7
 PERBEDAAN IPA DAN IPS DALAM PERSPEKTIF ONTOLOGI DAN EPISTIMOLOGI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu-ilmu alam dan ilmu-il mu sosia l, merup akan cabang ilmu yang membe rikan kontribu si dalam berbagai bidang pembangunan khususnya dalam bidang pendidikan. Kedua jenis ilmu tersebut merupa kan kaji an ya ng domi na n dalam pembel aj ara n di seko lah . Melal ui  pembelajaran ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial masyarakat sejak dini dipersiapkan untuk dapat mengaplik asikan ilmu-ilmu alam dan sosial dalam kehidupa nnya. Semakin bany ak kajian ilmu-ilmu alam dan sosial yang dipelajari masyarakat maka pemahaman tentang gejala alam dan hakekat hidup antar makhluk hidup dapat lebih dipahami oleh masyarakat. Ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial merupakan kajian umum yang banyak dipelajari oleh masya rakat. Berbagai pembelaj aran yang merup akan cabang dari ilmu-il mu alam dan sosial dil emb aga kan dal am bentuk pen did ika n for mal . Hak eka t per bed aan ilmu-il mu alam dan sosial kadang dimaknai hanya pada bentuk materi kajian tanpa memahami tentang perbedaan kedua ilmu tersebut ditinjau dari hakekat pembagian ilmu. Kajian yang mendasar tentang ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial dapat memberikan batasan tentang kategorisasi ilmu- ilmu lebih terarah dan serta kemungkinan kategorisasi cabang ilmu-ilmu baru yang muncul. Mengan alisis tentang komparasi antara ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial seben arnya dapat ditinjau dari berbagai perspektif. Tinjauan yang yang mendasar dalam membedakan ked ua ilmu ter sebut den gan men ggu nak an kaj ian dar i fils afat ilmu. Kat egori unt uk membedakan kedua jenis ilmu tersebut dapat dianalisis dalam pertanyaan apa yang dikaji oleh pengetahuan itu, bagaimana cara mendapatka n pengetahuan tersebut, serta bagaimana  pengetahuan tersebut dipergunakan. Kajian filsafat ilmu dapat memberi kategoris asi secara umum tentang ciri yang spesifik mengenai apa ( ontologi) , bagaimana (epistemologi) dan untuk apa (aksiologi) pengetahuan tersebut disusun. Berlatar belakang dari asumsi tersebut dalam karya ini akan dikaji tentang analisis perbedaan ilmu-il mu alam dan ilmu-i lmu sosial dalam perspektif ontologi dan epistimologi. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam kajian tentang perbedaan antara ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial adalah: 1. Ba ga imana pe rb edaan il mu -i lmu al am da n il mu -ilmu so si al da la m pe rs pe kt if  ontologi? 2. Baga imana pe rb edaan il mu -i lmu al am da n il mu -ilmu so si al da la m pe rs pe kt if  epistemologi?

Perbedaan Ipa & Ips Dalam Perspektif Ontologi Dan

Embed Size (px)

Citation preview

5/11/2018 Perbedaan Ipa & Ips Dalam Perspektif Ontologi Dan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perbedaan-ipa-ips-dalam-perspektif-ontologi-dan 1/7

PERBEDAAN IPA DAN IPS DALAM PERSPEKTIF

ONTOLOGI DAN EPISTIMOLOGI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial, merupakan cabang ilmu yang memberikan kontribusi

dalam berbagai bidang pembangunan khususnya dalam bidang pendidikan. Kedua jenis ilmu

tersebut merupakan kajian yang dominan dalam pembelajaran di sekolah. Melalui

 pembelajaran ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial masyarakat sejak dini dipersiapkan untuk 

dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu alam dan sosial dalam kehidupannya. Semakin banyak 

kajian ilmu-ilmu alam dan sosial yang dipelajari masyarakat maka pemahaman tentang gejala

alam dan hakekat hidup antar makhluk hidup dapat lebih dipahami oleh masyarakat.

Ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial merupakan kajian umum yang banyak dipelajari oleh

masyarakat. Berbagai pembelajaran yang merupakan cabang dari ilmu-ilmu alam dan sosial

dilembagakan dalam bentuk pendidikan formal. Hakekat perbedaan ilmu-ilmu alam dan

sosial kadang dimaknai hanya pada bentuk materi kajian tanpa memahami tentang perbedaan

kedua ilmu tersebut ditinjau dari hakekat pembagian ilmu. Kajian yang mendasar tentang

ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial dapat memberikan batasan tentang kategorisasi ilmu-

ilmu lebih terarah dan serta kemungkinan kategorisasi cabang ilmu-ilmu baru yang muncul.

Menganalisis tentang komparasi antara ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial sebenarnyadapat ditinjau dari berbagai perspektif. Tinjauan yang yang mendasar dalam membedakan

kedua ilmu tersebut dengan menggunakan kajian dari filsafat ilmu. Kategori untuk 

membedakan kedua jenis ilmu tersebut dapat dianalisis dalam pertanyaan apa yang dikaji

oleh pengetahuan itu, bagaimana cara mendapatkan pengetahuan tersebut, serta bagaimana pengetahuan tersebut dipergunakan. Kajian filsafat ilmu dapat memberi kategorisasi secara

umum tentang ciri yang spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana (epistemologi) dan

untuk apa (aksiologi) pengetahuan tersebut disusun. Berlatar belakang dari asumsi tersebut

dalam karya ini akan dikaji tentang analisis perbedaan ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial

dalam perspektif ontologi dan epistimologi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam kajian tentang perbedaan antara ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu

sosial adalah:

1. Bagaimana perbedaan ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial dalam perspektif 

ontologi?

2. Bagaimana perbedaan ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial dalam perspektif 

epistemologi?

5/11/2018 Perbedaan Ipa & Ips Dalam Perspektif Ontologi Dan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perbedaan-ipa-ips-dalam-perspektif-ontologi-dan 2/7

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana perbedaan ilmu-

ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial dalam perspektif ontologis dan epistemologi.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah ini terbagi menjadi dua yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat

secara praktis. Secara teoritis manfaat penulisan makalah ini adalah memberikan tambahan

  pengetahuan kepada pembaca tentang perbedaan ilmui-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial

ditinjau dari perspektif ontologis dan epistemologi. Manfaat pratis makalah ini diharapkan

 pembaca dapat membedakan antara ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial dalam perspektif 

ontologi dan epistemologi.

BAB II

PEMBAHASAN

 

A. Perbedaan Ilmu-Ilmu Alam dengan Ilmu-Ilmu Sosial ditinjau dari Ontologi

Menganalisis tentang masalah perbedaan ilmu-ilmu alam dengan ilmu-ilmu sosial ditinjau

dari segi ontologi. Perlu diwacanakan tentang kriteria ilmu sebagai latar dari kajian. Ilmu

merupakan pengetahuan yang diatur secara sistematis dan langkah-langkah pencapaiannya

dipertanggungjawabkan secara teoritis (Tim Dosen Filsafat Ilmu, 2007: 46). Ilmu

 pengetahuan juga memiliki ciri-ciri yang umum yaitu memiliki objek, metode, sistematis dankriteria kebenaran (Kaelan, 1996: 26). Kajian ontologi dalam filsafat ilmu berhubungan

dengan telaah terhadap ilmu yang menyelidiki landasan suatu ilmu yang menanyakan apa

asumsi ilmu terhadap objek material dan objek formal, baik bersifat fisik atau kejiwaan (Tim

Dosen Filsafat Ilmu, 2007: 53).

Ilmu berkembang dengan pesat sering dengan penambahan jumlah cabang-cabangnya. Hasrat

untuk menspesialisasikan diri pada satu bidang telaah yang memungkinkan analisis yang

makin cermat dan seksama menyebabkan objek forma dari disiplin keilmuan menjadi kian

terbatas. Pada dasarnya cabang-cabang ilmu tersebut berkembang dari dua cabang utama

yakni filsafat alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam atau the natural sciences

dan filsafat moral yang kemudian berkembang ke dalam cabang ilmu-ilmu sosial atau the social sciences (Jujun S. Suriasumantri, 2005: 93).

