114
PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN (Studi Kasus pada Anak Jalanan di Daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Sosiologi Agama (S.Sos) Disusun Oleh: Husnul Khotimah Nim. 104032201023 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M

PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM

PENGENTASAN KEMISKINAN

(Studi Kasus pada Anak Jalanan di Daerah Pasar Minggu,

Jakarta Selatan)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Untuk Mencapai Gelar

Sarjana Sosiologi Agama (S.Sos)

Disusun Oleh:

Husnul Khotimah Nim. 104032201023

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2009 M

Page 2: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM

PENGENTASAN KEMISKINAN

(Studi Kasus pada Anak Lalanan di Daerah Pasar

Minggu, Jakarta Selatan)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Untuk Mencapai Gelar

Sarjana Sosiologi Agama (S.Sos)

Disusun Oleh:

Husnul Khotimah

Nim. 104032201023

Di Bawah Bimbingan

Dra. Joharotul Jamilah, M.Si.

Nip. 150282401

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2009 M

Page 3: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

ABSTRAKSI

Husnul Khotimah

Peran Yayasan Bina Anak Pertiwi dalam Pengentasan Kemiskinan Anak

Jalanan (Studi Kasus pada Anak Jalanan di Daerah Pasar Minggu, Jakarta

Selatan)

Masalah kemiskinan anak jalanan merupakan masalah yang multidimensional. Dewasa ini masalah yang dihadapi cukup mengkhawatirkan

baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Secara kuantitas akibat dari krisis ekonomi yang melanda negeri ini membuat terjadinya peningkatan pada jumlah

anak-anak jalanan. Sedangkan kualitas tentu saja perilaku mereka yang cukup

memprihatinkan. Sebagai tunas-tunas bangsa, maka sudah seharusnya hal-hal

negatif yang ada pada diri anak-anak jalanan perlu segera ditangani.

Dalam penanganan masalah anak jalanan dibutuhkan kerja sama berbagai pihak,

profesi dan disiplin ilmu agar menghasilkan pola penanganan yang mampu

menangani masalah anak jalanan secara komprehensif. Salah satunya dengan

mendirikan lembaga-lembaga di luar pemerintah seperti LSM, dan yayasan-

yayasan rumah singgah.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam

pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh Yayasan Bina Anak Pertiwi sebagai

salah satu lembaga yang menjadi ‘kepanjangan tangan’ pemerintah. Program-

program tersebut bertujuan untuk menghantarkan mereka pada masa depan yang

lebih baik khususnya mereka mampu mengatasi kemiskinan mereka yang selama ini telah membelenggu mereka dan keluarganya.

Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan data baik berupa kata-kata maupun dari tulisan-tulisan dari orang-orang yang diamati

guna mendapatkan data-data yang diperlukan yang kemudian dijabarkan secara deskriptif.

Melalui wawancara, observasi dan dokumentasi, selama ini mereka masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat luas. Banyak hal mengapa anak memilih

jalanan, karena usia mereka yang relatif muda tanpa memiliki kreativitas apa-apa,

akhirnya mereka memilih jalanan untuk menyambung hidupnya karena tekanan

kemiskinannya. Maka dengan program-program yang diajarkan Yayasan Bina

Anak Pertiwi, dapat membantu mereka menjalankan kehidupan normal dan

menggapai masa depan yang lebih cerah.

Program-program tersebut berupa pelatihan keterampilan, kesenian, pertanian dan

yang lebih penting lagi adalah pendidikan berupa sekolah kejar paket. Kegiatan

program-program tersebut paling tidak bertujuan untuk mengalihkan profesi anak

jalanan ke non jalanan. Dan itu sangat berdampak positif.

i

Page 4: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

KATA PENGANTAR

Tengadah jemari ke hadirat Ilahi Robbi, terucap untaian kata nan suci yang

penuh makna dari lubuk hati yang paling dalam “Alhamdulillah”, sebagai

ungkapan rasa syukur yang ikhlas sebagai wujud penghambaan diri kepada Dzat

yang maha agung tempat mengembalikan segala urusan, Allah SWT. Karena atas

rahmat, hidayah, dan inayah-Nya penulis dapat merampungkan penulisan skripsi

ini.

Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada Rasulullah

saw, penghulu para nabi, suri tauladan bagi umatnya yang membawa ajaran islam

sebagai rahmatan lil alamin.

Penulis menyadari sepenuh hati bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat

banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan baik dari segala materi,

pembahasan maupun tata bahasa. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan

kemampuan penulis yang masih perlu mengisi diri dengan ilmu pengetahuan.

Untuk itu, kritikan dan saran yang bertujuan dan membangun sungguh merupakan

masukan bagi penulis demi kesempurnaan skripsi ini.

Skripsi ini adalah buah dari ketulusan dan keikhlasan berbagai pihak. Oleh

karena itu penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak DR. M. Amin Nurdin, MA selaku dekan fakultas Ushuluddin dan

Filsafat

2. Ibu Dra. Ida Rasyidah, MA selaku Ketua Jurusan Sosiologi Agama.

ii

Page 5: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

3. Ibu Dra. Joharotul Jamilah, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan sekaligus

sebagai pembimbing skripsi penulis yang telah membimbing, meluangkan

waktu, tenaga dan pikirannya untuk penulis.

Orang tuaku tercinta ( H. Hamdani(alm) dan Hj. Marhanih) yang selalu ada dihati

penulis, yang selalu memberikan kasih sayang tanpa batas, yang selalu berharap

dalam setiap do’a yang dipanjatkan, yang selalu terjaga dalam setiap langkah

kemana kaki ini berjalan, yang selalu tersenyum penuh cinta dalam setiap canda

tawa.

Para dosen pengajar fakultas Ushuluddin dan Filsafat khususnya jurusan Sosiologi

Agama yang membuat wawasan penulis lebih terbuka lagi.

Staff perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Perpustakaan Umum,

perpustakaan Iman Jama, dan Perpumda yang telah memberikan pelayanan

dengan baik selama penulis menyelesaikan skripsi.

Kakak-kakakku tersayang yang selalu memotivasi dan memberikan fasilitas

kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Keponakan-keponakanku yang

nakal yang selalu mengganggu penulis ketika mengetik.

Specially for “abang Q A. Hafiz” yang telah mengisi dan memberikan warna

dalam kehidupan penulis, yang tak pernah berhenti memberikan semangat dalam

penulisan skripsi ini, terima kasih untuk kesabaran, pengertian dan waktu yang

diluangkan.

iii

Page 6: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

4. Pengurus Yayasan Bina Anak Pertiwi khususnya kak Zayyadi, kak Ali,

Ardi, beserta anak-anak penghuni lainnya yang telah membantu penulis

dan memberikan data-data yang terkait dengan penulisan ini.

Teman-teman SA angkatan 2004, yang tidak bisa disebutkan satu persatu, tapi

kalian semua adalah the best friend khususnya Nia, Zumi, Umi, Uti dan Ita teman

curhat penulis, tempat berbagi kesedihan dan keceriaan. Terima kasih atas

masukan-masukan dan do’a yang diberikan. Sampai kapanpun kita harus selalu

saling mendo’akan.

Teman-teman alumni Seblak angkatan 2004, Uun, Ika, Zah, Bad, dan lainnya.

Jangan pernah putuskan tali silaturahmi kita.

Ciputat, Januari 2009

Husnul Khotimah

iv

Page 7: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI …………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR …………………………………………………………. ii DAFTAR ISI …………………………………………………………………… v

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………. vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................................. 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 9

D. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 10

E. Metodologi Penelitian ..................................................................... 11

F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 14

BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Peranan dalam Perspektif Sosiologis .............................. 16

B. Kemiskinan ..................................................................................... 21

1. Pengertian Kemiskinan ............................................................... 21

2. Ukuran dan Kriteria Kemiskinan ……………………………… 28

3. Sebab dan Proses Terjadinya Kemiskinan …………………….. 32

C. Anak Jalanan ................................................................................... 36

1. Pengertian Anak Jalanan .......................................................... 36

2. Potret Anak Jalanan di Jakarta 41

D. Teori Manajemen Organisasi .......................................................... 46

Page 8: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN BINA ANAK PERTIWI

A. Sejarah Berdirinya ........................................................................ 49

B. Visi, Misi, dan Tujuan …………………………………………….. 56

C. Profil Anak Jalanan ……………………………………………….. 57

BAB IV PEMBINAAN DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN ANAK

JALANAN PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN

A. Partisipasi Anak Jalanan di Lingkungan Yayasan .......................... 62

B. Strategi Pengentasan Kemiskinan ................................................. 65

C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksaan Program ..... 79

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 83

B. Saran-Saran ………………………………………………………. 83

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir di tengah-

tengah masyarakat, khususnya di Negara-negara berkembang. Kemiskinan

senantiasa menarik perhatian berbagai kalangan, baik para akademisi maupun

para praktisi. Berbagai teori, konsep dan pendekatan pun terus menerus

dikembangkan untuk menyibak tirai dan misteri kemiskinan ini. Oleh karena itu,

kemiskinan merupakan masalah rumit yang harus terus dikaji dalam mencari jalan

keluarnya.

Di Indonesia, masalah kemiskinan merupakan masalah sosial yang

senantiasa relevan untuk dikaji terus menerus. Ini bukan saja karena masalah

kemiskinan telah ada sejak lama dan masih hadir di tengah-tengah kita saat ini,

melainkan pula karena gejalanya meningkat sejalan dengan krisis

multidimensional yang masih dihadapi oleh bangsa Indonesia.

Setelah dalam kurun waktu 1976-1996 tingkat kemiskinan menurun secara

spektakuler dari 40,1 persen menjadi 11,3 persen, jumlah orang miskin meningkat

kembali dengan tajam, terutama selama krisis ekonomi. Studi yang dilakukan oleh

BPS (Badan Pusat Statistik) menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin pada

periode 1996-1998, meningkat dengan tajam dari 22,5 juta jiwa (11,3%) menjadi

49,5 juta jiwa (24,2%) atau bertambah sebanyak 27,0 juta jiwa (BPS,1999).

Sementara itu, International Labour Organization (ILO) memperkirakan jumlah

Page 10: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

orang miskin di Indonesia pada akhir tahun mencapai 129,6 juta atau sekitar

66,3% dari seluruh jumlah penduduk (BPS, 1999).1

Meningkatnya jumlah penduduk miskin terutama di daerah perkotaan yang

ditandai dengan fenomena anak jalanan, yang tiap tahun makin bertambah

jumlahnya. Pada tahun 2002 berdasarkan data Dinas Bina Mental dan

Kesejahteraan Sosial pemprov DKI Jakarta, jumlah anak jalanan mencapai 8.158

jiwa, terdiri atas 1.795 anak di Jakarta Barat, 1.883 anak di Jakarta Pusat, 1.532 di

Jakarta Selatan, 2.296 di Jakarta Timur, dan 652 di Jakarta Utara.2

Sementara itu pada tahun 2004, jumlah anak jalanan di Indonesia berdasarkan

data yang dikumpulkan oleh BPS (Badan Pusat Statistik), tercatat 154.861 anak.

Padahal sebelum krisis berdasarkan beberapa sumber (LSM dan Depkesos)

diperkirakan jumlahnya hanya berkisar sebanyak kurang lebih 50.000 orang.3

Permasalahan sosial ekonomi tersebut saling berpengaruh yang tidak

hanya menjadi kesulitan bagi orang–orang dewasa, tetapi juga berdampak pada

anak-anak mereka dengan ikut menanggung penderitaan untuk sekedar mencari

makan.

Pendidikan dan perlindungan anak merupakan tanggung jawab orang tua,

namun karena kemiskinan mereka, maka mereka tidak lagi sanggup memenuhi

fungsi sosialnya dengan baik dalam mendidik, melindungi dan mengembangkan

1 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: PT Refika

Aditama, 2005), h. 136.

2 “Pada Hari Ini Mari Dengar Suara Anak Jalanan,” artikel ini diakses tanggal 12

januari 2009 dari http://www.kompas.com/kompas_cetak/0307/23/utama.

3 Sander Diki Zulkarnaen. “Pemberdayaan Keluarga Sebagai Basis Utama Dalam

Pembinaan Anak Jalanan,” artikel ini diakses tanggal 12 januari 2009 dari

http://www.kpai.go.id/doc/keluarga basis utama.doc.

Page 11: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

anak-anak mereka.4 Sehingga mereka tidak bisa melanjutkan sekolah misalnya.

Banyak sekali di jalanan Ibu Kota kita jumpai anak-anak yang bekerja dengan

cara mengamen atau menjadi pemulung, bahkan mereka harus hidup di jalanan.

Padahal untuk usia anak-anak, tidaklah ada yang paling penting selain pendidikan

untuk masa depan mereka agar mampu hidup di tengah tantangan perkembangan

zaman. Pendidikan mereka terlantar demi memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Orang tua mereka tentu saja tidak mampu untuk membiayai pendidikan mereka.

Padahal dengan bekal pendidikan yang baik diharapkan anak tersebut dapat

memperbaiki taraf hidupnya sehingga tidak terus menerus hidup dalam

kemiskinan.

Anak merupakan generasi penerus bangsa yang akan mewujudkan cita-cita

bangsa. Oleh karena itu, anak perlu mendapatkan perlindungan, seperti tercantum

dalam UU RI No.4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan Anak Bab II, pasal 2

bahwa: “Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan, dan bimbingan

berdasarkan kasih sayang baik dalam keluarga maupun di dalam asuhan khusus

untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar.” 5

Masa kanak-kanak merupakan salah satu masa terpenting dalam

kehidupan manusia, Keberadaannya adalah tumpuan bagi masa selanjutnya. Pada

masa ini terletak pokok pertumbuhan kepintaran anak, bertunasnya pembawaan-

pembawaan, kecenderungan minat bakatnya, perkembangan pengetahuannya,

penampakan akar-akar kemampuannya, pemilahan kecenderungannya yang baik

4 Kusmana,ed., Bunga Rampai Islam dan Kesejahteraan Sosial (Jakarta: IAIN Indonesia

Social Equity Project, 2006), h. 122.

5 UU RI No.4/1979 Tentang Kesejahteraan Anak. (Surabaya: Media Center, 2006),h. 48.

Page 12: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

maupun yang buruk. Pada masa ini juga terletak cikal bakal sosok kepribadian

anak dalam proses pencapaian selanjutnya.6

Keberadaan anak jalanan sering dianggap mengganggu keamanan dan

ketertiban serta meresahkan masyarakat. Penilaian seperti ini ada benarnya,

karena secara rasional dapat dimengerti bahwa anak yang hidup di jalanan

cenderung hidupnya tidak teratur dan karena kerasnya kehidupan mereka, maka

anak tersebut lebih mudah untuk berbuat sesuatu yang mengganggu ketertiban dan

keamanan. Misalkan berkelahi, mencuri, dan sebagainya. Sehingga dengan

seringnya melakukan tindakan tersebut, maka stigma negatif untuk anak jalanan

sulit dilepaskan. Kendati begitupun, ini tidak berarti bahwa semua anak jalanan

melakukan perbuatan yang meresahkan masyarakat.

Setidaknya ada tiga kategori resiko dari keterpaksaan yang dialami oleh

anak-anak jalanan, yaitu penderitaan mental, penderitaan kesehatan fisik dan

terganggunya masa depan pendidikan mereka.7 Tidak jarang kita jumpai anak

jalanan harus terlibat dalam berbagai pekerjaan yang beresiko tinggi dan

berbahaya. Situasi yang rentan dan rawan terhadap berbagai tindakan kejahatan.

Tentu saja hal ini berdampak negatif terhadap sikap moral dan mental mereka.

