Author
i-putu-adi-surya-mahardika
View
229
Download
1
Embed Size (px)
I. TUJUAN
1. Mempelajari rumus-rumus lensa.
2. Mempelajari cacat-cacat lensa.
II. DASAR TEORISinar adalah sebuah abstraksi atau instrumen yang digunakan untuk menentukan arah perambatan cahaya. Sinar sebuah cahaya akan tegak lurus dengan muka gelombang cahaya tersebut, dan ko-linear terhadap vektor gelombang. Optik merupakan cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang konsep cahaya. Optika terbagi ke dalam 2 bagian yaitu Optik Geometris dan Optik Fisis. Optik Geometris membahas tentang pemantulan dan pembiasan. Sedangkan Optik Fisis membahas tentang sifat-sifat cahaya, interferensi cahaya, hakikat cahaya dan pemanfaatan sifat-sifat cahaya. Optik geometris atau optik sinar menjabarkan perambatan cahaya sebagai vektor yang disebut sinar 2.1 LensaLensa biasanya terbuat dari kaca, plastik, atau fiber yang mampu membelokkan (membiaskan) berkas-berkas cahaya yang melewatinya sehingga jika didepan lensa itu ada suatu benda maka akan terbentuk bayangan dari benda itu. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali alat atau benda optik yang dalam melakukan tugasnya menggunakan fungsi dan cara kerja lensa ini. Secara umum lensa dibagi menjadi dua, yaitu lensa positif (lensa cembung) dan lensa negatif (lensa cekung).A. Lensa Positif (Lensa Cembung)
Lensa cembung memiliki bagian tengah yang lebih tebal daripada bagian tepinya. Sifat dari lensa ini adalah mengumpulkan sinar sehingga disebut juga lensa konvergen. Sifat bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik, diperbesar. Tiga sinar istimewa pada lensa cembung:
Gambar 2.1. (1) Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik fokus aktif F1, (2) Sinar datang melalui titik fokus pasif F2 dibiaskan sejajar sumbu utama, (3) Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa pembiasan
B. Lensa Negatif (Lensa Cekung)
Lensa cekung memiliki permukaan pemantul yang bentuknya melengkung atau membentuk cekungan. Garis normal pada cermin cekung adalah garis yang melalui pusat kelengkungan, yaitu di titik M atau 2F. Sinar yang melalui titik ini akan dipantulkan ke titik itu juga. Cermin cekung bersifat mengumpulkan sinar pantul atau konvergen. Ketika sinar-sinar sejajar dikenakan pada cermin cekung, sinar pantulnya akan berpotongan pada satu titik. Titik perpotongan tersebut dinamakan titik api atau titik fokus (F). Ketika sinar-sinar datang yang melalui titik fokus mengenai permukaan cermin cekung, ternyata semua sinar tersebut akan dipantulkan sejajar dengan sumbu utama. Akan tetapi, jika sinar datang dilewatkan melalui titik M (2F), sinar pantulnya akan dipantulkan ke titik itu juga.
Gambar 2.1. (1) Sinar datang sejajar sumbu utama lensa akan dibiaskan seakan-akan berasal dari titik fokus aktif F1, (2) Sinar datang seakan-akan menuju titik fokus pasif F2 akan dibiaskan sejajar sumbu utama, (3) Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa pembiasan.Untuk penyederhanaan, lensa cembung di tulis (+) dan lensa cekung ().
Gambar 2.1. Gambar sederhana lensa (a) lensa positif (b) lensa negatif.
Tabel 2.1. Jarak Benda Jarak Bayangan dan Sifat Bayangan pada LensaJenis lensaJarak Benda (s)Sifat Bayangan
PositifPositifPositifPositifPositifPositifNegatifAntara pusat optik dan fokus utama (F)Tepat di fokus utamaAntara F dan 2FTepat di 2FAntara 2F dan jauh tak terhinggaDi jauh tak terhinggaAntara pusat optik dan jauh tak terhinggaMaya, tegak, diperbesarBayangan di jauh tak terhingga Nyata, terbalik, diperbesarNyata, terbalik, sama besarNyata, terbalik, diperkecil Nyata, terbalik, diperkecilMaya, tegak, diperkecil
2.2 Dalil Esbach Seperti pada pemantulan cahaya, pada pembiasan cahaya juga digunakan dalil Esbach untuk membantu menentukan posisi dan sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa positif. Nomor ruang untuk lensa, untuk benda dan nomor ruang untuk bayangan dibedakan. Nomor ruang untuk benda menggunakan angka Romawi (I, II, III, dan IV), sedangkan untuk ruang bayangan menggunakan angka Arab (1, 2, 3 dan 4) seperti pada gambar berikut ini:
Gambar 2.2. Penomoran Ruang menurut Dalil Esbach.
