Upload
pumbarino
View
245
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
8/10/2019 Perancangan Dasar Struktur Bab 1
1/39
BAB 1 - Perencanaan Struktur Lepas Pantai
Pembinaan Inspektur dan Engineer Bangunan Lepas Pantai (Fixed Platform) Perancangan Dasar Struktur 1-1
Bab
Perencanaan Struktur
epas Pantai
1.1 Sistem Struktur Lepas Pantai
Jenis struktur lepas pantai yang digunakan sekarang ini sangat banyak, namun sebagian
besar struktur lepas pantai yang ada pada saat ini digunakan untuk eksplorasi dan
eksploitasi minyak bumi dan gas alam. Jenis-jenis dari bangunan lepas pantai tersebut
dapat dilihat seperti di bawah ini :
1. Jacketatau template
Jacket dikembangkan untuk operasi di laut dangkal dan laut sedang yang dasarnya
tebal, lunak dan berlumpur. Setelah jacket ditempatkan di posisi yang diinginkan, pile
dimasukkan melalui kaki bangunan dan dipancang dengan hammer sampai menembus
lapisan tanah keras kemudian deckdipasang dan dilas.
Gambar 1.1Template or Jacket type offshore structure
8/10/2019 Perancangan Dasar Struktur Bab 1
2/39
BAB 1 - Perencanaan Struktur Lepas Pantai
Pembinaan Inspektur dan Engineer Bangunan Lepas Pantai (Fixed Platform) Perancangan Dasar Struktur 1-2
2. Tower
Tower juga dipasang dengan bantuan jacket tetapi dapat dioperasikan di laut dalam.
Seperti jenisjacketatau template, pile dimasukkan melewati jacketdan dipancangkan
sampai tanah keras. Kemudian tower ditempatkan di atasjacket. Pada umumnya tower
mempunyai daya apung (self-bouyant) karena jacket tidak dapat menyokong beban
yang terlalu berat. Deckdipasang dan di las di atas tower.
Gambar 1.2Articulated Tower
3. Caissons
Platform kecil dengan deckkecil dibutuhkan untuk operasi di laut dangkal (kurang dari
60 m) dengan kandungan minyak yang tidak banyak.
Gambar 1.3 Caisson
8/10/2019 Perancangan Dasar Struktur Bab 1
3/39
BAB 1 - Perencanaan Struktur Lepas Pantai
Pembinaan Inspektur dan Engineer Bangunan Lepas Pantai (Fixed Platform) Perancangan Dasar Struktur 1-3
4. Concrete Gravity Platform
Platform jenis ini dipasang apabila tanah keras di dasar laut tidak jauh dari permukaan
lumpur. Pondasi struktur dibuat berbentuk lingkaran dan terbuat dari beton. Pondasi
yang berat ini menyokong beberapa tower dan deckbaja.
Gambar 1.4 Concrete Gravity Platform
5. Steel Gravity Platform
Jenis platform ini dibangun apabila tanah dasar laut terdiri dari batuan keras.
Gambar 1.5 Steel Gravity Platform
8/10/2019 Perancangan Dasar Struktur Bab 1
4/39
BAB 1 - Perencanaan Struktur Lepas Pantai
Pembinaan Inspektur dan Engineer Bangunan Lepas Pantai (Fixed Platform) Perancangan Dasar Struktur 1-4
6. Hybrid Gravity Platform
Bagian dasar platform terbuat dari beton dan beton menopang rangka baja dimana
deckbaja diletakkan.
Gambar 1.6 Hybrid Tower with Inbuilt Bouyancy
7. Compliant Structures
Struktur jenis ini akan bergerak apabila ada gaya luar yang bekerja padanya. Hal ini
disebabkan karena kekakuannya tidak besar. Struktur ini biasanya diikatkan pada
dasar laut, misalnya guyed tower dan sistem penambatan tunggal (single point mooring
system), TLP (Tension Leg Platform) dan juga struktur terapung lainnya.
Gambar 1.7a Semisubmersible Platform Gambar 1.7b TLP
8/10/2019 Perancangan Dasar Struktur Bab 1
5/39
BAB 1 - Perencanaan Struktur Lepas Pantai
Pembinaan Inspektur dan Engineer Bangunan Lepas Pantai (Fixed Platform) Perancangan Dasar Struktur 1-5
1.2 Tahap Perencanaan Struktur Lepas Pantai
Tahapan dalam perencanaan struktur dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu :
1. Desain Konseptual
Pekerjaan dalam tahap desain konseptual mencakup :
a. Informasi mengenai derrickdan cargo bargeyang tersedia.
b. Studi peralatan produksi, meliputi penentuan Preliminary Procs Flow Diagram
(PFD), informasi daftar peralatan utama, gambar lay-out fasilitas di deck, gambar
pipingdan instrument diagram(P&ID).
c. Analisa awal pembebanan, meliputi perhitungan ukuran struktur utama, orientasi
dan lokasi platform.d. Penyelidikan oceanografi, hidrografi, dan meteorologi.
e. Penyelidikan geofisik dan geoteknik.
f. Rute dan ukuran pipa penyalur (pipeline)
g. Perkiraan biaya dan jadwal pembangunan.
h. Menyiapkan dokumen dan informasi untuk keperluan tahapan perencanaan
berikutnya.
