Upload
others
View
18
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PERBANDINGAN PEMBELAJARAN ROLE PLAYING DAN
PEMBELAJARAN MAKE - A MATCH TERHADAP ASPEK
AFEKTIF SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN
MANUSIA DI SMP NEGERI 9 PONTIANAK
SKRIPSI
Oleh :
OKTAPIYANTI
NIM: 151630631
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2019
ii
PERBANDINGAN PEMBELAJARAN ROLE PLAYING DAN
PEMBELAJARAN MAKE – A MATCH TERHADAP ASPEK
AFEKTIF SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN
MANUSIA DI SMP NEGERI 9 PONTIANAK
SKRIPSI
Oleh:
OKTAPIYANTI
NPM: 151630631
Sebagai Salah satu syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Biologi
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
PONTIANAK
2019
iii
iv
v
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Oktapiyanti
NPM : 151630631
Program Studi : Pendidikan Biologi
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang berjudul “Perbandingan
Pembelajaran Role Playing Dan Pembelajaran Make – a Match Terhadap
Aspek Afektif Siswa Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Di SMP Negeri
9 Pontianak” adalah hasil karya saya sendiri dan tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap
menanggung segala resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan atau klaim dari pihak lain
terhadap keaslian karya saya ini.
Pontianak, Oktober 2019
Yang Membuat Penyataan,
Oktapiyanti
vi
MOTTO
Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.
(QS Al Insyirah: 5-6)
Karunia Allah yang paling lengkap adalah kehidupan yang didasarkan pada ilmu
pengetahuan.
(Ali bin Abi Thalib)
“Man Jadda Wa Jada”
(Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka pasti akan berhasil)
Tidak ada kesuksesan melainkan dengan pertolongan Allah.
(QS Huud: 88)
Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui,
sedangkan kamu tidak mengetahui.
(QS. AL-Baqarah/2: 216)
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi robbil’alamin.
Di atas segala asa, kupanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT,
Dialah puncak segala ketaatan. Akhirnya, teriring penghargaan, terima kasih, cinta
dan ketulusan kupersembahkan sebuah karya sederhana untuk mereka yang
menantikan saat-saat ini:
Ibu dan Ayah Tercinta
Ibu (Inam) dan Ayah (Alm. Burhanuddin) tercinta sebagai tanda bakti, hormat, dan
rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada Ibu
dan Alm Ayah yang telah memberikan kasih sayang, nasihat, segala dukungan, dan
cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas. Semoga ini
menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan Alm Ayah bahagia karena selama
ini aku belum dapat berbuat yang lebih. Untuk Ibu dan Alm Ayah yang selalu
membuatku termotivasi dan selalu mendoakanku,
Terima Kasih Ibu... Terima Kasih Ayah...
Orang-orang Spesial Dalam Hidupku
Untuk Saudara kandungku abang dan kakak (Hidayattulah dan Diana Ningsih)
terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini, hanya karya kecil ini yang dapat
aku persembahkan.
Untuk sahabat, teman-teman dan yang selalu mendukung (Syamsul Bahri, Dina
Roeslina, Lia Novia, Milasari, Rita Junita, Tri Satya Handayani, Fitria, Andi Bella,
Ismawati dan teman seperjuangan selama perkuliahan) atas perhatian, kesabaran,
doa, semangat dan dukungannya. Semoga persahabatan dan persaudaraan ini
semakin erat nantinya.
Finally, thank’s to rekan-rekan biologi terima kasih atas bantuan, doa, nasihat dan
semangat yang telah diberikan.
Terima kasih kepada semua pihak yang setiap hari tidak lupa memberikan semangat
dan doa selama ini.
viii
ABSTRAK
OKTAPIYANTI (151630631), Perbandingan Pembelajaran Role Playing Dan
Pembelajaran Make – a Match Terhadap Aspek Afektif Siswa Pada Materi Sistem
Pencernaan Manusia Di SMP Negeri 9 Pontianak. Dibimbing oleh ANANDITA
EKA SETIADI, M.Si. dan ARIF DIDIK KURNIAWAN, M.Pd.
Pada kurikulum 2013 terdapat tiga aspek yang akan dinilai, yaitu aspek kognitif,
aspek afektif dan aspek psikomotorik, namun penilaian aspek afektif sangat jarang
dilakukan. Pentingnya aspek afektif dalam pembelajaran adalah untuk membangun
karakter-karakter siswa yang baik pada saat proses pembelajaran. Oleh sebab itu
dibutuhkan model pembelajaran yang tepat agar aspek afektif siswa menjadi lebih
baik dan dapat membuat siswa bersikap lebih baik pada proses pembelajarannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan aspek afektif siswa kelas VIII
SMP Negeri 9 Pontianak antara yang diajar dengan model pembelajar Role Playing
dan model pembelajaran Make – a Match. Penelitian ini termasuk True
Experimental Design dengan rancangan Posttest Only Control Design. Penentuan
sampel menggunakan teknik Random Sampling. Teknik pengumpulan data
menggunakan angket. Analisis data menggunakan uji normalitas, uji homogenitas
dan uji U Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata aspek afektif pada
eksperimen I 84,32 dan eksperimen II 83,43. Sedangkan hasil uji U Mann-Whitney
diperoleh nilai signifikansi 0,760 > 0,05. Kesimpulan penelitian ini yaitu nilai
afektif siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Role Playing dan
model pembelajaran Make – a Match tidak ditemukan perbedaan.
Kata Kunci : Aspek Afektif, Materi Sistem Pencernaan Manusia, Role Palying,
Make – a Match
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Perbandingan Pembelajaran Role Playing dan Pembelajaran Make – A Match
Terhadap Aspek Afektif Siswa Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Di SMP
Negeri 9 Pontianak”. Atas terselesaikannya skripsi ini tidak lupa peneliti
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan masukan
dan saran serta kemudahan kepada peneliti, terutama kepada:
1. Arif Didik Kurniawan, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Pontianak serta selaku Dosen
Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada
peneliti.
2. Ari Sunandar, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
Universitas Muhammadiyah Pontianak, yang telah memberikan izin dan
kesempatan untuk melaksanakan penelitian.
3. Anandita Eka Setiadi, M.Si. selaku Dosen pembimbing I yang telah
memberikan arahan, dukungan dan saran dalam penyusunan serta sabar
membimbing demi kesempurnaan bahasa, tulisan dan kerapian skripsi ini.
4. Adi Pasah Kahar, M.Pd selaku Dosen penguji I yang telah memberikan
masukkan demi kesempurnaan skripsi ini.
5. Hanum Mukti Rahayu, M.Sc selaku Dosen penguji II yang telah memberi
masukkan demi kesempurnaan skripsi ini.
6. Farida, S.Pi.,M.Si selaku validator yang telah memvalidasikan pernyataan
angket dan RPP demi kesempurnaan skripsi ini.
7. Liliyani, S.Pd selaku validator yang telah memvalidasikan pernyataan angket
dan RPP demi kesempurnaan skripsi ini.
8. Muryadi Supriyanto, S.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 9 Pontianak yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di SMP
Negeri 9 Pontianak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
x
9. Eli Roheli, S.Pd. selaku guru pamong serta validator yang telah
memvalidasikan pernyataan angket dan RPP demi kesempurnaan skripsi dan
yang telah memberikan bimbingan dan bantuan kepada peneliti untuk
melaksanakan penelitian di SMP Negeri 9 Pontianak.
10. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas
Muhammadiyah Pontianak yang selalu membantu dan memberikan dukungan.
11. Staf Tata Usaha Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas
Muhammadiyah Pontianak.
12. Kedua orang tua, saudara-saudara, keluarga, sahabat serta orang terdekat yang
telah memberikan semangat, dukungan, dan do’anya.
13. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Universitas
Muhammadiyah Pontianak angkatan 2015 yang telah membantu dan
memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
masih banyak kekurangan baik dalam penulisan maupun penyajian. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk
menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Pontianak, Oktober 2019
Peneliti
xi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ...................................................... iv
PERNYATAAN .................................................................................................. v
MOTTO ............................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................. vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3
C. Tujuan ................................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 3
E. Definisi Operasional ........................................................................... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 7
A. Deskripsi Teori .................................................................................. 7
B. Kerangka Berpikir ............................................................................ 22
C. Hipotesis ........................................................................................... 23
BAB III. METODE ......................................................................................... 24
A. Metode dan Bentuk Penelitian ......................................................... 23
B. Variabel Penelitian ........................................................................... 25
C. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 25
D. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 26
E. Prosedur Penelitian .......................................................................... 27
F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ................................................. 28
G. Teknik Analisis Data ........................................................................ 35
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 39
A.Hasil Penelitian .................................................................................. 39
B. Pembahasan ...................................................................................... 41
BAB V. PENUTUP .......................................................................................... 49
A.Kesimpulan ....................................................................................... 49
B. Saran ................................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 50
LAMPIRAN ..................................................................................................... 53
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Rancangan Posttest – Only Control Design ..................................... 24
Tabel 3.2 Waktu Penelitian .............................................................................. 25
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Pernyataan Angket ............................................ 31
Tabel 3.4 Hubungan Antara Koefisien Reliabilitas dengan Mutu Instrumen .. 33
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Pernyataan Angket ........................................ 34
Tabel 3.6 Ketentuan Skor Angket Aspek Afektif ............................................ 36
Tabel 4.1 Rata-rata Afektif Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II ............... 39
Tabel 4.2 Uji Normalitas Angket ..................................................................... 40
Tabel 4.3 Uji U Mann-Whitney ........................................................................ 41
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Organ Penyusun Sistem Pencernaan Manusia ......................... 14
Gambar 2.2 Rongga Mulut ........................................................................... 15
Gambar 2.3 Esofagus dan Gerakan Peristaltik ............................................. 16
Gambar 2.4 Struktur Lambung pada Manusia ............................................. 17
Gambar 2.5 Struktur Usus halus dan Bagian-bagiannya ............................. 18
Gambar 2.6 Struktur Bagian dalam Usus Halus .......................................... 19
Gambar 2.7 Struktur Usus Besar pada Manusia .......................................... 20
Gambar 2.8 Beberapa Kelenjar Pencernaan................................................. 20
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian ....................................................... 27
Gambar 3.2 Bagan Analisis Data ................................................................ 35
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN A
Lampiran A- 1 Hasil Wawancara Dengan Guru Biologi ................................. 52
Lampiran A- 2 Perhitungan Uji Barlett ........................................................... 54
Lampiran A- 3 RPP Role Playing .................................................................... 60
Lampiran A- 4 Skenario Peran Sistem Pencernaan Manusia........................... 71
Lampiran A- 5 RPP Make A Match ................................................................. 78
Lampiran A- 6 Kisi-Kisi Soal dan Jawaban Make a Match............................. 89
Lampiran A- 7 Kisi-Kisi Instrumen Angket .................................................... 91
Lampiran A- 8 Angket Kelas Ekperimen I ...................................................... 93
Lampiran A- 9 Angket Kelas Eksperimen II ................................................... 95
Lampiran A- 10 Jurnal Perkembangan Sikap .................................................. 97
LAMPIRAN B
Lampiran B- 1 Lembar Validasi RPP Kelas Eksperimen I Role Playing ....... 100
Lampiran B- 2 Lembar Validasi RPP Kelas Eksperimen II Make A Match ... 106
Lampiran B- 3 Lembar Validasi Angket ......................................................... 112
Lampiran B- 4 Lembar Observasi Kelas Eksperimen I Role Playing ............ 118
Lampiran B- 5 Lembar Observasi Kelas Eksperimen II Make A Match ........ 122
LAMPIRAN C Lampiran C- 1 Validasi ................................................................................... 126
Lampiran C- 2 Reliabilitas .............................................................................. 127
Lampiran C- 3 Nilai Hasil Angket Eksperimen I............................................ 128
Lampiran C- 4 Nilai Hasil Angket Eksperimen II .......................................... 129
Lampiran C- 5 Perhitungan Statistik Hasil Angket Aspek Afektif Siswa ...... 130
LAMPIRAN D Lampiran D- 1 Surat Izin Penelitian di SMP Negeri 9 Pontianak .................. 131
Lampiran D- 2 Surat Izin Penelitian dari Dinas .............................................. 132
Lampiran D- 3 Surat Keterangan Selesai Penelitian ....................................... 133
Lampiran D- 4 Surat Keterangan Validator 1 ................................................. 134
Lampiran D- 5 Surat Keterangan Validator 2 ................................................. 135
Lampiran D- 6 Surat Keterangan Validator 3 ................................................. 136
LAMPIRAN E
Lampiran E- 1 Lembar Angket Aspek Afektif Kelas Role playing ............... 137
Lampiran E- 2 Lembar Angket Aspek Afektif Kelas Make – a Match ......... 141
LAMPIRAN F Lampiran F- 1 Dokumentasi Kelas Role Playing ........................................... 145
Lampiran F- 1 Dokumentasi Kelas Make – a match....................................... 147
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang di mulai dari tahun 2013. Kurikulum
tersebut merupakan bentuk pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu
kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pengembangan
kurikulum 2013 mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
secara terpadu. Menurut Permendikbud No 104 Tahun 2014, menghasilkan
penilaian hasil belajar oleh pendidik pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah, dijelaskan “penilaian autentik adalah bentuk penilaian yang
menghendaki peserta didik menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran”. Proses pembelajaran di dalam
kurikulum 2013 lebih di arahkan pada pembelajaran saintifik yang mencakup
menanya, mengamati, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan dan
mengkomunikasikan (Mardiana, 2017:46).
Aspek afektif adalah kompetensi yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ciri-
ciri hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti:
perhatian terhadap mata pelajaran, kedisiplinan dalam mengikuti proses belajar,
motivasinya dalam belajar, penghargaan atau rasa hormat terhadap guru dan
sebagainya (Nurbudiyani, 2013:16-17).
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru IPA SMP Negeri 9
Pontianak pada tanggal 11 Januari 2019, yang menyatakan masih banyak sikap
siswa yang kurang patuh terhadap tata tertib pada saat proses pembelajaran,
masih banyak siswa yang kurang aktif bertanya, bermain-main pada saat proses
pembelajaran dan masih ada beberapa siswa yang datang terlambat pada saat
jam masuk setelah jam istirahat untuk melakukan pembelajaran selanjutnya.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 9 Pontianak
menunjukkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah cukup
bervariasi tetapi siswa masih kurang memahami. Selain itu dalam segi sikap
siswa, juga masih banyak masalah yang terjadi seperti siswa masih banyak yang
1
2
datang terlambat atau datang tidak tepat waktu, siswa kurang memperhatikan
pada saat proses pembelajaran, siswa terlambat masuk kelas pada saat pergantian
jam pelajaran, dan masih banyak siswa yang bermain-main pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Keadaan seperti itu membuat suasana pembelajaran
menjadi kurang efektif. Akibatnya belum optimalnya proses pembelajaran mata
pelajaran biologi. Sehingga hasil prestasi belajar yang diperoleh masih di bawah
standar KKM.
Sikap siswa dikelas VIII pada pembelajaran Biologi perlu dilakukan suatu
tindakan yang bertujuan untuk melihat perbedaa aspek afektif siswa yang baik.
Salah satu model pembelajaran yang diterapkan yaitu model pembelajaran Role
Playing dan Make – a Match.
Model pembelajaran Role Playing adalah pembelajaran yang mengasyikkan,
dengan melibatkan siswa di dalam pembelajarannya. Menurut Kristin (2018:68)
model pembelajaran Role Playing merupakan salah satu model yang dapat
diterapkan dalam proses pembelajaran di dalam kelas karena model ini menarik
bagi siswa, mereka dapat bermain peran sebagai tokoh dalam peristiwa sejarah
atau kejadian-kejadian masa lampau. Menurut Haq (2014:68) setelah
penggunaan model pembelajaran Role Playing hasil yang diperoleh pada aspek
afektif cukup baik dan meningkat. Rata-rata nilai afektif siswa di kelas
meningkat dari 73,69 menjadi 80,26.
Model pembelajaran Make- a Match adalah pembelajaran yang
menyenangkan, dengan sistem pembelajaran yang mengutamakan kemampuan
sosial terutama kemampuan bekerja sama. Menurut Neni (2018:441) model
pembelajaran Make – a Match ialah model pembelajaran secara kelompok yang
mengajak siswa untuk memahami konsep dan topik pembelajaran dalam situasi
yang mengasyikkan melalui media kartu jawaban dan kartu pertanyaan. Dalam
pelaksanaannya, model ini memiliki batas waktu maksimum yang sudah
ditentukan sebelumnya. Menurt Sari (2017:66-67) setelah menggunakan model
pembelajaran make – a match terdapat peningkatan pada aspek afektif siswa
khususnya pada minta belajar. Rata-rata nilai afektif siswa pada setiap
3
indikatornya meningkat. Peningkatan terbesar terdapat pada indikator perhatian
yaitu 28.61%.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Perbandingan Pembelajaran Role Playing dan
Pembelajaan Make – a Match Terhadap Aspek Afektif Siswa Pada Materi Sistem
Pencernaan Manusia di SMP Negeri 9 Pontianak.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat
perbedaan aspek afektif siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Pontianak antara yang
diajar dengan model pembelajaran Role Playing dan model pembelajaran Make
- a Match?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan aspek afektif siswa kelas VIII SMP Negeri
9 Pontianak antara yang diajarkan dengan model pembelajaran Role Playing dan
model pembelajaran Make – a Match.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis manfaat penelitian ini diharapkan dapat menjadi ilmu yang
bermanfaat sebagai bahan referensi tambahan untuk penelitian selanjutnya
yang berkaitan dengan model pembelajaran Role Playing dan model
pembelajaran Make – a Match terhadap aspek afektif siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Diharapkan dapat menumbuhkan karakter baik siswa dalam kegiatan
pembelajaran biologi.
b. Bagi Guru
1) Diharapkan dapat memberikan alternatif kepada guru dalam
penggunaan model pembelajaran yang dapat diterapkan di dalam kelas
pada pelajaran biologi.