Posisi bayangan ditentukan dengan menjumlahkan nomor ruang benda dan nomor ruang bayangan, yakni harus sama dengan lima. Misalnya benda berada di ruang II, maka bayangan ada di ruang 3. Lengkapnya dalil Esbach untuk lensa dapat disimpulkan sebagai berikut.Dalil Esbach1.2.
Jumlah nomor ruang benda dan nomor ruang bayangan sama dengan lima.Untuk setiap benda nyata dan tegak:
a. Semua bayangan yang terletak di belakang lensa bersifat nyata dan terbalik.
b. Semua bayangan yang terletak di depan lensa bersifat maya dan tegak.
3.
Bila nomor ruang bayangan lebih besar dari nomor ruang benda, maka ukuran bayangan lebih besar dari bendanya dan sebaliknya.
2.3 Lensa Gabungan
Lensa gabungan merupakan gabungan dari dua atau lebih lensa dengan sumbu utamanya berhimpit dan disusun berdekatan satu sama lain sehingga tidak jarak antara lensa yang satu dengan lensa yang lain (d=0). Untuk mendapatkan persamaan gabungan perhatikan Gambar 5 berikut ini:
Gambar 2.3. Pembentukan bayangan pada dua lensa yang disusun sangat berdekatan d = 0.Dengan menggunakan persamaan pembuat lensa didapatkan:
Rumus lensa tipis untuk masing-masing lensa adalah:
Karena , maka:
Dimana
f= fokus lensa
s= jarak benda
s= jarak bayangan benda
2.4 Fokus LensaFokus lensa (F) didefinisikan sebagai letak bayangan jika bendanya berada di titik tak hingga. Jarak fokus lensa (f) adalah jarak dari pusat optik ke titik fokus (F). Hubungan antara fokus lensa f, jarak benda g, dan jarak bayangan b untuk sebuah lensa dapat diperoleh dari optika geometri.
Gambar 2.4. Arah jalannya tiga berkas cahaya pada lensa positif Dari gambar ini didapatkan persamaan:
2.5 Kuat Lensa
Kuat lensa berkaitan dengan sifat konvergen (mengumpulkan berkas sinar) dan divergen (menyebarkan sinar) suatu lensa. Untuk Lensa positif, semakin kecil jarak fokus, semakin kuat kemampuan lensa itu untuk mengumpulkan berkas sinar. Untuk Lensa negatif, semakin kecil jarak fokus semakin kuat kemampuan lensa itu untuk menyebarkan berkas sinar. Oleh karenanya kuat lensa didefinisikan sebagai kebalikan dari jarak fokus.
2.6 Hukum SnelliusHukum Snellius juga disebut Hukum pembiasan atau Hukum sinus dikemukakan oleh Willebrord Snellius pada tahun 1621 sebagai rasio yang terjadi akibat prinsip Fermat. Pada tahun 1637, Ren Descartes secara terpisah menggunakan heuristic momentum conservation in terms of sines dalam tulisannya Discourse on Method untuk menjelaskan hukum ini. Cahaya dikatakan mempunyai kecepatan yang lebih tinggi pada medium yang lebih padat karena cahaya adalah gelombang yang timbul akibat terusiknya plenum, substansi kontinu yang membentuk alam semesta.2.7 Cacat LensaCacat Lensa (aberasi lensa) terdiri dari 6 macam, yaitu:a. Aberasi sferis ( disebabkan oleh kecembungan lensa)Sinar-sinar paraksial / sinar-sinar dari pinggir lensa membentuk bayangan di pusat optik. Aberasi ini dapat dihilangkan dengan mempergunakan diafragma yang diletakkan di depan lensa atau dengan lensa gabungan aplanatis yang terdiri dari dua lensa yang jenis kacanya berlainan.b. Koma Terjadi akibat tidak sanggupnya lensa membentuk bayangan dari sinar di tengah-tengah dan sinar tepi. Pada aberasi koma, sebuah titik benda akan terbentuk bayangan seperti bintang berekor, gejala koma ini tidak dapat diperbaiki dengan diafragma.c. AstigmatismaDisebakan titik benda membentuk sudut besar dengan sumbu sehingga bayangan yang terbentuk ada dua yaitu primer dan sekunder. Apabila sudut antara sumbu dengan titik benda relatif kecil maka kemungkinan besar akan berbentuk koma.1. Kelengkungan medanBayangan yang dibentuk oleh lensa pada layar letaknya tidak dalam satu bidang datar, melainkan pada bidang lengkung. Peristiwa ini disebut lengkungan medan atau lengkungan bidang bayangan.2. DistorsiDistorsi atau gejala terbentuknya bayangan palsu. Terjadinya bayangan palsu ini karena di depan atau di belakang lensa diletakkan diafragma atau celah. Benda berbentuk kisi akan tampak bayangan berbentuk tong atau berbentuk bantal. Gejala distorsi ini dapat dihilangkan dengan memasang sebuah cela di antara dua buah lensa.3. Aberasi kromatisTerjadi karena fokus lensa berbeda-beda untuk setiap warna. Akibatnya bayangan yang terbentuk akan tampak dengan berbagai jarak dari lensa.