2. Desain Detail
Pekerjaan dalam tahapan desain detail mencakup :
a. Analisa struktur yang meliputi semua kondisi, yaitu :
- Analisa inplace (kondisi operasi, kondisi badai/storm)
- Analisa dinamik akibat gempa ( strengthdan ductility)
- Analisa kelelahan struktur (fatique)
- Analisa saat konstruksi (fabrikasi, transportasi, instalasi, termasuk pile
conductor driveability).
- Analisa perlindungan korosi.
- Analisa pipeline riser.
b. Gambar desain yang meliputi :
- Deckplan and elevations
- Deckframing
- Connections (joint) and stiffeners.
- Welding detail
- Pile and conductor detail
- Padeye and other lifting connections.
8/10/2019 Perancangan Dasar Struktur Bab 1
6/39
BAB 1 - Perencanaan Struktur Lepas Pantai
Pembinaan Inspektur dan Engineer Bangunan Lepas Pantai (Fixed Platform) Perancangan Dasar Struktur 1-6
TAHAPAN DESAIN STRUKTURFIXED OFFSHORE PLATFORM
DESAINKONSEPTUAL
PEMERIKSAANPIHAK KETIGA
DOKUMENTASI
DESAIN DETAIL
DESAIN KRITERIATersedia atau tidaknya Derrick danCargo barge
Studi Peralatan Produksi
Perhitungan ukuran-ukuran utama struktur
Analisa awal pembebanan
Orientasi dan lokasi platform
Rute dan ukuran pipeline
Penyelidikan oceanografi, hidrografi, dan meteorologi
Penyelidikan geofisik dan geoteknik
Penelitian beban-beban
Analisa Dinamik (Gempa)Analisa Inplace (Operating, Storm)
Analisa Lelah (Fatique)
Analisa Transportasi
Analisa Instalasi
Analisa Pipeline Riser
Detail Struktur
Analisa Tiang Pancang
Spesifikasi Teknis
Dokumen Tender
Laporan Desain
Spesifikasi Teknis
Laporan Desain
Gambar 1.8 Tahapan Desain Struktur Tipe Fixed Platform
1.2.1 Kriteria Desain
Kriteria desain untuk setiap anjungan berbeda-beda. Kriteria dominan yang ada di suatu
kawasan akan menentukan jenis anjungan yang akan dipilih.
Krireria desain yang terpenting antara lain (dari segi teknik) :
1. Kedalaman Laut.
2. Gelombang (tinggi, periode, distribusinya).
3. Seismik.
4. Kondisi Tanah.
5. Angin
8/10/2019 Perancangan Dasar Struktur Bab 1
7/39
BAB 1 - Perencanaan Struktur Lepas Pantai
Pembinaan Inspektur dan Engineer Bangunan Lepas Pantai (Fixed Platform) Perancangan Dasar Struktur 1-7
6. Arus
7. Marine Growth
8. Kapasitas desain dari deck
1.2.2 Kriteria Operasional
Salah satu kriteria dalam mendesain suatu platform adalh penentuan fungsi platform
(pengeboran, produksi, penyimpanan, materials handling, living quarters, atau
kombinasinya), jumlah sumur yang akan di bor, tipe pemboran dan material yang akan
digunakan, kegiatan yang akan diselesaikan kemudian, dan keperluan-keperluan untuk
kegiatan itu. Selain itu, jumlah ruang deck yang diperlukan serta jumlah deck dan jenis
transportasi minyak (dengan tanker,barge atau jalur pipa) serta tempat penampungan
minyak, harus ditentukan. Sementara itu, konfigurasi platform yang dikehendaki juga harus
dapat difabrikasi dengan perlengkapan pemasangan yang tersedia.
1.2.3 Kriteria Lingkungan
Tahap ini merupakan penentuan berdasarkan lingkungan dimana platform akan
ditempatkan. Meliputi gaya-gaya gelombang dan angin yang bekerja pada platform. Faktor-faktor lingkungan yang harus ditaksir sebelum gaya-gaya dapat diperkirakan adalah
kedalaman air, kondisi air pasang, tinggi gelombang badai, kecepatan angin badai, dan
dapat juga gempa bumi dan kondisi es.