4
c. Bagi Sekolah
1) Diharapkan dapat menjadi referensi bagi sekolah dalam meningkatkan
kualitas dan mutu proses pembelajaran.
E. Definisi Operasional
Defenisi operasional dalam penelitian ini dapat memberikan penjelasan
terhadap beberapa pengertian dan istilah-istilah yang dijelaskan oleh peneliti.
Adapun penjelasannya meliputi:
1. Pembelajaran Role Playing
Model pembelajaran role playing merupakan salah satu model
pembelajaran sosial, yaitu suatu model pembelajaran dengan menugaskan
siswa untuk memerankan suatu tokoh yang ada dalam materi atau peristiwa
yang diungkapkan dalam bentuk cerita sederhana. Model pembelajaran role
playing dipelopori oleh George Shaftel dengan asumsi bahwa model
pembelajaran role playing dapat mendorong siswa dalam mengekspresikan
perasaan serta mengarahkan pada kesadaran melalui keterlibatan spontan
yang disertai analisis pada situasi permasalahan kehidupan nyata (Tarigan,
2016:103-104).
Adapun langkah-langkah model pembelajaran role playing dalam
penelitian ini sebagai berikut (Tarigan, 2016:104-105):
1. Persiapan atau pemanasan
2. Memilih permainan (partisipasi)
3. Menata panggung (ruang kelas)
4. Menyiapkan pengamat (observer)
5. Memainkan peran
6. Diskusi dan evaluasi
7. Berbagi pengalaman dan kesimpulan
2. Pembelajaran Make – A Match
Model pembelajaran make - a match merupakan model pembelajaran
yang dikembangkan oleh Loma Curran pada tahun 1994. Make- a match
merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa diminta untuk mencari
pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, yang
5
dapat mencocokkan kartunya diberi poin. Salah satu keunggulan dari model
pembelajaran ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai
suatu konsep dalam suasana yang menyenangkan (Wijanarko, 2017:53).
Adapun langkah-langkah model pembelajaran make – a match dalam
penelitian ini sebagai berikut (Mulyatiningsih, 2012:248):
1. Guru menyiapkan dua kotak kartu, satu kotak kartu soal dan satu kotak
kartu jawaban.
2. Setiap peserta didik mendapat satu buah kartu.
3. Tiap peserta didik memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang.
4. Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok
dengan kartu (soal maupun jawaban).
5. Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas
waktu yang ditetapkan diberi poin.
6. Setelah satu babak, kotak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik
mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.
3. Aspek Afektif Siswa
Aspek afektif siswa disini akan diukur menggunakan angket. Adapun
indikator aspek afektif siswa kurikulum 2013 diadaptasi dari (Qadar, 2015:4-
5):
a. Menerima: disiplin.
b. Menanggapi: percaya diri, jujur dan menghargai dan menghayati ajaran
agama yang di anut.
c. Menghargai: toleransi dan tanggungjawab.
d. Organisasi atau konseptualisasi: gotong royong.
e. Karakterisasi nilai: santun.
Aspek afektif diukur menggunakan angket dengan 16 pernyataan.
Angket yang digunakan adalah Skala Likert.
4. Materi Sistem Pencernaan Manusia
6
Materi sistem pencernaan manusia dalam penelitian ini menggunakan 2
kali pertemuan dengan alokasi 2 x 40 menit. Materi yang diajarkan pada
pertemuan yaitu bab Struktur Dan Fungsi Sistem Pencernaan. Materi Sistem
Pencernaan Manusia dipelajarai pada kelas VIII, di semester ganjil dan
menggunakan kurikulum 2013.
BAB II
7
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pembelajaran Role Playing
a. Pengertian Pembelajaran Role Paying
Model pembelajaran role playing (bermain peran) adalah model yang
melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau
situasi. Siswa melakukan peran sesuai dengan karakter masing-masing.
Mereka berperan terbuka. Model ini dapat dipergunakan dalam
mempraktikkan isi pelajaran yang baru. Siswa diberi kesempatan untuk
memeragakan suatu peran sehingga menemukan kemungkinan masalah
yang akan dihadapi dalam pelaksanaan sesungguhnya. Model ini menuntut
guru untuk mencermati kekurangan dari peran yang diperagakan siswa
(Spinahajar, 2017:149-160).
Model role playing atau bermain peran dilakukan dengan cara
mengarahkan peserta didik untuk menirukan aktivitas di luar atau
mendramatiskan situasi, ide, karakter khusus. Guru menyusun dan
memfasilitas permainan peran kemudian ditindaklanjuti dengan diskusi.
Selama permainan peran berlangsung, peserta didik lain yang tidak turut
bermain diberi tugas mengamati, merangkum pesan tersembunyi dan
mengevaluasi permainan peran (Mulyatiningsih, 2012:250).
b. Langkah-langkah role playing Menurut Tarigan (2016:104-105):
1. Persiapan atau pemanasan
Guru berupaya memperkenalkan siswa pada permasalahan yang
mereka sadari sebagai suatu hal yang bagi semua orang perlu
mempelajarai dan menguasainya. Hal ini biasa muncul dari imajinasi
siswa atau sengaja disiapkan oleh guru. Sebagai contoh, guru
menyediakan cerita untuk dibaca di depan kelas. Pembacaan cerita
berhenti jika dilema atau masalah dalam cerita menjadi tidak jelas.
7
8
Kemudian dilanjutkan dengan pengajuan pertanyaan oleh guru yang
membuat siswa berfikir tentang hal tersebut.
2. Memilih permainan (partisipasi)
Siswa dan guru membahas karakter dari setiap pemain dan
menetukan siapa yang akan memainkannya. Dalam pemilihan pemain,
guru dapat memilih siswa yang sesuai untuk memainkannya (jika
siswa pasif atau diduga memiliki keterampilan berbicara yang rendah)
atau siswa sendiri yang mengusulkannya.
3. Menata panggung (ruang kelas)
Guru mendiskusikan dengan siswa di mana dan bagaimana peran itu
akan dimainkan serta apa saja kebutuhan yang diperlukan.
4. Menyiapkan pengamat (observer)
Guru menunjuk siswa sebagai pengamat, namun demikian penting
untuk dicatat bahwa pengamat di sini harus juga terlibat aktif dalam
permainan peran.
5. Memainkan peran
Permainan peran dilaksanakan secara sepontan. Pada awalnya akan
banyak siswa yang masih bingung memainkan perannya atau bahkan
tidak sesuai dengan peran yang seharusnya ia lakukan. Bahkan
mungkin ada yang memainkan peran yang bukan perannya. Jika
permainan peran sudah terlalu jauh keluar jalur, guru dapat
menghentikannya untuk segera masuk ke langkah berikutnya.
6. Diskusi dan evaluasi
Guru bersama dengan siswa mendiskusikan permainan tadi dan
melakukan evaluasi terhadap peran-peran yang dilakukan. Usulan
perbaikan akan muncul, mungkin ada siswa yang meminta untuk
berganti peran atau bahkan alur ceritanya akan sedikit berubah.
7. Berbagi pengalaman dan kesimpulan
Siswa diajak untuk berbagi pengalaman tentang tema permainan
peran yang telah dilakukan dan dilanjutkan dengan membuat
kesimpulan. Misalnya siswa akan berbagi pengalaman tentang
9
bagaimana ia dimarahi habis-habisan oleh ayahnya. Kemudian guru
membahas bagaimana sebaiknya siswa menghadapi situasi tersebut.
Seandainya jadi Ayah dari siswa tersebut, sikap seperti apa yang
sebaiknya dilakukan. Dengan cara ini, siswa akan belajar tentang
kehidupan.
c. Kekurangan dan kelebihan pembelajaran role playing:
Menurut Hamdayama (2014:191) kelebihan dan kekurangan
pembelajaran role playing adalah:
1) Kelebihan
a) Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai
kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerja sama.
b) Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
c) Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan
dalam situasi dan waktu yang berbeda.
d) Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui
pengamatan pada waktu melakukan permainan.
e) Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi
anak.
2) Kekurangan
a) Sebagian anak yang tidak ikut bermain menjadi kurang aktif.
b) Banyak memakan waktu.
c) Memerlukan tempat yang luas.
d) Sering kelas lain merasa terganggu oleh suara pemain dan tepuk
tangan penonton / pengamat.
2. Pembelajaran Make – A Match
a. Pengertian Pembelajaran Make – A Match
Model make - a match merupakan salah salah satu alternatif yang
dapat diterapkan kepada siswa dalam proses belajar mengajar. Secara garis
besar model make - a match adalah teknik belajar mencari pasangan, siswa
mencari pasangan sambil belajar. Dengan model pembelajaran yang sesuai
ini, menjadikan kelas lebih kondusif dan siswa semakin semangat dalam
10
belajar, hingga diperoleh hasil belajar yang memuaskan (Susanty,
2014:257-272).
Model pembelajaran make - a match merupakan model pembelajaran
kelompok yang memiliki dua orang anggota. Masing-masing anggota
kelompok tidak diketahui sebelumnya tetapi dicari berdasarkan kesamaan
pasangan misalnya pasangan soal dan jawaban. Guru membuat dua kotak
undian, kotak pertama berisi soal dan kotak kedua berisi jawaban. Peserta
didik yang mendapat soal mencari peserta didik yang mendapat jawaban
yang cocok, demikian pula sebaliknya. Model ini dapat digunakan dalam
bentuk permainan (Mulyatiningsih, 2012:248).
b. Langkah-langkah Make – a Match Menurut Abdullah (2018:442):
1. Guru memberikan materi pembelajaran kepada peserta didik.
2. Guru membagi peserta didik kedalam 2 kelompok, misalnya kelompok
1 dan kelompok 2. Kemudian masing-masing kelompok ini saling
berhadapan.
3. Guru memberikan kelompok 1 berupa kartu pertanyaan dan kelompok
2 berupa kartu jawaban.
4. Guru memberitahukan peserta didik batasan waktu selama mencari dan
mencocokkan kartu yang dibawa.
5. Guru mengahruskan seluruh anggota kelompok 1 untuk mencari
pasangan kartu di kelompok 2. Apabila peserta didik sudah
mendapatkan pasangan kartunya, peserta didik melapor kepada guru
untuk dicatat di lembar yang telah disiapkan sebelumnya.
6. Apabila waktu telah berakhir, peseta didik diberitahukan jika waktu
untuk mencari pasangan kartu sudah berakhir dan peserta didik yang
tidak mendapat pasangan berkumpul dengan yang tidak mendapatkan
pasangan juga.
7. Peserta didik yang bisa menemukan pasangan satu-persatu diminta
untuk mempersentasikan hasilnya didepan kelas. Peserta didik yang
lain harus menyimak dan memberi komentar.
11
8. Guru mengecek benar tidaknya hasil yang dipersentasikan serta
memberikan pasangan selanjutnya untuk melakukan persentasi hingga
semua pasangan selesai melakukan persentasi.
c. Kekurangan dan kelebihan pembelajaran make – a match:
Menurut Hunainah (2016:55) menyatakan, kelebihan dan kekurangan
pembelajaran make – a match adalah:
1) Kelebihan
a) Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan.
b) Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian
siswa.
c) Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran.
d) Kerjasama antar sesama siswa terwujud dengan dinamis.
e) Munculnya dinamika gotong royong yang merata di seluruh siswa.
2) Kekurangan
a) Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan.
b) Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai murid terlalu
banyak bermain-main dalam proses pembelajaran.
c) Guru perlu persiapan alat dan bahan yang memadai.
d) Memakai waktu yang banyak karena sebelum masuk kelas terlebih
dahulu guru mempersiapkan kartu-kartu.
3. Aspek Afektif Siswa
Sikap selalu berkenaan dengan suatu obyek, dan sikap terhadap obyek
ini disertai dengan perasaan positif dan negatif. Orang mempunyai sikap
positif terhadap suatu obyek yang bernilai dalam pandangannya, dan ia akan
bersikap negatif terhadap obyek yang dianggapnya tidak bernilai dan atau
juga merugikan. Sikap ini kemudian mendasari dan mendorong ke arah
sejumlah perbuatan yang satu sama lainnya berhubungan. Hal yang menjadi
obyek sikap dapat bermacam-macam. Sekalipun demikian, orang hanya dapat
mempunyai sikap terhadap hal-hal yang diketahuinya. Jadi harus ada sekedar
informasi pada seseorang untuk dapat bersikap terhadap suatu obyek.
Informasi merupakan kondisi pertama untuk suatu sikap. Bila berdasarkan
12
informasi itu timbul perasaan positif atau negatif terhadap obyek dan
menimbulkan kecenderungan untuk bertingkah laku tertentu, terjadilah sikap
(Slameto, 2013:188).
Sikap siswa pada kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi
dua, yaitu sikap spiritual dan sikap sosial. Sikap spiritual dan sikap sosial
adalah salah satu aspek penting yang perlu dihadirkan dalam proses
pembelajaran khususnya IPA. Sikap spiritual adalah sikap yang menyangkut
moral yang mampu memberikan pemahaman untuk membedakan sesuatu
yang benar dan yang salah berdasarkan keimanan dan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan sikap sosial adalah sikap yang
menyangkut kehidupan sosial sebagai bentuk interaksi siswa dengan alam,
lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar (Gusviani, 2016:97-98)
Aspek afektif terbagi menjadi lima indikator yaitu, menerima,
menanggapi, menghargai, organisasi atau konseptualisasi dan karakterisasi
nilai. Adapun sub indikator aspek afektif siswa yaitu sikap spiritual dan sikap
sosial. Sikap spiritual yaitu menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianut. Sedangkan sikap sosial yaitu jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi,
gotong royong, santun, dan percaya diri (Saidah, 2017:85).
Menurut Qadar (2015:2-3) dalam teori Krathwool 1964 mengusulkan
lima tingkat taksonomi domain afektif diatur dalam hirarki sesuai dengan
kompleksitas. Adapun kelima tingkat taksonomi domain afektif adalah
sebagai berikut:
Tingkat pertama dari taksonomi afektif disebut “menerima”. Pada tingkat
ini peserta menerima informasi baru dan kemampuan untuk selektif
menanggapi rangsangan. Contoh umum adalah kehadiran di kelas dan
memperhatikan dosen atau teman dalam membahas materi.
Tingkat kedua “menanggapi” berkisar dari kepatuhan respon sukarela
untuk memiliki rasa kepuasan dalam melakukan apa yang dibutuhkan.
Sebagai contoh berpartisipasi dalam kegiatan kelas dan menjawab pertanyaan
dari dosen.
13
Tingkat ketiga disebut “menghargai”. Pada tingkat ini peserta didik
secara sukarela memanifestasikan perilaku yang konsisten dengan keyakinan
tertentu. Sebagai contoh, ketika seorang pelajar menunjukkan gerakkan
semacam persetujuan terhadap orang lain dan dapat memberikan penjelasan
atau pendapat.
Tingkat keempat taksonomi, “organisasi atau konseptualisasi nilai”.
Peserta mengatur seperangkat nilai-nilai ke dalam sistem nilai yang
digunakan untuk menagnggapi situasi yang beragam. Contoh konseptualisasi
nilai adalah dapat menggabungkan lebih dari satu pendapat dan
membandingkan lebih dari satu pendapat yang lebih baik.
Tingkat kelima merupakan level tertinggi dalam hirarki taksonomi
afektif adalah “karakterisasi nilai” dan karakterisasi ini terjadi ketika perilaku
siswa konsisten dan dapat diprediksi seolah-olah itu sebagai gaya hidup dan
menjadi ciri seseorang. Contoh karakterisasi nilai adalah memperbaiki jika
terdapat perbedaan dalam diskusi dan mengungkapkan ide-ide baru dalam
diskusi.
Penilain sikap spiritual dilakukan dalam rangka mengetahui
perkembangan sikap siswa dalam menghargai, menghayati, dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Sikap sosial dilakukan untuk
mengetahui perkembangan sikap sosial siswa dalam menghargai, dan
berprilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Jujur adalah perilaku dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan. Disiplin adalah tindakan yang menujukkan perilaku tertib dan
patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Tanggungjawab adalah sikap
dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang
seharusnya dia lakukan, terhadap Tuhan Yang Maha Esa, negara, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial, dan budaya), dan diri sendiri. Toleransi adalah sikap
dan tindakan yang menghargai keberagaman latar belakang, pandangan, dan
keyakinan.
14
Gotong royong adalah bekerja bersama-sama dengan orang lain untuk
mencapai tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong-menolong
secara ikhlas. Santun adalah sikap baik dalam pergaulan, baik dalam
berbahasa maupun bertingkah laku. Norma kesantunan bersifat relatif, artinya
yang dianggap baik/santun pada tempat dan waktu tertentu bisa berbeda pada
tempat dan waktu yang lain. Percaya diri adalah kondisi mental atau
psikologis seseorang yang memberi keyakinan kuat untuk berbuat atau
bertindak.
4. Materi Sistem Pencernaan Manusia
a. Sruktur dan Fungsi Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia
Makanan diproses dalam tubuh melalui empat tahap yaitu: ingesti
(proses memasukkan makanan ke dalam mulut), digesti (pencernaan),
absorpsi (penyerapan), dan defekasi (pengeluaran). Pada saat makanan
masuk ke dalam mulut, proses pencernaan dimulai. Pencernaan
merupakan proses memecah makanan menjadi molekul kecil sehingga
dapat diserap oleh tubuh melalui pembuluh darah. Pencernaan makanan
terbagi atas dua macam, yaitu pencernaan mekanis dan pencernaan
kimiawi.
