Upload
truongdan
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERANAN KELUARGA DALAM MENUMBUHKAN MINAT SEKOLAH
ANAK SUKU LAUT DI DESA AIR SENA KECAMATAN SIANTAN
KABUPATEN ANAMBAS
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Starata I
Pada Universitas Maritim Raja Ali Haji
Oleh :
GUSSATINA
NIM : 110569201005
PROGRAM STUDI ILMU SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. ii
ABSTRAK………………………………………………………………….iii
ABSTRACK……………………………………………………………….....iv
PERANAN KELUARGA DALAM MENUMBUHKAN MINAT SEKOLAH
ANAK SUKU LAUT DI DESA AIR SENA KECAMATAN SIANTAN
KABUPATEN ANAMBAS
Pendahuluan………………………………………………………………. 1
A. Latar belakang…………………………………………………...... 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………….... 3
C. Tujuan dan Manfaat penelitian……….…………………………... 3
1. Tujuan……………………………………………………………… 3
2. Manfaat....…………………………………………………………. 5
D. Konsep Operasional…………………………..……………………. 4
E. Metode Penelitian………………………………….………………. 5
1. Jenis penelitian…………………………...………………………… 5
2. Lokasi penelitian…………………………………………...………. 6
3. Jenis data…………………………………………………………… 7
4. Populasi dan sampel………………………………………………... 7
5. Teknik dan alat pengumpulan data………………………………... 8
6. Teknik analisa data………………………………………...………. 9
F. Kerangka Teoritis……………………..………………………...... 11
G. Gambaran Umum Lokasi Penelitian……………………………..... 20
H. Hasil Penelitian dan Pembahasan…………………………………. 21
I. Penutup……………………...……………………………………... 27
Daftar Pustaka
ii
ABSTRAK
Masyarakat suku laut di Desa Air Sena awalnya merupakan masyarakat yang
mempunyai kehidupan tidak menetap mereka hidup berpindah pindah dan tidak
mempunyai rumah di darat, sehingga mereka tidak mengenal dunia pendidikan
formal seperti bersekolah. Namun dengan menjumpai lokasi yang sangat
menunjang ekonomi mereka akhirnya mereka menetap di sebuah Desa yaitu Air
Sena. Dengan mengikuti segala perkembangan yang ada orang tua di desa Air
Sena mulai menyadari pentingnya pendidikan untuk anak anak mereka, walaupun
mereka tidak pernah mengetahui tentang pendidikan formal.
Untuk melihat peran keluarga dalam menumbuhkan minat sekolah anak suku
laut di kampung Air Sena menggunakan tinjauan pustaka yang di kemukakan oleh
Soejono Soekanto, dimana peran orang tua dalam menumbuhkan minat sekolah
anak dapat dilihat dari memberikan teladan yang baik, memberikan semangat,
memberikan bimbingan,dan memberikan sosilasasi kepada anak.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui peranan keluarga dalam
menumbuhkan minat sekolah anak suku laut di Desa Air Sena. Penelitian ini
termasuk penelitian pendekatan kualitatif dan jenis data diskriptif. Pengumpulan
data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dengan menggunakan
pedoman wawancara (interview guide) dan dukumantasi. Analisis data dengan
menggunakan model Miles dan Hubermen yaitu reduksi data, penyajian data,
kesimpulan dan verifikasi.
Adapun hasil hasil temuan dalam penelitian menunjukan bahwa Secara
keseluruhan dari permasalahan yang ada dapat disimpulkan bahwa orang tua suku
laut di Desa Air Sena dalam menumbuhkan minat sekolah anak anak meraka
dengan memberikan teladan tentang penggunaan waktu, memberikan semangat
denagn menyediakan berbagai fasilitas belajar, memberikan bimbingan dan
memberikan sosialisasi dengan bantuan para guru. Peran tersebut telah dijalankan
baik namun dikarenakan berbagai faktor dari anak anak yaitu tidak terbiasa
dengan dunia pendidikan formal, mengangap pelajaran sekolah itu susah sehingga
membuat anak anak suku laut di desa Air Sena cendrung malas untuk bersekolah.
Kata Kunci : Suku Laut, minat sekolah / belajar
ii
ABSTRACK
Sea tribal communities in the Village Air Sena was originally the community
who have not settled their life living move to move and do not have a home
ground, so that they do not know the world of formal education such as school.
But the encounter locations that really support their economies they finally settled
in a village that is Air Sena. By following all the developments there are parents
in the village of Air Sena began to realize the importance of education for their
children, even though they never knew about formal education.
To view the role of the family in growing interest in children's schooling sea
tribes in the village Air Sena uses literature review being addressed by Soejono
Soekanto, where the role of parents in growing interest in children's schooling
can be seen from a good example, encouragement, provide guidance, and give
sosilasasi to children.
The purpose of this study is to determine the role of family in growing interest
in marine tribal child's school in the village of Air Sena. This study includes
qualitative research approach and the type of descriptive data. Data collected by
observation, interview, using interview guideline (interview guide) and
dukumantasi. Analysis of data using models Miles and Hubermen of data
reduction, data presentation, and verification conclusion.
The results of the findings of the research show that the whole of the existing
problems can be concluded that parents sea tribes in the Village Air Sena in
growing interest in school children they by example on the use of time,
encouraging denagn provide a range of learning facilities, providing guidance
and provide socialization with the help of the teachers. That role has been
running well, but due to various factors of children are not familiar with the world
of formal education, it is difficult to regard school children so as to make sea tribe
in the village of Air Sena tends lazy to go to school.
Keywords: Sea Tribe, interest in school / learning
PERANAN KELUARGA DALAM MENUMBUHKAN MINAT SEKOLAH
ANAK SUKU LAUT DI DESA AIR SENA KECAMATAN SIANTAN
KABUPATEN ANAMBAS
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam
kehidupan, bukan saja sangat penting, bahkan masalah pendidikan sama sekali
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Baik dalam kehidupan keluarga maupun
dalam kehidupan bangsa dan Negara. Maju mundurnya suatu bangsa sebagian
besar ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan dikeluarga dan Negara. Karena
pendidikan merupakan alat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan merupakan usaha untuk mewujudkan belajar secara aktif dan
mengembangkan potensi yang dimiliki dan dapat dilakukan dengan cara
memberikan bimbingan, pelatihan, dan pengajaran yang diarahkan dalam rangka
mengembangkan kemampuan peserta didik. Pendidikan tidak hanya diberikan
dilingkungan sekolah, namun pendidikan anak juga harus diberikan dari
lingkungan keluarga sejak usia dini.
Keluarga mempunyai peran yang sangat penting terhadap pendidikan anak dan
juga menentukan keberhasilan anak kedepannya, apalagi keluarga khususnya
orang tua bersifat merangsang, mendorong, dan membimbing terhadap segala
aktiifitas belajar anaknya. Hal ini memungkinkan anak agar mempunyai minat
ii
belajar yang tinggi lebih khususnya mau mengenyam pendidikan yang akan
membawa mereka kekehidupan yang lebih baik tampa hidup dalam kebodohan.
sebaliknya bila orang tua acuh tak acuh terhadap pendidikan anak biasanya
membuat anak bahkan tidak memiliki semangat belajar.