1.2.4 Kriteria Fabrikasi dan Instalasi
Pola dan urutan penempatan komponen struktur dalam proses pembangunan, pola
instalasi dan transportasi jacket, deck, dan peralatan harus menjadi bagian dari kriteria
dalam perencanaan dan desain struktur.
8/10/2019 Perancangan Dasar Struktur Bab 1
8/39
BAB 1 - Perencanaan Struktur Lepas Pantai
Pembinaan Inspektur dan Engineer Bangunan Lepas Pantai (Fixed Platform) Perancangan Dasar Struktur 1-8
KRITERIA PERENCANAAN KONSTRUKSIFIXED OFFSHORE PLATFORM
KRITERIAOPERASIONAL
KRITERIALINGKUNGAN
KRITERIAINSTALASI
KRITERIAFABRIKASI
Fungsi Anjungan
Cara Pengeboran
Pola Transportasi Personil
Pola Transportasi Minyak
Kedalaman Laut
Kondisi Tanah Dasar Laut
Angin, Gelombang Laut, Arus, Pasang Surut (Tide), Korosi
Pola Komponen Struktur
Roll-Up
Pola Transportasi Jaket, Dek, dan Peralatan
Pola Instalasi Jaket, Dek, Peralatan
Gambar 1.9 Kriteria Desain Konstruksi Tipe Fixed Platform
1.3 Standar Spesifikasi
Spesifikasi standar yang umum digunakan untuk perencanaan dan desain struktur
anjungan lepas pantai di Indonesia adalah :
API RP 2A, 21th Edition (WSD), Recommend Practice for Planning, Designing, and
Construction Fixed Offshore Platform, American Petroleum Institute, Washington D.C,
Desember 2000.
AISC, 9th
Edition, Manual of Steel Construction, Allowable Stress Design. American
Institut of Steel Construction, AISC, New York 1989.
AWS D1, 1 88, Structural Welding Code Steel, American Welding Society, Inc.,
New York 1988.
8/10/2019 Perancangan Dasar Struktur Bab 1
9/39
BAB 1 - Perencanaan Struktur Lepas Pantai
Pembinaan Inspektur dan Engineer Bangunan Lepas Pantai (Fixed Platform) Perancangan Dasar Struktur 1-9
PERATURAN ANJUNGAN LEPAS PANTAIDI
INDONESIA
Mijnordonnantie 1930 pasal 183 (sebelum 1930 no.38) Mijpolitie Reglement 1930 (sebelum 1930 no.341)
Pasal 16 UU no.44 Prp 1980 Pasal 1 ayat (3) UU no.8, 1971 Pasal 8 UU no.1, 1973 Peraturan Pemerintah no.17, 1974 Keputusan Presiden no.9, 1973 Keputusan Menteri Pertambangan no.204,1973
PERATURAN MENTERI PERTAMBANGAN
05/P/M/PERTAMB/1977
Sertifikat Kelayakan Struktur (4 tahun) Pemeriksaan Berkala
SCOPE OF WORKFOR THE DESIGN APPRAISAL AND INSPECTION
OF PLATFORM FOR PETROLEUM AND NATURAL GAS INOFFSHORE AREAS
DNV, ABS, LR API RP2A
Gambar 1.10 Peraturan Anjungan Lepas Pantai di Indonesia
8/10/2019 Perancangan Dasar Struktur Bab 1
10/39
BAB 1 - Perencanaan Struktur Lepas Pantai
Pembinaan Inspektur dan Engineer Bangunan Lepas Pantai (Fixed Platform) Perancangan Dasar Struktur 1-10
1.4 Desain Struktur Anjungan Tipe Tetap (Jacket)
Ada 3 komponen pada template platform baja yaitu jacket, piles dan deck. Ketiga
komponen ini dapat dilihat lebih jelas pada gambar dibawah ini:
Komponen TemplatePlatform Baja
Jacket Piles
DeckPenyimpanan
DeckPengeboran
Deck
Wellhead
Gambar 1.11 Komponen template platform baja
Deckdidukung pada girder, truss dan kolom. Dibawahya, piles yang ujungnya bersambung
dengan kolom deckdipancang ke bawah melalui kaki-kakijacketke dasar laut. Kakijacket
berpenampang bulat berdiameter besar dan dirangkai bersama sejumlah pipa tubular yang
lebih kecil yang disebut braces.
