Upload
dangtuyen
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERATURAN GUBERNUR BENGKULU
NOMOR 36 TAHUN 2018
TENTANG
RENCANA AKSI DAERAH TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN/
SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS PROVINSI BENGKULU
TAHUN 2016-2021
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR BENGKULU,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 15 Peraturan
Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan
Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,
Gubernur menyusun Rencana Aksi Daerah Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development
Goals bersama Bupati/Walikota dengan melibatkan
Organisasi Masyarakat, Filantropi, Pelaku Usaha,
Akademisi dan Pihak terkait lainnya;
b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 23 Ayat (4)
Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional Nomor 7 Tahun 2018 tentang Koordinasi,
Perencanaan, Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan
Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,
Gubernur menetapkan Rencana Aksi Daerah Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan dengan Peraturan
Gubernur;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan b maka perlu menetapkan
Peraturan Gubernur tentang Rencana Aksi Daerah
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable
Development Goals Provinsi Bengkulu Tahun 2016-
2021.
SALINAN
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang
Pembentukan Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2828);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Nomor 5587) sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang
Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan
Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968
Nomor 34, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2854);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang
Penguatan Peran Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah
Pusat di Daerah (Lampiran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5107);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
7. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang
Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 136);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017
tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan
Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata
Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 1312) ;
10. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 6 Tahun
2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun
2010 Nomor 6);
11. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 6
Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2016-
2021 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 7 Tahun 2017
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi
Bengkulu Nomor 6 Tahun 2016
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2016-2021
(Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2017
Nomor 7)
12. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 8 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Provinsi Bengkulu (Lembaran Daerah Provinsi
Bengkulu Tahun 2016 Nomor 8);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG RENCANA AKSI
DAERAH TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN/
SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS PROVINSI
BENGKULU TAHUN 2016-2021.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Provinsi Bengkulu
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi
Bengkulu
3. Gubernur adalah Gubernur Bengkulu
4. Rencana Aksi Daerah Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan/Sustainable Development Goals Provinsi
Bengkulu Tahun 2016-2021 yang selanjutnya disebut
dengan RAD TPB/SDGs Provinsi Bengkulu Tahun 2016-
2021 adalah dokumen rencana aksi daerah yang
menjadi landasan bagi pelaksanaan program dan
kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan
pembangunan berkelanjutan di Provinsi Bengkulu
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) RAD TPB/SDGs Provinsi Bengkulu Tahun 2016-2021
dimaksudkan untuk memberikan arah sekaligus
menjadi pedoman bagi seluruh aktor pembangunan
dalam mewujudkan pencapaian target dan indikator
tujuan pembangunan berkelanjutan di Provinsi
Bengkulu.
(2) Aktor pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi Organisasi Kemasyarakatan, Filantropi,
Pelaku Usaha, Akademisi, dan Pemangku Kepentingan
lainnya.
(3) Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable
Development Goals berisi 17 (tujuh belas) tujuan yang
meliputi :
a. tanpa kemiskinan;
b. tanpa kelaparan;
c. kehidupan sehat dan sejahtera;
d. pendidikan berkualitas;
e. kesetaraan gender;
f. air bersih dan sanitasi layak;
g. energi bersih dan terjangkau;
h. pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi;
i. industri, inovasi dan infrastruktur;
j. berkurangnya kesenjangan;
k. kota dan permukiman yang berkelanjutan;
l. konsumsi dan produksi yang berkelanjutan;
m. penanganan perubahan iklim;
n. ekosistem lautan;
o. ekosistem daratan;
p. perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang
tangguh; dan
q. kemitraan untuk mencapai tujuan.
BAB III
SISTEMATIKA
Pasal 3
(1) RAD TPB/SDGs Provinsi Bengkulu Tahun 2016-2021
dituangkan dalam bentuk dokumen yang disusun
dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
:
:
:
:
:
PENDAHULUAN
KONDISI PENCAPAIAN DAN
TANTANGAN PELAKSANAAN SDGs
TARGET DAN ARAH KEBIJAKAN
PENCAPAIAN TPB/SDGs
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN
PELAPORAN
PENUTUP
(2) Dokumen RAD TPB/SDGs Provinsi Bengkulu Tahun
2016-2021 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum pada Lampiran merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
BAB IV
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
Pasal 4
(1) Gubernur melalui Badan Perencanaan, Penelitian dan
Pengembangan Daerah Provinsi Bengkulu melakukan
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RAD TPB/SDGs
Provinsi Bengkulu Tahun 2016-2021.
(2) Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan setiap 6 (enam) bulan sekali atau
sewaktu-waktu bila diperlukan.
(3) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan setiap 1 (satu) tahun sekali atau sewaktu-
waktu bila diperlukan.
Pasal 5
(1) Terhadap RAD TPB/SDGs dapat dilakukan kaji ulang
paling sedikit 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun atau
sewaktu-waktu apabila diperlukan.
(2) Kaji ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan
menghasilkan rekomendasi untuk melakukan
perubahan RAD TPB/SDGs.
(3) Gubernur menetapkan perubahan RAD TPB/SDGs
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Pasal 6
(1) Gubernur menyampaikan laporan pelaksanaan RAD
TPB/SDGs Provinsi kepada Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Menteri Dalam Negeri sekali
dalam 1 (satu) tahun dan sewaktu-waktu apabila
diperlukan.
(2) Laporan pelaksanaan RAD TPB/SDGs sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disusun oleh Badan
Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah
Provinsi Bengkulu.
BAB V
PENUTUP
Pasal 7
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Bengkulu.
Ditetapkan di Bengkulu
pada tanggal 03 Agustus 2018
Plt. GUBERNUR BENGKULU,
ttd,
H. ROHIDIN MERSYAH
Diundangkan di Bengkulu
Pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH PROVINSI BENGKULU,
ttd,
NOPIAN ANDUSTI
BERITA DAERAH PROVINSI BENGKULU TAHUN 2018 NOMOR 36
[1]
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Keselarasan TPB/SDGs dengan RPJMD
Agenda pembangunan Provinsi Bengkulu tercermin dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Bengkulu yang merupakan rencana
pembangunan tahap ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2025. Di dalam RPJMD Provinsi Bengkulu Tahun
2016-2021 ini mengusung Visi pembangunan yaitu “Terwujudnya Bengkulu yang Maju,
Sejahtera, Bermartabat, dan Berdaya Saing Tinggi”, untuk pencapaian visi tersebut maka
dijabarkan ke dalam 8 Misi sebagai berikut :
1. Mewujudkan Pemerintahan yang baik, bersih, transparan dan akuntabel melalui
reformasi tata kelola pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan dasar dalam rangka pengentasan
kemiskinan dan peretasan ketertinggalan
3. Meningkatkan dan memantapkan kapasitas infrastruktur dasar dan infrastruktur strategis
4. Mewujudkan pembangunan kepariwisataan yang tangguh dan pengelolaan sumber daya
alam serta lingkungan yang berkeadilan dan berkelanjutan berbasis keunggulan lokal
5. Mewujudkan pembangunan kemaritiman yang integratif dan berdaya saing
6. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
7. Meningkatkan daya saing kepemudaan dan keolahragaan
8. Mewujudkan masyarakat Bengkulu yang agama, berbudaya, berkesadaran wisata dan
demokratis
Dalam usaha mewujudkan visi dan misi tersebut, Gubernur dan Wakil Gubernur
Bengkulu menetapkan 5 (lima) Program Prioritas Provinsi Bengkulu Tahun 2016-2021 antara
lain :
1. Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan
2. Penguatan Komoditas Unggulan Agro-Maritim dan Hilirisasi
3. Pengembangan Infrastruktur Strategis dan Industrialisasi
4. Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT
5. Visit 2020 Wonderful Bengkulu
Pada kurun waktu yang bersamaan dengan perumusan RPJMD Provinsi Bengkulu
Tahun 2016-2021, seluruh negara – negara di dunia termasuk Republik Indonesia telah
menyepakati agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainables Development
LAMPIRAN
PERATURAN GUBERNUR BENGKULU
NOMOR 36 TAHUN 2018
TENTANG RENCANA AKSI DAERAH
TUJUAN PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN/SUSTAINABLE
DEVELOPMENT GOALS PROVINSI
BENGKULU TAHUN 2016-2021
[2]
Goals sebagai kelanjutan dari agenda Tujuan Pembangunan Millenium atau Millenium
Development Goals (MDGs).
Sidang Umum Perserikatan Bangsa–Bangsa (PBB), secara resmi telah mengesahkan
agenda pembangunan berkelanjutan sebagai kesepakatan pembangunan global. Sehingga,
mulai tahun 2016, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan secara resmi menggantikan Tujuan
Pembangunan Millennium yang telah dilaksanakan selama lima belas tahun sejak tahun 2000
hingga 2015. SDGs berisi seperangkat tujuan transformatif yang disepakati dan berlaku bagi
seluruh bangsa tanpa terkecuali.
Pada dasarnya SDGs hadir sebagai penyempurnaan dari MDGs yang telah selesai kita
laksanakan. Terdapat beberapa perubahan penyempurnaan antara SDGs dan MDGs. Jika kita
melihat dari proses perumusan, SDGs disusun secara bottom up dan lebih komprehensif
melalui proses yang berorientasi kepada partisipasi seluruh lapisan masyarakat. Selain itu,
SDGs juga memuat solusi yang menyeluruh dalam penyelesaian permasalahan ketimpangan
pembangunan, kemiskinan, gender, tata kelola pemerintahan hingga penyelesaian
permasalahan lingkungan hidup secara holistik tanpa adanya diskriminasi.
Salah satu perubahan mendasar yang dibawa oleh SDGs adalah prinsip “no one left
behind, tidak ada seorang pun yang ditinggalkan”. hal ini mengartikan bahwa pembangunan
dalam agenda SDGs yang akan kita lakukan ini harus memberi manfaat bagi semua lapisan
kelompok masyarakat, terutama bagi kelompok masyarakat yang rentan. Selain itu pula, arah
tujuan pembangunan berkelanjutan juga mengandung prinsip yang menekankan kesetaraan
antar negara dan antar warga negara. Pelaksanaan SDGs berlaku secara universal untuk
negara–negara anggota PBB, baik negara maju, miskin, dan negara berkembang.
SDGs terdiri dari 17 Tujuan dan 169 Target yang tercakup dalam dimensi sosial,
ekonomi dan lingkungan serta hukum dan tata kelola. Seluruh tujuan tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Tanpa Kemiskinan
2. Tanpa Kelaparan
3. Kehidupan Sehat dan Sejahtera
4. Pendidikan Berkualitas
5. Kesetaraan Gender
6. Air Bersih dan Sanitasi Layak
7. Energi Bersih dan Terjangkau
8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
9. Industri, Inovasi dan Infrastruktur
10. Berkurangnya Kesenjangan
11. Kota dan Permukiman Berkelanjutan
12. Konsumsi dan Produksu Berkelanjutan
13. Penanganan Perubahan Iklim
14. Ekosistem Lautan
15. Ekosistem Daratan
16. Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh
17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
[3]
Dilihat dari Misi RPJMD Provinsi Bengkulu 2016-2021 maka dapat dilihat kesesuaian
antara RPJMD dan Tujuan dari Pembangunan Berkelanjutan pada tabel berikut ini.
Tabel 1.1
Kesesuaian Antara RPJMD dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
RPJMD Program Prioritas TPB/SDGs
Mewujudkan
pemerintahan yang baik,
bersih, transparan, dan
akuntabel melalui
reformasi tata kelola
pemerintahan yang
berorientasi pada
pelayanan public
Trasnformasi Birokrasi
dan Tata Kelola
Pemerintahan Berbasis IT
T 16
T 17
Perdamaian, Keadilan dan
Kelembagaan yang Tangguh
Kemitraan Untuk Mencapai
Tujuan
Meningkatkan kualitas
dan kuantitas pelayanan
kesejahteraan sosial dan
layanan dasar dibidang
pendidikan, kesehatan
serta perekonomian
rakyat berbasis
keunggulan lokal
Pengentasan Kemiskinan
dan Peretasan
Ketertinggalan
T 1
T 2
T 3
T 4
T 8
Tanpa Kemiskinan
Tanpa Kelaparan
Kehidupan Sehat dan
Sejahtera
Pendidikan Berkualitas
Pekerjaan Layak dan
Pertumbuhan Ekonomi
Meningkatkan dan
memantapkan kapasitas
infrastruktur dasar dan
infrastruktur strategis
Pengembangan
Infrastruktur Strategis dan
Industrialisasi
T 1
T 6
T 7
T 8
T 9
T 10
T 11
T 12
Tanpa Kemiskinan
Air Bersih dan Sanitasi Layak
Energi Bersih dan Terjangkau
Pekerjaan Layak dan
Pertumbuhan Ekonomi
Industri, Inovasi dan
Infrastruktur
Berkurangnya Kesenjangan
Kota dan Permukiman yang
Berkelanjutan
Konsumsi dan Produksi yang
Bertanggungjawab
Mewujudkan
pembangunan
kepariwisataan yang
tangguh dan
pengelolaan sumber
daya alam serta
lingkungan yang
berkeadilan dan
berkelanjutan berbasis
keunggulan lokal
Visit 2020 Wonderful
Bengkulu
T 8
T 13
T 14
T 15
Pekerjaan Layak dan
Pertumbuhan Ekonomi
Penanganan Perubahan Iklim
Ekosistem Lautan
Ekosistem Daratan
Mewujudkan
pembangunan
kemaritiman yang
integratif dan berdaya
saing
Penguatan Komoditas
Unggulan Agro-Maritim
dan Hilirisasi
T 8
T 9
T 10
Pekerjaan Layak dan
Pertumbuhan Ekonomi
Industri, Inovasi dan
Infrastruktur
Berkurangnya Kesenjangan
Pemberdayaan
Perempuan dan
Perlindungan Anak
Pengentasan Kemiskinan
dan Peretasan
Ketertinggalan
T 5 Kesetaraan Gender
[4]
Meningkatkan daya
saing kepemudaan dan
keolahragaan
Pengentasan Kemiskinan
dan Peretasan
Ketertinggalan
T 1
T 4
Tanpa kemiskinan
Pendidikan Berkualitas
Mewujudkan masyarakat
Bengkulu yang agamis,
berbudaya,
berkesadaran wisata dan
demokratis
Pengentasan Kemiskinan
dan Peretasan
Ketertinggalan
Visit 2020 Wonderful
Bengkulu
T 16
T 17
Perdamaian, Keadilan dan
Kelembagaan yang Tangguh
Kemitraan untuk Mencapai
Tujuan
1.2 Komitmen Pelaksanaan Pencapaian TPB/SDGs di Daerah
Pemerintahah Provinsi Bengkulu telah membentuk Tim Koordinsi Daerah Pelaksanaan
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Hal ini dapat dilihat pada Keputusan Gubernur Bengkulu
Nomor R.178.Bappeda Tahun 2018 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Daerah Pelaksanaan
Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Provinsi Bengkulu. Susunan Tim Koordinasi
Daerah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Provinsi Bengkulu terdiri atas Dewan Pengarah,
Tim Pelaksana dan Tim Kelompok Kerja yang dibagi menjadi 4 Pilar Pembangunan.
Sekretariat Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals
Provinsi Bengkulu adalah Bappeda Provinsi Bengkulu yang dutetapkan dengan Keputusan
Kepala Bappeda Provinsi Bengkulu Nomor 81 Tahun 2018.
1.3 Pembiayaan TPB/SDGs di daerah
Provinsi Bengkulu sangat berkomitmen dalam pelaksanaan TPB/SDGs dan
mengupayakan semaksimal mungkin berbagai sumber pembiayaan untuk pendanaan
pelaksanaan TPB/SDGs. Adapun sumber-sumber pembiayaan tersebut berasal dari :
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Pembiayaan dengan menggunakan Dana
APBD Provinsi Bengkulu dapat dilihat berdasarkan program kegiatan dari masing-masing
Organisasi Perangkat Daerah yang mendukung pelaksanaan pencapaian TPB/SDGs di Provinsi
Bengkulu.
Sumber Pembiayaan Non-Pemerintah dari Masyarakat. Dana Sosial seperti Zakat, Infaq
dan Shadaqah yang disampaikan melalui Lembaga Amil Zakat yang ada di Provinsi Bengkulu.
Pelaksanaan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan yang dibiayai melalui skema ini
dilakukan oleh Lembaga Amil Zakat dan BAZNAS Provinsi Bengkulu.
1.4 Metodologi Penyusunan RAD
Sesuai dengan mandat Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan
Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, maka dalam waktu dua belas bulan sejak
diundangkan pada tanggal 10 juli 2017, dokumen Rencana Aksi Daerah (RAD) Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) Provinsi harus
ditetapkan. Perpres merupakan pedoman bagi kementerian/lembaga dan daerah serta juga
merupakan acuan bagi pihak non-pemerintah, oleh karena itu peran setiap dalam penyusunan
dokumen RAD menjadi sangat penting.
[5]
Tahap penyusunan RAD TPB/SDGs dilakukan melalui proses sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Rapat Persiapan Awal Penyusunan Rencana Aksi Daerah Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan/SDGs Provinsi Bengkulu. Pelaksanaan kegiatan
pertama melibatkan pihak OPD Provinsi Bengkulu, Akademisi, Filantropi, Organisasi
Kemasyarakatan dan Media.
2. Selanjutnya Rapat Pemantapan Penyusunan Rencana Aksi Daerah Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan/SDGs Provinsi Bengkulu. Rapat ini merupakan rapat
per pilar pembangunan yang berisi penjelasan mengenai Indikator dan Data yang
diminta dalam rangka melengkapi penyusunan RAD TPB/SDGs.
3. Rapat Penyusunan Rencana Aksi Daerah Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan/SDGs Provinsi Bengkulu bagi unsur Organisasi Perangkat Daerah.
Rapat ini merupakan tahapan tata cara pengisian matriks RAD TPB/SDGs mulai
dari pengisian matriks 1 yang berisi target capaian dan matriks 2 yang berisi
program dan kegiatan yang diisi oleh masing-masing OPD Provinsi Bengkulu dan
Instansi Vertikal yang ada di Provinsi Bengkulu.
4. Rapat Penyusunan Rencana Aksi Daerah Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan/SDGs Provinsi Bengkulu bagi unsur Non Organisasi Perangkat
Daerah. Rapat ini merupakan tahapan tata cara pengisian matriks RAD TPB/SDGs
bagi Para Pemangku Kepentingan lainnya seperti LSM dan Filantropi. Pelatihan
pengisian matriks dilaksanakan untuk menentukan Indikator Provinsi Bengkulu yang
sudah ditetapkan dibandingkan dengan indikator dari masing-masing instansi yang
bisa mencapai target sesuai dengan indikator yang ada dan disusun ke dalam
matriks 3.
5. Proses selanjutnya adalah dilakukan review oleh Sekretariat SDGs Indonesia dan
dilakukan proses publikasi melalui alamat Website dan Twitter Bappeda Provinsi
Bengkulu untuk melihat respon dari semua pihak. Lewat sistem ini, Tim Sekretariat
TPB/SDGs mengajak seluruh platform untuk berkontribusi dalam penyusunan RAD.
6. Terakhir adalah Lauching Rencana Aksi Daerah Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan dimana ditetapkan dengan Peraturan Gubernur.
1.5 Sistematika Rencana Aksi Daerah
Dokumen Rencana Aksi Daerah (RAD) TPB/SDGs Provinsi Bengkulu terdiri atas lima
bagian, sebagai berikut :
Bab Pertama tentang pendahuluan menjelaskan mengenai keselarasan TPB/SDGs
dengan RPJMD Provinsi Bengkulu, Komitmen pelaksanaan pencapaian TPB/SDGs di Provinsi
Bengkulu dan penjelasan mengenai pembiayaan TPB/SDGs di Provinsi Bengkulu. Proses
penyusunan Rencana Aksi Daerah juga menjadi salah satu bagian penting yang dibahas di bab
pertama.
Bab Kedua menjabarkan tentang kondisi pencapaian, permasalahan dan tantangan
yang dihadapi Provinsi Bengkulu untuk beberapa Indikator utama dari setiap Tujuan. Bab ini
menjadi gambaran mengenai data dasar (baseline) dan capaian hingga tahun 2016/2017 sesuai
dengan pengukuran dari masing-masing instansi yang akan menjadi tolak ukur dalam
[6]
penentuan target, program dan kegiatan untuk pencapaian indikator TPB/SDGs hingga tahun
2021.
Bab Ketiga merupakan bab yang menunjukkan arah kebijakan pemerintah Provinsi
Bengkulu yang terdapat dalam RPJMD Provinsi Bengkulu 2016-2021 yang dipadankansetiap
Tujuan TPB/SDGs. Berdasarkan pada arah kebijakan ini maka pemerintha menetapkan
program-program pembangunan untuk pencapaian setiap Tujaun Pembangunan Berkelanjutan
yang telah tertuang didalam dokumen perencanaan baik Rencana Strategis (Renstra)
Organisasi Perangkat Daerah. Bab ini juga menjelaskan garis besar dari program-program non-
pemerintah yang secara lebih rinci tertuang dalam matriks yang ada di lampiran RAD ini.
Bab Keempat menerangkan tentang mekanisme pemantauan, evaluasi dan pelaporan,
serta waktu pelaksanaan pada RAD TPB/SDGs 2016-2021 ini. Bab ini berisi mekanisme
pemantauan, evaluasi dan pelaporan bagi pemerintah dan non-pemerintah. Mekanisme bagi
pemerintah mengacu pada PP No. 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. Sedangkan, mekanisme pemantauan, evaluasi
dan pelaporan bagi pihak non-pemerintah dilakukan berdasarkan self-assessment. Kedua
mekanisme ini nantinya akan disinergikan dan digabungkan sehingga menjadi satu kesatuan
laporan atas pencapaian seluruh target dan indikator TPB/SDGs Provinsi Bengkulu.
Bab Kelima merupakan penutup yang berisi tentang kaidah pelaksanaan TPB/SDGs,
serta upaya dan proses yang dilakukan dalam penyusunan RAD. Bab ini juga menerangkan
tentang kesempatan kaji ulang dari Dokumen RAD TPB/SDGs khususnya untuk keterlibatan
non-pemerintah yang tertuang pada program dan kegiatannya.
[7]
BAB II
KONDISI PENCAPAIAN DAN TANTANGAN PELAKSANAAN SDGs
2.1 Mengakhiri Segala Bentuk Kemiskinan Dimanapun
2.1.1 Mengurangi Kemiskinan di Semua Dimensi.
Tingkat kemiskinan Provinsi Bengkulu menurut data BPS per September 2017 berada
pada angka 15,59% masih berada di bawah rata-rata nasional yaitu 10,12%. Akan tetapi angka
tersebut melebihi dari target RPJMD 2016-2021 dimana target angka kemiskinan berada di
angka 16,63%. Hal ini merupakan peningkatan yang signifikan dimana rentang waktu
September 2016-2017 Provinsi Bengkulu Paling Progresif menurukan tingkat kemiskinan di
Pulau Sumatera dimana Provinsi Bengkulu mampu menekan penurunan Kemiskinan sebesar
1,44% dari 17,03% pada September 2016 menjadi 15,59% pada September 2017.
Gambar 2.1
Kemiskinan Provinsi Bengkulu
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2018
Pada bulan September 2017, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran
per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan) di Provinsi Bengkulu mencapai 302.620 orang
(16,45 persen), berkurang sebesar 22.980 orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada
September 2016 yang sebesar 325.600 orang (17,03 persen). Selama periode September
2016-2017, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan dan pedesaan mengalami
penurunan. Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2016 sebesar
16,16 persen turun menjadi 15,41 persen pada September 2017. Sementara penduduk miskin
di daerah pedesaan turun dari 17,43 persen pada September 2016 menjadi 15,67 persen pada
September 2017.
