu Waduk

Wadaslintang.

Wonosobo tidak termasuk ke dalam 10 destinasi uggulan Indonesia, akan

tetapi hal yang perlu diperhatikan adalah tentang strategi pemasaran bagi potensi

wisata yang dimiliki dan diharapkan mampu menjadi saran produksi unggul bagi

Negara. Strategi pemasaran yang akan dilakukan dan diimplementasikan sesuai

dengan persiapan dan perkembangan Wonosobo mengenai aksesibilitas, amenitas,

dan masyarakatnya. Jadi, untuk dapat bersaing diindustri pariwisatta saat ini,

pengembangan pariwisata Wonoobo sekiranya dapat mengembangkan nilai-nilai

yang bertanggung jawab (sustainable) melalui strategi pemasaran pariwisata yang

tepat.

Berdasarkan penelitian UNEP (United Nations Environmental

Programme) dan WTO (World Tourism Organization) 2005, tren atau

kecenderungan wisatawan dunia untuk memilih destinasi wisata yaitu adanya

kekhawatiran yang meningkat akan keselamatan diri wisatawan dan mengatakan

bahwa pantai yang kotor dan laut yang terpolusi menjadi pertimbangan utama

mareka serta pertimbangan akan tingkat kriminalitas dan polusi udara menjadi

epidemik di destinasi yang dipilih. Selain itu ketertarikan wisatawan pada

pengalaman berwisata uyang beragam yang meliputi lingkungan alam dan situs

budaya dan sejarah yang terpelihara akan menjadi pertimbangan utama dalam

menentukan pengalaman baik bagi wisatawan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

13

Strategi pemasaran yang perlu diimplementasikan adalah strategi

pemasaran yang berorientasi pada kebutuhan pasar dan didorong oleh nilai-nilai

(values driven). Pemasar harus dapat mendekati konsumen sebagai manusia utuh

yang memiliki pikiran, perasaan, dan jiwa (mind, heart, spirit). Tidak cukup

hanya pemenuhan fungsional dan emosional, tetapi juga pemenuhan kebutuhan

spiritual manusia. Pariwisata pada level ini sangat bersifat personal, bukan lagi

mass tourism, dimana ketertarikan setiap pribadi untuk mengaktuliasasi diri serta

mampu terlibat langsung (engange) (Florentina, 2017). Seperti yang dikatakan

dalam Tourism Marketing 3.0 turning tourist to advocate, wisatawan akan meng-

advocate orang-orang di sekitarnya, bahkan manusia di belahan dunia lainnya

untuk mengunjungi objek destinasi yang sangat berkesan baginya (Kartajaya dan

Nirwandar, 2013). Dan bisa saja dilakukan dengan cara menuliskan ulasan pada

media sosial, website, maupun blog pribadinya.

Sebenarnya image yang dibangun oleh Wonosobo sudah cukup kuat,

misalkan ketika dilakukan penelusuran di internet (google) tentang Dieng maka

yang akan muncul adalah Wonosobo, begitupun juga ketika kita melakukan

penelusuran tentang Wonosobo maka yang akan muncul adalah kawasan

Pegunungan Dieng. Hal ini menandakan bahwa dalam hal pemasaran pariwisata,

Wonosobo sudah memiliki peluang yang besar untuk mengembangkan branding

yang sudah terjadi antara Wonosobo dan Dieng.

1.2 Rumusan Masalah

Wonosobo yang memiliki banyak potensi wisata yang berbasis Ekowisata

ternyata belum banyak dikunjungi oleh wisatawan. Hal ini kemudian menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

14

stimulun (penyebab/perangsang) bagi pemangku kepentingan yang ada di

Wonosobo untuk merumuskan strategi pemasaran yang harus dilakukan untuk

memasarkan destinasi wisata Wonosobo yang berbasis ekowisata (ecotourism).

Untuk dapat bertahan dalam persaingan dalam industri pariwisata,

Wonosobo harus memiliki strategi pemasaran pariwisata yang tepat untuk

meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Wonosobo meningkat. Oleh

karena itu, Pemerintah Kabupaten dan pemangku kepentingan pariwisata di

Wonosobo harus melihat kondisi secara actual saat ini mengenai potensi destinasi

wisata yang berbasis ekowisata.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian singkat di atas, maka penulis menyusun beberapa

pertanyaan sebagai berikut:

1.3.1 Apa saja potensi pariwisata berbasis ekowisata yang dimiliki oleh

Wonosobo?

1.3.2 Bagaimana strategi pemasaran yang sudah diterapkan oleh pemerintah dan

penyedia jasa wisata di Wonosobo dalam industri pariwisata berbasis

ekowisata?

1.3.3 Apa pertimbangan wisatawan saat memilih dan menentukan destinasi

wisata berbasis ekowisata?

1.3.4 Strategi pemasaran apakah yang harus dterapkan untuk Wonosobo sebagai

destinasi wisata berbasis ekowisata?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

15

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah merumuskan strategi pemasaran dengan

menganalisis pertimbangan wisatawan saat memilih dan menentukan destinasi,

menganalisis preferensi sumber informasi, menganalisis image destinasi

Wonosobo, dan menganalisis user experience terhadap Wonosobo. Untuk

merumuskan strategi pemasaran berdasarkan analisis Segmenting, Targeting, dan

Positioning (STP) dan analisis bauran pemasaran, secara rinci strategi pemasaran

yang dirumuskan adalah sebagai berikut:

1.4.1 Merancang strategi pemasaran berdasarkan Segmenting, Targeting, and

Positioning (STP) untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke

Wonosobo.

1.4.2 Merancang strategi pemasaran yang diimplementasikan dalam bauran

pemasaran pariwisata yaitu product, place, price, promotion, people,

packaging, programming dan partnership (8P) untuk mengembangkan

pariwisata Wonosobo yang berkelanjutan (sustainable tourism

development).

1.5 Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Bab pendahuluan merupakan bab yang meliputi uraian singkat

mengenai latar belakang masalah (konsep wisata dan profil

pariwisata), rumusan masalah pertanyaan penelitian dan tujuan

penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

16

Bab II Landasan Teori

Bab ini diuraikan mengenai konsep wisata yang berbasis

ekowisata, definisi pemasaran pariwisata dan strategi pemasaran

pariwisata yang berbasis ekowisata.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini berisi metode penelitian yang meliputi uraian mengenai

ruang lingkup penelitian, metode pengumpulan data termasuk

pertanyaan wawancara dan kuesioner, serta metode analisis data.

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang dilakukan dengan

metode trianggulasi dengan konten analisis STP dan 8P selain itu

dilakukan juga Analisis terhadap citra Wonosobo.

Bab V Perumusan Strategi Pariwisata Berbasis Ekowisata

Bab ini akan diuraikan beberapa rekomendasi strategi yang bisa di

terapkan dalam pengembangan pariwisata di Wonosobo.

Rekomendasi strategi ini disesuaikan dengan hasil analisis pada

bab IV.

Bab VI Kesimpulan dan Saran

Bab ini akan menyimpulkan seluruh Bab yang telah dibahas

sebelumnya serta saran mengenai beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam pengembangan kepariwisataan di Wonosobo.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

17

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Pariwisata Berbasis Ekowisata

2.1.1 Pariwisata

Pariwisata menurut United Nations World Tourism Organization

(UNWTO) adalah kegiatan bepergian keluar dan tinggal di tempat di luar

lingkungan mereka, tidak lebih dari satu tahun untuk bersantai, keperluan bisnis,

dan tujuan lainnya. Industri pariwisata saat ini merupakan growth market yang

mendorong pertumbuhan ekonomi regional. Hal ini terlihat dari peningkatan

perjalanan pariwisata dari tahun ke tahun yang tidak banyak terpengaruh oleh

krisis ekonomi global. Ketika terjadi krisis ekonomi global, wisatawan tetap

melakukan perjalanan wisata, namun mengalami perubahan pilihan destinasi,

wisatawan memilih melakukan perjalanan wisata yang dekat dengan rumah,

fenomena ini disebut staycation (Papatheodorou, 2014).

Wisata budaya, alam dan buatan manusia jika dilihat dari jenisnya, maka

produk wisata terdiri dari tangible product dan intangible product. Tangible

product merupakan kondisi yang terlihat dan nyata pada destinasi. Sedangkan

intangible product berupa budaya dan sejarah di destinasi itu.

Konsumen dalam industri pariwisata adalah wisatawan. Menurut

UNWTO, wisatawan (traveler) dapat dibedakan menjadi beberapa kategori

berdasarkan motivasi kunjungan dan lama kunjungan (Holloway, 2009). Motivasi

orang berwisata dapat didefinisikan sebagai berikut (Schaar, 2013):

Para wisatawan memiliki motivasi yang berbeda-beda untuk mengunjungi

suatu destinasi yang semakin beragam, mereka mencari lebih banyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

18

menemukan pengalaman baru dari pada menikmati hiburan pada liburan

mereka. Kecenderungan ini mempengaruhi jenis berwujud dan tidak

berwujud yang dicari oleh wisatwan tertentu. Dalam hubungannya

dengan preferensi untuk menemukan lebih dari kepuasan diri. Konsumen

saat ini adalah 'aspiratif' karena mereka mencari aktualisasi diri dalam

pilihan perjalanan mereka.

Selain wisatawan, ada empat komponen utama yang harus diperhatikan

dalam pariwisata, yaitu attraction, accessibility, amenity, dan ancillary (4A).

Atraksi merupakan produk yang ada di suatu destinasi wisata. Atraksi ini berupa

produk wisata alam, budaya, dan buatan manusia. Komponen kedua adalah

aksesibilitas, yaitu infrastruktur yang tersedia di destinasi wisata. Infrastruktur

meliputi sarana transportasi yaitu jalan raya, bandar udara, pelabuhan, dan

ketersediaan alat transportasi. Kemudian komponen ketiga adalah amenitas, yaitu

fasilitas pendukung pariwisata di destinasi itu, meliputi akomodasi, tempat makan,

fasilitas kesehatan, tempat ibadah, Automatic Teller Machine (ATM), dan lainnya.

Komponen keempat dalam pariwisata adalah ancillary (Holloway, 2009).

Ada kategori lebih lanjut dari berbagai layanan pariwisata yang layak

untuk diperhatikan lebih ini. Kita dapat menyebutnya layanan tambahan -

ini disediakan baik untuk turis atau ke penyedia jasa wisata. Masing-

masing akan ditangani secara bergiliran.

Services yang dimaksud adalah pelayanan yang mendukung kegiatan

pariwisata. Contohnya ketersediaan pemandu wisata, asuransi perjalanan,

ketersediaan money changer, adanya travel consultant, dan lainnya.Pariwisata

juga dapat dijelaskan sebagai suatu system. Menurut Goeldner and Richie (2006)

dalam Cathy (2008) dalam bukunya Tourism Marketing: An Asia Pacific

Perspective mengatakan;

Pariwisata sebagai suatu system adalah sebuah proses, aktivitas dan hasil

yang muncul dari adanya hubungan dan interaksi antara wisatawan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

19

supplier pariwisata, pemerintah, tuan rumah, masyarakat dan lingkungan

sekitar yang menarik wisatawan.

Sedangkan Mill dan Morison (1998) menggambarkan pariwisata sebagai

suatu sistem dengan empat elemen atau variabel: permintaan (demand), perjalanan

(travel), destinasi (destination) dan pemasaran (marketing). Empat komponen

tersebut saling tergantung dan mempengaruhi sehingga sistem dapat berjalan

dengan baik (Cathy, 2008). Bila digambarkan sebagai suatu model, elemen

permintaan dapat disamakan dengan daerah asal wisatawan atau Tourist

Generating Countries (TGC) sedangkan destinasi dapat disamakan dengan daerah

tujuan wisata atau Tourist Destination Countries (TDC) yang merupakan daerah

tujuan bagi wisatawan. Sedangkan elemen perjalanan (travel) dan pemasaran

(marketing) adalah penghubung antara TGC dan TDC (Sudiarta, 2014).

2.1.2 Pariwisata yang Berkelanjutan (Sustainable Tourism)

Pariwisata salah satu industri yang berkembang sangat cepat dan menjadi

sumber pendapatan bagi banyak negara. Pariwisata juga membantu merevitalisasi

ekonomi lokal dengan menyediakan banyak kesempatan lapangan kerja. Meski

demikian, seperti halnya pembangunan, pariwisata juga dapat menimbulkan

banyak permasalahan, seperti ketimpangan sosial, kehilangan warisan budaya,

ketergantungan ekonomi dan kerusakan ekologi. Belajar dari kondisi ini maka

wisatawan mulai mencari liburan yang lebih bertanggung jawab. Termasuk

didalamnya adalah wisata yang berkelanjutan, seperti wisata alam dan wisata

budaya (Fatimah, 2013). Wisata yang berkelanjutan adalah wisata yang

menghargai penduduk lokal ataupun pendatang, warisan budaya dan lingkungan

(Fien, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

20

Pariwisata yang berkelanjutan (Sustainable Tourism) adalah suatu model

pembangunan yang memenuhi kebutuhan namun tetap memberikan manfaat bagi

generasi mendatang. Dalam konteks keseimbangan pembangunan ini mengandung

makna adanya harmoni antara kepentingan ekonomi, sosial dan juga lingkungan.

Sehingga konsep ini sangat cocok diadopsi dalam pembangunan pariwisata,

khususnya pemasaran pariwisata, karena adanya perubahan paradigma green

tourism, green tourist dan juga green destination.

2.1.3 Ekowisata (Ecotourism)

Ekowisata merupakan kegiatan wisata yang sementara ini dianggap

sebagai kegiatan pariwisata yang berkelanjutan. Kegiatan ekowisata berbeda

dengan kegiatan pariwisata lain. Ekowisata adalah sebagian dari sustainable

tourism. Sustainable tourism adalah sektor ekonomi yang lebih luas dari

ekowisata yang mencakup sektor-sektor pendukung kegiatan wisata secara umum,

meliputi wisata bahari (beach and sun tourism), wisata pedesaan (rural and agro

tourism), atau perjalanan bisinis (business travel) (Wood, 2002).

Menurut The International Ecotourism Society atau TIES (1991),

ekowisata adalah perjalanan wisata ke wilayah-wilayah alami dalam rangka

mengkonservasi atau menyelamatkan lingkungan dan memberi penghidupan

penduduk lokal. Menurut Yoeti (2000), ekowisata merupakan jenis pariwisata

yang berwawasan lingkungan, artinya melalui aktifitas yang berkaitan dengan

alam, wisatawan diajak melihat alam dari dekat, menikmati keaslian alam dan

lingkungannya sehingga membuatnya tergugah untuk mencintai alam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

21

Sementara itu United Nations Commission on Sustainable Development

(dalam siding sesi ke 8 tahun 2000) menyatakan bahwa ekowisata adalah

sustainable tourism yang:

1. Menjamin partisispasi yang setara, efektif dan aktif dari seluruh stakeholder,

2. Menjamin partisipasi penduduk lokal menyatakan Iya atau tidak dalam

kegiatan pengembangan masyarakat, lahan dan wilayah,

3. Mengangkat mekanisme penduduk lokal dalam hal kontrol dan pemeliharaan

sumber daya.

Secara konsepsual, ekowisata merupakan suatu konsep pengembangan

pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya

pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam pengelolaan sehingga memberi manfaat ekonomi kepada

masyarakat setempat. Beaumont (1998) menggunakan tiga prinsip yang

digambarkan dalam bagan berikut:

Gambar 2.1 Prinsip-prinsip Ekowisata

Sumber: www.researchgate.net

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

22

Fennel dalam Dowling dan Page (2002) membagi dimensi dan spectrum

ekowisata ke dalam hard ecotourism dan soft ecotourism dengan karakteristik

masing-masing dimensi terurai sebagai berikut:

1. Hard Ecotourism

a. Merupakan tipe ideal aktifitas ekowisata.

b. Pesertanya adalah kalangan yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap

prinsip-prinsip sustainability seperti environmentalist, botanist atau ecologist.

c. Mengutamakan keterlibatan yang mendalam dan personal dengan alam.

d. Wilderness setting, lingkungan alam yang masih belum terjamah.

e. Masih adanya keterbatasan baik dalam hal aksesibilitas, pelayanan maupun

fasilitas.

2. Soft Ecotourism

a. Biasanya dalam jangka waktu yang pendek.

b. Interaksi tak langsung dengan alam, dengan media dan perantara.

c. Multipurpose tourism experience.

d. Tingkat komitmen dengan alam tidak terlalu kuat.

e. Pesertanya adalah tidak memiliki komitmen yang terlalu kuat dengan alam,

namun memiliki apresiasi terhadap atraksi dan terbuka untuk belajar mengenai

sustainability dan isu-isu yang terkait.

f. Less natural setting.

g. Memberikan pelayanan dan fasilitas tingkat tinggi.

Berdasarkan definisi, konsep, prinsip-prinsip serta dimensi yang ada pada

ekowisata di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ekowisata adalah kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

23

perjalanan wisata yang dikemas secara professional, terlatih dan memuat unsur

pendidikan, sebagai suatu sektor/usaha ekonomi, yang mempertimbangkan

warisan budaya, partisipasi dan kesejahteraan penduduk lokal serta upaya-upaya

konservasi sumber daya alam dan lingkungan (Nogroho, 2015).

2.2 Definisi Pemasaran Pariwisata Berbasis Ekowisata

Pemasaran destinasi biasanya dilekatkan dengan strategi yang berorientasi

pertumbuhan dan berfokus pada penciptaan citra, periklanan dan promosi

penjualan yang bertujuan pada penigkatan jumlah kunjungan wisatawan domestik

maupun internasional. Akan tetapi, pembangunan kepariwisataan dunia dan

Indonesia mengamanatkan adopsi etos dan prinsip pemasaran pariwisata yang

bertanggung jawab (Responsible Tourism Marketing) (Dewi, 2011).

Untuk merealisasikam etos dan prinsip pemasaran pariwisata di atas,

Pemerintah Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Republik

Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) Tahun 2010-2025. Dalam PP disebutkan

bahwa kepariwisataan adalah seluruh kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan

bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan

setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat,

sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah, dan pengusaha. PP Nomor 50

Tahun 2011 ini membahas tentang pembangunan kepariwisataan nasional,

pembangunan Daerah Pariwisata Nasional (DPN), pembangunan pemasaran

pariwisata nasional, pembangunan industri pariwisata nasional, pembangunan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

24

kelembagaan kepariwisataan nasional, dan indikasi program pembangunan

kepariwisataan nasional.

Pemasaran pariwisata dalam PP Nomor 50 Tahun 2011 dijelaskan sebagai

serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan,

produk wisata dan mengelola relasi dengan wisatawan untuk mengembangkan

kepariwisataan dan seluruh pemangku kepentingannya. Pemasaran memegang

peranan penting dalam pengembangan pariwisata, namun pemasaran ini harus

bertanggaung jawab untuk menciptakan pengembangan pariwisata yang

berkelanjutan (sustainable tourism development). Pemasaran pariwisata yang

bertanggung jawab (responsible tourism marketing) adalah menyeimbangkan

kebutuhan wisatawan dengan perlindungan sumber daya sosial, budaya, dan

lingkungan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal (Dewi, 2011). Hal

ini sesuai dengan konsep Triple Bottom Line yang dicetuskan oleh John Elkington

pada tahun 1994, menjadi dasar pemasaran pariwisata yang bertanggung jawab.

Triple bottom line terdiri dari 3P, yaitu planet (lingkungan), people

(sosial), dan profit (ekonomi). 3P akan diimplementasikan dalam bauran

pemasaran pariwisata. Gambar 2.2 menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan

kekayaan alam untuk pariwisata maka dapat menghasilkan manfaat ekonomis bagi

daerah itu, namun pertumbuhan ekonomi harus tetap memperhatikan nilai-nilai

sosial. Selain itu, harus ada keseimbangan antara pemanfaatan kekayaan alam

dengan perubahan nilai sosial. Perkembangan pariwisata tidak hanya berfokus

pada pertumbuhan ekonomi, namun tetap memperhatikan keseimbangan alam dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

25

nilai-nilai sosial di destinasi wisata tersebut. Triple bottom line salah satunya bisa

diwujudkan melalui ekowisata (Ceballos-lascurain, 2006).

”Ecotourism is environmentally responsible travel and visitation to

relatively undisturbed natural areas, in order to enjoy, study and

appreciate nature, to promotes conservation, has low negative visitor

impact, and provides for beneficially active socio-economic involvement of

lokal populations”

Gambar 2.2. Triple Bottom Line

Sumber: www.sustainabletourismonline.com

2.3 Strategi Pemasaran Pariwisata Berbasis Ekowisata

2.3.1 Definisi Strategi Pemasaran Pariwisata Secara Umum

Strategi pemasaran adalah suatu cara untuk memperkenalkan, menarik,

menyadarkan, dan membuat konsumen tertarik terhadap suatu produk. Menurut

Kotler, strategi pemasaran terdiri dari segmentation, targeting, dan positioning

(STP). Dengan STP, pemasar dapat menjual produknya secara tepat karena

mengetahui target calon konsumen dari segmentasi dan bagaimana konsumen

melihat produk tersebut di pasar dibandingkan dengan produk wisata lain. Strategi

pemasaran yang efektif adalah strategi pemasaran yang berorientasi pada pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

26

pasar, market-driven strategy. Dengan market-driven strategy, pemasar dapat

menentukan target konsumen secara tepat dan menentukan posisi produknya di

pasar, termasuk mengikuti perubahan customer journey. Perkembangan

tekonologi menyebabkan customer journey berubah menjadi 5A, yaitu Awareness,

Appeal, Ask, Act, dan advocate. Dalam fase advocate, konsumen menceritakan

kembali pengalaman mereka saat mencoba barang atau jasa, biasanya dilakukan

melalui media sosial, website, atau blog (Kartajaya, 2013).

Fokus dalam hal pemasaran sangat penting dilakukan, sehingga diperlukan

tahap-tahap dalam penentuan strategi pemasaran. Tahap yang pertama yang harus

dilakukan yaitu strategi pemasaran segmentasi, yaitu membagi konsumen ke

dalam kelompok homogen, konsumen yang memilki kesamaan kebutuhan.

Penentuan segmentasi pasar dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan, yaitu generic

segmentation, product type segmentation, dan product varian segmentation.

Dengan tiga tingkatan segmentasi, maka pemasar akan lebih mudah menentukan

target pasar.

Dalam melakukan segmentasi, pemasar perlu melakukan identifikasi

segmen, kemudian melihat respon dari setiap segmen supaya dapat menentukan

strategi pemasaran yang berbeda di setiap segmennya. Ada beberapa parameter

yang dapat digunakan untuk menentukan segmentasi, yaitu:

1. Geografis: Negara, Kota atau wilayah tertentu.

2. Demografi: umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, penghasilan, agama,

status perkawinan, suku dan lain-lain.

3. Psikografi: kelas sosial, kepribadian dan gaya hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

27

4. Tingkah laku: pengetahuan / sikap konsumen terhadap produk

Setelah melakukan segmentasi, tahap kedua dalam strategi pemasaran

targeting. Targeting adalah mengevaluasi dan memilih satu atau beberapa

segmenyang sesuai dengan produk yang ditawarkan. Pemasar harus mengetahui

value opportunities dan capability/segment match untuk menentukan target pasar

dari segmentasi yang ada. Targeting berdasarkan product differentiation akan

menghasilkan target pasar yang spesifik.

Tahap ketiga adalah positioning yaitu menentukan suatu hal yang berbeda

dari produk yang ditawarkan dibandingkan dengan produk lain di pasar.

Positioning bisa berhasil jika memiliki Points-of-Difference (PODs) yaitu atribut

atau keunikan dari suatu produk yang identik dan tidak dimiliki oleh produk lain.

Dalam industri pariwisata, atribut ini bisa berupa ikon. Jika tidak memiliki

keunikan yang khas, sulit untuk sebuah ikon bertahan lama. Biasanya hanya akan

bertahan selama beberapa tahun, namun tidak mampu menciptakan sustainability.

Kebanggaan akan muncul atas ikon ini sehingga tidak hanya menarik wisatawan

internasional, tetapi juga menarik wisatawan domestik secara bersamaan

(Kartajaya, 2013).

Untuk menentukan positioning yang efektif, maka pemasar harus

mengetahui target pasar dan kompetitor dari produk itu. Kemudian menggunakan

POD sebagai referensi untuk melakukan branding dari produk yang ditawarkan.

Dengan kuatnya differentiation dan positioning, maka brand akan terangkat

dengan sendirinya. The American Marketing Association (Kotler, 2012)

mendefinisikan sebuah brand:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

28

Sebagai nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi dari

mereka, dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari satu

penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari pesaing.

Dalam suatu brand harus mengandung image dan keunikan dari produk

tersebut, juga bersifat mengenalkan dan menyampaikan pesan. Ketika suatu

destinasi memiliki brand, maka konsumen akan mudah mengingat destinasi

tersebut. POD merupakan poin penting dalam pembentukan destination branding.

Dikatakan dalam www.brandingmagazine.com (Morgan, 2002) yang membahas

tentang destination branding:

Di pasar pariwisata yang kompetitif, tujuan wisata harus membangun

citra merek yang positif dan kuat, yang berasal dari asosiasi citra yang

kognitif, unik, dan afektif, untuk meningkatkan pengunjung yang berulang

dan untuk menarik wisatawan baru ke destinasi

Dengan adanya destination branding, maka kesadaran wisatawan akan

suatu destinasi akan terbentuk (awareness), wisatawan mengenal destinasi itu.

Dari awareness ini akan muncul ketertarikan (interest). Wisatawan akan mulai

mencari tahu tentang destinasi ini sehingga muncul keinginan (desire) untuk

mengunjungi. Pada akhirnya wisatawan akan datang ke tempat tersebut (action).

Untuk menggambarkan tahapan keberhasilan suatu branding digunakan model

AIDA seperti yang ditunjukkan pada Gambar di bawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

29

Gambar 2.3. AIDA

Sumber: Manajemen Pemasaran Edisi 13, 2008, hal. 234

Selain dari penggunaan model AIDA untuk mengukur tahap keberhasilan

sebuah branding, segmentasi pasar berdasarkan gaya hidup atau VALS (value,

Activities and Lifestyles) adalah dasar pembagian pasar yang paling relevan

digunakan dalam memasarkan destinasi pariwisata yang berbasis pada nilai-nilai

keberlanjutan (sustainable).

Segmentasi dalam perilaku menggolongkan wisatawan berdasarkan

kesamaan pengetahuan, sikap, tingkat penggunaan, maupun respon terhadap suatu

produk. Segmentasi gaya hidup juga sering dikatakan sebagai segmentasi berbasis

karakteristik psikografis yang menghasilkan kelompok-kelompok konsumen

(wisatawan) yang mempunyai gaya, cara dan selera berwisata yang berbeda

(Dewi, 2011).

Sasaran utama dalam segmentasi gaya hidup terhadap jenis dan tipe

konsumen/wisatawan untuk menentukan destinasi wisata yang berbasis ekowisata

adalah konsumen ‘hijau’ pada umumnya dan wisatawan budaya (cultural tourists)

atau wisatawan yang mengunjungi destinasi alam dan budaya (geo tourists). Hal

ini menjadi trend dan wisatawan jenis ini semakin banyak dan jumlahnya tumbuh

relatif pesat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

30

2.3.2 Pemasaran Pariwisata yang Bertanggung Jawab (Responsible Tourism

Marketing)

Pemasaran pariwisata yang bertanggung jawab sering juga disebut sebagai

upaya memasarkan produk-produk wisata yang berkelanjutan. Produk-produk

wisata yang berkelanjutan didefinisikan sebagai produk wisata yang bertanggung

jawab kepada lingkungan, adil secara sosial dan layak secara ekonomis sehingga

pengguna produk sekarang bisa memenuhi kebutuhannya tanpa mengorbankan

saran produksi atau kebutuhan generasi yang akan datang. Pengembangan produk

wisata yang berkelanjutan merupakan antithesis produk wisata massal, dimana

dampak pada sumber daya alam dan sosial budaya tidak diperhitungkan.

