Perencanaan Pelaksanaan Kegiatan Plpbk

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Rencana Kegiatan

Citation preview

PERENCANAAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK Written By BKM Sejahtera on Senin, 12 Mei 2014 | 23.10A. ANALISIS RENCANA ALOKASI PEMANFAATAN RUANG1. Fungsi dan peran kawasanSebagaimana RUTRK 2001-2010, arahan pembagian wilayah kota Purbalingga , Desa Jatisaba masuk dalam Bagian Wilayah Kota (BWK) III bersama Desa Keduangmenjangan, Bojong, Toyareja, dan Lamongan difungsikan sebagai kawasan permukiman dengan tetap mempertahankan fungsi pertanian dan konservasi. Pertanian Desa Jatisaba khususnya padi mempunyai produktifitas tinggi karena dengan lahan yang subur, secara umum teraliri air irigasi, dan kelembagaan yang berjalan baik dengan adanya Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani Ternak) aktif. Namun lahan pertanian lestari dengan komoditas utama padi dan palawija seiring waktu menjadi berkurang dengan cepat. Hal ini terutama dikarenakan semakin banyaknya tanaman keras yang menaungi lahan pertanian sehingga luasan produksi berkurang. Diperkirakan telah terjadi pengurangan lahan produksi oleh sebab tersebut mencapai 5% dalam 5 tahun terakhir.Terdapat lahan kurang produktif karena tanahnya berpasir sehingga kurang sesuai untuk pertanian. Lahan tersebut merupakan tanah kas desa. Pemanfaatan ruang dimungkinkan untuk fungsi non pertanian yang mampu menopang kegiatan lainnya di Desa Jatisaba seperti perkantoran, ruang terbuka, ruang publik, dll. Namun lahan tersebut tidak menutup kemungkinan dijadikan lahan pertanian melalui serangkaian proses penyuburan lahan.2. Analisis pemanfaatan ruang berdasar potensi dan masalah kawasanBerdasarkan hasil Pemetaan Swadaya PLPBK Desa Jatisaba tahun 2010 maka terpetakan fungsi kawasan (dalam hal cakupan wilayah desa maka kawasan disini berskala wilayah RW). Selain secara alamiah telah terbentuk zoning berdasarkan kegiatan perekonomiannya namun perlu penzoningan untuk fungsi tertentu dengan melihat potensi dan masalah desa.a. Zona PermukimanPermukiman tersebar di setiap RW. Dengan jumlah terbesar di Dusun Jatisaba yang terdiri atas RW 1, RW 2, dan RW 4. Pengembangan permukiman masih dimungkinkan di wilayah RW 1 ke arah Utara dan Barat, Dusun Kalibinong kearah Selatan, Dusun Sanggrahan pengembangan kearah Barat dan Selatan, Dusun Tawangsari atau RW 5 ke Utara.b. Zona Perdagangan dan JasaRW 1, RW 2, dan RW 4 yang tergabung dalam Dusun Jatisaba berdasarkan Pemetaan Swadaya PLPBK Desa Jatisaba berpotensi besar dalam kegiatan perdagangan dan jasa. Hal ini terlihat dari jumlah tempat usaha, keberagaman jenis usaha, jarak yang berdekatan satu dengan yang lain.Letak Dusun Jatisaba berada paling dekat dengan akses kota bisa dijadikan semacam barier bagi dusun lain di belakangnya. Sehingga diharapkan mereka berbelanja maupun menggunakan jasa cukup di Dusun Jatisaba tidak ke Kota Purbalingga. Selain itu karena letaknya di depan terhadap wilayah desa secara keseluruhan maka Dusun Jatisaba dijadikan semacam etalase bagi produk-produk Desa Jatisaba. Apalagi telah ada usaha warung soto yang cukup terkenal dan mempunyai pasar yang luas, bisa dijadikan magnet untuk datang dan mengetahui produk unggulan lainnya.Permasalahan permukiman di wilayah ini adalah bangunan tidak tertata sehingga terkesan padat dan sempit. Padahal dengan pengaturan dan penataaan jarak, luas, dan posisi bangunan bisa membuat kesan permukiman luas. Toko/ warung masih terpisah-pisah belum terkelompok sehingga kurang memberi daya tarik konsumen untuk melihat jenis-jenis dagangan di toko lain. c. Zona Pengembangan UKM, Mebel, Kerajinan, dan PerikananRT 7 dan RT 8 tergabung dalam RW 3. Terdiri dari Dusun Kalibinong dan Dusun Sanggrahan. Aktifitas perekonomian yang menonjol adalah terdapatnya beberapa jenis usaha kecil, mebel, dan kerajinan yang khas. Pengelompokan dan sentra usaha kecil tersebut akan lebih mudah mengenalkan potensi ke wilayah lain.Di RW 3 terdapat banyak warga yang mempunyai kolam ikan dengan berbagai ukuran. Sumber air pun relatif tidak terkendala. Namun dalam pengelolaan perikanan sering tidak sebanding antara biaya produksi dengan harga jual sehingga banyak yang menelantarkan kolamnya. Ada sebuah pemikiran agar perikanan dihidupkan lagi untuk dikembangkan menjadi semacam wisata kuliner ikan. Melihat kondisi yang ada terasa cukup memungkinkan direalisasi mengingat ketersediaan lahan / lingkungan yang indah dengan hamparan padi dan Gunung Slamet menjadi semacam backgroundnya bisa menjadi daya tarik tersendiri.d. Zona ekonomi peternakan dan wisata heritagePeternakan pada RW 5 sangat menonjol dengan komoditas ternak utama berupa sapi. Selain secata individu sudah ada kandang komunal. Dengan penzoningan ini diharapkan pengelolaan lebih komprehensif. Meski wilayah ini diarahkan sebagai zona peternakan namun lokasi kandang tetap harus mempertimbangkan aspek sanitasi. Sehingga diarahkan untuk dibuat komunal-komunal, sekaligus mempermudah penanganan limbah ternak. Kondisi saat ini sanitasi lingkungan sangat tidak memenuhi syarat. Terlihat dari jarak kandang dengan rumah yang berhimpit, limbah kandang dibiarkan menggunung, sumur gali tanpa perkerasan berdekatan dengan limbah, juga draenase yang kurang berfungsi. Zona ini juga diarahkan sebagai wisata heritage/ sejarah karena tempat ini mempunyai potensi yakni sebagai tempat kelahiran Pahlawan Nasional Usman Janatin. e. Zona PertanianLahan pertanian merupakan lahan terluas dibanding peruntukan lainnya. Area pertanian melingkupi seluruh desa. Penetapan sawah lestari harus disertai langkah-langkah untuk mempertahankannya. Pengembangan permukiman secara otomatis mengurangi lahan sawah lestari. Karenanya pembukaan lahan pertanian baru penting dilakukan. Beberapa lahan yang kurang produktif diusahakan ditingkatkan tingkat kesuburan tanahnya untuk kemudian dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. .f. Zona perkantoran dan fasilitas umumTinggi rendah perkembangan penduduk bergantung pada banyak faktor. Salah satunya adalah lingkungan alam dan akses ke pelayanan-pelayanan public. Desa Jatisaba memenuhi unsur kedua hal tersebut. Selain akses ke kota mudah karena sudah terdapat jalan penghubung juga jarak yang dekat. Pertimbangan lingkungan alam yang asri dan alami menjadi daya tarik utama bagi orang untuk bertempat tinggal di sebuah wilayah. Karenanya jika tidak disediakan sebuah area khusus pelayanan terutama skala desa maka transportasi akan menjadi biaya yang tinggi dan resiko-resiko lain yang ditimbulkannya.Area di RT 7 terdapat lapangan sepakbola, area kosong, dan juga tanah kas desa yang tidak produktif. Disamping itu posisinya berada di tengah-tengah desa. Berdasarkan hal tersebut diarahkan pengembangan fasilitas umum dan perkantoran. Karena letaknya di tengah desa diharapkan perkembangan desa bisa lebih merata dan layanan ke masyarakat juga efektif.g. Zona KonservasiWilayah Desa Jatisaba teraliri Sungai Klawing yang berpotensi banjir. Karenanya segala hal harus sudah mengantisipasi kemungkinan terburuk terjadi banjir. Perencanaan permukiman mulai dari pembuatan rumah yang mempertimbangankan ketinggian lantai, karena faktanya meski belum bisa dikatakan banjir namun pernah terjadi genangan air karena air sungai meluap. Mitigasi bencana sudah harus disiapkan mulai antisipasi, tanggap bencana, maupun pasca bencana. Antisipasi dengan penanaman tanaman keras di daerah sempadan sungai, juga pengawasan terhadap kegiatan tambang Galian C. Tanggap bencana dengan kesepakatan jika terjadi bencana maka jenis komunikasi apa yang digunakan, tanda-tanda bahaya, langkah-langkan penyelamatan dan koordinasi. Pasca bencana dalam hal ini penanganan-penanganan setelah terjadi bencana. Kesepakatan dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait menjadi kunci utama kegiatan ini. Mitigasi bencana wajib dilakukan meski sekarang sudah terdapat talud penahan banjir. Namun kendala utama dalam membatasi dampak bencana adalah bahwa wilayah sempadan sungai secara administrasi milik Desa Brecek dan secara kepemilikan lahan pun bukan milik warga sehingga Desa Jatisaba tidak punya kapasitas untuk menghimbau warganya memberi penghijauan di bantaran sungai.3. Analisis Tata Ruang HijauArea terbuka hijau terdiri dari ladang, tegalan,maupun sawah. Terdapat juga 2 bh lapangan sepakbola di R 1 dan RW 3Luasan tata ruang hijau di Desa Jatisaba mencapai hampir 60 % dari luasan total. Meski secara volume telah memenuhi persyaratan namun perlu diantisipasi terkait dengan perkembangan kota dengan segala aspek ikutannya. Beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain menyepakati adanya penanganan tanah kas desa yang tidak produktif untuk ditanami tanaman keras. Menyepakati wilayah mana saja yang boleh dan tidak boleh ditanami tanaman keras termasuk jenis tanaman. Tanah makam juga perlu di kelola dengan baik, disatu sisi sebagai fasilitas umum di sisi yang lain merupakan ruang terbuka hijau. 4. Analisis Sebaran PendudukPerkembangan penduduk harus bisa diproyeksikan termasuk sebarannya sehingga bisa dianalisis untuk mengetahui seberapa banyak penduduk untuk sekian tahun kedepan sehingga bisa dilakukan rencana dan tindakan untuk mewadahi semua itu. Berdasarkan pemetaan swadaya dan data desa diperoleh data sebagai berikut :Data kependudukan desa per JuniTAHUN 2008TAHUN 2009TAHUN 2010

