20
1 1. Pendahuluan Perkembangan pembangunan di Indonesia yang semakin pesat telah membawa dampak yang sangat berpengaruh dalam bidang usaha jasa konstruksi. Potensi usaha jasa konstruksi sangat berperan dalam kegiatan perekonomian, khususnya dalam kegiatan pembangunan infrastruktur. Selain berperan mendukung berbagai bidang pembangunan, jasa konstruksi juga berperan untuk mendukung tumbuh dan berkembangnya berbagai industri barang dan jasa yang diperlukan dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. Perkembangan jasa konstruksi membawa implikasi pada persaingan antara perusahaan jasa pelaksana konstruksi (kontraktor). Persaingan itu sendiri merupakan metode atau alat bagi penyeleksian dan efisiensi daya saing perusahaan. Keuntungan dari adanya persaingan dalam tender suatu proyek adalah untuk mendapatkan harga yang paling menguntungkan bagi pemilik proyek (swasta atau Negara) dengan kualitas hasil proyek yang baik agar dapat menjadi pemenang tender. Sebagai langkah dalam pemilihan perusahaan jasa konstruksi, panitia lelang/tender Dinas PU Provinsi Maluku secara berkala melakukan evaluasi terhadap beberapa perusahaan. Pada proses pemilihan perusahaan jasa konstruksi, pihak panitia lelang/tender akan menentukan beberapa kriteria penilaian yang harus dipenuhi oleh perusahaan yang akan mengikuti proyek tender. Setiap penawaran tender yang memenuhi kriteria persyaratan administratif dan teknis yang terbaik akan dipilih sebagai pemenang tender. Data-data yang berhubungan dengan pemenang tender proyek tentu saja sangat diperlukan, untuk memenuhi kebutuhan dalam pemilihan pemenang tender proyek sangat dibutuhkan suatu sistem. Proses pemilihan perusahaan jasa konstruksi pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Maluku masih menggunakan cara manual karena belum dilakukan secara komputerisasi sehingga mempengaruhi proses evaluasi penawaran untuk pemilihan pemenang tender proyek, pihak panitia lelang menggunakan HPS (hasil perhitungan sendiri) dalam menilai kewajaran penawaran. Berdasarkan permasalahan tersebut, dikembangkanlah sebuah sistem pendukung keputusan yang dapat membantu pihak panitia lelang/tender Dinas PU Provinsi Maluku dalam mengolah dan menganalisis data yang ada. Sistem pendukung keputusan ini menggunakan metode TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution). TOPSIS merupakan suatu bentuk metode pendukung keputusan yang didasarkan pada konsep bahwa alternatif yang terbaik tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif tetapi juga memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal negatif yang dalam hal ini akan dapat memberikan keputusan mengenai pemilihan perusahaan jasa konstruksi. Berdasarkan perbandingan terhadap jarak relatifnya, susunan prioritas dapat dicapai. Metode TOPSIS banyak digunakan untuk menyelesaikan pengambilan keputusan secara praktis. Hal ini disebabkan konsepnya sederhana dan mudah dipahami, komputasinya efisien, dan memiliki kemampuan mengukur kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana merancang Sistem Pendukung Keputusan pemilihan perusahaan jasa konstruksi untuk pembangunan infrastruktur daerah menggunakan metode TOPSIS (Studi Kasus Dinas Pekerjaan Umum Provinsi

Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8563/3/T1_672006170_Full... · konstruksi dengan menggunakan metode AHP studi kasus di

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8563/3/T1_672006170_Full... · konstruksi dengan menggunakan metode AHP studi kasus di

1

1. Pendahuluan

Perkembangan pembangunan di Indonesia yang semakin pesat telah

membawa dampak yang sangat berpengaruh dalam bidang usaha jasa konstruksi.

Potensi usaha jasa konstruksi sangat berperan dalam kegiatan perekonomian,

khususnya dalam kegiatan pembangunan infrastruktur. Selain berperan

mendukung berbagai bidang pembangunan, jasa konstruksi juga berperan untuk

mendukung tumbuh dan berkembangnya berbagai industri barang dan jasa yang

diperlukan dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. Perkembangan jasa

konstruksi membawa implikasi pada persaingan antara perusahaan jasa pelaksana

konstruksi (kontraktor). Persaingan itu sendiri merupakan metode atau alat bagi

penyeleksian dan efisiensi daya saing perusahaan. Keuntungan dari adanya

persaingan dalam tender suatu proyek adalah untuk mendapatkan harga yang

paling menguntungkan bagi pemilik proyek (swasta atau Negara) dengan kualitas

hasil proyek yang baik agar dapat menjadi pemenang tender.

Sebagai langkah dalam pemilihan perusahaan jasa konstruksi, panitia

lelang/tender Dinas PU Provinsi Maluku secara berkala melakukan evaluasi

terhadap beberapa perusahaan. Pada proses pemilihan perusahaan jasa konstruksi,

pihak panitia lelang/tender akan menentukan beberapa kriteria penilaian yang

harus dipenuhi oleh perusahaan yang akan mengikuti proyek tender. Setiap

penawaran tender yang memenuhi kriteria persyaratan administratif dan teknis

yang terbaik akan dipilih sebagai pemenang tender. Data-data yang berhubungan

dengan pemenang tender proyek tentu saja sangat diperlukan, untuk memenuhi

kebutuhan dalam pemilihan pemenang tender proyek sangat dibutuhkan suatu

sistem. Proses pemilihan perusahaan jasa konstruksi pada Dinas Pekerjaan Umum

Provinsi Maluku masih menggunakan cara manual karena belum dilakukan secara

komputerisasi sehingga mempengaruhi proses evaluasi penawaran untuk

pemilihan pemenang tender proyek, pihak panitia lelang menggunakan HPS (hasil

perhitungan sendiri) dalam menilai kewajaran penawaran.

Berdasarkan permasalahan tersebut, dikembangkanlah sebuah sistem

pendukung keputusan yang dapat membantu pihak panitia lelang/tender Dinas PU

Provinsi Maluku dalam mengolah dan menganalisis data yang ada. Sistem

pendukung keputusan ini menggunakan metode TOPSIS (Technique for Order

Preference by Similarity to Ideal Solution). TOPSIS merupakan suatu bentuk

metode pendukung keputusan yang didasarkan pada konsep bahwa alternatif yang

terbaik tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif tetapi juga

memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal negatif yang dalam hal ini akan dapat

memberikan keputusan mengenai pemilihan perusahaan jasa konstruksi.