1) Organ Pencernaan Utama
Sistem pencernaan manusia terdiri atas organ utama berupa saluran
pencernaan dan organ aksesori (tambahan). Saluran pencernaan
merupakan saluran yang dilalui bahan makanan yang dimulai dari
mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan
berakhir di anus.
Lidah, gigi, kelenjar air ludah (kelenjar saliva), hati, kantung
empedu, dan pankreas merupakan organ aksesori yang membantu
pencernaan mekanis dan kimiawi. Kelenjar pencernaan adalah organ
aksesori yang mengeluarkan enzim untuk membantu mencerna
makanan.
15
Gambar 2.1 Organ Penyusun Sistem Pencernaan Manusia
Sumber Campbell, 2012
a) Mulut
Di dalam mulut, terdapat gigi, lidah, dan kelenjar air liur
(saliva). Air liur mengandung mukosa atau lendir, senyawa yang
berfungsi sebagai anti bakteri, dan enzim amilase atau dikenal
dengan enzim ptialin. Enzim ini akan memecah molekul amilum
menjadi molekul maltosa. Di dalam mulut terjadi pencernaan
makanan secara mekanis dan kimiawi.
Gambar 2.2 Rongga Mulut Sumber: Campbell, 2012
16
b) Kerongkongan
Setelah melalui rongga mulut, makanan yang berbentuk
bolus akan masuk ke dalam tekak (faring). Faring adalah saluran
yang memanjang dari bagian belakang rongga mulut sampai ke
permukaan kerongkongan (esofagus). Pada pangkal faring
terdapat katup pernapasan yang disebut epiglotis. Epiglotis
berfungsi untuk menutup ujung saluran pernapasan (laring) agar
makanan tidak masuk ke saluran pernapasan. Setelah melalui
faring, bolus menuju ke esofagus (kerongkongan). Otot
kerongkongan berkontraksi sehingga menimbulkan gerakan
meremas yang mendorong bolus ke dalam lambung. Gerakan
otot kerongkongan ini disebut gerakan peristaltik.
Gambar 2.3 Esofagus dan Gerakan Peristaltik Sumber:
Campbell, 2012
c) Lambung
Setelah dari esofagus makanan masuk ke lambung. Di dalam
lambung terjadi pencernaan mekanis dan kimiawi. Secara
mekanis otot lambung berkontraksi mengaduk-aduk bolus.
Secara kimiawi bolus tercampur dengan getah lambung. Getah
lambung mengandung, asam klorida (HCl), enzim pepsin, dan
enzim renin. HCl berfungsi untuk menjadikan ruangan dalam
lambung bersifat asam (pH 1-3) sehingga dapat membunuh
kuman yang masuk bersama makanan. Enzim pepsin akan
menghidrolisis (memecah) protein menjadi pepton (campuran
dari polipeptida dan asam amino). Enzim renin akan
17
mengendapkan protein kasein yang terdapat dalam susu. Setelah
melalui proses pencernaan selama 2-4 jam di dalam lambung,
bolus menjadi bahan kekuningan yang disebut kimus (bubur
usus). Kimus akan masuk sedikit demi sedikit ke dalam usus dua
belas jari. Pengaturan ini dibantu oleh adanya sfingter, yaitu
otot-otot yang tersusun melingkar antara lambung dan usus dua
belas jari.
Gambar 2.4 Struktur Lambung pada Manusia Sumber: Shier, 2010
d) Usus Halus
Usus halus memiliki panjang sekitar 8,25 meter. Usus halus
terdiri atas tiga bagian yaitu, usus 12 sekitar 0,25 meter, usus
tengah (jejunum) dengan panjang sekitar 7 meter, dan usus
penyerapan (ileum) dengan panjang sekitar 1 meter. Dalam usus
halus terjadi pencernaan secara kimiawi saja. Pada duodenum
terdapat saluran yang terhubung dengan kantung empedu dan
pankreas. Getah pankreas mengandung enzim lipase, amilase,
dan tripsin. Enzim lipase akan mencerna lemak menjadi asam
lemak dan gliserol. Amilase akan mencerna amilum menjadi
maltosa. Tripsin akan mencerna protein menjadi polipeptida.
Getah empedu yang dihasilkan hati akan mengemulsikan lemak
yakni membuat lemak agar larut dalam air. Pencernaan
18
makanan dilanjutkan di jejunum. Pada bagian ini terjadi
pencernaan terakhir sebelum zat-zat makanan diserap. Zat-zat
makanan setelah melalui jejunum menjadi bentuk yang siap
diserap.
Gambar 2.5 Struktur Usus halus dan Bagian-bagiannya
Sumber Longenbaker, 2010.
Penyerapan zat-zat makanan terjadi di ileum. Glukosa,
vitamin yang larut dalam air, asam amino, dan mineral setelah
diserap oleh vili usus halus akan dibawa oleh darah menuju hati
dan diedarkan ke seluruh tubuh. Glukosa dalam hati selanjutnya
disimpan dalam bentuk glikogen. Asam lemak, gliserol, dan
vitamin yang larut dalam lemak setelah diserap oleh vili usus
halus akan dibawa oleh pembuluh getah bening menuju hati,
kemudian disimpan dalam jaringan lemak. Struktur usus
manusia memiliki lipatan-lipatan, baik bagian luar maupun
bagian dalam, yang berfungsi untuk memperluas bidang
penyerapan. Semakin luas bidang permukaan bagian dalam
usus, semakin banyak vili yang terdapat akan menyebabkan
proses penyerapan yang terjadi juga akan semakin efektif.
19
Gambar 2.6 Struktur Bagian dalam Usus Halus Sumber:
Campbell, 2012
e) Usus Besar
Usus besar atau kolon memiliki panjang ± 1 meter dan terdiri
atas kolon asendens (naik), kolon transversum (mendatar), dan
kolon desendens (menurun) dan berakhir pada anus. Di antara
usus halus dan usus besar terdapat usus buntu (sekum). Pada
ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut umbai cacing
(apendiks) yang berisi massa sel darah putih yang berperan
dalam imunitas. Bahan makanan yang sampai pada usus besar
dapat dikatakan sebagai zat-zat sisa. Zat-zat sisa berada dalam
usus besar selama 1 sampai 4 hari. Zat sisa tersebut terdiri atas
sejumlah besar air dan sebahan makanan yang tidak dapat
tercerna, misalnya selulosa. Usus besar mengatur kadar air pada
sisa makanan. Bila kadar air pada sisa makanan terlalu banyak,
maka dinding usus besar akan menyerap kelebihan air tersebut.
Sebaliknya bila sisa makanan kekurangan air, maka dinding
usus besar akan mengeluarkan air dan mengirimnya ke sisa
makanan. Di dalam usus besar terdapat banyak sekali bakteri
Escherichia coli yang membantu membusukkan sisa-sisa
makanan tersebut. Bakteri Escherichia coli mampu pada
Manusia membentuk vitamin K dan B12. Sisa makanan yang
tidak terpakai oleh tubuh beserta gas-gas yang berbau disebut
tinja (feses) dan dikeluarkan melalui anus. Setelah kamu
20
mengetahui organ-organ pencernaan serta bagaimana proses
pencernaan yang terjadi di dalamnya.
Gambar 2.7 Struktur Usus Besar pada Manusia Sumber
Tortora, 2008
2) Organ Pencernaan Tambahan
Proses pencernaan manusia tidak hanya terdiri atas saluran
pencernaan, tetapi juga terdapat organ pencernaan tambahan berupa
kelenjar pencernaan. Kelenjar pencernaan membantu mencerna
makanan dengan menghasilkan enzim-enzim yang digunakan
dalam pencernaan makanan secara kimiawi. Terdapat tiga organ
pencernaan tambahan yaitu hati, kantung empedu, dan pankreas.
Gambar 2.8 Beberapa Kelenjar Pencernaan Sumber
Campbell, 2008
21
a). Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, berada pada
bagian rongga perut sebelah kanan di bawah diafragma. Hati
berperan dalam proses detoksifikasi. Ketika dalam darah
terkandung beberapa zat yang berbahaya dan bersifat racun
maka hati akan menetralisir racun tersebut sehingga tidak
berbahaya bagi tubuh. Hati merupakan organ penyimpanan.
Hati akan memindahkan zat besi (Fe) dan vitamin A, D, E, K,
dan B12 dari darah dan menyimpannya. Hati juga berperan
dalam menjaga keseimbangan kadar glukosa darah. Ketika
kadar glukosa dalam darah rendah, hati akan melepaskan
glukosa dengan cara memecah glikogen. Bahkan, jika
dibutuhkan hati akan mengubah gliserol, asam lemak, dan asam
amino menjadi glukosa. Selain itu, hati juga mengatur kadar
kolesterol dalam darah. Kolesterol akan diubah menjadi asam
kolik (cholic acid) yang berfungsi untuk mengemulsi lemak.
Sel-sel hati akan mengeluarkan getah yang mengandung
kolesterol, asam kolik, garam empedu, lesitin, bilirubin, dan
elektrolit. Getah ini disebut dengan getah empedu.
b). Kantung empedu
Kantung empedu merupakan organ yang berada di bawah
hati. Kantung ini akan menyimpan getah empedu yang
dihasilkan oleh hati. Getah empedu berwarna kuning kehijauan
karena mengandung pigmen bilirubin. Bilirubin merupakan
pigmen yang terbentuk dari pemecahan hemoglobin. Getah
empedu akan dikeluarkan ke usus halus dan berperan dalam
mengemulsi lemak. Dengan demikian, lemak akan terpecah
menjadi butiran-butiran kecil sehingga lebih mudah dicerna
oleh enzim pencernaan dan melanjutkan proses pemecahan
hingga dapat diserap oleh tubuh.
c). Pankreas
22
Pankreas merupakan organ yang berada di balik perut di
belakang lambung. Sel-sel pada pankreas akan menghasilkan
cairan pankreas, yang akan masuk ke dalam duodenum melalui
saluran pankreas. Getah pankreas mengandung sodium
bikarbonat (NaHCO3) dan enzim-enzim pencernaan yang
berperan dalam pemecahan karbohidrat, protein, dan lemak.
Pankreas juga merupakan kelenjar endokrin yang menghasilkan
hormon insulin. Hormon insulin ini berfungsi mengatur proses
pengubahan glukosa dalam darah menjadi glikogen yang
disimpan dalam hati. Adanya hormon insulin inilah yang
mengontrol keseimbangan jumlah glukosa dalam darah.
Apabila terjadi gangguan dalam produksi insulin maka dapat
mengakibatkan penyakit diabetes.
B. Kerangka Berpikir
Beranjak dari permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran biologi salah
satunya pada penerapan model pembelajaran. Selain itu dari segi aspek afektif
siswa, juga banyak masalah yang terjadi seperti siswa masih banyak yang datang
terlambat, siswa kurang memperhatikan pada saat proses pembelajaran, siswa
terlambat masuk kelas pada saat pergantian jam pelajaran, dan masih banyak
siswa yang bermain-main pada saat proses pembelajaran berlangsung. Keadaan
seperti itu membuat suasana pembelajaran menjadi kurang efektif. Akibatnya
belum optimalnya proses pembelajaran mata pelajaran biologi. Sehingga hasil
prestasi belajar yang diperoleh masih di bawah standar KKM. Kurangnya
penerapan model dalam pembelajaran biologi mengakibatkan sikap siswa
menjadi rendah. Maka dari itu perlu dilakukan suatu model pembelajaran yang
tepat untuk melihat perbedaan model pembelajaran dari kedua model tersebut,
sehingga terlihat perbedaan afektif siswa yang diajarkan dengan model role
playing dan make – a match.
Adapun model pembelajaran yang menekankan pada pembelajaran yang
melibatkan siswa yaitu model pembelajaran role playing dan make – a match.
Kedua model pembelajaran ini dapat merangsang sikap siswa pada saat proses
23
pembelajaran. Sehingga peneliti dapat melihat perbedaan aspek afektif siswa
pada materi sistem pencernaan manusia.
C. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori, penelitian yang relevan, dan kerangka berfikir
dalam penelitian ini, maka dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat perbedaan model pembelajaran Role Playing dan
model pembelajaran Make – a Match terhadap aspek afektif siswa
pada materi sistem pencernaan manusia di SMP Negeri 9
Pontianak.
Ha : Terdapat perbedaan model pembelajaran Role Playing dan model
pembelajaran Make – a Match terhadap aspek afektif siswa pada
materi sistem pencernaan manusia di SMP Negeri 9 Pontianak.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Bentuk Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Metode
eksperimen ini sebagai bagian dari metode kuantitatif mempunyai ciri khas
tersendiri, terutama dengan adanya kelompok kontrolnya. Dengan
demikian, variabel-variabel dapat dipilih dan variabel-variabel lain dapat
mempengaruhi proses eksperimen itu dapat dikontrol secara ketat.
2. Bentuk Penelitian
Berdasarkan desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen yang
betul-betul (True Eksperimental Design). Berdasarkan penelitian ini
rancangan yang digunakan adalah Posttest-Only Control Design, dapat
melihat perbedaan pencapaian antara kelas eksperimen II dan pencapaian
kelas eksperimen I. Rancangan penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Rancangan Posttest –Only Control Design
Kelas Perlakuan Pengukuran Aspek Afektif
Eksperimen 1 X1 O2
Eksperimen 2 X2 O4
Sumber: Sugiyono, 2016:121
Keterangan:
Eksperimen 1 : Model Pembelajaran Role Playing
Eksperimen 2 : Model Pembelajaran Make – a Match
X1 : Perlakuan pada kelas eksperimen I dengan
model pembelajaran Role Playing
X2 : Perlakuan pada kelas eksperimen II dengan
model pembelajaran Make – a Match
O2 : Angket aspek afektif siswa eksperimen 1
24
25
O4 : Angket aspek afektif siswa eksperimen 2
B. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Bebas (independent)
Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran Role
Playing dan Make- A Match.
2. Variabel Terikat (dependent)
Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah aspek afektif siswa.
3. Variabel Kontrol
Adapun variabel kontrol dalam penelitian ini adalah guru, angket,
materi sistem pencernaan manusia, bahan ajar dan waktu pembelajaran.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran
2019/2020.
Tabel 3.2 Waktu Penelitian
Kegaiatan
Kelas Eksperimen 1 (Role
Playing)
Kelas Eksperimen 2 (Make –
a match)
Hari/Tanggal Waktu Hari/Tanggal Waktu
Pertemuan
I
Selasa/23
Juli 2019
10.15 – 11.35 Selasa/23
Juli 2019
12.45 – 15.05
Pertemuan
II
Kamis/25
Juli 2019
10.15 – 11.10 Rabu/24 Juli
2019
08.35 – 09.35
Postes
akhir
(angket)
Kamis/ 25
Juli 2019
11.10 – 11.35 Rabu/24 Juli
2019
09.35 – 09.55
2. Tempat Penelitian
26
Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 9 Pontianak di Jalan
Pangeran Natakusuma, Sungai Bangkong, Kota Pontianak, Kalimantan
Barat.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
dalam penelitian ini yaitu kelas VIII E, VIII F, dan VIII G yang diampu
oleh Ibu Eli Roheli S.Pd SMP Negeri 9 Pontianak tahun ajaran 2019/2020.
2. Sampel Penelitian
Pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII E, VIII F, dan VIII G
SMP Negeri 9 Pontianak tahun ajaran 2019/2020. Pengambilan sampel
diambil setelah dilakukan uji homogenitas dengan uji Barlet nilai ulangan
harian klasifikasi makhluk hidup dan hasil uji Barlet yaitu dengan Xhitung
= 0,146 < 5,991 sehingga keseluruhan kelas populasi homogen. Dalam
penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik Simple
Random Sampling yaitu pengambilan sampel secara acak sederhana.
Adapun sampel yang digunakan yaitu peneliti akan mencabut undi secara
acak untuk menentukan kelas mana yang akan digunakan. Kemudian
ditentukan kelas eksperimen 1 yang menggunakan model pembelajaran
Role Playing dengan jumlah peserta didik 35 dan kelas eksperimen 2 yang
menggunakan model pembelajaran Make - a Match dengan jumlah peserta
didik 35.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
27
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
a. Melakukan observasi dan wawancara ke SMP Negeri 9 Pontianak.
Menganalisis Data
Revisi
Model pembelajaran
role playing
Tidak
Reliabel
dan atau tidak
valid
Valid
Reliabel
Menyusun laporan
Angket Melakukan Validasi
Validasi Ahli Tidak Valid
TidakB
Valid
Revisi
Memberikan Angket
Membuat Instrumen Penelitian RPP
Tahap Persiapan Penelitian
Tahap Awal
Pelaksanaan
Model pembelajaran
make – a match
LD LDP TLD
Revisi
Uji coba
Uji validitas,
reliabilitas angket
28
b. Menyiapkan instrument penelitian berupa angket aspek afektif siswa
dan melakukan validasi perangkat pembelajaran berupa RPP dan
instrumen penelitian berupa angket.
c. Merevisi perangkat pembelajaran dan instrument penelitian apabila
terdapat perbaikan.
d. Melakukan uji coba angket aspek afektif siswa.
e. Menentukan validitas dan reliabilitas angket berdasarkan data hasil uji
coba.
f. Menentukan kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen I dengan menerapkan
pembelajaran Role Playing dan kelas eksperimen II menggunakan
pembelajaran Make- A Match.
b. Membagikan angket aspek afektif siswa pada pelajaran IPA pada
materi sistem pencernaan manusia pada kelas eksperimen I dan kelas
eksperimen II.
3. Tahap Akhir
a. Menganalisis data yang diperoleh statistik dengan membandingkan
hasil angket antara kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II, dengan
tujuan untuk mengetahui perbedaan aspek afektif siswa yang diperoleh
setelah diberi perlakuan.
b. Membuat kesimpulan sebagai jawaban dari masalah penelitian.
c. Menyusun laporan penelitian.
