462
[Type the document title] PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Kabupatenbanyuasin 2014 – 2018

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH …banyuasinkab.go.id/wp-content/uploads/2019/04/RPJMD-SETELAH-PERUBAHAN... · Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014

  • Upload
    ngonhan

  • View
    265

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • [Type the document title]

    PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA

    MENENGAH DAERAH (RPJMD)

    Kabupatenbanyuasin 2014 – 2018

  • iv

    DAFTAR ISI

    Halaman

    Halaman Judul i

    Kata Pengantar ii

    Daftar Isi iv

    Daftar Tabel vi

    Daftar Gambar ix

    BAB I PENDAHULUAN I –

    1

    1.1. LatarBelakang I –

    1

    1.2. DasarHukumPenyusunan I –4

    1.3. Pokok – PokokPerubahan I -

    8

    1.4. HubunganAntarDokumen I –

    11

    1.5. SistematikaPenulisan I –

    14

    1.6. MaksuddanTujuan I –

    17

    BAB IIGAMBARANUMUMKONDISIDAERAH II–

    1

    2.1. AspekGeografidanDemografi II–

    1

    2.1.1. Letak, Luasdan Batas Wilayah II–

    1

    2.1.2. KondisiTopografi II–

    5

    2.1.3. KondisiHidrologi II–

    7

    2.1.4. KondisiKlimatologi II–

    11

    2.1.5. KondisiGeologi II–

    13

    2.1.6. PotensiPengembangan Wilayah II–

    16

    2.1.7. Wilayah RawanBencana II–

    21

    2.1.8 AspekDemografi II–

    27

    2.2. AspekKesejahteraanMasyarakat II–

    29

    2.2.1. FokusKesejahteraandanPemerataanEkonomi II–

    29

  • v

    2.2.2. FokusKesejahteraanSosial II–

    37

    2.2.3. FokusSeniBudayadanOlahraga II–

    42

    2.3. Aspek Pelayanan Umum II–

    44

    2.3.1. FokusLayananUrusanWajib II–

    44

    2.3.2. FokusLayananUrusanPilihan II–

    63

    2.4. Aspek Daya Saing Daerah II–

    70

    BAB IIIGAMBARAN KEUANGAN DAERAH III

    – 1

    3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu III

    – 5

    3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD III

    – 6

    3.1.2. Neraca Daerah III

    12

    3.2. KebijakanPengelolaanKeuanganMasaLalu III

    19

    3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran III

    22

    3.2.2. Analisis Pembiayaan III

    25

    3.3. KerangkaPendanaan III

    27

    3.3.1. Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat

    serta Prioritas Utama

    III

    27

    3.3.2. Penghitungan Kerangka Pendanaan III

    27

    BAB IVPERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH IV

    –1

    4.1. Permasalahan Pembangunan IV

    –4

    4.2. IsuStrategis IV

    –8

  • vi

    BAB VVISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V –

    1

    5. 1. Visi V –

    4

    5. 2. Misi V –

    7

    5. 3. TujuandanSasaran V –

    7

    BAB VI. STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM

    PEMBANGUNAN DAERAH VI

    – 1

    6. 1. StrategidanArahKebijakan VI

    –1

    6. 2.

    6. 3. StrategidanArahKebijakanPengembangan Wilayah

    KabupatenBanyuasin

    VI

    –12

    6. 4. StrategidanArahKebijakanPengembangan Wilayah

    KabupatenBanyuasindalamRencana Pembangunan

    JangkaMenengahNasional (RPJMN) 2015 - 2019

    VI

    –18

    6. 4.1. PengembanganKawasanStrategis VI

    –18

    6. 4.2. PengembanganKawasanPerkotaandanPerdesaan VI

    –21

    6. 4.3. PengembanganDaerah

    TertinggaldanKawasanPerbatasan

    VI

    –26

    6. 4.4. PenanggulanganBencana VI

    –28

    6. 4.5. PenataanRuang Wilayah Sumatera VI

    –29

    6. 4.6. Tata KelolaPemerintahandanOtonomi Daerah VI

    –35

    6. 5. Prioritas Program Pembangunan Nasional VI

    –36

    6. 6. Program Pembangunan KabupatenBanyuasin VI

    –38

    BAB VII. KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM

    PERANGKAT DAERAH VII

    – 1

    BAB VIII. KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH VIII

    – 1

    BAB IX. PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN IX

    – 1

    9.1. PedomanTransisi IX

    – 1

  • vii

    9.2. KaidahPelaksanaan IX

    – 2

    BAB X. PENUTUP X–

    1

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel

    2.1.

    Jumlah Desa/Kelurahan dan Luas wilayah per Kecamatan di Kabupaten

    Banyuasin sampai Tahun 2013

    II–3

    Tabel

    2.2.

    Jaringan Sungai Dalam DAS Banyusin II –10

    Tabel

    2.3.

    Jumlah Penduduk Tahun 2009 - 2013 II –28

    Tabel

    2.4.

    ProdukDomestik Regional BrutodenganMigas

    KabupatenBanyuasinTahun 2009 – 2013

    II –30

    Tabel

    2.5.

    ProdukDomestik Regional BrutoTanpaMigas

    KabupatenBanyuasinTahun 2009 – 2013

    II – 31

    Tabel

    2.6.

    Share PDRB dengan MIGAS

    atasdasarhargaberlakumenurutlapanganusahaKabupatenBanyuasinTahun

    2009 – 2013

    II –32

    Tabel

    2.7.

    PertumbuhanEkonomiKab.BanyuasinTahun 2009 – 2013 II –32

    Tabel

    2.8.

    PDRB Per

    KapitadenganMigasKabupatenBanyuasindanPertumbuhannyaTahun 2009

    – 2013

    II –33

    Tabel

    2.9.

    PDRB Per

    KapitatanpaMigasKabupatenBanyuasindanPertumbuhannyaTahun 2009 –

    2013

    II – 34

    Tabel

    2.10.

    LajuInflasidanPertumbuhanEkonomi

    KabupatenBanyuasinTahun 2009 – 2013

    II – 35

    Tabel

    2.11.

    PerkembanganIndikatorBidangPendidikan

    KabupatenBanyuasinTahun 2009 – 2012

    II – 39

    Tabel

    2.12.

    PerkembanganIndikatorBidangKesehatan

    KabupatenBanyuasinTahun 2009 – 2013

    II – 41

    Tabel

    2.13.

    PersentasePendudukBerumur 15 keatasmenurutJenisKegiatanUtama,

    Tahun 2012

    II – 42

    Tabel

    2.14.

    KompetisiOlahraga Tingkat Kabupaten/Kota yang

    DiikutiKabupatenBanyuasin Tahun 2009-2012

    II –44

    Tabel

    2.15.

    AngkaPartisipasiSekolahKabupatenBanyuasinTahun 2009 – 2013 II – 46

    Tabel IndikatorBidangKesehatanKabupatenBanyuasinTahun 2009 – 2013 II – 48

  • viii

    2.16.

    Tabel

    2.17.

    TenagaKesehatanKabupatenBanyuasinTahun 2012 II – 49

    Tabel

    2.18.

    PanjangJalanKabupatenMenurutJenis

    di KabupatenBanyuasin Tahun 2009-2012

    II –50

    Tabel

    2.19.

    Tingkat PartisipasiAngkatanKerjadan Tingkat Pengangguran Terbuka

    KabupatenBanyuasinTahun 2009 – 2013

    II – 55

    Tabel

    2.20.

    Realisasi Penempatan Transmigrasi di Kabupaten BanyuasinTahun 2009 -

    2012

    II – 57

    Tabel

    2.21.

    JumlahKoperasiaktifKabupatenBanyuasinTahun 2009 – 2013 II –57

    Tabel

    2.22.

    Jumlah PMDN KabupatenBanyuasinTahun 2009 – 2013 II –58

    Tabel

    2.23.

    Penanaman Modal Asing di KabupatenBanyuasinTahun 2009 – 2013 II – 58

    Tabel

    2.24.

    JumlahSaranadanPrasaranaKearsipan di KabupatenBanyuasinTahun 2010-

    2012

    II –62

    Tabel

    2.25.

    ProduktifitasPertanianTanamanPangan

    KabupatenBanyuasinTahun 2009 – 2013

    II –63

    Tabel

    2.26.

    NamaCerita Rakyat / Legenda Rakyat di KabupatenBanyuasin II –64

    Tabel

    2.27.

    KontribusiSektorPariwisataterhadap PDRB

    KabupatenBanyuasinTahun 2009 – 2013

    II – 66

    Tabel

    2.28.

    NamaObjekWisatadan Usaha Pariwisata di KabupatenBanyuasin, 2013 II – 67

    Tabel

    3.1.

    AnggaranPendapatandanBelanja Daerah

    KabupatenBanyuasinTahun 2009 – 2013

    III – 6

    Tabel

    3.2.

    PertumbuhanRealisasi Pendapatan Daerah

    KabupatenBanyuasinTahun2009 s/d Tahun 2013

    III –8

    Tabel

    3.3.

    Persentase PAD Terhadap Total Pendapatan III –12

    Tabel

    3.4.

    Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah KabupatenBanyuasin III –

    14

    Tabel

    3.5.

    AnalisisRasioKeuanganKabupatenBanyuasin 2011 - 2013 III - 16

    Tabel

    3.6.

    RealisasiPendapatanKabupatenBanyuasin

    Tahun 2009 – 2013

    III –23

    Tabel

    3.7.

    RealisasiBelanjaKabupatenBanyuasin

    Tahun 2009 – 2012

    III– 24

    Tabel

    3.8.

    DefisitRiilAnggaranKabupatenBanyuasin III –

    26

    Tabel

    3.9.

    Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran

    KabupatenBanyuasin

    III –

    26

    Tabel

    3.10.

    Pengeluaran Periodik,Wajib dan Mengikat serta

    PrioritasUtamaKabupatenBanyuasin

    III –

    27

    Tabel ProyeksiPendapatan Daerah KabupatenBanyuasinTahun 2014 - 2018 III –

  • ix

    3.11. 28

    Tabel

    5.1.

    Visi, Misi, TujuandanSasaranJangkaMenengahKabupatenBanyuasin 2014 -

    2018

    V – 10

    Tabel

    6.1.

    Visi, Misi, Tujuan, SasarandanStrategiKabupatenBanyuasin VI – 6

    Tabel

    6.2.

    ArahKebijakan Pembangunan KabupatenBanyuasin VI –

    10

    Tabel

    6.3.

    Kawasan Strategis KabupatenBanyuasin VI –

    17

    Tabel

    6.4.

    Prioritas Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan

    KabupatenBanyuasin

    VI –

    25

    Tabel

    6.5.

    Prioritas Pengembangan Komoditas Unggulan di Kawasan Tanjung Api-

    Api KabupatenBanyuasin

    VI –

    25

    Tabel

    6.6.

    Indeks Kerawanan dan Indeks Resiko Bencana KabupatenBanyuasin VI –

    29

    Tabel

    6.7.