III. ALAT DAN BAHAN
1. Lampu dan gambar kisi sebagai benda2. Lensa positif 1 dan standar
3. Lensa positif 2 dan standar
4. Lensa negatif dan standar
5. Layar
6. Penggaris sebagai rel
7. Celah kecil sebagai standar
8. Celah besar sebagai standar
9. Celah pinggir sebagai standar
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
A.Menentukan Jarak Fokus Lensa Positif dengan Metode Lensa Tipis
a. Alat disusun seperti gambar 4.
b. Jarak sumber cahaya diatur terhadap layar dan ukur s jika bayangan diperbesar dan diperkecil.
c. Diulangi 5 kali untuk mendapatkan variasi data.
d. Percobaan dilakukan 2 untuk jarak sebesar: 100, 95, 90, 85, 80, dan 75 cm.B. Menentukan Fokus Lensa Negatif
1. Bentuk bayangan real dengan digunakan lensa positif.
2. Dicatat posisi objek lensa dan layar.
3. Diganti layar dengan cermin pada posisi I.
4. Diletakkan lensa negatif antara lensa positif dan cermin.
5. Digerakkan maju dan mundur lensa negatif untuk mendapatkan bayangan real di dekat benda.
6. Diukur jarak lensa negatif ke cermin. Jarak ini merupakan fokus lensa negatif.
7. Diulangi percobaan di atas sebanyak 5 kali untuk mendapatkan variasi data.C. Menentukan Fokus Lensa Gabungan
1. Digabungkan lensa positif dan negatif.
2. Diatur posisi benda, lensa gabungan dan layar sehingga diperoleh bayangan di layar.
3. Diukur jarak dari lensa ke layar dan lensa ke benda (pergunakanlah perjanjian tanda untuk posisi benda dan bayangan).
4. Dilakukan percobaan diatas sebanyak 5 kali.
V. DATA PENGAMATAN
A. Menentukan Jarak Fokus Lensa PositifA. Untuk jarak (s + s) = 100 cm
No.S (cm)S(cm)
17525
27426
37327
47228
57129
B. Untuk jarak (s + s) = 95 cm
No.S (cm)S(cm)
16530
26332
36134
46035
56233
C. Untuk jarak (s + s) = 90 cmNo.S (cm)S(cm)
16030
25733
35535
45337
55139
D. Untuk jarak (s + s) = 85 cm
No.S (cm)S(cm)
15431
25233
35134
45035
55134
E. Untuk jarak (s + s) = 80 cm
No.S (cm)S(cm)
14832
24634
34733
44535
54431
F. Untuk jarak (s + s) = 75 cm
No.S (cm)S(cm)
14233
24134
33837
44035
54134
B. Menentukan Jarak Fokus Lensa Negatif No.s (cm)s(cm)e(cm)d(cm)
18287490
28297391
3828,573,590,5
48297391
5829,572,591,5
C. Pengukuran Fokus Lensa Gabungan
Jarak Lensa ke Layar (s2)
Nos2(cm)s (cm)
137,851,2
237,951,1
33851
43851
53851
VI. ANALISA/PENGOLAHAN DATA6.1 PerhitunganA. Menentukan Jarak Fokus Lensa Positif Untuk jarak (s+s) = 100 cm
s (cm)s (cm)
7525
7426
7327
7228
7129
s = 365 s = 135
= cm
= cmJarak Fokus : f = cm Kekuatan Lensa : P = dioptri Untuk jarak (s+s) = 95 cm
s (cm)s (cm)
6530
6332
6134
6035
6233
s = 317 s = 164
= cm
= cm
Jarak Fokus :
f = cmKekuatan Lensa :
P = dioptri
Untuk jarak (s+s) = 90 cm
s (cm)s (cm)
6030
5733
5535
5337
5139
s = 276 s = 174
= cm
= cm
Jarak Fokus :
f = cmKekuatan Lensa :
P = dioptri Untuk jarak (s+s) = 85 cm
s (cm)s (cm)
5431
5233
5134
5035
5134
s = 258 s = 167
= cm
= cm
Jarak Fokus :
f = cmKekuatan Lensa :
P = dioptri Untuk jarak (s+s) = 80 cm
s (cm)s (cm)
4832
4634
4733
4535
4431
s = 230 s =165
= cm
= cm
Jarak Fokus :
f = cmKekuatan Lensa :
P = dioptri
Untuk jarak (s+s) = 75 cm
s (cm)s (cm)
4233
4134
3837
4035
4134
s =202 s = 173
= cm
= cm
Jarak Fokus :
f = cmKekuatan Lensa :
P = dioptriB. Menentukan Jarak Fokus Lensa Negatif
No.s (cm)s(cm)e(cm)d(cm)
18287490
28297391
3828,573,590,5
48297391
5829,572,591,5
Jarak fokus untuk percobaan I :d = s + s
d = 82 + 8
d = 90 cm
e = s - s
e = 82 8 =74 cm
jarak fokus lensa (f)
Kekuatan lensa (P)
Dengan cara yang sama maka diperoleh :No.s (cm)s(cm)f(m)P (dioptri)
18280,070214,23
28290,081112,21
3828,50,070513,31
48290,081112,21
5829,50,085111,75
C. Menentukan Fokus Lensa Gabungan
Penentuan Jarak Fokus Lensa Gabungan
d = Jarak antara lensa positif dan lensa negatif.Karena lensa positif dan lensa negatif diletakkan berimpitan satu sama lain, maka d = 0.