F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang digunakan dalam
pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan penelitian
ini adalah:
a. Observasi langsung
29
Teknik observasi langsung merupakan cara mengumpulkan data
yang dilakukan dengan mengamati secara langsung objek penelitian
dan memberikan nilai terhadap objek tersebut. Teknik observasi
langsung dalam penelitian ini dilakukan oleh observer yang berjumlah
3 orang yaitu guru mata pelajaran IPA dan kedua Mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Pontianak. Observer mengisi lembar
pengamatan pembelajaran yang berisi tahapan rancangan pelaksanaan
pembelajaran (RPP) untuk melihat keterlaksanaanya RPP.
b. Komunikasi tidak langsung
Teknik komunikasi tidak langsung adalah cara memberikan
sejumlah pernyataan kepada objek penelitian. Peneliti memberikan
angket aspek afektif kepada siswa sebagai bentuk komunikasi tidak
langsung pengambilan data. Angket ini diberikan kepada siswa kelas
VIII setelah akhir pembelajaran.
c. Komunikasi langsung
Teknik komunikasi langsung adalah peneliti berhubungan langsung
(tatap muka) dengan subyek penelitiannya. Komunikasi langsung
biasanya dilaksanakan dengan wawancara. Teknik komunikasi
langsung yaitu wawancara, dimana wawancara adalah sebuah dialog
yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi (Arikunto,
2010). Pedoman wawancara ini akan diberikan kepada siswa yang telah
disinkronisasikan dengan hasil angket dan hasil dokumentan.
d. Teknik Studi Dokumenter
Studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data
dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik
dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Menurut Arikunto
(2012:56) dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui catatan,
transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan
sebagainya. Teknik dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data
aspek afektif siswa.
2. Alat Pengumpulan data
30
a. Lembar observasi
Alat pengumpulan data yang digunakan pada teknik observasi
langsung adalah lembar observasi. Lembar observasi yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu lembar observasi terbuka. Lembar observasi
digunakan untuk melihat keterlaksanaan RPP yang telah dirancang.
Lembar observasi disusun dalam bentuk daftar cek (checklist)
berdasarkan komponen-komponen yang terdapat dalam RPP. Lembar
observsi proses belajar mengajar diisi oleh observer.
b. Lembar Angket
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan
pertanyaan tertutup. Kelebihan angket yaitu responden tidak merasa
khawatir jika memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan
dalam pengisian daftar pernyataan. Jawaban dari angket akan mudah
dianalisis karena jawaban telah disiapkan sedemikian rupa untuk dipilih
oleh responden. Angket aspek afektif siswa yang di buat dalam bentuk
daftar cheeklist menggunakan skala Likert denga 4 (empat) alternatif
jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) sangat
tidak setuju (STS) dengan jumlah angket 40 pernyataan.
Sebelum digunakan dalam penelitian lembar angket di uji validasi
dan reliabilitasnya. Validasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah validasi isi. Validitas isi berkenaan dengan materi yang akan
ditanyakan baik perbutir soal maupun soal secara keseluruhan. Sebelum
di uji cobkan diukur validitasnyanya oleh tiga orang validator yang
terdiri dari satu Dosen Universitas Muhammadiyah Pontianak dan dua
orang guru mata pelajaran IPA kelas VIII SMP Negeri 9 Pontianak.
Penilaian yang diberikan oleh validator berupa komentar dan saran
terhadap perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian. Atas dasar
pertimbangan dan saran yang diberikan oleh validator tersebut
selanjutnya dilakukan perbaikan. Setelah diperbaiki dan dinyatakan
layak digunakan (LD), maka instrument tersebut diuji cobakan kepada
31
kelas IX E dan dihitung dengan menggunakan rumus Korelasi Product
Moment (rhitung) dengan angka kasar (Arikunto, 2015: 85) :
Rumus korelasi product momen yaitu:
��� = � ∑ � − (∑ �)(∑ ) �� ∑ �� − (∑ �)���� ∑ � − (∑ )��
������ ∶ ��������, 2016:255
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N = Jumlah responden
X = Skor variabel (jawaban responden)
Y = Skor total dari variabel (jawaban responden)
Kesesuaian harga rxy diperoleh dari perhitungan dengan rumus
diatas dikonsultasikan dengan tabel regresi moment dengan korelasi
harga rxy lebih besar atau sama dengan regresi tabel, maka butir
instrument tersebut valid dan jika rxy leih kecil dari regresi tabel,
maka butir instrument tersebut tidak valid.
Hasil validitas pernyataan yang di uji cobakan menunjukkan
bahwa pernyataan angket yang valid yaitu sebanyak 21 pernyataan
dan 11 yang tidak valid. Soal yang tidak valid tidak digunakan dalam
penelitian ini.
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Pernyataan Angket
Nomor Soal Validasi r. tabel person Kriteria
1 0,188 0,349 Invalid
2 0,596 0,349 Valid
3 0,487 0,349 Valid
4 0,717 0,349 Valid
5 0,344 0,349 Invalid
6 0,396 0,349 Valid
7 0,374 0,349 Valid
32
8 0,689 0,349 Valid
9 0,444 0,349 Valid
10 0,192 0,349 Invalid
11 0,724 0,349 Valid
12 0,46 0,349 Valid
13 0,553 0,349 Valid
14 0,352 0,349 Valid
15 0,259 0,349 Invalid
16 0,631 0,349 Valid
17 0,219 0,349 Invalid
18 0,445 0,349 Valid
19 0,54 0,349 Valid
20 0,624 0,349 Valid
21 0,371 0,349 Valid
22 0,159 0,349 Invalid
23 0,502 0,349 Valid
24 0,195 0,349 Invalid
25 0,414 0,349 Valid
26 0,119 0,349 Invalid
27 0,463 0,349 Valid
28 0,297 0,349 Invalid
29 0,157 0,349 Invalid
30 0,4 0,349 Valid
31 0,38 0,349 Valid
32 0,376 0,349 Valid
(1) Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan suatu metode analisis data untuk
mengukur konsistensi apakah hasil tetap konsisten jika dilakukan
perhitungan ulang. Maksudnya ialah kuesioner menjadi reliable
jika hasil jawaban responden terhadap pertanyaan selalu konsisten
33
dari waktu ke waktu untuk menetukan reliabilitas angket objektif
dapat dicari dengan menggunakan rumus KR.20, yaitu (Arikunto,
2013:155):
r11 = !!"#$ (%&" '(
�)"# )
Sumber: Arikunto, 2013:115
Keterangan:
r11 = Reliabilitas Instrumen
k = Banyak butir pertanyaan
Vt = Varians Total
p = Proporsi subyek yang menjawab skor 1
n
q = Proporsi subyek yang menjawab skor 0 (q = 1-p)
untuk mengetahui hubungan antara koefisien reliabilitas (r11)
dengan mutu instrument dapat menggunakan tabel 3.4 seagai berikut:
Tabel 3.4 Hubungan Antara Koefisien Reliabilitas dengan Mutu
Instrumen
Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan
0,800 – 1,000 Sangat Tinggi
0,600 – 0,799 Tinggi
0,400 – 0,599 Cukup
0,200 – 0,399 Rendah
< 0.200 Sangat Rendah
Sumber: Arikunto, 2010:319
Berdasarkan hasil uji coba pernyataan angket kepada siswa SMP
Negeri 9 Pontianak IX E diperoleh nilai koefisien reliabilitas (r11),
pernyataan angket berturut-turut yaitu:
34
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabiltas Pernyataan Angket
Pernyataan Angket Nilai Koefisien
Reliabilitas
kriteria
Postes (angket) 0,924 Sangat Tinggi
c. Pedoman wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Wawancara pada
penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi langsung.
Wawancara merupakan alat pengumpulan data untuk memperoleh
informasi langsung dari sumbernya. Alat pengumpulan data dari
penelitian ini menggunakan pedoman wawancara. Pedoman
wawancara yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan yang telah disipakan
oleh peneliti kemudian diberikan kepada sumber yaitu siswa yang telah
disinkronisasikan dengan hasil angket dan hasil dokumentan. Teknik
yang digunakan adalah komunikasi langsung.
d. Dokumentan
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu jurnal sikap
guru mata pelajaran IPA, penilaian sikap nilai kelas, dan catatan guru
BK.
G. Teknik Analisis Data
Hasil Angket Aspek Afektif
35
Gambar 3.2 Bagan Analisis Data
1. Untuk menguji perbedaan aspek afektif siswa yang diajarkan
menggunakan model pembelajaran role playing dan make – a match
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Memberikan skor pada angket aspek afektif siswa kelas
eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2
b. Mengkonversi skor aspek afektif ke nilai dengan rumus sebagai
berikut:
Nilai = ./�� �0�� 1�2���3�ℎ./�� �0/.���� X 100
Table 3.6 Ketentuan Skor Angket Aspek Afektif Siswa
Kategori Skor Jawaban
Pembelajaran role playing Pembelajaran make – a Match
Skor Skor
Nilai Nilai
Uji Normalitas Uji Normalitas
Normal Tidak
Normal
Normal Tidak
Normal
Uji U Man-Whitney
36
No Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
1 Sangat Setuju (SS) 4 1
2 Setuju (S) 3 2
3 Tidak Setuju (TS) 2 3
4 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
2. Pengolahan data perbandingan aspek afektif siswa yang diajar
menggunakan role palying dan make a match.
(1) Uji Prasyarat
(a) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
sampel berdistribusi normal atau tidak. Penelitian ini
menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov dengan taraf
signifikansi 0,05. Data dikatakan berdistribusi normal jika
signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05. Uji normalitas
menggunakan SPSS 20 for windows.
Hipotesis uji normlitas adalah sebagai berikut:
1) Menentukan hipotesis
Ho : data terdistribusi normal
Ha : data tidak berdistribusi normal
2) Kriteria pengujian berdasarkan probabilitas atau
signifikansi
Ho ditolak jika Pvalue < 0,05
Ho diterima jika Pvalue ≥ 0,05
(b) Uji Homogenitas
Apabila data sudah terdistribusi dengan normal, maka
selanjutnya dilanjutkan menggunakan uji homogenitas
varians. Uji homogenitas bertujuan untuk mencari tahu apakah
dari kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 memiliki varins
yang sama atau tidak. Untuk menguji homoenitif of variances
37
pada program IBM SPSS 22.0 dengan taraf signifikn 5% atau
0,05.
Hipotesis uji normalitas adalah sebagai berikut:
1) Menentukan hipotesis
Ho : data homogen
Ha : data tidak homogen
2) Kriteria pengujian berdasarkan probabilitas atau
signifikansi
Ho ditolak jika Pvalue < 0,05
Ho diterima jika Pvalue ≥ 0,05
(2) Uji Hipotesis
(a) Uji t
Uji t merupakan uji parametik. Uji ini dilakukan jika kedua
data berdistribusi normal dan variannya homogen. Jika
variannya sama maka uji t menggunakan Equal varians
Assumed (diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda
mengunakan Equal varians Not Assumed (diasumsikan varian
berbeda) SPSS 20,0 for windows.
1) Menentukan Hipotesis:
Ho : Tidak ada perbedaan aspek afektif siswa pada kelas
eksperimen I dan eksperimen II
Ha : Ada perbedaan aspek afektif siswa pada kelas
eksperimen I dan eksperimen II
2) Kriteria pengujian berdasarkan probabilitas:
Ho diterima jika ttabel ≤ thitung
Ho ditolak jika thitung ˂ ttabel
Berdasarkan signifikasi:
Ho diterima jika Pvalue > 0,05
Ho ditolak jika Pvalue < 0,05
(b) Uji U Mann-Whitney
38
Jika pada hasil analisis data sebelumnya data tidak
berdistribusi normal, maka dilakukan uji U Mann-Whitney. Uji
U Mann-Whitney merupakan salah satu uji statistic non
parametric yang menguji hipotesis komparatif dua sampel
independen (bebas) yang datanya terdistribusi tidak normal.
Uji U Mann-Whitney dilakukan dengan menggunakan aplikasi
SPSS 20,0 for windows.
1) Menetukan hipotesis
Ho : Aspek afektif siswa kelas eksperimen I sama
dengan aspek afektif siswa eksperimen II.
Ha : Aspek afektif siswa kelas eksperimen I
berbeda
dengan aspek afektif siswa kelas eksperimen II.
2) Membandingkan Zhitung dengan Ztabel
Ho diterima jika –Zhitung≥ –Ztabel atau Zhitung≤ Ztabel
Ho ditolak jika –Zhitung≤ –Ztabel atau Zhitung≥ Ztabel
3) Kriteria pengujian berdasarkan probabilitas atau
signifikansi
Ho diterima Pvalue>0,05
Ho ditolak jika Pvalue<0,05
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Nilai Afektif Siswa
39
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 9 Pontianak, pada kelas
eksperimen I yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VIII F
dengan jumlah 35 siswa. Sedangkan kelas eksperimen II yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VIII G dengan jumlah 35
siswa. Adapun nilai rata-rata angket kelas eksperimen I dan kelas
eksperimen II adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Rata-rata Afektif Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II
No. Indikator Sub Indikator Rata-rata
Eksperimen I Eksperimen II
1. Menerima Disiplin 84,28 85,71
2. Menanggapi Percaya diri 29,04 25,83
Jujur 27,97 25,23
Menghargai dan
menghayati
ajaran agama
yang di anut
28,69 28,57
3. Menghargai Toleransi 41,60 40,89
Tanggungjawab 44,10 44,28
4. Organisasi atau
konseptualisasi
Gotong royong 79,64 82,85
5. Karakterisasi
nilai
Santun 86,42 89,64
Rata-rata aspek afektif 84,32 83,43
Berdasarkan hasil aspek afektif indikator karakterisasi nilai dengan
sub indikator santun mendapat rata-rata tertinggi di kelas eksperimen I
86,42 dan eksperimen II 89,64, sedangkan indikator menanggapi
dengan sub indikator jujur mendapat rata-rata terendah di kelas
eksperimen I 27,97 dan eksperimen II 25,23. Sedangkan hasil untuk
rata-rata keseluruhan dari aspek afektif eksperimen I berjumlah 84,32
dan eksperimen II berjumlah 83,43.
39
40
2. Analisis Data
a. Uji Normalitas Data
Peneliti selanjutnya akan melakukan analisis data terhadap hasil
data angket. Langkah pertama dalam teknik analisis statistik dalam
penelitian ini yaitu uji normalitas data. Uji normalias data dilakukan
untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data dalam
penelitian yang dilakukan. Pengujian data ini dilakukan
mengunakan uji Klomogrov-Smirnov dan Shapiro Wilk dengan
SPSS 20,0 for windows, taraf signifikansi yang digunakan adalah
0.05.
Tabel 4.2 Uji Normalitas Angket
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
Statistic Df Sig.
Role Playing .340 70 .000
Make – a Match .063 70 .200
This is a lower bound of the true significance
Lilliefors significance correction
Berdasarkan dari tabel 4.2 hasil uji normalitas diperoleh
aspek afektif siswa kelas eksperimen I angka signifikan sebesar
0,000 dan kelas eksperimen II angka signifikan sebesar 0,200.
Taraf signifikan yang digunakan adalah sebesar 0.05. karena angka
signifikan kelas eksperimen I lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05)
maka H0 ditolak, jadi dapat disimpulkan data tersebut tidak
berdistribusi normal, sedangkan di kelas eksperimen II angka
signifikan lebih besar dari 0,05 (0,200 > 0,05). Maka H0 diterima,
jadi dapat disimpulkan data tersebut berdistribusi normal.
Berdasarkan uji normalitas karena salah satu kelas tidak
berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji U Mann-
Whitney.
41
b. Uji U Mann-Whitney
Uji U Mann-Whitney dilakukan menggunakan aplikasi SPSS
20,0 for windows dengan taraf signifikan 0,05. Hasil uji U Mann-
Whitney nilai angket aspek afektif siswa dapat dilihat secara
terperinci pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Uji U Mann-Whitney
Test Statisticsa
Hasil Aspek Afektif
Mann-Whitney U 586.500
Asymp. Sig. (2-tailed) .760
Grouping Variabel: Kelas
Berdasarkan dari tabel 4.3 hasil uji U Mann-Whitney diperoleh
nilai aspek afektif siswa dengan angka signifikan 0,760. Taraf
signifikan yang digunakan adalah 0,05. Karena angka signifikan
lebih besar dari 0,05 (0,760 > 0,05) maka H0 diterima. Dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil aspek afektif
siswa pada materi sitem pencernaan manusia yang diajarkan dikelas
eksperimen I dan eksperiemen II.
B. Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan
perolehan aspek afektif dari materi sistem pencernaan manusia dalam model
pembelajaran role playing dan model pembelajaran make – a match. Hal ini
juga terlihat dari hasil uji U Mann-Whitney bahwa taraf signifikan lebih
besar 0,760>0,05. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan antara
pembelajaran role playing dan pembelajaran make – a match.
Berdasarkan hasil dari rata-rata eksperimen I dan eksperimen II pada
rata-rata tertinggi terlihat pada indikator yang sama yaitu indikator
karakterisasi nilai pada sub indikator santun dengan jumlah rata-rata
42
eksperimen I, 86,42 dan ekperimen II, 89,64. Sedangkan untuk hasil rata-
rata terendah terlihat pada indikator yang sama juga yaitu indikator
menanggapi pada sub indikator jujur dengan jumlah rata-rata eksperimen I
27,97 dan eksperimen II 25,23.