    Strategi Pengembangan Kawasan Strategis Nasional di Pulau Sumatera

    terkait Wilayah KabupatenBanyuasin

    VI –

    35

    Tabel

    6.8.

    Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional (2015-2019) VI –

    36

    Tabel

    6.9.

    Program Pembangunan Daerah yang disertai Pagu Indikatif

    KabupatenBanyuasinTahun 2014 -2018

    VI –

    63

    Tabel

    7.1.

    IndikasiRencana Program Prioritas yang

    disertaiKebutuhanPendanaanKabupatenBanyuasinTahun 2014 – 2018

    VII –

    13

    Tabel

    8.1.

    PenetapanIndikatorKinerjaUtamaKabupatenBanyuasinTahun2014 – 2018 VIII –

    6

    Tabel

    8.2.

    PenetapanIndikatorKinerja Daerah KabupatenBanyuasinTahun 2014 –

    2018

    VIII –

    9

    Tabel

    8.3.

    Indikator SDG’s KabupatenBanyuasin VIII–

    24

    Tabel

    8.4.

    IndikatorStandarPelayanan Minimal (SPM) KabupatenBanyuasin VIII –

    59

    Tabel

    9.1.

    PenetapanIndikatorKinerja Daerah

    KabupatenBanyuasintahun 2014 – 2018

    IX – 5

  • x

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1.1. Hubungan RPJM Daerah

    KabupatenBanyuasinTahun 2014 - 2018

    I –14

    Gambar 2.1. Wilayah per Kecamatan di Kabupaten Banyuasin II – 4

    Gambar 2.2. Peta Tofografi Kabupaten Banyuasin II – 7

    Gambar 2.3. Peta Hidrologi Kabupaten Banyuasin II – 9

    Gambar 2.4. Peta Gambaran Klimatologi Kabupaten Banyuasin II – 13

    Gambar 2.5. Peta Geologi Kabupaten Banyuasin II – 16

    Gambar 2.6. PetaRawanBencanaKabupatenBanyuasin II – 27

    Gambar 2.7. Pertumbuhan Jumlah PendudukKabupaten

    Banyuasin Tahun 2009 – 2012

    II – 29

    Gambar 2.8. Tingkat KemiskinanKabupaten Banyuasin

    Tahun 2009 – 2012

    II – 36

    Gambar 2.9. Indeks Pembangunan

    ManusiaKabupatenBanyuasinTahun 2009 - 2013

    II – 38

    Gambar 2.10. Rata-rata Lama SekolahKabupatenBanyuasin

    Tahun 2009 – 2013

    II – 39

    Gambar 2.11. UsiaHarapanHidupKabupatenBanyuasin 2009 –

    2013

    II –40

    Gambar 2.12. AngkaPartisipasiKasarKabupatenBanyuasin, 2009

    – 2013

    II – 46

    Gambar 2.13. Jumlah Guru dan Murid Menurut Tingkatan

    Sekolah

    di Kabupaten Banyuasin (orang),

    TahunAjaran2011/2012

    II – 47

    Gambar 2.14 Tingkat KetahananPangandi Kabupaten Banyuasin

    2009 – 2013

    II – 60

    Gambar 2.15. KontribusiSektorPariwisataterhadap PDRB

    di Kabupaten Banyuasin 2009 - 2013

    II – 67

    Gambar 2.16. StrukturEkonomiKabupatenBanyuasinTahun 2013 II –71

    Gambar 3.1. PendapatanAsli Daerah (PAD)

    KabupatenBanyuasin

    Tahun 2009 – 2013

    III – 11

    Gambar 3.2. Asset Daerah KabupatenBanyuasinTahun 2009 –

    2013

    III – 13

    Gambar 3.3. Target danRealisasiPendapatan Daerah

    KabupatenBanyuasinTahun 2009 - 2013

    III – 24

    Gambar 3.4. Target danRealisasiBelanja Daerah

    KabupatenBanyuasinTahun 2009 - 2013

    III – 25

    Gambar 6.1. SinkronisasiterhadapPrioritasNasionaldanProvinsi

    Sumatera Selatan

    VI – 2

  • PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA

    MENENGAH DAERAH

    (RPJMD)

    BAB I.

    PENDAHULUAN

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 1

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    1.1. LATAR BELAKANG

    Undang-Undang 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional mengamanatkan kepada daerah untuk

    menyusun Rencana Pembangunan Daerah Jangka Menengah

    (RPJMD).

    Dokumen RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan

    program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman

    pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan

    memperhatikan RPJM Nasional dan RPJM Provinsi Sumatera

    Selatan, serta memuat Arah Kebijakan Keuangan Daerah, Strategi

    Pembangunan Daerah, Kebijakan Umum, Dan Program Satuan

    Kerja Perangkat Daerah, Lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan

    Program Kewilayahan Disertai dengan Rencana Kerja dalam

    Kerangka Regulasi dan Kerangka Pendanaan yang bersifat

    indikatif.

    RPJMD Kabupaten Banyuasin Tahun 2014 – 2018 disusun

    bersama para pemangku kepentingan berdasarkan peran dan

    BAB I

    PENDAHULUAN

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 2

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    kewenangan masing-masing, mengintegrasikan rencana tata ruang

    dengan rencana pembangunan daerah, serta dilaksanakan

    berdasarkan kondisi permasalahan dan potensi yang dimiliki

    Kabupaten Banyuasin sesuai dinamika perkembangan daerah

    provinsi dan nasional.

    RPJMD Kabupaten Banyuasin Tahun 2014 – 2018 telah

    memasuki tahun pelaksanaan ketiga, yaitu tahun 2016, dan RPJMD

    Kabupaten Banyuasin Tahun 2014 – 2018, dalam perjalananya

    banyak sekali perubahan dan dinamika lingkungan, baik

    lingkungan eksternal (provinsi, nasional, dan bahkan regional dan

    internasional) maupun lingkungan internal Kabupaten Banyuasin,

    yang mau tidak mau tetap harus direspon dan diakomodir dalam

    berbagai penyesuaian perencanaan pembangunan di

    lingkungan Kabupaten Banyuasin. Beberapa perubahan dan

    dinamika lingkungan eksternal yang perlu direspon antara lain :

    Adanya pergantian kepemimpinan nasional, yang membawa

    perubahan penting pada strategi serta arah dan kebijakan

    pembangunan nasional dengan Trisaktinya dan 8 (delapan) agenda

    program pembangunan “Nawa Cita” dari presiden dan wakil

    presiden terpilih, Ir H. Joko Widodo dan Drs. H.

    Muhammad Jusuf Kalla

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 3

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    Telah terbitnya dokumen Rencana Pembangunan Jangka

    Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 - 2019, yang merupakan

    terjemahan dan operasionalisasi dari strategi dan agenda program

    presiden dan wakil presiden terpilih; Beberapa dinamika kondisi

    internal Kabupaten Banyuasin yang juga perlu direspon dan

    diakomodasikan antara lain :

    • Penentuan Indikator Tujuan dari Visi dan Misi Kabupaten

    Banyuasin untuk memberikan tolok ukur keberhasilan dalam

    pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Banyuasin dan

    penajaman pada sasaran dari visi dan misi, sehingga lebih

    SMART (Specifik, Measureable, Akuntable, Relevant dan

    Timely) sehingga sasaran Visi dan Misi lebih berorientasi

    kepada Hasil (outcome) Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan

    RPJMD Kabupaten Banyuasin Tahun 2014 - 2015.

    • Penentuan Prioritas Pembangunan Kabupaten Banyuasin dalam

    rangka memperhatikan prioritas nasional dan provinsi Sumatera

    Selatan. Mengingat perbedaan waktu RPJMN 2015 – 2019

    dengan RPJMD Kabupaten Banyuasin 2014 – 2018;

    • Perincian Indikator Kinerja Utama didalam Bab IX RPJMD

    sebagai bentuk komitmen Bupati dan Wakil Bupati Terpilih

    terhadap pelaksanaan program prioritas di Kabupaten

    Banyuasin.

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 4

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    • Penajaman program dan kegiatan yang benar- benar

    menghasilkan nilai tambah pembangunan (added value)

    Kabupaten Banyuasin (Evaluasi terhadap program-program

    yang telah dilaksanakan, program-program yang belum

    dikondisikan, termasuk beberapa program baru yang pelu

    diakomodir seperti pemberlakuan program BLUD di RSUD

    Kabupaten Banyuasin dan lain-lain;

    Revisi terhadap RPJMD Kabupaten Banyuasin dilakukan

    dalam upaya untuk meningkatkan kualitas perencanaan

    pembangunan Kabupaten Banyuasin. Untuk itulah dokumen

    RPJMD Kabupaten Banyuasin Tahun 2014 - 2018 ini perlu

    direview agar memenuhi kebutuhan pembangunan Kabupaten

    Banyuasin.

    1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN

    Perubahan RPJMD Tahun 2014 - 2018 disusun atas dasar :

    1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

    Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

    2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang

    Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005–

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 5

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

    33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    4700);

    3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

    Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

    Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4725);

    4. Undang-undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)

    Sebagaimana telah diubah beberapa kali terahir dengan

    Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan

    Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

    Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 5679);

    5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

    Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

    6. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang

    Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 6

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

    Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4737);

    7. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata

    Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

    Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4663);

    8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

    Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi

    Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

    9. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang

    Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 5103);

    10. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat

    Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016

    Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 5887);

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 7

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015

    tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

    Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2015 Nomor 3);;

    12. Peraturan Menteri Dalam Negeri 13 Tahun 2006 tentang

    Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah

    diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

    Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan

    Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

    Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik

    Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

    13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007

    tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar

    Pelayanan Minimal;

    14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang

    Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi

    Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan

    Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka

    Panjang Derah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

    Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 8

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    15. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 16 Tahun

    2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

    Kabupaten Banyuasin Tahun 2006-2025;

    16. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 7 Tahun 2014

    tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

    Tahun 2014 – 2018;

    17. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 18 Tahun

    2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah

    (Lembaran Daerah Kabupaten Banyuasin Tahun 2016 Nomor

    18, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banyuasin Tahun

    2016 Nomor 063).

    1.3. POKOK POKOK PERUBAHAN

    Penerapan Undang-undang 23 Tahun 2104 dan Perbedaan masa

    penetapan RPJMD dan RPJMN merupakan salah satu alasan perlu

    dilakukannya perubahan RPJMD Kabupaten Banyuasin, RPJMD Kabupaten

    Banyuasin tahun 2014 – 2018 ditetapkan pada tahun 2014 sedangkan

    RPJMN ditetapkan pada tahun 2015, untuk itu guna melakukan

    sinkronisasi dengan prioritas pembangunan nasional dan provinsi perlu

    dilakukan beberapan perubahan, disamping itu dalam perjalananya

    banyak sekali perubahan dan dinamika lingkungan, baik lingkungan

    eksternal (provinsi, nasional, dan bahkan regional dan internasional)

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 9

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    maupun lingkungan internal Kabupaten Banyuasin, yang harus direspon

    dan diakomodir dalam berbagai penyesuaian perencanaan antara lain :

    1. Penyesuaian nomenklatur perangkat daerah yang sesuai

    Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pembentukan

    dan Susunan Perangkat Daerah pemerintah Kabupaten

    Banyuasin.

