Upload
edo-sebastian-jaya
View
163
Download
12
Embed Size (px)
Citation preview
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Psikologi Klinis 2
(Pertemuan 3)
Kuliahkita.com
Pengajar:
Edo Sebastian Jaya, M.Psi
Retha Arjadi, M.Psi
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Agenda Kuliah
• Mengenali gangguan kecemasan
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Gejala-gejala kecemasan
Somatik Emosi Kognitif Perilaku
• Bulu kuduk berdiri
• Otot tegang
• Detak jantung
meningkat
• Nafas menjadi
cepat
• Nafas berat
• Pupil mata
membesar
• Mulut kering
• Merasa takut
• Merasa diteror
• Tidak bisa diam
• Mudah marah
• Mengantisipasi
kemungkinan
buruk yang dapat
terjadi
• Melebih-lebihkan
kemungkinan
bahaya
• Masalah
konsentrasi
• Terlalu waspada
• Cemas, ruminasi
• Takut kehilangan
kontrol
• Takut mati
• Melarikan diri/
kabur
• Menghindar
• Agresi
• Tidak bisa
bergerak
• Penurunan respon
apetitif (perilaku
untuk memuaskan
kebutuhan diri,
seperti makan)
• Peningkatan
repson
menghindar
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Gangguan panik
• Ada gejala-gejala yang umum dari serangan panik. Ketika empat darigejala-gejala berikut sering muncul dan mengganggu kehidupan sehari-haridari orang yang mengalaminya, maka orang tersebut dapat didiagnosamengalami gangguan panik:
– Palpitasi jantung
– Jantung berdebar
– Sensasi kesemutan atau mati rasa
– Tubuh terasa dingin atau panas secara tiba-tiba
– Berkeringat
– Gemetaran
– Nafas pendek-pendek
– Merasa tersedak
– Sakit dada
– Sakit perut
– Kepala pusing
– Merasa hilang kesadaran secara tiba-tiba
– Merasa takut kehilangan kontrol atau menjadi gila
– Merasa takut mati
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Penyebab gangguan panik
• Pendekatan biologis– Terkait dengan genetik, ada gen tertentu yang berperan.
– Ada gangguan pada neurotransmitter (norepinephrine, GABA, CCK)
• Pendekatan kognitif– Orang dengan gangguan panik sangat sensitif pada gejala yang
dialami oleh tubuh mereka dan cenderung membesar-besarkan gejalatersebut
• Model vulnerability-stress– Orang yang mengembangkan gangguan panik lahir dengan
predisposisi biologis tertentu untuk berespon secara berlebihan(overeactive), tetapi mereka tidak akan mengalami gangguan panikJIKA mereka tidak memiliki kecenderungan untuk membesar-besarkan gejala-gejala panik pada tubuh yang mereka rasakan.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Terapi untuk gangguan panik
• Medikasi (obat-obatan): anti-ansietas
(hanya dapat diberikan oleh psikiater)
• Terapi kognitif-perilaku:– Orang diajarkan untuk menantang situasi
atau pikiran yang membangkitkankecemasan atau gejala panik dalamdirinya dan melakukan tindakan-tindakanyang dapat membantunya mengatasigejala panik.
