38
PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM MEMBANGKITKAN KEJAYAAN ACEH DARUSSALAM DI BIDANG POLITIK DAN ILMU PENGETAHUAN (16411675) SKRIPSI OLEH RISA BUDI UTAMI NIM 352016001 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH AGUSTUS 2020

PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

i

PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM MEMBANGKITKAN

KEJAYAAN ACEH DARUSSALAM DI BIDANG POLITIK DAN ILMU

PENGETAHUAN (1641—1675)

SKRIPSI

OLEH

RISA BUDI UTAMI

NIM 352016001

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

AGUSTUS 2020

Page 2: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

ii

PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM MEMBANGKITKAN

KEJAYAAN ACEH DARUSSALAM DI BIDANG POLITIK DAN ILMU

PENGETAHUAN (1641—1675)

SKRIPSI

Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Palembang

Untuk memenuhi salah satu persyaratan

Dalam menyelesaikan program Sarjana Pendidikan

Oleh

Risa Budi Utami

NIM 352016001

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

Agustus 2020

Page 3: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

iii

Skripsi oleh Risa Budi Utami ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Palembang, 31 Agustus 2020

Pembimbing I,

Dra. Nurhayati Dina, M.Pd.

Palembang, 31 Agustus 2020

Pembimbing II,

Dra. Fatmah, M.Hum.

Page 4: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

iv

Skripsi oleh Risa Budi Utami ini telah dipertahankan di depan dewan penguji

pada tanggal 31 Agustus 2020

Dewan Penguji:

Dra. Nurhayati Dina, M.Pd., Ketua

Dra. Fatmah, M.Hum., Anggota

Dr. Apriana, M.Hum., Anggota

Mengetahui Mengesahkan

Ketua Program Studi Dekan

Pendidikan Sejarah, FKIP UMP,

Heryati, S.Pd., M.Hum. Dr. H. Rusdy A. Siroj, M.Pd.

Page 5: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman (Q.S. Ali-Imran: 139).

Terkadang hidup menjadi sulit untuk dijalani, namun saat kita mampu berserah dalam doa dan selalu mensyukuri setiap usaha maka disanalah letak kenikmatan hidup.

Kupersembahkan Kepada:

Ayahanda Budiyanto dan Ibunda Marini beserta adikku tersayang Rasya Pambudi yang banyak memberikan semangat, moril, dorongan yang selalu mendoakan keberhasilanku.

Dosen pembimbing Dra. Nurhayati Dina, M.Pd dan Dra. Fatmah, M.Hum terimakasih banyak atas bimbingan, saran, waktu dan bantuanya.

Rekan-rekan seperjuangan di saat bimbingan (Ira permatasari Rosadi, M. Chesar Woring, Desti Andriani, dan Kartika) yang selalu memberikan semangat, saran dan motivasi yang membangun.

Sahabatku (Arleta, Mita, Ayem, Arum, Elsa, Lita, Reni, Septi, Anisa) yang selalu memberikan semangat.

Seluruh teman seperjuangan Pendidikan Sejarah angkatan 2016 semoga mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan sukses selalu.

Teman seperjuanganku PLP SMA Unggul Negeri 4 Palembang dan teman seperjuangan KKN di Kelurahan Pulo Gadung Permai Palembang posko 142.

Agamaku

Almamaterku

Page 6: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

vi

Page 7: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

vii

ABSTRAK

Utami, Risa Budi. 2020. Peranan Sultanah Tsafiatuddin dalam Membangkitkan Kejayaan

Aceh Darussalam di Bidang Politik dan Ilmu Pengetahuan (1641—1675). Skripsi. Program

Studi Pendidikan Sejarah (S1), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Palembang. Pembimbing: (1) Dra. Fatmah, M.Hum (II) Yuliarni, S.Pd.,

M.Hum.

Kata Kunci : Peranan Sultanah Tsafiatuddin Membangkitkan Kejayaan Aceh Darussalam

Penelitian ini dilatarbelakangi keingintahuan penulis terhadap Peranan Sultanah

Tsafiatuddin dalam Membangkitkan Kejayaan Aceh Darussalam di Bidang Politik dan Ilmu

Pengetahuan (1641—1675). Permasalahan ini adalah : (1) Apa yang menjadi dasar

pemikiran Sultanah Tsafiatuddin dalam memimpin Aceh Darussalam? (2) Bagaimana

peranan Sultanah Tsafiatuddin dalam membangkitkan kejayaan Aceh Darussalam di bidang

politik dan ilmu pengetahuan? (3) Bagaimana proses perkembangan kebangkitan Aceh

Darussalam di dalam bidang politik dan ilmu pengetahuan pada masa pemerintahan Sultanah

Tsafiatuddin? (4) Bagaimana dampak dari masa pemerintahan Sultanah Tsafiatuddin bagi

kehidupan masyarakat Aceh Darussalam?. Metode Historis atau metode sejarah, Jenis

Penelitian yang penulis gunakan yaitu kajian pustaka (kepustakaan). Penulis menggunakan

pendekatan, geografi, sosiologi, antropologi, politik, budaya, historis, agama. Penulis juga

menggunakan Tehnik Pengumpulan Data adalah studi kepustakaan, observasi,

dokumentasi. Analisis Data, kritik sumber, interpretasi, historiografi, sehingga penulis

berhasil merumuskan beberapa Kesimpulan : (1) Dasar pemikiran Sultanah Tsafiatuddin

dalam memimpin Aceh Darussalam bersumber dari Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 124 dan

surat Al-Hujurat ayat 13 bahwa hak dan kewajiban pria dan wanita itu sama dalam

masyarakat dunia; (2) Peranan Sultanah Tsafiatuddin dalam membangkitkan kejayaan Aceh

Darussalam di bidang politik dan ilmu Pengetahuan adalah dengan membuka kesempatan

pendidikan bagi kaum wanita agar memperoleh pendidikan dan memberikan kesempatan

wanita untuk bekerja dalam lembaga negara, serta mendorong ulama untuk menulis berbagai

disiplin ilmu pengetahuan hal ini menjadi titik tolak kebangkitan tradisi tulis-menulis di Aceh

Darussalam; (3) Proses perkembangan kebangkitan Aceh Darussalam di dalam bidang politik

dan ilmu pengetahuan adalah Sultanah Tsafiatuddin melakukan pembaharuan dalam struktur

pemerintahan dengan memberikan dasar kesetaraan gender sehingga dapat memperluas

pengertian demokrasi antara laki-laki dan perempuan, Sultanah Tsafiatuddin juga mendorong

para ulama menulis berbagi disiplin ilmu pengetahuan, sehingga buku-buku dalam berbagai

bidang ilmu karya para ulama menjadi rujukan dan menjadi pusat peradaban perkembangan

ilmu pengetahuan di Asia Tenggara; (4) Dampak dari masa pemerintahan Sultanah

Tsafiatuddin bagi kehidupan masyarakat Aceh Darussalam, membuka semua pusat

pendidikan bagi kaum wanita untuk menyetarakan kedudukan wanita agar sama dengan laki-

laki dalam segala bidang pemerintahan di Aceh Darussalam, menjadi bandar perdagangan

internasional yang sangat makmur karena letaknya strategis di jalur pelayaran dari Barat ke

Timur, masyarakat Aceh Darussalam termotivasi untuk lebih menghargai kemampuan

seseorang dalam memimpin dan membina Tamadun Melayu, serta hidup rukun dengan

mengikuti perintah Allah SWT dan Rasul-Nya karena senantiasa mengikuti ajaran Al-Qur’an

& As-Sunah. Saran: Bagi mahasiswa dan pelajar khususnya Program Studi Pendidikan

Sejarah dengan adanya penulisan penelitian ini diharapkan dapat membantu serta

memperkaya ilmu pengetahuan tentang tokoh pejuang wanita dari Aceh Darussalam

khususnya dan dari wilayah Indonesia pada umumnya.