Selama periode 2009-September 2017, tingkat kemiskinan di Provinsi Bengkulu
mengalami perkembangan yang fluktuatif. Angka kemiskinan terjadi paling tinggi pada tahun
2009 yaitu sebesar 18,59 persen dan pada September 2017 merupakan angka kemiskinan
terendah yaitu menembus 15,59 persen. Selama kurun waktu tersebut, angka kemiskinan di
Provinsi Bengkulu turun sebesar 3 % dengan laju penurunan sebesar 1,17 %.
[8]
Gambar 2.2
Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2018
Kemiskinan merupakan permasalahan yang hampir terjadi di semua daerah. Hal ini
menjadi tantangan tersendiri bagi seluruh daerah dalam hal mengentaskan kemiskinan. Seperti
halnya di Provinsi Bengkulu, permasalahan kemiskinan secara turun temurun menjadi
tantangan untuk pengentasannya. Pada RPJMD Tahun 2016-2021 Provinsi Bengkulu telah
menetapkan 5 Program Prioritas yang merupakan turunan dari Visi dan Misi Gubernur
Bengkulu. Program Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan menjadi program
unggulan dimana Provinsi Bengkulu menargetkan hingga 2021 angka kemiskinaan berada pada
posisi 14,64-14,24 dimana pada bulan september tahun 2017 posisi angka kemiskinan Provinsi
Bengkulu berada pada 15,59. Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi Provinsi
Bengkulu untuk menurunkan lagi angka kemiskinan dengan Program dan Kegiatan yang telah
disusun bersama seperti peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur dan layanan
pemenuhan hak-hak dasar, peningkatan kesempatan kerja dan wirausaha serta meningkatkan
daya beli masyarkat
2.1.2 Sistem Perlindungan Sosial Nasional.
Cakupan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Tahun 2017 dari Data dan
Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2017 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, jumlah
Penerima Bantuan Iuran (PBI) dari dana APBN sebanyak 670.808 penerima dan dana APBD
sebanyak 102.412 penerima.
[9]
Adapun tantangan dan permasalahan pelaksaaan program JKN ini adalah masih ada
masyarakat miskin yang belum memiliki NIK, masih ada Rumah Sakit yang tidak menyediakan
ruangan sesuai dengan kelas peserta, dan aturan dari BPJS yang selalu berubah-ubah dan
belum disosialisasikan kepada masyarakat.
2.1.3 Akses Pelayanan Dasar.
Kesehatan merupakan salah satu pelayanan dasar kepada masyarakat. Pelayanan
kesehatan paling dasar dapat dilihat dari Puskesmas. Jumlah Puskesmas di Provinsi Bengkulu
pada tahun 2016 sebanyak 180 puskesmas yang terdiri dari 45 puskesmas perawatan dan 135
puskesmas non perawatan serta 469 puskesmas pembantu yang tersebar diseluruh
kabupaten/kota se-Provinsi Bengkulu. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 2.3
Jumlah Puskesmas Perawatan dan Non Perawatan menurut Kabupaten/Kota
Di Provinsi Bengkulu Tahun 2016
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu, 2017
Bila mengacu pada konsep wilayah kerja puskesmas dimana sasaran penduduk yang
dilayanai di puskesmas rata-rata adalah 30.000 jiwa penduduk, rasio tersebut di Provinsi
Bengkulu 30.000 jiwa penduduk Provinsi Bengkulu sudah dapat melayani 3 puskesmas atau 1
puskesmas sudah dapat melayani 10.000 jiwa penduduk. Dengan demikian di Provinsi
Bengkulu saat ini masalah sarana puskesmas sudah tercukupi.
[10]
Gambar 2.4
Jumlah Puskesmas Pembantu menurut Kabupaten/Kota
Di Provinsi Bengkulu Tahun 2016
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu, 2017
Untuk Pendidikan, Angka Partisipasi Murni (APM) mengalami kenaikan dimana pada
Tahun 2015 Angka Partisipasi Murni Jenjang Pendidikan SD sebesar 98,10, SLTP sebesar
76,88 dan SLTA sebesar 64,97. Pada tahun 2016 Angka Partisipasi Murni Jenjang Pendidikan
SD sebesar 98,22, SLTP sebesar 77,02 dan SLTA sebesar 65,29, hal ini menandakan tingkat
partisipasi per jenjang pendidikan cukup mengalami kenaikan dan masih menjadi pekerjaan
rumah bersama.
Tabel 2.1
Angka Partisipasi Murni Provinsi Bengkulu
Jenjang Pendidikan Angka Partisipasi Murni (%)
2011 2012 2013 2014 2015 2016
SD 92,6 94,1 97,37 98,03 98,10 98,22
SLTP 68,81 71,97 73,07 76,44 76,88 77,02
SLTA 50,78 50,83 60,32 64,61 64,97 65,29
Sumber : RPJMD Provinsi Bengkulu Tahun 2016-2021
Dari data diatas dapat kita lihat bahwa peningkatan yang cukup signifikan disetiap
jenjang pendidikan diharapkan mampu membuat seluruh anak usia sekolah dapat bersekolah
dan menamatkan hingga SLTA, hal ini menjadi tantangan bagi Pemerintah Provinsi Bengkulu
dalam hal upaya peningkatan Angka Partisipasi Murni disetiap jenjang pendidikan.
Dalam hal penyediaan Air Bersih, Jumlah Penduduk dengan Akses Berkelanjutan
terhadap Air Bersih sebanyak 213 keluarga dari sebanyak 78,287 Penyelengara Air Minum dan
yang memenuhi syarat sebanyak 129 (61 %). Rincian dapat dilihat pada gambar berikut.
[11]
Gambar 2.5
Sarana Akses Berkelanjutan terhadap Air Minum Berkualitas (Layak) yang Digunakan
Di Provinsi Bengkulu Tahun 2016
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu 2017
Gambar 2.6
Persentase Penduduk dengan Akses Berkelanjutan terhadap Air Minum Layak
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun 2016
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu 2017
Dari dua data diatas dapat kita lihat bersama bahwa hampir keseluruhan masyarakat
Provinsi Bengkulu sudah memiliki akses terhadap air minum layak berupa sumur gali terlindungi
dan hanya Kabupaten Kaur yang persentase penduduk dengan akses terhadap air minum layak
terendah dengan persentase sebesar 17 % saja.
[12]
2.2 Menghilangkan Kelaparan, Mencapai Ketahanan Pangan dan Gizi yang baik serta
Meningkatkan Pertanian Berkelanjutan.
2.2.1 Menghilangkan Kelaparan.
Secara umum, rata-rata konsumsi kalori (kkal) dan protein (gram) penduduk Provinsi
Bengkulu sudah berada di atas standar kecukupan yaitu sebesar 2.106,82 kkal dan 57,51 gram.
Rata-rata konsumsi kalori dan protein penduduk perdesaan lebih tinggi dibandingkan penduduk
perkotaan. Terjadi peningkatan konsumsi kalori dan protein pada tahun 2017 dibandingkan
tahun 2016. Peningkatan kalori dan protein tertinggi terdapat pada makanan jadi, yaitu
mencapai 44,86 kkal dan 1,78 gram.
Tabel 2.2
Rata-Rata Konsumsi Kalori (kkal) dan Protein (gram) per Kapita per Hari, Maret 2017
Rincian Kalori Protein
Kota Desa Kota+Desa Kota Desa Kota+Desa
1 2 3 4 5 6 7
Makanan Masak
Di Rumah
1.564,11 1.849,97 1.758,35 44,40 48,97 47,51
Persentase 78,94 85,41 83,46
77,92 84,79 82,61
Makanan dan
Minuman Jadi
417,27 316,02 348,47 12,58 8,78 10,00
Persentase 21,06 14,59 16,54 22,08 15,21 17,39
Jumlah 1.981,38 2.165,98 2.106,82 56,99 57,76 57,51
Persentase 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas 2017
2.2.2 Menghilangkan Kekurangan Gizi.
Kasus Balita Gizi Buruk yang mendapat perawatan di Provinsi Bengkulu mencapai 94
Kasus yang terdiri dari 41 pada anak Laki-Laki dan 53 pada anak perempuan, kasus ini tersebar
di seluruh Kabupaten/Kota dan semua tertangani serta mendapat perawatan dari pemerintah
daerah.
Tabel 2.3
Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan
No Kabupaten/Kota
Kasus Balita Gizi Buruk
Jumlah Ditemukan Mendapat Perawatan
L P L+P L % P % L+ P %
1 Bengkulu Selatan 3 6 9 3 100 6 100 9 100
2 Rejang Lebong 3 12 15 3 100 12 100 15 100
3 Bengkulu Utara 6 9 15 6 100 9 100 15 100
4 Kaur 1 2 3 1 100 2 100 3 100
5 Seluma 11 11 22 11 100 11 100 22 100
6 Mukomuko 2 2 4 2 100 2 100 4 100
7 Lebong 7 3 10 7 100 3 100 10 100
[13]
8 Kepahiang 4 4 8 4 100 4 100 8 100
9 Bengkulu Tengah 2 1 3 2 100 1 100 3 100
10 Kota Bengkulu 2 3 5 2 100 3 100 5 100
Jumlah Provinsi 41 53 94 41 100 53 100 100 100
Sumber: Profil Kesehatan Bengkulu, 2017
2.2.3 Menggandakan Produktivitas Pertanian dan Menjamin Sistem Produksi Pangan
Berkelanjutan.
Pada tahun 2016, rata-rata produksi per hektar padi sawah mencapai 43,91 ku/ha,
sedangkan padi ladang sebesar 25,56 ku/ha. Sedangkan total produksi, padi sawah sebesar
629.224,87 ton dan padi ladang sebesar 12.656 ton. Komoditi palawija yang mengalami
penurunan produksi dibanding pada tahun 2016 adalah ubi kayu yait 70.359 ton dari 80.309 ton
pada tahun 2015. Sedangkan komoditi yang mengalami penurunan produksi dibanding tahun
sebelumnya adalah jagung, ubi jalar, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau.
Tabel 2.4
Luas Panen Dan Produksi Tanaman Pangan Di Provinsi Bengkulu Tahun 2015-2016
Komoditi
2015 2016
Produksi
(Ton)
Luas Panen
(Ha)
Luas Panen
(Ha)
Produksi
(Ton)
Padi Sawah 552.713 120.404 143.326 629.224,87
Padi Ladang 25.941 8.429 4.951 12.656
Jagung 52.784 10.143 22.424 133.901
Ubi Jalar 38.841 2.950 2.035 30.233
Ubi Kayu 80.309 3.573 2.776 70.539
Kacang Tanah 3.630 2.971 2.133 2.057
Kedelai 5.388 4.235 4.002 4.665
Kacang Hijau 662 691 402 399
Sumber : Profil SIPD Provinsi Bengkulu Tahun 2017
2.3 Menjamin Kehidupan yang Sehat dan Meningkatan Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia.
2.3.1 Mengurangi Angka Kematian Ibu.
Angka Kematian Ibu di Provinsi Bengkulu pada Tahun 2016 yaitu sebesar 117 per
100.000 KH, mengalami penurunan yang cukup signifikan dari tahun 2015 yang sebesar 137
per 100.000 KH.
[14]
Gambar 2.7
Angka Kematian Ibu Per-100.000 Kelahiran Hidup di Provinsi Bengkulu
kurun waktu 2010-2016
Sumber: Profil Kesehatan Bengkulu, 2017
2.3.2 Mengurangi Angka Kematian Bayi.
Angka Kematian Bayi di Provinsi Bengkulu pada Tahun 2016 meningkat menjadi 7 per
1000 KH dimana pada Tahun 2015 Angka Kematian Bayi cukup turun signifikan dari 11 per
1000 KH pada tahun 2014 mejadi 6 per 1000 KH.
Gambar 2.8
Angka Kematian Bayi Per-1.000 Kelahiran Hidup di Provinsi Bengkulu
kurun waktu 2010-2016
Sumber: Profil Kesehatan Bengkulu 2017
Dengan peningkatan kualitas kesehatan dan kualitas sarana prasarana kesehatan
diharapkan mampu untuk menekan angka kematian ibu. Peningkatan kesadaran pada Ibu
Hamil dan pelatihan-pelatihan mengenai pentingnya menjaga kesehatan menjadi tantangan
tersendiri dalam hal peningkatan kualitas hidup masyarakat. Pemerintah Provinsi Bengkulu juga
[15]
ikut andil dalam mengurangi angka kematian ibu ini dengan menargetkan pada 2021 angka
kematian ibu dapat dtekan ke angka 111/100.000 kelahiran hidup. Sama halnya dengan
penurunan Angka Kematian Ibu, Penurunan Angka Kematian Bayi juga menjadi target dalam
RPJMD Provinsi Bengkulu 2016-2021. Dengan menargetkan angka kematian bayi dapat turun
hingga 8/1000 kelahiran hidup pada tahun 2021 menjadikan Provinsi Bengkulu harus
mempersiapkan mulai dari peningkatan kualitas hidup masyarakat dan sarana prasarana
kesehatan.
2.3.3 Mengakhiri Epidemi Penyakit Menular.
Kejadian Tuberkulosis di Provinsi Bengkulu sepanjang tahun 2016 ini tercatat sebanyak
14.172 TB Paru suspek. Dari hasil pemeriksaan diketahui ada sebanyak 1.083 penderita TB+,
dan diobati sebanyak 1.328 dengan kesembuhan sebanyak 997 (75 %) penderita. Angka
Kesakitan Malaria dalam bentuk API di Provinsi Bengkulu pada Tahun 2016 sebesar 1,45 per
1000 penduduk, sedangkan Case Fatality Rate (CFR) nya adalah 0,04 dan untuk angka
kesakitan (API) tersebut tidak mengalami perubahan signifikan dimana pada tahun 2015
sebesar 1,40 per 1000 penduduk. Jumlah Kasus HIV yang terjadi di Provinsi Bengkulu
mengalami kenaikan dari 64 kasus pada tahun 2015 menjadi 94 kasus pada tahun 2016, hal ini
menjadi pekerjaan yang besar dalam hal menurunkan jumlah kasus HIV tersebut.
Penurunan jumlah kejadian penyakit-penyakit di Provinsi Bengkulu menjadi salah satu
pekerjaan rumah bagi Pemerintah Provinsi Bengkulu. Hal ini menjadi permasalahan yang urgent
dimana masyarakat diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan terhadap pencegahan
penyakit dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat. Hal ini menjadi
tantangan tersendiri bagi masyarakat dan Pemerintah Provinsi Bengkulu agar bisa
berkolaborasi dalam hal peningkatan kualitas kesehatan hidup masyarakat.
2.3.4 Mengakhiri Kematian Akibat Penyakit Tidak Menular.
Jumlah penderita Obesitas di Provinsi Bengkulu pada tahun 2016 menurut data Profil
Kesehatan terdapat 667 penderita dengan jumlah penderita laki-laki sebanyak 440 dan jumlah
penderita perempuan sebanyak 227 penderita. Untuk penderita Hipertensi/Tekanan Darah
Tinggi di Provinsi Bengkulu berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu terdapat
20.664 kasus pada tahun 2016. Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu jumlah
pemeriksaan leher rahim dan payudara dilakukan pada 2.461 orang, 92 orang diantaranya IVA
Positif dan 35 orang terdapat tumor/benjolan.
2.3.5 Akses Layanan Kesehatan Seksual dan Reproduksi.
Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Provinsi Bengkulu Tahun 2017 sebanyak
322.323 dengan jumlah peserta KB aktif sebanyak 232.002. Adapun persentase peserta aktif
KB menurut metode kontrasepsi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.5
Persentase Peserta KB Aktif menurut Metode Kontrasepsi
Metode Kontrasepsi Jumlah Persentase
IUD 8.128 3,50
MOW 3.464 1,49
MOP 871 0,38
[16]
Implan 31.074 13,39
Suntik 153.541 66,18
Kondom 4.358 1,88
Pil 29.487 12,71
Prevelensi KB Modern 71,64 %
Persentase Peserta PUS Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang 18,77 %
Sumber : Profil Kesehatan Indonesia, 2017
2.3.6 Mencapai Cakupan Kesehatan Universal.
Cakupan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Tahun 2017 dari Data dan
Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2017 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, jumlah
Penerima Bantuan Iuran (PBI) dari dana APBN sebanyak 670.808 penerima dan dana APBD
sebanyak 102.412 penerima. Untuk Jumlah Non Penerima Bantuan Iuran (Non-PBI) dibagi
menjadi Pekerja Penerima Upah sebanyak 301.943, Pekerja Bukan Penerima Upah sebanyak
261.997 dan Bukan Pekerja sebanyak 26.730 sehingga total penerima sebanyak 1.363.890
atau 70,51 % dari Jumlah penduduk Provinsi Bengkulu sebesar 1.934.300 jiwa.
2.3.7 Meningkatkan Pemerataan Distribusi Tenaga Kesehatan, Obat dan Vaksin.
Untuk Pemerataan Tenaga Kesehatan di Provinsi Bengkulu secara keseluruhan maka
diketahui bahwa rasio tenaga kesehatan terbesar adalah rasio tenaga perawat yaitu 179 per
100.000 penduduk dan terkecil adalah rasio teknisi medis dan dokter spesialis gigi yaitu 1 per
100.000 penduduk, hal ini dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2.9
Rasio Tenaga Kesehatan Terhadap 100.000 Penduduk Provinsi Bengkulu Tahun 2016
Sumber : Profil Kesehatan 2017
Kebutuhan akan tenaga kesehatan menjadi tantangan bagi Pemerintah Provinsi
Bengkulu. Pemenuhan kebutuhan tersebut diharapkan mampu memberikan pelayanan
kesehatan bagi setiap penduduk sehingga peningkatan kualiatas kesehatan dan pelayanannya
dapat meningkat secara bertahap.
[17]
Persebaran tenaga kesehatan menurut unit kerja, sebagian besar tersebar di
Puskesmas (termasuk Pustu dan Polindes) yaitu sebesar 58% dan di Rumah Sakit sebesar
42%.
Gambar 2.10
Porsi Sebaran Tenaga Kesehatan menurut Unit Kerja
Di Provinsi Bengkulu Tahun 2016
Sumber : Profil Kesehatan 2017
2.4 Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata Serta Meningkatkan
Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat untuk Semua.
2.4.1 Partisipasi Pendidikan Penduduk Provinsi Bengkulu.
Data Angka Partisipasi Kasar (APK) per jenjang pendidikan pada tahun 2015, jenjang
SD sebesar 116,16 %, jenjang SLTP sebesar 88,23 % dan jenjang SLTA sebesar 82,79 %,
Pada tahun 2016 APK Provinsi Bengkulu menjadi 113,13 % jenjang SD, 90,38 % jenjang SLTP
dan 83,56 % jenjang SLTA.
Tabel 2.6
Angka Paritisipasi Kasar per Jenjang Pendidikan
Jenjang
Pendidikan
Angka Partisipasi Kasar (%)
2011 2012 2013 2014 2015 2016
SD 105,45 107,6 111,36 113,13 116,16 113,13
SLTP 91,33 95,93 85,06 88,23 88,79 90,38
SLTA 67,61 67,42 72,71 79,49 82,79 83,56
Sumber : RPJMD Provinsi Bengkulu 2016-2021
Data Angka Melek Huruf di Provinsi Bengkulu Tahun 2016 adalah 97,75 % dimana
angka melek huruf tertinggi terdapat pada Kota Bengkulu dan terendah pada Kabupaten
Bengkulu Tengah.
[18]
Gambar 2.11
Angka Melek Huruf menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun 2016
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2016
2.4.2 Disparitas Pendidikan antara Perempuan dan Laki-laki.
Menurut data IPG Provinsi Bengkulu 2016, Harapan Lama Sekolah di Provinsi Bengkulu
untuk Laki-laki sebesar 12,87 dan Perempuan sebesar 13,56 selanjutnya Rata-rata Lama
Sekolah untuk Laki-laki sebesar 8,70 dan Perempuan sebesar 7,89. Adapun data penduduk
usia 15 tahun keatas menurut jenis pendidikan tinggi yang ditamatkan dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
Gambar 2.12
Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Pendidikan Tinggi yang
ditamatkan di Provinsi Bengkulu Tahun 2016
Sumber : Profil Gender dan Anak Provinsi Bengkulu Tahun 2016
2.4.3 Kemampuan Siswa Indonesia.
Di Provinsi Bengkulu, persentase penduduk di atas 15 tahun yang memiliki ijazah/STTB
pada tahun 2017 dibagi kedalam beberapa tingkatan. Persentase yang tidak mempunyai ijazah
sebesar 17,37 %, Tingkat SD/MI sebesar 24,49 %, Tigkat SMP/MTs sebesar 21,47 %, Tingkat
SMA/MA sebesar 22,28, Tingkat SMK/MAK 4,03 %, Tingkat Diploma I dan Diploma II sebesar
0,44 %, Tingkat Akademi/Diploma III sebesar 1,58 % dan Tingkat Diploma IV/S1/S2/S3 sebesar
8,34 %.
[19]
2.4.4 Penyelenggaraan Pendidikan di Satuan Pendidikan.
Akreditasi Sekolah dibagi per jenjang dimana Akreditasi SD di Provinsi Bengkulu pada
tahun 2015 dari 1.330 yang belum terakreditasi sebanyak 185 SD atau 13,91 %, untuk jenjang
SMP pada tahun 2015 dari total 406 SLTP yang belum terakreditasi sebanyak 70 SLTP dan
untuk jenjang SLTA dengan jumlah total 123 SLTA pada tahun 2015 hanya 3 SLTA yang belum
terakreditasi. Hal ini menjadi salah satu prioritas daerah dalam rangka peningkatan akreditasi
bagi sekolah-sekolah yang belum mendapatkan akreditasi.
Tabel 2.7
Data Akreditasi Sekolah Provinsi Bengkulu Jenjang Pendidikan Tahun 2015
Jenjang Pendidikan Jumlah Sekolah Sudah Terakreditasi Belum Terakreditasi
Sekolah Dasar 1.330 1.145 185
Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama 406 336 70
Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas 123 120 3
Jumlah 1.859 1.601 258
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu 2016
2.4.5 Kualitas Guru, Dosen dan Tenaga Pendidikan.
Untuk jumlah guru disetiap jenjang pendidikan di Provinsi Bengkulu dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 2.8
Jumlah Guru di Provinsi Bengkulu
No Wilayah SD SMP SMA SMK
Jml L P Jml L P Jml L P Jml L P
1 Kota Bengkulu 1,89 375 1,515 1,147 331 816 805 251 554 689 239 450
2 Kab. Bengkulu
Utara 2,449 734 1,715 1,05 333 717 500 179 321 351 143 208
3 Kab. Rejang
Lebong 1,754 523 1,231 875 296 579 454 170 284 392 182 210
4 Kab. Bengkulu
Selatan 1,351 492 859 650 268 382 501 217 284 189 76 113
5 Kab. Muko-
muko 1,407 424 983 629 213 416 412 161 251 188 73 115
6 Kab. Seluma 1,508 548 960 633 243 390 279 119 160 124 42 82
7 Kab. Kaur 1,113 419 694 449 197 252 240 98 142 138 68 70
8 Kab.
Kepahiang 955 259 696 449 136 313 240 78 162 177 80 97
9 Kab. Bengkulu
Tengah
924 305 619 520 158 362 250 86 164 104 41 63
10 Kab. Lebong 810 271 539 363 130 233 167 62 105 155 63 92
Total 14,161 4,350 9,811 6,765 2,305 4,460 3,848 1,421 2,427 2,507 1,007 1,500
Sumber : Dapodikdasmen
2.5 Mencapai Kesetaraan Gender dan Memberdayakan Kaum Perempuan
2.5.1 Penghapusan Segala Bentuk Kekerasan terhadap perempuan.
Jumlah Korban dari kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Provinsi
Bengkulu pada tahun 2016 dibagi dalam jenis kekerasan yang dilakukan antara lain, Kekerasan
Fisik sebanyak 158 korban, Kekerasan Psikis sebanyak 31 korban, Kekerasan Seksual
[20]
sebanyak 159 korban, Kekerasan Eksploitasi sebanyak 3 korban, Kekerasan Penelantaran
sebanyak 6 korban, Kekerasan Traficking sebanyak 3 korban dan Kekerasan Lainnya sebanyak
8 korban.
