Upload
others
View
32
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |1 Copyright © September 2019
PERTEMUAN 3
Proses Penerimaan dan Pengelolaan Informasi dalam diri
Individu
Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan bagaimana proses penerimaan pegolahan
informasi dalam diri individu.
Sumber:
Armando, Nina M. 2014. Psikologi Komunikasi. Universitas Terbuka: Jakarta.
Sensasi
Sensasi merupakan tahap awal penerimaan pesan. Sensasi berasal dari kata sense yang
artinya alat indra, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Melalui alat
indralah manusia memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan untuk berinteraksi
dengan dunianya.
Jadi, Sensasi adalah proses menangkap stimuli melalui alat indra.
Manusia mengenali lima alat indra, yaitu penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman,
dan perasa.
Namun dunia psikologi juga mengenal indra kinestesis dan vestibular.
Kinestetis adalah indra yang memberikan informasi tentang posisi tubuh dan anggota badan.
Misalnya mengarahkan kita bergerak ke kiri untuk mengambil benda yang berada di kiri.
Vestibular adalah indra keseimbangan. Indra ini menolong menjaga keseimbangan,
misalnya saat seseorang naik sepeda, naik eskalator. Alat indra ini terletak di bagian dalam
telinga.
Proses sensasi terjadi saat alat indra mengubah informasi menjadi impuls-impuls syaraf yang
dimengerti otak melalui proses transduksi.
Sensasi dipengaruhi oleh faktor situasional dan faktor personal.
Faktor situasional mencakup segala hal atau situasi yang berada di luar, seperti keras
lembutnya suara, tajam dan halusnya bebauan, atau terang dan buramnya cahaya.
Faktor personal adalah hal-hal yang dimiliki oleh seseorang, seperti kapasitas alat indra,
pengalaman, dan lingkungan budaya.
Hal-hal tersebut akan membedakan penerimaan sensasi antara seseorang dengan orang
lainnya.
Contohnya:
Suara kran bocor di malam hari dapat membangunkan Ibu Amir, tetapi Pak Amir yang tidur
bersebelahan dengannya tetap tidur nyenyak dan sama sekali tak dapat menangkap suara
itu.
Dua saudara kembar Ani dan Ina. Ani dapat meminum jamu namun Ina memuntahkan
jamunya, karena menurut Ina jamu itu pahit sekali.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |2 Copyright © September 2019
Persepsi
Persepsi adalah cara manusia menginterpretasikan atau mengerti pesan yang telah diproses
oleh sistem indrawi.
Contohnya:
Ketika seseorang mencium wewangian melati, ini berarti anda mengalami sensasi. Anda
menyadari wewangian tersebut sama dengan parfum Jasmine yang biasa digunakan orang
yang anda sayangi. Kesadaran dan interpretasi Anda atas wewangian bunga itulah yang
disebut persepsi.
Dengan melakukan persepsi, manusia memperoleh pengetahuan baru. Persepsi mengubah
sensasi menjadi informasi. Jika sensasi adalah proses kerja indra kita maka persepsi adalah
cara kita memproses data indrawi tadi menjadi informasi agar dapat diartikan.
Gambar 1. Proses Persepsi
Keterangan gambar:
Objek atau peristiwa di dunia nyata mula-mula diterima oleh panca indra berupa energi atau
informasi yang disebut stimulus. Stimulus ini kemudian akan diubah oleh alat indra menjadi
sinyal yang dimengerti oleh otak. Otak akan mengolahnya dengan membandingkannya
dengan peristiwa-peristiwa yang relevan tersimpan di otak sehingga menjadi pengalaman
persepsi.
Informasi
Wajah Wanita, Bunga, Kupu-kupu
Persepsi
Objek/fenomena di dunia nyata
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |3 Copyright © September 2019
Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi
Stimuli yang berasal dari objek yang sama akan diberi makna berbeda oleh masing-masing
individu. Terjadi apa yang disebut dengan persepsi selektif (selective perception). Perhatikan
gambar-gambar berikut ini:
Gambar 2. Selective Perception 1
Dan perhatikan gambar berikut:
Gambar 3. Selective Perception 2
Berapa jumlah kaki gajah pada gambar diatas?
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |4 Copyright © September 2019
Proses persepsi juga digunakan dalam membuat kreatif iklan
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |5 Copyright © September 2019
Gambar 4. Iklan yang menggunakan Selective Perception
Setelah memperhatikan gambar-gambar tadi, pastinya anda memiliki persepsi yang berbeda-
beda. Mengapa hal ini terjadi? Karena proses persepsi dipengaruhi oleh faktor Personal dan
faktor Struktural.