Pengembangan kepariwisataan yang demikian juga dikenal sebagai community-

based touris, eco-tourism, responsible tourism, environmentally-friendly tourism,

ataupun minimum- impact tourism (Dewi, 2011).

Sustainable tourism mendasari semua konsep tersebut dan memastikan

keseimbangan antara manfaat ekonomis, dampak pada lingkungan dan

perlindungan daya budaya. Akan tetapi, pemasaran yang berkelanjutan melibatkan

semua proses, baik secara strategis maupun taktis, yang dilakukan dalam

pemasaran pariwisata, mulai dari analisis pasar, segmentasi, targeting dan

positioning yang dilandasi oleh nilai sebagai etos dan prinsip berkelanjutan

(Dewi, 2011). Pemasaran pariwisata yang bertanggungjawab menambahkan

prinsip-prisip keberlanjutan sebagai variabel dalam standar pengambilan

keputusan pemasaran. Akan tetapi variabel ini unik dan istimewa karena ia hadir

dimana dan kapan saja, sebagai latar belakang saat semua pengambilan keputusan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

31

strategik dilakukan (Coddington, 1993). Semua keputusan dalam pemasaran

pariwisata, seperti pengembangan produk, promosi dan upaya pemasaran untuk

menarik dan memnangkan loyalitas wisatawan harus memasukkan prinsip-prinsip

tersebut.

Penerapan strategi pemasaran yang bertanggungjawab mempunyai dua

tujuan (Ottman, 1993) yaitu mengembangkan produk yang menyeimbangkan

kebutuhan konsumen akan kualitas, harga terjangkau dan kenyamanan dengan

perlindungan sumberdaya lingkungan, sosial dan budaya. Selanjutnya yaitu

menciptakan citra kualitas tinggi, yang juga meliputi sensitivitas terhadap

lingkungan dan rekam jejak pemeliharaan lingkungan untuk produk wisata yang

dikembangkan suatu destinasi.

Untuk mengintegrasikan keputusan-keputusan pemasaran dengan prinsip-

prinsip pemasaran pariwisata yang bertanggung jawab, elemen-elemen utama

pemasaran harus secara langsung merespon tiga isu penting dalam prinsip-prinsip

pemasaran pariwisata ini (Dewi, 2011):

a. Perncanaan strategi pemasaran yang meliputi analisis segmen pasar, penetapan

pasar sasaran dan pemosisian produk wisata harus didasarkan pada prinsip

tersebut.

b. Pembentukan citra destinasi didasarkan pada upaya untuk mewujudkan

reputasi destinasi dalam hal pemenuhan hak-hak wisatawan, pelibatan

komunitas dan perlindungan (gambar 2.4).

c. Perencanaan dan penetapan strategi bauran pemasaran (marketing mix) harus

didasarkan pada prinsip-prinsip pemsaran pariwisata yang bertanggungjawab.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

32

Gambar. 2.4. Pembentukan Citra/Reputasi Pariwisata Indonesia

Sumber: Responsble Tourism Marketing, 2011, hal. 22

2.3.3 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Dalam pemasaran dikenal sebuah konsep bauran pemasaran atau yang

lebih dikenal dengan marketing mix. Marketing mix adalah serangkaian unsur

pemasaran yang dapat dikuasai oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya

(Kotler, 2012). Marketing mix merupakan implementasi dari strategi pemasaran

STP.

Unsur marketing mix yang utama terdiri dari 4P, yaitu product, place,

price, dan promotion. Kemudian berkembang menjadi 7P, dengan penambahan

people, physical evidence dan proccess. Dalam industri pariwisata terdapat 8P

yaitu product, place, price, promotion, packaging, programming, people, dan

partnership (Pomering, 2009). Keempat tambahan marketing mix dalam

pariwisata digunakan pemasar untuk menciptakan inovasi sehingga dapat menarik

wisatawan dengan customer experience yang diperoleh. Berikut definisi dari

masing-masing bauran pemasaran dalam pariwisata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

33

2.3.3.1 Product

Merupakan objek intangible ataupun tangible yang dipasarkan kepada

konsumen, bisa berupa barang maupun jasa. Produk pariwisata berupa daya tarik

wisata itu sendiri dengan komponen 4A yang ada di destinasi wisata. Contohnya

adalah sebuah destinasi wisata dengan pemandangan indah akan memiliki nilai

jual yang tinggi dengan kemudahan akses, ketersediaan listrik, penginapan,

tempat makan, dan jasa pendukung layanan pariwisata.

2.3.3.2 Price

Harga dikendalikan oleh produsen, namun harus berorientasi pada pasar.

Supaya terjadi suatu transaksi, harga harus sesuai antara konsumen dan penyedia

produk. Harga menentukan positioning produk di pasar. Destinasi wisata dengan

biaya transportasi dan penginapan mahal bias menyebabkan positioning destinasi

wisata itu sebagai wisata untuk segmen kelas menengah ke atas. Sedangkan

destinasi wisata yang murah dari sisi transportasi dan akomodasi segmen pasarnya

menjadi lebih luas, yaitu mass tourism. Harga mempengaruhi persepsi wisatawan

terhadap value-for-money.

2.3.3.3 Place

Place berhubungan dengan distribusi, tempat dimana calon konsumen bisa

mendapatkan produk tersebut. Contohnya dalam industri pariwisata adalah travel

agent, institusi atau channel lain yang mempermudah wisatawan untuk pergi ke

suatu destinasi. Distribusi produk wisata sangat beragam, terutama dengan

kemajuan TIK yang menyebabkan banyak munculnya channel distribusi online

dan juga website yang dikelola langsung oleh manajemen destinasi tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

34

2.3.3.4 Promotion

Promosi adalah cara memperkenalkan suatu produk kepada konsumen.

Tujuan dari promosi adalah menimbulkan awareness sehingga konsumen

membeli produk tersebut. Beberapa macam jenis promosi, diantaranya:

a. Advertising

Contohnya saat ini adalah dengan menggunakan media digital. Media digital

banyak dipakai saat ini karena low cost. Promosi tentang destinasi wisata

dengan menampilkan keindahan alam di sana melalui foto-foto menarik

tentang destinasi wisata itu akan membuat konsumen menyadari mereka

membutuhkan liburan.

b. Word of Mouth (WOM)

Beberapa tahun terakhir ini, dengan berkembangnya dunia digital, maka

dikenal e-WOM contohnya adalah ulasan wisatawan di digital media. Promosi

suatu destinasi wisata saat ini cukup berisiko karena harus berhati-hati supaya

wisatawan tidak berekspektasi tinggi dan salah persepsi sehingga malah

merusak keseimbangan ekosistem di destinasi tersebut.

c. Events and Experiences

Suatu destinasi wisata bisa dikenal melalui events yang diselenggarakan di

tempat itu, seperti event olah raga, event musik, maupun tempat shooting

sebuah film.

d. Media

Paid Media, Owned Media, Sosial Media, Endorse (POSE)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

35

POSE berkaitan dengan promosi. Yang termasuk dalam paid media adalah

advertising di media cetak dan media digital seperti koran, majalah, stasiun

televisi, dan website publik. Sedangkan owned media adalah website yang

dikelola langsung oleh pihak destinasi wisata. Untuk memanfaatkan media

tanpa berbayar, pemasar dapat menggunakan sosial media seperti Facebook,

Instagram, Twitter, blog, dan lainnya. Peran promosi destinasi wisata di media

sosial tidak bisa dipisahkan dengan endorser seperti public figure, artis dan

selebriti instagram (selebgram) yang memiliki banyak follower di account

media sosialnya.

2.3.3.5 People

Semua pelaku yang berperan dalam industri pariwisata. Menurut

Morrison, people dalam pariwisata tidak hanya pemasar yang memasarkan produk

sehingga bisa membuat konsumen membeli produk itu, namun juga konsumen itu

sendiri. Dalam industri pariwisata yang sebagian besar produknya di bidang jasa,

people merupakan hospitality resources.

2.3.3.6 Packaging

Packaging yang dimaksud adalah cara pengemasan suatu produk.

Contohnya adalah variasi paket wisata yang dikemas secara menarik untuk

ditawarkan kepada konsumen maupun bentuk kemasan dari produk\wisata yang

berupa barang. Paket wisata terdiri dari services, dan facility untuk suatu durasi

tertentu yang ditawarkan oleh trip organizer. Hal ini bertujuan mempermudah

wisatawan untuk mendapatkan produk wisata itu. Salah satunya contohnya adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

36

paket wisata yang disusun sesuai dengan tempat-tempat utama suatu film atau

minat khusus.

2.3.3.7 Programming

Programming yang dimaksud adalah cara packaging suatu produk wisata

melalui event, festival, dan kegiatan. Penyelenggaraan paket wisata bisa dilakukan

saat upacara adat atau festival. Contoh event atau festival adalah Rambu Solo di

Toraja, Borobudur Maraton, dan Tour de Singkarak dalam event balap sepeda.

Sedangkan kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dilakukan dalam suatu

perjalanan wisata seperti belajar membuat tenun, belajar tarian adat, live-in di

perkampungan adat, dan lainnya.

2.3.3.8 Partnership

Bentuk partnership atau kemitraan salah satunya diwujudkan dalam

kerjasama dengan pemerintah (private-public partnership). Dalam pengembangan

partnership terbentuk konsep penta helix, kerjasama 5 sektor, yaitu pemerintah,

akademisi, swasta, komunitas, dan media.

Gambar 2.5. Destination Product

Sumber: Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan, 2015, hal. 46.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

37

Physical product, people, packaging, dan programming merupakan

komponen dari destination product dimana empat komponen ini bersifat wajib

untuk dimiliki oleh suatu destinasi wisata. Selain itu diperlukan Destination

Management Ogranization (DMO) yang baik untuk dapat mengkoordinasi dan

mengintegrasikan keempat komponen untuk pemasaran destinasi wisata. DMO

meliputi image-making, branding, pemasaran, dan komunikasi mengenai apa

yang ditawarkan destinasi tersebut ke wisatawan (Morrison, 2012). Destination

Product ditunjukkan pada Gambar.

2.3.4 Konsep DOT dan BAS

Kemenpar menetapkan 2 konsep strategi promosi yaitu Destination,

Origin, Time (DOT) dan Branding, Advertising, Selling (BAS). Arief Yahya

mengatakan (CNN Indonesia 2016):

''Saya sering katakan bahwa Look merupakan hasil dari branding,

sementara Book-Pay adalah hasil dari advertising dan selling. Sementara

conversion rate akan tinggi jika wisatawan tidak hanya Look tetapi juga

Book dan Pay. Jadi jumlah wisatawan yang Book dibanding Look

(Book/Look) itulah conversion rate. Selain itu, jumlah wisatawan yang

Pay dibanding yang Book (Pay/Book) dan pada akhirnya jumlah

wisatawan yang Pay dibanding yang Look (Pay/Look) itulah conversion

rate”

Promosi pembangunan pariwisata yang berkelanjutan harus bersinergi

antara pusat dengan masing-masing daerah supaya setiap daerah bisa mengatur

pariwisata daerahnya. Kedua konsep ini sudah diterapkan dalam pemasaran

pariwisata Indonesia dan bisa diterapkan juga dalam pemasaran pariwisata daerah.

2.3.4.1 Destination, Origin, Time (DOT)

Destinasi yang dimaksud adalah tempat tujuan wisata, sedangkan origin

adalah asal wisatawan, dan time adalah pola musiman pasar. Destinasi tidak bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

38

dipisahkan dengan daya tarik tempat itu. Origin bisa dibedakan berdasarkan

segmentasi geografi, demografi, dan psikografi. Sedangkan time berkaitan dengan

event atau festival yang diselenggarakan di tempat itu, hari libur nasional, dan

musim.

2.3.4.2 Branding, Advertising, Selling (BAS)

Branding bertujuan mengenalkan suatu destinasi wisata dengan

keunikannya. Untuk menimbulkan awareness terhadap brand, diperlukan

advertising. Advertising berkaitan dengan promosi untuk mengubah awareness

menjadi interest, kemudian desire. Dari desire, pemasar menjual (selling)

produknya sehingga terjadi sebuah transaksi (action).

2.4 Penelitian Sebelumnya

Penelitian mengenai perumusan strategi pemasaran pariwisata yang

berbasis ekowisata di Wonosobo yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

Penelitian-penelitian lain dengan tema “pariwisata yang berbasis ekowisata yang

merujuk padsa pemasaran pariwsata yang bertanggung jawab dan berkelanjutan

adalah:

1. Peneliti : Florentina Woro Narwastu Ellyanti

Judul Penelitian : Analisis Strategi Pemasaran Pariwisata Sumba

Metode Penelitian : Metode Campuran (Mix Method)

Tujuan Penelitian : Mengevaluasi strategi pemasaran, menganalisis

pertimbangan wisatawan saat memilih dan

menentukan destinasi, menganalisis preferensi

sumber informasi, menganalisis preferensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

39

sumber informasi, menganalisis image destinasi

Sumba dan menganalisis user experience

terhadap Sumba.

2. Peneliti : Irawati Dian Sari

Judul Penelitian : Peran Ekowisata Dalam Konsep Pengembangan

Pariwisata Berbasis Masyarakat.

Metode Penelitian : Deskriptif Kualitatif

Tujuan Penelitian : Mengetahui dan mendeskripsikan karakter

produk dan pasar ekowisata dan mengkaji sejauh

mana ekowisata berpengaruh dalam

menggerakkan peran serta masyarakat dan

memberikan manfaat bagi masyarakat.

3. Peneliti : Ari Yuwono

Judul Penelitian : Analisis Pasar Ekowisata Taman Nasional

Gunung Merapi Bagian Selatan dan Implikasinya

Bagi Strategi Pengembangan Pemasaran.

Metode Penelitian : Deskriptif Kualitatif

Tujuan Penelitian : Menganalisis kondisi actual pasar, produk,

neraca atau keseimbangan ekspektasi wisatawan

dan menyusun strategi pengembangan

pemasaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

40

4. Peneliti : I Nyoman Sudiarta

Judul Penelitian : Strategi Pemasaran: Mengintegrasikan Konsep

Pemasaran Pariwisata, Gaya Hidup Konsumen

dan Manajemen Destinasi Pariwisata Menuju

Kualitas Pengalaman Berkelanjutan.

Metode Penelitian : Deskriptif Kualitatif

Tujuan Penelitian : Perumusan strategi pemasaran dengan

menganalisis dan mengintegrasikan konsep

pemasaran pariwisata, gaya hidup konsumen dan

manajemen destinasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

41

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Paradigma Penelitian

Paradigma menurut Wimmer dan Dominick, yaitu seperangkat teori,

prosedur, dan asumsi yang diyakini tentang bagaimana peneliti melihat dunia

(Kriyantono. 2012). Sedangkan paradigma menurut Bogdan dan Biklen, adalah

sekumpulan anggapan dasar mengenai pokok permasalahan, tujuan, dan sifat

dasar bahan kajian yang akan diteliti. Melalui paradigma, peneliti memperhatikan,

menginterpretasi, dan memahami realitas (Tahir. 2011).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma kritis. Paradigma

ini pada umumnya selalu melihat konteks yang luas, tidak hanya pada satu objek

dan level saja anmun juga mengekplorasi objek lain yang ikut berperan dalam

proses yang menentukan penelitian ini. Paradigma merupakan suatu sistem dasar

keyakinan seseorang yang mengandung berbagai asumsi filosofis meliputi

ontologis, epistemlogis, metodologis, dan aksiologis.

Secara ontologis, paradigma kritis memandang realitas yang teramati

sebagai realitas semu yang telah terbentuk oleh proses sejarah dan kekuatan

sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Secara epistemologis hubungan peneliti

dengan yang diteliti selalu dijembatani oleh nilai-nilai tertentu, serta pemahaman

suatu realitas merupakan value mediated findings (Kriyantono. 2012).

Paradigma kritis akan sangat berperan dalam perumusan strategi

pemasaran pariwista yang sangat luas dengan tingkat objektifitas yang sangat luas.

Secara ideologis, paradigma ini juga akan sangat relevan dalam menganalisis STP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

42

dan 8P yaitu product, place, price, promotion, packaging, programming, people,

dan partnership. Sehingga akan mempermudah perumusan stratgi pemasaran

pariwisata yang berbasis ekowisata yang ada di Wonosobo.

3.2 Metode dan Strategi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan analisis strategi pemasaran

pariwisata Wonosobo sebagai studi kasus. Metode penelitian yang dilakukan oleh

penulis adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

mencoba memahami fenomena dalam setting dan konteks naturalnya dimana

peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi fenomena yang diamati. Penelitian

kualitati menganggap bahwa realitas adalah bentuk pikiran manusia. Serta proses

penelitian kualitatif lebih fleksibel dan dalam artian langkah selanjutnya akan

ditentukan oleh temuan selama proses penelitian (Sarosa, 2012).

Moleong (2015) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif merupakan

penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan

memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok

orang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder.

Data primer untuk penelitian kualitatif didapat melalui penelitian lapangan

yaitu observasi dan wawancara (in-depth interview) dengan pemangku

kepentingan (stakeholder) pariwisata Wonosobo (destination) dan para pelaku

perjalanan wisata baik yang sudah ke Wonosobo maupun yang belum ke

Wonosobo (origin). Untuk data sekunder, penulis mengambil data dari BPS,

Kemenpar, Dinas Pariwisata Wonosobo, jurnal, dan beberapa literature dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

43

sumber lain yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam

penelitian ini.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan penulis dengan observasi dan

wawancara pada saat menentukan strategi pemasaran pariwisata yang berbasis

ekowisata. Observasi dilakukan di beberapa destinasi wisata di Wonosobo.

Peneliti mengumpulkan data secara terbuka kepada sumber data, bahwa peneliti

sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal

sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Maka hal yang akan di observasi selain

dari destinasi wisata dalm penelitian ini adalah berbagai dokumen melalui

dokumen asli milik pemerintah Wonosobo dan dokumen melalui online atau

langsung yaitu berupa data statistik, media sosial, website resmi, brosur, booklet

dan dokumen lain yang berhubungan dengan perumusan strategi pemasaran

pariwisata yang berbasis ekowisata di Wonosobo.

Data observasi yang dilakukan terdiri dari:

1. Observasi lapangan dalam rangka melakukan pengamatan dan pengecekan

terhadap produk wisata Kabupaten Wonosobo, baik dalam STP dan 8P.

2. Observasi data sekunder yang terkait:

a. RPJMD oleh BAPPEDA Kabupaten Wonosobo tahun 2016-2021.

b. Rencana Strategis Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

Wonosobo tahun 2016-2021.

c. Rencana Kerja Kegiatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

Wonosobo tahun 2018.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

44

d. Laporan Akhir City Branding Kabupaten Wonosobo Oleh BAPPEDA

e. Media Publikasi, Promosi dan Pemasaran Kepariwisataan Kabupaten

Wonosobo.

f. Peta administrasi Kabupaten Wonosobo

g. Peta Perjalanan Pariwisata Wonosobo

h. BPS Kabupaten Wonosobo

Sedangkan wawancara dilakukan kepada beberapa orang narasumber

dengan posisi dan latar belakang yang berbeda minimal 3 orang dan maksimal 5

orang. Hasil wawancara ini diharapkan dapat memberikan data aktual yang

dibutuhkan sehingga hasil penelitian menjadi valid. Untuk memperkuat data hasil

penelitian kualitatif, dilakukan triangulasi data untuk mengklarifikasi hasil temuan

dari sumber lain untuk menguatkan hasil penelitian.

Dari hasil wawancara tersebut, peneliti ingin mengetahui kondisi aktual

pariwisata Wonosobo. Data kunjungan yang digunakan dari tahun 2015 sampai

2017. Selain itu, perlu juga menganalisis langkah pemasaran yang sudah

dilakukan dan kendala yang dihadapi sampai saat ini. Pertanyaan akan

dihubungkan ke dalam konsep STP dan marketing mix. Pertanyaan yang lebih

mendalam peneliti juga mengetahui segmentation, targeting, dan positioning

pariwisata Wonosobo, bagaimana pertimbangan wisatawan dalam menentukan

destinasi, cara mereka memperoleh informasi, image Wonosobo dan customer

experience wisatawan yang sudah mengunjungi Wonosobo. Data ini didapat dari

hasil wawancara dengan informan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

45

Penelitian dengan pendekatan kualitatif menggunakan instrumen

penelitian berupa pedoman wawancara untuk mendapatkan data yang relevan dan

akurat dari narasumber. Durasi wawancara berkisar antara 40-120 menit untuk

membahas seputar pariwisata Wonosobo. Data yang harus dicatat setiap kali

melakukan wawancara meliputi nama, pekerjaan atau jabatan, tanggal dan waktu

wawancara, serta tempat wawancara. Wawancara dilakukan langsung oleh

peneliti dengan bantuan aplikasi voice recorder pada smartphone.

Kriteria Narasumber yaitu para pemangku kepentingan serta penggiat

pariwisata yang sudah lama berkecimpun dalam upaya pengembangan pariwisata

Kabupaten Wonosobo. Berikut daftar narasumber dalam penelitian ini:

1. Bapak Agus Purnomo sebagai Kepala Kantor Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif Kab. Wonosobo sejak tahun 2017. Mantan Kepala Dinas Sosial

tahun 2014 dan sebagai Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

tahun 2016. Saat ini Pak Agus juga sebagai salah satu dewan Pembina

DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) di Wonosobo.

2. Bapak Lucas Agus Tjugianto sebagai pemilik warung dan restoran

Dieng Warung Makan dan Restaurant di Jl. Sindoro No.12, Wonosobo

Timur, Wonosobo Tim., Kec. Wonosobo. Pak Agus dikenal sebagai

salah satu penggiat pariwisata khususnya di Dieng dan salah satu icon

Parwisata di Wonosobo. Pak Agus sudah berkecimpun di dunia

pariwisata sejak tahun 1970-an hingga saat ini, dimana saat itu warung

makan yang dimilikinya dijadikan sebagai pusat informasi pariwisata

bagi wisatawan khususnya mancanegara. Pak Agus juga sudah sering

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

46

mendapat penghargaan salah satunya sebagai Duta Pariwisata Provinsi

Jawa Tengah.

3. Bapak Salim Bawazier sebagai ketua DPC Himpunan Pariwisata

Indonesia (HPI) di Wonosobo. Pak Salim juga terkenal sebagai salah

satu penggiat kepariwisataan Wonosobo sejak tahun 1970-an bersama

Pak Lucas Agus Tjugianto.

4. Gus Blero sebagai salah satu budayawan di Wonosobo. Selain itu Gus

Blero dikenal sebagai pemerhati kepariwisataan dan kebudayaan di

Wonosobo.

5. Nuruddin Ardiyanto ST. MT. sebagai Kepala Bidang Bina Marga

Dinas Pekerjaan Umum Kab. Wonosobo. Bidang Bina Marga adalah

bidang yang melakukan pengembangan infrstruktur khususnya jalan

yang ada di Wonosobo.

6. Tiga orang dari penyedia jasa wisata (travel agent) di jalan

Prawirotaman Yogyakarta. Travel agent yang dipilih adalah travel

yang menyediakan paket wisata ke Wonosobo.

a. Adi sebagai pengelola Aria Touris Sercive

b. Cahyo sebagai pengelola Vocation Travel

c. Kartika sebagai pengelola Losari Tours and Travel

Wawancara juga dilakukan pada wisatawan yang sedang dan pernah

melakukan kunjungan wisata di Wonosobo. Pertanyaan pembuka yang ditanyakan

kepada narasumber seputar latar belakang pekerjaan dan interest dari narasumber.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

47

Kemudian pertanyaan penelitian yang dibedakan sesuai dengan background

pekerjaan atau jabatan narasumber.

Daya Saing Wonosobo

1. Bagaimana peminat trip Wonosobo 5 tahun terakhir?

2. Apa yang biasanya menjadi pertimbangan wisatawan untuk

memutuskan pergi ke Wonosobo?

3. Apa yang menjadi daya tarik utama paket wisata Wonosobo?

4. Bagaimana dengan destinasi di Wonosobo, apakah ada destinasi wajib,

atau permintaan khusus wisatawan datang ke Wonosobo khususnya

yang berbasis ekowisata?

5. Bagaimana dengan daya Tarik tradisi Rambut Gimbal dalam rangkaian

acara dieng culture festival di Banjarnegara yang merupakan bagian

dari kebudayaan Wonosobo?

Segmenting, Targeting and Positioning (STP)

6. Siapa saja yang secara mayoritas datang ke Wisata Wonosobo?

(segmenting)

7. Siapa saja yang diharapkan berkunjung ke pariwisata Wonosobo

selama ini? (Targeting)

8. Apa yang menjadi keunikan khas yang dimiliki oleh wisata

Wonosobo? (positioning)

Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

9. Bagaimana menjual paket wisata Wonosobo, dari 8P

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

48

a. Produk: wisata apa yang paling diminati wisatawan dan bagaimana

mengatur Itinerary (rencana perjalanan)?

b. Place: bagaimana cara guide atau pemerintah yang terlibat

mengatur wisatawan untuk menentukan wisata yang mereka akan

kunjungi dan dimana mereka bisa menginap?

c. Price: bagaimana dan siapa saja yang menetapkan harga paket

wisata di Wonosobo?

d. Promosi: apa saja yang telah dilakukan oleh pemangku

kepentingan pariwisata wonosobo untuk memperkenalkannya ke

wisatawan yang lebih luas? Saat ini apa cara yang paling efektif

dilakukan untuk memperkenalkan wisata Wonosobo?

e. People: bagaimana dengan kesediaan masyarakat khususnya yang

telah ditetapkan desa wisata untuk menerima wisatawan dan

memasarkan destinasi wisata? Dan bagaimana peran guide di luar

Wonosobo dalam memfasilitasi wisatawan?

f. Paket dan program: apa saja yang menjadi panduan wisatawan

selama ini dalam menentukan destinasi wisata yang akan

dikunjunginya? Apa saja yang telah dilakukan oleh pemangku

kepentingan dalam menentukan paket perjalanan dan durasi

kunjungan wisatawan?

g. Partnership: bagaimana hubungan kerjasama antara pemerintah,

pihak swasta dan masyarakat dalam hal pengembangan pariwisata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

49

di Wonosobo? Sejauhmana kepedulian mereka dalam hal

pariwisata yang sustainable atau ecotourism?

3.4 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini ini, penulis menggunakan kajian isi (content analysis)

untuk menganalisis hasil penelitian kualitatif. Kajian isi adalah teknik yang

digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik

pesan, dilakukan secara objektif dan sistematis (Moleong 2015). Analisis konten

dituangkan dalam menjawab pertanyaan penelitian pada Bab I.

