Upload
others
View
26
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA
YANG BEKERJA DAN MAHASISWA YANG TIDAK BEKERJA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Antonius Nandiwardana
149114168
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
HELP YOURSELF FIRST, THEN OTHERS
(anonymous)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan teruntuk:
Diriku sendiri yang sudah bekerja keras untuk menyelesaikan tugas akhir,
orangtua dan adik tercinta yang selalu mendukung perjalananku serta semua orang
yang sudah ikut berperan dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA
YANG BEKERJA DAN MAHASISWA YANG TIDAK BEKERJA
Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Antonius Nandiwardana
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan tingkat resiliensi antara
mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja. Hipotesis penelitian menyatakan
bahwa mahasiswa yang bekerja memiliki resiliensi yang lebih tinggi daripada
mahasiswa yang tidak bekerja. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif
komparatif. Responden pada penelitian terdiri dari 160 responden yang terdiri dari
80 mahasiswa yang bekerja dan 80 mahasiswa yang tidak bekerja dengan rentang
umur 18-25 tahun. Penelitian ini menggunakan sebuah alat ukur yaitu Skala Adult
Resilience Scale yang terdiri dari 19 aitem dengan koefisien reliabilitas 0,893.
Data penelitian dianalisis dengan two-independent sample t-test Mann Whitney
dan memperoleh hasil sebesar 0,025 (p < 0,05). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada perbedaan yang signifikan yaitu mahasiswa yang bekerja memiliki
tingkat resiliensi yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang tidak bekerja.
Kata kunci: Resiliensi, Mahasiswa yang bekerja, Mahasiswa yang tidak bekerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE DIFFERENCES OF RESILIENCE LEVEL BETWEEN STUDENTS
WORKING AND STUDENTS NOT WORKING
Department of Psychology Faculty of Psychology
Sanata Dharma University
Antonius Nandiwardana
ABSTRACT
This study aims to look at differences in the level of resilience between
working and non-working students. The research hypothesis states that students
who work have higher resilience than students who do not work. The type of
research used is comparative quantitative. Respondents in the study consisted of
160 respondents consisting of 80 students working and 80 students not working
with an age range of 18-25 years. This study uses a measuring instrument namely
the Adult Resilience Scale which consists of 19 items with a reliability coefficient
0,893. The research data were analyzed with Mann Whitney's two-independent
sample t-test and obtained a result of 0.025 (p <0.05). The results showed that
there were significant differences, namely students who worked had higher levels
of resilience compared to students who did not work.
Keywords: Resilience, Students working, Students not working
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan
penyertaannya kepada penulis sehingga dapat merampungkan skripsi. Tujuan
penulisan skripsi adalah untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar
sarjana dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari dalam proses pembuatan skripsi, penulis telah
mendapatkan banyak bantuan dan dukungan dalam bentuk materi, doa,
bimbingan, sharing, dan banyak hal lainnya. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi., Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi
dan dosen pembimbing skripsi. Penulis mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya telah membimbing saya dengan penuh kesabaran dan
cinta sehingga saya belajar banyak dari proses pembuatan skripsi.
2. Ibu Monica Eviandaru Madyaningrum M.Psych., Ph.D. beserta jajaran
staf Fakultas Psikologi, yang telah banyak berkontribusi dalam
menyiapkan kegiatan perkuliahan serta melayani segala administrasi
hingga akhirnya penulis menyelesaikan skripsi.
3. Ibu Dr. Tjipto Susana, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing Akademik,
yang banyak membantu, membimbing, dan menyemangati diri saya
selama berada menjalani perkuliahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
4. Semua Staff Sekretariat Fakultas Psikologi Sanata Dharma, yang telah
melayani dengan ramah dan sabar dalam setiap pengurusan
administrasi selama saya kuliah.
5. Semua responden penelitian yang ikut berpartisipasi sejak
pengambilan try out hingga pengambilan data.
6. Sahabat-sahabat saya di kampus, Adit, Galih, Valen, Sandro, Dandy
yang bersama-sama berjuang menyelesaikan tugas akhir serta saling
mendukung dan berbagi keluh kesah.
7. Sahabat-sahabat Jemaat Allah, Greg, Sinta, Edo, Babul, Michael,
Ageng, yang selalu menerima keluh kesahku dalam mengerjakan
skripsi dan terus menguatkanku untuk berjuang.
8. Teman-teman EEC Sanata Dharma, yang telah memberi dukungan dan
selalu mengingatkan untuk segera lulus.
9. Teman-teman bimbingan, Vanio, Arin, Gita, Rara, Yus, yang selalu
menguatkan, berbagi informasi, hingga berjuang bersama
menyelesaikan tugas akhir ini
10. Para peziarah, Pakde, Hoho, Deo, Gita, Vanio yang mengingatkan saya
untuk selalu berjuang dan memasrahkan diri kepada yang kuasa-Nya.
11. Teman-teman penggiat skripsi di Lembaga Bahasa, Tom, Sintami, Edi
yang mau bersama-sama berjuang menyelesaikan skripsi.
12. Teman-teman SMA Kolese De Britto Angkatan 2014, terima kasih
atas dukungannya dan tegurannya ketika saya mulai merasa tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
bersemangat dan putus asa, kalian membakar semangatku kembali
untuk berjuang.
13. Keluargaku tercinta, Mama, Papa, Adik, yang selalu menyayangiku,
tak pernah lupa mengingatkanku untuk mengerjakan skripsi serta
dukungan doa dan materil.
14. Teman-teman ra tahu buka line, Cesa, Eta, Keket, Asty, Efan, Ruth
yang selalu mendorong dan memberi dukungan untuk segera
menyelesaikan skripsi.
15. Orang-orang di sekitarku yang peduli padaku terima kasih atas
perhatian dan doanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN MOTO ........................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT ....................................................................................................... viii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............. ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 7
1. Manfaat Teoretis .................................................................... 7
2. Manfaat Praktis ...................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 8
A. Resiliensi ..................................................................................... 8
1. Definisi Resiliensi ................................................................. 8
2. Aspek-Aspek Resiliensi ........................................................ 9
3. Karakteristik Individu yang Resilien .................................... 11
4. Faktor yang Memengaruhi Resiliensi ................................... 12
B. Masa Perkembangan Dewasa Awal ............................................ 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1. Pengertian Dewasa Awal ...................................................... 15
2. Karakteristik Dewasa Awal .................................................. 15
3. Tugas Perkembangan Dewasa Awal (Mahasiswa) ............... 17
C. Mahasiswa .................................................................................. 18
1. Pengertian Mahasiswa .......................................................... 18
2. Pengertian Mahasiswa Bekerja ............................................. 19
D. Dinamika Perbedaan Resiliensi Mahasiswa yang bekerja dan
Tidak bekerja ............................................................................. 20
E. Skema Penelitian ......................................................................... 23
F. Hipotesis ..................................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 25
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 25
B. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................. 25
1. Variabel Bebas ....................................................................... 25
2. Variabel Tergantung............................................................... 25
C. Definisi Operasional ................................................................... 25
1. Resiliensi ............................................................................... 25
2. Status Bekerja Mahasiswa .................................................... 26
D. Subjek Penelitian ........................................................................ 26
E. Metode Pengumpulan Data dan Alat Pengumpulan Data .......... 27
F. Pemeriksaan Validitas & Reliabilitas Alat Ukur ........................ 28
G. Metode Analisis Data .................................................................. 28
1. Uji Normalitas ....................................................................... 28
2. Uji Homogenitas ................................................................... 29
3. Uji Hipotesis ......................................................................... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 30
A. Deskripsi Subjek Penelitian ........................................................ 30
B. Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 31
C. Deskripsi Data Penelitian ............................................................ 31
D. Hasil Analisis Data ..................................................................... 32
1. Uji Asumsi Penelitian ........................................................... 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
a. Uji Normalitas ................................................................... 32
b. Uji Homogenitas ............................................................... 33
c. Uji Hipotesis ..................................................................... 34
d. Analisis Tambahan ........................................................... 35
E. Pembahasan ................................................................................ 36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 40
A. Kesimpulan ................................................................................. 40
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 40
C. Saran ........................................................................................... 41
1. Bagi Mahasiswa ..................................................................... 41
2. Bagi Peneliti Selanjutnya ....................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 42
LAMPIRAN ..................................................................................................... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Persebaran Item Skala Adult Resilience Scale ................................ 27
Tabel 2. Deskripsi Responden Penelitian...................................................... 30
Tabel 3. Data Penelitian ................................................................................ 31
Table 4. Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 33
Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas .................................................................... 34
Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 34
Tabel 7. Uji Beda Resiliensi Ditinjau dari Jenis Kelamin Mahasiswa ........ 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Dinamika Perbedaan Resiliensi Mahasiswa yang Bekerja dan
Mahasiswa yang Tidak Bekerja ....................................................................... 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Skala Penelitian ......................................................................... 48
Lampiran 2. Reliabilitas Skala ....................................................................... 54
Lampiran 3. Data Empiris .............................................................................. 55
Lampiran 4. Hasil Uji Normalitas ................................................................. 55
Lampiran 5. Hasil Uji Homogenitas ............................................................. 56
Lampiran 6. Hasil Uji Hipotesis .................................................................... 56
Lampiran 7. Hasil Uji Tambahan .................................................................. 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masa dewasa adalah salah satu masa perkembangan yang penting bagi
manusia. Individu yang baru saja memasuki fase ini akan mengalami
penyesuaian dengan peran sosial, tanggung jawab, dan masalah-masalah yang
berbeda dari fase sebelumnya (Wood, Crapnell, Lau, Bennett, Lotstein, Ferris,
& Kuo, 2018). Salah satu kelompok yang sedang memasuki fase dewasa adalah
mahasiswa. Dalam transisi menuju kedewasaan, masyakarat punya harapan
bahwa mahasiswa sebagai orang dewasa mampu menyelesaikan masalah
sehari-hari (Berk, 2007; Gray, 2015).