Berdasarkan perbandingan terhadap jarak relatifnya, susunan prioritas dapat

dicapai. Metode TOPSIS banyak digunakan untuk menyelesaikan pengambilan

keputusan secara praktis. Hal ini disebabkan konsepnya sederhana dan mudah

dipahami, komputasinya efisien, dan memiliki kemampuan mengukur kinerja

relatif dari alternatif-alternatif keputusan. Rumusan masalah pada penelitian ini

adalah bagaimana merancang Sistem Pendukung Keputusan pemilihan

perusahaan jasa konstruksi untuk pembangunan infrastruktur daerah

menggunakan metode TOPSIS (Studi Kasus Dinas Pekerjaan Umum Provinsi

Page 2: Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8563/3/T1_672006170_Full... · konstruksi dengan menggunakan metode AHP studi kasus di

2

Maluku). Kriteria-kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah kriteria

penilaian administrasi perusahaan, penilaian penawaran harga dalam pengalaman

perusahaan. Perusahaan Jasa Konstruksi yang mengikuti tender proyek yaitu PT.

Hutama Karya, PT. Waskita Karya, dan PT. Wijaya Karya. Penelitian yang

dilakukan menghasilkan sebuah sistem yang dapat digunakan oleh pihak panitia

lelang/tender Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Maluku dalam penentuan

pemilihan perusahaan jasa konstruksi pemenang tender proyek. Hasil dari

penelitian ini berupa rating dari alternatif pengambilan keputusan pemilihan

perusahaan jasa konstruksi untuk pembangunan infrastruktur daerah.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian terkait Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dengan berbagai

metode telah dilakukan. Salah satunya adalah penelitian yang berjudul SPK

pemenang tender proyek menggunakan metode Analityc Hierarchy Process

(AHP) pada Dinas Pekerjaan Umum kabupaten Aceh Selatan. Sistem pendukung

keputusan ini dibuat untuk meningkatkan proses serta kualitas hasil pengambilan

keputusan dengan memadukan data-data yang berhubungan dengan pemenang

tender proyek. Data-data yang berhubungan dengan pemenang tender proyek

tentu saja sangat diperlukan, untuk memenuhi kebutuhan dalam pemilihan

pemenang proyek sangat dibutuhkan suatu sistem. Sistem tersebut harus dapat

diandalkan untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat dalam

pengambilan keputusan baik rutin maupun strategis. AHP merupakan satu metode

yang fleksibel yang memungkinkan pribadi-pribadi atau kelompok-kelompok

untuk membentuk gagasan-gagasan dan membatasi masalah dengan membuat

asumsi (dugaan) mereka sendiri dan menghasilkan pemecahan yang diinginkan.

Metode AHP dapat membantu menyusun suatu prioritas maupun tujuan dari

berbagai pilihan dengan menggunakan beberapa kriteria [1].

Penelitian sebelumnya yang juga dilakukan berjudul SPK pemilihan

supplier beras C4 menggunakan metode Fuzzy AHP dan Fuzzy TOPSIS.

Pemilihan supplier yang baik akan melancarkan seluruh proses produksi

perusahaan, menghasilkan produk jadi maupun jasa yang berkualitas dan

mengahasilkan keuntungan bagi perusahaan. Dalam mengambil keputusan untuk

memilih supplier, pengambil keputusan membutuhkan alat analisis yang

memungkinkan mereka untuk memecahkan masalah yang bersifat kompleks

sehingga keputusan yang diambil optimal. Seleksi supplier adalah aktifitas

penting didalam perusahaan. Pemilihan supplier yang salah akan memberikan

hasil yang kurang berkualitas. Terdapat juga kelemahan dalam pemilihan supplier

yang dilakukan oleh CV. Mulia Catering yaitu pengambil keputusan menilai

hanya berdasarkan pada harga yang ditawarkan dan kualitas yang dimiliki bahan

baku beras C4 secara subyektif. Pemilihan supplier pada penelitian ini

menggunakan metode Fuzzy TOPSIS untuk menentukan supplier yang dipilih dan

Fuzzy AHP sebagai pembobotnya [2].

Implementasi SPK juga diterapkan pada pemilihan kontraktor untuk jasa

konstruksi, yaitu penelitian yang berjudul Pemilihan Kontraktor untuk jasa

konstruksi dengan menggunakan metode AHP studi kasus di proyek PLN.

Permasalahan yang timbul pada pemilihan kontraktor adalah kesalahan

Page 3: Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8563/3/T1_672006170_Full... · konstruksi dengan menggunakan metode AHP studi kasus di

3

pengambilan keputusan untuk memilih kontraktor tepat dengan menggunakan

kriteria yang ada sehingga dapat mengganggu pengoperasian Saluran Udara

Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Ngimbang-Babat. Hal tersebut sangat penting

bagi PLN dikarenakan dengan beroperasinya Saluran Udara Tegangan Tinggi

(SUTT) 150 kV Ngimbang-Babat tersebut akan bermanfaat PLN dapat melayani

sambungan tegangan tinggi dari konsumen besar yaitu Pabrik Semen Holcim dan

Pabrik Semen Gresik yang berlokasi di Tuban dan manfaat kedua adalah tidak

dioperasikannya pembangkit Pembangkit berbahan bakar minyak di PLTU Perak

dan PLTU Gresik sebesar 200 MW. Untuk menerpakan pengambilan keputusan

yang sesuai dengan tujuan maka dilakukan analisa sensitivitas AHP terhadap

masing-masing kriteria dari setiap calon penyedia barang/jasa yang diteliti. Model

analisa AHP dapat dipergunakan untuk mengetahui kecendrungan pemilihan

kontraktor berdasarkan perubahan pada setiap penawaran yang diajukan [3].

Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu yang membahas tentang SPK

dengan berbagai metode (AHP, Fuzzy AHP dan Fuzzy TOPSIS), maka

dilakukanlah penelitian terkait dengan Sistem Pendukung Keputusan dengan

menggunakan metode TOPSIS. Sistem Pendukung Keputusan menggunakan

metode TOPSIS didasarkan pada konsep bahwa alternatif terpilih yang terbaik

tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif tetapi juga memiliki

jarak terpanjang dari solusi ideal negatif. Hasil dari TOPSIS ini berupa rating dari

alternatif pengambilan keputusan pemilihan perusahaan jasa konstruksi untuk

pembangunan infrastruktur daerah.

Penelitian yang dilakukan membahas tentang Sistem Pengambilan

Keputusan (SPK). Konsep SPK ditandai dengan sistem interaktif berbasis

komputer yang membantu pengambil keputusan memanfaatkan data dan model

untuk menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur. Pada dasarnya SPK

dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputusan mulai dari

mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan pendekatan

yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan, sampai mengevaluasi

pemilihan alternatif [4]. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) memiliki tiga

subsistem utama, yaitu Subsistem Manajemen Basis Data, Subsistem Manajemen

Basis Model, dan Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog.

Adapun tujuan dari SPK adalah membantu manajer dalam pengambilan

keputusan atas masalah semi-terstruktur, memberikan dukungan atas

pertimbangan manajer dan bukannya dimaksudkan untuk menggantikan fungsi

manajer, meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil manajer lebih dari

pada perbaikan efisiensinya, kecepatan komputasi yakni komputer memungkinkan

para pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat

dengan biaya yang rendah, peningkatan produktifitas, dukungan kualitas, berdaya

saing, dan mengatasi keterbatasan kognitif dalam melakukan proses dan

penyimpanan [5].