Kakijackettidaklah vertikal,kaki ini akan semakin melebar yang disebut batter. Kakijacket
melebar untuk menyediakan landasan yang lebih luas untuk jacket pada mudline dan
membantu menahan gaya lingkungan yang menyebabkan momen guling.
1.4.1 Komponen Utama Struktur Jacket
Struktur jacket dibedakan menjadi 3 (tiga) komponen utama, dimana masing-masing
komponen mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Tiga komponen utama tersebut adalah:
1. Deck
Komponen ini berfungsi untuk menyokong peralatan, pengeboran dan kegiatan yang
dikerjakan diatas air. Deck bisa dibagi-bagi menjadi beberapa tingkat sesuai dengan
kebutuhan dan fungsi yang dibutuhkan. Beberapa tingkatan decktersebut adalah:
Main deck(deckutama)
Cellar deck
Mezzanine deck
Upper Deck
8/10/2019 Perancangan Dasar Struktur Bab 1
11/39
BAB 1 - Perencanaan Struktur Lepas Pantai
Pembinaan Inspektur dan Engineer Bangunan Lepas Pantai (Fixed Platform) Perancangan Dasar Struktur 1-11
2. Jacket
Komponen ini berfungsi untuk melindungi pile agar tetap pada posisinya, menyokong
deck dan melindungi conductor serta menyokong sub-struktur lainnya seperti boat
landing, barge bumper dan lain-lain. Element utama struktur jacket adalah sebagai
berikut:
Kakijacket
Braces (penguat) vertikal, horisontal dan diagonal
Joint pertemuan antara kakijacketdan braces
Skirt pile
Boat landing, barge bumper, riser, conductor bracing, mud-muts dan lain
sebagainya.
3. Pondasi
Tiang pancang yang diletakkan didalam kaki jacket akan dipancangkan pada dasar
laut. Antara pile dengan jacket terkadang dilakukan grouting untuk menambah
kekakuan dan agarpiledanjacketmenyatu. Skirt piledan sleevesselalu diberi pengisi
(grouting).
1.4.2 Penentuan Dimensi Deckdan Deck Leg
Secara fungsi, deckterbagi atas beberapa tingkat, yaitu :
1. Main deck, berfungsi sebagai tempat sistem pengeboran beberapa modul lainnya
seperti living quarter, compressor, dan lain-lain.
2. Cellar deck, berfungsi sebagai tempat sistem yang diletakkan di bagian bawah seperti
pompa, christmas trees, dan lain-lain.
3. Decktambahan apabila diperlukan.
Penentuan konfigurasi deckmempertimbangkan kebutuhan luas, jumlah level(tingkat),
layout equipment, dan lain-lain. Komponen utama struktur deck terdiri dari :1. Deck leg.
2. Rangka utama (main truss) dan rangka angin (wind truss).
3. Deck beam (balok utama deck)
4. Deck plateatau deck grating.
5. Skid beam(bila pengeboran direncanakan menggunakan tender rig).
8/10/2019 Perancangan Dasar Struktur Bab 1
12/39
BAB 1 - Perencanaan Struktur Lepas Pantai
Pembinaan Inspektur dan Engineer Bangunan Lepas Pantai (Fixed Platform) Perancangan Dasar Struktur 1-12
1.4.2.1 Layout Equipment
Pada pembuatan layout equipmentperlu diperhatikan posisi, dimensi, dan berat equipment
yang akan dipasang pada deck. Perlu diperhatikan juga framing yang akan digunakan
untuk menhan beban equipment dan ruang di antara equipment. Hal-hal di atas berguna
untuk mendapatkan dimensi, ruang, dan kekuatan framing deckyang akan direncanakan.
1.4.2.2 Elevasi Deck
Deckpada levelterbawah harus memadai dan aman dari puncak gelombang rencana dan
harus diberikan celah udara (air gap). Gelombang rencana yang digunakan adalah
gelombang dengan perioda ulang 100 tahun.
API RP2A merekomendasikan air gap sebesar 5 ft di atas puncak gelombang ekstrim,
selain itu juga harus diperhatikan highest astronomical tide (HAT) dan storm surge dari
lokasi perairan. Berdasarkan hal-hal tersebut maka elevasi untuk deckpada levelterendah
adalah :
Elevasi deck terendah = HAT + storm tide + 0.5 Hekstrim+ air gap .(1.1)
max= elevasi puncak gelombang rencana
1.4.2.3 Penentuan Ukuran Deck Leg
Perencanaan struktur deckdimulai dengan perhitungan beban-beban yang akan bekerja
pada deck.Secara umum, penentuan ukuran deck legadalah sebagai berikut :
1. Penentuan diameter luar deck leg yang biasanya adalah sama dengan diameter luar
pileyang direncanakan.