Kendati diasumsikan mampu menyelesaikan masalah sehari-hari, pada
kenyataannya banyak ditemui mahasiswa yang kurang tangguh dalam
menyelesaikan masalah sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Rosenbaum dan Weatherford (2017) bahwa mahasiswa zaman sekarang kurang
tangguh dalam menyelesaikan masalah sehari-hari. Gray (2015) menjelaskan
bahwa mahasiswa cenderung mudah mengeluh dengan persoalan hidup yang
dialami. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan reaksi yang tidak adaptif ketika
mahasiswa menghadapi masalah asmara, masalah sehari-hari, hingga masalah
akademis (Rosenbaum & Weatherford, 2017). Survey yang dilakukan di
Bandung pada sebuah perguruan tinggi dengan sampel 441 mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
menunjukkan bahwa 30% mahasiswa mengalami depresi, 20% berpikir
melakukan bunuh diri, dan 6% telah melakukan percobaan bunuh diri akibat
kurang baiknya kemampuan menghadapi masalah (Susanti, 2019; Herdiana,
2019).
Fenomena pada paragraf sebelumnya menunjukkan kualitas mahasiswa
yang kurang baik dalam merespon dan menyesuaikan diri untuk berfungsi
normal lagi setelah mengalami keterpurukan (Rosenbaum & Weatherford,
2017; Webb & Rosenbaum, 2018). Kemampuan dalam menyesuaikan diri dan
bertahan dalam keterpurukan sehingga mampu berfungsi normal kembali
disebut resiliensi (Rutter, 1987; Taormina, 2015). Rosenbaum dan Weatherford
(2017) menjelaskan, fenomena mahasiswa dengan resiliensi yang buruk
disebabkan karena mereka kurang mengalami peristiwa yang menimbulkan
stress. Maksud dari kurangnya mengalami peristiwa yang menimbulkan stress
adalah segala sesuatu dapat diperoleh dengan mudah dan tanpa usaha lebih. Hal
ini berkaitan dengan lingkungan mereka yang mendukung. Proses serba instan,
komunikasi instan, dan orang tua yang cenderung menyingkirkan tantangan
yang akan dihadapi anaknya sehingga kurangnya menemui pengalaman yang
menimbulkan stress.
Resiliensi dapat menjadi salah satu kekuatan diri seseorang untuk
membantu menyesuaikan diri dengan stressor dan mendorong makna serta
tujuan hidupnya (Loprinzi, Prasad, Schroeder, & Sood, 2011). Banyak manfaat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
yang didapat ketika mahasiswa mampu menjadi resilien. Watson, Ermis-
Demirtas, Karaman, Freeman, Kumaran, dan Streeter (2018) menyatakan,
resiliensi membantu mahasiswa baru dalam masa penyesuaian diri dengan
lingkungan dan tuntutan di perguruan tinggi. Leary dan DeRosier (2012)
menemukan jika resiliensi mendorong mahasiswa untuk mengatasi masalah
yang dihadapi dalam menjalani kehidupan perkuliahan. Sehubungan dengan
itu, ketika mahasiswa mampu menjadi resilien, mereka akan menunjukkan
dampak positif pada nilai akademis mereka (Hartley, 2011).
Penelitian terdahulu sudah melakukan pemeriksaan tentang faktor-
faktor yang mampu memengaruhi resiliensi terutama bagi mahasiswa (Banyard
& Cantor, 2004; Leary & DeRosier, 2012; Chung, Turnbull, & Chur-Hansen,
2017; Gómez-Molinero, Zayas, Ruíz-González, & Guil, 2018). Gómez-
Molinero, Zayas, Ruíz-González, dan Guil (2018) melaporkan optimisme
sebagai atribut psikologis yang mampu menjadi faktor protektif bagi resiliensi.
Selain itu, kemampuan kognitif seseorang dalam merespon dan
menginterpretasikan suatu masalah dapat menjadi prediktor bagi resiliensi,
karena hal tersebut menggambarkan kemampuan kognitif individu untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi (Leary & DeRosier, 2012). Locus of
control seseorang dalam meyakini kemampuan dirinya untuk mengontrol nasib
yang dialami berhubungan juga dengan resiliensi yang akan muncul (Banyard
& Cantor, 2004). Terdapat faktor lain yang mampu memacu resiliensi yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dengan mencari aktivitas yang dapat memperkaya pengalaman. Salah satu
caranya adalah dengan bekerja ketika kuliah (Saleebey, 1996; Richardson,
2002; Eppler, Carsen Plenti, Harju dalam Chung, Turnbull, & Chur-Hansen,
2017).
Dari berbagai macam faktor yang memengaruhi resiliensi, penelitian
akan difokuskan pada faktor pengalaman ketika kuliah terutama bekerja.
Umumnya, motivasi mahasiswa bekerja didasari pemenuhan kebutuhan
perkuliahan dan mendapatkan pengalaman (Curtis dan Williams, 2002).
Menurut Rosenbaum dan Weatherford (2017) kurangnya intensitas mahasiswa
bertemu dengan pengalaman yang menekan memengaruhi resiliensi
mahasiswa. Maka dari itu, faktor pengalaman bekerja ketika kuliah akan diteliti
karena kuliah sambil bekerja dapat meningkatkan intensitas mahasiswa untuk
bertemu dengan masalah (Rolfe, 2002; Santrock, 2012; Lingard, 2015).
Pengalaman bekerja tersebut menyebabkan mahasiswa mengalami proses
terpuruk dan bangkit untuk menyelesaikan masalah sehingga mereka memiliki
kemampuan baru dalam menghadapi permasalahan dan menunjukkan resiliensi
yang lebih tinggi daripada mahasiswa yang tidak bekerja (Chung, Turnbull, &
Chur-Hansen, 2017). Dengan demikian, penelitian kali ini ingin menguji
apakah kegiatan di luar studi seperti bekerja berguna untuk meningkatkan
resiliensi mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Penelitian yang membahas tentang resiliensi mahasiswa sudah pernah
dilakukan sebelumnya (Banyard & Cantor, 2004; Galatzer-Levy, Burton, &
Bonanno, 2012; Anasuri & Anthony, 2018; Kim & Lee, 2018). Mayoritas
penelitian difokuskan pada atribut psikologis dan demografis yang dapat
memengaruhi resiliensi mahasiswa seperti gender, kemampuan kognitif,
optimisme, locus of control, dan coping stress (Banyard & Cantor, 2004;
Galatzer-Levy, Burton, & Bonanno, 2012; Anasuri & Anthony, 2018; Kim &
Lee, 2018). Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa faktor-
faktor psikologis seperti gender (Anasuri & Anthony, 2018), kemampuan
kognitif serta optimisme (Kim & Lee, 2018), locus of control (Banyard &
Cantor, 2004) dan coping stress (Galatzer-Levy, Burton, & Bonanno, 2012)
mampu menjadi prediktor bagi resiliensi mahasiswa. Menariknya, dari
banyaknya penelitian tersebut, peneliti mendapatkan hanya sedikit yang
meneliti resiliensi melalui sudut pandang dari kegiatan di luar studi yang
dijalani mahasiswa. Penelitian Chung, dkk, (2017) menjelaskan mekanisme
resiliensi melalui perspektif tersebut sehingga dalam hasil penelitiannya
ditemukan bahwa mahasiswa yang bekerja memiliki resiliensi lebih tinggi
dibandingkan mahasiswa reguler.
Berdasarkan ulasan dari hasil-hasil penelitian tersebut, peneliti
menyimpulkan bahwa masih perlunya meneliti faktor pengalaman dalam
memengaruhi resiliensi mahasiswa. Alasan penelitian kali ini dilakukan juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
diperkuat oleh pendapat Masten (2011) bahwa tujuan utama penelitian
resiliensi adalah untuk memahami resiliensi lebih dalam dan membantu
menemukan faktor yang dapat meningkatkan resiliensi. Oleh karena itu,
penelitian ini akan membandingkan resiliensi antara mahasiswa yang bekerja
dan yang tidak bekerja, dengan tujuan memahami resiliensi lebih lanjut serta
menegaskan pengaruh berkegiatan di luar studi terutama bekerja dalam
meningkatkan resiliensi.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya (Banyard &
Cantor, 2004; Galatzer-Levy, Burton, & Bonanno, 2012; Anasuri & Anthony,
2018; Kim & Lee, 2018) adalah penelitian kali ini akan membandingkan
resiliensi mahasiswa berdasarkan status bekerja mereka. Penelitian sebelumnya
membandingkan mahasiswa reguler dengan mahasiswa yang memiliki rentang
umur lebih tua dengan status sebagai orangtua, menikah, dan memiliki
pekerjaan (Chung, dkk, 2017). Selain itu, beberapa penelitian sebelumnya
membandingkan resiliensi mahasiswa berdasarkan perbedaan demografis
(lokasi studi, gender) (Anasuri & Anthony, 2018) dan waktu sebelum bekerja
(pra-kelulusan) dan saat bekerja (pasca-kelulusan) (Kim & Lee, 2018).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang yang telah disampaikan, penulis
merumuskan masalah penelitian yang akan diteliti adalah “Apakah ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
perbedaan tingkat resiliensi antara mahasiswa yang bekerja dan mahasiswa
yang tidak bekerja?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan resiliensi pada
kalangan mahasiswa yang bekerja dan mahasiswa yang tidak bekerja.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memperkaya hasil-
hasil penelitian terkait resiliensi di ranah universitas sehingga mampu
membantu mengembangkan ilmu psikologi terutama pada bidang psikologi
klinis.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak
universitas dan mahasiswa. Bagi universitas, mereka dapat memahami
gejala yang terjadi dan dapat membuat intervensi atau program yang tepat
untuk memfasilitasi dan mendukung mahasiswa menjadi individu yang
resilien. Bagi mahasiswa, mereka dapat menemukan kegiatan yang dapat
mengembangkan diri untuk menjadi pribadi yang resilien ketika
menghadapi permasalahan dalam proses perkuliahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Resiliensi
1. Definisi Resiliensi
Resiliensi berasal dari bahasa Latin yaitu “re-silire” yang artinya
melompat kembali (Deveson, 2003). Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan
bahwa resiliensi memiliki makna rebound, sping back (memantul kembali), dan
memiliki elastisitas, fleksibilitas, dan recuperability (pemulihan kembali)
(Taormina, 2015). Resiliensi dianggap sebagai sebuah proses dinamis yang
memelihara penyesuaian diri yang positif dan strategi coping yang efektif
dalam menghadapi situasi yang malang atau sengsara (Luthar, dalam Allen,
Haley, Harris, Fowler, & Pruthi, 2011). Proses resiliensi dapat bekerja ketika
seseorang mengalami pengalaman keterpurukan dan mampu menghadapi serta
menyesuaikan diri terhadap pengalaman tersebut (Rutter, 1987).