= d
= 0
Rumus lensa tipis untuk masing-masing lensa adalah
dan
Oleh karena , maka
Jadi,
cm
Dengan cara yang sama, diperoleh data sebagai berikut:
Nos (cm)s (cm)f (cm)
151,237,821,75
251,137,921,76
3513821,77
4513821,77
5513821,77
Penentuan Daya Kuat Lensa Gabungan
P =
P =
P = 4,60 dioptri
Dengan cara yang sama, diperoleh data sebagai berikut:
Nof (cm)P (dioptri)
121,754,60
221,764,60
321,774,59
421,774,59
521,774,59
6.2 Ralat Keraguan
A. Menentukan Jarak Fokus Lensa Positif Untuk Jarak (s+s) = 100 cm,
Ralat untuk jarak benda (s)
s (cm)
757324
747311
737300
7273-11
7173-24
10
cm
cmRalat Nisbi :
Kebenaran Praktikum : 100% - 0,96 %
= 99,04 %Ralat untuk jarak bayangan (s)
s (cm)
2527-24
2627-11
272700
282711
292724
10
cm
cmRalat Nisbi :
Kebenaran Praktikum : 100% - 2,59 %
= 97,41% Untuk Jarak (s+s) = 95 cm
Ralat untuk jarak benda (s)
s (cm)
6562,22,87,84
6362,20,80,64
6162,2-1,21,44
6062,2-2,24,84
6262,2-0,20,04
14,8
cm
cmRalat Nisbi :
Kebenaran Praktikum : 100% - 1,38 %
= 97,62 %Ralat untuk jarak bayangan (s)
s (cm)
3032,8-2,87,84
3232,8-0,80,64
3432,81,21,44
3532,82,24,84
3332,80,20,04
14,8
cm
cmRalat Nisbi :
Kebenaran Praktikum : 100% - 2,62 %
= 97,38% Untuk Jarak (s+s) = 90 cm
Ralat untuk jarak benda (s)
s (cm)
6055,24,823,04
5755,21,83,24
5555,2-0,20,04
5355,2-2,24,84
5155,2-4,217,64
48,8
cm
cmRalat Nisbi :
Kebenaran Praktikum : 100% - 2,83 %
= 97,17 %Ralat untuk jarak bayangan (s)
s (cm)
3034,8-4,823,04
3334,8-1,83,24
3534,80,20,04
3734,82,24,84
3934,84,217,64
48,8
cm
cmRalat Nisbi :
Kebenaran Praktikum : 100% - 4,48 %
= 95,52 % Untuk Jarak (s+s) = 85 cm
Ralat untuk jarak benda (s)
s (cm)
5451,62,45,76
5251,60,40,16
5151,6-0,60,36
5051,6-1,62,56
5151,6-0,60,36
9,2
cm
cmRalat Nisbi :
Kebenaran Praktikum : 100% - 1,3 % = 98,7%
Ralat untuk jarak bayangan (s)
s (cm)
3133,4-2,45,76
3333,4-0,40,16
3433,40,60,36
3533,41,62,56
3433,40,60,36
9,2
cm
cmRalat Nisbi :
Kebenaran Praktikum : 100% - 2,01%
= 97,99% Untuk Jarak (s+s) = 80 cmRalat untuk jarak benda (s)
s (cm)
484624
464600
474611
4546-11
4446-24
10
cm
cmRalat Nisbi :
Kebenaran Praktikum : 100% - 1,52 %
= 98,48 %Ralat untuk jarak bayangan (s)
s (cm)
3233-11
343311
333300
353324
3133-24
10
cm
cmRalat Nisbi :
Kebenaran Praktikum : 100% - 2,12%
= 97,88 %
Untuk Jarak (s+s) = 75 cmRalat untuk jarak benda (s)
s (cm)
4240,41,62,56
4140,40,60,36
3840,4-2,45,76
4040,4-0,40,16
4140,40,60,36
9,2
cm
cmRalat Nisbi :
Kebenaran Praktikum : 100% - 1,66 %
= 98,34 %Ralat untuk jarak bayangan (s)
s (cm)
3334,6-1,62,56
3434,6-0,60,36
3734,62,45,76
3534,60,40,16
3434,6-0,60,36
9,2
cm
cmRalat Nisbi :
Kebenaran Praktikum : 100% - 1,94 %
= 98,06 %B. Menentukan Jarak Fokus Lensa Negatif
Ralat untuk jarak benda (s)
s (cm)
828200
828200
828200
828200
828200
0
cm
cmRalat Nisbi :
Kebenaran Praktikum : 100% - 0%
= 100%
Ralat untuk jarak bayangan (s)
s (cm)
88,8-0,80,64
98,80,20,04
8,58,8-0,30,09
98,80,20,04
9,58,80,70,49
1,3
cm
cmRalat Nisbi :
Kebenaran Praktikum : 100% - 0,02 %
= 99,98% Ralat untuk e
e (cm)
7473,20,80,64
7373,2-0,20,04
73,573,20,30,09
7373,2-0,20,04
72,573,2-0,70,49
1,3
cm
cmRalat Nisbi :
Kebenaran Praktikum : 100% - 0,01 %
= 99,99% Ralat untuk d
d (cm)
9090,5-0,50,25
9190,50,50,25
90,590,500
9190,50,50,25
91,590,511
1,75
cm
cmRalat Nisbi :
Kebenaran Praktikum : 100% - 0,03 %
= 99,97%C. Lensa Gabungan Fokus Lensa Gabunganf (cm) (cm)f - (cm)(f - )(cm)
21,7521,764-0,01419,6x10
21,7621,764-0,0041,6x10
21,7721,7640,06360x10
21,7721,7640,06360x10
21,7721,7640,06360x10