Selain itu juga dari segi kesehatan dan keselamatan mereka rawan terhadap

kecelakaan yang dapat mengakibatkan kecacatan fisik bahkan tidak sedikit yang

mengalami kematian. Keprihatinan lainnya tentu saja dalam hal kelangsungan

pendidikan mereka.

6 Hasan Baryagis. Wahai Ummi Selamatkan Anakmu (Jakarta: Penerbit Arina, 2005), h.

5.

7 Pungki Purnomo, Nasib Pekerja Anak dan Kepedulian Kita dalam jurnal Islam dan Lingkungan Hidup (Jakarta: PSKLH IAIN, 2001), h.39.

Page 13: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Banyak latar belakang yang menyebabkan anak turun ke jalan, Tetapi

kemiskinan bukanlah satu-satunya yang menyebabkan anak-anak hidup dan

mencari nafkah di jalan.8 Menurut Heru Prasadja, anak jalanan dilihat dari sebab

dan intensitas mereka berada di jalanan memang tidak dapat disamaratakan.

Dilihat dari sebab, sangat dimungkinkan tidak semua anak jalanan berada di jalan

karena tekanan ekonomi, boleh jadi karena pergaulan, pelarian, tekanan orang tua,

atau atas dasar pilihannya sendiri.9

Untuk mengatasi masalah kemiskinan dan anak-anak kurang mampu,

pemerintah sudah berusaha mencari solusinya dengan berbagai program. Namun

upaya-upaya yang dilakukan pemerintah masih belum seluruhnya dapat

mengurangi kemiskinan dan meningkatkan sumber daya manusia yang lebih baik

bagi masyarakat kurang mampu. Akibat dari ketidakmampuan ekonomi orang tua,

anak-anak tidak dapat melanjutkan pendidikan. Ironisnya anak yang seharusnya

dinafkahi oleh orang tuanya, ia terpaksa mencari nafkah dengan cara mengamen,

memulung, atau berjualan di jalanan dan sebagainya. Dengan demikian tujuan

nasional yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia belum berhasil dengan baik.10

Ketidakmampuan ekonomi merupakan masalah yang bukan hanya menjadi

tanggung jawab pemerintah saja akan tetapi juga merupakan tanggung jawab

bersama termasuk masyarakat sebagai komponen bangsa.

Allah dan Rasulullah memerintahkan agar manusia memperdulikan nasib

8 Irwanto, Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus di Indonesia ( Jakarta: PKPM

Unika Atma Jaya, 1999), h.112.

9 Heru Prasadja dan Murni Ati Agustian, Anak Jalanan dan Kekerasan (Jakarta: PKPM

Unika Atma Jaya, 2000), h.1.

10 Ary H. Gunawan, Kebijakan-Kebijakan Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), cet. Ke-2, h.121.

Page 14: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

mereka yang kebanyakan tergolong dhuafa dan terlantar. Dengan melaksanakan

aktivitas penyantunan sosial dalam masyarakat. Dalam Islam ditegaskan bahwa

anak yang kurang mampu karena orang tuanya miskin, atau yatim piatu,

merupakan kewajiban umat Islam untuk membantunya, bila tidak mau membantu,

mereka dicap sebagai pendusta agama, sebagaimana dalam surat al-Ma’un ayat 1-

7 yang artinya: “(1) tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? (2) itulah

orang yang menghardik anak yatim, (3) dan tidak menganjurkan memberi makan

orang miskin, (4) maka celakalah bagi orang-orang yang sholat, (5) yaitu orang-

orang yang lalai dari shalatnya, (6) orang-orang yang berbuat riya, (7) dan

enggan (menolong dengan) barang berguna.”

Dalam keadaan kehidupan mereka yang miskin, wajarlah jika anak jalanan

memerlukan perhatian dan kasih sayang orang lain yang peduli dengan nasib

mereka. Perhatian dan kasih sayang yang mereka perlukan tidak sebatas

pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Untuk itulah anak-anak jalanan membutuhkan

kepedulian, yaitu orang-orang yang mengikhlaskan dan mengorbankan diri

termasuk harta untuk membantu penderitaan mereka.

Bebagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi keberadaan anak jalanan

ini. Namun masalah ini tidak hanya dapat diatasi sendiri oleh satu pihak. Perlu

kerja sama berbagai pihak yang melibatkan kalangan profesional dari berbagai

disiplin ilmu di dalamnya agar menghasilkan pola penanganan yang

komprehensif.

Menghadapi masalah anak jalanan, telah banyak berdiri lembaga-lembaga

sosial dan pemerintah untuk membantu persoalan yang dihadapi anak jalanan

Page 15: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

tersebut. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pemerhati anak telah lebih dahulu

menyuarakan hak-hak mereka sebagai seorang anak. Strategi dan cara atau

pendekatan yang ditempuh oleh masing-masing LSM dalam mengatasi masalah

anak jalanan berbeda-beda.

Namun secara garis besar, kegiatan-kegiatan yang umumnya dilakukan

oleh para aktivitas LSM itu sendiri berkisar pada bimbingan sosial, pendidikan

jalanan, ekonomi jalanan, bimbingan keluarga dan kegiatan agama. Selain LSM

lembaga yang banyak berdiri adalah rumah singgah.

Keberadaan rumah singgah sedikit banyak telah membantu mengurangi masalah

anak jalanan. Para anak jalanan dididik menjadi anak yang lebih disiplin, serta

dibekali dengan ketrampilan-ketrampilan untuk masa depan mereka, agar mereka

mampu mengatasi kemiskinan yang mereka alami.

Oleh karena itu, berdasarkan pesan-pesan yang dibawa dalam al-Qur’an

tersebut, maka penulis di sini ingin melakukan penelitian terhadap Yayasan Bina

Anak Pertiwi yang sudah lama berkecimpung dalam membina anak-anak jalanan.

Ada beberapa alasan mengapa penulis ingin mengangkat tentang fenomena anak

jalanan.

Pertama, karena fenomena kemiskinan dan anak jalanan merupakan

masalah yang rumit untuk dipecahkan dan senantiasa menjadi fenomena yang

aktual dalam membicarakannya.

Kedua, penulis belum melihat maksimalnya pemerintah dalam menangani

permasalahan yang terjadi di masyarakat khususnya anak-anak jalanan, karena

pada kenyataannya anak jalanan sampai saat ini masih sangat mudah dijumpai.

Page 16: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Ketiga, penulis ingin mengetahui program-program pembinaan yang digunakan

sebuah yayasan yang konsen menangani masalah anak-anak jalanan dengan

mengembangkan potensi diri mereka secara optimal melalui kreativitas atau

wirausaha dan lainnya.

Selain itu yang lebih penting lagi adalah masalah bimbingan yang dapat

mengembangkan potensi kecerdasan spiritual terhadap nilai-nilai akidah dan

ibadah sehingga anak-anak jalanan itu dapat mengenal dirinya dan mengenal

Tuhannya dengan baik.

Karena anak-anak merupakan generasi masa depan yang menjadi harapan bangsa,

maka sebagai aset yang berharga dan mahal, anak-anak harus dipelihara dan

dijaga dengan sebaik-baiknya. Oleh sebab itu, segala urusan dan permasalahan

yang terkait dengan mereka harus senantiasa diperhatikan dengan sungguh-

sungguh. Karena ditangan generasi muda itulah, perjalanan bangsa, masyarakat,

Negara, dan peradaban umat manusia ditentukan. Demikian pula dengan maju dan

mundurnya masyarakat, serta keterpurukan yang dialami oleh sebuah bangsa,

ditangan generasi mudalah, pembangunan peradaban dilakukan. Dari pemikiran di

atas, maka penulis tertarik untuk memilih judul “Peran Yayasan Bina Anak

Pertiwi dalam Pengentasan Kemiskinan (Studi Kasus pada Anak Jalanan di

Daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan).”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk mempermudah dalam pelaksanaan penelitian, penulis membatasi

masalah yang diteliti pada beberapa hal yaitu Penelitian ini diartikan sebagai

Page 17: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

upaya yang dilakukan oleh Yayasan Bina Anak Pertiwi melalui peranannya dalam

pengentasan kemiskinan anak jalanan melalui program yang ada di yayasan

seperti pendidikan, pelatihan pemberdayaan, dan pelatihan keagamaan. Selain itu

subjek penelitian dibatasi pada anak-anak jalanan di bawah asuhan Yayasan Bina

Anak Pertiwi yang berkisar pada usia remaja antara 14-17 tahun.

Kemudian untuk memperjelas permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan

ini, maka perlu dirumuskan permasalahan-permasalahan sebagai berikut:

“bagaimana upaya yang dilakukan oleh Yayasan Bina Anak Pertiwi dalam

mengentaskan kemiskinan anak-anak jalanan?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah penulis rumuskan di atas,

maka tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui

program apa saja yang dilakukan Yayasan Bina Anak Pertiwi melalui peranannya

dalam mengentaskan kemiskinan anak jalanan.

Sedangkan manfaat penelitian adalah:

1. Manfaat bagi penulis

Melatih berfikir ilmiah dalam mengentaskan masalah-masalah melalui

penelitian langsung pada objek tertentu yang menjadi sasaran, sehingga

ilmu yang selama ini dipelajari dapat diaplikasikan, serta sebagai syarat

untuk memperoleh gelar sarjana S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

jurusan Sosiologi Agama di UIN Syarif Hidayatullah.

2. Manfaat bagi yayasan

Page 18: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Sebagai salah satu referensi bagi pengelola yayasan untuk lebih

mengembangkan dan meningkatkan bidang pembinaan yang sudah ada,

menjadi lebih baik.

Sedangkan manfaat dari penelitian ini, adalah agar kita dan masyarakat

bisa lebih memahami kehidupan dalam sebuah yayasan-yayasan sosial dan bisa

memberikan sumbangsih dan kontribusi bagi anak-anak yang hidup dalam

yayasan-yayasan sosial.

D. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan penelusuran kepustakaan yang telah peulis lakukan, ada

beberapa skripsi yang membahas atau berkaitan dengan anak jalanan, diantaranya:

1. Agama Anak Jalanan (Studi Kasus Anak Jalanan di Wilayah Melawai,

Jakarta Selatan). Skripsi ditulis oleh Firdaus, mahasiswa Sosiologi

Agama, tahun 2006.

Religiusitas Pengamen Jalanan (Studi Kasus Pengamen Jalanan di Tanjung

Priok. Skripsi ditulis oleh Nur Fitriah, mahasiswa Sosiologi Agama, tahun 2005.

Dari skripsi-skripsi di atas, walaupun ada kesamaan dalam subjek

penelitian, akan tetapi yang menjadi kajian utamanya berbeda. Dalam skripsi yang

ditulis oleh Firdaus, membahas tentang perilaku keagamaan anak jalanan yang

berada di wilayah Melawai, Jakarta Selatan.

Begitu juga dengan skripsi yang ditulis oleh Nur Fitriah, membahas tentang

religiusitas pengamen Jalanan yang berkaitan dengan pemahaman agama

mengenai ibadah wajib dan sunnah yang dilakukan sehari-hari.

Berbeda dengan skripsi ini, di sini penulis membahas tentang kemiskinan anak

Page 19: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

jalanan dan upaya sebuah yayasan melalui program-programnya untuk

mengentaskan kemiskinan anak jalanan tersebut

E. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif, yaitu studi tentang suatu

penelitian yang berupaya menghimpun data baik berupa kata-kata maupun tulisan

dari orang-orang yang diamati guna mendapatkan data-data yang diperlukan

kemudian mengolah dan menganalisanya secara deskriptif.

Kata deskriptif berasal dari bahasa Inggris “description” yang berarti

penggambaran, kata kerjanya adalah “to describe” artinya menggambarkan.11

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu gejala

menurut apa adanya.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah cara untuk memperoleh data dalam bentuk mengamati

serta mengadakan pencatatan dari hasil observasi. Teknik observasi yang penulis

lakukan adalah bersifat langsung yaitu mendatangi Yayasan Bina Anak Pertiwi, di

wilayah Pasar Minggu Jakarta Selatan yang mana terdapat informan sebagai nara

sumber.

11 M. Meden Ridwan, ed. Tradisi Baru Penelitian Agama Islam (Bandung: Nuansa,

2001), h.229.

Page 20: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

b. Wawancara/Interview

Wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka (face to face)

dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancara

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.12

Penelitian ini menggunakan wawancara terbuka tak berstruktur dengan cara

mengajukan pertanyaan yang tidak terikat dan lebih bebas berdasarkan pedoman

pertanyaan yang dimiliki oleh penulis untuk memperoleh data yang diperlukan.

Hal ini dilakukan untuk memperluas informasi yang dibutuhkan.

Untuk mendukung analisa tersebut, penulis melakukan wawancara secara

langsung kepada 1 orang ketua sebagai informan utama, dan 1 orang pengurus

sekaligus pekerja sosial yang ada di yayasan sebagai tambahan informasi yang

mendukung dari informan utama dan para anak jalanan sebanyak 5 orang sebagai

penguat dari pernyataan informan utama. Terdiri dari I orang berusia 14 tahun, 2

orang berusia 15 tahun, 1 orang berusia 16 tahun, dan 1 orang berusia 17 tahun.

Lama mereka tinggal di yayasan bervariasi mulai dari 2-5 tahun agar mudah

mengetahui program apa saja yang sudah mereka dapatkan.

c. Waktu dan tempat penelitian

Waktu yang dibutuhkan penulis untuk melakukan penelitian ini dimulai

dari bulan November 2008 sampai Februari 2009. Lokasi penelitian dilakukan di

Yayasan Bina Anak Pertiwi yang beralamat di Jl. Bacang Gg. Kenanga no. 46

Kelurahan Jati Padang Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

12 Imam prayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial Agama (Bandung :Remaja

Rosda Karya, 2003), cet ke-2, h.167.

Page 21: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

d. Dokumentasi

Yaitu dengan mencari data-data yang tertulis, baik berupa buku, jurnal,

ataupun lainnya. Teknik ini dilakukan dengan cara mengkategorikan

(mengklasifikasikan) kemudian mempelajari bahan-bahan tertulis yang

berhubungan dengan masalah penelitian dan mengambil data atau informasi yang

dibutuhkan. Sumbernya berupa dokumen, buku, majalah, koran dan lain-lain.

Data yang diambil adalah data sekunder.

3. Instrumen Penelitian

Instumen yang dilakukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan

pedoman wawancara, kamera digital untuk dan tape recorder untuk mendukung

kegiatan wawancara agar lebih mudah mengolah data hasil wawancara.

4. Sumber Data

a. Data primer. Yaitu data dari hasil obsevasi, wawancara dan

dokumentasi Yayasan Bina Anak Pertiwi

b. Data sekunder. Yaitu buku-buku tertentu, majalah dari berbagai

literatur yang berhubungan dengan penelitian.

5. Analisis Data

a. Proses penafsiran

Dalam penafsiran ini, penulis melakukan analisa pengumpulan data

dengan menggunakan beberapa bukti, membangun rangkaian bukti dan

mengklarifikasinya. Setelah data itu direduksi dan dilakukan berbagai proses

pemilihan pemusatan perhatian dan penyederhanaan data dasar. Selanjutnya

dilakukan penyajian data yang merupakan sekumpulan informasi yang tersusun

Page 22: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.

b. Penyimpulan hasil penelitian

Penyimpulan hasil penelitian ini penulis menggunakan pola fikir deduktif

dan induktif. Deduktif adalah menarik kesimpulan dari dalil-dalil yang sifatnya

umum untuk dijadikan kesimpulan yang sifatnya khusus. Sedangkan induktif

adalah menarik kesimpulan dari yang bersifat khusus untuk kemudian dijelaskan

secara luas.