Taormina (2015) menemukan bahwa resiliensi berkaitan secara spesifik
dengan kemampuan seseorang untuk bertahan dan pulih kembali dari kesulitan
atau keterpurukan hidup. Resiliensi merupakan konstruk dari berbagai macam
dimensi terkait tekad serta kemampuan dalam bertahan, menyesuaikan diri, dan
memulihkan diri ketika berada pada kondisi malang (Taormina, 2015).
Resiliensi merupakan fenomena multidimensional dengan konteks yang
spesifik dan mencakup berbagai perubahan dalam perkembangannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
(Zimmerman & Arunkumar dalam Hendriani, 2018). Secara lebih rinci,
resiliensi dianggap sebagai variabel yang multidimensional yang terdiri dari
determination, endurance, adaptability, dan recuperability (Taormina, 2015).
Berdasarkan pengertian-pengertian resiliensi yang sudah disampaikan,
peneliti menyimpulkan bahwa resiliensi adalah sebuah kemampuan untuk
menyesuaikan diri dan bangkit kembali dari pengalaman serta kondisi yang
terpuruk sehingga mampu berfungsi normal kembali.
2. Aspek-Aspek Resiliensi
Taormina (2015), menjelaskan bahwa resiliensi memiliki empat aspek yaitu
determination, endurance, adapability, recuperability.
a. Determination
Determination didefinisikan sebagai kemauan dan keteguhan yang
dimiliki seseorang dalam mencapai suatu tujuan dan keputusan untuk
bertahan. Keteguhan dan kemauan seseorang akan membantu individu dalam
menghadapi pengalaman terpuruknya. Mekanisme dari aspek ini terjadi ketika
individu memiliki keteguhan yang kuat, mereka akan cenderung menunjukkan
kemauan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Biasanya individu
yang memiliki keteguhan yang tinggi akan memandang masalah sebagai
tantangan yang harus dikuasai (Bandura, 1986). Komponen ini mewakili
dimensi resiliensi seseorang dalam hal kognitif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
b. Endurance
Endurance didefinisikan sebagai kekuatan dan ketabahan pribadi dalam
bertahan pada situasi sulit tanpa menyerah dengan keadaan. Ketika individu
mampu bertahan dan tidak menyerah dalam menghadapi pengalaman terpuruk
akan meningkatkan kesempatan untuk sukses menyelesaikan masalah.
Pengalaman tersebut akan menjadi faktor protektif resiliensi individu tersebut
jika mengalami pengalaman yang serupa (Rutter, 1987). Komponen ini bisa
masuk dalam kategori fisik dan kognitif.
c. Adaptability
Adaptability didefinisikan sebagai kapasitas untuk mampu menjadi
fleksibel, banyak akal, dan dapat mengatasi lingkungan yang sulit serta dapat
mengatur diri sehingga dapat menyesuaikan diri dengan kondisi. Aspek ini
lebih bersifat kognitif daripada fisik karena seseorang dapat membuat upaya
secara sadar untuk merubah pemikiran dan/atau perilaku seseorang.
Sebaliknya, seseorang tidak dapat dengan mudah mengubah fisik seseorang
untuk masuk dengan situasi yang baru. Perubahan pemikiran dan perilaku
seseorang adalah bentuk penyesuaian diri dengan peristiwa buruk yang
dialami individu. Hal ini memengaruhi resiliensi seseorang sehingga mampu
memiliki perspektif yang positif dalam memandang masalah yang dialami
(Bonano, 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
d. Recuperability
Recuperability didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam
recovery secara fisik maupun kognitif dalam kondisi sulit dan mampu kembali
ke posisi normal. Aspek tersebut biasanya adalah yang dibayangkan secara
umum oleh seseorang tentang resiliensi. Secara kognitif, recuperability adalah
kemampuan seseorang untuk kembali ke posisi normal dengan pemaknaan
positif (tantangan) atau pemaknaan negatif (ancaman) terhadap masalah
sehingga memengaruhi proses recovery seseorang dalam sebuah
permasalahan. Recuperability tidak hanya bekerja secara kognitif namun
secara fisik. Indikator yang menunjukkan recovery secara fisik dapat ditinjau
dari kesehatan kardiovaskularnya (Tugade & Frederickson, 2004).
3. Karakteristik Individu yang Resilien
Menurut Wolin dan Wolin (dalam Kartika, 2012), terdapat tujuh
karakteristik yang menunjukkan orang yang resilien. Karakteristik ini yang
menunjukkan ciri khas dari orang yang resilien yaitu:
a. Memiliki kemampuan untuk mampu bertanya kepada diri sendiri secara
jujur sehingga dapat memahami diri sendiri dan orang lain. (Insight)
b. Mampu mandiri, memiliki kemampuan dalam memutuskan untuk
mengambil jarak dari masalah secara psikologis maupun fisik. Kemampuan
ini memerlukan kejujuran pada diri sendiri serta kepedulian terhadap orang
lain. (Kemandirian)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
c. Memiliki kemampuan dalam menjalin hubungan secara baik dan jujur
sehingga dapat saling mendukung dan memperkuat kualitas hidup.
(Hubungan)
d. Memiliki kemampuan untuk bersikap proaktif dalam menyelesaikan
masalah dan mau belajar mengembangkan diri untuk menghadapi masalah.
(Inisiatif)
e. Memiliki kemampuan untuk mampu menghasilkan berbagai pemikiran
untuk menyelesaikan masalah. (Kreativitas)
f. Memiliki kemampuan untuk menertawakan diri sendiri dan menertawakan
sekitar. Bentuk wujud menemukan kebahagiaan dan melihat permasalahan
lebih ringan. (Humor)
g. Memiliki keyakinan terhadap nilai-nilai yang berguna dalam menjalankan
hidup yang lebih baik. (Moralitas)
4. Faktor yang Memengaruhi Resiliensi
Resiliensi sebagai kemampuan untuk mampu mengatasi keterpurukan
dalam kehidupan dapat dipengaruhi hal-hal di luar atribut tersebut. Berikut
merupakan rangkuman faktor-faktor yang dapat memengaruhi mekanisme
resiliensi individu.
1. Kemampuan coping
Kemampuan coping dianggap mampu memengaruhi resiliensi
seseorang terutama mahasiswa. Proses coping seseorang dengan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
yang dihadapi membantu individu untuk mengalihkan perhatian dari stress
yang dialami sehingga individu lebih mampu menyesuaikan diri dalam
menghadapi permasalahan yang terjadi (Galatzer-Levy, Burton, &
Bonanno, 2012). Coping juga mampu membantu seseorang untuk memiliki
pendekatan yang positif terhadap masalah, meregulasi emosi,
memanfaatkan dukungan sosial, dan mengelola sumber coping lainnya.
(Graber, Pichon, Carabine, 2015).
2. Locus of Control
Locus of Control mampu menjadi prediktor bagi resiliensi. Individu
yang memiliki kepercayaan bahwa hal yang terjadi pada hidupnya diatur
oleh diri sendiri dan bagaimana ia meresponnya cenderung akan lebih
resilien dibandingkan dengan mereka yang memercayai bahwa nasib
mereka ditentukan oleh kekuatan di luar diri mereka (Banyard & Cantor,
2004).
3. Regulasi Emosi
Regulasi emosi punya hubungan positif dengan resiliensi. Regulasi
emosi berperan dalam resiliensi ketika seseorang mampu menahan diri
untuk tidak memunculkan reaksi emosi sehingga mampu bertahan dalam
menghadapi masalah (Widuri, 2012).
4. Optimisme
Optimisme dapat menjadi prediktor bagi resiliensi seseorang. Perasaan
dan harapan positif terhadap masa depan yang dimiliki seseorang mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
membantu individu dalam menyikapi permasalahan secara positif (Gómez-
Molinero, Zayas, Ruíz-González, & Guil, 2018). Selain itu, dengan
memiliki optimisme seseorang cenderung tidak mudah menyerah dalam
menghadapi permasalahan sehingga memiliki kesempatan lebih besar
untuk menjadi resilien (Kim & Lee, 2018)
5. Gender
Banyard dan Cantor (2004) menemukan bahwa proses resiliensi
perempuan lebih baik dibandingkan laki-laki. Hal ini disebabkan
perempuan memiliki sumber daya yang lebih banyak sehingga ketika
mengalami permasalahan, mereka lebih mudah menyesuaikan diri atau
menjadi resilien.
6. Life Responsibility
Life responsibility atau tanggung jawab hidup seperti menjadi orang tua
atau memiliki pekerjaan dalam konteks studi universitas memengaruhi
tingkat resiliensi seseorang. Individu mengembangkan kemampuan untuk
coping dan menyelesaikan masalah sehingga lebih matang dalam
menghadapi permasalahan (Chung, dkk, 2017).
7. Dukungan Sosial
Dukungan sosial menjadi faktor krusial lainnya bagi resiliensi.
Terpenuhinya dukungan sosial dari keluarga atau teman akan menjadi
sumber daya bagi seseorang ketika menghadapi permasalahan sehingga
memiliki kesempatan untuk menjadi resilien (Banyard & Cantor, 2004;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Pidgeon, Rowe, Magyar, & Stapleton, 2014). Kurangnya dukungan sosial
biasanya mengarahkan seseorang pada post-traumatic stress dan respon
negatif dalam menghadapi kesulitan sehingga menjadi kurang resilien.