Ciri-ciri SPK yang dirumuskan oleh Alters Keen adalah SPK ditujukan

untuk membantu keputusan-keputusan yang kurang terstruktur dan umumnya

dihadapi oleh para manajer yang berada di tingkat puncak. SPK merupakan

gabungan antara kumpulan model kualitatif dan kumpulan data. SPK memiliki

fasilitas interaktif yang dapat mempermudah hubungan antara manusia dengan

Page 4: Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8563/3/T1_672006170_Full... · konstruksi dengan menggunakan metode AHP studi kasus di

4

komputer. SPK bersifat luwes dan dapat menyesuaikan dengan perubahan-

perubahan yang terjadi. Proses pengambilan keputusan terdiri dari tiga fase

sebagai berikut yakni Intelligence, tahap ini merupakan proses penelusuran dan

pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data

masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan

masalah. Design, tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan, dan

menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses

untuk mengerti masalah, menurunkan solusi, dan menguji kelayakan solusi.

Choice, pada tahap ini dilakukan proses pemilihan di antara berbagai alternatif

tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian

diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan [6]. Proses pengambilan

keputusan pada tahap Choice menggunakan metode TOPSIS. Alasan

menggunakan metode TOPSIS yaitu : 1) Logikanya bersifat sederhana dan mudah

dipahami; 2) Proses hitungannya mudah; 3) Dengan metode ini, alternatif terbaik

yang terpilih merupakan model matematika sederhana; 4) Penilaian yang

terpenting berada pada prosedur yang diperbandingkan. Sehingga metode

pemilihan perusahaan jasa konstruksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

TOPSIS.

Meskipun implementasi termasuk tahap ketiga, namun ada beberapa pihak

berpendapat bahwa tahap ini perlu dipandang sebagai bagian yang terpisah guna

menggambarkan hubungan antar fase secara lebih komprehensif. Dalam model ini

juga digambarkan kontribusi Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Ilmu

Manajemen terhadap proses pengambilan keputusan seperti terlihat pada Gambar

1

Gambar 1 Fase Proses Pengambilan Keputusan [7]

Berdasarkan penjelasan Pasal 22 UU No. 5/1999, tender adalah tawaran

mengajukan harga untuk memborong suatu pekerjaan, untuk mengadakan barang-

barang atau menyediakan jasa. Pengertian tender tersebut mencakup tawaran

mengajukan harga untuk: 1) memborong atau melaksanakan suatu pekerjaan; 2)

mengadakan barang dan jasa; 3) membeli suatu barang dan jasa; 4) menjual suatu

barang dan jasa. Proyek merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berlangsung

dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu yang

dimaksudkan untuk menghasilkan produk yang kriteria mutunya telah digariskan

Page 5: Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8563/3/T1_672006170_Full... · konstruksi dengan menggunakan metode AHP studi kasus di

5

dengan jelas. Proyek dapat diartikan pula sebagai sederetan aktifitas yang

diarahkan pada suatu hasil dimana jangka waktu penyelesaian ditentukan.

Proses pemilihan perusahaan jasa pelaksana konstruksi (kontraktor) pada

dasarnya merupakan proses penilaian terhadap serangkaian kriteria yang akan

dijadikan pertimbangan dalam permasalahan pemilihan. Di antara kriteria-kriteria

tersebut terdapat hubungan ketergantungan atau saling mempengaruhi dengan

kriteria lainnya maupun alternatif yang dapat dimodelkan dan dinilai besarnya

berdasarkan subjektifitas dan preferensi para pengambil keputusan. Hal yang

paling berpengaruh dalam proses pemilihan perusahaan jasa konstruksi adalah

penetapan kriteria dan bobot penilaian yang tepat pada evaluasi administrasi,

evaluasi penawaran harga, dan evaluasi pengalaman perusahaan.

Metode yang digunakan dalam sistem pendukung keputusan yang

dibangun adalah Metode TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity

to Ideal Solution). TOPSIS adalah salah satu metode pengambilan keputusan

multikriteria yang pertama diperkenalkan oleh Yoon dan Hwang pada tahun 1981.

TOPSIS menggunakan prinsip bahwa alternatif yang terpilih harus mempunyai

jarak terdekat dari solusi ideal positif dan terjauh dari solusi ideal negatif dari

sudut pandang geometris dengan menggunakan jarak Euclidean untuk

menentukan kedekatan relatif dari suatu alternatif dengan solusi optimal. Solusi

ideal positif didefinisikan sebagai jumlah dari seluruh nilai terbaik yang dapat

dicapai untuk setiap atribut, sedangkan solusi ideal negatif terdiri dari seluruh

nilai terburuk yang dicapai untuk setiap atribut. TOPSIS mempertimbangkan

keduanya, yaitu jarak terhadap solusi ideal positif dan jarak terhadap solusi ideal

negatif dengan mengambil kedekatan relatif terhadap solusi ideal positif.

Berdasarkan perbandingan terhadap jarak relatifnya, susunan prioritas alternatif

bisa dicapai [8].

Secara umum, prosedur dari metode TOPSIS mengikuti langkah-langkah

sebagai berikut [8] : menentukan matriks keputusan yang ternormalisasi. Elemen

rij hasil dari normalisasi decision matrix R dengan metode Euclidean length of a

vector adalah seperti terlihat pada Rumus 1.

i = 1,2,…,m j = 1,2,…,n

Langkah selanjutnya adalah menghitung matriks keputusan ternormalisasi

terbobot. Dengan bobot W = (w1, w2, ......, wn), maka normalisasi bobot matriks

Yij adalah : w1r11, seperti pada Rumus 2.

Setelah menghitung matriks keputusan maka langkah selanjutnya adalah

menghitung matriks solusi ideal positif dan matriks solusi ideal negatif. Solusi

w1r11 w2r12 .... wnr1n

w1r21 .... .... ....

.... .... .... ....

w1m11 W2rm2 .... Wnrmn

Yij =

(1)

(2)

Page 6: Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8563/3/T1_672006170_Full... · konstruksi dengan menggunakan metode AHP studi kasus di

6

ideal positif dinotasikan A+, sedangkan solusi ideal negatif dinotasikan A-

seperti

yang terlihat pada Rumus 3.

(3)

Langkah berikutnya adalah menghitung jarak antara nilai setiap alternatif

dengan matriks solusi ideal positif dan matriks solusi ideal negatif. adalah

jarak (dalam pandangan Euclidean) alternatif dari solusi ideal positif seperti yang

terlihat pada Rumus 4.

√ ∑ (

) dengan i = 1,2,3,...m (4)

Rumus untuk menghitung jarak terhadap solusi ideal negatif didefinisikan

seperti yang terlihat pada Rumus 5.

√ ∑ (

) dengan i = 1,2,3,...m (5)

Selanjutnya adalah menghitung nilai preferensi untuk setiap alternatif

seperti yang terlihat pada Rumus 6.

