Persepsi Masyarakat Terhadap Risiko Bencana Hidrometeorologi di Kawasan Hutan Wisata Puncak Becici YogyakartaNike Triwahyuningsih1), J.G. Tanii1), D. Suryawan2)

1)Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian INTAN Yogyakarta2)Taman Nasional Gunung Merapi YogyakartaAPIKI Scientist Gathering “REDD+ for Indonesia’s NDC”, Alana Hotel Yogyakarta, 22 April 2018

KAWASAN HUTAN LINDUNG “BECICI ASRI”Lokasi : Ds Gunungcilik, Desa Muntuk, Kecamatan Dlingo, Bantul DIY.Luas : + 97,2 HaAlt : 400-700 mdplStatus : kawasan hutan lindung RPH Mangunan, KPH DIYVegetasi dominan : pinus, kayu putih, kemiri

UU No. 41/1999 Ps 1 ayat 8 : Hutan lindung adalahkawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagaiperlindungan terhadap sistem penyangga kehidupan,mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikanerosi, mencegah intrusi air laut, dan memeliharakesuburan tanah.Pemanfaatan hutan lindung terbatas pada : pemanfaatankawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, dan pemungutanhasil hutan bukan kayu (HHBK).Pemanfaatan jasling (termasuk hutan wisata) adalahbentuk usaha pemanfaatan potensi hutan lindung yangtidak boleh merusak lingkungan.Bentuk-bentuk pemanfaatan ini ditujukan untukpeningkatan pendapatan daerah, kesejahteraan dankesadaran masyarakat sekitar hutan akan fungsi dankelestarian hutan lindung (UU. 41/1999, PP. 34/2002).

KAWASAN HUTAN WISATA “PUNCAK BECICI”

KAWASAN HUTAN WISATA “PUNCAK BECICI”Luas : + 4,4 HaSarana Wisata :- Parkir Motor, Mobil, Bus- Gardu pandang, rumah pohon - Gazebo, Hammock, Photo-booth- Camping ground, bangku tempat duduk, Tenda, Outbond, Jelajah alam- Toilet- Aula, warung/gubug makan - MusholaPengunjung : + 3000-3500 orang/hari (weekend)saat ini mencapai > 4500 orang/hari

Peta Curah Hujan Kabupaten Bantul

Gambar 1. Peta risiko bencana longsor Desa Muntuk, Dlingo, Bantul(Sumber : https://bpbd.bantulkab.go.id/bwg_gallery/peta-kajian-risiko-tanah-longsor-8-desa/)Lokasi Hutan Wisata Puncak Becici

PERMASALAHAN Industri jasa wisata hutan berkembang kekhawatiran :Aktivitas masyarakat dan wisatawan di sekitar hutan lindung dapat menimbulkan dampak buruk yang tidak diharapkan bagi ekosistem (perbukitan, kemiringan >45o, di wilayah rawan longsor)TUJUAN PENELITIAN1. Mengkaji bentuk-bentuk interaksi masyarakat lokal dengan kawasan hutan wisata dan dampaknya terhadap kualitas sumberdaya hutan lindung (aspek ekologi, sosial, aksesibilitas, fasilitas); 2. Mengkaji persepsi masyarakat lokal terhadap risiko bencana hidrometeorologi di sekitar kawasan hutan wisata3. Mengkaji tingkat adopsi teknologi terkait mitigasi bencana hidrometeorologi

METODE PENELITIAN Metode penelitian : deskriptif kualitatif Obyek : pengelola hutan wisata, petani, masyarakat sekitar Jumlah populasi : 1018 orang Metode sampling : accidental sampling Jumlah sampel (dg rumus Slovin) : 92 responden Data (melalui kuesioner) meliputi : 1) data profil; 2) data interaksi masyarakat lokal dengan kawasan; 3) data persepsi masyarakat terhadap risiko bencana hidrometeorologi; 4) data tingkat adopsi teknologi mitigasi; dan 5) data sekunder Analisis data : analisis kriteria menurut Skala Likert Penilaian interaksi/persepsi/adopsi : scoring

HASIL PENELITIAN A.Profil Masyarakat Lokal Sekitar Kawasan Hutan Wisata Puncak Becici

B. Interaksi Masyarakat Lokal Terhadap Kawasan Hutan Wisata Puncak Becici

C. Persepsi Masyarakat Lokal Terhadap Potensi Bencana Hidrometeorologi

KEGIATAN PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN

D. Adopsi Teknologi Masyarakat Lokal Terhadap Upaya Mitigasi Bencana

1. Masyarakat lokal di sekitar hutan wisata Puncak Becicididominasi laki-laki, kelompok umur produktif dengan pendidikanmerata dari SD-SMA2. Interaksi masyarakat terhadap hutan wisata dan dampaknyaterhadap aspek ekologi, sosial, aksesibilitas dan fasilitas secaraumum memiliki kriteria “baik”.3. Persepsi masyarakat terhadap potensi bencana hidrometeorologiyang umumnya tidak baik dapat ditingkatkan melalui pembinaanatau pendampingan.4. Daya adopsi masyarakat terhadap teknologi yang berkaitandengan upaya mitigasi bencana hidrometeorologi umumnya baik,yang berarti mereka memiliki perhatian dan kepedulian terhadappencegahan dan penanggulangan bencana.5. Masih dibutuhkan pendampingan dari pemerintah dan pihak-pihak lain untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan pelatihanketrampilan pencegahan (mitigasi) dan penanggulangan dampakbencana tersebut (adaptasi).KESIMPULAN

KESIMPULANAnonim. 2010. Keputusan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi DIY 188/8898, 30 November 2010.Anonim. 2014. Peta Kajian Risiko Tanah Longsor 8 Desa. https://bpbd.bantulkab.go.id/bwg_gallery/peta-kajian-risiko-tanah-longsor-8-desa/ (diunduh Maret 2018). Anonim. 2016. Data Statistik Kependudukan Desa Muntuk Dlingo Tahun 2016.Arikunto. 2006. Metode Penelitian.Khoiron, R. 2013. 4A yang Wajib untuk Destinasi Wisata. http://www.jejakwisata.com/index.php/studies/43-4a-yang-wajib-untuk-destinasi-wisata. (diunduh pada April 2018).Republika.co.id. 2018. Usai Dikunjungi Obama, Wisatawan ke Puncak Becici Meningkat. http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/17/07/07/osprhq-usai-dikunjungi-obama-wisatawan-ke-puncak-becici-meningkat. 7 Juli 2017. (Diunduh 11 April 2018).Ridho, M.R. 2014. Cara membuat tabel rentang skala untuk analisis deskriptif. https://emerer.com/cara-membuat-tabel-rentang-skala-untuk-analisis-deskriptif/. (Diunduh April 2018).Siyoto, S. dan Ali Sodik. 2015. Dasar Metode Penelitian. Literasi Media Publishing. Yogyakarta.