1. Faktor Personal
Persepsi tidak hanya ditentukan oleh jenis atau bentuk stimuli, tetapi juga ditentukan oleh
karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli tersebut.
Krech dan Crutchfield merumuskan dalil “Persepsi bersifat selektif secara fungsional”,
artinya objek-objek yang mendapat tekanan dalam persepsi individu biasanya merupakan
objek-objek yang memenuhi tujuan individu tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh:
a) Kebutuhan
b) Suasana mental
c) Suasana emosional
d) Latar belakang budaya, dan
e) Frame of reference (kerangka rujukan).
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |6 Copyright © September 2019
2. Faktor Struktural
Persepsi juga dipengaruhi oleh hal-hal yang berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek
syaraf yang ditimbulkan pada sistem syaraf individu. Apabila mempersepsi sesuatu, menurut
aliran Gestalt, kita memersepsinya sebagai suatu keseluruhan.
Berbagai cara menyusun stimuli dikenal dengan Hukum Gestalt (yang dikemukakan oleh
sekelompok psikologi aliran Gestalt). Gestalt, artinya keseluruhan atau konfigurasi. Ide
dasarnya adalah bahwa stimuli dikelompokkan menjadi pola yang paling sederhana yang
memiliki arti. Tiga prinsip utamanya adalah:
a. Prinsip Kedekatan (Proksimitas)
Stimuli yang saling berdekatan cenderung terlihat sebagai kelompok. Lihatnya gambar
berikut. Garis-garis yang jaraknya sama tidak dapat dipisahkan menjadi kelompok-kelompok
sehingga masing-masing tetap terlihat sebagai elemen. Akan tetapi, apabila jarak antara garis-
garis tidak sama, garis-garis tidak sama, garis-garis tersebut tampak sebagai kelompok-
kelompok garis.
Gambar 5. Contoh Prinsip Kedekatan
b. Prinsip Kesamaan (Similaritas)
Stimuli yang serupa tampak merupakan kelompok. Lihatlah gambar di bawah ini. Silang-
silang membentuk satu pengelompokkan dan lingkaran-lingkaran membentuk
pengelompokkan yang lain. Prinsip ini tidak hanya berlaku terhadap kesamaan bentuk, tetapi
juga kesamaan warna, permukaan dan kerumitan.
Gambar 6. Contoh Prinsip Kesamaan
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |7 Copyright © September 2019
c. Prinsip Kelengkapan (Closure)
Manusia cenderung melengkapi bagian yang kosong dan melihat gambaran yang lengkap
terutama apabila yang kosong itu adalah bagian kecil. Ini jelas terutama apabila objek yang
kita kenal. Titik-titik dan garis-garis, misalnya dapat menggantikan garis utuh. Lihatlah
gambar berikut, kita tahu bahwa garis putus-putus itu membentuk segitiga dan bujur sangkar.
Gambar 7. Contoh Prinsip Kelengkapan
Berdasarkan prinsip Gestalt ini, dalam memaknai suatu pesan, manusia harus memandangnya
dalam hubungan kesatuan/keseluruhan, bukan memahami bagian-bagiannya saja secara
terpisah. Demikian pula jika kita berusaha memahami seseorang, kita seharusnya melihat
orang itu dalam konteksnya, misalnya keadaan keluarga, lingkungan, permasalahan yang
dihadapi, dan prinsip hidup.
Perhatian
Proses persepsi sangat dipengaruhi oleh perhatian (attention). Perhatian adalah proses mental
ketika stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah (state of
focused mental activity). Suara musik yang ditangkap telinga, mendapat perhatian yang lebih
apabila anda memusatkan diri hanya pada salah satu indra (dalam hal ini pendengaran), dan
mengabaikan masukan melalui indra-indra lainnya.
Berbagai stimuli yang ada di sekeliling kita saling bersaing untuk mendapat perhatian. Kita
memilih stimuli dan pesan mana yang ingin kita lihat atau dengar. Ini menunjukkan adanya
perhatian yang selektif (selective attention) terhadap berbagai stimuli tersebut. Ada dua faktor
yang mempengaruhi perhatian, yaitu:
1) Faktor Situasional
2) Faktor Internal
1) Faktor Situasional
Hal-hal yang termasuk dalam faktor situasional dalam proses persepsi yang mempengaruhi
perhatian adalah Gerakan, Kontras, Intensitas Stimuli, Novelty, dan Perulangan.