Page 8: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

viii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT,

atas rahmat dan karuniyaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi yang berjudul Peranan Sultanah Tsafiatuddin dalam Membangkitkan

Kejayaan Aceh Darussalam di Bidang Politik dan Ilmu Pengetahuan (1641—1675).

Skripsi ini disusun untuk melengkapi syarat mendapat gelar Sarjana Strata Satu (S1)

pada Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Palembang. Dengan selesainya skripsi ini, penulis

mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam

penyusunan skripsi ini, diantaranya:

1. Dr. H. Rusdy A Siroj, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Palembang.

2. Heryati, S.Pd., M.Hum., Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah yang selalu

memberikan kemudahan dan kesempatan dalam pengurusan skripsi ini.

3. Dra. Nurhayati Dina, M.Pd., pembimbing pertama, yang telah membantu,

mengarahkan serta memberikan motivasi dan arahan dalam membimbing

penulis dengan sabar dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Dra. Fatmah, M.Hum., pembimbing kedua, yang telah membantu,

mengarahkan serta memberikan motivasi dan arahan dalam membimbing

penulis dengan sabar dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan

ilmu, dorongan dan semangat kepada penulis.

Page 9: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

ix

6. Seluruh Civitas Akademika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Palembang

7. Kedua orang tuaku Ayahanda Budiyanto dan Ibunda Marini tercinta yang

senantiasa memberikan dukungan baik moril dan selalu berdoa demi

kesuksesanku dan adikku Rasya Pambudi yang selalu mendukungku dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh rekan seperjuangan Program Studi Pendidikan Sejarah 2016 yang

tidak bisa saya tuliskan satu demi satu. Terima kasih untuk segala bantuannya.

9. Teman-temanku seperjuangan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) di

SMA Negeri Unggul 4 Palembang

10. Teman-teman seperjuangan Kuliah Kerja Nyata (KKN ke 53) posko 142, di

Kelurahan Pulo Gadung Permai, Kecamatan Alang-Alang Lebar, Palembang.

11. Agamaku dan Almamaterku.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini, mungkin tidak terlepas dari

sesuatu kekurangan dan kekeliruan, seperti pepatah mengatakan tak ada gading yang

tak retak, demikian juga penulis tidak luput dari kesalahan. Oleh sebab itu, dengan

ketulusan hati penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi

kesempurnaan dalam skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pengajaran bidang studi pendidikan sejarah dan masyarakat pada umumnya.

Palembang, Agustus 2020

Risa Budi Utami

Page 10: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... .. iii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. ... v

ABSTRAK ................................................................................................. .... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL ............................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Batasan Masalah .................................................................................. 13

C. Rumusan Masalah ............................................................................... 13

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 14

E. Definisi Istilah ..................................................................................... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................

A. Pengertian Peranan, Sultanah, Membangkitkan, Kejayaan,

Aceh Darussalam, Politik, dan Ilmu Pengetahuan .............................. 20

1. Pengertian Peranan .......................................................................... 20

2. Pengertian Pemikiran ................................................................... ... 21

3. Pengertian Sultanah ........................................................................ 21

4. Pengertian Membangkitkan ........................................................... 22

5. Pengertian Kejayaan ....................................................................... 22

6. Pengertian Aceh Darussalam .......................................................... 23

7. Pengertian Politik ........................................................................... 24

8. Pengertian Ilmu Pengetahuan ......................................................... 24

B. Kondisi Kehidupan Masyarakat Aceh Pada Masa Sultan

Iskandar Tsani ..................................................................................... 25

C. Biografi Sultanah Tsafiatuddin ........................................................... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................

A. Metode Penelitian ................................................................................ 42

B. Pendekatan dan jenis Penelitian .......................................................... 44

1. Pendekatan Penelitian ..................................................................... 44

a. Pendekatan Geografi ............................................................... 45

b. Pendekatan Sosiologi ............................................................... 46

Page 11: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

xi

c. Pendekatan Antropologi .......................................................... 46

d. Pendekatan Politik ................................................................... 47

e. Pendekatan Budaya ................................................................. 47

f. Pendekatan Historis ................................................................. 48

g. Pendekatan Agama .................................................................. 49

2. Jenis Penelitian ............................................................................... 49

C. Lokasi Penelitian ................................................................................. 50

D. Kehadiran Peneliti ............................................................................... 51

E. Sumber Data ........................................................................................ 51

F. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................... 54

1. Studi Kepustakaan .......................................................................... 55

2. Dokumentasi .................................................................................. 55

G. Teknik Analisis Data ........................................................................... 56

1. Kritik Sumber ................................................................................ 57

2. Interpretasi ..................................................................................... 59

3. Historiografi .................................................................................. 59

H. Tahap-tahap Penelitian ........................................................................ 60

BAB IV PEMBAHASAN ..............................................................................

A. Dasar Pemikiran Sultanah Tsafiatuddin Dalam Memimpin

Aceh Darussalam ................................................................................... 62

B. Peranan Sultanah Tsafiatuddin Dalam Membangkitkan

Kejayaan Aceh Darussalam di Bidang Politik

dan Ilmu Pengetahuan ............................................................................ 67

1. Peranan Sultanah Tsafiatuddin Dalam Membangkitkan

Kejayaan Aceh Darussalam di Bidang Politik ................................ 68

2. Peranan Sultanah Tsafiatuddin Dalam Membangkitkan

Kejayaan Aceh Darussalam di Bidang Ilmu Pengetahuan ............... 69

C. Proses Perkembangan Kebangkitan Aceh Darussalam di

Dalam Bidang Politik dan Ilmu Pengetahuan ........................................ 72

1. Proses Perkembangan Kebangkitan Aceh Darussalam

di Dalam Bidang Politik .................................................................. 73

2. Proses Perkembangan Kebangkitan Aceh Darussalam

di Dalam Bidang Ilmu Pengetahuan ................................................ 76

D. Dampak dari Masa Pemerintahan Sultanah Tsafiatuddin Bagi

Kehidupan Masyarakat Aceh Darussalam ............................................. 78

1. Dampak dari Masa Pemerintahan Sultanah Tsafiatuddin

Bagi Kehidupan Politik Masyarakat Aceh Darussalam .................... 79

2. Dampak dari Masa Pemerintahan Sultanah Tsafiatuddin

Bagi Kehidupan Ekonomi Masyarakat Aceh Darussalam ............... 82

3. Dampak dari Masa Pemerintahan Sultanah Tsafiatuddin

Bagi Kehidupan Sosial-Budaya Masyarakat Aceh Darussalam ....... 83

4. Dampak dari masa pemerintahan Sultanah Tsafiatuddin

Bagi Kehidupn Agama Masyarakat Aceh Darussalam .................... 85

Page 12: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

xii

BAB V PENUTUP .........................................................................................