Suku laut sering juga disebut orang laut yaitu suku bangsa yang menghuni
kepulauan Riau (Muhammad Zen, 2002) secara lebih luas istilah orang laut
mencakup berbagai suku dan kelompok yang bermukim dipulau pulau dan muara
sungai di kepulauan Riau antaranya pulau Tujuh, kepulauan Batam, dan pesisir
serta pulau pulau lepas pantai Sumatra timur dan semenanjung Malaya bagian
selatan. Suku laut hidup diatas perahu dan berpindah pindah tergantung kepada
iklim dan musim.
Sebuah kampung yang terdapat di Kabupaten Anambas Kecamatan Siantan
masih terdapat suku laut yang menjadi bagian dari komunitas adat terpencil
(KAT) yang merupakan salah satu Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS), sehingga menjadi sasaran program pada Kementerian Sosial Republik
Indonesia. Komunitas Adat Terpencil (KAT) adalah kelompok orang yang hidup
dalam kesatuan kesatuan wilayah yang bersifat lokal dan terpencar serta kurang
atau belum terlibat dalam jaringan dan pelayanan baik sosial ekonomi maupun
politik.
Komunitas Adat Terpencil berciri komunitas kecil, tertutup dan homogeni,
pranata sosialnya bertumpu pada hubungan kekerabatan, pada umumnya terpencil
secara geografis dan relatif sulit dijangkau, pada umumnya masih hidup dalm
sistem ekonomi subsintem, peralatan dan tekhnologi sederhana, ketergantungan
ii
pada lingkungan hidup dan sumberdaya alam setempat relatif tinggi, dan
terbatasnya akses pelayanan sosial, ekonomi, dan politik.
Masyarakat Air Sena masih dianggap masyarakat yang sangat tradisional yang
biasanya lebih mengutamakan pendidikan tradisi, pendidikan tradisi dalam
masyarakat tradisional yang terasing secara geografis dan sosial, masih terbatas
pada pengetahuan pengalaman. Sentuhan pendidikan sekolah dan pendidikan luar
sekolah yang telah direkayasa secara modern belum menggerakkan minat belajar
anak anak secara tuntas (Mohammad Zen, 2002: 79). Masyarakat suku laut di
desa Air Sena sangat kurang minatnya dalam masalah pendidikan, bahkan ada
diantara mereka yang sama sekali tidak mengenyam pendidikan, putus sekolah,
dan hanya beberapa yang bersekolah hanya sampai lulus SD.
Apabila dilihat dari akses pendidikan yang disediakan oleh pemerintah
Kabupaten Anambas, bisa dikatakan akses tersebut untuk jenjang awal
menganyam pendidikan tingkat dasar telah memadai yaitu dengan adanya Sekolah
Dasar (SD) di wilayah tersebut dan untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama
(SMP), serta Sekolah Menengah Atas (SMA) berada di wilayah Air Asok yang
lokasinya mudah dijangkau oleh orang Air Sena. Dikatakan mudah karena mereka
tergolong masyarakat yang berekonomi menengah ke atas untuk akses mereka
berpergian mereka menggunakan speedboat yang diketahui bahwa tidak semua
orang didaerah Anambas yang memiliki transportasi mahal tersebut.
Orang tua sangat mempunyai peranan dalam peningkatan mutu pendidikan,
orang tua harus menjadi pendorong agar anak minat terhadap sekolah,
mengenyam pendidikan bahkan setinggi tingginya seperti sebuah pepatah yang
mengatakan “ tuntutlah ilmu sampai kenegeri Cina “. Orang tua juga harus
mampu memenuhi segala kebutuhan moril dan materil, tidak hanya kebutuhan
materil seperti disuguhkan dengan kekayaan, kehidupan yang mewah namun
peranan orang tua dalam menunjang serta memberi dorongan kepada anak anak
mereka juga harus terlaksana. Semua kebutuhan tersebut harus di berikan secara
seimbang.
Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian masalah
tersebut dengan mengambil judul : “ Peranan Keluarga Dalam Menumbuhkan
Minat Sekolah Anak Suku Laut di Kampung Air Sena Kecamatan Siantan
Kabupaten Anambas”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka diambil sebuah pokok
permasalahan dalam penulisan ini yaitu : Bagaimana Peranan Keluarga Dalam
Menumbuhkan Minat Sekolah Anak Suku Laut di Kampung Air Sena Kecamatan
Siantan Kabupaten Anambas ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan keluarga dalam
menumbuhkan minat sekolah anak suku laut di Desa Air Sena Kecamatan
Siantan Kabupaten Anambas.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaaat teoritis
ii
Sebagai pengembangan ilmu secara umum terutama yang membahas
masalah masalah sosial, sehingga dapat diketahui masalah dan fenomena
yang didapatkan dilokasi penelitian. Mahasiswa mampu memahami
permasalahn permasalahan soail, khususnya tentang peran orang tua
dalam menumbuhkan minat sekolah anak.
b. Manfaat praktis
Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan
penelitian dengan permasalahan yang sama, sehingga ke depan dapat
menjadi pegangan awal bagi pemerintah dan masyarakat dalam
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sekitarnya.
D. Konsep Operasional
Dalam sebuah penelitian, konsep operasional sangat diperlukan, fungsinya
agar mempermudah, memfokoskan penelitian serta sebagai panduan bagi peneliti
untuk menindak lanjuti kasus tersebut dan menghindari kekacauan akibat kesalahn
penafsiran dalm penelitian.
1. Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukannya.
2. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
ii
3. Suku laut atau serin di sebut juga orang laut adalah suk bangsa yang menghuni
Kepulauan Riau yang kehidupannya identik dengan kehidupan laut.
4. Peran keluarga yang dimaksud yaitu peran orang tua yang merupakan agen
utama dalam hubungan sosialisasi dan kontak pertama dari anak
5. Minat sekolah merupakan suatu ketertarikan anak suku laut kepada pendidikan
sekolah
Untuk melihat peranan keluarga dalam menumbuhkan minat sekolah anak
peneliti menggunakan pendapat dari Soerjono Soekanto tentang peranan ayah dan
ibu yang di operasionalkan sebagai berikut :
1. Memberikan teladan yang baik yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu ayah
dan ibu mampu memberikan teladan yang baik seperti selalu mencontohkan,
mengarahkan serta mengawasi untuk menggunakan waktu sebaik mungkin,
sehingga anak mampu memanfaatkan waktu untuk kegiatan yang bermanfaat.
2. Memberikan semangat, untuk menumbuhkan minat sekolah anak, ayah dan
ibu harus mampu memberikan semangat kepada anak mereka, dalam
penelitian ini pemberian semangat berupa menyediaan segala fasilitas belajar,
menyediakan tenaga pengajar tambahan seperti guru les guna untuk
menunjang minat sekolah anak tersebut.