– Terapi ini terbukti efektif setara denganobat-obatan psikiatri untuk mengurangigejala panik dan lebih bermanfaat dalammencegah kekambuhan di kemudian hari.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
FobiaGangguan fobia Deskripsi Contoh
Agoraphobia Takut berada di tempat-tempat
di mana seseorang akan sulit
meminta bantuan jika hal yang
tidak diinginkan terjadi
Orang tidak mau meninggalkan
rumah karena ia selalu merasa
cemas saat berada di manapun
kecuali di rumahnya sendiri
Fobia spesifik Takut pada objek, tempat, atau
situasi yang spesifik
Tipe binatang Takut pada binatang atau
serangga
Orang yang takut sekali pada
anjing, kucing, atau laba-laba
Tipe lingkungan yang
natural/ alami
Peristiwa atau situasi pada
lingkungan yang natural/ alami
Orang yang takut sekali pada
petir, ketinggian, air
Tipe situasional Transportasi umum,
terowongan, jembatan, lift,
terbang, menyetir
Orang menjadi sangat takut
ketika berada di dalam lift
Tipe darah-suntik-luka Darah, luka, suntik Orang panik ketika melihat luka
pada lutut anak kecil
Fobia sosial Merasa takut dinilai/ dihakimi
atau dipermalukan oleh orang
lain
Orang menghindari situasi
sosial dan menjadi takut untuk
menghadapi penilaian dari
orang lain
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Penyebab fobia
• Teori psikodinamika
– Fobia muncul ketika kecemasan yang tidak
disadari dilampiaskan pada objek yang netral
• Contoh: Budi fobia terhadap kuda yang
sebenarnya merepresentasikan ketakutannya
pada ayahnya
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Penyebab fobia
• Teori perilaku
– Pengkondisian klasik
menghasilkan rasa takut pada
suatu objek karena dipasangkan
dengan peristiwa yang
menakutkan
• Contoh: Seorang anak jatuh ke
sungai dan tidak dapat berenang,
hingga menjadi fobia terhadap air.
– Menghindari objek tertentu mendatangkan
perasaan nyaman (reinforcement), kemudian
perilaku tersebut bertahan
• Contoh: Seseorang belajar bahwa ketika ia diam di
rumah, ia tidak pernah mengalami gejala panik/
cemas, sehingga ia memilih untuk terus di rumah dan
takut keluar rumah (agoraphobia).
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Penyebab fobia
• Teori kognitif (untuk fobia
sosial):
– Fobia sosial berkembang
dalam diri seseorang yang
memiliki standar tinggi
terhadap dirinya sendiri dan
berasumsi bahwa orang lain
menilai mereka dengan keras/
berat, dan sangat peka
terhadap tanda-tanda
penolakan sosial (social
rejection). • Contoh: Seorang laki-laki yang
percaya bahwa ia selalu tegang
saat mengobrol dengan orang lain,
dan ia berpikir orang lain
menganggapnya bodoh, lama-
kelamaan akhirnya ia menjadi fobia
sosial.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Penyebab fobia
• Teori biologis
– Genetik berkontribusi pada perkembangan
fobia sosial, baik secara langsung maupun
dengan membentuk temperamen (ciri
kepribadian) tertentu yang membuat
seseorang rentan untuk mengalami fobia
• Contoh: Anak-anak yang mengalami fobia sosial
seringkali memiliki saudara/ keluarga yang juga
mengalaminya, atau anak-anak tersebut menjadi
cenderung malu dan penakut.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Terapi untuk fobia
• Terapi perilaku
– Berfokus pada upaya menghilangkan rasa takut dengan cara
menghadapkan objek/ situasi yang menakutkan kepada orang
yang mengalami fobia• Terapi desensitisasi sistematis:
– Menghadapkan objek/ situasi yang membuat takut kepada seseorang secara
bertahap dan perlahan-lahan untuk mengurangi respon takut secara
bertahap pula. Contoh: Fobia laba-laba, pertama diberi gambar laba-laba,
lalu lama-lama ditunjukkan laba-laba sungguhan.
• Modeling:
– Terapis melakukan suatu perilaku sebelum kemudian meminta orang dengan
fobia untuk menirunya. Contoh: terapis memegang ulang yang sangat
ditakuti kliennya, dan kemudian meminta klien tersebut ikut memegang ular.
• Flooding:
– Menghadapkan seseorang dengan objek/ situasi yang membuatnya takut
hingga perasaan cemasnya menghilang. Contoh: Orang yang takut
ketinggian dibawa ke gedung berlantai 100, dan diminta melihat ke luar
jendela sampai kecemasannya menghilang
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Terapi untuk fobia
• Terapi kognitif-perilaku– Membantu orang untuk
mengenali dan menantangpikiran negatifnya (yang cenderung berlebihan) terkait situasi yang menakutkan. Contoh: Terapis menemai orang yang memiliki agoraphobia untuk pergi ke supermarket, dan membantunyamenantang pikirannyabahwa ia tidak akanmengalami cemas atauserangan panik walauberada di luar rumah.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Terapi untuk fobia
• Terapi biologis
– Menggunakan medikasi (obat-obatan) untuk
menurunkan gejala kecemasan secara umum.