A. Kesimpulan ............................................................................................. 88

B. Saran ...................................................................................................... 90

DAFTAR RUJUKAN .................................................................................... 91

Page 13: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

xiii

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

Gambar Halaman

1. Gambar Sultan Iskandar Muda ............................................................ 109

2. Gambar Masjid Baiturrahman ............................................................. 109

3. Gambar Sultanah Tsafiatuddin ............................................................ 110

4. Gambar Taman Sultanah Tsafiatuddin ................................................ 110

5. Gambar Peta Kekuasaan Aceh di Sumatera

dan Tanah Melayu Abad 17 ................................................................ 111

6. Gambar Silsilah Keturunan Sultanah di Aceh Darussalam ................. 111

7. Gambar Nurul Alam Naqiatuddin ....................................................... 112

8. Gambar Zakiatuddin Inayat Syah ........................................................ 112

9. Gambar Kamalat Syah ........................................................................ 113

Tabel Halaman

3.1 Tahap-Tahap Penelitian ........................................................................ 61

Page 14: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Keputusan (SK) Dekan Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palembang ............................ 96

2. Usul Judul .............................................................................................. 97

3. Daftar Hadir Simulasi Proposal ............................................................. 98

4. Surat Persetujuan Skripsi ....................................................................... 99

5. Surat Pernyataan .................................................................................... 100

6. Kartu Ujian Skripsi ................................................................................ 101

7. Laporan Kemajuan Skripsi .................................................................... 102

8. Daftar Riwayat Hidup ............................................................................ 114

Page 15: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat Aceh, termasuk dalam rumpun bangsa-bangsa Melayu, yaitu

kelompok bangsa Manteue atau Mante atau disebut juga Bante, Lanun, Sakai, Jakun,

Semang (orang laut), Senui, dan lain-lain yang berasal dari negeri Perak dan Pahang

di Semenanjung Malaka. Seumileuk artinya dataran yang luas. Bangsa Mante inilah

yang kemudian berkembang ke seluruh lembah Aceh tiga segi dan kemudian

berpindah ke tempat-tempat lainnya. Lembah Aceh Besar (Aceh Tiga Segi) di

wilayah pantai Laut Indrapuri dan Tanoh Abee (tanah pasir halus).

Orang-orang asing yang pernah datang ke Aceh menyebutnya dengan nama

yang berbeda-beda. Orang-orang Portugis dan Italia menyebutnya dengan nama

Achem, Achen, dan Aceh, orang Arab menyebutnya dengan nama Asyi, Dachem,

Dagin, Dacin, sedangkan orang Cina menyebutnya dengan nama Atje dan Tashi.

“Aceh juga merupakan nama salah satu suku bangsa atau etnis sebagai penduduk asli

yang mendiami Bumi Aceh. Terdapat cukup banyak etnis yang bermukim di wilayah

Aceh, yakni etnis Aceh, Gayo, Alas, Tamiang, Aneuk, Jamee, Kluet, Simeulue, dan

Singkil” (Abdy, 2013: 1-2).

Islam muncul dan membuat sebuah perubahan besar pada tatanan kehidupan

dunia pada abad VII. Islam mendorong umatnya untuk membuka pikiran dan

cakrawala. Allah SWT berfirman : “Sungguh telah berlalu sebelum kamu sunnah

Page 16: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

2

(Allah), karena itu berjalanlah kamu ke (segenap penjuru) bumi dan perhatikanlah

bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul)” (QS. Al-Imran: 137).

Perintah ini telah membuat umat Islam di abad ke VII berupaya untuk

melakukan ekspedisi memperkenalkan Islam. Selain dilandasi faktor ideologi dan

politik, ekspansi Islam yang berlangsung begitu cepat itu juga didorong oleh buah

hasil perniagaan yang menguntungkan. “Umat Islam mulai berlomba-lomba

mengarungi lautan dan menjelajah daratan untuk menyebarkan agama Islam” (Abdy,

2013: 6). Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab kedatangan dan penyebaran

Islam di Indonesia, kenyataan ini sesuai dengan pendapat Poesponegoro dan

Notosusanto dalam buku Sejarah Nasional Indonesia Jilid III berikut ini :

Pada masa kedatangan dan penyebaran Islam di Indonesia terdapat

aneka ragam suku bangsa, organisasi pemerintahan, struktur ekonomi,

dan sosial budaya. Suku bangsa Indonesia yang bertempat tinggal di

daerah-daerah pedalaman, dilihat dari sudut antropologi budaya, belum

banyak mengalami percampuran jenis-jenis bangsa dan budaya dari

luar seperti India, Persia, Arab, dan Eropa. Struktur sosial, ekonomi

dan budayanya agak statis dibandingkan dengan suku bangsa yang

mendiami daerah pesisir. Mereka yang berdiam di pesisir lebih-lebih

di kota-kota pelabuhan, menunjukan ciri-ciri fisik dan sosial budaya

yang lebih berkembang yang disebabkan percampuran dengan bangsa

dan budaya dari luar (Poesponegoro dan Notosusanto, 2008: 14).

Kepulauan Nusantara dan Semenanjung Tanah Melayu merupakan wilayah-

wilayah yang sangat strategis, oleh karena terletak diantara Lautan Hindia dan Laut

Cina Selatan yang menghubungkan negeri-negeri sebelah Timur, seperti Cina dan

Jepang, dengan negeri-negeri sebelah Barat, yaitu anak benua India, Parsi dan negara-

negara Arab, Afrika, serta benua Eropa. Pulau Sumatera letaknya lebih dekat dengan

Teluk Parsi dan Benggala atau ke India Muka dan India Belakang.

Page 17: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

3

Kepulauan Nusantara sudah dikenal sebagai penghasil rempah-rempah serta

hasil bumi lainnya yang amat diminati oleh pedagang-pedagang dari Timur dan dari

Barat. Di Selat Malaka bermunculanlah pelabuhan-pelabuhan transit tempat

bertemunya para kapal dan saudagar-saudagar yang mengadakan transaksi

perniagaannya, sambil menunggu giliran datangnya angin musim Timur-Laut dan

Barat-Daya yang akan membawa saudagar tersebut kembali ketempat tujuan masing-

masing.

Hindia Timur atau Indonesia telah lama dikenal sebagai daerah penghasil

rempah-rempah seperti vanili, lada, dan cengkeh. Rempah-rempah ini digunakan

untuk mengawetkan makanan, bumbu masakan, bahkan obat-obatan, karena

kegunaannya, rempah-rempah ini sangat laku dipasaran dan harganya juga mahal.

Hal inilah yang mendorong para pedagang Asia Barat datang dengan tujuan

memonopoli perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Jatuhnya Kota

Konstantinopel pada tahun 1453 oleh Turki Utsmani mengakibatkan pasokan

rempah-rempah ke wilayah Eropa terputus, adanya boikot yang dilakukan oleh Turki

Utsmani mendorong orang-orang Eropa menjelajahi jalur pelayaran ke wilayah yang

banyak memiliki rempah-rempah hingga sampai ke kepulauan di Nusantara.