a) Gerakan
Stimuli yang bergerak akan lebih menarik perhatian dibanding yang lainnya. Tampilan
visual yang menyajikan benda-benda bergerak dapat lebih menarik perhatian kita
daripada tampilan yang statis. Misalnya di tengah jalan raya mata kita akan lebih tertarik
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |8 Copyright © September 2019
untuk melihat neonsign yang bergerak daripada papan iklan iklan yang statis. Lampu sein
mobil dibuat berkedip-kedip agar menarik perhatian.
b) Kontras
Manusia akan memberi perhatian pada stimuli yang lebih menonjol dibanding stimuli-
stimuli lainnya. Seseorang yang memakai pakaian merah di tengah kerumunan orang
yang berbaju putih cenderung lebih terlihat dan menjadi perhatian.
c) Intensitas Stimuli
Ketika kita akan menoleh lebih dulu pada billboard yang paling besar di antara jajaran
billboard di pinggir jalan. Pada saat kita sedang menonton TV, tiba-tiba terdengar suara
ledakan yang keras (bom), kita akan lari keluar mencari arah suara tersebut.
d) Novelty
Hal-hal baru, yang berbeda, yang luar biasa, akan lebih dapat menarik perhatian. Buku
yang baru diterbitkan atau film baru yang memuat efek visual yang berbeda dari film-film
lainnya, bisa menyedot perhatian orang atau para penggemar.
e) Perulangan
Sesuatu yang berulang dapat lebih menarik perhatian. Iklan yang disajikan berkali-kali di
TV akan lebih menarik perhatian. Lagu yang sering diputar di radio dan ditayangkan di
TV akan lebih menarik perhatian (dan juga dapat membuat orang mengingatnya).
2) Faktor Internal
Hal-hal yang termasuk dalam faktor internal dalam proses persepsi yang mempengaruhi
perhatian adalah faktor-faktor biologis dan faktor sosiopsikologis.
a) Faktor-faktor Biologis
Hal-hal yang sifatnya biologis, misalnya keadaan lapar, haus, akan mempengaruhi
perhatian manusia. Orang lapar akan menaruh perhatian yang lebih pada makanan,
dibanding orang yang kenyang. Itulah sebabnya ada ahli yang menyarankan agar jika
berbelanja di supermarket seseorang seharusnya sudah makan terlebih dahulu. Jika dalam
keadaan lapar ia berbelanja, ia bisa memborong banyak makanan, padahal tidak
diperlukan. Penyebabnya adalah kondisi biologisnya yang lapar menyebabkan ia menjadi
tertarik pada makanan.
b) Faktor Sosiopsikologis
Motif sosiogenis, kebiasaan, sikap dan kemauan, mempengaruhi apa yang kita perhatikan.
Orang yang sedang merencanakan membeli rumah akan memberi perhatian pada iklan
penjualan rumah di surat kabar.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |9 Copyright © September 2019
Memory dan Berfikir
A. Memori
Manusia mampu menyimpan ataupun mengingat informasi dari berbagai peristiwa yang
dialaminya. Dan manusia mampu memanggilnya kembali jika diperlukan. Kemampuan untuk
merekam, menyimpan, atau memanggil kembali informasi disebut sebagai Memori.
Manusia memiliki kemampuan recall, suatu kemampuan unik yang hanya dimiliki manusia
diantara makhluk hidup lainnya. Recall adalah kemampuan memanggil atau mengeluarkan
kembali informasi dari memori.
Memori menurut Schlessinger dan Groves (1976) adalah sistem yang sangat berstruktur, yang
menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan
pengetahuannya untuk membimbing perilakunya.
Memori memegang peranan penting dalam proses persepsi (dengan menyediakan kerangka
rujukan) dan berfikir.
Pancaindra manusia akan merekam stimulus baik secara sadar maupun tidak sadar. Secara
singkat, memori adalah proses yang mencakup tiga tahap, yaitu:
1) Perekaman (encoding)
Pencatatan informasi melalui indra penerimaan dan sistem syaraf internal. Pencatatan
informasi dapat dikategorikan menjadi tiga hal utama, yaitu:
a) Visual Code
Visual code ditentukan berdasarkan apa yang dilihat (physical appearance). Visual code
bersifat lemah dan mudah hilang.
b) Auditory Code
Auditory code ditentukan berdasarkan apa yang didengar (rhyme). Auditory code bersifat
cenderung lemah dan mudah hilang, namun paling banyak digunakan saat berinteraksi.
c) Semantic Code
Semantic code ditentukan berdasarkan makna dari ucapan, bersifat kuat dan tidak mudah
hilang.