JUMLAH KK883903916

JUMLAH JIWA315832623264

Sumber : Data isian Desa tahun 2010 5. Analisis Pengembangan EkonomiDalam ingatan penduduk Desa Jatisaba bahwa dahulu desa ini terkenal dengan buah Jeruk. Dimana kebijakan pemerintah waktu itu disetiap pekarangan mendapat benih tanaman jeruk. Karakter tanah yang sesuai, pengelolaan yang tepat akhirnya mereka bisa panen. Rasa buah jeruk diterima pasar dan sejak saat itu Jeruk menjadi trademark Desa Jatisaba. Setelah beberapa lama hama penyakit bermunculan dan hal ini tidak tertangani dengan baik. Satu persatu tanaman tidak produktif dan mati. Akhirnya jeruk kini tinggalah kenangan indah yang hanya bisa diceritakan kepada generassi berikutnya.Desa Jatisaba juga pernah pada suatu masa dimana tempe menjadi andalan dan kebanggaan desa. Sudah mendapat image bahwa tempe Jatisaba mempunyai rasa khas dan enak. Namun dalam perkembangannya produksi tempe menurun hingga saat ini tinggal beberapa saja yang masih setia.Menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaimana Desa Jatisaba bisa muncul kembali dengan sebuah produk yang spesifik, unggul, dan membawa spirit luar biasa bagi kemajuan dan kesejahteraan warganya. Beberapa hal bisa ditelaah melalui pendataan Pemetaan Swadaya PLPBK Desa Jatisaba tahun 2010 berdasarkan data kependudukan

Tabel Penduduk Desa Jatisaba Berdasarkan Mata PencaharianNoMata PencaharianJumlah (orang)Prosentase