Kesimpulan yang akan diambil oleh peneliti selalu didasarkan atas semua data

yang diperoleh dalam kegiatan penelitian. Kesimpulan adalah jawaban

berdasarkan data yang terkumpul, dan kesimpulan merupakan solusi yang bukan

diberikan kepada objek penelitian.

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan pada penelitian ini, penulis membagi

menjadi lima bab, sebagai berikut:

Bab satu (I) berupa pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian,

dan sistematika penulisan.

Bab dua (II) berupa kajian teori yang berisi pengertian peranan dalam perspektif

sosiologis, kemiskinan yang meliputi: pengertian kemiskinan, ukuran dan kriteria

kemiskinan, sebab dan proses terjadinya kemiskinan, dan anak jalanan yang

meliputi: pengertian anak jalanan, dan potret anak jalanan di Jakarta.

Bab tiga (III) berupa gambaran umum yang berisi sejarah berdirinya, visi,

Page 23: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

misi, dan tujuan, struktur organisasi, serta aktivitas sosial anak jalanan di yayasan.

Bab empat (IV) berupa pembinaan dalam pengentasan kemiskinan anak

jalanan yang berisi, partisipasi anak jalanan di lingkungan yayasan, strategi

pengentasan, dan faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksaan program.

Bab lima (V) berupa Penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran

Page 24: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

BAB II

KAJIAN TEORI

A. PERANAN DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGIS

Asal usul kata peranan sosial dipinjam dari dunia sandiwara (drama).

Sebuah drama terdiri dari suatu “lakon” dan sejumlah pelaku. Istilah peranan

(dalam sandiwara) oleh para sosiolog dialihkah ke “panggung masyarakat”.13

Manusia dalam masyarakat diungkapkan sebagai pelaku dari peranan-peranan

sosial, istilah peranan menunjukkan bahwa masyarakat mempunyai lakon. Lakon

masyarakat itu disebut fungsi atau tugas masyarakat Jadi peranan sosial adalah

bagian dari fungsi masyarakat. Karena manusia dalam kehidupannya menempati

kedudukan-kedudukan tertentu, oleh karena itu mereka merasa bahwa setiap

kedudukan yang mereka tempati itu menimbulkan harapan-harapan (expectations)

tertentu dari orang-orang sekitar. Misalnya dalam setiap peranan yang berkaitan

dengan pekerjaan, seseorang diharapkan dapat menjalankan kewajiban-kewajiban

yang berhubungan dengan peranan yang di pegangnya.

Gross, Mason, dan McEachern mendefinisikan peranan sebagai seperangkat

harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial

tertentu.14 Dengan kata lain peranan-peranan tersebut ditentukan oleh norma-

norma di dalam masyarakat, maksudnya adalah setiap individu dalam setiap

pekerjaannya diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang diharapkan oleh

13 Drs. D. Hendropuspito, Sosiologi sistematik ( Yogyakarta: Kanisius, 1989), h.177-178.

14 David Berry, Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi (Jakarta: CV Rajawali, 1983), h.100.

Page 25: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

masyarakat, di dalam keluarga, dan di dalam peranan-peranan lainnya.

Sarlito Wirawan Sarwono juga mengemukakan hal yang sama tentang peranan,

yaitu harapan-harapan orang lain pada umumnya tentang prilaku yang pantas, dan

seyogyanya ditentukan oleh seseorang yang mempunyai peranan tertentu.15

Di dalam peranan terdapat dua macam harapan, yaitu:16

Harapan-harapan dari masyarakat terhadap pemegang peran atau kewajiban-

kewajiban dari pemegang peran.

Harapan-harapan yang dimiliki oleh si pemegang peran terhadap masyarakat atau

terhadap orang-orang yang berhubungan dengannya dalam menjalankan

peranannya atau kewajiban-kewajibannya.

Dari penjelasan tersebut di atas terlihat suatu gambaran bahwa yang

dimaksud dengan peranan merupakan kewajiban-kewajiban dan keharusan yang

dilakukan seseorang karena kedudukannya dalam status tertentu pada lingkungan

di mana dia berada. Dalam realitas kehidupan, semua orang mempunyai peranan

masing-masing. Dan setiap yang mempunyai peranan itu biasanya bisa

menyesuaikan dengan peranan tersebut. Misalnya, seseorang ketika berada di

rumah ia mempunyai peranan sebagai kepala rumah tangga, namun ketika di

kantor ia berperan sebagai karyawan, dan sebagainya. Peranan seperti ini sangat

kompleks tergantung pada mobilitas sosialnya.

15 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial (Jakarta : CV Rajawali,

1984), cet.ke.I, h. 235.

16 David Berry, Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi, h. 101.

Page 26: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Peranan mencakup tiga hal, yaitu :17

Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat

seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian

peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan

bermasyarakat.

Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu

dalam masyarakat sebagai organisasi.

Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur

sosial masyarakat.

Perlu pula disinggung mengenai fasilitas-fasilitas bagi peranan individu

(role-facilities). Masyarakat biasanya memberikan fasilitas-fasilitas pada individu

untuk dapat menjalankan peranan. Lembaga-lembaga kemasyarakatan merupakan

bagian masyarakat yang banyak menyediakan peluang-peluang untuk pelaksanaan

peranan. Kadang-kadang perubahan struktur suatu golongan kemasyarakatan

menyebabkan fasilitas-fasilitas bertambah. Misalnya perubahan departemen

pemerintahan dalam menangani kasus anak jalanan, dan lain lain.

Bertolak dari sudut-sudut pandangan di atas, peranan sosial dapat didefinisikan

sebagai bagian dari fungsi sosial masyarakat yang dilaksanakan oleh orang atau

kelompok tertentu, menurut pola kelakuan lahiriah dan batiniah yang telah

ditentukan.

17 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2002), h. 244.

Page 27: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Dari gambaran di atas tentang peranan, dapat disimpulkan beberapa aspek

yaitu:18

1. Peranan sosial adalah sebagian dari keseluruhan fungsi masyarakat.

Fungsi pada umumnya adalah suatu pengertian yang menunjukkan

pengaruh khas dari satu bagian terhadap keseluruhan. Masyarakat sebagai

keseluruhan kesatuan hidup bersama mengemban tugas umum, ialah

mencukupi kepentingan umum yang berupa kesejahteraan spiritual dan

material, tata tertib ketentaraman dan keamanan. Tugas umum ini hanya

dapat terlaksana dengan baik jika anggota-anggotanya dan bagian-

bagiannya berfungsi baik. Adapun bagian-bagian masyarakat itu tak lain

adalah kelompok-kelompok sosial atau lembaga-lembaga sosial.

Lembaga-lembaga sosial inilah yang bisa berupa sebuah yayasan yang

berdiri sendiri atau lembaga lainnya yang mengemban tugas bagian yang

disebut fungsi sosial. Dalam hal ini misalnya yayasan Bina anak Pertiwi

memiliki komitmen terhadap kesejahteraan anak-anak jalanan di daerah

Pasar Minggu.

2. Peranan sosial mengandung sejumlah pola kelakuan yang telah ditentukan.

Jika peranan sosial ditinjau dari sudut lain yakni bagaimana

pelaksanaannya, peranan sosial adalah seperangkat pola kelakuan lahiriah

dan batiniah yang harus diikuti oleh individu yang bersangkutan.

Misalnya, bagaimana seorang pengurus yayasan yang fokus terhadap

permasalahan anak jalanan mampu memahami karakter anak-anak jalanan,

18 Hendropuspito, Drs. D. Sosiologi sistematik, h.179-181.

Page 28: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

bagaimana harus bersikap terhadap mereka, bagaimana harus berbicara

dan berbuat kepada mereka, semua itu sudah mempunyai pola tersendiri,

dia tidak hanya harus memahami anak-anak jalanan, tetapi juga harus

mengerti dan merasakan segala kesulitan-kesulitan anak-anak jalanan.

3. Peranan sosial dilakukan oleh perorangan atau kelompok tertentu,

misalnya sebuah yayasan atau lembaga lainnya.

4. Pelaku peranan sosial mendapat tempat tertentu dalam tangga masyarakat.

Sama halnya dengan suatu pementasan sebuah drama, pelaku-pelaku yang

menjalankan peranan sosial diberi tempat dalam suatu tangga masyarakat.

Misalnya dalam setiap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sebuah

lembaga, maka masyarakat akan memberikan dukungan baik berupa

materi atau semangat.

5. Dalam peranan sosial terkandung harapan-harapan yang khas dari

masyarakat.

Setiap peranan sosial adalah sejumlah harapan yang hendak diwujudkan,

juga harapan dari orang banyak yang realisasinya diserahkan kepada

seorang atau beberapa pelaku. Isi harapan dari masyarakat adalah agar

peranan (tugas) sosial tersebut dilakukan menurut norma dan peraturan

yang telah ditentukan. Misalnya sebuah yayasan yang fokus dalam

masalah anak jalanan memiliki harapan dari masyarakat yang

menginginkan anak-anak jalanan bebas dari keterpurukannya.

6. Dalam peranan sosial ada gaya khas tertentu.

Page 29: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Setiap peranan yang dipegang oleh individu atau kelompok memiliki

harapan-harapan yang berbeda sesuai dengan penjiwaannya. Misalnya

lembaga yang menangani masalah anak jalanan, maka penjiwaannya pun

seperti halnya anak-anak jalanan, atau contoh lainnya lembaga yang

menangani masalah kemiskinan, maka karakternya pun dapat memahami

kemiskinan tersebut dibanding orang atau lembaga yang tidak memahami

masalah tersebut.

B. KEMISKINAN

a. Pengertian Kemiskinan

Dalam merumuskan pengertian-pengertian tentang kemiskinan nampaknya

bukan suatu hal yang mudah, karena selain kompleksnya masalah yang berkaitan

dengan kemiskinan di samping itu juga masing-masing para pembuat pengertian

tentang kemiskinan sangat dipengaruhi oleh latar belakang kerangka berfikir dan

fokus perhatian yang berbeda dalam melihat masalah kemiskinan itu sendiri.

Kemiskinan merupakan masalah global yang sering dikaitkan dengan masalah

kebutuhan, kesulitan, dan kekurangan-kekurangan dalam hidup. Kemiskinan

memiliki beberapa ciri, yaitu:

1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (pangan, sandang,

dan papan).

2. Ketiadaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan,

pendidikan, sanitasi, air bersih, dan transportasi).

3. Ketiadaan jaminan masa depan (karena tiada investasi untuk pendidikan

dan keluarga).

Page 30: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massal.

Rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan keterbatasan sumber alam.

5. Ketidakterlibatan dalam kegiatan sosial masyarakat.

6. Ketiadaan akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian yang

berkesinambungan.

7. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.

8. Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial (anak terlantar, wanita

korban tindak kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marjinal

dan terpencil).19

Kemiskinan itu sendiri berasal dari kata “miskin” dengan mendapatkan

awalan “ke” dan akhiran “an”. Miskin adalah tidak berharta benda; serba

kekurangan (berpenghasilan sangat rendah), sedangkan kemiskinan adalah hal

miskin; keadaan miskin; situasi penduduk atau sebagian penduduk yang hanya

dapat memenuhi makanan, pakaian, dan perumahan yang sangat diperlukan untuk

mempertahankan tingkat kehidupan yang minimum.20

Dalam literatur hukum Islam, istilah kemiskinan atau “miskin” dibedakan dengan

“fakir”. Mengenai perbedaan kedua istilah tersebut, definisi miskin adalah yang

memiliki harta benda/pencaharian atau kedua-duanya hanya bisa menutupi

seperdua atau lebih dari kebutuhan pokok. Sedangkan yang disebut fakir ialah

mereka yang tidak memiliki sesuatu harta benda atau tidak memiliki mata

pencaharian tetap atau mempunyai harta benda tetapi hanya mampu menutupi

19 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. h.132.

20 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka , 1998) Cet. Ke-2. h.587.

Page 31: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

kurang seperdua kebutuhan pokoknya.21

Para sosiolog menyebut masyarakat miskin sebagai masyarakat marjinal,

masyarakat pinggiran, atau masyarakat kumuh. Karena itu banyak pula teori yang

menjelaskan tentang masyarakat miskin, antara lain menurut Murray, masyarakat

miskin atau masyarakat marjinal, atau masyarakat kumuh adalah mereka yang

dalam kehidupan sehari-harinya tinggal di perkampungan perkotaan yang

letaknya sangat strategis untuk bertahan hidup, di mana perkampungan tersebut

dikenal sebagai kampung ilegal, liar, kotor, sarang penyakit. Sumber perlawanan

dan kejahatan. Hal senada juga diutarakan oleh Adam Firol, yang menjelaskan

bahwa masyarakat miskin adalah mereka yang memiliki buruknya kondisi rumah

sebagai tempat tinggal dan kampung-kampung pemukiman mereka disebabkan

oleh adanya ledakan jumlah penduduk.22

Terdapat banyak sekali teori dalam memahami kemiskinan. Bila dipetakan maka

terdapat dua paradigma atau teori besar (grand theory) mengenai kemiskinan:

yakni paradigma neo-liberal yang memfokuskan pada tingkah laku individu dan

demokrasi sosial (social-democracy) yang mengarah pada struktur sosial.23

Teori neo-liberal berakar pada karya politik klasik yang ditulis oleh Thomas

Hobbes, John Lock dan John Stuart Mill. Teori yang memfokuskan pada tingkah

laku individu merupakan teori tentang pilihan, harapan, sikap, motivasi, dan

kapital manusia (human capital). Intinya menyerukan bahwa komponen penting

21 Ali Yafie, Islam dan Problematika Kemiskinan Pesantren (Jakarta: Buku P3LM,

1986), h.6.

22 Y. Argo Twikromo, Pemulung Jalanan Yogyakarta : Konstruksi Marjinalitas dan

Perjuangan terhadap Bayang-Bayang Budaya Dominan (Yogyakarta: Media Pressindo,

1999),h.5.

23 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Me mberdayakan Rakyat. h. 138

Page 32: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

dari sebuah masyarakat adalah kebebasan individu. Kaum neo-liberal yang

mengedepankan azas laissez faire disebut sebagai ide yang mengunggulkan

mekanisme pasar bebas. Maksudnya bahwa manusia bebas mengambil keputusan

untuk dirinya sendiri dengan tersedianya pilihan-pilihan. Perspektif ini sejalan

dengan teori sosiologi fungsionalis, yang menyarankan bahwa sejumlah fungsi

lebih penting dan tentu saja lebih menguntungkan bagi masyarakat dibandingkan

dengan fungsi-fungsi lainnya. Dari perspektif teori fungsional, ketidaksetaraan itu

tidak dapat dihindari dan diinginkan adalah keniscayaan dan penting bagi

masyarakat secara keseluruhan.24

Para pendukung teori neo-liberal beragumen bahwa kemiskinan merupakan

persoalan individual yang disebabkan oleh kelemahan-kelemahan atau pilihan-

pilihan individu yang bersangkutan. Kemiskinan akan hilang dengan sendirinya

jika kekuatan-kekuatan pasar diperluas sebesar-besarnya dan pertumbuhan

ekonomi dipacu setinggi-tingginya. Secara langsung, strategi penanggulangan

kemiskinan harus bersifat ‘residual’ sementara, dan hanya melibatkan keluarga,

kelompok-kelompok swadaya atau lembaga-lembaga keagamaan. Peran Negara

hanyalah sebagai “penjaga malam” yang baru boleh ikut campur manakala

lembaga-lembaga di atas tidak mampu lagi menjalankan tugasnya.