Gambar 2.13
Jumlah Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Provinsi Bengkulu
Sumber : Profil Gender dan Anak Provinsi Bengkulu Tahun 2016
2.5.2 Menjamin Partisipasi Penuh dan Efektif serta Kesempatan yang Sama Bagi
Perempuan untuk Memimpin.
Keterlibatan perempuan didalam berbagai aspek sekarang mulai digalakkan dimana
dengan adanya keterlibatan perempuan diharapkan mampu memberikan warna tersendiri
didalam pengambilan kebijakan atau menuntaskan suatu permasalahan. Di Provinsi Bengkulu
keterlibatan perempuan dapat dilihat dari aspek legislatif, yudikatif dan eksekutif yang bisa
dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2.14
Persentase Anggota DPRD Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
di Provinsi Bengkulu Tahun 2016
Sumber : Profil Gender dan Anak Provinsi Bengkulu Tahun 2016
Dari data diatas dapat kita lihat hampir keseluruhan DPRD di Provinsi Bengkulu
mempunyai keterwakilan oleh kaum perempuan, walaupun masih dalam angka yang relatif kecil
namun keterlibatan dari perempuan juga diharapkan mampu memberikan sumbangsih dan
pemikiran yang dilihat dari sisi perempuan dalam hal pembangunan daerah.
96 86,7 93,3 92 83,3 9276 80 80 71,4 84,4
4 13,3 6,7 8 16,7 824 20 20 28,6 15,6
0
20
40
60
80
100
120
Laki-Laki Perempuan
[21]
Gambar 2.15
Persentase Perempuan dan Laki-Laki yang duduk di Lembaga Yudikatif (Kejaksaan)
Menurut Eselon Tahun 2016
Sumber : Profil Gender dan Anak Provinsi Bengkulu Tahun 2016
Gambar 2.16
Persentase Keterwakilan Perempuan di lembaga Eksekutif
Menurut Eselon di Provinsi Bengkulu Tahun 2016
Sumber : Profil Gender dan Anak Provinsi Bengkulu Tahun 2016
Dalam aspek yudikatif dan eksekutif juga dapat dilihat bahwa keterlibatan perempuan di
aspek ini diharapkan mampu memberikan warna tersendiri dalam pengambilan suatu keputusan
atau kebijakan. Hal ini menandakan bahwa perempuan diberikan kesempatan yang sama
seperti halnya laki-laki dan diharapkan bisa membuat kemajuan disatuan bidangnya masing-
masing. Tantangan tersendiri bagi perempuan dalam rangka keterlibatannya untuk membuat
terobosan dan pemikiran demi kemajuan daerah bersama-sama.
2.5.3 Meningkatkan Penggunaan Teknologi.
Telepon genggam menjadi kebutuhan yang tak terterbendung lagi dimana hampir setiap
orang sekarang memiliki telepon genggam. Sama halnya di Provinsi Bengkulu persentase
penduduk berumur 5 tahun ke atas yang menguasai/memiliki Telepon Selular menurut data
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Laki-Laki Perempuan
75%
25%
51% 49%
Struktural
Fungsional
812
25
74
36
63
0
10
20
30
40
50
60
70
80
2015 2016
Eselon II
Eselon III
Eselon IV
[22]
Badan Pusat Statistik untuk Laki-laki sebesar 65,70 % dan Perempuan sebesar 50,62 %. Untuk
penggunaan telepon selular persentasenya bagi Laki-laki sebesar 76,31 % dan Perempuan
sebesar 69,19 %.
2.5.4 Kebijakan dan Perundang-Undangan Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan
Perempuan.
Provinsi Bengkulu sudah mengeluarkan peraturan daerah mengenai pengarusutamaan
gender. Hal ini dapat dilihat pada Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 02 Tahun 2016
tentang Pengarusutamaan Gender. Pengarusutamaan gender ini merupakan strategi yang
dibangun untuk mengintegrasikan gender menjadi satu dimcnsi integral dari perencanaan,
penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan, program dan kegiatan
pembangunan di daerah sehingga dengan dikeluarkannya peraturan daerah ini diharapkan
kebijakan dan program kegiatan yang ada di Provinsi Bengkulu sudah memikirkan mengenai
keterlibatan perempuan dan pemberdayaan perempuan.
2.6 Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi Layak
2.6.1 Menjamin Penyediaan Akses Air Minum Layak dan Terjangkau.
Jumlah Penduduk dengan Akses Berkelanjutan terhadap Air Bersih sebanyak 213
keluarga dari sebanyak 78,287 Penyelengara Air Minum dan yang memenuhi syarat sebanyak
129 (61 %). Rincian dapat dilihat pada gambar ini.
Gambar 2.17
Sarana Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas (Layak) yang Digunakan
Di Provinsi Bengkulu Tahun 2016
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu 2017
[23]
Gambar 2.18
Peresentase Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Layak
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun 2016
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu 2017
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa peran pemerintah dalam hal pemenuhan
akses terhdapa air minum layak masih harus ditingkatkan dan menjadi tantangan bagi
Pemerintah Provinsi Bengkulu bagaimana caranya agar setiap penduduk di Provinsi Bengkulu
dapat menikmati akses terhadap pemenuhan air minum layak.
2.6.2 Menjamin Penyediaan Sanitasi Layak dan Terjangkau.
Dari 1.908.793 jumlah penduduk di Provinsi Bengkulu pada tahun 2016 sebanyak
1.613.812 (85%) yang memiliki akses sanitasi layak dengan fasilitasi yang digunakan antara lain
: Komunal sebanyak 7.384, Leher angsa 1.150.782, Plengsengan 30.079 dan Cemplung
sebanyak 47.117.
Gambar 2.19
Persentase Penduduk Pengguna Akses terhadap Fasiliitas Sanitasi yang Layak
di Provinsi Bengkulu Tahun 2016
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun 2016
[24]
Peningkatan kesadaran kepada masyarakat terhadap sanitasi juga menjadi tantangan
tersendiri bagi pemerintah dimana dengan peningkatan kesadaran tersebut dapat mengurangi
berbagai permasalahan terhadap peningkatan akses sanitasi dan menghilangkan efek negatif
dari sanitasi yang tidak layak.
2.6.3 Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Dari 1.519 desa yang ada di Provinsi Bengkulu desa yang sudah melaksanakan STBM
sebanyak 674 (44%), Desa Stop BABS sebanyak 251 (17%) dan Desa STBM sebanyak 244
(16%). Desa di Kabupaten/Kota yang melaksanakan STBM dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.9
Desa yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Provinsi Bengkulu Tahun 2016
No Kabupaten/Kota
Jumlah
Desa/
Kelurahan
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Desa
Melaksanakan
STBM
Desa Stop
BABS Desa STBM
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Bengkulu Selatan 158 42 27 32 20 3 2
2 Rejang Lebong 156 103 66 17 11 103 66
3 Bengkulu Utara 220 51 23 39 18 37 17
4 Kaur 195 22 11 0 0 22 11
5 Seluma 202 77 38 0 0 77 38
6 Mukomuko 151 152 101 100 66 1 1
7 Lebong 109 0 0 59 54 0 0
8 Kepahiang 117 34 29 1 1 1 1
9 Bengkulu Tengah 144 143 99 0 0 0 0
10 Kota Bengkulu 67 50 75 3 4 0 0
Jumlah 1.519 674 44 251 17 244 16
Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu
2.6.4 Peningkatan Sistem Pengelolaan Lumpur Tinja.
Persentase rumah tangga menurut kabupaten/kota dan tempat pembuangan akhir tinja
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.10
Persentase Rumah Tangga menurut Kabupaten/Kota dan Tempat Pembuangan Akhir Tinja
Tahun 2017
Kabupaten/Kota Tangki
Septik
IPAL Kolam/Sawah/
Sungai/
Danau/Laut
Lubang
Tanah
Pantai/Tanah
Lapang/Kebun
Lainnya
Bengkulu Selatan
55,06 0,59 0,67 43,68 0,00 0,00
Rejang Lebong 50,36 0,19 5,33 43,98 0,14 0,00
Bengkulu Utara 9,20 0,27 2,16 87,68 0,39 0,30
Kaur 50,01 0,64 1,45 47,05 0,86 0,00
Seluma 19,46 0,00 2,73 77,81 0,00 0,00
Mukomuko 60,48 2,61 0,80 36,11 0,00 0,00
Lebong 30,23 0,00 25,84 42,33 0,00 1,60
[25]
Kepahiang 20,49 0,00 2,78 76,73 0,00 0,00
Bengkulu Tengah
56,19 1,99 2,83 38,98 0,00 0,00
Kota Bengkulu 92,72 0,00 1,94 0,73 0,00 4,61
Provinsi Bengkulu
49,44 0,50 3,42 45,37 0,12 1,14
Sumber : Badan Pusat Statistik
2.6.5 Peningkatan Kualitas Air Sungai dan Danau sebagai Air Baku.
Indeks kualitas air di Provinsi Bengkulu menurut data Statistik Lingkungan Hidup
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tercatat pada tahun 2014 sebesar 62,67, tahun
2015 sebesar 61,67 dan pada tahun 2016 sebesar 60,33.
2.6.6 Jumlah DAS yang dilindungi mata airnya dan dipulihkan kesehatannya
Provinsi Bengkulu mempunyai Daerah Aliran Sungai Ketahun, pelaksanaan
perlindungan Daerah Aliran Sungai di Provinsi Bengkulu sesuai data Statistik Lingkungan Hidup
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tercatat pembangunan DAM Pengendali sudah
dilakukan pada tahun 2012 sebanyak 3 buah, 2013 sebanyak 2 buah dan 2014 sebanyak 6
buah. Pembangunan DAM penahan dilakukan pada tahun 2012 sebanyak 11 buah, 2013
sebanyak 4 buah dan tahun 2014 sebanyak 3 buah. Dan pembangunan sumur resapan
dilakukan sebanyak 26 buah pada tahun 2012 dan 54 buah pada tahun 2013.
2.7 Energi Bersih dan Berkelanjutan
2.7.1 Kebutuhan Energi Daerah.
Infrastruktur kelistrikan dalam upaya untuk mencukupi kebutuhan listrik di Provinsi
Bengkulu terus diupayakan, baik melalui peningkatan kinerja pembangkit listrik tenaga diesel
yang telah ada, penambahan mesin-mesin pembangkit listrik baru, serta melalui pemanfaatan
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Untuk Rasio Elektrifikasi di Provinsi Bengkulu mencapai
91,74% hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.11
Rasio Elektrifikasi Provinsi Bengkulu Tahun 2017
Kabupaten Jumlah RT RT Berlistrik
RE PLN (%)
RE NON PLN (%)
RE (%) PLN
Non PLN
Muko muko 43.140 38.039 667 88,18 1,55 89,72
Bengkulu Utara 76.737 57.721 712 75,22 0,93 76,15
Kota 82.952 100.756 - 121,46 0,00 121,46
Bengkulu Tengah 26.885 20.911 619 77,78 2,30 80,08
Kepahiang 33.894 32.542 642 96,01 1,89 97,91
Rejang Lebong 71.634 59.284 742 82,76 1,04 83,80
Lebong 29.562 24.343 951 82,35 3,22 85,56
Seluma 48.402 38.039 1.037 78,59 2,14 80,73
Bengkulu Selatan 38.260 37.325 667 97,56 1,74 99,30
Kaur 29.167 25.068 860 85,95 2,95 88,89
Jumlah 480.633 434.028 6.897
91,74
Sumber : Dinas ESDM Provinsi Bengkulu
[26]
Listrik di Provinsi Bengkulu sudah mencapai ke desa-desa dan target dari PLN di
Provinsi Bengkulu adalah mengaliri listrik di seluruh desa yang ada, adapun rasio desa berlistrik
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.12
Rasio Desa Berlistrik Provinsi Bengkulu 2017
Kabupaten Jumlah
Kecamatan
Jumlah Desa/Kel
RDB Rasio Desa
Belum Berlistrik Berlistrik
Belum Berlistrik
Total
Muko muko 12 149 3 152 98,03 1,97
Bengkulu Utara 18 223 1 224 99,55 0,45
Kota 9 67 - 67 100,00 100,00
Bengkulu Tengah 10 143 - 143 100,00 100,00
Kepahiang 12 116 1 117 99,15 0,85
Rejang Lebong 15 156 - 156 100,00 100,00
Lebong 12 108 1 109 99,08 0,92
Seluma 10 198 4 202 98,02 1,98
Bengkulu Selatan 10 158 1 159 99,37 0,63
Kaur 14 194 1 195 99,49 0,51
Jumlah 122 1512 12 1524 99,21 0,79
Sumber : Dinas ESDM Provinsi Bengkulu
2.7.2 Produksi dan Penggunaan Energi.
Penggunaan Energi di Provinsi Bengkulu dengan jumlah pelanggan sebanyak 457.071
dan dengan Produksi Listrik 934.167.000 kWh menjadi tantangan tersendiri dalam pemenuhan
kebutuhan akan listrik tersebut. Jumlah pelanggan dan produksi listrik dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 2.13
Jumlah Pelanggan, Produksi Listrik tiap Cabang (Unit)
di Provinsi Bengkulu Tahun 2016
Kabupaten/Kota/Lokasi Pelanggan Produksi Listrik (000 kWh)
Rayon Teluk Segara/Kota Bengkulu 45.719 151.934
Rayon Tais/Seluma 35.375 63.819
Rayon Nusa Indah/Kota Bengkulu 69.001 207.625
Rayon Curup/Rejang Lebong 68.736 98.363
Rayon Kepahiang/Bengkulu Tengah 45.270 70.771
Rayon Muara Aman/Lebong 23.360 39.613
Rayon Manna/Bengkulu Selatan 46.628 77.996
Rayon Arga Makmur/Bengkulu Utara 57.203 98.727
Rayon Mukomuko/Mukomuko 40.675 79.529
Rayon Bintuhan/Kaur 25.104 45.792
Jumlah 457.071 934.167
Sumber: Bengkulu Dalam Angka 2017
[27]
2.7.3 Energi Baru dan Terbarukan (EBT)
Sesuai Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi
Nasional (RUEN), Provinsi Bengkulu mempunyai berbagai potensi sumber daya alternatif
diantaranya Provinsi Bengkulu mempunyai Sumber Daya Batubara sebanyak 192,1 juta ton
dengan cadangan sebanyak 19 juta ton. Potensi sumber daya panas bumi sebesar 580 MW
dengan cadangan sebesar 780 MW. Potensi Bioenergi di Provinsi Bengkulu mencapai angka
633 MW Biomass/Biofuel dan Biogas sebesar 11,8 MW. Potensi tenaga surya di Provinsi
Bengkulu berada pada angka 3.475 MW dan Potensi Bayu berada pada angka 1.513 MW. Hal
ini tentunya menjadi salah satu tantangan untuk pemerintah khususnya Pemerintah Provinsi
Bengkulu untuk memanfaatkan dan mengembangkan segala potensi yang ada di Provinsi
Bengkulu secara maksimal dan berkelanjutan.
2.8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
2.8.1 Perkembangan Ekonomi Makro.
Pada Tahun 2015 PDRB Provinsi Bengkulu atas dasar harga berlaku telah mencapai
50,34 triliun rupiah, sedangkan PDRB atas dasar konstan 2010 sebesar 38,07 triliun rupiah.
Sedangkan pada tahun 2016 PDRB Provinsi Bengkulu atas dasar harga berlaku telah mencapai
55,40 triliun rupiah, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2010 sebesar 40,08 triliun
rupiah. Dan untuk pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bengkulu mengalami kenaikan dari tahun
2015 sebesar 5,13 persen menjadi 5,30 persen di tahun 2016.
Tabel 2.14
PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu Tahun 2012-2016
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
PDRB ADHB (Milliar
Rupiah)
36.207,6 40.565,5 45.389,9 50.337 55.402,5
PDRB ADHK 2010
(Milliar Rupiah)
32.363 34.326,4 36.206,7 38.067,5 40.082,9
Jumlah Penduduk
(Orang)
1.783.725 1.814.357 1.844.788 1.874.900 1.904.793
PDRB Per Kapita
(Rupiah)
20.298.912 22.358.053 24.604.401 26.847.196 29.085.841
Pertumbuhan
Ekonomi (%)
6,83 6,07 5,48 5,13 5,3
Sumber : Bengkulu Dalam Angka 2017
2.8.2 Penciptaan Lapangan Kerja yang Layak dan Produktif.
Peningkatan tenaga kerja dan lapangan pekerjaan menjadi salah satu tugas dari
Pemerintah, dimana harus dipikirkan bagaimana meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan
cara memberikan pelatihan dan lapangan pekerjaan agar masyarakat. Penciptaan lapangan
pekerjaan bisa dilakukan dengan cara melihat tingkat pengagguran di suatu daerah, semakin
tinggi tingkat penganggurannya maka semakin tinggi tingkat penciptaan lapangan pekerjaan.
[28]
Persentase penduduk provinsi bengkulu dalam hal lapangan kerja utama dan tingkat
pengangguran di Provinsi Bengkulu dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2.20
Persentase Penduduk dilihat dari Lapangan Kerja Utama
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Bengkulu
Lapangan kerja yang terbanyak masih dipegang oleh Bidang Pertanian yang hampir
setiap tahun masih menempati jumlah terbanyak. Untuk tingkat partisipasi angkatan kerja dan
tingkat pengangguran terbuka dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2.21
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka
Provinsi Bengkulu
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2017
Dari data diatas dapat dilihat bahwa hampir sebagian besar masyarakat Provinsi
Bengkulu masih bekerja dibidang pertanian dan tingkat pengangguran terbuka sudah semakin
menurun hal ini menjadi tantangan bagi Pemerintah Provinsi Bengkuku bagaimana bisa
menghilangkan pengangguran dan meningkatakan partisipasi angkatan kerja.
[29]
2.8.3 Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
Adapun jumlah UMKM di Provinsi Bengkulu dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 2.15
Jumlah Usaha/Perusahaan menurut Kabupaten/Kota dan Skala Usaha
Di Provinsi Bengkulu Tahun 2017
Wilayah Skala Usaha
Jumlah Distribusi (%) UMK UMB
Bengkulu Selatan 15.837 163 16.000 8,00
Rejang Lebong 27.202 235 27.437 13,72
Bengkulu Utara 26.462 239 26.665 13,33
Kaur 10.395 45 10.440 5,22
Seluma 18.914 91 19.005 9,50
Mukomuko 20.953 198 21.151 10,58
Lebong 11.267 58 11.325 5,66
Kepahiang 13.231 86 13.317 6,66
Bengkulu Tengah 10.726 61 10.787 5,39
Kota Bengkulu 42.608 1.269 43.877 21,94
JUMLAH 197.559 2.445 200.004 100,00
Sumber: Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bengkulu
2.8.4 Peningkatan Pariwisata.
Pariwisata menjadi salah satu objek dalam pembangunan berkelanjutan dimana dengan
adanya pembangunan pariwisata bisa menjadi salah satu sumber pendapatan daerah dan
pergerakan ekonomi masyarakat. Pariwisata Provinsi Bengkulu terdiri atas Pariwisata Alam,
Budaya dan Sejarah. Dilihat dalam laju pertumbuhan riil PDRB sektor Pariwisata menyumbang
9,39 % dari keseluruhan PDRB Provinsi Bengkulu pada tahun 2016.
Data wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Bengkulu berdasarkan data BPS dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.16
Wisatawan Mancanegara dan Domestik yang datang menurut Klasifikasi Hotel
di Provinsi Bengkulu
Tahun
Wisatawan
Mancanegara Wisatawan Domestik Jumlah
Bintang Melati Bintang Melati Bintang Melati
2012 380 171 47.728 255.465 44.108 255.636
2013 541 255 54.141 195.428 54.682 195.685
2014 652 178 104.999 256.577 105.651 256.757
2015 584 254 76.843 289.207 77.427 289.461
2016 593 255 110.098 381.895 110.691 382.150
Sumber: Bengkulu Dalam Angka 2017
[30]
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di provinsi Bengkulu pada April 2018
tercatat 66,30 persen, naik 4,29 poin dibanding TPK hotel pada Maret 2018 yang tercatat
sebesar 62,01 persen. Namun bila dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2017,
TPK hotel naik sebesar 14,30 poin Bila diamati menurut klasifikasi hotel bintang, di Provinsi
Bengkulu hanya terdapat tiga klasifikasi, yaitu hotel bintang 1 dengan TPK sebesar 30,89
persen, hotel bintang 2 sebesar 78,38 persen, dan hotel bintang 3 sebesar 66,63 persen.
Sementara pada bulan Maret 2018 hotel bintang 1 dengan TPK sebesar 18,79 persen, hotel
bintang 2 sebesar 63,79 persen, dan hotel bintang 3 sebesar 67,09 persen.
Secara agregat, rata-rata lama menginap tamu (RLMT) pada hotel berbintang di Provinsi
Bengkulu bulan April 2018 tercatat 1,65 hari, naik 0,05 poin dibanding RLMT Maret 2018 yang
tercatat sebesar 1,60 hari. Sementara jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun
2017, RLMT hotel naik sebesar 0,15 poin. Rata-rata lama menginap tamu pada April 2018 di
hotel bintang 1 lamanya 1,41 hari, hotel bintang 2 lamanya 1,59 hari, dan hotel bintang 3
lamanya 1,75 hari. Sementara pada bulan Maret 2018 rata-rata lama menginap tamu hotel
bintang 1 lamanya 3,93 hari, hotel bintang 2 lamanya 1,41 hari, dan hotel bintang 3 lamanya
1,76 hari.
2.9 Membangun Infrastruktur Tangguh, Meningkatkan Industri Inklusif dan
Berkelanjutan serta Mendorong Inovasi
2.9.1 Pembangunan Infrastruktur.
Pada tahun 2016, panjang jalan Provinsi Bengkulu adalah 1.562,70 km. Sekitar 23,80
persen dari panjang tersebut dalam kondisi baik, 18,29 persennya dalam kondisi sedang dan
kondisi rusak sebanyak 18,10 persen.
Tabel 2.17
Klasifikasi dan Kondisi Jalan di Provinsi Bengkulu
Tahun 2016
Tahun Panjang (km)
Kondisi (km)
Baik Sedang Rusak Ringan Rusak Berat Tidak Dirinci
2013 1.590,52 832,17 118,57 212,82 241,76 -
2014 1.269,52 673,05 134,25 200,58 261,64 -
2015 1.562,70 371,86 285,76 282,78 584,30 38,0
2016 1.562,70 371,92 285,81 299,13 584,30 38,0
Sumber : Dinas PUPR Provinsi Bengkulu
Pelabuhan Pulau Baai merupakan pintu utama transportasi laut di Provinsi Bengkulu.
Pada tahun 2016, volume barang angkutan dalam negeri yang dimuat di pelabuhan ini
sebanyak 733 ribu ton, demikian halnya dengan volume barang yang dibongkar pada tahun
yang sama tercatat 881,34 ribu ton.
[31]
Tabel 2.18
Lalu Lintas Angkutan Penyebarangan Di Pelabuhan Pulau Baai
Provinsi Bengkulu Tahun 2016
Bulan
Kendaraan (Unit) Penumpang (orang) Barang (Ton)
Datang Berangkat Datang Berangkat Kedatangan Keberangkatan
Januari 144 501 532 807 86 15
Pebruari 0 0 0 0 0 0
Maret 91 545 437 870 69 80
April 78 453 355 755 63 55
Mei 100 447 605 846 77 45
Juni 78 303 424 526 63 40
Juli 92 756 472 1100 58 100
Agustus 192 528 733 1348 63 105
Sept 84 362 452 844 61 55
Oktober 102 423 299 707 54 125
Nop 110 646 641 876 96 170
Des 76 292 139 249 43 375
Jumlah 1.147 5.256 5.089 8.928 733 1.165
Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu Tahun 2017
Bandar Udara Fatmawati Soekarno merupakan bandara utama yang ada di Provinsi
Bengkulu. Pada tahun 2016 Jumlah pesawat yang datang berjumlah 4.032 dan pesawat yang
berangkat 4.043. Jumlah penumpang yang datang dan berangkat dari Bandara Fatmawati
Soekarno pada tahun yang sama adalah 468.436.000 penumpang dan 441.750.000
penumpang. Untuk banyaknya barang Bongkat dan Muat di Bandara Fatmawati Soekarno pada
tahun 2016 sebanyak 2.248.816 ton dan 613.043 ton.
