21
PERKEMBANGAN TRANSPORTASI, KOMUNIKASI DAN INDUSTRIALISASI DI INDONESIA

Perkembangan Transportasi, Komunikasi Dan Industrialisasi Di Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Perkembangan Transportasi, Komunikasi Dan Industrialisasi Di Indonesia

Citation preview

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI, KOMUNIKASI DAN INDUSTRIALISASI DI INDONESIA

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI

Perkembangan transportasi di Indonesia sudah dimulai sejak zaman Hindia Belanda.

Pembangunan jalan raya Anyer-Panarukan pada masa Gubernur Jenderal Daendel (ca. 1808).

Pembangungan tersebut ditujukan untuk pengangkutan barang militer, dalam rangka menjaga tanah Jawa dari serangan Inggris.

Tahun 1980, panjang jalan raya di Indonesia hanya 146,5 ribu kilometer.

Pada tahun 1990, panjangnya menjadi dua kali lipat, sekitar 288,7 ribu kilometer.

Pada 2000, panjang jalan di seluruh wilayah Indonesia mencapai 355,9 ribu kilometer.

Pada 2010, panjang jalan menjadi 487,3 ribu kilometer.

PERKEMBANGAN PANJANG JALAN RAYA PER 10 TAHUN

Tahun 1980 Tahun 1990 Tahun 2000 Tahun 20100

100

200

300

400

500

600

Setelah Indonesia merdeka, DAMRI (Djawatan Angkutan Motor Republik Indonesia) berdiri, tepatnya pada 25 Nopember 1946.

Bersama PPD (Pengangkutan Penumpang Djakarta), DAMRI menjadi angkutan publik milik pemerintah.

Pertengahan abad 19 menjadi awal dari sejarah kereta api di Indonesia.

Kereta api semakin dibutuhkan pada masa itu untuk mengangkut hasil dari tanam paksa.

Sampai abad 20, kereta api masih diperlukan sebagai kendaraan pengangkut barang atau militer.

Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811 km.

Setelah kemerdekaan Indonesia, pengelolaan kereta api dialihkan kepada pemerintah, dan dibentuk Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI).

Pada 1954, terjadi pendieselisasi perkeretaan di Indonesia.

Setelah tiga kali berganti nama, pengelolaan kereta di Indonesia menjadi milik PT Persero KAI (Kereta Api Indonesia).

Transportasi air di Indonesia memiliki sejarah yang panjang.

Sebelum datangnya Belanda, Indonesia sudah dikenal sebagai negara maritim, dimana transportasi air menjadi tumpuan.

Sampai 7 tahun setelah Indonesia merdeka, barulah pemerintah Indonesia mengelola pelayaran di Indonesia.

Sebelunya pelayaran Indonesia dikelola oleh maskapai pelayaran Belanda.

Pada 1952, Pelni berdiri.

Pada 1948, Soekarno membeli dua buah pesawat dari Singapura.

Pesawat tersebut dibeli dari dana masyarakat Aceh. Pesawat tipe DC-3 itu dinamai Seulawah.

Industri dirgantara nasional dimulai pada 1949 dipelopori oleh Angkatan Udara RI.

Pada 1976, industri ini berkembang menjadi PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) yang didirikan oleh BJ.Habibie. Kemudian berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara.

Pada tahun 2000, PT IPTN berganti nama menjadi PT Dirgantara Indonesia, dikukuhkan oleh Abdurrahman Wahid.

PERKEMBANGAN KOMUNIKASI

Pada akhir abad 19, media cetak milik pribumi mulai berkembang.

Bromartani, mingguan berbahasa jawa terbit pada 1855. Mingguan ini berfokus pada berita lokal dan ekonomi sekitar Surakarta.

Pada awal abad 20, pers makin berkembang. Tahun 1907, Medan Prijaji terbit.

Kemudian, hubungan pers semakin dekat dengan pergerakan nasional.

Pada masa Penjajahan Jepang, pers berbahasa Belanda, Cina dan Indonesia dibredel.

Surat kabar yang terbit hanyalah dari pemerintah Jepang, seperti Asia Raja.

Setelah kemerdekaan Indonesia, pers berkembang dengan semangat revolusi.

Kualitas isi ditekankan daripada keuntungan.

Beberapa surat kabar nasionalis seperti Merdeka, Soeara Merdeka, Sinar Baroe, Warta Indonesia, Soeara Rakjat, Kedaulatan Rakjat.

Pada masa Demokrasi Liberal, pers juga bersifat liberal.

Pada masa Demokrasi Terpimpin, penerbitan surat kabar menjadi sulit.

Pada masa Orde Baru, pers menjadi media penyampai program dan kebijakan pemerintah, juga memberitakan situasi masyarakat.

Namun, pada masa ini, kebebasan pers dipasung dengan alasan keamanan, persatuan dan kesatuan bangsa. Banyak media yang dibredel, seperti Detik, Tempo dan Editor.

Pada masa Reformasi, kebebasan pers kembali menggema. Berakibat menjamurnya berbagai media cetak.

Pada masa kemerdekaan, penyiaran radio menjadi salah satu media untuk menyampaikan berita proklamasi.

Tanggal 11 September 1945, Radio Republik Indonesia (RRI) didirikan.

Konten berita sangat revolusioner. Digunakan pula oleh Bung Tomo untuk membakar semangat Rakyat Surabaya melawan tentara sekutu.

Sejak than 1966, radio amatir berkembang. Pada 1967, Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (ORARI) dibentuk.

Beberapa radio amatir yang ada kemudian menjadi radio komersial.

Padatahun 1962, untuk menyiarkan kegiatan Asian Games di Jakarta, TVRI dibentuk.

Di penghujung tahun 1980-an, banyak lahir stasiun televisi swasta. Yang pertama ialah RCTI. Kemudian SCTV dan TPI.

Sejak era Reformasi, jumlah stasiun TV swasta makin banyak.

Pertengahan tahun 2000-an, mulai menjamur stasiun TV lokal.

PERKEMBANGAN INDUSTRIALISASI

Indonesia termasuk negara yang terlambat terkena dampak Revolusi Industri Eropa karena jarak yang jauh.

Industrialisasi masuk ke Hindia-Belanda pada akhir abad 19, berkembang pada abad 20.

Masih berupa industri rumah tangga, seperti batik.

Masih terkonsentrasi di Jawa Tengah atau Timur, seperti Semarang, Demak, Solo.

Pada masa Orde Baru (1980an) industrialisasi digalakkan, dalam rangka Politik Pembangunan (Developmentalism). Program politik ini disebut Pelita (Pembangunan Lima Tahun).

Industri besar mendapat perhatian besar dari pemerintah, terutama industri manufaktur: industri baja, otomotif, pemintalan.

Pemerintah juga menaruh perhatian terhadap industri non-manufaktur, seperti pariwisata, pertambangan dan pertanian.

Efek industrialisasi sangat terasa meliputi modernisasi (teknologi dan informasi) dan pembangunan: Pertumbuhan ekonomi naik. Pendidikan dimajukan. Meningkatnya kesejahteraan rakyat. Pembangunan sarana dan prasarana

publik.