(6)

Langkah yang terakhir adalah merangking alternatif. Alternatif dapat

dirangking berdasarkan urutan Vi, alternatif terbaik adalah salah satu yang

berjarak terpendek terhadap solusi ideal positif dan berjarak terjauh dengan solusi

ideal negatif.

3. Metode dan Perancangan Sistem

Penelitian yang dilakukan, diselesaikan melalui tahapan penelitian yang

terbagi dalam empat tahapan, yaitu: (1) Analisis kebutuhan dan pengumpulan

data, (2) Perancangan sistem, (3) Implementasi sistem yaitu pembuatan

aplikasi/program dan (4) Pengujian sistem Serta Analisis Hasil Pengujian.

Gambar 2 Tahapan Penelitian [5]

Analisis Kebutuhan dan Pengumpulan Data

Perancangan Sistem meliputi Perancangan SPK Menggunakan Metode

TOPSIS, Perancangan Proses (UML), Perancangan Database dan

Perancangan Antarmuka

Implementasi Sistem yaitu Pembuatan Aplikasi/Program

Pengujian Sistem Serta Analis Hasil Pengujian

Page 7: Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8563/3/T1_672006170_Full... · konstruksi dengan menggunakan metode AHP studi kasus di

7

Tahapan penelitian pada Gambar 2 dapat dijelaskan sebagai berikut.

Tahap pertama : analisis kebutuhan dan pengumpulan data, yaitu melakukan

analisis kebutuhan apa saja yang dibutuhkan dari pihak panitia lelang/tender

Dinas PU Provinsi Maluku serta data yang terkait dengan proses sistem

pendukung keputusan menggunakan metode TOPSIS. Selain itu pada tahap ini

dilakukan proses wawancara dengan panitia lelang/tender Bpk Tesco Pattiruhu,

Dinas PU Provinsi Maluku. Data yang dikumpulkan adalah informasi mengenai

proses penilaian terhadap perusahaan yang mengikuti proyek tender. Tahapan

penilaian pemilihan pemenang tender yaitu: penilaian administrasi, penawaran

harga dan pengalaman perusahaan; Tahap kedua : perancangan SPK

menggunakan metode TOPSIS berdasarkan kriteria-kriteria penilaian pemilihan

perusahaan jasa konstruksi pemenang tender proyek, perancangan sistem

menggunakan diagram Unified Modeling Language UML untuk mengetahui

setiap proses beserta semua aktifitas dari masing-masing user yang akan dibangun

pada sistem. Perancangan database untuk merancang tabel-tabel yang berfungsi

untuk menyimpan data yang dibutuhkan dalam aplikasi sistem. Perancangan

antarmuka, yaitu merancang antarmuka yang berfungsi sebagai penghubung

interaksi antara user dengan sistem; Tahap ketiga : implementasi sistem, yaitu

mengimplementasikan tahapan penelitian kedua dengan membuat

aplikasi/program sesuai kebutuhan sistem berdasarkan perancangan sistem yang

telah dilakukan; dan Tahap keempat : pengujian sistem, yaitu melakukan

pengujian terhadap sistem yang telah dibangun untuk mengetahui apakah sistem

sudah sesuai dengan kebutuhan sistem yang diharapkan, serta dianalisis untuk

melihat apakah aplikasi yang telah dibuat sudah sesuai dengan perancangan

sistem.

Perancangan sistem yang digunakan dalam penelitian telah disesuaikan

dengan karakteristik objek penelitian sehingga proses analisis dapat dilakukan

secara lebih mudah dengan hasil yang lebih akurat. Semua kriteria pada aplikasi

diberi nilai 1-5, dimana 1 merupakan nilai terendah dan 5 merupakan nilai

tertinggi seperti yang terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Keterangan Nilai TOPSIS

Deskripsi Nilai

Sangat Tidak Cocok 1

Kurang Cocok 2

Cocok 3

Sedikit Lebih Cocok 4

Sangat Cocok 5

Kriteria yang pertama adalah Kriteria Administrasi. Penilaian dalam kriteria

administrasi dapat dilihat pada Tabel 2. Jika penilaian administrasi sangat tidak

cocok maka diberi nilai 1, jika penilaian administrasi kurang cocok maka diberi

nilai 2, jika penilaian administrasi cocok maka diberi nilai 3, jika penilaian

administrasi sedikit lebih cocok maka diberi nilai 4, jika penilaian administrasi

sangat cocok maka diberi nilai 5.

Page 8: Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8563/3/T1_672006170_Full... · konstruksi dengan menggunakan metode AHP studi kasus di

8

Tabel 2 Penilaian Kriteria Administrasi

Administrasi Nilai

Sangat Tidak Cocok 1

Kurang Cocok 2

Cocok 3

Sedikit Lebih Cocok 4

Sangat Cocok 5

Kriteria yang kedua adalah Penawaran Harga Tender. Penilaian dalam kriteria

penawaran harga tender disesuaikan dengan perhitungan biaya untuk suatu paket

pekerjaan konstruksi oleh konsultan perencanaan OE (Owner Estimate), seperti

terlihat pada Tabel 3. Jika penilaian harga penawaran < 5% maka diberi nilai 1

(sangat tidak cocok), jika penilaian harga satuan penawaran 5-9% maka diberi

nilai 2 (kurang cocok), jika penilaian harga satuan penawaran 10-14% maka diberi

nilai 3 (cocok), jika penilaian harga satuan penawaran 15-19% maka diberi nilai 4

(sedikit lebih cocok), jika penilaian harga satuan penawaran ≥ 20% maka diberi

nilai 5 (sangat cocok).

Tabel 3 Penilaian Kriteria Penawaran Harga Tender

Administrasi Nilai

<5% 1

5 – 9% 2

10 – 14% 3

15 – 19% 4

≥ 20% 5

Kriteria yang ketiga adalah Pengalaman Perusahaan. Penilaian dilakukan

atas pengalaman perusahaan dalam melaksanakan pekerjaan sejenis dengan

pekerjaan yang akan ditangani, dalam tahun sebelumnya. Penilaian juga dilakukan

terhadap jumlah proyek/pekerjaan yang sedang dilaksanakan oleh perusahaan, di

samping mengukur pengalaman juga dapat dipergunakan untuk mengukur

kemampuan/kapasitas perusahaan yang bersangkutan dalam melaksanakan

tugasnya, dapat dilihat pada Tabel 4. Jika penilaian pengalaman perusahaan < 1

tahun maka diberi nilai 1 (sangat tidak cocok), jika penilaian pengalaman

perusahaan 1-3 tahun maka diberi nilai 2 (kurang cocok), jika penilaian

pengalaman perusahaan 4-5 tahun maka diberi nilai 3 (cocok), jika penilaian

pengalaman perusahaan 6-7 tahun maka diberi nilai 4 (sedikit lebih cocok), jika

penilaian pengalaman perusahaan ≥ 8 tahun maka diberi nilai 5 (sangat cocok).