1Petani/ternak sendiri28423.41%

2Pegawai Negeri Sipil776.35%

3TNI / Polri191.57%

4Pengusaha110.91%

5Pengrajin151.24%

6Pertukangan131.07%

7Perbengkelan30.25%

10Buruh tani38131.41%

11Buruh industry756.18%

12Buruh bangunan786.43%

13Angkutan675.52%

14Pensiunan383.13%

15Pedagang 15212.53%

1213

Sumber : Monografi Dinamis Desa 2010Terlihat bahwa sektor pertanian menjadi mayoritas mata pencaharian. Kegiatan ekonomi ikutan dari pertanian diprediksikan akan tumbuh berkembang semisal traktor, ricemill, penggilingan tepung, pemarut kelapa, dll. Perlu adanya prioritas pengembangan sektor pertanian, perdagangan, dan jenis kegiatan usaha kecil menengah agar bisa menjadi produk unggulan dan bisa bersaing dengan daerah lain. Berdasarkan serangkaian kegiatan pada PLPBK tahun 2010 maka diketahui produk unggulan dan berpotensi bisa mengangkat perekonomian secara menyeluruh yakni; untuk pertanian jenis padi organik, peternakan sapi, unggas, dan perikanan sangat potensial dikembangkan, sedang untuk UKM jenis kerajinan kayu/ mebel dan industri tempe mempunyai prospek yang cerah.

6. Analisis Pengembangan Bidang PertanianAnalisa SWOT bidang perdagangan dan jasa yang dilakukan dalam rembug warga menghasilkan sebagai beikut :Kekuatan/ kelemahanKesempatan/ ancaman

Mayoritas bekerja pada sector ini

Pasar terbuka lebar untuk produk padi organik.

Luas lahan mencukupi, kesuburan dan produktifitas tanaman padi tinggiBahan limbah ternak, limbah tani dan alat sudah tersedia. Teknologi pun sudah dibekali. Pasar terbuka lebar.

Belum memanfaatkan limbah pertanian dan peternakan Kesuburan tanah dan ketersediaan air mencukupi

Beberapa belum teraliri karena saluran irigasi belum memadai.

Alternatif Action plan/ tindakan dari hasil analisis SWOT :1. Mengarahkan pengelolaan pertanian dengan sistem-sistem yang lebih komprehensif seperti SRI (System Rice Intensifikasi) dengan pengaturan pola jarak tanam dan pemakaian pupuk organik. 2. Pemeliharaan dan peningkatan saluran irigasi.3. Pemanfaatan limbah pertanian.4. Memperkuat kelembagaan yang telah ada khususnya Gapoktan (gabungan kelompok tani ternak) dan mengintensifkan kerjasama dengan pihak pemerintah desa dan kecamatan juga dengan Dinas Pertanian dan Kehutanan, Dinas Pekerjaan Umum.7. Analisis Pengembangan Ekonomi Bidang Peternakan Dan Perikanan Analisis SWOT bidang peternakan dan perikanan yang dilakukan dalam rembug warga menghasilkan sebagai berikut :Kekuatan/ kelemahanKesempatan/ ancaman

Hampir semua warga mempunyai usaha ternak walau sifatnya sampinganBagaimana mengorganisasikan peternak dalam sebuah komunal

Kendala biaya produksi tidak sebanding dengan hasil produksiPasar terbuka lebar, pesaing meningkat

Limbah ternak belum diolahBisa dimanfaatkan sendiri atau dimanfaatkan pesaing.

Alternatif Action plan/ tindakan dari hasil analisis SWOT :1. Pengelolaan limbah ternak menjadi kompos organik dan biogas.2. Membuat kandang-kandang komunal yang memenuhi kriteria sanitasi.3. Intensifikasi di dalam pembibitan dan penggemukan.4. Pemilihan jenis ikan yang sesuai dengan kondisi pasar.5. Menambah nilai lebih perikanan berupa paket wisata kuliner dengan komoditas utama ikan.6. Memperkuat kelembagaan yang telah ada khususnya Gapoktan (gabungan kelompok tani ternak) dan mengintensifkan kerjasama dengan pihak pemerintah desa dan kecamatan juga dengan Dinas Peternakan dan Perikanan.8. Analisis Pengembangan Ekonomi Bidang Perdagangan Dan JasaAnalisis SWOT bidang perdagangan dan jasa yang dilakukan dalam rembug warga menghasilkan sebagai beikut :Kekuatan/ kelemahanKesempatan/ ancaman

Jenis dagang dan jasa beragam untuk skala layanan desaUsaha pertanian dan peternakan membutuhkan barang dan jasa

Pemasaran kurangDinas terkait punya komitmen untuk pengembangan

Alternatif Action plan/ tindakan dari hasil analisis SWOT :1. Membuat semacam etalase/ ruang display sebagai media promosi dan pemasaran produk-produk dari Desa Jatisaba.2. Peningkatan kualitas produksi dengan melakukan standarisasi kesehatan, penggunaan mesin-mesin produksi.3. Menambah nilai lebih produk melalui packaging (kemasan), diversifikasi barang dan rasa, menjaga kestabilan rasa, membuat sesuatu yang khas.4. Pembentukan Kelembagaan berupa kelompok-kelompok usaha yang berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.9. Analisis Pengembangan Wisata Sejarah Dan Rintisan Desa WisataAnalisis SWOT bidang perdagangan dan jasa yang dilakukan dalam rembug warga menghasilkan sebagai berikut :Kekuatan/ kelemahanKesempatan/ ancaman

Sebagai tempat kelahiran Pahlawan Nasional Usman Janatin Wisata sejarah sebagai bagian dari edukasi dan menanamkan nilai-nilai kepahlawanan

Visual pertanian indah,peternakan banyakTren wisata kea rah wisata minat khusus termasuk pertanian dan peternakan

Belum dimanfaatkan sebagai penambah nilai ekonomi

Alternatif Action plan/ tindakan dari hasil analisis SWOT :1. Publikasi dengan kegiatan awal berupa kegiatan olahraga (turnamen Usman Janatin Cup).2. Membuat monument dan fasilitas pendukung. 3. Kerjasama dengan Angkatan Laut. 4. Mengelola potensi pertanian dan peternakan untuk dijadikan pusat studi maupun wisata agro.5. Kerjasama dengan dinas pendidikan, disbudparpora, dan pihak ketiga.10. Analisis Pengembangan Usaha Kecil Menengah KecilAnalisis SWOT bidang Usaha Kecil Menengah yang dilakukan dalam rembug warga menghasilkan sebagai berikut :Kekuatan/ kelemahanKesempatan/ ancaman

