35

Pertemuan 25-26: psikologi sosial terapan

  • Upload
    marlie

  • View
    191

  • Download
    8

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pertemuan 25-26: psikologi sosial terapan. Matakuliah: Pengantar psikologi sosial Tahun: 2010. PSIKOLOGI SOSIAL TERAPAN. Definisi Psikologi Sosial Terapan:. Galileo: All science must be applied science, the goal of which is to lighten the work of everyday life. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan
Page 2: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

Pertemuan 25-26: psikologi sosial terapan

Matakuliah : Pengantar psikologi sosialTahun : 2010

Page 3: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

3

PSIKOLOGI SOSIAL TERAPAN

Page 4: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

4

Definisi Psikologi Sosial Terapan:

• Galileo: All science must be applied science, the goal of which is to lighten the work of everyday life.

• Oskamp & Schulz: applied social psychology is application of social psychological methods, theories, principles, or research findings to understanding or solution of social problems.

• Applied works begin with a group or societal problem, not just with scientific curiosity.

Page 5: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

5

Terapan psikologi sejak dulu:• Phrenologi• Mesmerisme• Test “individual difference” (J. McKeen Cattell,

1890)• Klinik psikologi pertama: utk kasus alkoholics

(Lightner Witmer, 1896)• Test “Army Alpha” (Perang Dunia I dan II)• Prof. Slamet Iman Santoso: “The right man in

the right place” (1953)

Page 6: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

6

Psikologi Sosial Terapan• Hollander (1979):

– attitude toward nuclear, – opinions about political leaders, – predictions of long term job performance, – group functioning on lengthy space flights.

• Claude Levy-Leboyer (1988): – TV presentation on anti alcoholism, – reasons of high turn over of nurses in hospitals, – vandalism to public phone booths,

» Next slide

Page 7: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

7

• Judith Rodin (1980): – energy use, – overcrowding cities, – poverty, – crime, – consequences of obesity

• Zimbardo (1977): – Personal shyness

• Others: – Team building, – improvement of working quality, – government policies, – improvement of health care, – educational innovations, etc

Page 8: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

8

Penelitian dan Terapan Psi. Sos di FPsi UI

• Rumah susun• 3 in 1• Konflik Ambon• Konflik Kalbar• Hubungan antar umat

beragama• Baku Bae di Ambon• Perilaku seks remaja• Sistem seleksi calon

anggota Polri• Merjer KPK

• Pasca trauma Tsunami (Pusat Krisis)

Disertasi:• Tawuran pelajar (Dr.

Winarini Mansur)• Kebersihan/sampah (Dr.

Istiqomah Wibowo)• Merokok pada remaja (Dr.

Siti Purwanti)• Penghakiman massa (Dr.

Zainal Abidin)• Religious Coping (Dr.

Wilman Dahlan)• dll

Page 9: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

9

Dua macam Psikologi Empirik:

• Psikologi Laboratorium: – Mengapa dan bagaimana suatu perilaku terjadi

• Psikologi Terapan:– Mengubah perilaku melalui intervensi psikologi

Page 10: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

10

Typical Features of Applied Social Psychology

• Problem orientation• Value orientation:

Psikologi Sosial tidak bebas nilai, contoh:– Penelitian anti-narkoba– Intervensi soial terhadap “khitan wanita”

• Social utility: Action research, contoh: T-Group training (K.Lewin)

» Next

Page 11: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

11

• Focus on Social Situations• Broad approach:

– Comprehensive – Inclusive– Whole range of variables

• Field settings:– Contrast to the artificial atmosphere of most laboratory

experiments

• Practical cosiderations:– Hasil yang bisa digenaralisasikan dengan biaya, waktu dan

tenaga yang terbatas.