2) Penyimpanan (storage)
Menentukan berapa lama informasi berada, dalam bentuk apa dan dimana. Terdapat tiga (3)
jenis bentuk penyimpanan (storage) informasi dalam memori, yaitu:
a) Sensory Storage
Tempat menyimpan sementara kesan dari hasil penginderaan untuk menunggu
pemrosesan selanjutnya. Sensory storage bersifat sementara sehingga biasanya memiliki
kapasitas besar namun sangat mudah hilang. Iconic memory merupakan hasil penglihatan,
echoic memory merupakan hasil pendengaran.
b) Short Term Memory
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |10 Copyright © September 2019
Memori jangka pendek. Informasi yang disimpan sesaat dan kemudian tidak dapat
dipanggil kembali. Hal ini disebut lupa. Kapasitas penyimpanan STM 2 hingga 7 item
kata dengan durasi kurang dari 30 detik.
c) Long Term Memory
Informasi yang diingat dalam waktu yang relatif panjang/lama. Memori jangka panjang
bisa terjadi karena suatu informasi sering digunakan. Dengan demikian, penggunaan
memori jangka pendek yang berulang-ulang akan menyebabkan memori jangka panjang.
Kapasitas penyimpanan LTM tidak terbatas, informasi yang disimpan cenderung
permanen, dan potensial digunakan sewaktu-waktu.
3) Pemanggilan kembali/mengingat kembali (retrieval)
Proses menggunakan informasi yang disimpan di dalam memori. Ada dua proses
pemanggilan memori kembali, yaitu:
a) Recognition
Memanggil informasi kembali dengan menggunakan petunjuk atau objek yang berkaitan
dengan informasi memori.
b) Recall
Memanggil informasi kembali tanpa menggunakan petunjuk atau objek.
Mekanisme Kerja Memory
Mekanisme kerja memori dapat dijelaskan melalui tiga teori berikut, yaitu:
1) Teori Aus (Disuse Theory)
Teori yang menyatakan bawah memori hilang atau memudar karena waktu, seperti otot,
memori manusia akan kuat apabila dilatih terus menerus.
2) Teori Interferensi
Teori yang menyatakan rekaman memori yang baru akan menghapus atau mengaburkan
memori yang tersimpan sebelumnya.
3) Teori Pengolahan Informasi
Teori tentang informasi yang mula-mula disimpan di sensory storage lalu ke short term
memory, lalu dilupakan atau dikoding untuk dimasukkan ke long term memory.
Dari bentuk informasi yang disimpan dapat dibedakan menjadi dua jenis memori, yaitu:
1) Memori Semantik (Semantic Memory)
Pengetahuan umum manusia tentang orang, tempat, dan hal-hal lain di dunia.
2) Memori Episodik (Episodic Memory)
Informasi yang bersifat personal atau informasi yang diingat orang berdasarkan tempat
atau waktu yang khusus. Memori ini juga termasuk autobiographical memories, yakni
semua ingatan tentang diri sendiri.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |11 Copyright © September 2019
Memori semantik dan episodik saling berkaitan. Pengetahuan semantik berasal dari
memori episodik, sementara memori episodik diatur berdasarkan kategori-kategori
semantik.
Selective Processes
Dalam komunikasi manusia selalu melakukan proses seleksi (Selective Processes). Ada tiga
macam proses seleksi, yaitu:
1) Selective Attention
Perhatian selektif (Selective Attention) kadang disebut juga Selective Exposure. Perhatian
selektif secara sederhana dapat diartikan bahwa manusia memberi perhatian pada hal-hal
yang menonjol bagi kita. Secara sadar atau tidak sadar, kita menyeleksi objek atau peristiwa
dengan memberi fokus pda objek atau peristiwa tertentu dan mengabaikan yang lainnya.
Kita lebih perhatian pada orang berbaju merah di tengah-tengah kumpulan orang berbaju
putih, kita akan lebih perhatian pada mobil sport terbaru dibandingkan mobil-mobil lainnya.
Kita akan lebih perhatian pada iklan display berwarna dari pada iklan baris.
2) Selective Perception
Proses seleksi juga terjadi ketika memersepsikan sesuatu yang disebut Selective Perception.
Susah sekali memisahkan atau membedakan selection Attention dengan selection perception.
Sebenarnya antara keduanya terjadi tumpang tindih. Selection attention adalah bagian dari
Selection Perception.
3) Selective Memory
Selective memory disebut juga sebagai selective retention. Selective memory terjadi jika kita
sadar maupun tidak sadar hanya mengingat hal-hal tertentu dan melupakan yang lainnya.