Sedangkan teori demokrasi sosial memandang bahwa kemiskinan bukanlah

persoalan individual, melainkan struktural. Kemiskinan di sebabkan oleh adanya

ketidak adilan dan ketimpangan dalam masyarakat akibat tersumbatnya akses-

akses kelompok tertentu terhadap berbagai sumber-sumber kemasyarakatan.

24 Michael Sherraden. Aset untuk Orang Miskin; Perspektif Baru Usaha Pengentasan

Kemiskinan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h.47.

Page 33: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Pandangan strukturalis ini diwakili oleh kelompok Marxis, yaitu bahwa

hambatan-hambatan struktural yang sistematik telah menciptakan ketidaksamaan

dalam kesempatan, dan berkelanjutannya penindasan terhadap kelompok miskin

oleh kelompok kapitalis. Variasi teori struktural ini terfokus pada topik seperti ras,

gender, atau ketidaksinambungan geografis dalam kaitannya atau dalam

ketidakterkaitannya dengan ras.25

Pendukung demokrasi sosial berpendapat bahwa kesetaraan merupakan prasyarat

penting dalam memperoleh kemandirian dan kebebasan. Pencapaian kebebasan

hanya dimungkinkan jika setiap orang memiliki atau mampu menjangkau sumber-

sumber, seperti pendidikan, kesehatan yang baik, dan pendapatan yang cukup.

Kebebasan lebih dari sekedar bebas dari pengaruh luar. Melainkan pula bebas

dalam menentukan plihan-pilihan (choice). Dengan kata lain kebebasan berarti

memilliki kemampuan (capabilities) untuk melakukan atau tidak melakukan

sesuatu. Misalnya, kemampuan memenuhi kebutuhan dasarnya, kemampuan

menghindari kematian dini, kemampuan menghindari kekurangan gizi,

kemampuan membaca, menulis, dan berkomunikasi. Negara karenanya memiliki

peranan di dalam menjamin bahwa setiap orang dapat berpartisipasi dalam

transaksi-transaksi kemasyarakatan yang memungkinkan mereka menentukan

pilihan-pilihannya dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

Singkatnya, teori perilaku individu meyakini bahwa sikap individu yang tidak

produktif telah mengakibatkan lahirnya kemiskinan. Disisi lain, teori struktur

sosial melihat bahwa kondisi miskinlah yang mengakibatkan perilaku tertentu

25 Michael Sherraden. Aset untuk Orang Miskin. h. 47-48.

Page 34: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

pada setiap individu, yaitu munculnya sikap individu yang tidak produktif

merupakan akibat dari adaptasi dengan keadaan miskin.

Pada tingkat ekstrem, kedua teori ini bersifat normatif, dilihat dari anggapan teori

perilaku individu yang melakukan tuduhan moral bahwa orang yang tidak

produktif dikarenakan mereka lemah dibidang kualitas, latihan, atau moralitas dan

mereka harus bangkit sendiri dan berbuat lebih baik. Teori struktural juga

memiliki anggapan mengenai penilaian moral, bahwa struktur sosial yang ada saat

ini tidak adil terhadap kelompok miskin sehingga harus diubah.

Di luar pandangan-pandangan keras tersebut, ada juga kelompok yang tidak

memihak (middle ground). Teori yang paling terkenal dari kelompok ini antara

lain adalah teori mengenai budaya miskin sebagaimana dijelaskan oleh Oscar

Lewis. Teori ini menggambarkan budaya kelompok kelas bawah, khususnya pada

orientasi untuk masa sekarang dan tidak adanya penundaan atas kepuasan,

mengekalkan kemiskinan di kalangan mereka dari satu generasi ke generasi

berikutnya.26

Perspektif ini dikenal sebagai situasi miskin, yang mengindikasikan bahwa adanya

disfungsi tingkah laku ternyata merupakan adaptasi fungsional terhadap keadaan-

keadaan yang sulit yang mengakibatkan mereka menempati posisi di bawah dalam

struktur sosial.27

Kelompok tengah (middle ground) ini bermuara kepada Max Weber, seorang

sosiologis institusional besar yang kemudian dilanjutkan oleh Ralf Dahrendrof.

Weber menentang posisi Marxis tentang teori determinisme ekonominya. Weber

26 Michael Sherraden. Aset untuk Orang Miskin. h. 50.

27 Michael Sherraden. Aset untuk Orang Miskin, h. 51.

Page 35: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

melihat “kesempatan hidup” (life chances) secara jauh lebih kompleks yang tidak

hanya bergantung pada kedudukan kelas ekonomi, tetapi juga kekuasaan politik,

preseden sejarah, hubungan status sosial, dan lain sebagainya. Kesempatan-

kesempatan ini merepresentasikan kemungkinan-kemungkinan untuk mobilitas

sosial dan ekonomi.28

Kesempatan hidup diartikan sebagai seperangkat kesempatan yang tersedia untuk

seorang individu. Kesempatan hidup merupakan batasan-batasan, atau sedikitnya

batasan-batasan terhadap pilihan. Dengan kata lain, kesempatan bagi semua orang

tidak sama dan sejak usia dini, pembatasan terhadap pilihan-pilihan tersebut

diinternalisasikan dan ikut membentuk sikap hidup dan tingkah laku seseorang.

Dahrendrof meminjam dari teori Weber, menciptakan hubungan variable-variabel

tatanan sosial dan kesempatan hidup bagi setiap individu,

Kesempatan-kesempatan hidup merupakan kesempatan pengembangan individu yang dibekali

oleh karakter struktur sosial, bentukan, atau cetakan (moulds), sebagaimana biasa kita

menyebutnya, karena cetakan tersebut menyediakan sebuah jembatan penting untuk memahami

masyarakat yang menekankan pentingnya kualitas struktur sosial……dan merupakan sebuah teori

normatif masyarakat yang menekankan kebebasan individu.29

Jadi konsep kesempatan hidup dan institusi-institusi ekonomi dan sosial

yang membentuk kesempatan-kesempatan tersebut dapat digunakan sebagai dasar

penting bagi teori kesejahteraan.

b. Ukuran dan Kriteria Kemiskinan

Untuk mengukur kemiskinan pada umumnya menggunakan indikator

28 Michael Sherraden. Aset untuk Orang Miskin, h. 52.

29 Michael Sherraden. Aset untuk Orang Miskin. h. 53.

Page 36: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

pendapatan per waktu kerja (untuk Amerika digunakan ukuran setahun sebagai

waktu kerja, sedangkan di Indonesia digunakan ukuran waktu kerja sebulan).

Dengan adanya tolok ukur ini, maka jumlah dan siapa-siapa yang tergolong

sebagai orang miskin dapat diketahui untuk dijadikan kelompok sasaran yang

diperangi kemiskinannya.

Tolok ukur lainnya adalah berdasarkan kebutuhan relatif per keluarga yang

batasan-batasannya dibuat berdasarkan kebutuhan minimal yang harus dipenuhi

agar sebuah keluarga dapat melangsungkan kehidupannya secara sederhana, tetapi

memadai sebagai warga masyarakat yang layak. Yang menjadi cakupan dalam

tolok ukur ini adalah kebutuhan-kebutuhan yang berkenaan dengan biaya sewa

rumah dan mengisi rumah dengan peralatan rumah tangga yang sederhana tetapi

memadai, biaya-biaya untuk memelihara kesehatan dan untuk pengobatan. Biaya-

biaya untuk menyekolahkan anak-anak, biaya untuk sandang yang sewajarnya dan

biaya untuk pangan yang sederhana tetapi mencukupi dan memadai.

Berdasarkan definisi kemiskinan dan fakir miskin dari BPS dan Depsos

(2002), jumlah penduduk miskin pada tahun 2002 mencapai 35,7 juta jiwa dan

15,6 juta jiwa (43 %) diantaranya masuk kategori fakir miskin.angka kemiskinan

ini akan lebih besar lagi jika dalam kategori kemiskinan dimasukkan Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang kini jumlahnya mencapai lebih dari

21 juta orang. PMKS meliputi gelandangan, pengemis, anak jalanan, yatim piatu,

jompo terlantar, dan penyandang cacat yang tidak memiliki pekerjaan atau

memiliki pekerjaan namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.30

30 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. h. 137.

Page 37: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Batas garis kemiskinan itu sendiri yang dipakai oleh Badan Pusat Statistik (BPS)

setiap tahunnya selalu berubah berdasarkan tingkat inflasi yang berlaku dan

dipisahkan antara kota dan desa.

Dalam seminar yang diadakan oleh Universitas Prof. DR. Moestopo

(Beragama) disebutkan bahwa masyarakat yang termasuk kategori miskin (target

group) baik secara kultural maupun struktural sebagai berikut :

• Buruh tani (tidak memiliki lahan)

• Petani gurem dengan pemilikan lahan kurang dari 0,25 ha

• Nelayan miskin (buruh nelayan)

Penganggur (fully unemployment)

Penganggur terselubung (disguised unemployment)

Putus sekolah (drop out)

Buruh kecil

Perambah hutan (forest squatters), dll.31

Selain itu dalam seminar tersebut juga mengkategorikan orang miskin

dilihat dari pendekatan wilayah (target area), yaitu sebagai berikut:

• Daerah padat penduduk

• Daerah kritis tandus

• Daerah kumuh perkotaan

• Daerah rawan bencana alam (kebakaran, banjir, dll)

• Daerah terkena penataan wilayah

31 Universitas Prof. DR. Moestopo (Beragama), Rangkuman Seminar Sehari

Pengentasan Kemiskinan dan Kesenjangan Pemerataan Hasil Pembangunan (Jakarta 24 juli

1993), h.13.

Page 38: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

• Daerah terkena proyek pembangunan Daerah aliran sungai (DAS)

• Perkampungan nelayan miskin Daerah perbatasan32

Dalam usaha untuk melakukan pengukuran tingkat kemiskinan tidak

cukup dilihat hanya dari sudut pendapatan, konsep taraf hidup (level of living)

juga perlu diukur berdasarkan faktor pendidikan, kesehatan, perumahan, dan

kondisi sosial lainnya. Kenyataan tersebut mengakibatkan pendekatan yang

digunakan untuk mengukur tingkat kemiskinan juga bervariasi.33

Adanya berbagai variasi pendekatan dan pengukuran tersebut sekaligus

menunjukkan bahwa kemiskinan dapat dilihat secara absolut dan secara relatif.

Secara absolut maksudnya tingkat kemiskinan diukur dengan standar tertentu,

sehingga kemudian dapat dikatakan bahwa mereka yang taraf hidupnya di bawah

standar yang ditentukan tersebut dikatakan miskin, sebaliknya mereka yang

berada di atas standar dinyatakan tidak miskin.

Dengan membandingkan jumlah penduduk yang berada di bawah standar, apabila

perbandingannya dilakukan antar dua kondisi yang mempunyai rentang waktu

yang cukup panjang dan tuntutan kebutuhan hidup yang semakin meningkat

sebagai perubahan sosial ekonomi yang telah terjadi, maka standar yang dipakai

sudah tidak memadai lagi.

Walaupun dengan menggunakan standar yang lama dapat diketahui semakin

banyak warga masyarakat yang sudah keluar dari kondisi kemiskinan, akan tetapi

dilihat dari tuntutan kebutuhan yang semakin berkembang, kondisi tersebut tetap

32 Rangkuman Seminar Sehari Pengentasan Kemiskinan dan Kesenjangan Pemerataan

Hasil Pembangunan, h.13-14.

33 Soetomo, Masalah Sosial dan Pembangunan (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1995), h.117.

Page 39: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

dirasakan sebagai masih berada dalam keadaan miskin. Permasalahan yang sama

akan dijumpai apabila memperhatikan stratifikasi sosial yang ada, dimana

walaupun lapisan bawah telah meningkat taraf hidupnya, akan tetapi apabila

peningkatan itu dibandingkan dengan yang dialami lapisan lain, masih jauh lebih

rendah, maka secara relatif masih merasakan kondisinya tetap miskin.

Dalam pengukuran kemiskinan relatif bertambah relevan jika digunakan

dalam masyarakat yang sudah semakin terbuka dan berkembang. Dalam konsep

kemiskinan relatif ini, kemiskinan tidak semata-mata diukur dengan

menggunakan standar yang baku, melainkan juga dilihat dari seberapa jauh

peningkatan taraf hidup lapisan terbawah telah terjadi dibandingkan dengan

lapisan masyarakat lain, juga dibandingkan dengan kenaikan tuntutan kebutuhan

hidup yang berkembang sejalan dengan perkembangan kehidupan bermasyarakat.

c. Sebab dan Proses Terjadinya Kemiskinan

Masalah kemiskinan mempunyai keterkaitan pada seluruh aspek

kehidupan masyarakat. Latar belakang yang akan kita jumpai meliputi beberapa

aspek yaitu: sosial, ekonomi, psikologi, dan politik. Dalam aspek sosial yang

menjadi penyebab kemiskinan adalah akibat dari keterbatasan interaksi sosial dan

penguasaan informasi. Pada aspek ekonomi akan tampak pada keterbatasan pada

kepemilikan alat produksi, upah yang kecil, daya tawar yang rendah, tabungan

yang nihil, kurang agresifnya memanfaatkan peluang yang ada. Dari aspek

psikologis terutama akibat rasa rendah diri, fatalisme, malas, dan rasa terisolir.

Sedangkan dari aspek politik berkaitan dengan kecilnya akses terhadap berbagai

fasilitas dan kesempatan, diskriminatif, posisi lemah dalam proses pengambilan

Page 40: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

keputusan.34

David cox membagi kemiskinan ke dalam beberapa dimensi, yaitu:

1. Kemiskinan yang diakibatkan globalisasi. Globalisasi

menghasilkan pemenang dan yang kalah. Pemenang umumnya

adalah Negara-negara maju. Sedangkan Negara-negara

berkembang seperti Indonesia seringkali semakin terpinggirkan

oleh persaingan dan pasar bebas yang merupakan prasyarat

globalisasi.

2. Kemiskinan yang berkaitan dengan pembangunan. Kemiskinan

subsisten (kemiskinan akibat rendahnya pembangunan),

kemiskinan pedesaan (kemiskinan akibat peminggiran

pedesaan dalam proses pembangunan), kemiskinan perkotaan

kemiskinan yang disebabkan oleh hakekat dan percepatan

pertumbuhan perkotaan).

3. Kemiskinan sosial, kemiskinan yang dialami oleh perempuan,

anak-anak, dan kelompok minoritas.

4. Kemiskinan konsekuensional, kemiskinan yang terjadi akibat

kejadian-kejadian lain atau faktor-faktor eksternal di luar si

miskin, seperti konflik, bencana alam, kerusakan lingkungan,

dan tingginya jumlah penduduk.35

Di Indonesia, salah satu penyebab kemiskinan adalah akibat pembangunan

fisik yang hanya berpusat di kota-kota besar seperti Jakarta, selain tidak tepat juga

34 Amrullah Ahmad, Islamisasi Ekonomi (Yogyakarta: PLT@M, 1985), h. 109.

35 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, h.132-133.

Page 41: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

tidak adil. Akibatnya banyak penduduk desa yang lari ke kota besar untuk

mempertahankan hidupnya. Banyak pilihan yang mereka rasakan dapat dilakukan

setibanya di kota besar, tetapi kenyataan yang cukup berat menghadang mereka

setibanya di kota.

Jakarta sebagai kota terbesar di Indonesia, merupakan kota yang menggoda

banyak orang desa untuk menyentuhnya. Namun kenyataannya mereka tersisih di

Jakarta, namun dengan kondisi ini tidak membuat mereka jera dan kembali ke

desa. Bertahan, merupakan tekad yang dijalankan ketimbang malu tanpa hasil

setelah merantau ke Jakarta, karena bila kembali ke desa pun tidak juga menjamin

tersedianya lapangan pekerjaan.