    2. Mematuhi Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 061/2911/SJ

    Tahun 2016 tentang Tindak Lanjut Peraturan Menteri Dalam

    Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah dalam

    poin kedua untuk segera melakukan penyesuaian Dokumen

    Rencana Pembangunan Daerah sesuai dengan kelembagaan

    Perangkat Daerah Yang dibentuk berdasarkan PP Nomor 18

    Tahun 2016.

    3. Menindaklanjuti surat Gubernur Sumatera Selatan Nomor 050/

    1769/Bappeda-V/2017 perihal Penyesuaian RPJMD Kabupaten/

    Kota, untuk seluruh Kabupaten / Kota dalam wilayah Provinsi

    Sumatera Selatan untuk segera melakukan revisi RPJMD dan

    ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

    4. Menindaklanjuti Hasil Konsultasi dengan pihak Kementerian

    Aparatur dan RB , Kementerian Bappenas dan Hasil Reviu

    Laporan Kinerja (LKj) dari Inspektur Kabupaten Banyuasin

    Nomor 700/697/Irkab/2015, yang antara lain meliputi :

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 10

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    - Menambahkan Indikator Kinerja Tujuan dari Visi dan Misi

    untuk memberikan arah bagi tujuan pembangunan di

    Kabupaten Banyuasin tahun 2014 - 2018.

    - Mencantumkan hasil review terhadap sasaran visi dan misi

    RPJMD Kabupaten Banyuasin agar lebih SMART.

    - Review prakiraan kebutuhan pendanaan sampai dengan

    tahun 2018 per tahun per program sesuai dengan hasil

    pengendalian dan evaluasi terhadap kebijakan RPJMD

    Tahun 2014 – 2018;

    - Memperjelas definisi setiap pernyataan indikator kinerja

    daerah dan Indikator Kinerja Utama;

    - Mengintegrasikan indikator SPM dan indikator SDGs

    dalam indikator kinerja daerah dan Indikator Kinerja

    Utama sebagaimana amanat Peraturan Pemerintah

    Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan

    Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM);

    - Mencantumkan Indikator Kinerja Utama ke dalam Bab

    RPJMD

    - Menyelaraskan target-target tahunan indikator kinerja

    daerah dengan perkembangan hasil pembangunan.

    - Menyesuaikan Startegi dan Arah kebijakan

    pembangunan

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 11

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    - Menyesuaikan prediksi keuangan daerah dengan asumsi-

    asumsi keuangan terkini;

    1.4. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN

    1.4.1. Hubungan RPJMD dengan RPJMN

    Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang

    Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional, RPJMD harus mengacu dan selaras

    dengan RPJP dan RPJM Nasional karena keberhasilan

    pembangunan di daerah seperti yang direncanakan akan

    menjadi bagian dari keberhasilan pembangunan nasional.

    Rencana Pembangunan Nasional dalam kurun waktu 5 tahun

    (2015 - 2019) yang tertuang dalam RPJM Nasional menjadi

    perhatian Pemerintah Kabupaten Banyuasin dalam

    merancang pembangunan di daerah sesuai kondisi daerah.

    Substansi tujuan pembangunan nasional lima tahunan

    untuk kesejahteraan rakyat menjadi inti dari rencana

    pembangunan sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun

    2014-2018 yang selanjutnya dirinci dalam rencana tahunan

    dalam RKPD.

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 12

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    1.4.2. Hubungan RPJMD dengan RPJPD

    RPJMD Tahun 2014 – 2018 merupakan RPJMD Ketiga dari

    tahapan pelaksanaan RPJPD Tahun 2006-2025. Oleh sebab

    itu, penyusunan RPJMD selain menjabarkan visi, misi dan

    program Kepala Daerah periode Tahun 2014-2018, juga

    berpedoman pada visi, misi dan arah kebijakan yang

    termuat dalam RPJPD Tahun 2006-2025.

    1.4.3. Hubungan RPJMD dan RTRW

    Penyusunan RPJMD memperhatikan dan

    mempertimbangkan struktur dan pola penataan ruang

    yang sesuai dengan Peraturan Daerah No 12 tahun 2012

    tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin

    Tahun 2011-2031 sebagai dasar untuk menetapkan lokasi

    program pembangunan yang berkaitan dengan

    pemanfaatan ruang daerah di Kabupaten Banyuasin.

    1.4.4. Hubungan RPJMD dengan Renstra SKPD

    RPJMD menjadi pedoman dalam penyusunan Renstra

    SKPD. Renstra SKPD merupakan penjabaran teknis RPJMD

    yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis

    operasional dalam menentukan arah kebijakan serta

    indikasi program dan kegiatan setiap urusan bidang

    dan/atau fungsi pemerintahan untuk jangka waktu 5 (lima)

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 13

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    tahunan, yang disusun oleh setiap SKPD di bawah

    koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

    (Bappeda) Kabupaten Banyuasin.

    1.4.5. Hubungan RPJMD dengan RKPD

    Pelaksanaan RPJMD Tahun 2014 – 2018 setiap tahun

    dijabarkan ke dalam RKPD sebagai suatu dokumen

    perencanaan tahunan daerah yang memuat prioritas

    program dan kegiatan dari Rencana Kerja SKPD. RKPD

    menjadi acuan dalam pelaksanaan Musyawarah

    Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang

    dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat

    desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten.

    Selanjutnya SKPD dengan berpedoman pada Renstra

    SKPD dan RKPD menyusun rencana kerja tahunan berupa

    Rencana Kerja (Renja) SKPD.

    Gambaran tentang hubungan antara RPJMD dengan

    dokumen perencanaan lainnya sebagai kesatuan sistem

    perencanaan pembangunan dan sistem keuangan adalah

    sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.1.

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 14

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    Ped

    oman

    Dia

    cu

    Pedom

    an

    Diacu

    Pem

    erin

    tah

    Pu

    sa

    t P

    em

    erin

    tah

    Dae

    rah

    Diacu Diperhatikan Diserasikan melalui Musrenbang

    UU No. 25 Tahun 2004 ttg Sistem

    Perencanaan Pembangunan Nasional

    UU No. 17 Tahun 2003 ttg

    Keuangan Negara

    Dia

    cu

    Ped

    oman

    Pem

    erin

    tah

    Pu

    sa

    t P

    em

    erin

    tah

    Dae

    rah

    Diperhatikan Diserasikan melalui Musrenbang

    Dia

    cu

    Diacu

    Ped

    oman

    Pem

    erin

    tah

    Pu

    sa

    t P

    em

    erin

    tah

    Dae

    rah

    Diperhatikan Diserasikan melalui Musrenbang

    Dia

    cu

    Pedoman Pedoman

    Pedoman Dijabarkan Pedoman

    doman Pedoman Dijabarkan Pedoman

    Dijabarkan Pedoman Pedoman

    Gambar 1.1.

    Hubungan RPJM Daerah Kabupaten Banyuasin Tahun 2014 - 2018

    1.5. SISTEMATIKA PENULISAN

    Penyusunan RPJMD Tahun 2014 – 2018 didasarkan pada visi,

    misi Kepala Daerah terpilih yang diawali dengan analisis kondisi

    masa lalu dan saat ini, yang menyangkut hasil yang telah dicapai

    dan masalah serta tantangan yang dihadapi, kemudian dilakukan

    identifikasi lingkungan strategik internal dan eksternal. Perumusan

    visi dan misi, analisis kondisi yang diharapkan, strategi dan arah

    Renstra Rincian

    APBN

    RKA Renja

    Renstra Renstra Renstra RPJP

    Nasional

    APBN

    RPJMD

    DAERAH

    APBD RAPBD RKPD

    Renstra RKA

    SKPD

    Renja

    SKPD

    RPJP

    Daerah

    Rincian

    APBD

    RPJMD

    DAERAH

    Renstra Rincian

    APBN

    RKA Renja

    Renstra Renstra RPJP

    Nasional

    APBN

    Renstra Rincian

    APBN

    RKA Renja

    Renstra Renstra RPJP

    Nasional

    APBN

    Renstra Rincian

    APBN

    RKA Renja

    Renstra

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 15

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    kebijakan pembangunan daerah serta program pembangunan

    dilakukan dengan mengacu hasil analisis lingkungan strategik dan

    tahapan lima tahunan dalam RPJPD.

    1.5.1. Sistematika Penulisan

    RPJMD Tahun 2014 – 2018 disusun dengan sistematika

    sebagai berikut :

    BAB I Pendahuluan,

    Berisi tentang latar belakang serta maksud dan

    tujuan penyusunan Perubahan RPJMD, landasan hukum,

    hubungan RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnya,

    kerangka pikir, dan sistematika penulisan.

    BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah,

    Berisi tentang kondisi fisik, perekonomian daerah, sosial

    budaya, prasarana dan sarana, dan pemerintahan umum.

    BAB III Gambaran Keuangan Daerah

    Berisi tentang pengelolaan pendapatan daerah,

    pengelolaan belanja daerah, pengelolaan pembiayaan

    daerah, dan kebijakan umum anggaran.

    BAB IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis

    Berisi tentang rumusan permasalahan, isu strategis dan

    proyeksi pada setiap urusan yang dikelompokkan ke dalam

    9 fungsi.

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 16

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    BAB V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

    Berisi tentang dasar fisolofis, visi, misi, prinsip-prinsip dan

    nilai- nilai dari tujuan dan sasaran.

    BAB VI Strategi, Arah Kebijakan dan Program

    Pembangunan Daerah

    Berisi tentang strategi, arah kebijakan dan Program

    prioritas pembangunan daerah.

    BAB VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan

    Program Perangkat Daerah

    Berisi tentang rencana program Perangkat Daerah yang

    disertai kebutuhan pendanaan selama 5 tahun.

    BAB VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

    Daerah

    Berisi tentang penetapan indikator kinerja daerah

    menurut sasaran strategis, indikator dan capaian kinerja

    pembangunan makro daerah serta indikator dan capaian

    kinerja menurut misi serta Indikator KInerja Utama

    BAB XI Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan

    Berisi kaidah-kaidah pelaksanaan dan pedoman transisi

    BAB X Penutup

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 17

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    1.6. MAKSUD DAN TUJUAN

    1.6.1. Maksud

    Penyusunan Perubahan RPJMD dimaksudkan untuk

    memberikan arah dan kebijakan penyelengaraan

    pemerintahan dan menjamin keterpaduan dan

    kesinambungan pembangunan berkelanjutan. RPJMD

    digunakan sebagai acuan dan pedoman dalam

    penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

    (RKPD) dan Rencana Strategis Organisasi

    Perangkat Daerah (Renstra OPD) lingkungan

    Pemerintah Kabupaten Banyuasin dan meningkatkan

    keselarasan rencana pembangunan daerah dengan

    rencana pembangunan nasional dan provinsi.