0,00745
f =
=
=
= 0,019 cm
Ralat nisbi = x 100 %
= x 100 %
= 8,73 %
Kebenaran praktikum = 100% - 8,73%
= 91,27% Daya Kuat Lensa Gabungan
P (dioptri) (dioptri)P - (dioptri)(P - )(dioptri)
4,604,5940,0063,6x10
4,604,5940,0063,6x10
4,594,594-0,0041,6x10
4,594,594-0,0041,6x10
4,594,594-0,0041,6x10
1,2x10
P =
=
=
= 2,45x10 dioptri
Ralat nisbi = x 100 %
= x 100 %
= 0,0053 %
Kebenaran praktikum = 100% - 0,0053%
= 99,99 %VII. PEMBAHASANPercobaan dengan judul Percobaan Lensa ini bertujuan untuk mempelajari rumus-rumus lensa dan mempelajari cacat-cacat lensa. Adapun percobaan ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu percobaan pertama tentang menentukan jarak fokus lensa positif dengan metode lensa tipis, kemudian yang kedua yaitu tentang menentukan fokus lensa negatif, dan yang ketiga yaitu menentukan fokus lensa gabungan.Pada percobaan pertama benda diletakkan didepan cahaya, sedangkan lensa positif berada diantara benda dengan layar. Sehingga muncul bayangan pada layar, dimana bayangan tersebut lebih besar dari benda aslinya, posisinya terbalik dan nyata. Hal ini menunjukkan bahwa bayangan yang ditimbulkan oleh lensa positif yaitu terbalik, nyata, diperbesar. Pada percobaan pertama yaitu ditentukannya jarak fokus lensa positif dimana percobaan ini didapatkan hasil pengukuran jarak fokus lensa pengambilan enam kali jarak yang berbeda yaitu untuk jarak 100 cm, 95 cm, 90 cm, 85 cm, 80 cm dan 75 cm. Pengambilan data ini dilakukan sebanyak 5 kali untuk masing-masing jarak. Untuk (s + s) sama dengan 100 cm didapatkan data jarak benda sebesar 75 cm, 74 cm, 73 cm, 72 cm dan 71 cm. Sedangkan untuk jarak bayangannya didapatkan data sebesar 25 cm, 26 cm, 27 cm, 28 cm dan 29 cm. Untuk (s + s) sama dengan 95 cm didapatkan data jarak benda sebesar 65 cm, 63 cm, 61 cm, 60 cm dan 62 cm. Sedangkan untuk jarak bayangan bendanya yaitu sebesar 30 cm, 32 cm, 34 cm, 35 cm dan 33 cm. Untuk (s + s) sama dengan 90 cm didapatkan data jarak benda sebesar 60 cm, 57 cm, 55 cm, 53 cm dan 51 cm. Sedangkan untuk jarak bayangan bendanya sebesar 30 cm, 33 cm, 35 cm, 37 cm dan 39 cm. Untuk (s + s) sama dengan 85 cm didapatkan data jarak benda sebesar 54 cm, 52 cm, 51 cm, 50 cm dan 51 cm. Sedangkan untuk jarak bayangan bendanya yaitu sebesar 31 cm, 33 cm, 34 cm, 35 cm dan 34 cm. Untuk (s + s) sama dengan 80 cm didapatkan data jarak benda sebesar 48 cm, 46 cm, 47 cm, 45 cm dan 49 cm. Sedangkan untuk jarak bayangan bendanya yaitu sebesar 32 cm, 34 cm, 33 cm, 35 cm dan 31 cm. Untuk (s + s) = 75 cm didapatkan data jarak benda sebesar 42 cm, 41 cm, 38 cm, 40 cm dan 41 cm. Sedangkan untuk jarak bayangan bendanya yaitu sebesar 33 cm, 34 cm, 37 cm, 35 cm dan 35 cm.Pada percobaan pertama pada perhitungan fokus lensa positif perhitungan jarak benda dengan jarak bayangan benda 100 cm diperoleh jarak benda rata-rata sebesar 73 cm dan jarak bayangan benda rata-rata sebesar 27 cm sehingga didapatkan fokus lensa 54 cm dengan kekuatan lensa 1,85 dioptri. Pada perhitungan dengan jarak benda dengan jarak bayangan benda 95 cm diperoleh jarak benda rata-rata sebesar 62,2 cm dan jarak bayangan benda rata-rata sebesar 32,8 cm sehingga didapatkan fokus lensa 65,6 cm dengan kekuatan lensa 1,52 dioptri. Pada perhitungan dengan jarak benda dengan jarak bayangan benda 90 cm diperoleh jarak benda rata-rata sebesar 55,2 cm dan jarak bayangan benda rata-rata sebesar 34,8 cm sehingga didapatkan fokus lensa 69,6 cm dengan kekuatan lensa 1,43 