Pendapat lain menyebutkan bahwa penyebab kemiskinan adalah kolusi antara

para penguasaha dengan para birokratnya dan elit militer. Kolusi yang begitu

lama, telah mengakibatkan korupsi yang begitu biasa terhadap dana rakyat, yang

seharusnya diperuntukkan bagi pembangunan. Kolusi antara kekuasaan dan

uasaha yang berorientasi keuntungan telah mengakibatkan korupsi atas dana-dana

Negara dan berbagai penyelewengan kekuasaan, serta kebijaksanaan

pembangunan, yang pada gilirannya mendorong terjadinya kesenjangan antara si

kaya dan si miskin.36 Kepemimpinan pada masa Orde Baru bisa dijadikan contoh

dalam kategori ini.

Kemiskinan juga banyak dihubung-hubungkan dengan beberapa penyebab yaitu:

penyebab individu atau patologis yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari

perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin. Penyebab keluarga yang

36 Seminar Sehari Pengentasan Kemiskinan dan Kesenjangan Pemerataan Hasil

Pembangunan, h.10.

Page 42: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga. Penyebab sub-budaya

(subkultural) yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari,

dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar. Penyebab agensi yang

melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain termasuk perang,

pemerintah, dan ekonomi. Penyebab struktural yang memberikan alasan bahwa

kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.37

Di daerah-daerah tertentu, terdapat aspek kultural yang mengakibatkan tejadinya

proses kemiskinan, misalnya sistem pewarisan tanah kepada ahli waris, yang

antara lain meyebabkan munculnya petani-petani gurem dan buruh-buruh tani di

Jawa. Proses kemiskinan seringkali juga timbul secara tidak disadari dalam

hubungan sosial yang berkembang dalam masyarakat sendiri.

Secara kultural juga, kemiskinan disebabkan karena pandangan dunia yang keliru,

yang dipengaruhi pemahaman nilai-nilai agama yang pasif dan fatalistik. Doktrin

takdir bahwa Tuhan telah menentukan segalanya sejak setiap manusia diciptakan,

termasuk kaya-miskin, status sosial, kecerdasan, membelenggu mereka yang tidak

sempat mengenyam pendidikan agama yang mencerahkan.38

Seperti juga pendapatnya Harun Nasution melihat bahwa kemiskinan dan

keterbelakangan di Indonesia banyak dipengaruhi oleh budaya dan corak

pemahaman teologi tradisional paham Qodho dan Qodar dalam arti fatalisme serta

keyakinan bahwa masa depan lebih banyak diserahkan kepada nasib yang telah

ditetapkan oleh Tuhan yang maha kuasa. Dan tidak menutup kemungkinan bahwa

37 http://id.wikipedia.org/wiki/kemiskinan artikel diakses pada tanggal 6 Januari

2009. 38 Mutohharun Jinano, “Kemiskinan dan Filantropi Agama,” Sindo. 4 September 2007,

h.7.

Page 43: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

kemiskinan memang sudah berupa salah satu takdir Tuhan. Tuhan maha pengasih,

nampaknya tiada tega jika melihat laki-laki tanpa ada wanita. Tuhan maha

bijkasana, tidak mungkin akan mengisi dunia seluruhnya dengan orang kaya

saja.39

Penyebab lain dari kemiskinan dalam situasi sekarang adalah tiadanya teknologi

dan kemampuan SDM mengelola teknologi. Dalam kaitan ini kemiskinan

bersumber dari ketidak mampuan menguasai aset, baik aset fisik berupa alat-alat

produksi, modal, mesin, peralatan, tanah dan tenaga kerja serta aset non-fisik

yakni kesehatan, pendidikan, keterampilan, manajemen, informasi, dan teknologi.

Orang menjadi miskin karena mereka tidak mampu memiliki aset-aset tersebut,

yang sebenarnya merupakan sumber pendapatan dan penghidupan.

Dari berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang faktor penyebab

terjadinya kemiskinan tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada tiga

faktor utama penyebab kemiskinan, yaitu:

a. Kemiskinan alami yang disebabkan keterbatasan kualitas sumber daya

alam maupun sumber daya manusia.

Kemiskinan struktural yang diakibatkan oleh berbagai kebijakan,

peraturan, dan keputusan dalam pembangunan.

b. Kemiskinan kultural yang lebih banyak disebabkan oleh sikap individu

dalam masyarakat yang mencerminkan gaya hidup, perilaku atau

budaya yang menjebak dirinya dalam kemiskinan.40

39 Harun Nasution, Islam Rasional Gagasan dan Pemikiran, (Bandung: Mizan, 1995),

h.145.

40 Iwan Nugroho dan Rochmin Dahuri. Pembangunan Wilayah, Perspektif Ekonomi,

Page 44: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

C. ANAK JALANAN

a. Pengertian Anak Jalanan

Anak menurut UU RI nomor 4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak

adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum pernah

kawin.41 Fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia merupakan persoalan

sosial yang komplek. Hidup menjadi anak jalanan memang bukan merupakan

pilihan yang menyenangkan, karena mereka berada dalam kondisi yang tidak

bermasa depan jelas, dan keberadaan mereka tidak jarang menjadi “masalah” bagi

banyak pihak, keluarga, masyarakat dan Negara.

Banyak pengertian dan batasan dikemukakan tentang anak jalanan yang

satu dengan yang lainnya tidak selalu sama, tergantung darimana cara

memandang. Unicef memberikan batasan tentang anak jalanan yaitu:

“……………street child are those who have abandoned their homes, school and

immediate communities before they are sixteen years of age and have clrifted into a

nomadic street life ( anak jalanan merupakan anak-anak yang berumur di bawah 16 tahun

yang sudah melepaskan diri dari keluarga, lingkungan masyarakat terdekatnya, larut

dalam kehidupan yang berpindah-pindah di jalan raya)……….42

Sedangkan definisi resmi yang dikeluarkan oleh PBB dalam

mendefinisikan anak jalanan adalah sebagai berikut:

“ Any boy and girl…..whom the street in the wides sense of the word, including

unoccupied dwellings, wasteland, etc, has become her or his habitualabode and or

sources of livelihood and who is inadequately protected, supervised or directed by

responsible adults” (setiap anak baik laki-laki maupun perempuan, dimana dalam

berbagai hal, meliputi tidak memiliki rumah tempat tinggal, membuat mereka memiliki

Sosial dan Lingkungan (Jakarta: LP3ES, 2004), h.166-168.

41 UU RI Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak (Surabaya: Media Center,

2006), h.50.

42 Armai Arief, Upaya Pemberdayaan Anak Jalanan dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Sosial dan Stabilitas Nasional (Jakarta: Fajar, jurnal LPM UIN Syahid Jakarta,

2002), h.23.

Page 45: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

tempat tinggal, dan juga memiliki sumber penghidupan, termasuk disini adalah anak-anak

baik laki-laki maupun perempuan yang tidak memiliki perlindungan, bimbingan dan

pengawasan dari orang dewasa yang cukup bertanggung jawab).43

HIMMATA ( Himpunan Mahasiswa Pemerhati Masyarakat Marjinal

Kota) mengelompokkan anak jalanan menjadi dua kelompok, yaitu44 :

a. Anak semi jalanan

Istilah ini digunakan untuk anak-anak yang hidup dan mencari

penghidupan di jalanan, tetapi tetap mempunyai hubungan dengan

keluarga.

b. Anak jalanan murni

Istilah ini digunakan untuk anak-anak yang hidup dan menjalani

kehidupannya di jalanan tanpa punya hubungan dengan keluarga.

Sedangkan Tata Sudrajat mengelompokkan anak jalanan menjadi tiga

kelompok berdasarkan hubungan anak dengan orang tuanya, yaitu:

a. Anak yang putus hubungan dengan orang tuanya, tidak sekolah dan tinggal di

jalanan. Di sebut anak yang hidup di jalanan atau children of the street.45

Seluruh waktunya dihabiskan di jalanan. Adapun ciri dari anak-anak ini

biasanya tinggal dan bekerja di jalanan (living and working on the street), tidak

mempunyai rumah (homeless) dan jarang atau bahkan tidak pernah kontak

dengan keluarga. Mereka umumnya berasal dari keluarga berkonflik, misalnya

ayah-ibunya cerai, penyiksaan orang tuanya dan konflik-konflik lainnya.

43 Nurhayati, “Pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap Anak Jalanan (Studi Kasus

Rumah Singgah Sakina)”, skripsi Sarjana Pendidikan (Jakarta: Perpustakaan UIN, 2004), h.25-26.

44 Asmawi, “Menatap Masa Depan Anak-Anak Jalanan”, Ummi (majalah Islam wanita)

September 2001, h.28.

45 Tata Sudrajat, “Pola Hubungan Sosial dan Aktivitas Sosial Ekonomi Anak Jalanan” makalah PKBI, 1999, h.3.

Page 46: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Mereka lebih mobile, berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, karena

mereka tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap. Masalah yang banyak

dialami mereka adalah karena tinggal di jalanan dan tanpa ada yang

mendampinginya. Jumlah mereka lebih sedikit di bandingkan kelompok anak

jalanan lainnya, diperkirakan hanya 10-15% dari seluruh populasi anak jalanan.

b. Anak yang berhubungan tidak teratur dengan orang tuanya, tidak sekolah,

kembali ke orang tuanya seminggu sekali, dua minggu sekali, sebulan sekali,

dua bulan sekali atau bahkan tiga bulan sekali. Disebut dengan anak yang

bekerja di jalanan atau children on the street.46 Mereka hanya berada sesaat di

jalanan. Dalam kelompok ini sendiri terdapat dua kelompok lagi anak jalanan,

yakni anak dari luar kota dan anak yang tinggal bersama dengan orang tuanya.

Pada anak-anak dari luar kota, mereka biasanya mengontrak rumah secara

bersama-sama di satu lingkungan tertentu dan penghuninya adalah teman

daerah sendiri. Mereka ini sudah tidak bersekolah lagi dan ikut ke kota karena

ajakan teman-teman atau orang yang lebih dewasa. Kontak dengan keluarga

lebih sering dibandingkan kelompok children of the street, bahkan lebih

teratur. Mereka pulang untuk menyerahkan uang penghasilannya kepada orang

tua. Sebagian kecil mereka tinggal bersama orang tuanya (urbanisan). Motivasi

mereka adalah ekonomi, jarang yang sifatnya konflik. Persentasenya mencapai

40 %

c. Anak yang masih tinggal bersama orang tuanya. Setiap hari pulang ke rumah,

masih sekolah atau putus sekolah. Disebut anak yang rentan menjadi anak

46 Tata Sudrajat,Pola Hubungan Sosial dan Aktivitas Sosial Ekonomi Anak Jalanan., h.3.

Page 47: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

jalanan atau vulnerable to be street children.47 Mereka umumnya adalah anak-

anak dari dalam kota sendiri. Biasanya orang tua mereka ada yang asli

penduduk kota dan adapula yang urban. Mereka ke jalanan umumnya berjualan

koran. Di samping mempunyai motivasi ekonomi, beberapa anak mempunyai

motivasi untuk belajar mencari uang dan menolong diri sendiri. Aspirasi

mereka terhadap sekolah masih baik dibandingkan kelompok lainnya. Mereka

pulang ke rumahnya setelah berjualan, tetapi karena jalanan menawarkan

kemudahan memperoleh uang dan hal-hal menarik lainnya maka sebagian kecil

dari mereka menjadi lebih lama di jalanan. Persentase kelompok ini mencapai

45 % dari seluruh populasi anak jalanan.

Sementara itu, menurut Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI)

membedakan anak jalanan menjadi 4 kelompok, yaitu:

1. Anak-anak yang tidak berhubungan lagi dengan orang tuanya.

Mereka tinggal 24 jam di jalanan dan menggunakan semua

fasilitas jalanan sebagai ruang hidupnya. Hubungan dengan

keluarga sudah terputus. Kelompok anak ini disebabkan oleh

faktor sosial psikologis keluarga, mereka mengalami kekerasan,

penolakan, penyiksaan, dan perceraian orang tua. Umumnya

mereka tidak mau kembali ke rumah, kehidupan jalanan dan

solidaritas sesam temannya telah menjadi ikatan mereka.

Anak-anak yang berhubungan dengan orang tua. Mereka adalah anak yang

bekerja di jalanan. Mereka seringkali diidentikkan sebagai pekerja migran kota

47 Tata Sudrajat,Pola Hubungan Sosial dan Aktivitas Sosial Ekonomi Anak Jalanan., h.3.

Page 48: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

yang pulang tidak teratur kepada orang tuanya di kampung. Pada umumnya

mereka bekerja dari pagi hingga sore hari seperti menyemir sepatu, pengasong,

pengamen, kuli panggul. Tempat tinggal mereka di lingkungan kumuh bersama

dengan saudara atau teman-teman senasibnya.

Anak-anak yang masih berhubungan teratur dengan orang tuanya. Mereka tinggal

dengan orang tuanya. Beberapa jam di jalanan sebelum atau sesudah sekolah.

Motivasi mereka ke jalan karena terbawa teman, belajar mandiri, membantu orang

tua dan disuruh orang tua. Aktivitas usaha mereka yang paling mencolok adalah

berjualan koran.

Anak-anak yang berusia di atas 16 tahun. Mereka berada di jalanan untuk mencari

kerja, atau masih labil pada suatu pekerjaan. Umumnya mereka telah lulus SD

bahkan ada yang SLTP. Mereka biasanya kaum urban yang mengikuti orang

dewasa (orang tuanya atau saudaranya) ke kota. Pekerjaan mereka biasanya

mencuci bus, menyemir sepatu, membawa barang belanjaan (kuli panggul),

pengasong, pengamen, pengemis, dan pemulung.48

b. Potret Anak Jalanan di Jakarta

Keberadaan anak jalanan sudah menjadi pemandangan yang lazim di Ibu

Kota Jakarta. Hampir diseluruh perempatan jalan dan lampu merah yang ada di

Jakarta terdapat anak-anak jalanan dengan penampilan yang menimbulkan

perasaan belas kasihan. Entah itu pengamen atau pengemis atau juga pemulung

dan lainnya. Selain di perempatan jalan dan lampu merah, hampir seluruh

angkutan umum seperti bus kota, metro mini, dan mikrolet yang beroperasi tiap

48 Fajar, Jurnal LPM UIN Syarif Hidayatullah, Edisi Vol 4, No.I November 2002, h. 26.

Page 49: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

hari menjadi sasaran yang empuk bagi anak-anak jalanan untuk mengemis

ataupun mengamen. Dari waktu ke waktu bukan berkurang justru semakin

bertambah banyak jumlahnya. Akibatnya kepekaan masyarakat terhadap anak

jalanan semakin berkurang. Padahal, anak terlahir di dunia ini bukan sekedar

perhiasan dan bukan hiburan bagi orang tua, tetapi lebih dari itu, anak adalah

amanah dari Allah SWT. Wajib bagi kita untuk memelihara dan mendidik mereka

sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.