3. Memberikan bimbingan, yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu ketika anak
mengalami kesulitan ketika bersekolah ayah dan ibu harus mampu mengetahui
segala kesulitan tersebut dan ayah, ibu harus mampu memberikan pengertian
dan dorongan dalam membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak
saat bersekolah tersebut.
ii
4. Sosialisasi, untuk menumbuhkan minat sekolah anak, ayah dan ibu harus
mampu memberikan sosialisasi tentang pentingnya sekolah bagi anak.
E. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan tipe penelitian diskriptif
yaitu berupa penyajian gambaran yang terperinci mengenai suatu situasi
khusus dilokasi penelitian. Meli G.Tan (silalahi, 2010: 28) menjelaskan bahwa
penelitian dengan mencari data diskriptif bertujuan menggambarkan secara
tepat sifat sifat individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu antara suatu
gejala dengan gejala lainnya dalam masyarakat.
2. Lokasi Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang ada, penelitian ini dilakukan di Desa Air
Sena Kabupaten Anambas. Alasan pengambilan lokasi didasari karena
kurangnya minat anak anak suku laut di Desa Air Sena dalam bersekolah yang
diketahui dari data yang di dapat melaui Kantor Kecamatan Siantan dari 79
anak usia sekolah yanitu rentang 7 – 19 tahun terdapat 45 anak yang
mengalami putus sekolah, sedangkan apabila dilihat dari ekonomi keluarga
mereka termasuk kedalam keluarga yang mampu atau berekonomi menengah
ke atas dan tidak ada kendala dalam biaya pendidikan anak. Sehingga lokasi
tersebut menjadi pilihan untuk peneliti melakukan penelitian.
3. Jenis data
a. Primer
ii
Menurut Sugiyono (2012: 139) menjelahkan bahwa sumber data primer
adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.
Data primer secara khusus dikumpulkan untk menjawab pertanyaan penelitian.
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh
dari lapangan melalui wawancara langsng dengan informan yaitu orang tua
suku laut di desa Air Sena yang anaknya sangat kurang memiliki semngat
untuk bersekolah dengan menggunakan pedoman wawancara yang mencakup
permasalahan berkaitan dengan masalah yang peneliti angkat.
b. Sekunder
Sugiyono (2012: 141) mendefenisikan data skunder adalah ssumber data
yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui
media lain yang bersumber dari literatur, buku buku, serta dokumen.
4. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi dan sampel
tetapi lebih menggunakan istilah sumber data dan informan. Untuk
mendapatkan informan maka dalam penelitian ini digunakan oleh peneliti
adalah purposive sampling. Menurut Sugiyono (2012:85) purposive sampling
adalah tekhnik penetuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Jadi, informan
dalam penelitian ini dipilih karena di anggap memang mampu memberikan
informasi mengenai penelitian yang peneliti lakukan. Adapun kriteria
informan dalam penelitian ini adalah :
ii
1. para orang tua yang memiliki anak usia sekolah yaitu dalam rentang
usia 7- 19 yaitu SD usia 7- 12 tahun, SMP 12- 15 tahun, SMA 15 – 18
tahun.
2. Memiliki anak yang usia sekolah lebih dari satu orang
3. Berdasarkan penghasilan dikatagorikan sebagai keluarga yang
berekonomi menengah ke atas yang dapat di ukur dengan indicator
yaitu masyarakat Desa Ai Sena yang bekerja sebagai petani ikan
napoleon, penghasilan perbulan di atas 10 juta, memiliki kendaraan
pribadi yaitu speedboat, dan memiliki rumah mewah.
Berdasarkan katagori informan diatas maka informan yang diambil
sesuai dengan kriteria tersebut berjumlah 7 orang.
5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi merupakan aktifitas yang dilakukan oleh peneliti yang
mengharuskan untuk terjun kelapangan mengamati hal hal yang berkaitan
dengan masalah penelitian ini yang dialami tentunya adalah
1. kehidupan sehari hari anak di desa Air Sena seperti waktu mereka
sekolah, bekerja, dan bermain
2. pergaulan dengan masyarakat lainnya seperti interaksi dengan anak
suku lain di desa Air Sena tersebut.
b. Wawancara
Wawancara menurut Meleong (2011: 186 ) percakapan dengan maksud
maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh peneliti dan para informan
ii
yaitu suku laut yang dianggap mampu memberikan informasi terhadap
penelitian ini dengan menggunakan pedoman wawancara.
c. Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006: 158) dalam melaksanakan dokumentasi peneliti
menyelidiki benda benda tertulis seperti buku buku, majalah, dokumen,
peraturan peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. Adapun
dokumentasi dalam hal ini dapat dilakukan dengan menggumpulkan
dokumen dokumen yang berhubungan dengan penelitian, membuat catatan
catatan yang ditemui dilapangan serta mengambil beberapa gambar yang
berhubungan dengan masalah penelitian.alat yang digunakan dalam
metode ini yaitu kamera, cacatan, alat tulis serta beberapa alat pendukung
lain yang diperlukan
6. Tekhnik Analisa Data
Dalam penelitian ini digunakan analisis deskripti, Miles dan Hubermen
(dalam Sugiyono: 2012)menggemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus
sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan ditandai dengan
tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru. Aktifitas dalam analisis
meliputi :
a. Reduksi data yaitu memilah milah hal hal yang penting dari hasil
wawancara yang dilakukan peneliti dengan informan.
b. Penyajian data yaitu lebih pada proses penyabaran hasil penelitian
dengan menggunakan teks narasi.
ii
c. Kesimpulan dan varifikasi yaitu hasil akhir berupa jawaban dari masalah
yang diteliti yang tadinya belum jelas sehingga menjadi lebih jelas,
sedangkan varifikasi lebih pada membuat kesimpulan sementara, ketika
turun lagi kelapangan maka harus melihat lagi berubah apa tidak
kesimpulan tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Peran Keluarga
Dalam kehidupan keluarga terdapat istilah peran dan status, nammun
terdapat perbedaan antara peran dan status tersebut, menurut SoERJONO
Soekanto (2009 : 89) satats adalah sebagai tempat atau posisi seseorang dalam
suatu kelompok tersebut atau tempat suatu kelompok berhubungan dengan
kelompok kelompok lainnya di dalam kelompok yang lebih besar lagi.
Peran adalah sepernagkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu system (Mubarak,
dkk.2009: 21). Peran maerujuk kepada beberapa set prilaku yang kurang lebih
bersifat homogeny, yang didefenisikan dan diharapkan secara normative dari
seseorang peran dalam situasi sosial tertentu.
Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh
seseorang dalam konteks keluarga. Jadi peran keluarga menggambarkan
seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan
individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga
ii
didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan
masyarakat (Setiadi,2008: 52)
Peran keluarga merupakan agen utama dalam hubungan sosialisasi dan
kontak pertama dari anak. Tiap tiap keluarga seharusnya mengajarkan si anak
untuk menjadi anggota yang bertanggungjawab, dan yang paling utama adalah
melalui keluarga. Disini anak belajar menerima norma norma sosial, sikap
sikap, nilai nilai serta pola tingkah lakunya menjadi dapat diperkirakan oleh
anggota masyarakat lainnya. Bahasa, pola pola seks, keyakinan agama, sopan
santun dan peletakan berbagai elemen elemen kebudayaan juga ditanggani
lewata keluarga (Talcot Parson dalam Khairuddin, 2002: 126)
Menurut Setiadi (2008: 50) setiap anggota keluarga mempunyai peran
masing masing. Peran ayah yang sebagai pemimpin keluarga yang mempunyai
peran sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung atau pengayom, pemberi
rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat
kelompok sosial tertentu. Peran Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh
dan pendidik anak anak, pelindung keluarga dan juga anggota masyarakat
kelompok sosial tertentu. Sedangkan peran anak sebagai pelaku psikososial
sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual.
Soerjono Soekanto (2009: 116) Diindonesia, seorang ayah dianggap
sebagai kepala keluarga yang diharapkan mempunyai sifat sifat kepemimpinan
yang mantap. Sesuai dengan ajaran ajaran tradisional seorang pemimpin harus
dapat memberikan teladan yang baik, memberikan semangat sehingga
pengikut itu kreatif, dan membimbing, sebagai seorang ayah harus mengerti
ii
serta memahami kepentingan kepentingan dari keluarga yang dipimpinnya.
Kiranya kenyataan menunjukkan, bahwa peranan ibupada masa anak anak
besar sekali. Sejak dilahirkan peranan tersebut tampak dengan nyata sekali
sehingga dapat dikatakan bahwa pada awal proses sosialisasi seorang ibu
mempunyai peran yang besar sekali (bahkan lebih besar dari peran ayah).
Menurut Mubarak,dkk (2009:31) terdapat dua peran yang mempengaruhi
keluarga yaitu peran formal dan peran informal.
1. Peran formal keluarga adalah peran peran keluarga yang terkait perilaku
yang kurang lebih bersifat homogen. Keluarga membagi peran secara
merata kepada para anggotanya seperti cara masyarakat membagi peran
perannya menurut pentingnya pelaksanaan peran bagi berfungsinya suatu
system. Peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagai suami- ayah,
istri- ibu antara lain sebagai provider atau penyedia, pengatur rumah
tangga ,merawat anak baik sehat maupun sakit, sosialisasi anak, rekreasi,
memelihara hubungan keluarga paternal dan maternal, peran terpautik
(memenuhi kebutuhan afektif dari pasangan) dan peran sosial.
2. Peran informal keluarga peran peran informal bersifat implicit, biasanya
tidak tampa, hanya untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan emosional
individu atau untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga.
a. Peran adapif antara lain : pendorong memiliki arti bahwa dalam
keluarga terjadi kegiatan mendorong, memuji, dan menerima
konstribusi dari orang lain. Sehingga ia dapat merangkul orang lain
ii
dan membuat mereka merasa bahwa pemikiran mereka penting dan
bernilai untuk didengarkan.
b. Pengharmonisan yaitu berperan menengahi perbedaan yang terdapat
diantara para anggot, penghibur, dan menyatukan kembali perbedaan
pendapat. Inisiator- contributor yang mengemukakan dan mengajukan
ide- ide baru atau cara cara menggingat masalah masalah atau tujuan
tujuan kelompok.
c. Pendamai bearti jika terjadi konflik dalam keluarga maka konflik dapat
diselesaikan dengan jalan musyawarah atau damai.
d. Pencari nafkah yaitu peran yang dijalankan oleh orang tua dalam
memenuhi kebutuhan, baik material maupun non material anggota
keluarganya.
e. Merawat keluarga adalah peran yang dijalankan terkait merawat
anggota keluarga jika ada yang sakit.
f. Penghubung keluarga adalah penghubung, biasanya ibu mengirim dan
memonitori komunikasi dalam keluarga. Poinir keluarga adalah
memebawa keluarga pindah ke suatu wilayah asing mendapat
pengalaman baru. Sahabat penghibur dan coordinator yang berarti
mengorganisasi dan merencanakan kegiatan kegiatan keluarga yang
berfungsi menggangkat keakbaran dan memerangi kepedihan.
Pengikut dan sanksi kecuali dalam beberpa hal, sanksi lebih pasif.
Sanksi hanya mengamati dan tidak melibatkan dirinya.
ii
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat prilaku interpersonal, sifat
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu dalam keluarga di dasari oleh harapan dan pola prilaku dari
keluarga, kelompok dan masyarakat. Keluarga merpakan tempat terjadinya
proses sosiolisasi yang pertama bagi setiap individu. Keluargalah yang
pertama tama mengarahkan seseorang bertindak sesuai dengan kebiasaan
masyarakatnya.
Lewat sosialisasi yang terjadi dalam keluarga individu dapat menjalankan
peran yang diharapkan darinya. Keluarga juga sekaligus menjadi lembaga
pengontrol prilaku sosial. Tiap keluarga memberikan pengawasan terhadap
prilaku anggotanya. Keluarga memiliki peran prilaku sosilaisasi bagi anggota
baru masyarakat untk memperkenalkan aturann, norma maupun nilai nila
sosial yang dianut sekitarnya. Keluarga disebiut sebgai prilaku sosilaisasi
primer dasar.
Keluarga merupakan satu kesatuan hidup ( system sosial ),, namun setiap
anggota keluarga memilki peran masing- masing. Pemaparan secara detail
mengenai peran anggota keluarga adalah sebagai berikut : peran ibu dalam
pendidikan anak- anaknya ( Purwanto, 2011 : 82 )
a. Sumber dan pemberi kasih sayang
b. Pengasuh dan pemelihara
c. Pengatur kehidupan dalam rumah tangga
d. Pendidik dalam segi- segi emosional
ii
Menurut Kartono, (1992 : 8 ), peran ibu adalah sebagai berikut : sebagai
istri dan teman hidup ( companion ) sebagai partner seksual. Sebagai
pengatur rumah tangga ( home – maker ). Sebagai ibu0 dari anak- anak dan
pendidik. Dari pendapat tersebut tidak ada perbedaan tetapi saling
melengkapi. Ibu sebagai istri dan teman hidup harus bisa mendampingi suami
dalam keadaan apapun seperti mengatur kehidupan rumah tangga. Sebagai
ibu dari anak- anak dan pendidik maka ia harus mengasuh dan memelihara
serta emberi rasa kasih saying kepada anak- anaknya. Ibu merupakan
pendidik dari segi emosional.