Sebelum melakukan analisis konten, penulis melakukan reduksi data hasil

wawancara yang didapatkan. Reduksi ini bertujuan menajamkan, mengorganisir,

dan membuang data yang tidak diperlukan sedemikian rupa sehingga diperoleh

data yang lebih terfokus. Untuk memeriksa keabsahan data hasil wawancara

digunakan teknik pemeriksaan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong

2015). Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber

yaitu membandingkan data hasil wawancara dengan suatu informasi yang

diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Kemudian hasil analisis disajikan

dalam uraian hasil wawancara yang dikaitkan dengan teori strategi pemasaran.

Kemudian dikembangkan dalam bentuk tabel atau paragraf yang berisi ringkasan

analisis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

50

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Potensi Pariwisata Berbasis Ekowisata yang Ada di Wonosobo

Wonosobo adalah kota kedua Jawa tengah yang banyak dikunjungi

wisatawan setelah Magelang dengan destinasinya yang terkenal yaitu Candi

Borobudur. Wonosobo mudah dijangkau dari segala penjuru dan didukung oleh

infrastruktur jalan sebagai prasarana yang memadai. Potensi wisata yang dimiliki

sangatlah beragam yaitu budaya yang ‘adiluhung’ (bermutu) serta objek wisata

yang alami.

Wonosobo kemudian menjadi primadona bagi wisatawan nusantara

ataupun mancanegara. Kabupaten yang terkenal dengan cuacanya yang dingin ini

berada di Provinsi Jawa Tengah yang merupakan 10 destinasi prioritas

Kementrian Pariwisata di Indonesia. Selain itu masuknya kawasan Pegunungan

Dieng sebagai klaster Joglosemar menjadikan Destinasi Tujuan Wisata (DTW)

yang ada di Wonosobo memiliki potensi yang sangat besar dikunjungi oleh

wisatawan.

Dieng is beuty, misty and mysterious adalah sebuah makna yang

menggambarkan tentang keindahan dan keunikan pada suatu tempat yang terkenal

dengan panorama alam dan kebudayaannya. Dieng diibaratkan sebagai bunga

desa yang menyimpan sebuah harapan, membuat banyak orang datang dan

menjadi idola di masyarakat. Hal ini diungkapkan oleh Pak Lucas Agus:

“Dieng is beuty, mistic, and mysteriuous. Dieng itu indah berkabut tapi

menyimpan banyak misteri,, Dieng meskipun memiliki kerusakan seperti

itu, tetap masih menjadi daya tarik bagi wisatawan dengan alasan2 yang

beragam.. Dieng itu punya apa?? Dieng itu punya simpanan harapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

51

ibarat bunga desa yang banyak didatangi orang, sehingga menjadi

idola,,”

Kawasan Pegunungan Dieng adalah salah satu potensi besar yang dimiliki

Wonosobo dalam hal pengembangan kepariwisataan. Banyak keindahan alam

yang kemudian bisa dijadikan sebagai Destinasi Tujuan Wisata (DTW) oleh

pemangku kepentingan. Beberapa destinasi wisata tesebut mampu menarik minat

wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara untuk

datang berkunjung. Berikut ini merupakan daftar destinasi wisata Wonosobo:

Tabel 4.1. Destinasi Wonosobo

No. Atraksi Wisata No. Atraksi Wisata

1. Kawasan Wisata Dieng 14. Arum Jeram Serayu

2. Batu Ratapan Angin 15. Kebun Salak

3. Bukit Sidengkeng Petak 9 Dieng 16. Agrowisata Bedakah

4. Telaga Pengilon 17. Kuburan Budha

5. Kompleks Candi Arjuna 18. Waduk Wadaslintang

6. Pendakian Gunung Prau 19. Agrowisata Tanjungsari

7. Telaga Merdada 20. Pemandian Kalianget dan

Mangli

8. Lobang Sewu 21. Curug Winong

9. Goa Jaran 22. Air Terjun SiKarim

10. Curug Sirawe 23. Telaga Menjer

11. Bukit Sikunir 24. Telaga Warna

12. Telaga Cebong Dieng 25. Agrowisata Tambi

13. Sumur Jalatunda

Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

52

Tercatat bahwa Wonosobo memiliki 25 destinasi wisata dengan destinasi

wisata alam lebih mendominasi. Selain memiliki ragam destinasi wisata,

Wonosobo merupakan kabupaten yang memiliki cukup banyak event setiap

tahunnya (Lihat Lampiran 1).

Di Wonosobo, dengan struktur alam dan budaya dimilikinya

menggambarkan betapa besar potensi pariwisata yang dapat dikembangkan.

Dirubah sedikit akan menjadi sarana perekonomian baru bagi masyarakat dan

pemerintah. Hal ini diutarakan oleh Pak Agus Purnomo:

“…Jadi waktu saya bertugas sebagai kepala dinas pariwisata saya

mencanangkan kebijakan yaitu pariwisata yang berbasis masyarakat

khususnya bagi pemuda pemudi. Karena wisata Wonosobo alamnya luar

biasa dimana-mana alamnya diubah sedikitpun bisa dijual, bisa jadi duit

banyak. Knp pemuda pemudi bekerja diluar kota bahkan keluar negeri

sedangkan potensi yang ada di daerah asalnya sangat besar. Alamnya

yang luas, dimana mana ada air, diubah dikit jadi uang…”

Sebagai contoh pengembangan pariwisata di Wonosobo yaitu di Lubang

Sewu di Desa Wadaslintang. Awalnya tidak ada wisatawan yang tertarik, namun

setelah dilakukan pengembangan destinasi dan upaya promosi, ribuan pengunjung

langsung datang ke sana. Implikasi dari pengembangan DTW di Lubang Sewu

yaitu adanya geliat perekonomian yang baik di masyarakat. Hal ini dibuktikan

dengan semakin banyaknya pedagang yang ada di sana. Pak Agus Purnomo

kembali menyampaikan:

“…sejak berkembangnya destinasi di lubang sewu yg tadinya tidak ada

pedagang, langsung ratusan pedagang. Bahkan di desanya saat ini tidak

adalagi yang nganggur, semuanya kerja. Hingga saat ini dari pendapatan

desa menjadi sumber pendanaan bagi setiap kegiatan ke masyarakatan di

desa itu. Ini menandakan adanya geliat ekonomi kerakyatan yang sangat

luar biasa…”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

53

Gambar 4.1 Keramaian Wisatawan yang Berkunjung Ke Lubang Sewu

Sumber: @visitwonosobo (instagram)

Selain dari keindahan alam yang dimilik oleh Wonosobo. Terdapat juga

kebudayaan yang sangat terkenal yang dapat menjadi DTW bagi wisatawan.

‘Ritual Rambut Gembel’ adalah salah satu tradisi kebudayaan yang sangat

terkenal hingga mancanegara. Selain itu terdapat pula peninggalan sejarah dan

tradisi keagamaan di Wonosobo. Hal ini disampaikan oleh Pak Salim:

“…ada peninggalan-peninggalan sejarah dari beberapa kultur budaya dan

agama, misalkan saja kebudayaan Islam, di sini terdapat makam-makam Kiyai,

tokoh Islam dan para Wali.. dan itu sering dikunjungi untuk berziarah,, tidak

hanya orang Jawa, bahkan di luar Jawa-pun,, sekarang pariwisata digalakkan,

informasi itu semakain berkembang, sehingga menjadi stimulun bagi orang-

orang datang ke Wonosobo,,, selanjutnya Hindu,, dan Wonosobo banyak sekali

candi-candi peninggalan Hindu, itukan menandakan bahwa ada sesuatu di

Wonosobo ‘the soul of Wonosobo’… sampai skarang pun orang-orang dari Bali

sering berkunjung ke Dieng tepatnya di candi arjuna.. selain itu, mereka

mengambil air suci yang dibawa ke Bali,, yaitu telaga warna dan mata air

bimolukar..”

Pak Agus Purnomo juga menyampaikan:

“…Wonosobo itu pusat dari semua tradisi di Jawa bahkan Dunia…

terdapat gua yang besar tempat petapaan bagi orang Hindu, dulunya

Wonosobo ini mau dijadikan sebagai pusat Hindu di Dunia mulai dari

Negara asia tenggara hingga orang India,, orang Bali sering datang ke

sini untuk bertapa, terus membawa air suci di Dieng…”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

54

Implikasi dari sebuah pengembangan kepariwisataan diharapkan mampu

mengedepankan prinsip-prinsip keberlanjutan (sustainable). Karena dengan

adanya prinsip tersebut kualitas alam, kebudayaan dan perekonomian berjalan

seimbang. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan program ekowisata bagi

setiap destinasi.

Kepariwisataan yang berbasis ekowisata seharusnya berbasis pada

ekonomi kerakyatan. Masyarakat selalu harus dilibatkan dari setiap

pengembangan destinasi karena masyarakat yang paling tahu dengan

lingkungannya dan cara memperlakukan alam yang ada di sekitarnya. Seperti

yang dikatakan oleh Agus Purnomo:

“…Jadi waktu saya bertugas sebagai kepala dinas pariwisata saya

mencanangkan kebijakan yaitu pariwisata yang berbasis masyarakat

khususnya bagi pemuda pemudi. Hal ini dilakukan karena diharapkan

mereka menjadi motor penggerak pariwisata yang ada dilingkungannya”

Gus Blero juga menyampaikan:

“…Berbicara tentang sustainability itu berbicara tentang program yang

dibuat oleh pemangku kepentingan,, tetapi yang harus diperhatikan

bahwa,, lokasi destinasi wisata itu sebenarnya ya milik orang yang hidup

di situ,, candi arjuna, ya milik masyarakat Dieng,, mereka yang paling

paham dengan lingkungannya.. jadi harus dilibatkan… kemampuan

masyarakat hanya mampu mengolah dan mencintai… tapi kemudian tugas

pemerintah adalah bagaimana pemerintah menjaga mereka semua… jadi

yang butuhkan disisni adalah,, sebuah kehendak baik,,, jadi jika ada

kerjasama dengan pihak swasta ya harus membuat program yang tanpa

mengabaikan apapun…”

Merujuk pada latar belakang dilakukannya penelitian ini, pengembangan

pariwisata memiliki dampak negatif jika dilakukan tanpa prinsip-prinsip

berkelanjutan. Prinsip-prinsip keberlanjutan ini bisa dilakukan salah satunya

dengan mengembangkan produk pariwisata yang berbasis ekologi atau yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

55

dikenal ekowisata (ecotourism). Oleh karena itu dibutuhkan pemasaran periwisata

yang bertanggung jawab (responsible tourism marketing).

Dari hasil observasi yang dilakukan tentang pariwisata di Wonosobo pada

belum ditemukan program khusus yang telah berjalan dengan mengupayakan

terjadinya pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. Selanjutnya akan

menggambarkan pentingnya ekowisata pada sebuah destinasi di Wonosobo.

Gambaran tentang potensi ekowsata ini adalah himpunan dari hasil wawancara

dan observasi dilapangan yang dikemas dalam bentuk catatan lapang (Field Note).

4.1.1. Desa Tertinggi Di Jawa, Sembungan Negeri di Atas Awan

Desa Sembungan merupakan salah satu desa yang berada di Wonosobo.

Desa ini memiliki kekayaan alam yang terbentang luas di kawasan Pegunungan

Dieng. Desa Sembungan yang terletak dibagian timur Desa Dieng dengan luas

291.703 ha merupakan desa tertinggi (2350 m.dpl) dan bersuhu terdingin (±5°C)

di Pulau Jawa. Selain itu banyak objek wisata yang dapat kita temui di sana yang

diantaranya adalah Puncak Sikunir dan Telaga Warna. Selain kondisi alam,

Sembungan juga memiliki komoditas pertanian yang kuat serta kearifan lokal

yang unik.

Puncak sikunir dan Telaga warna adalah primadona bagi wisatawan saat

ini. Pertimbangan wisatawan sendiri sangat beragam, akan tetapi yang paling kuat

adalah mereka ingin menikmati keindahan alam secara natural dan terlepas dari

rutinitas mereka di perkotaan. Banyaknya wisatawan yang kemudian masuk ke

Sembungan memberi dampak positif khususnya mengenai adanya sarana produksi

(mata pencaharian) baru bagi masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

56

Awalnya masyarakat yang hidup di kawasan Pegunungan Dieng

khususnya Desa Sembungan, sudah terlalu nyaman dengan kehidupan bertaninya.

Mereka cenderung menolak kegiatan kepariwisataan karena menganggap

kehidupan bertani adalah satu-satunya sarana produksi yang baik. Sebenarnya

tidak ada yang salah dengan pilihan masyarakat untuk bertahan dengan cara

bertani, akan tetapi cara-cara eksploitatif yang dilakukan masyarakat terhadap

alam justru merusak lingkungan mereka sendiri. Cara-cara eksploitatif yang

dimaksud adalah mentransformasi hutan gunung dan perbukitan menjadi ladang

pertanian. Hal ini kemudian menimbulkan banyaknya longsor yang terjadi di

kawasan Pegunungan Dieng termasuk Desa Sembungan.

Gambar 4.2. Pemandangan Perbukitan Gundul yang Dijadikan Lahan Pertanian

oleh Warga di Desa Rawa Kleing, Kaliwiro, Wonosobo.

Sumber: www.antarafoto.com

Saat ini, setelah 35 tahun masyarakat yang hanya mengandalkan

kehidupan pertaniannya justru merusak lingkungannya sendiri mulai tersadarkan.

Hal ini juga dikarenakan pengembangan pariwisata sehingga masyarakat langsung

melibatkan diri dan mengatakan ‘tourism is good’.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

57

Upaya pengembangan destinasi tujuan wisata ini sudah dilakukan sejak

lama oleh beberapa akademisi dan aktifis kepariwisataan di Wonosobo. Upaya

yang dilakukan seperti memberi pemahaman tentang sadar wisata, memberi

pelatihan menjadi guide, berbahasa inggris dan lainnya.

Kegiatan kepariwisataan pun berjalan secara kolaboratif antara

pemerintah, masyarakat dan swasta di Desa Sembungan. Akan tetapi respon yang

dilakukan terhadap upaya pengembangan destinasi justru kembali merusak

tatanan alam sebagaimana mestinya. Kegiatan kepariwisataan dianggap terlalu

berlebihan dan kurang mempertimbangkan asas keberlanjutan melalui

pengawasan dan program yang tepat. Pak Lucas Agus menjelaskan:

“…yang hilang itu situation,, suasananya,, kalau masalah destinasi itu

nggak ada yang berubah,, tapi suasana, kalau dulu itu lingkungannya

indah, kalau sekarang banyak ironisnya,, banyak bangunan dimana-mana

yang tidak tertata rapi,, kenapa?,, saya sudah sejak dulu berbicara

dibeberapa kesempatan,, Please,,!! kita menjual hijaunya Wonosobo,

keindahan alamnya, keseniannya,, bukan bangunan kongkrit seperti

bangunan secara berlebihan,, biarkanlah alam itu seperti itu,

sebagaimana mestinya,,.”

Terdapat banyak bangunan yang tidak semestinya berada di kawasan

destinasi karena mengurangi unsur alamiah dan keindahan alam di Desa

Sembungan. Saat ini sedang terjadi ‘euphoria’ tentang kepariwisataan secara

umum di Wonosobo. Menikmati hasil kunjungan wisatawan sedangkan untuk

kedepannya belum tahu apa yang akan dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

58

Gambar 4.3. Warung Makan di Kawasan Candi Arjuna

Sumber: Data Pribadi

Kebanyakan bangunan yang ada di dekat candi arjuna seperti homestay

dan warung makan berada di kawasan cagar budaya. Bangunan tersebut

merupakan jenis bangunan permanen dan semi permanen. Selain itu terdapat juga

bangunan kosong tanpa memiliki fungsi apapun yang dibangun oleh masyarakat

sekitar. Konsekuensi dari itu semua adalah degradasi keindahan alam dan situs

cagar budaya yang ada di sana. Seperti yang dikatakan oleh Pak Lucas Agus:

“sekarang daerah situs pubakala, seperti komplek candi itu aslinya (UU

Kolonial Hindia Belanda) seluas kurang lebih 100 hektar lebih tahun

1937,, sekarang tidak ada separuh,, karena mereka mebangun di daerah

situs, daerah yang seharusnya dilindungi…”

Gambar 4.4. Bangunan Jualan Makanan dan Cenderamata Milik Masyarakat di

Kawah Sikidang

Sumber: Data Pribadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

59

Gambar di atas juga menjelaskan tentang kondisi bangunan destinasi yang

ada di kawah sikidang yang kurang dalam penataan. Hal ini kemudian dapat

menjadi perhatian pemangku kepentingan pariwisata Wonosobo untuk melakukan

pengembangan destinasi berbasis ekowisata.

4.1.1. Nirwana Para Dewa, Dieng Menjujung Kearifan Lokal

Dieng is beuty, misty and mysterious. Ungkapan tersebut adalah ucapan

yang keluar dari mulut seorang penggiat wisata ketika menggambarkan Dieng.

Dieng diibaratkan sebagai bunga desa yang menyimpan sebuah harapan, membuat

banyak orang datang dan menjadi idola di masyarakat.

Dataran tinggi Dieng atau dalam bahasa Prancis Dieng Plateau berada di

ketinggian 2093 m.dpl yang diapik oleh dua daerah Wonosobo dan Banjarnegara.

Sruktur alam yang sangat indah sehingga menjadi pusat pengembangan pariwisata

dan kebudayaan di Indonesia.

Nama Dieng berasal dari kata ‘diyang’ atau ‘dihyang’ yang berarti tempat

Hyang/Dewa. ‘Hyang’ sendiri berarti ‘arwah leluhur yang secara harfiah

bermakna temapat bagi para dewa yang bagaikan ‘nirwana’. Banyak situs sejarah

dan keindahan alam serta tradisi kebudayaan yang memukau menjadikan Dieng

sebagai tempat yang sangat misterius. Hal ini juga tercatat dalam sebuah prasasti,

di Dieng:

“kawrat ing seratan Tjanggal Sang Prabu Sanjaya ngandikaaken:

pepunden Civa kanglinuwih endahe, punika karsanipun boten sanes

inggih naming ing diyeng. Makaten ugikawrat ingserat undangbab siti

mardikan ing Prambanan Sang Prabu Daksangantos kapingtiga

anggenipun nyebataken; gunung wingit padewatan Civa”

Arti dari catatan prasasti tersebut adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

60

“tercatat pada prasasti Tjanggal, prabu Sanjaya menyebutkan: Pemujaan

Dewa Civa yang terindah, tidak lain letaknya hanya d Dieng. Juga

catatan undang-undang bab tanah Negara di Prambanan, sang prabu

Daksa sampai tiga kali menyebutkan; gunung yang menyimpan misteri

tempat dewa Civa.”

Dataran tinggi Dieng hampir setiap saat diselimuti oleh kabut yang cukup

tebal. Pada musim-musim tertentu di bulan juli hingga agustus terjadi hujan es

dengan cuaca di sekitar -3°C. orang Dieng menyebutnya ‘bun upas’ atau embun

racun karena dapat mematikan tanaman pertanian mereka.

Gambar 4.5. Hamparan Es yang Berada di Candi Arjuna

Sumber: www.nationaltempo.co

Cuaca sangat dingin tersebut juga membentuk kebiasaan orang Dieng

dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Dari kebiasaan itu kemudian menjadi

sebuah kearifan lokal bagi masyarakat di Dieng. Orang Dieng memiliki ruangan

khusus untuk berkumpul. Di tengah ruangan itu terdapat ‘tungku api’ kemudian

mengelilinginya dengan tujuan menghangatkan badan sambil makan dan minum.

Makna dari kebiasaan itu adalah orang Dieng menghargai sebuah

kesederhanaan, kesetaraan dan gotong royong. Kearifan lokal ini yang kemudian

mulai tergerus akibat dari berubahnya cara pandang mereka memaknai dan

memperlakukan alam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

61

Alam sudah jauh dari dari unsur keasliannya, beberapa destinasi alih-alih

melestarikan kearifan lokalnya, justru membuat atraksi produk pariwisata yang

justru bertolak belakang dengan harapan wisatawan. Misalnya touris mancanegara

datang ke sini untuk melihat ‘kemurnian’ dari alam. Akan tetapi ketika alam

diwarnai, maka kemurniannya akan hilang. Gunung dibabat dijadikan lokasi

wisata dan lokasi cagar budaya dibanguni bangunan yang permanen, nantinya

akan terlihat secara spiritual ini akan mengganggu keseimbangan ekosistem antara

Tuhan, alam dan manusia. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Gus Blero:

“…adakalanya kebudayaan itu ditemptkan diruangnya sendiri dan tindak

menjadi konsumsi yang umum karena adanya batasan-batasan. Tetapi

hari ini kita melihat banyak yang kemuian terlalu over yang terlalu

berame rame yang membuka destinasi baru tanpa ada kontrol yang

semestinya.. gunung-gunung di babat, langit-langit diwarnai,, batu-batu

dikasi lipstip sama sekali kurang memperhatikan kearifan lokal..”

Ketika orang sudah sadar wisata, yang paling diharapkan adalah upaya

untuk menjaga lingkungannya dan melestarikan kebudayaan. Secara umum, yang

terjadi di Dieng sudah banyak upaya dan program yang akan dilakukan oleh

pemangku kepentingan kepariwisataan di sana. Akan tetapi dari segi tatanan sosial

terabaikan, hal ini tidak mencakup sebuah prinsip keberlanjutan.

Implikasi dari pengembangan destinasi dengan mengabaikan tatanan sosial

yang merujuk pada kearifan lokal seperti relasi yang kapitalistik adalah konflik

yang terjadi secara vertikal ataupun horizontal. Seperti yang terjadi saat ini ketika

adanya sebuah perusahaan yang ingin membangun hotel di Dieng, orang beramai-

ramai menolak pembangunan itu dengan alasan yang egosentris dan tidak

menjunjung rasa kebersamaan. Hal ini kemudian dibutuhkan aturan-aturan yang

jelas. Seperti yang dikatakan oleh Pak Lucas Agus:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

62

“…dan sekarang dengan adanya sebuah perusahaan swasta yang ingin

membangun sebuah hotel di kawasan cagar budaya,,, saya dengar mereka

ribut di sana,, saya mendapat telfon dari para warga di sana,,apa kalian

mau demo?, jadi pada intinya,, apa yang terjadi di Dieng sudah salah

sejak awal penerapannya oleh oknum-oknum,, jadi sudah kaprah, kalau

mau diperbaiki itu seperti air yang sudah terlanjur keruh.. mereka

mengutamakan ego sendiri, tidak mau bekerja sama-sama,,”

Prototype saat ini yang berkembang hanya melihat sesuatu secara empiris,

atau kasat mata, tetapi tidak melihat tatanan alam yang sudah harus dijaga.

Begitupun dengan kebudayaan dan kearifan lokal juga harus di jaga dengan narasi

yang bukan hanya sebatas pikiran, tetapi juga dengan hati.

4.2 Strategi Pemasaran Yang Sudah Diterapkan

Strategi pemasaran yang sudah diterapkan oleh Pemerintah Wonosobo

dapat dilihat dengan menganalisis segementasi, target dan posisi yang ditetapkan.

Selain itu dilakukan juga analisis 8P yang menggambarkan strategi apa saja yang

telah dilakukan oleh para pemangku kepentingan di Wonosobo. Berikut hasil

analisis yang telah dilakukan.

4.2.1 Analisis Segmentasi, Target dan Posisi Pasar Pemasaran

4.2.1.1. Segmenting

Pertama, berdasarkan geografis, wisatawan dapat dibedakan ke dalam

asal negaranya dimana wistawan bisa berasal dalam negeri atau mancanegara.

Awal mula perkembangan pariwisata di Wonosobo berawal pada tahun 1970

dimana saat itu wisatawan belum memiliki informasi yang jelas tentang pariwisata

Wonosobo. Kondisi itu berakhir ketika terdapat sebuah restoran yang bernama

Warung Dieng milik Pak Agus Lucas Tjugianto menjadi pusat informasi

pariwisata di Wonosobo. Pak Agus pun secara tidak sengaja menjadi guide bagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

63

para wisatawan khususnya mancanegara yang kemudian datang berbondong-

bondong ke destinasi khususnya Dieng hingga mencapai 40.000 wisatawan pada

tahun 1980-1990. Hal ini diceritakan oleh Pak Agus Lucas Tjugianto melalui

wawancara:

“Pada tahun 1970an, secara tidak sengaja saya menjadi guide bagi para

turis,, awalnya mereka cuman datang untuk makan di warung saya,,

mereka kemudian menanyakan tentang pariwisata yang ada di Wonosobo

khususnya Dieng,, sejalan dengan itu, saya kemudian menjadi informasi

lebih jauh tentang Dieng dan membuat map sendiri, dan memfoto-foto

spot yang di Dieng saat itu lalu saya menempelkannya di diniding warung,

sehinggga warung saya saat itu menjadi pusat informasi pariwisata di

Wonosobo saat itu,, begitupun dengan akses untuk menuju kesana,, hingga

pada tahun 1980 dan 1990 wisatawan asing yang datang ke Dieng sangat

luar biasa hingga mencapai lebih dari 40rb orang,, ketika saya Tanya

tentang alasan dia datang dan siapa yang memberi informasi,, mereka

menjawab dari mulut ke mulut para wisatawan asing,,,”

Kemudian Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo memberi

informasi tentang perkembangan kunjungan wisatawan juga menjelaskan tentang

segmentasi geografis wisatawan Wonosobo. Hal ini dapat dilihat dari data berikut:

Gambar 4.6. Audit Capaian Kinerja Pelayanan Bidang Pariwisata 2012-

2015

Sumber: Laporan Akhir City Branding Kabupaten Wonosobo

(BAPPEDA)

2012 2013 2014 2015

Wisnus 393,638 473,093 593,665 864,735

Wisman 19,089 10,335 7,291 5,056

Total 412,727 483,428 600,959 869,791

-

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

700,000

800,000

900,000

1,000,000

Wisnus

Wisman

Total

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

64

Dari data di atas dapat kita ketahui bahwa wisatawan dalam negri

mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan rata-rata peningkatan 30,44%.

Sedangkan wisatawan mancanegara mengalami penurunan dari tahun 2012 hingga

tahun 2015. Kebanyakan dari pengunjung destinasi di Wonosobo berasal dari

wisatawan dalam negri (Nusantara).

Wisatawan Wonosobo secara geografis juga dapat dikategorikan sebagai

pengunjung dari Jawa Tengah dan pengunjung yang berasal dari luar jawa tengah.

Hal ini dapat kita temui dari unggahan Badan Pusat Statistik Wonosobo melalui

website Wonosobokab.bps.go.id. Dari data tersebut dapat kita ketahui

perbandingan jumlah pengunjung yang berasal dari jawa Tengah dan di luar Jawa

Tengah ke kawasan Pegunungan Dieng Wonosobo.

Tabel 4.2. Jumlah Wisatawan di Kawasan Pegunungan Dieng

Tahun Jumlah Wisatawan (Jiwa)

Jawa Tengah Luar Jawa Tengah

2010 38562 69786

2011 38776 59322

2012 50924 81611

2013 72563 105548

2014 99114 162237

Total 299939 478504

Sumber: BPS Wonosobo

Tabel di atas juga menunjukkan bahwa adanya peningkatan kunjungan

wisatawan yang terjadi terus menerus setiap tahunnya baik dari Jawa Tengah

maupun di luar Jawa Tengah. Dari data itu juga kita dapat mengetahui bahwa

pengunjung yang berasal dari luar provinsi Jawa Tengah lebih besar dibandingkan

pengunjung dari Jawa Tengah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

65

Kedua, berdasarkan psikografi, wisatawan dibagi berdasarkan minat

khusus dan moda transportasi yang digunakan. Berdasarkan minat khusus seperti

minat budaya, touring, fotografi, pecinta alam dan kegiatan lain yang sesuai

dengan hobi wisatawan mampu disediakan oleh destinasi di Wonosobo. Minat

khusus seperti komunitas Honda CRV yang melakukan touring dari Cirebon ke

Wonosobo, setelah itu lanjut ke Semarang dan Jogjakarta. Begitupun dengan para

fotografi yang mengambil gambar di kawasan Pegunungan Dieng seperti puncak

sikunir, telaga warna, gunung prau dan lain sebagainya.

