Upload
lamkhue
View
234
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEMENTERIAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI kEHUTANAN
PERUBAHAN KEBIJAKAN DALAM PENGUKUHAN KAWASAN HUTAN
Disampaikan oleh Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga
Jakarta, September 2014
Luas Kawasan Hutan Indonesia
Kawasan Hutan Luas (± Ha)
Hutan Konservasi 27.415.137,26
Hutan Lindung
29.938.757,84
Hutan Produksi Terbatas
27.179.652,01
Hutan Produksi Tetap
29.317.609,55
Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi 13.956.310,63
Total
122.404.872,67
Data :12 Agustus 2014
Target 2010-2014
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014
Target 3.440 4.560 4.000 6.000 7.000
Target 2010-2014 (New Initiative)
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014
Target 3.440 4.750 16.000 19.000 20.000
1. Pelaksanaan tata batas kawasan hutan sampai dengan
2009 sudah mencapai 219.206 km (77,64%) namun
baru menghasilkan penetapan kawasan hutan 11,29%
dari luas total kawasan hutan Indonesia
122.404.872,67 ha.
2. Sejak tahun 2012, melalui skema New Initiative , target
tata batas kawasan hutan tahun 2010-2014 yang
semula sepanjang 25.000 kilometer
ditingkatkan menjadi 63.117 kilometer.
INOVASI KEBIJAKAN PENGUKUHAN
KAWASAN HUTAN
58,80%
REALISASI PENETAPAN KH (New Initiative) sampai dengan 4 September 2014 I. Realisasi Percepatan Penetapan=
58.154.230,22 ha (47,51%), terdiri dari: • Surat Keputusan 733 buah. • Peta Lampiran 3.904 lembar. [Peta disesuaikan dengan skala
format RBI yang tersedia]
II. Realisasi Penetapan sebelum 2009=
13.819.510,12 ha (11,29%), terdiri dari: • Surat Keputusan 830 buah. • Peta Lampiran 830 lembar. [Satu SK dilampiri satu Peta
dengan skala bervariasi]
III. Total Penetapan=
71.973.740,34 ha (58,80%), terdiri dari: • Surat Keputusan 1.563 buah. • Peta Lampiran 4.734 lembar.
Target Penetapan:
Sampai dengan akhir Desember 2014:
• Luas: 83.312.731,18 ha
• Persentase terhadap kawasan hutan: 68,06%
Sampai dengan 2015:
• Luas: 122.404.872,67 ha
• Persentase terhadap kawasan hutan: 100,00%
Intervensi Regulasi
1.Putusan MK Nomor 45/PUU-IX/2011 tanggal 21 Februari 2012 bahwa sejak tanggal putusan MK tersebut, Kawasan Hutan yang ditunjuk sah namun belum mempunyai kekuatan hukum mengikat.
2.Nota Kesepakatan Bersama 12 Kementerian/ Lembaga tentang Percepatan Pengukuhan Kawasan Hutan Indonesia yang ditandatangani pada tanggal 12 Maret 2013 bertujuan untuk meningkatkan kerjasama dan koordinasi para pihak dalam percepatan pengukuhan kawasan hutan Indonesia.
3. Penyempurnaan Permenhut • Revisi Peraturan Menteri Kehutanan
Nomor P.44/Menhut-II/2012 menjadi P.62/Menhut-II/2013 Pengakuan Hak-hak pihak ketiga dan hak-hak masyarakat
hukum adat. Pendelegasian wewenang penandatanganan Surat
Keputusan dan Peta kawasan hutan oleh Dirjen Planologi Kehutanan atas nama Menteri Kehutanan.
• Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.47/ Menhut-II/2010 menjadi P.25/Menhut-II/2014 Penyederhanaan susunan dan tugas Panitia Tata Batas
(PTB)
• Revisi PP.44 tahun 2004 Terkait penguatan pengakuan hak-hak pihak ketiga dan
masyarakat hukum adat (konsultasi publik).
• Kawasan hutan yang telah ditetapkan masih dimungkinkan adanya klaim atas hak-hak pihak ketiga yang sah.
• Kementerian Kehutanan mengeluarkan ketentuan dan mekanisme penyelesaian hak-hak pihak ketiga dalam Peraturan Menteri Kehutanan No. P.44/Menhut-II/2012 jo P.62/Menhut-II/2013 tentang Pengukuhan Kawasan Hutan, khususnya pada Pasal 23 dan Pasal 24.
• AMAR pada setiap Surat Keputusan Penetapan Kawasan Hutan terdapat klausul: ”Dalam hal masih terdapat hak-hak pihak ketiga yang sah dalam penetapan kawasan hutan ini, dikeluarkan dari kawasan hutan sesuai peraturan perundangan”.
• Penyelesaian hak-hak pihak ketiga melalui pembuktian hak-hak ketiga mengikuti ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah dan Peraturan Menteri Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
Penegasan konversi dan pengakuan hak didasarkan pada Berita Acara Pengesahan Data Fisik dan Data Yuridis
Pemohon
Pemerintah Kabupaten/ Kota
Kementerian Kehutanan
Alat Bukti Klaim Pihak Ketiga
Perubahan Batas Kawasan Hutan
Pemohon MODEL EMPIRIK
Sumber: Permenhut P.44/2012 jo P.62/2013 tentang Pengukuhan Kawasan Hutan
Pemohon
Pemerintah Kabupaten/ Kota
BPN
Kementerian Kehutanan
BPN
Alat Bukti Klaim Pihak Ketiga
Penegasan/ Pengakuan Hak
Penerbitan Alas Hak
Penilaian Data Fisik dan Data Yuridis
[Kontekstual dan Spasial]
Ya Tidak
Perubahan Batas Kawasan Hutan
Pemohon Sumber: Hasil rapat koordinasi KPK, Kemenhut, BPN, dan Pemprov Kepri, di Bintan, 19 Agustus 2014
MODEL REKONSTRUKSI
Ya
Pendelegasian wewenang penandatanganan Surat Keputusan dan Peta kawasan hutan oleh Dirjen Planologi Kehutanan atas nama Menteri Kehutanan
1. Terwujudnya sinergitas dan koordinasi lintas sektor harus
segera dimulai dengan pengharmonisasian peraturan
perundangan serta sinkronisasi pelaksanaan kegiatan di
lapangan.
2. Terwujudnya kawasan hutan yang mantap perlu didukung
dengan pemberian akses memadai kepada masyarakat
sebagai kondisi pemungkin (enabling condition) yang
berkeadilan
3. Terwujudnya batas dan fungsi kawasan hutan yang jelas
dan diakui oleh publik, akan menjadi dasar bagi Bangsa ini
untuk dapat mengelola dan memanfaatkan sumberdaya
hutan secara berkesinambungan serta membangun
kemampuan daya saing Bangsa, khususnya dalam
penyediaan Pangan, Energi dan Air yang bersumber dari
kawasan hutan.
PENUTUP