    1.6.2. Tujuan

    RPJMD disusun dengan tujuan untuk :

    1. Menciptakan kesamaan pandangan, arah dan

    gerak pembangunan baik yang dilaksanakan oleh

    pemerintah maupun masyarakat dalam

    melaksanakan pembangunan.

    2. Meningkatkan pelaksanaan pemerintahan dan

    pembangunan serta pelayanan masyarakat yang

    lebih berdaya guna dan berhasil guna.

  • RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

    (RPJMD)

    BAB II.

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 1

    BAB II.

    2.1. Aspek Geografi dan Demografi

    2.1.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah

    Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu wilayah di

    Provinsi Sumatera Selatan, Letak Geografis Kabupaten

    Banyuasin terletak pada posisi antara 1,30° - 4,0° Lintang

    Selatan dan 104° 00’ - 105° 35’ Bujur Timur yang terbentang

    mulai dan bagian tengah Provinsi Sumatera Selatan sampai

    dengan bagian Timur dengan luas wilayah seluruhnya

    11.832,99 Km2 atau 1.183.299 Ha.

    Secara administratif, Kabupaten Banyuasin mempunyai

    batas-batas wilayah sebagai berikut :

    - Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Tanjung

    Jabung Timur Provinsi Jambi dan Selat

    Bangka.

    - Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan

    Pampangan dan Air Sugihan Kabupaten

    Ogan Komering Ilir.

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 2

    - Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Jejawi

    Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kota

    Palembang, Kecamatan Sungai Rotan dan

    Talang Ubi Kabupaten Muara Enim.

    - Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Sungai

    Lilin, Sungai Lais dan Bayung Lincir

    Kabupaten Musi Banyuasin.

    Pada awal terbentuk Kabupaten Banyuasin terdiri atas 15

    kecamatan yang terdiri dari 272 desa dan 16 kelurahan dan

    sampai dengan tahun 2013 Kabupaten Banyuasin terbagi

    menjadi 19 kecamatan yang terdiri dari 288 desa dan 16

    kelurahan, dimana jumlah desa terbanyak dimiliki oleh

    Kecamatan Pulau Rimau yaitu berjumlah 29 Desa. Sedangkan

    kecamatan terluas yaitu Kecamatan Banyuasin II dengan

    wilayah seluas 3.632,40 Km2 atau sekitar 30,70% dari luas

    wilayah sedangkan kecamatan dengan luas terkecil adalah

    Kecamatan Sumber Marga Telang dengan wilayah seluas

    174,89 Km2 atau sekitar 1,48 %dari luas wilayah Kabupaten

    Banyuasin. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada tabel berikut

    ini.

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 3

    Tabel 2.1

    Jumlah Desa/Kelurahan dan Luas wilayah per Kecamatan

    di Kabupaten Banyuasin sampai Tahun 2013

    No Kecamatan Pusat

    Pemerintahan

    Jumlah Desa

    /Kelurahan Luas Wilayah (Km2)

    Desa Kel Luas %

    1 2 3 4 5 6 7

    1. Banyuasin I Mariana 11 2 186,69 1,58

    2. Banyuasin II Sungsang 17 - 3.632,40 30,70

    3. Banyuasin III Pangkalan Balai 21 5 294,20 2,49

    4. Pulau Rimau Telung Betung 29 - 888,64 7,51

    5. Tungkal Ilir Sido Mulyo 14 - 648,14 5,48

    6. Betung Betung 9 2 354,41 3,00

    7. Rantau Bayur Tebing Abang 21 - 556,91 4,71

    8. Talang Kelapa Sukajadi 6 6 439,43 3,71

    9. Tanjung Lago Tanjung Lago 15 - 802,42 6,78

    10. Muara Telang Telang Jaya 16 - 341,57 2,89

    11. Makarti Jaya Makarti Jaya 11 1 300,28 2,54

    12. Muara Padang Sumber Makmur 15 - 917,60 7,75

    13. Muara

    Sugihan Tirto Harjo 22 -

    696,40 5,89

    14. Air Saleh Saleh Mukti 14 - 311,57 2,63

    15. Rambutan Rambutan 19 - 450,04 3,80

    16. Sembawa Sembawa 11 - 196,14 1,66

    17. Suak Tapeh Lubuk Lancang 11 - 312,70 2,64

    18. Sumber Marga

    Telang Muara Telang 10 - 174,89 1,48

    19. Air Kumbang Cinta Manis Baru 16 - 328,56 2,78

    J u m l a h 288 16 11.832,99 100,00

    Sumber : Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Banyuasin, 2013

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Wilayah er ecamatan

    Letak Geo rafis abu aten Banyuasin yan emikian

    yang menem atkan abu aten Banyuasin a a osisi otensial

    dan strate is alam hal er a an an an in ustri, mau un

    pertumbuhan sektor

    posisi Kabu aten Banyuasin en an ibukota Pan kalan Balai

    yang terletak i Jalur Lintas Timur.Selain itu abu aten

    Banyuasin meru akan aerah enyelen ara ertumbuhan

    Kota Palemban terutama untuk sektor in ustri. Disisi lain bil

    dikaitkan en an rencana awasan In ustri an elabuhan

    Tanjung A i

    bagi kabu aten i sekitarnya seba ai usat in ustri hilir, jasa

    Talang

    Kelapa;

    439,43

    Tanjung Lago;

    802,42

    Muara Telang;

    341,57

    Makarti Jaya;

    300,28

    Muara Padang;

    917,6

    Muara

    Sugihan;

    696,4

    Air Saleh;

    311,57

    Rambutan;

    450,04

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Gambar 2.1

    ilayah per Kecamatan di Kabupaten Banyuasin

    Letak Geografis Kabupaten Banyuasin yan emikian

    yan menempatkan Kabupaten Banyuasin pada osisi otensial

    an strategis dalam hal perdagangan dan in ustri, mau un

    ertumbuhan sektor-sektor pertumbuhan baru. on isi ini an

    osisi Kabupaten Banyuasin dengan ibukota Pan kalan Balai

    yan terletak di Jalur Lintas Timur.Selain itu abu aten

    Banyuasin merupakan daerah penyelenggara ertumbuhan

    ota Palembang terutama untuk sektor industri. Disisi lain bil

    ikaitkan dengan rencana Kawasan Industri an elabuhan

    Tanjung Api-api Kabupaten Banyuasin sangat besar eranannya

    ba i kabupaten di sekitarnya sebagai pusat in ustri hilir, jasa

    Banyuasin

    I; 186,69

    Banyuasin II;

    Tungkal Ilir;

    648,14Betung; 354,41Rantau Bayur;

    556,91

    Sembawa;

    196,14

    Suak Tapeh;

    312,7

    Sumber Marga

    Telang; 174,89Air

    Kumbang;

    328,56

    2014 - 2018

    Bab II - 4

    i abu aten Banyuasin

    Letak Geo rafis abu aten Banyuasin yang demikian

    yan menem atkan abu aten Banyuasin ada posisi potensial

    an strate is alam hal er a an an an industri, maupun

    uhan baru.Kondisi ini dan

    osisi abu aten Banyuasin en an ibukota Pangkalan Balai

    yan terletak i Jalur Lintas Timur.Selain itu Kabupaten

    Banyuasin meru akan aerah enyelen ara pertumbuhan

    ota Palemban terutama untuk sektor in ustri. Disisi lain bila

    ikaitkan en an rencana awasan In ustri dan pelabuhan

    a i abu aten Banyuasin san at besar peranannya

    ba i kabu aten i sekitarnya seba ai usat industri hilir, jasa

    Banyuasin

    I; 186,69

    Banyuasin II;

    3.632,40

    Banyuasin III;

    294,2

    Pulau Rimau;

    888,64

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 5

    distribusi produk sumber daya alam baik pertanian, kehutanan,

    perikanan dan kelautan, dan pertambangan.

    2.1.2. Kondisi Topografi

    Gambaran topografi menjabarkan mengenai kondisi

    ketinggian dan kontur wilayah Kabupaten Banyuasin. Selain

    berisikan penjelasan, juga didukung oleh peta ketinggian dan

    kontur wilayah dengan skala peta 1:50.000.

    Kondisi topografi Kabupaten Banyuasin didominasi oleh

    daerahyang relatif datar atau sedikit bergelombang, yaitu

    terdiri dari 80% luas dataran rendah basah berupa pesisir

    pantai, rawa pasang surut dan lebak serta 20% luasan

    merupakan dataran berombak sampai bergelombang dengan

    kisaran ketinggian 0 – 60 M di atas permukaan laut. Topografi

    datar atau sedikit bergelombang 0-12 dan 13-24 Mpdl

    menyebar di seluruh kecamatan sedangkan topografi

    berombak sampai bergelombang 25-36 dan 37-48 Mdpl berada

    di sebagian kecil Banyuasin dua, Tungkal Ilir serta selatan

    bagian timur Kabupaten Banyuasin serta sebagian kecil wilayah

    Betung dan Banyuasin III untuk 49-60 Mdpl.

    Dilihat dari kelerengannya, daratan Kabupaten Banyuasin

    berada pada kisaran kemiringan lereng 0-2% seluas 1.181.610

    Ha dan 2-5% seluas 1.689 Ha.Beberapa wilayah yang berada

    pada dataran rendah dengan kisaran kemiringan lereng 0-2%

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 6

    berupa lahan rawa pasang surut tersebar di sepanjang Pantai

    Timur sampai ke pedalaman meliputi wilayah Kecamatan Muara

    Padang, Makarti Jaya, Muara Telang, Banyuasin II, Pulau Rimau,

    Air Salek Muara Sugihan, sebagian Kecamatan Talang Kelapa,

    Betung dan Tungkal Ilir. Selanjutnya berupa lahan rawa lebak

    terdapat di Kecamatan Rantau Bayur, sebagian Kecamatan

    Rambutan, sebagian kecil Kecamatan Banyuasin I. Sedangkan

    lahan kering dengan topografi agak bergelombang dan kisaran

    kemiringan lereng 2-5% terdapat di sebagian besar Kecamatan

    Betung, Sembawa, Banyuasin III, Talang Kelapa, Rantau Bayur

    dan sebagian kecil Kecamatan Muara Sugihan, Rambutan dan

    Kecamatan Tungkal Ilir. Gambaran kondisi topografi dan

    kemiringan lahan di Kabupaten Banyuasin dapat di lihat pada

    Gambar 2.2.

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 7

    Gambar 2.2.

    Peta Tofografi Kabupaten Banyuasin

    2.1.3. Kondisi Hidrologi

    Gambaran mengenai geohidrologi menjabarkan

    penggunaan air tanah, dan wilayah DAS secara deskriptif

    dengan didukung oleh peta-peta seperti wilayah sungai/DAS

    dengan skala peta 1:50.000.

    Dari sisi hidrologi berdasarkan sifat tata air, wilayah

    Kabupaten Banyuasin dapat dibedakan menjadi daerah dataran

    kering dan daerah dataran basah yang sangat dipengaruhi oleh

    pola aliran sungai. Aliran sungai di daerah datarah basah pola

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 8

    alirannya rectangular dan di daerah dataran kering pola

    alirannya dendritic.