Tabel 4 Penilaian Kriteria Pengalaman Perusahaan

Administrasi Nilai

< 1 Tahun 1

1 – 3 Tahun 2

4 – 6 Tahun 3

7 – 9 Tahun 4

≥ 9 Tahun 5

Page 9: Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8563/3/T1_672006170_Full... · konstruksi dengan menggunakan metode AHP studi kasus di

9

Implementasi TOPSIS pada sistem dapat dilihat dalam contoh perhitungan

pada Tabel 5.

Tabel 5 Tabel Penilaian Perusahaan

I1 I2 I3

J1 Sangat Cocok 13% Pengalaman pekerjaan 9 Tahun

J2 Sedikit Lebih Cocok 8% Pengalaman pekerjaan 5 Tahun

J3 Sangat Cocok 23% Pengalaman pekerjaan 7 Tahun

I1, I2, dan I3 merupakan kriteria penilaian yang digunakan pada aplikasi,

dimana; I1 adalah Kriteria Penilaian Administrasi, I2 adalah Kriteria Penilaian

Penawaran Harga, dan I3 adalah Kriteria Penilaian Pengalaman Perusahaan.

Sedangkan J1, J2, dan J3 merupakan alternatif perusahaan yang akan dijadikan

sebagai objek penilaian, dimana; J1 adalah PT. Hutama Karya, J2 adalah PT.

Waskita Karya, dan J3 adalah PT. Wijaya Karya. Penilaian setiap perusahaan

yang ada pada Tabel 5 terlebih dahulu diubah ke dalam bentuk matriks yang

sesuai dengan aturan penilaian kriteria. Tabel matriks penilaian perusahaan dapat

dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Tabel Matriks Penilaian Perusahaan

I1 I2 I3

J1 5 3 4

J2 4 2 3

J3 5 5 4

Langkah berikut adalah menentukan bobot untuk masing-masing kriteria.

Adapun bobot yang digunakan adalah sebagai berikut : (I1, I2, I3) = (5, 5, 5).

Nilai 5 pada semua bobot menunjukkan bahwa semua kriteria yang digunakan

pada penilaian mempunyai kepentingan yang sama, sehingga tidak ada satu

kriteria yang lebih penting dari kriteria lain. Langkah selanjutnya dari

perancangan TOPSIS adalah menentukan nilai Xij untuk masing-masing kriteria,

seperti terlihat pada Tabel 7

Tabel 7 Tabel Xij Penilaian Perusahaan

I1 I2 I3

Xij 8.124038 6.164414 6.403124

Nilai 8.124038 pada kolom I1 baris Xij didapat dengan cara

menjumlahkan kuadrat semua nilai penilaian perusahaan yang ada di kriteria I1

dan kemudian dicari akar dari hasil penilaian tersebut, seperti pada contoh berikut:

√( ) ( ) ( )

Cara yang sama dapat digunakan untuk menghitung nilai pada kolom I2

baris Xij, kolom I3 baris Xij. Setelah menghitung nilai Xij, langkah selanjutnya

Page 10: Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8563/3/T1_672006170_Full... · konstruksi dengan menggunakan metode AHP studi kasus di

10

adalah menentukan matriks keputusan ternormalisasi. Hasil dari perhitungan

tersebut dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Tabel Matriks Keputusan Ternormalisasi

I1 I2 I3

Xij 8.124038 6.164414 6.403124

J1 0.615457 0.486664 0.624695

J2 0.492365 0.324442 0.468521

J3 0.615457 0.811107 0.624695

Nilai 0.615457 pada kolom I1 baris J1 diperoleh dengan cara membagi

nilai penilaian pada masing-masing perusahaan per kriteria seperti pada Tabel 8

dengan nilai Xij per kriteria. Contoh perhitungannya dapat dilihat sebagai berikut :

r11 = 5 / 8.124038 = 0.615457

r22 = 2 / 6.164414 = 0.324442

r33 = 4 / 6.403124 = 0.624695

Langkah selanjutnya adalah mencari nilai Yij. Nilai Yij didapat dengan cara

melakukan perkalian antara Rij dengan nilai bobot. Hasil dari perhitungan Yij

dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Tabel Matriks Yij

I1 I2 I3

Bobot 5 5 5

J1 3.077285 2.43332 3.123475

J2 2.461825 1.622215 2.342605

J3 3.077285 4.055535 3.123475

Nilai 3.0777285 pada kolom I1 dan baris J1 didapat dengan cara

mengalikan bobot nilai I1 dengan baris J1 pada Tabel 8. Mengingat bahwa nilai

masing-masing kriteria sama dengan 5 maka nilai dari Tabel 9 didapat dengan

cara mengalikan nilai IiJi dari Tabel 8 dengan nilai 5. Nilai 5 pada Tabel 9

menunjukkan bahwa semua kriteria mempunyai tingkat kepentingan yang sama

satu dengan yang lainnya. Nilai 5 adalah nilai tertinggi dari perancangan aplikasi

sehingga semua kriteria mendapatkan nilai tertinggi. Langkah selanjutnya adalah

mencari nilai Y+ dan Y

- untuk masing-masing kriteria. Jika kriteria bersifat

Benefit (makin besar makin baik) maka Y+ = max dan Y- = min. Jika kriteria

bersifat Cost (makin kecil makin baik) maka Y+ = min dan Y- = max. Dalam

penelitian ini bersifat Benefit seperti yang terlihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Tabel Matriks Yij

Kriteria Y+ Y-

I1 3.077285 2.461825

I2 4.055535 1.622215

I3 3.123475 2.342605

Page 11: Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8563/3/T1_672006170_Full... · konstruksi dengan menggunakan metode AHP studi kasus di

11

Langkah selanjutnya dari perancangan SPK dengan TOPSIS adalah

menghitung nilai D+ dan D

- seperti yang terlihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Tabel Matriks D+ dan D

-

Perusahaan Kriteria D+ D-

J1 I1 1.622215 1.283134

J2 I2 2.628615 0

J3 I3 0 2.628615

Nilai D+ dan D- pada Tabel 11 merupakan hasil perhitungan yang

dilakukan dengan menggunakan rumus jarak alternatif solusi ideal positif dan

solusi ideal negatif seperti terlihat pada Rumus 4 dan Rumus 5 . Langkah terakhir

dari perhitungan TOPSIS adalah menghitung nilai preferensi untuk masing-

masing perusahaan dengan persamaan Vi = Di- / Di

- + Di

+ seperti terlihat pada

Rumus 6.

Tabel 12 Tabel Matriks D+ dan D

-

Perusahaan Kriteria D+ D- Vi

J1 I1 1.622215 1.283134 0.441646

J2 I2 2.628615 0 0

J3 I3 0 2.628615 1

Tabel 12 merupakan hasil akhir dari perhitungan TOPSIS. Hasil akhir

menunjukkan bahwa nilai tertinggi terdapat pada perusahaan J3 (Wijaya Karya),

perusahaan tersebut mempunyai kesempatan semakin besar untuk menjadi

pemenang.