Ilmu-ilmu alam membagi diri kepada dua kelompok lagi yakni ilmu alam (the physical  sciences) dan ilmu hayat (the biological sciences). Ilmu alam bertujuan mempelajari zat yang

membentuk alam semesta, sedangkan ilmu alam kemudian bercabang lagi menjadi fisika

(mempelajari massa dan energi), kimia (mempelajari substansi zat), astronomi (mempelajari

 benda-benda langit, dan ilmu bumi yang mempelajari bumi (Jujun S. Suriasumantri, 2005:

93). Tiap-tiap cabang kemudian membikin ranting-ranting baru seperti fisika berkembang

menjadi mekanika, hidrodinamika, bunyi, cahaya, panas, kelistrikan dan magnetisme, fisika

nuklir dan kimia fisik (ilmu-ilmu murni).

5/11/2018 Perbedaan Ipa & Ips Dalam Perspektif Ontologi Dan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perbedaan-ipa-ips-dalam-perspektif-ontologi-dan 3/7

Ilmu murni merupakan kumpulan teori-teori ilmiah yang bersifat dasar dan teoritis yang

  belum dikaitkan dengan masalah-masalah kehidupan yang bersifat praktis. Ilmu terapan

merupakan aplikasi ilmu murni kepada masalah-masalah kehidupan yang mempunyai

manfaat praktis (Jujun S. Suriasumantri, 2005: 94).

Ilmu-ilmu sosial berkembang agak lambat dibanding dengan ilmu-ilmu alam. Pada pokoknyaterdapat cabang utama ilmu-ilmu sosial yakni antropologi (mempelajari manusia dalam

 perspektif waktu dan tempat), psikologi (mempelajari proses mental dan kelakuan manusia)

ekonomi (mempelajari manusia dalam memenuhi kebutuhan kehidupannya lewat proses

  pertukaran), sosiologi (mempelajari struktur organisasi sosial manusia) dan ilmu politik 

(mempelajari sistem dan proses dalam kehidupan manusia berpemerintahan dan bernegara)

(Jujun S. Suriasumantri, 2005: 94). Cabang utama ilmu-ilmu sosial ini kemudian mempunyai

cabang-cabang lain seperti antropologi terpecah menjadi lima yakni arkeologi, antropologi

fisik, linguistik, etnologi dan antropologi sosial/kultural (Jujun S. Suriasumantri, 2005: 95).

B. Perbedaan Ilmu-Ilmu Alam dengan Sosial ditinjau dari Epistimologi

Epistemologi atau teori pengetahuan membahas secara mendalam segenap proses yang

terlibat dalam usaha untuk memperoleh pengetahuan. Ilmu merupakan pengetahuan yang

didapat melalui proses tertentu yang dinamakan metode keilmuan. Metode inilah yang

membedakan ilmu dengan buah pemikiran yang lainnya (Jujun S. Suriasumantri, 2006: 9).

Munculnya persoalan epistemologi bukan mengenai suatu prosedur penyelidikan ilmiah,

tetapi dengan mempertanyakan “mengapa prosedur ini bukan yang lain”. Dalam konteks ilmu

sosial, filsafat mempertanyakan metode dan prosedur yang dipergunakan peneliti sosial dari

disiplin sosial (Tim Dosen Filsafat Ilmu, 2007: 46). Ilmu alam memang terkait secara pokok 

dalam positivistik, mempelajari sesuatu yang objektif, tidak hidup, dunia fisik. Kajianmasyarakat, hasil akal manusia, adalah subjektif, emotif bersifat subyektif. Tingkah laku

masyarakat adalah selalu mengandung nilai, dan pengetahuan reliabel tentang kebudayaan

hanya dapat digapai dengan cara mengisolasi ide-ide umum, opini atau tujuan khusus

masyarakat. Hal tersebut membuat tindakan sosial adalah penuh bermakna subyektif.