    Beberapa sungai besar seperti Sungai Musi, Sungai

    Banyuasin, Sungai Calik, Sungai Telang, Sungai Upang dan

    yang lainnya berperan sebagai sarana transportasi air berupa

    alur pelayaran pedalaman yang dapat menghubungkan pusat

    kegiatan wilayah, pusat kegiatan lingkungan, antar pusat

    pelayanan lokal serta antar pusat pelayanan lingkungan. Pola

    aliran di wilayah ini, terutama didaerah rawa-rawa dan pasang

    surut umumnya rectangular, sedangkan untuk daerah yang

    dipengaruhi oleh pasang surut aliran sungainya adalah

    subparali, dimana daerah bagian tengah disetiap daerah sering

    dijumpai genangan air yang cukup luas.

    Terkait kondisi hidrologi, Kabupaten Banyuasin terbagi

    kedalam 5 wilayah daerah aliran sungai yang masing-masing

    Das Bangke meliputi Kawasan Taman Nasional Sembilang, Das

    Banyuasin yang merupakan Das terbesar meliputi Kecamatan

    Tungkal Ilir, Pulau Rimau, Suak Tapeh, Sembawa, Betung,

    Banyuasin III, Tanjung Lago dan bagian selatan Banyuasin II,

    Das Benawang meliputi sepanjang wilayah timur Kecamatan

    Muara Sugihan, Sumber Marga Telang dan Muara Padang, Das

    Sembilang yang meliputi bagian utara kawasan Taman Nasional

    Sembilang dan Das Musi yang meliputi Kecamatan Rambutan,

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 9

    Banyuasin I, Air Kumbang, Talang Kelapa, Makarti Jaya, Muara

    Telang, Air Salek, Tanjung Lago, Rantau Bayur serta sebagian

    wilayah di Kecamatan Banyuasin II. Pembagian daerah aliran

    sungai di Kabupaten Banyuasin di ilustrasikan pada Gambar

    2.3.

    Gambar 2.3.

    Peta Hidrologi Kabupaten Banyuasin

    Menurut Keputusan Menteri PU Nomor 11A/PRT/M/2006,

    tertanggal 26 Juni 2006 dan berdasarkan kriteria Sungai

    Strategis pasal 3 Kepmen PU tentang Penetapan Wilayah

    Sungai, maka berdasarkan uraian diatas Sungai Banyuasin

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 10

    adalah Sungai Lintas Provinsi dan Wilayah Sungai Strategis.

    Berikut ini sungai – sungai dalam wilayah Kabupaten Banyuasin.

    Tabel 2.2

    Jaringan Sungai Dalam DAS Banyusin

    Nama Sungai CA (km2) L (m)

    A. Banyuasin 9,197.05 75.00

    A. Banyuasin hilir 875.00 12.50

    1.1 A. Beringin 37.50 15.00

    1.2 A. Lalang (utama) 187.50 25.00

    1.2.1 A. Lalang (cabang) 8,097.05

    A. Cawang 28.13 7.50

    S. Cubu 40.00 10.00

    S. Semuring 30.00 7.50

    S. Buaya 42.75 8.75

    S. Merebu 16.50 7.50

    S. Terusan Tiung 16.50 8.00

    S. Meranti/Berayan 315.00 22.50

    S. Pinangabang 42.75 8.75

    S. Meranti Besar 39.81 17.50

    S. Petaling1 27.89 8.50

    S. Kerau 27.34 8.75

    S. Petaling2 28.82 8.50

    S. Kepahiyang 140.00 20.00

    S. Merang 961.22 37.50

    S. 1 133.59 16.25

    S. Beruhun 125.00 15.00

    S. Bowo 18.75 7.50

    S. 2 39.38 6.50

    S. Buring 223.25 22.50

    S. 4 75.00 5.00

    S. 5 70.00 13.75

    S. Merang hulu 276.25 32.50

    S. Bakung 87.50 17.50

    S. Perlampin 82.03 12.50

    S. Mangsang 91.88 17.50

    S. Bayung 16.50 7.50

    Nama Sungai CA (km2) L (m)

    S. Panelasan 28.13 10.50

    S. Benangsa 42.19 11.25

    S. Kenawang 65.63 16.25

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 11

    S. Terpanji 42.75 8.75

    S. Bahu 42.75 8.25

    1.2.2 A. Calik 300.00 40.00

    S. Mukul 137.50 20.00

    S. Puyuh 37.50 10.00

    A. Hitam 125.00 12.50

    1.3 S. Puntian ↔ 164.06 26.25

    1.4 S. Paimanen Besar 93.75 28.75

    1.5 A. Limau (utama) 328.13

    1.5.1 S. Bengi 81.25 17.50

    1.5.2 A. Limau (cabang) 87.50 20.00

    1.5.3 S. Ibul 65.63 18.75

    1.5.4 A. Pangkalan Balai 93.75 15.00

    1.6 A. Senda ↔ 181.25

    1.6.1 A. Bentung 125.00 30.00

    S. Kating kiri 56.25 17.50

    1.6.2 A. Teluk Tenggulung 1,291.55

    S. Betung / Bungin 171.88 30.00

    S. Tumbuan 125.00 28.75

    S. Ibul 247.50 31.25

    S. Supal 139.45 28.75

    S. Biduk 607.73 37.50

    S. Tungkal 945.35 62.50

    Sumber : Pola Pengelolan WS Banyuasin dalam RTRW Kab. BA

    2012-2032

    2.1.4. Kondisi Klimatologi

    Gambaran klimatologi menjabarkan mengenai iklim

    wilayah Kabupaten Banyuasin, curah hujan, temperatur serta

    peta rawan air, baik dalam bentuk narasi dan tabel.

    Seperti kebanyakan kondisi klimatologi di wilayah

    Indonesia, Kabupaten Banyuasin memiliki dua musim, yaitu

    musim kemarau dan musim penghujan, dengan suhu rata-rata

    26,100 – 27,400 Celcius serta kelembaban rata-rata dan

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 12

    kelembaban relatif 69,4 % - 85,5 % sepanjang tahun. Kondisi

    iklim Kabupaten Banyuasin secara umum beriklim tropis basah

    dengan rata-rata curah hujan 2.723 mm/tahun. Secara lebih

    rinci dari pengamatan enam stasiun klimatologi yaitu Stasiun

    Hujan Sungai Lilin, Sungsang, Sembawa dan Betung, Air

    Sugihan, Mariana serta Badaruddin, sebaran tipe iklim di

    Kabupaten Banyuasin terbagi menjadi 4 (tiga) yaitu tipe iklim

    B2, tipe iklim B, tipe iklim B1 dan tipe iklim C2.

    - Tipe Iklim B2, meliputi Sebagian besar Kecamatan

    Banyuasin II, Pulau Rimau, Tungkal Ilir, Betung, Sembawa,

    Makarti Jaya bagian utara, Suak Tapeh bagian barat serta

    bagian timur Banyuasin III dengan curah hujan rata-rata

    2521-2683 mm/tahun.

    - Tipe Iklim B, dengan curah hujan rata-rata 2359-2521

    mm/tahun, meliputi sebagian besar Kecamatan Muara

    Sugihan, Air Salek, Makarti Jaya, Muara Telang, Air Marga

    Telang, Tanjung Lago, Rantau Bayur, Talang Kelapa dan

    bagian utara Kecamatan Sembawa.

    - Tipe Iklim B1, dengan curah hujan rata-rata 2197-2359

    mm/tahun, meliputi sebagian besar Kecamatan Muara

    Padang, Talang Kelapa, bagian selatan Makarti Jaya dan

    Muara Telang serta bagian barat Tanjung Lago

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 13

    - Tipe Iklim C2, dengan curah hujan rata-rata 1872-2197

    mm/tahun meliputi sebagian besar Kecamatan Banyuasin I,

    Air Kumbang, Rambutan, Muara Padang dan bagian selatan

    Talang Kelapa.

    Gambaran kondisi Klimatologi di Kabupaten Banyuasin terlihat

    pada Gambar 2.4.

    Gambar 2.4.

    Peta Gambaran Klimatologi Kabupaten Banyuasin

    2.1.5. Kondisi Geologi

    Gambaran geologi menjabarkan jenis tanah serta

    penjelasan mengenai daerah rawan bencana yang ada di

    wilayah Kabupaten Banyuasin. Pada gambaran geologi tidak

    hanya dijelaskan secara deskriptif tetapi juga didukung oleh

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 14

    peta jenis tanah, dan peta rawan bencana dengan skala peta

    1:50.000.

    Kondisi geologi di Kabupaten Banyuasin akan di

    gambarkan melalui stratigrafi penyusunnya yang terdiri dari

    aluvium, batu lempung, batu pasir, batu sabak, endapan rawa,

    filit dan granit.

    1. Aluvium endapan danau dan pantai : tersebar di seluruh

    Kecamatan

    2. Batu Lempung, Batu Lanau, Batu Pasir : tersebar di sebagian

    Kecamatan Banyuasin Dua, Pulau Rimau, Tungkal Ilir,

    Betung, Banyuasin Tiga, Rantau Bayur dan Suak Tapeh

    3. Batu Pasir, batu lumpur dan batu bara : tersebar di sebagian

    Kecamatan Pulau Rimau

    4. Batu Sabak, Filit dan Batu Lumpur : tersebar di sebagian

    Kecamatan Tanjung Lago

    5. Endapan Rawa : tersebar di selatan bagian timur Kabupaten

    Banyuasin yaitu Kecamatan Betung, Suak Tapeh, Banyuasin

    III, Talang Kelapa dan Rantau Bayur

    6. Filit dan Batu pasir : tersebar di sebagian kecil wilayah

    perbatasan Kecamatan Tanjung Lago dan Kecamatan Pulau

    Rimau

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 15

    7. Granir, Granodiorit, Diorit : tersebar di sebagian

    Kecamatan Pulau Rimau, Banyuasin II, Tanjung Lago dan

    Rambutan

    Dari jenis stratigrafi tersebut yang paling mendominasi

    adalah jenis aluvium yang terbentuk dari endapan danau dan

    pantai. Selanjutnya adalah jenis endapan rawa yang tersebar di

    selatan bagian timur Kabupaten Banyuasin yaitu Kecamatan

    Betung, Suak Tapeh, Banyuasin III, Talang Kelapa dan Rantau

    Bayur dan persebaran paling sedikit yaitu jenis filit yang hanya

    terdapat di sebagian kecil wilayah perbatasan Kecamatan

    Tanjung Lago dan Kecamatan Pulau Rimau. Sebaran kondisi

    geologi berdasarkan stratigrafi penyusunnya dalam Kabupaten

    Banyuasin seperti pada Peta Geologi Gambar 2.5.

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 16

    Gambar 2.5.

    Peta Geologi Kabupaten Banyuasin

    2.1.6. Potensi Pengembangan Wilayah

    Pengembangan wilayah Kabupaten Banyuasin terutama

    pada kawasan-kawasan strategis wilayah Kabupaten

    Banyuasin,kawasan strategis wilayah Kabupaten Banyuasin

    merupakan bagian wilayah kabupaten yang penataan ruangnya

    diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat penting

    dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial budaya,

    dan/atau lingkungan. Penentuan kawasan strategis kabupaten

    lebih bersifat indikatif. Batasan fisik kawasan strategis

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 17

    kabupaten akan ditetapkan lebih lanjut di dalam rencana tata

    ruang kawasan strategis.

    Dalam upaya mengurangi disparitas pembangunan antara

    kawasan pusat pertumbuhan (Kota Metropolitan Palembang)

    dengan kawasan-kawasan di sekitarnya dan upaya optimalisasi

    potensi kawasan, maka diperlukan strategi pengembangan

    wilayah pada kawasan-kawasan yang memiliki peran strategis

    sebagai motor penggerak bagi pembangunan kawasan-

    kawasan di sekitarnya, baik dalam aspek ekonomi, sosial,

    budaya, pertahanan keamanan dan lingkungan.

    Penetapan kawasan strategis harus didukung oleh tujuan

    tertentu daerah sesuai pertimbangan aspek strategis masing-

    masing kabupaten.Kawasan strategis yang ada di kabupaten

    memiliki peluang sebagai kawasan strategis nasional dan

    provinsi.Penetapan kawasan strategis kabupaten didasarkan

    pada kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan

    yang ditetapkan.

    Pada bab ini menjelaskan Kawasan Strategis Kabupaten

    dari sudut kepentingan pada Aspek EkonomiMerupakan

    kawasan-kawasan yang dapat berperan mendorong

    pertumbuhan ekonomi wilayah secara makro dengan

    memanfaatkan potensi wilayah yang ada. Rencana

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 18

    pengembangan kawasan strategis bagi pertumbuhan ekonomi

    di Kabupaten Banyuasin adalah sebagai berikut :

    a. Kawasan Pendukung Perkotaan Metropolitan

    Palembang

    Kawasan strategis ini merupakan kawasan di wilayah

    Kabupaten Banyuasin yang difungsikan untuk mendukung

    kawasan strategis Provinsi Sumatera Selatan yaitu kawasan

    perkotaan metripolitan Palembang. Delineasi kawasan

    tersebut menjadi kewenangan Kabupaten yang meliputi :

    • Kota Terpadu Mandiri (KTM) Telang,

    • Kawasan Perdagangan Betung.

    • Kawasan Pusat Pemerintahan Pangkalan Balai

    • Kawasan Pusat Permukiman Perkotaan

    b. Kawasan Strategis Pertanian

    Kawasan ini merupakan kawasan strategis yang kegiatan

    utamanya pada sektor pertanian meliputi agropolitan,

    pertanian pangan, perkebunan berbasis industri dan migas

    serta perikanan.

    • Kawasan Agropolitan

    • Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan (Kimbun)

    • Kawasan Sentra Produksi Beras Pertanian Pasang Surut

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 19

    c. Kawasan Sentra Pertambangan dan Migas

    • Kawasan Sentra Pertambangan Migas

    d. Kawasan Strategis Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api.

    Kebijakanpembangunan kawasan

    strategisekonomidiarahkan menjadipusat-

    pusatpertumbuhanekonomi

    yangmemilikiskalaekonomidenganorientasidayasaingnasio

    naldan

    internasionalberbasisproduksidanpengolahanhasilbumisert

    amenjadi lumbungenerginasional.Kawasan Strategis

    Ekonomi Khusus Tanjung Api-api merupakan salah satu

    kawasan strategis di wilayah Sumatera Selatan.

    KawasanEkonomiKhususKhusus Tanjung Api-

    Apimenjadisentrapengolahan kelapasawitdankaret

    sehingga memiliki nilai yang yang lebih tinggi juga

    sebagaipusat logistik;juga untuk pengembangan industri

    pengolahan kelapa sawit, karet,sertaperikanan

    dansumberdayalautbernilaitambah tinggiagar mampu

    berorientasiekspor; dan upaya terpenting adalah

    penyiapansarana dan prasarana perdagangan dan

    pelabuhan bebas.

    e. Kawasan Strategis Industri

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 20

    Selain pengembangan kawasan industri di kawasan tanjung

    Api-api, pengembangan kawasan industri kabupaten

    Banyuasin yakni di kawasan industri Gasing kecamatan

    Talang Kelapa.

    f. Kawasan Minapolitan

    Pengembangan Kawasan Minapolitan, yang telah

    ditetapkan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI

    terhadap kawasan-kawasan yang potensial dan prospektif

    yang menjadi kawasan Minapolitan, dalam Keputusan

    Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor

    KEP.35/Kepmen-KP/2013 tentang Penetapan Kawasan

    Minapolitan, sebanyak 101 Kabupaten/Kota ditetapkan

    sebagai daerah pengembangan Kawasan Minapolitan.Di

    Provinsi Sumatera Selatan terdapat 9 (sembilan) Kawasan

    Minapolitan, dan salah satunya adalah Kabupaten

    Banyuasin. Di Kabupaten Banyuasin ada 2 (dua) kecamatan

    yang ditetapkan sebagai kawasan inti minapolitan yaitu

    Kecamatan Banyuasin II dan Kecamatan Talang Kelapa

    berdasarkan Keputusan Bupati Banyuasin Nomor

    520/KPTS/PERIK/2015.

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 21

    2.1.7. Wilayah Rawan Bencana

    Potensi bencana akan selalu berkaitan dengan tingkat

    kerentanan dan tingkat kerawanan bencana pada masing-

    masing kawasan tertentu sesuai dengan karakteristik morfologi,

    geologi, klimatologi dan topografi kawasan. Selain itu

    peningkatan suhu global telah pula menjadi perhatian serius

    karena mengakibatkan lapisan es di Antartika dan Greenland

    semakin menipis dan menyebabkan kenaikan permukaan laut.

    Hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap kawasan pesisir

    yang di miliki Kabupaten Banyuasin. Penanganan dampak

    pemanasan global semakin menjadi prioritas nasional, bukan

    hanya disebabkan timbulnya kenaikan permukaan laut tetapi

    pemanasan global itu telah menyebabkan perubahan iklim.

    Perubahan ini dapat kita lihat dari fenomena cuaca yang

    semakin tidak menentu, intensitas curah hujan yang tinggi,

    ombak semakin besar, banjir, kebakaran hutan,dan kekeringan

    yang dapat saja berpengaruh terhadap wilayah Kabupaten

    Banyuasin.

    Kebijakan dan program strategis terkait adaptasi dan mitigasi

    pemanasan global perlu segera diambil pemerintah. Strategi

    yang kita lakukan sekarang dalam menghadapi pemanasan

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 22

    global akan menentukan kualitas lingkungan kita di masa

    depan. Beberapa bentuk kerawanan bencana yang dapat

    terjadi di wilayah Kabupaten Banyuasin diantaranya sebagai

    berikut :

    • Daerah Rawan Genangan

    Topografi Kabupaten Banyuasin yang 80% merupakan

    dataran rendah basah dengan kemiringan 0 - 8% terletak

    sepanjang aliran sungai sampai dengan wilayah pesisir.

    Dari hasil kajian risiko dan adaptasi perubahan iklim

    Sumatera Selatan oleh Kementerian Lingkungan Hidup,

    Kabupaten Banyuasin yang wilayahnya berbatasan

    langsung dengan pantai timur Sumatera Selatan yaitu Selat

    Bangka memiliki risiko sangat tinggi terhadap

    penggenangan pesisir mengingat wilayah Banyuasin

    tergolong dataran rendah (lowland) sehingga mempunyai

    tingkat keterpaparan tinggi terhadap perubahan iklim

    khususnya bahaya penggenangan pesisir yang disebabkan

    oleh kombinasi kenaikan air laut, gelombang badai dan

    fenomena La-Nina pada saat air pasang maksimum.

    Tren kenaikan suhu permukaan laut di sekitar pantai timur

    Sumatera Selatan berkisar 0,0200C/tahun yang setara

    dengan nilai rata-rata di seluruh perairan Indonesia.

    Sedangkan untuk kenaikkan muka air laut, berdasarkan

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 23

    hasil estimasi altimeter, model dan data pasang surut

    berkisar antara 0,5-0,7 cm/tahun. Proyeksi kenaikkan muka

    air laut pada tahun 2030 sebesar ±13,5-15,6 cm, dinatara

    nilai tersebut sekitar 6-15 cm merupakan hasil kontribusi

    pencairan es yg di estimasi dengan model. Kejadian

    ekstrem juga berpengaruh terhadap kenaikan muka air laut

    yaitu fenomena La-Nina (Pengaruh dari Samudera Pasifik)

    yang dapat menimbulkan kenaikkan sebesar 15 cm

    terhadap muka air laut dalam keadaan normal.Gelombang

    signifikan pada pantai timur Sumatera Selatan meninggi

    sekitar bulan Desember – Januaridan menurun pada bulan

    Mei.

    Kondisi tersebut mengakibatkan Kabupaten

    Banyuasin memiliki luasan daerah genangan tahunan

    dengan total luasan genangan sekitar 914.164,7 Ha. Luasan

    tersebut terbagi dalam 4 tipe luapan mulai dari genangan

    dengan tipe A yaitu lahan yang selalu terluapi air pasang

    baik pasang besar maupun pasang kecil, tipe genangan ini

    terutama tersebar di sebagian wilayah Kecamatan Makarti

    Jaya, Muara Padang, Banyuasin II, dan Muara Sugihan.

    Selanjutnya tipe genangan B dimana lahan terluapi saat

    pasang besar, kondisi ini terdapat di sebagian wilayah

    Kecamatan Muara Sugihan, Muara Telang, Sumber Marga

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 24

    Telang dan Makarti Jaya. Tipe genangan C yaitu dalam

    kondisi tidak tergenang tetapi kedalaman air tanah pada

    waktu pasang surut kurang dari 50 cm dan genangan tipe D

    yaitu dalam kondisi tidak tergenang pada waktu pasang air

    tanah lebih dari 50 cm, tetapi pasang surutnya air masih

    terasa atau tampak pada saluran tersier. Untuk Sebaran

    daerah genangan C dan D cukup merata hampir di seluruh

    kecamatan Kabupaten Banyuasin.

    Pada kondisi normal genangan yang ada merupakan

    kondisi alami yang ada di Kabupaten Banyuasin, akan tetapi

    perlu diambil langkah ke depan terkait kenaikan suhu

    global yang akan berpengaruh terhadap kawasan yang

    secara alami merupakan daerah genangan berkala,

    terutama di kawasan pesisir.

    • Kawasan Rawan Bencana Angin Topan/Puting Beliung

    Badai dan topan serta angin puting beliung adalah salah

    satu diantara pengaruh pemanasan suhu global.Turbalensi

    suhu mengakibatkan perbedaan tekanan udara yang sering

    terjadi di wilayah tropis diantara garis balik utara dan

    selatan, kecuali di daerah-daerah yang sangat berdekatan

    dengan khatulistiwa.