Perancangan sistem dibuat berdasarkan kebutuhan yang telah dianalisis

sebelumnya, menggunakan diagram Unified Modeling Language (UML), yaitu

use case diagram, activity diagram, sequence diagram dan class diagram. Use

case diagram digunakan untuk menspesifikasi perilaku sistem atau bagian dari

sistem secara keseluruhan dan merupakan deskripsi dari sekumpulan aksi yang

diharapkan oleh calon pengguna sistem/perangkat lunak yang akan dikembangkan

[9].

Gambar 3 Use Case Diagram

Page 12: Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8563/3/T1_672006170_Full... · konstruksi dengan menggunakan metode AHP studi kasus di

12

Gambar 3 menunjukkan use case diagram, dijelaskan sebagai berikut.

Sistem memiliki dua aktor yakni user dan admin. User adalah panitia lelang Dinas

PU Provinsi Maluku. Sedangkan admin adalah orang yang mempunyai hak untuk

melakukan input semua data-data master yang dibutuhkan oleh sistem, dalam hal

ini dilakukan oleh panitia lelang Dinas PU Provinsi Maluku. Admin mempunyai

hak dalam akses dalam mengolah data pegawai, data kriteria, data detail kriteria,

data bobot, data tender, data vendor, data user dan pengolahan report. Sedangkan

user mempunyai hak dalam pengolahan data pegawai, data detail kriteria, data

vendor, data tender, proses pengajuan tender, proses penilaian vendor dan cetak

report.

Gambar 4 Class Diagram

Class diagram merupakan gambaran perbedaan yang mendasar antara

class-class, hubungan antara class, dan di mana sub-sistem class tersebut [10].

Gambar 4 merupakan class diagram yang menggambarkan relasi antara satu class

dengan class yang lainnya beserta atribut-atribut dan metode dari masing-masing

class yang digunakan untuk pengembangan aplikasi. Pada class diagram terlihat

class pegawai berelasi dengan class user dengan derajat relasi one to one yang

berarti bahwa satu pegawai hanya memiliki satu user. Class kriteria berelasi

dengan class detail kriteria dengan derajat relasi one to many yang artinya satu

kriteria dapat memiliki banyak detail kriteria. Class tender berelasi dengan class

pengajuan dengan derajat one to many yang artinya satu tender dapat memiliki

banyak pengajuan. Class vendor berelasi dengan class pengajuan dengan derajat

relasi one to many yang artinya satu vendor dapat memiliki banyak pengajuan.

Selain itu, Class tender dan class vendor berelasi dengan class penilaian dengan

derajat relasi one to many yang artinya satu tender dan satu vendor dapat memiliki

banyak penilaian. Derajat relasi antara class yang satu dengan class yang lainnya

dapat dilihat pada Gambar 4

Page 13: Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8563/3/T1_672006170_Full... · konstruksi dengan menggunakan metode AHP studi kasus di

13

4. Hasil dan Pembahasan

Data penilaian awal yang dimasukkan ke dalam sistem adalah master data

kriteria penilaian yang akan digunakan sebagai acuan penilaian setiap perusahaan.

Gambar 5 Form Master Kriteria Gambar 6 Form Master Detail Kriteria

Gambar 5 merupakan form master kriteria penilaian, yang digunakan

untuk menyimpan semua data kriteria penilaian perusahaan yang ada pada sistem

penilaian. User dapat memasukkan id dan deskripsi dari kriteria yang akan

digunakan untuk penilaian. Setelah memasukkan data kriteria, langkah

selanjutnya adalah memasukkan detail kriteria yang akan digunakan pada proses

penilaian.

Gambar 6 merupakan halaman pengolahan data form master detail

kriteria. Setiap penilaian terhadap perusahaan yang mengikuti proyek tender akan

menggunakan data detail kriteria. Pada Gambar 6 terlihat kolom range yang

digunakan untuk memasukkan batas nilai dari detail kriteria yang dimasukkan.

Aplikasi secara otomatis melakukan pengecekan atas nilai yang dimasukkan oleh

user dengan nilai range yang ada pada form detail kriteria. Kolom nilai pada

Gambar 6 merupakan nilai penilaian perusahaan yang dimasukkan oleh user.

Setelah menentukan kriteria dan detail kriteria, langkah selanjutnya adalah

memasukkan bobot penilaian yang digunakan pada aplikasi.

Page 14: Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8563/3/T1_672006170_Full... · konstruksi dengan menggunakan metode AHP studi kasus di

14

Gambar 7 Form Master Bobot Gambar 8 Form Master Vendor

Gambar 7 merupakan form master bobot yang digunakan sebagai nilai

bobot pada setiap kriteria penilaian yang dipakai untuk proses perhitungan data

TOPSIS. Terlihat pada Gambar 7 bahwa nilai bobot dari setiap kriteria adalah

nilai maksimal (nilai 5). Nilai 5 berarti semua kriteria mempunyai kepentingan

yang sama dalam proses penilaian, sehingga tidak terdapat kriteria yang satu lebih

penting dari kriteria yang lainnya. Setelah memasukkan nilai bobot pada masing-

masing kriteria, langkah selanjutnya adalah proses pengolahan master data vendor

yang akan dijadikan sebagai objek penilaian.

Gambar 8 merupakan form master vendor perusahaan yang mengikuti

proyek tender. Setiap data perusahaan yang akan mengikuti tender harus

didaftarkan ke sistem. User dapat memasukkan kode vendor perusahaan, nama

perusahaan yang mengikuti tender, alamat perusahaan, no telpon dan tahun

operasi. Tahun operasi merupakan penilaian pengalaman perusahaan dalam

melakukan pekerjaan sejenis dan jumlah proyek/pekerjaan yang sedang

dilaksanakan oleh perusahaan.

Setelah memasukkan data master vendor perusahaan yang mengikuti

tender, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan data tender yang akan

digunakan pada proses penilaian.

Gambar 9 Form Master Tender Gambar 10 Form Proses Pengajuan Tender

Page 15: Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8563/3/T1_672006170_Full... · konstruksi dengan menggunakan metode AHP studi kasus di

15

Gambar 9 merupakan form master tender yang digunakan untuk

menyimpan data tender. User dapat memasukkan id tender, nama tender,

deskripsi, jangka waktu pelaksanaan tender, biaya/harga untuk suatu pekerjaan

proyek tender, dan lokasi tender. Setelah memasukkan data tender, maka langkah

selanjutnya adalah memasukkan data proses pengajuan tender yang akan

digunakan pada proses penilaian.

Gambar 10 merupakan form proses pengajuan tender. Proses pengajuan

tender digunakan untuk melakukan evaluasi berdasarkan dokumen penawaran dari

masing-masing perusahaan. Setiap data evaluasi dokumen penawaran masing-

masing perusahaan harus didaftarkan ke sistem. Sistem akan menyimpan data id

tender, nama vendor yang mengikuti tender, administrasi perusahaan berdasarkan

dokumen penawaran dengan memberikan score untuk setiap detail kriteria dapat

dilihat pada Gambar 6, dan biaya/harga penawaran masing-masing vendor. Data-

data tersebut adalah seluruh data yang dibutuhkan untuk penilaian terhadap

masing-masing kriteria. Hal ini mempermudah user dalam melakukan proses

penilaian perusahaan yang mengikuti tender. Sistem dapat mengambil informasi

dari master pengajuan tender untuk proses penilaian tanpa harus dimasukkan

terlebih dahulu oleh user. Langkah terakhir dalam sistem adalah melakukan

proses penilaian atas setiap alternatif perusahaan yang telah didaftarkan pada

sistem.

