17
MAKALAH KEPERAWATAN JIWA SCHIZOPHRENIA DENGAN PERILAKU KEKERASAN GUNA PERSYARATAN KENAIKAN PANGKAT DARI IV A KE IV B Disusun oleh : Gunarto, S. ST. NIP : 196109121981111001 RSJS Prof. DR. Soerojo Magelang 2015

PERILAKU KEKERASAN

Embed Size (px)

Citation preview

MAKALAH KEPERAWATAN JIWASCHIZOPHRENIA DENGAN PERILAKU KEKERASANGUNA PERSYARATAN KENAIKAN PANGKAT DARI IV A KE IV B

Disusun oleh : Gunarto, S. ST.NIP : 196109121981111001

RSJS Prof. DR. Soerojo Magelang2015

A. DefinisiPerilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang individu mengalami perilaku-perilaku yang dapat melukai fisik, baik terhadap diri sendiri atau orang lain. ( Towsed Mc, 1998. Hal 62 )

Perilaku kekrasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai diri sendiri, orang lain secara fisik maupun psikologis.( Berkowlt, 1993 )Berdasarkan definisi diatas maka perilaku kekerasan dapat dibagi menjadi dua yaitu perilaku kekerasan secara verbal dan secar fisik. ( Kahner Ebl, 1995 )B. Rentang ResponRespon Adaptif Respon Mal Adaptif

Pernyataan Frustasi Pasif Agresif Ngamuka. Respon marah yang adaptif meliputi :1. Pernyataan (Assertion)Respon marah dimana individu mampu menyatakan atau mengungkapkan rasa marah, rasa tidak setuju, tanpa menyalahkan atau menyakiti orang lain. Hal ini biasanya akan memberikan kelegaan.2. FrustasiRespons yang terjadi akibat individu gagal dalam mencapai tujuan, kepuasan, atau rasa aman yang tidak biasanya dalam keadaan tersebut individu tidak menemukan alternatif lain.b. Respon marah yang maladaptif meliputi :1. PasifSuatu keadaan dimana individu tidak dapat mampu untuk mengungkapkan perasaan yang sedang di alami untuk menghindari suatu tuntutan nyata.2. AgresifPerilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan individu untuk menuntut suatu yang dianggapnya benar dalam bentuk destruktif tapi masih terkontrol.3. Amuk dan kekerasanPerasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai hilang kontrol, dimana individu dapat merusak diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.

C. Faktor predisposisi1. Faktor biologisa. Teori Dorongan Naluri ( Instintural drive Theory )Disebabkan oleh suatu dorongan kebutuhan dasar yang sangat lewat.b. Teori Psikosomatik ( Psychomatic Theory )Pengalaman rasa marah adalah sebagai akibat dari respon psikologis terhadap stimulus eksternal, internal maupun lingkungan.2. Faktor psikologisa. Teori Agresi Frustasi ( Frustation Aggression theory )Frustasi terjadi apabila keinginan individu untuk mencapai sesuatu gagal sehingga akan mendorong perilaku agresif.b. Teori Perilaku ( Behavorational Theory )Kemarahan adalah respon belajar, hal ini dapat dicapai bila fasilitas atau suatu yang mendukung.3. Faktor sosial kulturala. Teori lingkungan sosial ( Social Environment )Lingkungan sosial akan mempengaruhi sikap individu untuk mengekspresikan marah.b. Teori Belajar Sosial ( Soccial Learning Theory )Perilaku agresif dapat dipelajari secara langsung imitasi dari proses sosialitas.

D. Faktor presipitasiStressor :1. Stressor, dari luar ( serangan fisik, kehilangan, kematian )2. Stressor dari dalam ( putus hubungan, kehilangan rasa cinta, menurunnya prestasi kerja, rasa bersalah yang tidak dapat dikendalikan )E. Tanda dan Gejala1. Muka merah2. Pandangan tajam3. Otot tegang4. Nada suara tinggi5. Berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan kehendak memukul jika tidak senangF. Faktor perilaku1. Menyerang atau menghindar2. Menyatakan dengan jelas3. Memberontak ( Acting out )4. Kekerasan, amuk ( Violence )

G. Mekanisme kopingMekanisme koping yang sering digunakan Klien dengan gangguan ekspresi marah : perilaku kekerasan adalah : Persaingan dibidang pekerjaan atau sekolah Olah raga dan permainan Musik Bacaan film dan drama Kegiatan Sublimasi, mengalihkan keinginan bawah sadar yang disadari kepada cita-cita yang lebih luhur.