Ditinjau dari fungsi dan tugasnya sebagai ayah, Purwanto ( 2011 : 83 )
menjelaskan peran ayah dalam mendidik anak yang lebih dominan adalah :
a. Sebagai sumber kekuasaan dalam keluarga
b. Pelindung terhadap ancaman dari luar
c. Pendidik dari segi rasional
Menurut Soerjono Soekanto (2009 : 23 ), kelurga batih memiliki peran
sebagai berikut :
1. Sebagai pelindung pribadi- pribadi anggota kelurga dimana
ketentraman dan ketertiban diperoleh dalam wadah tersebut
2. Merupakan unit sosial ekonomi yang secara materil memenuhi
kebutuhan anggota- anggotanya
3. Menumbukan dasar- dasar bagi kaidah- kaidah pergaulan hidup
ii
4. Merupakan wadah dimana manusia mengalami proses sosialisasi awal,
yakni suatu proses dimana manusia memperlajari dan mematuhi kaidah-
kaidah dan nilai- nilai yang berlaku di masyarakat.
Fungsi sosialisasi atau pendidikan dalam peran keluarga adalah untuk
mendidik anak mulai dari awal ampai pertumbuhan anak hingga terbentuk
kepribadiannya. Anak- anak harus memproleh standar tentang nilai- nilai
apa yang di peroleh, apa yang baik, apa yang indah, apa yang patut dan
sebagainya. Dalam kelurga anak- anak mendapat segi- segi utama dari
kepribadiannya, tingkat lakunya, tingkah pekertinya, sikap dan reaksi
emosionalnya. Oleh karena itulah kelurga merupakan perantara diantara
masyarakat yang luas dan individu.
Dilihat dari segi pendidikan, kelurga merupakan satu kesatua hidup (
system nasional ) dan kelurga menyedikan situasi belajar. Sebagai satu
kesatuan hidup bersama ( system sosial ) kelurga terdiri dari ayah, ibu, dan
anak. Ikatan kekeluargaan membantu anak mengembangkan sifat
persahabatan, cinta kasih, hubungan antar pribadi, kerjasama, disiplin,
tingkah laku yang baik, serta pengakuan akan kewibawaan.
Sementara itu yang berkenaan dengan keluarga menyedikan situasi
belajar, dapat dilihat bahwa bayi dan anak sangat bergantung kepada
orangtua, baik karena keadaan janiahnya maupun kemampuan intelektual,
sosila dan moral. Bayi dan anak belajar menerima dan meniru apa yang
diajarkan orangtua. Sumbangan keluarga bagi pendidikan anak- anak
menurut Hasbullah ( 2009 : 89 ) adalah sebagai berikut : cara orangtua
ii
untuk melatih anak untuk menguasai cara- cara mengurus diri, seperti cara
makan, buang air, berbicara, berjalan, berdoa, sungguh- sungguh
membekas dalam diri anak karena berkaitan erat dengan perkembangan
dirinya sebagai pribadi.
Sikap orangtua sangat mempengaruhi oerkembangan anak. Sikap
menerima atau menolak, sikap kasih syanag atau acuh – tak acuh, sikap
sabar atau tergesa- gesa, sikap melindungi atau membiarkan secara lansung
mempengaruhi reaksi emosional anak.
2. Pendidikan anak suku laut
Dalam kajian sosioligi pendidikan secara mikro, perspektif yang sering
digunakan adalah perspektif fenomenologis yang harapannya dapat melihat
danmemahami sebuah arti dari sebuah fenomena, data dan sebagainya. Sedangkan
kajian makro dipakai untuk melihat dan memahami bagaimana pengorganisasian
dunia pendidikan, pembentukan institusi dan birokrasi pendidikan.
Sikap Komunitas Adat Terpencil khususnya Suku Laut sangat tidak peduli
terhadap pendidikan, dengan berbagai macam alasan, seperti sikap tertutup
dengan masyarakat suku lainnya; upaya mempertahankan kebiasaan-kebiasaan
nenek moyang; setiap harinya mereka lebih disibukkan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Persoalan terakhir ini tampaknya menjadi kendala besar bagi
masyarakat Suku Laut, karena tidak sempat dan tidak mau berinteraksi dengan
kelompok lain, termasuk tidak memberi kesempatan bagi anak-anak mereka untuk
memasuki Sekolah. Sejak kecil sudah diajarkan setiap harinya hidup di pinggiran
laut dan bekerja membantu orang tua. Sedangkan Pendidikan menurut Zainudin
ii
Maliki ( 2008:272) memiliki peran yang besar dalam penyediaan sumber daya
manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Pendidikan bukan saja sebagai
alat membentuk sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi melainkan
diharapkan juga ikut menentukan terjadinya berbagai perubahan sosial.
Masyarakat suku laut menganggap pendidikan merupakan suatu hal yang
tidak begitu penting dalam menjalankan kehidupan padahal perspektif Durkheim
(dalam Zainudin Maliki, 2010:90) menggambarkan generasi muda memerlukan
pendidikan untuk mepersiapkan diri memasuki kehidupan ditengah masyarakat.
Durkheim mengakui saling ketergantungan ekonomi saja tidak cukup. Pendidkan
sebagai dasar masyarakat menentukan proses alokasi dan distribusi sumber-
sumber perubahan. Begitu juga dengan masyarakat suku laut tersebut, pendapatan
dan kemapanan ekonomi saja tidak cukup untuk membutu seseorang dapat
bertahan hidup.
Institusi pendidikan harus menempatkan diri sebagai wadah kelangsungan
sosialisasi nilai-nilai kolektif. Dalam beberapa masyarakat, pendidikan itu
berlangsung di tengah keluarga dan sebagai suatu sistem sosial keluarga memiliki
peran yang sangat besar untuk memberikan pendidikan kepada anak-
anak.Pendampingan orang tua dalam pendidikan anak diwujudkan dalam suatu
cara-cara orang tua mendidik anak. Cara orang tua mendidik anak inilah yang
disebut sebagai pola asuh. Setiap orang tua berusaha menggunakan cara yang
paling baik menurut mereka dalam mendidik anak. Untuk mencari pola yang
terbaik maka hendaklah orang tua mempersiapkan diri dengan beragam
pengetahuan untuk menemukan pola asuh yang tepat dalam mendidik anak.
ii
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Masyarakat Di Desa Air Sena
Desa Air Sena merupakan sebuah Desa yang berada di Kabupaten Anambas,
masyarakat di Desa Air Sena merupakan penduduk asli yang berasal dari suku
laut, setelah dibangunya akses akses seperti perkantoran, sekolah terdapat juga
suku lainnya seperti suku melayu, batak, padang, jawa, bugis, yang menempati
desa tersebut. Masyarakat suku lain yang menempati wilayah Air Sena bukan
merupakan masyarakat asli sari Desa Air Sena masyarakat tersebut hanyalah
masyarakat yang ditugaskan untuk bekerja seperti menjadi tenaga pendidik,
menjadi pegawai kentor yang berada di wilayah Desa Air Sena.