Menurut UUD 1945, “anak terlantar itu dipelihara oleh Negara”. Artinya

pemerintah mempunyai tanggung jawab terhadap pemeliharaan dan pembinaan

anak-anak terlantar, termasuk anak jalanan. Hak-hak Asasi anak terlantar dan

anak jalanan, pada hakekatnya sama dengan hak-hak asasi manusia pada

umumnya, seperti halnya tercantum dalam UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak

Asasi Manusia, dan Keputusan Presiden RI No. 36 Tahun 1990 tentang

pengesahan Convention on the Right of the Child (konvensi tentang hak-hak

anak). Mereka perlu mendapatkan hak-haknya secara normal sebagaimana

layaknya anak, yaitu hak sipil dan kemerdekaan, (civil right and freedoms),

lingkungan keluarga dan pilihan pemeliharaan (family environment anf alternative

care), kesehatan dasar dan kesejahteraan (basic health and welfare), pendidikan,

rekreasi, dan budaya (education, leisure and culture activities), dan perlindungan

khusus (special protection).49

Makin meningkatnya jumlah anak jalanan disebabkan oleh banyak faktor. Salah

satunya adalah akibat meningkatnya urbanisasi dan industrialisasi. Urbanisasi dan

49 http://harjasaputra.wordpress.com/ . Diakses pada tanggal 6 Januari 2009.

Page 50: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

industrialisasi mengacaukan keluarga-keluarga di pedesaan yang pindah ke kota

dengan tujuan meningkatkan taraf hidup. Kebanyakan mereka yang pindah ke

kota tidak mempunyai keterampilan yang memadai. Akibatnya timbul kantong-

kantong pemukiman padat di daerah-daerah yang tidak bertuan, seperti pinggiran

sungai, di bawah kolong jembatan, di pinggiran rel kereta, bahkan di tanah-tanah

negara yang kosong, dan sebagainya. Efek tersebut menjadikan keluarga miskin

menyuruh anak-anak mereka untuk mencari uang, baik untuk membantu ekonomi

keluarga dan lainnya.

Berdasarkan hasil survey sementara yang dilakukan Unika Atmajaya dengan

pendanaan Asian Development Bank (ADB) pada tahun 1997 jumlah anak jalanan

di 12 kota besar di Indonesia adalah 39.861 orang. Sementara hasil laporan

UNICEF pada tahun 1998 menyebutkan jumlah anak jalanan diseluruh Indonesia

50.000 orang.50

Berbeda jauh dengan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Badan

Pusat Statistik Republik Indonesia tahun 1998 memperlihatkan bahwa anak

jalanan secara nasional berjumlah sekitar 2,8 juta anak. Dua tahun kemudian,

tahun 2000 angka tersebut mengalami kenaikan sekitar 5,4 %, sehingga

jumlahnya menjadi 3,1 juta anak. Pada tahun yang sama, anak yang tergolong

rawan menjadi anak jalanan berjumlah 10,3 juta anak atau 17,6% dari populasi

anak di Indonesia, yaitu 58,7 juta anak.51 Berapapun jumlahnya, angka-angka

tersebut sangat memprihatinkan, padahal mereka adalah aset, investasi SDM dan

sekaligus tumpuan masa depan bangsa. Jika kondisi dan kualitas hidup anak kita

50 Dana untuk Tangani Anak Jalanan Kurang, Media Indonesia. Jakarta 21 Juli 2001.

51 http://harjasaputra.wordpress.com/ . Diakses pada tanggal 6 Januari 2009.

Page 51: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

memprihatinkan, berarti masa depan bangsa dan Negara juga kurang

menggembirakan.

Di Ibu Kota Jakarta, berdasarkan catatan Profil Dinas Bina Mental Spiritual dan

Kesejahteraan Sosial tahun 2002, anak jalanan berjumlah sekitar 31.304 anak,

sedangkan panti pemerintah yang memberikan pelayanan sosial terhadap mereka

hanya berjumlah 9 panti, yaitu : 4 Panti Balita Terlantar, 4 Panti Anak Jalanan dan

1 Panti Remaja Putus Sekolah. Daya tampung keseluruhannya adalah 2.370 anak.

Sementara itu, panti Sosial Asuhan Anak yang diselenggarakan masyarakat

berjumlah 58 Panti dengan daya tampung 3.338 anak dan pelayanan sosial kepada

anak di luar panti sebanyak 3.200 anak. Secara akumulatif jumlah yang mendapat

pelayanan Panti dan non-Panti adalah 8.908 anak dan yang belum tersentuh

pelayanan pemerintah maupun organisasi sosial atau LSM adalah 22.396 anak.

Bahkan tidak tertutup kemungkinan, sebagian dari anak bangsa kita mengalami

lost generation (generasi yang hilang).52

Data tersebut cukup memprihatinkan kita semua, karena idealnya sebagai “kota

percontohan” DKI dapat bebas dari masalah anak jalanan, atau setidak-tidaknya

jumlah anak jalanan tergolong rendah.

Jika kita kaji literatur, fenomena anak jalanan di Indonesia dan di Negara

berkembang lainnya berbeda dengan Negara maju. Anak jalanan di Negara maju

berkaitan erat dengan kenakalan dan keluarga yang broken home, orang tua

pengangguran, penyalahgunaan obat dan minuman keras. Sedangkan di Negara

berkembang berkaitan dengan kemiskinan, anak-anak tidak bisa memenuhi

52 http://harjasaputra.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 6 Januari 2009.

Page 52: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

kebutuhan dasarnya, tidak bisa bersekolah, lalu bekerja membantu orang tuanya

dan diri sendiri.

Anak jalanan hidup dan berada dalam situasi sosial yang terdiri dari berbagai latar

belakang, yaitu:

Pertama, adalah lingkungan sosial yang terdiri dari keluarga, sekolah, dan

masyarakat dimana keluarga anak jalanan tinggal. Ini adalah lingkungan pertama

bagi seorang anak, sebelum perubahan-perubahan yang terjadi menyebabkan

seorang anak keluar dari lingkungan sosial dan menjadi anak jalanan. Perubahan-

perubahan tersebut antara lain kesulitan ekonomi, keluarga atau perceraian orang

tua, biaya sekolah yang tinggi, atau penolakan warga masyarakat sekitarnya

menyebabkan anak-anak menjadi korban dan tidak lagi dapat hidup layak untuk

dapat tumbuh kembang secara wajar.

Kedua, adalah lingkungan jalanan yang merupakan lingkungan kedua bagi anak

jalanan. Di jalanan anak berinteraksi dengan berbagai orang, baik sebagai pribadi

maupun atas nama dinas. Mereka antara lain para pemegang otoritas jalanan

seperti petugas DLLAJ, kepala stasiun, kepala terminal, polisi, trantib, para

pekerja LSM dan lain-lain. Proses interaksi ini dapat menghasilkan bentuk-bentuk

kepribadian tertentu. Dalam lingkungan jalanan ini, anak juga berinteraksi dengan

berbagai norma dari pemegang otoritas jalanan serta bentuk-bentuk perlawanan

terhadapnya.

Latar belakang yang lebih khusus lagi dari lingkungan jalanan adalah kehidupan

kaum marjinal. Jalanan adalah ruang terbuka, di mana dan siapapun dapat masuk

untuk mengadu nasib. Jenis-jenis pekerjaan dijalanan tidak membutuhkan

Page 53: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

persyaratan formal kecuali kondisi fisik yang kuat, keberanian dan modal usaha

yang banyak. Karena sifat terbuka dan longgar terhadap norma sosial, maka

ragam pekerjaan mereka bervariasi baik positif maupun negatif.53

Anak-anak tersebut pada umumnya datang dari keluarga kurang mampu, tinggal

di kawasan tertentu yang dianggap pemerintah kota Jakarta sebagai daerah

pemukiman kumuh (slum-area) antara lain Prumpung, Manggarai, Pedongkelan,

Jembatan Lima, Rawa Badak, Gudang Baru dan daerah pemukiman liar (squatter

areas) antara lain pemukiman sepanjang bantaran kali (Ciliwung, Bendungan

Hilir), pemukiman sepanjang pinggir rel kereta api (Senen, Kota, Cipinang,

dll).54

D. Teori Manajemen Organisasi

Suatu usaha untuk menetapkan pengetahuan organisasi dan manajemen

sebagai pengetahuan yang terpisah dan dapat dibedakan baru akhir-akhir ini

dicoba. Tujuan dari usaha tersebut adalah mengembangkan teori secara umum.

Para kontributor dalam hubungan dengan pengembangan tersebut berasal dari

kelompok-kelompok yang sifatnya heterogen, baik dari praktisi maupun pada

akademikus yang spesialis. Pada mulanya pikiran-pikiran mengenai manajemen

berasal dari para pelaksana praktisi dan administrator yang mencatat observasinya

dan pengalamannya, kemudian dari dasar itu dibuat petunjuk yang bersifat umum.

53 Modul Pelatihan, Intervensi Psikososial Bagi Pekerja Sosial (Jakarta : YKAI, 2002),

h.12.

54 Surya Mulandar (penyunting). Dehumanisasi anak marjinal: berbagai pengalaman pemberdayaan (Bandung: Yayasan Akatiga, 1996), h. 133.

Page 54: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Perkembangan manajemen ilmiah mula-mula dipelopori oleh Frederick W. Taylor

(1856-1915) pada akhir abad ke 19. pandangannya sangat dipengaruhi oleh etik

protestan yang berlaku pada zaman itu. Ia menekankan nilai dari suatu kerja keras,

rasionalitas ekonomi, sifat-sifat individualisme, dan pendapatnnya bahwa setiap

manusia mempunyai peranan yang berbeda di dalam masyarakat.55

Ide Taylor berasal dari pengalaman-pengalaman kerjanya sebagai konsultan pada

berbagai perusahaan-perusahaan industri. Pada permulaan karirnya ia tertarik pada

masalah peningkatan efisiensi kerja dan metode-metodenya dan mencoba

mendapatkan salah satu cara yang paling baik untuk mengerjakan setiap

pekerjaan. Taylor berpendapat bahwa suatu pekerjaan dapat dianalisa secara

ilmiah dan merupakan tugas manajemen untuk memberikan pengarahan terhadap

performance pekerja. Hal ini menghasilkan perkembangan dari satu metode yang

paling baik untuk mengerjakan tugas, standarisasi, dan melatih mereka dengan

metode yang paling efisien untuk mengerjakan pekerjaan tersebut.

Ada tiga belas prinsip yang digunakan Taylor dalam manajemen, yaitu:

1. Pembagian kerja (division of work)

Kekuasaan dan tanggung jawab (authority and responsibility)

Disiplin (dicipline)

Kesatuan perintah (unity of command)

Kesatuan pengarahan (unity of direction)

Kepentingan individu berada di bawah kepentingan organisasi secara umum

Sentralisasi (centralization)

55Fremont E. Kast dan James E. Rosenzweig. Organisasi dan Manajemen. (Jakarta: PT

Bina Aksara, 1986), h. 91.

Page 55: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Mata rantai (scalar chain)

Penempatan (order)

Persamaan (equity)

Stabilitas dalam melakukan tugas

Inisiatif (initiative)

2. Esprit de corps, menekankan perlunya “team work” dan

hubungan antar individu di dalam organisasi.56

Dari prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Taylor, secara tidak langsung

setiap organisasi atau lembaga apapun memang memakai prinsip tersebut, karena

sebuah organisasi bukan hanya satu orang saja yang menjalani tetapi banyak

orang yang terlibat di dalamnya.

56 Fremont E. Kast dan James E. Rosenzweig. Organisasi dan Manajemen. h.99-100.

Page 56: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

BAB III

GAMBARAN UMUM YAYASAN BINA ANAK PERTIWI

A. Sejarah Berdirinya

Keterpurukan Negeri akibat krisis politik dan kebangkrutan ekonomi

menyebabkan peningkatan tajam jumlah anak-anak jalanan. Masalah yang

dihadapi oleh anak-anak jalanan pun semakin kompleks dan rumit. Berbagai latar

belakang membentuk depresi sosial, ekonomi, kultural dan psikologis membuat

semua menjadi saling terkait dalam membentuk pola perilaku dan kematangan

emosi mereka, sehingga masyarakat pun pada umumnya memandang anak jalanan

dengan predikat buruk dan menempatkan mereka pada posisi yang tersudut.

Anak jalanan tentunya memiliki latar belakang dan motivasi yang berbeda-beda

untuk turun ke jalan, salah satunya tentu saja faktor yang berkenaan dengan

tekanan ekonomi orang tuanya yang tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-

hari, kemudian berangkat dari keinginan membantu orang tua mereka akibat

kemiskinan yang mereka alami, maka mereka melakukan pekerjaan dengan

kemampuan yang mereka miliki. Selain itu ada juga anak jalanan yang melakukan

pekerjaan tersebut demi mendapatkan uang untuk memenuhi biaya hidupnya

sendiri.57 Mengingat anak adalah aset masa depan bangsa, maka keterlibatan

anak dalam kegiatan ekonomi dapat berdampak buruk bagi perkembangan dan

masa depan anak tersebut, bahkan kondisi ini cenderung tidak menguntungkan

bagi masa depan mereka.

57 “Karakteristik Sosial Ekonomi dan Demografi Anak Jalanan di Kotamadya Malang.”

artikel diakses pada tanggal 7 februari 2009 dari http//.www.depnakertrans.org.id.

Page 57: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Berangkat dari keprihatinan dan kepedulian, beberapa mahasiswa yang tergabung

dalam sebuah Forum Studi Dialektika (FOSTUDIA) secara khusus mengkaji

masalah-masalah sosial kemasyarakatan. Forum tersebut beranggotakan

mahasiswa lintas perguruan tinggi terdiri dari mahasiswa IAIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Pendidikan Guru

Taman Kanak-Kanak (PGTK) Darul Qalam, dan Bina Sarana Informatika (BSI)

Pondok Labu. Dalam kajiannya forum ini menampilkan ‘reformasi gaya baru’,

maksudnya ketika perhatian orang-orang tersita oleh tuntutan reformasi politik

dan ekonomi, maka kumpulan mahasiswa ini mengambil bagian untuk

menyelamatkan generasi bangsa yang hidup di jalanan. Bahkan masalah anak

jalanan dijadikan prioritas utama, karena anak-anak adalah aset bangsa yang harus

segera diselamatkan dari keterpurukan dan masa depan yang tidak jelas. Disadari

atau tidak, masa depan suatu bangsa sangat ditentukan oleh keberhasilan

mendidik generasi sekarang.58

Strategi awal yang digunakan oleh para mahasiswa ini dalam merekrut anak

jalanan yaitu dengan kunjungan lapangan atau penjangkauan, dengan cara

bermain bersama dengan menggunakan berbagai media, seperti nongkrong

bareng, bermain game, bermain sepak bola, dan lain-lain. Salah satu cara yang

dilakukan oleh mahasiswa pada saat itu adalah mengikuti pekerjaan yang mereka

lakukan. Waktu itu mereka adalah pedagang-pedagang di kereta, mau tidak mau

mereka memang harus ikut jadi pedagang asongan, ada juga yang menjadi agen

minuman, seperti aqua, dan minuman ringan lainnya, ada juga yang menjadi

58 Berdasarkan data dari profil Yayasan Bina Anak Pertiwi.

Page 58: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

pedagang rokok, tisu dan segala macamnya, lainnya adalah menjadi pedagang

Koran. Seperti pernyataan Zayyadi : ”Dari situ sebenarnya kami dituntut untuk

menjadi ‘bos’nya langsung.”59 Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengenal

dunia mereka lebih dalam. Karena dengan cara seperti itu, maka komunikasi dapat

terjalin lebih hangat dan mereka akan lebih merasa diakui keberadaannya

sehingga komunikasi yang tercipta lebih terbuka dan akrab. Jika sudah begitu

maka para mahasiswa ini akan mengetahui dari mana mereka harus memulai

pembinaan yang kemudian mengajak mereka untuk datang ke asrama dan belajar

bersama.