Pada awalnya tujuan kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia hanya untuk

membeli rempah-rempah dari para petani Indonesia. Namun, dengan semakin

meningkatnya kebutuhan rempah-rempah di Eropa serta keuntungannya yang sangat

tinggi, bangsa Eropa kemudian mulai mengklaim daerah-daerah yang dikunjungi

sebagai daerah kekuasaannya. “Bangsa Eropa memonopoli perdagangan rempah-

Page 18: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

4

rempah serta hasil bumi lainnya dengan mengeruk kekayaan alam sebanyak

mungkin” (Abdy, 2013: 10-20).

Ketika Malaka jatuh ketangan Portugis pada tahun 1511, daerah-daerah

pengaruhnya yang terdapat di Sumatra mulai melepaskan diri dari Malaka. Keadaan

ini sangat menguntungkan kemakmuran Kerajaan Aceh yang mulai berkembang.

Dibawah pimpinan Sultan Ali Mughayat Syah, Aceh mulai melebarkan kekuasaannya

ke daerah-daerah sekitarnya. “Operasi-operasi militer diadakan terhadap wilayah-

wilayah ini tidak saja dengan tujuan agama dan politik, tetapi juga dengan tujuan

ekonomi” (Poesponegoro dan Notosusanto, 2008: 335).

Kesultanan Aceh Darussalam berdiri menjelang runtuhnya Kerajaan

Samudera Pasai dan Kerajaan Lamuri. Kesultanan Aceh Darussalam terletak di Utara

Pulau Sumatera dengan ibu kota Kutaraja (Banda Aceh). Sultan pertama yang

memerintah bernama Sultan Ali Mughayat Syah yang dinobatkan pada Ahad, 1

Jumadil Awal 913 H atau pada tanggal 8 September 1507. “Di awal pemerintahan

Sultan Ali Mughayat Syah, cakupan wilayahnya meliputi Daya, Deli, Pidie, Pase,

Lamuri, dan Aru” (Darmawan dan Anwarsono, 2016: 47).

Pada bulan Mei tahun 1521, Sultan Aceh Darussalam pertama, Sultan Ali

Mughayat Syah memimpin secara langsung perang melawan Portugis dengan

didampingi oleh saudara laki-lakinya bernama Raja Ibrahim, selaku Panglima perang

“Sultan Ali Mughayat Syah bekerja dengan sesama Kerajaan Islam lainnya di

Nusantara, salah satu diantaranya adalah Kerajaan Islam Demak di Jawa” (Abdy,

2013: 98).

Page 19: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

5

Pada tahun 1524, Kerajaan Pedir dan Kerajaan Samudra Pasai ditaklukan dan

dimasukkan ke dalam wilayah Kesultanan Aceh Darussalam dibawah pimpinan

Sultan Ali Mughayat Syah, hal tersebut dibuktikan dengan dipindahkan Lonceng

Cakra Donya ke Istana Kesultanan Aceh Darussalam, lonceng tersebut merupakan

sebuah hadiah dari Raja Cina untuk Kerajaan Samudra Pasai (Poesponegoro dan

Notosusanto, 2008: 28).

Armada laut serta laskar perang Aceh Darussalam telah didukung dengan

perlengkapan perang cukup lengkap dan sangat mutakhir, dan sebagian besar

diperoleh dari Turki dan juga diproduksi sendiri dengan alih teknologi Turki

Ottoman. Sultan Ali Mughayat Syah memerintah Kesultanan Aceh Darussalam tidak

terlalu lama hanya sekitar 10 tahun, dikarenakan ketahanan fisiknya tidak sekuat

semangat pertempurannya di dalam menghadapi setiap serangan Portugis. Sultan Ali

Mughayat Syah, pemimpin pertama Aceh Darussalam ini meninggal dunia pada 12

Dzulhijah Tahun 936 Hijriah, atau tanggal 7 Agustus 1530 Masehi. Walau masa

pemerintahan Sultan Mughayat Syah relatif singkat, namun telah berhasil

membangun kerajaan Aceh menjadi besar dan kokoh.

Sepeninggal Sultan Ali Mughayat Syah, sebagai penerus takhta Kesultanan

Aceh Darussalam, diangkatlah putra sulung almarhum Sultan Mughayat Syah yang

bernama Salahudin. Setahun Kerajaan Aceh di bawah pemerintahan Sultan

Salahuddin, suasana politik dalam negeri berada dalam keadaan genting. Diantara

orang-orang besar, dan para petinggi kerajaan saling tidak sependapat, serta curiga

satu sama lain, karena semua mementingkan keadaan diri masing-masing. “Sultan

Page 20: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

6

Salahuddin tidak mempunyai kecakapan untuk mempersatukan para pejabat dan

petinggi kerajaan” (Abdy, 2013: 104).

Sultan Alauddin Ri’ayat Syah memaksa Sultan Salahuddin turun tahta karena

lemah dalam memimpin negara, dan telah memberi kuasa penuh kepada raja Bungsu

yang tergolong dalam kategori zalim dan korup. Melihat keadaan yang kurang

menguntungkan Sultan Alauddin Ri’ayat Syah menyerang dan menewaskan raja

Bungsu, sedangkan Sultan Salahuddin ditangkap dan dipenjarakan. Sultan Alauddin

Ri’ayat Syah langsung mengisytiharkan kerajaan di bawah pimpinanannya dengan

gelar Sultan Alauddin Ri’ayat Syah yang kemudian lebih terkenal dengan sebutan Al-

Kahhar. “Sultan Alauddin Ri’ayat Syah terkenal sebagai salah seorang sultan yang

sangat konsen terhadap pengembangan Islam dan wilayah kekuasaannya” (Adan,

2014: 182).

Sultan Alauddin Ri’ayat Syah tutup usia pada tanggal 8 Jumadil Awal tahun

979 Hijriah, karena putra mahkota Abdullah juga telah gugur dalam pertempuran di

Malaka melawan Portugis, maka yang diangkat untuk meneruskan tampuk tertinggi

Kesultanan Aceh Darussalam adalah anak kedua Sultan Alauddin Ri’ayat Syah yang

bergelar Sultan Husin Ibnu Suktan Ala’uddin Ri’ayat Syah atau dikenal dengan nama

Ali Ri’ayat Syah, memimpin selama 7 tahun, dan berakhir ketika sang sultan wafat.

Pengganti Sultan Ala’uddin Ri’ayat Syah adalah anaknya , yaitu Sultan Muda.

Namun, pemerintahan Sultan Muda hanya dapat bertahan selama 7 bulan, Sultan

Muda meninggal dunia. Ketika wafat Sultan Muda masih berusia belia dan belum

mempunyai keturunan, maka Sultan Sri Alam diangkat sebagai sultan, dalam waktu

Page 21: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

7

yang sangat singkat, 2 bulan memerintah, Sultan Sri Alam mati terbunuh dalam

sebuah sengketa kekuasaan.

Roda pemerintahan selanjutnya dijalankan oleh Sultan Zainal Abidin,

dianggap tidak mampu menjalankan pemerintahan dan memimpin kesultanan Aceh

Darussalam dengan baik, Sultan Zainal Abidin hanya bertahan selama 10 bulan.