H. Pohon masalahAkibat: Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Core problem: Perilaku Kekerasan

Sebab: Harga Diri Rendah

I. Diagnosa keperawatan3. Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan.4. Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah.

LAPORAN PENDAHULUANA. MASALAH UTAMAPerilaku kekerasan

B. PROSES TERJADINYA MASALAHa. DefinisiPerilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seorang individu mengalami perilaku-perilaku yang dapat melukai secara fisik, baik terhadap diri sendiri atau orang lain. ( Towsend. MC . 1998 hal 62 )b. Tanda dan gejala Sikap tampak kaku Tegang dan menunjukan usaha untuk merusak diri Agresif Agitasi Ketidakmampuan menggunakan perasaan Mengamuk Peningkatan aktivitas motorik Mengepal tangan Perilaku merusak Perusakan yang diarahkan pada benda-benda di lingkungannyac. Penyebab terjadinya masalahPenyebab perilaku kekerasan adalah harga diri rendah. Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan terhadap diri sendiri atau kemampuan diri yang negatif yang secara langsung atau tidak langsung diekspresikan. Tanda dan gejala dari harga diri rendah adalah kurang kontak mata, menarik diri atau isolasi diri sendiri dan orang lain, hiper sensitif terhadap kritik.d. Akibat terjadinya masalahResaiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan.Mekanisme : Keadaan dimana individu mengalami perilaku yang dapat membahayakan secara fisik baik pada diri sendiri dan orang lain.

C. POHON MASALAH

Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan

Perilaku kekerasan

Harga diri rendah

D. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI1. Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkunganDS :o Klien mengatakan ingin memukul orang laino Klien mengatakan ingin membunuho Klien mengatakan benci semua orangDO :o Sikap tampak kaku dan tegango Agresif, agitasio Mengamuko Peningkatan aktivitas motoriko Mengepalkan tinjuo Merusak benda disekitar2. Perlaku kekerasanDS :o Klien mengatakan ingin memukul orang laino Klien mengatakan ingin membunuho Klien mengatakan benci semua orangDO :o Sikap tampak kaku dan tegango Agresif, agitasio Mengamuko Peningkatan aktivitas motoriko Mengepalkan tinjuo Merusak benda disekitar3. Harga diri rendahDS :o Klien mengatakan maluo Klien mengatakan tidak mampu menghadapi berbagai peristiwao Klien mengatakan bahwa dirinya tidak berhargaDO :o Kontak mata kurango Takut gagalo Ketidak mampuan mengenali prestasi diri dan orang laino Menarik diri atau isolasi dirio Hipersensitif terhadap kritikan

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan2. Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATANPertemuan IA. Proses keperawatan1. Kondisi KlienBingung sering marah, gelisah, bicara kacau, kadang sampai ngamuk2. Diagnosa keperawatanResiko menciderai diri orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan3. Tujuan khusus1) Klien dapat membina hubungan saling percaya2) Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan4. Rencana tindakan keperawatan Beri salam atau panggil nama Klien Sebutkan nama perawat sambil jabat tangan Jelaskan maksud hubungan interaksi Jelaskan tentang kontrak singkat tapi sering Beri rasa aman dan sikap empati Lakukan kontrak singkat tapi sering Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya Bantu Klien untuk mengungkapkan penyebab jengkel atau kesal

B. Strategi komunikasi pelaksanaan keperawatan1. Orientasia. Salam terapeutikb. Evaluasi atau validasi datac. Kontrak2. Fase kerja3. Terminasia. EvaluasiSubyektif Obyektif b. Rencana tindak lanjutc. Kontrak

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATANPertemuan II

A. Proses keperawatan1. Kondisi KlienKlien dapat menyebutkan penyebab marah2. Diagnosa keperawatanResiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan3. Tujuan khusus3) Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan4) Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan5) Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan4. Rencana tindakan keperawatanAnjurkan Klien mengungkapkan yang dialami saat marah atau jengkelObservasi tanda perilaku kekerasan pada sikapSimpulkan bersama Klien tanda-tanda jengkel atau kesal yang dialami KlienAnjurkan Klien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukanBantu Klien bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukanBicarakan dengan Klien apakah dengan cara yang Klien lakukan masalahnya selesai ?4.1 Bicarakan akibat atau kerugian dari cara yang dilakukan Klien4.2 Bersama Klien menyimpulkan akibat cara yang digunakan oleh Klien

B. Strategi komunikasi pelaksanaan keperawatan1. Orientasia. Salam terapeutikb. Evaluasi atau validasi datac. Kontrak2. Fase kerja3. Terminasia. Evaluasib. Rencana tindak lanjutc. kontrak