2. Perhitungan radius girasi (r) deck legberdasarkan asumsi untuk silinder tipis yaitu 0.35
D. pada perhitungan ini diasumsikan nilai buckling length factor(k) berdasarkan kondisi
ujung perletakan deck leg yang umumnya berkisar antara 1.5 2.0, lalu dilakukan
perhitungan rasio kerampingan deck leg(slenderness ratio) :
Rasio kerampingan =kL
r (1.2)
k = buckling length factor(1.52.0 )
L = panjang deck leg
r = radius girasi deck leg
8/10/2019 Perancangan Dasar Struktur Bab 1
13/39
8/10/2019 Perancangan Dasar Struktur Bab 1
14/39
BAB 1 - Perencanaan Struktur Lepas Pantai
Pembinaan Inspektur dan Engineer Bangunan Lepas Pantai (Fixed Platform) Perancangan Dasar Struktur 1-14
tumbukan kapal yang berlabuh, sistem proteksi terhadap korosi, sistem navigasi dan lain-
lain.
1.4.3.1 Penentuan Dimensi Kaki Jacket
Tidak ada ketentuan pasti mengenai ukuran dan kemiringan jacket. Penentuan dimensi
jacket dilakukan berdasarkan pengalaman sebelumnya. Aturan yang yang baik adalah
memperkecil luas proyeksi batang didaerah dekat permukaan air sehingga memperkecil
beban lingkungan yang diterima struktur.
Ketebalan dinding jaket didisain untuk dapat menahan gaya aksial, tegangan bending
(bending stress) dan deformasi. Untuk ketebalan dinding jaket biasanya dipakai inchi
sampai 2 inchi. Kurang dari inchi penyebabkan masalah korosi cepat terjadi.
Ketebalan lebih dari 2 inchi menyebabkan kesulitan dalam fabrikasi dan sering terjadi
patahan di daerah titik pengelasan antar braces.
1.4.3.2 Susunan Rangka
Kaki-kaki jacket saling dihubungkan dan diikat oleh 3 jenis pengaku (bracing) yaitu:
a. Bracing diagonal pada bidang vertikal
b. Bracing horisontal pada bidang horisontal
c. Bracing diagonal pada bidang horisontal
Sistem bracing memiliki 3 fungsi:
1. Membantu memindahkan beban-beban horisontal ke pondasi
2. Memberikan kesatuan struktural selama fabrikasi dan instalasi
3. Menyokong anoda korosi dan kepala konduktor dan meneruskan gaya-gaya
gelombang yang dihasilkan ke pondasi
1.4.3.3 Tipe-tipe Bentuk Braces
Braces yang berbentuk vertikal, horisontal, dan diagonal bersama kaki jacket membentuk
suatu sistem kekakuatan tersendiri. Sistem kekakuan ini menjalarkan beban dan gaya dari
platform ke pondasinya. Ada banyak macam tipe-tipe bentuk braces seperti berikut:
a. Tipe 1. Bentuk pola K brace
1) Tipe ini mempunyai jumlah titik pertemuan batang (joint) yang lebih sedikit.
2) Tidak simetris dan tidak mempunyai sistem redundansi.
3) Biasanya dipakai pada lokasi yang tidak membutuhkan kekakuan tinggi dantidak ada gaya seismik.
8/10/2019 Perancangan Dasar Struktur Bab 1
15/39
BAB 1 - Perencanaan Struktur Lepas Pantai
Pembinaan Inspektur dan Engineer Bangunan Lepas Pantai (Fixed Platform) Perancangan Dasar Struktur 1-15
b. Tipe 2 dan 5. Bentuk pola V brace
1) Jumlahjointpada tipe ini sedikit dan tidak mempunyai sistem redundansi.
2) Tidak mempunyai sistem transfer beban yang baik dari satu level ke level yang
lain.
c. Tipe 3. Bentuk pola N brace
1) Tidak mempunyai sistem redundansi.
2) Kegagalan buckling pada salah satu batang tekan dapat menyebabkan
kegagalan pada batang lain (strukturcollapse).
d. Tipe 4. Bentuk pola V dan X brace
1) Digunakan pada lokasi yang tidak dalam.
2) Mempunyai bentuk simetris, redundansi dan daktilitas cukup.
3) Jumlah Joint lebih banyak.
e. Tipe 6. Bentuk pola semua X brace
1) Mempunyai kekakuan horisontal, daktilitas dan redundansi yang tinggi.
2) Jumlahjoint lebih banyak sehingga butuh banyak pengelasan.
3) Banyak digunakan pada lokasi laut dalam dan daerah rawan gempa.