Produk kerajinan beragam baik mebel maupun tempePasar terbuka namun kalah bersaing

Belum ada kelompok kerja Dinas terkait terdapat program pengembangan UKM

B. ANALISIS DAYA DUKUNG CLUSTER TERHADAP KAWASANKondisi ideal adalah setiap cluster harus mampu mendukung wilayah yang lebih besar dalam sebuah arahan yang jelas. Selain itu antar cluster juga harus bersinergi sehingga tercipta keterkaitan yang saling menguntungkan. Cluster disini mencakup wilayah RW dan atau juga Dusun. Metode yang digunakan adalah dengan analisis SWOT.Sebagaimana dalam Visi, Misi, dan Strategi dan issue makro yang didapat dari serangkaian kegiatan PLPBK bahwa perwujudan kesejahteraa masyarakat Desa Jatisaba dimulai dengan peningkatan bidang pertanian dan peternakan untuk kemudian disinergikan dengan aspek yang lain agar berdampak sistemik bagi kemajuan dan kesejahteraan desa. Sehingga fungsi dan peran dari wilayah kecil (cluster) terhadap kawasan harus jelas.1. Cluster 1 (Dusun Jatisaba) Meliputi wilayah RW 1, RW 2, RW 4SWOTPeran / fungsi kawasan

Sentra kegiatan perekonomian barang dan jasa (jenis usaha beragam namun belum tersinergi)Menyuplai kebutuhan dan memasarkan produk

2. Cluster 2 (Dusun Kalibinong dan dusun sanggrahan) Meliputi wilayah RT 7 dan RT 8SWOTPeran / fungsi kawasan

Sentra kegiatan UKM, perikanan, kerajinan. Keunggulan SDM dalam berproduksi belum diimbangi kemampuan manajerialSebagai pengguna hasil pertanian tanaman keras, dan sekaligus konsumen bagi wilayah lain

3. Cluster 3 (Dusun Tawangsari)Meliputi wilayah RT 6 dan RT 11SWOTPeran / fungsi kawasan

Sentra peternakan dan potensi wisata heritage. Sebagai tempat kelahiran Pahlawan Nasional Usman Janatin merupakan sumbu pendek kemajuan desaPeternakan menjadi penyuplai pupuk dan sekaligus pengguna hasil pertanian.Menjadi magnet sekaligus membuka kegiatan ekonomi yang lebih luas.

C. ANALISIS DAYA DUKUNG SARANA PRASARANABerdasarkan ketersediaan sarana, proyeksi jumlah penduduk dan standar kebutuhan layanan fasilitas umum diperoleh tabulasi sebagai berikut :Tabel Analisis kebutuhan sarana prasaranaFASILITASjumlah penduduk 2010ketersediaan thn 2010standar skala layanan standar luas m2/ unitproyeksi jumlah pendu-duk 2015TAHUN 2015

kebutuhan standarkekurangan

Masjid3,264425006003,55920

Musholla 3.26472501003,559147

TK3.26435003,55941

SD/ MI3.2643160020003,55920

Lapangan Olahraga3.26423000090003,55910

Posyandu3.26451250603,55930

Puskesmas pembantu3.2641300003003,55900

Poskamling3.264410005003,55940

TPQ3.264410005003,55941

Pos hansip3.26402500123,55911

Taman bacaan3.264025001503,55911

Arena bermain3.26482502503,559146

Tong sampah3.2647653,559712636

Terlihat hampir semua fasilitas telah tercukupi di tahun akhir perencanaan yakni 2015. Hanya ada beberapa fasilitas yang kurang. Tabel Sebaran Fasilitas UmumFASILITASRW 1RW 2RW 3RW 4RW 5JUMLAH

RTRTRTRTRTRTRTRTRTRTRT

1235784910611

Masjid11114

Musholla 311117

TK1113

SD/ MI1113

Sarana Olahraga1113

Posyandu111115

Puskesmas pembantu11

Poskamling11114

TPQ11114

Pos hansip0

Taman bacaan0

Arena bermain11121118

Tong sampah

Sumber : Pemetaan Swadaya PLPBK Desa Jatisaba 2010Fasilitas umum untuk tahun 2015 sebagian telah tercukupi dengan kondisi saat ini. Berikut beberapa sarana yang masih kurang dan telah dibahas pada penyusunan RPLP tingkat basis termasuk bagaimana kriteria menentukan lokasi sebuah fasilitas umum.a. Fasilitas Peribadatan Masjid Berdasarkan standar kebutuhan layanan dan proyeksi jumlah penduduk maka fasilitas peribatan berupa masjid masih cukup. Tingkat kehadiran warga dalam sholat jamaah pun masih bisa terlayani. b. Fasilitas Peribadatan MusollaDilihat dari standar skala layanan kekurangan musholla adalah 7 bh. Dilihat dari sebaran lokasi maka perlu disediakan di wilayah RW 4 setidaknya 3 lokasi. Di wilayah RW 2 ditempatkan 1 lokasi terkait dengan radius bahwa musholla terdekat lebih dari 100 m jaraknya. c. Fasilitas TKBerdasarkan proyeksi untuk tahun 2015 fasilitas TK kekurangan 1 bh. Dilihat dari radius layanan maka lokasi yang paling layak disediakan fasilitas TK adalah di RT8 RW 3. Berdasarkan komposisi penduduk Data Desa Jatisaba menurut kelompok usia 0 6 thn sebanyak 269. Dengan asumsi usia TK 5 dan 6 tahun maka jumlah siswa TK adalah 90 siswa. Dari tabel kebutuhan fasilitas 5 tahun kedepan adalah 4 bh, maka jumlah siswa per TK 25 siswa terbagi dalam kelas kecil dan kelas besar.Tabel Sebaran Fasilitas UmumNoKelompok usia (th)Jumlah (jiwa)Prosentase (%)