Bentuk dukungan sosial dapat berwujud masukan, kehadiran di saat sulit,
diperhatikan, dan dukungan nyata. Dukungan dapat diberikan oleh mentor,
orang yang dipercaya, pasangan, dan teman yang supportif (Graber, dkk,
2015).
B. Masa Perkembangan Dewasa Awal
1. Pengertian Dewasa Awal
Mahasiswa adalah individu yang sedang mengalami masa transisi untuk
menjadi dewasa yang utuh atau disebut dewasa awal. Masa dewasa awal identik
dengan masa eksplorasi kemudian menentukan pilihan karier, penetapan
identitas, dan gaya hidup yang dijalani (Santrock, 2012). Rentang umum untuk
dapat dianggap sebagai dewasa awal kurang lebih adalah 18-25 tahun (Arnett,
2000).
2. Karakteristik Dewasa Awal
Menurut Arnett (2000), dewasa awal memiliki lima karakteristik kunci,
yaitu:
a. Eksplorasi Identitas Terutama Cinta dan Pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Fase ini memungkinkan individu untuk bereksplorasi tentang dunia dan
dirinya. Individu akan mengeksplorasi cinta dengan intensi menjalin
hubungan lebih dalam dan serius. Selain itu, individu juga akan
mengeksplorasi hal yang berkaitan dengan pekerjaan. Motivasi
eksplorasi tersebut berkaitan dengan kesiapan mereka untuk bekerja
setelah lulus kuliah.
b. Instability
Ketidakstabilan akan menjadi situasi yang dialami individu pada
fase ini. Mereka berada pada transisi dari remaja menuju dewasa
seutuhnya. Transisi ini akan membuat banyak perubahan di hidup
mereka sehingga mereka akan mengalami ketidakstabilan dalam rangka
mempersiapkan kehidupan dewasa mereka.
c. Self-focused
Karakteristik individu pada fase ini akan lebih bersifat
individualistik. Mereka akan bertanggung jawab atas kehidupannya
sendiri dan memutuskan segala sesuatu secara independen.
d. Feeling in Between
Individu dewasa awal biasanya berada pada kebingungan karena
memandang dirinya bukan sebagai remaja atau orang dewasa secara
utuh. Individu dewasa awal akan merasa berada ditengah-tengah kedua
masa perkembangan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
e. The Ages of Possibilities
Hal ini menjelaskan bahwa pada momen ini individu memiliki
kesempatan untuk merubah hidupnya, ini juga berkaitan dengan
karakter ketidakstabilan.
3. Tugas Perkembangan Dewasa Awal (Mahasiswa)
Mengemban tugas perkembangan dewasa awal, mahasiswa sebagai
civitas perguruan tinggi memiliki tugas-tugas perkembangan yang lebih
spesifik. Chickering (1969 dalam Long, 2012) menjabarkan mengenai tugas
perkembangan mahasiswa yang terdiri dari tujuh tingkatan sebagai berikut:
1. Mengembangkan kompetensi adalah vektor pertama dari pengembangan
identitas. Selama vektor ini, siswa memperoleh berbagai keterampilan
kognitif, psikososial, dan teknis baru ketika mereka menghadapi
tantangan akademik baru, lingkungan hidup, keragaman, dan teknologi.
Siswa mengembangkan kompetensi baru, sehingga mereka merasa
percaya diri ketika mereka menguasai keterampilan baru.
2. Mengelola emosi, siswa mengembangkan kemampuan untuk mengenali
kesesuaian emosi dan reaksi tertentu dalam konteks yang berbeda.
Mereka mampu mengendalikan dan mengekspresikan emosi yang sesuai.
3. Bergerak melalui otonomi, siswa mencapai otonomi dengan belajar untuk
menyelesaikan masalah sendiri. Mereka menyadari bahwa tujuan mereka
harus dicapai sebagian besar melalui tindakan dan keputusan mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
sendiri daripada melalui ketergantungan pada orang tua, teman sebaya,
dan lainnya.
4. Mengembangkan hubungan interpersonal yang matang, siswa
mengembangkan penghargaan untuk orang lain berdasarkan kualitas
yang mereka miliki. Ini mengarahkan siswa untuk mengembangkan
toleransi terhadap perbedaan dan kapasitas untuk keintiman.
5. Pembentukan identitas, siswa membangun rasa identitas yang aman dan
nyaman dalam hal penampilan fisik, jenis kelamin, ras, dan orientasi
seksual. Mereka sadar bahwa identitas mereka terdiri dari berbagai
dimensi dan bagaimana identitas mereka diintegrasikan dengan
masyarakat, budaya, dan sejarah yang lebih luas.
6. Pengembangan tujuan, siswa mengembangkan serangkaian tujuan karir
yang jelas, aspirasi pribadi, dan komitmen untuk keluarga, teman, dan
diri.
7. Pengembangan integritas, siswa berkembang dari pemikiran "hitam dan
putih" tentang masalah moral dan etika yang kompleks menjadi mengakui
perspektif orang lain sebagai hal yang valid. Perilaku siswa selaras
dengan nilai-nilai dan tujuan yang telah mereka buat sebelumnya.
C. Mahasiswa
1. Pengertian Mahasiswa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (kbbi.web.id), mahasiswa adalah
orang yang belajar di perguruan tinggi. Sesuai Undang-Undang Republik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Indonesia Nomor 12 tahun 2012 yang mengatur tentang pendidikan tinggi, Pasal
1 ayat 15 menyatakan bahwa mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang
Pendidikan Tinggi. Kemudian pada Pasal 13 ayat 1 juga menjelaskan bahwa
mahasiswa sebagai anggota Sivitas Akademika diposisikan sebagai insan dewasa
yang memiliki kesadaran sendiri dalam mengembangkan potensi diri di Perguruan
Tinggi untuk menjadi intelektual, ilmuwan, praktisi, dan/atau profesional. Hartaji
(2012) mengutarakan bahwa mahasiswa adalah individu yang menjalani studi di
dalam lembaga Pendidikan Perguruan tinggi yang terdiri dari akademi, politeknik,
sekolah tinggi, institut, dan universitas.
2. Pengertian Mahasiswa Bekerja
Mahasiswa bekerja adalah mahasiswa yang menjalani kuliah pada
umumnya sambil bekerja. Perbedaan dengan mahasiswa kebanyakan muncul pada
status yang dimiliki mahasiswa yang bekerja. Mahasiswa bekerja merupakan
mahasiswa yang menggunakan periode waktu tertentu di luar jam perkuliahan
untuk bekerja (Curtis & Williams, 2002). Alasan yang mendasari mahasiswa untuk
bekerja di luar jam kuliah adalah kebutuhan finansial dan kebutuhan meningkatkan
pengalaman kerja (Choy, 2002; Lingard, 2015). Dengan bekerja, mahasiswa
menganggap bahwa pengalaman kerja mampu meningkatkan promosi diri ketika
melamar kerja (Curtis & Williams, 2002).
Mahasiswa yang bekerja memiliki beberapa karakteristik yang berbeda
dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak bekerja. Pada umumnya, mahasiswa
yang bekerja memiliki keterikatan dengan suatu pekerjaan di luar kewajiban studi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
di universitas (Creed, French, dan Hood, 2015). Sebagai kompensasi dari
pekerjaan yang telah dilakukan, mahasiswa akan mendapatkan upah. (Torres,
Grossh, Dadashova, 2011). Keterikatan mahasiswa dengan pekerjaan akan
menurunkan aktivitas yang berkaitan dengan studi. Mahasiswa yang bekerja akan
mengurangi dan membatasi jadwal kelas, menurunkan intensitas belajar, dan
memiliki keterikatan yang rendah dengan komunitas kampus (Torres, Grossh,
Dadashova, 2011; Choy, 2012).
D. Dinamika Perbedaan Resiliensi Mahasiswa yang Bekerja dan Tidak Bekerja
Mahasiswa adalah anggota (civitas academica) perguruan tinggi yang
diposisikan sebagai insan dewasa dengan kesadaran sendiri. Proses pengembangan
potensi diri di perguruan tinggi bertujuan membentuk mereka menjadi intelektual,
ilmuwan, praktisi, dan professional. Mahasiswa, dalam teori perkembangan
tergolong sebagai masa dewasa awal. Rentang umur seseorang dalam menempuh
pendidikan tinggi ialah 18-22 tahun. Individu dalam rentang umur tersebut sedang
mengalami transisi dari masa remaja menuju dewasa. Tantangan dan masalah akan
dialami oleh individu pada fase dewasa awal, termasuk mahasiswa. Pada fase ini
masalah akan bersifat unik dan bermacam-macam, sehingga diperlukan
penyesuaian diri yang tepat untuk bertahan atau disebut resiliensi. Dengan
demikian, mereka mampu mencapai fungsi yang optimal (Anasuri & Anthony,
2018).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk bertahan dan pulih kembali
dari kesulitan-kesulitan. Kemampuan ini terdiri dari beberapa aspek yang
membangun yaitu determination, adaptability, endurance, dan recupability
(Taormina, 2015). Determination didefinisikan sebagai kemauan dan keteguhan
yang dimiliki seseorang dalam mencapai suatu tujuan dan keputusan untuk
bertahan. Endurance didefinisikan sebagai kekuatan dan ketabahan pribadi dalam
bertahan pada situasi sulit tanpa menyerah dengan keadaan. Adaptability
didefinisikan sebagai kapasitas untuk mampu menjadi fleksibel, banyak akal, dan
dapat mengatasi lingkungan yang sulit serta dapat mengatur diri sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan kondisi. Sedangkan, recuperability didefinisikan
sebagai kemampuan seseorang dalam recovery secara fisik maupun kognitif dalam
kondisi sulit dan mampu kembali ke posisi normal.