Contoh: obat-obatan anti-ansietas (hanya dapat
diberikan sesuai resep oleh psikiater).
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Gangguan Kecemasan Umum
• Gejala gangguan kecemasan umum– Orang yang mengalami gangguan kecemasan umum harus
menunjukkan kecemasan yang besar dan menetap, kesulitan
mengendalikan rasa kuatir, dan mengalami setidaknya 3 dari
gejala lain di bawah ini secara kronis selama setidaknya 6 bulan:
• Kecemasan dan rasa kuatir yang besar dan menetap
• Kesulitan mengendalikan rasa kuatir
• Tidak bisa diam atau merasa terkunci, atau ada di puncak sesuatu
• Mudah lelah
• Sulit berkonsentrasi, pikiran menjadi kosong
• Mudah marah
• Otot tegang
• Masalah tidur
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Penyebab gangguan kecemasan umum
• Psikodinamika:– Disebabkan oleh adanya rasa takut yang tidak dapat dieskpresikan.
• Teori humanistik– Muncul pada anak-anak yang memiliki standar-standar tertentu yang mereka rasa
perlu mereka capai untuk dapat diterima oleh lingkungan.
• Teori eksitensial– Muncul karena kecemasan eksistensial, ketakutan yang universal, terhadap batasan
dan tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai makhluk hidup.
• Teori kognitif– Pikiran-pikiran orang dengan gangguan ini selalu terfokus pada ancaman-ancaman
yang mungkin ada di sekitarnya, sehingga menimbulkan kecemasan yang kronis.
• Teori biologis– Disebabkan oleh kekurangan reseptor GABA, sehingga muncul respon kecemasan
terus-menerus di otak.
– Disebabkan oleh genetik tertentu yang dibawa sejak lahir.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Terapi untuk gangguan kecemasan umum
• Terapi kognitif-perilaku:– Membantu orang dengan gangguan ini untuk
menantang isu-isu dan alasan-alasan yang membuatnya kuatir dan cemas; menantangpikiran negatif dan berlebihan (berlarut-larut) yang mereka miliki; serta mengembangkanstrategi coping yang lebih sehat dalammenghadapi masalah atau sumber kecemasanapapun yang mereka hadapi.
• Terapi biologis:– Menggunakan obat-obatan anti-ansietas yang
hanya dapat diberikan melalui resep olehpsikiater.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Gangguan obsesif-kompulsif
• Gangguan obsesif-kompuslif termasuk dalam klasifikasi gangguan
kecemasan, tetapi pada dasarnya cukup berbeda dengan gangguan
kecemasan lain dalam hal-hal tertentu.
• Orang dengan gangguan obsesif-kompulsif harus menunjukkan adanya
obsesi terhadap pemikiran tertentu dan kompulsi untuk melakukan sesuatu
yang menetap dan tidak masuk akal.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Obsesi dan kompulsi
• Obsesi adalah:
– Pikiran-pikiran yang menetap dan berulang, impuls, atau gambaran yang mereka anggap
mengganggu hingga menyebabkan kecemasan/ distress
– Pikiran-pikiran, impuls, atau gambaran yang bukan sekedar kecemasan mengenai masalah
sehari-hari
– Pikiran-pikiran, impuls, atau gambaran yang berusaha dihindari atau ditekan oleh orang yang
mengalaminya atau dinetralisir dengan melakukan tindakan atau memikirkan hal lain
– Pikiran, impuls, atau gambaran obsesif, yang dikenali orang yang mengalaminya sebagai
produk dari pikirannya sendiri
• Kompulsi adalah:
– Perilaku yang berulang (seperti: cuci tangan, mengecek), atau perlaku mental (seperti:
berdoa, menghitung, diam-diam mengulang kata-kata) yang dilakukan seseorang karena
merasa harus untuk merespon obsesi yang ia miliki atau berdasarkan aturan yang ia yakini
harus ia ikuti dengan taat.