Gambar 11 Form Master Penilaian

Gambar 11 merupakan form penilaian data menggunakan metode

TOPSIS. Informasi yang dibutuhkan pada proses penilaian adalah kode tender,

nama vendor, kriteria, detail kriteria, dan nilai atas kriteria tersebut. Setelah user

memasukkan informasi yang dibutuhkan pada proses penilaian, maka sistem akan

menghitung dan memberikan hasil keputusan kepada user yang membutuhkan.

Hasil pengolahan sistem berupa rating nilai perusahaan yang akan dijadikan

sebagai pemenang tender proyek.

Setelah melakukan proses penilaian atas setiap alternatif perusahaan pada

sistem, maka perancangan selanjutnya adalah menampilkan hasil perhitungan

Page 16: Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8563/3/T1_672006170_Full... · konstruksi dengan menggunakan metode AHP studi kasus di

16

sistem dan history penilaian yang dimasukkan oleh user. Hasil perhitungan pada

sistem dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12 Report Hasil Perhitungan

Gambar 12 merupakan laporan hasil penilaian yang dilakukan pada sistem

dengan menggunakan metode TOPSIS. Hasil rekomendasi pemilihan vendor

ditampilkan data vendor dengan nilai tertinggi sampai dengan nilai terendah.

Vendor dengan nilai tertinggi merupakan hasil rekomendasi sistem yang dapat

digunakan sebagai alternatif untuk pemilihan pemenang perusahaan jasa

konstruksi Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Maluku. Hasil yang diperoleh yaitu

PT. Wijaya Karya dengan score tertinggi yaitu 1.00, sedangkan PT. Hutama

Karya dengan score 0,44 pada urutan ke dua dari ke tiga vendor, dan PT. Waskita

Karya dengan score 0,00 pada urutan ke tiga. Hasil perhitungan rekomendasi

pemilihan vendor ini dapat dilihat vendor dengan nilai tertinggi adalah PT. Wijaya

Karya dengan nilai 1,00, dengan demikian PT. Wijaya Karya merupakan alternatif

pemenang perusahaan jasa konstruksi Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Maluku.

Proses perhitungan sistem digunakan dengan memanfaatkan view yang ada

pada database. View dibuat sesuai dengan urutan proses TOPSIS. Tahap awal

dalam proses perhitungan adalah menentukan nilai Xij untuk setiap kriteria seperti

terlihat pada Kode Program 1. Kode Program 1 Perintah Untuk View Xij

Perintah pada baris ke-1 sampai dengan baris ke-3 pada Kode Program 1

merupakan proses perhitungan nilai Xij untuk masing-masing kriteria. Hasil

perhitungan diperoleh dengan cara mencari nilai akar dari hasil penjumlahan

kuadrat setiap nilai kriteria dari masing-masing alternatif vendor. Setelah

mendapatkan nilai Xij, maka langkah selanjutnya adalah mencari nilai dari

matriks keputusan ternormalisasi seperti yang terlihat pada Kode Program 2. Kode Program 2 Perintah Untuk View Matriks Keputusan Ternormalisasi

1. SELECT KodeKriteria, round(sqrt(sum(power(nilai,2))),6) Xij, IDTender

2. FROM Tbl_Penilaian 3. group by KodeKriteria, IDTender

1. select a.IDTender,KodeVendor ,a.KodeKriteria,

round(a.Nilai/b.xij,6) Nilai

2. from Tbl_Penilaian a, vw_xij b

3. where a.KodeKriteria = b.kodekriteria

4. and a.IDTender = b.IDTender

Page 17: Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8563/3/T1_672006170_Full... · konstruksi dengan menggunakan metode AHP studi kasus di

17

Perintah pada baris ke-1 sampai dengan baris ke-4 pada Kode Program 2

merupakan proses perhitungan nilai matriks keputusan ternormalisasi yang

didapatkan dengan cara membagi nilai penilaian dengan nilai Xij untuk setiap

kriteria penilaian. Setelah menghitung nilai matriks keputusan ternormalisasi,

maka langkah selanjutnya adalah menghitung nilai Yij, yaitu dengan cara

mengalikan semua nilai matriks dengan bobot per kriteria seperti yang terlihat

pada Kode Program 3. Kode Program 3 Perintah Untuk View Yij

Perintah pada baris ke-1 sampai dengan baris ke-3 pada Kode Program 3

merupakan proses perhitungan nilai Yij dimana nilai bobot setiap kriteria

dikalikan dengan nilai matriks keputusan ternormalisasi. Setelah menentukan nilai

Yij, maka langkah selanjutnya adalah menentukan nilai maksimum dan minimum

dari setiap nilai kriteria, seperti terlihat pada Kode Program 4 Kode Program 4 Perintah Untuk View Yij Maksimum dan Minimum

Perintah pada baris ke-1 sampai dengan baris ke-2 pada Kode Program 4

merupakan proses penentuan nilai maksimum dan minimum dari nilai Yij. Setelah

nilai maksimum dan minimum ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah

menentukan nilai D+

dan D- seperti yang terlihat pada Kode Program 5.

Kode Program 5 Perintah Untuk View D+

dan D-

Perintah pada ba

Perintah pada baris ke-1 sampai dengan baris ke-7 pada Kode Program 5

merupakan proses penentuan Nilai D+ dan D

-. Nilai D

+ dan D

- dihitung

menggunakan Rumus 4 dan Rumus 5 dengan perintah pada baris ke-2 dan baris

ke-3 pada Kode Program 5. Langkah terakhir proses perhitungan adalah

menghitung nilai akhir dengan menggunakan proses perhitungan seperti terlihat

pada Kode Program 6.

Kode Program 6 Perintah Untuk View Hasil Akhir

Perintah pada baris ke-1 sampai dengan baris ke-5 pada

1. select kode, kodeVendor, a.kodekriteria, nilai * b.Bobot nilai

2. from vw_mkt a, Tbl_Bobot b 3. where a.kodekriteria = b.KodeKriteria

1. select IDTender, kodekriteria, MAX(nilai) y_max,

MIN(nilai) y_min

2. from vw_yij group by IDTender, kodekriteria

1. SELECT a. IDTender, a.KodeVendor, 2. ROUND( sqrt(SUM( power(nilai - y_max,2))),6) d_plus, 3. ROUND(sqrt(SUM( power(nilai - y_min,2))),6) d_min 4. FROM vw_yij a, y_max_min b 5. where a.kodekriteria = b.kodekriteria 6. and a.IDTender = b.IDTender 7. group by a.IDTender,a.KodeVendor ;

1. SELECT IDTender, a.KodeVendor, b.Nama 2. ,d_plus, d_min 3. ,ROUND(d_min / (d_plus + d_min),6) as hasil 4. FROM vw_d_plus_min a, Tbl_Vendor b 5. where a.KodeVendor = b.KodeVendor

Page 18: Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8563/3/T1_672006170_Full... · konstruksi dengan menggunakan metode AHP studi kasus di

18

Perintah pada baris ke-1 sampai dengan baris ke-5 pada Kode Program 6

merupakan proses hasil akhir dari perhitungan TOPSIS. Perintah pada baris ke-3

merupakan perintah untuk menghitung nilai akhir dari proses penilaian yang

dilakukan oleh user. Selain menampilkan hasil akhir dari proses penilaian, user

dapat menampilkan history penilaian rekomendasi pemilihan vendor.