Alat untuk memperoleh pengetahuan sangat tergantung dari asumsi terhadap objek. Demikian

 juga telaah dalam filsafat ilmu, sarana dan alat untuk memproses ilmu harus konsisten dengan

karakter objek material ilmu. Berdasarkan kondisi tersebut terdapat perbedaan paradigma

yang disebabkan oleh karakter objek yang berbeda. Misalnya antara ilmu alam dan ilmu

sosial yang terdapat perbedaan metode dan sarana yang dipakai (Tim Dosen Filsafat Ilmu,

2007: 47). Objek material adalah bahan yang dijadikan sasaran penyelidikan (misalnya ilmukedokteran, ilmu sastra, psikologi) sedangkan objek formal adalah  sudut pandang tertentu

terhadap objek materialnya misalnya ilmu kedokteran objek formalnya keadaan fisik manusia (Lasiyo dan Yuwono, 1984: 5).

Hindes Barry (Tim Dosen Filsafat Ilmu, 2007: 47) menyatakan bahwa keabsahan yang

merupakan bukti bahwa suatu ilmu adalah benar secara epistemologis bukanlah sesuatu yang

didatangkan dari luar, melainkan hasil dari metode penyelidikan dan hasil penyelidikan. Oleh

karena itu masalah keabsahan apakah ukurannya cocok tergantung pada metode dan karakter 

objek, sehingga jenis ilmu yang satu dan lainnya tidak sama. Dengan kata lain seseorang

tidak bisa menguji metode dan hasil ilmu yang satu dengan menggunakan ilmu lainnya.

5/11/2018 Perbedaan Ipa & Ips Dalam Perspektif Ontologi Dan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perbedaan-ipa-ips-dalam-perspektif-ontologi-dan 4/7

Kajian tersebut dapat menjadi dasar perbedaan ilmu-ilmu alam dan sosial berdasarkan

 perspektif epistimologi yaitu:

1. Ilmu-Ilmu Alam

Ilmu alam merupakan ilmu yang mempelajari objek-objek empiris di alam semesta ini. Ilmualam mempelajari berbagai gejala dan peristiwa yang mempunyai manfaat bagi kehidupan

manusia. Berdasarkan objek telaahnya maka ilmu dapat disebut sebagai suatu pengetahuan

empiris. Ilmu membatasi diri hanya pada kejadian yang bersifat empiris. Objek-objek yang

  berada di luar jangkauan pengalaman manusia tidak termasuk bidang penelaahan ilmu

(Yuyun S, 1981: 6).

Ilmu alam mempunyai asumsi mengenai objek, antara lain:

1. Menganggap objek-objek tertentu mempunyai keserupaan satu sama lain, yaitu dalam

hal bentuk struktur dan sifat, sehingga ilmu tidak bicara mengenai kasus individual

melainkan suatu kelas tertentu.

2. Menanggap bahwa suatu benda tidak mungkin mengalami perubahan dalam jangka

waktu tertentu. Kelestarian relatif dalam jangka waktu tertentu ini memungkinkan

dilakukan pendekatan keilmuan terhadap objek yang sedang diselidiki.

3. Menganggap tiap gejala bukan merupakan suatu kejadian yang bersifat kebetulan, tiap

gejala mempunyai pola tertentu yang bersifat tetap dan urut-urutan kejadian yang

sama (Yuyun S, 1981: 7).

Dalam pandangan empirisme ilmu tidak menuntut adanya hubungan kausalitas yang mutlak,

sehingga suatu kejadian tertentu harus diikuti oleh kejadian yang lain, melainkan bahwa suatu

kejadian mempunyai kemungkinan besar untuk mengakibatkan terjadinya kejadian lain. Ilmutentang objek empiris pada dasarnya merupakan abstraksi yang disederhanakan, hal ini perlu

sebab kejadian alam sangat kompleks. Kegiatan yang dilakukan dalam ilmu alam tidak 

merupakan objek penelitian ilmu alam, sebab praktek ilmu alam merupakan suatu aktivitas

manusia yang khas. Manusia memang dapat terlibat sebagai subjek dan sebagai objek,

dengan kata lain manusia adalah mempraktekkan dan diprakteki (Tim Dosen Filsafat Ilmu,

2007: 49).