Berdasarkan pengertian hasil diatas bahwa kedua model pembelajaran
tersebut sama-sama mengutamakan hubungan sosial untuk bisa bekerja
sama dalam suatu kelompok pada pembelajaran. Terlihat dari proses model
pembelajaran role paling dan make – a match memiliki kesamaan, pada
proses model pemelajaran role playing yang diterapkan mengutamakan
siswa untuk paham terlebih dahulu dengan materi yang disampaikan oleh
guru sebelumnya, kemudian siswa akan memahami karakter mereka per
individu sesuai dengan skenario yang telah diberikan. Selanjutnya siswa
bekerjasama dalam kelompoknya sehingga disini siswa akan memunculkan
karakter-karakter aspek afektif, mereka akan lebih mudah bekerja sama
dengan kelompoknya dalam menerapkan model pembelajaran tersebut dan
yang terakhir diskusi, setelah selesai melaksanakan kerja kelompok siswa
akan diberikan waktu untuk berdiskusi bersama teman-temannya.
Sama halnya dengan model pembelajaran make – a match siswa juga
harus memahami materi yang disampaikan oleh guru terlebih dahulu,
sehingga siswa lebih mudah menerapkan model pembelajaran tersebut
dengan mencari atau mencocokkan pasangan kartu yang mereka dapatkan.
Selanjutnya bekerjasama, siswa akan bersama-sama mencari pasangan
kartu yang telah didapat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh
guru dan yang terakhir berdiskusi, siswa yang dapat menemukan atau
mencocokkan pasangan kartu akan diberikan waktu untuk berdiskusi
bersama temannya kemudian akan mempersentasikan hasilnya di depan
kelas.
Sopan santun ialah suatu tingkah laku yang amat populer dan nilai yang
natural. Sopan santun yang dimaksud adalah suatu sikap atau tingkah laku
individu yang menghormati serta ramah terhadap orang yang sedang
berinteraksi dengannya. Sopan santun secara umum adalah peraturan hidup
43
yang timbul dari hasil pergaulan dalam kelompok sosial. Norma kesopanan
bersifat relatif, artinya apa yang dianggap sebagai norma kesopanan akan
berbeda-beda di berbagai tempat, lingkungan, dan waktu (Djuwita, 2017:
28-29). Berdasarkan hasil rata-rata aspek afektif kelas eksperimen I, 86,42
dan eksperimen II, 89,64. Terlihat kelas eksperimen II yang lebih tinggi.
Hal ini disebabkan perilaku siswa pada proses pembelajaran make – a match
pada langkah kelima dan ketujuh, sikap baik dalam pergaulan, baik dalam
bahasa maupun bertingkah laku sangat baik atau santun pada tempat dan
waktunya. Seperti siswa tidak menyela pembicaraan pada waktu yang tidak
tepat kepada teman kelompoknya pada saat mencari atau mencocokkan
kartu yang mereka dapat pada materi sistem pencernaan manusia dan
bersikap santun pada saat mempersentasikan hasilnya di depan kelas. Pada
proses pembelajaran role playing pada langkah kelima, sikap sopan santun
yang dilakukan oleh siswa pada saat proses pembelajaran adalah pada saat
siswa memainkan peran didepan kelas, seperti siswa memberikan perlakuan
dan perkataan yang baik kepada teman kelompoknya.
Disiplin diartikan sebagai pengaruh yang dirancang untuk membentuk
anak mampu menghadapi tuntutan dari lingkungannya (Marzuki, 2017: 30).
Disiplin merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan. Berdasarkan hasil rata-rata aspek
afektif pada kelas eksperimen I, 84,28 dan eksperimen II, 85,71. Terlihat
bahwa eksperimen II rata-rata aspek afektif lebih tinggi, ini disebabkan
siswa mampu pada kelas eksperimen II untuk berdisiplin pada model
pembelajaran make – a match, pada proses berlangsungnya model
pembelajaran tersebut diterapkan. Siswa mampu menunjukkan perilaku
tertib pada langkah keempat yaitu, batasan waktu selama mencari dan
mencocokkan kartu yang telah mereka dapatkan. Pada model pembelajaran
role palying, pada langkah kelima yaitu, memainkan peran, siswa patuh
terhadap peraturan model pembelajaran role palying pada saat memainkan
peran di depan kelas.
44
Gotong royong adalah bekerja bersama-sama dengan orang lain untuk
mencapai tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong menolong
secara ikhlas. Berdasarkan hasil rata-rata aspek afektif pada kelas
eksperimen I, 79,64 dan eksperimen II, 82,85. Hal ini terlihat pada
eksperimen II yang lebih tinggi, ini disebabkan gotong royong pada proses
pembelajaran make – a match pada langkah kelima terlihat kelompok yang
mendapatkan kartu soal berusaha mencari kartu jawaban begitu juga
sebaliknya, siswa saling bekerja sama dan lebih aktif dalam kerja pada
kelompoknya. Pada model pembelajaran role playing pada langkah kelima
pada saat siswa memainkan peran, beberapa siswa saling bekerja sama dan
aktif dalam kerja kelompok yang mereka lakukan.
Tanggungjawab adalah sikap atau perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dilakukan.
Berdasarkan hasil rata-rata aspek afektif kelas eksperimen I, 44,10 dan
eksperimen II, 44,28. Terlihat lebih tinggi eksperimen II. Hal ini disebabkan
pada proses pembelajaran make – a match pada langkah keempat, kelima
dan keenam, siswa mampu melaksanakan tugas kelompok dengan baik pada
saat mencari pasangan atau mencocokan kartu yang mereka dapatkan pada
waktu yang telah ditentukan. Pada model pembelajaran role playing, pada
langkah kelima memainkan peran, siswa mampu bertanggungjawab pada
tugas skenario yang diberikan pada dirinya. Walaupun eksperimen II
terlihat lebih tinggi, tetapi indikator tanggungjawab terlihat masih rendah
pada kedua model pembelajaran ini.
Toleransi adalah sebagai sikap dan tindakan yang mengharagai
perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya (Hariadi, 2017: 94). Berdasarkan hasil rata-rata aspek
afektif kelas eksperimen I, 41,60 dan eksperimen II, 40,89. Terlihat
eksperimen I yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan pada proses pelaksanaan
model pembelajaran role playing pada langkah pertama yaitu persiapan, dan
kelima yaitu memerankan peran, siswa mampu bekerja sama pada
kelompok yang telah ditentukan dan dengan siapa pun yang memiliki
45
keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan. Pada pembelajaran
make – a match, pada langkah pertama dan kedua, siswa mampu memiliki
sikap menghargai sesama teman satu kelompok yang memiliki
keberagaman latar belakang dan keyakinan yang berbeda. Walupun
eksperimen I terihat tinggi, tetapi indikator toleransi pada kedua model
pembelajaran ini masih terlihat rendah.
Percaya diri merupakan salah suatu sikap atau keyakinan atas
kemampuan diri sendiri, sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak teralu
cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan
keinginan dan tanggungjawab atas perbuatannya, sopan dalan berinteraksi
dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal
kelebihan dan kekuragan diri sendiri (Syam, 2017: 91). Percaya diri
merupakan kondisi mental seseorang yang memberi keyakinan untuk
berbuat atau bertindak. Berdasarkan hasil rata-rata aspek afektif pada kelas
eksperimen I, 29,04 dan eksperimen II, 25,83. Terlihat bahwa eksperimen I
yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan pada kelas eksperimen I pada
penerapan model pembelajaran role playing pada langkah kelima siswa
memiankan peran dengan memberikan keyakinan untuk menampilkan
skenario materi sistem pencernaan manusia dengan berbagai peran yang
telah mereka dapatkan. Pada model pembelajaran make – a match, pada
langkah keempat, setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan
kartu yang mereka dapatkan, siswa memberikan keyakinan kepada
kelompok kartu soal ataupun jawaban yang mereka dapat. Walaupun
eksperimen I yang terlihat lebih tinggi, tetapi indikator percaya diri pada
kedua model pembelajaran ini masih terlihat rendah.
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang di anut adalah suatu
sikap spiritual seperti berdoa sebelum dan sesudah menjalan sesuatu,
memberi salam pada saat awal dan akhir persentasi sesuai dengan agama
yang di anut. Berdasarkan hasil rata-rata pada kelas eksperimen I, 28,69 dan
eksperimen II, 28,57. Terlihat eksperimen I yang lebih tinggi. Hal ini
disebabkan pada kelas eksperimen I penerapan model pembelajaran role
46
playing pada langkah kelima siswa selalu memberikan salam pada awal dan
akhir persentasi. Pada model pembelajaran make – a match, pada langkah
kelima, sebelum melakukan persentasi siswa memberikan salam terlebih
dahulu sesuai dengan agama yang di anut dan pada saat akhir persentasi
siswa juga memberikan salam. Walaupun eksperimen I terlihat lebih tinggi,
tetapi indikator menghargai dan menghayati ajaran agama yang di anut
masih terlihat rendah pada kedua model pembelajaran ini.
Jujur bila diartikan secara bahasa adalah mengakui, berkata, atau
memberikan suatu informasi yang sesuai dengan kebenaran dan kenyataan.
Sikap jujur atau kejujuran seseorang itu bisa dihubungkan dengan hati
nurani dan pengakuan. Orang yang baik, saat berkata atau berperilaku yang
tidak sesuai dengan hati nurani, maka akan merasa risau dan tidak tenang.
Sama halnya dengan bila seseorang yang memberikan pengakuan palsu,
sikap tidak jujur yang telah dilakukannya (Marjuni, 2016: 90). Berdasarkan
hasil rata-rata aspek afektif pada kelas eksperimen I, 27,97 dan eksperimen
II, 25,23. Terlihat bahwa eksperimen I yang lebih tinggi. Hal ini disebebkan
kelas ekperimen I pada proses penerapan model pembelajaran role playing
pada langkah kelima saat siswa memainkan peran siswa menampilkan
perilaku jujur, terlihat pada siswa menyampaikan skenario dengan tidak
melihat teks yang telah diberikan, siswa berusaha menyampaikan dengan
bahasa mereka agar mudah untuk dipahami oleh teman-temannya. Pada
proses pembelajaran make – a match, pada langkah kelima, siswa yang telah
dapat mencocokkan kartu soal ataupun jawaban untuk dapat langsung
melporkannya kepada guru dan pada saat persentasi siswa tidak dibolehkan
membawa catatan apapun selain dari kartu soal atau kartu jawaban yang
telah diberikan oleh guru. Walaupun eksperimen I yang lebih tinggi, tetapi
indikator jujur pada kedua model pembelajaran ini masih terlihat rendah.
Menurut Rosa (2015: 25) juga menjelaskan bahwa ranah afektif adalah
hasil belajar tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti
memperhatikan, merespon, menghargai, serta mengorganisasikan. Ranah
afektif dapat diukur mengunakan angket. Ada beberapa jenis kategori ranah
47
afektif menurut Bloom sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari
tingkat dasar atau sederhana sampai tingkat kompleks, yaitu: reciving/
attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan
(stimulasi), responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh
seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Vauling (penilaian)
berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulasi.
Organisasi yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi,
termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas
nilai yang telah dimilikinya.
Menurut Pohan (2017: 19) banyak faktor yang dapat mempengaruhi
aspek afektif siswa, seperti faktor internal dan eksternal. Faktor internal
adalah faktor yang ada dalam diri siswa. Faktor internal dapat mencakup
segi intelektual seperti kecerdasan, bakat, hasil belajar, segi emosional
seperti motivasi, sikap, perasaan, keinginan, kemauan, kondisi kesehatan
fisik dan mental, keterampilan (psikomotorik), dan sebagainya. Sementara
faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa. Faktor eksternal
meliputi kondisi fisik, sosial-psikologis keluarga, sekolah serta masyarakat
sekitar. Pada dasarnya semua faktor dapat berpengaruh positif dan ada
negatif.
Menurut Dewi (2017: 99) mengemukakan bahwa strategi Role Playing
atau bermain peran artinya mendramatiskan cara bertingkah laku dalam
hubungan sosial dengan peserta didik diikutsertakan dalam memainkan
peran dalam dramatisasi tersebut. Bermain peran adalah cara pembelajaran
yang membimbing peserta didik untuk malakukan kegiatan memainkan
peran tertentu seperti yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.
Menurut Wulandari (2017: 114) model pembelajaran make – a match
sendiri adalah pembelajaran yang mengutamakan hubungan sosial karena
dalam model ini siswa diharapkan untuk bekerjasama dengan teman dan
berkemampuan berpikir cepat dalam mengerjakan soal dan jawaban dengan
memasangkan atau menjodohkan.
48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil U Mann-Whitney dapat ditarik kesimpulan
bahwa: Tidak terdapat perbedaan signifikan antara nilai aspek afektif siswa
yang diajar menggunakan model pembelajaran role playing dan model
pembelajaran pembelajaran make – a match pada materi Sistem Pencernaan
Manusia terhadap aspek afektif siswa di SMP Negeri 9 Pontianak. Hal ini
49
ditunjukkan dari perhitungan uji U Mann-Whitney pada taraf 0,05
menghasilkan angka signifikan 0,760.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada siswa di
SMP Negeri 9 Pontianak, penelitian memberikan kesempatan kepada
pembaca sebagai berikut:
1. Bagi guru, model pembelajaran role playing dan model pembelajaran
make – a match hanya berpengaruh pada indikator santun, disiplin dan
gotong royong. Ketiga indikator tersebut yang dapat membuat aspek
afektif siswa menjadi lebih baik, maka diharapkan para guru dapat
memanfaatkannya sebagai alternatif model pembelajaran IPA di
sekolah khususnya pada materi sistem pencernaan manusia.
2. Peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian dengan
menerapkan model pembelajaran cooperative learning, terhadap mata
pelajaran IPA sehingga dapat meningkatkan indikator yang rendah
seperti tanggung jawab, toleransi, percaya diri, menghargai dan
menghayati ajaran agama yang di anut, dan jujur untuk memberikan
karakter yang lebih baik pada aspek afektif siswa.
3. Peneliti selanjutnya, dibutuhkan waktu yang lebih dari dua kali
pertemuan untuk mengetahui aspek afektif siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2011). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
48
50
Dewi, A. T. (2017). Efektivitas Model Role Playing dalam Meningkatkan
Kompetensi Mahasiswa pada Mata Kuliah Manajemen Keuangan. Jurnal
Pendidikan Ekonomi UM Metro. 5(1): 95-104.
Djuwita, P. (2017). Pembinaan Etika Sopan Santun Peserta Didik Kelas V Melalui
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar Nomor 45
Kota Bengkulu. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 10(1): 27-36.
Gusviani, E. (2016). Analisis Kemunculan Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dalam
Kegiatan Pembelajaran IPA Kelas IV SD yang Menggunakan KTSP dan
Kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan Dasar. 8(1): 97-98.
Hamdayama, J. (2014). Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Hariadi. (2017). Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Aspek Sikap Sosial
Dalam Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Jurnal Ilmu
Keolahragaan. 16(1):84-96.
Haq, I. R., Subchan, W., Aisyah, N. I. (2014). Penggunaan Model Pembelajaran
Role Playing untuk Peningkatan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa pada Mata
Pelajaran Biologi. Junal Pancaran. 3(3): 68.
Hunainah. (2016). Penerapan Model Make A Match untuk Meningkatkan
Pembelajaran Bahasa Arab pada SDIT AL-Qonita Palang Karaya. Jurnal
Anterior. 15(2): 55.
Kristin, F. (2018). Meta – Analisis Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Hasil
Belajar IPS. Jurnal Edukatika. 8(2).
Mardiana, S. (2017). Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Sejarah
di SMA Negeri 1 Metro. Jurnal Historia. 5(1): 46.
Marjuni, H. Safei. Fitri, N. (2016). Pengaruh Sikap Kedisiplinan dan Kejujuran
Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar Biologi. Jurnal Biotek. 4(1): 91.
51
Marzki, H. (2017). Upaya Penumbuhan Kedisiplinan Peserta Didik Melalui
Penanaman Nilai Karakter di SD Negeri Montong Tanggak Kecamatan
Kopang Kab. Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2017/2018. Jurnal
Pendidikan Mandala. 2(2): 30.
Mulyatiningsih, E. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Neni, N., Riyanti, Abdullah, H. M. (2018). Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS.
JPGSD. 6(4): 440-450.
Nurbudiyani, I. (2013). Pelaksanaan Pengukuran Ranah Kognitif, Afektif, dan
Psikomotorik pada Mata Pelajaran IPS Kelas III SD Muhammadiyah
Palangkaraya. Jurnal Pendidikan Pedagogik. 8(2): 14-20.
Pohan, N. Halimah, S. Azmi, F. (2017). Pelaksanaan Pembimbingan belajar Aspek
Kognitif, Afektif, dan psikomotorik Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Swasta
Amal Shaleh medan. Jurnal AT-TAZAKKI. 1(1): 19.
Qadar, R. (2015). Mengakses Aspek Afektif dan Kognitif pada Pembelajaran
Optika dengan Pendekatan Demonstrasi Interaktif. Jurnal Inovasi dan
Pembelajaran Fisika. 2(1): 2-3.
Saidah, K., & Damariswara, R. (2017). Analisis Bentuk Penilaian Sikap Siswa
Sekolah Dasar di Kota Kediri. Jurnal Profesi Pendidikan Dasar. 4(1): 84-96.
Sari, M., & Marheni, Y. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Make A Match
Berbasis Saintifik Terhadap Penguasaan Konsep dan Minat Belajar Siswa
pada Materi Sistem Pencernaan Kelas VIII SMP PGRI Pekanbaru. Jurnal
Pendidikan Biologi. 4(1): 66-67.
Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
52
Spinahajar. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Bermain Peran dalam
Pembelajaran Indonesia. Jurnal Madah. 8(2): 149-160.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Susanty, E., Nurkamto, J., & Suharno. (2014). Pengaruh Pembelajaran Cooperatif
Make a Match dan Pembelajaran Konvensional Terhadap hasil Belajar Pkn
Ditinjau dari Kemandirian Belajar Siswa pada MFJN di Kabupaten Kudus.
Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran. 2(2): 257-272.
Syam, A. (2017). Pengaruh Kepercayaan Diri (Self Confidence) Berbasis
Kaderisasi IMM Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa (Studi Kasus di
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Parepare). Jurnal Biotek. 5(1): 91.
Tarigan, A. (2016). Penerapan Model Pembelajaran Role Playing untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SD Negeri 013 Lubuk
Kembang Sari Kecamatan Ukui. Jurnal Primary Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Riau. 5(3):103-105.
Wijanarko, Y. (2017). Model Pembeljaran Make A Match untuk Pembelajaran IPA
yang Menyenangkan. Jurnal Taman Cendekia. 1(1): 53.
Wulandari, D. (2017). Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Kelas II SD Negeri II
Kemloko dengan Menggunakan model Make a Match. Jurnal Taman
Cendekia. 1(2):114.
NILAI HASIL ANGKET MAKE – A MATCH (EKSPERIMEN II)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
A-1 4 3 2 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48 75
A-2 4 2 3 4 2 2 4 3 3 3 3 4 4 2 4 3 50 78.12
A-3 3 3 2 2 2 2 2 2 4 3 4 3 3 3 4 4 46 71.87
A-4 4 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 44 68.75
A-5 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 55 85.93
A-6 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 61 95.31
A-7 3 4 2 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 52 81.25
A-8 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 62 96.87
A-9 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 61 95.31
A-10 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 61 95.31
A-11 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 46 71.87
A-12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 63 98.43
A-13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48 75
A-14 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 52 81.25
A-15 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 52 81.25
A-16 4 4 3 3 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53 82.81
A-17 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 49 76.56
A-18 4 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 70.31
A-19 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 59 92.18
A-20 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 70.31
A-21 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 60 93.75
A-22 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 2 4 4 54 84.37
A-23 4 3 4 3 4 1 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 55 85.93
A-24 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 58 90.62
A-25 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 57 89.06
A-26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 50 78.12
A-27 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 50 78.12
A-28 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 57 89.06
A-29 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 54 84.37
A-30 3 3 1 2 2 2 4 4 3 3 3 2 2 3 2 4 43 67.18
A-31 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 58 90.62
A-32 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 55 85.93
A-33 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 56 87.5
A-34 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 54 84.37
A-35 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 56 87.5
Jumlah 2920.19
Rata-rata 83.434
Organisasi atau konseptualisasi Karakterisasi nilai
Skor
Percaya diri Jujur Menghargai dan menghayati ajaran agama yang di anut
Menanggapi Menghargai
NILAI ASPEK AFEKTIF SISWA MAKE - A MATCH (EKSPERIMEN II)
INDIKATOR PERNYATAAN
82.85714286 89.64285714
Toleransi Tanggungjawab
85.71428571
240 232 251
Nama
Menerima
Nilai
Gotong royong SantunDisiplin
248
40.89285714 44.2857142925.83333333 25.23809524
217 212 240
28.57142857
229
LA
MP
IRA
N C
- 4
130
131
5
PERHITUNGAN STATISTIK HASIL ANGKET ASPEK AFEKTIF SISWA
1. Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Role Playing .340 70 .000 .637 70 .000
Make - a Match .063 70 .200* .977 70 .219
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
2. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
hasil aspek afektif
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.472 1 68 .121
3. Uji U-Mann Whitney
Test Statisticsa
Hasil Aspek
Afektif
Mann-Whitney U 586.500
Wilcoxon W 1216.500
Z -.306
Asymp. Sig. (2-tailed) .760
a. Grouping Variable: Kelas
LAMPIRAN C- 5
132
LAMPIRAN D- 1
133
LAMPIRAN D- 2
134
LAMPIRAN D- 3
135
LAMPIRAN D- 4
136
LAMPIRAN D- 5
137
LAMPIRAN D- 6
138
LAMPIRAN E- 1
139
140
141
142
LAMPIRAN E- 2
143
144
145
146
KEGIATAN KELAS EKSPERIMEN I (ROLE PALYING)
LAMPIRAN F- 1
147
148
KEGIATAN KELAS EKSPERIMEN II (Make – a Match)
LAMPIRAN F- 2
149
53
HASIL WAWANCARA DENGAN GURU
Peneliti : Oktapiyanti (OP)
Nama Guru : Eli Roheli, S.Pd. (ER)
Hari/Tanggal : Senin / 11 Februari 2019
OP : Assalamualaikum, ibu mohon maaf mengganggu waktu ibu.
ER : Waalaikumsalam, iya tidak apa-apa.
OP : Ibu, saya ingin melakukan wawancara dengan ibu, apakah ibu bersedia?
ER : Iya, saya bersedia.
OP : Bagaimana sikap siswa pada saat proses pembelajaran?
ER : Pada saat proses pembelajaran ada beberapa siswa yang masih bermain-
main pada saat saya menjelaskan, kurang aktif bertanya dan ada juga
siswa yang terlambat masuk kedalam kelas.
OP : Biasanya ketika mengajar, apakah ibu pernah menggunakan model
pembelajaran?
ER : Model yang saya gunakan sudah cukup bervariasi, tetapi tidak semua
model pembelajaran saya pernah gunakan.
OP : Apakah ibu pernah menggunakan model pembelajaran role playing dan
make – a match untuk materi proses pencernaan manusia?
ER : Belum pernah.
OP : Kenapa bu?
ER : Karena sulit menyesuaikan dengan waktu pembelajarannya.
OP : Jadi secara keseluruhan dengan menggunakan model pembelajaran
yang pernah ibu gunakan menurut ibu dari sikap siswa tersebut apakah
sudah mencapai standar atau belum bu?
ER : Masih banyak yang belum mencampai standar KKM.
OP : Baik bu, terimakasih atas waktunya. Maaf saya telah mengganggu.
LAMPIRAN A- 1
54
55
PERHITUNGAN UJI BARLETT
A. Tabel Data Ulangan Harian Kels VII E
NO SISWA NILAI
1 62.86
2 51.43
3 25.71
4 77.14
5 31.43
6 48.57
7 45.71
8 62.86
9 62.86
10 68.57
11 54.29
12 34.29
13 60.00
14 42.86
15 57.14
16 65.71
17 65.71
18 22.86
19 51.43
20 60.00
21 57.14
22 42.86
23 22.86
24 31.43
25 51.43
26 42.86
27 28.57
LAMPIRAN A- 2
56
28 37.14
29 51.43
30 37.14
31 25.71
32 37.14
33 37.14
34 28.57
B. Tabel Data Ulangan Harian Kelas VII F
NO SISWA NILAI
1 57.14
2 34.29
3 54.29
4 65.71
5 52.86
6 65.71
7 65.71
8 68.57
9 68.57
10 62.86
11 48.57
12 65.71
13 57.14
14 57.14
15 57.14
16 42.86
17 48.57
18 54.29
19 42.86
20 37.14
57
21 54.29
22 28.57
23 37.14
24 25.71
25 68.57
26 54.29
27 40.00
28 37.14
29 57.14
30 42.86
31 42.86
32 51.43
33 45.71
34 65.71
35 45.71
C. Tabel Data Ulangan Harian Kelas VII G
NO SISWA NILAI
1 60.00
2 42.86
3 80.00
4 60.00
5 62.86
6 65.71
7 37.14
8 60.00
9 42.86
10 51.43
11 40.00
12 40.00
58
13 28.57
14 45.71
15 54.29
16 54.29
17 57.14
18 48.57
19 71.43
20 37.14
21 42.86
22 37.14
23 45.71
24 65.71
25 65.71
26 54.29
27 57.14
28 68.57
29 68.57
30 74.29
31 57.14
32 77.14
33 62.86
34 51.43
35 51.43
59
Uji Barlett dilakukan menggunakan IBM SPSS statistic 20 yaitu
dengan prosedur classify determinan yakni analisis MANOVA Prints
baarlett-Box F Test Statific atau lazim disingkat denan “Box’s M” dan
didapatkan hasil sebagai berikut:
Group Statistics
Kelas
Valid N (listwise)
Unweighte
d Weighted
kelas E Ulangan
Harian 34 34.000
kelas F Ulangan
Harian 35 35.000
kelas G Ulangan
Harian 35 35.000
Total Ulangan
Harian 105 105.000
Test Results
Box's M .146
F Approx
. .072
df1 2
df2 23409.000
Sig. .930
Tests null hypothesis of
equal population covariance
matrices.
60
Berdasarkan hasil uji Barlett yang sudah dilakukan, didapatkan X2 hitung
sebesar 0,146 X2 tabelnya dk = 3 – 1 = 2 sehingga didapatkan nilai X2 tabel
sebesar 5,991 artinya populasi memiliki varian yang homogeny sehingga sampel
dalam populasi memiliki peluang yang sama.
61
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMPN 9 PONTIANAK
Mata Pelajaran : ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)
Kelas/Semester : VIII/Ganjil
Materi Pokok : Sistem Pencernaan Manusia
Sub materi : Struktur dan Fungsi Sistem Pencernaan Manusia
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Alokasi Waktu : 4 JP (2 x pertemuan)
A. Kompetensi Inti ( KI )
KI- 1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dan dianutnya.
KI- 2: Menghargai dan menghayati prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli, santun percaya diri, dalam interaksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya (NKRI).
KI- 3: Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI- 4: Mencoba, mengolah, dan menyaji, dalam ranah kongkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifilkasi, dan
membuat) dalam ranah anstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori.
LAMPIRAN A- 3
62
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5 Menganalisis sistem pencernaan
pada manusia dan memahami
gangguan yang berhubungan
dengan sistem pencernaan, serta
upaya menjaga kesehatan sistem
pencernaan.
3.5.1.
3.5.2.
3.5.3.
Menjelaskan pengertian sistem
pencernaan
Menyebutkan dan menjelaskan
fungsi organ utama dan
tambahan sistem pencernaan
Menjelaskan proses sistem
pencernaan.
4.5 Menyajikan hasil penyelidikan
tentang pencernaan mekanis dan
kimiawi.
C. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik diharapkan dapat melakukan hal hal berikut;
1. Menjelaskan pengertian sistem pencernaan
2. Menyebutkan dan menjelaskan fungsi organ utama dan tambahan sistem
pencernaan
3. Menjelaskan proses sistem pencernaan.
D. Materi Pembelajaran
1. Sruktur dan Fungsi Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia
Organ pencernaan makanan dibedakan menjadi organ utama dan
organ tambahan. Organ utama berupa saluran pencernaan yang dimulai
dari mulut, kerongkongan, lambung, usus kecil, usus besar, rektum, dan
berakhir di anus. Organ tambahan berupa kelenjar pencernaan makanan.
Kelenjar ini berperan membantu dalam mencerna makanan. Kelenjar
pencernaan dalam proses pencernaan berfungsi menghasilkan enzim-
enzim yang digunakan dalam membantu pencernaan makanansecara
kimiawi.
63
a. Organ Pencernaan Utama
- Mulut
Di dalam rongga mulut, terdapat gigi, lidah, dan kelenjar
air liur (saliva). Air liur mengandung mukosa (lendir), senyawa
anti bakteri dan enzim amilase atau dikenal dengan enzim
ptialin. Enzim ini akan memecah molekul amilum menjadi
molekul maltosa.. Pencernaan makanan di rongga mulut terjadi
secara mekanis dan kimiawi.
- Esofagus (Kerongkongan)
Faring adalah saluran yang memanjang dari bagian
belakang ronggamulut sampai ke permukaan kerongkongan
(esofagus). Di dalam lambung terjadi pencernaan mekanis dan
kimia. Secara mekanis otot lambung berkontraksi mengaduk-
aduk bolus. Secara kimiawi bolus tercampur dengan getah
lambung. Getah lambung mengandung, HCl, enzim pepsin, dan
renin.
- Lambung
Di dalam lambung terjadi pencernaan mekanis dan kimiawi.
Secara mekanis otot lambung berkontraksi mengaduk-aduk
bolus. Secara kimiawi bolus tercampur dengan getah lambung.
Getah lambung mengandung, asam klorida (HCl), enzim pepsin,
dan enzim renin. HCl berfungsi untuk menjadikan ruangan
dalam lambung bersifat asam (pH 1-3) sehingga dapat
membunuh kuman yang masuk bersama makanan. Enzim pepsin
akan menghidrolisis (memecah) protein menjadi pepton
(campuran dari polipeptida dan asam amino).
- Usus Halus
Usus halus memiliki panjang sekitar 8,25 meter. Usus halus
terdiri atas tiga bagian yaitu, usus 12. Sekitar 0,25 meter, usus
tengah (jejenum) dengan panjang sekitar 7 meter, dan usus
penyerapan (ileum) dengan panajng sekitar 1 meter. Dalam usus
64
halus terjadi pencernaan secara kimiawi saja. Getah pankreas
mengandung enzim dan Bagian-bagiannya lipase, amilase, dan
tripsin. Enzim lipase akan mencerna lemak menjadi asam lemak
dan gliserol. Amilase akan mencerna amilum menjadi maltosa.
Tripsin akan mencerna protein menjadi polipeptida. Getah
empedu yang dihasilkan hati akan mengemulsikan lemak yakni
membuat lemak agar larut dalam air.
- Usus Besar
Usus besar atau kolon memiliki panjang ± 1 meter dan
terdiri atas
kolon asendens (naik), kolon transversum (mendatar), dan kolon
desendens (menurun) dan berakhir pada anus. Di antara usus
halus dan usus besar terdapat usus buntu (sekum). Pada ujung
sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut umbai cacing
(apendiks) yang berisi massa sel darah putih yang berperan
dalam imunitas. Usus Kolon mendatar besar berfungsi mengatur
kadar air pada sisa makanan. Bila kadar air pada sisa
makanan terlalu banyak, maka dinding usus besar akan
menyerap kelbihan air tersebut. Sebaliknya bila sisa makanan
kekurangan air, maka dinding usus besar akan mengeluarkan air
dan mengirimnya ke sisa makanan. Dalam usus besar terdapat
banyak sekali bakteri Escherichia coli yang membantu
membusukkan sisa makanan.
b. Organ Pencernaan Tambahan
- Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, berada pada
bagian rongga perut sebelah kanan di bawah diafragma. Hati
berperan dalam proses detoksifikasi. Ketika dalam darah
terkandung beberapa zat yang berbahaya dan bersifat racun
maka hati akan menetralisir racun tersebut sehingga tidak
berbahaya bagi tubuh.
65
- Kantung empedu
Kantung empedu merupakan organ yang berada di bawah
hati. Kantung ini akan menyimpan getah empedu yang
dihasilkan oleh hati. Getah empedu berwarna kuning kehijauan
karena mengandung pigmen bilirubin. Bilirubin merupakan
pigmen yang terbentuk dari pemecahan hemoglobin. Getah
empedu akan dikeluarkan ke usus halus dan berperan dalam
mengemulsi lemak. Dengan demikian, lemak akan terpecah
menjadi butiran-butiran kecil sehingga lebih mudah dicerna oleh
enzim pencernaan dan melanjutkan proses pemecahan hingga
dapat diserap oleh tubuh.
- Pankreas
Getah pankreas mengandung sodium bikarbonat (NaHCO3)
dan enzim-enzim pencernaan yang berperan dalam pemecahan
karbohidrat, protein, dan lemak. Pankreas juga merupakan
kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon
insulin ini berfungsi mengatur proses pengubahan glukosa
dalam darah menjadi glikogen yang disimpan dalam hati.
Adanya hormon insulin inilah yang mengontrol keseimbangan
jumlah glukosa dalam darah.
E. Metode Pembeajaran
Model : Role Playing
Metode : Ceramah dan Diskusi
F. Media Pembelajaran
1. Media
a. LKS
b. PPT Struktur dan Fungsi Sistem Pencernaan Manusia
2. Alat
a. Papan tulis, laptop, LCD , spidol
66
b. Sumber Belajar
a) Buku Guru dan Buku Siswa IPA Kelas VIII Ilmu Pengetahuan
Alam, Kementerian pendidikan dan kebudayaan republik
indonesia 2017.
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1 (2x40 menit)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu Guru Siswa
Pendahuluan 1. Guru mengucapkan
salam
2. Guru meminta ketua
kelas untuk
memimpin doa
3. Guru memeriksa
kehadiran siswa
Apersepsi dan Motivasi:
4. Guru melakukan
apersepsi dengan
mengingatkan siswa
tentang materi nutrisi
5. Guru memberikan
motivasi bertanya
kepada siswa
“Apakah kalian sudah
makan? Makanan apa
saja yang kalian
makan? Apakah
bentuk makanan yang
kalian makan sama
1. Siswa menjawab
salam dari guru
2. Siswa berdoa
dengan dipimpin
ketua kelas
3. Siswa menjawab
pertanyaan yang
diberikan oleh guru
4. Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
20
menit
67
bentuknya ketika
sudah dikeluarkan
dari anus? Terjadi
proses apakah pada
makanan tersebut?”
6. Guru menyampaikan
KD
7. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
8. Guru menyampaikan
kepada siswa materi
yang akan dipelajari
pada pertemuan ini
adalah “Sistem
Pencernaan Manusia”
dengan sub materi
Sruktur dan Fungsi
Sistem Pencernaan
Makanan pada
Manusia.