Tidak lama kemudian, Mansur dinobatkan menjadi pemimpin menggantikan Sultan

Zainal Abidin, dengan gelar Sultan Ala al-Din Mansur Syah, pada tahun 1579.

Terbunuhnya Sultan Mansur Syah membuat garis tahta menjadi rumit untuk

menentukan siapa yang berhak menjadi pemimpin Aceh Darussalam selanjutnya.

Atas mufakat para orang besar (tokoh adat dan kesultanan yang berpengaruh dan

dihormati), maka diputuskanlah bahwa yang berhak menduduki tahta berikutnya

adalah Sultan Buyung dengan gelar Sultan Ali Ri’ayat Syah Putra, yang meninggal

dunia pada 1589 dalam suatu peristiwa pembunuhan.

Sultan Ala’udin Ri’ayat Syah Said Al-Mukammal Ibnu Sultan Firmansyah,

yang menduduki tahta kesultanan sejak 1589 sampai dengan tahun 1604. Sultan

Muda berambisi ingin menjadi sultan penuh, maka Sultan Muda melakukan kudeta

pada tahun 1604 untuk menyingkirkan ayahnya sendiri dari tahta kesultanan.

Kemudian mengangkat lalu memproklamirkan dirinya menjadi sultan, dengan gelar

Sultan Ali Ri’ayat Syah, yang tidak disukai dan karena ketidakmampuanya sebagai

seorang sultan, akhirnya tidak bertahan lama di Singgasana. “Pada tahun 1607 Sultan

Ali Ri’ayat Syah dilengserkan secara sepakat” (Abdy, 2013: 104).

Iskandar Muda Meukuta Alam yang lahir pada tahun 1950 M (1001 H)

merupakan anak dari Laksamana Muda Maharaja Mansur Syah dan Puteri Raja Indra

Page 22: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

8

Wangsa. Atas kehendak rakyat dan para ulama, pembesar-pembesar negara serta

angkatan perang. “Iskandar Muda dinobatkan menjadi Sultan Kerajaan Aceh

Darussalam dalam usia 17 tahun” (Adan, 2013: 194).

Kesultanan Aceh Darussalam mencapai masa kejayaannya ketika dipimpin

oleh Sultan Iskandar Muda. Masa pemerintahan berlangsung selama 29 tahun, yaitu

dari tahun 1607 hingga tahun 1636. “Kendali kerajaan berjalan dengan lancar di

semua pelabuhan di pantai Barat Sumatera, pantai Timur, hingga ke Asahan di

Selatan, bahkan mencakup Semenanjung Melayu. Oleh sebab itu, Kesultanan Aceh

Darussalam ini sangat kaya dan menjadi pusat ilmu pengetahuan” (Darmawan dan

Arsono, 2016: 48).

Sebelum Sultan Iskandar Muda mangkat dalam keadaan sakit berat, telah

menetapkan menantunya, Raja Bungsu sebagai putera mahkota yang akan

menggantikannya, dengan persetujuan Kadli Malikul Adil dan anggota-anggota Balai

Gading. Setelah Sultan Iskandar Muda wafat, maka dinobatkanlah Raja Bungsu

menjadi Sultan Aceh dengan gelar Sultan Alaidin Mughayat Syah Iskandar Tsani

dalam usia 25 tahun. “Sultan Iskandar Tsani memerintah selama 5 tahun, beliau

mangkat dalam usia 30 tahun, tanpa meninggalkan ahli waris yang akan

menggantikanya” (Hasjmy, 1977: 48).

Selepas Sultan Iskandar Tsani mangkat dan tidak ada putera mahkota, maka

para ulama terkenal Aceh seperti Abdul Rauf Singkil (Syiah Kuala) dan Nuruddin

Ar-Raniry setelah lama bermusyawarah memutuskan Tsafiatuddin istri dari Sultan

Iskandar Tsani menjadi Sultanah menggantikan Sultan Iskandar Tsani. Sultanah

Tsafiatuddin adalah sultan perempuan pertama dalam kerajaan Aceh Darussalam

Page 23: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

9

yang dikhabarkan tidak terlalu jauh berbeda kemampuannya dibandingkan dengan

seorang lelaki.

Sultanah Tsafiatuddin memiliki sifat terpuji dan perangai yang baik dan

sangat takut akan Allah Ta’ala serta melaksanakan salat secara mengikut waktunya.

Sultanah Tsafiatuddin gemar membaca kitab suci Al-Qur’an dengan menyuruh orang

berbuat kebajikan serta melarang berbuat kemungkaran. Sebagai sultan perempuan

pertama beliau dikhabarkan memerintah dan menghukum sesuatu dengan sangat adil.

“Sebagai akibat daripada sifat adil dan arif, maka banyak orang yang menuntut ilmu

dan melaksanakan shalat lima waktu sehari semalam” (Adan, 2014: 213-214).

Dalam melaksanakan pemerintahan, Sultanah Tsafiatuddin didukung penuh

oleh para menteri, orang-orang besar, dan para ulama. Ada dua ulama cerdik pandai

yang mendampinginya dalam soal-soal keagamaan, yaitu Nurrudin Ar-Raniry dan

Syekh Abdul Rauf Singkil. “Sultanah Tsafiatuddin berhasil mengatasi ujian berat

dan membuktikan bahwa kecakapannya dalam memerintah tidak kalah dengan kaum

laki-laki” (Abdy, 2013: 163).

Masa pemerintahan Sultanah Tsafiatuddin, menjadikan Aceh dapat mencapai

kejayaan dalam bidang ilmu pengetahuan, banyak kitab-kitab dalam berbagai cabang

ilmu pengetahuan dikarang, baik atas permintaan Sultanah Tsafiatuddin atau atas

kehendak para Ulama itu sendiri. Salah seorang Ulama Besar yang mendapat

dorongan Sultanah Tsafiatuddin untuk mengarang kitab-kitab, yaitu Syekh Abdurrauf

Fansury As Singkily, dengan kitab Miratuth Thullah fi Tahili Makrifatil Ahkam untuk

menjadi pedoman bagi para Qadli (Hakim) dalam menjalankan tugasnya. Kepada

Page 24: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

10

Syekh Nuruddin Ar Raniry diminta agar mengarang kitab Hidayatul Imam untuk

kepentingan rakyat umum.

Salah satu kitab yang dikarang di masa pemerintahan Sultanah Tsafiatuddin,

yaitu Risalah Masailal Muhtadin li Ikhwanil Mubtadi (Masalah-masalah penuntun

bagi saudara-saudara yang baru memulai). Pengarang kitab ini Syekh Daud yang

lebih terkenal dengan nama Teungku Chik Dileupeu Baba Daud, bersama Syekh

Abdurauf beliau membangun dan memimpin Pusat Pendidikan Tinggi Islam yang

bernama Dayah Manyang Leupeu di Ujung Penayong Banda Aceh. Salah satu pusat

pendidikan yang telah banyak melahirkan ulama-ulama besar, disamping Jami

Baiturrahman. “Sultanah Tsafiatuddin sanggup menjadikan Kesultanan Aceh

Darussalam sebagai pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan di ranah Asia Tenggara,

dengan memerintahkan agar semua pusat-pusat pendidikan dibuka untuk kaum pria

dan wanita” (Hasjmy, 1977: 110-118).