Perbedaan resiliensi yang dimiliki mahasiswa yang bekerja dengan
mahasiswa tidak bekerja dapat dijelaskan melalui aspek-aspek dalam resiliensi
tersebut. Berkaitan dengan aspek adaptasi, Holdsworth, Turner dan Scott-Young
(2018) berpendapat mahasiswa yang memiliki pengalaman bekerja akan lebih
mudah beradaptasi dengan permasalahan yang dihadapi di perkuliahan. Mereka
lebih mampu beradaptasi disebabkan mereka sudah punya pengalaman bekerja
dengan individu dari berbagai macam umur, pengalaman, dan latar belakang.
Mahasiswa yang bekerja memiliki perspektif yang baru dan lebih luas sehingga
ketika mengalami pengalaman negatif, mereka mampu menyesuaikan diri dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
mengatur emosi dan strategi penyelesaian masalah yang lebih matang. Pengalaman
bekerja tersebut juga tidak hanya berpengaruh pada aspek adaptasi namun juga
endurance atau ketahanan mereka. Mahasiswa yang bekerja menjadi lebih percaya
diri dan lebih tidak mudah menyerah terhadap permasalahan yang dihadapi.
Perbedaan mahasiswa bekerja dengan mahasiswa tidak bekerja juga muncul
pada aspek determination. Dengan bekerja, mahasiswa dituntut untuk memiliki
tujuan dan motivasi yang jelas atas keputusan mereka untuk menjalani studi sambil
bekerja. Tujuan dan motivasi yang jelas tersebut membuat mereka lebih mampu
bertahan dan berjuang walau pada situasi yang sulit supaya tujuan mereka tercapai
(Holdsworth, Turner & Scott-Young, 2018). Aspek-aspek resiliensi tersebut yang
menguatkan mahasiswa bekerja untuk menjadi resilien dan mampu menentukan
nilai, kesuksesan, dan pengalaman belajar pada masa mendatang (Holdsworth,
Turner & Scott-Young, 2018).
Secara umum dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang bekerja memiliki
kekuatan resiliensi lebih tinggi daripada mahasiswa yang tidak bekerja karena
memiliki pengalaman dan perspektif yang lebih luas. Pengalaman dan perspektif
tersebut memengaruhi kepercayaan diri dan kemampuan menyelesaikan masalah
sehingga emosi mereka juga lebih stabil ketika berhadapan dengan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
E. Skema Penelitian
C. Hipotesis
Mahasiswa yang tidak bekerja
(tanpa pengalaman di luar kampus)
Mahasiswa yang bekerja
Aktivitas belajar lebih tinggi
Prioritas waktu digunakan untuk
studi
Peran utama adalah pelajar
Tuntutan hanya dari bidang
akademis
Aktivitas belajar lebih rendah
Perlu menyeimbangkan waktu
kuliah dan bekerja
Memiliki peran ganda sebagai
pelajar dan pekerja
Tuntutan dari tempat kerja dan
akademis
Fokus menjalani Pendidikan Menjalani Pendidikan sambil
bekerja
Kurang mendapatkan pengalaman
menghadapi masalah
Lebih kaya pengalaman dalam
menghadapi masalah
Resiliensi rendah Resiliensi tinggi
Mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
F. Hipotesis
Hipotesis yang penulis ajukan pada penelitian ini adalah ada perbedaan
resiliensi di antara mahasiswa yang tidak bekerja dan mahasiswa yang bekerja. Secara
spesifik, kemampuan resiliensi mahasiswa yang bekerja lebih tinggi dibandingkan
mahasiswa yang tidak bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif komparatif.
Penelitian tersebut bersifat membandingkan, sehingga membutuhkan subjek
lebih dari satu dan dalam waktu yang berbeda (Siregar, 2014).
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti, yaitu variabel
tergantung (dependent variabel) dan variabel bebas (independent variabel).
Variabel tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Variabel bebas : status kerja mahasiswa
2. Variabel tergantung : resiliensi
C. Definisi Operasional Penelitian
1. Resiliensi
Resiliensi merupakan kemampuan seseorang dalam menjalani proses
penyesuaian diri terhadap kondisi yang menyebabkan individu mengalami
penderitaan dan kesengsaraan. Resiliensi akan diukur menggunakan skala
resiliensi milik Taormina (2015) yang mencakup aspek-aspek
determination, endurance, adaptability, dan recuperability. Tingkat
resiliensi mampu dilihat dari skor yang didapatkan pada hasil skala.
Semakin tinggi skor yang didapatkan semakin tinggi tingkat resiliensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
individu dan semakin rendah skor yang didapatkan semakin rendah tingkat
resiliensi individu.
2. Status Bekerja Mahasiswa
Mahasiswa akan digolongkan menjadi mahasiswa yang bekerja dan
tidak bekerja. Status bekerja atau tidak bekerja dapat diketahui melalui
pengisian skala pada bagian demografis.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah mahasiswa yang tidak bekerja dan mahasiswa
yang bekerja. Berikut kriteria yang digunakan sebagai pemilihan subjek
penelitian:
1. Berstatus sebagai mahasiswa aktif di Yogyakarta
2. Umur 18-25 tahun
3. Angkatan 2015-2018
4. Bekerja part-time atau(dan) yang tidak bekerja
Kriteria-kriteria tersebut muncul karena beberapa alasan spesifik.
Mahasiswa yang dipilih adalah mahasiswa aktif di Yogyakarta karena kota ini
adalah kota pelajar dan peneliti berdomisili di Yogyakarta. Rentang umur 18-
25 tahun muncul mengikuti kategorisasi rentang umur dewasa awal (Arnett
2000). Kemudian, rentang angkatan masuk kuliah tahun 2015-2018 muncul
dengan pertimbangan angkatan tersebut masih aktif kuliah (saat pengambilan
data). Dalam konteks perguruan tinggi dan perkuliahan reguler, status bekerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dikerucutkan kepada pekerjaan part-time dikarenakan jenis ini lebih dominan
di kalangan mahasiswa.
E. Metode Pengumpulan Data dan Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode
penyebaran kuesioner. Kuesioner yang telah disebarkan akan dikumpulkan
kembali untuk diolah sebagai keperluan penelitian. Alat pengumpulan data
akan menggunakan satu buah skala yaitu Adult Resilience Scale yang
diadaptasi. Skala Adult Resilience Scale disusun oleh Taormina (2015) yang
terdiri dari empat aspek resiliensi yaitu determination, endurance, adaptability,
dan recuperability. Skala ini berjumlah 20 aitem yang mewakili keempat aspek
resiliensi. Namun, setelah diadaptasi dan di uji coba kepada subjek penelitian,
skala Adult Resilience Scale direvisi menjadi 19 aitem karena terdapat poin
pernyataan yang tidak reliabel.
Tabel 1.
Persebaran aitem skala Adult Resilience Scale
Aspek Nomer Item Jumlah Item
Determination 2, 3, 4, 5 4 (21,07%)
Endurance 6, 7, 8, 9, 10 5 (26,31%)
Adaptability 11, 12, 13, 14, 15 5 (26,31%)
Recuperability 16, 17, 18, 19, 20 5 (26,31%)
Total 19 (100%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
F. Pemeriksaan Validitas & Reliabilitas Alat Ukur
Pemeriksaan validitas adalah hal wajib dalam penyusunan alat ukur
penelitian. Usaha tersebut memiliki tujuan untuk melihat bagaimana suatu tes
bisa menghasilkan pengukuran atribut psikologis yang sesuai atau tidak sesuai
dengan tujuan tes tersebut disusun (Supratiknya, 2014). Dengan langkah
pemeriksaan validitas, alat ukur diharapkan mampu memberikan
pertanggungjawaban terhadap hasil penggunaannya.
Pemeriksaan reliabilitas merupakan langkah untuk menguji ketepatan
pengukuran dalam sebuah tes. Hal tersebut dapat diukur dengan dua ciri tes
yaitu konsistensi internal yang menguji konsistensi antar bagian dalam tes dan
stabilitas yaitu konsistensi antar waktu dan hasil tes (Supratiknya, 2014).
G. Metode Analisis Data
Langkah berikutnya setelah mendapatkan data, penulis akan melakukan
uji asumsi terdahulu terhadap data penilitian. Uji asumsi yang akan digunakan
oleh peneliti adalah uji normalitas dan uji homogenitas (Silalahi, 2018).
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian terhadap data penelitian untuk
mengukur persebaran data apakah dari populasi yang sebarannya
normal. Untuk menguji normalitas data dapat dilakukan dengan cara
analisis Kolmogorov-Smirnov (Santoso, 2010). Peneliti menggunakan
SPPS 20.0 for Windows sebagai alat bantu untuk menganalisis data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Data dapat dianggap memiliki sebaran data yang normal jika (p) > 0,05,
namun jika (p) < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa persebaran data
tidak normal. Apabila persebaran data normal dapat dilakukan uji
parametris sedangkan jika persebaran data tidak normal dapat dilakukan
uji non-parametris.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas diperlukan untuk memeriksa perbedaan varians
diantara kedua sampel subjek penelitian (Santoso, 2010). Dalam rangka
memeriksa perbedaan tersebut, digunakan metode Levene Test. Data
dianggap memiliki varians yang sama jika memiliki nilai (p) > 0,05
sedangkan, bila nilai (p) < 0,05 maka kedua sampel memiliki varians
yang berbeda (Santoso, 2010).
3. Uji Hipotesis
Pada pengujian hipotesis perbedaan resiliensi antara mahasiswa
bekerja dan tidak bekerja, akan diukur menggunakan metode Uji T
ketika menghasilkan persebaran data yang normal. Uji T merupakan
metode analisis yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel
satu dengan yang lain. Namun, jika persebaran data yang dihasilkan
tidak normal maka uji hipotesis akan menggunakan Whitney U Test
(Santoso, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berstatus sebagai
mahasiswa aktif yang berjumlah 160 orang yang terdiri dari 80 laki-laki dan 80
perempuan. Mahasiswa tersebut akan dikategorikan menjadi mahasiswa yang bekerja
atau tidak bekerja. Diketahui bahwa data yang terkumpul terdiri dari 80 mahasiswa
bekerja dan 80 mahasiswa yang tidak bekerja. Secara lebih lanjut, subjek juga terbagi
dari rentang umur 18-25 tahun. Berikut tabel deskripsi responden penelitian.