dioptri. Pada perhitungan dengan jarak benda dengan jarak bayangan benda 85 cm diperoleh jarak benda rata-rata sebesar 51,6 cm dan jarak bayangan benda rata-rata sebesar 33,4 cm sehingga didapatkan fokus lensa 66,8 cm dengan kekuatan lensa 1,49 dioptri. Pada perhitungan dengan jarak benda dengan jarak bayangan benda 80 cm diperoleh jarak benda rata-rata sebesar 46 cm dan jarak bayangan benda rata-rata sebesar 33 cm sehingga didapatkan fokus lensa 66 cm dengan kekuatan lensa 1,51 dioptri. Pada perhitungan dengan jarak benda dengan jarak bayangan benda 75 cm diperoleh jarak benda rata-rata sebesar 40,4 cm dan jarak bayangan benda rata-rata sebesar 34,6 cm sehingga didapatkan fokus lensa 69,2 cm dengan kekuatan lensa 1,44 dioptri.
Didapatkan pula ralat untuk perhitungan daya kuat lensa positif dengan kebenaran praktikum 99,04% pada benda dan 97,41% pada jarak bayangan pada percobaan 100 cm. Kebenaran praktikum 97,62% pada benda dan 97,38% pada jarak bayangan pada percobaan 95 cm. Kebenaran praktikum 97,17% pada benda dan 95,52% pada jarak bayangan pada percobaan 90 cm. Kebenaran praktikum 98,70% pada benda dan 97,99% pada jarak bayangan pada percobaan 85 cm. kebenaran praktikum 98,48% pada benda dan 97,88% pada jarak bayangan pada percobaan 80 cm. Kebenaran praktikum 98,34% pada benda dan 98,06% pada jarak bayangan pada percobaan 75 cm. Percobaan kedua yakni menentukan jarak fokus lensa negatif. Pada percobaan ini pengambilan data dilakukan sebanyak 5 kali. Pengukuran untuk jarak lensa ke layar didapatkan data sebesar 8 cm, 9 cm, 8,5 cm, 9 cm dan 9,5 cm. Pengukuran untuk jarak lensa negatif ke cermin didapatkan data sebesar 82 cm. Pada percobaan kedua juga didapatkan hasil perhitungan fokus lensa sebesar 7,02 cm, 8,11 cm, 7,05 cm, 8,11 cm dan 8,51 cm karena jarak lensa negatif ke cermin sama dengan fokus lensa negatif. Ralat untuk fokus lensa negatif adalah sebesar 99,98%. Serta diperoleh jarak benda dikurangi jarak bayangan yaitu 99,99% dan untuk ralat jarak benda ditambah jarak bayangan benda sebesar 99,97%. Selain perhitungan fokus lensa, didapatkan juga perhitungan daya kuat lensa negatif sebesar 14,3 dioptri, 12,21 dioptri, 13,31 dioptri, 12,21 dioptri, 11,75 dioptri. Percobaan kedua ini benda diletakkan didepan cahaya, dimana lensa negatif diletakkan diantara benda dengan layar. Sehingga muncul bayangan pada layar yang lebih kecil, namun tegak. Hal ini membuktikan bahwa bayangan yang dapat ditimbulkan oleh lensa negatif yaitu tegak, diperkecil dan maya.Pada percobaan ketiga benda diletakkan didepan cahaya, sedangkan lensa gabungan berada diantara benda dan layar. Sehingga muncul bayangan pada layar yang terlihat lebih besar dari benda, dan memiliki posisi yang tegak dan nyata. Percobaan yang ketiga yaitu menentukan jarak fokus lensa gabungan. Pada percobaan ini dilakukan pengukuran sebanyak 5 kali dan didapatkan hasil pengukuran lensa ke layar sebesar 37,8 cm, 37,9 cm, 38 cm, 38 cm dan 38 cm. Pengukuran untuk jarak lensa ke benda didapatkan data sebesar 51,2 cm, 51,1 cm, 51 cm, 51 cm dan 51 cm. Hasil perhitungan fokus lensa ini sebesar 21,75 cm, 21,76 cm, 21,77 cm, 21,77 cm dan 21,77 cm. Sehingga didapatkan kekuatan lensanya sebesar 4,6 dioptri, 4,6 dioptri, 4,59 dioptri, 4,59 dioptri, 4,59 dioptri. Untuk melihat keakuratan data, maka dibuat sebuah ralat. Ralat untuk fokus lensa gabungan adalah sebesar 91,27% dan didapatkan pula ralat untuk perhitungan daya kuat lensa gabungan sebesar 99,99%.