Penelitian tentang Aceh Darussalam sebelumnya sudah pernah telah ditulis

oleh Yovi Irawan (352008067) Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Palembang pada tahun

2014 dengan judul Peranan Kerajaan Aceh Darussalam Dalam Penyebaran Agama

Islam Di Aceh Darussalam Pada Tahun (1607—1636). Dari tulisan tersebut dapat

disimpulkan bahwa Kerajaan Aceh Darussalam memegang peranan sangat penting

dalam dunia perdagangan maupun pengembangan Dakwah Islamiyah pada abad ke

XVII. Dalam dunia perdagangan, Aceh berperan sebagai bandar dagang penghubung

tunggal dalam dunia perdagangan di Asia Tenggara yang memperdagangkan

bermacam-macam barang dagangan dari berbagai daerah di Asia Tenggara dan

Page 25: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

11

sebagai pemegang monopoli perdagangan lada dan biji timah di Sumatera dan

Semenanjung Malaka. Sedangkan dalam bidang pengembangan agama Islam, Aceh

sebagai penggerak perkembangan ilmu pengetahuan Islam dengan mengirimkan para

Mubaligh Islam ke daerah-daerah yang bukan Islam dan menggalakkan ulama-ulama

dari luar negeri untuk mengajar di daerah-daerah pemerintahannya serta sebagai

pembela agama Islam yang utama di atas misi Perang Salib yang dibawa oleh

Portugis.

Penelitian selanjutnya tentang peranan tokoh wanita yang terdapat di Aceh,

yang ditulis oleh Aries (352010124) pada tahun 2014 Program Studi Pendidikan

Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Palembang pada tahun 2014 dengan judul Peranan Keumalahayati Dalam

Mempertahankan Kerajaan Aceh Dari Kolonialisme Portugis dan Belanda (1585—

1604). Dari tulisan tersebut dapat disimpulkan bahwa Keumalahayati diangkat

menjadi seorang Diplomasi dan Juru Runding yang handal di Kerajaan Aceh.

Dampak perjuangan Keumalahayati bagi masyarakat Aceh dapat dilihat dari

perjuangan Keumalahayati untuk mempertahankan harkat dan martabat rakyat Aceh

melawan Portugis dan Belanda. Sebagai pemimpin Armada Inong Bale

Keumalahayati berhasil menyatukan para janda-janda dan remaja putri untuk

melawan bangsa Portugis dan Belanda, sehingga penjajah tersebut meninggalkan

Aceh. Sebagai Laksamana Keumalahayati berhasil meningkatkan komoditas

ekonomi yang dihasilkan dari bumi dan laut Aceh yang melimpah ruah sehingga

banyak digemari oleh bangsa asing. Komoditas andalan Aceh adalah lada dan

rempah-rempah.

Page 26: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

12

Dari kedua tulisan terdahulu yang penulis paparkan di atas, maka tulisan ini

mempunyai persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan.

Persamaan kedua penelitian terdahulu dengan tulisan yang penulis lakukan adalah

sama-sama membahas tentang Kerajaan Aceh Darussalam. Pada tulisan Aries ada

kesamaan membahas tentang pahlawan wanita dari Kerajaan Aceh Darussalam.

Sedangkan perbedaannya terdapat pada fokus dan waktu penelitian, penelitian

Yovi Irawan terfokus pada penyebaran Agama Islam di Aceh Draussalam, penelitian

Aries terfokus pada peranan Keumalahayati mempertahankan Aceh dari kolonialisme

Portugis dan Belanda, sedangkan penulis sendiri terfokus pada peranan Sultanah

Tsafiatuddin dalam membangkitkan kejayaan Aceh Darussalam. Perbedaan kedua

adalah waktu penelitian, Yovi Irawan melakukan penelitian pada tahun 2014, Aries

juga melakukan penelitian pada tahun 2014, sementara penulis sendiri melakukan

penelitian pada tahun 2020.

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

melanjutkan penelitian ini sebagai karya ilmiah ke dalam bentuk penulisan skripsi

dengan judul Peranan Sultanah Tsafiatuddin Dalam Membangkitkan Kejayaan Aceh

Darussalam di Bidang Politik dan Ilmu Pengetahuan (1641—1675). Hasil tulisan ini

sebagai laporan akhir untuk mencapai gelar Sarjana di Program Studi Pendidikan

Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Palembang.

Page 27: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

13

B. Batasan Masalah

Untuk mencapai titik fokus dalam penelitian ini, maka harus ada pembatasan

masalah adapun batasan masalah dalam penulisan penelitian ini dibedakan menjadi

dua aspek yaitu :

1. Aspek Spatial (ruang atau wilayah), dalam penelitian ini penulis membatasi

kajian di wilayah Aceh Darussalam, karena Sultanah Tsafiatuddin memerintah

di kawasan wilayah Kesultanan Aceh Darussalam.

2. Aspek temporal (waktu), terhadap aspek temporal penulis membatasi penulisan

dari tahun 1641—1675, karena masa pemerintahan Sultanah Safiatuddin

dimulai pada tahun 1641 setelah Sultan Iskandar Tsani wafat pada tanggal 15

Februari 1641, Sultanah Tsafiatuddin diangkat menjadi Sultan di Kesultanan

Aceh Darussalam, hingga berakhir pada tahun 1675 M.

C. Rumusan Masalah

Dari judul penelitian penulis tentang Peranan Sultanah Tsafiatuddin Dalam

Membangkitkan Kejayaan Aceh Darussalam di Bidang Politik dan Ilmu Pengetahuan

(1641—1675). Membawa dampak positif untuk mengetahui pemerintahan

Kesultanan Aceh Darussalam pada masa pemerintahan Sultanah Tsafiatuddin. Hal

ini sangat memotivasi penulis untuk dapat merumuskan beberapa permasalahan yaitu

sebagai berikut:

1. Apa yang menjadi dasar pemikiran Sultanah Tsafiatuddin dalam memimpin

Aceh Darussalam ?

2. Bagaimana peranan Sultanah Tsafiatuddin dalam membangkitkan kejayaan

Aceh Darussalam di bidang politik dan ilmu pengetahuan?

Page 28: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

14

3. Bagaimana proses perkembangan kebangkitan Aceh Darussalam dalam

bidang politik dan ilmu pengetahuan pada masa pemerintahan Sultanah

Tsafiatuddin?

4. Bagaimana dampak dari masa pemerintahan Sultanah Tsafiatuddin bagi

kehidupan masyarakat Aceh Darussalam ?

E. Manfaat Penelitian

Penelitian tentang Peranan Sultanah Tsafiatuddin Dalam Membangkitkan

Kejayaan Aceh Darussalam di Bidang Politik dan Ilmu Pengetahuan (1641—1675)

ini memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi penulis penelitian ini akan menambah pengetahuan, baik dalam metode

penulisan maupun materi khususnya tentang Peranan Sultanah Tsafiatuddin

Dalam Membangkitkan Kejayaan Aceh Darussalam di Bidang Politik dan Ilmu

Pengetahuan (1641—1675).

2. Bagi lembaga, hasil penelitian ini akan memperkaya data inventarisasi

perpustakaan FKIP UMP khususnya mengenai buku kesejarahan tentang

Kerajaan Aceh, khususnya tentang Peranan Sultanah Tsafiatuddin Dalam

Membangkitkan Kejayaan Aceh Darussalam di Bidang Politik dan Ilmu

Pengetahuan (1641—1675).

3. Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan

pengetahuan perihal Sejarah Nasional Indonesia dan dapat dijadikan referensi

dalam penelitian lebih lanjut mengenai Kerajaan Aceh Darussalam.

Page 29: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

15

F. Definisi Penelitian

Definisi istilah adalah penjelasan terhadap kata-kata penting yang terdapat

dalam judul penelitian. Dalam penelitian tentang Peranan Sultanah Tsafiatuddin

Dalam Membangkitkan Kejayaan Aceh Darussalam di Bidang Politik dan Ilmu

Pengetahuan (1641—1675). Penulis dapat menguraikan beberapa definisi istilah

yang di dapat dari Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1976) sebagai

berikut:

Aceh : Daerah yang sekarang dinamakan Daerah Istimewa Aceh.

Pada masa Aceh masih sebagai kerajaan, yang dimaksud

dengan yang namanya kabupaten Aceh Besar atau dalam

bahasa Aceh disebut Aceh Rayeuk. Aceh Rayeuk disebut

Aceh sebenarnya, karena daerah itulah mulanya menjadi

daerah inti kerajaan Aceh dan juga disitulah terletak ibukota

kerajaanya, yakni yang bernama Bandar Aceh.

Agung : Besar; mulia;luhur

Agama : Segenap kepercayaan (kepada Tuhan, Dewa) serta dengan

ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian

dengan kepercayaan itu.

Al-Hadis : Setiap tulisan yang berasal dari perkataan atau pun

percakapan Rasulullah Muhammad SAW.

Al-Qur’an : Sebuah kitab suci utama dalam agama Islam, yang umat

muslim percaya bahwa kitab ini diturunkan oleh Allah kepada

Nabi Muhammad.

Page 30: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

16

Bangsa : Kesatuan dari orang-orang yang sama atau bersamaan asal

keturunan, bahasa, adat dan sejarahnya yang dibawah

pemerintahan sendiri.

Ekspedisi : Pengiriman surat-surat, barang-barang; bagian pengiriman;

buku catatan surat-surat yang dikirimkan; 2 perjalanan ke

sesuatu daerah untuk menyelidiki.

Hartawan : orang yang banyak hartanya; orang kaya.

Ijma’ : Kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hukum

dalam agama berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis dalam suatu

perkara yang terjadi.

Islam : Agama yang diajarkan oleh nabi Muhammad Saw; orang

yang memeluk agama Islam.

Kapal : Perahu besar yang bergeladak: api (asap), kapal yang

dijalankan dengan mesin yang digerakkan oleh asap, kapal

untuk memuat barang dagangan.

Keamanan : Ketentraman; keadaan aman.

Kebijakan : Kepandaian, kemahiran; bijaksana.

Kekuasaan : Kekuasaan merupakan kuasa untuk mengurus pemerintahan

dan sebagainya.

Kesultanan : Daerah yang diperintah oleh sultan; kerajaan.

Konspirasi : Suatu persekongkolan untuk menjalankan rencana besar.

Melayu : Sebuah kelompok etnis dari orang-orang Austronesia

terutama yang menghuni Semenanjung Malaya, seluruh

Page 31: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

17

Sumatera, bagian Selatan Thailand, pantai Selatan Burma,

pulau Singapura, Borneo pesisir termasuk Brunei, Kalimantan

Barat, Kalimantan Timur dan Sarawak dan Sabah pesisir,

Filipina bagian Barat dan Selatan, dan pulau-pulau kecil yang

terletak antara lokasi ini yang secara kolektif dikenal sebagai

dunia Melayu.

Mengisytiharkan : Mengumumkan, memasyhurkan.

Negara : Persekutuan bangsa di suatu daerah yang tentu batas-batasnya

yang diperintah dan diurus oleh badan pemerintah yang

teratur.

Panglima Sagi : Orang-orang yang diangkat oleh raja untuk menjaga

keamanan dan ketertiban setiap sagoe (sudud) negeri sesuai

dengan bidang kuasa dan luas daerah yang ditentukan raja.

Peranan : Peranan berasal dari kata peran. Peran memiliki makna yaitu

seperangkat tingkat diharapkan yang dimiliki oleh yang

berkedudukan di masyarakat. Sedangkan peranan adalah

bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan.

Politik : Merupakan pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau

kenegaraan, segala urusan dan tindakan kebijaksanaan, siasat

dan sebagainya mengenai pemerintahan suatu negara atau

terhadap negara lain.

Qishah : Hukum bunuh semacam itu dalam hukum jenayah Islam.

Page 32: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

18

Qiyas : Penetapan suatu hukum dan perkara baru yang belum ada

pada masa sebelumnya namun memiliki kesamaan dalam

sebab, manfaat, bahaya dan berbagai aspek dengan perkara

terdahulu sehingga dihukumi sama.

Rempah : Bumbu; barang apa yang dicampurkan pada masakan dsb;

bumbu-bumbu; bermacam-macam rempah.

Sultanah : Bentuk wanita dari gelar sultan dan menjadi gelar resmi bagi

wanita yang memimpin kesultanan.

Tamadun : Berasal dari kata Arab ‘Maddana’ yang berarti membangun

suatu kota atau seseorang/ masyarakat yang mempunyai

peradaban.

Ulama : Pemuka agama atau pemimpin agama yang bertugas

mengayomi, membina dan membimbing umat Islam baik

dalam masalah-masalah agama maupun masalah sehari-hari

yang diperlukan, baik dari sisi keagamaan maupun sosial

kemasyarakatan.

Uleebalang : Kepala pemerintahan dalam Kesultanan Aceh yang

memimpin sebuah daerah atau Sagi, yaitu wilayah setingkat

kabupaten dalam struktur pemerintahan Indonesia sekarang.

Wahdah Al-Wujud : Doktrin yang muncul jauh setelah Rasulullah wafat, doktrin

ini dipelopori oleh Ibnu Arabi yang di dasari dari doktrin

filsafat Platonisme dan condong kepada Panteisme karena

mengatakan makhluk adalah Allah, Allah adalah makhluk.

Page 33: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

19

Wilayah : Daerah (pemerintah, pengawasan dsb) lingkungan daerah;

Distrik; propinsi; hak-hak menguasai tanah.

Page 34: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

91

DAFTAR RUJUKAN

Abdullah, 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru Dilengkapi Pedoman

Umum Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) untuk: SD, SLTP, SMU, & Umum.

Jakarta: Sandaro Jaya.

Abdurrahman, Dudung. 1999. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Yogyakarta:

Islam.

Abdurrahman, Dudung. 2007. Metodologi Penelitian Sejarah. Jakarta: Balai Pustaka.

Abdy, A. 2013. Aceh Kerajaan Tak Terlupakan. Jakarta Selatan: PT Bina Sumber

Daya Mipa.

Adan, Hasanuddin Yusuf, 2014. Islam dan Sistem Pemerintahan di Aceh Masa

Kerajaan Aceh Darussalam. Banda Aceh: Yayasan Pena.

Ali, Muhammad. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern. Jakarta: Pustaka

Aman.