Tabel 2.
Deskripsi Responden Penelitian
Keterangan Jumlah Total
Usia
Responden
18 – 21 tahun 111
160
22 – 25 tahun 49
Jenis
Kelamin
Laki-laki 80
160
Perempuan 80
Status Bekerja Laki-laki 40
160
Perempuan 40
Tidak Bekerja Laki-laki 40
Perempuan 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2019 hingga 20 Agustus 2019
dengan menyebarkan skala penelitian secara daring menggunakan googleform kepada
mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja sesuai kriteria yang sudah ditentukan.
Penyebaran skala secara daring dimaksudkan memudahkan peneliti untuk
mendapatkan data secara lebih luas. Skala resiliensi terdiri dari 19 aitem yang
sebelumnya sudah melalui tahap ujicoba dan sudah layak untuk disebarkan.
Peneliti menargetkan untuk mendapatkan responden sejumlah 160 orang yang
terdiri dari 80 orang mahasiswa tidak bekerja dan 80 orang mahasiswa yang bekerja.
Pada akhir penelitian, total jumlah data yang terkumpul adalah 160 orang yang terdiri
dari 80 orang mahasiswa tidak bekerja dan 80 orang mahasiswa yang bekerja.
C. Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data penelitian resiliensi mahasiswa bekerja dan tidak bekerja diuji
dengan metode One Sample T-Test menggunakan bantuan SPSS 20.0 for Windows
yang dapat dilihat dari tabel 3.
Tabel 3.
Data Penelitian
Statistik Mahasiswa Bekerja Mahasiswa Tidak Bekerja
Teoritik Empiris Teoritik Empiris
Xmin 19 66 19 57
Xmax 95 95 95 95
Mean 58 78,61 58 75,86
Signifikansi One
Sample T-Test
0,00 0,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Berdasarkan hasil perhitungan statistika data dari subjek penelitian, data terbagi
menjadi dua bagian yaitu skor teoritis dan skor empiris. Skor teoritis adalah skor dari
alat ukur sedangkan skor empiris adalah skor dari hasil penelitian. Pada penelitian ini
didapatkan skor rerata teoritis adalah 58 dengan perhitungan manual. Kemudian, hasil
data yang diolah menggunakan SPSS menunjukkan bahwa mahasiswa bekerja
memiliki mean sebesar 78,61 sedangkan mahasiswa tidak bekerja memiliki mean
sebesar 75,86. Kedua subjek memiliki mean empiris yang lebih besar dibandingkan
dengan mean teoritik.
Hasil analisis uji one sample T- Test pada mahasiswa bekerja dan mahasiswa
tidak bekerja menunjukkan bahwa kedua subjek sama-sama memiliki perbedaan yang
signifikan antara mean teoritis dan mean empiris. Nilai signifikansi mean teoritis dan
mean empiris mahasiswa bekerja adalah 0,00 kemudian nilai signifikansi mean teoritis
dan mean empiris mahasiswa tidak bekerja adalah 0,00. Dengan adanya hasil analisis
uji one sample T-Test dapat disimpulkan bahwa resiliensi mahasiswa yang bekerja dan
tidak bekerja tergolong tinggi.
D. Hasil Analisis Data
1. Uji Asumsi Penelitian
a. Uji Normalitas
Pengujian asumsi yang pertama kali dilakukan adalah uji normalitas.
Data yang telah terkumpul diuji normalitas persebaran datanya. Penelitian
ini menggunakan metode analisis Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
SPSS 20 for Windows. Data dapat dianggap memiliki sebaran data
yang normal jika (p) > 0,05, namun jika (p) < 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa persebaran data tidak normal. Berikut hasil analisis uji normalitas
data penelitian:
Tabel 4.
Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov
Statistik df Sig.
Mahasiswa
bekerja
0,162 80 0,000
Mahasiswa tidak
bekerja
0,098 80 0,054
Berdasarkan penyajian tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai (p)
dari mahasiswa yang bekerja adalah 0,00, sehingga nilai signifikansi (p) <
0,05 maka distribusi data tidak normal. Sedangkan mahasiswa yang tidak
bekerja memiliki nilai (p) sebesar 0,054 yang menunjukkan bahwa (p) >
0,05 maka distribusi data normal. Apabila salah satu subjek memiliki
distribusi data yang tidak normal, maka data dari kedua subjek penelitian
tersebut dianggap memiliki distribusi data yang tidak normal.
b. Uji Homogenitas
Pengujian asumsi selanjutnya adalah uji homogenitas. Uji
homogenitas bermaksud melihat perbedaan varians diantara sampel
penelitian. Untuk melakukan uji homogenitas dilakukan metode analisis
Levene Test. Jika nilai signifikansi (p) > 0,05 maka data dianggap berasal
dari populasi yang memiliki variansi sama. Sedangkan bila nilai (p) < 0,05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
maka data dianggap berasal dari populasi yang memiliki varians berbeda.
Berikut merupakan tabel hasil analisis Levene Test:
Tabel 5.
Hasil Uji Homogenitas
Levene Statistic
F 2,489
Sig. 0,117
Tabel di atas, menunjukkan bahwa data penelitian ini memiliki
signifikansi (p) senilai 0,117 yang memenuhi syarat (p) > 0,05 sehingga
dapat dikatakan data berasal dari populasi yang memiliki varians yang
sama.
c. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis akan melihat apakah terdapat perbedaan yang
signifikan antara resiliensi mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja.
Sebelumnya, persebaran data menunjukkan ketidaknormalan, sehingga
akan menggunakan analisis non-parametrik yaitu Mann-Whitney U Test.
Jika nilai (p) < 0,05 maka hipotesis diterima, namun jika nilai (p) > 0,05
maka hipotesis tidak diterima.
Tabel 6.
Hasil Uji Hipotesis
Mann-Whitney U
Test
Asymp. Sig.
(2-tailed)
Kesimpulan
Resiliensi 2543.5 0,025 < 0,05 Ada Perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Berdasarkan tabel di atas, dapat diinterpretasikan bahwa nilai (p)
adalah 0,025 yang berarti nilai (p) < 0,05 maka hipotesis diterima. Dengan
kata lain, terdapat perbedaan resiliensi diantara mahasiswa yang bekerja
dan tidak bekerja yang secara spesifik mahasiswa yang bekerja memiliki
resiliensi yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang tidak bekerja.
d. Analisis Tambahan (Perbedaan antar jenis kelamin)
1. Uji beda Mann-Whitney U ditinjau dari jenis kelamin
Pengujian perbedaan resiliensi jenis kelamin mahasiswa akan
menggunakan metode analisis Mann-Whitney U dengan bantuan SPSS
for Windows 20. Uji beda akan terdiri dari tiga kelompok yaitu
mahasiswa bekerja, mahasiswa tidak bekerja, dan mahasiswa secara
keseluruhan. Peneliti menemukan jika ketiga kelompok tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan diantara jenis kelamin laki-
laki dan perempuan. Berikut tabel yang menunjukkan hasil uji beda.
Tabel 7.
Uji Beda Resiliensi Ditinjau dari Jenis Kelamin Mahasiswa
Mann-Whitney U
Test
Asymp. Sig. (2-
tailed)
Kesimpulan
Resiliensi antar jenis
kelamin pada mahasiswa
bekerja
680 0,247 > 0,05 Tidak ada
perbedaan
Resiliensi antar jenis
kelamin pada mahasiswa
tidak bekerja
768,5 0,761 > 0,05 Tidak ada
perbedaan
Resiliensi antar jenis
kelamin pada mahasiswa 2864,5 0,252 > 0,05
Tidak ada
perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
E. Pembahasan
Tujuan dari penelitian ini adalah melihat perbedaan tingkat resiliensi pada
mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja. Hasil penelitian menunjukkan hipotesis
penelitian dapat diterima yaitu resiliensi diantara mahasiswa bekerja dan tidak
bekerja memiliki perbedaan yang signifikan. Hipotesis penelitian secara lebih
spesifik juga membuktikan dimana mahasiswa yang bekerja memiliki resiliensi
lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak bekerja.
Mean empirik kedua subjek mahasiswa pada penelitian menunjukkan angka
yang lebih tinggi dibanding mean teoritis. Dapat dikatakan bahwa mahasiswa
bekerja dan tidak bekerja memiliki resiliensi yang tinggi. Penemuan tersebut
membantah pernyataan yang menganggap mahasiswa kurang resilien (Rosenbaum
& Weatherford, 2017; Webb & Rosenbaum, 2018). Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa mahasiswa memiliki
resiliensi yang tinggi (Anasuri & Anthony, 2018; Coşkun, Garipağaoğlu, & Tosun,
2014).
Menurut Chickering (1969 dalam Long, 2012), mahasiswa sedang berkembang
ke arah pematangan diri. Masa ini adalah proses mengembangkan identitas diri
sehingga mereka akan memiliki kompetensi-kompetensi baru ketika mengalami
pengalaman baru dan tantangan hidup. Coşkun, Garipağaoğlu, dan Tosun (2014)
turut menjelaskan mahasiswa memiliki resiliensi tinggi turut didukung pengalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
menyelesaikan masalah pada fase sebelumnya sehingga tetap mampu
menyesuaikan diri pada masalah dan tantangan yang baru.
Penemuan yang paling disoroti pada penelitian ini adalah resiliensi mahasiswa
bekerja. Fenomena mahasiswa yang bekerja menunjukkan kegiatan di luar studi
menguatkan resiliensi mereka. Hal ini sejalan dengan penelitian Chung, Turnbull,
dan Chur-Hansen (2017) yang menjelaskan bahwa mahasiswa yang memiliki
tanggung jawab lain seperti halnya bekerja memiliki resiliensi lebih tinggi
dibandingkan mahasiswa reguler. Walaupun begitu, hasil penelitian ini bertolak
belakang dengan hasil temuan Munro dan Pooley (2009) yang menemukan bahwa
tidak ada perbedaan yang signifikan diantara resiliensi mahasiswa yang berlatar
belakang pernah bekerja dengan mahasiswa regular.