Tabel 2.19
Lalu Lintas Penerbangan Dalam Negeri di Pelabuhan Udara Fatmawati
Tahun 2016
Bandara Fatmawati 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah Pesawat
Datang 2 489 2 521 3 270 3 458 3 688 4.032
Jumlah Pesawat
Berangkat 2 489 2 521 3 273 3 456 3 676 4.043
Jumlah Penumpang
Datang (000 Orang) 287.00 334.00 350.90 381.50 407.20 468.436
Jumlah Penumpang
Berangkat (000 Orang) 290.00 333.10 422.30 392.20 417.10 441.750
Banyaknya Barang
Bongkar (Ton) 4 865.5 5 232.4 5 133.3 5 314.1 5 380.1 2.248.816
Banyaknya Barang
Muat (Ton) 2 437.0 2 921.2 2 827.3 2 891.4 3 245.1 613.043
Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu Tahun 2017
[32]
2.10 Mengurangi Kesenjangan Intra dan Antar Negara
2.10.1 Kesenjangan di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Gini Ratio Provinsi Bengkulu pada September 2017 berada pada posisi 0,349, posisi
tersebut berada dibawah posisi nasional yang mencapai 0,391. Hal ini berarti ketimpangan di
Provinsi Bengkulu sudah dapat ditekan pada level dibawah capaian nasional, dan
perekonomian penduduk di kelas bawah semakin menguat.
Gambar 2.22
Perbandingan Gini Ratio Indonesia
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2017
2.10.2 Jumlah Desa Tertinggal.
Provinsi Bengkulu memiliki 1.341 desa yang tersebar di 9 Kabupaten yang ada di
Bengkulu. Dengan jumlah yang mencapai 1.341 desa tersebut terklasifikasi dalam Desa
Tertinggal sebanyak 652. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Tabel 2.20
Rekapitulasi Desa Tertinggal di Provinsi Bengkulu
Kabupaten Jumlah Desa Tertinggal Jumlah Desa Seluruh Prosentase
Seluma 88 182 48,35%
Bengkulu Selatan 59 142 41,55%
Kaur 131 192 68,23%
Kepahiang 62 105 59,05%
Rejang Lebong 28 122 22,95%
Lebong 60 93 64,52%
Bengkulu Tengah 103 142 72,54%
Bengkulu Utara 84 215 39,07%
Mukomuko 37 148 25,00%
Jumlah 652 1341 48,62%
Sumber : Dinas PMD Provinsi Bengkulu 2018
2.10.3 Rata-Rata Pertumbuhan Ekonomi di Daerah.
Pada tahun 2017 Ekonomi Provinsi Bengkulu meningkat 4,99 persen dari tahun 2016.
Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha, kecuali lapangan usaha jasa keuangan.
Jasa lainnya merupakan lapangan usaha yang pertumbuhannya tertinggi yaitu 10,93 persen,
diikuti penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 9,09 persen. Sementara pertumbuhan
terendah pada lapangan usaha pertambangan dan penggalian sebesar 0,67 persen.
[33]
Gambar 2.23
Pertumbuhan Ekonomi dan Sumber Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2017
Menurut Lapangan Usaha
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2018
2.10.4 Kepesertaan Aktif Jaminan Sosial Bidang Ketenagakerjaan.
Data dari BPJS Ketenagakerjaan Cabang Bengkulu, jumlah kepesertaan aktif pada
bidang ketenagakerjaan di Provinsi Bengkulu sebanyak 86.282 orang yang terdapat dalam
2.636 perusahaan yang tersebar di Kabupaten/Kota se-Provinsi Bengkulu.
2.11 Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan
2.11.1 Proporsi Rumah Tangga yang Memiliki Akses terhadap Layak dan Terjangkau.
Persentase status kepemilikan rumah di Provinsi Bengkulu Tahun 2017 adalah Milik
Sendiri (80,83%), Kontrak/Sewa (9,30%), Bebas Sewa (7,06%), Dinas (2,69%) dan Lainnya
(0,12%). Dilihat dari Luas Lantai tempat tinggal yang kurang dari 19 m2 hanya sebesar 3,69 %
dan persentase terbesar adalah 41,79 % dengan luas 50-99 m2. Selanjutnya dilihat dari bahan
bangunan utama atap rumah penggunaan Seng menjadi terbanyak dengan 89,05 %. Untuk
persentase dinding bangunan penggunaan tembok mencapai 63,67 % dan kayu sebanyak
29,45%. Dilihat dari fasilitas tempat buang air 80,28 % sudah memiliki sendiri dan jenis kloser
yang digunakan adalah leher angsa dengan persentase 94,37%.
2.11.2 Jumlah Kota Tangguh Bencana yang terbentuk.
Di Provinsi Bengkulu, telah terbentuk 118 Desa Tangguh Bencana yang terbentuk di 9
Kabupaten/Kota yang merupakan desa tangguh bencana yang dibentuk oleh beberapa
lembaga. Adapun rinciannya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.21
Desa Tangguh Bencana Provinsi Bengkulu
No Kabupaten/Kota Jumlah Desa
Tangguh Bencana
Lembaga Pembentuk
1. Rejang Lebong 13 Desa APBN 2013, PMI, KPI, BPBD Kab. RL
2017, BPBD Provinsi Bengkulu 2017.
[34]
2. Seluma 6 Desa APBD 2014, TPBD Desa Riak Siabun,
Tagana, KPI.
3. Bengkulu Tengah 14 Desa APBD 2014, Yayasan Ulayat
Bengkulu, Tagana, KPI, Bina Vitalis.
4. Bengkulu Utara 28 Desa APBD 2014, PCI, PMI, KPI, Desa
Kota Agung, Kel. Pasar Lais.
5. Kota Bengkulu 17 Desa APBD 2016, PMI, SCDRR, PCI, KPI.
6. Kaur 24 Desa APBD 2016, PCI, PMI, LSM.
7. Lebong 1 Desa PMI.
8. Muko-Muko 13 Desa PMI, SCDRR, KSB Air Manjuto,
APBN 2017.
9. Kepahiang 2 Desa BPBD Provinsi Bengkulu 2017
Sumber: BPBD Provinsi Bengkulu
2.12 Pola Produksi dan Konsumsi yang Berkelanjutan
2.12.1 Jumlah peserta proper yang mencapai minial rangking BIRU.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor SK.696/Menlhk/Sejen/Kum.1/12/2017 tentang Hasil Penilaian Peringkat
Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahun 2016-2017, Provinsi
Bengkulu masuk dalam kategori Ranking Hijau sebanyak 1 perusahaan, Ranking Biru sebanyak
25 perusahaan dan Ranking Merah sebanyak 1 perusahaan. Adapun peserta proper tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.22
Hasil Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
Provinsi Bengkulu
No Nama Perusahaan Jenis Industri Provinsi Kabupaten/Kota
Peringkat Hijau
1 PT. Pertamina (Persero)
Marketing Operation Region
II Terminal BBM Pulau Baai
Migas Distribusi Bengkulu Kota Bengkulu
Peringkat Biru
2 PT. Agri Andalas Sawit Kabupaten Seluma
3 PT. Agromuko - Bunga
Tanjung POM
Sawit Bengkulu Kabupaten
Mukomuko
4 PT. Agromuko - Mukomuko
POM
Sawit Bengkulu Kabupaten
Mukomuko
5 PT. Agromuko CRF Karet Bengkulu Kabupaten
Mukomuko
6 PT. Alno Agro Utama Sawit Bengkulu Kabupaten
Bengkulu Utara
[35]
7 PT. Batanghari Bengkulu
Pratama
Karet Bengkulu Kabupaten
Bengkulu Tengah
8 PT. Bengkulu Sawit Lestari Sawit Bengkulu Kabupaten
Bengkulu Selatan
9 PT. Bio Nusantara Teknologi Sawit Bengkulu Kabupaten
Bengkulu Tengah
10 PT. Bukit Angkasa Makmur Karet Bengkulu Kabupaten
Bengkulu Tengah
11 PT. Bumi Mentari Karya Sawit Bengkulu Kabupaten
Mukomuko
12 PT. Cahaya Sawit Lestari Sawit Bengkulu Kabupaten
Bengkulu Tengah
13 PT. Daria Dharma Pratama
PMKS Ipuh
Sawit Bengkulu Kabupaten
Mukomuko
14 PT. Daria Dharma Pratama
PMKS Lubuk Bento
Sawit Bengkulu Kabupaten
Mukomuko
15 PT. Firman Ketahun
Tambang
Batubara Bengkulu Kabupaten
Bengkulu Utara
16 PT. Injatama Tambang
Batubara
Bengkulu Kabupaten
Bengkulu Utara
17 PT. Kaltim Global Tambang
Batubara
Bengkulu Kabupaten
Bengkulu Utara
18 PT. Kencana Ketara Kewala Sawit Bengkulu Kabupaten
Bengkulu Utara
19 PT. Kusuma Raya Utama Tambang
Batubara
Bengkulu Kabupaten
Bengkulu Tengah
20 PT. Mitra Puding Mas Sawit Bengkulu Kabupaten
Bengkulu Utara
21 PT. Perkebunan Nusantara
(Persero) Unit Usaha
Ketahun
Karet Bengkulu Kabupaten
Bengkulu Utara
22 PT. Perkebunan Nusantara
VII (Persero) Unit Talo Pino
Sawit Bengkulu Kabupaten Seluma
23 PT. Perkebunan Nusantara
VII (Persero) Unit Usaha
Padang Pelawi
Karet Bengkulu Kabupaten Seluma
24 PT. PLN (Persero) Sektor
Pengendalian Pembangkitan
Bengkulu PLTA Musi
Energi PLTA Bengkulu Kabupaten
Kepahiang
25 PT. Sandabi Indah Lestari Sawit Bengkulu Kabupaten
Bengkulu Utara
[36]
26 PT. Titan Wijaya - Pelabuhan
Khusus Batubara
Pelabuhan Bengkulu Kabupaten
Bengkulu Utara
Peringkat Merah
27 PT. Sawit Mulia Sawit Bengkulu Kabupaten
Bengkulu Utara
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bengkulu
2.12.2 Timbulan sampah yang di Daur Ulang.
Data timbulan sampah penduduk di Provinsi Bengkulu dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.23
Data Timbulan Sampah Penduduk Provinsi Bengkulu Tahun 2017
Kabupaten/Kota
Data Umum
Luas Wilayah
Adm (Ha)
Jumlah Pendudu
k Adm (Jiwa)
Jumlah Timbulan
Sampah per Orang/Hari
(Liter/Orang/Hari)
Jumlah Timbulan Sampah
Penduduk per Hari
(Liter/Hari)
Jumlah Timbulan Sampah Penduduk per Hari (M3/Hari)
Jumlah Timbulan Sampah
Penduduk per Tahun
(M3/Tahun)
Bengkulu Selatan
118.610 161.737 3 485.211 485.211 177102,015
Rejang Lebong
163.998 268.569 2,75 738.565 738.565 269576,1338
Bengkulu Utara
432.460 274.031 3 822.093 822.093 300063,945
Kaur 236.905 123.236 3 369.708 369.708 134943,42
Seluma 240.044 204.790 3 614.370 614.370 224245,05
Mukomuko 403.670 169.458 2 338.916 338.916 123704,34
Lebong 192.182 110.380 3 331.140 331.140 120866,1
Kepahiang 66.500 144.418 3 433.254 433.254 158137,71
Bengkulu Tengah
122.394 106.761 3 320.283 320.283 116903,295
Kota Bengkulu
15.170 260.495 3 1.081.485 1.081.485 394742,025
Jumlah 1.991.933 1.923.875 29 5.535.025 5.535.025 2.020.284,034
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bengkulu
2.13 Penanganan Perubahan Iklim dan Penanggulangan Bencana
2.13.1 Dokumen Strategi Pengurangan Resiko Bencana (PRB) tingkat Kabupaten/Kota.
Untuk Provinsi Bengkulu terdapat Dokumen Kajian Risiko Bencana Provinsi Bengkulu
yang disusun berdasarkan pedoman umum pengkajian risiko bencana yang dikeluarkan oleh
BNPB. Kajian Risiko Bencana memaparkan hasil analisis data dan peta yang melingkupi
bahaya, kerentanan, kapasitas dan risiko bencana. Hasil dari kajian risiko bencana juga
memberikan beberapa rekomendasi dasar dalam pengambilan kebijakan penanggulangan
bencana khususnya di Provinsi Bengkulu.
Dokumen yang disusun secara komprehensif ini diharapkan dapat disepakati bersama
oleh pemangku kepentingan yang terlibat dalam penyusunan kajian risiko bencana ini. Bentuk
dukungan dan legalitas dari pengambil kebijakan di daerah juga diperlukan agar hasil kajian
risiko bencana ini dapat dijadikan acuan dalam upaya penanggulangan bencana khususnya di
Provinsi Bengkulu. Diharapkan kesepakatan dan legalisasi dari pemerintah daerah dapat
[37]
menjadi perkuatan dan pengembangan hasil kajian risiko untuk pengambilan kebijakan
penanggulangan bencana di Provinsi Bengkulu.
Selain itu, kajian risiko bencana Provinsi Bengkulu perlu dilakukan evaluasi minimal
dalam 5 (lima) tahun sekali. evaluasi dilakukan agar keabsahan data dan informasi yang akan
dijadikan dasar perencanaan penanggulangan bencana dapat selalu diperbaharui. Proses
evaluasi kajian risiko bencana dapat diselaraskan dengan pengembangan kajian risiko lintas
batas wilayah adminitrasi. Hal ini perlu dilakukan agar terciptanya pengembangan kajian risiko
bencana bersama antar wilayah admnistrasi yang berdekatan langsung.
2.13.2 Dokumen Pelaporan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Provinsi Bengkulu telah menyusun Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah
Kaca Provinsi Bengkulu Tahun 2012-2020, hal ini tertuang dalam Peraturan Gubernur Bengkulu
Nomor 30 Tahun 2012 tentang Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
Provinsi Bengkulu Tahun 2012-2020. Provinsi Bengkulu menargetkan Penurunan Emisi sebesar
32,64 % dengan sumbangan penurunan emisi terbesar di sektor lahan (Kehutanan, Lahan
Gambut, dan Pertanian/Perkebunan), sedangkan dari kelima sektor ini sampai tahun 2015 ini
sudah menyumbangkan penurunan emisi sebesar 27,64 %.
2.14 Pelestarian dan Pemanfaatan Ekosistem Lautan
2.14.1 Jumlah Kawasan/Konservasi Perairan di Daerah.
Di Provinsi Bengkulu terdapat Kawasan Konservasi yaitu Kawasan Konservasi Perairan
Daerah Kaur, Kawasan Konservasi Perairan Daerah Mukomuko dan Kawasan Konservasi
Perairan Daerah Enggano Bengkulu Utara. Untuk Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Kaur dengan luas 50.308,39 Ha sesuai dengan Keputusan Bupati Kaur Nomor 180
Tahun 2007. Untuk Kawasan Konservasi Perairan Daerah Enggano Bengkulu Utara memiliki
luas 37.167,39 Ha berdasarkan Keputusan Bupati Bengkulu Utara Nomor 175 Tahun 2014.
Untuk Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Mukomuko seluas 2.240 Ha sesuai
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Mukomuko Nomor 4 Tahun 2010. Pengelolaan
dikawasan ini diperuntukan bagi konservasi penyu.
2.14.2 Persentase Kepatuhan Pelaku Usaha Perikanan.
Persentase pelaku usaha perikanan yang taat pada aturan berdasarkan Dinas Kelautan
dan Perikanan Provinsi Bengkulu pada tahun 2017 adalah 60 % ini dilihat dari kesadaran
masyrakat untuk mengurus izin dan mentaati aturan yang berlaku baik di perikanan tangkap,
budidaya dan pengolahan di 10 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Bengkulu.
2.14.3 Jumlah Provinsi dengan peningkatan akses pendanaan usaha nelayan.
Peningkatan akses pendanaan usaha nelayan di Provinsi Bengkulu dibagi menjadi 2,
yaitu Kelompok Usaha Bersama (KUB) Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya yang dapat
dilihat pada tabel berikut.
[38]
Tabel 2.24
Database Kelompok Usaha Bersama (KUB) Kabupaten/Kota Perikanan Budidaya
No Kabupaten/Kota Bantuan Benih Ikan
Bantuan Pakan Ikan
Bantuan Mesin Pencetak
Pakan
Bantuan Pembentukan Badan Hukum
1 Kota Bengkulu - - - 2
2 Bengkulu Utara - - - 2
3 Bengkulu Selatan - - - 2
4 Seluma 4 4 - 2
5 Kaur 4 4 - 11
6 Mukomuko - 3 2 4
7 Bengkulu Tengah 3 3 - -
8 Kepahiang 11 11 1 -
9 Lebong 4 4 1 2
10 Rejang Lebong 3 3 1 2
Jumlah 29 32 5 27
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu, 2018
Tabel 2.25
Database Kelompok Usaha Bersama (KUB) Kabupaten/Kota Perikanan Tangkap
No Kabupaten/Kota Jumlah KUB
1 Kota Bengkulu 23
2 Bengkulu Utara 75
3 Bengkulu Selatan 55
4 Seluma 22
5 Kaur 139
6 Mukomuko 65
7 Bengkulu Tengah 37
Jumlah 416
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu, 2018
2.14.4 Jumlah nelayan yang terlindungi.
Jumlah nelayan di Provinsi Bengkulu berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Bengkulu sebanyak 22.152 orang yang terdiri dari Nelayan Penuh sebanyak
20.235 orang, Nelayan Sambilan Utama sebanyak 1.474 orang, dan Nelayan Sambilan
Tambahan sebanyak 441 orang.
2.15 Pelestarian dan Pemanfaatan Berkelanjutan Ekosistem Daratan
2.15.1 Proporsi Tutupan Hutan dan Lahan terhadap Luas Lahan Keseluruhan.
Luas areal hutan di Provinsi Bengkulu pada tahun 2016 tercatat sebesar 924.630,77
hektar yang terdiri atas : Kawasan Suaka Alam sebesar 462.964,33 hektar, Hutan Lindung
sebesar 250.749,96 hektar, Hutan Produksi Terbatas sebesar 173.281,03 hektar, Hutan
Produksi Tetap sebesar 25.871,70 hektar dan Hutan Fungsi Khusus sebesar 11.762,75 hektar.
2.15.2 Luas Kawasan Terdegradasi yang dipulihkan kondisi ekosistemnya.
Luas lahan yang terdegradasi/lahan kritis di Provinsi Bengkulu seluas 689.952,25 Ha.
Berikut rincian dari luas lahan kritis di Provinsi Bengkulu.
[39]
Tabel 2.26
Daftar Rincian Luas Lahan Kritis di Provinsi Bengkulu
No Kabupaten/Kota Luas (Ha)
1 Bengkulu Utara 191.649,43
2 Mukomuko 87.762,49
3 Kepahiang 212,33
4 Rejang Lebong 1.559,86
5 Lebong 48.677,88
6 Seluma 107.395,90
7 Bengkulu Selatan 62.093,56
8 Kaur 92.856,46
9 Bengkulu Tengah 93.055,34
10 Kota Bengkulu 4.689,00
JUMLAH 689.952,25
Sumber: Dinas LHK Provinsi Bengkulu
2.15.3 Jumlah Kesatuan Pengelolaan Hutan.
Di Provinsi Bengkulu kesatuan pengelolaan hutan diemban oleh Polisi Kehutanan Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan jumlah sebanyak 82 orang, adapun sebaran polisi
kehutanan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.27
Sebaran Polisi Kehutanan Provinsi Bengkulu
No Wilayah Tugas/Unit Kerja Jumlah Polhut
1. Dinas LHK Provinsi Bengkulu 11 Orang
2. Calon KPHL IV Seluma 14 Orang
3. Calon KPHL Bukit Daun 13 Orang
4. Calon KPHL BT. Balai Rejang 7 Orang
5. Kabupaten Lebong 7 Orang
6. Kabupaten Bengkulu Utara 12 Orang
7. KPHP Model Mukomuko 5 Orang
8. Kabupaten Bengkulu Selatan 9 Orang
9. Kabupaten Kaur 4 Orang
JUMLAH 82 Orang
Sumber: Dinas LHK Provinsi Bengkulu
2.15.4 Proporsi luas lahan yang direhabilitasi terhadap luas lahan keseluruhan.
Berikut daftar rincian luas hutan dan lahan yang direhabilitasi di Provinsi Bengkulu.
Tabel 2.28
Daftar Rincian Luas Hutan dan Lahan yang Direhabilitasi
Di Provinsi Bengkulu s/d Tahun 2017
No Kabupaten/Kota Luas (Ha)
1 Bengkulu Utara 10.435,33
2 Mukomuko 7.183,33
3 Kepahiang 8.833,00
4 Rejang Lebong 6.271,83
[40]
5 Lebong 13.579,83
6 Seluma 8.670,58
7 Bengkulu Selatan 7.478,83
8 Kaur 11.052,33
9 Bengkulu Tengah 10.537,70
10 Kota Bengkulu 6.805,61
JUMLAH 90.803,37
Sumber : Dinas LHK Provinsi Bengkulu
2.16 Menciptakan Perdamaian, Menyediakan Akses Keadilan dan Membangun
Kelembagaan yang Tangguh
2.16.1 Mengurangi segala bentuk kekerasan.
Kekerasan yang ada di Provinsi Bengkulu dibagi menjadi beberapa jenis yang dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.29
Jumlah Korban Kekerasan menurut Jenis Kekerasan
Di Provinsi Bengkulu Tahun 2016
No Kab/Kota Jenis Kekerasan
Fisik Psikis Seksual Eksploitasi Penelantaran Traficking Lainnya
1 Bengkulu
Selatan
5 0 11 0 1 0 0
2 Rejang
Lebong
85 1 23 0 0 1 2
3 Bengkulu
Utara
11 2 18 1 1 0 0
4 Kaur 8 4 25 0 2 0 5
5 Seluma 2 0 11 0 0 0 0
6 Mukomuko 4 1 10 0 0 1 0
7 Lebong 8 4 7 0 0 0 0
8 Kepahiang 12 7 22 1 0 0 0
9 Bengkulu
Tengah
10 2 15 1 0 0 0
10 Kota
Bengkulu
13 10 17 0 2 1 1
JUMLAH 158 31 159 3 6 3 8
Sumber : Dinas P3APPKB Provinsi Bengkulu
Tindak kejahatan yang terjadi di Provinsi Bengkulu dan dilaporkan ke Kepolisian Daerah
pada tahun 2016 adalah 5.375 kasus dan data semester I tahun 2017 terjadi 2.197 kasus.
Untuk jumlah kecelakaan lalu lintas pada tahun 2016 adalah 347 kasus. Untuk gangguan
Kamtibmas pada tahun 2016 dilaporkan sebanyak 4.741 kasus dan diselesaikan sebanyak
2.255 kasus dengan jenis kejahatan terdiri dari Pencurian dengan pemberatan, pencurian
dengan kekerasan, pencurian motor, pencurian biasa, penganiayaan berat, penipuan,
penggelapan, kekerasan dalam rumah tangga, asusila, korupsi, narkoba dan lain-lain.
[41]
2.16.2 Menyediakan Akses Keadilan untuk Semua.
Penyelesaian kasus-kasus tindak pidana oleh Kejaksaan Tinggi Bengkulu pada tahun
2016 dibagi menjadi 3 (tiga) jenis perkara antara lain Perdata, TUN dan PPH. Untuk Perkara
Perdata terdapat 53 kasus yang masuk ditambah 2 kasus pada tahun sebelumnya dan dapat
diselesaikan 14 kasus. Untuk TUN jumlah kasus yang masuk 2 kasus dengan penyelesaian
sebanyak 2 kasus. Untuk perkara PPH jumlah kasus yang masuk sebanyak 350 kasus
ditambah 19 kasus pada tahun sebelumnya dan yang hanya dapat diselesaikan sebanyak 162
kasus.
2.16.3 Membangun Kelembagaan yang Tangguh.
Berdasarkan Indeks Demokrasi Indonesia yang terbagi kedalam 3 (tiga) aspek yaitu
Indeks Kebebasan Sipil, Indeks Hak-Hak Politik dan Indeks Lembaga Demokrasi. Untuk indeks
kebebasan sipil berada pada nila 85,14 dan indeks hak-hak politik berada pada nilai 63,84.
Untuk perkembangan nilai-nilai indeks tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.24
Perkembangan Indeks Kebebasan Sipil, Hak-Hak Politik dan Lembaga Demokrasi
Tahun 2009-2016
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu
2.17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan dan Merevitalisasi Kemitraan Global
Teknologi dan Informasi. Perkembangan teknologi dan informasi yang sanagt pesat
membuat hampir diseluruh daerah dapat mengakses internet. Adapun persentase penduduk
Provinsi Bengkulu yang mengakses internet dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.30
Persentase Penduduk Berumur 5 Tahun ke Atas yang mengakses internet
Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Laki-laki dan Perempuan
Bengkulu Selatan 23,47 22,11 22,80
Rejang Lebong 24,57 24,41 24,49
[42]
Bengkulu Utara 20,84 18,02 19,46
Kaur 15,77 12,10 13,99
Seluma 16,01 13,83 14,94
Mukomuko 28,47 24,19 26,42
Lebong 17,99 17,59 17,79
Kepahiang 21,20 22,50 21,84
Bengkulu Tengah 18,21 14,58 16,45
Kota Bengkulu 53,77 53,55 53,66
Jumlah 27,37 26,03 26,71
Sumber : BPS Provinsi Bengkulu
Ketersediaan Data. Dalam era persaingan yang semakin ketat serta perubahan
lingkungan strategis yang sangat dinamis, ketersediaan data dan informasi yang berkualitas
sangat penting dalam merumuskan kebijakan yang efektif dan efisien. Salah satu indikator
proksi penting dari target ini adalah proporsi pengguna data yang menggunakan data BPS
sebagai rujukan utama. Pada tahun 2016 sebanyak 91,35% pengguna data menjadikan data
dan informasi BPS sebagai rujukan utama, suatu pencapaian yang sangat baik. Selanjutnya,
tingkat kepuasan pengguna data BPS pada tahun 2016 sudah mencapai 89,3% (BPS, 2017).
Selain itu, di Bappeda Provinsi Bengkulu juga terdapat kegiatan Sistem Informasi
Pemerintahan Daerah (SIPD) dimana rangkuman data dari OPD Provinsi yang sesuai dengan
indikator dari SIPD tersebut bisa didapatkan sehingga bisa menjadi salah satu basis data
Pemerintah daerah Provinsi Bengkulu.
[43]
BAB III
TARGET DAN ARAH KEBIJAKAN PENCAPAIAN TPB/SDGs
3.1 Tujuan 1 Tanpa Kemiskinan
Target dan indikator Tujuan 1. Tujuan 1 TPB/SDGs adalah mengakhiri kemiskinan dalam
segala bentuk dimana pun. Dalam rangka mencapai tujuan tanpa kemiskinan pada tahun 2030,
ditetapkan 5 Target yang diukur oleh 23 Indikator. Target-target tersebut terdiri dari
Pemberantasan Kemiskinan, penerapan perlindungan sosial, pemenuhan pelayanan dasar,
mengurangi kerentanan masyarakat terhadap bencana, serta penguatan kebijakan dan
mobilisasi berbagai sumber daya untuk mengakhiri kemiskinan. Upaya-upaya yang dilakukan
untuk mencapai target-target tersebut dijabarkan pada kebijakan, program dan kegiatan yang
akan dilakukan oleh pemerintah maupun non pemerintah.
Kebijakan tujuan 1. Dalam rangka mencapai tujuan dan target tanpa kemiskinan, RPJMD
Provinsi Bengkulu 2016-2021 diarahkan pada kebijakan, yaitu :
1. Pencegahan, pengurangan dan penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) dengan cara meningkatkan kualitas pelayanan sosial masyarakat dan
penyandang kesejahteraan sosial.
2. Meningkatkan jangkauan dan akses layanan pendidikan yang adil, merata dan berkualitas
dengan cara pembangunan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan.
3. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dengan cara meningkatkan pencegahan
dan penanggulangan penyakit menular serta kualitas kesehatan ibu dan anak.
Program Tujuan 1 berdasarkan target dan arah kebijakan yang disusun dalam rangka
pencapaian Tujuan 1 TPB/SDGs, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan mencakup (1)
Jaminan Kesehatan Nasional; (2) Kemitraan Pelayanan Kesehatan; (3) Standarisasi Pelayanan
Kesehatan; (4) Pengembangan SDM Kesehatan; (5) Bantuan dan Jaminan Kesejahteraan
Sosial; (6) Imunisasi Dasar Lengkap; (7) Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga; (8) Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan Kerjasama Internasional
BKKBN; (9) Penyehatan Lingkungan; (10) Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan
Air Limbah; (11) Pendidikan Menengah; (12) Penataan Administrasi Kependudukan; (13)
Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan; (14) Pencegahan dan Mitigasi
Bencana; (15) Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial; (16) Perencanaan
Penanggulangan Bencana; (17) Perencanaan Sosial Budaya.
Selain melalui program Organisasi Perangkat Daerah juga terdapat beberapa program
yang dilakukan oleh organisasi nonpemerintah yang diakomodasikan sebagai bagian upaya
mencapai tujuan 1. Program tersebut adalah (1) Ekonomi dan (2) Bantuan Sosial Kemanusiaan
yang merupakan program kontribusi dari LAZIZ Muhammadiyah; (3) Asuransi Kesejahteraan
Sosial yang merupakan program kontribusi dari PW Aisyiyah Bengkulu; (4) Kesehatan yang
merupakan program kontribusi dari LAZ IZI Bengkulu; (5) Akte Kelahiran untuk Anak-Anak Panti
Asuhan dan Non Panti dan (6) Memberikan Santunan, Pembinaan Akhlaq dan Akidah, Edukasi
cara membentengi diri dari tindaan kekerasan yang merupakan program kontribusi dari PW
Aisyiyah Bengkulu; (7) Meningkatkan Kesejahteraan Sosial bagi Semua Tenaga Kerja di
Provinsi Bengkulu dan (8) Jumlah penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang dibina,
[44]
direhab dan dilayani yang merupakan program kontribusi dari Corien Center Bengkulu serta (9)
Maju Perempuan untuk Pengentasan Kemiskinan yang merupakan program kontribusi dari
Koalisi Perempuan Indonesia; dan (10) Kemanusiaan yang merupakan program kontribusi dari
BAZNAS Provinsi Bengkulu.
Target Indikator Tujuan 1 bisa dilihat pada tabel berikut ini. Untuk Target Tujuan 1 dapat
dilihat pada matrik 1. Untuk tabel Program dan Kegiatan ada pada matrik 2 dan untuk program
kegiatan nonpemerintah dapat dilihat pada matrik 3.
[45]
Tabel 3.1 Target Pencapaian Indikator Tujuan 1 Tanpa Kemiskinan
Kode Indikator
Target/Indikator Sumber Data Satuan Baseline (2016) Target Pencapaian
2017 2018 2019 2020 2021
Tujuan SDGs 1 : Mengakhiri Kemiskinan Dalam Segala Bentuk Dimanapun
Target Global : Pada tahun 2030, mengurangi setidaknya setengah proporsi laki-laki perempuan dan anak-anak dari semua usia, yang hidup dalam kemiskinan di semua dimensi, sesuai dengan definisi nasional.
1.2.1 Persentase Kemiskinan RPJMD % 17,03 17,03-16,63 16,63-16,23 16,09-15,69 15,42-15,02 14,64-14,24
Target Global : Menerapkan secara nasional sistem dan upaya perlindungan sosial yang tepat bagi semua, termasuk kelompok yang paling miskin, dan pada tahun 2030 mencapai cakupan substansial bagi kelompok miskin dan rentan.
1.3.1.(a) Persentase masyarakat yang memiliki jaminan kesehatan
Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
% 63 75 85 100 100 100
1.3.1.(b) Proporsi peserta Program Jaminan Sosial Bidang Ketenagakerjaan. BPJS Ketenagakerjaan
Cabang Bengkulu Orang - 86.282 - - - -
1.3.1.(c) Jumlah penyandang disabiltas yang memperoleh akses terhadap pemenuhan hak dasar dan alat bantu penyandang cacat
Renstra Dinas Sosial Provinsi Bengkulu
Orang 120 120 120 120 120 120
1.3.1.(d) Jumlah orang yang Menerima Perlindungan dan Bantuan Jaminan Sosial (orang)
Renstra Dinas Sosial Provinsi Bengkulu
Orang 2,018 2,204 2,204 2,204 2,054 2,054
Target Global : Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam, teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk keuangan mikro.
1.4.1.(a) Persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
% 71,35 79 82 85 86 86
1.4.1.(b) Persentase Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap
Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
% 91,4 92 92,5 93 93,5 94
1.4.1.(c) Persentase Rasio Akseptor KB Renstra Dinas Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Bengkulu
% 68 68-69 69-70 70-71 71-72 72-73
1.4.1.(d) Persentase rumah tangga berakses air bersih
Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
% 78,47 82 86 90 94 100
1.4.1.(e) Persentase Akses sanitasi layak RPJMD %
12,3 13,3 14,3 15,3 16,3 17,3
[46]
Kode Indikator
Target/Indikator Sumber Data Satuan Baseline (2016) Target Pencapaian
2017 2018 2019 2020 2021
1.4.1.(f) Persentase rumah tangga terlayani pengelolaan air limbah bersanitasi RPJMD % 41,6 60,6 37,7 86,9 100 100
1.4.1.(g) Angka partisipasti murni (APM) SD RPJMD % 98,33 98,73 99,03 99,39 99,69 100
1.4.1.(h) Angka partisipasti murni (APM) SLTP RPJMD % 80,14 83,84 87,54 91,24 95 100
1.4.1.(i) Angka partisipasti murni (APM) SMA RPJMD % 69,61 74.61 79.61 84,61 90 95
1.4.1.(j) Persentase Kepemilikan Akta Kelahiran Anak Usia 0-18 Tahun
Renstra Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi
Bengkulu % 85 87,5 87,5 87,5 87,5 86,25
1.4.1.(k) Rasio Elektrifikasi RPJMD % 89,8 89,8 91,1 94,5 97,5 100
Target Global : Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana.
1.5.1.(a) Persentase desa tangguh bencana RPJMD % 30 30-45 45-60 60-75 75-90 90-100
1.5.1.(b) Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial yang dibina, direhab, dan dilayani
Dinas Sosial Provinsi Bengkulu
PMKS 1.817 1.579 1.785 1.785 1.715 1.715
1.5.1.(c) Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial yang dibina, direhab, dan dilayani
Dinas Sosial Provinsi Bengkulu
PMKS 1.817 1.579 1.785 1.785 1.715 1.715
1.5.1.(d) Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial yang dibina, direhab, dan dilayani
Dinas Sosial Provinsi Bengkulu
PMKS 1.817 1.579 1.785 1.785 1.715 1.715
1.5.1.(e) Persentase Ketersediaan Peta Resiko Bencana Skala Besar
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi
Bengkulu % - - 55-70% 70-85% 85-100% -
1.5.3 Persentase Dokumen Penanggulangan Bencana
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi
Bengkulu
% 30-45 30-45 45-60 60-75 75-90 90-100
Target Global : Menjamin mobilisasi yang signifikan terkait sumber daya dari berbagai sumber, termasuk melalui kerjasama pembangunan yang lebih baik, untuk menyediakan sarana yang memadai dan terjangkau bagi negara berkembang, khusnya negara kurang berkembang untuk melaksanakan program dan kebijakan mengakhiri kemiskinan di semua dimensi
1.a.1 Jumlah Laporan Penanggulangan Kemiskinan Daerah
Badan Perencanaan Penelitian dan
Pengembangan Daerah Provinsi Bengkulu
Laporan 1 1 1 1 0 0
[47]
3.2 Tujuan 2 Tanpa Kelaparan
Target dan indikator Tujuan 2. Tujuan 2 TPB/SDGs adalah Menghilangkan kelaparan,
mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik serta meningkatan pertanian berkelanjutan.
Dalam rangka mencapai tujuan tanpa kelaparan pada tahun 2030, ditetapkan 2 Target yang
diukur oleh 2 Indikator. Target-target tersebut terdiri dari gizi dan nilai skor PPH. Upaya-upaya
yang dilakukan untuk mencapai target-target tersebut dijabarkan pada kebijakan, program dan
kegiatan yang akan dilakukan oleh pemerintah maupun non pemerintah.
Kebijakan tujuan 2. Dalam rangka mencapai tujuan dan target tanpa kelaparan, RPJMD
Provinsi Bengkulu 2016-2021 diarahkan pada kebijakan, yaitu :
1. Meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak
2. Meningkatkan Gizi Anak dan Balita
Program Tujuan 2 berdasarkan target dan arah kebijakan yang disusun dalam rangka
pencapaian Tujuan 2 TPB/SDGs, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan mencakup (1)
Perbaikan Gizi Masyarakat; (2) Peningkatan Diversifikasi Pangan.
Selain melalui program Organisasi Perangkat Daerah juga terdapat beberapa program
yang dilakukan oleh organisasi nonpemerintah yang diakomodasikan sebagai bagian upaya
mencapau tujuan 2. Program tersebut adalah (1) Bantuan Sosial dan Kemanusiaan yang
merupakan kontribusi dari LAZIZ Muhammadiyah; (2) Advokasi Hak Kesehatan Seksual dan
Reproduksi Perempuan melalui Penguatan Kepemimpinan Perempuan Akar Rumput yang
merupakan program kontribus dari Cahaya Perempuan WCC, dan (3) Kesehatan yang
merupakan program kontribusi dar BAZNAS Provinsi Bengkulu.
Target Indikator Tujuan 2 bisa dilihat pada tabel berikut ini. Untuk Target Tujuan 2 dapat
dilihat pada matrik 1. Untuk tabel Program dan Kegiatan ada pada matrik 2 dan untuk program
kegiatan nonpemerintah dapat dilihat pada matrik 3.
[48]
Tabel 3.2 Target Pencapaian Indikator Tujuan 2 Tanpa Kelaparan
Kode Indikator
Target/Indikator Sumber Data Satuan Baseline (2016) Target Pencapaian
2017 2018 2019 2020 2021
Tujuan SDGs 2 : Menghilangkan Kelaparan, Mencapai Ketahanan Pangan dan Gizi Yang Baik, Serta Meningkatkan Pertanian Berkelanjutan
Target Global : Pada tahun 2030, menghilangkan kelaparan dan menjamin akses bagi semua orang, khususnya orang miskin dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, termasuk bayi, terhadap makanan yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun.
2.1.1.(a) Persentase Gizi Buruk dan Gizi Kurang
RPJMD % 8,7 8,5 8,3 7,9 7,5 7
Target Global : Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus di bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.
2.2.1 Persentase Gizi Buruk dan Gizi Kurang
RPJMD % 8,7 8,5 8,3 7,9 7,5 7
2.2.1.(a) Persentase Gizi Buruk dan Gizi Kurang
RPJMD % 8,7 8,5 8,3 7,9 7,5 7
2.2.2 Persentase Gizi Buruk dan Gizi Kurang
RPJMD % 8,7 8,5 8,3 7,9 7,5 7
2.2.2.(c) Nilai Skor PPH
Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu
Point 80 82 84 85 85 85
[49]
3.3 Tujuan 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera
Target dan indikator Tujuan 3. Tujuan 3 TPB/SDGs adalah menjamin kehidupan yang
sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia. Dalam rangka mencapai
tujuan kehidupan sehat dan sejahtera pada tahun 2030, ditetapkan 7 Target yang diukur oleh 16
Indikator. Target-target tersebut terdiri dari angka kematian ibu, angka kematian bayi,
mengurangi penyakit menular dan tidak menular, . Upaya-upaya yang dilakukan untuk
mencapai target-target tersebut dijabarkan pada kebijakan, program dan kegiatan yang akan
dilakukan oleh pemerintah maupun non pemerintah.
Kebijakan tujuan 3. Dalam rangka mencapai tujuan dan target kehidupan sehat dan
sejahtera, RPJMD Provinsi Bengkulu 2016-2021 diarahkan pada kebijakan, yaitu :
1. Meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak
2. Meningkatkan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
Program Tujuan 3 berdasarkan target dan arah kebijakan yang disusun dalam rangka
pencapaian Tujuan 3 TPB/SDGs, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan mencakup (1)
Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak; (2) Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak dan
Reproduksi; (3) Kesehatan Bayi, Anak dan Remaja; (4) Kesehatan Lanjut Usia; (5) Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat; (6) Imunisasi Dasar Lengkap; (7) Pencegahan dan
Pengendalian HIV/AIDS dan PMS; (8) Pencegahan dan Pengendalian TB; (9) Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular; (10) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular;
(11) Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba; (12)
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga; (13) Pelatihan, Penelitian
dan Pengembangan Kerja Sama Internasional BKKBN; (14) Program Keluarga Berencana; (15)
Kesehatan Reproduksi Berencana; (16) Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan
Konseling KRR; (17) Jaminan Kesehatan Nasional; (18) Obat dan Perbekalan Kesehatan.
Selain melalui program Organisasi Perangkat Daerah juga terdapat beberapa program
yang dilakukan oleh organisasi nonpemerintah yang diakomodasikan sebagai bagian upaya
mencapai tujuan 3. Program tersebut adalah (1) Community TB-HIV Care Aisyiyah Bengkulu
yang merupakan kontribusi dari PW Aisyiyah; (2) Advokasi Hak Kesehatan Seksual dan
Reproduksi Perempuan melalui Penguatan Kepemimpinan Perempuan Akar Rumput yang
merupakan program kontribusi dari Cahaya Perempuan WCC serta (3) Kesehatan yang
merupakan progam kontribusi dari Inisiatif Zakat Indonesia Perwakilan Bengkulu.
Target Indikator Tujuan 3 bisa dilihat pada tabel berikut ini. Untuk Target Tujuan 3 dapat
dilihat pada matrik 1. Untuk tabel Program dan Kegiatan ada pada matrik 2 dan untuk program
kegiatan nonpemerintah dapat dilihat pada matrik 3.
[50]
Tabel 3.3 Target Pencapaian Indikator Tujuan 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera
Kode Indikator
Target/Indikator Sumber Data Satuan Baseline (2016) Target Pencapaian
2017 2018 2019 2020 2021
Tujuan SDGs 3 : Menjamin Kehidupan yang Sehat dan Meningkatkan Kesejahteraan Seluruh Penduduk Semua Usia
Target Global : Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup.
3.1.1 Angka Kematian Ibu (AKI) /100.000 kelahiran hidup RPJMD % 117,15 116 115 114 113 112
3.1.2 Persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
% 71,35 79 82 85 86 86
3.1.2.(a) Persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
% 71,35 79 82 85 86 86
Target Global : Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12 per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25 per 1000.
3.2.1 Angka Kematian Balita (AKBa) per 1000 kelahiran hidup
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
Kejadian 8 10 - - - -
3.2.2 Angka Kematian Neonatal (AKN) per 1000 kelahiran hidup.
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
Kejadian 8 8 - - - -
3.2.2.(a) Angka Kematian Bayi (AKB)/1000 kelahiran hidup
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
% 10,14 10 9 9 8 8
3.2.2.(b) Persentase anak usia 0 - 11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
% 91,4 92 92,5 93 93,5 94
Target Global : Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular lainnya.
3.3.1.(a) Prevalensi HIV Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
Kejadian 0,04 > 5 > 5 > 5 > 5 > 5
3.3.2.(a) Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000 penduduk
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
Kejadian 98 151 190 180 170 160
3.3.3 Kejadian Malaria per 1000 orang. Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
Kejadian 89 - - - - -
3.3.3.(a) Jumlah Kab/Kota mencapai eliminasi malaria (kab/kota)
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
Kab/Kota 3 2 2 1 1 1
[51]
Kode Indikator
Target/Indikator Sumber Data Satuan Baseline (2016) Target Pencapaian
2017 2018 2019 2020 2021
3.3.4.(a) Jumlah Kab/Kota yang melaksanakan Diteksi Dini Hepatitis Pada populasi berisiko
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
Kab/Kota 5 1 1 1 1 1
3.3.5 Jumlah Kab/Kota yang melaksanakan POPM Cacingan
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
Kab/Kota 4 1 1 2 1 1
3.3.5.(a) Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
% 40 60 70 80 90 95
Target Global : Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka kematian dini akibat penyakit tidak menular, melalui pencegahan dan pengobatan, serta meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan.
3.4.1.(b) Persentase Penderita Penyakit Hipertensi Usia > 18 Th (%) yg mendapat pelayanan sesuai standart
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
% 21,6 100 100 100 100 100
3.4.1.(c) Prevalensi obesitas pada penduduk umur ≥18 tahun.
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
% - 6 - - - -
3.4.2.(a) Jumlah Kab/Kota yang memiliki Puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan Jiwa
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
Kab/Kota 10 10 10 10 10 10
Target Global : Memperkuat pencegahan dan pengobatan penyalahgunaan zat, termasuk penyalahgunaan narkotika dan penggunaan alkohol yang membahayakan.
3.5.1.(b) Jumlah yang mengakses layanan pasca rehabilitasi. BNN Provinsi Bengkulu Orang - 199 - - - -
3.5.1.(c) Jumlah korban penyalahgunaan NAPZA yang mendapatkan rehabilitasi sosial di dalam panti sesuai standar pelayanan.
BNN Provinsi Bengkulu Orang - 303 - - - -
3.5.1.(e) Prevalensi penyalahgunaan narkoba. BNN Provinsi Bengkulu % - 1,68 - - - -
Target Global : Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program nasional.
3.7.1 Persentase Rasio Akseptor KB RPJMD % 68 69 70 71 72 73
3.7.1.(a) Persentase Rasio Akseptor KB RPJMD % 68 69 70 71 72 73
3.7.1.(b) Persentase Rasio Akseptor KB RPJMD % 68 69 70 71 72 73
3.7.2 Persentase remaja perempuan 15-19 tahun yang melahirkan RPJMD % 45,10-41,57 41,57-38,31 38,31-35,31 35,31-32,55 32,55-30 30-27,50
3.7.2.(a) Total Fertility Rate (TFR). BKKBN Perwakilan Bengkulu - 2,3 - - - -
Kode Indikator
Target/Indikator Sumber Data Satuan Baseline (2016) Target Pencapaian
2017 2018 2019 2020 2021
Target Global : Mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk perlindungan risiko keuangan, akses terhadap pelayanan kesehatan dasar yang baik, dan akses terhadap obat- obatan dan vaksin dasar yang aman, efektif, berkualitas, dan terjangkau bagi semua orang.
3.8.2.(a) Persentase masyarakat yang memiliki jaminan kesehatan
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
% 63,1 75 85 100 100 100
Target Global : Mendukung penelitian dan pengembangan vaksin dan obat penyakit menular dan tidak menular yang terutama berpengaruh terhadap negara berkembang, menyediakan akses terhadap obat dan vaksin dasar yang terjangkau, sesuai the Doha Declaration tentang the TRIPS Agreement and Public Health, yang menegaskan hak negara berkembang untuk menggunakan secara penuh ketentuan dalam Kesepakatan atas Aspek-Aspek Perdagangan dari Hak Kekayaan Intelektual terkait keleluasaan untuk melindungi kesehatan masyarakat, dan khususnya, menyediakan akses obat bagi semua
3.b.1.(a) Jumlah Puskesmas yang melaksanakan Pelayanan Kefarmasian sesuai Standart
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
Puskesmas - 175 175 175 - -
Target Global : Meningkatkan secara signifikan pembiayaan kesehatan dan rekrutmen, pengembangan, pelatihan, dan retensi tenaga kesehatan di negara berkembang, khususnya negara kurang berkembang, dan negara berkembang pulau kecil.
3.c.1 Kepadatan dan distribusi tenaga kesehatan
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
Orang - 472 - - - -
[52]
[53]
3.4 Tujuan 4 Pendidikan Berkualitas
Target dan indikator Tujuan 4. Tujuan 4 TPB/SDGs adalah menjamin kualitas pendidikan
yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua
pada tahun 2030. Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan berkualitas pada tahun 2030,
ditetapkan 6 Target yang diukur oleh 13 Indikator. Target-target tersebut terdiri dari pendidikan
dasar dan kualitas guru. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mencapai target-target tersebut
dijabarkan pada kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilakukan oleh pemerintah maupun
non pemerintah.
Kebijakan tujuan 4. Dalam rangka mencapai tujuan dan target Pendidikan Berkualitas,
RPJMD Provinsi Bengkulu 2016-2021 diarahkan pada kebijakan, yaitu :
1. Meningkatkan jangkauan dan akses layanan pendidikan yang adil, merata dan berkualitas
2. Meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan standar pendidik
Program Tujuan 4 berdasarkan target dan arah kebijakan yang disusun dalam rangka
pencapaian Tujuan 4 TPB/SDGs, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan mencakup (1)
Pendidikan Dasar Sembilan Tahun; (2) Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak; (3)
Manajemen Pendidikan; (4) Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan.
Selain melalui program Organisasi Perangkat Daerah juga terdapat beberapa program
yang dilakukan oleh organisasi nonpemerintah yang diakomodasikan sebagai bagian upaya
mencapai tujuan 4. Program tersebut adalah (1) Bantuan Sosial dan Kemanusiaan yang
merupakan kontribusi dari LAZ Muhammadiyah; (2) Pendidikan yang merupakan program
kontribus dari LAZ IZI Bengkulu dan BAZNAS Provinsi Bengkulu.
Target Indikator Tujuan 4 bisa dilihat pada tabel berikut ini. Untuk Target Tujuan 4 dapat
dilihat pada matrik 1. Untuk tabel Program dan Kegiatan ada pada matrik 2 dan untuk program
kegiatan nonpemerintah dapat dilihat pada matrik 3.
[54]
Tabel 3.4 Target Pencapaian Indikator Tujuan 4 Pendidikan Berkualitas
Kode Indikator
Target/Indikator Sumber Data Satuan Baseline (2016) Target Pencapaian
2017 2018 2019 2020 2021
Tujuan SDGs 4 : Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata Serta Meningkatkan Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat untuk Semua
Target Global : Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.
4.1.1.(a) Persentase SD yang ter-akreditasi RPJMD % 88 91 94 96 98 100
4.1.1.(b) Persentase SLTP yang ter-akreditasi RPJMD % 86 89 92 95 98 100
4.1.1.(c) Persentase SLTA yang ter-akreditasi RPJMD % 92 99 100 100 100 100
4.1.1.(d) Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/sederajat. Badan Pusat Statistik - 112,7064287 - - - -
4.1.1.(e) Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/sederajat. Badan Pusat Statistik - 90,52307461 - - - -
4.1.1.(f) Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/sederajat. Badan Pusat Statistik - 87,10306699 - - - -
4.1.1.(g) Angka Rata-rata Lama sekolah Badan Pusat Statistik - 8,944402401 - - - -
Target Global : Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki memiliki akses terhadap perkembangan dan pengasuhan anak usia dini, pengasuhan, pendidikan pra-sekolah dasar yang berkualitas, sehingga mereka siap untuk menempuh pendidikan dasar.
4.2.2.(a) Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Badan Pusat Statistik - 32,35861156 - - - -
Target Global : Pada tahun 2030, menjamin akses yang sama bagi semua perempuan dan laki-laki, terhadap pendidikan teknik, kejuruan dan pendidikan tinggi, termasuk universitas, yang terjangkau dan berkualitas.
4.3.1.(a) Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/sederajat. Badan Pusat Statistik - 87,10306699 - - - -
4.3.1.(b) Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi (PT). Badan Pusat Statistik - 34,25596847 - - - -
Target Global : Pada tahun 2030, menghilangkan disparitas gender dalam pendidikan, dan menjamin akses yang sama untuk semua tingkat pendidikan dan pelatihan kejuruan, bagi masyarakat rentan termasuk penyandang cacat, masyarakat penduduk asli, dan anak-anak dalam kondisi rentan.
[55]
Kode Indikator
Target/Indikator Sumber Data Satuan Baseline (2016) Target Pencapaian
2017 2018 2019 2020 2021
4.5.1 Rasio Angka Partisipasi Murni (APM) perempuan/laki-laki di (1) SD/MI/sederajat; (2) SMP/MTs/sederajat; (3) SMA/SMK/MA/sederajat; dan Rasio Angka Partisipasi Kasar (APK) perempuan/laki-laki di (4) Perguruan Tinggi.
Badan Pusat Statistik -
rasio APM SD: 100,07 rasio APM SMP 97,33 rasio APM SMA 88,48
- - - -
Target Global : Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua remaja dan proporsi kelompok dewasa tertentu, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki kemampuan literasi dan numerasi.
4.6.1.(a) Persentase angka melek aksara penduduk umur ≥15 tahun. Badan Pusat Statistik - 97,89928295 - - - -
4.6.1.(b) Persentase angka melek aksara penduduk umur 15-24 tahun dan umur 15-59 tahun.
Badan Pusat Statistik - 99,94285346 - - - -
Target Global : Pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan pasokan guru yang berkualitas, termasuk melalui kerjasama internasional dalam pelatihan guru di negara berkembang, terutama negara kurang berkembang, dan negara berkembang kepulauan kecil.
4.c.1 Persentase Guru SLTA bersertifikasi RPJMD % 50,96 63,22 75,48 87,74 95 100
[56]
3.5 Tujuan 5 Kesetaraan Gender
Target dan indikator Tujuan 5. Tujuan 5 TPB/SDGs adalah mencapai kesetaraan gender
dan memberdayakan perempuan. Dalam rangka mencapai tujuan kesetaraan gender pada
tahun 2030, ditetapkan 3 Target yang diukur oleh 5 Indikator. Target-target tersebut terdiri dari
menghapus kekerasan pada perempuan dan anak, menghilangkan praktik berbahaya dan
peningkatan partisipasi perempuan. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mencapai target-target
tersebut dijabarkan pada kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilakukan oleh pemerintah
maupun non pemerintah.
Kebijakan tujuan 5. Dalam rangka mencapai tujuan dan target Kesetaraan Gender,
RPJMD Provinsi Bengkulu 2016-2021 diarahkan pada kebijakan, yaitu :
1. Meningkatkan peran dan kases perempuan dalam pembangunan melalui peningkatan
pengarusutamaan gender dalam pembangunan
2. Melindungi perempuan dan anak dari tindak kekerasan melalui peningkatan layanan
perlindungan kepada perempuan dan anak korba tindak kekerasan.
Program Tujuan 5 berdasarkan target dan arah kebijakan yang disusun dalam rangka
pencapaian Tujuan 5 TPB/SDGs, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan mencakup
(1) Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan; (2) Penguatan
Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak; (3) Peningkatan Kualitas Hidup dan
Perlindungan Perempuan; (4) Peningkatan Peran Serta Kesetaraan Gender dalam
Pembangunan; (5) Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga; (6)
Keluarga Berencana; (7) Kesehatan Reproduksi Remaja; (8) Pengembangan Pusat Pelayanan
Informasi dan Konseling KRR.
Selain melalui program Organisasi Perangkat Daerah juga terdapat beberapa program
yang dilakukan oleh organisasi nonpemerintah yang diakomodasikan sebagai bagian upaya
mencapai tujuan 5. Program tersebut adalah (1) Kelompok Belajar Perempuan dan (2)
mendorong Terciptanya Kader Pemimpin Perempuan di Tingkat Komunitas yang merupakan
program kontribusi dari WALHI Bengkulu; (3) Advokasi Hak Kesehatan Seksual & Reproduksi
Perempuan melalui Penguatan Kepemimpinan Perempuan Akar Rumput yang merupakan
program kontribusi dari Cahaya Perempuan WCC; (4) Kampanye Anti Kekerasan terhadap
Perempuan; (5) Advokasi dan (6) Pendidikan Politik bagi Perempuan yang merupakan program
kontribusi dari Koalisi Perempuan Indonesia.
Target Indikator Tujuan 5 bisa dilihat pada tabel berikut ini. Untuk Target Tujuan 5 dapat
dilihat pada matrik 1. Untuk tabel Program dan Kegiatan ada pada matrik 2 dan untuk program
kegiatan nonpemerintah dapat dilihat pada matrik 3.
[57]
Tabel 3.5 Target Pencapaian Indikator Tujuan 5 Kesetaraan Gender
Kode Indikator
Target/Indikator Sumber Data Satuan Baseline (2016) Target Pencapaian
2017 2018 2019 2020 2021
Tujuan SDGs 5 : Mencapai Kesetaraan Gender dan Memberdayakan Kaum Perempuan
Target Global : Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap kaum perempuan di ruang publik dan pribadi, termasuk perdagangan orang dan eksploitasi seksual, serta berbagai jenis eksploitasi lainnya.
5.2.1.(a) Jumlah kasus kekerasan perempuan dan anak RPJMD Kasus 425-400 400-375 375-350 375-350 325-300 300-275
5.2.2.(a) Persentase kasus kekerasan perempuan dan anak yang diselesaikan
RPJMD % 90 100 100 100 100 100
Target Global : Menghapuskan semua praktik berbahaya, seperti perkawinan usia anak, perkawinan dini dan paksa, serta sunat perempuan.
5.3.1.(b) Persentase remaja perempuan 15-19 tahun yang melahirkan RPJMD % 45,10-41,57 41,57-38,31 38,31-35,31 35,31-32,55 32,55-30 30-27,50
5.3.1.(c) Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/sederajat. Badan Pusat Statistik - 87,10306699 - - - -
Target Global : Menjamin partisipasi penuh dan efektif, dan kesempatan yang sama bagi perempuan untuk memimpin di semua tingkat pengambilan keputusan dalam kehidupan politik, ekonomi, dan masyarakat.
5.5.2 Persentase perempuan yang duduk di jabatan publik
Dinas P3APPKB Provinsi Bengkulu
% 34,34-34,94 34,94-35,54 35,54-36,14 36,14-36,74 36,74-37,34 37,34-38,00
Target Global : Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan reproduksi, dan hak reproduksi seperti yang telah disepakati sesuai dengan Programme of Action of the International Conference on Population and Development and the Beijing Platform serta dokumen-dokumen hasil reviu dari konferensi-konferensi tersebut.tik, ekonomi, dan masyarakat.
5.6.1.(a) Unmet need KB (Kebutuhan Keluarga Berencana/KB yang tidak terpenuhi).
BKKBN Perwakilan Bengkulu % 5,25 5,05 4,86 4,68 - -
[58]
3.6 Tujuan 6 Air Bersih dan Sanitasi Layak
Target dan indikator Tujuan 6. Tujuan 6 TPB/SDGs adalah menjamin ketersediaan serta
pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua. Dalam rangka mencapai
tujuan air bersih dan sanitasi layak pada tahun 2030, ditetapkan 5 Target yang diukur oleh 6
Indikator. Target-target tersebut terdiri dari penyediaan air bersih, sanitasi dan pengolahan
limbah. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mencapai target-target tersebut dijabarkan pada
kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilakukan oleh pemerintah maupun non
pemerintah.
Kebijakan tujuan 6. Dalam rangka mencapai tujuan dan target Air Bersih dan Sanitasi,
RPJMD Provinsi Bengkulu 2016-2021 diarahkan pada kebijakan, yaitu :
1. Membangunan, mengembangkan dan memelihara infrastruktur dasar di seluruh wilayah
melalui peningkatan akses penduduk terhadap sanitasi dan air bersih.
Program Tujuan 6 berdasarkan target dan arah kebijakan yang disusun dalam rangka
pencapaian Tujuan 6 TPB/SDGs, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan mencakup (1)
Penyehatan Lingkungan; (2) Pengembangan Kinerja Pengelelolaan Air Minum dan Air Limbah;
(3) Sanitasi Total Berbasis Masyarakat; (4) Pengendalian Pencemaran dan Penrusakan
Lingkungan Hidup; (5) Rehabilitasi Hutan dan Lahan;
Selain melalui program Organisasi Perangkat Daerah juga terdapat beberapa program
yang dilakukan oleh organisasi nonpemerintah yang diakomodasikan sebagai bagian upaya
mencapai tujuan 6. Program tersebut adalah (1) Lingkungan yang merupakan program
kontribusi dari LAZ Muhammadiyah.
Target Indikator Tujuan 6 bisa dilihat pada tabel berikut ini. Untuk Target Tujuan 6 dapat
dilihat pada matrik 1. Untuk tabel Program dan Kegiatan ada pada matrik 2 dan untuk program
kegiatan nonpemerintah dapat dilihat pada matrik 3.
[59]
Tabel 3.6 Target Pencapaian Indikator Tujun 6 Air Bersih dan Sanitasi Layak
Kode Indikator
Target/Indikator Sumber Data Satuan Baseline (2016) Target Pencapaian
2017 2018 2019 2020 2021
Tujuan SDGs 6 : Menjamin Ketersediaan Serta Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi yang Berkelanjutan untuk Semua
Target Global : Pada tahun 2030, mencapai akses universal dan merata terhadap air minum yang aman dan terjangkau bagi semua.
6.1.1.(a) Persentase rumah tangga berakses air bersih RPJMD % 62,2 73,7 82,4 91,2 100 100
6.1.1.(c) Persentase Akses air minum aman dengan sistem perpipaan
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi
Bengkulu % 20 21 23 28 32 36
Target Global : Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan kebersihan yang memadai dan merata bagi semua, dan menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka, memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.
6.2.1.(b) Persentase Akses sanitasi layak RPJMD % 12,3 13,3 14,3 15,3 16,3 17,3
6.2.1.(c) Jumlah Desa/Kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
Desa 505 45 50 50 50 50
6.2.1.(d) Jumlah Desa/Kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
Desa 505 45 50 50 50 50
6.2.1.(e) Persentase rumah tangga terlayani pengelolaan air limbah bersanitasi RPJMD % 41,6 60,6 37,7 86,9 100 100
6.2.1.(f) Persentase rumah tangga terlayani pengelolaan air limbah bersanitasi RPJMD % 41,6 60,6 37,7 86,9 100 100
Target Global : Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan mengurangi polusi, menghilangkan pembuangan, dan meminimalkan pelepasan material dan bahan kimia berbahaya, mengurangi setengah proporsi air limbah yang tidak diolah, dan secara signifikan meningkatkan daur ulang, serta penggunaan kembali barang daur ulang yang aman secara global.
6.3.1.(a) Persentase Akses sanitasi layak RPJMD % 12,3 13,3 14,3 15,3 16,3 17,3
6.3.1.(b) Persentase Akses sanitasi layak RPJMD % 12,3 13,3 14,3 15,3 16,3 17,3
6.3.2.(a) Indeks Kualitas Air RPJMD - 66 67 67 69 70
6.3.2.(b) Indeks Kualitas Air RPJMD - 66 67 67 69 70
Target Global : Pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan efisiensi penggunaan air di semua sektor, dan menjamin penggunaan dan pasokan air tawar yang berkelanjutan untuk mengatasi kelangkaan air, dan secara signifikan mengurangi jumlah orang yang menderita akibat kelangkaan air.
6.4.1.(a) Indeks Kualitas Air RPJMD - 66 67 67 69 70
[60]
Kode Indikator
Target/Indikator Sumber Data Satuan Baseline (2016) Target Pencapaian
2017 2018 2019 2020 2021
Target Global : Pada tahun 2020, melindungi dan merestorasi ekosistem terkait sumber daya air, termasuk pegunungan, hutan, lahan basah, sungai, air tanah, dan danau.
6.6.1.(a) Indeks Kualitas Air RPJMD - 66 67 67 69 70
6.6.1.(d) Persentase luas tutupan lahan di luar kawasan meningkat
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bengkulu
% 3,11 3,16 3,21 3,26 3,31 3,36
[61]
3.7 Tujuan 7 Energi Bersih dan Terjangkau
Target dan indikator Tujuan 7. Tujuan 7 TPB/SDGs adalah menjamin akses energi yang
terjangkau, andal, berkelanjutan dan modern untuk semua lapisan masyarakat pada tahun
2030. Dalam rangka mencapai tujuan energi dan terjangkau, ditetapkan 1 Target yang diukur
oleh 1 Indikator. Target-target tersebut terdiri dari layanan energi yang terjangkau. Upaya-upaya
yang dilakukan untuk mencapai target-target tersebut dijabarkan pada kebijakan, program dan
kegiatan yang akan dilakukan oleh pemerintah maupun non pemerintah.
Kebijakan tujuan 7. Dalam rangka mencapai tujuan dan target energi bersih dan
terjangkau, RPJMD Provinsi Bengkulu 2016-2021 diarahkan pada kebijakan, yaitu :
1. Membangunan, mengembangkan dan memelihara infrastruktur strategis melalui
peningkatan cakupan dan akses masyarakat terhadap ketenagalistrikan.
Program Tujuan 7. Berdasarkan target dan arah kebijakan yang disusun dalam rangka
pencapaian Tujuan 7 TPB/SDGs, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan mencakup (1)
Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan.
Target Indikator Tujuan 7 bisa dilihat pada tabel berikut ini. Untuk Target Tujuan 7 dapat
dilihat pada matrik 1. Untuk tabel Program dan Kegiatan ada pada matrik 2.
[62]
Tabel 3.7 Target Pencapaian Indikator Tujuan 7 Energi Bersih dan Terjangkau
Kode Indikator
Target/Indikator Sumber Data Satuan Baseline (2016) Target Pencapaian
2017 2018 2019 2020 2021
Tujuan SDGs 7 : Menjamin Akses Energi yang Terjangkau, Andal, Berkelanjutan dan Modern untuk Semua
Target Global : Pada tahun 2030, menjamin akses universal layanan energi yang terjangkau, andal dan modern.
7.1.1 Rasio Elektrifikasi RPJMD % 89,8 89,8 91,1 94,5 97,5 100
[63]
3.8 Tujuan 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
Target dan indikator Tujuan 8. Tujuan 8 TPB/SDGs adalah meningkatkan pertumbuhan
ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Dalam rangka mencapai tujuan pekerjaan layak dan
pertumbuhan ekonomi, ditetapkan 3 Target yang diukur oleh 8 Indikator. Target-target tersebut
terdiri dari pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan mempromosikan pariwisata.
Upaya-upaya yang dilakukan untuk mencapai target-target tersebut dijabarkan pada kebijakan,
program dan kegiatan yang akan dilakukan oleh pemerintah maupun non pemerintah.
Kebijakan tujuan 8. Dalam rangka mencapai tujuan dan target pekerjaan layak dan
perumbuhan ekonomi, RPJMD Provinsi Bengkulu 2016-2021 diarahkan pada kebijakan, yaitu :
1. Oprimalisasi pengelolaan investasi melalui meningkatkan promosi investasi dan
memperbanyak sumber dan jenis investasi.
2. Meningkatkan kesempatan kerja dan kompetensi tenaga kerja serta pengembangan
sarana prasarana pelatihan kerja melalui peningkatan kesempatan dan komoetensi
tenaga kerja melalui pendidikan dan pelatihan yang berorientasi pada pasra kerja.
3. Mengembangkan destinasi wisata unggulan dan meningkatkan promosi wisata melalui
peningkatan pengembangan pemasaran seni budaya dan pariwisata dalam meningkatkan
kunjungan wisatawan.
Program Tujuan 8. Berdasarkan target dan arah kebijakan yang disusun dalam rangka
pencapaian Tujuan 8 TPB/SDGs, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan mencakup
(1) Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri; (2) Pengembangan sentra-sentra industri
potensial; (3) Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri; (4) Pengembangan industri kecil dan
menengah; (5) Persaingan usaha; (6) Pemberdayaan Usaha Kecil dan Kewirausahaan;
(7) Peningkatan dan Pengembangan Ekspor; (8) Pengembangan Pemasaran Pariwisata.
Selain melalui program Organisasi Perangkat Daerah juga terdapat beberapa program
yang dilakukan oleh organisasi nonpemerintah yang diakomodasikan sebagai bagian upaya
mencapai tujuan 8. Program tersebut adalah (1) Terbentuknya kelompok usaha perempuan di
Provinsi Bengkulu; (2) Mendorong Kesepahaman tentang Keuangan Berkelanjutan; (3)
Penguatan Usaha Produksi Ekonomi Kerakyatan Berbasis Kearifan Lokal yang merupakan
program kontribusi dari WALHI Bengkulu; (4) Ekonomi yang merupakan program kontribusi dari
Inisiatif Zakat indonesia Perwakilan Bengkulu dan (5) Pemberdayaan Ekonomi yang merupakan
program kontribusi dari BAZNAS Provinsi Bengkulu.
Target Indikator Tujuan 8 bisa dilihat pada tabel berikut ini. Untuk Target Tujuan 8 dapat
dilihat pada matrik 1. Untuk tabel Program dan Kegiatan ada pada matrik 2 dan untuk program
kegiatan nonpemerintah dapat dilihat pada matrik 3.
[64]
Tabel 3.8 Target Pencapaian Indikator Tujuan 3.8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
Kode Indikator
Target/Indikator Sumber Data Satuan Baseline (2016) Target Pencapaian
2017 2018 2019 2020 2021
Tujuan SDGs 8 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan, Kesempatan Kerja yang Produktif dan Menyeluruh, serta Pekerjaan yang Layak untuk Semua
Target Global : Mempertahankan pertumbuhan ekonomi per kapita sesuai dengan kondisi nasional dan, khususnya, setidaknya 7 persen pertumbuhan produk domestik bruto per tahun di negara kurang berkembang.
8.1.1 Pertumbuhan PDRB RPJMD 5,3 5,50-5,80 5,75-6,05 6,01-6,31 6,26-6,56 6,56-6,8
8.1.1.(a) Nilai PDRB atas dasar harga konstan RPJMD 40.082.870
41.386.348-43.386.348
43.887.654-45.887.654
46.650.545-48.650.545
49.704.490-51.704.490
51.704.490-53.704.490
Target Global : Menggalakkan kebijakan pembangunan yang mendukung kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja layak, kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah, termasuk melalui akses terhadap jasa keuangan.
8.3.1 Proporsi lapangan kerja informal sektor non-pertanian, berdasarkan jenis kelamin.
Badan Pusat Statistik Laki-Laki/
Perempuan - 118.869/92.922 - - - -
8.3.1.(a) Persentase tenaga kerja formal. Badan Pusat Statistik % -
jumlah pekerja formal 262.470 - - - -
8.3.1.(b) Persentase tenaga kerja informal sektor pertanian. Badan Pusat Statistik % -
jumlah perkerja informal 407.643 - - - -
8.3.1.(c) Persentase Pertumbuhan Kelompok Usaha Baru (KUB)/Wira Usaha Baru (WUB)
Dinas Koperasi dan UKM % 0 20 25 25 25 25
Target Global : Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya dan produk lokal.
8.9.1.(a) Jumlah wisatawan Mancanegara RPJMD Orang 1.952 2.955 3.972 4.995 6.015 7.243
8.9.1(b) Jumlah Wisatawan Nusantara RPJMD Orang 361.578 375,475 394.265 420.025 435.605 451.766
[65]
3.9 Tujuan 9 Industri, Inovasi dan Infrastruktur
Target dan indikator Tujuan 9. Tujuan 9 TPB/SDGs adalah membangun infrastruktur yang
tangguh, meningkatkan industri inklusif dan berkelanjutan serta mendorong inovasi. Dalam
rangka mencapai tujuan industri, inovasi dan infrastruktur, ditetapkan 4 Target yang diukur oleh
7 Indikator. Target-target tersebut terdiri dari infrastruktur yang berkualitas dan berkelanjutan
serta meningkatkan akses terhadap teknologi informasi. Upaya-upaya yang dilakukan untuk
mencapai target-target tersebut dijabarkan pada kebijakan, program dan kegiatan yang akan
dilakukan oleh pemerintah maupun non pemerintah.
Kebijakan tujuan 9. Dalam rangka mencapai tujuan dan target industri, inovasi dan
infrastruktur, RPJMD Provinsi Bengkulu 2016-2021 diarahkan pada kebijakan, yaitu :
1. Membangun, mengembangkan dan memelihara infrastruktur dasar di seluruh wilayah
melalui pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan jalan dan jembatan serta
infrastruktur pertanian.
2. Membangun, mengembangkan dan memelihara infrastruktur strategis melalui
peningkatan kapasitas bandara, pelabuhan dan sarana prasarana pelayanan dan
keselamatan transportasi darat.
Program Tujuan 9. Berdasarkan target dan arah kebijakan yang disusun dalam rangka
pencapaian Tujuan 9 TPB/SDGs, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan mencakup (1)
Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan; (2) Peningkatan Kapasitas Bandar Udara; (3)
Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri; (4) Pengembangan Industri Kecil dan Menengah;
(5) Pengembnagan Sentra-Sentra Industri Potenisal; (6) Pengendalian Pencemaran dan
Penrusakan Lingkungan Hidup.
Target Indikator Tujuan 9 bisa dilihat pada tabel berikut ini. Untuk Target Tujuan 9 dapat
dilihat pada matrik 1. Untuk tabel Program dan Kegiatan ada pada matrik 2.
[66]
Tabel 3.9 Target Pencapaian Indikator Tujuan 9 Industri, Inovasi dan Infrastruktur
Kode
Indikator Target/Indikator Sumber Data Satuan Baseline (2016)
Target Pencapaian
2017 2018 2019 2020 2021
Tujuan SDGs 9 : Membangun Infrastruktur yang tangguh, meningkatkan industri inklusif dan berkelanjutan, serta mendorng inovasi
Target Global : Mengembangkan infrastruktur yang berkualitas, andal, berkelanjutan dan tangguh, termasuk infrastruktur regional dan lintas batas, untuk mendukung pembangunan ekonomi dan
kesejahteraan manusia, dengan fokus pada akses yang terjangkau dan merata bagi semua.
9.1.1.(a) Persentase jalan provinsi dalam
kondisi baik/sedang RPJMD % 46 58 64 78 80 82
9.1.2.(a) Jumlah Bandara Pengumpul Yang
dikembangkan RPJMD Bandara - 3 3 3 - -
9.1.2.(b) Persentase peningkatan pelabuhan
pengumpan RPJMD % - - - - 50 50
9.1.2.(c) Persentase peningkatan pelabuhan
pengumpan RPJMD % - - - - 50 50
Target Global : Mempromosikan industrialisasi inklusif dan berkelanjutan, dan pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan proporsi industri dalam lapangan kerja dan produk domestik bruto,
sejalan dengan kondisi nasional, dan meningkatkan dua kali lipat proporsinya di negara kurang berkembang.
9.2.1.(a) Laju pertumbuhan PDB industri
manufaktur Badan Pusat Statistik -
Laju
pertumbuhan
industri
pengolahan=
4,32%. Untuk
industri
manufaktur= -
- - - -
Target Global : Pada tahun 2030, meningkatkan infrastruktur dan retrofit industri agar dapat berkelanjutan, dengan peningkatan efisiensi penggunaan sumberdaya dan adopsi yang lebih baik dari
teknologi dan proses industri bersih dan ramah lingkungan, yang dilaksanakan semua negara sesuai kemampuan masing- masing.
9.4.1(b) Proporsi individu yang
menggunakan Internet. Badan Pusat Statistik - 26,71286593 - - - -
Target Global : Secara signifikan meningkatkan akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi, dan mengusahakan penyediaan akses universal dan terjangkau internet di negara-negara kurang
berkembang pada tahun 2020.
9.c.1.(a) Proporsi individu yang
menguasai/memiliki telepon
genggam
Badan Pusat Statistik 72,81486463
[67]
3.10 Tujuan 10 Berkurangnya Kesenjangan
Target dan indikator Tujuan 10. Tujuan 10 TPB/SDGs adalah mengurangi kesenjangan
intra dan antarnegara. Dalam rangka mencapai tujuan berkurangnya kesenjangan, ditetapkan 2
Target yang diukur oleh 3 Indikator. Target-target tersebut terdiri dari mempertahankan
pertumbuhan pendapatan penduduk dan menjamin kesempatan sama dan mengurangi
kesenjangan hasil. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mencapai target-target tersebut
dijabarkan pada kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilakukan oleh pemerintah maupun
non pemerintah.
Kebijakan tujuan 10. Dalam rangka mencapai tujuan dan target berkurangnya
kesenjangan, RPJMD Provinsi Bengkulu 2016-2021 diarahkan pada kebijakan, yaitu :
1. Membangun, mengembangkan dan memelihara infrastruktur dasar di seluruh wilayah
melalui pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan jalan dan jembatan serta
infrastruktur pertanian.
Program Tujuan 10. Berdasarkan target dan arah kebijakan yang disusun dalam rangka
pencapaian Tujuan 10 TPB/SDGs, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan mencakup
(1) Perencanaan Sosial Budaya; (2) Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam membangun
desa; (3) pembangunan kawasan perdesaan; (4) Pengembangan Lembaga Ekonomi
perdesaan.
Target Indikator Tujuan 10 bisa dilihat pada tabel berikut ini. Untuk Target Tujuan 10
dapat dilihat pada matrik 1. Untuk tabel Program dan Kegiatan ada pada matrik 2.
[68]
Tabel 3.10 Target Pencapaian Indikator Tujuan 10 Berkurangnya Kesenjangan
Kode Indikator
Target/Indikator Sumber Data Satuan Baseline (2016) Target Pencapaian
2017 2018 2019 2020 2021
Tujuan SDGs 10 : Mengurangi Kesenjangan intra-dan antar negara
Target Global : Pada tahun 2030, secara progresif mencapai dan mempertahankan pertumbuhan pendapatan penduduk yang berada di bawah 40% dari populasi pada tingkat yang lebih tinggi dari rata-rata nasional.
10.1 .1 Koefisien Gini Badan Pusat Statistik - 0,349 - - - -
10.1.1.(a) Persentase Kemiskinan RPJMD % 17,03 17,03-16,63 16,63-16,23 16,09-15,69 15,42-15,02 14,64-14,24
10.1.1.(c) Jumlah desa tertinggal. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi
Bengkulu Desa 653 653 - - - -
10.1.1.(d) Jumlah Desa Mandiri. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi
Bengkulu Desa 688 688 - - - -
Target Global : Menjamin kesempatan yang sama dan mengurangi kesenjangan hasil, termasuk dengan menghapus hukum, kebijakan dan praktik yang diskriminatif, dan mempromosikan legislasi, kebijakan dan tindakan yang tepat terkait legislasi dan kebijakan tersebut.
10.3.1.(a) Indeks Kebebasan Sipil. Badan Pusat Statistik - 85,14 - - - -
10.3.1.(c) Persentase kasus kekerasan perempuan dan anak yang diselesaikan RPJMD Kasus 425-400 400-375 375-350 375-350 325-300 300-275
Target Global : Mengadopsi kebijakan, terutama kebijakan fiskal, upah dan perlindungan sosial, serta secara progresif mencapai kesetaraan yang lebih besar.
10.4.1.(b) Proporsi peserta Program Jaminan Sosial Bidang Ketenagakerjaan. BPJS Ketenagakerjaan Cabang
Bengkulu Orang - 86.282 - - - -
[69]
3.11 Tujuan 11 Kota dan Permukiman Berkelanjutan
Target dan indikator Tujuan 11. Tujuan 11 TPB/SDGs adalah menjadikan kota dan
pemukiman inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan. Dalam rangka mencapai tujuan kota dan
permukiman berkelanjutan, ditetapkan 3 Target yang diukur oleh 3 Indikator. Target-target
tersebut terdiri dari mengurangi jumlah kematian dan jumlah orang terdampak bencana, dan
resiko bencana. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mencapai target-target tersebut dijabarkan
pada kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilakukan oleh pemerintah maupun non
pemerintah.
Kebijakan tujuan 11. Dalam rangka mencapai tujuan dan target Kota dan Permukiman
Berkelanjutan, RPJMD Provinsi Bengkulu 2016-2021 diarahkan pada kebijakan, yaitu :
1. Membangun, mengembangkan dan memelihara infrastruktur dasar di seluruh wilayah
melalui pembangunan infrastrukut perumahan dan permukiman.
Program Tujuan 11. Berdasarkan target dan arah kebijakan yang disusun dalam rangka
pencapaian Tujuan 11 TPB/SDGs, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan mencakup
(1) Pencegahan dan Mitigasi Bencana; (2) Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan;
(3) Perencanaan Penanggulangan Bencana.
Target Indikator Tujuan 11 bisa dilihat pada tabel berikut ini. Untuk Target Tujuan 11
dapat dilihat pada matrik 1. Untuk tabel Program dan Kegiatan ada pada matrik 2.
[70]
Tabel 3.11 Target Pencapaian Indikator Tujuan 11 Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan
Kode Indikator
Target/Indikator Sumber Data Satuan Baseline (2016) Target Pencapaian
2017 2018 2019 2020 2021
Tujuan SDGs 11 : Menjadikan Kota dan Permukiman Inklusif, Aman, Tangguh dan Berkelanjutan
Target Global : Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah kematian dan jumlah orang terdampak, dan secara substansial mengurangi kerugian ekonomi relatif terhadap PDB global yang disebabkan oleh bencana, dengan fokus melindungi orang miskin dan orang-orang dalam situasi rentan.
11.5.1.(b) Persentase desa tangguh bencana RPJMD % 30 30-45 45-60 60-75 75-90 90-100
Target Global : Pada tahun 2030, mengurangi dampak lingkungan perkotaan per kapita yang merugikan, termasuk dengan memberi perhatian khusus pada kualitas udara, termasuk penanganan sampah kota.
11.6.1.(a) Persentase rumah tangga terlayani pengelolaan persampahan RPJMD % 42 63 75 87 100 100
11.6.1.(b) Persentase rumah tangga terlayani pengelolaan persampahan RPJMD % 42 63 75 87 100 100
Target Global : Pada tahun 2020, meningkatkan secara substansial jumlah kota dan permukiman yang mengadopsi dan mengimplementasi kebijakan dan perencanaan yang terintegrasi tentang penyertaan, efisiensi sumber daya, mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim, ketahanan terhadap bencana, serta mengembangkan dan mengimplementasikan penanganan holistik risiko bencana di semua lini, sesuai dengan the Sendai Framework for Disaster Risk Reduction2015-2030.
11.b.1 Persentase Dokumen Penanggulangan Bencana
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi
Bengkulu % 30-45 30-45 45-60 60-75 75-90 90-100
11.b.2 Persentase Dokumen Penanggulangan Bencana
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi
Bengkulu % 30-45 30-45 45-60 60-75 75-90 90-100
[71]
3.12 Tujuan 12 Konsumsi dan Produksi yang Bertanggungjawab
Target dan indikator Tujuan 12. Tujuan 12 TPB/SDGs adalah menjamin pola produksi dan
konsumsi yang berkelanjutan. Dalam rangka mencapai tujuan Konsumsi dan Produksi yang
Bertanggungjawab, ditetapkan 2 Target yang diukur oleh 2 Indikator. Target-target tersebut
terdiri dari pengolahan limbah. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mencapai target-target
tersebut dijabarkan pada kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilakukan oleh pemerintah
maupun non pemerintah.
Kebijakan tujuan 12. Dalam rangka mencapai tujuan dan target Konsumsi dan Produksi
yang Bertanggungjawab, RPJMD Provinsi Bengkulu 2016-2021 diarahkan pada kebijakan,
yaitu :
1. Menurunkan beban pencemaran lingkungan melalui peningkatan pengendalian
pencemaran lingkungan air dan udara dengan meningkatkan daya dukung penahanan
laju kerusakan lingkungan.
Program Tujuan 12. Berdasarkan target dan arah kebijakan yang disusun dalam rangka
pencapaian Tujuan 12 TPB/SDGs, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan mencakup
(1) Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri; (2) Pengembangan Sentra-Sentra Industri
Potensial.
Target Indikator Tujuan 12 bisa dilihat pada tabel berikut ini. Untuk Target Tujuan 12
dapat dilihat pada matrik 1. Untuk tabel Program dan Kegiatan ada pada matrik 2.
[72]
Tabel 3.12 Target Pencapaian Indikator Tujuan 12 Konsumsi dan Produksi yang Berkelanjutan
Kode Indikator
Target/Indikator Sumber Data Satuan Baseline (2016) Target Pencapaian
2017 2018 2019 2020 2021
Tujuan SDGs 12 : Menjamin Pola Produksi dan Konsumsi yang Berkelanjutan
Target Global : Pada tahun 2020 mencapai pengelolaan bahan kimia dan semua jenis limbah yang ramah lingkungan, di sepanjang siklus hidupnya, sesuai kerangka kerja internasional yang disepakati dan secara signifikan mengurangi pencemaran bahan kimia dan limbah tersebut ke udara, air, dan tanah untuk meminimalkan dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
12.4.2.(a) Jumlah limbah B3 yang terkelola dan proporsi limbah B3 yang diolah sesuai peraturan perundangan (sektor industri).
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Bengkulu -
(data sedang dihitung)
- - - -
Target Global : Mendorong perusahaan, terutama perusahaan besar dan transnasional, untuk mengadopsi praktek-praktek berkelanjutan dan mengintegrasikan informasi keberlanjutan dalam siklus pelaporan mereka.
12.6.1.(a) Jumlah perusahaan yang menerapkan sertifikasi SNI ISO 14001.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Bengkulu -
(data sedang dihitung)
- - - -
[73]
3.13 Tujuan 13 Penanganan Perubahan ikim
Target dan indikator Tujuan 13. Tujuan 13 TPB/SDGs adalah mengambil tindakan cepat
untuk mengatasi perubahan iklim. Dalam rangka mencapai tujuan Penanganan Perubahan
Iklim, ditetapkan 2 Target yang diukur oleh 2 Indikator. Target-target tersebut terdiri dari
ketahanan menghadapi bahaya dan tindakan antisipasi perubahan iklim. Upaya-upaya yang
dilakukan untuk mencapai target-target tersebut dijabarkan pada kebijakan, program dan
kegiatan yang akan dilakukan oleh pemerintah maupun non pemerintah.
Kebijakan tujuan 13. Dalam rangka mencapai tujuan dan target Penanganan Perubahan
Iklim, RPJMD Provinsi Bengkulu 2016-2021 diarahkan pada kebijakan, yaitu :
1. Meningkatkan kesiapsiagaan, pengendalian dan pemulihan akibat bencana melalui
peningkatan peran serta dunia usaha, swasta dan masyarakat dalam Pra, saat dan pasca
bencana.
Program Tujuan 13. Berdasarkan target dan arah kebijakan yang disusun dalam rangka
pencapaian Tujuan 13 TPB/SDGs, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan mencakup
(1) Perencanaan Penanggulangan Bencana; (2) Pengendalian Pencemaran dan Pengrusakan
Lingkungan Hidup.
Target Indikator Tujuan 13 bisa dilihat pada tabel berikut ini. Untuk Target Tujuan 13
dapat dilihat pada matrik 1. Untuk tabel Program dan Kegiatan ada pada matrik 2.
[74]
Tabel 3.13 Target Pencapaian Indikator Tujuan 13 Penanganan Perubahan Iklim
Kode Indikator
Target/Indikator Sumber Data Satuan Baseline (2016) Target Pencapaian
2017 2018 2019 2020 2021
Tujuan SDGs 13 : Mengambil Tindakan cepat untuk mengatasi perubahan Iklim dan Dampaknya
Target Global : Memperkuat kapasitas ketahanan dan adaptasi terhadap bahaya terkait iklim dan bencana alam di semua negara.
13.1 .1.* Persentase Dokumen Penanggulangan Bencana
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi
Bengkulu % 30-45 30-45 45-60 60-75 75-90 90-100
Target Global : Mengintegrasikan tindakan antisipasi perubahan iklim ke dalam kebijakan, strategi dan perencanaan nasional.
13.2.1.(a) Dokumen pelaporan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK).
Badan Perencanaan Penelitian dan
Pengembangan Daerah Provinsi Bengkulu
Dokumen 1 - - 1 - -
[75]
3.14 Tujuan 14 Ekosistem Lautan
Target dan indikator Tujuan 14. Tujuan 14 TPB/SDGs adalah melestarikan dan
memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya kelautan dan samudra untuk pembangunan
berkelanjutan. Dalam rangka mencapai tujuan Ekosistem Lautan, ditetapkan 3 Target yang
diukur oleh 2 Indikator. Target-target tersebut terdiri dari melindungi ekosistem laut dan akses
untuk nelayan skala kecil. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mencapai target-target tersebut
dijabarkan pada kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilakukan oleh pemerintah maupun
non pemerintah.
Kebijakan tujuan 14. Dalam rangka mencapai tujuan dan target Ekosistem Lautan,
RPJMD Provinsi Bengkulu 2016-2021 diarahkan pada kebijakan, yaitu :
1. Optimalisasi pendayagunaan dan pengendalian kemaritiman melalui peningkatan
pengelolaan dna pengembangan sarana sumber daya kemaritiman dan pembangunan
serta peningkatan fungsi pelabuhan.
Program Tujuan 14. Berdasarkan target dan arah kebijakan yang disusun dalam rangka
pencapaian Tujuan 14 TPB/SDGs, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan mencakup
(1) Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; (2) Pengembangan dan
Pengelolaan Perikanan Tangkap; (3) Pengembangan Industri Agro; (4) Penataan Struktur
Industri; (5) Pengembangan Kelembagaan Perikanan Tangkap.
Target Indikator Tujuan 14 bisa dilihat pada tabel berikut ini. Untuk Target Tujuan 14
dapat dilihat pada matrik 1. Untuk tabel Program dan Kegiatan ada pada matrik 2.
[76]
Tabel 3.14 Target Pencapaian Indikator Tujuan 14 Ekosistem Laut
Kode Indikator
Target/Indikator Sumber Data Satuan Baseline (2016) Target Pencapaian
2017 2018 2019 2020 2021
Tujuan SDGs 14 : Melestarikan dan Memanfaatkan Secara Berkelanjutan Sumber Daya Kelautan Dan Samudera Untuk Pembangunan Berkelanjutan
Target Global : Pada tahun 2020, mengelola dan melindungi ekosistem laut dan pesisir secara berkelanjutan untuk menghindari dampak buruk yang signifikan, termasuk dengan memperkuat ketahanannya, dan melakukan restorasi untuk mewujudkan lautan yang sehat dan produktif.
14.2.1.(a) Jumlah dokumen Rencana Zonasi Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) yang tersedia
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu
Dokumen - 1 - - - -
Target Global : Pada tahun 2020, melestarikan setidaknya 10 persen dari wilayah pesisir dan laut, konsisten dengan hukum nasional dan internasional dan berdasarkan informasi ilmiah terbaik yang tersedia.
14.5.1* Jumlah dokumen Rencana Zonasi Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) yang tersedia
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu
Dokumen - 1 - - - -
Target Global : Menyediakan akses untuk nelayan skala kecil (small-scale artisanal fishers) terhadap sumber daya laut dan pasar.
14.b.1.(a) Jumlah nelayan yang difasilitasi akses permodalan
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu
Orang - 40 - - - -
[77]
3.15 Tujuan 15 Ekosistem Daratan
Target dan indikator Tujuan 15. Tujuan 15 TPB/SDGs adalah melindungi, merestorasi dan
meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem daratan, menengelola hutan secara
lestari,menghentikan penggurunan, memulihkan degradasi lahan serta menghentikan
kehilangan keankaragaman hayati. Dalam rangka mencapai tujuan Ekosistem Daratan,
ditetapkan 3 Target yang diukur oleh 3 Indikator. Target-target tersebut terdiri dari pelestarian
ekosistem dan pemulihan lahan kritis. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mencapai target-
target tersebut dijabarkan pada kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilakukan oleh
pemerintah maupun non pemerintah.
Kebijakan tujuan 15. Dalam rangka mencapai tujuan dan target Ekosistem Daratan,
RPJMD Provinsi Bengkulu 2016-2021 diarahkan pada kebijakan, yaitu :
1. Menurunkan beban pencemaran lingkungan melalui peningkatan pengendalian
pencemaran lingkungan air dan udara dengan meningkatkan daya dukung penahanan
laju kerusakan lingkungan.
Program Tujuan 15. Berdasarkan target dan arah kebijakan yang disusun dalam rangka
pencapaian Tujuan 15 TPB/SDGs, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan mencakup
(1) Rehabilitasi Hutan dan Lahan; (2) Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan; (3)
Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan.
Selain melalui program Organisasi Perangkat Daerah juga terdapat beberapa program
yang dilakukan oleh organisasi nonpemerintah yang diakomodasikan sebagai bagian upaya
mencapai tujuan 15. Program tersebut adalah (1) Mendorong kebijakan dan penegakan hukum
dalam tata kelola sumber daya alam Provinsi Bengkulu, (2) Mendorong terbentuknya
pengadilan terhadap kasus-kasus lingkungan di Bengkulu, dan (3) Adanya kelompok yang
mendorong kasus-kasus korupsi lingkungan yang merupakan program kontribusi dari WALHI
Bengkulu.
Target Indikator Tujuan 15 bisa dilihat pada tabel berikut ini. Untuk Target Tujuan 15
dapat dilihat pada matrik 1. Untuk tabel Program dan Kegiatan ada pada matrik 2 dan untuk
program kegiatan nonpemerintah dapat dilihat pada matrik 3.
[78]
Tabel 3.15 Target Pencapaian Indikator Tujuan 15 Ekosistem Daratan
Kode Indikator
Target/Indikator Sumber Data Satuan Baseline (2016) Target Pencapaian
2017 2018 2019 2020 2021
Tujuan SDGs 15 : Melindungi, Merestorasi dan Meningkatkan Pemanfaatan Berkelanjutan Ekosistem Daratan,mengelola Bhutan Secara lestari, Menghentikan Penggurunan, memulihkan Degradasi Lahan, Serta Menghentikan Kehilangan Keragaman Hayati
Target Global : Pada tahun 2020, menjamin pelestarian, restorasi dan pemanfaatan berkelanjutan dari ekosistem daratan dan perairan darat serta jasa lingkungannya, khususnya ekosistem hutan, lahan basah, pegunungan dan lahan kering, sejalan dengan kewajiban berdasarkan perjanjian internasional.
15.1.1.(a) Persentase luas tutupan lahan di luar kawasan meningkat
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bengkulu
% 3,11 3,16 3,21 3,26 3,31 3,36
Target Global : Pada tahun 2020, meningkatkan pelaksanaan pengelolaan semua jenis hutan secara berkelanjutan, menghentikan deforestasi, merestorasi hutan yang terdegradasi dan meningkatkan secara signifikan forestasi dan reforestasi secara global.
15.2.1.(b) Luas hutan yang dikelola masyakat Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bengkulu
Ha 31.535 49.990 72.847 83.192 95.322 107.452
15.2.1.(d) Luas hutan yang dikelola masyakat Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bengkulu
Ha 31.535 49.990 72.847 83.192 95.322 107.452
Target Global : Pada tahun 2020, menghentikan penggurunan, memulihkan lahan dan tanah kritis, termasuk lahan yang terkena penggurunan, kekeringan dan banjir, dan berusaha mencapai dunia yang bebas dari lahan terdegradasi.
15.3.1.(a) Persentase luas tutupan lahan di luar kawasan meningkat
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bengkulu
% 3,11 3,16 3,21 3,26 3,31 3,36
[79]
3.16 Tujuan 16 Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh
Target dan indikator Tujuan 16. Tujuan 16 TPB/SDGs adalah menguatkan masyarakat
yang inklusif dan damai, terwujudnya penegakan keadilan serta membangunn institusi yang
tangguh. Dalam rangka mencapai tujuan Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang
Tangguh, ditetapkan 4 Target yang diukur oleh 11 Indikator. Target-target tersebut terdiri dari
menghilangkan kekerasan, mengembangkan lembaga. Upaya-upaya yang dilakukan untuk
mencapai target-target tersebut dijabarkan pada kebijakan, program dan kegiatan yang akan
dilakukan oleh pemerintah maupun non pemerintah.
Kebijakan tujuan 16. Dalam rangka mencapai tujuan dan target Perdamaian, Keadilan dan
Kelembagaan yang Tangguh, RPJMD Provinsi Bengkulu 2016-2021 diarahkan pada kebijakan,
yaitu :
1. Meningkatkan dan memperluas pelayanan publik
2. Meningkatkan akuntabilitas kinerja dan keuangan serta penerapan e-government.
Program Tujuan 16. Berdasarkan target dan arah kebijakan yang disusun dalam rangka
pencapaian Tujuan 16 TPB/SDGs, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan mencakup
(1) Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan; (2) Penguatan
Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak; (3) Peningkatan Kualitas Hidup dan
Perlindungan Perempuan; (4) Peningkatan Peran Serta Kesetaraan Gender dalam
Pembangunan; (5) Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan KDH; (6) Pembinaan dan Pengembangan Administrasi Pembangunan Daerah; (7)
Ketatalaksanaan dan Pelayanan Publik; (8) Pendidikan Politik Masyarakat; (9) Penataan
Administrasi Kependudukan.
Selain melalui program Organisasi Perangkat Daerah juga terdapat beberapa program
yang dilakukan oleh organisasi nonpemerintah yang diakomodasikan sebagai bagian upaya
mencapai tujuan 15. Program tersebut adalah (1) organisasi Bantuan Hukum untuk Keluarga
Miskin yang merupakan program kontribusi dari Cahaya Perempuan WCC dan (2) Dakwah
Advokasi yang merupakan program kontribusi dari BAZNAS Provinsi Bengkulu.
Target Indikator Tujuan 16 bisa dilihat pada tabel berikut ini. Untuk Target Tujuan 16
dapat dilihat pada matrik 1. Untuk tabel Program dan Kegiatan ada pada matrik 2 dan untuk
program kegiatan nonpemerintah dapat dilihat pada matrik 3.
[80]
Tabel 3.16 Target Pencapaian Indikator Tujuan 16 Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh
Kode Indikator
Target/Indikator Sumber Data Satuan Baseline (2016) Target Pencapaian
2017 2018 2019 2020 2021
Tujuan SDGs 16 : Menguatkan Masyarakat Yang Inklusif dan Damai Untuk Pembangunan berkelanjutan Menyediakan Akses Keadilan Untuk Semua, Dan Membangun Kelembagaan Yang Efektif, Akuntabel, Dan Inklusif di Semua Tingkatan
Target Global : Menghentikan perlakuan kejam, eksploitasi, perdagangan, dan segala bentuk kekerasan dan penyiksaan terhadap anak.
16.2.1.(b) Jumlah kasus kekerasan perempuan dan anak RPJMD Kasus 425-400 400-375 375-350 375-350 325-300 300-275
Target Global : Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan transparan di semua tingkat.
16.6.1.(a) Opini atas laporan keuangan Pemerintah Provinsi RPJMD WTP WTP WTP WTP WTP WTP
16.6.1.(b) Jumlah SKPD Provinsi yang memperoleh nilai SAKIP minimal BB RPJMD SKPD 10 23 31 35 39 39
16.6.1.(c) Persentase penyelenggaraan lelang secara elektronik
Biro Administrasi Pembangunan Setda Provinsi
Bengkulu % 100 100 100 100 100 100
16.6.1.(d) Hasil Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi
Inspektorat Provinsi Bengkulu C CC CC B B BB
16.6.2.(a) Nilai Pelayanan Publik Provinsi Bengkulu
Biro Organisasi Setda Provinsi Bengkulu
Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau
Target Global : Menjamin pengambilan keputusan yang responsif, inklusif, partisipatif dan representatif di setiap tingkatan.
16.7.2.(a) Indeks Lembaga Demokrasi. Badan Pusat Statistik - 77,01 - - - -
16.7.2.(b) Indeks Kebebasan Sipil Badan Pusat Statistik - 85,14 - - - -
16.7.2.(c) Indeks Hak-hak Politik. Badan Pusat Statistik - 63,84 - - - -
Target Global : Pada tahun 2030, memberikan identitas yang syah bagi semua, termasuk pencatatan kelahiran.
16.9.1.(b) Persentase Kepemilikan Akta Kelahiran Anak Usia 0-18 Tahun
Renstra Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi
Bengkulu % 85 87,5 87,5 87,5 87,5 86,25
Target Global : Menjamin akses publik terhadap informasi dan melindungi kebebasan mendasar, sesuai dengan peraturan nasional dan kesepakatan internasional.
16.10.1.(b) Persentase kasus kekerasan perempuan dan anak yang diselesaikan
RPJMD Kasus 425-400 400-375 375-350 375-350 325-300 300-275
[81]
3.17 Tujuan 17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
Target dan indikator Tujuan 17. Tujuan 17 TPB/SDGs adalah menguatkan masyarakat
yang inklusif dan damai, terwujudnya penegakan keadilan serta membangunn institusi yang
tangguh. Dalam rangka mencapai tujuan Kemitraan untuk Mencapai Tujuan ditetapkan 1 Target
yang diukur oleh 6 Indikator. Target-target tersebut terdiri dari. Upaya-upaya yang dilakukan
untuk mencapai target-target tersebut dijabarkan pada kebijakan, program dan kegiatan yang
akan dilakukan oleh pemerintah maupun non pemerintah.
Kebijakan tujuan 17. Dalam rangka mencapai tujuan dan target Kemitraan untuk
Mencapai Tujuan, RPJMD Provinsi Bengkulu 2016-2021 diarahkan pada kebijakan, yaitu :
1. Meningkatkan dan memperluas pelayanan publik
2. Meningkatkan akuntabilitas kinerja dan keuangan serta penerapan e-government.
Program Tujuan 17. Berdasarkan target dan arah kebijakan yang disusun dalam rangka
pencapaian Tujuan 17 TPB/SDGs, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan mencakup
(1) Peningkatan dan Pengembangan Ekspor.
Target Indikator Tujuan 17 bisa dilihat pada tabel berikut ini. Untuk Target Tujuan 17
dapat dilihat pada matrik 1. Untuk tabel Program dan Kegiatan ada pada matrik 2.
[82]
Tabel 3.17 Target Pencapaian Indikator Tujuan 17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
Kode Indikator
Target/Indikator Sumber Data Satuan Baseline (2016) Target Pencapaian
2017 2018 2019 2020 2021
Tujuan SDGs 17 : Menguatkan Sarana Pelaksanaan Dan Merevitalisasi Kemitraan Global Untuk Pembangunan Berkelanjutan
Target Global : Mengoperasionalisasikan secara penuh bank teknologi dan sains, mekanisme pembangunan kapasitas teknologi dan inovasi untuk negara kurang berkembang pada tahun 2017 dan meningkatkan penggunaan teknologi yang memampukan, khususnya teknologi informasi dan komunikasi.
17.8.1 Proporsi individu yang menggunakan Internet. Badan Pusat Statistik Persen - 27 - - - -
17.18.1.(a) Persentase konsumen Badan Pusat Statistik (BPS) yang merasa puas dengan kualitas data statistik.
Badan Pusat Statistik Persen - 99,29 - - - -
17.18.1.(b) Persentase konsumen yang menjadikan data dan informasi statistik BPS sebagai rujukan utama
Badan Pusat Statistik Persen - 94,29 - - - -
17.18.1.(c) Jumlah metadata kegiatan statistik dasar, sektoral, dan khusus yang terdapat dalam Sistem Informasi Rujukan Statistik (SIRuSa)
Badan Pusat Statistik
- 30 - - - -
Target Global : Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, untuk mengembangkan pengukuran atas kemajuan pembangunan berkelanjutan yang melengkapi Produk Domestik Bruto, dan mendukung pengembangan kapasitas statistik di negara berkembang.
17.19.2.(c) Jumlah pengunjung eksternal yang mengakses data dan informasi statistik melalui website.
Badan Pusat Statistik pengunjung - 18.646 - - - -
17.19.2.(d) Persentase konsumen yang puas terhadap akses data Badan Pusat Statistik (BPS).
Badan Pusat Statistik % - 96,97 - - - -
17.19.2.(e) Persentase konsumen yang menggunakan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan nasional.
Badan Pusat Statistik % -
perencanaan 14,77 persen
Evaluasi 10,74 persen
- - - -
[83]
BAB IV
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
4.1 Mekanisme Pemantauan dan Evaluasi RAD Alur Informasi Pemantauan dan
Evaluasi Rencana Aksi Daerah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Provinsi
Bengkulu.
Kegiatan pemantauan dan evaluasi merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan
oleh Tim Pelaksana TPB/SDGs. Sementara itu, pelaporan pencapaian pelaksanaan TPB/SDGs
yang diamanatkan pada pasal 17 Peraturan Presiden 59/2017 tentang Pelaksanaan
Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, dimana Gubernur wajib menyampaikan
laporan tahunan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di daerah kepada Menteri
Dalam Negeri dan Menteri PPN/Kepala BAPPENAS sebagai Koordinator Pelaksana TPB/SDGs
Nasional. Khusus untuk pemerintah, Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah merupakan landasan hukum yang diacu untuk pelaksanaan kegiatan
pelaporan, pemantauan, dan evaluasi. Mekanisme pemantauan pelaksanaan TPB/SDGs diatur
oleh Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2018 tentang Koordinasi,
Perencanaan, Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan.
[84]
Adapun pelaporan dalam evaluasi Rencana Aksi daerah Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan sesuai dengan gambar diatas sebagai berikut.
1. Kelompok Kerja yang dibantu Sekretariat TPB/SDGs Provinsi setiap enam bulan sekali
mengkoordinasikan pembahasan pencapaian RAD TPB/SDGs tingkat provinsi (termasuk
tingkat kabupaten, dan kota bila ada) yang memuat program dan kegiatan untuk mencapai
setiap target dan indikator serta alokasi anggaran untuk menjalankan program/kegiatan.
Kelompok Kerja yang dibantu Sekretariat TPB/SDGs Provinsi melaporkan capaian RAD
kepada Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat (WPP) dan ditembuskan kepada
Sekretariat TPB/SDGs pusat (Langkah 1).
2. Gubernur selaku WPP menyampaikan laporan kemajuan pencapaian TPB/SDGs
menggunakan format yang telah ditetapkan kepada Menteri PPN/BAPPENAS melalui
Deputi bidang Pemantauan, Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Kementerian
PPN/BAPPENAS, serta kepada Menteri Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Bina
Pembangunan Daerah (Langkah 2).
3. Deputi bidang Pemantauan, Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Kementerian
PPN/BAPPENAS menyerahkan laporan yang telah dikonsolidasikan kepada Tim Pelaksana
melalui ketua tim pelaksana yang dalam hal ini Deputi bidang Kemaritiman dan Sumber
Daya Alam Kementerian PPN/BAPPENAS (Langkah 3).
4. Ketua Tim Pelaksana mengarahkan empat Kelompok Kerja untuk melakukan kajian atas
laporan kemajuan yang disampaikan oleh Gubernur sebagai WPP dibantu oleh sekretariat
SDGs (Langkah 4).
5. Masing-masing Kelompok Kerja yang dibantu Sekretariat menyerahkan keseluruhan
laporan dan hasil kajian kepada Ketua Tim Pelaksana (Langkah 5).
6. Ketua Tim Pelaksana melaporkan hasil konsolidasi laporan dan kajian dari Pokja kepada
Koordinator Pelaksana TPB/SDGS Nasional (Langkah 6).
7. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS selaku Koordinator
Pelaksana melaporkan pencapaian atas pelaksanaan Target TPB/SDGs tingkat daerah
kepada Presiden selaku Ketua Dewan Pengarah sekali dalam (satu) tahun sekali atau
sewaktu-waktu apabila diperlukan, sesuai pasal 17 ayat 3 Perpres 59/2017 (Langkah 7).
Alur Informasi Monitoring Organisasi Non Pemerintah. Mekanisme pemantauan dan
evaluasi pihak nonpemerintah, yaitu organisasi kemasyarakatan dan media, pelaku usaha dan
filantropi, serta akademisi berbeda dengan mekanisme yang dilakukan pada pemerintah.
Program dan kegiatan dari pihak nonpemerintah untuk pelaksanaan pencapaian TPB/SDGs
bersifat sukarela (voluntary), oleh karena itu mekanisme pelaporannyapun juga bersifat
sukarela. Meskipun bersifat sukarela, namun pelaporan program dan kegiatan tetap harus dapat
dipertanggungjawabkan. Pelaporan dilakukan melalui mekanisme “penilaian diri sukarela”
(voluntary self assesment) dengan menggunakan format laporan melalui self assesment tool
(SAT) yang disepakati.
[85]
Alur pelaporan dalam pemantauan pihak nonpemerintah mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Organisasi nonpemerintah melakukan voluntary self assessment atas program dan
kegiatan yang dilaksanakan dengan menggunakan format self assessment tool, lalu
disampaikan kepada Kelompok Kerja masing-masing pilar terkait dengan tembusan kepada
Sekretariat SDGs. Sekretariat TPB/SDGs mengkompilasi laporan yang diterima dari
organisasi nonpemerintah dengan format yang ditetapkan. (Langkah 1).
2. Kelompok Kerja dibantu oleh Sekretariat SDGs menyusun laporan kompilasi untuk ditelaah
dan selanjutnya disampaikan kepada KetuaTim Pelaksana (Langkah 2).
3. Ketua Tim Pelaksana kemudian menyampaikannya kepada Menteri PPN/Kepala
BAPPENAS selaku Koordinator Pelaksana (Langkah 3).
4. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS selaku Koordinator
Pelaksana melaporkan pencapaian atas pelaksanaan Target TPB/SDGS tingkat Nasional
kepada Presiden/Dewan Pengarah 1 (satu) tahun sekali dan sewaktu-waktu bila diperlukan
(Langkah 4).
Mekanisme evaluasi untuk organisasi nonpemerintah dilakukan melalui sebuah forum, tim
atau kelembagaan khusus yang dibentuk secara ad hoc oleh Tim Pelaksana TPB/SDGs yang
merupakan panel independen dan nir kepentingan. Keorganisasian dari kelembagaan tersebut
berisikan para anggota yang diakui kompetensi, pengalaman, dan integritasnya dari pemangku
kepentingan
4.2 Jadwal Pemantauan dan Evaluasi TPB/SDGs
Jadwal waktu kegiatan pemantauan dan evaluasi sesuai dengan amanat Perpres 59/2017
khususnya pasal 20 dan ketentuan tentang periode penyampaian pelaporan, pemantauan dan
evaluasi, sebagai berikut:
Enam bulan setelah Perpres 59/2017 diberlakukan, Rencana Aksi Nasional 2017-2019
harus dapat disampaikan oleh Menteri PPN/Kepala BAPPENAS selaku Koordinator Pelaksana
TPB/SDGS kepada Presiden RI, yaitu tanggal 10 Januari 2018. Sedangkan Rencana Aksi
[86]
Daerah harus dilaporkan setelah satu tahun setelah Perpres 59/2017 diundangkan. Batas waktu
penyerahan RAD TPB/SDGS provinsi adalah 10 Juli 2018. Perpres tersebut juga
mengamanatkan bahwa Peta Jalan TPB/SDGS 2017-2030 harus sudah dapat diselesaikan
dalam kurun waktu 12 bulan setelah Perpres 59/2017 diundangkan.
Dengan periode pelaporan dan pemantauan enam bulanan maka pemantauan RAN akan
dilakukan pada bulan Juli 2018 dan pemantauan RAD akan dilakukan pada bulan Januari 2019,
bersamaan dengan pemantauan/evaluasi tahunan RAN. Laporan pemantauan dari Kementerian
dan Lembaga serta dari Gubernur disampaikan kepada Menteri PPN/Kepala BAPPENAS dan
Menteri Dalam Negeri 15 hari setelah akhir bulan berkenaan.
Tabel 6.1
Time Schedule Pemantauan dan Pelaporan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
No Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pemantauan Rencana Aksi Daerah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
2. Pelaporan Rencana Aksi Nasional Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
3 Pelaporan Rencana Aksi Daerah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
[87]
BAB V
PENUTUP
1.1 Prinsip Pelaksanaan TPB/SDGs
Rencana Aksi Daerah (RAD) TPB/SDGs disusun dan berisi aksi-aksi atau kegiatan yang
akan dilaksanakan oleh pemerintah dan nonpemerintah secara bersama-sama. Dalam
pelaksanaannya berpegang atau mendasarkan pada prinsip-prinsip TPB/SDGs, yaitu integrasi
dan no one left behind (tidak ada satupun yang tertinggal). Aksi-aksi tersebut berkontribusi
untuk pencapaian target setiap indikator TPB/SDGs Provinsi. Prinsip integrasi dalam
TPB/SDGs menekankan bahwa pencapaian target setiap indikator berkaitan atau tidak akan
terlepas dari upaya dan pencapaian dari target yang lain. Dengan demikian, pencapaian suatu
Tujuan/Goal tertentu juga menentukan keberhasilan dari Tujuan/Goal yang lainnya. Keterkaitan
antartujuan tersebut menjadi salah satu penentu dalam pencapaian TPB/SDGs.
Berdasarkan pada prinsip dan semangat inklusif dari TPB/SDGs yang diterapkan pada
setiap proses dan tahapan penyusunan RAD, maka pelaksanaan untuk setiap aksi agar
dipastikan tidak meninggalkan pihak manapun yang akan menjadi target dari setiap indikator.
Untuk itu, mekanisme pemantauan yang inklusif juga diterapkan baik untuk kegiatan atau aksi
yang dilakukan oleh pemerintah maupun nonpemerintah.
1.2 Penguatan Sarana Pelaksanaan TPB/SDGs
1.2.1 Perluasan Penggunaan Teknologi.
Penyusunan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan
memerlukan penggunaan teknologi informasi yang mendukung pengelolaan data dan informasi
atas target dan indikator TPB/SDGs dari 17 Tujuan yang saling terkait satu sama lainnya. Selain
itu, teknologi informasi ini juga berfungsi untuk mendukung sinkronisasi berbagai capaian
pelaksanaan TPB/SDGs di tingkat pusat dan daerah yang dilaksanakan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dan organisasi nonpemerintah. Pemanfaatan teknologi juga menjadi dasar
untuk mendukung pengembangan data dasar, pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan pencapaian TPB/SDGs.
Provinsi Bengkulu akan mencoba merancang aplikasi pemantauan data capaian SDGs
dimana dengan memanfaatkan teknologi dapat memudahkan pelaksanaan pemantauan
pelaksanaan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
1.2.2 Kemitraan Multipihak.
Penerapan prinsip kemitraan yang telah menjadi komitmen di tingkat global, juga telah
diterapkan Indonesia prinsip di tingkat nasional dan daerah. Kemitraan pelaksanaan pencapaian
TPB/SDGs di tingkat nasional dan daerah dibangun berdasarkan hubungan saling percaya
antar Pemerintah, Filantropi dan Pelaku Usaha, Akademisi, serta Organisasi Kemasyarakatan.
Hal ini diwujudkan dengan ditempatkannya wakil-wakil dari setiap pihak dalam keanggotaan Tim
Koordinasi Nasional dan Daerah TPB/SDGs. Kemitraan ini memberikan ruang bagi para pihak
untuk terlibat secara aktif dalam penentuan arah dan pelaksanaan TPB/SDGs secara bersama,
termasuk pelaksanaan konsultasi publik yang dilakukan secara daring (online) dan luring
(offline).
[88]
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ini akan menjadi dasar kerangka kerjasama antar
multi piihak dalam pelaksanaan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan di Provinsi
Bengkulu dimana akan melibatkan setiap unsur baik pemangku kebijakan maupun non
pemangku kebijakan.
1.2.3 Penguatan Koordinasi.
Pelaksanaan pencapaian TPB/SDGs mencakup berbagai macam aspek, yaitu kerangka
hukum, kelembagaan, serta substansi program dan pendanaan. Keempat aspek tersebut
merupakan satu kesatuan yang koheren dan saling melengkapi untuk pelaksanaan pencapaian
TPB/SDGs di tingkat nasional dan daerah. Kementerian PPN/BAPPENAS di tingkat pusat dan
BAPPEDA di tingkat daerah mengkoordinasikan para pihak dalam berbagai proses
perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pemantauan dan evaluasi serta pelaporan
TPB/SDGs.
Bappeda akan berencana melakukan penguatan kapasitas kesekretariatan SDGs
Provinsi Bengkulu dimana akan dilakukan pelatihan dan peningkatan pengetahuan dalam
pelaksanaan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
1.2.4 Peningkatan Kapasitas.
Untuk melaksanakan Rencana Aksi TPB/SDGs di tingkat pusat dan daerah diperlukan
peningkatan kapasitas perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan, baik
pada lingkup Kementerian/Lembaga/Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) maupun organisasi
nonpemerintah. Peningkatan kapasitas dilakukan dengan cara memperkuat kesamaan
pemahaman tentang TPB/SDGs, pelatihan tenaga perencana, fasilitasi, bimbingan teknis,
konsultasi, studi banding, seminar, workshop serta pertemuan tahunan di tingkat nasional dan
daerah.
Pelaksanaan Capacity Building menjadi salah satu cara peningkatan kapasitas dari
para pemangku kebijakan baik Kabupaten/Kota maupun Provinsi. Dengan demikian pencapaian
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Provinsi Bengkulu dapat terlaksana dengan baik.
1.2.5 Pemberian Penghargaan Kepada Para Pihak.
SDGs Award merupakan penghargaan yang diberikan kepada pemerintah
kabupaten/kota, organisasi kemasyarakatan, filantropi dan pelaku usaha, serta akademisi yang
menunjukkan prestasi dalam melaksanakan TPB/SDGs. Kriteria penilaian dan Tim Penilai akan
dibentuk oleh Tim Koordinasi TPB/SDGs sehingga dengan pemberian penghargaan ini dapat
menimbulkan motivasi serta tanggungjawab dalam pelaksanaan pencapaian tujuan
pembangunan berkelanjutan.
1.2.6 Penguatan Strategi Komunikasi.
Agar TPB/SDGs menjadi gerakan bersama seluruh masyarakat diperlukan strategi
komunikasi yang kuat mencakup: isi pesan, cara penyampaian dan target yang akan disasar,
media yang digunakan, serta pemantauan dan evaluasi untuk menilai efektivitas pelaksanaan
komunikasi. Provinsi Bengkulu akan melakukan kerjasama dengan media untuk memberikan
informasi dan pengetahuan kepada masyarakat mengenai SDGs dan pencapaiannya sehingga
seluruh masyarakat bisa memahami dan bisa bersama memantau pelaksanaan tujuan
pembangunan berkelanjutan.
[89]
1.3 Pemutakhiran Dokumen
Dokumen RAD TPB/SDGs ini merupakan dokumen yang secara terus menerus dapat
dikaji ulang secara bersama antara pihak pemerintah dan nonpemerintah. Metode yang
diterapkan adalah dengan konsultasi dan partisipasi publik, baik secara daring (online) dan
luring (offline). Pemutakhiran dokumen setiap enam bulan sejalan dengan jadwal pelaksanaan
pemantauan.
Plt. GUBERNUR BENGKULU,
ttd
H. ROHIDIN MERSYAH