24
PENILAIAN RANAH AFEKTIF Oleh : Amat Jaedun Pascasarjana UNY

PENILAIAN RANAH AFEKTIF

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PENILAIAN RANAH AFEKTIF. Oleh : Amat Jaedun Pascasarjana UNY. Hakikat Pembelajaran Afektif. Hasil belajar menurut Bloom (1976) mencakup : ranah kognitif , ranah psikomotorik , dan ranah afektif . - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: PENILAIAN RANAH  AFEKTIF

PENILAIAN RANAH AFEKTIF

Oleh :

Amat JaedunPascasarjana UNY

Page 2: PENILAIAN RANAH  AFEKTIF

Hakikat Pembelajaran AfektifHasil belajar menurut Bloom (1976)

mencakup: ranah kognitif, ranah psikomotorik, dan ranah afektif.

Andersen (1981), berpendapat bahwa karakteristik manusia meliputi cara yang tipikal dari: berpikir, berbuat, dan perasaan.

Tipikal berpikir berkaitan dengan ranah kognitif, tipikal berbuat berkaitan dengan ranah psikomotor, dan tipikal perasaan berkaitan dengan ranah afektif.

Page 3: PENILAIAN RANAH  AFEKTIF

Tingkatan Ranah Afektif1. Tingkat receivingPada tingkat receiving atau attending,

peserta didik memiliki keinginan memperhatikan suatu fenomena khusus atau stimulus tertentu.

Tugas pendidik adalah mengarahkan perhatian peserta didik pada fenomena tertentu yang positif. Misalnya, mengarahkan agar peserta didik senang membaca buku, senang bekerjasama, dsb.

Page 4: PENILAIAN RANAH  AFEKTIF

2. Tingkat respondingResponding merupakan partisipasi aktif peserta didik,

yaitu sebagai bagian dari perilakunya. Pada tingkat ini peserta didik tidak saja memperhatikan fenomena khusus tetapi ia juga sudah memberikan reaksi.

Hasil pembelajaran pada ranah ini menekankan pada pemerolehan respons, berkeinginan memberi respons, atau kepuasan dalam memberi respons.

Tingkat yang tinggi pada kategori ini adalah minat, yaitu hal-hal yang menekankan pada pencarian kesenangan thd sesuatu objek atau aktivitas yg khusus. Misalnya: senang membaca buku, senang bertanya, senang membantu teman, senang dengan kebersihan dan kerapian, dan sebagainya.

Page 5: PENILAIAN RANAH  AFEKTIF

3. Tingkat valuingValuing melibatkan penentuan nilai, keyakinan

atau sikap yang menunjukkan derajat internalisasi dan komitmen. Derajat rentangannya mulai dari menerima suatu nilai, sampai pada tingkat komitmen.

Valuing atau penilaian didasarkan pada internalisasi dari seperangkat nilai yang spesifik.

Hasil belajar pada tingkat ini berhubungan dengan perilaku yang konsisten dan stabil berkaitan dgn nilai yg dianut. Dalam tujuan pembelajaran, penilaian ini diklasifikasikan sebagai sikap dan apresiasi.

Page 6: PENILAIAN RANAH  AFEKTIF

4. Tingkat organizationPada tingkat organization, nilai satu

dengan nilai lain dikaitkan, konflik antar nilai diselesaikan, dan mulai membangun sistem nilai internal yang konsisten.

Hasil pembelajaran pada tingkat ini berupa konseptualisasi nilai atau organisasi sistem nilai. Misalnya, pengembangan falsafah hidup seseorang.

Page 7: PENILAIAN RANAH  AFEKTIF

5. Tingkat characterizationTingkat ranah afektif tertinggi adalah

karakterisasi (characterization) nilai.

Pada tingkat ini peserta didik memiliki sistem nilai yg menjadi karakter dirinya, yang akan mengendalikan semua perilaku sampai pada waktu tertentu hingga terbentuk gaya hidup.

Hasil pembelajaran pada tingkat ini berkaitan dengan karakter pribadi, emosi, dan sikap sosial.

Page 8: PENILAIAN RANAH  AFEKTIF

Karakteristik Ranah AfektifLima karakteristik afektif yang penting, yaitu: sikap, minat,

konsep diri, nilai, dan moral.

1. Sikap Sikap merupakan suatu kencendrungan untuk bertindak secara suka atau

tidak suka terhadap suatu objek. Menurut Fishbein dan Ajzen (1975), sikap adalah suatu predisposisi

kepribadian yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang.

2. MinatMenurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir

melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk berusaha memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, minat atau keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.

Page 9: PENILAIAN RANAH  AFEKTIF

Lanjutan Karakteristik Ranah Afektif3. Konsep DiriMenurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu

thd. kemampuan dan kelemahan yang dimilikinya. Penilaian konsep diri dapat dilakukan dengan penilaian diri.

4. NilaiMenurut Rokeach (1968), nilai merupakan suatu keyakinan tentang

perbuatan, tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan buruk.

5.MoralMoral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap

tindakan yang dilakukan diri sendiri, dan berkaitan perasaan dengan orang lain. Misalnya, membohongi orang lain, atau melukai orang lain baik fisik maupun psikis.

Moral juga sering dikaitkan dengan keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan yang berdosa dan berpahala. Jadi, moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang.

Page 10: PENILAIAN RANAH  AFEKTIF

Pengukuran Ranah AfektifMenurut Andersen (1980), ada dua metode yang

dapat digunakan untuk mengukur ranah afektif, yaitu: (1) metode observasi, dan (2) metode laporan diri.

Penggunaan metode observasi didasarkan pada asumsi bahwa karakteristik afektif dapat dilihat dari perilaku atau perbuatan yang ditampilkan dan/atau reaksi psikologis seseorang.

Metode laporan diri berasumsi bahwa yang mengetahui keadaan seseorang adalah dirinya sendiri. Namun, metode ini menuntut kejujuran dalam mengungkap karakteristik afektif diri sendiri.

Page 11: PENILAIAN RANAH  AFEKTIF

Pengembangan Penilaian Aspek Afektif

1. membuat kisi-kisi instrumen2. menulis instrumen3. menentukan skala pengukuran4. menentukan pedoman penskoran5. menelaah (validitas isi) instrumen6. melakukan ujicoba instrumen7. menganalisis hasil ujicoba8. memperbaiki instrumen9. melaksanakan pengukuran10.menafsirkan hasil pengukuran

Page 12: PENILAIAN RANAH  AFEKTIF

Instrumen SikapDefinisi konseptual: Sikap merupakan

kecenderungan merespon secara konsisten baik menyukai atau tidak menyukai suatu objek.

Definisi operasional: sikap adalah perasaan positif atau negatif terhadap suatu objek.

Cara yang mudah untuk mengetahui sikap peserta didik adalah melalui kuesioner.

Page 13: PENILAIAN RANAH  AFEKTIF

Pengembangan Instrumen SikapContoh indikator sikap thd. mata pelajaran matematika

Membaca buku matematikaMempelajari matematikaMelakukan interaksi dengan guru matematikaMengerjakan tugas matematikaMelakukan diskusi tentang matematika

Contoh pernyataan untuk kuesioner:Saya senang membaca buku matematikaTidak semua orang harus belajar matematikaSaya jarang bertanya pada guru tentang pelajaran matematikaSaya tidak senang pada tugas pelajaran matematikaSaya berusaha mengerjakan soal-soal matematika sebaik-

baiknya

Page 14: PENILAIAN RANAH  AFEKTIF

Instrumen minat Definisi konseptual:

Minat adalah keinginan yang tersusun melalui pengalaman yang mendorong individu berusaha mencari objek, melakukan aktivitas, dan keterampilan untuk tujuan memperoleh kepuasan.

Definisi operasional:

Minat adalah keingin-tahuan seseorang tentang keadaan suatu objek, dan atau melakukan aktivitas tertentu.

Page 15: PENILAIAN RANAH  AFEKTIF

Pengembangan Instrumen MinatContoh indikator minat thd pelajaran matematika:

Memiliki catatan pelajaran matematika.Berusaha memahami matematika Memiliki buku matematikaMengikuti pelajaran matematika

Contoh pernyataan untuk kuesioner:Catatan pelajaran matematika saya lengkapSaya selalu menyiapkan pertanyaan sebelum mengikuti

pelajaran matematikaSaya berusaha memahami mata pelajaran matematikaSaya senang mengerjakan soal matematika. Saya berusaha selalu hadir pada pelajaran matematika

Page 16: PENILAIAN RANAH  AFEKTIF

Instrumen konsep diriInstrumen konsep diri bertujuan untuk

mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri.

Definisi konseptual: konsep diri merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri yang menyangkut keunggulan dan kelemahannya.