Resiliensi mahasiswa bekerja lebih tinggi dapat dijelaskan secara logis. Rutter
(1987) menjelaskan situasi/pengalaman yang negatif dapat menjadi faktor protektif
ketika seseorang sukses menyesuaikan diri/coping dengan pengalaman tersebut.
Pernyataan tersebut menjelaskan ketika mahasiswa bekerja memiliki tanggung
jawab dan tuntutan yang lebih besar daripada mahasiswa pada umumnya
(Taniguchi & Kaufman, 2005), mereka mampu menyesuaikan diri dengan
tanggung jawab dan tuntutan tersebut, kondisi yang lebih stressful tersebut malah
mengembangkan diri mereka untuk resilien dan menjadi faktor protektif mereka.
Penjelasan lain juga mendukung pernyataan Rutter (1987), jika mahasiswa
yang memiliki peran di luar pelajar dianggap cenderung lebih dewasa. Mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
mengembangkan kemampuan untuk mendukung resiliensi mereka seperti regulasi
emosi dan kemampuan menyelesaikan masalah (Saleebey, 1996; Richardson,
2002; Eppler, Carsen Plenti, Harju, 1997 dalam Chung, dkk, 2017). Regulasi emosi
dan kemampuan penyelesaian masalah tersebutlah yang menjadi faktor penting
yang dapat meningkatkan resiliensi (Kim & Lee, 2018). Kemampuan mengatur
emosi berhubungan dengan aspek adaptability dalam resiliensi. Widuri (2012)
menjelaskan individu yang memiliki regulasi emosi yang baik membantu mereka
menahan diri untuk memunculkan reaksi emosi yang berlebih atau mampu
mengontrol emosi mereka, sehingga mereka mampu bertahan, gigih dan
menyesuaikan diri dalam menghadapi permasalahan.
Penelitian ini memberi implikasi untuk membuktikan bahwa resiliensi
dipengaruhi oleh konteks, dalam hal ini konteks yang ditekankan adalah kegiatan
di luar studi. Menurut Ungar dan Liebenberg (2011 dalam Anasuri & Anthony,
2018) konteks merupakan faktor yang mampu memengaruhi resiliensi seseorang.
Penelitian ini sesuai dengan pernyataan tersebut dengan hasil bahwa bekerja
mampu memengaruhi resiliensi pada mahasiswa sehingga resiliensi mahasiswa
yang bekerja lebih tinggi daripada mahasiswa yang tidak bekerja. Hasil tersebut
juga sejalan dengan penelitian Randolph, Fraser, dan Orthner (2004) yang
menemukan siswa yang memiliki kerentanan untuk drop out di sekolah malah
cenderung akan lebih resilien dan mampu menyelesaikan studinya ketika mengikuti
ekstrakurikuler di sekolahnya. Kedepannya hasil penelitian ini dapat menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
implikasi supaya mahasiswa dapat mengikuti kegiatan-kegiatan di luar studi untuk
meningkatkan resiliensi mereka dalam kesulitan yang dialami.
Sebagai analisa tambahan terkait hasil penelitian, variabel gender dan jenis
kelamin menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan diantara laki-laki dan
perempuan. Ballenger-Browning dan Johnson (2010) menjelaskan gender adalah
variabel yang inkonsisten dalam meprediksi resiliensi. Hal itu memang terbukti dari
hasil-hasil penelitian terdahulu yang menghasilkan jawaban yang berbeda-beda.
Penelitian yang disusun oleh Newsome, Vaske, Gehring, dan Boisvert (2016)
menjelaskan bahwa laki-laki cenderung lebih rentan terhadap masalah-masalah
dibandingkan perempuan dan disimpulkan pada penelitian tersebut wanita lebih
resilien daripada laki-laki. Bertolak belakang dengan penelitian itu, Cassidy (2015)
serta Munro dan Pooley (2009) mengungkapkan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan pada tingkatan resiliensi ditinjau dari jenis kelaminnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan resiliensi
yang signifikan diantara mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja. Kedua
kelompok memiliki resiliensi yang dianggap tinggi akan tetapi mahasiswa yang
bekerja memiliki resiliensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa
yang tidak bekerja. Hasil analisis tambahan menunjukkan bahwa jenis kelamin
tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam memprediksi resiliensi.
B. KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan kurang memperhatikan waktu pengambilan
data. Pengambilan data dilakukan ketika masa libur studi universitas di
Yogyakarta sehingga banyak mahasiswa yang tidak beraktivitas di kampus
sehingga kurangnya menemui pengalaman terpuruk karena studi, kemudian
mahasiswa yang bekerja melebihi jumlah jam kerja pada umumnya yaitu 40
jam/minggu. Selain itu, penelitian ini juga kurang memperhatikan budaya di
setiap lingkungan kerja yang memiliki perbedaan masing-masing sehingga
dapat memengaruhi penelitian. Peneliti juga tidak mengumpulkan data lainnya
yang mampu mendukung hasil penelitian seperti periode waktu yang sudah
ditempuh mahasiswa dalam bekerja, motivasi bekerja, dan jenis pekerjaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dijalani. Keterbatasan tersebut memengaruhi hasil dari penelitian yang
dilakukan.
C. SARAN
1. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan melakukan kegiatan di luar
studi seperti bekerja, mahasiswa mengembangkan kemampuan yang
mendukung resiliensi dan menambah pengalaman hidup mahasiswa.
Walaupun begitu, kegiatan di luar studi tidak terbatas pada bekerja namun
juga pada kegiatan lain seperti kegiatan ekstrakurikuler, berorganisasi,
berkompetisi, dan kegiatan lainnya.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperbaiki keterbatasan-
keterbatasan dalam penelitian ini sehingga dapat mendalami dan
menemukan hal-hal baru terkait resiliensi mahasiswa. Kondisi dan waktu
pengambilan data pada bulan aktif studi perlu diperhatikan sehingga
mahasiswa akan berhadapan lebih intens dengan persoalan akademis.
Kemudian, periode waktu yang sudah ditempuh mahasiswa dalam bekerja,
motivasi bekerja, dan jenis pekerjaan dapat diteliti lebih lanjut
pengaruhnya terhadap resiliensi mahasiswa. Selain itu, peneliti selanjutnya
dapat memeriksa pengaruh aktivitas selain bekerja yang dapat membantu
mempromosikan resiliensi mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
DAFTAR PUSTAKA
Anasuri, S., & Anthony, K. (2018). Resilience levels among college students: A
comparative study from two southern states in the USA. Journal of
Humanities and Social Science, 23(1-3), 52-73.
Ballenger-Browning, K., & Johnson, D. C. (2010). Key facts on resilience.
Naval Center for Combat & Operational Stress Control, 56, 1-9.
Banyard, V. L., & Cantor, E. N. (2004). Adjustment to college among trauma
survivors: An exploratory study of resilience. Journal of College Student
Development, 45(2), 207-221.
Berk, L. E. (2012). Development Through the Lifespan Edisi Kelima dari Dewasa
Awal Sampai Menjelang Ajal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Cassidy, S. (2015). Resilience building in students: the role of academic self-
efficacy. Frontiers in Psychology, 6, 1781.
Choy, S. (2002). Nontraditional Undergraduates: Findings from the Condition of
Education 2002. NCES 2002-012. National Center for Education Statistics.
Chung, E., Turnbull, D., & Chur-Hansen, A. (2017). Differences in resilience
between ‘traditional’ and ‘non-traditional’university students. Active
Learning in Higher Education, 18(1), 77-87.
Coşkun, Y. D., Garipağaoğlu, Ç., & Tosun, Ü. (2014). Analysis of the relationship
between the resiliency level and problemsolving skills of university
students. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 114, 673-680.
Creed, P. A., French, J., & Hood, M. (2015). Working while studying at university:
The relationship between work benefits and demands and engagement and
well-being. Journal of Vocational Behavior, 86, 48-57.
Curtis, S., & Williams, J. (2002). The reluctant workforce: undergraduates’ part-
time employment. Education+ Training, 44(1), 5-10.
Deverson, Anne. (2003). Resilience. Australia: Allen & Unwin.
Galatzer-Levy, I. R., Burton, C. L., & Bonanno, G. A. (2012). Coping flexibility,
potentially traumatic life events, and resilience: A prospective study of
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
college student adjustment. Journal of Social and Clinical Psychology,
31(6), 542-567.
Gómez-Molinero, R., Zayas, A., Ruíz-González, P., & Guil, R. (2018). Optimism
and resilience among university students. International Journal of
Developmental and Educational Psychology. Revista INFAD de
Psicología., 1(1), 147-154.
Graber, R., Pichon, F., & Carabine, E. (2015). Psychological resilience. London:
Overseas Development Institute.
Haktanir, A., Watson, J. C., Ermis-Demirtas, H., Karaman, M. A., Freeman, P. D.,
Kumaran, A., & Streeter, A. (2018). Resilience, Academic Self-Concept,
and College Adjustment Among First-Year Students. Journal of College
Student Retention: Research, Theory & Practice, 0(0), 1-18.
Hartaji, D. A. (2012). Motivasi Berprestasi pada Mahasiswa yang Berkuliah dengan
Jurusan Pilihan Orangtua. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma
Hartley, M. T. (2010). Increasing resilience: Strategies for reducing dropout rates
for college students with psychiatric disabilities. American Journal of
Psychiatric Rehabilitation, 13(4), 295-315.
Hendriani, W. (2018). Resiliensi Psikologis: Sebuah Pengantar. Kencana: Jakarta
Timur.