Gambar 13 Report History Penilaian

Gambar 13 merupakan laporan history penilaian yang telah dilakukan oleh

user. Semua proses penilaian akan ditampilkan sesuai dengan kode penilaian yang

dimasukkan oleh user.

Sistem yang dibangun perlu diuji dan dianalisis untuk melihat apakah

sudah memenuhi kebutuhan dan perancangan sistem. Pengujian sistem

menggunakan pengujian black box yaitu metode pengujian yang berfokus pada

persyaratan fungsional perangkat lunak yang dibuat. Hasil pengujian sistem yang

telah dibuat, ditunjukkan pada Tabel 13.

Tabel 13 Hasil Black Box Testing untuk Proses Output

No Poin

Pengujian

Validasi

Input Data Input Hasil Uji

Status

Uji

1 Pengujian

Form Login

Verifikasi

username

dan

password.

Username

dan

password

Sistem akan

memberikan peringatan

kepada user apabila

tidak mengisi username

atau password. Selain

itu apabila username

dan password sesuai

dengan yang terdaftar

pada database, maka

user dapat mengakses

halaman utama.

Valid

2

Pengujian

Form

Master

Data

Data yang

dibutuhkan

untuk

masing-

masing

form.

Data yang

diisi

merupakan

primary

key pada

masing-

masing

Sistem akan

memberikan peringatan

kepada user apabila

data yang diisi tidak

lengkap/tidak valid,

data tersebut tidak akan

disimpan dalam

Valid

Page 19: Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8563/3/T1_672006170_Full... · konstruksi dengan menggunakan metode AHP studi kasus di

19

tabel yang

ada di

dalam

database.

database. Sebaliknya

sistem akan menyimpan

data yang valid ke

dalam database.

3

Pengujian

Perhitungan

TOPSIS

Data

Penilaian

Data

Penilaian

yang

dimasukan

oleh user.

Aplikasi dapat

memberikan hasil

perhitungan yang sesuai

dengan perhitungan

manual menggunakan

metode TOPSIS.

Valid

4 Pengujian

Laporan

Laporan

yang

ditampilkan

Kode

Penilaian

Aplikasi dapat

menghasilkan laporan

penilaian dan history

penilaian berdasarkan

kode penilaian yang

dimasukkan oleh user.

Valid

Berdasarkan hasil pengujian Black Box yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa sistem ini sudah berjalan dengan fungsional dan dapat

menghasilkan output sesuai dengan yang diharapkan. Setelah sistem diuji,

diperoleh hasil yang seimbang dengan penilaian yang sebelumnya dilakukan

secara manual. Hasil penilaian ini dapat digunakan sebagai data pendukung bagi

pengambil keputusan untuk pemilihan perusahaan jasa konstruksi yang mengikuti

proyek tender. Selain menampilkan hasil pengujian sistem dengan metode black

box, pengujian sistem juga dilakukan melalui wawancara langsung dengan

user/panitia lelang tender, Dinas PU Provinsi Maluku, Bpk Tesco Pattiruhu.

Adapun hasil analisis atas pengujian berdasarkan wawancara yang dilakukan,

sistem ini dapat membantu panitia lelang tender dalam melakukan proses

pengambilan keputusan berdasarkan data dari dokumen penawaran masing-

masing perusahaan dan kemudian diolah dengan menggunakan sistem SPK yang

telah dibuat, sehingga keputusan yang dibuat dapat diambil berdasarkan proses

pengolahan data dan informasi yang akurat.

5. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan pengujian, maka dapat

disimpulkan bahwa sistem pengambilan keputusan dengan metode TOPSIS, dapat

mengolah setiap nilai dari kriteria administrasi, penawaran harga, dan pengalaman

perusahaan sehingga dapat memberikan keputusan mengenai pemilihan

perusahaan jasa konstruksi untuk pembangunan infrastruktur daerah. Hasil dari

penilaian tiap kriteria dijadikan sebagai masukan awal dalam membuat matriks

ternormalisasi yang merupakan matriks awal dalam perhitungan metode TOPSIS

untuk mencari alternatif terbaik, yaitu pemilihan perusahaan jasa konstruksi yang

mengikuti proyek tender yang layak memenangkan tender yang hasilnya

dirangking dari nilai tertinggi hingga nilai terendah. Saran pengembangan sistem

Page 20: Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8563/3/T1_672006170_Full... · konstruksi dengan menggunakan metode AHP studi kasus di

20

ke depan adalah sistem dapat dibuat menggunakan sistem berbasis web sehingga

semua proses penilaian dapat dilakukan tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.

6. Daftar Pustaka

[1] Sahputra, Teuku, M. 2011, Sistem Penunjang Keputusan Pemenang

Tender Proyek Menggunakan Metode Analityc Hirarchy Process (AHP)

Pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Aceh Selatan, Universitas

Serambi Mekkah, Banda Aceh.

[2] Sangaji, Yusuf, M. 2013, Alternatif Pemilihan Supplier Beras C4

Menggunakan Metode Fuzzy AHP Dan Fuzzy TOPSIS Studi Kasus : CV

Mulia Catering, Yogyakarta : Fakultas Teknik Industri, UIN

[3] Widodo, Bambang. Pemilihan Kontraktor Untuk Jasa Konstruksi dengan

Menggunakan Metode AHP Studi Kasus : Proyek PLN. Surabaya, 2011.

[4] Hasan, I., 2002, Pokok-Pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan,

Jakarta : Ghalia Indonesia.

[5] Turban, E., dkk., 2005, Decision Support Systems and Intelligent Systems.

Yogyakarta : Penerbit Andi.

[6] Tamauka, Jessica, 2011, Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Objek

Wisata Wamena, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.

[7] Anonimous, 2010. Peraturan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010

Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Jakarta : Penerbit

Visimedia.

[8] Kusumadewi, Sri, 2006, Fuzzy Multy-Attribute Decision Making (Fuzzy

MADM). Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu.

[9] Hasibuan, Zaenal, A. 2007, Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu

Komputer dan Teknologi Informasi : Konsep, Teknik, dan Aplikasi, Jakarta

: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.

[10] Indrajani, 2011, Pengantar dan Sistem Basis Data, Jakarta : Elex Media

Komputindo.