Definisi operasional: konsep diri adalah pernyataan tentang kemampuan diri sendiri yang terkait dengan sesuatu hal.

Page 17: PENILAIAN RANAH  AFEKTIF

Pengembangan Instrumen Konsep DiriContoh indikator konsep diri:

Memilih mata pelajaran yang mudah dipahamiMemiliki kecepatan memahami mata pelajaranMenunjukkan mata pelajaran yang dirasa sulit

Contoh pernyataan untuk instrumen:Saya sulit mengikuti pelajaran matematikaSaya mudah memahami bahasa Inggris Saya mudah menghafal suatu konsep.Saya mampu membuat karangan yang baikSaya bisa bermain sepak bola dengan baikSaya mampu membuat karya seni yang baikSaya perlu waktu yang lama untuk memahami pelajaran

fisika.

Page 18: PENILAIAN RANAH  AFEKTIF

Instrumen Nilai Nilai seseorang pada dasarnya terungkap melalui

bagaimana ia berbuat atau keinginan untuk berbuat.

Nilai berkaitan dengan keyakinan, sikap dan aktivitas atau tindakan seseorang terhadap sesuatu yg merupakan refleksi dari nilai yang dianutnya.

Definisi konseptual: Nilai adalah keyakinan terhadap suatu pendapat, kegiatan, atau objek.

Definisi operasional: nilai adalah keyakinan seseorang tentang keadaan suatu objek atau kegiatan.

Page 19: PENILAIAN RANAH  AFEKTIF

Pengembangan Instrumen NilaiContoh indikator nilai adalah:

Menyakini keberhasilan peserta didikMenunjukkan keyakinan atas kemampuan guru.Mempertahankan keyakinan akan harapan masyarakat

Contoh pernyataan untuk kuesioner tentang nilai peserta didik:Saya berkeyakinan bahwa prestasi belajar peserta didik sulit

untuk ditingkatkan.Saya berkeyakinan bahwa kinerja pendidik sudah maksimal.Saya berkeyakinan bahwa peserta didik yang ikut bimbingan tes

cenderung akan diterima di perguruan tinggi. Saya berkeyakinan bahwa hasil yang dicapai peserta didik

adalah atas usahanya sendiri.

Page 20: PENILAIAN RANAH  AFEKTIF

Instrumen MoralInstrumen ini bertujuan untuk mengetahui

moral peserta didik.

Contoh indikator moral sesuai dengan definisi tersebut adalah:Memegang janjiMemiliki kepedulian terhadap orang lainMenunjukkan komitmen terhadap tugas-tugasMemiliki Kejujuran

Page 21: PENILAIAN RANAH  AFEKTIF

Pengembangan Instrumen MoralContoh pernyataan untuk instrumen moral:

Bila saya berjanji pada teman, tidak harus menepati.Bila menghadapi kesulitan, saya selalu meminta

bantuan orang lain.Bila ada orang lain yang menghadapi kesulitan, saya

berusaha membantu.Bila bertemu teman, saya selalu menyapanya walau

ia tidak melihat saya.Saya selalu bercerita hal yang menyenangkan

teman, walau tidak seluruhnya benar.Bila ada orang yang bercerita, saya tidak selalu

mempercayainya.

Page 22: PENILAIAN RANAH  AFEKTIF

Skala Instrumen Penilaian AfektifContoh Skala Thurstone: Minat terhadap

pelajaran sejarahNo

PERNYATAAN 7 6 5 4 3 2 1

1. Saya senang belajar Sejarah

2. Pelajaran sejarah bermanfaat

3. Saya berusaha hadir tiap ada jam pelajaran sejarah

4. Saya berusaha memiliki buku pelajaran Sejarah

5. Pelajaran sejarah membosankan

dst

Page 23: PENILAIAN RANAH  AFEKTIF

Sikap thd Mata Pelajaran matematikaNO PERNYATAAN SS S N T

SSTS

1. Pelajaran matematika bermanfaat

2. Pelajaran matematika sulit

3. Tidak semua harus belajar matematika

4. Pelajaran matematika harus dibuat mudah

5. Pembelajaran matematika menyenangkan

Page 24: PENILAIAN RANAH  AFEKTIF

Contoh Skala Beda Semantik

Pelajaran ekonomi

7 6 5 4 3 2 1Menyenangkan Membosanka

nSulit Mudah

Bermanfaat Sia-sia

Menantang Menjemukan

Banyak Sedikit

Dst.