Herdiana, I (2019, Desember 8) Mengapa Mahasiswa Mudah Depresi dan Rentan
Bunuh Diri? Era.id. Didapat dari https://www.era.id/read/5KUdQk-
mengapa-mahasiswa-mudah-depresi-dan-rentan-bunuh-diri
Holdsworth, S., Turner, M., & Scott-Young, C. M. (2018). … Not drowning,
waving. Resilience and university: a student perspective. Studies in higher
education, 43(11), 1837-1853.
Kartika, D. A. (2012). Resiliensi pada Single mother Pasca Perceraian. Jurnal
Psikologi: Universitas Gunadarma.
kbbi.web.id
Kim, S. R., & Lee, S. M. (2018). Resilient college students in school-to-work
transition. International Journal of Stress Management, 25(2), 195.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Leary, K. A., & DeRosier, M. E. (2012). Factors promoting positive adaptation and
resilience during the transition to college. Psychology, 3(12), 1215.
Long, D. (2012). Theories and models of student development.
Loprinzi, C. E., Prasad, K., Schroeder, D. R., & Sood, A. (2011). Stress
management and resilience training (SMART) program to decrease stress
and enhance resilience among breast cancer survivors: A pilot randomized
clinical trial. Clinical Breast Cancer, 11(6), 364-368.
Munro, B., and Pooley, J. A. (2009). Differences in resilience and university
adjustment between school leaver and mature entry university
students. Aust. Commun. Psychol. 21, 50–61.
Newsome, J., Vaske, J. C., Gehring, K. S., & Boisvert, D. L. (2016). Sex differences
in sources of resilience and vulnerability to risk for delinquency. Journal of
Youth and Adolescence, 45(4), 730-745.
Peter Gray P,h.D (Gray, 2015, 22 September Declining Student Resilience: A
Serious Problem for Colleges)
https://www.psychologytoday.com/us/blog/freedom-
learn/201509/declining-student-resilience-serious-problem-colleges
Rosenbaum & Weatherford. (2017). Resilience in college students, Journal of
College Student Psychotherapy, 31(2), 91-92, DOI:
10.1080/87568225.2017.1297640
Rutter, M. (1987). Psychosocial resilience and protective mechanisms. American
journal of orthopsychiatry, 57(3), 316-331.
Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi dari Blog Menjadi Buku.Yogyakarta:
Penerbit USD.
Santrock, J. W. (2012). Life-span development. Brown & Benchmark Publishers.
Săvescu, R., Stoe, A. M., & Rotaru, M. (2017). Stress among working college
students Case Study: Faculty of Engineering Sibiu, Romania. In Balkan
Region Conference on Engineering and Business Education 3(1), 399-404
De Gruyter Open.
Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perhitungan
Manual dan SPSS. Jakarta: Prenada Media Group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Silalahi, U. (2017). Metodologi Analisis Data dan Interpretasi Hasil untuk
Penelitian Sosial Kuantitatif. Bandung: Refika Aditama
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis, Yogyakarta: Penerbit Universitas
Sanata Dharma.
Susanti, R (2019, Oktober 12) 20 Persen Mahasiswa di Bandung Berpikir Serius
untuk Bunuh Diri... kompas.com. Didapat dari
https://bandung.kompas.com/read/2019/10/12/19563181/20-persen-
mahasiswa-di-bandung-berpikir-serius-untuk-bunuh-diri?page=all
Taniguchi, H., & Kaufman, G. (2005). Degree completion among nontraditional
college students. Social Science Quarterly, 86(4), 912-927.
Taormina, R. J. (2015). Adult personal resilience: A new theory, new measure, and
practical implications. Psychological Thought, 8(1), 35-46.
Torres, V., Gross, J. P., & Dadashova, A. (2010). Traditional-age students
becoming at-risk: Does working threaten college students' academic
success?. Journal of College Student Retention: Research, Theory &
Practice, 12(1), 51-68.
Tugade, M. M., & Fredrickson, B. L. (2004). Resilient individuals use positive
emotions to bounce back from negative emotional experiences. Journal of
Personality and Social Psychology, 86(2), 320.
Tugade, M. M., Fredrickson, B. L., & Feldman Barrett, L. (2004). Psychological
resilience and positive emotional granularity: Examining the benefits of
positive emotions on coping and health. Journal of Personality, 72(6), 1161-
1190.
Watanabe, L. E. (2005). The effects of college student employment on academic
achievement. The Pegasus Review: UCF Undergraduate Research Journal
(URJ), 1(1), 8.
Webb, R. E., & Rosenbaum, P. (2019). Resilience and thinking perpendicularly: A
meditation or morning jog. Journal of College Student Psychotherapy,
33(1), 75-88. doi:10.1080/87568225.2018.1449687
Wood, D., Crapnell, T., Lau, L., Bennett, A., Lotstein, D., Ferris, M., & Kuo, A.
(2018). Emerging adulthood as a critical stage in the life course.
In Handbook of life course health development (pp. 123-143). Springer,
Cham.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Widuri, Erlina Listyanti. (2012). Regulasi emosi dan resiliensi pada mahasiswa
tahun pertama. Humanitas (Jurnal Psikologi Indonesia) 9(2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Lampiran 1
Skala Penelitian
Salam sejahtera,
Saya Antonius Nandiwardana mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta. Saat ini saya sedang dalam proses pengambilan data dalam
rangka menyelesaikan tugas akhir. Saya membutuhkan informasi dari anda untuk
melengkapi data yang dibutuhkan. Oleh karena itu, saya meminta kesediaan anda
untuk mengisi kuisioner di bawah ini.
Jika anda merupakan:
1. Berstatus sebagai mahasiswa aktif
2. Berusia 18-25 tahun
3. Angkatan tahun 2015-2018
4. Berkuliah di Yogyakarta
Identitas dan semua informasi yang anda berikan akan dirahasiakan dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian.
Atas perhatian dan bantuannya, saya mengucapkan terima kasih.
Nama/Inisial:
Usia:
18 tahun
19 tahun
20 tahun
21 tahun
22 tahun
23 tahun
24 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Jenis Kelamin:
Laki-laki
Perempuan
Asal Universitas:
______________
Apakah anda bekerja part-time?
Ya
Tidak
Nomer Handphone:
________________
Apa alasan mendasar anda bekerja part-time?
Berapa rata-rata total jam kerja anda dalam seminggu? (dalam jam)
Jawaban yang anda berikan tidak ada yang BENAR atau SALAH sehingga berikan
jawaban anda yang benar-benar mencerminkan diri anda.
1. Saya menekuni hal-hal yang telah saya putuskan, meskipun mengalami kesulitan-
kesulitan
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
25 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
2. Mempunyai tekad adalah bagian penting dari karakter saya
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
3. Saya terus berusaha untuk hal-hal yang saya inginkan sampai saya mencapainya
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
4. Saya tergolong sebagai orang yang gigih dalam situasi sulit
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
5. Saya bisa melewati masa-masa sulit
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
6. Saya dapat bertahan pada situasi sulit
Sangat Setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
7. Saya bisa menanggung masalah-masalah dalam kehidupan saya
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
8. Saya dapat bertahan bahkan pada momen yang paling sulit
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
9. Saya bisa bertahan bahkan ketika saya disakiti
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
10. Saya memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi sulit
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
11. Saya bisa menyesuaikan diri agar sesuai dengan berbagai macam keadaan
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
12. Saya dapat menemukan cara untuk beradaptasi dengan kondisi yang tidak terduga
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
13. Saya mampu menyesuaikan diri dengan masalah yang menghadang saya
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
14. Saya sangat fleksibel ketika lingkungan saya berubah
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
15. Saya memulihkan diri bahkan dari hal-hal yang menyakitkan bagi saya
Sangat Setuju
Setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
16. Saya dapat pulih kembali dari segala kemalangan yang terjadi pada saya
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
17. eSaya dapat bangkit kembali dari segala jenis kesulitan
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
18. Saya selalu melanjutkan hidup saya terlepas dari kemunduran yang dialami
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
19. Saya dapat pulih dari semua jenis masalah
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Lampiran 2
Reliabilitas Skala
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,893 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item1 74,78 59,212 ,155 ,896
item2 74,90 57,630 ,415 ,891
item3 74,95 55,408 ,551 ,887
item4 74,86 56,601 ,404 ,891
item5 75,14 55,141 ,560 ,887
item6 74,92 53,914 ,551 ,887
item7 74,97 53,649 ,568 ,886
item8 75,03 54,349 ,638 ,884
item9 75,09 53,382 ,652 ,884
item10 75,11 53,698 ,551 ,887
item11 75,16 55,635 ,424 ,891
item12 75,04 54,558 ,576 ,886
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
item13 75,17 54,941 ,537 ,887
item14 75,04 55,138 ,659 ,885
item15 75,25 54,608 ,450 ,890
item16 75,13 54,833 ,539 ,887
item17 75,06 54,636 ,496 ,889
item18 75,00 53,880 ,629 ,884
item19 74,80 57,140 ,448 ,890
item20 75,23 54,538 ,478 ,889
Lampiran 3. Data Empiris
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic
Parttime 80 29 66 95 78.61 .810 7.242 52.443
Nonparttime 80 38 57 95 75.86 .978 8.748 76.525
Valid N (listwise) 80
Lampiran 4. Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
part time .162 80 .000 .921 80 .000
non part time .098 80 .054 .976 80 .128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Lampiran 5. Hasil Uji Homogenitas
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances
t-test for Equality of
Means
F Sig. t df
data
Equal variances assumed 2.751 .099 2.101 160
Equal variances not
assumed
2.101 154.165
Lampiran 6. Uji Mann Whitney-U (Perbedaan resiliensi mahasiswa bekerja dan
tidak bekerja)
Lampiran 7. Uji Mann Whitney-U (Perbedaan resiliensi antar jenis kelamin)
Test Statisticsa
Data
Mann-Whitney U 2543.500
Wilcoxon W 5783.500
Z -2.243
Asymp. Sig. (2-tailed) .025
a. Grouping Variable: A
Test Statisticsa
Data
Mann-Whitney U 680.00
Asymp. Sig. (2-tailed) .0247
a. Grouping Variable: A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI