78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAPKEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND TENIS MEJA PADA SISWA EKSTRAKURIKULER TENIS MEJA SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN 2012 SKRIPSI Oleh : CATUR ADI WIBOWO K5608093 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI

MATA TANGAN TERHADAPKEMAMPUAN PUKULAN

FOREHAND TENIS MEJA PADA SISWA

EKSTRAKURIKULER TENIS MEJA

SMA NEGERI 1 SUKOHARJO

TAHUN 2012

SKRIPSI

Oleh :

CATUR ADI WIBOWO

K5608093

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 2: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Catur Adi Wibowo

NIM : K5608093

Jurusan/Program Studi : POK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

METODE LATIHAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP

KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND TENIS MEJA PADA SISWA

EKSTRAKURIKULER TENIS MEJA SMA NEGERI 1 SUKOHARJO

TAHUN 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri. Selain itu, sumber

informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang membuat pernyataan

Catur Adi Wibowo

Page 3: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI

MATA TANGAN TERHADAPKEMAMPUAN PUKULAN

FOREHAND TENIS MEJA PADA SISWA

EKSTRAKURIKULER TENIS MEJA

SMA NEGERI 1 SUKOHARJO

TAHUN 2012

Oleh :

CATUR ADI WIBOWO

K5608093

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, Juli 2012

Pembimbing I

Slamet Widodo, S.Pd, M.Or

NIP.19711228200312 1 001

Pembimbing II

Islahuzzaman Nuryadin, S.Pd, M.Or

NIP.19780113 2006041 001

Page 5: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Kamis

Tanggal : 26 Juli 2012

Tim Penguji Skripsi :

(Nama Terang) (Tanda

Tangan)

Ketua : Drs. H. Agustiyanto, M.Pd .......................

Sekretaris : Dra. Hanik Liskustyawati, M.Kes

......................

Anggota I : Slamet Widodo, S.Pd, M.Or .......................

Anggota II : Islahuzzaman Nuryadin, S.Pd, M.Or

......................

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

a.n. Dekan,

Page 6: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Catur Adi Wibowo. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN

KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

FOREHAND TENIS MEJA PADA SISWA EKSTRAKURIKULER TENIS

MEJA SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN 2012. Skripsi, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : (1) Perbedaan pengaruh antara

metode latihan distributed practice dan massed practice terhadap kemampuan

pukulan forehand tenis meja pada siswa ekstrakurikuler tenis meja SMA Negeri 1

Sukoharjo tahun 2012. (2) Perbedaan pengaruh antara koordinasi mata-tangan

tinggi dan rendah terhadap hasil latihan pukulan forehand tenis meja pada siswa

ekstrakurikuler tenis meja SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun 2012. (3) Ada tidaknya

interaksi antara metode latihan dan koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan

pukulan forehand tenis meja pada siswa ekstrakurikuler tenis meja SMA Negeri 1

Sukoharjo tahun 2012.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Desain penelitian

menggunakan rancangan faktorial 2x2. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa

ekstrakurikuler tenis meja SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun 2012 yang berjumlah

32 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling,

sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Dari jumlah 32 siswa

berdasarkan hasil tes koordinasi mata-tangan diklasifikasikan menjadi dua yaitu

koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah. Teknik

pengumpulan data menggunakan tes dan pengukuran. Data yang dikumpulkan

yaitu tes koordinasi mata-tangan dengan tes lempar tangkap bola tenis dari Aussie

Sportdan untuk mengetahui tingkat ketelitian dan ketepatan testee didalam

melakukan pukulan forehand tenis meja dilakukan tes pukulan forehandtenis meja

dari Nurhasan. Teknik analisis data yang digunakan adalah ANAVA 2 X 2 dan uji

Newman Keuls.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut : (1) Ada

perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode latihan distributed practice

dan massed practice terhadap kemampuan pukulan forehand tenis meja pada

siswa ekstrakurikuler tenis meja SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun 2012, metode

latihan massed practice lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan

pukulan forehand daripada metode latihan distributed practice, (F0 = 5.1792> Ft =

4.11). (2) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan

tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah terhadap hasil latihan pukulan forehand

tenis meja pada siswa ekstrakurikuler tenis meja SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun

2012, pengaruh peningkatan kemampuan pukulan forehandyang ditimbulkan oleh

siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi lebih baik daripada siswa

yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah, (F0 = 8.0925> Ft = 4.11). (3) Ada

interaksi yang signifikan antara metode latihan dan koordinasi mata-tangan

terhadap kemampuan pukulan forehand tenis meja pada siswa ekstrakurikuler

tenis meja SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun 2012, (F0 = 9.7919 >Ft = 4.11).

Page 7: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Catur Adi Wibowo. DIFFERENCES IN TRAINING METHODS AND THE

INFLUENCE OF EYE-HAND COORDINATION ON THE ABILITY OF A

TABLE TENNIS FOREHAND IN TABLE TENNIS EXTRACURRICULAR

STUDENT SMA NEGERI 1 SUKOHARJO YEAR 2012. Thesis, Faculty of

Teacher Training and Education, University of Surakarta of March, in July 2012.

The purpose of this study to determine: (1) The difference between the

effect of distributed practice training methods and massed practice of the skills of

table tennis forehand in table tennis extracurricular student SMA Negeri 1

Sukoharjo 2012. (2) The difference between the effect of eye-hand co-ordination

of high and low to the practice table tennis forehand in table tennis extracurricular

student SMA 1 Sukoharjo 2012. (3) Whether or not the interaction between

training methods and eye-hand coordination on the ability of a table tennis

forehand in table tennis extracurricular student SMA Negeri 1 Sukoharjo 2012.

This study uses an experimental method. The study design using a 2x2

factorial design. The population in this study were students extracurricular table

tennis Sukoharjo SMA 1 in 2012, amounting to 32 students. The sampling

technique used is total sampling, so this study is a population study. Of the 32

students based on eye-hand coordination tests are classified into two: a high eye-

hand coordination and eye-hand coordination is low. Data collection techniques

using test and measurement. The data collected is eye-hand coordination tests to

catch a tennis ball throwing test of Aussie Sport and to determine the level of

precision and accuracy in the testee make table tennis forehand performed tests of

table tennis forehand Nurhasan. Data analysis technique used is ANAVA 2 X 2

and the Newman Keuls test.

Based on the obtained results the following conclusions: (1) There are

significant differences between the effects of distributed practice training methods

and massed practice of the skills of table tennis forehand in table tennis

extracurricular student SMA 1 Sukoharjo 2012, massed practice training methods

better effect on increased ability forehand than distributed practice training

methods, (F0 = 5.1792> Ft = 4.11). (2) There are significant differences in effect

between a high eye-hand coordination and eye-hand coordination exercises are

low on the forehand tennis table tennis table in the student extracurricular SMA

Negeri 1 Sukoharjo 2012, the effect of increasing the ability of a forehand posed

by students who have high eye-hand coordination is better than the students who

have low eye-hand coordination, (F0 = 8.0925> Ft = 4.11). (3) There was a

significant interaction between training methods and eye-hand coordination on the

ability of a table tennis forehand in table tennis extracurricular student SMA

Negeri 1 Sukoharjo 2012, (F0 = 9.7919> Ft = 4.11).

Page 8: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan

baginya jalan ke surga.

( HR. Muslim )

Banyak sekali orang yang memiliki ide bagaimana orang lain harus

berubah. Tetapi sedikit sekali orang yang memiliki ide bagaimana dirinya

sendiri harus berubah.

( Leo Tolstoy )

Miliki mimpi (visi) yang benar-benar besar, karena mimpi yang kecil,

yang biasa-biasa saja, tidak mempunyai kekuatan untuk menggerakkan

hati manusia.

( Goethe )

Sebuah kegagalan akan membuat kita semakin tegar, apabila kita tidak

meratapinya.

( Penulis )

Sukses bukanlah milik orang yang tidak pernah gagal, melainkan milik

orang yang tidak pernah menyerah.

( Penulis )

Page 9: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :

”Bapak dan Ibu”

Do’amu yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang

tak terbatas dan kasih sayang yang selalu tercurahkan. Tiada kasih sayang yang

seindah dan seabadi kasih sayangmu. Semuanya membuatku bangga memiliki

kalian.

”Kakak-kakakku”

Terima kasih karena senantiasa memberikan motivasi, mendorong

langkahku dengan perhatian dan semangat demi meraih kesuksesan.

”Sahabat-sahabatku (Giri, Koko, Adit, Eko, Tegal)”

Bersama kalian aku mengerti arti dari sebuah persahabatan.

”Seseorang yang masih menjadi rahasia Allah yang kelak menjadi

pendamping hidupku”

”Teman-teman Penkepor ’08”

”Almamater”

Page 10: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Dengan diucapakan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah NYA, sehingga dapat diselesaikan

penulisan skripsi ini. Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami

hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut

dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima

kasih kepada yang terhormat :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

ijin untuk mengadakan penelitian.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan

Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

4. Slamet Widodo, S.Pd, M.Or. sebagai pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

5. Islahuzzaman Nuryadin, S.Pd, M.Or. sebagai pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

6. Kepala Sekolah dan Guru Penjas SMA Negeri 1 Sukoharjo yang telah

memberikan ijin penelitian.

7. Siswa ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Sukoharjo yang telah bersedia menjadi

sampel penelitian.

8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan

Yang Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini

dapat bermanfaat.

Surakarta, Juli 2012

Page 11: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ ii

HALAMAN PENGAJUAN ................................................................................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ v

HALAMAN ABSTRAK .................................................................................... vi

ABSTRACT ........................................................................................................ vii

HALAMAN MOTTO ......................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................ x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR . ........................................................................................ xiv

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah ................................................................... 5

D. Perumusan Masalah .................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6

F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 7

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan ........................ 7

1. Tenis Meja ............................................................................ 7

2. Teknik Dasar Bermain Tenis Meja ....................................... 10

3. Teknik Pukulan Forehand .................................................... 14

4. Metode Latihan ..................................................................... 16

a. Latihan Teknik ............................................................. 17

b. Prinsip-prinsip Latihan ................................................. 17

c. Komponen-komponen Latihan .................................... 19

5. Latihan Pukulan Forehand dengan Metode Distributed Practice

iii

Page 12: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

............................................................................................... 22

6. Latihan Pukulan Forehand dengan Metode Massed Practice

............................................................................................... 25

7. Koordinasi Mata-Tangan ...................................................... 29

a. Pengertian Koordinasi Mata-Tangan ........................... 29

b. Kegunaan Koordinasi Mata-Tangan ............................ 30

c. Faktor-faktor Penentu Koordinasi Mata-Tangan ............ 31

d. Peranan Koordinasi Mata-Tangan terhadap

Kemampuan Pukulan Forehand ..................................... 31

8. Penelitian yang Relevan ........................................................ 33

B. Kerangka Pemikiran .................................................................... 33

C. Perumusan Hipotesis ................................................................... 36

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. 37

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 37

B. Metode dan Rancangan Penelitian .............................................. 38

C. Populasi dan Sampel ................................................................... 39

D. Teknik Pengambilan Sampel ...................................................... 39

E. Variabel Penelitian ...................................................................... 40

F. Pengumpulan Data ...................................................................... 41

G. Teknik Analisis Data ................................................................... 41

BAB IV. HASIL PENELITIAN ........................................................................ 46

A. Deskripsi Data ............................................................................. 46

B. Mencari Reliabilitas .................................................................... 49

C. Uji Prasyarat Analisis ................................................................. 49

D. Pengujian Hipotesis .................................................................... 51

E. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 53

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .......................................... 59

A. Simpulan ..................................................................................... 59

B. Implikasi ..................................................................................... 60

C. Saran ........................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 62

LAMPIRAN ........................................................................................................ 64

Page 13: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Meja Tenis Meja..... ................................................................................... 8

Gambar 2 Shakehands Grip .................. ..................................................................... 11

Gambar 3 Penhold Grip........................................... ................................................... 11

Gambar 4 Seemiller Grip ............................................................................................ 11

Gambar 5 Tiga-tipe Dasar Spin .................................................................................. 12

Gambar 6 Posisi Siap Pukulan Forehand ................................................................... 13

Gambar 7 Penempatan Diri Pukulan Forehand .......................................................... 14

Gambar 8 Rangkaian Gerakan Pukulan Forehand ..................................................... 15

Gambar 9 Grafik Nilai Rata-rata Kemampuan Pukulan Forehand Berdasarkan

Kelompok Perlakuan .................................................................................. 48

Gambar 10 Grafik Nilai Rata-rata Peningkatan Kemampuan Pukulan Forehand

Berdasarkan Kelompok Perlakuan ............................................................. 48

Gambar 11 Bentuk Interaksi Nilai Peningkatan Hasil Kemampuan Pukulan

Forehand .................................................................................................... 58

Page 14: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 37

Tabel 2 Rancangan Penelitian Faktorial 2X2 ............................................................ 38

Tabel 3 Ringkasan ANAVA untuk eksperimen faktorial 2 X 2 ................................ 43

Tabel 4 Deskripsi Data Hasil Kemampuan Pukulan Forehand

Tiap Kelompok Berdasarkan Perlakuan ....................................................... 46

Tabel 5 Range Kategori Reliabilitas .......................................................................... 49

Tabel 6 Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data KMT, Tes Awal dan Akhir .............. 49

Tabel 7 Hasil Uji Normalitas dengan Liliefors .......................................................... 50

Tabel 8 Hasil Uji Homogenitas Dengan Uji Barlett .................................................. 50

Tabel 9 Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Faktor ........................ 51

Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman Keuls ............................................... 52

Tabel 11 Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor Utama ........... 57

Tabel 12 Data Hasil Tes Koordinasi Mata-tangan ....................................................... 75

Tabel 13 Data Tes Awal Kemampuan Pukulan Forehand Tenis Meja ........................ 76

Tabel 14 Data Tes Akhir Kemampuan Pukulan Forehand Tenis Meja ....................... 77

Tabel 15 Data Tingkat Koordinasi Mata-tangan Tinggi dan Rendah .......................... 78

Tabel 16 Rekapitulasi Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Pukulan

Forehand Klasifikasi Koordinasi Mata-tangan Beserta Pembagian

Sampel Ke Sel-sel ......................................................................................... 79

Tabel 17 Rekapitulasi Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Pukulan

Forehand Kelompok 1 (Kelompok Metode Latihan Distributed

Practice). ....................................................................................................... 80

Tabel 18 Rekapitulasi Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Pukulan

Forehand Kelompok 2 (Kelompok Metode Latihan Massed Practice) ....... 81

Tabel 19 Tabel Kerja Untuk Menghitung Reliabilitas Hasil Tes Koordinasi

Mata-tangan .................................................................................................. 82

Tabel 20 Tabel Kerja Untuk Menghitung Reliabilitas Hasil Tes Awal Pukulan

Forehand Tenis Meja .................................................................................... 85

Page 15: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Tabel 21 Tabel Kerja Untuk Menghitung Reliabilitas Hasil Tes Akhir Pukulan

Forehand Tenis Meja .................................................................................... 88

Tabel 22 Tabel Kerja untuk Menghitung Nilai Homogenitas dan Analisis

Varians .......................................................................................................... 91

Tabel 23 Hasil Penghitungan Data untuk Uji Homogenitas dan Analisis Varians ...... 92

Tabel 24 Ringkasan Hasil Analisis Varians ................................................................. 99

Page 16: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Petunjuk Pelaksanaan Tes ....................................................................... 65

Lampiran 2 Program Latihan Distributed Practice .................................................... 69

Lampiran 3 Program Latihan Massed Practice .......................................................... 71

Lampiran 4 Hasil uji coba/ try out kemampuan pukulan forehand siswa

ekstrakurikuler tenis meja SMA N 1 Sukoharjo Tahun 2012 ................. 73

Lampiran 5 Jadwal Treatment .................................................................................... 74

Lampiran 6 Hasil Tes Koordinasi Mata-Tangan ........................................................ 75

Lampiran 7 Hasil Tes Awal Pukulan Forehand Tenis Meja ...................................... 76

Lampiran 8 Hasil Tes Akhir Pukulan Forehand Tenis Meja ..................................... 77

Lampiran 9 Data Tingkat Koordinasi Mata-tangan Tinggi dan Rendah .................... 78

Lampiran 10 Rekapitulasi Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan

Pukulan Forehand Klasifikasi Koordinasi Mata-tangan Beserta

Pembagian Sampel Ke Sel-sel ................................................................ 79

Lampiran 11 Rekapitulasi Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Pukulan

Forehand Kelompok 1 (Kelompok Metode Latihan Distributed

Practice) .................................................................................................. 80

Lampiran 12 Rekapitulasi Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Pukulan

Forehand Kelompok 2 (Kelompok Metode Latihan Massed

Practice) .................................................................................................. 81

Lampiran 13 Tabel Kerja Untuk Menghitung Reliabilitas Hasil Tes Koordinasi

Mata-tangan ............................................................................................ 82

Lampiran 14 Tabel Kerja Untuk Menghitung Reliabilitas Hasil Tes Awal

Pukulan Forehand Tenis Meja ................................................................ 85

Lampiran 15 Tabel Kerja Untuk Menghitung Reliabilitas Hasil Tes Akhir

Pukulan Forehand Tenis Meja ................................................................ 88

Lampiran 16 Tabel Kerja untuk Menghitung Nilai Homogenitas dan Analisis

Varians .................................................................................................... 91

Page 17: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Lampiran 17 Hasil Penghitungan Data untuk Uji Homogenitas dan Analisis

Varians .................................................................................................... . 92

Lampiran 18 Uji Normalitas Data dengan Metode Lilliefors....................................... 93

Lampiran 19 Uji Homogenitas dengan Uji Barlet ........................................................ 97

Lampiran 20 Analisis Varians ...................................................................................... 98

Lampiran 21 Uji Rata-Rata Rentang Newman-Keuls .................................................. 100

Lampiran 22 Dokumentasi Penelitian .......................................................................... 102

Page 18: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tenis meja termasuk salah satu permainan yang digemari oleh masyarakat

dunia umumnya dan masyarakat Indonesia khususnya. Di Indonesia, tenis meja

sudah sangat memasyarakat baik di sekolah-sekolah, kampung-kampung, instansi-

instansi, perusahaan-perusahaan, dan sebagainya. Di kampung-kampung, olahraga

ini menjadi salah satu cabang olahraga yang sering dipertandingkan setiap acara

peringatan hari kemerdekaan. Di tingkat nasional, tenis meja juga merupakan

salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan pada Pekan Olahraga Nasional

(PON).

Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang dalam

pelaksanaan permainannya menggunakan bet sebagai pemukul dan bolasebagai

obyek yang dipukul.Olahraga permainan ini selain menuntut keterampilan yang

tinggijuga sangat mengutamakan kecepatan, ketangkasan dan tentunya kesehatan.

Banyak faktor yang mempengaruhi untuk dapat bermain tenis meja dengan baik.

Diantaranya yaitu faktor fisik, teknik, taktik dan mental yang harus dimiliki untuk

menjadi seorang pemain yang baik. Keempat aspek ini saling mempengaruhi,

artinya keempat aspek tersebut tidak dapat dipisahkan atau ditinggalkan untuk

mencapai sebuak prestasi.

Bagian yang paling mendasar yang harus dikuasai untuk dapat bermain

tenis meja dengan baik adalah penguasaan teknik dasar tenis meja. Dengan

menguasai teknik dasar tenis meja maka akan dapat mendukung penampilannya

menjadi lebih baik sehingga prestasi yang lebih tinggi dapat dicapai. Adapun

macam-macam teknik dasar menurut Hodges (1996) mengklasifikasi teknik dasar

tenis meja menjadi lima macam, yaitu : “(1) Teknik memegang dan mengontrol

bet, (2) posisi siap, pukulan (forehand dan backhand), (3) Spin dan sudut bet

(permainan spin), (4) Servis permulaan, (5) Penempatan dan pengaturan kaki”

(hlm. 17).

Page 19: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Dalam bermain tenis meja setiap pemain harus menguasai berbagai jenis

pukulan yang ada. Pukulan-pukulan dalam permainan tenis meja diantaranya

pukulan service,lob, forehand drive, backhand drive, chop, spin dan smash.

Pukulan forehand adalah setiap pukulan yang dilakukan dengan bet yang

digerakkan ke arah kanan siku untuk pemain yang menggunakan tangan kanan

dan ke kiri untuk pemain yang menggunakan tangan kiri.Backhand adalah

pukulan yang dilakukan dengan menggerakan bet ke arah siku kiri bagi yang

menggunakan tangan kanan dan sebaliknya tangan kiri. Chop adalah pukulan

yang dilakukan perlahan dan biasanya backhand. Smash adalah pukulan yang

keras dan bertenaga, sehingga lawan tidak bisa mengembalikannya. Service

adalah pukulan yang dilakukan untuk memainkan bola pertama kali di awal poin.

Seorang pemain yang baik adalah apabila saat memukul bola dapat

melakukan, menguasai dan menerapkan serta mengontrol bola dengan cermat.

Untuk itu dibutuhkan adanya unsur-unsur gerak dan keterampilan, adapun unsur-

unsur dalam pukulanforehand tenis meja antara lain: kekuatan, koordinasi,

ketepatan, kelincahan dan waktu reaksi. Semua unsur gerak mempunyai pengaruh

terhadap pukulan forehand tenis meja. Untuk menguasai teknik memukul yang

baik diperlukan latihan yang terprogram, teratur, dan menggunakan belajar yang

tepat, karena latihan adalah kondisi belajar yang diperlukan untuk usaha

menampilkan pada keterampilanyang kompleks.

Pada ekstrakurikuler tenis meja di SMA Negeri 1 Sukoharjo belum

diterapkan suatu bentuk latihan yang terprogram dengan baik. Setiap pertemuan

guru atau pengampu mata pelajaran ekstrakurikuler tenis meja hanya memberikan

pemanasan kemudian siswa dipilih untuk langsung main atau bertanding. Kondisi

seperti ini siswa menjadi bosan karena banyak siswa yang menunggu untuk

mendapat giliran bermain. Selain itu siswa kurang mengerti tentang teknik-teknik

dalam melakukan pukulan.Hal itu berdampak pada prestasi yang masih jauh dari

harapan, sebagai contoh dalam setiappertandingan Pekan Olahraga Pelajar Daerah

(Popda), Porsenimaupun lomba-lomba yang telah dilakukan hasilnya belum

maksimal.Hal ini disebabkan oleh beberapa permasalahan antara lain:

Pertama,kemampuan pukulan forehand siswaekstrakurikuler tenis meja SMA

Page 20: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Negeri 1 Sukoharjo masih rendah dan perlu ditingkatkan, pukulan forehand yang

dilakukan sering tidak sesuaiharapan,misalnya bola yang dipukul sering keluar

lapangan dan menyangkut net.Kedua,pelaksanaan latihan kurang maksimal.

Dengan banyaknya siswa yang mengikuti ekstrakurikuler dan terbatasnya waktu

(1 kali pertemuan 2 jam). Jika ambang rangsang telah dicapai dan waktu istirahat

terlalu lama,maka kondisi tersebut akan pulih kembali dan keterampilan akan

lambat dicapai.

Upaya menguasai teknik dasar pukulan forehandharus dilakukan latihan

secara sistematis dan kontinyu. Untuk mencapai hasil latihan yang optimal

dibutuhkan metode latihan yang baik dan tepat. Metode latihan merupakan suatu

cara yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan bagi atlet yang dilatih.

Untuk meningkatkan kemahiran dan keterampilan pemain dalampukulan forehand

dibutuhkan bentuk latihan yang sesuai, ada beberapa bentuk latihan yang dapat

digunakan untuk meningkatkan keterampilan pukulan forehand. Diantaranya

adalah dengan latihan Distributed Practice dan Massed Practice. Menurut

Suhendro (2004) bahwa, “ Metode latihan yang dapat dikembangkan untuk

meningkatkan keterampilan teknik di antaranya dengan metode

distributedpractice dan massedpractice” (hlm. 3.56).

Metode distributed practice merupakan metode latihan yang pada

pelaksanaan praktiknya diselingi dengan waktu istirahat diantara waktu latihan.

Sedangkan metode massed practice adalah pengaturan giliran latihan yang

dilakukan secara terus-menerus tanpa diselingi istirahat. Baik metode

distributedpractice maupun massed practice memiliki karakteristik yang berbeda

dan masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga belum diketahui

efektifitasnya terhadap peningkatan kemampuan pukulan forehand dalam

permainan tenis meja.

Faktor lain yang bisa mempengaruhi dalam melakukan pukulan forehand

tenis meja adalah koordinasi mata-tangan. Koordinasi mata-tangan merupakan

kemampuan merangkaikan beberapa gerakan menjadi satu pola gerakan yang

serasi dan harmonis. Koordinasi mata-tangan berpengaruh terhadap hasil latihan

pukulan forehand. Penggunaan metode latihan perlu mempertimbangkan tingkat

Page 21: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

koordinasi mata-tangan. Tingkat koordinasi mata-tangan perlu dikontrol dalam

latihan. Hal ini akan mempengaruhi kemampuan seseorang dalam melakukan

pukulan forehand tenis meja. Serta selama ini memang belum pernah diketahui

tingkat koordinasi mata-tangan yang dimiliki siswa ekstrakurikuler tenis meja di

SMA Negeri 1 Sukoharjo. Sebagai upaya untuk mengetahui hal-hal tersebut di

atas, maka dapat diterapkan di ekstrakurikuler tenis meja SMA Negeri 1

Sukoharjo.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka penulis akan

melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Pengaruh Metode Latihan dan

Koordinasi Mata-Tangan Terhadap Kemampuan Pukulan Forehand Tenis Meja

Pada Siswa Ekstrakurikuler Tenis Meja SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun 2012”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

masalah dalam penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Belum diterapkannya suatu bentuk metode latihan pada ekstrakurikuler tenis

meja SMA Negeri 1 Sukoharjo.

2. Masih rendahnya kemampuan pukulan forehand siswaekstrakurikuler tenis

meja SMA Negeri 1 Sukoharjo.

3. Belum diketahuinya pengaruh metode latihan distributed practice dan massed

practice terhadap kemampuan pukulan forehand dalam tenis meja.

4. Belum diketahuinya tingkat koordinasi mata-tangan siswa ekstrakurikuler

tenis meja SMA Negeri 1 Sukoharjo.

5. Belum diketahuinya interaksi pengaruh antara metode latihan dan koordinasi

mata-tangan terhadap kemampuan pukulan forehand tenis meja.

Page 22: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

C. Pembatasan Masalah

Banyaknya masalah yang muncul dalam penelitian perlu dibatasi agar

tidak menyimpang tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam penelitian ini

sebagai berikut:

1. Metode latihan distributed practicedan massed practice terhadap kemampuan

pukulan forehand tenis meja.

2. Koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah terhadap

hasil latihan pukulan forehand tenis meja.

3. Kemampuan pukulan forehand siswaekstrakurikuler tenis meja SMA Negeri

1 Sukoharjo.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas,

masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan pengaruh metode latihandistributed practicedan massed

practice terhadap kemampuan pukulan forehandpada siswaekstrakurikuler

tenis meja SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun 2012?

2. Adakah perbedaan pengaruh antara koordinasi mata-tangantinggi dan rendah

terhadap hasil latihan pukulan forehandpada siswa ekstrakurikuler tenis meja

SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun 2012?

3. Adakah interaksi antara metode latihan dan koordinasi mata-tanganterhadap

kemampuan pukulan forehandpada siswa ekstrakurikuler tenis meja SMA

Negeri 1 Sukoharjo tahun 2012?

Page 23: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan diatas, penelitian ini

mempunyai tujuan untuk mengetahui:

1. Perbedaan pengaruh metode latihan distributed practice dan massed

practiceterhadap kemampuanpukulan forehandpada siswa ekstrakurikuler

tenis meja SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun 2012.

2. Perbedaan pengaruh antara koordinasi mata-tangantinggi dan rendah terhadap

hasil latihan pukulan forehandpada siswa ekstrakurikuler tenis meja SMA

Negeri 1 Sukoharjo tahun 2012.

3. Ada tidaknyainteraksi antara metode latihandan koordinasi mata-

tanganterhadap kemampuan pukulan forehandpada siswa ekstrakurikuler tenis

meja SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun 2012.

F. Manfaat Penelitian

Masalah dalam penelitian ini sangat penting untuk diteliti dengan harapan:

1. Dapat dijadikan masukan dan pedoman bagi guru penjas dan pelatih dalam

memberikan materi latihan yang benar agar teknik dasar bermain tenis meja

dapat dikuasai dengan baik.

2. Dapat membantu siswa ekstrakurikuler tenis meja SMA Negeri 1 Sukoharjo

dalam meningkatkan kemampuan pukulan forehand.

3. Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk

meningkatkan pembinaan dan pelatihan pada siswa ekstrakurikuler tenis meja

SMA Negeri 1 Sukoharjo.

4. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penelitian tentang karya

ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.

Page 24: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan

1. Tenis Meja

Permainan tenis meja padaawalnya hanya dikenal sebagai pengisi waktu

senggang, hiburan dan rekreasi saja.Kita mengenal permainan ini dengan nama

“ping-pong”, yaitu berasal dari tiruan suara yang ditimbulkan oleh sentuhan bola

dengan meja maupun dengan raket yang lembut.Namun setelah berkembang

dengan pesat dan diakui secara resmi kemudian diberi nama “Table Tennis” atau

menyebutnya “Tenis Meja”.Peraturan permainan tenis mejaterus berkembang,

dulu hitungannya sampai 21 poin dan sekarang hanya 11 poin saja dengan 3 kali

kemenangan (set). Permainan tenis meja dapat dimainkan dengan permainan

single, double (putra/putri), dan double mix (campuran), serta jumlah pemain

hanya membutuhkan sedikitnya 2 orang saja.

Dalam bermain tenis meja ada beberapa macam pukulan. Menurut

Hodges(1996) bahwa macam-macam pukulan dalam tenis meja adalah “forehand,

backhand,chop, spin, smash, service” (hlm. 14-15). Forehand adalah setiap

pukulan yang dilakukan dengan bet yang digerakkan ke arah kanan siku untuk

pemain yang menggunakan tangan kanan, dan ke kiri yang menggunakan tangan

kiri. Backhand adalah pukulan yang dilakukan dengan menggerakan bet ke arah

siku kiri bagi yang menggunakan tangan kanan dan sebaliknya jika tangan kiri.

Chop adalah pukulan yang dilakukan perlahan dan biasanya backhand. Smash

adalah pukulan yang keras dan bertenaga, sehingga lawan tidak bisa

mengembalikannya. Service adalah pukulan yang dilakukan untuk memainkan

bola pertama kali di awal poin. Pukulan forehand sangat penting dalam

permainan tenis meja, karena sedikitnya setengah dari seluruh pukulan tenis meja

adalah forehand. Maka dari itu, forehand ini dapat juga menjadi senjata yang

bermanfaat di dalam permainan tenis meja.

Page 25: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Olahraga tenis meja merupakan suatu olahraga yang cepat dan tepat

sehingga seseorang yang bermain memerlukan kemampuan tertentu atau

seseorang akan terbawa kepada tingkat kemampuan yang dimiliki. Permainan

tenis meja merupakan olahraga yang membutuhkan keterampilan gerak, sehingga

koordinasi gerak sangat dibutuhkan.

Langkah awal dalam bermain tenis meja adalah memperhatikan

perlengkapan-perlengkapan yang perlu disiapkan dalam bermain.Menurut

Hodges(1996) bahwa “Terdapat empat peralatan yang harus dipersiapkan dan

dibutuhkan untuk bermain tenis meja yaitu : meja, net, bola, dan bet” (hlm. 5).

Menurut peraturan dan ketentuan Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia

(PTMSI, 2011/2012) peralatan-peralatan tenis meja antara lain :

a. Meja

Berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 274 cm dan lebar 152,5

cm, sedangkan tinggi meja dari lantai adalah 76 cm. Meja dapat dibuat dari

apa saja namun harus menghasilkan pantulan sekitar 23 cm dari bola yang

dijatuhkan dari ketinggian 30 cm. Seluruh permukaan meja harus berwarna

gelap dan pudar dengan garis putih selebar 2 cm pada tiap sisi panjang meja

274 cm dan tiap lebar meja 152,5 cm. Permukaan meja dibagi dalam 2

bagian yang sama secara vertikal oleh net paralel dengan garis akhir dan

harus melewati lebar permukaan masing-masing bagian meja. Untuk ganda,

setiap bagian meja harus dibagi dalam 2 bagian yang sama dengan garis

tengah berwarna putih selebar 3 mm, paralel dengan garis lurus sepanjang

kedua bagian meja, garis tengah tersebut dianggap menjadi 2 bagian kanan

dan kiri.

Gambar 1. Meja Tenis Meja

(Sumber: http://jurittrisusetyorini.wordpress.com/tenis-meja-2/)

b. Net

Panjang jaring termasuk perpanjangannya 183 cm,tinggi 15,25 cm di atas

permukaan meja, batas perpanjangan kedua tiang di setiap sisi akhir lebar

meja adalah 15,25 cm. Net berwarna hijau dan lubang-lubang jalanya tidak

tembus bola dan tepi atasnya direnggangkan dengan seutas tali. Dasar net

Page 26: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

sepanjang lebar meja harus rapat dengan permukaan meja dan perpanjangan

ujung net harus serapat mungkin dengan tiang penyangga.

c. Bola

Bola harus bulat dengan diameter 40 mm, terbuat dari bahan celluloid atau

plastik dan berwarna putih atau oranye, dan tidak mengkilap dengan berat

2,7 gram.

d. Raket/bet

Ukuran, berat, bentuk raket tidak ditentukan, tetapi daun raket harus datar

dan kaku. Ketebalan daun raket minimal 85% terbuat dari kayu, dapat

dilapisi dengan bahan perekat yang berserat seperti fiber karbon atau fiber

glass atau bahan kertas yang dipadatkan, bahan tersebut tidak lebih dari

7,5% dari total ketebalan 0,35 mm, yang adalah merupakan bagian yang

lebih sedikit atau tipis. Sisi daun raket yang digunakan untuk memukul bola

harus ditutupi oleh karet datar maupun bintik, bila menggunakan karet bintik

yang menonjol ke luar (karet pletok) maka ketebalan karet termasuk lapisan

lem perekat tidak lebih dari 2 mm, atau jika dilapisi karet lunak (Sandwich

Ruber) atau (spons) dengan karet bintik di dalamnya maka ketebalannya

tidak lebih dari 4mm termasuk lem perekat. Karet penutup daun raket tidak

melebihi daun raket itu sendiri, kecuali pada bagian yang terdekat dari kayu

yang dipegang dan yang ditutupi oleh jari-jari dapat ditutupi oleh bahan lain

atau tidak ditutupi (hlm. 1-3).

Adapun ketentuan keadaan tempat pertandingan tenis meja menurut

peraturan dan ketentuan PB PTMSI (2011/2012) adalah sebagai berikut :

a. Luas area pertandingan (1 meja) tidak kurang dari: panjang 14 m, lebar 7

m dan tinggi 5 m.

b. Perlengkapan atau peralatan berikut dapat dianggap sebagai bagian dari

area permainan : meja termasuk net, kersi dan meja wasit, petunjuk atau

papan skor, tempat handuk, nomor meja, pembatas, karpet, papan nama

pemain atau daerah.

c. Sebagai pemisah antara area pertandingan yang satu dengan yang lain dan

dari penonton area harus ditutupi sekelilingnya dengan (sketsel)

ketinggiannya 75 cm dengan latar belakang warna gelap.

d. Intensitas cahaya tidak kurang 1000 lux merata keseluruh meja

pertandingan dan 500 lux disekelilingnya.

e. Bila beberapa meja sedang digunakan, cahaya lampu juga harus sama

dengan yang lainnya dan cahaya latar atau tambahan pada area

pertandingan tidak lebih besar dari cahaya yang ada di area tersebut.

f. Sumber cahaya atau ketinggian lampu tidak kurang dari 5 m.

g. Latar belakang warna pada umumnya harus gelap dan tidak dimasuki

sinar matahari melalui pintu atau atap yang terbuka.

Page 27: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

h. Lantai tidak boleh berwarna cerah dan menimbulkan pantulan cahaya dan

permukaannya tidak dari batu bata, beton atau batu; akan tetapi lantai

untuk event kursi roda dapat terbuat dari semen (hlm. 14).

2. Teknik Dasar Bermain Tenis Meja

Tenis meja merupakan olahraga permainan, dimana di dalam

memainkannya dibutuhkan keterampilan yang cukup tinggi. Oleh karena itu agar

mampu bermain tenis meja dengan terampil, maka seorang pemain pemula harus

menguasai teknik permainan tenis meja. Menurut Hodges (1996) ada lima

langkah utama bermain tenis meja untuk pemula yaitu: “(1) Cara memegang dan

mengontrol bet. (2)Spin dan sudut bet (permainan spin). (3) Posisi siap,

pukulanforehand danbackhand.(4) Servis permulaan. (5) Penempatan dan

pengaturan kaki (footwork) (hlm. 17).

Adapun penjelasan langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut :

a. Cara Memegang dan Mengontrol Bet

Menurut Hodges (1996) ada tiga cara memegang bet dalam bermain tenis

meja. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1) Shakehands Grip

Shakehands artinya “berjabat tangan”. Kelebihan pegangan shakehands grip

adalah pegangan grip ini seorang pemain dapat melakukan forehand stroke

dan backhand stroke tanpa mengubah pegangan, pegangan ini paling baik

untuk bermain jauh dari meja, cara memegangnya adalah :

a) Bidang net berstandar pada lekuk antara ibu jari dan jari telunjuk.

b) Kuku ibu jari tegak lurus dengan permukaan bet.

c) Jari telunjuk berada dibawah permukaan bet.

d) Untuk memperkuat pukulan forehand putar bagian atas bet kearah

anda.

e) Untuk memperkuat pukulan backhand, putar pada bagian atas bet

menjauh dari anda (hlm. 14).

Gambar 2. Shakehands Grip

(Sumber: Hodges. Tenis Meja Tingkat pemula, 1996: 16)

Page 28: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

2) Penhold Grip

Penhold artinya “memegang pena”. Cara ini memegang bet ini adalah

seperti memegang pena. Style ini lebih populer di Asia. Dengan grip ini

hanya mempergunakan salah satu sisi bet. Cara memegang bet gaya penhold

grip adalah:

a) Pegang bet mengarah ke bawah dengan pegangan mengarah ke

atas, (gambar 2a), pegang bet tepat dimana pegangan menyatu

dengan bidang bet dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk.

b) Tekukkan tiga jari lainnya pada sisi bet yang lain (forehand grip

gaya China, lihat gambar 2b) atau meluruskannya mengarah ke

bagian bawah bet dengan jari yang dirapatkan, (penhold grip gaya

Korea, lihat gambar 2c) (hlm. 14).

Gambar 3. Penhold Grip

(Sumber: Hodges. Tenis Meja Tingkat pemula, 1996: 18)

3) Seemiler Grip

Seemiler grip yang juga dikenal dengan American grip, adalah versi dari

Shakehands grip. Kelebihannya antara lain memberikan kesempatan para

pemain untuk melakukan blok yang baik. Adapun cara memegang bet

adalah sebagai berikut:

a) Pegang bet dengan shakehands grip.

b) Putar bagian atas bet dari 20 sampai 90 derajat ke arah tubuh.

c) Lekukan ibu jari telunjuk disepanjang sisi bet (hlm. 14).

Gambar 4. Seemiller Grip

(Sumber: Hodges. Tenis Meja Tingkat pemula, 1996: 20)

b. Spin dan Sudut Bet (Permainan Spin)

Tenis meja adalah sebuah permainan putaran. Hampir setiap pukulan dan

servis yang dilakukan menyebabkan bola berputar, dan untuk memahami cara

melakukannya maka pemain harus memahami tipe putaran (spin). Setiap

Page 29: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

pemainyang baik harus menggunakan spin pada setiap pukulan mereka. Pemain

penyerang menggunakan topspin untuk mengontrol serangannya sedangkan

pemain yang bertahan menggunakan backspin untuk mengontrol pertahanannya.

Hampir setiap pemain menggunakan sidespin untuk melakukan servis agar lawan

tidak dapat mengembalikan bola dengan keras.

Menurut Hodges (1996) ada tiga dasar spin yaitu : “Topspin, Backspin,

dan Sidespin”. (lihat gambar 5)

Gambar 5. Tiga-tipe Dasar Spin

(Sumber: Hodges. Tenis Meja Tingkat pemula, 1996: 25)

1) Topspin

Topspin dilakukan dengan memukul bagian belakang bola (biasanya

mengarah ke atas) dengan pukulan mengarah ke atas. Ciri-ciri pukulan

topspin adalah : a) Bola bergerak mengarah ke bawah, ini berarti bola yang

dipukul dengan keras biasanya akan menuju bagian ujung meja dan masih

tetap bisa menyentuh meja. b) Bola memantul setelah menyentuh meja,

menjauhi dari jangkauan lawan sehingga sulit dikembangkan. c)

Pengembalian bola tinggi dan keluar dari meja.

2) Backspin

Backspin dilakukan dengan memukul bagian belakang bola (biasanya

mengarah ke bawah) dengan pukulan mengarah ke bawah. Ciri-ciri pukulan

backspin adalah: a) Bola bergerak lurus. Ini membuat bola berada dalam

ketinggian yang sama dalam periode yang lebih lama dari bola lainnya. b)

Apabila backspin tidak diperhitungkan maka pengembalian akan tersangkut

di net. c) Bola akan melambat setelah memantu meja.

3) Sidespin

Sidespin dilakukan dengan memukul bagian belakang bola (biasanya

mengarah ke samping) dengan pukulan mengarah ke samping. Bola berputar

seperti piringan hitam. Ciri-ciri sidespin adalah : a) Bola berputar

menyamping. b) Bola akan memantul ke samping saat menyentuh meja. c)

Bila spin tidak diperhitungan sebelumnya bola akan keluar dari sisi meja. d)

Sidespin sangat efektif dilakukan pada saat servis (hlm. 25).

Page 30: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Pengembalian bola dalam permainan tenis meja sangat variatif sesuai

dengan apa yang dikehendaki berdasarkan respon yang diterima. Hal ini

disebabkan sudut-sudut bet saat mengembalikan bola mempunyai ciri khas

tersendiri, pukulan yang berbeda.

c. Posisi Siap Pukulan Forehand

Posisi siap adalah posisi terpenting sebelum bermain tenis meja. Menurut

Hodges(1996), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pemain pemula

dalam mengambil posisi siap yaitu:

1) Tubuh harus diseimbangkan.

2) Kaki mengarah tegak lurus terhadap endline (garis ujung garis).

3) Kaki kanan sedikit ke belakang, dengan tubuh tetap menghadap meja

atau arah datangnya bola.

4) Berat badan bertumpu pada kedua kaki.

5) Lutut harus diletakkan, dengan badan yang sedikit dicondongkan.

6) Jaga posisi siap tetap rileks, (hlm. 34). (lihat gambar 6)

Gambar 6. Posisi Siap Pukulan Forehand

(Sumber: Hodges. Tenis Meja Tingkat pemula, 1996: 34)

d. Servis Permulaan

Servis adalah pukulan bola pertama yang dilakukan oleh server. Pukulan

ini dimulai dengan bola yang dilambungkan ke atas dari telapak tangan dan

kemudian dipukul dengan bet. Dalam bermain tenis meja servis merupakan hal

yang penting dan sangat diperlukan.

Anda dapat saja memukul bola tinggi di atas net saat anda melakukan servis,

hanya untuk memulai permainan. Tapi servis ini akan memberikan

kesempatan kepada lawan anda untuk melepaskan pukulan yang akan

memulai rally, karena lawan anda pasti telah melewati banyak waktu untuk

menyempurnakan servisnya, ia akan menggunakan inisiatif saat melakukan

servis dan anda akan rugi sekali jika tidak melakukan hal yang sama.

(Hodges, 1996: 43).

Page 31: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

e. Penempatan dan Pengaturan Kaki

Cara menempatkan diri pada dekat meja sering kali menentukan

permainan. Apabila pemain menempatkan diri dengan benar, maka pemain

tersebut cenderung bermain dengan benar apabila tidak maka ia tidak mungkin

dapat bermain dengan benar. Menurut Hodges (1996) bahwa:

Terdapat tiga hal yang harus diperhitungkan sebelum menempatkan diri

yang harus dilaksanakan secara otomatis yaitu: 1) Siku tangan yang

menandakan titik tenaga antara forehand dan backhand. 2) Kebanyakan

pemain memiliki forehand yang lebih kuat dari backhand dan oleh sebab

ituharus dibantu selama memungkinkan. 3) Posisi lawan harus dimasukkan

dalam perhitungan.Posisi terbaik adalah posisi siap berada kira-kira agak

sebelah kiri garis tengah meja (hlm. 55). (lihat gambar 7)

Gambar 7. Penempatan Diri Pukulan Forehand

(Sumber: Hodges. Tenis Meja Tingkat pemula, 1996: 56)

3. Teknik Pukulan Forehand

Pukulan forehand dilakukan jika bola berada disebelah kanan tubuh, adi

dan mu‟arifin (1994) berpendapat, “Cara melakukan pukulan ini adalah dengan

merendahkan posisi tubuh, Lalu gerakkan tangan yang memegang bet kearah

pinggang (bila tidak kidal gerakan ke arah kanan), siku membentuk sudut kira-

kira 90 derajat. Selanjutnya menggerakkan tangan ke depan tanpa merubah siku”

(hlm. 16).

Pukulan forehand adalah setiap pukulan yang dilakukan dengan bet yang

digerakkan ke arah kanan siku untuk pemain yang menggunakan tangan kanan,

dan ke kiri untuk pemain yang menggunakan tangan kiri (Hodges, 1996:12).

Adapun langkah-langkah pukulan forehand adalah sebagai berikut:

1) Dalam posisi siap.

2) Tangan dilemaskan.

Page 32: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

3) Bet sedikit dibuka untuk menghadapi backspin, sedikit ditutup untuk

menghadapi topspin.

4) Pergelangan tangan lemas dan sedikit di miringkan ke bawah.

5) Bergerak untuk mengatur posisi, kaki kanan sedikit ke belakang untuk

melakukan forehand. (Gambar 8a)

Tahap pelaksanaan pukulan forehand dalam tenis meja adalah sebagai

berikut:

1) Backswing

a) Putar tubuh ke belakang bertumpu pada pinggul dan pinggang.

b) Putar tangan ke belakang dengan bertumpu pada siku.

c) Berat badan di pindahkan ke kaki kanan.

d) Untuk menghadapi backspin bet harus di gerakkan lebih rendah. (gambar

8b)

2) Forward Swing

a) Berat badan dipindahkan ke kiri.

b) Tubuh diputar ke belakang bertumpu pada pinggang dan pinggul.

c) Tangan diputar ke depan dengan bertumpu pada siku.

d) kontak bola dilakukan didepan sisi kanan tubuh. (Gambar 8c)

Tahap akhir pukulan forehand adalah:

1) Bet bergerak ke depan dan sedikit dinaikkan keatas.

2) Kembali keposisi siap.(Gambar 8d)

Gambar 8. Rangkaian Gerakan Pukulan Forehand

(Sumber: Hodges. Tenis Meja Tingkat pemula, 1996: 36-37)

Pukulan forehand biasanya merupakan pukulan yang paling kuat karena

tubuh tidak menghalangi saat melakukan pukulan, selain itu otot yang digunakan

biasanya maksimal daripada pukulan backhand. Pukulan forehand dianggap

penting karena tiga alasan. Pertama, pukulan ini untuk menyerang dengan sisi

forehand. Pukulan ini biasanya menjadi pukulan utama untuk melakukan

Page 33: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

serangan. Ketiga, pukulan ini merupakan pukulan yang sering digunakan untuk

melakukan smash.

Untuk mendapatkan pukulan forehand yang keras atau untuk menghadapi

topspin, bet harus ditutup dan kontak dilakukan di bagian belakang bola mengarah

ke bagian atas bola. Untuk forehand yang lebih lunak atau untuk menghadapi

backspin, bet harus dibuka dan kontak dilakukan di bagian bawah bola. Untuk

menghadapkan backspin bola dipukul sedikit ke atas. Gunakan gerakan bet ke atas

dan ke depan agar bola masuk ke spons. Pemain yang lebih tinggi harus mengikuti

gerakan lebih rendah, sedangkan pemain yang pendek harus mengikuti gerakan

yang lebih tinggi.

4. Metode Latihan

Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu

pekerjaan agar tercapai sesuai dengan dikehendaki. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI, 2007) metode adalah “Cara kerja yang bersistem untuk

memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan”

(hlm. 740).

Latihan merupakan suatu proses yang harus dilaksanakan oleh seorang

atlet untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya. Berkaitan dengan latihan

Suharno HP. (1993) menyatakan “latihan adalah suatu proses penyempurnaan

atau pendewasaan atlet secara sadar untuk mencapai mutu prestasi maksimal

dengan diberi beban-beban fisik dan mental secara teratur dan terarah, meningkat,

bertahap dan berulang-ulang waktunya” (hlm. 7). Sedangkan Menurut

Hadisasmita dan Syarifuddin (1996) bahwa, “latihan adalah proses yang

sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari

kian menambah jumlah beban latihan serta intensitas latihannya” (hlm. 145).

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, metode

latihan merupakan cara kerja atau berlatih yang sistematis dan kontinyu serta

berulang-ulang dengan beban latihan dan intensitas latihan yang semakin

meningkat untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Peningkatan beban dan

Page 34: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

intensitas latihan ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan atlet

yang berlatih. Dalam pelaksanaan latihan ada beberapa aspek yang sangat penting

untuk mencapai prestasi. Hadisasmita dan Syarifuddin (1996) mengemukakan

bahwa aspek-aspek yang perlu dilatih dan dikembangkan untuk mencapai prestasi

meliputi : “(1) latihan fisik, (2) latihan teknik, (3) latihan taktik, dan (4) latihan

mental” (hlm. 145).

a. Latihan Teknik

Setiap cabang olahraga selalu berisikan teknik-teknik dari cabang olahraga

yang bersangkutan. Untuk menguasai teknik dengan baik, diperlukan latihan

teknik yang sistematis dan kontinyu. Sudjarwo (1995) menyatakan : ”latihan

teknik bertujuan untuk pengembangan dan pembentukan sikap dan gerak melalui

pengembangan motorik dan system persyarafan menuju gerakan otomatis” (hlm.

41). Menurut Hadisasmita dan Syarifuddin (1996) bahwa,” latihan teknik adalah

latihan yang khusus dimaksudkan untuk membentuk dan mengembangkan

kebiasaan-kebiasaan motorik dan neuromuskular” (hlm. 127).

Berdasarkan pengertian latihan teknik di atas dapat diambil kesimpulan

bahwa latihan teknik merupakan latihan yang bertujuan untuk mengembangkan

dan menyempurnakan teknik-teknik gerakan pada cabang olahraga. Suatu teknik

dalam cabang olahraga dapat dikuasai dengan baik apabila dilakukan secara

sistematis dan kontinyu dengan berpedoman pada prinsip-prinsip latihan yang

tepat.

b. Prinsip-Prinsip Latihan

Di dalam pelaksanaan latihan, baik atlet maupun pelatih harus

memperhatikan prinsip-prinsip latihan. Dengan memperhatikan prinsip latihan

maka diharapkan kemampuan atlet akan meningkat dan mengurangi akibat yang

buruk yang terjadi pada fisik maupun teknik atlet. Menurut Noer (1996) prinsip-

prinsip latihan dalam olahraga meliputi : “(1) Latihan-latihan yang dilakukan

hendaknya diulang-ulang, (2) Latihan yang dilakukan harus cukup berat, (3)

Latihan yang diberikan harus cukup meningkat, (4) Latihan harus dilakukan

Page 35: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

secara teratur, dan (5) Kemampuan berprestasi” (hlm. 8-11). Berikut disampaikan

prinsip-prinsip latihan :

1) Latihan Harus Diulang-ulang

Mengulang-ulang terhadap bentuk gerakan yang dipelajari adalah sangat

penting untuk menguasai teknik suatu cabang olahraga atau meningkatkan

kemampuan fisik. Pengulangan gerakan hendaknya dilakukan dengan frekuensi

yang sebanyak-banyaknya. Hal ini dimaksudkan untuk mempermahir teknik yang

dipelajari menuju otomatisasi gerakan yang efektif dan efisien. Seperti

dikemukakan oleh Sudjarwo (1995) bahwa, ”Latihan teknik yang dilakukan

secara berulang-ulang bertujuan untuk mengotomatisasikan gerakan sesuai

dengan teknik yang dikehendaki. Pada hakekatnya pengembangan teknik

merupakan bagian dari usaha meningkatkan keterampilan menuju gerakan cermat,

efisien, dan efektif” (hlm. 44).

2) Latihan yang Diberikan Harus Cukup Berat

Latihan yang diberikan harus cukup berat maksudnya adalah, latihan yang

menekankan pada pembebanan latihan yang semakin berat atau prinsip overload.

Beban latihan yang diberikan harus cukup berat, yaitu di atas ambang rangsang.

Jika latihannya terlalu ringan, maka kemampuan tubuh tidak akan meningkat.

Dalam hal ini Hadisasmita dan Syarifuddin (1996) mengemukakan bahwa,”Kalau

beban latihan terlalu ringan (di bawah ambang rangsang), walaupun latihan

sampai lelah, berulang-ulang dan dengan waktu yang lama, peningkatan prestasi

tidak akan mungkin tercapai” (hlm. 131).

3) Latihan Harus Cukup Meningkat

Pemberian latihan harus dilakukan secara bertahap yang kian hari kian

bertambah jumlah bebannya yang akan memberikan efektifitas kemampuan fisik

atau teknik. Peningkatan beban latihan hendaknya disesuaikan dengan tingkat

kemampuan atlet serta ditingkatkan bertahap. Apabila latihan diberikan secara

cepat dengan peningkatan beban yang cepat pula, maka akan mengakibatkan

terjadinya kelainan di dalam tubuh serta munculnya gejala-gejala overtraining.

Page 36: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Seperti yang dikemukakan oleh Hadisasmita dan Syarifuddin (1996: 131), ”Kalau

bebannya terlalu berat, maka perkembangan pun tidak akan mungkin karena

tubuh tidak akan dapat memberikan reaksi terhadap beban latihan yang terlalu

berat tersebut. Hal ini juga dapat mengakibatkan cedera atau overtraining” (hlm.

131).

4) Latihan Harus Dilakukan Secara Teratur

Menurut Hadisasmita dan Syarifuddin (1996) bahwa, “Sistem faaliah

tubuh membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan rangsang-rangsang

latihan (adaptasi). Adaptasi adalah penyesuaian fungsi dan struktur organisme atlit

akibat beban latihan yang diberikan oleh pelatih” (hlm. 131). Latihan yang

dilakukan secara teratur dan berkelanjutan membuat tubuh dapat menyesuaikan

diri kembali dengan alam sekitarnya secara teratur. Dengan adaptasi tubuh

terhadap situasi latihan ini maka kemampuan tubuh akan meningkat sesuai dengan

rangsangan yang diberikan.

5) Kemampuan Berprestasi

Kemampuan berprestasi seseorang sangat ditentukan oleh faktor latihan,

Pemberian dosis latihan harus direncanakan, disusun dan diprogramkan dengan

baik sehingga tujuan dapat tercapai. Kemampuan berprestasi juga dipengaruhi

oleh faktor lain, Noer (1996) mengemukakan, “Kemampuan berprestasi

disamping ditentukan oleh faktor latihan juga ditentukan oleh faktor usia, jenis

kelamin, bakat, dan kemauan” (hlm. 11).

c. Komponen-Komponen Latihan

Setiap kegiatan olahraga yang dilakukan oleh atlet akan mengarah kepada

sejumlah perubahan yang bersifat anatomis, fisiologis, biokimia, dan kejiwaan.

Menurut Suhendro (2004) bahwa, ”Dalam proses latihan yang efisien dipengaruhi

: (1) Volume latihan, (2) Intensitas latihan, (3) Densitas latihan, dan (4)

Kompleksitas latihan” (hlm. 3.22). Apabila seorang pelatih merencanakan suatu

latihan yang dinamis, maka harus mempertimbangkan semua aspek yang menjadi

Page 37: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

komponen latihan tersebut di atas. Untuk lebih jelasnya komponen-komponen

latihan dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut :

1) Volume Latihan

Sebagai komponen utama, volume adalah prasyarat yang sangat penting

untuk mendapatkan teknik yang tinggi dalam pencapaian fisik yang lebih baik.

Menurut Suhendro (2004) bahwa, “volume latihan adalah ukuran yang

menunjukkan jumlah atau kuantitas derajat besarnya suatu rangsang yang dapat

ditunjukkan dengan jumlah repetisi, seri atau set dan panjang jarak yang

ditempuh” (hlm. 3.17). Sedangkan repetisi menurut Suharno HP (1993) adalah

“ulangan gerak berapa kali atlet harus melakukan gerak setiap giliran” (hlm. 32).

Peningkatan volume latihan merupakan puncak latihan dari semua cabang

olahraga yang memiliki komponen aerobik dan juga pada cabang olahraga yang

menuntut kesempurnaan tehnik atau keterampilan taktik. Hanya jumlah

pengulangan latihan yang tinggi yang dapat menjamin akumulasi jumlah

keterampilan yang diperlukan untuk perbaikan penampilan secara kuantitatif.

Perbaikan penampilan seorang atlet merupakan hasil dari adanya peningkatan

jumlah satuan latihan serta jumlah kerja yang diselesaikan setiap satuan latihan.

2) Intensitas Latihan

Intensitas latihan merupakan salah satu komponen yang sangat erat

kaitannya dengan komponen kualitatif kerja yang dilakukan dalam jangka waktu

yang telah diberikan. Lebih banyak kerja yang dilakukan dalam satuan waktu,

maka lebih tinggi pula intensitasnya.

Intensitas adalah fungsi dari kekuatan rangsangan syaraf yang dilakukan

dalam latihan, dan kekuatan rangsangan tergantung dari beban kecepatan

geraknya, variasi interval atau istirahat diantara tiap ulangannya. Menurut

Suharno HP (1993) bahwa, “intensitas adalah takaran yang menunjukkan kadar

atau tingkatan pengeluaran energi atlet dalam aktivitas jasmani baik dalam latihan

maupun pertandingan” (hlm. 31).

Intensitas latihan hendaknya diberikan secara tepat, yaitu tidak terlalu

tinggi atau terlalu rendah. Intensitas yang terlalu rendah mengakibatkan pengaruh

Page 38: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

yang ditimbulkan sangat kecil bahkan tidak berpengaruh sama sekali. Sebaliknya,

apabila intensitas latihan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan cedera.

3) Densitas Latihan

Suhendro (2004) menyatakan, “density merupakan ukuran yang

menunjukkan derajat kepadatan suatu latihan yang dilakukan” (hlm. 3.24).

Dengan demikian densitas berkaitan dengan suatu hubungan yang dinyatakan

dalam satuan waktu antara kerja dan istirahat. Densitas yang cukup akan

menjamin efisiensi latihan, sehingga menghindarkan atlet dari kelelahan yang

berlebihan.

Istirahat interval yang direncanakan diantara dua rangsangan, bergantung

langsung pada intensitasnya dan lamanya setiap rangsangan yang diberikan.

Rangsangan diatas tingkat intensitas submaksimal menuntut istirahat yang relative

lama, dengan maksud untuk memudahkan pemulihan seseorang dalam

menghadapi rangsangan berikutnya. Sebaliknya rangsangan pada intensitas

rendah membutuhkan sedikit waktu untuk pemulihan, karena tuntutan terhadap

organismenya pun juga rendah.

4) Kompleksitas Latihan

Kompleksitas dikaitkan pada kerumitan bentuk latihan yang dilaksanakan

dalam latihan. Kompleksitas dari suatu keterampilan membutuhkan koordinasi,

dapat menjadi penyebab penting dalam menambah intensitas latihan.

Keterampilan tehnik yang rumit atau sulit, mungkin akan menimbulkan

permasalahan dan akhirnya akan menyebabkan tekanan tambahan terhadap otot,

khususnya selama tahap dimana koordinasi syaraf otot berada dalam keadaan

lemah. Suatu gambaran kelompok individual terhadap keterampilan yang

kompleks, dapat membedakan dengan mana yang memiliki koordinasi yang baik

dan yang jelek.

Komponen-komponen latihan yang disebutkan di atas, harus dipahami dan

diperhatikan dalam pelaksanaan latihan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal

Page 39: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

dalam latihan, maka komponen-komponen di atas harus diterapkan dengan baik

dan benar, sehingga tidak terjadi hal-hal yang buruk di dalam latihan.

5. Latihan Pukulan Forehand dengan Metode Distributed Practice

a. Metode Distributed Practice

Metode distributed practice adalah prinsip pengaturan giliran praktik

keterampilan yang pada pelaksanaanya diselingi dengan waktu istirahat diantara

waktu latihan. Lutan (1988) “distributed practice adalah serangkaian kegiatan

latihan melibatkan istirahat yang cukup diantara kegiatan mencoba” (hlm. 113).

Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1992) bahwa, ”distributed practice adalah

mempraktikkan gerakan yang dipelajari dengan mengatur secara selang-seling

antara waktu praktik dan waktu istirahat” (hlm. 358).

Metode latihan distribusi (Distributed Practice) yaitu istilah yang

digunakan oleh Singer (1984: 419) untuk menyebut suatu bentuk kegiatan latihan

yang dalam pelaksanaannya tersebut dibagi-bagi atau diselingi dengan beberapa

kali waktu istirahat. Magill (1982: 217) menjelaskan bahwa latihan distribusi

(terbagi) sebagai suatu bentuk latihan dimana waktu istirahat yang diberikan di

sela-sela kegiatan cukup banyak. Schmidt (1986: 74) mendefinisikan bahwa

latihan distribusi adalah suatu bentuk latihan dimana kegiatan latihan tersebut

terbagi-bagi oleh sejumlah waktu istirahat.

Metode distributed practice pada prinsipnya merupakan pengaturan giliran

waktu latihan, yaitu dalam pelaksanaanya dilakukan secara berselang-seling antar

waktu latihan dan waktu istirahat. Waktuistirahat merupakan faktor penting dan

harus diperhitungkan dalam metode distributed practice. Suhendro (2004)

menyatakan, “penggunaan waktu istirahat secara memadai bukan merupakan

pemborosan waktu, tetapi merupakan bagian-bagian penting didalam proses

belajar gerak untuk memperoleh pemulihan yang cukup” (hlm. 3.58). Pendapat

lain dikemukakan Sugiyanto dan Sudjarwo (1992) bahwa, “Waktu istirahat yang

diberikan tidak perlu menunggu sampai mencapai kelelahan, tetapi juga jangan

Page 40: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

terlalu sering. Yang penting adalah mengatur agar rangsangan terhadap sistem-

sistem yang menghasilkan gerakan tubuh diberikan secara cukup, atau tidak

kurang, tidak berlebihan”(hlm. 284).

Metode distributed practice merupakan metode latihan yang

mempertimbangkan waktu istirahat sama pentingnya dengan waktu untuk praktek

(latihan). Waktu untuk istirahat bukan merupakan pemborosan waktu, tetapi

merupakan bagian penting di dalam proses latihan keterampilan. Waktu istirahat

diantara waktu latihan bertujuan untuk recovery atau pemulihan. Dengan istirahat

yang cukup diantara waktu latihan memungkinkan kondisi atlet pulih dan lebih

siap untuk melakukan kerja atau latihan berikutnya.

b. Pelaksanaan Latihan Pukulan Forehand dengan Metode Distributed

Practice

Metode latihan distributed practice merupakan pengaturan giliran praktik

keterampilan yang dilakukan secara berselang-seling antara waktu latihan dan

waktu istirahat. Bertolak dari pengertian metode distributed practice tersebut,

maka latihan pukulan forehand dilakukan secara berselang-seling. Hal ini

maksudnya, setelah melakukan gerakan pukulan forehand beberapa kali, untuk

selanjutnya diberi kesempatan untuk istirahat sesuai dengan program yang telah

dijadwalkan. Istirahat yang diberikan dapat digunakan untuk relaksasi atau

pemulihan. Dengan demikian kondisi atlet akan pulih, selain itu dapat mengenali

atau mencermati kesalahan pada saat melakukan latihan, sehingga pada

kesempatan berikutnya kesalahan tidak diulangi lagi.

c. Sistem Memori dalam Latihan Distributed Practice

Metode latihan distributed practice merupakan bentuk latihan yang

dilakukan secara berselang-seling. Ini artinya, setelah melakukan gerakan

diberikan waktu istirahat. Latihan yang dilakukan berselang-seling tersebut,

sehingga keterampilan yang dipelajari tersimpan dalam memori sangat singkat.

Pengulangan gerakan yang diberi waktu interval (istirahat), maka keterampilan

yang dipelajari akan lebih lama dikuasai.

Page 41: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Ditinjau dari proses informasi dan sistem memori, latihan pukulan

forehand dengan metode distributed practice termasuk sistem memori jangka

pendek atau short term memory. Short term memory merupakan suatu pemrosesan

informasi yang diterima dalam waktu singkat dan dapat hilang dengan cepat pula

karena lamanya waktu. Menurut hasil penafsiran Sperling yang dikutip Lutan

(1998) bahwa :

1) Penyimpanan sensori jangka pendek mampu menyimpan semua informasi

yang dihadirkan ke dalamnya (karena subjek dapat mengingatkan kembali

huruf jika suara dibunyikan dengan segera).

2) Penyimpanan sensori jangka pendek itu kehilangan informasi dengan cepat

seiring lamanya waktu (hlm. 164).

Bertolak dari pendapat tersebut menunjukkan bahwa, latihan pukulan

forehand tenis meja dengan metode distributed practice yaitu, pemain akan

mengingat gerakan pukulan forehand pada saat melakukan gerakan tersebut.

Namun setelah melakukan gerakan pukulan forehand diberi waktu istirahat atau

diselingi oleh pemain lainnya. Pemberian waktuistirahat atau gerakan dilakukan

pemain lainnya tersebut akan berdampak penurunan keterampilan yang dipelajari.

Oleh karena itu, dalam pemberian waktu istirahat harus diperhatikan sebaik

mungkin, karena pemberian waktu istirahat yang terlalu lama, maka keterampilan

akan cepat hilang.

d.Kelebihan dan Kelemahan Latihan Pukulan Forehand dengan Metode

Distributed Practice

Metode distributed practice merupakan bentuk latihan yang diselingi

dengan istirahat di antara waktu latihan. Berdasarkan hal tersebut, metode

distributed practice ini mempunyai beberapa keuntungan baik bagipelatih maupun

atlet. Menurut Suharno HP. (1993) bahwa kegunaan prinsip interval dalam latihan

yaitu: “(1) menghindari terjadinya overtraining, (2) memberikan kesempatan

organisme atlet untuk beradaptasi terhadap beban latihan dan (3) pemulihan

tenaga kembali bagi atlet dalam proses latihan” (hlm. 17).

Page 42: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Waktu istirahat sangat penting diantara waktu latihan. Waktu istirahat

memberi kesempatan untuk siswa mengadakan pemulihan diantara pengulangan

gerakan. Ditinjau dari pelaksanaan latihan pukulan forehand dengan metode

distributed practice dapat diidentifikasi kelebihannya antara lain :

1) Dapat meminimalkan kesalahan teknik pukulan forehand, karena setiap

keselahan dapat segera dibetulkan.

2) Kondisi fisik siswa akan terhindar dari kelelahan yang berlebihan

(overtraining).

3) Kondisi siswa akan lebih siap untuk melakukan session latihan berikutnya

dengan baik.

Latihan pukulan forehand dengan metode distributed practice juga

memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan pukulan forehand dengan metode

distributed practice antara lain:

1) Dapat menimbulkan rasa bosan atau jenuh saat istirahat untuk menunggu

gilirannya.

2) Siswa yang aktif adalah siswa yang mendapat giliran, sedangkan yang

lainnya hanya menjadi penonton untuk menunggu giliran.

3) Seringnya waktu istirahat akan mengakibatkan penguasaan teknik gerakan

menjadi agak berkurang karena gerakan yang sudah terbentuk akan berkurang

lagi dalam istirahat.

4) Latihan ini prioritasnya hanya untuk peningkatan keterampilan teknik,

sedangkan kondisi fisiknya terabaikan.

6. Latihan Pukulan Forehand dengan Metode Massed Practice

a. Metode Massed Practice

Untuk mencapai tingkat keterampilan suatu cabang olahraga, maka dalam

pelaksanaan latihan seorang atlet harus melakukan gerakan dengan frekuensi

sebanyak-banyaknya. Metode massed practice merupakan pengaturan giliran

latihan yang dilakukan secara terus-menerus tanpa diselingi istirahat. Berkaitan

Page 43: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

dengan metode massed practice Lutan (1988) menyatakan, “massed practice

adalah kegiatan latihan yang dilakukan dalam satu rangkaian dengan selang waktu

istirahat yang amat kecil di antara kegiatan mencoba” (hlm. 113). Menurut

Sugiyanto (1996) “massed practice adalah mempraktikkan gerakan yang

dipelajari secara terus-menerus tanpa waktu istirahat atau sangat pendek waktu

istirahatnya” (hlm. 62). Hal senada dikemukakan Suhendro (2004) “massed

practice adalah prinsip pengaturan giliran latihan dimana atlet melakukan gerakan

secara terus-menerus tanpa diselingi istirahat” (hlm. 3.58).

Latihan padat (Massed Practice), yaitu istilah yang digunakan oleh singer

(1984: 419), yang maksudnya adalah melakukan latihan secara terus menerus

tanpa selang waktu istirahat. Magill (1986: 270) mengatakan bahwa latihan terus

menerus (latihan padat) adalah latihan dimana jumlah atau lamanya waktu

istirahat yang diberikan di sela-sela latihan sangat pendek atau tidak sama sekali.

Schmidt (1986: 74) menjelaskan bahwa latihan terus menerus sebagai suatu

bentuk latihan dimana waktu yang diberikan untuk istirahat di antara bagian-

bagian dari kegiatan tersebut lebih pendek daripada waktu yang disediakan untuk

melakukan satu bagian dari kegiatan latihan.

Berdasarkan pengertian metode massed practice yang dikemukakan para

ahli disimpulkan bahwa, metode massed practice merupakan prinsip pengaturan

giliran praktik latihan keterampilan yang pelaksanaannya dilakukan secara terus-

menerus tanpa istirahat.

b. Pelaksanaan Latihan Pukulan Forehand Tenis Meja dengan Metode

Massed Practice

Prinsip dasar metode latihan massed practice yaitu melakukan latihan atau

pengulangan gerakan secara terus-menerus tanpa istirahat. Bertolak dari

pengertian metode latihan massed practice diatas, maka pelaksanaan latihan

pukulan forehand tenis meja yaitu, pemain melakukan pukulan forehand secara

terus-menerus sampai batas waktu atau jumlah pengulangan yang dijadwalkan

selesai tanpa diberi kesempatan istirahat. Dengan metode massed practice pemain

berusaha melakukan pukulan forehand sebanyak-banyaknya. Seperti

Page 44: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

dikemukakan Suhendro (2004) bahwa, “metode massed practice setiap atlet akan

diberi instruksi mempraktikkan secara terus-menerus selama waktu latihan” (hlm.

3.58). Dengan pengulangan gerakan yang sebanyak-banyaknya akan diperoleh

keterampilan yang lebih baik. Karena tanpa melakukan pengulangan gerakan

keterampilan yang dipelajari, maka suatu keterampilan tidak dapat dikuasai.

Seperti yang dikemukakan Suharno HP. (1993) bahwa, “untuk mengotomatiskan

penguasaan unsur gerak fisik, teknik, taktik, dan keterampilan yang benar atlet

harus melakukan latihan berulang-ulang dengan frekuensi sebanyak-banyaknya

secara kontinyu” (hlm. 22).

Mengulang-ulang gerakan yang dipelajari secara terus-menerus atau

sebanyak-banyaknya merupakan faktor yang sangat penting agar keterampilan

yang dipelajari dapat dikuasai dengan baik. Dengan mengulang-ulang secara

terus-menerus akan menguatkan respon. Hal ini sesuai dengan pendapat

Sugiyanto dan Kristiyanto (1998) bahwa, “Hubungan stimulus respon diperkuat

melalui pengulangan, hubungan stimulus respon diperkuat respon yang

dikehendaki menjadi meningkat” (hlm. 3).

c. Sistem Memori dalam Latihan Massed Practice

Latihan massed practice merupakan bentuk latihan yang dilakukan secara

terus-menerus tanpa diselingi waktu istirahat. Dalam hal ini pemain melakukan

pukulan forehand secara terus-menerus sesuai dengan program yang telah

dijadwalkan. Dengan melakukan pukulan forehand secara berulang-ulang, maka

menguatkan respon.

Ditinjau dari proses informasi dan sistem memori, latihan pukulan

forehand dengan metode massed practice termasuk sistem memori jangka

panjang atau long term memory. Dalam hal ini Lutan (1988) berpendapat, ”Tujuan

latihan teknik dalam olahraga ialah untuk menguasai keterampilan secara efisien

dan keterampilan itu melekat selama waktu tertentu” (hlm. 170). Hal ini erat

kaitannya dengan konsep memori jangka panjang, karena dalam banyak hal

pengembangan memori jangka panjang merupakan tujuan akhir proses mengajar

atau belajar dalam keterampilan motorik. Dalam keadaan informasi itu melekat,

Page 45: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

maka pada suatu ketika bisa terjadi memori itu melemah yang berarti informasi

dalam memori jangka panjang itu semakin hilang. Selain itu, dengan latihan

pengulangan, maka semakin meningkat jumlah asosiasi dalam informasi yang

telah dipelajari.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, latihan pukulan forehand yang

dilakukan secara terus-menerus, maka suatu keterampilan (pukulan forehand)

akan dikuasai dengan baik. Keterampilan yang dilakukan secara terus-menerus

akan tersimpan didalam memori, sehingga pemain akan memiliki konsep gerakan

pukulan forehand yang konsisten. Dalam waktu lain, keterampilan yang dikuasai

tidak akan mudah hilang. Jika tidak ditunjang dengan latihan lambat laun

keterampilan yang dimiliki akan menurun.

d. Kelebihan dan Kelemahan Latihan Pukulan dengan Metode Massed

Practice

Mengulang-ulang gerakan yang dipelajari secara terus-menerus tanpa

diselingi istirahat merupakan ciri utama dari metode massed practice. Latihan

yang dilakukan secara terus-menerus tanpa diselingi istirahat akan berpengaruh

terhadap kapasitas total paru-paru dan volume jantung. Hal ini terjadi sebagai

akibat adanya rangsangan cukup berat yang diberikan terhadap sistem aerobik

didalam tubuh. Menurut Adisamita dan Syarifuddin (1996) bahwa, “metode terus-

menerus dapat meningkatkan daya tahan keseluruhan dan peningkatan perlawanan

terhadap kelelahan” (hlm. 142).

Berdasarkan pendapattersebut dapat disimpulkan bahwa, metode massed

practice pada prinsipnya dapat meningkatkan daya tahan secara keseluruhan.

Disamping itu juga, dengan latihan secara terus-menerus akan meningkatkan

kemampuan mengontrol gerakan pada waktu latihan dan akan merangsang

kemampuan otot yang dibutuhkan dalam cabang olahraga tertentu untuk mencapai

prestasi yang lebih baik. Seperti dikemukakan Adisasmita dan Syarifuddin (1996)

bahwa, “metode terus-menerus meningkatkan self control atlet pada waktu

melakukan usaha-usaha atau latihan yang melelahkan, dan kemampuannya untuk

Page 46: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

merangsang kelompok-kelompok otot yang memegang peranan dalam

pelaksanaan cabang olahraga” (hlm. 142).

Berdasarkan pelaksanaan latihan pukulan forehand tenis meja dengan

metode massed practice dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya.

Kelebihan latihan forehand dengan metode massed practice antara lain :

1) Pengusaan terhadap pola gerakan teknik pukulan forehand akan lebih cepat

tercapai, karena latihan secara terus-menerus akan dapat membentuk pola

gerakan forehand yang lebih cepat.

2) Dapat meningkatkan daya tahan fisik, sehingga akan mendukung

penampilannya dalam bermain tenis meja.

Kelemahan latihan pukulan forehand dengan metode massed practice

antara lain :

1) Penguasaan teknik pukulan forehand kurang dapat tercapai dengan baik, sebab

gerakan yang dilakukan secara terus-menerus akan menyebabkan kelelahan,

hal ini akan berpengaruh terhadap kesempurnaan gerakan.

2) Pengontrolan dan perbaikan teknik gerakan sulit dilakukan karena tidak ada

waktu istirahat.

3) Akan sering terjadi kesalahan teknik karena terlalu lelah.

4) Dapat menyebabkan kelelahan yang berlebihan (overtraining) dan dapat

menimbulkan cedera.

7. Koordinasi Mata-Tangan

a. Pengertian Koordinasi Mata-Tangan

Koordinasi merupakan kemampuan biomotorik yang dalam beroperasinya

melibatkan beberapa unsur kondisi fisik lainnya. Hal ini sesuai pendapat Harsono

(1988) bahwa, “Kecepatan, daya tahan, kekuatan, kelentukan, kinestetik sense,

balance dan ritme, semua menyumbang dan berpadu di dalam koordinasi gerak,

oleh karena satu sama lainnya mempunyai hubungan yang erat” (hlm. 221).

Page 47: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Unsur-unsur tersebut saling berinteraksi satu dengan lainnya untuk menghasilkan

koordinasi gerakan yang efektif dan efisien.

Koordinasi pada dasarnya merupakan kemampuan merangkaikan beberapa

gerakan menjadi satu pola gerakan yang serasi dan harmonis. Berkaitan dengan

koordinasi Suharno HP. (1993) menyatakan, “Koordinasi adalah kemampuan atlet

untuk merangkaikan beberapa gerak menjadi satu gerak yang utuh dan selaras”

(hlm. 61). Menurut Sajoto (1995) bahwa, “Koordinasi adalah kemampuan

seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam

pola gerakan tunggal secara efektif” (hlm. 9). Sedangkan Depdiknas (2000)

menjelaskan, “Koordinasi merupakan kemampuan untuk menyelesaikan tugas-

tugas motorik secara cepat dan terarah yang ditentukan oleh proses pengendalian

dan pengaturan gerakan serta kerjasama sistem persyarafan pusat” (hlm. 119).

Berdasarkan batasan koordinasi yang dikemukakan oleh ketiga ahli

tersebut dapat disimpulkan bahwa, koordinasi merupakan kemampuan seseorang

untuk merangkaikan atau mengintegrasikan beberapa gerakan ke dalam satu pola

gerakan yang selaras dan efektif sesuai dengan tujuan. Berdasarkan kesimpulan

koordinasi tersebut dapat dirumuskan pengertian koordinasi mata-tangan yaitu

kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan antara gerakan mata (pandangan)

dimana mata sebagai pemegang fungsi utama dan tangan sebagai fungsi gerak

untuk melakukan gerakan sesuai yang diinginkan.

b. Kegunaan Koordinasi

Gerakan-gerakan dalam permainan tenis meja sangat kompleks dan

bervariasi. Pemain selalu dituntut untuk mengintegrasikan berbagai macam

gerakan ke dalam satu rangkaian gerakan yang utuh dan serasi. Untuk dapat

tampil dengan baik dalam suatu permainanatau pertandingan, dibutuhkan

koordinasi gerak yang baik. Dengan memiliki koordinasi gerak yang baik akan

memudahkan dalam merangkaikan dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang

ganda (simultan) menjadi lebih baik.

Koordinasi sangat penting sekali untuk semua cabang olahraga yang di

dalamnya terdapat berbagai gerak yang kompleks, termasuk permainan tenis

Page 48: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

meja. Untuk menunjang pencapaian prestasi tenis meja yang optimal, seorang

pemain harus memiliki koordinasi gerak yang baik. Moelek & Tjokronegoro

(1984) menyatakan, “Pada gerak yang tidak memiliki koordinasi yang baik akan

mengakibatkan kerugian, pengeluaran tenaga yang berlebihan, mengganggu

keseimbangan, cepat lelah, kurang tepat sasaran yang diinginkan bahkan mungkin

terjadi cedera” (hlm. 11). Hal ini menunjukkan bahwa, jika seorang pemain tenis

meja tidak memiliki koordinasi yang baik, maka tenaga yang dikeluarkan tidak

efektif dan efisien serta hasil yang dicapai tidak sesuai yang diharapkan bahkan

dapat menimbulkan cedera.

c. Faktor-faktor Penentu Koordinasi

Untuk mencapai suatu koordinasi yang baik guna mendukung gerakan

yang efektif dan efisien diperlukan unsur-unsur penentu koordinasi, Menurut

Suharno HP. (1993) yang meliputi :

1) Pengaturan syaraf pusat dan tepi, hal ini berdasarkan pembawaan anak

sejak lahir dan hasil dari latihan.

2) Tergantung dari kemampuan tonus dan elastisitas dari otot yang

melakukan gerakan.

3) Baik dan tidaknya unsur keseimbangan dan kelincahan serta kecepatan.

4) Koordinasi kombinasi kerja yang harmonis antara pusat syaraf, otot-otot

dan panca indera (hlm. 63).

Kemampuan koordinasi seseorang dipengaruhi oleh faktor pembawaan

dan unsur-unsur kondisi fisik lainnya seperti kelincahan, kelentukan,

keseimbangan, kekuatan, daya tahan. Di samping itu juga, kualitas koordinasi

dipengaruhi kualitas persepsi selama melakukan gerakan, kualitas penyesuaian

gerak dalam dimensi waktu dan jarak serta pengorganisasian syaraf dan otot

sangat menentukan koordinasi. Jika komponen-komponen tersebut dalam kondisi

baik, maka kemampuan koordinasi yang dimiliki juga baik. Dengan koordinasi

yang baik, maka gerakan-gerakan keterampilan atau gerakan yang ganda dapat

dilakukan lebih efektif dan efisien.

Page 49: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

d. Peranan Koordinasi Mata-Tangan terhadap Kemampuan Pukulan

Forehand

Dalam permainan tenis meja koordinasi mata-tangan mutlak diperlukan

karena dapat mendukung untuk menguasai bola dengan baik. Koordinasi mata-

tangan merupakan dasar untuk mencapai keterampilan yang tinggi dalam

melakukan atau memainkan teknik dasar tenis meja termasuk pukulan forehand.

Pukulan forehand merupakan suatu keterampilan yang memiliki gerakan

yang kompleks. Pukulan forehand merupakan gabungan dari beberapa gerakan

yang harus dikoordinasikan dengan baik dan harmonis. Ada beberapa tahap

pelaksanaan pukulan forehand, yaitu: putar tubuh ke belakang bertumpu pada

pinggul dan pinggang, putar tangan ke belakang dengan bertumpu pada siku, berat

badan di pindahkan ke kaki kanan, untuk menghadapi backspin bet harus di

gerakkan lebih rendah, dan tahap akhir bet bergerak ke depan dan sedikit

dinaikkan ke atas.

Pelaksanaan pukulan forehand memerlukan koordinasi mata-tangan yang

baik. Pukulan forehand merupakan gerakan menggunakan kecermatan pandangan

(mata) dan keakuratan gerakan tangan. Dari pernyataan diatas telah dijelaskan

tentang faktor-faktor penentu koordinasi. Dari pernyataan tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa dengan memiliki koordinasi mata-tangan yang baik maka

seorang pemain juga dapat melakukan pukulan forehand dengan baik pula.

Selain itu koordinasi mata-tangan juga memberikan pengaruh kaitannya

dengan metode latihan distributed practice dan massed practice. Dengan

koordinasi mata-tangan tinggi akan memudahkan pemain dalam melakukan

pukulan tepat sasaran secara terus menerus. Hal ini sesuai dengan pengertian dari

metode massed practice, yaitu prinsip pengaturan giliran praktik latihan

ketrampilan yang pelaksanaannya dilakukan secara terus menerus. Sehingga akan

lebih tepat jika pemain yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi diberikan

dengan metode latihan massed practice. Begitu pula sebaliknya dengan koordinasi

mata-tangan rendah pemain akan kurang baik dalam melakukan pukulan

forehand. Sehingga pemain yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah lebih

baik diberikan latihan dengan metode distributed practice.

Page 50: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

8. Penelitian yang relevan

Dari hasil penelitian Sugeng Riyanto dengan judul ”Perbedaan

Pengaruh Latihan dengan Metode Distributed Practice dan Massed Practice

Terhadap Kemampuan Pukulan Forehand Pada Mahasiswa Pembinaan

Prestasi Tenis Meja JPOK FKIP UNS 2009/2010”. Adapun hasil penelitian

sebagai berikut:

1. Ada perbedaan yang signifikan antara metode distributed practice dan massed

practice terhadap kemampuan pukulan forehand pada mahasiswa putra

pembinaan prestasi tenis meja JPOK FKIP UNS 2009/2010. (thitung 2.04478 >

ttabel 5% 1.796)

2. Metode massed practice lebik baik pengaruhnya terhadap kemampuan

pukulan forehand pada mahasiswa putra pembinaan prestasi tenis meja JPOK

FKIP UNS 2009/2010. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat perlakuan

dengan metode distributed practice) memiliki peningkatan 5.14187% lebih

kecil daripada kelompok 2 (kelompok yang mendapat perlakuan dengan

metode massed practice) yaitu 12.1890%.

B. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan diatas dapat diajukan

kerangka pemikiran sebagai berikut:

1. Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Distributed Practice dan Massed

Practice

Metode latihan distributed practice merupakan bentuk keterampilan yang

diselingi dengan waktu istirahat diantara waktu latihan. Sedangkan metode latihan

massed practice merupakan bentuk latihan yang tidak diselingi waktu istirahat

pada saat latihan berlangsung. Metode latihan distributed practice merupakan

bentuk latihan yang mempertimbangkan waktu istirahat juga sama pentingnya

Page 51: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

dengan waktu pengulangan gerakan, sedangkan metode massed practice menitik

beratkan pentingnya pengulangan gerakan dengan frekuensi sebanyak-

banyaknnya tanpa memperhitungkan waktu istirahat.

Berdasarkan karakteristik metode latihan distributed practice

menunjukkan bahwa, latihan pukulan forehand dengan metode distributed

practice memiliki kelebihan antara lain: penguasaan terhadap teknik gerakan akan

lebih baik, perbaikan terhadap kesalahan teknik dasar dapat dilakukan lebih dini,

akan terhindar dari kelelahan yang berlebihan, penampilan kondisinya akan selalu

stabil karena adanya istirahat yang cukup. Kelemahan latihan pukulan

forehanddengan metode distributed practice antara lain: seringnya waktu istirahat

mengakibatkan penguasaan teknik menjadi agak berkurang. Hal ini disebabkan

pola gerakan yang sudah terbentuk akan berkurang lagi dalam istirahat. Metode

ini prioritasnya hanya untuk peningkatan penguasaan teknik, sedangkan kondisi

fisiknya terabaikan, siswa akan bosan atau jenuh karena seringnya istirahat.

Sedangkan latihan pukulanforehand dengan metode massed practice

memiliki kelebihan antara lain: penguasaan terhadap pola gerakan pukulan

forehand akan lebih cepat tercapai, karena latihan secara terus-menerus akan

dapat membentuk pola gerakan forehand yang lebih cepat atau, serta

dapatmeningkatkan keterampilan sekaligus meningkatkan daya tahan fisik.

Kelemahannya antara lain: penguasaan teknik pukulanforehandsulit dikuasai

kondisi yang lelah, penampilan siswa tidak stabil karena kondisi yang lelah,

pengontrolan dan perbaikan terhadap teknik pukulan sulit dilakukan karena tidak

ada waktu istirahat.

Berdasarkan karakteristik, kelebihan dan kelemahan dari metode latihan

distributed practice dan massed practice tersebut sudah jelas bahwa, kedua

bentuk latihan ini mempunyai perbedaan yang mencolok. Perbedaan-perbedaan

tersebut tentunya akan menimbulkan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan

pukulan forehand tenis meja. Dengan demikian diduga bahwa, metode latihan

distributed practice dan massed practice memiliki perbedaan pengaruh terhadap

kemampuan pukulan forehand tenis meja.

Page 52: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

2. Perbedaan Pengaruh Koordinasi Mata-Tangan Tinggi dan Rendah

terhadap Hasil Latihan Pukulan Forehand Tenis Meja

Koordinasi mata-tangan merupakan kemampuan seseorang dalam

mengintegrasikan antara gerakan mata (pandangan) dimana mata sebagai

pemegang fungsi utama dan tangan sebagai fungsi gerak untuk melakukan

gerakan sesuai yang diinginkan. Dalam bermain tenis meja dibutuhkan

kecermatan pandangan dan keakuratan pukulan. Dalam hal ini koordinasi mata-

tangan sangat berperan besar dalam keberhasilan melakukan pukulan yang tepat

dan akurat. Baik tidaknya koordinasi mata-tangan akan mempengaruhi kualitas

pukulan forehand. Artinya, jika seorang pemain memiliki koordinasi mata-tangan

baik, maka akan dapat mendukung penampilannya dalam melakukan pukulan

forehand, sehingga hasil latihan pukulan forehand akan lebih baik. Tetapi

sebaliknya jika koordinasi mata-tangan rendah, maka pemain kesulitan dalam

melakukan pukulan forehand, sehingga hasil latihan pukulan forehand juga

kurang baik. Dengan demikian diduga bahwa antara koordinasi mata-tangan

tinggi dan rendah akan memiliki pengaruh yang berbeda terhadap kemampuan

pukulan forehand tenis meja.

3. Interaksi Metode Latihan Distributed Practice dan Massed Practice dengan

Koordinasi Mata-Tangan terhadap Kemampuan Pukulan Forehand Tenis

Meja

Metode latihan distributed practice dan massed practice merupakan cara

latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan pukulan forehand

tenis meja. Dalam pelaksanaannya latihan distributed practice pemain melakukan

latihan teknik pukulan forehand dengan cara memantulkan ke dinding secara

bergantian atau berselang seling dengan teman. Sedangkan latihan massed

practice yaitu pemain dituntut melakukan pukulan pukulan forehand dengan cara

memantulkan ke dinding secara terus menerus sampai batas waktu yang telah

ditentukan.

Ditinjau dari pelaksanaanbaik metode latihan distributed practice dan

massed practice, pemain dituntut memiliki kecermatan dan keakuratan

Page 53: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

pukulan.Pemain yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi akan mudah

melakukan pukulan forehand dengan metode latihan massed practice dan untuk

pemain yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah akan mudah melakukan

pukulan forehand dengan metode latihan distributed practice. Hal ini karena

metode latihan massed pratice pelaksanaannya melakukan pukulan secara terus

menerus, sehingga memerlukan koordinasi mata-tangan tinggi. Sedangkan untuk

metode latihan distributed practice ada waktu istirahat beberapa detik sehingga

dengan koordinasi rendah bisa dilakukan. Dengan melakukan latihan pukulan

forehand secara berulang-ulang, maka keberadaan koordinasi mata-tangan tinggi

sangat berperan didalamnya, sehingga gerakan pukulan forehand dapat dilakukan

secara otomatis sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa, koordinasi mata-tangan

tinggi sangat relevan untuk metode latihan massed pratice, sedangkan koordinasi

mata-tangan rendah cocok untuk metode latihan distributed practice. Dengan

demikian diduga bahwa, metode latihan distributed practice dan massed pratice

dengan koordinasi mata-tangan memiliki interaksi terhadap kemampuan pukulan

forehand pada tenis meja.

C. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran di atas dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

a. Ada perbedaan pengaruh antara metode latihan distributed practice dan

massed practice terhadap kemampuan pukulan forehand tenis meja pada

siswa ekstrakurikuler tenis meja SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun 2012.

b. Ada perbedaan pengaruh antara koordinasi mata-tangan tinggi dan rendah

terhadap hasil latihan pukulan forehand tenis meja pada siswa ekstrakurikuler

tenis meja SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun 2012.

c. Ada pengaruh interaksi yang bermakna antara metode latihan dan koordinasi

mata-tangan terhadap kemampuan pukulan forehand tenis meja pada siswa

ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun 2012.

Page 54: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Ekstrakurikuler Tenis Meja SMA Negeri 1

Sukoharjo yang beralamat di Jalan Pemuda no.38 Kabupaten Sukoharjo.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan selama enam minggu dengan tiga kali

latihan dalam satu minggu mulai dari awal bulan Mei 2012 sampai dengan

pertengahan bulan Juni 2012. Diawali dengan tes awal (pretest) selanjutnya

diberikan perlakuan (treatment) dan diakhiri dengan tes akhir (posttest).

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Jenis Kegiatan Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu

1 Persiapan

a. Pengajuan judul 7

b. Penyusunan proposal 17-21

c. Pengajuan ijin penelitian 23

2 Pelaksanaan

a. Seminar proposal 13

b. Tes koordinasi mata tangan 26

c. Tes awal 30

d. Pelaksanaan treatment 2-13

e. Tes akhir 14

3 Penyusunan Laporan

a. Penulisan laporan

Page 55: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

b. Ujian skripsi dan revisi

B. Metode dan Rancangan Penelitian

1. Metode Eksperimen

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Dasar penggunaan

metode ini adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan tes awal selanjutnya

diberikan perlakuan kepada subyek dan diakhiri dengan suatu bentuk tes guna

mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan. Sugiyanto (1995: 21)

menjelaskan bahwa :

“Tujuan penelitian eksperimental adalah untuk meneliti ada tidaknya

hubungan sebab akibat serta besarnya hubungan sebab akibat tersebut

dengan cara memberikan perlakuan (treatment) terhadap kelompok

eksperimen yang hasilnya dibandingkan dengan hasil kelompok kontrol

yang tidak diberikan perlakuan atau diberikan perlakuan yang berbeda”.

Pada penelitian ini dilakukan perlakuan dengan dua metode latihan yaitu metode

latihan distributed practice dan metode latihan massed practice.

2. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial 2 x 2. “Rancangan

faktorial adalah rancangan dimana bisa dimasukkan dua variabel atau lebih untuk

memanipulasi secara simultan. Dengan rancangan ini bisa diteliti pengaruh setiap

variabel independen terhadap variabel dependen dan juga pengaruh interaksi

antara variabel-variabel independen” (Sugiyanto, 1995: 30).

Model analisis untuk anava dua jalan (rancangan faktorial 2x2) disajikan

pada bagan di bawah ini :

Tabel 2. Rancangan Penelitian Faktorial 2 x 2

Variabel manipulatif Metode latihan (A)

Distributed Practice Massed Practice

Variabel atributif (A1) (A2)

Koordinasi

Mata-Tangan Tinggi (B1) A1B1 A2B1

(B)

34

Page 56: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Rendah (B2) A1B2 A2B2

Keterangan :

A : Metode latihan.

B : Koordinasi mata-tangan.

A1B1 : Kelompok latihan pukulan forehand dengan metode distributed

practice yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi.

A1B2 : Kelompok latihan pukulan forehand dengan metode distributed

practice yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah.

A2B1 : Kelompok latihan pukulan forehand dengan metode massed

practice yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi.

A2B2 : Kelompok latihan pukulan forehand dengan metode massed

practice yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi menurut Arikunto (1997) adalah “keseluruhan subjek

penelitian”(hlm. 115). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa ekstrakurikuler

tenis meja SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun 2012 yang berjumlah 32 anak.

2. Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (1998) bahwa “Untuk sekedar ancer-ancer maka

apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitian

ini merupakan penelitian populasi”(hlm. 120). Sampel dalam penelitian ini adalah

siswa ekstrakurikuler tenis meja SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun 2012 yang

berjumlah 32 anak.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Total Sampling.

Langkah pertama, sampel yang berjumlah 32 anak dites koordinasi mata-

Page 57: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

tangannya, selanjutnya dirangking dari rangking 1 sampai rangking 32. Setelah

dirangking kemudian diambil nilai tengah (median) dari data tersebut. Anak yang

memiliki koordinasi diatas nilai tengah (median) masuk dalam kategori tinggi,

sedang anak yang memiliki koordinasi dibawah nilai tengah (median) masuk

dalam kategori rendah. Sampel sejumlah 32 anak ini kemudian dikelompokkan

sesuai rancangan faktorial 2 x 2 yaitu menjadi 4 kelompok, dimana setiap

kelompok terdiri dari 8 anak, pengelompokan sampel tersebut adalah :

a. Kelompok latihan pukulan forehand dengan metode distributed practice yang

memiliki koordinasi mata-tangan tinggi.

b. Kelompok latihan pukulan forehand dengan metode distributed practice yang

memiliki koordinasi mata-tangan rendah.

c. Kelompok latihan pukulan forehand dengan metode massed practice yang

memiliki koordinasi mata-tangan tinggi.

d. Kelompok latihan pukulan forehand dengan metode massed practice yang

memiliki koordinasi mata-tangan rendah.

E. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas (independen) dan satu

variabel terikat (dependen), yaitu :

1. Variabel bebas (independen) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel

lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel manipulatif, terdiri atas :

1) Latihan pukulan forehand dengan metode distributed practice.

2) Latihan pukulan forehand dengan metode massed practice.

b. Variabel atributif adalah variabel yang melekat pada sampel dan

menjadi sifat dari sampel tersebut. Variabel atributif dalam penelitian

ini adalah koordinasi mata-tangan, yang dibedakan antara koordinasi

mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah.

Page 58: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

2. Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

yang lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan

pukulan forehand tenis meja.

F. Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini diadakan tes

dan pengukuran, di antaranya adalah :

1. Pengukuran kemampuan pukulan forehand tenis meja diperoleh melalui tes

pukulan forehandtenis meja dari Nurhasan (2001: 163-167). Petunjuk

pelaksanaan tes terlampir.

2. Pengukuran koordinasi mata-tangan diperoleh melalui tes koordinasi mata-

tangan dari Aussie Sport yang dikutip Hidayatullah (2002: 45). Petunjuk

pelaksanaan tes terlampir.

G. Teknik Analisis Data

1. Mencari Reliabilitas

Tingkat keajegan hasil tes yang dilakukan dalam penelitian, dilakukan uji

reliabilitas dengan menggunakan korelasi interklas,ANAVA dari Atmojo

(2010:46-49) sebagai berikut :

R = 𝑀𝑆𝐴−𝑀𝑆𝑊

𝑀𝑆𝐴

Keterangan :

R = Koefisien reliabilitas

𝑀𝑆𝐴 = Jumlah rata-rata dalam kelompok

𝑀𝑆𝑤 = Jumlah rata-rata antar kelompok

2. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam kelompok ini meliputi

normalitas dan uji homogenitas. Adapun langkah-langkah uji prasyarat analisis

sebagai berikut :

Page 59: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

a. Uji Normalitas

Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

normalitas. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode

Lilliefors dari Sudjana (2002: 466). Prosedur pengujian normalitas tersebut

sebagai berikut :

1) Pengamatan 𝑥1, 𝑥2, … . . 𝑥𝑛 dijadikan bilangan baku 𝑧1 , 𝑧2,…….𝑧𝑛

dengan menggunakan rumus :

zi = 𝑋𝑖− 𝑋

𝑆

Keterangan :

𝑋𝑖 = Dari variabel masing-masing sampel

X = Rata-rata

S = Simpangan Baku

2) Untuk tiap bilangan baku menggunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F 𝑍𝑖 = P 𝑍 ≤ 𝑍𝑖 3) Selanjutnya dihitung proporsi 𝑍1, 𝑍2, ……𝑍𝑛 yang lebih kecil atau

sama dengan 𝑍𝑖 . Jika proporsi dinyatakan oleh S 𝑍𝑖 .

Maka S 𝑍𝑖 = 𝑏𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑍1 ,𝑍2 ,……𝑍𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 ≤ 𝑍𝑖

𝑛

4) Hitung selisih F 𝑍𝑖 - S 𝑍𝑖 kemudian ditentukan harga mutlaknya.

5) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih

tersebut. Sebutlah harga terbesar ini Lo.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan uji Bartlett. Langkah-langkah

pengujian sebagai berikut :

1) Membuat tabel perhitungan yang terdiri dari kolom-kolom kelompok

sampel :

dk(n-1); 1/dk; Sdi2, dan (dk) log Sdi

2.

2) Menghitung varians gabungan dari semua sampel

Rumusnya : SD2 =((n-1) Sdi

2.........(1)

(n-1)

B = Log Sdi2 (n-1)

3) Menghitung µ2

Rumusnya µ2 = (Ln) B-(n-1) Log Sdi

2 ……….(2)

Page 60: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Dengan (Ln 10) = 2,3026

Hasilnya (µ2

hitung) kemudian dibandingkan dengan (µ2

tabel), pada taraf

signifikansi α = 0,05 dan dk (n-1).

4) Apabila µ2

hitung<µ2

tabel , maka Ho diterima. Artinya varians sampel bersifat

homogen. Sebaliknya apabila µ2

hitung>µ2

tabel, maka Ho ditolak. Artinya

varians sampel bersifat tidak homogen.

3. Pengujian Hipotesis

a. ANAVA Rancangan Faktorial 2 X 2

1) Metode AB untuk ANAVA dua faktor.

Tabel 3. Ringkasan ANAVA untuk eksperimen faktorial 2 X 2

Sumber Variasi Dk JK RJK Fo

Rata-rata perlakuan

A

B

AB

1

a-1

b-1

(a-1)(b-1)

Ry

Ay

By

ABy

R

A

B

AB

A/E

B/E

AB/E

Kekeliruan ab (n-1) Ey E

Keterangan :

A = Taraf faktorial A

B = Taraf faktorial B

N = Jumlah sampel

Langkah- langkah perhitungan :

a) 2

11

2

ij

b

j

a

i

b) abn

R

b

j

a

i

y

11

Page 61: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

c) yij

b

j

a

i

RJJab

2

11

d) yi

a

i

y Rbn

/2

1

e) yi

b

j

y Ran

/2

1

f) yyaby Jb

g) )(2

yyyyy R

2) Kriteria pengujian hipotesis :

Jika F≥ F(1-α)(V1-V2), maka hipotesis nol ditolak

Jika F< F(1α)(V1-V2), maka hipotesis nol diterima dengan : dk pembilang

Vi (K-1) dan dk penyebut V2 = (n1 + …..nk-k), α = taraf signifikansi

untuk pengujian hipotesis.

Keterangan :

ΣY2 : Jumlah kuadrat data

Ry : Rata-rata peningkatan karena perlakuan.

Ay : Jumlah peningkatan pada kelompok berdasarkan metode latihan

distributed practice dan metode latihan massed practice.

By : Jumlah peningkatan berdasarkan koordinasi mata-tangan.

ABy : Selisih antara jumlah peningkatan data keseluruhan dan jumlah

peningkatan kelompok perlakuan dan koordinasi mata-tangan.

Jab : Selisih jumlah kuadrat data dan rata-rata peningkatan perlakuan.

b. Uji Rentang Newman-Keuls Setelah ANAVA

Langkah-langkah untuk melakukan uji Newman-Keuls sebagai berikut :

1) Susun k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya dari yang

terkecil sampai yang terbesar.

2) Dari rangkaian ANAVA, diambil harga RJK disertai dk-nya.

3) Hitung kekeliruan baku rata-rata untuk tiap perlakuan dengan rumus :

Page 62: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Sy = RJKE(kekeliruan)

N

RJK kekeliruan juga didapat dari hasil rangkuman ANAVA.

4) Tentukan taraf signifikansi α, lalu gunakan daftar rentang student. Untuk

uji Newman-Skeuls, diambil V = dk dari RJK (kekeliruan) dan p=2,3

…..k. Harga-harga yang didapat dari daftar sebanyak (k-1) untuk V dan P

supaya dicata.

5) Kalikan harga-harga yang dapat di titik ….. di atas masing-masing dengan

Sy, dengan jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan rentang

signifikansi terkecil (RST).

6) Bandingkan selisih rata-rata terkecil dengan RST untuk mencapai P-k

selisih rata-rata terbesar dan rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk

P=(k-1) dan seterusnya. Demikian halnya perbandingan selisih yang rata-

rata terbesar kedua rata-rata terkecil dengan RST dengan P = (k-2), dan

seterusnya. Dengan jalan begitu, semua akan ada 1/2

K(k-1) pasangan yang

harus dibandingkan. Jika selisih-selisih yang didapat lebih besar daripada

RST-nya masing-masing akan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan antara rata-rata perlakuan.

c. Hipotesis Statistik

Hipotesis 1 Ho = µ A1 ≥ µ A2

HA= µ A1 <µ A2

Hipotesis 2 Ho = µ B1 ≥ µ B2

HA= µ B1 <µ B2

Hipotesis 3 Ho = Interaksi A×B = 0

HA = Interaksi A×B ≠ 0

Keterangan :

π = Nilai rata-rata

A1 = Metode latihan distributed practice

A2 = Metode latihan massed practice

Page 63: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

B1 = Koordinasi mata-tangan tinggi

B2 = Koordinasi mata-tangan rendah

Page 64: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya.

Penyajian hasil penelitian adalah berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada

tes awal dan tes akhir kemampuan pukulan forehand. Berturut-turut berikut

disajikan mengenai deskripsi data, uji prasyarat analisis, pengujian hipotesis, dan

pembahasan hasil penelitian.

A. Deskripsi Data

Deskripsi hasil analisis data hasil kemampuan pukulan forehand pada siswa

ekstrakurikuler tenis meja SMA Negeri 1 Sukoharjo yang dilakukan sesuai

dengan kelompok yang dibandingkan, disajikan dalam bentuk tabel sebagai

berikut :

Tabel 4. Ringkasan Angka-angka Statistik Deskriptif Data Hasil Kemampuan

Pukulan Forehand Tiap Kelompok Berdasarkan Perlakuan.

Perlakuan Koordinasi

Mata Tangan

Statistik Tes

Awal

Tes

Akhir

Peningkatan Rata-rata

Metode

Distributed

Practice

(A1)

Tinggi (B1)

Jumlah 275 309 34

34.5

4.3125

1.2215

Mean 34.375 38.625 4.250

SD 4.868 4.173 1.035

Rendah (B2)

Jumlah 250 285 35

Mean 31.250 35.625 4.375

SD 2.121 1.506 1.408

Metode

Massed

Practice

(A2)

Tinggi (B1)

Jumlah 269 322 53

42.5

5.3125

1.2485

Mean 33.625 40.250 6.625

SD 4.274 3.845 1.188

Rendah (B2)

Jumlah 243 275 32

Mean 30.375 34.375 4.000

SD 2.326 2.504 1.309

Page 65: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Hal-hal yang mendapat perhatian dari nilai-nilai yang terdapat dalam tabel di atas

adalah sebagai berikut :

1. Jika kelompok siswa dengan koordinasi mata-tangan tinggi yang mendapat

perlakuan dengan metode distributed practice mempunyai rata-rata tes awal

34.375 dan tes akhir 38.625dengan rata-rata peningkatan 4.250.Sedangkan

kelompok siswa yang mendapat pelakuan dengan metode massed practice

mempunyai rata-rata tes awal 33.625dan tes akhir 40.250 dengan rata-rata

peningkatan 6.625. Bila kedua metode latihan tersebut dibandingkan, maka

dapat diketahui bahwa kelompok perlakuan dengan metode massed practice

lebih baik daripada kelompok perlakuan dengan metode distributed practice.

2. Kelompok perlakuan pada siswa dengan koordinasi mata-tangan rendah

dengan perlakuan metode distributed practice mempunyai rata-rata tes awal

31.250 dan tes akhir 35.625 dengan peningkatan 4.375. Sedangkan pada

kelompok siswa dengan perlakuan metode massed practice mempunyai rata-

rata tes awal 30.375 dan tes akhir 34.375dengan peningkatan 4.000. Bila

kedua kelompok dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok

perlakuan dengan metode distributed practice lebih baik daripada kelompok

perlakuan dengan metode massed practice terhadap kemampuan pukulan

forehand tenis meja pada siswa ekstrakurikuler tenis meja SMA Negeri 1

Sukoharjo Tahun 2012.

Untuk mengetahui gambaran secara menyeluruh dari nilai-nilai hasil kemampuan

pukulan forehand maka dapat dibuat diagram perbandingan nilai-nilai sebagai

berikut :

Gambar 9. Grafik Nilai Rata-Rata Kemampuan Pukulan Forehand Tenis Meja

Berdasarkan Kelompok Perlakuan.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

DP (A1)

MP (A2)

KMT T (B1)

KMT R (B2)

Pre-test 32.8125 32 34 30.8125

Post-test 37.125 37.312539.4375 35

Pu

ku

lan

Fo

reh

an

d

Kelompok

Page 66: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Agar nilai rata-rata peningkatan hasil kemampuan pukulan forehand tenis meja

yang dicapai tiap kelompok mudah dipahami, maka nilai peningkatan hasil

kemampuan pukulan forehand pada tiap kelompok perlu disajikan dalam bentuk

diagram sebagai berikut :

Gambar 10. Grafik Nilai Rata-Rata Peningkatan Kemampuan Pukulan Forehand

Tenis Meja Berdasarkan Kelompok Perlakuan.

B. Mencari Reliabilitas

Untuk mengetahui hasil realibilitas tes awal dan tes akhir kemampuan pukulan

forehand tenis meja dilakukan uji reliabilitas. Hasil uji reliabilitas tes awal dan tes

akhir kemampuan pukulan forehand tenis meja dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Tabel 5. Tabel Range Kategori Reliabilitas

Kategori Reliabilitas

Tinggi sekali 0.90-1.0

Tinggi 0.80-0.89

Cukup 0.60-0.79

Kurang 0.40-0.59

Tidak Signifikan 0.00-0.39

(Sumber: Atmojo, M.B. 2010: 49)

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

A1B1 (KP1)

A1B2 (KP2)

A2B1 (KP3)

A2B2 (KP4)

4.25 4.38 6.62 4.00

Pu

ku

lan

Fo

reh

an

d

Kelompok Perlakuan

Page 67: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Tabel 6. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data KMT, Tes Awal dan Akhir

Hasil Tes Reliabilitas Range Reliabilitas

Koordinasi Mata-tangan 0.904 Tinggi Sekali

Awal Pukulan Forehand 0.888 Tinggi

Akhir Pukulan Forehand 0.911 Tinggi Sekali

C. Uji Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas

Dari data hasil prediksi kemampuan pukulan forehand sebelum diberi perlakuan,

setelah dianalisis menggunakan uji Liliefors, maka diperoleh hasil pengujian

seperti tercantum dalam tabel berikut :

Tabel 7. Hasil Uji Normalitas dengan Liliefors.

Kelompok N Prob Lo Lt Kesimpulan

A1B1 8 0.05 0.2198 0.285 Distribusi Normal

A1B2 8 0.05 0.1251 0.285 Distribusi Normal

A2B1 8 0.05 0.1647 0.285 Distribusi Normal

A2B2 8 0.05 0.1514 0.285 Distribusi Normal

Dari tabel diatas diketahui bahwa Lo < Lt. Hal ini menunjukkan bahwa sampel

yang terambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dengan demikian

persyaratan normalitas data telah terpenuhi. Rincian dan prosedur Uji Normalitas

dapat dilihat dalam lampiran.

2. Uji Homogenitas Varians

Dengan data yang sama dianalisis menggunakan uji Barlett, maka diperoleh hasil

pengujian yang tercantum dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 8. Hasil Uji Homogenitas Dengan Uji Barlett

Page 68: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Σ

Kelompok

Ni

S2gab

X2

hit

X2

tabel

Kesimpulan

4 8 1.5446429 0.720352602 7.815 Homogen

Dari tabel diatas dapat diketahui X2

hit lebih kecil dari pada X2

tabel . Hal ini

menunjukkan sampel-sampel penelitian pada kelompok metode latihan distributed

practice dan metode latihan massed practice, keduanya bersifat homogen.

Dengan demikian persyaratan homogenitas juga dipenuhi. Rincian dan prosedur

analisis uji homogenitas varians dapat diperiksa pada lampiran.

Setelah uji homogenitas dan normalitas dilakukan, maka dapat dilakukan analisis

varians dua faktor untuk kepentingan pengujian hipotesis.

D. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan berdasarkan hasil analisis data dan interpretasi

analisis varians. Uji rentang NewmanKeuls ditempuh sebagai langkah-langkah uji

rata-rata setelah anava. Bila anava menghasilkan kesimpulan tentang perbedaan

pengaruh kelompok yang dibandingkan, maka uji rentang NewmanKeuls,

dimaksud untuk mengetahui pengaruh kelompok mana yang lebih baik.

Berkenaan dengan hasil analisis dan uji rentang NewmanKeuls, ada beberapa

hipotesis yang harus diuji. Hasil analisis data dapat dilihat seperti yang tercantum

dalam tabel berikut ini.

Tabel 9. Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Faktor

Sumber

Variasi dk JK RJK Fo

Ft

Rata-rata

Perlakuan 1 741.1250 741.125

A 1 8.0000 8.000 5.1792 * 4.11

B 1 12.5000 12.500 8.0925 *

AB 1 15.1250 15.125 9.7919

Kekeliruan 28 43.2500 1.545

Total 32 820.0000

Page 69: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Keterangan :

A = Kelompok metode latihan pukulan forehand

B = Kelompok berdasarkan klasifikasi koordinasi mata-tangan

AB = Interaksi antara kelompok metode latihan dan koordinasi

mata-tangan.

* = Tanda signifikan pada α = 0.05.

Tabel 10. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman Keuls

KP A2B2 A1B1 A1B2 A2B1 RST

Rerata 4.000 4.250 4.375 6.625

A2B2 4.000 - 0.250 * 0.375 * 2.625 * 1.2699

A1B1 4.250 - 0.125 2.375 * 1.5291

A1B2 4.375 - 2.250 * 1.6873

A2B1 6.625 -

Keterangan :

Yang bertanda * signifikan pada P < 0.05.

A1B1 : Kelompok latihan pukulan forehand dengan metode distributed

practice yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi.

A1B2 : Kelompok latihan pukulan forehand dengan metode distributed

practice yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah.

A2B1 : Kelompok latihan pukulan forehand dengan metode massed

practice yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi.

A2B2 : Kelompok latihan pukulan forehand dengan metode massed

practice yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah.

Page 70: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

1. Pengujian Hipotesis Pertama

Untuk tes kemampuan pukulan forehand, hasil penelitian menunjukkan adanya

perbedaan yang signifikan antara peningkatan kemampuan pukulan

forehandsiswa yang diberi perlakuan dengan metode distributed practice dan

metode massed practice. Perbedaan peningkatan ini karena F0 = 5.1792 lebih besar

dari Ft = 4.11 pada taraf signifikasi 5%. Ini berarti bahwa hipotesis nol (Ho)

ditolak sehingga ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok perlakuan.

2. Pengujian Hipotesis Kedua

Untuk koordinasi mata-tangan, hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan

yang signifikan antara peningkatan kemampuan pukulan forehand antara siswa

yang mempunyai koordinasi mata-tangan tinggi dan siswa yang mempunyai

koordinasi mata-tangan rendah. Dari hasil perhitungan diperoleh F0 = 8.0925 lebih

besar dari Ft = 4.11 pada taraf signifikasi 5%. Ini berarti hipotesis nol (H0) ditolak

sehingga ada perbedaan yang signifikan antara siswa yang mempunyai koordinasi

mata-tangan tinggi dan siswa yang mempunyai koordinasi mata-tangan rendah.

3. Pengujian Hipotesis Ketiga

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ada interaksi

yang signifikan antara metode latihan dan koordinasi mata-tangan, yang

ditunjukkan oleh F0 = 9.7919 lebih besar dari Ft = 4.11 pada taraf signifikasi 5%

sehingga H0 ditolak, jadi dapat disimpulkan bahwa antara metode latihan dan

koordinasi mata-tangan, ada interaksi dalam peningkatan kemampuan pukulan

forehand.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran lebih lanjut mengenai

hasil-hasil analisis data yang telah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan pengujian

hipotesis telah menghasilkan tiga kemungkinan analisis yaitu : (1) Ada perbedaan

Page 71: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

pengaruh yang signifikan antara peningkatan kemampuan pukulan forehand siswa

yang diberi perlakuan dengan metode latihan distributed practice dan massed

practice. (2) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara peningkatan

kemampuan pukulan forehand antara siswa yang mempunyai koordinasi mata-

tangan tinggi dan siswa yang mempunyai koordinasi mata-tangan rendah.(3)Ada

interaksi yang signifikan antara metode latihan dan koordinasi mata-tangan

terhadap peningkatan kemampuan pukulan forehand. Kelompok kesimpulan

analisis tersebut dapat dipaparkan lebih lanjut secara rinci sebagai berikut :

1. Pengaruh Antara Metode Latihan Distributed Practice dan Massed practice

Terhadap Kemampuan Pukulan Forehand dalam Permainan Tenis Meja

Berdasarkan karakteristik metode latihan distributed practice menunjukkan

bahwa, latihan pukulan forehand dengan metode distributed practice memiliki

kelebihan antara lain: penguasaan terhadap teknik gerakan akan lebih baik,

perbaikan terhadap kesalahan teknik dasar dapat dilakukan lebih dini, akan

terhindar dari kelelahan yang berlebihan, penampilan kondisinya akan selalu

stabil karena adanya istirahat yang cukup. Kelemahan latihan pukulan

forehanddengan metode distributed practice antara lain: seringnya waktu istirahat

mengakibatkan penguasaan teknik menjadi agak berkurang. Hal ini disebabkan

pola gerakan yang sudah terbentuk akan berkurang lagi dalam istirahat. Metode

ini prioritasnya hanya untuk peningkatan penguasaan teknik, sedangkan kondisi

fisiknya terabaikan, siswa akan bosan atau jenuh karena seringnya istirahat.

Sedangkan latihan pukulanforehand dengan metode massed practice memiliki

kelebihan antara lain: penguasaan terhadap pola gerakan pukulan forehand akan

lebih cepat tercapai, karena latihan secara terus-menerus akan dapat membentuk

pola gerakan forehand yang lebih cepat atau, serta dapatmeningkatkan

keterampilan sekaligus meningkatkan daya tahan fisik. Kelemahannya antara lain:

penguasaan teknik pukulanforehandsulit dikuasai kondisi yang lelah, penampilan

siswa tidak stabil karena kondisi yang lelah, pengontrolan dan perbaikan terhadap

teknik pukulan sulit dilakukan karena tidak ada waktu istirahat.

Page 72: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Berdasarkan karakteristik, kelebihan dan kelemahan dari metode latihan

distributed practice dan massed practice tersebut, metode latihan massed practice

memberikan pengaruh lebih besar terhadap peningkatan kemampuan pukulan

forehand tenis meja daripada metode latihan distributed practice.

Berdasarkan pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa, ada perbedaan

pengaruh antara peningkatan kemampuan pukulan forehand siswa yang diberi

perlakuan dengan metode latihan distributed practice dan massed practice.

Kelompok siswa yang diberi latihan dengan menggunakan metode massed

practice memiliki peningkatan lebih baik dibanding dengan kelompok siswa yang

diberi perlakuan latihan menggunakan metode distributed practice. Ditinjau dari

hasil kemampuan pukulan forehand yang dihasilkan ternyata kelompok perlakuan

dengan metode latihan massed practice lebih baik daripada kelompok perlakuan

dengan metode latihan distributed practice.

Dari angka-angka dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa

perbandingan rata-rata peningkatan hasil pukulan forehand dengan metode latihan

massed practice adalah 5.3125 diatas rata-rata peningkatan kelompok dengan

metode latihan distributed practice yang hanya 4.3125.

2. Pengaruh Koordinasi Mata-Tangan Terhadap Hasil Latihan Pukulan

Forehand dalam Permainan Tenis Meja

Koordinasi mata-tangan merupakan kemampuan seseorang dalam

mengintegrasikan antara gerakan mata (pandangan) dimana mata sebagai

pemegang fungsi utama dan tangan sebagai fungsi gerak untuk melakukan

gerakan sesuai yang diinginkan. Dalam bermain tenis meja dibutuhkan

kecermatan pandangan dan keakuratan pukulan. Dalam hal ini koordinasi mata-

tangan sangat berperan besar dalam keberhasilan melakukan pukulan yang tepat

dan akurat. Baik tidaknya koordinasi mata-tangan akan mempengaruhi kualitas

pukulan forehand. Artinya, jika seorang pemain memiliki koordinasi mata-tangan

baik, maka akan dapat mendukung penampilannya dalam melakukan pukulan

forehand, sehingga hasil latihan pukulan forehand akan lebih baik. Tetapi

sebaliknya jika koordinasi mata-tangan rendah, maka pemain akan kesulitan

Page 73: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

dalam melakukan pukulan forehand, sehingga hasil latihan pukulan forehand juga

kurang baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antara koordinasi mata-

tangan tinggi dan rendah memiliki pengaruh yang berbeda terhadap kemampuan

pukulan forehand tenis meja.

Berdasarkan pengujian hipotesis kedua ternyata ada perbedaan pengaruh yang

signifikan antara peningkatan kemampuan pukulan forehand antara siswa yang

mempunyai koordinasi mata-tangan tinggi dan siswa yang mempunyai koordinasi

mata-tangan rendah. Ditinjau dari hasil kemampuan pukulan forehand yang

dihasilkan ternyata kelompok siswa yang mempunyai koordinasi mata-tangan

tinggi mempunyai peningkatan yang lebih baik dibanding dengan kelompok siswa

yang mempunyai koordinasi mata-tangan rendah. Pada kelompok koordinasi

mata-tangan tinggi dimungkinkan akan memberikan keterampilan yang lebih

besar dalam melakukan kemampuan pukulan forehand daripada kelompok siswa

yang mempunyai koordinasi mata-tangan rendah.

Dari angka-angka dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa

perbandingan rata-rata peningkatan hasil kemampuan pukulan forehand pada

siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi adalah 5.4375 diatas rata-rata

peningkatan kelompok yang mempunyai koordinasi mata-tangan rendah yaitu

4.1875.

3. Interaksi antara Metode Latihan dan Koordinasi Mata-Tangan

Terhadap Kemampuan Pukulan Forehand dalam Permainan Tenis Meja

Ditinjau dari pelaksanaanbaik metode latihan distributed practice dan massed

practice, pemain dituntut memiliki kecermatan dan keakuratan pukulan.Pemain

yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi akan mudah melakukan pukulan

forehand dengan metode latihan massed practice dan untuk pemain yang

memiliki koordinasi mata-tangan rendah akan mudah melakukan pukulan

forehand dengan metode latihan distributed practice. Hal ini karena metode

latihan massed pratice pelaksanaannya melakukan pukulan secara terus menerus,

sehingga memerlukan koordinasi mata-tangan tinggi. Sedangkan untuk metode

latihan distributed practice ada waktu istirahat beberapa detik sehingga dengan

koordinasi mata-tangan rendah bisa dilakukan. Dengan melakukan latihan

Page 74: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

pukulan forehand secara berulang-ulang, maka keberadaan koordinasi mata-

tangan tinggi sangat berperan didalamnya, sehingga gerakan pukulan forehand

dapat dilakukan secara otomatis sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa, koordinasi mata-tangan tinggi

sangat relevan untuk metode latihan massed pratice, sedangkan koordinasi mata-

tangan rendah cocok untuk metode latihan distributed practice. Dengan demikian

metode latihan distributed practice dan massed pratice dengan koordinasi mata-

tangan memiliki interaksi terhadap kemampuan pukulan forehand pada tenis

meja.

Untuk mengetahui interaksi antara metode latihan dan koordinasi mata-tangan,

disajikan sebagai berikut :

Tabel 11. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor Utama

Terhadap Peningkatan Hasil Kemampuan Pukulan Forehand.

A1 A2 Total B1-B2

B1 4.250 6.625 5.438 -2.375 1.25

B2 4.375 4.000 4.188 0.375

Total 4.313 5.313 4.813

A1-A2 -0.125 2.625 -1

0

1

2

3

4

5

6

7

1 2

A1

A2

Page 75: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Gambar 11. Bentuk Interaksi Nilai Peningkatan Hasil Kemampuan Pukulan

Forehand.

Gambar diatas menunjukkan bahwa, bentuk garis perubahan besarnya nilai hasil

peningkatan kemampuan pukulan forehand adalah berpotongan antara metode

latihan dan koordinasi mata-tangan. Berarti terdapat kecenderungan ada interaksi

antara keduanya. Hal ini sesuai dengan kajian teori yang dikemukakan bahwa

peningkatan hasil tidak dipengaruhi oleh metode latihan saja, tetapi juga faktor

internal, dimana kedua faktor tersebut mempengaruhi secara berkaitan. Tinggi

rendahnya koordinasi mata-tangan yang dimiliki akan mempengaruhinya

terbentuknya kecepatan, daya tahan, kekuatan, dan kelentukan yang memadai,

sehingga dapat mempengaruhi kemampuan pukulan forehand. Dengan kata lain,

siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi akan lebih optimal dalam

melakukan pukulan sehingga hasil kemampuan pukulan forehand lebih baik jika

dibanding dengan siswa yang koordinasi mata-tangannya rendah.

0

1

2

3

4

5

6

7

1 2

B1

B2

Page 76: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat

ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode latihan distributed

practice dan massed practice terhadap kemampuan pukulan forehand tenis meja

pada siswa ekstrakurikuler tenis meja SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun 2012.

Pengaruh peningkatan kemampuan pukulan forehand yang ditimbulkan oleh

latihan dengan metode distributed practice rata-rata peningkatanya adalah 4.3125

dan latihan dengan metode massed practice rata-rata peningkatannya adalah

5.3125. Besar pengaruh peningkatan kemampuan pukulan forehand dengan

metode latihan massed practice lebih baik daripada metode latihan distributed

practice yaitu sebesar 1.000.

2. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi

dan koordinasi mata-tangan rendah terhadap kemampuan pukulan forehand pada

siswa ekstrakurikuler tenis meja SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun 2012. Pengaruh

peningkatan kemampuan pukulan forehand yang ditimbulkan oleh siswa yang

memiliki koordinasi mata-tangan tinggi rata-rata peningkatanya adalah 5.4375

dan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah rata-rata peningkatannya

adalah 4.1875. Besar pengaruh peningkatan kemampuan pukulan forehand yang

ditimbulkan oleh siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi lebih baik

daripada siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah yaitu sebesar 1.25.

3. Ada interaksi yang signifikan antara metode latihan dan koordinasi mata-

tangan terhadap kemampuan pukulan forehand pada siswa ekstrakurikuler tenis

meja SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun 2012, karena dari hasil analisis

menunjukkan bahwa F0= 9.7919lebih besar dari Ft=4.110, pada taraf signifikansi

5%.

49

Page 77: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

B. Implikasi

Kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide yang

lebih luas jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar

kesimpulan yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut :

1. Secara umum dapat dikatakan bahwa metode latihan distributed practice dan

massed practice serta koordinasi mata-tangan merupakan variabel-variabel

yang dapat mempengaruhi peningkatan dalam kemampuan pukulan forehand.

2. Penggunaan metode latihan massed practice memberikan pengaruh lebih

tinggi daripada metode latihan distributed practice. Hal ini berarti bahwa

metode latihan massed practice secara menyakinkan memberikan pengaruh

yang efektif dalam kemampuan pukulan forehand, karena dalam

penggunaanya hasil pukulan forehand dapat meningkat secara optimal.

Sedangkan metode latihan distributed practice memiliki hasil kurang optimal

dalam peningkatan kemampuan pukulan forehand, sehingga metode latihan

ini efektifitasnya kurang optimal dalam pukulan forehand.

3. Penggunaan metode latihan distributed practice dan massed practice serta

koordinasi mata-tangan ada interaksi, hal ini karena ada perubahan taraf dari

faktor yang satu berarti ada perubahan atau taraf faktor lain.

C. Saran

Saran-saran yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Mengingat menggunakan metode latihan massed practice lebih baik dalam

meningkatkan kemampuan pukulan forehand, maka sebaiknya penggunaan

metode latihan massed practice tersebut dipilih oleh pelatih atau guru pendidikan

jasmani dan kesehatan dalam pemilihan metode latihan agar materi latihan dapat

diserap dengan baik oleh siswa sehingga hasil kemampuan pukulan forehand akan

lebih optimal.

2. Dalam peningkatan hasil kemampuan pukulan forehand, disamping pemilihan

metode latihan yang tepat perlu juga mempertimbangkan komponen kondisi fisik

yang dapat mendukung keberhasilannya. Pelatih atau guru pendidikan jasmani

dan kesehatan sebaiknya tidak mengabaikan faktor koordinasi mata-tangan

siswanya. Karena koordinasi mata-tangan yang tinggi akan jauh lebih optimal

Page 78: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama Sur commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

dalam melakukan pukulan forehand daripada koordinasi mata-tangan yang

rendah.