1.0 - 626912.71%

2.7 - 1256726.80%

3.13 - 192029.55%

4.20 - 2647222.31%

5.27 - 4060628.64%

Jumlah2,116100.00%

Sumber : Daftar Isian Desa Jatisaba

d. Fasilitas Taman Pendidikan Al Quran (TPQ)Dengan asumsi dasar layanan kegiatan adalah setingkat TK dimana jumlah anak didik dalam kisaran jumlah murid TK maka standar yang dipakai adalah skala layanan TK, maka kebutuhan minimal yang harus dipenuhi adalah 1 bh. Namun keberadaan TPQ berbeda sifat dengan TK karena keberadaannya lebih banyak pada masjid-masjid atau musholla sepanjang ada kepengurusannya. Jadi tinggal bagaimana kelembagaan TPQ mewadahi aktifitasnya. e. Fasilitas Pos Hansip Skala kegiatan tingkat desa dengan skala pelayanan untuk 2500 jiwa. Saat dilakukan Pemetaan Swadaya tidak ada Pos Hansip. Namun karena kegiatan Pertahanan Sipil (Hansip) di Desa Jatisaba sifatnya insidental maka koordinasi kegiatan biasanya di Balai desa. Sehingga dalam PLPBK ini tidak direncanakan adanya fasilitas ruang untuk hansipf. Arena bermain Arena bermain di sini adalah sebuah area dengan luasan lebih dari 250 m2 yang khusus digunakan kegiatan bermain anak. Dari data Pemetaan Swadaya tahun 2010 ada 8 area. Sementara proyeksi tahun 2015 butuh 14 area. Maka kekurangan sebanyak 6 area. Namun perlu diperhatikan adalah bahwa penambahan fasilitas yang diikuti penambahan lahan tidak serta merta harus mengurangi lahan pertanian. beberapa alternatif antara lain dengan menggunakan tanah tidak produktif, tanah kas desa, atau melakukan ruislag terhadap lahan-lahan tertentu. D. ANALISIS JALAN DAN JEMBATANJalan dan jembatan merupakan sarana vital sebagai penghubung antar wilayah. Terlihat dari serangkaian kegiatan PLPBK hampir setiap basis selalu mengangkat permasalahan jalan. dalam analisa ini digunakan metode SWOT sehingga diharapkan diperoleh apa yang bisa dilakukan di dalam proses PLPBK ini terkait masalah Jalan dan jembatanKekuatan dan kelemahanPeluang dan tantangan

Jalan menjadi penghubunga aktivitas.Peningkatan, pemeliharaan jalan berbiaya besarKondisi jalan di Desa Jatisaba umumnya sudah kurang bagusJalan tani belum terinventarisir dan berfungsi dengan baikJalan setapak beberapa titik belum adaJalan menjadi motivator dengan penamaan nama-nama pahwalan atau tokoh setempat misalnya.Membuka akses dari luarEfisiensi khususnya dalam transportasiSifat gotong-royong yang masih ada bisa dimanfaatkan untuk pembuatan jalan terutama jalan tani sehingga biaya produksi tani bisa kecil.

Langkah-langkah pemenuhan kebutuhan akan sarana jalan yang memadai dengan cara : Peningkatan kualitas jalan lokal dan lingkungan dengan pengaspalan atau perbaikan jalan. Pembuatan dan perkerasan jalan skala lingkungan (RT dan RW) yang masih berupa jalan tanah, baik dengan paving, rabat beotn, atau aspal. Pembuatan jalan baru dan menormalisasi jalan tani. E. ANALISIS SALURAN DAN DRAINASESebagai kawasan pertanian air menjadi barang utama yang harus dipenuhi, baik volume maupun kualitasnya. Ketersediaan saluran irigasi akan menjamin kelancaran distribusi air hingga ke sawah. Drainase di sini dipahami sebagai saluran lingkungan dengan fungsi mengalirkan air hujan agar tidak menggenang yang bisa menampung dan mengalirkan limbah rumah tangga ke pembuangan air yang lebih besar.Kekuatan dan kelemahanPeluang dan tantangan

Irigasi merupakan sarana terpenuhinya air sawah bagi petani. Pemeliharaan saluran kurang sehingga terjadi endapan maupun sumbatan karena sampah.Tidak ada kelembagaan yang kuat..Produktfitas meningkat jika saluran irigasi baik.Pemeliharaan akan lebih mudah jika ada yang mengatur semua itu

Langkah-langkah pemenuhan kebutuhan akan sarana saluran dan irigasi yang memadai dengan cara : Normalisasi saluran irigasi. Peningkatan dan pemeliharaan saluran irigasi dan drainase. Merencanakan saluran irigasi dan drainase baru sesuai kebutuhan yang bisa menjawab permasalahan saat ini dan kedepan.F. ANALISIS PENGEMBANGAN AIR BERSIH dan MCK,Hasil Pemetaan Swadaya PLPBK Desa Jatisaba 2010 untuk sumber air PDAM adalah sbb Tabel Sumber air rumah tangga PDAMNoLokasi DesaDaerah PelayananJumlah SR (Sambungan Rumah)

Terlayani (Jiwa)Terjangkau Jaringan (Jiwa)

1RW 1590905118

2RW 2515486103

3RW 322567545

4RW 430557361

5RW 5256255

Sumer data : Pemetaan Swadaya PLPBK Desa Jatisaba 2010Analisis kebutuhan air bersih Desa Jatisaba Proyeksi Jumlah Penduduk Tahun 2015 adalah 3.559 jiwa. Maka kebutuhan total untuk melayani Desa Jatisaba.Tabel Analisi Kebutuhan Air Bersih Desa JatisabaB.1Penduduk

1.Jumlah PendudukJiwa3,559

2.Cakupan Pelayanan%10.00

3.Jumlah Penduduk Terlayani356

4.Total Jumlah Penduduk Jatisaba3,559

Total Jumlah Peddk Jatisaba26,362

B.2Kebutuhan Domestik

5.SR Unit90

6.HUUnit10

Jumlah SR dan HU

7.SR (7) = (3)*(5)/4Unit80

8.HU (8) = (3)*(6)/100Unit0

Jumlah Konsumsi Air

9.SR (9) = [(7)*120*4]/86400Lt/ Det0.44

10.HU (10) = [(8)*30*100]/86400Lt/ Det0.01

11.Kebutuhan Domestik

(11) = (9) + (10)Lt/ Det0.46

C.KEBUTUHAN NON DOMSETIK%20

Lt/ Det0.09

D.