2. Ilmu-ilmu Sosial

Ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam segala aspek hidupnya, ciri

khasnya, tingkah lakunya, baik perseorangan maupun bersama, dalam lingkup kecil maupun besar. Objek material ilmu sosial lain sama sekali dengan objek material dalam ilmu alam.

Objek material dalam ilmu sosial adalah berupa tingkah laku dalam tindakan yang khas

manusia, bebas dan tidak deterministik (Tim Dosen Filsafat Ilmu, 2007: 49).

Kajian yang berbeda-beda terhadap ilmu merupakan konsekuensi dari perbedaan objek 

formal. Objek ilmu sosial yaitu manusia sebagai keseluruhan. Penelitian dalam ilmu sosial

  juga menimbulkan perbedaan pendekatan. Dalam ilmu manusia praktek ilmiah sebagai

aktivitas manusiawi merupakan juga objek penelitian ilmu manusia, misalnya psikologi,

 psikis, sosiologis, dan sejarah. Spesifikasi ilmu sejarah adalah data peninggalan masa lampau

 baik berupa kesaksian, alat-alat, makam, rumah, tulisan dan karya seni, namun objek ilmu

sejarah tidak dapat dikenai eksperiment karena menyangkut masa lampau. Kondisi tersebutyang mempengaruhi kemurnian objek manusiawi berkaitan dengan sikap menilai dari subjek 

5/11/2018 Perbedaan Ipa & Ips Dalam Perspektif Ontologi Dan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perbedaan-ipa-ips-dalam-perspektif-ontologi-dan 5/7

 penelitian, maka objektivitas ilmu sejarah sebagai ilmu kemanusiaan (Tim Dosen Filsafat

Ilmu, 2007: 51).

Klaim terhadap ilmu-ilmu sosial kadang dinilai gagal dalam menangkap kekomplekan gejala,

didasarkan pada kegagalan dalam membedakan antara pernyataan beserta sistematika yang

dipakai dengan gejala sosial yang dinyatakan oleh pernyataan tersebut. Tidak semuaargumentasi tentang kerumitan gejala sosial yang menyebabkan ketidakmungkinan ilmu-ilmu

sosial. Rangkaian argumentasi yang lain didasarkan pada tuduhan bahwa metode keilmuan

tidak mampu untuk menangkap “keunikan” gejala sosial dan manusiawi. Penelaahan sosial

tertarik kepada keungikan tiap-tiap kejadian sosial, padahal metode keimuan hanya mampu

mensistematikakan berdasarkan generaslisasi, maka keadaan in menyebabkan harus

ditetapkannya metode yang lain dalam ilmu-ilmu sosial (Jujun S. Suriasumantri, 2006: 143).

Objek penelaahan Ilmu Sosial mempunyai karakter (Jujun S. Suriasumantri, 2006: 134) di

 bawah ini:

1. Objek Penelaahan yang Kompleks

Gejala sosial lebih kompleks dibandingkan dengan gejala alam. Ahli ilmu alam berhubungan

dengan satu jenis gejala yakni gejala yang bersifat fisik. Gejala sosial juga mempelajari

karakteristik fisik namun diperlukan penjelasan yang lebih dalam untuk mampu menerangkan

gejala tersebut. Guna menjelaskan hal ini berdasarkan hukum-hukum seperti yang terdapat

dalam ilmu alam tidaklah cukup.

Ahli ilmu alam berhubungan dengan gejala fisik yang bersifat umum. Penelaahannya

meliputi beberapa variabel dalam jumlah yang relatif kecil yang dapat diukur secara tepat.

Ilmu-ilmu sosial mempelajari manusia selaku perseorangan maupun selaku anggota darisuatu kelompok sosial yang menyebabkan situasi yang bertambah rumit. Variabel dalam

 penelaahan sosial adalah relatif banyak kadang-kadang membimbangkan peneliti.