8/10/2019 Perancangan Dasar Struktur Bab 1
16/39
BAB 1 - Perencanaan Struktur Lepas Pantai
Pembinaan Inspektur dan Engineer Bangunan Lepas Pantai (Fixed Platform) Perancangan Dasar Struktur 1-16
Gambar 1.12 Bentuk umum pola brace
1.4.3.4 Ukuran Braces
Gaya yang bekerja dominan pada braces berpenampang lingkaran adalah gaya aksial.
Diameter bracesditentukan berdasarkan rasio kerampingan sebagai berikut :
60 0.2, maka pola aliran akan mengalami difraksi dan gaya gelombang
dihitung dengan menggunakan teori difraksi.
1.5.2.1 Persamaan Morison
Persamaan Morison (OBrien and Morison, 1952) menyatakan bahwa gaya gelombang
dapat diekspresikan sebagai penjumlahan dari gaya seret (drag force, FD), yang muncul
akibat kecepatan partikel air saat melewati struktur, dan gaya inersia (inertia force, FM)
akibat percepatan partikel air.
Persamaan Morison :
MD dFdFdF ................................................. (1.36)
dzdzd
UACUUDC2
1
F md .............................. (1.37)
Keterangan :
dF = gaya per unit panjang.
= massa jenis air.
Cd = koefisien drag.
Cm = koefisien inersia
D = Diameter atau lebar proyeksi bidang muka yang menghadap arah gelombang.
U = kecepatan pertikel air, tegak lurus terhadap sumbu struktur.
A = luas penampang elemen struktur.
U = percepatan partikel air, tegak lurus terhadap elemen struktur.
a. Gaya gelombang pada tiang silinder tegak.
Gaya total F diperoleh dengan cara mengintegrasikan persamaan Morison sepanjang
elemen struktur yang diinginkang. Gaya total pada tiang silinder tegak dapat dituliskan
dalam bentuk berikut :
8/10/2019 Perancangan Dasar Struktur Bab 1
31/39
BAB 1 - Perencanaan Struktur Lepas Pantai
Pembinaan Inspektur dan Engineer Bangunan Lepas Pantai (Fixed Platform) Perancangan Dasar Struktur 1-31
hh d dz
DUdzUDC U
4C
2
1F
2
m .................. (1.38)
Koefisien Cddan Cmditentukan berdasarkan hasil percobaan dan nilainya tergantung pada
bilangan Reynold dan bilangan Keulegan-Carpenter. Bilangan-bilangan tersebut
tergantung pada harga parameter kecepatan partikel maksimum dan diameter tiang seperti
bentuk berikut :
max
max
Re U D
U TK
D
...................................................... (1.39)
Keterangan :
Re = bilangan Reynold.
K = bilangan Keulegan-Carpenter.
Umax = kecepatan maksimum.
D = diameter.
= viskositas kinematik = 1.2363 x 10-5ft2/s.
T = perioda.
Pada Gambar 1.18 dan Gambar 1.19 dapat dilihat besaran Cd dan Cm untuk berbagaimacam nilai bilangan Reynolds dan Keulegan-Carpenter.
Gambar 1.18 Diagram hubungan koefisien drag (Cd) dengan bilangan Reynolds.
8/10/2019 Perancangan Dasar Struktur Bab 1
32/39
8/10/2019 Perancangan Dasar Struktur Bab 1
33/39
BAB 1 - Perencanaan Struktur Lepas Pantai
Pembinaan Inspektur dan Engineer Bangunan Lepas Pantai (Fixed Platform) Perancangan Dasar Struktur 1-33
Dengan menggunakan sistem koordinat polar dan sudut dan untuk mendefinisikan
orientasi dari sumbu tiang,maka besar kecepatan partikel arah tegak lurus/normal sumbu
tiang adalah :
2/122 )( vcucvuV yxn .............................. (1.40)
Komponen kecepatan pada arah x, y, dan z adalah sebagai berikut :
)(
)(
)(
vcuccw
vcuccuv
vcuccuu
yxzn
yxyn
yxxn
............................. (1.41)
dengan :
sinsin
cos
cossin
z
y
x
c
c
c
....................................... (1.42)
Percepatan partikel arah normal sumbu sumbu tiang silinder dapat diuraikan kedalam
komponen dalam arah x, y, dan z adalah :
)(
)(
)(
yyxxznz
yyxxyyny
yyxxxxnx
acacca
acaccaa
acaccaa
............................ (1.43)
Maka komponen gaya persatuan panjang dalam arah x, y, dan z adalah :
nzInnDz
nyInnDy
nxInnDx
aD
CwVDCf
aD
CvVDCf
aD
CuVDCf
.4
....2
1
.4
....2
1
.4
....2
1
2
2
2
.................... (1.44)
Maka gaya per-satuan panjang dalam arah tegak lurus sumbu tiang adalah :
2/1222 )( zyx ffff ............................. (1.45)
Arah gaya f disesuaikan dengan arah komponen gaya ,, yx ff dan zf .