Kurang akuratnya hasil yang diperoleh pada percobaan ini dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain ketidaktelitian saat membaca skala di milimeter block, adanya cacat pada lensa dan pencahayaan yang kurang sehingga bayangan yang diperoleh kurang tampak jelas serta penempatan lensa maupun layar yang kurang pas.VIII. KESIMPULAN1. Bayangan yang ditimbulkan oleh lensa positif yaitu terbalik, nyata, diperbesar; pada lensa negatif yaitu tegak, diperkecil dan maya; lensa gabungan yaitu tegak dan diperbesar. Jarak lensa negatif ke cermin sama dengan fokus lensa negatif.
2. Percobaan pertama pada perhitungan fokus lensa positif perhitungan jarak benda dengan jarak bayangan benda 100 cm, 95 cm, 90 cm, 85 cm, 80 cm, dan 75 cm berturut-turut didapatkan fokus lensa 54 cm dengan kekuatan lensa 1,85 dioptri, fokus lensa 65,6 cm dengan kekuatan lensa 1,52 dioptri, fokus lensa 69,6 cm dengan kekuatan lensa 1,43 dioptri, fokus lensa 66,8 cm dengan kekuatan lensa 1,49 dioptri, fokus lensa 66 cm dengan kekuatan lensa 1,51 dioptri, fokus lensa 69,2 cm dengan kekuatan lensa 1,44 dioptri.
3. Percobaan kedua yakni menentukan jarak fokus lensa negatif. Pada percobaan kedua juga didapatkan hasil perhitungan fokus lensa sebesar 7,02 cm, 8,11 cm, 7,05 cm, 8,11 cm dan 8,51 cm. Dengan perhitungan daya kuat lensa negatif sebesar 14,3 dioptri, 12,21 dioptri, 13,31 dioptri, 12,21 dioptri, 11,75 dioptri.
4. Hasil perhitungan fokus lensa gabungan sebesar 21,75 cm, 21,76 cm, 21,77 cm, 21,77 cm dan 21,77 cm. Sehingga didapatkan kekuatan lensanya sebesar 4,6 dioptri, 4,6 dioptri, 4,59 dioptri, 4,59 dioptri, 4,59 dioptri.5. Kurang akuratnya hasil yang diperoleh pada percobaan ini dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain ketidaktelitian saat membaca skala di milimeter block, adanya cacat pada lensa dan pencahayaan yang kurang sehingga bayangan yang diperoleh kurang tampak jelas.DAFTAR PUSTAKAGiancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I Edisi Kelima. Jakarta:Erlangga.Halliday, D., Resnick, R., Walker, J. 2005. Dasar-dasar Fisika Versi Diperluas Jilid Satu. Tangerang: Binarupa Aksara.Kanginan, Marthen. 1988. Ilmu Fisik. Jakarta : Erlangga.
Paramarta, Ida Bagus Alit., Winasri, Putu Erika. 2012. Penuntun Pratikum Fisika Dasar II. Jimbaran: Laboratorium Fisika Dasar.Universitas Udayana.Sulistyo, dkk. 1992. Intisari Fisika. Bandung: Pustaka Setia.
Zemansky, Sears. 1983. Fisika untuk Universitas 1. Bandung: Binacipta.