Aksi sosial selanjutnya yang dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap nasib

pendidikan anak jalanan/terlantar adalah dengan mewujudkan pendidikan luar

sekolah paket A yang setara dengan SD. Karena pada umumnya anak-anak

jalanan/terlantar tidak memiliki ijazah sekalipun SD. Lokasi awal yang dijadikan

sebagai tempat untuk kegiatan ini, dilaksanakan di masjid pasar Kebayoran Lama,

tepatnya pada bulan Juni 1997, dengan jumlah anak jalanan dan pemulung yang

disebut sebagai ‘warga belajar’ berjumlah 73 anak. Saat itu kegiatan pembelajaran

masih bernaung di bawah Yayasan Sosial. Tetapi kemudian kegiatan belajar

mengajar ini bubar, karena adanya kurang kesepahaman antara kelompok

mahasiswa dengan pihak yayasan.60

Kejadian tersebut membuat sekelompok mahasiswa putus asa, tetapi hal itu tidak

berlangsung lama, karena pada tahun 1998 banyak respon-respon positif dari

59 Wawancara pribadi dengan Zayyadi (ketua Yayasan Bina Anak Pertiwi), Jakarta 11

Februari 2009.

60 Berdasarkan data dari profil Yayasan Bina Anak Pertiwi.

Page 59: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

masyarakat terhadap upaya-upaya yang dilakukan oleh para mahasiswa sehingga

mereka memulai kembali melakukan aksi sosialnya di daerah Pasar Minggu,

Jakarta Selatan. Kemudian sebagai sebuah gebrakan baru, mereka mengganti

Forum Studi Dialektika (FOSTUDIA) menjadi Pusat Pembinaan dan

Pemberdayaan Anak Jalanan (P3A). perubahan nama ini dimaksudkan agar lebih

spesifik dan berimplikasi pada visi, misi yang dijalankan agar terfokus pada

pembinaan dan pemberdayaan anak jalanan.61

Pada awal kegiatannya, P3A melakukan kegiatan pembinaan biasa dalam bentuk

pendidikan luar sekolah. Namun seiring berjalannya waktu, kegiatan sekelompok

mahasiswa ini dalam hal penanganan anak jalanan semakin berkembang pesat,

karena kegiatan tersebut mendapatkan simpati dan dukungan luas dari berbagai

kalangan baik masyarakat maupun pemerintah, sehingga para mahasiswa yang

tergabung dalam P3A ini mulai membuka diri dan melibatkan para tokoh

masyarakat untuk menunjang agar pembinaan terhadap anak-anak jalanan ini

dapat terus dilakukan agar semakin berkembang.62

Mengingat kegiatan ini harus berkesinambungan dan harus ada

pertanggungjawaban secara yuridis, dari kalangan masyarakat banyak yang

mendesak agar lembaga ini memiliki badan hukum, karena badan hukum adalah

sumber kekuatan agar tidak terjadi penyalahgunaan wewenang dan mengurangi

kepercayaan. Maka kemudian lembaga ini dibakukan dengan akta Notaris No.2

tanggal 3 November 1998 dengan nama Yayasan Bina Anak Pertiwi. Yayasan ini

membangun rasa kekeluargaan dan kebersamaan terhadap orang lain, khususnya

61 Profil Yayasan Bina Anak Pertiwi.

62 Profil Yayasan Bina Anak Pertiwi.

Page 60: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

anak-anak jalanan dan anak-anak terlantar.63

Bila dilihat dari namanya, sekilas mengandung nilai-nilai nasionalisme yang

tinggi, padahal secara implisit Yayasan Bina Anak Pertiwi ini tidak hanya rumah

singgah saja, tetapi juga di dalamnya terdapat PKBM (Pusat Kegiatan Belajar

Mengajar) Pesantren Kota yang saat ini konsen pada program pendidikan

paketnya, PKBM ini juga berada di daerah Depok dan Citayam yang bernama

PKBM Lentera Ummah, yang juga menangani Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) yang merupakan cabang dari Yayasan Bina Anak Pertiwi. Selain di

ketiga tempat tersebut, masih ada lagi cabang di daerah Jonggol yang konsen pada

PLK (Pendidikan Layanan Khusus) untuk daerah terpencil. Di daerah ini juga

yang dijadikan sebagai pusat pertanian, khususnya budidaya belimbing karena

memiliki lahan yang cukup luas.64

Dalam perkembangannya, yayasan ini mengalami perjalanan yang sangat panjang,

sebelum akhirnya menempati bangunan permanen milik sendiri yang sekarang

ada di Jl. Bacang Gg. Kenanga No.46 Kelurahan Jati Padang Kecamatan Pasar

Minggu Jakarta Selatan. Pada awal berdirinya, yaitu pada bulan Juni tahun 1998,

anak-anak jalanan yang tergabung dalam yayasan ini menempati sebuah

kontrakan di Tanjung Barat Pasar Minggu selama 3 bulan, sedangkan

sekretariatnya ada di Jl. Limun Pisangan Barat Ciputat. Dalam kondisi tersebut,

pembinaan terhadap anak jalanan berjalan kurang efektif dikarenakan kurangnya

kontrol. Dimana jarak antara asrama dengan sekretariat cukup jauh dan kurang

kondusif sehingga pembinaan berjalan kurang efektif, efisien, dan fokus.

63 Profil Yayasan Bina Anak Pertiwi.

64 Wawancara dengan Ali (pengurus), Jakarta 18 Februari 2009.

Page 61: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Pada bulan September 1998 atas usul dari anak-anak jalanan sendiri, asrama

dipindahkan dari Tanjung Barat, Pasar Minggu ke Bojong Gede. Sedangkan

sekretariatannya yang pada mulanya ada di Jl. Limun Pisangan Barat, Ciputat

pindah ke Jl. Semanggi II Rt 004/03 Cempaka Putih, Ciputat. Selama di Bojong

Gede banyak konflik yang terjadi antara anak-anak jalanan dengan pemilik

tempat, karena barang-barang anak jalanan sering dicuri oleh famili pemilik

tempat. Hal ini terjadi karena pandangan masyarakat cenderung memvonis anak

jalanan sebagai “anak liar”, “anak kotor”, dan “pelaku kriminal”. Adanya

stigmatisasi ini tentu saja akan mengesahkan jalan kekerasan dalam menghadapi

anak jalanan.

Kemudian pada tahun 1999 asrama anak jalanan kembali dipindah ke daerah

Pasar Minggu Baru, sedangkan tempat belajarnya di Masjid Al-Awwabin. Akan

tetapi kehadiran anak jalanan di daerah ini kurang mendapat simpati dari

masyarakat sekitarnya, karena ada kecemburuan sosial terhadap anak-anak jalanan

binaan. Menurut informasi yang penulis terima, masyarakat sekitar asrama yang

rata-rata kurang mampu merasa iri terhadap anak-anak jalanan ini karena mereka

sering mendapat bantuan dari berbagai pihak, seperti bantuan makanan dan

pakaian.

Lalu pada tahun 2001 asrama dipindah lagi ke sebuah ruko di Terminal Pasar

Minggu. Di sini pembinaan terhadap anak jalanan mulai berjalan efektif, karena

ada beberapa faktor yang mendukung, yaitu: pertama, karena asrama berdekatan

dengan komunitas mereka. Kedua, keberadaan anak jalanan yang tinggal di

asrama terkontrol selama 24 jam.

Page 62: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Keberadaan anak jalanan di ruko ini sempat bertahan selama satu tahun,

dikarenakan harga untuk menyewa ruko cukup mahal. Dan sejak itulah mulai

berfikir untuk mendapatkan bangunan permanen milik sendiri.

Dengan usaha yang maksimal akhirnya dana dapat terkumpul untuk membeli

bangunan di Jl. Bacang Pasar Minggu yang kebetulan milik Wali Kota Jakarta

Barat yang sekarang ditempati menjadi asrama anak jalanan.

Pada awalnya kehadiran yayasan ini mendapat tantangan dari masyarakat sekitar

yang mayoritas beragama Islam. Penyebabnya adalah sebelum hadirnya yayasan

ini telah berdiri sebelumnya sebuah yayasan sosial untuk anak jalanan yang

ternyata milik non-muslim. Masyarakat merasa kecolongan dengan kehadiran

yayasan tersebut karena masyarakat tidak membutuhkannya. Namun demikian

mereka tidak patah semangat untuk meyakinkan masyarakat sekitar, dan setelah

mengatasnamakan Pesantren Kota akhirnya keberadaan yayasan ini diterima oleh

masyarakat sekitar.65

Sesuai dengan motto yayasan ini, yaitu “bersama untuk bangsa”, maka dalam

menjalankan setiap aktivitasnya yayasan ini selalu bersama-sama masyarakat

dimana kegiatan tersebut dilangsungkan.

Kalau saja bukan karena kegigihan para pendiri dalam memperjuangkan

keberadaan lembaga ini, maka belum tentu yayasan ini dapat berjalan dengan

baik. Selain itu juga peran masyarakat dalam mendukung keberadaan yayasan ini

memiliki nilai lebih. Dan merupakan modal yang paling utama untuk keberhasilan

kelangsungan program yang paling utama untuk keberhasilan kelangsungan

65 Wawancara pribadi dengan Zayyadi (ketua).

Page 63: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

program dan kesejahteraan anak-anak jalanan dan terlantar tersebut.

B. Visi, Misi, dan Tujuan Yayasan Bina Anak Pertiwi

Dalam sebuah organisasi ataupun yayasan, visi dan misi memiliki peranan

yang sangat penting, visi dan misi adalah sebuah acuan tindakan dalam setiap

program-program dan strategi-strategi yang dilaksanakan agar pelaksanaannya

sesuai dan tidak melenceng. Begitu juga dengan yayasan Bina Anak pertiwi

sebagai lembaga yang bergerak dalam permasalahan anak-anak jalanan, tentu

memiliki tanggung jawab terhadap mereka. Untuk itu visi dari Yayasan Bina

Anak Pertiwi adalah: “meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan sosial

masyarakat fakir miskin, terutama anak yatim, anak jalanan/terlantar serta

kurang mampu, agar menjadi anak bangsa yang konstruktif dan bermartabat

sejalan dengan potensi yang dimilikinya untuk mewujudkan masa depan bangsa

yang lebih berkualitas.”

Adapun misi yang diemban oleh Yayasan Bina Anak pertiwi adalah:

1. Menumbuhkan rasa percaya diri yang tinggi. Menciptakan peluang

kerja baru dengan mengembangkan pelatihan kerja.

2. Menggali serta memberdayakan potensi yang dimilikinya agar menjadi

manusia yang mandiri dan produktif.

Mengembangkan peran serta masyarakat dan pihak-pihak terkait untuk turut serta

mengentaskan dan memberdayakan fakir miskin, terutama anak yaitm, anak

jalanan/terlantar, dan anak kurang mampu.

Berdasarkan visi dan misi tersebut, maka tujuan berdirinya Yayasan Bina

Page 64: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Anak Pertiwi adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan sikap mental positif. Membangun akhlak al-karimah

. Menggali serta memberdayakan potensi yang dimiliki warga belajar,

dan

2. Memberikan gambaran akan kepastian masa depan dengan berbekal

berbagai keterampilan kerja dan pengembangan usaha mandiri, serta

penempatan kerja.

C. Profil Anak Jalanan

Jumlah anak-anak jalanan yang saat ini berada di bawah naungan Yayasan Bina Anak

Pertiwi berjumlah sekitar 125-135 anak. Tetapi dari semuanya itu yang tinggal menetap di asrama

yayasan hanya sekitar 30-35 orang.66 Jumlah ini bisa meningkat maupun menurun dikarenakan

yayasan adalah sebuah rumah singgah, jadi anak-anak jalanan ini bebas keluar masuk yayasan

sesuai dengan keinginan mereka, jadi tidak ada perhitungan yang pas mengenai jumlah anak-anak

jalanan dengan latar belakang mereka yang berbeda-beda. Untuk memudahkan membedakan anak

jalanan yang murni dengan anak jalanan yang semi sesuai dengan latar belakang kehidupan

mereka maka penulis mengkategorikan anak-anak jalanan sesuai dengan umur, pekerjaan, asal

daerah, tingkat pendidikan, kehidupan keluarga, dan jenis pelayanan yang diikuti.

Tabel 1

Jumlah anak jalanan berdasarkan kategori

66 Berdasarkan data statistik anak jalanan binaan Yayasan Bina Anak Pertiwi.

Page 65: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

NO

.

Kategori L % P % Jumlah %

1. On The Street 25 18.94% 7 5.30% 32 24.24%

2. Of The Street 85 64.39% - - 85 64.39%

3. Vulnerable 15 11.36% - - 15 11.36%

Jumlah 125 94.70% - 5.30% 132 100.00%

Sumber: database anak jalanan binaan Rumah Singgah

Dari tabel di atas ternyata tidak hanya anak-anak lelaki saja tetapi juga ada

anak jalanan perempuan, meskipun jumlahnya hanya sedikit. Dari tabel di atas

juga diketahui bahwasanya anak-anak jalanan yang dibina oleh Yayasan Bina

Anak Pertiwi tidak semuanya anak jalanan murni (of the street), meskipun

memang jumlahnya lebih banyak yaitu 64,39% tetapi juga anak-anak yang hanya

sebagian waktunya digunakan di jalan (on the street) sebanyak 24,24%. Selain itu

juga anak-anak yang rentan di jalan (Vulnerable) mempunyai persentase sebanyak

11,36%.

Tabel berikutnya penulis ingin menggambarkan persentase anak-anak jalanan berdasarkan usia.

Tabel 2

no umur Jumlah Persentase

.

5-10 30 22,72%

2. 11-15 35 26,51%

3. 16-20 44 33,4%

4. 20-ke atas 9 6,7%

5. Tidak diketahui 14 10,6%

jumlah 132 100%

Sumber: database anak jalanan binaan Rumah Singgah

Dari tabel di atas kita lihat bahwasanya persentase tertinggi diperoleh oleh

tingkatan usia 16-20 tahun sebanyak 33,4%, menyusul pada tingkatan usia 11-

15% dengan persentase 26,51%. Hal tersebut menegaskan bahwa anak-anak

jalanan kebanyakan berkisar pada usia produktif. Dari data tersebut juga ada umur

Page 66: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

anak yang tidak diketahui dengan jelas.

Kemudian, tabel selanjutnya untuk mengetahui pekerjaan apa yang mereka

lakukan di jalan.

Tabel 3

No. Bentuk Pekerjaan L % P % Jumla

h

%

1. Mengamen 27 20,45% 7 5.30% 34 25,75%

2. Pedagang

Koran/Majalah

3 2,27% - - 3 2,27%

3. Pedagang Asongan 5 3,78% - - 5 3,78%

4. Bengkel Motor 23 17,42% - - 23 17,42%

5. Sopir/Kernet 12 9,09% - - 12 9,09%

6. Kuli Angkut Pasar 7 5,30% - - 7 5,30%

7. Lainnya 55 41,66% - - 55 41,66%

Jumlah 125 23.48% 7 5.30% 132 100%

Sumber: database anak jalanan binaan Rumah Singgah

Dari tabel tersebut diketahui bahwasanya pekerjaan anak jalanan cukup

beragam, karena selain menjadi pengamen yang menjadi ciri khas, ada juga yang

menjadi pedagang asongan, kenek, kuli amgkut dan lainnya. Yang perlu

dijelaskan di sini adalah dalam kategori lainnya. Maksudnya adalah pekerjaan

selain yang disebutkan di atas, bisa apa saja misalnya penjual lainnya atau tukang

parker, dan lain-lain.

Data selanjutnya mengenai tingkat pendidikan. Pendidikan disini dianggap

Page 67: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

penting karena pendidikan menunjukkan status sosial keluarganya, meskipun

tidak bisa dijadikan ukur

Tabel 4

No.