D.1Kebutuhan Dasar Air BersihLt/ Det0.55

D.2Kehilangan Air Bersih%25

Lt/ Det0.14

D.4Kebutuhan Rata - RataLt/ Det0.69

D.5Kebutuhan Hari Maksimum (fhm 1,15)Lt/ Det0.79

D.6Kebutuhan Puncak (fhm = 1,65)Lt/ Det1.13

TOTAL DEMAND (Puncak)Lt/ Det1.13

ESUPPLY - DEMANDLt/ Det-1.13

Data tersebut bisa dugunakan sebagai masukan bagi instansi terkait baik penyediaan air maupun perpipaannya.Dari hasil Pemetaan Swadaya dan Rembug Warga terkait dengan permasalahan air bersih, MCK, dan Sampah, dilakukan analisis dengan metode SWOT. Aspek yang dibahas yakni masalah Sumber air, Sampah, dan MCK, dengan kesepakat sebagai berikut :

Kekuatan dan kelemahanPeluang dan tantangan

Sumber air dari sumur gali. PDAM, dan teraliri irigasi teknis dan sungai klawing.Menjaga sumber air baik kualitas maupun kuantitas

Sumber air tanah dari sumur gali beberapa titik tercemar.Penjernihan air dengan metode sederhana

Sarana MCK banyak yang belum punyaPenyadaran PHBS khususnya masalah MCK bagi warga

Pengelolaan air bersih dapat dimulai dengan pengelolaan air permukaan terlebih dulu, yaitu: Pengendalian aliran air permukaan yang dilakukan dengan cara memperpanjang waktu air bertahan di permukaan tanah dan meningkatkan jumlah air yang masuk ke dalam tanah, dengan cara penghijauan pada daerah-daerah yang kosong dan pekarangan rumah-rumah penduduk. Program Biopori, untuk meningkatkan tangkapan air hujan Meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah. Cara yang paling efektif adalah dengan optimalisasi penutupan tanah dengansi tumbuhan. Penyediaan sarana dan prasarana air bersih bagi masyarakat Program pengembangan dan peningkatan sumber air baku Perluasan jaringan PDAM NoUraianTahun 2010

Jumlah PendudukDomestikNon DomestikTotal Timbulan (m/ Hari)Rekomendasi Pengelolaan

0,0025 m/Org/HariPerdagangan/ PerkantoranPelayanan Umum

Standart10%10%

1RW 190525.1211.5818.96Sistem On Site

2RW 248612.756.2210.18Sistem On Site

3RW 367523.828.6414.14Sistem On Site

4RW 457313.247.3312.01Sistem On Site

5RW 562523.548.0013.10Sistem On Site

Jumlah3,2648184268.39Sistem On Site

Tabel Analisis PersampahanSumber : analisis persampahan PLPBK Desa Jatisaba

Tabel Analisis Persampahan proyeksi tahun 20015NoUraianTahun 2015

Jumlah PendudukDomestikNon DomestikTotal Timbuan (m/ Hari)Rekomendasi Pengelolaan

0,0025 m/Org/HariPerdagangan/ PerkantoranPelayanan Umum

Standart10%10%

1RW 198725.5812.6320.68Sistem On Site

2RW 253013.006.7811.11Sistem On Site

3RW 373624.169.4215.42Sistem On Site

4RW 462523.548.0013.10Sistem On Site

5RW 568123.858.7114.27Sistem On Site

6Jumlah3,5599204674.57Sistem On Site

Sumber : analisis persampahan PLPBK Desa Jatisaba

Berdasarkan data pemetaan swadaya terlihat permasalahan sanitasi lingkungan menjadi masalah utama. Beberapa hal telah dan akan dilakukan di Desa Jatisaba adalah : Jambanisasi keluarga. dan MCK umum Penyadaran PHBS hingga dibuat Aturan Bersama melarang kebiasaan MCK di saluran irigasi.Untuk masalah persampahan beberapa dijadikan alternatif penanganan persampahan, yaitu; Penyediaan tong sampah yang telah dipilah sampah organik dan an-organik pada tiap rumah tangga dengan sistem pengangkutan dan pengelolaan disepakati bersama dengan kerjasama pihak terkait. Bagi wilayah yang belum terlayani oleh sistem pengelolaan sampah pemerintah, maka pengelolaan sampah dilakukan secara swadaya murni baik dalam bentuk individu maupun komunal dengan cara: dibakar maupun ditimbun. Pengelolaan sampah organik selanjutnya dapat dilakukan melalui mekanisme kemitraan dengan peternak atau dengan rumah tangga. G. ANALISIS BIDANG PERTANAHANBerdasarkan data pemetaan swadaya kepemilikan kapling rumah yang telah bersertifikat ada 513 bh dari 878 rumah atau dengan kata lain baru 58 % rumah dengan tanah bersertifikat.Hal ini disebabkan :Tanah sudah dibagi ke ahli waris dan telah dibangun rumah, namun sertifikat masih milik 1 orang. Hal demikian bisa berdampak negative; Pemilik rumah tidak serta merta bisa memanfaatkan sertifikatnya untuk kepentingan tertentu. seperti :untuk agunan bank, mendapat bantuan, maupun syarat-syarat lain yang mengharuskan sertifikat tanah. Resiko konflik intern keluarga menjadi tidak mudah ketika sudah memasuki ranah hukum. Kenyamanan pemilik rumah terganggu. Pihak pemerintah tidak bisa mendapat Pajak Bumi dan Bangunan dari yang semestinya.Dampak positif menurut warga dari belum ada sertifikat adalah tanah pekarangan tidak mudah beraihj ke pihak lain karena harus bermusyawarah dengan ahli waris yang lain.Namun sebesar apapun jika memang tidak bersertifikat tetap harus diupayakan karena menyangkut banya hal seperti tersebut di atas.Upaya yang bisa dilakukan adalah : Dengan penyadaran arti pentingnya sertifikat tanah atas bangunan mereka. Sertifikasi masalH. ANALISIS PENGEMBANGAN PELAYANAN PUBLIKPelayanan publik dalam hal ini adalah segala kegiatan yang dilakukan bagi kemanfaatan masyarakat yang dilakukan oleh organisasi atau lembaga yang ada di desa. FASILITASjumlah penduduk 2010ketersediaan thn 2010standar skala layanan standar luas m2/ unitproyeksi jumlah pendu-duk 2015TAHUN 2015