    Sebagian besar sebaran kawasan rawan bencana

    angin puting beliung terletak di wilayah pesisir. Berikut

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 25

    sebaran kawasan Kabupaten Banyuasin yang memiliki

    daerah Rawan Bencana Angin Topan/Puting Beliung

    diantaranya adalah Kecamatan Banyuasin I, Kecamatan

    Banyuasin II, Kecamatan Betung, Kecamatan Pulau

    Rimau,Kecamatan Talang Kelapa, Kecamatan Tungkal Ilir,

    Kecamatan Muara Sugihan, Kecamatan Air Salek, dan

    Kecamatan Tanjung Lago.

    • Kawasan Rawan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan

    Potensi bencana kebakaran hutan di Kabupaten Banyuasin

    disebabkan oleh Faktor kesengajaan antara lain

    pembakaran lahan untuk keperluan pertanian, dan faktor

    alam yaitu disebabkan oleh musim kemarau

    mengakibatkan vegetasi semak belukar, lahan basah dan

    bergambut yang kering mudah terbakar. Faktor

    kesengajaan dalam pembakaran lahan masih merupakan

    budaya sebagian masyarakat di beberapa kecamatan di

    Kabupaten Banyuasin, dimana pada musim kemarau

    panjang masyarakat mencari kawasan semak belukar

    dengan ketebalan bahan organik tinggi untuk sengaja

    dibakar lalu ditebari benih padi (sistem sonor) yang

    kemudian di biarkan dan datang kembali saat musim

    panen.

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 26

    Berdasarkan sebaran hot spot hasil pantauan Satelit SSMFP,

    potensi kebakaran hutan dan lahan cukup tinggi di

    Kabupaten Banyuasin,tersebar di Kecamatan Pulau Rimau,

    Banyuasin I, Muara Padang , Tungkal Ilir dan Muara Sugihan

    serta kawasan lain yang memiliki Lahan gambut cukup

    tebal seperti di daerah Taman Nasional (TN) Sembilang dan

    sekitarnya.

    • Kawasan Rawan Kekurangan Air (Kekeringan)

    Perubahan iklim menjadi salah satu pertimbangan dasar

    dalam pengelolaan air, misalnya dalam pengembangan

    infrastruktur air mengenai kualitas dan kuantitas air.

    Berdasarkan Indeks Risiko Bencana Kekeringan yang

    dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana

    (PNPB) Tahun 2010 dan Kajian Risiko Kekurangan Air oleh

    Kementerian Lingkungan Hidup, Kabupaten Banyuasin

    termasuk dalam tingkat risiko tinggi untuk bencana

    kekeringan. Bencana kekeringan di Kabupaten Banyuasin

    terutama terjadi di musim kemarau, dimana sumber-

    sumber air warga baik itu sumur maupun sungai kecil

    kering.Kondisi tersebut yang mengakibatkan hampir di

    setiap kecamatan mengalami kekurangan air bersih untuk

    air minum, memasak, mandi, dan mencuci maupun air

    untuk kebutuhan irigasi.

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 27

    Dari hasil kajian, risiko kekurangan air di Kabupaten

    Banyuasin termasuk dalam 2 zona utama dari 4 zona yang

    diklasifikasikan berdasarkan Daerah Aliran Sungai dan

    susunan sungai, Kabupaten Banyuasin tergolong tingkat

    risiko menengah sampai sangat tinggi yang tersebar di

    kawasan DAS Musi serta tingkatan risiko dari sangat rendah

    sampai sangat tinggi di kawasan Das Banyuasin

    Gambar 2.6.

    Peta Rawan Bencana Kabupaten Banyuasin

    2.1.8. Aspek Demografi

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 28

    Kabupaten Banyuasin mempunyai potensi sumber daya

    manusia yang cukup besar di Sumatera Selatan.Sumber daya

    manusia yang relatif besar ini merupakan modal dasar bagi

    pembangunan suatu daerah.Kabupaten Banyuasin rata-rata

    setiap tahunnya memiliki jumlah penduduk laki-laki yang lebih

    banyak dari penduduk perempuan, tercatat pada tahun 2013

    penduduk Kabupaten Banyuasin sebesar 785.624 orang, angka

    ini meningkat dari tahun 2012 sebesar 773.878 Orang. Adapun

    besaran jumlah penduduk dari tahun 2009 sampai tahun 2013

    dapat dilihat pada tabel berikut ini :

    Tabel 2.3

    Jumlah Penduduk Tahun 2009 - 2013

    Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)

    2009 2010 2011 2012 2013

    Jumlah Penduduk 739.626 750.110 762.482 773.878 785.624

    Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Banyuasin 2013

    Dari gambaran jumlah penduduk di Kabupaten Banyuasin

    dapat dikatakan rata-rata pertahun Kabupaten Banyuasin

    mengalami pertumbuhan penduduk sekitar 1,5 persen. Untuk

    gambaran pertumbuhan penduduk secara keseluruhan dapat

    dilihat pada gambar berikut :

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Pertumbuhan Jumlah P

    2.2. Aspek Kesejahteraa Masyarakat

    2.2.1. Fokus Keseja teraa a Pemerataa Eko omi

    Kon isi makro erekonomian i abu aten Banyuasin

    berdasarkan in ikator PDRB cen erun semakin

    dibandin kan tahun sebelumnya.A anya kebijakan

    pemerintah i bi an ekonomi ihara kan memberikan

    pengaruh terha a erbaikan ekonomi aerah.Nilai Pro uk

    Domestik Re ional Bruto (PDRB) seba ai salah satu in ikator

    ekonomi abu aten

    tahun ke tahun. Hal ini terlihat ari enin katan nilai PDRB

    berdasarkan har a berlaku en an Mi as

    sebesar R .

    710.000

    720.000

    730.000

    740.000

    750.000

    760.000

    770.000

    780.000

    790.000

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Gambar 2.7

    Pertumbuhan Jumlah PendudukKabupaten Banyuasin

    Tahun 2009 – 2012

    As ek Kesejahteraan Masyarakat

    Fok s Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

    Kondisi makro perekonomian di Kabupaten Banyuasin

    ber asarkan indikator PDRB cenderung semakin

    iban ingkan tahun sebelumnya.Adanya kebijakan

    emerintah di bidang ekonomi diharapkan memberikan

    en aruh terhadap perbaikan ekonomi daerah.Nilai Pro uk

    Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai salah satu in ikator

    ekonomi Kabupaten Banyuasin menunjukkan penin katan ari

    tahun ke tahun. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai PDRB

    ber asarkan harga berlaku dengan Migas dari tahun 2009

    sebesar Rp. 10.496.719 sampai dengan tahun 201

    710.000

    720.000

    730.000

    740.000

    750.000

    760.000

    770.000

    780.000

    790.000

    2009 2010 2011 2012

    739.626

    750.110

    762.482

    773.878

    2014 - 2018

    Bab II - 29

    en u uk abu aten Banyuasin

    Fok s Keseja teraa a Pemerataa Ekonomi

    on isi makro erekonomian i abupaten Banyuasin

    ber asarkan in ikator PDRB cen erun semakin membaik bila

    iban in kan tahun sebelumnya.A anya kebijakan – kebijakan

    emerintah i bi an ekonomi ihara kan memberikan

    en aruh terha a erbaikan ekonomi aerah.Nilai Produk

    Domestik Re ional Bruto (PDRB) seba ai salah satu indikator

    Banyuasin menunjukkan peningkatan dari

    tahun ke tahun. Hal ini terlihat ari eningkatan nilai PDRB

    dari tahun 2009

    sam ai en an tahun 2013sebesar Rp.

    2013

    773.878

    785.624

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 30

    16.834.657, selama kurun waktu 5 tahun terjadi peningkatan

    Rp. 6.337.938, untuk PDRB atas dasar harga konstan dengan

    migas tahun 2009 sebesar sebesar Rp. 4.481.569 dan meningkat

    sampai tahun 2013 menjadi sebesar Rp. 5.695.934 atau terjadi

    peningkatan sebesar Rp. 1.214.365.

    PDRB berdasarkan harga berlaku dengan tanpa Migas

    dari tahun 2009 sebesar Rp. 7.520.534 sampai dengan tahun

    2013 sebesar Rp. 13.042.357, selama kurun waktu 5 tahun

    terjadi peningkatan Rp. 6.337.938, untuk PDRB atas dasar

    harga konstan dengan migas tahun 2009 sebesar sebesar Rp.

    4.481.569 dan meningkat sampai tahun 2013 menjadi sebesar

    Rp. 5.695.934 atau terjadi peningkatan sebesar Rp. 1.214.365.

    Rincian perkembangan PDRB dengan Kabupaten

    Banyuasin dari tahun 2009 sampai tahun 2013 adalah sebagai

    berikut :

    Tabel 2.4

    Produk Domestik Regional Bruto dengan Migas

    Kabupaten Banyuasin Tahun 2009 – 2013

    Tahun

    Harga Berlaku dengan

    Migas

    Harga Konstan Dengan

    Migas

    Juta

    Rupiah

    Pertumbuhan

    (%)

    Juta

    Rupiah

    Pertumbuha

    n (%)

    2009 10.496.719

    4.481.569

    2010 11.928.617 13,64 4.754.731 6,10

    2011 13.484.257 13,04 5.046.652 6,14

    2012 15.051.955 11,63 5.361.021 6,23

    2013 16.834.657 11,84 5.695.934 6,25

    Sumber data : BPS Kabupaten Banyuasin, 2014

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 31

    Untuk gambaran PDRB Kabupaten Banyuasin tanpa perhitungan

    migas dapat dilihat pada tabel berikut ini :

    Tabel 2.5

    Produk Domestik Regional Bruto Tanpa Migas

    Kabupaten Banyuasin Tahun 2009 – 2013

    Tahun

    Harga Berlaku tanpa

    Migas

    Harga Konstan tanpa

    Migas

    Juta

    Rupiah

    Pertumbuhan

    (%)

    Juta

    Rupiah

    Pertumbuhan

    (%)

    2009 7.520.534 3.648.584

    2010 8.603.791 14,40 3.938.005 7,93

    2011 9.909.916 15,18 4.228.515 7,38

    2012 11.389.095 14,93 4.541.067 7,39

    2013 13.042.357 14,52 4.874.050 7,33

    Sumber data : BPS Kabupaten Banyuasin, 2014

    Menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku PDRB

    Kabupaten Banyuasin tahun 2013 masih terbesar disumbang

    dari sektor Pertanian sebesar 30,25 persen, diikuti sektor

    Industri pengolahan sebesar 24,25 persen, perdagangan, hotel

    dan Restoran sebesar 13,74 persen dan sektor pertambangan

    dan penggalian sebesar 13,49 persen yang diikuti oleh sektor

    Bangunan sebesar 9,73 persen, Jasa-jasa sebesar 7 persen,

    Keuangan, persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar 0,78

    persen, pengangkutan dan komunikasi sebesar 0,71 persen

    dan listrik, Gas dan Air Bersih sebesar 0,05 persen. Tabel

    berikut rincian peranan masing-masing sector dalam PDRB

    Kabupaten Banyuasin dari tahun 2009 – 2013 :