Saat ini, gunung prau menjadi destinasi yang begitu favorit di Wonosobo.

Tribunjateng.com menjelaskan melalui hasil wawancaranya dengan salah satu

pengelola basecamp gunung prau pada tanggal 8 juni 2018 bahwa pada malam

minggu dibulan biasa, jumlah pengunjung atau pendaki gunung prau yang melalui

Patakbanteng Kejajar Wonosobo mencapai 1000 orang. Pada hari yang sama di

bulan ramadhan ini, pendaki yang naik hanya berkisar 150 orang. Hal yang senada

tentang maraknya pengunjung gunung Prau diungkapkan oleh Pak Agus

Purnomo:

“…justru akhir-akhir ini, saya mendapat laporan bahwa yang tinggi nilai

jualnya dan banyak dikunjungi oleh orang-orang yaitu gunung prau,,,

karena kita tau kalau disana itu menyajikan keindahan alam yang

sungguh luar biasa, sehingga banyak yang suka mendaki dan berfoto

datang ke sana…mungkin sekitar seribuan orang yang kesana setiap akhir

pekan…”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

66

Gambar 4.7. Kepadatan Pengunjung Gunung Prau

Sumber: Tribunjateng.com

Sedangkan untuk moda transportasi yang digunakan untuk mengunjungi

destinasi wisata di Wonosobo itu bervariasi. Kebanyakan wisatawan yang datang

menggunakan mobil pribadi, akan tetapi jika dilihat dari jumlah unit kendaraan,

motor wisatawan yang paling banyak digunakan untuk datang ke destinasi

khususnya kawasan Pegunungan Dieng. Seperti yang dijelaskan oleh Pak Agus

Purnomo:

“..orang-orang biasanya datang dengan menggunakan kereta (kereta

identik digunakan oleh orang Wonosobo sebagai bahasa pengganti dari

sepeda motor),, kebanyakan dengan itu, karena mungkin akses menuju

Dieng agak sempit dan menghindari kemacetan karena mobil pribadi dan

bus yang mengangkut para pengunjung juga banyak…”

Data dari BAPPEDA juga menunjukkan tentang moda transportasi yang

digunakan wisatawan untuk berkunjung ke destinasi wisata di Wonosobo. Dari

data tersebut juga menggambarkan bahwa mobil pribadi menjadi sarana

transportasi yang mendatangkan banyak wisatawan. Berikut penelitian yang

dilakukan oleh BAPPEDA:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

67

Gambar 4.8. Moda Transportasi Wisatawan Kab. Wonosobo

Sumber: Laporan Akhir City Branding Kabupaten Wonosobo

(BAPPEDA)

Tabel di atas merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh BAPPEDA

yang bekerjasama dengan Universitas Sanata Dharma yang diselenggarakan pada

saat perumusan city branding Wonosobo. Grafik tersebut terdiri dari hasil

kuesioner yang berjumlah 100 orang wisatawan yang dibagi secara acak pada

lokasi destinasi wisata. Hasilnya menujukkan bahwa sebanyak 26 orang yang

berkunjung ke Wonosobo menggunakan mobil pribadi sebagai jumlah terbanyak

dalam hal moda transportasi.

Ketiga, berdasarkan perilaku, wisatawan dikelompokkan menjadi tiga

bagian yaitu lama tinggal wisatawan dan motivasi wisatawan. Dari ketiga hal itu

akan menjelaskan tentang sikap, pengetahuan hingga tanggapan wisatawan

terhadap destinasi pariwisata yang dikunjungi.

Lama tinggal wisatawan yang bekunjung ke Wonosobo khususnya Dieng

biasanya dipengaruhi oleh akses menuju lokasi yang lumayan jauh. Hal ini terjadi

26

23

18

11

6

3

0

5

10

15

20

25

30

Mobil

Pribadi

Bus Kendaraan

Sewa

Sepeda

Motor

Angkutan

Umum

Lain-lain

Moda Transportasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

68

pada wisatawan yang memulai perjalanan pariwisatanya di luar Jawa Tengah.

Selain itu jumlah akomodasi/penginapan juga yang sangat terbatas di Wonosobo.

Ini juga yang membuat perusahaan travel yang melayani perjalanan menentukan

untuk tidak menginap di Wonosobo. Ada pula hal lain yang menjadi

pertimbangan perusahan travel yaitu tidak adanya tempat lain yang bisa

dikunjungi di Wonosobo selain kawasan Pegunungan Dieng. Hal ini diutarakan

oleh salah satu pengelolah Aria Touris Sercive di jalan Prawirotaman Mas Adi:

“…biasanya wisatawan langsung balik,,, karena kami memberi paket

perjalanan Borobudur ke Dieng… cuman belakangan ini kami tidak

mengambil Dieng karena terakhir mobil kami ke sana ada kendala

persoalan akses ke Wonosobo… ada juga wisatawan yang nginap jika dia

mau ke sikunir karena memang harus bermalam di Dieng, jadi kami

memberi biaya tambahan karena mobil harus kembali ke jogja nanti

mereka akan di jemput kembali…”

Mas Cahyo dari Vocation Travel mengatakan:

“…kalau persoalan nginap di Wonosobo itu 50:50 sih mas,, ada yang

nginap ada yang langsung pulang,, tapi itu tergantung dari yang di

kunjungi sih… kalau dia mau ke gunung prau dan puncak sikunir pasti

nginap cuman semalam,, cuman biasanya kami beri biaya tambahan sih,,,

cuman uang transprotasi saja… sedangkan untuk kendala untuk ke Dieng

sendiri sih,, pasti aksesnya,, karena kemarin sempat jembatannya jebol

karena longsor juga…”

Data yang didapatkan dari BAPPEDA juga menyatakan bahwa lama

tinggal wisatawan sebagian besar adalah satu hari yang menggambarkan bahwa

51% wisatwan tidak menginap di Wonosobo. Berikut gambar 4.9 dan gambar

4.10 menjelaskan hal tersebut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

69

Gambar 4.9. Lama Tinggal Wisatawan Kab. Wonosobo

Sumber: Laporan Akhir City Branding Kabupaten Wonosobo

(BAPPEDA)

Gambar 4.10. Akomodasi/Penginapan Wisatawan Kab. Wonosobo

Sumber: Laporan Akhir City Branding Kabupaten Wonosobo

(BAPPEDA)

Alasan wisatawan yang datang ke Wonosobo sebagai motivasi mereka

kebanyakan untuk menikmati wisata alam. Wisata alam yang ada di Wonosobo

seperti puncak sikunir, telaga warna, gunung prau dan lain-lainnya. Seperti yang

dikatakan oleh Mas Cahyo:

“…mereka (wisatwan) beralasan ingin ke Dieng karena ingin menikmati

keindahan alam di sana,, mereka kemudian memilih untuk camping di

gunung prau..”

1 HARI 2 HARI 3 HARI > 3 HARI

Series1 51 28 18 3

0

10

20

30

40

50

60

Lama Tinggal (Length of Stay)

51

2318

5 2 1

0

20

40

60

Akomodasi/Penginapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

70

Pak Salim juga mengatakan:

“…saya pernah mendapat alas an yang cukup unik dari salah satu

pengunjung Wonosobo Dieng,, dia datang hanya untuk menghirup udara

segar bahkan menikmati sentuhan embun yang mengenai kulitnya…”

Informasi tentang motivasi kunjungan wisatawan datang ke Wonosobo

dapat dilihat dari laporan akhir city branding Wonosobo oleh BAPPEDA. Dimana

wisata alam dan budaya merupakan motivasi utama wisatawan untuk berkunjung

ke Wonosobo:

Gambar 4.11. Motivasi Kunjungan Wisatawan Kab. Wonosobo

Sumber: Laporan Akhir City Branding Kabupaten Wonosobo

(BAPPEDA)

Dari semua segmentasi yang dapat dianalisis tentunya ada yang menjadi

pertimbangan khusus yang perlu dilakukan oleh pemangku kebijakan dan para

akademisi dalam pengembangan pariwisata di Wonosobo. Salah satu dari

segmentasi pasar wisatawan yang cukup kuat yaitu besarnya keinginan

masyarakat untuk menikmati kualitas alam yang dimiliki oleh Wonosobo. Hal ini

kemudian menjadi perhatian agar kualitas alam tetap terjaga maka unsur-unsur

sustainable atau keberlanjutan dilakukan untuk setiap destinasi. Unsur

keberlanjutan ini dapat menjadi Unique Selling Proposition (USP) bagi destinasi

74

2013 12 11

5 3 3 1 1

0

20

40

60

80

Motivasi Kunjungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

71

destinasi Wonosobo. Hal ini diharapkan menjadi bahan untuk mengidentifikasi

segmentasi pasar menurut minat wisatawan untuk menentukan target yang tepat.

4.2.1.2. Targeting

Untuk saat ini, pariwisata di Wonosobo belum memilik target yang secara

spesifik dan tertulis. Hal ini dikarenakan belum adanya publikasi Rencana Induk

Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPARDA). Target wisatawan Wonosobo

yang saat ini dilakukan hanya berfokus pada wisatawan yang memiliki minat

khusus. Minat khusus wisatawan yang datang ke Wonosobo tergantung pada jenis

atraksi yang ada di destinasi yang ada di Wonosobo.

Masing-masing destinasi memiliki target dan daya tarik tersendiri bagi

para wisatawan dengan motivasi yang berbeda. Seperti target destinasi puncak

sikunir berbeda dengan desa wisata yang ada di Wonosobo. Begitupun dengan

wisatawan yang datang ke kebun teh tambi atau wisatawan yang suka highing

tentunya akan ke gunung prau. Oleh karena itu, pengelola daya tarik wisata dan

penyedia jasa wisata harus fokus dan mengenali targetnya sehingga fasilitas

ditempat itu sesuai dengan kebutuhan wisatwan sebagai konsumennya. Pariwisata

secara umum harus memenuhi standar sadar wisata dan sapta pesona. Karena

denga hal itu, akan selalu menjadi daya tarik wisatawan untuk datang berkunjung

ke Wonosobo. Seperti yang dikatakan oleh Pak Lucas Agus:

“..setelah saya mendapat gelar duta pariwisata di Wonosobo, saya baru

sadar ternyata yang telah saya lakukan selama ini terhadap pariwisata

Wonosobo sudah memenuhi standar sapta pesona begitupun dengan

memberi pemahaman kepada masyarakat akan sadar wisata…”

Atraksi di Wonosobo yang memiliki target pasar wisatawan minat khusus yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

72

1. Alam

Keindahan alam Wonosobo sangat beragam, hal ini dikarenakan

keberadaannya yang dekat dengan kawasan pegunungan sindoro dan gunung

sumbing. Bagi wisatawan yang menyukai ketinggian dan menikmati udara

dingin hingga terbitnya matahari semua ada di kawasan Dieng Plateau. Dieng

plateuau atau dataran tinggi Dieng berada pada ketinggian 2093 mdpl. Di sana

menjadi akses utama wisatawan untuk mengunjungi destinasi seperti puncak

sikunir, gunung prau, kawah sikidang, batu ratapan angin dan telaga warna dan

beberapa destinasi lainnya yang berada di kawasan Pegunungan Dieng. Selain

itu juga di Wonosobo juga dapat kita temukan wisata alam lainnya seperti

telaga menjer, sumur jalatunda dan beberapa agrowisata seperti perkebunan the

tambi, permandian kalianget dan lainnya. Sedangkan di desa Sembungan salah

satu desa di Wonosobo dapat kita temukan air terjun seperti sikarim, seloka

dan sirawe, dan juga terdapat telaga seperti swiwi, nila dan dringo.

2. Budaya

Kebudayaan yang sangat terkenal di Wonosobo yaitu rambut gembel. Rambut

gembel adalah sebuah ritual yang dilakukan di kawasan Pegunungan Dieng

tepatnya candi arjuna. Selain itu ada juga tradisi kebudayaan lain yang dimiliki

seperti festival budaya selokromo, pengambilan air tujuh sumber, pawitan

budaya jawi dan unduh-unduhan, boyong kedathon dan prosesi ritual birat

sengkala, tari missal 5000 topeng lengger, tradisi larung sukerto serta tradisi

Rakanan Giyanti. Untuk Rakanan Giyanti sendiri, Wonosobo sedang gencar

melakukan pemasaran dan melakukan festival yang diharapkan menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

73

referensi lain bagi Wonosobo. Nama kegiatan festifal tersebut yaitu ‘The

Legend Of Lengger Giyanti’.

4.2.1.3. Positioning

Positioning berkaitan dengan bagaimana suatu brand diposisikan dalam

pikiran target wisatawan. Dalam istilah psikologi disebut mental conception, yaitu

bagaimana orang memiliki persepsi yang kuat di alam bawah sadarnya akan suatu

objek, dalam hal ini wisatawan. Sebelum menentukan positioning, pemerintah dan

beberapa pemangku kepentingan pariwisata Wonosobo dalam hal ini sebagai

pemasar harus menentukan segmentasi dan target pasar terlebih dahulu. Hal ini

nantinya akan bertujuan untuk mendatangkan wisatawan sebanyak mungkin ke

destinasi.

Untuk menentukan positioning, maka diperlukan branding terhadap

destinasi pariwisata di Wonosobo. Karena dengan adanya perumusan city

branding oleh suatu daerah, selain mendatangkan wisatawan juga akan

menggerakkan perekonomian masyarakat karena adanya implikasi terhadap

investasi dan perdagangan di Wonosobo. Hal tersebut di sampaikan oleh Ibu Ike

Janita Dewi dalam sebuah Fucus Group Discusion pertama bersama para

pemangku kepentingan pariwisata di Wonosobo.

“…Selain dari tujuan untuk mendatangkan wisatawan, branding juga

membantu daerah maupun masyarakat untuk menentukan jenis investasi,

karakteristik wisatawan atau pengunjung dan perdagangan yang ingin di

tarik ke Kabupaten Wonosobo. Satu hal yang tidak kalah penting adalah

sebuah brand juga mencerminkan cita-cita dan inspirasi suatu daerah

maupun masyarakat….”

Wonosobo sendiri sudah melakukan City Branding yang launching pada

tanggal 24 Agustus 2018 yaitu “The Soul of Java”. Tagline ini memiliki arti yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

74

sangat filosofis dan diputuskan secara bersama-sama dalam sebuah forum FGD

yang diselenggarakan oleh BAPPEDA. Hal ini disampaikan oleh Pak Salim

Bawazier sebagai ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia di Wonosobo:

“..Wonosobo sendiri memiliki kebudayaan dan kearifan lokal yang sangat

kuat,, Wonosobo memiliki arti sesuai dengan branding Wonosobo, the soul

of java,, wonososbo,, sobo dalam arti bahasa jawa artinya berkunjung,,

dan secara mendalam artinya berkunjung yang terjadi berkali-kali,

sedangkan wono artinya ada apa,,, jadi secara filosofis sangat bermakna

ketika mengartikan wonososbo, ada apa sehingga orang datang

berkunjung..? jadi kenapa orang datang kesini sejak jamn dahulu, karena

di sini ada soul, ada interest di kabupaten ini,, jadi ini menjadikan

branding Wonosobo menjadi sangat pas..”

Gambar 4.12. Logo City Branding Pariwisata Kabupaten Wonosobo

Sumber: www,bappeda.Wonosobokab.go.id

Sudah banyak hal yang direncanakan dan sedang dilakukan oleh para

pemangku kepentingan pariwisata Wonosobo setelah dilakukannya city branding.

Dikutip dari Sindonews.com dalam sebuah wawancara dengan Bapak Bupati

Wonosobo Eko Purnomo pada tanggal 20 November 2018 menutarakan:

“…Setidaknya ada enam objek wisata unggulan daerah, yakni Dieng,

Sindoro Sum bing, Panto Domas Sapuran, Serayu serta Winong sari

Kaliwiro yang tengah di kembangkan oleh Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kabupaten Wonosobo. Tak hanya itu, potensi desa-desa

wisata serta tumbuhnya industri ekonomi kreatif juga didorong agar

sektor pariwisata di daerah dengan city branding “The Soul of Java” ini

kian mendunia…. Seiring tuntutan wisatawan yang kini mulai mengarah

ke destinasi wisata alam, kami terus bergerak mendorong desa-desa untuk

berbenah demi optimalisasi potensi alam mereka. Sampai saat ini ada 22

desa yang tengah mengembangkan potensi wisata alamnya…”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

75

Hal ini juga disampaikan oleh Pak Salim:

“Sejak berkembangnya destinasi wisata (pasca city branding), banyak

yang kemudian mulai belajar menjadi guide, berbahasa iunggris dan

lainnya.. saat ini dengan banyaknya desa wisata, mereka sekarang

berlomba-lomba menjadikan desa mereka sebagai desa wisata,, karena

sekarang mereka sadar, dengan menjadi desa wisata akan memebawa

banyak manfaat bagi desa,,, mereka kemudian kembali menjunjung

kearifan lokal, kebudayaan, melestariakan alam mereka,,,”

Dengan melihat situasi pariwisata Wonosobo, para pemangku kepentingan

dapat menentukan segmen, target dan positioning wisatawan sebagai konsumen.

Sudah adanya branding yang di miliki pariwisata Wonosobo sudah sangat

membantu dalam hal pengembangan destinasi pariwisata di Wonosobo.

Strategi pemasaran dari situasi ini kemudian dapat diimplementasikan ke

dalam analisis bauran pemasaran yang terdiri dari product, place, price,

promotion, people, program, packaging dan partnership. Dari analisis STP yang

sudah dilakukan oeh pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya tentang

pariwisata Wonosobo dapat kita simpulkan sebagai berikut:

Tabel 4.3 Ringkasan Analisis STP

Segmenting • Segmen geografis terutama mancanegara dan segmen minat

khusus wisatawan.

• Dinas Pariwisata mengidentifikasi perilaku wisatawan

khususnya mengenai keberlangsungan destinasi (ekowisata)

sehingga dapat menentukan target yang tepat.

Targeting • Target wisatawan yang berbeda-beda, hal ini tergantung atraksi

yang ditawarkan.

• Pemerintah dan pemangku kepentingan pariwisata lainnya di

Wonosobo sebaiknya mengetahui karakteristik target

wisatawan.

Positioning • Kepariwisataan Wonosobo sudah memiliki city branding yaitu

‘The Soul of Java’.

• Pemerintah sudah melakukan banyak perencanaan pasca city

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

76

branding untuk menentkuan positioning destinasi pariwisata

Wonosobo.

4.2.2. Analisis Bauran Pemasaran

4.2.2.1. Product

Komponen produk pariwisata terdiri dari 3A, yaitu atraksi, aksesibilitas

dan amenitas. Analisis dilakukan pada tiga komponen utama produk pariwisata di

Wonosobo. Wonosobo memiliki banyak produk pariwisata, namun belum semua

destinasi dapat dipasarkan dengan baik karena masih dalam tahap pengembangan

khususnya dalam hal infrastruktur seperti jalan, penginapan dan fasilitas umum

yang lainnya. Seperti yang dikatakan oleh Pak Agus Purnomo sebagai mantan

Kepala Dinas Pariwisata Wonosobo dan saat ini sebagai pengawas Himpunan

Pramuwisata Indonesia:

“…Saat ini masyarakat Dieng mulai menggantungkan hidupnya di

pariwisata. Mereka sudah mulai membuat hotel warung makan hingga

restaurant. Bahkan setiap hari bisa kita lihat puluhan truk membawa

pasir, batu semen ke arah Dieng…”

Kepala Bina Marga Bapak Nuruddin Ardiyanto juga menyampaikan:

“terkait dengan jalan infrastruktur ke wisata, dinas PU telah melakukan

penggaran pembangunan jalan alternative menuju kawasan Pegunungan

Dieng… Pegunungan Dieng juga bagian dari prioritas pembangunan

infrastruktur jalan sebab Dieng adalah wisata nasional…”

Dari analisis STP dapat kita temukan bahwa kecenderungan wisatawan

dalam menentukan destinasi di Wonosobo harus dilandasi dengan unsur-unsur

sustainability. Dominannya wisatawan untuk menikmati alam yang secara natural

sehingga menjadi perhatian pemangku kepentingan untuk menjada dan

melestarikan keindahan alam di Wonosobo. Keuntungan secara ekonomi (profit)

bukan semata-mata yang dicari, akan tetapi adanya keterlibatan masyarakat lokal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

77

melalui pemberdayaan, menjunjung tinggi kearifan lokal dan menjaga kelestarian

lingkungan (alam). Sebuah destinasi harus menjaga keseimbangan antara

ekonomi, sosial dan lingkungan agar terjadi sebuah pariwisata yang berbasis

ekowisata sebagai salah satu cara untuk mencapai sustainable. Seperti yang

dikatakan oleh ketua HPI Pak Salim Bawazier:

“…kami inginnya pariwisata Wonosobo itu sesuai dengan branding,, dan

ini harus digerakkan secara bersama-sama, baik secara pribadi, oleh

pemerintah dan masyarakat yang memang mereka yang mengerti tentang

lingkungan dan kebudayaannya yang saat ini kita jadikan sebagai

destinasi,,, dan ketika hal itu terjadi maka akan terus berlanjut secara

jangka panjang… dan secara pribadi saya akan terus mendidik orang-

orang Wonosobo tentang penting pariwisata …”

Berbicara tentang produk pariwisata di Wonosobo selain dari objek wisata

oleh alam. Wonosobo memiliki produk yang sangat kuat dalam hal kuliner dan

kerajinan tangan seperti ‘carica’ dan ‘purwaceng’. Pengembangan kuliner dan

kerajinan (UMKM) saat ini masih bekerjasama dengan dinas pariwisata. Hal ini

mengimplikasikan upaya pembinaan secara langsung belum dapat dilakukan

secara maksimal. Ada sebuah komunitas yang bernama KOKI (pelaku usaha

kuliner) yang terbentuk dari asosiasi pelaku usaha kuliner di Wonosobo.

Komunitas KOKI sering mengikuti pameran dan perayaan lain tentang kuliner

dengan membawa ciri khas Wonosobo. Komunitas ini aktif dalam berkreasi dan

berinovasi dengan dorongan diri dan semangat organisasi itu sendiri. Potensi

kuliner Wonosobo sangat baik, dengan adanya branding itu sangat membantu

memasarkan ciri khas kuliner milik Wonosobo, seperti mie ongklok, tempe kemul

dan untuk oleh2 ada carica, purwaceng sebagai produk unggulan kuliner

Wonosobo.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

78

Gambar 4.13 Mie Ongklok Salah Satu Kuliner Khas Wonosobo

Sumber: www.mieongklokinstant.com

Akan tetapi jika berbicara tentang kebudayaan Wonosobo, ‘Ritual Rambut

Gembel’ yang merupakan tradisi orang-orang Pegunungan Dieng itu justru

berhasil dipasarkan oleh Pemerintah Kabupaten Banjarnegara. ‘Dieng Culture

Festival’ adalah salah satu kegiatan besar yang dilakukan oleh Banjarnegara di

Pegunungan Dieng. Kegiatan ini diadakan setiap tanggal 4-6 dibulan Agustus

setiap tahunnya. Dimana Tradisi kebudayaan Rambut Gembel merupakan salah

satu rangkaian acaranya. Hal ini dapat kita lihat pada gambar 1.6 pada BAB 1.

Lokasi Dieng memang berada pada perbatasan geografis antara Wonosobo dan

Banjarnegara. Hal ini kemudian menjadi perhatian khusus bagi pemangku

kepentingan pariwisata Wonosobo untuk memasarkannya meskipun Wonosobo

mendapat banyak keuntungan dari kegiatan pariwisata tersebut.

1. Atraksi

Wonosobo memiliki banyak atraksi yang bisa menjadi daya tarik bagi para

wisatawan. Beberapa diantaranya sudah memenuhi standar sapta pesona yakni

aman, bersih, tertip, indah dan kenangan. Jenis atraksi yang ada di suatu destinasi

merupakan hal yang banyak menjadi pertimbangan wisatawan sebelum berwisata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

79

Atraksi yang banyak dijual oleh pariwisata Wonosobo yaitu alam dan budaya.

Seperti yang dijelaskan oleh Pak Salim:

“..banyak hal yang menjadi nilai jual dari destinasi di Wonosobo,,

misalkan saja puncak sikunir,, dimana kita bias melihat matahari terbit

hingga dua kali,,? Di sikunir itu ada, yang pertama itu gold sunrise dan

yang kedua itu silver sunrise,,, untuk saat ini, perkembangan desa wisata

yang ada di Wonosobo belum siap 100%, meskipun sudah bisa dikunjungi

oleh wisatawan… dengan nilai jual yang beraneka ragam,,”

“ada peninggalan sejarah dari beberapa kultur budaya dan agama,

misalkan saja kebudayaan Islam, di sini terdapat makam-makam Kiyai,

Tokoh Islam dan Para Wali.. dan itu sering dikunjungi untuk berziarah,,

tidak hanya orang jawa, bahkan di luar jawa-pun,, sekarang pariwisata

digalakkan, informasi itu semakain berkembang, sehingga menjadi

stimulun bagi orang-orang datang ke Wonosobo,,, selanjutnya Hindu,,

dan Wonosobo banyak sekali candi peninggalan Hindu, itukan

menandakan bahwa ada sesuatu di Wonosobo the soul of Wonosobo…

sampai sekarang pun orang-orang dari Bali sering berkunjung ke Dieng

tepatnya di candi arjuna.. selain itu, mereka mengambil air suci yang

dibawa ke Bali,, yaitu telaga warna dan mata air serayu..”

Dengan apa yang ditawarkan oleh pariwisata Wonosobo, kebanyakan

wisatawan lebih banyak yang tertarik dengan atraksi tentang alam dan budaya.

Daya tarik wisatawan yang paling banyak di kunjungi adalah puncak sikunir,

candi arjuna, kawah sikidang dan telaga warna.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

80

Gambar 4.14. Daya Tarik Wisata yang Dikunjungi Wisatawan Kab.

Wonosobo

Sumber: Laporan Akhir City Branding Kabupaten Wonosobo

(BAPPEDA)

Apa yang dilakukan oleh pemerintah dan beberapa pemangku kepentingan

pariwisata Wonosobo secara garis besar sudah sangat baik. Misalkan adanya

penyampaian kepada masyarakat untuk tidak menjual barang, makanan dan sewa

penginapan yang terlalu mahal. Akan tetapi dalam beberapa sudut pandang

mengenai tata kelola ruang dan bangunan khususnya untuk kawasan candi arjuna

dan destinasi lainnya di Dieng yang masih sangat buruk. Hal ini kemudian

mengurangi keelokan dan keindahan Dieng secara natural sehingga menciptakan

kondisi tidak nyaman dan kenangan yang kurang baik bagi wisatawan. Kondisi ini

dikhawatirkan menimbulkan bad user experience yang akan dengan mudahnya

tersebar melalui cerita (WOM).