Kegiatan inti Persiapan atau
pemanasan
1. Guru menampilkan
video tentang sistem
pencernaan manusia
2. Guru menunjuk siswa
secara acak untuk
menceritakan kembali
video tersebut
1. Siswa menonton
video yang telah
disiapkan oleh guru
2. Siswa maju untuk
menjelaskan
50
menit
68
3. Guru menjelaskan
tentang sistem
pencernaan manusia
berdasarkan video
terseut
Memilih permainan
(partisipasi)
4. Guru menjelaskan
bahwa siswa akan
memainkan skenario
tentang sistem
pencernaan
Menata panggung
(ruang kelas)
5. Guru membagi siswa
menajdi 4 kelompok
6. Guru memberikan
skenario sistem
pencernaan manusia
3. Siswa
memperhatikan
penjelasan dari guru
4. Siswa
memperhatikan
penjelasan dari guru
5. Siswa bergabung
bersama
kelompoknya
masing-masing
6. Setiap siswa
mendapatkan
skenario sistem
pencernaan manusia
Penutup 1. Guru menugaskan
siswa untuk
mempelajarai materi
dan skenario sistem
pencernaan manusia
2. Guru mengakhiri
1. Siswa
mendengarkan
penjelasan guru
10
menit
69
pembelajaran dengan
mengajak siswa
berdoa dan
mengucapkan salam
3. Siswa berdoa
dengan dipimpin
oleh ketua kelas
4. Siswa menjawab
salam dari guru
Pertemuan 2 (2x40 menit)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu Guru Siswa
Pendahuluan 1. Guru mengucapkan
salam dan berdoa
bersama
2. Guru menanyakan
kabar siswa dan
memeriksa kehadiran
siswa
3. Guru memperhatikan
kesiapan siswa dalam
menerima pelajaran
1. Siswa menjawab
salam dari guru
dan berdoa
8
menit
Kegiatan inti Menyiapkan pengamat
(observer)
1. Guru menjelaskan alur
role palying pada
sistem pecernaan
1. Siswa
mendengarkan
penjelasan oleh
guru tentang alur
cerita proses
pencernaan
manusia yang akan
diperankan dari
52
menit
70
Memainkan peran
2. Guru memanggil setiap
kelompok untuk
memperagakan
skenario yang sudah
dipersiapkan
Diskusi dan evaluasi
3. Guru meminta siswa
untuk menanggapi
skenario sistem
pencernaan pada
kelompok yang telah
tampil
masing – masing
kelompok
2. Setiap kelompok
yang telah diberikan
skenario yang berisi
sistem pencernaan
manusia akan
memperagakan
skenario yang sudah
dipersiapkan
3. Siswa menanggapi
peragaan skenario
sistem pencernaan
manusia
4. Siswa menjelaskna
kembali proses yang
terjadi daam sistem
pencernaan manusia
yang telah
diperagakan
Penutup 1. Guru mengajak siswa
untuk membuat
kesimpulan
1. Siswa
menyimpulkan
kegiatan
pembelajaran
20
menit
71
72
SKENARIO PERAN SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
Narator : Siswa 1
Nasi : Siswa 2
Rongga Mulut : Siswa 3
Kerongkongan : Siswa 4
Lambung : Siswa 5
Usus Halus : Siswa 6
Usus Besar : Siswa 7
Anus : Siswa 8
Pada suatu hari terdapat sepiring nasi, yang bermanfaat bagi manusia.
Kisah si nasi yang bercerita perjalanan hidupnya, disertai dengan humor-humor
yang segar dan juga pastinya pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua.
Pada suatu hari, beras dibeli oleh seseorang ibu rumah tangga yang cantik.
Setelah itu, dibawa pulang oleh ibu itu, kemudian ibu itu mencucui bersih, untuk
kemudian dimasak menjadi nasi. Setelah masak, nasi yang berwarna putih bersih,
harum dan lezat itu kemudian dikonsumsi oleh keluarga ibu terseut. Nasi tersebut
LAMPIRAN A- 4
Nasi : Hi, namaku nasi, aku merupakan
salah satu bahan makanan pokok
yang dikonsumsi oleh manusia.
Sewaktu aku masih menjadi bibit
padi, aku dirawat oleh para petani,
dan setelah aku berisi, mereka
memanenku dan mengubahku
menjadi beras. Setelah itu kami
dimasukkan ke dalam karung dan
kemudian dipasarkan.
73
berada di piring anak ibu itu, dan anak ibu itu pun memakan nasi dengan lahapnya
dan dimulailah perjalanan nasi di saluran pencernaan manusia.
Gambar 2.2 Rongga Mulut
Sumber: Campbell, 2012
Nasi : Pertama-tama aku masuk ke dalam
mulut, didalam mulut terdapat gigi,
lidah, dan kelenjar ludah. Sewaktu
bertemu para gigi, lidah, dan kelenjar
ludah aku memberi salam dan
menanyakan nama mereka satu
persatu, mereka pun menjawab.
Rongga Mulut : Hai nama ku mulut dalam
sistem pencernaan aku bertugas
mencerna makanan secara
mekanik dan kimiawai.
Didalam rongga ku terdapat
lidah, gigi, dan kelenjar ludah
yang menyekresikan air liur.
Pada lidahku terdapat papilla
yang akan memberikan
informasi tentang rasa
makanan, dan suhu pada
makanan yang masuk ke dalam
ronggaku karena papilla
terhubung dengan jaringan
saraf sensorik. Sedangkan gigi
berperan dalam pencernaan
mekanik karena gigi akan
74
Setelah nasi masuk kedalam mulut dan berkenalan pada gigi, lidah, dan
kelenjar ludah. Kemudian nasi diarahkan mulut menuju ke kerongkongan.
Gambar 2.3 Esofagus dan
Gerakan Peristaltik
Sumber: Campbell, 2012
Kerongkongan : Hai, aku kerongkongan
disini aku berfungsi sebagai
penghubung antara mulut
dan lambung sehingga
makanan yang telah diproses
dimulut dapat menuju
lambung karena aku
dilengkapi dengan otot-otot
yaitu otot lurik dan otot
polos yang tersusun
memanjang dan melingkar
sehingga dapat melakukan
Nasi : Baik terima kasih mulut. Hai
kerongkongan bolehkah kita
berkenalan?
memotong, menyobek, dan
mengunyah makanan yang
masuk. Selanjutnya makanan
akan masuk ke dalam
kerongkongan. Baiklah nasi
kamu akan ku antar ke
kerongkongan.
75
Setelah nasi bertemu dengan kerongkongan dan berkenalan selanjutnya
kerongkomgan akan mengarahkan nasi menuju pada lambung.
Gambar 2.4 Struktur Lambung
pada Manusia
Sumber: Shier, 2010
Nasi : Baiklah terima kasih
kerongkongan. Hai lambung
bolehkah kita berkenalan?
Lambung : Hai, aku lambung. Fungsi
utamaku mencerna
makanan secara mekanik
namun aku juga menerima
makanan dan bekerja
sebagai penampung dalam
jangka waktu pendek.
Semua makanan yang
masuk ketubuhku dicairkan
dan dicampurkan dengan
asam klorida (HCL)
sehingga mempermudah
usus untuk mencernanya,
aku juga berfungsi
kontraksi yang membuat
makanan terdorong menuju
lambung. Baik lah setelah
ini akan aku antar kamu ke
lambung.
76
Setelah nasi bertemu dengan lambung, lambung akan mengarahkan nasi
pada usus halus.
Gambar 2.5 Struktur Usus halus
dan Bagian-bagiannya
Sumber : Longenbaker, 2010.
Nasi : Baiklah terima kasih lambung.
Hai usus halus bolehkah kita
berkenalan?
mengubah protein menjadi
pepton dan protease karena
didalam tubuhku terdapat
enzim pepsin yangdapat
mengubah protein, aku juga
dapat mengumpulkan
kasein dalam susu karena
aku mempunyai enzim
renin dan juga dapat
mencerna lemak karena aku
Usus Halus : Hai, namaku usus halus
aku berfungsi mencerna
secara enzimatik dan
menyerap sari-sari
makanan ke dalam sel
darah karena akau
mempunyai enzim-enzim
yang berasal dari hati,
pancreas, dan sel-sel di
dinding tubuhku. Enzim-
enzim tersebut dapat
memecah molekul –
molekul yang lebih
sederhana
77
Setelah nasi bertemu dan berkenalan dengan usus halus, usus halus
membawa nasi menuju usus besar.
Gambar 2.7 Struktur Usus Besar
pada Manusia Sumber Tortora, 2008
Setelah nasi bertemu dengan usus besar dan menceritakan tentng dirinya,
kemudian usus besar akan membawa nasi menuju anus.
Nasi : Baiklah terima kasih usus halus.
Hai usus besar bolehkah kita
berkenalan?
dan mengabsorpsinya dalam
aliran darah. Kemudian sisa
dari penyerapan akan masuk
kedalam usus besar.
Usus Besar : Hai aku usus besar,
aku berfungsi
mencerna makanan
yang tidak dapat
dicerna dan tidak
dapat diserap oleh
usus halus dan
membusukkannya
karena aku memiliki
bakteri Escherichia
coli.
78
Anus : Hai aku anus, aku adalah saluran terakhir dari proses
pencernaanm aku bertugas mengeluarkan sisa-sisa pencernaan
yang tidak digunkan oleh tubuh.
Lebih kurang dari beberap jam sesudah makan, makanan masuk ke dalam
mulut, sisa makanan yang tak tercerna muncul dibagian akhir saluran pencernaan ,
bersama-sama dengan sisa-sisa kotoran usus lainnya. Anus terdiri atas otot polos
dan otot lurik pada bagian luar. Fases yang terkumpul di rektum akan keluar
melalui anus.
Nasi : Baiklah terima kasih usus
besar. Hai anus bolehkah kita
berkenalan?
79
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMPN 9 PONTIANAK
Mata Pelajaran : ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)
Kelas/Semester : VIII/Ganjil
Materi Pokok : Sistem Pencernaan Manusia
Sub materi : Struktur dan Fungsi Sistem Pencernaan Manusia
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Alokasi Waktu : 4 JP (2 x pertemuan)
A. Kompetensi Inti ( KI )
KI- 1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dan dianutnya.
KI- 2: Menghargai dan menghayati prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli, santun percaya diri, dalam interaksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya (NKRI).
KI- 3: Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI- 4: Mencoba, mengolah, dan menyaji, dalam ranah kongkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifilkasi, dan
membuat) dalam ranah anstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
LAMPIRAN A- 5
80
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5 Menganalisis sistem pencernaan
pada manusia dan memahami
gangguan yang berhubungan
dengan sistem pencernaan, serta
upaya menjaga kesehatan sistem
pencernaan.
3.5.1.
3.5.2.
3.5.3.
Menjelaskan pengertian sistem
pencernaan
Menyebutkan dan menjelaskan
fungsi organ utama dan
tambahan sistem pencernaan
Menjelaskan proses sistem
pencernaan.
4.5 Menyajikan hasil penyelidikan
tentang pencernaan mekanis dan
kimiawi.
C. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik diharapkan dapat melakukan hal hal berikut;
1. Menjelaskan pengertian sistem pencernaan
2. Menyebutkan dan menjelaskan fungsi organ utama dan tambahan sistem
pencernaan
3. Menjelaskan proses sistem pencernaan.
D. Materi Pembelajaran
1. Sruktur dan Fungsi Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia
Organ pencernaan makanan dibedakan menjadi organ utama dan
organ tambahan. Organ utama berupa saluran pencernaan yang dimulai
dari mulut, kerongkongan, lambung, usus kecil, usus besar, rektum, dan
berakhir di anus. Organ tambahan berupa kelenjar pencernaan makanan.
Kelenjar ini berperan membantu dalam mencerna makanan. Kelenjar
pencernaan dalam proses pencernaan berfungsi menghasilkan enzim-
enzim yang digunakan dalam membantu pencernaan makanansecara
kimiawi.
81
a. Organ Pencernaan Utama
- Mulut
Di dalam rongga mulut, terdapat gigi, lidah, dan kelenjar
air liur (saliva). Air liur mengandung mukosa (lendir), senyawa
anti bakteri dan enzim amilase atau dikenal dengan enzim
ptialin. Enzim ini akan memecah molekul amilum menjadi
molekul maltosa.. Pencernaan makanan di rongga mulut terjadi
secara mekanis dan kimiawi.
- Esofagus (Kerongkongan)
Faring adalah saluran yang memanjang dari bagian
belakang ronggamulut sampai ke permukaan kerongkongan
(esofagus). Di dalam lambung terjadi pencernaan mekanis dan
kimia. Secara mekanis otot lambung berkontraksi mengaduk-
aduk bolus. Secara kimiawi bolus tercampur dengan getah
lambung. Getah lambung mengandung, HCl, enzim pepsin, dan
renin.
- Lambung
Di dalam lambung terjadi pencernaan mekanis dan kimiawi.
Secara mekanis otot lambung berkontraksi mengaduk-aduk
bolus. Secara kimiawi bolus tercampur dengan getah lambung.
Getah lambung mengandung, asam klorida (HCl), enzim pepsin,
dan enzim renin. HCl berfungsi untuk menjadikan ruangan
dalam lambung bersifat asam (pH 1-3) sehingga dapat
membunuh kuman yang masuk bersama makanan. Enzim pepsin
akan menghidrolisis (memecah) protein menjadi pepton
(campuran dari polipeptida dan asam amino).
- Usus Halus
Usus halus memiliki panjang sekitar 8,25 meter. Usus halus
terdiri atas tiga bagian yaitu, usus 12. Sekitar 0,25 meter, usus
tengah (jejenum) dengan panjang sekitar 7 meter, dan usus
penyerapan (ileum) dengan panajng sekitar 1 meter. Dalam usus
82
halus terjadi pencernaan secara kimiawi saja. Getah pankreas
mengandung enzim dan Bagian-bagiannya lipase, amilase, dan
tripsin. Enzim lipase akan mencerna lemak menjadi asam lemak
dan gliserol. Amilase akan mencerna amilum menjadi maltosa.
Tripsin akan mencerna protein menjadi polipeptida. Getah
empedu yang dihasilkan hati akan mengemulsikan lemak yakni
membuat lemak agar larut dalam air.
- Usus Besar
Usus besar atau kolon memiliki panjang ± 1 meter dan
terdiri atas
kolon asendens (naik), kolon transversum (mendatar), dan kolon
desendens (menurun) dan berakhir pada anus. Di antara usus
halus dan usus besar terdapat usus buntu (sekum). Pada ujung
sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut umbai cacing
(apendiks) yang berisi massa sel darah putih yang berperan
dalam imunitas. Usus Kolon mendatar besar berfungsi mengatur
kadar air pada sisa makanan. Bila kadar air pada sisa
makanan terlalu banyak, maka dinding usus besar akan
menyerap kelbihan air tersebut. Sebaliknya bila sisa makanan
kekurangan air, maka dinding usus besar akan mengeluarkan air
dan mengirimnya ke sisa makanan. Dalam usus besar terdapat
banyak sekali bakteri Escherichia coli yang membantu
membusukkan sisa makanan.
b. Organ Pencernaan Tambahan
- Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, berada pada
bagian rongga perut sebelah kanan di bawah diafragma. Hati
berperan dalam proses detoksifikasi. Ketika dalam darah
terkandung beberapa zat yang berbahaya dan bersifat racun
maka hati akan menetralisir racun tersebut sehingga tidak
berbahaya bagi tubuh.
83
- Kantung empedu
Kantung empedu merupakan organ yang berada di bawah
hati. Kantung ini akan menyimpan getah empedu yang
dihasilkan oleh hati. Getah empedu berwarna kuning kehijauan
karena mengandung pigmen bilirubin. Bilirubin merupakan
pigmen yang terbentuk dari pemecahan hemoglobin. Getah
empedu akan dikeluarkan ke usus halus dan berperan dalam
mengemulsi lemak. Dengan demikian, lemak akan terpecah
menjadi butiran-butiran kecil sehingga lebih mudah dicerna oleh
enzim pencernaan dan melanjutkan proses pemecahan hingga
dapat diserap oleh tubuh.
- Pankreas
Getah pankreas mengandung sodium bikarbonat (NaHCO3)
dan enzim-enzim pencernaan yang berperan dalam pemecahan
karbohidrat, protein, dan lemak. Pankreas juga merupakan
kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon
insulin ini berfungsi mengatur proses pengubahan glukosa
dalam darah menjadi glikogen yang disimpan dalam hati.
Adanya hormon insulin inilah yang mengontrol keseimbangan
jumlah glukosa dalam darah.
E. Metode Pembeajaran
Model : Make – a Match
Metode : Ceramah dan Diskusi
F. Media Pembelajaran
1. Media
a. LKS
b. PPT Struktur dan Fungsi Sistem Pencernaan Manusia
2. Alat
a. Papan tulis, laptop, LCD , spidol
84
b. Sumber Belajar
a) Buku Guru dan Buku Siswa IPA Kelas VIII Ilmu Pengetahuan
Alam, Kementerian pendidikan dan kebudayaan republik
indonesia 2017.
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1 (2x40 menit)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu Guru Siswa
Pendahuluan 1. Guru mengucapkan
salam
2. Guru meminta ketua
kelas untuk
memimpin doa
3. Guru memeriksa
kehadiran siswa
Apersepsi dan Motivasi:
4. Guru melakukan
apersepsi dengan
mengingatkan siswa
tentang materi nutrisi
5. Guru memberikan
motivasi bertanya
kepada siswa
“Apakah kalian sudah
makan? Makanan apa
saja yang kalian
makan? Apakah
bentuk makanan yang
kalian makan sama
1. Siswa menjawab
salam dari guru
2. Siswa berdoa
dengan dipimpin
ketua kelas
3. Siswa menjawab
pertanyaan yang
diberikan oleh guru
4. Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
15
menit
85
bentuknya ketika
sudah dikeluarkan
dari anus? Terjadi
proses apakah pada
makanan tersebut?”
6. Guru menyampaikan
KD
7. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
8. Guru menyampaikan
kepada siswa materi
yang akan dipelajari
pada pertemuan ini
adalah “Sistem
Pencernaan Manusia”
dengan sub materi
Sruktur dan Fungsi
Sistem Pencernaan
Makanan pada
Manusia.