Apabila seorang ahli kimia mencampurkan dua buah zat kimia dan meledak, hal itu dapat

dijelaskan dengan tepat dalam ilmu alam, namun apabila terjadi kejahatan, maka kajiannya

terdapat faktor yang banyak sekali untuk dijelaskan. Faktor-faktor penjelas yang dimaksud

antara lain, apa latar belakang kejahatan, bagaimana latar belakang psikologi orang, mengapa

harus memilih melakukan kejahatan dan sebagainya. Tingkat-tingkat kejadian suatu

 peristiwa sosial selalu menyulitkan ahli ilmu sosial untuk menetapkan aspek-aspek apa saja

yang terlibat, pola pendekatan mana yang paling tepat dan variabel-variabel apa saja yang

termasuk di dalamnya.

2. Kesukaran dalam Pengamatan

Pengamatan langsung gejala sosial lebih sulit dibandingkan dengan gejala ilmu-ilmu alam.

Ahli ilmu sosial tidak mungkin melhat, mendengar, meraba, mencium atau mengecap gejala

yang sudah terjadi di masa lalu. Serorang ahli pendidikan yang sedang mempelajari sistem

 persekolahan di zaman penjajahan dulu tidak dapat melihat dengan mata kepala sendiri

kejadian-kejadian tersebut. Keadaan ini berbeda dengan seorang ahli kimia yang bisa

mengulang kejadian yang sama setiap waktu dan mengamati suatu kejadian tertentu secara

langsung.

5/11/2018 Perbedaan Ipa & Ips Dalam Perspektif Ontologi Dan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perbedaan-ipa-ips-dalam-perspektif-ontologi-dan 6/7

3. Objek Penelaahan yang Tak Terulang

Gejala fisik pada umumnya bersifat seragam dan gejala tersebut dapat diamati sekarang.

Gejala sosial banyak yang bersifat unik dan sukar untuk terulang kembali. Abstraksi secara

tepat dapat dilakukan terhadap gejala fisik melalui perumusan kuantitatif dan hukum yang

  berlaku umum. Masalah sosial sering kali bersifat spesifik dan konteks historis tertentu.Kejadian tersebut bersifat mandiri. Bervariasinya kejadian-kejadian sosial ditambah dengan

sulitnya pengamatan secara langsung waktu penelaahan dilakukan menyebabkan sukarnya

mengembangkan dan menguji hukum-hukum sosial.

4. Hubungan antara Ahli dan Objek Penelaahan Sosial

Gejala fisik seperti unsur kimia bukanlah suatu individu melainkan barang mati. Ahli ilmu

alam tidak usah memperhitungkan tujuan atau motif dari planet. Ahli sosial mempelajari

manusia yang merupakan makhluk yang penuh tujuan dalam tingkah laku. Manusia bertindak 

sesuai dengan keinginannya dan mempunyai kemampuan untuk melakukan pilihan atas

tindakan yang akan diambilnya. Hal ini menyebabkan manusia dapat melakukan perubahan

dalam tindakannya. Kondisi ini menyebabkan objek penelaahan ilmu sosial sangat

dipengaruhi oleh keinginan dan pilihan manusia maka gejala sosial berubah secara tetap

sesuai dengan tindakan manusia yang didasari keinginan dan pilihan tersebut.

Ahli ilmu alam menyelidiki proses alami dan menyusun hukum yang bersifat umum

mengenai proses. Ahli alam tidak bermaksud untuk mengubah alam atau harus setuju dan

tidak setuju dengan proses tersebut. Ahli ilmu alam hanya berharap bahwa pengetahuan

mengenai gejala fisik dari alam akan memungkinkan manusia untuk memanfaatkan proses

alam. Ahli ilmu sosial tidaklah bersikap sebagai penonton yang menyaksikan suatu proses

kejadian sosial.

Ahli ilmu alam mempelajari fakta dan memusatkan perhatiannya pada keadaan yang terjadi

 pada alam. Ahli ilmu sosial juga mempelajari fakta umpamanya mengenai kondisi-kondisi

yang terdapat dalam suatu masyarakat. Peneliti mencoba untuk tidak terlibat dalam pola yang

ada di masyarakat, namun kadang peneliti kemudian mengembangkan materi berdasarkan

 penemuannya tersebut untuk dapat diaplikasikan kepada masyarakat.