Kondisi tidak nyaman ini menjadi kekurangan dari pariwisata di

Wonosobo. Dinas pariwisata sebagai penggerak utama pariwisata Wonosobo

sebaiknya melakukan pemetaan untuk mengenali kelebihan dan kekurangan

masing-masing daya tarik wisata. Selain itu, diperlukan manajemen yang baik

59 55

42 39

2113 11 8 6 6 5 5 3 3 2

010203040506070

DAYA TARIK WISATA YANG

DIKUNJUNGI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

81

sehingga keaslian alam dan budaya tetap terpelihara dengan memperhatikan unsur

keberlanjutan. Perlunya koordinasi yang baik dengan beberapa pihak antara lain:

1. Dinas PU membahas tentang tata ruang di destinasi wisata agar adanya

penertipan bangunan di lokasi destinasi.

2. Masyarakat yang terlibat langsung sebagai pengelola dan pengembangan

destinasi agar sadar akan unsur keberlanjutan

3. UMKM untuk membantu masyarakat menciptakan ekonomi kreatif yang dapat

menjadi pelengkap atraksi destinasi seperti cenderamata.

4. BPN agar terjadi konsolidasi tanah yang baik pada potensi destinasi pariwisata

di Wonosobo.

2. Aksesibilitas

Saat ini, jalan menuju ke beberapa destinasi Wonosobo sedang dilakukan

pengembangan infrastruktur jalan. Berdasarkan hasil penilaian tentang Wonosobo

bahwa transportasi memperoleh hasil penilaian yang tereendah.

Gambar 4.15. Penilaian Wisatawan Tentang Kab. Wonosobo

Sumber: Laporan Akhir City Branding Kabupaten Wonosobo

(BAPPEDA)

8.00

7.88

7.44

8.37

6.89

7.71

7.31

7.39

7.63

7.78

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00

Wonosobo destinasi istimewa

Daya tarik beragam

Banyak tujuan wisata baru

Kebersihan terjaga

Transportasi mudah

Destinasi yang tertib

Oleh-olehnya beragam

Wisata kuliner menarik

Informasi berkualitas

Harga-harga terjangkau

Penilaian tentang Wonosobo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

82

Dengan kondisi tersebut, pemerintah melalui dinas Pekerjaan Umum telah

melakukan upaya seperti melakukan pelebaran jalan, membuka jalan baru menuju

destinasi dan lain sebagainya. Sebelumnya telah diketahui bahwa terkait dengan

infrastruktur menuju kawasan wisata khususnya Dieng, dinas PU telah melakukan

pengaggaran pembangunan jalan alternatif menuju destinasi. Pembangunan jalan

alternatif ini perlu dilakukan karena dalam musim penghujan kawasan atau jalan

menuju Dieng terkadang mengalami longsor yang menimbun bahu jalan sehingga

harus melakukan penutupan jalan dan mengarahkan ke jalan alternatif yang sudah

ada. Bapak Nuruddin Ardiyanto lanjut menjelaskan:

“…Jalan alternatif yang sekarang ini dibangun yaitu jalan yang

menghubungkan Garung sampai ke Sembungan… tapi karena jalannya

masih cukup parah dan ekstrem, biasanya para pengguna jalan lebih

memilih menunggu perbaikan jalan yang tertimbun longsor tersebut….”

Gambar 4.16. Longsor di Badan Jalan Menuju Dieng di Desa Kalilembu

Kab. Wonosobo

Sumber: Wonosobo.com

Saat ini, Wonosobo sedang fokus membangun proyek infrastruktur di jalan

kabupaten yang memiliki panjang hampir 1000 km. Dimana Pegunungan Dieng

juga bagian dari prioritas pembangunan infrastruktur jalan sebab Dieng adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

83

salah satu daya tarik wisata Nasional. Terdapat 4 ruas jalan menuju Dieng saat ini,

yaitu Kota Wonosobo melalui Desa Candiasan - lingkar utara Wonosobo,

Magelang yang tembus ke Desa Kapulogo, Desa Lakepanangkaran dan yang

terakhir dari Kabupaten Batang ke Desa Pranten Kecamatan Bawang.

Gambar 4.17. Jalan Menuju Dieng Kab. Wonosobo

Sumber: Data Pribadi

Jalan menuju Dieng memiliki ruas jalan yang cenderung kecil/sempit. Hal

ini mengakibatkan kemacetan yang cukup parah terlebih di hari-hari tertentu

dimana wisatawan banyak yang berkunjung ke Dieng seperti ‘Dieng Culture

Festival’ (Gambar 4.18). Sudah banyak usulan untuk pelebaran jalan menuju

Dieng akan tetapi mengalami beberapa kendala; penganggaran proyek jalan dan

pembebasan jalan dan jalur yang cukup eksrim untuk melakukan pelebaran atau

membuat jalan baru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

84

Gambar 4.18. Kemacetan di Jalan Menuju Dieng di Desa Candiasan Kab.

Wonosobo Tanggal 4-8-2018

Sumber: www.wonosobo.com

Meskipun saat ini, fokus pembangunan infrastruktur jalan berada pada

destinasi wisata yang di Dieng, bukan berarti jalan menuju ke destinasi lain yang

ada di Wonosobo terabaikan. Akan tetapi jalan menuju destinasi lain seperti

agrowisata teh tambi, Waduk Wadaslintang, lubang sewu dan lainnya aksesnya

masih sangat baik. Namun jika ada lagi tempat wisata baru maka tidak langsung

dilakukan pembuatan jalan, karena hal ini harus berdasarkan dari OPD terkait dan

kemudian melakukan penganggaran.

Gambar 4.19. Jalan Menuju Agrowisata Teh Tambi

Sumber: Data Pribadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

85

Untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan dalam perjalanan ke

destinasi wisata di Wonosobo, pemerintah memang perlu meningkatkan

pengembangan infrastruktur jalan melalui program pembuatan jalan baru dan

pelebaran jalan. Selain itu, kurang tersedianya angkutan umum untuk menuju ke

beberapa destinasi khususnya Dieng. Dengan kondisi tersebut dinas pariwisata

diharapkan mampu bekerjasama dengan dinas perhubungan untuk memfasilitasi

wisatawan yang datang ke Wonosobo dengan menggunakan kendaraan umum dari

luar daerah menuju destinasi pariwisata (Lihat Gambar 4.9).

3. Amenitas

Amenitas merupakan ketersediaan fasilitas penunjang pariwisata di

Wonosobo. Fasilitas yang dimaksud di sini yaitu penginapan, tempat makan,

toilet, dan tempat sampah. Kondisi amenitas saat ini yang ada di Wonosobo,

belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan wisatawan, terutama penginapan, toilet

umum dan tempat sampah.

Pada tahun 2014, Pak Agus Purnomo sebagai Kepala Dinas Sosial

melakukan program kerja bakti di kawasan Pegunungan Dieng bersama Pemuda

Karangtaruna Wonosobo. Kegiatan itu berlangsung hanya sehari namun memiliki

dampak yang sangat luar biasa bagi perilaku kehidupan sehari-hari masyarakat

Dieng hingga saat ini.

“…Dieng, saya dulu mencoba, yang katanya dulu orangnya susah diajak

untuk bersih-bersih, saat itu saya masih menjabat sebagai Kadin sosial

(2014), saya mengajak pemuda karangtaruna untuk ke Dieng sekaligus

kegiatan bersih-bersih desa Dieng, saya bawakan truk, cuman saat itu jadi

bingung karena Dieng tidak mempunyai tempat pembuangan sampah

(TPA),, dan hal yang paling penting saat itu adalah kurangnya kamar

mandi umum, yang membuat kesulitan sendiri bagi orang yang datang

berkunjung ke Dieng… meskipun akhirnya masyarakat ikut terlibat dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

86

kegiatan bersih-bersih itu... Di situ dapat kami simpulkan bahwa orang

Dieng ternyata bisa diajak bersih-bersih….”

Tumpukan sampah di Dieng memuncak ketika setelah melakukan

pegelaran ‘Dieng Cultur Festival’. Hingga pada tahun 2017 Pemerintah

Wonosobo bersama warga menyepakati komitmen dan mendeklarasikan ‘Dieng

Bersih Harga Mati’. Kemudian dilanjutkan dengan langkah-langkah konkrit untuk

mengatasi sampah di Dieng, seperti yang diberitakan oleh www.AntaraJateng.com

melalui wawancara dengan Kepala Pariwisata Wonosobo One Andang Wardoyo:

“…Tentu kami bersyukur langkah untuk membenahi masalah sampah di

kawasan wisata Dieng ini mendapat dukungan dari warga masyarakat,

bahkan kemudian tumbuh kesadaran untuk mendeklarasikan Dieng Bersih

Harga Mati,,, langkah tersebut secepatnya bakal diikuti dengan

pembangunan tempat pembuangan akhir sementara (TPAS) yang

rencananya berlokasi di Dusun Siterus, Desa Sikunang…”

Untuk penginapan, Wonosobo saat ini sedang melakukan pembangunan

amenitas khususnya penginapan dan tempat makan. Khususnya untuk kawasan

wisata Dieng, masyarakat yang bekerja sebagai guide di sana juga menyediakan

penginapan sebagai usaha perekonomian mereka. Selain itu ada juga yang

membangun warung makan di sekitar destinasi wisata yang ada di sana. Bapak

Agus Purnomo menjelaskan:

“…ada juga guide yang punya usaha homestay dengan menjadikan

rumahnya tersebut sebagai homestay. Pendapatan mereka cukup luar

biasa. Saat ini masyarakat Dieng mulai menggantungkan hidupnya di

pariwisata. Mereka sudah mulai membuat hotel warung makan hingga

restaurant. Bahkan setiap hari bisa kita lihat puluhan truk membawa

pasir, batu semen ke arah Dieng….”

Jumlah penginapan yang ada saat ini di Wonosobo juga dapat kita lihat dari SIPD

tahun 2014:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

87

Tabel 4.4. Jenis, Kelas, dan Jumlah Hotel/Penginapan di Kabupaten

Wonosobo

Hotel 2010 2011 2012 2013 2014

Bintang lima 0 0 0 0 0

Bintang empat 1 1 1 2 0

Bintang tiga 1 1 1 2 0

Bintang dua 0 0 1 0 0

Bintang satu 0 0 1 0 0

Non bintang 30 16 15 16 16

Sumber: SIPD Tahun 2014

Jumlah hotel di Wonosobo terus mengalami penurunan. Hal ini

dikarenakan menurunnya hotel berbintang karena kurangnya pengunjung hotel.

Selain itu meningkatnya jumlah homestay yang berada disekitar objek wisata

Dieng juga menjadi faktor turunnya jumlah hotel (Lihat gambar 4.10). Selain itu

ada juga wisatawan yang membawa tenda khususnya yang mereka yang

berkunjung ke Puncak Sikunir dan Gunung Prau.

Berikut beberapa gambar hotel, homestay dan penginapan lainnya di Wonosobo:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

88

Gambar 4.20. Hotel di Wonosobo

Sumber: Data Pribadi

Gambar 4.21. Homestay di Wonosobo

Sumber: Data Pribadi

Gambar 4.22. Tenda Wisatawan di Wonosobo

Sumber: www.wisatadiengwonosobo.com

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

89

Gambar 4.23. Tenda Saat Perayaan DCF di Dieng

Sumber: www.wisatadiengwonosobo.com

Untuk gambar 4.23 panitia dan beberapa orang yang ada di wilayah

kawasan Pegunungan Dieng melakukan penyewaan tenda kepada wisatawan yang

berkunjung ke perayaan DFC tahun 2018. Hal ini dilakukan karena jumlah

penginapan yang masih sangat kurang di kawasan Pegunungan Dieng.

Sedangkan untuk warung dan restoran yang ada di Wonosobo juga sedang

tahap pembangunan oleh beberapa pengusaha yang bergerak di bidang kuliner.

Sebenarnya sudah cukup banyak warung makan yang ada di Wonosobo, baik di

Kota ataupun di beberapa destinasi. Kuliner khas Wonosobo menjadi menu

andalan yang disediakan oleh warung ataupun restoran seperti Mie Ongklok,

tempe kemul dan lainnya. Sedangkan untuk beberapa restoran juga menyediakan

western menu. Diperlukan banyak tempat makan seperti ini dan jika dapat

dilengkapi dengan penjualan cenderamata akan sangat mendukung kegiatan

kepariwisataan Wonosobo.

Untuk mempercepat pembangunan fasilitas di destinasi wisata Wonosobo,

diperlukan koordinasi antara beberapa bidang diantaranya pemerintah dan swasta,

seperti yang dilakukan untuk percepatan pengembangan 10 destinasi unggulan di

Indonesia. Kerjasama ini akan dibahas lebih lanjut dalam partnership.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

90

4.2.2.2. Place

Channel distribusi pemasaran paiwisata Wonosobo saat ini belum cukup

maksimal meskipun telah dilakukan branding dan promosi pemasaran pariwisata

yang cukup maksimal. Hal ini bisa terjadi karena branding masih baru dilakukan

dan promosi yang belum terlalu efisien. Fungsi utama dari place (distribusi)

dalam strategi pemasaran pariwisata adalah untuk mempermudah wisatawan

dalam pembelian layanan wisata dan memperluas market share. Place yang

berkaitan dengan promotion dan akan dibahas lebih spesifik pada pembahasan

promotion.

Place yang ada dalam industri pariwisata Wonosobo yaitu bandara,

terminal bus, stasiun, travel agent, institusi hingga pada restoran dan penginapan.

Channel distribusi yang terbaru saat ini yaitu online dan website yang dikelolah

langsung oleh manajemen destinasi Wonosobo.

Dari hasil observasi yang dilakukan di bandara sebagai salah satu pintu

masuk kedatangan wisatawan seperti Bandara Adi Sucipto Yogyakarta, belum

terdapat satupun informasi tentang pariwisata di Wonosobo. Baik dari spanduk,

baliho dan lainnya, Sedangkan hal tersebut sangat penting sebagai saluran

distribusi destinasi Wonosobo. Ini kemudian menandakan belum efektifnya

distribusi pemasaran di tempat strategis seperti bandara sebagai media informasi.

Perlu diamati bahwa masuknya Dieng sebagai salah satu jaringan

Joglosemar, sangat membantu pemasaran pariwisata di Wonosobo. Joglosemar

nantinya akan dibahas secara spesifik di partnership. Destinasi pariwisata

Wonosobo melalui Joglosemar bisa diketahui oleh wisatawan ketika mendatangi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

91

Travel Agent dan Tourist Center. Sebagaimana diungkapkan oleh Mas Anang

pengelola MSS Tour and Travel yang ada di Bandara Udara Adi Sucipto:

“…ada juga sih mas perjalanan menuju ke Wonosobo, tapi sangat jarang,

apalagi untuk berwisata,, tourist biasanya tahu cara bagaimana ke

Wonosobo jika bertanya ke kami sebagai Travel Agent,, dan bisa juga

mereka bertanya ke Tourist Information Center yang ada di dalam

Bandara... untuk brosur dan billboard tentang Wonosobo kami gak ada,

tapi kami memberi informasi bahwa Dieng Wonosobo ketika turis

bertanya tentang Joglosemar yang fotonya banyak terpajang di Bandara

(sesuai dengan gambar 4.20),, Wonosobo juga bisa di kunjungi oleh

mereka jika mereka ingin ke Borobudur dengan menyediakan perjalanan

paket wisata…”

Kebanyakan dari travel yang menawarkan perjalanan wisata dengan

sistem drop atau hanya mengantar ke destinasi wisata atau ke tempat tertentu

tergantung dari wisatawan. Sedangkan untuk ke Wonosobo sendiri travel agent

memberi penawaran untuk antar dan jemput saja sedangkan untuk perjalanan ke

beberapa destinasi wisata di Wonosobo di luar tanggungan. Tidak adanya brosur,

billboard, booklet, spanduk, baliho dan sebagainya tentang Wonosobo ditambah

dengan ketidakpastian perjalanan ke destinasi Wonosobo tentunya menjadi

pertimbangan yang berat wisatawan.

Gambar 4.24. Banner Joglosemar Di Bandara Adi Sucipto Yogyakarta

Sumber: Data Pribadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

92

Penyebab Channel Dinas Pariwisata saat ini masih kurang efektif karena

masih menggunakan sistem pemasaran yang konvensional. Pemasaran

konvensional seperti bergantung pada informasi kepariwisataan Wonosobo lewat

travel agent yang ada di luar Wonosobo.

Sebenarnya Pemerintah Wonosobo sedang gencar memasarkan

pariwisatanya. Untuk di Wonosobo sendiri sudah memasang banyak Baliho dan

beberapa media informasi wisatawan yang berada di Wonosobo (lihat gambar

4.25). Selain itu Dinas pariwisata sudah mencetak brosur dan sebagainya untuk di

mengikuti pameran-pameran pariwisata baik dalam dan luar negri. Sebagaimana

yang di jelaskan oleh Bambang Triono Kepala Pemasaran Dinas Pariwisata

Wonosobo melalui wawancara yang dilakukan oleh Bagas Arif Buana pada

tanggal 14 maret 2018:

“…di samping itu juga kita mencetak brosur wisata terus kita juga

mengikuti pameran-pameran di luar daerah kita, baik di Jawa Tengah,

Jawa, maupun Luar Jawa dan untuk tahun ini kita mencoba mengikuti

pameran di Luar Negeri, rencana ke Australia dan Malaysia. Tahun ini

ada di Palembang, Medan, Jakarta, ada di Yogyakarta juga terus di Jawa

Tengah…”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

93

Gambar 4.25. Baliho Priwisata Di Alun-alun Wonosobo

Sumber: Data Prbadi

Gambar 4.26. Calendar Of Events Priwisata Di Wonosobo

Sumber: Data Prbadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

94

Gambar 4.27. Handbook Wisatawan (1)

Sumber: Data Prbadi

Penempatan channel dengan menyediakan media informasi di tempat

kedatangan seperti bandara, stasiun, dan terminal cukup efektif karena merupakan

tempat pertama yang dikunjungi dan tidak semua wisatawan datang dengan

memiliki fixed itinerary. Sehingga masih ada peluang agar wisatawan datang

berkunjung ke destinasi di Wonosobo.

Dengan memilih tempat pemasaran yang tepat, maka suatu produk akan

lebih banyak dikenal oleh wisatawan. Permasalahannya jika wisatawan belum

mengenal produk wisata itu, tidak ada awareness yang pasti tidak adakan

menimbulkan action untuk mengunjungi destinasi itu. Untuk memperluas channel

distribusi pemasaran pariwisata, selain menitipkan ke tour operator, Dinas

Pariwisata bisa meletakkan brosur di bandara, tempat penginapan, dan juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

95

menggunakan channel digital seperti website dan media sosial. Digital marketing

strategy lebih efektif dan efiesien saat ini, mengingat keterbatasan anggaran

menjadi kendala pengelola daya tarik wisata dan Dinas Pariwisata. Digital

marketing strategy yang berkaitan dengan promosi melalui media digital akan

dibahas lebih lanjut pada promotion dan partnership.

4.2.2.3. Price

Aspek harga mempengaruhi segmen wisatawan yang datang ke

Wonosobo. Hal ini menjadi pertimbangan utama wisatawan untuk menjatuhkan

pilihan datang ke Wonosobo sehingga dibutuhkan rencana strategi harga yang

tepat. Untuk saat ini, dari hasl observasi di Jalan Sosrowijayan dan Jalan

Prawirotaman Yogyakarta, biaya perjalanan ke Dieng Wonosobo yang ditawarkan

oleh beberapa travel agent cukup beragam. Harga tersebut berkisar Rp.275.000

hingga Rp.300.000 per-orang yang berlaku pada wisatawan dalam negri dan

mancanegara. Namun jika mengambil paket perjalanan Borobudur Dieng, harga

yang ditawarkan sekitar Rp.300.000 sampai Rp.350.000 per-orang. Mas Wahyu

sebagai pengelolah Vocatio Travel di jalan prawirotaman mengatakan:

“….jadi kami melayani perjalanan ke Dieng jika wisatawan mau

mengambil paket perjalanan Borobudur ke Dieng, dengan harga sekitar

300 sampai 350 ribu perorang..”

Mbak Kartika pengelola Losari Tours and Travel mengatakan:

“…sebenarnya kami tidak menawarkan perjalanan hanya khusus ke Dieng

saja, kami menawarkan paket, tapi jika memang ada yang mau kami

memberi harga 275 ribu atau 300 ribu perorang, itupun jika mobil penuh

(6-7 orang), jadi biasanya wisatawan itu saling mengajak biar kami bisa

melayani perjalanan ke sana…”

Mas Adi pengelola Aria Tourist Service juga mengatakan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

96

“…karena Dieng itu hitungan diluar kota ya, jadi kami biasanya meberi

harga paket sekitar 700 ribu,,, itu sudah termasuk biaya sewa mobil,

driver dan bahan bakar,,”

Fasilitas yang wisatawan dapatkan dengan harga yang dijelaskan di atas

hanya mencakup fasilitas transport. Harga tour di atas tidak termasuk tiket masuk

destinasi. Wisatawan dipersilakan untuk membeli tiket masuk destinasi setelah

memasuki kawasan wisata Dieng. Tiket masuk ke kawasan Dieng, berada pada

satu gerbang dan berlaku untuk satu orang saja. Sedangkan untuk memasuki objek

wisata yang ada di sana, wisatawan harus kembali membayar untuk itu. Hal

tersebut berlaku pula untuk kebutuhan konsumsi wisatawan.

Perjalanan ke Dieng Wonosobo memakan waktu sekitar 5 jam dari arah

Jogjakarta. Sehingga dibutuhkan manajemen waktu yang baik agar wisatawan

puas dengan perjalanan wisatanya. Terdapat 2 waktu keberangkatan menuju

Dieng yaitu pada jam 07:00 dan pada jam 22:00 apabila wisatawan ingin melihat

Golden Sunrise di Puncak Sikunir. Sehingga wisatawan memiliki waktu sekitar 12

jam untuk menikmati destinasi pariwisata Dieng diluar kunjungan destinasi

lainnya yang ada di Wonosobo.

Harga tour dan waktu untuk berwisata tertera tersebut berbeda apabila

wisatawan menginginkan paket menginap dan paket all include Dieng. Dengan

paket menginap maka fasilitas yang akan wisatawan dapatkan adalah kendaraan,

penginapan, dan breakfast. Paket menginap lebih banyak dipilih oleh wisatawan

private tour. Sedangkan untuk paket all include Dieng wisatawan mendapatkan

fasilitas kendaraan, penginapan, breakfast, dan tiket masuk destinasi.

Berikut beberapa brosur paket perjalanan wisata yang dianalisis:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

97

Gambar 4.28. Brosur Paket Wisata (1)

Sumber: Data Prbadi

Gambar 4.29. Brosur Paket Wisata (2)

Sumber: Data Prbadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

98

Gambar 4.30. Brosur Paket Wisata (3)

Sumber: Data Prbadi

Gambar 4.31. Brosur Paket Wisata (4)

Sumber: Data Prbadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

99

Gambar 4.32. Brosur Paket Wisata (5)

Sumber: Data Prbadi

Gambar 4.33. Brosur Paket Wisata (6)

Sumber: Data Prbadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

100

Gambar 4.34. Brosur Paket Wisata (7)

Sumber: Data Pribadi

Biaya lain ketika berwisata di Wonosobo khususnya Dieng yaitu

penginapan dan makan. Biaya penginapan cenderung murah bagi wisatawan

dengan kisaran harga homestay sekitar Rp.100.000 sampai Rp.250.000 permalam

untuk satu kamar. Sedangkan jika rombongan dengan mengambil satu rumah

sekaligus harganya sekitar Rp.600.000 sampai Rp.800.000 perharinya. Untuk

hotel sendiri harganya sekitar Rp.250.000 hingga harga Rp.1-5 juta tergantung

jenis kamar yang di ambil. Adapun jenis penginapan lain yaitu penyewaan tenda

di telaga cebong sekitar harga Rp.50.000 perhari dan jika membawa tenda sendiri

yaitu Rp.10.000.

Sedangkan untuk makanan di Wonosobo harganya sekitar Rp.10.000

sampai Rp.15.000 jika dilihat dari menu makanan, bahkan bisa lebih sesuai

dengan selera dan kemampuan wisatawan. Jadi secara umum apa yang ditawarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

101

oleh Wonosobo masih terjangkau (lihat gambar 4.15). Pak Salim Bawazier

mengatakan:

“sejauh ini alasan orang datang kembali ke Wonosobo yaitu, karena

alamnya yang begitu indah,, makanan yang enak,, dan tidak terlalu

mahal,,, “kami sarankan kepada masyarakat agar jangan ajimumpung,,

jangan sampai dengan banyaknya wisatawan yang datang sehingga

mereka menaikkan harga penginapan dan makanan,, bisa jadi masyarakat

akan jadi penonton jika itu terlalu mahal sehingga wisatawan kurang

yang menginap di Wonosobo dan membawa makanan sendiri…”

Pertimbangan harga lain yang diperhatikan wisatawan yaitu harga tiket

masuk ke destinasi. Untuk masuk ke kawasan Pegunungan Dieng sendiri itu

seharga Rp.10.000 per-orang. Sedangkan untuk kawasan destinasi lainnya

beragam dan beberapa diantaranya gratis seperti Candi Bima, Perkebunan Teh

Tambi, Waduk Wadaslintang dan beberapa destinasi lainnya yang tergolong baru.

Gambar 4.35. Harga Tiket/Karcis Wisata Di Wonosobo

Sumber: Data Prbadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

102

Berikut tabel tentang biaya yang dikeluarkan wisatawan saat berkunjung

ke destinasi yang ada di Dieng. Kawasan Dieng menjadi destinasi unggulan

Wonosobo sehingga dijadikan sebagai cerminan perkembangan pariwisata di

Wonosobo. Data tersebut bersumber dari data dari Dinas Pariwisata Wonosobo

yang digabungkan dari hasil observasi dari beberapa perusahaan Travel Cityhyang

Dieng Tour.

Tabel 4.5 Detail Harga Tiket Masuk Objek Wisata Dieng Terbaru Mulai

2019

No Tourism Object Indonesian People Foreign

1 Kawasan Tpr Garung IDR 10.000 IDR 10.000

2 Candi Arjuna IDR 7.500 IDR 15.000

3 Kawah Sikidang IDR 7.500 IDR 15.000

4 Bukit Sikunir IDR 10.000 IDR 10.000

5 Bukit scotter IDR 5.000 IDR 5.000

6 Gunung Prau IDR 10.000 IDR 10.000

7 Bukit Sidengkeng IDR 3.000 IDR 20.000

8 Sumur Jalatunda IDR 5.000 IDR 5.000

9 Padang Savana IDR 10.000 IDR 10.000

10 Museum Kailasa IDR 5.000 IDR 5.000

11 Telaga Merdada IDR 5.000 IDR 5.000

12 Kawah Sileri IDR 5.000 IDR 5.000

13 D-Qiano Water Park IDR 30.000 IDR 30.000

14 Dieng Culture Festival 2019 IDR 350.0000 IDR 350.000

15 Gunung Pakuwojo IDR 10.000 IDR 10.000

16 Rekreasi Kalianget IDR 5.000 IDR 5.000

17 Bukit Saroja IDR 6.000 IDR 6.000

18 Telaga Dringo IDR 5.000 IDR 5.000

19 Kawah Candradimuka IDR 5.000 IDR 5.000

20 Dieng Theater Ticket Kawasan Ticket Kawasan

21 Gardu Pandang Ticket Kawasan Ticket Kawasan

22 Tuk Bimolukar Ticket Kawasan Ticket Kawasan

23 Candi Bima Free Free

24 Perkebunan Teh Tambi Free Free

25 Telaga menjer IDR 5.000 IDR 5.000

26 Telaga Warna dan Pengilon IDR Wd 15.000 Wk 15.000 IDR Wd 100.000 Wk 150.000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

103

4.2.2.4. Promotion

Promosi yang dilakukan saat ini oleh Wonosobo sangat beragam. Promosi

seperti membagi brosur, memasang baliho hingga pada media cetak seperti surat

kabar dan majalah serta media online seperti website, facebook, instagram, whats

up, blog dan vlog di youtube. Selain itu, Pariwisata Wonosobo juga beberapa kali

masuk di media elektronik seperti radio dan televisi. Hal ini disampaikan oleh Pak

Bambang Triono Kepala Pemasaran Dinas Pariwisata Wonosobo:

“…strategi pemasaran untuk Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Wonosobo, kami menggunakan beberapa media ya. Yang pertama media

cetak ada surat kabar, kemudian kita bekerja sama dengan media masa.