Pada saat tertentu, kita hanya akan mengingat informasi A, namun pada waktu lainnya kita
akan mengingat informasi B dan melupakan informasi A.
B. BERFIKIR
Berfikir merupakan proses representasional atau simbolik. Berfikir menunjukkan berbagai
kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan lambang, sebagai pengganti objek dan
peristiwa.
Berfikir diperlukan untuk memahami realitas dalam rangka pembuatan keputusan (decision
making), memecahkan persoalan (problem solving) dan menghasilkan hal yang baru
(creativity).
Secara garis besar ada dua macam berfikir, yaitu:
1) Berfikir Autistik
Berfikir autistik lebih tepatnya disebut melamun, berfantasi, mengkhayal. Dengan
berfikir demikian, orang melarikan diri dari kenyataan dan melihat hidup sebagai
gambar-gambar fantastis.
2) Berfikir Realistik
Berfikir realistik disebut juga nalar (reasoning), yakni berfikir dalam rangka
menyesuaikan diri dengan dunia yata.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |12 Copyright © September 2019
Berfikir realistik dapat dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu:
a) Berfikir deduktif
Mengambil kesimpulan dari hal-hal yang umum kepada hal-hal yang khusus. Misalnya:
semua makhluk hidup perlu makan. Manusia adalah makhluk hidup. Jadi manusia perlu
makan.
b) Berfikir induktif
Berfikir induktif merupakan kebalikan dari berfikir deduktif: dimulai dari hal-hal yang
khusus dan kemudian mengambil kesimpulan umum. Pada saat berfikir induktif manusia
melakukan generalisasi.
c) Berfikir evaluatif
Berfikir evaluatif adalah berfikir kritis. Menilai baik buruknya, tepat atau tidak tepatnya
suatu gagasan. Dalam berfikir evaluatif, kita tidak menambah atau mengurangi gagasan.
Kita menilainya menurut kriteria tertentu.
Fungsi Berfikir
Tiga fungsi berfikir dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Membuat Keputusan (Decision Making)
Manusia selalu melakukan tindakan pembuatan keputusan (Decision Making). Asumsi
yang mendasari proses Decision Making adalah (a) keputusan merupakan hasil berfikir,
(b) keputusan selalu melibatkan pilihan dari berbagai alternatif, dan (c) keputusan selalu
melibatkan tindakan nyata walaupun pelaksanaannya bisa ditunda atau dilupakan.
Keputusan dibuat dalam tahapan-tahapan sebagai berikut, yaitu:
(1) Deskripsi,
(2) Klasifikasi,
(3) Evaluasi, Dan
(4) Tindakan.
Pada tahap paling awal, kita menggunakan informasi untuk mendeskripsikan sesuatu;
menentukan bentuk, karakteristik atau penampilan objek, situasi atau orang. Berdasarkan
deskripsi tersebut kita akan melakukan klasifikasi.
Pada tahap ini, kita membandingkan pengamatan baru kita tentang sesuatu dengan
informasi yang tersimpan dari pengalaman sebelumnya untuk melihat di mana suatu
objek, orang atau peristiwa cocok.
Setelah kita mengklasifikasi, kita akan mengadakan evaluasi. Pada tahap ini kita akan
mengidentifikasi beberapa hubungan yang kemudian menentukan apa tindakan atau
reaksi yang tepat. Setelah itu kita akan memasuki tahap keempat. Berdasarkan deskripsi,
klasifikasi, dan evaluasi, kita melakukan tindakan baik verbal maupun nonverbal. Setelah
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |13 Copyright © September 2019
melakukan tindakan kita akan menunggu umpan balik sebagai akibat tindakan yang kita
lakukan.
2) Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Masalah timbul jika aktivitas mencapai tujuan terhambat, ketika suatu kebutuhan tidak
terpenuhi atau ketika pertanyaan tidak terjawab. Ketika menemukan masalah, manusia
akan berusaha mencari pemecahan atau berusaha mengatasinya. Inilah salah satu fungsi
berfikir yang disebut problem solving (proses pemecahan masalah).
3) Berfikir kreatif (Creative Thinking)
Berfikir kreatif harus memenuhi tiga syarat, yaitu:
a) Kreatifitas melibatkan respons atau gagasan yang baru atau yang secara statistik
sangat jarang terjadi.
b) Harus dapat memecahkan persoalan secara realistis.
Merupakan usaha untuk mempertahankan insight yang orisinal, menilai, dan
mengembangkannya sebaik mungkin.