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 32

    Tabel 2.6

    Share PDRB dengan MIGAS atas dasar harga berlaku menurut

    lapangan usaha Kabupaten Banyuasin Tahun 2009 – 2013

    Sektor Lapangan

    Usaha

    PDRB menurut Harga Berlaku

    dengan Migas (%)

    2009 2010 2011 2012 2013

    1 Pertanian 31,34 30,48 30,76 30,35 30,25

    2 Pertambangan dan

    Penggalian 14,28 15,17 15,27 14,39 13,49

    3 Industri Pengolahan 27,20 27,11 25,65 24,89 24,25

    4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,04 0,04 0,04 0,04 0,05

    5 Bangunan 8,15 8,10 8,48 9,19 9,73

    6 Perdagangan, Hotel dan

    Restoran 11,96 11,97 12,39 13,05 13,74

    7 Pengangkutan dan

    komunikasi 0,57 0,58 0,61 0,66 0,71

    8 Keuangan, Persewaan, dan

    Jasa Perusahaan 0,75 0,73 0,72 0,74 0,78

    9 Jasa-jasa 5,66 5,82 6,08 6,68 7,00

    Sumber data : BPS Kabupaten Banyuasin, 2014

    Laju pertumbuhan ekonomi dengan migas di Kabupaten

    Banyuasin pada tahun 2009 sebesar 5,47% dan meningkat

    sampai tahun 2013 sebesar 6,25%. Rincian pertumbuhan

    ekonomi Kabupaten Banyuasin per tahun dari tahun 2009

    sampai dengan tahun 2013 dalam rincian tabel berikut :

    Tabel 2.7

    Pertumbuhan EkonomiKab.Banyuasin Tahun 2009 – 2013

    Tahun Dengan Migas (%) Tanpa Migas (%)

    2009 5,47 6,15

    2010 6,10 7,93

    2011 6,14 7,38

    2012 6,23 7,39

    2013 6,25 7,33

    Sumber data : BPS Kabupaten Banyuasin, 2014

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 33

    Pendapatan perkapita yang ditunjukkan dengan nilai

    PDRB perkapita adalah salah satu angka yang dipakai untuk

    melihat keberhasilan pembangunan dari aspek perekonomian

    suatu wilayah. Perkembangan PDRB per kapita Kabupaten

    Banyuasin atas dasar harga berlaku maupun harga konstan

    menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun.

    PDRB per kapita berdasarkan harga konstan dengan

    migas tahun 2009 nilainya sebesar Rp. 4.998.870menjadi

    sebesar Rp. 5.981.418 pada tahun 2013. Sedangkan PDRB

    perkapita Kabupaten Banyuasin berdasarkan harga berlaku

    dengan migas dari Rp 11.470.287 pada tahun 2009 menjadi Rp

    17.485.566 pada tahun 2013. Dan PDRB per Kapita perhitungan

    harga konstan tanpa migas pada tahun 2009 sebesar Rp.

    4.069.735 dan menjadi sebesar Rp. 5.118.341 pada tahun 2013.

    Sedangkan PDRB perkapita Kabupaten Banyuasin berdasarkan

    harga berlaku tanpa migas dari Rp 9.166.473 pada tahun 2009

    menjadi Rp 14.966.046 pada tahun 2013.

    Tabel 2.8

    PDRB Per Kapita dengan Migas Kabupaten Banyuasin dan

    PertumbuhannyaTahun 2009 – 2013

    Tahun Harga Berlaku dengan Migas Harga Konstan Dengan Migas

    Rupiah Pertumbuhan (%) Rupiah Pertumbuhan (%)

    2009 11.470.287

    4.998.870

    2010 12.976.432 13,13 5.229.437 4,61

    2011 14.430.706 11,21 5.460.441 4,42

    2012 15.701.970 8,81 5.654.218 3,55

    2013 17.485.566 11,36 5.981.418 5,79

    Sumber data : BPS Kabupaten Banyuasin, 2014

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 34

    Tabel 2.9

    PDRB Per Kapita tanpa Migas Kabupaten Banyuasin dan

    Pertumbuhannya Tahun 2009 – 2013

    Tahun

    Harga Berlaku dengan

    Migas

    Harga Konstan Dengan

    Migas

    Rupiah Pertumbuhan

    (%) Rupiah

    Pertumbuhan

    (%)

    2009 9.116.473 4.069.735

    2010 10.340.240 13,42 4.331.170 6,42

    2011 11.716.722 13,31 4.575.223 5,63

    2012 13.125.807 12,03 4.789.420 4,68

    2013 14.966.046 14,02 5.118.341 6,87

    Sumber data : BPS Kabupaten Banyuasin, 2014

    Laju inflasi dengan migas di Kabupaten Banyuasin pada

    tahun 2013 sebesar 5,27 %, nilai ini lebih besar dibanding

    tahun 2012sebesar 5,08 persen, namun masih dibawah inflasi

    pada tahun 2011 yang mencapai 6,50%. Sedangkan

    perhitungan laju inflasi tahun 2013 tanpa migas sebesar 6,69

    dibandingkan tahun 2012 sebesar 7,02 persen, hal ini

    menggambarkan kondisi ekonomi yang lebih baik di

    Kabupaten Banyuasin.

    Tabel Berikut ini rincian laju inflasi dan pertumbuhan

    ekonomi Kabupaten Banyuasin sepanjang lima tahun terakhir :

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 35

    Tabel 2.10

    Laju Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi

    Kabupaten Banyuasin Tahun 2009 – 2013

    Tahun Laju Inflasi (%)

    Dengan Migas Tanpa Migas

    2009 -0,21 5,07

    2010 8,14 6,00

    2011 6,50 7,27

    2012 5,08 7,02

    2013 5,27 6,69

    Sumber data : BPS Kabupaten Banyuasin, 2014

    Sedangkan salah satu tolok ukur pemerataan ekonomi

    adalah gini rasio, nilai dari gini rasio berkisar antara 0 sampai

    1, semakin mendekati 0 dikatakan bahwa tingkat ketimpangan

    antar kelompok pengeluaran semakin rendah, dan semakin

    mendekati angka 1 maka ketimpangan pengeluaran antar

    kelompok pengeluaran semakin tinggi. Tahun 2012 indeks gini

    kabupaten Banyuasin sebesar 0,311 angka ini cenderung

    meningkat dibandingkan tahun 2011 yakni sebesar 0,303.

    Perkembangan tingkat kemiskinan dan jumlah penduduk

    Miskin di Kabupaten Banyuasin dalam kurun tahun 2003 – 2012

    mengalami penurunan tingkat kemiskinan dari tahun 2009

    sebesar 13,72 persen menjadi 11,27 persen pada tahun 2012.

    Gambaran berikut ini :

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Dibi an keamanan

    kejahatan yan berkaitan en an en aniayaan,

    pencurian/ eram okan, embunuhan, kesusilaan, an

    pelanggaran lainnya yan a a i abu aten Banyuasin a a

    tahun 2012 men alami enin katan ari tahun sebelum

    Pada tahun 2012 ter a at 527 kasus kriminalitas tercatat i

    Kabupaten

    perampokan, namun an ka ini lebih se ikit iban in kan

    tahun 2010 imana tin kat kriminalitas i abu aten Banyuasin

    tercatat sebesar

    ancaman stabilitas hankam i suatu aerah. emam uan suatu

    daerah alam menurunkan tin kat kriminalitas akan

    berdampak besar alam mewuju kan rasa aman

    masyarakat. Ter eliharanya keamanan yan iin ikasikan

    0,00

    5,00

    10,00

    15,00

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Gambar 2.8

    Tingkat Kemiskinan Kabupaten Banyuasin

    Tahun 2009 – 2012

    Dibidang keamanan Secara umum, jumlah tin ak

    kejahatan yang berkaitan dengan en aniayaan,

    encurian/perampokan, pembunuhan, kesusilaan, an

    elan garan lainnya yang ada di Kabupaten Banyuasin a a

    tahun 2012 mengalami peningkatan dari tahun sebelum

    Pa a tahun 2012 terdapat 527 kasus kriminalitas tercatat i

    abu aten Banyuasin dengan kasus terbanyak a alah kasus

    erampokan, namun angka ini lebih sedikit iban in kan

    tahun 2010 dimana tingkat kriminalitasdi Kabupaten Banyuasin

    tercatat sebesar 1.094 kasus. Tingginya kriminalitas meru akan

    ancaman stabilitas hankam di suatu daerah. Kemam uan suatu

    aerah dalam menurunkan tingkat kriminalitas akan

    ber ampak besar dalam mewujudkan rasa aman

    masyarakat. Terpeliharanya keamanan yang iin ikasikan

    0,00

    20092010

    2011

    13,72

    12,3911,66

    2014 - 2018

    Bab II - 36

    abu aten Banyuasin

    Secara umum, jumlah tindak

    kejahatan yan berkaitan en an penganiayaan,

    encurian/ eram okan, embunuhan, kesusilaan, dan

    elan aran lainnya yan a a i abu aten Banyuasin pada

    tahun 2012 men alami enin katan ari tahun sebelumnya.

    Pa a tahun 2012 ter a at 527 kasus kriminalitas tercatat di

    rbanyak adalah kasus

    eram okan, namun an ka ini lebih se ikit dibandingkan

    tahun 2010 imana tin kat kriminalitas i abupaten Banyuasin

    Tin inya kriminalitas merupakan

    ancaman stabilitas hankam i suatu aerah. Kemampuan suatu

    aerah alam menurunkan tin kat kriminalitas akan

    ber am ak besar alam mewuju kan rasa aman pada

    masyarakat. Ter eliharanya keamanan yang diindikasikan

    2012

    11,27

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

    K a b u p a t e n B a n y u a s i n

    Bab II - 37

    rendahnya tingkat kriminalitas juga merupakan sebuah modal

    untuk memancing investor asing. Semua kegiatan masyarakat

    hanya akan dapat terwujud efektif jika masyarakat merasa

    aman. Oleh karena itu penting kedepannya pemerintah

    kabupaten Banyuasin untuk bersinergi dengan aparat terkait,

    baik kepolisian maupun TNI untuk meningkatkan keamanan di

    Kabupaten Banyuasin, disamping upaya meningkatkan jumlah

    personil dan kualitas aparat polisi pamong praja.

    2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial

    Salah satu indikator ukuran keberhasilan pencapaian dalam

    kontes kesejahteraan sosial ditunjukkan dengan Indeks

    Pembangunan Manusia (IPM), IPM mencerminkan gambaran

    akumulatif dari hasil pembangunan lintas sektor.Hal ini

    mengingatkomponen IPM adalah indeks komposit yang

    merupakan rata-rata gabungandari 3 (tiga) komponen penilai

    kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).Jikaketiga komponen

    tersebut memiliki kualitas yang baik, maka secara

    otomatissumber daya manusianya memiliki kualitas yang baik

    pula.Masing-masingindeks dari komponen IPM

    memperlihatkan seberapa besar tingkat pencapaianyang telah

    dilakukan sela