Ada media cetak surat kabar, ada media elektronik berupa televisi baik

nasional maupun swasta, terus ada juga melalui media sosial, ada

Facebook, Instagram, Website, dan sebagainya, disamping itu juga kita

mencetak brosur wisata…”

Berkembangnya media digital membuat digital marketing strategy lebih

efektif dan efisien dalam melakukan promosi. Dengan mengikuti tren wisatawan

saat ini ’look book pay’ yang semuanya dilakukan melalui gadget dengan akses

internet maka pemangku kepentingan pariwisata Wonosobo harus mengikuti trend

konsumen (market driven) agar destinasi wisata Wonosobo laku di pasar

pariwisata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

104

Gambar 4.36. Sumber Informasi Daya Tari Wisata Kab. Wonosobo

Sumber: Laporan Akhir City Branding Kabupaten Wonosobo

(BAPPEDA)

Gambar di atas menunjukkan bahwa sumber informasi wisatawan saat ini

adalah media online. Media digital yang dimakasud yaitu browsing di internet

(blog, youtube/vlog) dan sosial media seperti facebook, instagram dan lainnya.

Informasi melalui media online biasanya akan disertai dengan ulasan dari

wisatawan yang pernah berkunjung di salah satu destinasi. Ulasan tersebut bisa

menjadi pengalaman dan penilaian wisatawan terhadap destinasi sehingga

menjadi referensi bagi calon wisatawan.

Promosi melalui media digital lebih banyak dilakukan oleh pihak swasta

seperti media sosial, blog, vlog dan website. Meskipun ada juga dari kelompok

pemuda yang ada di Wonosobo yang memasarkan destinasi melalui sosial media

seperti @visitwonosobo. Sedangkan dari pihak Pemerintah Wonosobo sendiri

sudah menjalankan konsep pemasaran dari segala aspek di atas. Hal ini

menandakan keseriusan pemerintah Wonosobo memasarkan kepariwisataannya.

4036

25

157

3 1 00

1020304050

Sumber Informasi tentang Daya Tarik Wisata di

Wonosobo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

105

Gambar 4.37. Hasil Pencarian Wonosobo Di Google

Hasil pencarian di google pada Januari 2019 dengan kata kunci Wonosobo

menampilkan lebih dari 11 juta hasil seperti pada gambar 4.37. dan dari belasan

jutaan itu, ada sebuah website resmi milik Wonosobo melalui UPTD Pariwisata

yaitu www.disparbud.Wonosobokab.go.id. Website tersebut sangat lengkap

memberi informasi tentang kepariwisataan Wonosobo (lihat gambar 4.38 dan

4.39).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

106

Gambar 4.38. Website Dinas Pariwisata Wonosobo (1)

Gambar 4.39. Website Dinas Pariwisata Wonosobo (2)

Dalam teori BAB II, dijelaskan bahwa pemasaran melalui promosi perlu

memperhatikan konsep responsible tourism marketing. Dibutuhkan sebuah nilai

lebih untuk memasarkan keunikan pariwisata Wonosobo, yaitu human

relationship management. Seperti yang diutarakan oleh Pak Lucas Agus:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

107

“…human relationship manajemen sudah menjadi prinsip pengembangan

pariwisata Wonosobo sejak mulai berkembangnya,,, meskipun tak memberi

keuntungan yang banyak dari segi uang, akan tetapi dengan banyaknya teman,

sahabat yang perhatian terhadap pariwisata Wonosobo, itu akan menjadi

keuntungan yang sangat luar biasa…”

Promosi tidak hanya menampilkan semua keindahan dan keunikan

Wonosobo. Akan tetapi yang paling diharapkan adalah mengajak wisatawan

untuk peduli terhadap kualitas pariwisata dengan menjaga sikap dan perilaku

selama berwisata. Hal penting lainnya adalah wisatawan akan datang secara

berjejaring melalui informasi dari pengalaman wisatawan yang baik selama di

Wonosobo atau word of mouth (WOM).

1. Advertising

Sebelumnya telah dijelaskan tentang promotion dalam hal ini advertising

yang dilakukan Dinas Pariwisata Wonosobo adalah media cetak, digital dan

elektronik. Untuk media cetak seperti brosur, baliho, handbook dan booklet yang

telah ditampilkan sebelumnya, seharusnya didistribusikan juga di tempat-tempat

strategis yang dikunjungi oleh wisatawan seperti bandara, terminal, agen

perjalanan dan lainnya. Secara konten, khususnya untuk handbook, apa yang ada

di dalamnya sudah sangat baik menjelaskan informasi tentang deskripsi masing-

masing destinasi. Selain itu dilengkapi juga informasi tentang peta perjalanan,

makanan dan beberapa pegelaran kebudayaan Wonosobo.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

108

Gambar 4.40. Handbook Wisatawan (2)

Sumber: Data Pribadi

Gambar 4.41. Handbook Wisatawan (3)

Sumber: Data Pribadi

Media elektronik yang dilakukan Wonosobo yaitu televisi. Beberapa kali

destinasi wisata Wonosobo dimuat dalam berita televisi nasional, seperti CNN

dan SCTV. Destinasi pariwisata Wonosobo yang dimuat yaitu desa wisata di desa

lumajang tentang pasar tradisional dan bebrapa destinasi alam di Dieng seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

109

batu rapatan angin, telaga warna dan kawah sikidang serta beberapa kuliner khas

Wonosobo.

Gambar 4.42. Berita tentang Wisata Di Wonosobo CNN

Sumber: CNN Indonesia

Gambar 4.43. Berita tentang Wisata Di Wonosobo SCTV

Sumber: Liputan6.com

Advertising lain yang digunakan Pemerintah Wonosobo untuk

memasarkan pariwisatanya yaitu media online. Dan yang paling optimal yang saat

ini dilakukan yaitu pengembangan website yang sangat baik. Di dalam website

tersebut terdapat banyak informasi tentang pariwisata Wonosobo yang dilengkapi

dengan deskripsi untuk masing-masing destinasi. Selain itu dilengkapi dengan

jadwal event yang akan diselenggarakan oleh Wonosobo serta berita-berita lain

mengenai kepariwisataan Wonosobo.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

110

2. Word of Mouth (WOM)

WOM merupakan salah satu cara promosi yang paling efisien dan efektif

yang dapat dilakukan oleh Pemangku kepentingan kepariwisataan Wonosobo.

Proses ini berjalan ketika wisatawan yang pernah ke Wonosobo akan

menceritakannya ke banyak orang melalui secara lisan atau langsung. Seperti

yang dikatakan oleh Mas Adi sebagai pengelola travel:

“biasanya wisatawan tahu tentang Dieng Wonosobo dari teman ke

teman,,,”

Pak Agus Purnomo juga mengatakan:

“…ketika saya Tanya tentang alasan dia datang dan siapa yang memberi

informasi,, mereka menjawab dari mulut ke mulut para wisatawan,,,”

Selain itu keberadaan restoran dan warung makan akan menjadi pusat

informasi wisatawan khususnya mancanegara tentang destinasi wisata Wonosobo.

Pak Lucas Agus sebagai pemilik Dieng Warung Makan dan Restaurant

mengatakan:

“…Pada tahun 1970-an, secara tidak sengaja saya menjadi guide bagi

para turis,, awalnya mereka cuman datang untuk makan di warung saya,,

mereka kemudian menanyakan tentang pariwisata yang ada di Wonosobo

khususnya Dieng,, sejalan dengan itu, saya kemudian mencari informasi

lebih jauh tentang Dieng dan membuat map sendiri, dan memfoto-foto

spot yang di Dieng saat itu lalu saya menempelkannya di dinding warung,

sehinggga warung saya saat itu menjadi pusat informasi pariwisata di

Wonosobo saat itu,,,”

Dengan berkembangnya teknologi informasi terutama untuk media digital,

WOM kemudian berubah menjadi e-WOM. Promosi kemudian dilakukan melalui

blog dan ulasannya pada sebuah marketplace akan destinasi yang telah

dikunjunginya seperti pada gambar 4.44.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

111

Gambar 4.44. Ulasan Puncak Sikunir Di Wonosobo

Sumber: www.tripadvisor.com

Gambar 4.45. Travel Blog

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

112

Dari ulasan melalui blog dan marketplace yang diterima akan menjadi

sumber referensi yang kuat bagi wisatawan untuk menentukan pilihan

berwisatanya. Hal ini juga dikarenakan wisatawan dapat menilai dan bertanya

langsung bagi wisatawan yang menulis ulasan tentang pengalamannya berwisata d

Wonosobo. Hal ini kemudian akan menjadi sangat efektif untuk pertukaran

informasi bagi para wisatawan.

3. Events and Experience

Event and experiences (acara dan pengalaman) seperti yang dijelaskan

pada BAB II adalah penyelenggaraan aktivitas dan program yang disponsori oleh

pemerintah Wonosobo atau swasta terhadap sebuah destinasi. Hal ini bertujuan

untuk menciptakan interaksi secara terus-menerus pada suatu brand.

Pemerintah Wonosobo sudah menyelenggarakan berbagai event seperti

‘Hari Jadi Wonosobo’ yang diselenggarakan setiap tanggal 24 juli. Pegelaran ini

dimanfaatkan untuk mengangkat kebudayaan dan keindahan alam Wonosobo.

Selain itu, semakin banyaknya Desa wisata yang melakukan acara tradisional

seperti Pasar Tradisional oleh Desa Sampulungan dan juga desa-desa lain yang

berkembang menjadi desa wisata. Hal ini di ungkapkan oleh Pak Agus Purnomo:

“…setiap pegelaran hari jadi Wonosobo, hal yang paling ditonjolkan

adalah kebudayaannya,,, alamnya juga ikut dipamerkan… ada juga

pameran desa wisata yang dilakukan di sana, jadi semua ada dalam satu

rangkaian pameran,, dan ditutup tari missal 5000 topeng…”

Ada banyak event yang dilakukan oleh Wonosobo. Ini bisa kita lihat dari

calendar of events yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Wonosobo (Lampiran 1). Event lain yang juga pernah dilakukan seperti kuliner,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

113

souvenir dan kegiatan ekonomi kreatif lainnya sudah pernah dilakukan oleh

penggiat pariwisata di Wonosobo.

Gambar 4.46. Krenova Batik Wonosobo 2017

Sumber: www.disdagkopukm.Wonosobokab.go.id

Gambar 4.47. Agenda HUT Ke-192 Kabupaten Wonosobo 2017

Sumber: www.Wonosobokab.go.id

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

114

Gambar 4.48. Festival Kabupaten Wonosobo (1)

Sumber: www.disdagkopukm.wonosobokab.go.id

Gambar 4.49. Festival Kabupaten Wonosobo (2)

Sumber: www.wonosobokab.go.id

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

115

Gambar 4.50. Festival Kabupaten Wonosobo (3)

Sumber: www.wonosobokab.go.id

Wonosobo termasuk kabupaten yang cukup giat dalam hal pengembangan

pemasaran Pariwisatanya. Selain dari berbagai macam festival yang dilakukan

Wonosobo. Terdapat satu festival yang diselenggarakan oleh Kabupaten

Banjarnegara yaitu ‘Dieng Cultur Festival’ yang sudah sangat terkenal. Secara

administratif, kawasan Pegunungan Dieng berada di antara Wonosobo dan

Banjarnegara. ‘Dieng Cultur Festival’ memberi dampak positif bagi pemasaran

Pariwisata Wonosobo terlepas dari kegagalan untuk menyelenggarakan kegiatan

tersebut terlebih dahulu. Oleh karena itu Penggiat Pariwisata Wonosobo membuat

pegelaran sejenis yang mulai dilirik oleh Wisatawan yaitu ‘Rakanan Giyanti’ yang

diselenggarakan setiap tanggal 2-7 Oktober.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

116

Gambar 4.51. Festival Rakanan Giyanti Kabupaten Wonosobo

Sumber: www.disparbud.wonosobokab.go.id

Promosi Wonsobo terutama promosi digital masih banyak yang perlu

ditingkatkan karena sebagian besar wisatawan mencari informasi melaui media

digital. Konten yang menarik dan penggunaan hashtag yang tepat sangat

membantu dalam promosi. Dengan kemajuan teknologi, trend saat ini adalah

look-book-pay dengan adanya integrated platform dan smartphone. Dengan

menggunakan sebuah gadget wisatawan dapat mencari informasi (look). Ketika

mereka tertarik, maka akan segera memesan (book) baik itu tiket atau penginapan.

Kemudian langsung melakukan pembayaran (pay). Aktifitas ini bisa dilakukan

dalam waktu yang singkat dengan sebuah gadget. Wonosobo tourism must go

digital untuk dapat bersaing dengan destinasi pariwisata lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

117

4.2.2.5. People

Produk wisata yang paling banyak mengandung komponen dalam sebuah

pengembangan pariwisata adalah jasa dan pelayanan. People dalam pariwisata

Wonosobo adalah semua orang yang terlibat dalam kepariwisataan, yaitu para

pemangku kepentingan yang terdiri dari Kementrian Pariwisata, Dinas Pariwisata

Provinsi Jawa Tengah, dan Dinas Pariwisata Wonsobo. Selain itu dukungan dari

masyarakat lokal, penyedia jasa wisata, penyedia fasilitas serta wisatawan itu

sendiri diperlukan.

Sumber daya manusia Wonosobo fleksibel dalam hal interaksi untuk

menerima Wisatawan, tetapi kesiapan dan perencanaannya dalam pariwisata

belum merata dan efektif. Pemerintah melalui HPI Wonosobo kemudian

melakukan pengembangan SDM untuk meningkatkan kompetensi masyarakat

dalam kepariwisataan melalui pelatihan. Pak Salim menyampaikan:

“… kami melakukan berbagai macam program yang saat ini sudah

dijalankan oleh masyarakat, hingga sekarang fungsi kami sebagai

pengawas saja,,, HPI Wonosobo sangat memiliki peran yang cukup

central bagi perkembangan pariwisata, berada di naungan dinas

pariwisata kabupaten Wonosobo, HPI memberi pendidikan tentang

pramuwisata terhadap masyarakat seperti memberi pelatihan berbahasa

inggris, guide dll, serta memberi konsep wisata bagi berdirinya destinasi

baru…”

Pak Lucas Agus melanjutkan:

“…Sejak berkembangnya destinasi wisata, banyak yang kemudian mulai

belajar menjadi guide, berbahasa iunggris dan lainnya.. akan tetapi yang

terpenting disini yaitu memberi pemahaman tentangsadar wisata yang

dilandasi dengan pengetahuan tentang alam dan kearifan lokal ”

Pak Agus Purnomo juga manyampaikan:

“…Setelah jadi kepala pariwisata, saya gerakkan pemuda disana lewat

kegiatan pariwisata., kami menggerakkan pokdarwis dengan melakukan

pembinaan seperti tour guide dan pelaku wisata, khususnya untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

118

masyarakat Dieng agar tertarik dengan pariwisata, dan hasilnya saat ini

Dieng memiliki tour guide yang sangat banyak…”

Ketika masyarakat memiliki pengetahuan dan kesadaran tentang

daerahnya sendiri, maka dapat dibentuk sebuah Destination Management

Organization (DMO) dari komunitas warga lokal. Pengetahuan dan kesadaran

menjadi sangat penting karena masyarakat sendiri yang paling bisa memahami

lingkungannya melalui kearifan lokal dan kebiasaan mereka sehari-hari. Salah

satu implementasi DMO dalam pariwisata di Indonesia adalah Kelompok Sadar

Wisata (Pokdarwis). Pokdarwis merupakan Community Based Tourism (CBT)

dimana komunitas ini dibentuk untuk mengelola daerahnya secara mandiri.

Tujuan dari CBT ini adalah pemberdayaan warga setempat untuk

pengembangan pariwisata suatu daerah secara berkelanjutan dengan

memperhatikan keseimbangan alam (planet), menjaga budaya dan tatanan sosial

(people), bukan hanya untuk mendapatkan keuntungan (profit). Hal ini juga

disampaikan oleh Gus Vero sebagai salah satu Budayawan Wonosobo:

“…pariwisata adalah salah satu bentuk kapitalisasi dari perpaduan

antara alam dan kebudayaan kemudian itu dijual… akan tetapi ada

kalanya alam dan budaya itu ditempatkan diruangnya sendiri melalui

kearifan lokal masyarakat, karena dibutuhkan kesepemahaman agar

terjadi kesimbangan di dalamnya…”

Secara umum orang lebih suka mendengar sejarah dibandingkan membaca

sejarah, sehingga diperlukan warga lokal yang dapat menjadi pemandu wisata

yang profesional dan juga paham tentang budaya setempat. Dengan adanya

Pokdarwis ini maka akan sangat membantu pengembangan kepariwisataan untuk

masyarakat lokal secara mandiri dan terstruktur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

119

Berikut adalah contoh pengembangan Pokdarwis di Wonosobo. Pokdarwis

merupakan suatu organisasi yang memiliki struktur. Dari hasil observasi, beberapa

Pokdarwis yang sedang berkembang di Wonosobo yaitu:

1. Pokdarwis Selo Nyajiwi Desa Selokromo,

2. Pokdarwis Cebong Sikunir Desa Dieng,

3. Pokdarwis Dewi Sri Desa Sendangsari,

4. Pokdarwis Gerbang Dhewa Desa Kadipaten,

5. Pokdarwis Bumi Lestari Desa Winongsari, dan

6. Pokdarwis Mutiara Sindoro Desa Reco.

Belum semua desa yang ada di Wonosobo yang menerima kunjungan dari

para wisatawan memiliki Pokdarwis sehingga masih banyak kekurangan seperti

akses, produk yang dijual dan kesiapan masyarakat lainnya yang punya interaksi

langsung dengan Wisatawan. Pemeintah dalam hal ini Dinas Pariwisata

bekerjasama dengan akademisi dan penggiat pariwisata seperti HPI dapat

berperan sebagai fasilitator dan pembuat regulasi dalam pembinaan masyarakat.

Hal ini juga disampaikan oleh Pak Salim:

“…untuk saat ini, perkembangan desa wisata yang ada di Wonosobo

belum siap 100%, meskipun sudah bisa dikunjungi oleh wisatawan…

dengan nilai jual yang beraneka ragam, sehingga peran stakehoulder

sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat,,,”

Pariwisata mulai menjadi sarana penghidupan baru di Wonosobo. Mereka

kemudian berbondong-bondong untuk menjadikan desa mereka menjadi desa

wisata. Akan tetapi banyak yang perlu dipertimbangkan oleh para stakehoulder

pariwisata di Wonosobo untuk menentukan sebuah Desa wisata, antara lain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

120

1. Diperlukan pemahaman akan pengetahuan masyarakat tentang potensi wisata

yang dimiliki.

2. Kesadaran dan kesiapan masyarakat secara umum untuk menerima Wisatawan

secara fleksibel,

3. Kualitas pelayanan masyarakat sebagai penyedia jasa kepada wisatawan,

4. Akses menuju desa wisata yang memadai begitupun dengan fasilitas bagi

wisatawan.

5. Pemahaman kepada masyarakat tentang keberlanjutan wisata.

6. Pencegahan Konflik horizontal yang mungkin bisa terjadi antar masyarakat

ataupun dengan wisatawan.

4.2.2.6. Programming

Dalam industri pariwisata, packaging dan programming merupakan

elemen penting yang ikut menentukan daya saing produk destinasi wisata. Sebuah

destinasi yang dipasarkan dan kemudian dijual dengan sangat menarik akan

membentuk pengalaman berwisata yang menarik pula. Programming yang telah

dijalankan oleh Wonosobo sudah sangat beraneka ragam seperti yang telah

dibahas sebelumnya tentang events and experiences. Hal ini bisa kita lihat dari

calendar of event yang dibuat oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo

(Lampiran 1).

Program yang dikembangkan seharusnya bertujuan untuk menarik dan

meningkatkan pembelanjaan wisatawan selama berkunjung, atau memberikan

nilai tambah pada destinasi wisata. Hal ini pula yang dikatakan oleh Pak Agus

Purnomo:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

121

“…Yang kita harapkan yaitu program-program yang sudah atau yang

akan dijalankan menonjolkan ciri khas Wonosobo seperti kuliner yang

dipaketkan dengan alam dan kebudayaannya ya,,, hal ini pasti akan

membuat wisatawan membelanjakan banyak uangnya untuk

masyarakat,,,”

Dari data yang didapatkan dari BAPPEDA uang yang dibelanjakan oleh

wisatawan selama berkunjung (spending) masih relatife rendah (Lihat Gambar

4.52). Hal ini bisa saja dikarenakan kurangnya lama tinggal (length of stay)

wisatawan dan juga harga-harga yang ditawarkan oleh destinasi wisata baik alam,

budaya, kuliner, cenderamata dan lainnya tergolong murah (Lihat gambar 4.11).

Gambar 4.52. Spending Wisatawan Kab. Wonosobo

Sumber: Laporan Akhir City Branding Kabupaten Wonosobo

(BAPPEDA)

Jika dilihat dari Rencana Kerja Kegiatan Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Wonosobo tahun 2018 beberapa program kepariwisataan mengacu

pada peningkatan kualitas pelayanan baik dari segi Infrastruktur, Pengembangan

SDM dan pengembangan destinasi desa wisata sebagai ekonomi kreatif (Lampiran

2).

19

1210

13

3

10

3

17

0

5

10

15

20

Uang yang Dibelanjakan selama berwisata

(Spending)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

122

Jika dilihat dari acuan tersebut maka program kepariwisataan oleh Dinas

terkait akan bekerjasama dengan beberapa Dinas lainnya. Dinas yang lain seperti

Koperasi dan UKM untuk program produk lokal dan distribusi rumah tangga,

Dinas PU untuk program infrastruktur pariwisata dan tata ruang. Selain itu dapat

juga dilakukan kerjasama dengan Perangkat Desa yang disertai dengan

masyarakat dan kelompok atau komunitas seperti Pokdarwis untuk menjalankan

program tersebut.

Output dari sebuah programming pariwisata yaitu atraksi akan sebuah

produk atau destinasi. Atraksi alam sudah tentu menjadi potensi wisata yang

paling kuat di Wonosobo, sehingga diperlukan program yang bersifat

berkelanjutan atau sustainability agar atraksi ini tetap menjadi potensi alam

berumur panjang. Seperti pada pembahasan sebelumnya, dibutuhkan kesimbangan

antara ekonomi, sosial dan lingkungan terhadap suatau pengembangan destinasi

pariwisata.

Ekowisata adalah salah satu cara pengembangan wisata yang

berkelanjutan. Desa Sembungan Kecamatan Kejajar Wonosobo adalah salah satu

desa yang memiliki potensi pengembangan pariwisata yang berbasis ekowisata.

Struktur keindahan alam yang membentang dengan predikat desa tertinggi di

pulau Jawa serta kerifan lokalnya yang sangat kuat dikenal sebagai petani kentang

yang tangguh ini bisa menggambarkan tentang pentingnya pengembangan

Ekowisata. Hal tersebut kemudian menjadi perhatian bagi para wisatawan yang

pernah berkunjung ke desa tersebut. Cerita tentang Desa Sembungan telah dibahas

sebelumnya. Pak Salim mengemukakan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

123

“…terlepas dari longsor yang sering terjadi… mereka justru kagum

dengan kondisi alam Wonosobo khususnya Desa Sembungan ,, dengan

melihat petani yang bekerja diladangnya sampai mendekati puncak, itu

justru menjadi surprise dan hal yang sangat menarik bagi mereka,,,”

Selain dari atraksi alam, atraksi budaya juga bisa menjadi program

alternatif untuk pengembangan pariwisata di Wonosobo. Membuat program

seperti “Hari Jadi Wonosobo’ yang dirangkaikan dengan kegiatan kebudayaan

seperti ‘Pawitan Budaya Jawi’ dan prosesi ritual ‘Birat Sengkala’ merupakan

kegiatan yang sangat progresif oleh Pemerintah Wonosobo. Selain itu ada juga

kegiatan kebudayaan seperti ‘The Legend of Lengger Giyanti’ atau ‘Rakanan

Giyanti’ yang saat ini sedang gencar dipasarkan oleh Wonosobo.

Jika wisatawan yang datang ke Wonosobo namun masih ingin mencoba

atraksi yang lain yang ada, maka program wisata yang bisa dilakukan yaitu Edu-

wisata seperti tradisi ‘Tenongan Suran Giyanti’. Kegiatan ini juga member

pelatihan tenun kepada wisatawan, akan tetapi kegiatan hanya berlangsung

setahun sekali. Oleh karena itu stakehoulder bisa membuat program yang bersifat

terus-menerus agar menjadi daya tarik bagi wisatawan di luar hari pegelaran

tersebut. Hal yang lain yang bisa dilakukan adalah memberi edukasi kepada

wisatawan seperti belajar menari, menenun, membatik dan lainnya, hal ini akan

menjadi life experience bagi wisatawan. Yang pada intinya life experience ini

yang dijual kepada wisatawan.

Dengan semua program yang telah dikemukan di atas, hal yang perlu

disadari adalah semakin meningkatnya pendidikan wisatawan, kesadaran akan

kelestarian alam dan budaya menjadi pengalaman tersendiri sebagai aksi

kepedulian mereka. Hal ini kemudian menjadi pertimbangan dan motivasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

124

wisatawan untuk memilih destinasi apa yang akan dia kunjungi. Jika pemangku

kepentingan pariwisata mampu melakukan program ekowisata ini maka

sustainable tourism development dapat terwujud.

4.2.2.7. Packaging

Packaging merupakan kombinasi dari jasa dan daya tarik wisata yang

saling berkaitan dalam satu paket penawaran harga. Packaging ini dilakukan oleh

Trip Organizer yang sudah cukup banyak dengan tujuan destinasi ke Wonosobo.

Namun trip organizer ini sebagian besar berasal dari luar Wonosobo seperti

Yogyakarta. Paket yang ditawarkan meliputi transportasi dan akomodasi ke

Wonosobo. Travel agent adalah salah satu trip organizer yang melayani jasa

perjalanan ke Wonosobo.