_1396782615.unknown
_1396782680.unknown
_1396782712.unknown
_1396782728.unknown
_1396782745.unknown
_1396782753.unknown
_1396782761.unknown
_1396782765.unknown
_1396782769.unknown
_1396794939.unknown
_1396794968.unknown
_1396782771.unknown
_1396782772.unknown
_1396782770.unknown
_1396782767.unknown
_1396782768.unknown
_1396782766.unknown
_1396782763.unknown
_1396782764.unknown
_1396782762.unknown
_1396782757.unknown
_1396782759.unknown
_1396782760.unknown
_1396782758.unknown
_1396782755.unknown
_1396782756.unknown
_1396782754.unknown
_1396782749.unknown
_1396782751.unknown
_1396782752.unknown
_1396782750.unknown
_1396782747.unknown
_1396782748.unknown
_1396782746.unknown
_1396782737.unknown
_1396782741.unknown
_1396782743.unknown
_1396782744.unknown
_1396782742.unknown
_1396782739.unknown
_1396782740.unknown
_1396782738.unknown
_1396782733.unknown
_1396782735.unknown
_1396782736.unknown
_1396782734.unknown
_1396782731.unknown
_1396782732.unknown
_1396782730.unknown
_1396782720.unknown
_1396782724.unknown
_1396782726.unknown
_1396782727.unknown
_1396782725.unknown
_1396782722.unknown
_1396782723.unknown
_1396782721.unknown
_1396782716.unknown
_1396782718.unknown
_1396782719.unknown
_1396782717.unknown
_1396782714.unknown
_1396782715.unknown
_1396782713.unknown
_1396782696.unknown
_1396782704.unknown
_1396782708.unknown
_1396782710.unknown
_1396782711.unknown
_1396782709.unknown
_1396782706.unknown
_1396782707.unknown
_1396782705.unknown
_1396782700.unknown
_1396782702.unknown
_1396782703.unknown
_1396782701.unknown
_1396782698.unknown
_1396782699.unknown
_1396782697.unknown
_1396782688.unknown
_1396782692.unknown
_1396782694.unknown
_1396782695.unknown
_1396782693.unknown
_1396782690.unknown
_1396782691.unknown
_1396782689.unknown
_1396782684.unknown
_1396782686.unknown
_1396782687.unknown
_1396782685.unknown
_1396782682.unknown
_1396782683.unknown
_1396782681.unknown
_1396782648.unknown
_1396782664.unknown
_1396782672.unknown
_1396782676.unknown
_1396782678.unknown
_1396782679.unknown
_1396782677.unknown
_1396782674.unknown
_1396782675.unknown
_1396782673.unknown
_1396782668.unknown
_1396782670.unknown
_1396782671.unknown
_1396782669.unknown
_1396782666.unknown
_1396782667.unknown
_1396782665.unknown
_1396782656.unknown
_1396782660.unknown
_1396782662.unknown
_1396782663.unknown
_1396782661.unknown
_1396782658.unknown
_1396782659.unknown
_1396782657.unknown
_1396782652.unknown
_1396782654.unknown
_1396782655.unknown
_1396782653.unknown
_1396782650.unknown
_1396782651.unknown
_1396782649.unknown
_1396782632.unknown
_1396782640.unknown
_1396782644.unknown
_1396782646.unknown
_1396782647.unknown
_1396782645.unknown
_1396782642.unknown
_1396782643.unknown
_1396782641.unknown
_1396782636.unknown
_1396782638.unknown
_1396782639.unknown
_1396782637.unknown
_1396782634.unknown
_1396782635.unknown
_1396782633.unknown
_1396782624.unknown
_1396782628.unknown
_1396782630.unknown
_1396782631.unknown
_1396782629.unknown
_1396782626.unknown
_1396782627.unknown
_1396782625.unknown
_1396782619.unknown
_1396782622.unknown
_1396782623.unknown
_1396782621.unknown
_1396782617.unknown
_1396782618.unknown
_1396782616.unknown
_1396782581.unknown
_1396782599.unknown
_1396782607.unknown
_1396782611.unknown
_1396782613.unknown
_1396782614.unknown
_1396782612.unknown
_1396782609.unknown
_1396782610.unknown
_1396782608.unknown
_1396782603.unknown
_1396782605.unknown
_1396782606.unknown
_1396782604.unknown
_1396782601.unknown
_1396782602.unknown
_1396782600.unknown
_1396782591.unknown
_1396782595.unknown
_1396782597.unknown
_1396782598.unknown
_1396782596.unknown
_1396782593.unknown
_1396782594.unknown
_1396782592.unknown
_1396782585.unknown
_1396782589.unknown
_1396782590.unknown
_1396782586.unknown
_1396782583.unknown
_1396782584.unknown
_1396782582.unknown
_1396782565.unknown
_1396782573.unknown
_1396782577.unknown
_1396782579.unknown
_1396782580.unknown
_1396782578.unknown
_1396782575.unknown
_1396782576.unknown
_1396782574.unknown
_1396782569.unknown
_1396782571.unknown
_1396782572.unknown
_1396782570.unknown
_1396782567.unknown
_1396782568.unknown
_1396782566.unknown
_1396782557.unknown
_1396782561.unknown
_1396782563.unknown
_1396782564.unknown
_1396782562.unknown
_1396782559.unknown
_1396782560.unknown
_1396782558.unknown
_1396782553.unknown
_1396782555.unknown
_1396782556.unknown
_1396782554.unknown
_1396782551.unknown
_1396782552.unknown
_1396782550.unknown