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATANPertemuan IIIA. Proses keperawatan1. Kondisi KlienKlien dapat menyebutkan tanda dan gejala marah, cara marah yang biasa dilakukan serta akibat yang terjadi.2. Diagnosa keperawatanResiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan3. Tujuan khusus1) Klien dapat mengidentifikasi cara kontruktif dalam merespon terhadap kemarahan2) Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan4. Rencana tindakan keperawatan4.1 Tanyakan pada Klien apa ia ingin mempelajari cara baru yang sehat.4.2 Beri pujian jika Klien mengetahui cara lain yang sehat.4.3 Diskusikan dengan Klien cara lain yang sehat.a. Secara fisikTarik nafas dalam jika sedang kesal / memukul bantal, kasur atau olah raga atau pekerjaan yang memerlukan tenagab. Secara verbalKatakan anda sedang kesal / tersinggung / jengkel ( saya kesal anda berkata seperti itu, saya marah karena mama tidak memenuhi keinginan saya )c. Secara sosialLakukan dalam kelompok cara cara marah yang sehat, latihan asertif. Latihan manajemen perilaku kekerasan.d. Secara spiritualAnjurkan Klien sembahyang, berdoa / ibadah lain, meminta pada Tuhan untuk diberi kesabaran, mengadu kepada Tuhan kekerasaan / kejengkelan.5.1 Bantu Klien memilih cara yang paling tepat untuk Klien5.2 Bantu Klien mengidentivikasi manfaat cara yang dipilih5.3 Bantu Klien untuk menstimulasi cara tersebut ( Role play )5.4 Beri reinforcement positif atau keberhasilan klien menstimulasi cara tersebut5.5 Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah dipelajari saat jengkel / marah

B. Strategi komunikasi pelaksanaan keperawatan1. Orientasia. Salam terapeutikb. Evaluasi atau validasi datac. Kontrak2. Fase kerja3. Terminasia. EvaluasiSubyektif Obyektif b. Rencana tindak lanjutc. kontrak

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATANPertemuan IV

A. Proses Keperawatan.1. Kondisi klien.Klien dapat menyebutkan tanda dan gejala marah, cara marah yang biasa dilakukan serta akibat yang terjadi.2. Diagnosa keperawatan.Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan.3. Tujuan khusus.Klien dapat menggunakan obat-obatan yang diminum dan kegunaannya (jenis, dosis dan efek).4. Rencana tindakan keperawatan.4.1 Jelaskan jenis-jenis obat yang diminum klien pada klien.4.2 Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian minum obat tanpa seizin dokter.4.3 Jelaskan prinsip benar minum obat (baca nama yang tertera pada botol ? obat, dosis obat, waktu dan cara minum).4.4 Ajarkan Klien minta obat dan minum tepat waktu.4.5 Anjurkan klien melaporkan pada perawatan / dokter jika merasakan efek yang tidak menyenengkan.4.6 Beri pujian jika Klien minum obat dengan benar.

B. Strategi komunikasi pelaksanaan keperawatan.1. Orientasi.a. Salam terapeutik.b. Evaluasi / validasi.c. Kontrak.2. Kerja.3. Terminasia. Evaluasi.Subjektif b. Rencana tindakan lanjut.c. Kontrak yang akan datang.

TINDAKAN DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Membina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip komunikasi terapeutik : Menyapa klien dengan ramah secara verbal dan non verbal Memperkenalkan diri dengan sopan Menanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien Menjelaskan tujuan pertemuan Menunjukkan sikap empati dan penuh perhatian pada klien Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan Mengidentifikasikan perilaku kekerasan yang dilakukan Mengidentifikasikan akibat perilaku kekerasan Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan ( latihan nafas dalam) Menganjurkan klien memasukkan dalam kegiatan

DAFTAR PUSTAKA

Budi Anna Kelliat, 2005, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta. EGC

Keliat, B.A. (1999). Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial, Menarik diri. Jakarta : FKUI

Keliat, B.A. (1999). Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta :EGC

Stuart GW, Sunden . 1998 . Buku Saku Keperawatan Jiwa . Jakarta EGC

Maramis, WF.1998, Proses keperawatan Kesehatan jiwa, (Terjemahan ).Penerbit Buku Kedokteran,EGC, Jakarta

Share this:https://sofaners.wordpress.com/2013/03/23/asuhan-keperawatan-jiwa-pada-tn-t-dengan-gangguan-ekpresi-marah-perilaku-kekerasan/