Al-Qur’an Surat Al-Imran ayat 18. Al-Qur’an dan Terjemahnya: A-Aliyy Penerbit

Diponegoro.

Al-Qur’an Surat Al-Imran ayat 137. Al-Qur’an dan Terjemahnya: A-Aliyy Penerbit

Diponegoro.

Al-Qur’an Surat Al-Mujadalah ayat 11. Al-Qur’an dan Terjemahnya: A-Aliyy

Penerbit Diponegoro

Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 1. Al-Qur’an dan Terjemahanya: A-Aliyy Penerbit

Diponegoro.

Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 32. Al-Qur’an dan Terjemahanya: A-Aliyy Penerbit

Diponegoro.

Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 36. Al-Qur’an dan Terjemahanya: A-Aliyy Penerbit

Diponegoro.

Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 124. Al-Qur’an dan Terjemahanya: A-Aliyy Penerbit

Diponegoro.

Page 35: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

92

Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 13. Al-Qur’an dan Terjemahanya: A-Aliyy Penerbit

Diponegoro.

Aries. 2014. Peranan Keumalahayati Dalam Mempertahankan Kerajaan Aceh Dari

Kolonialisme Portugis dan Belanda (1585-1604). Skripsi. Tidak Diterbitkan.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah

Palembang: Palembang

Arif, Muhammad. 1999. Geografi Regional Indonesia. Medan: Institut Keguruan dan

Ilmu Pendidikan.

Arif, M. 2011. Pengantar Kajian sejarah. Bandung: Yrama Widja.

Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Suatu Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Astuti, W. 2013. Perempuan Pejuang (Jejak Perjuangan Perempuan Islam

Nusantara Dari Masa ke Masa). Bandung: Konstanta Publishing House.

Budiarjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Bungin, Burhan. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif. Depok: Raja Grafindo

Persada

Bustami. 2019. Taman Sulthanah Safiatuddin, Wisata Budaya dan Spiritual.

https://acehtourism.travel/seni-budaya/06/2019/taman-sulthanah-safiatuddin-

wisata-budaya-dan-spiritual/. 17 Juni 2019 diakses pada 4 Agustus 2020.

Darmadi, Hamid. 2014. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung:

Alfabeta.

Darmawan, Joko & Anwarsono, Lanang. 2016. Mengenal Budaya Nasional

(Kerajaan Nusantara). Jakarta: Erlangga.

Daryanto, 1997. Kamus Bahasa Indonesia lengkap. Surabaya: Apollo

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Page 36: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

93

Endraswara, Suwardi. 2006. Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan. Jakarta:

Pustaka Widyatama.

Hamid, Abdu Rahman dan Muhammad, Saleh Majid. 2011. Pegantar Ilmu Sejarah.

Yogyakarta: Ombak.

Hasjmy. A. 1977. 59 Tahun Aceh Merdeka (di Bawah Pemerintahan Ratu). Jakarta:

Bulan Bintang.

Daudy, Ahmad. 1983. Allah dan Manusia dalam Konsepsi Syeikh Nuruddin Ar-

Raniry. Jakarta: Rajawali.

Gischa, Serafica. 2020. Biografi Sultan Iskandar Muda.

https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/08/100000069/biografi-sultan-

iskandar-muda-dan-perjuangannya?page=all. 08/01/2020, 10:00 WIB diakses

pada 20 Agustus 2020.

Hugiono & Poerwantana. 1992. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: PT Rineka Cipta

Ibnu, Suhadi. 2003. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Malang: Universitas Negeri

Malang.

Irawan, Yovi. 2014. Peranan Kerajaan Aceh Darussalam Dalam Penyebaran

Agama Islam Di Aceh Darussalam Pada Tahun (1607-1636). Skripsi. Tidak

Diterbitkan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas

Muhammadiyah Palembang: Palembang.

Kartodirdjo, Sartono. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Balai Pustaka.

Koentjaraningrat. 1997. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Balai Pustaka.

Madjid, Dien. 2013. Catatan Pinggir Sejarah Aceh Perdagangan, Diplomasi, dan

perjuangan Rakyat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Nasution, A.H. 1994. Tentara Nasional Indonesia. Jakarta: Ganaco. Nv.

Nazir, Mohammad. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Notosusanto, Nugroho. 1986. Mengerti Sejarah (Terjemah). Jakarta: Universitas

Gajah Mada

Page 37: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

94

Nurul, Zulaiha. 2005. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Noval, Muhammad. 2017. Mengenal Sosok Ratu Aceh Tajul Alam Safiatuddin.

https://historynusantara.com/mengenal-sosok-ratu-aceh-tajul-alam-

safiatuddin/. November 17, 2017 diakses pada 22 Agustus 2020.

Poerwadarminta W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka

Poesponegoro, Marwati Djoened & Notosusanto, Nugroho. 2008. Sejarah Nasional

Indonesia III. Jakarta: Balai Pustaka.

Poesponegoro, Marwati Djoened & Notosusanto, Nugroho. 2008. Sejarah Nasional

Indonesia V. Jakarta: Balai Pustaka.

Poespoprodjo, W. 1999. Logika Ilmu Menalar: Dasar-Dasar Berpikir Tertib, Logis,

Kritis, Analitis, Dialektis. Jakarta: Pustaka Grafika.

Priyadi, Sugeng. 2012. Sejarah Lokal: Konsep, Metode, dan tantangannya. Jakarta:

Ombak.

Ramayulis. 2014. Sejarah Pendidikan. Jakarta: Kalam Mulia.

Reid, Anthony. 2011. Menuju Sejarah Sumatera: Antara Indonesia dan Dunia.

Jakarta: Yayasan Pustaka Obor.

Ridwan, M. Dkk. 1999. Kamus Ilmiah Populer. Jakarta: Pustaka Indonesia.

Said, Muhammad. 1961. Aceh Sepanjang Abad. Medan: Waspada Medan

Selegi, Susanti Faipri. 2013. Metodologi Penelitian Geografi. Palembang: Noerfikri.

Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Sufi, Rusdi. 1995. Pahlawan nasional Sultan iskandar Muda. Jakarta: Cv Dwi Jaya

Karya.

Sugiono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bnadung: CV. Alfabeta.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Page 38: PERANAN SULTANAH TSAFIATUDDIN DALAM …

95

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sutopo, H.B. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Tercapainya

dalam Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendekatan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:

Rosda Karya.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1989. Kamus

Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Tobing, Letizia. 2013. Syarat-Syarat Jadi Pahlawan.

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt50924d1435c37/syarat-

syarat-jadi-pahlawan/ abu. 17 April 2013 diakses pada 4 Agustus 2020.

Utomo, Bagus Setyo. 2017. Taman Ratu Safiatuddin.

https://www.tempatwisata.pro/wisata/Taman-Ratu-Safiatuddin. 2017 diakses

pada 20 Agustus 2020.

Wordpress. 2013. Sekilas Sejarah Masjid Baiturrahman Aceh.

https://serambiaceh.wordpress.com/2013/01/22/sekilas-sejarah-masjid-

baiturahman-aceh/. 22 Januari 2013 diakses pada 22 Agustus 2020.

Wikipedia, 2019. Sultanah. http: id.wikipedia.org/wiki/Sultanah. 2019 diakses pada

20 November 2020