ii
Masyarakat suku laut di Desa Air Sena awalnya berasal dari suku laut yang
tingga di sampan, tidak menetap di pulau tersebut, tetapi hanya dating ke
pulau Air Sena saat cuaca bagus dan musim ikan tiba. Masyarakat suku laut
mulai menempati Desa Air Sena saat mereka mendapatkan keuntungan dari
berjualan ikan napoleon. Di Desa Air Sena banyak terdapat ikan napoleon,
dari hasil yang didapatkan saat berjualan ikan napoleon mempbuat masyarakat
suku laut tertarik untuk menempati wilayah tersebt dengan membangunrumah
dan tinggal menetap di Desa Air Sena.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Informan
Dalam sebuah penelitian kualitatif informan sengaja dipilih oleh peneliti,
karena dianggap mampu memberikan informasi seputar masalah yang sedang
diteliti. Dalam penelitian ini informan yang dipilih adalah penduduk yang
memang berasal dari desa Air Sena atau penduduk yang memang telah lama
tinggal di desa Air Sena, yaitu yang dari kecil sampai mempunyai keturunan
memang telah menempati desa tersebut. Yang di tentukan berdasarkan umur,
lama menetap di desa Air Sena, jumlah anak dalam anggota keluarga, rata rata
penghasilan perbulan.
B. Analisis Peranan Keluarga Dalam Menumbuhkan Minat Sekolah Anak
Suku Laut Di Desa Air Sena Kecamatan Siantan Kabupaten Anambas
1. Pendidikan Masyarakat Suku Laut di Desa Air Sena
ii
Pandangan Durkheim (d alam Zainudin Maliki, 2010 : 90) menyatakan
bahwa masyarakat sku laut menggangap pendidikan merupakan suatu hal
yang tidak begitu penting dalam menjalankan kehiidupan. Berkaiantan
dengan pandangan Durkheim tersebut memang pada kenyataannya
masyarakat suuku laut banyak yang tidak bersekolah karena menggangap
bahwa pendidikan sekolah bukan merupakan suaatu hal yang penting mereka
lebih mementingkan pendidikan yang mereka dapatkan secara turun temurun
yaitu menguasai pendidikan alam. Masyarakat suku laut di Desa Air Sena
awalnya sama sekali tidak mengenal pendidikan bahkan untuk berinteraksi
dengan mereka saja tergolong susah, karena sifat mereka yang tertutup sulit
menerima orang luar untuk berinteraksi.
Seiring perkembangan zaman orang tua dari anak anak suku laut di desa
Air Sena juga mempunyai semangat yang tinggi agar anak anak mereka
bersekolah, walaupun rata rata masyarakat yang telah mempunyai anak di
desa tersebut sama sekali tidak mengenyam pendidikan, namun untuk
generasi penerus mereka dorongan untuk belajar terus dilakukan agar
menjadi generasi penerus yang mempunyai ilmu.
2. Peranan Keluarga suku Luat Dalam Menumbuhkan Minat Sekolah
Anak di Desa Air Sena
Dalam menumbuhkan minat belajar anak tidak akan pernah terlepas dari
berbagai peran yang harus dijalankan orang tua. Kedudukan dan fungsi suatu
keluarga dalam kehidupan manusia sangatlah penting dan fundamental,
keluarga pada hakekatnya merupakan wadah pembentukan masing-masing
ii
anggotanya, terutama anak-anak yang masih berada dalam bimbingan
tanggung jawab orang tuanya. karena itu nasib dan masa depan anak-anak
adalah tanggung jawab utama orang tua.
Orang tua dan sekolah merupakan dua unsur yang saling berkaitan dan
memiliki keterkaitan yang kuat satu sama lain. Terlepas dari beragamnya
asumsi masyarakat, ungkapan “buah tak akan pernah jauh jatuh dari
pohonnya”adalah sebuah gambaran bahwa betapa kuatnya pengaruh orang
tua terhadap perkembangan anaknya. Supaya orang tua dan sekolah tidak
salah dalam mendidik anak, oleh karena itu harus terjalin kerjasama yang
baik diantara kedua belah pihak.
Orang tua mendidik anaknya di rumah, dan di sekolah untuk mendidik
anak diserahkan kepada pihak sekolah atau guru, agar berjalan dengan baik
kerja sama diantara orang tua dan sekolah maka harus ada dalam suatu rel
yang sama supaya bisa seiring seirama dalam memperlakukan anak, baik di
rumah ataupun di sekolah, sesuai dengan kesepahaman yang telah disepakati
oleh kedua belah pihak dalam memperlakukan anak
Tetapi tanggung jawab utama terletak pada orang tua masing-masing.
Dalam pendidikan anak. Dalam pendidikan anak orang tua lah yang pertama
berkewajiban memberikan teladan yang baik untuk anak, memberikan
semangat dalam belajar anak, memberikan bimbingan serta memberikan
sosialisasi tentang pentingnya sekolah kepala anak anak mereka.
a. Memberikan Teladan yang Baik
ii
Orang tua merupakan contoh utama dalam pendidikan non formal bagi
anak anak mereka, setiap orang tua mempunyai peranan yang sangat
penting untuk memberi contoh awal buat anak anak mereka. memberikan
teladan yang baik merupakan suatu sikap yang dilakukan oleh orang tua
untuk memberi contoh yang baik kepada anak anak mereka, agar contoh
yang diberikan tersebut mampu diikuti oleh anak anak.
Memberikan teladan yang baik kepada anak bisa dilakukan dengan
berbagai cara seperti berkata jujur, hidup bersih, rajin beribadah dll, orang
tua harus selalu melakukan hal tersebut apbila mengginkan anak tidak
menjadi seorang pembohong, hidup bersih, rajin dll. Di dalam
menumbuhkan minat sekolah dan untuk meningkatkan kemauan
belajarnya orang tua anak Suku laut di Desa Air Sena mengakui bahwa
meraka dalam memberikan teladan yang baik kepada anak anaknya
dengan memberi contoh terhadap penggunaan waktu yang bermanfaat.
Perasaan marah, kesal di rasakan oleh orang tua suku laut di desa Air
Sena apabila anak tidak mau mengikuti contoh yang mereka berikan,
namun sebagai orang tua mereka selalu mencari cara agar anak anak
senantiasa mau mengikuti setiap arahan dan contoh contoh baik dari
mereka. karena orang tua merupakan tempat utama yang selalu mengerti
bagaimana sifat dan karakter anak mereka masing masing.
Teladan adalah sesuatu yg patut ditiru atau baik untuk dicontoh (tt
perbuatan, kelakuan, sifat, dsb) http://www.artikata.com . Teladan orang
ii
tua dalam menumbuhkan minat sekolah anak yaitu teladan dalam
penggunaan waktu, orang tua mampu memberikan contoh tentang
penggunaan waktu agar dimanfatkan sebaik mungkin oleh anak ank
mereka hal tersebut bertujuan agar waktu yang digunakan anak anak lebih
banyak difokoskan kepada belajar.
b. Memberikan Semangat
Setiap orang tua harus mampu memberikan semangat kepada anak
mereka dengan tujuan agar kemauan anak dalam bersekolah ataupun belajar
terus meningkat, pemberian semangat terhadap menunjang minat anak
sekolah anak, salah satu cara yang harus dilakukan untuk mewujudkan proses
belajar agar berjalan dengan lancar orang tua harus menyedikan segala
fasilitas yang dibutuhkan anak anak mereka dalam belajar. Masyarakat di
desa Air sena yang telah mengenal dunia pendidikan walaupun kehidupan
mereka dikatakan buta huruf namun untuk anak anak, mereka berperan
dalam menyediakan berbagai fasilitas agar anak anak mereka tidak kesulitan
dalam belajar.