kebutuhan standarkekurangan

Masjid3.26442.5006003.5592-

Musholla 3.26472501003.559147

TK3.26431.0005003.55941

SD/ MI3.26431.6002.0003.5592-

Posyandu3.26451.250603.5593-

Puskesmas pembantu3.264130.0003003.559--

Poskamling3.26441.0005003.5594-

TPQ3.26441.0005003.55941

Untuk fasilitas pelayanan publik Balai Desa sudah tersedia namun kurang representative terkait dengan Koefisien Dasar Bangunan mencapai 95%. Sehingga kebutuhan parkir tidak terlayani. Kegiatan Posyandu sudah terpenuhi untuk proyeksi 5 tahun ke depan namun karena sifat kegiatan yang tidak intens sejauh ini memanfaatkan rumah warga yang dianggap mampu menampung kegiatan sebagai tempat operasional namun tidak mengganggu kegiatan tuan rumah. Pengembanga ke depan adalah dengan menyediakan ruang/ bangunan khusus posyandu.Fasilitas Musholla untuk proyeksi tahun 2015 kekurangan 7 bh. Namun dilihat dari jangkauan layanan kurang 1 bh yakni di RT 5. Terpenuhinya sarana musholla ini dikarenakan tingkat religius warga Desa Jatisaba cukup baik ditandai banyak rumah yang disediakan msholla keluarga. Sehingga pengadaan musholla belum dirasa mendesak.Keberadaan Taman Pendidikan Al Quran (TPQ) dirasa perlu. Melihat dari sebarannya maka direncanakan di wilayah Dusun Jatisaba dilakukan penambahan 1 bh. Agak spesifik kegiatan TPQ ini biasa dilakukan di Masjid/ musholla sehingga penambahan sarana fisik dirasa belum perlu.Masalah keamanan merupakan salah satu pelayanan terhadap public. Secara standar layanan kebutuhan berdasar rasio jumlah penduduk maka untuk 5 tahun ke depan sudah cukup. Namun dilihat dari skala layanan berdasar jarak masih banyak yang belum terpenuhi. Maka pengembangan yang direncanakan adalah dengan penyediaan poskamling di tiap RW.I. ANALISIS PENGEMBANGAN KELEMBAGAANKelembagaaan menjadi issue yang cukup sentral di Desa Jatisaba. Dimana kegiatannya menyangkut sifat social yang sangat sensitive. Setelah melalui serangkaian kegiatan dalam PLPBK ini melalui Sarasehan kelembagaan muncul potensi dan masalah dan sekaligus langkah-langkah / agenda yang akan dilakukan.POTENSI KELEMBAGAAN Sumber Daya Manusia cukup baik secara kualitatif maupun kuantitatif dilihat dari pengalaman secara personal baik profesi maupun organisasi, ditandai dengan banyaknya kelompok-kelompok usaha yang aktif yang tergabung dalam Gapoktan, Kelompok Vokasi, BKM, dll. Persamaan persepsi yang sudah muncul untuk terwujudnya Kelembagaan Desa Jatisaba yang akuntable, transparan,harmonis, selaras, dan saling mendukung. PERMASALAHAN Belum berfungsinya Lembaga-lembaga Desa secara optimal termasuk Tupoksi (tugas pokok dan fungsi) tiap Lembaga belum tersosialisasi dan terlaksana dengan baik mulai dari struktur ke-RT-an, BPD, LKMD, dan yang lainnya. Pengawasan dan pembinaan dari Pihak Kecamatan kepada Pihak Desa berjalan kurang optimal. Belum banyak Perdes yang mengatur dan mengikat aspek-aspek di Desa sehingga dalam pelaksanaan kegiatan banyak sekali kendala.

Setelah dianalisis dalam acara sarasehan kelembagaan maka disepakati beberapa tindak lanjut untuk mengembangkan kelembagaan di Desa Jatisaba yakni :1. Peningkatan kapasitas perangkat maupun anggota dengan konsultasi ke tingkat kecamatan untuk dilakukan pembinaan secara berkala.2. Koreksi internal dan eksternal tiap lembaga-lembaga yang ada dengan melalui serangkaian pertemuan-pertemuan rutin.3. Adanya Tupoksi tiap lembaga dan strukturnya dengan jelas dan berkekuatan hokum berupa Surat Tugas maupun Surat Keputusan yang dilakukan pihak Desa maupun sesuai dengan AD/ART lembaga terkait.4. Hubungan antar lembaga lebih disinergikan.

J. INDIKASI PROGRAMIndikasi program bertujuan agar program rencana pembangunan Desa Jatisaba bisa dilaksanakan secara terarah, terorganiasi, terukur sehingga mudah dalam pengendalian pelaksanaan dan pengambilan keputusan.Memuat program pembangunan, lokasi, tujuan, pentahapan, sumber dana yang bisa dialokasikan, dan tanggungjawab pelaksanaan. Pentahapan dalam pelaksanaan pada prinsipnya didasarkan pada : Tingkat kemendesakan penanganan terkait dengan penataan lingkungan dan permukiman juga dampak bagi masyarakat kurang mampu. Adanya kawasan yang bisa berdampak sistemik bagi kemajuan Desa Jatisaba. Strategi penggunaan dana dari dana yang sudah ada dan sumber dana yang memungkinkan bisa masuk program-program di Desa JatisabaTahapan pembangunan dan pengembangan Desa Jatisaba dibagi menjadi 5 tahapan, yaitu: Tahap I : tahun 2011 Tahap II : tahun 2012 Tahap III : tahun 2013 Tahap IV : tahun 2014 Tahap V : tahun 2015Dimungkinkan pelaksanaan program dalam beberapa tahap/tahun menyesuaikan kondisi yang ada. Dalam pelaksanaannya, program-program pembangunan dilakukan melalui: Channeling dengan instansi terkait baik swasta maupun pemerintah Dana BLM (bantuan langsung masyarakat) PNPM-MP dan dari sumber-sumber sejenis Swadaya, swadana, dan swakelola masyarakatIndikasi program pembangunan di Desa Jatisaba sebagai berikut.