Kegiatan inti Mengamati
1. Guru menampilkan
video tentang Sistem
Pencernaan Manusia
(organ sera fungsinya)
2. Guru menjelaskan
materi secara garis
besar kepada siswa
1. Siswa membaca
literature atau buku
siswa tentang Sistem
Pencernaan Manusia
2. Siswa
memperhatikan
penjelasan dari guru
50
menit
86
Menanyakan
3. Guru memberikan
kesempatan pada
peserta didik untuk
bertanya yang
berkaitan dengan
materi yang
dijelaskan dan akan di
jawab melalui
kegiatan belajar
Mengeksplorasi
4. Guru menyiapkan dua
kotak kartu, satu
kotak kartu soal dan
satu kotak kartu
jawaban
5. Guru membagi siswa
menjadi 4 kelompok
3. Siswa memberikan
pertanyaan kepada
guru seputar hal-hal
yan belum dipahami
4. Siswa bergabung
bersama
kelomponya
masing-masing
Penutup 1. Guru menugaskan
peserta didik
mempelajari kembali
materi sistem
penernaan
2. Guru mengakhiri
pelajaran dengan
mengajak siswa
berdoa dan
mengucapkan salam
1. Siswa berdoa
dengan dipimpin
oleh ketua kelas
2. Siswa menjawab
salam dari guru
10
menit
87
Pertemuan 2 (2x40 menit)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu Guru Siswa
Pendahuluan 1. Guru mengucapkan
salam
2. Guru meminta ketua
kelas untuk memimpin
doa
3. Guru memeriksa
kehadiran siswa
1. Siswa menjawab
salam dari guru
2. Siswa berdoa dengan
dipimpin ketua kelas
10
menit
Kegiatan inti Mengeksplorasi
1. Guru membagikan
kepada peserta didik
kartu make a match
yaitu kartu soal dan
kartu jawaban
2. Setiap peserta didik
mendapat satu buah
kartu dan kartu
dibagikan secara acak
3. Setiap peserta didik
memikirkan jawaban
atau soal dari kartu
yang dipegang sambil
menyari pasangan yang
mempunyai kartu yang
cocok dengan kartu
(soal maupun jawaban)
1. Siswa mencari
pasangan dari kartu
yang dimilikinya
50
menit
88
4. Setiap peserta didik
yang dapat mecocokan
kartunya sebelum batas
waktu yang ditetapkan
akan mendapatkan poin
5. Setelah satu babak,
guru akan mengulang
kegiatan tersebut
beberapa kali denan
mengkocok lagi kartu
tersebut agar peserta
didik mendapatkan
kartu yang berbeda
Mengasosiasi
6. Setelah melakukan
kegiatan permainan
kartu make a match
guru mengintruksikan
siswa untuk
berdiskusi membaut
kesimpulan
7. Guru membimbing
kelompok dalam
membuat kesimpulan
Mengkomunikasikan
8. Guru meminta siswa
perwakilan
kelompoknya untuk
menyampaikan hasil
kesimpulan mereka
2. Siswa mendiskusikan
hasil dari permainan
yang telah dilakukan
3. Siswa menyampaikan
hasil kesimpulan dari
kelompoknya
4. Siswa lain
89
90
KISI-KISI SOAL DAN JAWABAN MAKE – A MATCH
SOAL JAWABAN
Apa fungsi dari mulut?
Mencerna makanan secara mekanik
dan kimiawi. Di dalam rongga
terdapat gigi, dan kelenjar ludah yang
menyekresikan air liur.
Apa fungsi dari kerongkongan?
Penghubung antara mulut dan
lambung sehingga makanan yang telah
diproses dimulut dapat menuju
lambung. Dilengkapi dengan otot-otot
yaitu otot lurik dan otot polos yang
tersusun memeanjang dan melingkar
sehingga dapat melakukan kontraksi
yang membuat makanan terdorong
menuju lambung.
Apa fungsi dari lambung?
Mengubah protein menjadi pepton dan
protase karena di lambung terdapat
enzim pepsin yang dapat mengubah
protein dan mengumpulkan kasein
dalam susu karena lambung
mempunyai enzim lipase.
LAMPIRAN A- 6
91
Apa fungsi dari usus halus?
Menyerap sari-sari makanan ke dalam
sel darah, usus halus mempunyai
enzim-enzim yang berasal dari hati,
pancreas, dan sel-sel di dinding usus
halus.
Apa fungsi dari usus besar?
Mencerna makanan yang tidak dapat
dicerna dan tidak dapat diserap oleh
usus halus dan membusukkannya.
Apa fungsi dari usus besar?
Saluran terakhir dari proses
pencernaan dan bertugas
mengeluarkan sisa-sisa pencernaan
yang tidak digunakan oleh tubuh.
92
KISI – KISI ANGKET SIKAP SISWA
Nama Sekolah : SMP Negeri 9 Pontianak
No Indikator Sub Indikator Nomor item
Positif Negatif
1. Menerima
a. Disiplin
1
2
2. Menanggapi
a. Percaya diri
3
4
b. Jujur
5
6
c. Menghargai
dan
menghayati
ajaran agama
yang di anut
7
8
3. Menghargai
a. Toleransi
7
10
b. Tanggungjawab
11
12
4.
Organisasi
atau
konseptualisasi
a. Gotong royong
13
14
LAMPIRAN A- 7
93
5. Karakterisasi
nilai
a. Santun
15
16
JUMLAH 8 8
94
ANGKET ASPEK AFEKTIF
Nama Sekolah : SMP Negeri 9 Pontianak
Nama Siswa :
Hari/Tanggal :
Kelas : Eksperimen 1 (Model Pembelajaran Role Playing)
Petunjuk pengisian :
1. Isilah pernyataan-pernyataan dibawah ini sesuai dengan keadaan anda yang
sebenarnya.
2. Cara menjawab dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang sesuai
menurut anda dengan memberi tanda silang checklist (√) pada salah satu
alternatif jawaban yang tersedia yaitu :
a. SS = Sangat setuju
b. S = Setuju
c. TS = Tidak setuju
d. STS = Sangat tidak setuju
3. Jawaban yang anda berikan tidak mempengaruhi nilai akhir anda.
4. Terimakasih atas bantuan dan kerjasama anda.
No Pernyataan SS S TS STS
1 Ketika menggunakan model pembelajaran
role playing saya lebih terib dalam mengikuti
pembelajaran
2 Ketika model pembelajaran role playing
dilaksanakan saya lebih banyak bermain-
main
3 Saya berani presentasi di depan kelas
4 Pada saat persentasi role playing saya takut
untuk presentasi di depan kelas
5 Saya melihat teks skenario role playing pada
saat presentasi di depan kelas
6 Saya tidak melihat teks skenario role playing
pada saat presentasi di depan kelas
7 Saya memberi salam sebelum dan sesudah
LAMPIRAN A- 8
95
menyampaikan pendapat atau presentasi
8 Saya tidak memberi salam sebelum dan
sesudah menyampaikan pendapat atau
presentasi
9 Saya menerima kesepakatan kelompok
meskipun berbeda pendapat
10 Saya tidak menerima kesepakatan kelompok
meskipun berbeda pendapat
11 Saya melaksanakan tugas kelompok dengan
baik
12 Saya malas mengerjakan tugas kelompok
13 Saya aktif dalam kerja kelompok
14 Saya lebih banyak diam pada saat kerja
kelompok
15 Saya mengunakan bahasa yang santun ketika
presentasi di depan kelas
16 Saya tidak menggunakan bahasa yang santun
ketika presentasi di depan kelas
Pontianak, 2019
Siswa,
( )
96
ANGKET ASPEK AFEKTIF
Nama Sekolah : SMP Negeri 9 Pontianak
Nama Siswa :
Hari/Tanggal :
Kelas : Eksperimen 2 (Model Pembelajaran Make – a Match)
Petunjuk pengisian :
1. Isilah pernyataan-pernyataan dibawah ini sesuai dengan keadaan anda yang
sebenarnya.
2. Cara menjawab dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang sesuai
menurut anda dengan memberi tanda silang checklist (√) pada salah satu
alternatif jawaban yang tersedia yaitu :
a. SS = Sangat setuju
b. S = Setuju
c. TS = Tidak setuju
d. STS = Sangat tidak setuju
3. Jawaban yang anda berikan tidak mempengaruhi nilai akhir anda.
4. Terimakasih atas bantuan dan kerjasama anda.
No Pernyataan SS S TS STS
1 Ketika menggunakan model pembelajaran
make - a match saya tertib dalam mengikuti
pembelajaran
2 Ketika model pembelajaran make – a match
dilaksanakan saya tidak serius dalam
mengikuti pembelajaran
3 Saya berani persentasi di depan kelas
4 Saya tidak berani persentasi di depan kelas
5 Pada saat presentasi di depan kelas saya tidak
membawa catatan untuk mendapatkan
jawaban dari kartu soal atau kartu jawaban
yang saya dapat
6 Pada saat presentasi di depan kelas saya
LAMPIRAN A- 9
97
membawa catatan untuk mencari jawaban
kartu soal atau kartu jawaban yang saya
dapat
7 Saya memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat atau presentasi
8 Saya tidak memberi salam sebelum dan
sesudah menyampaikan pendapat atau
presentasi
9 Saya menerima kesepakatan kelompok
meskipun berbeda pendapat
10 Saya tidak menerima kesepakatan kelompok
meskipun berbeda pendapat
11 Saya melaksanakan tugas kelompok dengan
baik
12 Saya malas mengerjakan tugas kelompok
13 Saya aktif dalam kerja kelompok
14 Saya lebih banyak diam pada saat kerja
kelompok
15 Saya mengunakan bahasa yang santun ketika
presentasi di depan kelas
16 Saya tidak menggunakan bahasa yang santun
ketika presentasi di depan kelas
Pontianak, 2019
Siswa,
( )
98
LAMPIRAN A- 10
99
100
101
LAMPIRAN B- 1
102
103
104
105
106
107
LAMPIRAN B- 2
108
109
110
111
112
113
LAMPIRAN B- 3
114
115
116
117
118
113
LAMPIRAN B- 3
114
115
116
117
118
119
LAMPIRAN B- 4
120
121
122
123
LAMPIRAN B- 5
124
125
126
No
Resp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
A-1 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 113 12769
A-2 4 4 3 3 4 4 3 4 4 2 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 107 11449
A-3 4 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 2 2 94 8836
A-4 4 3 3 3 4 4 3 2 3 4 3 2 1 3 4 3 2 4 3 3 4 3 4 4 4 1 4 2 3 2 2 1 95 9025
A-5 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 1 3 4 4 2 2 4 4 4 3 3 101 10201
A-6 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 115 13225
A-7 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 2 4 4 2 2 112 12544
A-8 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 1 4 4 3 4 4 4 3 3 2 4 3 2 2 4 2 108 11664
A-9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 2 3 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 117 13689
A-10 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 4 3 4 3 2 2 2 4 4 2 2 87 7569
A-11 3 3 3 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 1 2 1 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 95 9025
A-12 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 102 10404
A-13 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 2 4 4 3 4 114 12996
A-14 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 4 4 4 4 2 2 4 4 2 3 3 102 10404
A-15 4 3 3 2 4 3 4 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 4 3 4 1 2 1 4 1 3 4 93 8649
A-16 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 2 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 109 11881
A-17 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 2 4 4 3 3 107 11449
A-18 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 1 2 2 1 2 4 2 1 2 2 2 1 89 7921
A-19 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 3 5 3 1 4 2 2 3 4 4 110 12100
A-20 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 105 11025
A-21 3 3 3 3 4 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 4 3 4 102 10404
A-22 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 3 3 114 12996
A-23 3 3 2 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 1 4 2 4 4 4 4 3 4 3 5 2 3 4 4 4 110 12100
A-24 4 3 2 2 2 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 1 4 3 3 4 4 4 99 9801
A-25 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 2 2 3 4 4 4 109 11881
A-26 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 96 9216
A-27 3 3 2 2 3 3 3 2 3 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 2 2 1 3 3 88 7744
A-28 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 2 3 4 112 12544
A-29 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 3 4 3 2 4 4 4 3 3 3 100 10000
A-30 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 111 12321
A-31 3 2 3 3 4 3 3 2 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 97 9409
A-32 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 2 2 2 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 105 11025
A-33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 2 4 3 4 119 14161
A-34 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 101 10201
A-35 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 119 14161
ΣX 122 122 117 107 111 121 119 123 103 125 131 108 109 110 118 101 115 92 119 117 109 106 126 126 124 123 93 121 102 120 116 113 3657 384789
ΣX2
434 401 341 369 433 415 441 321 455 499 350 355 364 412 307 389 272 417 405 353 350 470 464 458 443 281 443 326 434 414 381 374
rxy 0.188 0.596 0.487 0.717 0.344 0.396 0.374 0.689 0.444 0.192 0.724 0.46 0.553 0.352 0.259 0.631 0.219 0.445 0.54 0.624 0.371 0.156 0.502 0.195 0.414 0.119 0.463 0.297 0.157 0.4 0.38 0.376
rtabe l 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349
d Invalid Valid Valid Valid Invalid Valid Valid Valid Valid Invalid Valid Valid Valid Valid Invalid Valid Invalid Valid Valid Valid Valid Invalid Valid Invalid Valid Invalid Valid Invalid Invalid Valid Valid Valid
varians : σi2
-0.973 -2.004 -2.712 0.351 1.499 -1.329 -0.048 -4.743 3.858 0.335 -5.821 -0.297 -0.228 1.059 -4.004 2.194 -4.415 4.766 -1.173 -2.337 -0.665 3.715 -1.004 -1.191 -1.172 -5.993 5.397 -4.11 3.402 -1.125 -1.234 -0.782
s2-Σpq
s2
Reliabilitas0,924
Kesimpulan Tidak Pakai Pakai Pakai Tidak Pakai Pakai Pakai Pakai Tidak Pakai Pakai Pakai Tidak Tidak Pakai Tidak Pakai Pakai Pakai Pakai Tidak Pakai Tidak Pakai Tidak Pakai Tidak Tidak Pakai Pakai Pakai
Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Afektif
Indikator Pernyataan
Menerima Menanggapi Menghargai Organisasi atau konseptulisasi Karakterisasi nilai
Y Y2
Disiplin Santun
76.707
-20.784
Reliabilitas Sangat Tinggi
Percaya diri Jujur Menghargai dan menghayati ajaran agama yang di anaut Toleransi Tanggungjawab Gotong royong
LA
MP
IRA
N C
- 1
127
128
PERHITUNGAN UJI RELIABILITAS ASPEK AFEKTIF SISWA
a. Varians
V = ƩX2 - (Ʃ�)�
�
N
V = 383457- (� ��)�
��
35
V = 383457- 380851,45
35
V = 372575,53
35
V = 10,64
Keterangan:
V = Varians
ƩX2 = Jumlah kuadrat skor yang diperoleh siswa
(ƩX)2 = kuadrat jumlah skor yang diperoleh oleh siswa
N = jumlah siswa (subjek)
b. Reliabilitas
r11 = (�
���)(
��� ��
����)
r11 = (��
����)(
��, ����,���
����)
r11 = (��
��)(
�,���
��, �)
r11 = (1,032) (0,896)
r11 = 0,924
Keterangan:
r11 = Reliabilitas Instrumen
k = Banyak butir pertanyaan
Vt = Varians total
p = Proporsi subyek yang menjawab skor 1
n
q = Proporsi subyek yang menjawab skor 0 (q = 1-p)
LAMPIRAN C- 2
NILAI HASIL ANGKET ROLE PLAYING (EKSPERIMEN I)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
A-1 3 1 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 4 4 51 79.68
A-2 3 4 2 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 53 82.81
A-3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 54 84.37
A-4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 51 79.68
A-5 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 51 79.68
A-6 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 56 87.5
A-7 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 58 90.62
A-8 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 55 85.93
A-9 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 49 76.56
A-10 3 3 3 3 4 4 2 2 3 3 3 4 3 2 3 1 46 71.87
A-11 4 4 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 53 82.81
A-12 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 57 89.06
A-13 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 52 79.68
A-14 4 3 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 89.06
A-15 3 3 4 4 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 4 4 54 82.81
A-16 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62 96.87
A-17 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 51 78.12
A-18 4 3 4 3 3 3 4 3 2 2 3 3 2 1 4 3 47 71.87
A-19 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 63 98.43
A-20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 63 96.87
A-21 4 2 4 3 3 2 4 3 2 2 3 3 2 1 4 3 45 70.3125
A-22 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 52 79.68
A-23 3 4 4 4 3 3 3 1 4 4 4 4 3 4 4 4 56 85.93
A-24 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 52 81.25
A-25 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 58 90.62
A-26 4 4 4 3 3 3 4 4 3 2 4 4 4 2 2 1 51 78.12
A-27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 63 98.43
A-28 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 51 79.68
A-29 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 56 87.5
A-30 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 58 89.06
A-31 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 57 89.06
A-32 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 54 84.37
A-33 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 54 84.37
A-34 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 56 85.93
A-35 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 53 82.81
Jumlah 2951.4
Rata-rata 84.3258
233 247
41.60714286 44.10714286
244
29.04761905
241
27.97619048
235
28.69047619
NILAI ASPEK AFEKTIF SISWA ROLE PALYING (EKSPERIMEN I)
INDIKATOR PERNYATAAN
79.64285714 86.42857143
Toleransi Tanggungjawab
84.28571429
236 223 242
Nama
Menerima
Nilai
Gotong royong SantunDisiplin
Organisasi atau konseptualisasi Karakterisasi nilai
Skor
Percaya diri Jujur Menghargai dan menghayati ajaran agama yang di anut
Menanggapi Menghargai
LA
MP
IRA
N C
- 3
12
9