Page 12: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

12

Comparison between basic and applied research (Leonard Bickman, 1981)

Purposes Gaining KnowledgeRelationship between variablesDetermining causes

Solving problemsLarge effectsPrediction

Activities Theory developmentTheory testing

Program developmentProgram evaluation

Context UniversityLaboratoryNot time boundShort duration studyLong duration programInitiated by researcher

Unidisciplinary

Industrial/businessFieldReal time constraintsLong duration studyShort duration programsInitiated by sponsorMultidisciplinary

Page 13: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

13

Comparison between basic and applied research (continued)

Methodologies ExperimentalHigh precisionBehavioral emphasisSingle methodInternal validity

Quasi experimentalLow precisionSelf reportsMultiple methodsExternal validity

Participants SpecialistsSolitaryPeer orientationMedium compensationHigh prestigeEvaluation by publications

GeneralistsTeam orientationClient orientationHigh compensationMedium prestigeEvaluation by experience

Page 14: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

14

Functions of theories:• Provide ideas, guide steps in research• Help understand findings (like map of unfamiliar

city)• Predicting what will happen• Control events

Page 15: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

15

Roles and activities of Applied Social Psychology

• Research• Evaluation • Consultation and Change Agent• Policy advice• Management of organizations• Social activism (LSM)

Page 16: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

16

Konflik antara Applied vs Theoretical Soc. Psy.

• Dimulai tahun 1936 dengan berdirinya SPSSI (Society for Psychological studies on Social Issues), termasuk K. Lewin sebagai anggotanya.

• Memuncak pada tahun 1947, di antara para pengikut K. Lewin, beberapa tahun sebelum Lewin meninggal.– Praktisi mengembangkan terus teknik T-group– Peneliti kembali ke laboratorium

• Akhir-akhir ini sudah mulai saling mendekat, dengan ditemukannya metode-metode yang sekaligus bisa meliput penelitian teori dan applied, misalnya: Large scale multivariate research

Page 17: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

17

Problems for Applied Social Psychology

• What is the evidence?• Is the Evidence Generalizable?• Unintended consequences• Ethical issues

» Next

Page 18: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

18

Masalah Etika• Siapa yang menentukan baik/buruk?• Apa kriteria baik/buruk?• Apa hak psikolog untuk menentukan baik/buruk?• Apa hak psikolog untuk mengubah perilaku

orang lain?• Dalam terapan psikologi sosial psikolog harus

menghadapi 2 pihak atau lebih:– Tidak boleh memihak– Tidak boleh memaksakan nilainya sendiri

Page 19: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

19

Theories in Applied Social Psychology• Constructs:

– Measurement of abilities– Interests, Values and Motives

• Principles:– Approach-avoidance conflict– Foot-in-the-door and Door-in-the-Face– Public commitment– Expectations

• Theories of Social Influence:– Learning theories– Theories of Persuasion– Cognitive dissonance theory– Reactance theory– Theories of normative influence

» Next

Page 20: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

20

• Theories of Social Cognition:– Attitudes– Stereotypes– Adaptation-Level Theory– Social Comparison Theory– Attribution Theory

• Theories of Social Relations:– Equity Theory– Role Theory– Group Process Theories

• Theories of Organizational Behavior• Theories about Communities

Page 21: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

21

Psikologi dan HukumKesenjangan antara kehidupan riil dengan revisi/produk hukum:• UU Lalulintas 1962 vs 1992• UU Kartu Kredit: belum ada• UU Perkawinan 1974:

– Perkawinan antar agama– Poligami

• KUHP– Melarang kontrasepsi– Tidak melarang hubungan seks pra/ekstra-nikah

• PP 5/1974 vs Otonomi daerah• Hukum Agraria vs Hak Ulayat• UU No 2/2002 tentang Kepolisian: polisi sipil vs perilaku polisi yang

militeristik• UU HAKI: Individualisme vs Kolektivisme

Page 22: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

22

Psikologi dan Kepolisian• Teknik interogasi• Bimbingan/kemitraan masyarakat:

– Polisi masuk sekolah– Siskamling– Satpam

• PHH (Pengendalian Huru-Hara) dan Rusuh Massa• Negosiasi• Anti Terorisme• Gegana• Lalu-lintas:

– 3 in 1– Jembatan penyeberangan– PKL

Page 23: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

23

Psikologi Massa di Pengadilan• Kasus “Upington 26” (Pengadilan Afrika Selatan):

– Penghakiman massa atas diri polisi sampai tewas di kota Pabello, 13 Nop. 1985

– Pembela: para terdakwa tidak bersalah karena berada dalam pengaruh “Psikologi Massa”/deindividuasi.