Gambar 4.53. Pengaturan Perjalanan Wisatawan Kab. Wonosobo

Sumber: Laporan Akhir City Branding Kabupaten Wonosobo

(BAPPEDA)

Data di atas menjelaskan bahwa sebagian besar wisatawan (45%)

mengatur perjalanan sendiri, tetapi cukup banyak (25%) menggunakan jasa agen

perjalanan. Hal ini juga menendakan bahwa masih kurang optimalnya penawaran

45

25

13

2 2

0

10

20

30

40

50

Mengatur

sendiri

Agent

Perjalanan

Dibantu klg Aplikasi on

line

Diatur instansi

(dinas)

Pengaturan Perjalanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

125

yang dilakukan oleh travel agent terhadap destinasi pariwisata Wonosobo. Mas

Adi salah satu travel agent di Jogjakarta mengatakan:

“…untuk perjalanan ke Dieng Wonosobo kami memang tidak menawari

secara langsung, kecuali ketika wisatawan yang memang tahu tentang

Dieng, baru kami melayani perjalanan ke sana…”

Dari hasil observasi di jalan Prawirotaman dan Sosrowijayan di Jogjakarta,

tagline tentang pariwisata di Wonosobo yang muncul pada billboard travel agent

masih sangat kurang. Dan hanya beberapa diantaranya yang memasang informasi

tentang pariwisata Wonosobo seperti pada gambar 4.54.

Gambar 4.54. Billboard Travel Agent Kab. Yogyakarta

Sumber: Data Pribadi

Trip Organizer di Wonosobo yang masih terbatas. Dari hasil penelusuran

google, dengan kata kunci ‘trip organizer Wonosobo’ hanya ada 6 trip organizer

yang ada di Wonosobo seperti pada gambar 4.55.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

126

Gambar 4.55. Trip Organizer Di Wonosobo

Packaging tidak hanya terbatas pada paket wisata yang ditawarkan, tetapi

juga pada penataan sumberdaya alam yang ada, penyajian kuliner yang baik,

kemasan cenderamata dan oleh-oleh khas Wonosobo. Dan dari hasil observasi

Wonosobo sudah melakukan banyak upaya terhadap hal di atas sehingga tingkat

emotional buying dari wisatawan cukup tinggi (Lihat Gambar 4.15).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

127

Gambar 4.56. Oleh-oleh Khas Wonosobo

Sumber: Data Pribadi

Gambar 4.57. Objek Wisata Batu Ratapan Angin

Sumber: @visitwonosobo (instagram)

Khusus untuk Objek Wisata Batu Ratapan Angin, paket wisata yang ada di

sana cukup lengkap. Selain dari Batunya sendiri sebagai objek foto yang berlatar

telaga warna sebagai objek wisata lain di Wonosobo, terdapat juga beberapa spot

foto yang di buat dengan serta beberapa fasilitas yang bersifat memacu adrenalin

seperti jembatan gantung dan panjat tebing.

Hal ini kemudian paket yang ditawarkan oleh beberapa destinasi itu

kemudian terus berkembang sesuai dengan prinsip sustainability atau tetap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

128

menjadikan alam sebagai nilai utama dan keasliannya sebagai nilai lebih akan

sebuah destinasi. Ini juga diharapkan agar beberapa destinasi lain juga ikut

berkembang.

4.2.2.8. Partnership

Partnership atau kemitraan yang dimaksud di sini adalah kerjasama antara

beberapa sektor. Beberapa sektor yang dimaksud adalah bekerjasama dengan

pihak swasta, akademisi, media dan komunitas. Kerjasama yang dilakukan

pemerintah Wonosobo dengan swasta, akademisi, dan masyarakat saat ini yaitu

dengan kerjasama pengembangan objek wisata bersama PT. Alam Indah. Seperti

yang dijelaskan oleh Pak Agus Purnomo:

“…Dan diharapkan dengan adanya pembangunan objek wisata yang

dilakukan oleh PT. Alam Indah ini akan menjadi contoh bagi pelaku usaha

pariwista di Wonosobo khususnya Dieng. Saya berharap di Wonosobo

khususnya Dieng itu memiliki objek wisata yang representatif, layak dijual

ke orang-orang asing. Untuk saat ini, perusahaaan tersebut sudah

menjalankan usahanya dengan memberikan bonus bagi para guide, jika

membawa touris 100 orang, akan mendapat bonus 20%, jika 50 orang

saja akan mendapat 10% dari penjualan tiket…”

Hal yang dilakukan oleh PT. Alam Indah adalah menanamkan investasi di

kawasan wisata alam Telaga Warna dan Telaga Pengilon. Selain itu membuka

kesempatan bagi kalangan swasta untuk turut berkontribusi dalam pengelolaan

dan pelestarian kawasan konservasi. Hal ini tentunya kan sangat positif bagi

pengembangan pariwisata di Wonosobo dan bersifat jangka panjang.

Disisi lain Pak Salim Bawazier juga menjelaskan awal pengembangan pariwisata

dari sektor swasta di Wonosobo yaitu:

“kami selalu melihat touris datang dan berbicara tentang pariwisata di

Wonosobo, member informasi dan menimbah ilmu juga dari mereka, dan

karena kami senang dengan pariwisata, kami ajak mereka untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

129

bekerjasama mengembangkan pariwisata dan mempromosikan juga

meskipun saat itu belum memiliki landasan yang berorientasi profit…”

Sektor kerjasama lain yang di lakukan oleh Wonosobo dalam

pengembangan Pariwisata adalah pemasaran. Letak geografis yang sangat

strategis yang dimiliki Wonosobo sangat menguntungkan dalam hal pemasaran

tentang destinasi di Wonosobo. Selain dari lokasinya yang terletak di Jawa

Tengah sebagai salah satu 10 destinasi prioritas Nasional juga berdekatan dengan

Borobudur yang sampai saat ini masih menjadi salah satu primadona kunjungan

wisatawan dunia.

Hal yang paling menguntungkan juga yaitu masuknya Dieng sebagai salah

satu klaster unggulan Joglosemar. Pariwisata Wonosobo berada dalam satu

jejaring dengan Jogjakarta, Semarang dan Solo (Joglosemar). Joglosemar

memiliki delapan klaster unggulan pengembangan pariwisata dimana Dieng

Wonosobo berada didalamnya.

Gambar 4.58 Klaster Unggulan Joglosemar

Sumber: www.avenzamaps.com

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

130

Sebuah hasil penelitian yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Wonosobo saat melakukan city branding

pariwisata Wonosobo pada tahun 2018, mengungkapkan bahwa 100%

pengunjung berasal dari wisatawan dalam negri dan 80% dari total seluruh

pengunjung di Dieng dalam satu pekan melakukan perjalanan wisata dari klaster

Joglosemar.

Kolaborasi antara beberapa pihak dan dari beberapa sektor diharapkan

menjadi strategi pemasaran pariwisata di Wonosobo. Hal ini juga diharapkan agar

terjadinya peningkatan kualitas SDM serta program produk pariwisata.

Tabel 4.6 Ringkasan Analisis Bauran Pemasaran

No Bauran

Pemasaran

Analisis

1. Product

Atraksi 1. Atraksi sudah dikembangkan secara maksimal, akan

tetapi masih ada aspek negatif yang timbul seperti

penataan bangunan di DTW (Destinasi Tujuan Wisata)

2. Masih kurangnya atraksi pelengkap di beberapa destinasi,

dalam hal ini ekonomi kreatif

Aksesibilitas 1. Terdapatnya akses jalan yang sempit dan rusak karena

banyaknya kejadian alam seperti longsor.

2. kurangnya kendaraan umum menuju DTW khususnya

Dieng.

Amenitas Amenitas secara umum belum optimal untk beberapa DTW.

2 Place 1. Masih menggunakan brosur dan booklet

2. Tidak ada brosur, booklet dan sejenisnya di bandara.

3 Price 1. Harga yang ditawarkan tergolong murah

2. Harga tiket yang berbeda di setiap destinasi

4 Promotion Semua jenis promosi sudah dilakukan meskipun hasil yang

belum optimal

5 People Kualitas SDM dalam hal ini pelyanan yang kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

131

6 Programming Masih banyak destinasi yang belum paham dan peduli

tentang prinsip keberlanjutan

7 Packaging Paket wisata yang ditawarkan sebatas wisata alam dan

budaya.

8 Partnership Kerjasama sudah dilakukan dari beberapa sektor secara

maksimal.

4.3. Pertimbangan Wisatawan Saat Memilih Dan Menentukan Destinasi

Wisata

Pertimbangan Wisatawan saat berkunjung ke sebuah destinasi dapat dilihat

dari; pertama, Motivasi kunjungan wisatawan. Dari hasil analisis pada gambar

4.10 motivasi alam dan budaya merupakan motivasi utama untuk berkunjung ke

Wonosobo. Motivasi menjadi sangat penting karena menjadi alasan utama

seseorang untuk berwisata.

Kedua, Harga selama berwisata. Dari hasil analisis bauran pemasaran,

biaya kunjungan ke Wonosobo tergolong murah. Hal ini dikarenakan letaknya

yang strategis dan didukung dengan infastruktur jalan yang terus berkembang.

Paket perjalanan yang ditawarkan oleh travel agent relatif normal dengan selisih

harga yang tidak jauh dari kunjungan ke tempat wisata di daerah lain, ini

menandakan bahwa harga yang ditawarkan mampu bersaing.

Ketiga, akomodasi/penginapan ketika berkunjung ke destinasi. Dari hasil

analisis pada gambar 4.6, sebagian besar yang datang ke Wonosobo tidak

menginap atau perjalanan dilakukan hanya sehari. Hal ini disebabkan oleh masih

kurangnya penginapan yang ada di Wonosobo khususnya Dieng.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

132

Keempat, waktu berkunjung. Dari data yang diambil dari BAPPEDA,

waktu kunjungan favorit wisatawan di Wonosobo adalah weekend dan liburan

sekolah. Pertimbangan ini diambil untuk mengisi hari libur dengan berwisata

diluar dari rutinitasnya sehari-hari.

Gambar 4.59. Waktu Berkunjung Favorit Wisatawan Kab. Wonosobo

Sumber: Laporan Akhir City Branding Kabupaten Wonosobo

(BAPPEDA)

Sumber informasi tentang DTW juga sangat mempengaruhi pertimbangan

wisatawan. Dari hasil analisis pada gambar 4.32 Informasi yang paling memegang

peranan sebagai sumber informasi bagi wisatawan ada tiga, yaitu: internet

(website, marketplace, blog, vlog dan youtube) melalui ulasan dan tampilan

gambar yang menarik, pengalaman dari teman/kerabat yang pernah berkunjung,

sosial media melalui ulasan dan deskripsi yang dibagi secara luas oleh

penggunanya setelah melakukan kunjungan wisata di Wonosobo.

Sebab penting wisatawan untuk berkunjung ke sebuah Destinasi Tujuan

Wisata (DTW) mengenai informasi bisa di lihat dari image atau citra dan user

experience atau pengalaman saat berwisata. Dari data yang didapatkan melalui

BAPPEDA ditemukan bahwa ada lima hal yang menggambarkan Wonosobo

27

22

15 14

9

0

0

5

10

15

20

25

30

Weekend Liburan

sekolah

Long

weekend

Event

tertentu

Lain-lain Idul Fitri

Waktu berkunjung favorit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

133

menurut wisatawan, yaitu dingin, sejuk, indah, pemandangan bagus dan alam.

Akan tetapi ketika dirangkaikan semuanya, hal ini menjelaskan bahwa Wonosobo

memiliki image tentang potensi alam yang kuat.

Gambar 4.60. Hal Yang Menggambarkan Kab. Wonosobo

Sumber: Laporan Akhir City Branding Kabupaten Wonosobo

(BAPPEDA)

Image ini biasanya terbentuk dari iklan, film dan foto-foto yang beredar di

media sosial dan website. Selain itu pengalaman langsung oleh wisatawan yang

berkunjung ke sebuah destinasi di Wonosobo juga sangat membentuk image

Wonsobo. Image ini sangat berkaitan dengan city branding dan Wonosobo sudah

melakukan hal itu. Beberapa wisatawan yang berkunjung ketika ditanya tentang

apa yang anggapan mereka tentang Wonosobo, Wisatawan menjawab keindahan

0 10 20 30 40

dingin

sejuk

indah

pemandangan bagus

alam

asri

kuliner

bersih

banyak tempat wisata

carica

nyaman

candi

bukit

menyenangkan

ramah

berbudaya

akses jalan menantang

tentram

kawah

tenang

berkabut

tertib

rambut gimbal

hijau

negri di atas awan

gunung

sunrise

istimewa

jauh

subur

ramai

HAL YANG COCOK MENGGAMBARKAN WONOSOBO

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

134

alam Wonosobo. Seperti yang jelaskan oleh Pak Misman wisatawan dari

Banjarnegara:

“…Apa ya… Wonosobo itu juga Dieng seperti Banjarnegara… alamnya

yang sangat sejuk, indah membuat orang datang ke sini…”

Hal yang sama juga dikatakan oleh Mbak Ulfa:

“…Wonosobo itu indah, banyak pemandangan alamnya, sehingga untuk

yang suka foto gitu banyak spotnya…”

Dingin menjadi top of mind bagi wisatawan menggambarkan Wonosobo.

Suhunya yang berada di sekitar 10-14 °C, bahkan di hari tertentu suhu di Dieng

khususnya berada dibawah 5 °C. Menurut Pak Salim Bawazier tentang hal apa

saja yang menggambarkan Wonosobo:

“Jadi Wonosobo memiliki keunikan tersendiri,, udaranya sendiri sudah

merupakan kemurahan dari Allah SWT,, dan bahkan setahun sekali suhu

di Dieng di bawah nol derajat,, serta adat istiadat yang sangat unik ...

sejauh ini alasan orang datang kembali ke Wonosobo yaitu, karena

alamnya yang begitu indah,, makanan yang enak,, dan tidak terlalu

mahal,,”

Berikut beberapa destinasi wisata di Wonosobo yang dimunculkan oleh iklan

Wonderfull Indonesia melalui Televisi dan Youtube:

Gambar 4.61. Iklan Pariwisata Wonderfull Indonesia (1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

135

Gambar 4.62. Iklan Pariwisata Wonderfull Indonesia (2)

Berkaitan dengan Image wisatawan terhadap produk atau destinasi yang

pernah di kunjungi yaitu user experience. Keunikan Wonosobo adalah keindahan

alam dan cuaca yang sejuk, seperti yang telah banyak dijelaskan sebelumnya.

Berikut ini adalah data yang diperoleh dari BAPPEDA yang melakukan penelitian

melalui kuesioner terhadap wisatawan yang berjumlah 100 orang pada tahun

2018.

Gambar 4.63. Tingkat Kepuasan Wisatawan yang Berkunjung di Kab.

Wonosobo

Sumber: Laporan Akhir City Branding Kabupaten Wonosobo

(BAPPEDA)

KURANG PUAS

DAN TIDAK

INGIN KEMBALI

4%

PUAS DAN

AKAN

MEREKOMENDASIKAN

41%

PUAS DAN

INGIN

KEMBALI51%

LAINNYA

4%

Kesan setelah dari Wonosobo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

136

Data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar wisatawan yang merasa

puas dan ingin kembali serta akan merekomendasikannya sebesar 91%. Hal ini

berarti bahwa wisatawan mendapatkan user experience yang positif terhadap

produk/destinasi pariwisata Wonosobo.

Citra atau reputasi pariwisata terdiri dari pembauran antara hak-hak

wisatawan, perlindungan sumber daya dan pelibatan masyarakat (gambar 2.4).

Hal inilah yang menjadi keunikan dari pengembangan pariwisata yang berbasis

ekowisata. Hal ini berbanding lurus dengan motivasi wisatawan yang datang

berkunjung dengan tujuan untuk menikmati secara langsung kemurnian dari

sebuah alam (Gambar 4.11). Gus Blero melalui penjelasannya:

“…destinasi jangan sampai bertolak belakang dengan interesting orang-

orang, misalnya touris mancanegara kan datang ke sini untuk melihat

genuitas yang natural, tapi ketika alam diwarnai, maka naturalitasnya

akan hilang,,, kemurnian alam itu tidak dipedulikan,,

Wonosobo sudah memiliki citra yang baik dari wisatawan. Akan tetapi

perlu juga diperhatiakan bahwa agar keuntungan yang didapatkan dari kegiatan

berpariwisata ini tetap berlanjut diperlukan pengembangan DTW yang

berkelanjutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

137

BAB V

PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA BERBASIS EKOWISATA

5.1. Strategi Segmenting, Targeting dan Positioning (STP)

Tabel 5.1 Strategi STP Pariwisata Wonosobo

STP Analisis Solusi Keterangan

Segmenting

Wisatawan

terbagi dari

beberapa segmen,

antara lain

geografis dan

psikografis

Berdasarkan

geografis

wisatawan yang

berkunjung ke

Wonosobo harus

dibagi menjadi dua

segmen, yaitu

wisatawan

mancanegara dan

wisatawan

nusantara.

1. Wisatawan didominasi oleh wisatawan nusantara dan terus berkembang

secara kuantitas, namun kurangnya tingkat persentase wisatawan

nusantara yang berkunjung kembali mencerminkan kualitas sebuah

destinasi, begitupun dengan wisatawan mancanegara yang setiap tahun

semakin menurun, sedangkan banyaknya wisatawan mancanegara

menggambarkan kualitas sebuah destinasi.

2. Wisatawan mancanegara juga membantu menaikkan standar pelayanan

dan pemasaran pariwisata yang kuat bagi sebuah destinasi.

3. Wisatawan mancanegara sebenarnya memiliki karakteristik yang

beragam sesuai dengan kultur yang terbangun oleh negranya masing-

masing sehingga ditentukan langkah yang tepat untuk memilih target

pasar wisatawan mancanegara.

Berdasarkan

psikografi,

wisatawan yang

datang ke

Wonosobo harus

1. Saat ini, wisatawan yang berkunjung ke Wonosobo kebanyakan dari

minat khusus seperti touring dan potografi.

2. Minat khusus adalah bagian dari motifasi utama pada nilai dan gaya

hidup yang masuk dalam kelompok self-expression motivation.

Kelompok ini berorientasi pada tindakan (action-oriented), dimana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

138

dilihat dari value,

attitude dan

lifestyle (VALS).

wisatawan jenis ini mengekspresikan segala perilaku berwisatanya sesuai

interpretasi dan ekspektasi dari informasi yang didapatkannya agar

mendapat experiences, nostalgic yang baik dan kegiatan yang

responsible.

Targeting Kepariwisataan

Wonosobo secara

spesifik belum

memiliki target

pasar wisatawan

Wisatawan asal

Eropa dijadikan

sebagai target

pemasaran

pariwisata

Wonosobo.

1. Karakteristik wisatawan Eropa lebih mengedepankan unsur alamiah yang

mensyaratkan kualitas alam dan budaya pada sebuah destinasi. Oleh

karena itu, pemangku kepentingan harus memenuhi kebutuhan pelayanan

jasa yang diinginkan oleh rata-rata wisatawan mancanegara dengan

melihat karakteristiknya.

2. Dengan banyaknya wisatawan mancanegara khusunya Eropa, pemangku

kepentingan juga dapat menaikkan harga atau tarif setiap atraksi produk

pariwisata. Hal ini dikarenakan adanya upaya dalam meningkatkan

kualitas produk sehingga wisatawan tidak keberatan membayar harga

tersebut.

3. Dengan tingginya standar kualitas sebuah destinasi juga akan

memberikan pengalaman yang baik dan nostalgia yang menyenangkan

sehingga wisatawan akan memberikan nilai sesuai dengan interpretasi

dan ekspektasi.

Positoning Kepariwisataan

Kabupaten

Wonosobo sudah

memiliki city

branding yaitu

‘The Soul of

Java’ akan tetapi

belum memilki

Mewujudkan citra

destinasi yang

berbasis nilai

keberlanjutan

melalui program

destinasis berbasis

ekowisata sebagai

nilai unik (USP)

1. Wisatawan Eropa memiliki karakteristik wisatawan yang pro terhadap

keberlanjutan (pro-sustainability). Hal ini sesuai dengan minat

wisatawan eropa untuk menikmati unsur-unsur alamiah yang disajikan

oleh sebuah destinasi. Originalitas alam dan budaya menjadi motivasi

utama wisatawan Eropa untuk menikmati sebuah objek wisata karena

mencerminkan kualitas akan sebuah objek wisata.

2. Selain meningkatkan standar kualitas serta image kuat yang terbangun

akibat dari banyaknya wisatawan asal Eropa, juga akan membantu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

139

unique selling

point (USP)

kepariwisataan

Wonosobo.

destinasi bersifat jangka panjang karena adanya kegiatan kepariwisataan

yang berbasis ekowisata yaitu menyeimbangkan kepentingan ekonomi,

sosial dan lingkungan pada sebuah destinasi.

3. Nilai penting dari sebuah pengembangan pariwisata yang berbasis

ekowisata adalah munculnya sebuah nilai kebersamaan antara penyedia

pariwisata dan wisatawan untuk melakukan tindakan responsible

(bertanggung jawab) terhadap sebuah lingkungan (alam dan budaya).

5.2 Strategi Bauran Pemasaran 8P

Tabel 5.2. Strategi 8P Pariwisata Wonosobo

No Bauran

Pemasaran Analisis Solusi Rekomendasi Strategi

1. Product

Atraksi Atraksi sudah

dikembangkan

secara maksimal,

akan tetapi masih

ada aspek negatif

yang timbul seperti

penataan bangunan

di DTW (Destinasi

Tujuan Wisata)

Memberi penyadaran

kepada masyarakat

tentang prinsip

keberlanjutan bagi

setiap destinasi

Memberi himbauan dan pendampingan pada masyarakat sebagai

pelaku usaha.

Pembentukan

manajemen destinasi

sehingga objek

Pembentukan Pokdarwis sebagai penggerak manajemen destinasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

140

terpelihara.

Menerapkan aturan

tentang larangan

membangun bangunan

yang tidak ramah

lingkungan

Aturan harus dibuat secara bersama-sama termasuk masyarakat agar

menjadi tanggung jawab bersama tentang pentingnya menjaga

lingkungan demi kelestarian yang menjadi alasan wisatawan

berkunjung.

Belum diterapkan

jenis atraksi yang

berbasis ekowisata

Menyusun program

destinasi berbasis

ekowisata dengan

melihat aspek

konsumen atau

wisatawan

Membuat stand khusus bagi pencinta fotografi untuk dapat mengambil

gambar keindahan alam Wonosobo secara alami.

Mengoptimalkan promosi dan program yang ditawarkan melalui

produk destinasi. Pariwisataan Wonosobo harus mengedapankan

beberapa aspek antara lain

1. Aspek ekonomi; selain ekonomi diukur melalui pendekatan pasar

secara makro ataupun mikro untuk meningkatkan perekonomian

melalui industri pariwisata, tapi juga mengedepankan nilai ekonomi

lingkungan seperti melibatkan penduduk lokal sebagai peran

mereka dalam melestarikan budaya dan lingkungan.

2. Aspek sosial; diperlukan pembelajaran bersama antar stakeholder

untuk memahami konsep ekowisata yang kemudian

diimplementasikan bersama kebeberapa destinasi melalui program

yang akan di tawarkan nantinya.

3. Aspek lingkungan; peningkatan kesadaran penduduk lokal terhadap

konservasi melalui program penghijauan. Selain itu, mendeteksi

sejak awal ancaman dari pengembangan destinasi melalui program

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

141

yang menekankan aturan hukum serta larangan seperti

pembangunan infrastruktur dan perilaku wisatawan saat berwisata.

Masih kurangnya

atraksi pelengkap di

beberapa destinasi,

dalam hal ini

ekonomi kreatif

Dinas pariwisata

berkolaborasi dengan

beberapa pihak untuk

mengembangkan

industry kreatif bagi

masyarakat di sekitar

DTW

1. kerjasama dengan dinas UMKM untuk melakukan pelatihan

membuat industry kreatif dan menentukan jenis produk yang akan

dijual

2. kerjasama dengan koperasi tentang bantuan dana dan cara

pendistribusiannya.

Aksesibilitas Terdapatnya akses

jalan yang sempit

dan rusak karena

banyaknya kejadian

alam seperti longsor.

Kerjasama multisektor

yaitu Dinas Pariwisata

dengan Dinas PU dan

sektor lainnya untuk

memperbaiki aspal

jalan menuju objek

wisata.

1. Membuka akses kebeberapa destinasi dengan mempertimbangakan

dampak lingkungan sehingga perjalanan bagi wisatawan khususnya

bagi touring bisa menikmati keindahan alam yang natural.

2. Melakukan pelebaran jalan dan melakukan pembetonan jalan di

setiap sisi jalan.

3. Membuka jalur alternatif, seperti jalan arah menuju Dieng.

4. Melakukan reboisasi disepanjang jalan yang rawan longsor.

kurangnya

kendaraan umum

menuju DTW

khususnya Dieng.

Bekerjasama dengan

dinas perhubungan

untuk membuka akses

perjalanan umum ke

DTW.

Sistem rental dapat dilakukan, dikarenakan kebanyakan wisatawan

menggunakan kendaraan pribadi sehingga tidak dimungkinkan untuk

melakukan perjalanan terus menerus saat ini.

Amenitas Amenitas secara

umum belum

optimal untuk

beberapa DTW.

Menyediakan

penginapan yang

memadai dengan

memperhatikan tata

1. Diperlukan daerah strategis khusus untuk pembangunan penginapan

bagi para wisatawan, hal ini bertujuan agar pembangunan yang ada

saat ini tidak menggerus lingkungan DTW.

2. Tinggi, bentuk dan volume menyesuaikan dengan topografi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

142

ruang yang baik pada

pembangunannya.

keadaan lingkungan.

3. Desain bangunan yang berada di kawasan DTW harus

menyesuaikan dengan sejarah, karakteristik lokasi, warna dan

bahasa lokal.

Memperbanyak fasilitas

umum

1. Membangun ruang medis untuk setiap destinasi yang ada sebagai

wujud responsible tourism marketing.

2. Membangun ATM di beberapa destinasi prioritas di tempat-tempat

strategis khususnya di kawasan Pegunungan Dieng.

3. Membuat TPA agar terjadi sebuah distribusi aktif untuk

menanggulangi masalah sampah yang ada di DTW. Dan pengadaan

toilet di setiap destinasi dan beberapa tempat yang dianggap banyak

wisatawan berinteraksi.

2 Place Masih menggunakan

brosur dan booklet

Lebih mengoptimalkan

lagi penggunaan

Channel digital seperti

website dan media

sosial

Melengkapi website dengan konten yang lengkap: apa saja atraksi yang

ada dan cara menuju ke sana.

Tidak ada brosur,

booklet dan

sejenisnya di

bandara.

Penempatan advertising

di tempat ramai seperti

bandara

Penempatan advertising di bandara Jogjakarta atau kota besar lainnya

dengan tujuan untuk memperkenalkan pariwisata di Wonosobo.

3 Price Harga yang

ditawarkan tergolong

Dilakukan penyelarasan

antara harga dan atraksi

Menerapkan paket wisata untuk setiap destinasi. Setiap destinasi harus

menawarkan banyak atraksi sehingga mendongkrak pendapatan tanpa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

143

murah yang diberikan

menaikkan harga pada tiket destinasi.

Menaikkan harga tiket

yang berbasis ekowisata

Harga dinaikkan dengan cara memberikan biaya tambahan bagi

wisatawan untuk melibatkan diri dalam hal menjaga keberlanjutan

sebuah destinasi. Biaya ini bisa disebut sebagai biaya sukarela untuk

menjaga keasrian alam dan budaya.

Harga tiket yang

berbeda di setiap

destinasi

Memberlakukan harga

paket produk dengan

harga diskriminasi

berdasarkan jenis

produk dan dengan

pemberian harga

diskon.