Komponen total gaya yang bekerja pada tiang silinder miring harus dihitung dengan cara
integrasi numerik berdasarkan persamaan berikut :
8/10/2019 Perancangan Dasar Struktur Bab 1
34/39
BAB 1 - Perencanaan Struktur Lepas Pantai
Pembinaan Inspektur dan Engineer Bangunan Lepas Pantai (Fixed Platform) Perancangan Dasar Struktur 1-34
s
zz
s
yy
s
xx
dsfF
dsfF
dsfF
.................................................. (1.46)
1.5.3 Gaya Angin
Gaya angin yang mengenai struktur adalah fungsi dari kecepatan angin, orientasi struktur,
dan karakteristik aerodinamik dari struktur dan setiap elemennya adalah sebagai berikut :
21
2 w sF v C A ........................................ (1.48)
dengan :
F = gaya angin.
= massa jenis udara pada kondisi STP = 0.00238 lb.sec2/ft
Cs = koefisien bentuk.
vw = kecepatan angin pada ketinggian 33 ft di atas permukaan air.
A = luas tegak lurus arah angin.
Menurut API RP2A, koefisien bentuk adalah seperti pada Tabel 2.5 di bawah ini :
Tabel 2.5 Koefisien bentuk.
Bentuk Cs
Beams 1.5Sides of building 1.5
Cylindrical section 0.5Overall platform projected area 1
Koreksi kecepatan angin apabila tidak sama dengan ketinggian referensi adalah sebagaiberikut :
R
m
wZ wZ
R
zv v
z
...................................... (1.49)
dengan :
RzV = kecepatan angin pada ketinggian referensi.
8/10/2019 Perancangan Dasar Struktur Bab 1
35/39
BAB 1 - Perencanaan Struktur Lepas Pantai
Pembinaan Inspektur dan Engineer Bangunan Lepas Pantai (Fixed Platform) Perancangan Dasar Struktur 1-35
z = ketinggian yang diinginkan.
zR = ketinggian referensi (33 ft).
m = eksponensial yang besarnya tergantung jenis hembusan angin.
Rekomendasi API RP 2A :
m = 1/13 untuk angin yang berhembus keras.
m = 1/8 untuk angin yang berhembus terus-menerus.
1.5.4 Gaya Arus
Arus di laut biasanya terjadi akibat adanya pasang surut dan gesekan angin pada
permukaan air (wind-drift current). Kecepatan arus dianggap pada arah horizontal dan
bervariasi menurut kedalaman.
Besar dan arah arus pasang surut di permukaan biasanya ditentukan berdasarkan
pengukuran di lokasi. Wind driftcurrent di permukaan biasanya diasumsikan sekitar 1 %
dari kecepatan angin pada ketinggian 30 ft di atas permukaan air. Untuk kebutuhan
rekayasa, variasi arus pasang surut terhadap kedalaman baisanya diasumsikan mengikuti
profil pangkat 1/7 (one seventh power law) dan variasi arus akibat gesekan angin
diasumsikan linier terhadap kedalaman seperti pada persamaan (1.21) di bawah.
h
z
UoTidal
UoWind Drift
Gambar 1.21 Distribusi vertikal tidal currentdan wind drift current.
h
zUU
h
zUU
WindDrift
Tidal
WindDrift
oTidal
0
7
1
.................................... (1.50)
Dalam kondisi badai, arus terjadi bersamaan dengan gerakan air akibat gelombang. Arah
arus pasang surut bisa tidak sama dengan arah rambat gelombang, tetapi wind-driftcurrentbiasanya diasumsikan searah dengan gelombang.
z
x
8/10/2019 Perancangan Dasar Struktur Bab 1
36/39
BAB 1 - Perencanaan Struktur Lepas Pantai
Pembinaan Inspektur dan Engineer Bangunan Lepas Pantai (Fixed Platform) Perancangan Dasar Struktur 1-36
Kombinasi arus laut dan kecepatan partikel gelombang dapat menghasilkan peningkatan
yang sangat besar terhadap gelombang.
Gaya dragyang terjadi :
2)(2
1vuCf DD .................................... (1.51)
dengan :
u = kecepatan orbit horizontal.
v = arus langgeng (steady current).
Resultan kecepatan merupakan vektor tambahan. Untuk perairan dalam dengan
menggunakan teori gelombang linier :
coskzeT
Hu ................................... ... (1.52)
Pada elevasi muka air rata-rata pada posisi puncak z = 0dan = 0, diperoleh :
T
Hu
0 ................................................... (1.53)
Kondisi ekstrim terjadi ketika arus langgeng memiliki arah yang sama dengan gelombang
propagasi, maka pada posisi puncak = 0 gaya drag maksimum pada pile vertikal diperairan adalah :
2
)(2
1
zve
T
HCf kzDD
.............................. (1.54)
dengan v(z)merupakan kecepatan arus sebagai fungsi dari kedalaman. Pada permukaan
air rata-rata pada z = 0dan v(z) = 0, maka :
2
0max2
1
v
T
HCf DD ....................... ... (1.55)
1.5.5 Marine Growth
Struktur yang terbenam di dalam air akan mengalami pertambahan luas area melintang
akibat adanya marine growth. Marine growth ditimbulkan oleh organisme laut yang
menempel pada struktur seperti yang terlihat pada Gambar 1.22 di bawah ini :
8/10/2019 Perancangan Dasar Struktur Bab 1
37/39
BAB 1 - Perencanaan Struktur Lepas Pantai
Pembinaan Inspektur dan Engineer Bangunan Lepas Pantai (Fixed Platform) Perancangan Dasar Struktur 1-37
Gambar 1.22 Marine growth.
Diameter struktur modifikasi akibat adanya marine growthadalah :
D = D + 2t ............................................... ... (1.56)
Pertambahan luas melintang ini mengakibatkan gaya gelombang yang diterima oleh
struktur menjadi lebih besar.
1.5.6 Bouyant Force(Gaya Apung)
Tekanan air pada struktur yang terendam terjadi akibat berat air di atasstruktur tersebut,
dan akibat gerakan air karena gelombang di sekitar struktur, tekanan air pada bagian
struktur yang terendam dapat menimbulkan tambahan tegangan pada bagian tersebut.
Gaya yang timbul akibat gerakan air karena gelombang sudah diperhitungkan dalam
persamaan Morison.
Tekanan hidrostatik yang terjadi akibat berat air di atas struktur adalah sebagai berikut :
)( zhp f ................................................. (1.57)
dengan :
f =berat jenis air.
h = kedalaman perairan.
z = jarak vertikal dari dasar perairan.
Tekanan tersebut menimbulkan gaya apung yang akan tetap ada meskipun kondisi tidak
ada gelombang di permukaan. Besar gaya apung yang bekerja pada struktur terendamdalam fluida, baik itu sebagian atau seluruhnya adalah :
8/10/2019 Perancangan Dasar Struktur Bab 1
38/39
8/10/2019 Perancangan Dasar Struktur Bab 1
39/39
BAB 1 - Perencanaan Struktur Lepas Pantai
)( dhAF fh ............................. (1.60)
dengan :
A = luas ujung tiang pancang.
h = kedalaman perairan.
d = kedalaman penetrasi tiang pancang.
Besar gaya apung sama dengan berat air yang dipindahkan, sehingga berat efektif tiang
adalah berat tiang di udara dikurangi berat air yang dipindahkan. Karena gaya apung
bekerja pada ujung dasar tiang pancang, maka berat efektif elemen 2-3akan terlihat sama
dengan berat di udara.
1.5.7 Aktivitas Seismik (Gempa Bumi)
Gaya akibat aktivitas seismik harus dipertimbangkan dalam perencanaan anjungan yang
terletak pada daerah yang memiliki kegiatan seismik yang cukup aktif. Suatu daerah
dikatakan memiliki aktivitas seismik berdasarkan catatan-catatan kegempaan yang pernah
terjadi di daerah tersebut, catatan-catatan tersebut berupa frekwensi kejadian gempa dan
besar gempa yang terjadi.
Kegunaan dari memperhitungkan gaya seismik adalah untuk dapat memperkirakan tingkatkemungkinan kerusakan struktur akibat gempa pada umur layan struktur tersebut,
sehingga dapat dilakukan langkah-langkah untuk meminimalkan efek negatif akibat gempa.
Pertimbangan seismik yang terjadi di antaranya adalah dengan melakukan investigasi
terhadap tanah dasar tempat anjungan berdiri sebagai pengecekan terhadap kemungkinan
ketidakstabilan struktur akibat gempa, pergeseran dasar akibat gempa bumi, kemungkinan
kegagalan struktur, karakteristik pergerakan tanah selama masa layan anjungan, dan
resiko gempa untuk tiap kondisi anjungan.