– Jaksa dan saksi ahli: Terdakwa tetap bersalah karena tetap harus bertanggung jawab atas perilakunya sendiri.

• Dalam kasus lain di Afsel:– Penghakiman massa sampai mati atas 4 orang karyawan

perusahaan kereta api karena tidak mau ikut mogok– 4 terdakwa dibebaskan karena dalam pengaruh psikologi

kelompok, 4 terdakwa dihukum mati

Page 24: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

24

Masukan Psikologi dalam Hukum di Indonesia

• UU Kesejahteraan Anak• UU anti kekerasan Domestik• UU Kependudukan• UU Penyiaran• UU Lingkungan Hidup• UU Anti terorisme

Page 25: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

25

Hasil-hasil penelitian psikologi kepolisian• Crime rate versi polisi lebih rendah dari versi

masyarakat• Etnisitas dan jenis kelamin bukan prediktor terhadap

sikap negatip terhadap polisi. Prediktornya adalah pelayanan pada masyarakat.

• Polisi yang bertugas diudara panas lebih bersikap negatip thd pelanggar

• Penempatan polisi selama 1 tahun tidak mengurangi kecemasan thd. Kejahatan, tetapi meningkatkan hubungan polisi-masyarakat

• dll

Page 26: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

26

Mengapa kejahatan tidak dilaporkan?

• Pelaku tidak menyadari telah melanggar (misal anak-anak)• Korban sendiri terlibat (aborsi, kumpul-kebo)• Korban tidak sampai hati melaporkan pelaku (kerabat

sendiri, orang miskin)• Korban tidak suka pada polisi• Korban tidak mau repot• Korban pesimis terhadap kemungkinan terungkap• Korban malu melapor (perkosaan)• Saksi tidak setuju dengan UU yang dilanggar (apartheid)• Korban/saksi di-black mail• Tidak ada saksi lain kecuali pelanggar sendiri (speeding)

Page 27: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

27

Psikologi AGAMA

• Inkonsistensi perilaku: Bangsa Indonesia dikenal sangat taat beragama, tetapi: – KKN, perselingkuhan, kekerasan, perjudian, pelacuran juga sangat

tinggi.– Orang Indonesia tidak disiplin dalam waktu (surat “Wal Asri”),

jorok (“Kebersihan adalah bagian dari Iman”), tidak mau antri dan melanggar aturan lalu lintas (“Tunjukkan jalan yang benar”)

• Violence on behalf of GOD di seluruh dunia:– Bosnia-Serbia– Irlandia Utara– Timur Tengah– India– Sri Langka– Philipina Selatan– Thailand Selatan

Indonesia: Komando Jihad, FPI dll.

Page 28: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

28

Pengaruh positif agama:• Petterson (1991): Di Swedia, keyakinan dan praktik agama

Kristen berbanding terbalik dengan kriminalitas, kekerasan dan alkoholisme.

• Thalbourne (1994): Di Australia, pemeluk agama Timur (percaya pada kehidupan akhirat, dinamakan: “Paranormal”) lebih konservatif, puritan, anti hedonisme dan militan punitif.

• Peran Psikologi: mengupayakan agar agama:– Menimbulkan perilaku positif: Perlindungan/ pelestarian lingkungan

hidup, perlindungan HAM, pengurangan kemiskinan dll.)– Mencegah perilaku negatif: Narkoba, kekerasan, kejahatan,

penyelewengan, terorisme, KKN dll).

Page 29: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

29

Fungsi agama dalam psikologi• Sexton (1991): APA (American Psychological Association)

membuka Divisi khusus “Psychology of Religion”• Van der Lans (1994): agama bukan inti perilaku manusia,

melainkan salah satu cara manusia menyeusiakan diri pada lingkungan (coping)

• Wilman Dahlan Mansur, 2004: Di Indonesia religious coping merupakan jenis coping ketiga di samping problem oriented dan emotional coping

• Dalam Psikologi: Agama bukan tujuan akhir, melainkan sarana untuk mencapai penyesuaian diri yang optimal terhadap lingkungan (mengurangi stress dan emosi negatif, meningkatkan emosi positif, relax, mental health)