Tabel Indikasi Program Pembangunan Desa JatisabaNoProgram PembangunanLokasiTujuan PembangunanTahap Pemba-ngunanSumber Biaya

1Penataan Kawasan Permukiman kurang sehat Penataan kandang Penyediaan dan penataan saluran dan drainase Penanganan masalah MCK Mengembangkan Tempat lahir Pahlawan Nasional Usman Janatin menjadi tempat bersejarahRW V Menata lingkungan agar bersih dan sehat Mengembangkan bidang peternakan Memberi keteladanan/ contoh lingkungan yang sehat

I, II BLM Channeling dengan instansi terkait Swadaya

2 Pengelolaan persampahanRW I, RW II,RW IV Mengatasi dampak sampah bagi kesehatan Memanfaatkan sampah lebih bernilaiII, III BLM Channeling Swadaya

3Penataan dan pembangunan ruang terbuka publik melalui : Pembuatan Taman Desa, Penataan Lapangan Usman Janatin, dan Penyiapan kapling untuk bangunan publikRT 7/ RW III Mengarahkan pengembangan Desa Jatisaba sesuai dengan peruntukan lahan yang disepakati Mempunyai landmark/ tetenger desa II,III,IV,V BLM Channeling dengan instansi terkait Swadaya

4Pengembangan pertanian dan peternakan, melalui: Penguatan fungsi Gapoktan Perbaikan pengairan dengan normalisasi dan pembuatan saluran baru Normalisasi jalan tani Channeling program dengan instansi terkaitDesa Jatisaba Meningkatkan hasil produksi dan nilai tambah Menjaga kelestarian lahan Meningkatkan kemampuan petani peternak

III Swadana Channeling

5Pengembangan Usaha Kecil: Peningkatan SDM melalui pelatihan Channeling program dengan instansi terkait untuk produksi & pemasaran Bantuan ModalRW IIIRW I,RW II,RW IV Meningkatkan produksi Membuka pasar Mengembangkan jiwa entrepreneur II, III,IV Swadaya Channeling

6Peningkatan kualitas lingkungan, dan permukiman yang meliputi : Penataan bangunan dan tata hijau Perbaikan saluran air daan jaringan drainase Penyediaan MCK umum, tandon air umum Perbaikan jaringan jalan lingkungan Desa Jatisaba Peningkatan kualitas lingkungan permukiman Perbaikan sarana dan prasarana lingkungan Pemenuhan ruang hijau

III, IV, V Swadana Channeling BLM

K. RENCANA INVESTASIBerdasarkan serangkain kegiatan Program Penataan Lingkungan dan Permukiman Berbasis Komunitas Desa Jatisaba Tahun 2010 diperoleh kebutuhan fisik yang tertuang dalam usulan pembangungunan, yakni :NOKOMPONEN KEGIATANWILAYAH

RT 1RT 2RT 3RT 4RT 5RT 6RT 7RT 8RT 9RT 10RT 11JumlahSat

1Jalan setapak 2132033604131421173341,782m1

2Saluran Irigasi 480480m1

3Drainase720305.51054258654142261233,184m1

4Talud467403816781,566m1

5SPAL11510017821414m1

6MCK Komunal235bh

7Jamban keluarga311618154191732133924228bh

8Kandang Komunal321511bh

9Bak Sampah6769823011460455675445629bh

10Lampu penerangan jalan2514301246221531121227246bh

11TPS/ sampah komunal1111111111111bh

12Gedung Kesenian11bh

13Sumur Gali Sehat41280291812359bh

14Taman Bermain112bh

15TPQ0bh

16Perpustakaan11bh

17Musholla11bh

18Rumah Kompos112bh

19Gapura1113bh

20Plat Jembatan11bh

21Bak tampung air umum112bh

22Gerobak sampah111115bh

23Perbaikan plat jembatan 11bh

Dari kebutuhan fisik/ usulan program kegiatan fisik tersebut bisa dikalkulasi berapa kebutuhan biaya.Berdasarkan indikasi program dan strategi pelaksanaan maka disepakati Rencana Investasi Pengembangan Desa Jatisaba sebagai berikut :

NOKOMPONEN KEGIATANVolume SatPERKIRAAN SUMBER DANAPELAKSANAAN

HARGA SATUAN JUMLAH 20112012201320142015

1Jalan setapak 1.782 m175.000 133.650.000 BLM, SWADAYA

2Saluran Irigasi 480 m1210.000 100.800.000 BLM, SWADAYA, APBD

3Drainase3.184 m1160.000 509.360.000 BLM, SWADAYA, APBD

4Talud1.566 m1125.000 195.750.000 BLM, SWADAYA, APBD

5SPAL414 m190.000 37.260.000 BLM, SWADAYA

6MCK Komunal5 bh12.500.000 62.500.000 BLM, SWADAYA

7Jamban keluarga228 bh3.000.000 684.000.000 BLM, SWADAYA

8Kandang Komunal11 bh30.000.000 330.000.000 BLM, SWADAYA

9Bak Sampah629 bh100.000 62.900.000 BLM, SWADAYA

10Lampu penerangan jalan246 bh200.000 49.200.000 BLM, SWADAYA, APBD

11TPS/ sampah komunal11 bh250.000 2.750.000 BLM, SWADAYA

12Gedung Kesenian1 bh40.000.000 40.000.000 BLM, SWADAYA

13Sumur Gali Sehat59 bh750.000 44.250.000 BLM, SWADAYA

14Taman Bermain2 bh15.000.000 30.000.000 BLM, SWADAYA

15TPQ- bh- BLM, SWADAYA

16Perpustakaan1 bh40.000.000 40.000.000 BLM, SWADAYA

17Musholla1 bh40.000.000 40.000.000 BLM, SWADAYA

18Rumah Kompos2 bh15.000.000 30.000.000 BLM, SWADAYA

19Gapura3 bh18.000.000 54.000.000 BLM, SWADAYA

20Plat Jembatan1 bh8.000.000 8.000.000 BLM, SWADAYA

21Bak tampung air umum2 bh1.000.000 2.000.000 BLM, SWADAYA

22Gerobak sampah5 bh400.000 2.000.000 BLM, SWADAYA

23Perbaikan plat jembatan 1 bh4.000.000 4.000.000 BLM, SWADAYA, APBD

24Jalan Tani, irigasi