Dalam pemenuhan fasilitas belajar anak status sosial ekonomi keluarga
mempunyai peranan terhadap perkembangan anak anak. Keluarga yang
berekonomi cukup menyebabkan lingkungan materil yang dihadapi oleh
anak didalam keluarganya akan lebih luas, sehingga ia dapat kesempatan
yang lebih luas di dalam memperkenalkan bermacam macam kecakapan
ii
yang mana kecakapan tersebut tidak mungkin dapat dikembangkan kalau
tidak ada alat alatnya (Abu Ahmadi, 2004 : 91)
Pendapat yang dikemukan oleh Abu Ahmadi berkaitan dengan
penelitian yaitu bahwa kehidupan ekonomi masyarakat suku laut
dikatagorikan sebagai keluarga yang sangat mampu dalam pemenuhan
kebutuhan terhadap fasilitas belajar anak mereka dan itu juga dibuktikan
dengan berbagai fasilitas telah dipenuhi oleh orang tua untuk menunjang
proses belajar anak anak mereka. Tidak mungkin pembelajaran akan
berjalan denagn lancar tampa ada fasilitas yang menunjang hal tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa peran orang tua terhadap pemenuhan
fasilitas belajar telah terlaksana, namun untuk mewujudkan agar anak anak
mereka bisa menjadi orang yang cerdas hal tersebut tergantung kepada
anak anak mereka. ditemukan dilapangan bahwa walaupun orang tua
sudah menyediakan fasilitas belajar yang sangat memadai tetapi minat dari
anak anak tersebut sangat kurang dalam masalah belajar karena anak anak
mereka menggangap lebih gampang belajar dengan alam dari pada belajar
pelajaran sekolah yanag harus menulis, menghitung dan lain sebagainya.
Fasilitas yang mahal yang disedikan orang tua seperti computer, ipad,
tab yang dijadikan mainan saja, ditambah lagi tidak adanya fasilitas
penunjang akses tersebut seperti tidak adanya jaringan internet. Seperti
buku hanya dijadikan pajangan saja bagi anak anak tersebut.
c. Memberikan Bimbingan
ii
Ketika anak anak bersekolah tidak semua dari mereka yang
mendapatkan kemudahan dalam belajar, terkadang berbagai kesulitan
juga dialami anak anak dalam menagkap pelajaran yang diberikan oleh
guru di sekolah. Untuk itu peran orang tua sangat penting dalam
mengetahui kesulitan apa saja yang di hadapi anak anak mereka saat
belajar di sekolah. Untuk mengetahui hal tersebut tentunya orang tua
tidak boleh terlepas komunikasi dengan dengan guru untuk menanyakan
hal tersebut.
Guru merupakan tenaga pendidik di sekolah yang benar benar
mengenahui apa saja kendala atau kesulitan anak dalam bersekolah,
komunikasi antara antara guru dan orang tua menjadi penghubung untuk
mencari solusi tentang kesulitan yang dihadapi anak di sekolah tersebut.
Kesulitan kesulitan tersebut bisa muncul ketika anak anak sedang belajar dan
susah mengerti tentang hal yang diajarkan tersebut.
Untuk mengatasi berbagai kesulitan yang dialami anak dalam belajar
di sekolah orang tua mempunyai peranan yang sangat penting, tidak
terlepas juga untuk orang tua anak anak suku laut di desa Air Sena. Ketika
anak anak mengalami kesulitan belajar dan merasa belajar merupakan
suatu hal yang sangat sulit membuat anak anak tersebut tidak mau
mendengarkan saran dari orang tua dan malas untuk belajar bahkan
bersekolah. (Gunawan, 2010 : 99 ) orang tua perlu cepat tanggap terhadap
gejala gejala yang mengarahkan kenakalan agar secara dini dapat
ii
dilakukan penagkalan terhadap anak anaknya. Bila perlu agar bekerja
sama dengan pihak pihak terkait, seperti guru gurunya, pengusaha
setempat, para pakar.
Dalam menangani masalah kesulitan anak dalam belajar orang tua
suku laut di desa Air Sena mengetahui gejala gejala dari kesulitan yang
dihadapi anak anak mereka, namun untuk menjalankan peran mereka
menolong anak dalam mengatasi kesulitan tersebut orang tua secara
sendirinya tidak bisa, dan orang tua juga tidak mau anak anak mereka
menjadi anak yang malas bersekolah sehingga solusi yang ada yaitu
dengan meminta kepada guru agar memberikan pengajaran khusus kepada
anak anak mereka dan bekerja sama dengan guru les agar mau
membimbing apa yang anak mereka tidak pahami.
d. Sosialisasi
Proses sosialisasi setiap orang terjadi sejak lahir di muka bumi sampai
meninggal. Bahkan, seorang bayi yang baru lahir melakukan sosialisasi.
Contohnya belajar membuka mata untuk melihat dunia, belajar memegang
sesuatu, dan belajar merasakan sesuatu. Bersamaan dengan berjalannya
waktu, pembelajaran bayi mengenai dunia semakin kompleks. Misalnya
belajar berjalan, berbicara, makan, dan mengenal lingkungan sekitar.
Ketika seorang anak telah menganjak usia sekolah sosialisasi tentang
sekolah harus diperkenalkan oleh orang tua kepada anak anaknya, sehingga
anak lebih mengetahui tentang pentingnya sekolah hal tersebut bisa
ii
memunculkaan minat sekolah anak. Sosialisasi yang dilkaukan oleh orang tua
tentang sekolah bisa dilakukan dengan cara memberi motivasi kepada anak.
Masyarakat suku laut di desa Air Sena memberikan sosialisasi kepada anak
anak mereka dengan cara memberitahu bahwa sekolah itu penting, menyuruh
anak anak bergaul dengan kawan kawan yang telah bersekolah dan seusia
mereka, meminta guru di sekolah memberitahu bahwa sekolah itu
menyenangkan.
Orang tua di desa Air Sena mengakui bahwa dengan adanya sosialisasi
yang diberikan anak anak mengetahui tentang pentingnya pendidikan,
namun dikarenakan anak anak suku laut mengalami kendala atau kesulitan
kesulitan seperti sulitnya memahami bahasa Indonesia, sulitnya belajar
berhitung karena tidak paham membuat minat sekolah mereka menjadi
berkurang terhadap sekolah, dan mereka lebih suka belajar dengan alam.