Page 30: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

30

Penelitian Terapan Psikologi Agama:

• Sarwono, S.W., Azumardi Azra (1997): Rohaniwan, tokoh dan pemuka agama di Indonesia cenderung eksklusif

• Tu Weiming (2004): untuk menjembatani agama dan dunia nyata, pemimpin agama harus bilingual: Bahasa agama untuk umatnya, bahasa umum untuk masyarakat umum

• APA (1989): pandangan psikolog AS:– 74% setuju bahwa agama tercakup dalam psikologi– 91% menanyakan agama kliennya– 57% menggunakan istilah keagamaan– 36% menyarankan klien agar terlibat dalam kegiatan keagamaan– 32% menganjurkan klien membaca buku agama– 7% berdo’a bersama klien

» Next

Page 31: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

31

• Howe (1980): mistik di Jawa Tengah digunakan untuk penyembuhan penyakit (sehat fisik) dan pencapaian keseimbangan jiwa (sehat mental)

• Day & Lucifer (1987): di AS agama mewarnai proses hukum (yurisprudensi, pelibatan organisasi agama dalam pembuatan peraturan dll.)

• Gorschuch: – (1994): korelasi pernyataan lisan dengan sejumlah besar perilaku

lebih reliabel dari pada pengukuran korelasi terhadap satu perilaku tertentu.

– (1955): penyalah gunaan zat di kalangan orang yang religius lebih rendah dari pada di kalangan non-religius.

• Hunsberger (1995): prasangka agama tinggi pada pemeluk yang keyakinan agamanya setengah-setengah, tetapi rendah pada yang keyakinan agamanya masih rendah dan yang sudah sangat tinggi. Mereka yang setengah-setengah mudah dipengaruhi oleh pemuka agama yang ultra-kanan.

» Next

Page 32: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

32

Hunsberger (1995)

01

23

45

67

89

10

Rendah Agak R Sedang Agat T Tinggi

Prasangka

Page 33: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

33

• Ojha & Jha (1991): Penelitian di India: dalam skala EPPS, skor n-Ach, autonomy dan endurance pada orang Hindu lebih tinggi dari pada Muslim, karena cara beribadah Muslim sudah baku (Tuhan satu, tata perilaku jelas), sementara Hindu lebih flexible (boleh ber-tuhan dan cara ibadah masing-masing).

Page 34: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

34

Terapan Psikologi Sosial dalam Olah Raga

• Pengukuran kecerdasan dan kepribadian untuk tingkatkan prestasi atlit (Tanenbaum & Bar-Elli, 1995)

• Pengendalian emosi oleh atlit (Hackfort, 1991)• Memanfaatkan daya khayal untuk tingkatkan prestasi (Smith, 1991)• Teknik pengendalian stress untuk masing-masing atlet (Cox, 1991)• Memanfaatkan competitive anxiety untuk tingkatkan prestasi (Martens,

Vealey & Burton, 1990)• Teknik “Konseling Keluarga” untuk konsultasi tim olahraga (Zimmerman &

Protinsky, 1993)• Psikologi untuk atlet penyandang cacat (Sheriff, 1990)• Melatih mental atlit untuk mengatasi gugup, mengatasi kehilangan

konsentrasi akibat isu negatif, menepis kisah-kisah keunggulan lawan (Nideffer, 1985)

• Mengurangi keganasan dan tindakan kekerasan penonton (Guttman, 1986)

Page 35: Pertemuan 25-26:  psikologi sosial terapan

35

Penerapan Psikologi Lingkungan• Desain lingkungan (arsitektur, prasarana, tata kota,

petabumi dll) sesuai dengan psikologi (Zube & Moore, 1989, 1991; Sarwono dkk., 1987)

• Pengendalian lalu lintas (3 in 1) (Sarwono, dkk., 1993)• Aspek-aspek psikologik dari bencana (Gist & Lubin, 1989)• Psi. Lingkungan untuk kesehatan masyarakat: anti rokok,

cegah HIV/AIDS, anti Narkoba (Quirk & Wapner, 1995)• Menciptakan keseimbangan antara aspek security dan

aspek pembinaan di penjara untuk terpidana dengan hukuman berat (Ellis, 1989)