– Perilaku atau perilaku mental yang dialkukan untuk mencegah atau mengurangi perasaan
tertekan (distress) atau mencegaj munculnya situasi yang tidak menyenangkan; namun,
perilaku-perilaku ini tidak realistis/ tidak nyambung untuk dilakukan guna menghadapi kondisi
yang membuat tertekan tersebut.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Penyebab gangguan obsesif-kompulsif
• Teori biologis:– Orang dengan gangguan ini mengalami disfungsi pada sirkuit
otaknya, yang kemungkinan disebabkan oleh kurangnyaserotonin.
• Psikodinamika:– Obsesi dan kompulsi yang terjadi merepresentasikan konflik di
alam tidak sadar pada diri orang yang mengalaminya.
• Teori kognitif-perilaku:– Orang dengan gangguan ini mengalami kesulitan dalam
mengubah pikiran negatif yang mengganggu, karena adanyadistress yang kronis, kecenderungan berpikir kaku, dankeyakinan bahwa mereka harus mampu mengontrol pikiranmereka sendiri.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Terapi untuk gangguan obsesif-kompulsif
• Terapi biologis:– Menggunakan obat-obatan yang dapat meningkatkan
produksi serotonin (hanya dapat diperoleh melalui resepoleh psikiater)
• Terapi kognitif-perilaku:– Menghadapkan orang dengan gangguan ini pada
obsesinya hingga kecemasan terkait obsesi tersebutberkurang; mencegah perilaku kompulsi dan membantumereka mengendalikan kecemasan yang muncul dalamdiri mereka. Contoh: Untuk orang yang sering mencucitangan karena takut kuman, dapat diterapi untuk secarabertahap bisa mentolerir benda-benda kotor tanpa perlumencuci tangan terus-menerus secara berlebihan.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Pendekatan sosial untuk gangguan
kecemasan
• Kecemasan sangat terkait
dengan lingkungan,
kelompok, norma, dan
budaya tempat seseorang
tinggal dan menetap.
• Manifestasi dari
kecemasan dapat
berbeda antar budaya!
Penting untuk melihat
hasil penelitian di masing-
masing budaya.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Bonus:
Latihan relaksasi untuk menghadapi kecemasan
• Relaksasi merupakan teknik atau cara meredakan ketegangan fisik agar tubuh kita menjadi lebih santai, rileks, dan nyaman. Contoh ketegangan fisikyang dimaksud di sini antara lain otot-otot mengencang, detak jantungterlalu cepat, gemetaran, dan sakit kepala, dan lain-lain. Lalu, mengapaketegangan fisik perlu diredakan? Jawabannya, karena ketegangan fisikdapat berdampak buruk bagi kondisi psikologis (terutama menimbulkankecemasan).
• Relaksasi yang paling sederhana untuk dilakukan adalah relaksasipernapasan, yaitu metode relaksasi yang menggunakan pernapasan dariperut dengan irama yang teratur. Sifat relaksasi pernapasan ini sangatsederhana, sehingga dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Berikutini adalah langkah-langkah melakukan relaksasi pernapasan:
1. Hirup napas dalam-dalam dari hidung dengan menggunakan pernapasan perutselama 4 hitungan (1… 2… 3… 4…). Rasakan perut menggembung/ membesarketika menarik napas.
2. Tahan napas selama 2 hitungan (1… 2…).
3. Hembuskan napas perlahan dalam 6 hitungan (1… 2… 3… 4… 5… 6…). Rasakanperut mengempis/ mengecil ketika membuang napas.
4. Ulangi beberapa kali (8 – 10 kali) hingga merasa rileks. Relaksasi ini dapat pula dilakukan sambil mendengarkan musik yang pelan dan menyejukkan hati.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
SELESAI
Psikologi Klinis 2 – Pertemuan 3
Oleh:
Edo Sebastian Jaya, M.Psi., Psikolog
Retha Arjadi, M.Psi., Psikolog
Bahan utama:
Nolen-Hoeksema, S. (2007). Abnormal Psychology (5th). New York: McGraw-Hill.