Soerjono Soekanto (2009 : 116) Didalam proses sosialisasi seorang
seorang ayah harus mampu menanamkan hal hal yang kelak dikemudian
hari hari merupakan modal utama untuk dapat berdiri sendiri. Dari
keterangan keterangan yang disampaikan oleh informan di atas dapat
disimpulkan bahwa dalam memberikan sosialisasi tentang pentingnya
sekolah peran orang tua suku laut di desa Air Sena telah dijalankan, tetapi
dengan kesulitan kesulitan yang dialami oleh anak anak suku laut saat
belajar membuat minat sekolah anak tetap berkurang. Orang tua telah
berusaha menanamkan nilai pentingnya sekolah untuk anak anak mereka
ii
sehingga nantinya anak anak mampu berdiri sendiri manjadi orang yang
pintar.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masyarakat suku laut yang berada di desa Air Sena pada umum nya
masyarakat yang mempunyai kehidupan tidak menetap, mereka hidup berpindah
pindah dan tidak mempunyai rumah di darat. Namun dengan perkembangan
ii
zaman dan mereka mendapatkan lokasi yang sangat baik sebagai petani ikan
napoleon sehingga membuat mereka menjadi masyarakat suku laut yang kaya
dengan kehidupan materi. Orang tua yang tidak bersekolahpun menyadari bahwa
pentingnya pendidikaan terhadap anak anak mereka, karena tidak hanya ilmu alam
saja yang harus dikuasai anak anak mereka dunia pendidikan juga harus dikuasai.
Sehingga peranan keluarga atau orang tua anak anak suku laut di desa Air
Sena dalam menumbuhkan minat sekolah anak dapat dilihat yaitu sebagai berikut:
1. Memberikan teladan yang baik, peran ayah dan ibu dalam memberikan
teladan yang baik seperti selalu mencontohkan, mengarahkan serta
mengawasi untuk menggunakan waktu sebaik mungkin, sehingga anak
mampu memanfaatkan waktu untuk kegiatan yang bermanfaat telah
dilaksanakan oleh orang suku sehingga dalam penggunaan waktu keseharian
anak labih terkontrol dengan teladan yang diberikan oleh orang tua tersebut.
2. Memberikan semangat, untuk memberikan semangat kepada anak anak suku
laut orang tua menyediakan fasilitas belajar untuk anak anak mereka, dan
dapat dikatakan orang tua anak anak suku laut di Desa Air Sena telah
menjalankan peran tersebut. Dengan kondisi ekonomi yang sangat memadai
orang tua mampu menyediakan berbagai fasilitas belajar. Samapai fasilitas
yang beharga mahal sekalipun.
3. Peran dalam memberikan bimbingan, dalam mengetahui kesulitan anak
dalam bersekolah orang tua telah mampu mengetahui apa saja yang menjadi
kesulitan anak mereka dalam belajar di sekolah yaitu kesulitan belajar
membaca, menulis, dan berhitung sehingga orang tu bisa memakhlumi
ii
keluhan anak anak mereka apabila tidak mau bersekolah. Untuk menjalankan
peran mereka menolong anak dalam mengatasi kesulitan dalam belajar orang
tua secara sendirinya tidak bisa, dan orang tua juga tidak mau anak anak
mereka menjadi anak yang malas bersekolah sehingga solusi yang ada yaitu
dengan meminta kepada guru agar memberikan pengajaran khusus kepada
anak anak mereka dan bekerja sama dengan guru les agar mau membimbing
apa yang anak mereka tidak pahami.
5. Sosialisasi, dalam menumbuhkan minat sekolah anak, orang tua suku laut di
desa Air Sena telah memberikan sosialisasi tentang pentingnya sekolah bagi
anak anak mereka yaitu dengan cara memberitahu secara langsung, meminta
bantuan guru untuk memberitahu kepada anak mereka penjelasan tentang
sekolah, serta selalu mendorong anak anak bergaul dengan anak yang
bersekolah sehingga anak mereka bisa termotivasi.
Secara keseluruhan dari permasalahan yang ada dapat disimpulkan bahwa
orang tua suku laut di Desa Air Sena dalam menumbuhkan minat belajar anak
anak meraka telah dijalankan dengan baik.
B. Saran
1. Diharapkan kepada orang tua anak anak suku laut di Desa Air Sena agar
tidak putus asa dalam menjalankan berbagai peran dalam menumbuhkan
minat belajar sehingga anak anak mereka menjadi penerus generasi yang
ii
bisa mendapatkan pendidikan setinggi mungkin dan memiliki semnagat
tinggi dalam bersekolah.
2. Tenaga pendidik di Desa Air Sena juga harus lebih khusus
memperhatikan berbagai kendala kendala yang dihadapi oleh anak anak
suku laut dalam belajar, serta memberi pembinaan yang khusus sehingga
mereka lebih mengerti ilmu yang seharusnya merekadapatkan.
3. Untuk anak anak suku Laut di desa Air Sena agar lebih bersemangat lagi
dalam belajar, karena segala kesulitan yang dihadapi pasti akan bisa diatasi
asalkan mau belajar lebih semangat lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
ii
Bagong, Suyanto J. Dwi Narwoko. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan.
Jakarta: Kencana Media Group.
Drs. Gunawan Ary H. 2010, Sosiologi Pendidikan (suatu analisis sosiologi
tentang pelbagai problem pendidikan) Jakarta : PT. Rineka Cipta
Drs. H Ahmadi Abu, 2004, Sosiologi Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Drs. H Khairudin, H.S 2008. Sosiologi Keluarga. Yogyakarta : Liberty.
Hasbullah, 2009, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Kartono, Kartini. 1992. Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis. Surabaya: CV. Mandar
Maju
Koentjaraningrat 1984. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan.Jakarta :
PT. Gramedia.
Maliki, Zainuddin.2010. Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University.
Mubarak, Wahid Iqbal, dkk. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta: CV
Sagung Seto.
Moleong, Lexy J. 2011. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung.
Remaja Rosda Karya.
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
ii
Salim. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Setiadi, 2008, Keperawatan Keluarga, Jakarta : EGC
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alpabeta.
Soerjono, Soekanto. 2009. Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja
dan Anak. Jakarta: PT Rineka Cipta
T.O Ihromi, 2004, Bunga Rampai Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia
Prof. Dr Zen, Muhammad, 2002, Orang Laut Studi Etnopedagogi. Jakarta :
Yayasan Bahari Nusantara
Prof. Dr. Damsar, 2011, Pengantar Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Pranamedia
Group
WJS, Poerdarminta,1992, Kamus Umum Bahasa Indonesia,Jakarta : Balai Pustaka
Wiener dalam Jurnal Yulinda Erma Suryani, 2010. Kesulitan Belajar.
Maliki, Zainuddin, 2008, Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Sumber lain :
http://www.siperubahan.com di akses 2 april 2015
ii
(http://educare.e-fkinpula.net) di akses 1 mai 2015
http://www.artikata.com/arti-353757-teladan.html di akses 17 November 2015