Strategi harga paket produk. Strategi ini terkait dengan produk atau

atraksi yang kemas dalam bentuk paket wisata. Harga yang harus

dibayar wisatawan dalam strategi harga produk ini lebih besar, tetapi

wisatawan akan mendapat kompensasi berupa atraksi, fasilitas dan

pelayanan yang lebih berkualitas.

4. Promotion Semua jenis promosi

sudah dilakukan

meskipun hasil yang

belum optimal

Go digital: e-WOM,

media sosial dan

website

Cara efektif dan efisien untuk meraih masyarakat dunia saat ini yaitu

melalui internet dalam hal ini website, media sosial dan youtube. Hal

yang penting dari website dll ini adalah menjadi interface antara

destinasi dengan wisatawan. Selain informatif, juga harus bersifat

internasional, yang artinya sudah menggambarkan pengalaman yang

akan dialami wisatawan saat berkunjung. Idealnya, melalui internet ini

akan menjadi medium interaktif, yang mnfasilitasi komunikasi vertikal

antara pemasar dan wisatawan, dan secara horizontal antar wisatawan.

Langkah konkrit yang bisa dilakukan yaitu membuat akun media sosial

resmi (Facebook Page, Instagram, Twitter) untuk pariwisata Wonosobo

dan selalu diupdate dengan konten pemasaran pariwisata. Di media

sosial menggunakan hashtag yang sesuai dengan konten contohnya:

#Wonosobo #Diengwonosobo #explorewonosobo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

144

#wonderfulindonesia #pesonaindonesia

Merancang materi

promosi yang ramah

lingkungan

The soul of java sebagai branding pariwisata Wonosobo mampu

menjadi USP dengan cara menerapkan green marketing atau ikut

terlibat dalam kampanye global warming.

5. People Kualitas SDM dalam

hal ini pelayanan

yang kurang

khususnya

pemahaman tentang

ekowisata

Pelatihan dan edukasi

guide tentang

peningkatan pelayanan

dan pemahaman tentang

prinsip keberlanjutan

melalui ekowisata

1.Memprioritaskan pemuda sebagai penggerak kepariwataan serta

pengawasan dan pendampingan yang dilakukan oleh HPI.

2.Menjalin kerjasama dengan instansi atau lembaga pemerhati

lingkungan seperti BPN dan Walhi untuk mengetahui cara mengurangi

dampak negatif yang timbul akibat pengembangan pariwisata.

6. Programming Masih banyak

destinasi yang belum

paham dan peduli

tentang prinsip

keberlanjutan

Edukasi dan

pendampingan ke

beberapa destinasi

1.mengembangkan pariwisata secara komunal, artinya bahwa

masyarakat harus terlibat aktif dalam pengambangan destinasi

2.program sadar wisata digerakkan oleh Pokdarwis agar menjadi efek

baik wisatawan yang juga akan ikut peduli terhadap lingkungan.

Pengembangan

program yang

berorientasi kepada

kemanfaatan

1. Menyusun pengembangan kebjakan green practice, seperti;

menggunakan teknologi dan bahan yang ramah lingkungan, hal ini

bertujuan untuk meminimalisir dampak lingkungan dalam wujud

limbah, sampah, suara atau polusi lain.

2. Merancang produk yang berbasis ekowisata, seperti menginap plus

menyaksikan musik tradisional, desain kamar yang ramah lingkungan

dan lainnya.

3. Mendesain aktivitas wisatawan saat berkunjung sesuai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

145

kebiasaan mayarakat lokal seperti menanam sayuran, melakukan tari

tradisional, menggimbalkan rambut sehingga menjadi hal yang unik

bagi wisatawan. Aktivitas ini juga secara tidak langsung juga

menghidupkan dan mempertahankan tradisi.

Membuat

pengembangan wisata

yang memperhatikan

visitor management

1.Dibuat jalur khusus bagi wisatawan ketika mengunjungi DTW

seperti diberlakukannya kebijakan mengenai mana jalur yang bisa

diakses secara umum dan mana yang tidak boleh dengan tujuan

menghindari dapak kerusakan lingkungan.

2.Membuat panduan does dan dont’s, seperti papan pengumuman

tentang aturan dalam berkunjung ke destinasi seperti; larangan

membuang sampah disembarang tempat, kawasan bebas rokok dan

lainnya.

3.Tujuan dari visitor management agar adanya sebuah interpretasi yang

baik yang dirasakan langsung oleh wisatawan sehingga ini bisa

menjadi image yang kuat tentang pariwisata di Wonosobo. Contohnya

yaitu membuat visualisasi awal tentang destinasi yang memberi

informasi tentang apa saja yang akan dinikmati dan dipelajari

wisatawan saat berkunjung.

7. Packaging Paket wisata yang

ditawarkan sebatas

wisata alam dan

budaya.

Variasi paket wisata

tidak hanya berkunjung

ke suatu destinasi,

tetapi dikombinasikan

dengan program

interaktif yang

1.Tari lengger bisa menjadi paket wisata yang sangat menarik.

Wisatawan dapat membeli tiket untuk melihat tarian, belajar hingga

pada wisatawan melakukan tarian sendiri dan direkam sehingga ini

pengalaman yang sangat menarik bagi wisatawan

2. Melibatkan masyarakat dalam upaya reboisasi seperti adanya

destinasi yang menawarkan paket menikmati keindahan alam disertai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

146

melibatkan wisatawan. dengan penanaman pohon di sekitar destinasi.

Mengelompokkan jenis wisatawan seperti:

1. Wisatawan yang belum berpengalaman. Wisatawan jenis ini

terbuka pada proses edukasi, tetapi biasanya perilaku mereka belum

bisa menyesuaikan diri dengan adat/kebiasaan/ nilai-nilai

masyarakat di destinasi. Dalam kondisi tersebut pemangku

kepentingan harus member edukasi dan informasi untuk

meningkatkan awareness mereka. Produk dan informasi yang

diberikan kepada wisatawan ditekankan bahwa pentingnya perilaku

wisatawan untuk peduli dan sesnsitif terhadap alam dan

kebudayaan lokal destinasi. Aktivitas wisata perlu dirancang untuk

wisatawan secara pasif dan aktif berinteraksi dengan masyarakat

lokal.

2. Wisatawan yang mengunjungi untuk pertama kali. Jenis wisatawan

ini masih sensitive dengan harga. Oleh karena itu, sulit untuk

mengkomunikasikan kualitas produk hanya bergantung pada harga

untuk bisa menjual produk wisata. Keunikan dan otentisitas perlu

ditekankan pada wisatawan jenis ini agar mereka kembali datang

berkunjung menikmati atraksi ini. Selain itu dibutuhkan informasi

yang tepat untuk wisatawan agar pesan mengenai produk ini

terkomunikasikan dengan baik yaitu dengan cara panduan

perjalanan (travel guide) dan simbol/tanda/sertifikasi kualitas

produk yang pro terhadap keberlanjutan (Lampiran 15).

3. Wisatawan yang merupakan pengunjung ulang. Biasanya jenis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

147

wisatawan ini mendukung produk-produk sustainability.

Wisatawan jenis ini lebih cenderung menhargai keunikan

karakteristk suatu destinasi, yang biasanya terkait dengan

ekowisata. Akan tetapi, perlu diingat bahwa keunikan dan

karakteristik ekowisata perlu dibarengi dengan kualitas produk dan

jasa memenuhi standar produk yang pro-keberlanjutan

(sustainability). Oleh karena itu dibutuhkan program khusus

mengenai peningkatan kualitas SDM sebagai penyedia jasa serta

beberapa aturan yang pro-keberlanjutan.

8. Partnership Kerjasama sudah

dilakukan dari

beberapa sektor

secara maksimal.

Kerjasama antara

akademisi, pemerintah,

swasta, media dan

masyarakat terwujud.

Kerjasama 5 sektor untuk meningkatkan pariwisata Wonosobo.

Akademisi: bekerjasama dengan sekolah atau universitas untuk

mendapatkan masukan dan referensi pengembangan pariwisata dari sisi

akademis, sehingga pengembangan lebih terkonsep. Pemerintah:

Kementerian Pariwisata, Dinas Pariwisata, dan Dinas lainnya sebagai

pembuat kebijakan. Swasta: berkontribusi dalam modal pengembangan

pariwisata. Media: berkontribusi dalam promosi pariwisata.

Komunitas: sebagai pelaku pariwisata di daerah itu sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

148

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Dari pembahasan tentang pariwisata Kab. Wonosobo dapat disimpulkan

bahwa Wonosobo memiliki potensi dalam industri pariwisata yang berbasis

ekowisata. Berkaitan dengan strategi pemasaran pariwisata Wonosobo, berikut

jawaban dari rumusan pertanyaan penelitian pada Bab I:

1. Potensi pariwisata Wonosobo yang berbasis ekowisata sangat kuat dan

beragam karena letaknya yang sangat strategis. Dengan mengacu pada

motivasi wisatawan yang datang ke Wonosobo, kebanyakan ingin

menikmati keindahan alam yang secara natural dapat dinikmati. Selain dari

ke indahan alamnya, tradisi dan kebudayaan yang bermutu dan sudah

cukup terkenal mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Hal

lain yang menjadi perhatian adalah bagaimana keindahan alam ini tetap

bertahan, maka yang perlu ditanamkan prinsip-prinsip keberlanjutan

melalui program ekowisata.

2. Strategi pemasaran yang sudah diterapkan oleh pemerintah dan penyedia

jasa wisata di Wonosobo dikaitkan dengan STP dan bauran pemasaran

dalam industri pariwisata yang berbasis ekowisata belum maksimal.

Pariwisata belum dikembangkan secara efektif dan terintegrasi antara

pemerintah, swasta, dan komunitas. Pemasaran pariwisata tidak hanya

mengembangkan produk pariwisata, namun aspek lain dalam bauran

pemasaran seperti promosi, kesiapan warga lokal dan penyedia jasa wisata,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

149

penawaran paket dan program wisata di Wonosobo, dan juga kerjasama

antar para pemangku kepentingan yang bisa diwujudkan.

3. Dalam menentukan destinasi, wisatawan mempertimbangkan biaya (price)

yang akan dikeluarkan yang mencakup harga tiket dan biaya hidup selama

di sana. Pertimbangan kedua wisatawan adalah dari sisi produk pariwisata,

yaitu atraksi, aksesibiltas dan amenitas yang ada di tempat itu.

Pertimbangan ketiga wisatawan adalah paket dan program yang

ditawarkan oleh penyedia jasa wisata, karena sebagian wisatawan memilih

menggunakan jasa penyedia paket wisata. Pemerintah bersama swasta

dapat bekerja sama dalam hal ini.

4. Strategi pemasaran pariwisata yang berbasis ekowisata di Wonosobo

berdasarkan dari hasil analisis STP dan bauran pemasaran 8P dapat

langsung diterapkan dalam kurun waktu yang dekat ini. Hal ini

dikarenakan potensi yang dimiliki serta adanya dukungan tentang prinsip

keberlanjutan dilihat dari cara pandang dan kemauan masyarakat untuk

peduli terhadap kondisi lingkungannya melalui kegiatan pariwisata,

kondisi alam yang sudah saatnya diperhatikan, serta peran SDM dan

pemangku kepentingan yang memadai untuk mengembangkan destinasi

berbasis ekowisata sebagai unic selling point (USP).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

150

6.2. Saran

Langkah-langkah strategis yang sebaikanya dilakukan oleh para pemangku

kepentingan pariwisata Wonosobo agar bisa melaksanakan strategi pemasaran

secara efektif dan efisien dilakukan dengan:

1. Mensosialisasikan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah

(RIPPARDA) kepada warga supaya mengetahui prioritas pembangunan

pariwisata daerah saat ini.

2. Membentuk kelompok kerja dan Bappeda untuk akselerasi pembangunan

destinasi wisata berbasis ekowisata.

3. Melakukan pengembangan pariwisata secara komunal (bersama) dan menjaga

keseimbangan antara ekonomi, lingkungan dan sosial sebagai langkah untuk

menanamkan prinsip keberlanjutan melalui ekowisata di Destinasi Tujuan

Wisata.

4. Melakukan promosi yang baik melalui pengembangan informasi secara

online atau pun secara fisik melalui papan iklan di beberapa lokasi

strategis.

5. Melakukan pemetaan kekuatan dan kelemahan pariwisata Wonosobo dan juga

posisi pariwisata Wonosobo dalam industri pariwisata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

151

Daftar Pustaka

Beaumont, N., 1998, An Australian Perspective, Pacific Tourism Review, 2: 239 - 50.

Ceballos-lascurain, A R Q Hector. 2006. “HECTOR CEBALLOS-LASCURAIN. Interview

on Page 2 Director’ S Cut:” INTERNATIONAL ECOTOURISM MONTHLY 7(85):

24–26.

Coddington, Walter. 1993. Environmental Marketing: Positive Strategies for Reaching the

Green Consumer, New York: McGraw-Hill.

CNN Indonesia. 2016. “Arief Yahya Bicara Go Digital Dalam CEO Message #11.” CNN

Indonesia. http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160929162536-307-

162173/arief-yahya-bicara-go-digital-dalam-ceo-message-11/.

Damanik, Janianton. 2013. Pariwisata Indonesia Antara Peluang Dan Tantangan. 1st ed.

Yogyakarta: PustakaPelajar.

Dewi, Ike Janita. 2011. Responsible Tourism Marketing. Jakarta: Kementerian Kebudayaan

dan Pariwisata Republik Indonesia.

Dowling, R.K. and Page, S.J., 2002, Ecotourism, London: Prenctice Hall.

Fatimah, S. Hanum., Kurniawan, A., Setiadi, I.G.W. dan Muntadliroh. 2013.

PedomanFasilitatorUntuk Pembangunan Ekowisata. Jakarta: LIPI Press

Fien, J.; M. Calder and C. White. 2010. Teaching for a Sustainable World (UNESCO).

http://www.unesco.org/education/tlsf/mods/theme_c/mod16.html

Florentina W.N., 2017. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA SUMBA. Tesis

Program Magister. Jakarta: Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Gajah Mada.

Goldner, Charles R and Ritchie, J.R.Brent. 2006. Tourism: Principles, Practices,

Philosophies. Tenth edition. Jhon Willey & Sons, Inc. New Jersey

Holloway, J Christopher. 2009. The Business of Tourism. 8th editio. London: Prentice Hall

Pearson Education.

Kartajaya, Hermawan, and Sapta Nirwandar. 2013. Tourism Marketing 3.0 Turning Tourist

to Advocate. ed. Kevin Leonard Rachman. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kasali, Rhenald. 2007. MembidikPasar Indonesia: Segmentasi, Targeting and Positioning.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kotler, Philip. 2012. Marketing Management. 14th Edition. Pearson.

Kriyantono, Rakhmat. 2012. TkenikPraktisRisetKomunikasi. Jakarta: Kencana..

Mill, Robert Christie dan Alastair M. Morisson. 2002. The Tourism System, 6 Edition,

Sidney: Kendall Hunt Publising Company.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

152

Morgan, Nigel, Annette Pritchard, and Roger Pride. 2002. “Destination Branding.”

(SEPTEMBER). http://www.econis.eu/PPNSET?PPN=561074003.

Morrison, Alastair. 2012. “Destination Management and Destination Marketing: The

Platform for Excellence in Tourism Destinations.” New York: Routledge.

Moleong, Lexy J. 2015. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revi. Bandung: PT Remaja

Rosda karya.

Nugroho, Iwan. 2015. Ekowisatadan Pembangunan Berkelanjutan. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Ottman, Jacquelyn. 1993. Green Marketing: Challenges and Opportunities for the New

Marketing Age, Lincolnwood: NTC Publishing Group.

Papatheodorou, Andreas, and Pavlos Arvanitis. 2014. “Tourism and the Economic Crisis in

Greece - Regional Perspectives.” Region et Developement.

Pitana, I Gde. 2017. Indonesia Tourism Outlook 2017. Jakarta.

Pomering, Alan, and Lester W Johnson. 2009. “Sustainable Tourism Marketing: What

Should Be in the Mix?”: 1–8.

Schaar, Rebecca, Faculty Sponsor, and Ryan White. 2013. “Destination Branding: A

Snapshot.” Schaar UW-L Journal of Undergraduate Research XVI (2013): 1–10.

Sudiarta, I Nyoman. 2010. Strategi Pemasaran: Mengintegrasikan Konsep Pemasaran

Pariwisata, Gaya Hidup Konsumen dan Manajemen Destinasi Pariwisata Menuju

Kualitas Pengalaman Berkelanjutan. Dosen Fakultas Pariwisata Universitas

Udayana- Bali dan Mahasiswa Program Doktor (S3) Pariwisata. Pasca Sarjana

Universitas Udayana. [email protected]

Tahir, Muh. 2011. Pengantar Metodologi Penelitian. Makassar: Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Tripadvisor. 2015. “6 Key Travel Trends for 2016.”

https://www.tripadvisor.com/TripAdvisorInsights/n2670/6-key-travel-trends- 2016.

United Nations Commission on Sustainable Development. 2000. What Is Ecotourism? 8th

session http://www.uneptie.org/pc/tourism/ecotourism/home.htm

United World Tourism Organization. 2016. Annual Report Annual Report 2015. Madrid:

UWTO

Wood, M.E. 2002. Ecotourism: Principles Practices and polisies for Sustainability. UNEP.

http://www.unepie.org/tourism/library/ecotourism.htm.

Yahya, Arief. 2015. Kementrian Pariwisata Republik Indonesia Pembangunan Infrastruktur

Untuk Peningkatan Daya Saing Pariwisata.

http://musrenbangnas.bappenas.go.id/files/pramus/penutupan/1. Paparan Menteri

Pariwisata.pdf.

Yoeti, Oka A., 2003, Tours and Travel Marketing, Jakarta: Pradnya Paramita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

153

Lampiran 1. Calender of Events Pariwisata Wonosobo

NO NAMA EVENT WAKTU PELAKSANAAN

LOKASI

1 WONOSOBO LANTERN PARK FESTIFAL (malam seribu cinta)

1 – 31 MARET 2018 OBJEK WISATA KALIANGET

2 LOMBA DRUMBAND TINGKAT NASIONAL

15-18 MARET 2018 ALUN-ALUN WONOSOBO

3 GELAR KARYA SPERROSEL 24 MARET 2018 ALUN-ALUN WONOSOBO

4 FESTIVAL DURIAN APRIL 2018 DESA WILAYU,SELOMERTO

5 PESONA WANASABA 29 APRIL DESA SAWANGAN,LEKSONO

6 FESTIVAL BUDAYA SELOKROMO

19-21 APRIL DESA WISATA SELOKROMO,LEKSONO

7 PESONA WANASABA 29 APRIL DESA SAWANGAN LEKSONO

8 FESTIVAL DURIAN APRIL 2018 DESA WILAYU,SELOMERTO

9 PAWIYATAN BUDAYA JAWI DAN UNDUH-UNDUHAN

21-23 JULI 2018 DESA SENDANGSARI KEC GARUNG

10 PENGAMBILAN AIR TUJUH SUMBER

10 JULI 2018 7 SUMBER MATA AIR

11 SERAH TERIMA DAN KIRAB PANJI

14 JULI 2018 ALUN-ALUN WONOSOBO DAN 15 KECAMATAN

12 ZIARAH MAKAM PENDIRI KABUPATEN WONOSOBO

18-19 JULI 2018 9 MAKAM PENDIRI WONOSOBO

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

154

13 HARI JADI KECAMATAN KALIBAWANG

19 JULI 2018 KECAMATAN KALIBAWANG

14 GRAND FINAL MAS DAN MBAK DUTA WISATA WONOSOBO

21 JULI 2018 GEDUNG SASANA ADIPURA

15 BOYONG KEDHATON DAN PROSESI RITUAL BIRAT SENGKALA

23 JULI 2018 PENDOPO BUPATI,PASEBAN ALUN-ALUN

16 PROSESI HARI JADI,DAN PISOWANAN AGUNG

24 JULI 2018 ALUN-ALUN WONOSOBO

17 WONOSOBO NIGHT COSTUM CARNIVAL

24 JULI 2018 ALUN-ALUN WONOSOBO

18 TARI MASSAL 5000 TOPENG LENGGER DAN KONSER BUSIK BUNDENGAN

25 JULI 2018 ALUN-ALUN WONOSOBO

19 RITUAL CUKUR RAMBUT GEMBEL

30 JULI 2018 TELAGA MENJER GARUNG

20 CARICA DAY 30 JULI 2018 ALUN-ALUN WONOSOBO

21 KARNAVAL (pawai pembangunan)

18 AGUSTUS 2018 JALAN PROTOKOL WONOSOBO MENUJU ALUN-ALUN

22 PENTAS ARTIS IBU KOTA 19-19 AGUSTUS 2018 ALUN-ALUN WONOSOBO

23 MANDI SENDANG SURODILOGO

10 SEPTEMBER 2018 (malam 1 suro)

DESA PAGEREJO,KERTEK

24 TRADISI LARUNG SUKERTO 10 SEPTEMBER 2018 (malam 1 suro)

DUSUN SRUNI,KELURAHAN JARAKSARI WONOSOBO

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

155

25 GREBEG SURAN MASSAL SEPTEMBER 2018 (bulan syuro)

ALUN-ALUN WONOSOBO

26 BUPATI CUP PARALAYANG SKALA NASIONAL

14-16 SEPTEMBER 2018 DESA LENGKONG MOJOTENGAH

27 KONSER MUSIK BUNDENGAN

16 SEPTEMBER 2018 ALUN-ALUN WONOSOBO

28 HAFLAH KHOTMIL QUR’AN PONPES AL-ASY’ARIYYAH

21-23 SEPTEMBER 2018 PONPES AL ASY’ARIYYAH,KALIBEBER MOJOTENGAH

29 KHAUL HAJI MUNTAHA A HAFIDZ

21 SEPTEMBER 10 muharram

PONPES AL ASY’ARIYYAH,KALIBEBER MOJOTENGAH

30 FESTIVAL DESA WISATA 10-12 OKTOBER 2018 DESA WISATA GIYANTI,KADIPATEN,SELOMERTO

31 TRADISI TENONGAN SURAN GIYANTI

12 OKTOBER DESA WISATA GIYANTI,KADIPATEN,SELOMERTO

32 MERTI BUMI IGIRMRANAK 18-19 OKTOBER DESA IGIRMRANAK KEJAJAR

33 MALAM PERGANTIAN TAHUN

31 DESEMBER 2018 ALUN-ALUN WONOSOBO

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

156

Lampiran 2. Rencana Program dan Kegiatan Daerah Tahun 2018 Dinas Pariwisata Wonosobo Tentang Pengembangan SDM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

157

Lampiran 3. Rencana Program dan Kegiatan Daerah Tahun 2018 Dinas Pariwisata Wonosobo Tentang Peningkatan Fasilitas

Destinasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

158

Lampiran 4. Rencana Program dan Kegiatan Daerah Tahun 2018 Dinas Pariwisata Wonosobo Tentang Pengembangan Promosi

Pariwisata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

159

Lampiran 5. Peta Perbatasan Administrasi Daerah di Dieng

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

160

Lampiran 6. Laporan Kunjungan Wisatawan Kabupaten Wonosobo Tahun 2017 Catur Wulan I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

161

Lampiran 7. Laporan Kunjungan Wisatawan Kabupaten Wonosobo Tahun 2017 Catur Wulan II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

162

Lampiran 8. Laporan Kunjungan Wisatawan Kabupaten Wonosobo Tahun 2017 Catur Wulan III

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

163

Lampiran 9. Peta Kota Wonosobo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

164

Lampiran 10. Lokasi 10 Destinasi Pariwisata Prioritas

Lampiran 11. Lokus Potensial Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten

Wonosobo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

165

Lampiran 12. Tabel 2. 1. Pembagian Wilayah Kabupaten Wonosobo

No Kecamatan Luas (Ha)

Persentase Luas wilayah

(%)

Jumlah desa

Jumlah kelurahan

Desa dan kelurahan

1 Wonosobo 3.238 3,29 7 13 19

2 Kertek 6.214 6,31 19 2 21

3 Selomerto 3.971 4,03 22 2 24

4 Leksono 4.407 4,48 13 1 24

5 Garung 5.122 5,20 14 1 14

6 Mojotengah 4.507 4,58 16 3 19

7 Kejajar 5.762 5,85 15 1 16

8 Watumalang 6.823 6,93 15 1 16

9 Sapuran 7.772 7,89 16 1 17

10 Kalikajar 8.330 8,46 18 1 19

11 Kepil 9.387 9,53 20 1 21

12 Kaliwiro 10.008 10,16 20 1 21

13 Wadaslintang 12.716 12,91 16 1 17

14 Sukoharjo 5.429 5,51 17 - 17

15 kalibawang 4.782 4,86 8 - 8

98.468 100,00 236 29 265

Sumber : BPS Kabupaten Wonosobo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

166

Lampiran 13. Tabel 2. 2. Program Promosi Pariwisata Kabupaten Wonosobo

No Kegiatan Rincian Dan Pelaksanaan Kegiatan

Sasaran

1. Fasiilitasi Pameran/Promosi Pariwisata

Kegiatan pameran dilaksanakan di :

1. Jakarta

2. Semarang

3. Bogor

4. Jogjakarta

5. Bengkulu

6. Bandung

Sasaran kegiatan ini :

1. Wisatawan/pengunjung pameran

2. BPW/APW

2. Pengadaan sarana promosi pariwisata

Pembuatan sarana promosi :

1. VCD potensi wisata

2. Brosur wisata

3. Kalender wisata

4. Calendar of events

Sasaran kegiatan ini :

1. Wisatawan domestic/wisatawan asing

2. BPW/APW

3. Famtrip Kegiatan dilaksanakan di 4 (empat) desa wisata :

1. Dusun Giyanti

2. Dusun Sembungan

3. Desa Lengkong

4. Desa Sendang Sari

Rincian Kegiatan :

1. Gala Dinner

2. Kunjungan Ke Desa Wisata

Peserta Famtrip :

1. Duta Besar Bosnia,Mesir Dan Vietnam

Sasaran kegiatan ini :

1. Wisatawan domestic/wisatawan asing

2. BPW/APW

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

167

2. Deputy Kemenpar

3. Bpw/Apw

4. Wartawan/Jurnalis

4. Kerjasama promosi dengan java promo

Kegiatan promosi bersama (dengan 14 kabupaten/kota se jateng dan DIY) dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

1. Promosi bersama ke China,Malaysia,Singapore,Bangka Belitung,Kalimantan

2. Travel Dialog ke Jakarta dan Banyuwangi

3. Brosur wisata gabungan 14 anggota

Sasaran kegiatan ini :

1. Wisatawan domestic/wisatawan asing

2. BPW/APW

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo, 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

168

Lampiran 14. Tabel 2.3. Perkembangan Seni Budaya Kabupaten Wonosobo

No Indicator Kinerja Capaian Kinerja 2011 2012 2013 2014 2015

1 Penyelenggaraan festiva seni dan budaya

37

39

38

38

38

2 Jumlah sarana penyelenggaraan seni dan budaya

6

8

10

10

11

3 Benda,situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan

52%

49%

49%

48%

48%

4 Jumlah sanggar kesenian

240 240 250 265 265

5 Jumlah kelompok seni

240 240 250 265 265

6 Jumlah seniman 2.650 2.650 2.650 2.650 2.650 7 Persentase grup

kesenian aktif 40% 40% 40% 40% 60%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK KABUPATEN …

169

Lampiran 15. Contoh-contoh Sertifikasi Produk yang Berbasis Nilai-nilai

Berkelanjutan dan Organisasi Pro-Sustainability

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI