Persoalan Logistik Di Indonesia - Aviliani Ekonom Universitas Indonesia

  • Upload
    emir

  • View
    32

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Persoalan Logistik di Indonesia

Citation preview

  • Persoalan Logistik di Indonesia

    Aviliani

    25 September 2014

  • Kerangka Konektivitas Nasional

    2

    Sumber: MP3EI, 2011

    Sumber: Sislognas

    Kunci Pendorong Sistem Logistik Nasional

  • 3

  • Blueprint Sislognas dan Kerangka Implementasi MP3EI

    4

    Sumber: Sislognas

  • Jaringan Sistem Logistik Nasional

    5

    Sumber: Sislognas

  • Kondisi Umum Logistik Nasional

    6

    Sumber: Kementerian Koordinator Perekonomian, 2012

  • Masalah Logistik Nasional

    Tujuh masalah logistik di Indonesia adalah: 1. Masalah komoditas

    komoditas penggerak utama (key commodity factor) sebagai penggerak aktivitas logistik belum terkoordinasi secara efektif, belum adanya fokus komoditas yang ditetapkan sebagai komitmen nasional, dan belum optimalnya volume perdagangan ekspor dan impor.

    2. Infrastruktur

    Belum memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

    Penyebabnya: belum adanya pelabuhan penghubung, belum dikelola secara terintegrasi, efektif dan efisien, serta belum efektifnya intermodal transportasi dan interkoneksi antara infrastruktur pelabuhan, pergudangan, transportasi dan wilayah hinterland,

    Banyaknya pelabuhan yang mengalami pendangkalan seperti Pelabuhan Belawan di Medan (pintu utama pelabuhan Indonesia dari kawasan Indonesia di bagian barat). Akibatnya, antian semakin lama sehingga menambah biaya logistik.

    Infrastruktur menuju pelabuhan juga buruk. Misalnya jalan menuju pelabuhan Tanjung Priok Jakarta yang setiap hari selalu macet.

    7

  • Peringkat Indonesia untuk Infrastruktur

    Menurut Komponen Versi WEF, 2012-2013

    No Komponen Peringkat

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    Kualitas infrastruktur secara keseluruhan

    Kualitas jalan

    Kualitas infrastruktur jalan kereta api

    Kualitas infrastruktur pelabuhan

    Kualitas infrastruktur transportasi udara

    Ketersediaan tempat duduk pesawat terbang

    Kualitas listrik

    Pembelian/pendaftaran telefon seluler/100 penduduk

    Jalur telefon tetap/100 penduduk

    92

    90

    51

    104

    89

    20

    93

    90

    78

    Sumber: WEF (2012).

    Dari 144 negara yang disurvei WEF, kualitas infrastruktur utama seperti jalan, pelabuhan, dan listrik masih

    diperingkat bawah.

  • Persentase Pelaku Usaha yang menyatakan Kualitas Infrastruktur Buruk

    Sumber : KPPOD, 2012

  • 3. Pelaku dan penyedia jasa logistik

    masih berdaya saing rendah karena terbatasnya jaringan bisnis pelaku dan penyedia jasa logistik lokal sehingga

    pelaku multinasional lebih dominan dan terbatasnya kualitas

    dan kemampuan Pelaku dan Penyedia Jasa Logistik Nasional.

    Kapal yang sudah tua (biaya perawatan semakin mahal dan dibebankan kepada biaya logistik) dan tidak memadai lagi

    sehingga tidak efisien. Belum lagi masalah penyusutan

    barang selama perjalanan.

    4. Sumber Daya Manusia

    Persoalan yang mengemuka pada pelaku dan penyedia jasa logistik terutama pada kualitas SDM serta kompetensinya,

    manajemen, minim pelatihan sehingga daya saing rendah.

    5. Teknologi Informasi dan Komunikasi

    Belum didukung oleh ketersediaan infrastruktur dan jaringan yang handal, masih terbatasnya jangkauan jaringan

    pelayanan non seluler, dan masih terbiasanya menggunakan

    sistem manual (paper based system) dalam transaksi logistik

    10

  • 6. Regulasi

    Kebijakan logistik nasional masih parsial dan tersebar di beberapa kementerian sehingga sulit untuk merumuskan kebijakan yang

    efektif, efisien, dan dapat terimplementasi.

    7. Kelembagaan

    Buruknya sistem kelembagaan yang ada, misalnya tergambar dari sulitnya koordinasi lintas sektoral serta alpanya kelembagaan yang

    mengawal pelaksanaan pengembangan logistik nasional.

    Masalah lainnya adalah maraknya mark up anggaran, yang berujung pada korupsi.

    Logistik merupakan intergasi beberapa komponen sehingga harus ada suatu lembaga khusus yang menanganinya. Beberapa

    komponen yang dimaksud adalah: transportasi, warehousing,

    distribusi dan usaha perdagangan.

    Pilihan yang muncul adalah membentuk kementerian khusus atau lembaga khusus.

    Masalah logistik di Thailand langsung ditangani oleh perdana menteri. Kondisi yang serupa juga terjadi di Korea Selatan dimana

    urusan logistik diberikan kepada menteri tersendiri.

    11

  • Masalah Memulai Bisnis di Indonesia

    12

    Sumber: WEF, 2012

  • Beberapa masalah lainnya yang membebani pengusaha terkait dengan logistik adalah:

    Jembatan timbang yang tidak transparan, biaya sogor, banyak pungutan liar, biaya premanisme, hingga retribusi liar.

    One way tracking. Angkutan hanya mengangkut barang ketika proses pengiriman dan saat kembali dalam kondisi kosong. Hal

    ini sangat tidak efisien. Inilah yang menyebabkan harga

    pengiriman barang ke Medan lebih mahal dibanding ke

    Singapura (Mansyrur, 2011).

    Masalah kredit kendaraan yang sangat sulit, sehingga pengusaha biasanya menggunakan dana pribadi yang relatif

    terbatas.

    13

  • Pemerintah Mengeluarkan Perpres No. 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional

    Beberapa hal yang berpengaruh terhadap efektifitas regulasi tersebut adalah:

    Perlu adanya integrasi antara pemangku kebijakan sebagai pihak yang berperan dalam merumuskan langkah-langkah strategis sistem logistik nasional. Misalnya Kemenko dan

    Perhubungan.

    Perlu melibatkan peran serta pemerintah daerah. Daerah harus turut dalam menyukseskan sistem logistik karena akan

    berpengaruh besar terhadap distribusi barang dan jasa.

    Melibatkan stakeholder lainnya seperti BUMN, pengusaha, dan kepolisian.

    14

  • Alokasi Kredit Sektor Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi = 7,22%

    15

  • Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

    Realisasi PMA dan PMDN

    16

  • Belanja Pemerintah Menurut Fungsi

    Fungsi ekonomi memeroleh anggaran 8,7 persen dari total anggaran menurut fungsi.

    Subfungsi telekomunikasi mengambil porsi nyaris 0 persen pada 2014, dengan anggara

    Rp2,4 triliun.

    Belanja Pemerintah

    Sumber: Kemenkeu, 2014, diolah

  • Logistik dalam RAPBN 2015

    Sasaran yang akan dicapai pada isu strategis peningkatan efisiensi sistem logistik dan distribusi antara lain:

    Menurunkan rasio biaya logistik nasional terhadap PDB menjadi sebesar 23,6 persen pada tahun 2015.

    Menurunkan dwelling time menjadi 6 hari;

    Terjaganya stabilitas harga, khususnya kebutuhan pokok, antarwilayah dan antarwaktu,.

    Beberapa hal yang akan dilakukan adalah: (i) peningkatan efisiensi jalur distribusi bahan pokok dan strategis; dan (ii)

    penurunan waktu dan biaya logistik pelabuhan.

    18

  • 8 Fokus Pembenahan Logistik Nasional

    Pada Indonesian Summit Logistic (ISL) disimpulkan delapan fokus pembenahan logistik nasional:

    1. 25 pelabuhan laut yang merupakan pintu gerbang utama perdagangan harus dibenahi, termasuk pengembangan pelabuhan udara di setiap provinsi Indonesia dan terminal kargo di stasiun-stasiun kereta api.

    2. Perlu penyelarasan atau harmonisasi yang berhubungan dengan operasional angkatan laut, darat, dan udara.

    3. Perlu dicegah terjadinya stagnasi terhadap pergerakan arus barang.

    4. Perlu dilaksanakan penerapan pelaksanaan 24 jam/hari di seluruh pelabuhan nasional.

    5. Perlu penerapan secara penuh National Single Window (NSW) terutama untuk Cargo Release System.

    6. Harus ada percepatan pembangunan pelabuhan Tanjung Priok, North Kalibaru dalam rangka menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015.

    7. Perlu percepatan penyelesaian Jakarta Outer Ring Road (JORR) dari daerah industri ke Tanjung Priok.

    8. Perlu segera dibentuk Dewan Logistik Nasional sebagai instrumen yang memantau dan mengawasi pergerakan arus barang baik angkutan laut, darat, dan udara.

    19

    Sumber: http://ekonomi.inilah.com/read/detail/1795669/inilah-8-permasalahan-logistik-nasional#.VB--

    whY4rkc

  • Indikator Penyusun Logistic Performance Index

    20

    (1) kepabeanan (custom),

    (2) infrastruktur (infrastructure),

    (3) kemudahan mengatur pengapalan internasional (international shipment),

    (4) kompetensi (competence) logistik dari pelaku dan penyedia jasa lokal,

    (5) pelacakan (tracking dan tracing),

    (6) biaya logistik dalam negeri (domestic logistics cost),

    (7) waktu antar (delivery timelines).

  • Biaya Logistik di Indonesia

    Biaya logistik sekitar Rp 1.820 Triliun yang terdiri dari biaya penyimpanan sebesar Rp 546 Triliun, biaya transportasi sebesar Rp 1.092 Triliun, dan biaya administrasi sebesar Rp 182 Triliun (Lembaga Pengkajian Penelitian dan Pengembangan Ekonomi, LP3EI) Kadin).

    Tingkat Pertumbuhan sektor jasa logistik diperkirakan mencapai sekitar 14%/tahun. Biaya Logistik nasional mencapai 23,6% dari PDB (2013) dan 14% terhadap biaya produksi. Biaya Logistik menghabiskan 14,08% dari total biaya produksi (2012) [Sumber: http://www.ilfa.or.id/images/Laporan_Pelaksanaan_MUNAS_V_ALFI.pdf]

    21

    Indonesia 26,4% (2013) pada

    2015 baru 15,65%

    Malaysia 15%

    Korsel 16,3% Jepang

    10,6% USA 9,9% Rata2

    Eropa 8-11%

    Terhadap PDB

  • Perbandingan Waktu Bongkar Muat (Dwilling Time)

    22

    Tanjung Priok 8-8,7 hari Sing

    1,5 hari

    Hongkong 2 hari

    Perancis 3 hari

    Los Angeles

    (USA) 4 hari

    Australia 3 hari

    Port Klang (Malaysia)

    4 hari

    Leam Chabang (Thailand

    5 hari

    Tanjung Priok menjadi pelabuhan yang paling lama waktu bongkar muatnya,

    mencapai 8-8,7 hari. Pemerintah menargetkan pada 2015 menjadi 4 hingga 6

    hari.

    http://economy.okezone.com/read/2013/07/08/320/833751/posisi-dwelling-time-tanjung-priok-paling-buncit

  • Perbandingan Biaya Logistik Beberapa Pelabuhan

    15.32

    13.67

    15.61

    11.70

    14.08

    4.88

    0.00 5.00 10.00 15.00 20.00

    Jabotabek

    Surabaya

    Medan

    Makassar

    Indonesia (Avg)

    Japan

    Logistics Costs 15.32 13.67 15.61 11.70 14.08 4.88

    Jabotabek Surabaya Medan MakassarIndonesia

    (Avg)Japan

    Indonesia 14,08% dari total nilai penjualan secara rata-rata, Jepang hanya 4,88%.

  • Logistic Performance Index

    24

  • Rincian Peringkat Logistic Performance Index, 2012

    Sumber: World Bank, 2012

    Dengan peringkat LPI yang membaik dari tahun sebelumnya di, menunjukkan perbaikan, hanya perbaikan masih pada domain swasta,

    tidak pada domain pemerintah (a dan b).

    Domain pemerintah (customs & infrastructure quality) seyogyanya ditempatkan sebagai prioritas utama perbaikan sistem logistik di

    Indonesia.

  • Sebagian Besar Distribusi Barang Melalui Darat

    26

    Angkutan Jalan 2,514,150

    Angkutan Kereta Api 17,415

    Angkutan Penyeberangan 27,400

    Angkutan Laut 194,810

    Angkutan Udara 1,370

    Angkutan Sungai

    280

    91,25%

    0,63%

    7,07%

    0,01%

    0,05%

    0,99%

    Penggunaan angkutan

    laut, sungai dan udara

    masih di bahwa 8 persen.

  • Biaya Logistik terhadap PDB 2000 dan 2005

    27

    Sumber: Mulyadi, 2010

  • Sekian dan Terima Kasih

    28