Perbedaan-perbedaan secara epistemologi tersebut dapat dijadikan asumsi bahwa pada

 pengkajian ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial tidak dapat disamakan. Metode dalam

 pengkajian ilmu-ilmu alam berbeda objeknya sehingga akan menyebabkan perbedaan cara

 pengkajian.

BAB III

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

 A. Kesimpulan

Kesimpulan akhir dalam pembahasan mengenai perbedaan ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu

sosial dalam perspektif ontologi dan epistemologi antara lain:

1. Ditinjau dari perspektif ontologi, perbedaan ilmu-ilmu alam dan sosial yaitu ilmu-ilmu alam merupakan cabang cari filsafat alam (the natural sciences) sedangkan ilmu-

5/11/2018 Perbedaan Ipa & Ips Dalam Perspektif Ontologi Dan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perbedaan-ipa-ips-dalam-perspektif-ontologi-dan 7/7

ilmu sosial merupakan cabang dari filsafat moral (the social sciences). Ilmu-ilmu

alam kemudian terbagi menjadi ilmu alam dan ilmu hayat. Ilmu alam terbagi lagi

menjadi fisika, kimia, astronomi dan ilmu bumi. Ilmu-ilmu sosial terbagi menjadi

antropologi, psikologi, ekonomi, sosiologi, dan ilmu politik.

2. Ditinjau dari perspektif epistemologi, perbedaan ilmu-ilmu alam dan sosial terletak 

 pada penggunaan prosedur ilmiah. Ilmu alam terkait secara pokok dalam positifistik,mempelajari yang objektif, tidak hidup, dan dunia fisik. Objek ilmu alam dianggap

serupa, tidak mengalami perubahan dalam jangka tertentu, dan setiap gejala terpola.

Ilmu-ilmu sosial merupakan hasil akal manusia, subjektif, dan emotif. Objek material

ilmu sosial adalah tingkah laku khas manusia dan tidak desterministik.

B. Implikasi

Pengetahuan tentang perbedaan ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial ditinjau dari aspek 

ontologis memberi pemahaman bahwa ilmu alam dan ilmu sosial tersegmentasi dalam

karakter yang sama. Perbedaan secara ontologis menjadikan kejelasan batasan mengenai

karakter ilmu yang lebih bersifat ilmu alam atau ilmu sosial.

Tinjauan epistemologi tentang perbedaan ilmu-ilmu alam dan ilmu sosial memberikan

wacana tentang metode yang digunakan dalam mengkaji masalah ilmu alam dan sosial.

Metode yang digunakan harus disesuaikan dengan karakter objeknya baik ilmu alam atau

ilmu sosial. Ketepatan metode menjadikan ilmu dapat dikaji secara benar.

C. Saran

Saran yang dapat disampaikan antara lain:

1. Pemahaman secara ontologis antara ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial penting

dilakukan berbagai pihak karena dengan kajian tersebut maka dapat memberi

 penjelasan batasan antara ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial.

2. Pengetahuan tentang batasan epistemologis perlu dipahami oleh berbagai pihak agar 

tidak salah dalam menganalisis ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial dengan metode

yang tidak tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Jujun S. Suriasumantri. 2005. Filsafat ilmu sebuah pengantar populer. Jakarta: Pustaka Sinar 

Harapan.

 ————–. 2006.  Ilmu dalam perspektif sebuah kumpulan dan karangan tentang hakekat ilmu. Yogyakarta: Liberty.

Kaelan. 1996. Filsafat Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.

Lasiyo dan Yuwono. 1984. Pengantar Ilmu filsafat . Yogyakarta: Liberty.

Tim Dosen Filsafat Ilmu. 2007.   Filsafat ilmu sebagai dasar pengembangan ilmu

 pengetahuan. Yogyakarta: Liberty.

Yuyun S. 1981. Ilmu dalam perspektif . Yogyakarta: Gramedia.