19
PERTEMUAN - IV PERTEMUAN - IV Fauzan Murdapa

Pertemuan IV Geofisika

Embed Size (px)

DESCRIPTION

stadas

Citation preview

  • PERTEMUAN - IV

    Fauzan Murdapa

  • Fauzan MurdapaKERANGKA VERTIKAL

  • KERANGKA PETAKERANGKA VERTIKAL

  • KERANGKA PETAKERANGKA VERTIKALPengadaan jaring kerangka dasar vertikal dimulai oleh Belanda dengan menetapkan MSL di beberapa tempat dan diteruskan dengan pengukuran sipat datar teliti. Bakosurtanal, mulai akhir tahun 1970an memulai upaya penyatuan sistem tinggi nasional dengan melakukan pengukuran sipat datar teliti yang melewati titik - titik kerangka dasar yang telah ada maupun pembuatan titik - titik baru pada kerapatan tertentu.

    Jejaring titik kerangka dasar vertikal ini disebut sebagai Titik Tinggi Geodesi (TTG).Kerangka dasar vertikal merupakan kumpulan titik - titik yang telah diketahui atau ditentukan posisi vertikalnya berupa ketinggiannya terhadap bidang rujukan ketinggian tertentu.

    Bidang ketinggian rujukan ini bisa berupa ketinggian muka air laut rata - rata (mean sea level - MSL) atau ditentukan lokal. Umumnya titik kerangka dasar vertikal dibuat menyatu pada satu pilar dengan titik kerangka dasar horizontal.

  • KERANGKA PETA

  • KERANGKA PETA

  • KERANGKA PETA

  • KERANGKA PETAPertanyaan :

    Berapa beda tinggi antara titik 1 dengan titik 2 ?

  • KERANGKA PETAKeterangan :A : Titik A dipermukaan bumiB: Titik B dipermukaan bumiHa: Elevasi (Tinggi) Titik A dari referensi (geoid/MSL)Hb: Elevasi (Tinggi) Titik B dari referensi (geoid/MSL)

    Kalau elevasi titik B diukur dari A, maka Hb = Ha + beda tinggi antara Titik A dgn Titik B

  • KERANGKA PETAKeterangan :BTb : Bacaan benang tengah titik 1 (rambu belakang)BTm: Bacaan benang tengah titik 2 (rambu muka)A: Posisi Pesawat Sipat Datar (WP)Cara 1 ; Pesawat ditempatkan diantara dua titik

  • KERANGKA PETAContoh :BTb : Bacaan benang tengah titik 1 (rambu belakang)= 1.45 mBTm: Bacaan benang tengah titik 2 (rambu muka)= 1.78 m

    Pertanyaan :Apabila elevasi Titik 1 = 120 m MSL, Hitung berapa elevasi titik 2 ?

  • KERANGKA PETAAlat sipat datar ditempatkan di stasion yang diketahui ketinggiannya:

    Beda Tinggi Titik A dan B = ta - b, b adalah bacaan benang tengah pada titik B ta = tinggi alat

    Tinggi B (Hb) = Tinggi A (Ha) + beda tinggi A dengan B (h a-b)

  • KERANGKA PETAContoh : Pada pengukuran tinggi titik B dari titik A dengan menggunakan sipat datar , didapat data ukuran :

    Tinggi alat = 1.55 mBacaan benang tengah pada rambu B (Hb) = 2.50 m.Apabila tinggi titik A = 230.75 m MSL, Hitung elevasi titik B?

  • KERANGKA PETAa : bacaan rambu pada titik Pb : bacaan rambu pada titik QtP : tinggi titik PtQ : tinggi titik QBeda tinggi titik P dan Q , = hq-p = b aApabila diketahui Tinggi Titik Q, maka tinggi titik tP = tQ + hq-p

  • KERANGKA PETAa : bacaan rambu pada titik Pb : bacaan rambu pada titik QtP : tinggi titik PtQ : tinggi titik QContoh :

    Pada pengukuran titik yang melintas sungai, didapatkan data sebagai berikut:

    Bacaan rambu pada titik P = 3,45 mBacaan rampu pada titik Q = 1.10 m

    Apabila elevasi titik Q = 450, 75 m MSL, Hitung elevasi pada titik P?

  • KERANGKA PETASIPAT DATAR MEMANJANGSyarat-syarat Sipat datar MemanjangJumlah slag harus genapPenempatan rambu bergantianJarak alat/pesawat ke rambu depan sama dengan ke belakang

  • KERANGKA PETA

    Slag: Keadaan waterpas didirikan di antara dua rambu, umumnya 1 slag jarak antara kedua rambu 30 60 m.Seksi: Jumlah slag yang dapat diukur, umumnya dalam 1 hari.

    Trayek :Jumlah beberapa seksi, umumnya panjang jalur pengukuran beda tinggi dalam satu projek pekerjaan.

    Waterpasing pp: Waterpasing pergi-pulang. Jalur waterpasing diukur 2 kali, yaitu pergi dan pulang. Perginya boleh di dalam satu seksi atau dalam satu trayek.

    WP 2 kedudukan : Umumnya disebut dengan WP double stand, artinya pada setiap slag dilakukan dua kali pengukuran beda tinggi, dengan 2 kedudukan alatnya. Dua kedudukan ini dapat dibuat dengan memindah alat dengan posisi yang baru atau dengan mengubah tinggi alatnya. Umumnya pekerjaan ini digunakan sebagai pengganti waterpasing pergi-pulang.

    Garis bidik : Disebut juga garis visir atau garis bidik, adalah garis khayal yang merupakan garis lurus dari perpotongan benang silang yang tampak di teropong waterpas.PERISTILAHAN/GLOSSARY

  • KERANGKA PETA

    Garis arah nivo : Garis khayal yang ditarik pada saat gelembung nivo tabung berada di tengah-tengah. Dengan demikian bila alat waterpas dalam kondisi baik, garis arah nivo iniharus sejajar dengan garis bidik.

    Rambu ukur : Disebut juga bak ukur, adalah mistar yang umumnya dibuat dari bahan kayu atau logam (aluminium) yang panjangnya umumnya mencapai 3 meter, umumnya dicat dengan warna merah, putih, hitam, kuning.

    Waterpas : Alat ukur optis untuk mengukur beda tinggi.

    Benang atas : Tanda garis horisontal berwarna hitam yang dapat dilihat pada lensa okuler waterpas yang letaknya di atas persilangan, dalam formulir ukur umumnya ditulis ba.

    Benang tengah : Tanda garis berwarna hitam yang merupakan perpotongan haris horisontal dan bertikalnya, bt.

    Benang bawah : Seperti benang bawah, tetapi letaknya di bagian bawah dari bt, ditulis bb.

    Titik target : Merupakan titik yang ada di lapangan yang selalu didirikan rambu ukur

  • poor map poor culture, no map no culture