Tingkat

pendidikan L % P % Jumlah % 1. DO SD 15 11.36% - 15 11.36%

2. Lulus SD 17 12.87% 7 5.30% 24 18.18%

3. DO SLTP 6 4.54% - 6 4.54%

4. Lulus SLTP 5 3.79% 5 3.79% 10 7.58%

5. DO SLTA 2 1.52% - 2 1.52%

6. Lulus SLTA 3 2.27% 3 2.27% 6 4.54%

7. Kejar Paket A 31 23.48% 5 3.79% 36 27.27%

8. Kejar Paket B 19 14.39% 1 0.76% 20 15.15%

9. Kejar Paket C 10 7.58% - - 10 7.58%

10. Lainnya 3 2.27% - - 3 2.27%

Jumlah

11

1 84.1%

2

1 15.9% 132 100%

Sumber: database anak jalanan binaan Rumah Singgah

Selanjutnya adalah pengkategorian berdasarkan tempat lahir untuk

mengetahui apakah mereka pribumi atau masyarakat urban.

Tabel 5

No. Tempat lahir L % P % Jumlah %

1 Di Jakarta

5

1 38.64%

3

1 23.48% 82 62.12%

2 Di Luar Jakarta

2

6 19.70%

2

4 18.18% 50 37.88%

Jumlah

7

7 58.33%

5

5 41.67% 132 100%

Sumber: database anak jalanan binaan Rumah Singgah

Berdasarkan data tersebut diketahui bahwasanya anak-anak jalanan yang

memang pribumi lebih banyak jumlahnya mencapai 62.12%.

Jika melihat tempat lahir, maka perlu juga adanya kategori mengenai

status keluarganya.

Tabel 6

No. Status tinggal L % P % Jumlah %

Page 68: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

1. Bersama Orang Tua

3

6 27.27%

4

5 34.09% 81 61.36%

2. Di Rumah Singgah

3

5 26.52% - - 35 26.52%

3. Di Lembaga Rujukan 5 3.79% - - 5 3.79%

4. Nomaden 6 4.55% 5 3.79% 11 8.33%

Jumlah

8

2 62.12%

5

0 37.88% 132 100%

Sumber: database anak jalanan binaan Rumah Singgah

Mengenai tempat tinggal dan dengan siapa dia tinggal, dalam tabel tersebut dapat

diketahui bahwasanya sebagian besar dari mereka memang masih memiliki orang tua yang

miskin.persentasenya mencapai 61.36%. Hal ini melebihi dari setengahnya dari keseluruhan anak

jalanan. Dalam latar belakang tersebut juga sebenarnya terbagi lagi dengan latar belakang

keluarga, di sini persentase tersebut merupakan akumulasi dari berbagai keadaan, baik orang

tuanya lengkap, maupun yatim, akibat perceraian, seperti pernyataan KP: “ dulu orang tua

berantem terus, saya engga betah di rumah.”67

67 Wawancara pribadi dengan KP, Jakarta, 11 Februari 2009.

Page 69: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

BAB IV

PEMBINAAN DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN ANAK

JALANAN PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN

A. Partisipasi Anak Jalanan di Lingkungan Yayasan

Partisipasi anak-anak jalanan yang berada di Yayasan Bina Anak Pertiwi

dalam beberapa kegiatan adalah dengan mengikuti segala kegiatan yang di

sarankan diantaranya:

1. Mengikuti kegiatan diskusi.

Ada dua metode yang dilakukan yaitu dengan metode individual dan metode ceramah.

Dalam metode individual dilakukan secara face to face dimana pembimbing melakukan

komunikasi langsung dengan anak-anak jalanan. Metode ini dilakukan agar mereka merasa

memiliki seseorang yang peduli dengan keadaan mereka.

Biasanya hal ini dilakukan untuk anak-anak jalanan yang baru bergabung, agar para Pembina

mengetahui permasalahan yang mereka hadapi. Para pengurus dan Pembina berusaha untuk

menjadi orang tua mereka, dengan memberikan kasih sayang perlindungan agar mereka merasa

nyaman. Seperti ucapan Zayyadi (ketua): “sebenarnya apa sih yang dibutuhkan anak-anak jalanan

ini! Mereka kan sebetulnya ingin diakui keberadaannya, eksistensinya. Sama seperti kita, anak

jalanan butuh dihargai tapi bukan berarti lantas menjudge itu. Dia tidak butuh penghargaan, nah

dari sisi itulah kita masuk supaya anak-anak jalanan bisa menghargai. Bagaimana orang bisa

menghargai nasib kita kalau dia sendiri tidak memperhatikan nasib orang lain. Jadi itu yang selalu

kita tanamkan, dan itu termasuk pemberdayaan. Sekalipun dikasih sekolah gratis lalu seterusnya

apa….! Menjadi anak jalanan lagi…..! kan tidak.”68

Makanya ketika penulis bertanya kepada AA salah satu anak jalanan yang tinggal di yayasan

tentang tanggapannya terhadap pengurus maka dia menjawab: “pengurus di sini baik-baik semua

68 Wawancara pribadi dengan Zayyadi (ketua).

Page 70: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

ka. Bisa mengurus saya sekolah, insyaAllah sampe lulus.”69

Dari usaha tersebut maka paling tidak anak-anak jalanan ini akan merasa

memiliki tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Karena salah satu kendala

sebetulnya adalah karena mereka kurang percaya diri dengan potensi yang mereka

miliki.

Sedangkan metode ceramah diberikan berupa uraian atau penjelasan dengan

bahasa yang lugas, jelas, dan mudah dimengerti. Hal ini dilakukan untuk

membangun sikap mental yang positif dan menumbuhkan kembali semangat

keberagamaan sesuai dengan tujuan dari yayasan.

Adapun materi yang diberikan berkisar pada akhlaq, tauhid, ibadah, dan sejarah

Islam. Dengan adanya materi-materi tersebut, pembimbing berharap agar mereka

menjadi anak jalanan yang saleh dan santun, kehidupannya dipenuhi dengan hal-

hal yang positif, dan mereka selalu mendo’akan kedua orang tuanya, meskipun

ada diantara mereka yang tidak mengetahui keberadaan orang tua mereka.

2. Pengamalan nilai-nilai agama.

a. Shalat berjamaah

Melihat keutamaan serta manfaat shalat berjamaah, maka pembimbing

mewajibkan anak binaannya untuk melaksanankan shalat berjamaah. Ditinjau dari

segi kejiwaan, maka shalat berjamaah itu dapat membantu konsentrasi pikiran, di

samping itu pekerjaan yang dilakukan bersama-sama akan menambah semangat

orang yang melakukannya. Hal itu sebagai bagian dari upaya kedisiplinan.

Walaupun tidak jarang dikerjakan dengan terpaksa.

69 Wawancara pribadi dengan AA, Jakarta 11 Februari 2009.

Page 71: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

b. Pembelajaran al-Qur’an

Tujuannya agar anak-anak jalanan dapat membaca al-Qur’an secara baik

dan benar serta mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

c. Selain kegiatan yang berkaitan dengan keagamaan, anak-anak jalanan juga

dibekali dengan kegiatan-kegiatan sosial. Kegiatan dilakukan secara spontanitas

sesuai dengan keadaan. Misalnya saja dalam kegiatan pelayanan kesehatan. Yang

mana mereka memiliki sertifikat sehat, mereka sering membantu warga sekitar

yang membutuhkan keringanan biaya dalam pengobatan sekaligus mengurusi hal-

hal yang berkaitan dengan kebutuhan tersebut.

Dari kegiatan-kegiatan yang diberikan dalam lingkungan yayasan sebetulnya memiliki

dampak positif terhadap perkembangan mental dan spiritual anak-anak jalanan melalui siraman

rohani. Hal ini sesuai dengan pernyataan Zayyadi: “tentu saja dalam kegiatan di dalam yayasan ini

ada aturan-aturan yang bertujuan untuk mendidik mereka, tidak semata-mata pemberdayaan

ekonominya, tapi juga pemberdayaan mental dan spiritualnya.”70

B. Strategi Pengentasan Kemiskinan

Dalam usahanya untuk mencoba membantu anak-anak jalanan agar bisa

mengatasi kemiskinannya, maka Yayasan Bina Anak pertiwi memiliki beberapa

program yang bertujuan agar anak jalanan mampu untuk mengembangkan

kemampuannya, yaitu:

1. Program kelompok belajar

Pendidikan memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dalam

menunjang masa depannya, khususnya bagi pembangunan kehidupan intelektual nasional.

Amandemen UUD 1945 dengan tegas mengamanatkan pentingnya pendidikan. Pada pasal 31 ayat

70 Wawancara pribadi dengan Zayyadi.

Page 72: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

(1) menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikannya, sedangkan pada

pasal 31 ayat (2) berbunyi bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan

pemerintah wajib membiayainya. Amandemen ini hasil dari institusi sosial lainnya termasuk

hukum, sosial budaya, ekonomi, dan politik sebagai suatu kesadaran kolektif. Pendidikan

sepatutnya juga responsif terhadap ketidakseimbangan struktur populasi penduduk, kesenjangan

sosio-ekonomi, kesenjangan teknologi, penyesuaian sendiri terhadap nilai-nilai baru dalam era

globalisasi dan ini sepatutnya diarahkan kepada pembangunan nasional.71 Salah satunya

berkenaan dengan kemajuan pendidikan anak bangsa.

Pentingnya pendidikan tersebut lebih lanjut diuraikan dalam UU

pendidikan Nomor 20 Tahun 2003 pasal 5 yang berbunyi:

a. Setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh

pendidikan yang bermutu.

b. Warga Negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual,

dan atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.

c. Warga Negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang

terpencil berhak memperoleh Pendidikan Layanan Khusus (PLK).

d. Warga Negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak

memperoleh pendidikan khusus.

e. Setiap warga Negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang

hayat.72

Untuk mewujudkan amanah tersebut maka diperlukan sinergi antara

pemerintah, swasta dan masyarakat. Dalam hal ini Yayasan Bina Anak Pertiwi

71 Direktorat Pendidikan Kesetaraan Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah

Depdiknas. Pendidikan Kesetaraan dan Pesan UUD 1945 dalam Pendidikan Kesetaraan

Mencerahkan Anak Bangsa (Jakarta: Bina Putera Utama, 2006), h. 21.

72 Direktorat Pendidikan Kesetaraan Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Depdiknas. Pendidikan Kesetaraan dan Pesan UUD 1945 dalam Pendidikan Kesetaraan

Mencerahkan Anak Bangsa. h. 22.

Page 73: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

memiliki program kelompok belajar dalam bentuk pendidikan kesetaraan yang

meliputi program paket A setara dengan SD/MI, paket B setara SMP/MTS, dan

paket C setara SMA/MA. Semua itu merupakan pendidikan non formal (PNF)

yang ditujukan bukan hanya untuk anak-anak jalanan, tetapi juga anak-anak dari

masyarakat sekitar yang berasal dari masyarakat kurang mampu, anak-anak yang

tidak pernah sekolah, anak yang putus sekolah serta anak-anak usia produktif

yang belum memiliki pengetahuan dan kecakapan hidup dan warga masyarakat

lain yang perlu layanan khusus dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Di bawah

ini adalah data anak-anak yang mengikuti program kejar paket.

Tabel 7

Anak-anak yang mengikuti kejar paket A

NNNNOOOO NNNNAMAAMAAMAAMA

Anak JalananAnak JalananAnak JalananAnak Jalanan

NNNNAMAAMAAMAAMA Kepala Kepala Kepala Kepala

KeluKeluKeluKeluargaargaargaarga

LLLL

////

PPPP UUUUMURMURMURMUR AAAALAMAT LAMAT LAMAT LAMAT RRRRUMAHUMAHUMAHUMAH PPPPENDIDIKANENDIDIKANENDIDIKANENDIDIKAN

1. ABDUL RAHMAN EMAN L 21 JL. BACANG JATI

PADANG PASAR MINGGU PAKET A

2.ADJI ALFIAN

PRIYANTO MASMIN L 19 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET A

3. AGAM ADSYAH L 16 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET A

4.AGUNG REKA

FEBRIADI AGUNG

REKAHADI L 18 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET A

5.AGUS SALIM AL

RABBANI SOPYAN L 21 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET A

6. AHMAD FAISAL ARMAN

SYAMSUDIN L 16 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET A

7.AHMAD TAUFIK RIZKI

SOGI L 21 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET A

8.ALDI MULIA

FIRMANSYAH BASTARI L 19 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET A

9. ARI SAPUTRA RAWIT L 15 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET A 10.DEDE SAPUTRA PAEDI L 14 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET A 11.DEDE SURYANA SURYANA L 18 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET A

12.DEIGO MAHMUD

FAHRESI MAHDI L 22 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET A

13.DEINIL ISLAMU

IRAWAN MARSUNI L 19 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET A

14.FEBRIANTO PUTRA

ALONSO PAEDI L 16 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET A

Page 74: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

15.KIFLI L 15 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET A

16.MUHAMMAD

ARIFIN SAEFUL L 15 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET A

17.MUHAMMAD

RIDWAN

IRWANSYAH ZULFARIZAL L 17 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET A

18.MUHAMMAD

ZAINURI AHMAD L 16 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET A

19.PARULIAN DOLOK

SARIBU

HOTLER

DOLOK

SARIBU L 17 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET A

20.RADJA ISLAMI

PASHA ABDULLAH L 10 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET A

21.RAJAB AL ISLAM L 16 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET A 22.RAVI L 14 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET A

23.REYNUR RAHMAT

MALIK M. ABDUL

MALIK L 19 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET A

24.REZA WAHYU

ILAHI RAHMAN L 16 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET A

25.RIAN SIREGAR KORI L 19 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET A 26.RICO DAKAR L 14 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET A 27.RIFKI ASRUL L 18 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET A 28.SYAIFULLAH YUDA L 20 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET A 29.TAMSIR L 21 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET A 30.WARDIMA J.B. BASTARI L 15 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET A 31.YUDI SETIAWAN BONA L 18 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET A

Sumber: data Yayasan BAP

Tabel 8

Anak yang mengikuti kejar paket B

NNNNOOOO NNNNAMAAMAAMAAMA

Anak JalananAnak JalananAnak JalananAnak Jalanan

NNNNAMAAMAAMAAMA Kepala Kepala Kepala Kepala

KeluargaKeluargaKeluargaKeluarga

LLLL

////

PPPP

UUUUMUMUMUMURRRR

AAAALAMAT LAMAT LAMAT LAMAT RRRRUMAHUMAHUMAHUMAH PPPPENDIDIKANENDIDIKANENDIDIKANENDIDIKAN

1. ABDUL QADIR J. ATMA L 18 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET B 2. ADI POLENG L 22 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET B

3. CHANDRA

EFFENDI RIJEN ULUAN L 20 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET B

4. DONI

KURNIAWAN AMRIL

BUYUNG L 21 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET B

5. HERI PURNAMA L 20 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET B 6. MADROIS WADI L 20 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET B

7. PUTRA SUSANTO SOLIKHA L 13 TONGTEK TEBET BUKIT

DURI PAKET B

8. RICHARD

FERNANDO PONGKY L 16

TONGTEK TEBET BUKIT

DURI PAKET B

9. RIKI WIRMA BASTARI L 16 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET B 10. RUDI HARTONO TOLING L 21 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET B

11. RUSTAM TARYAN NANA

SABNA

SUDARMA L 20 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET B

12. SURYATNO SAIFUL L 16 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET B

Page 75: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Sumber: data Yayasan BAP

Tabel 9

Anak yang mengikuti kejar paket C

NNNNOOOO NNNNAMAAMAAMAAMA

Anak JalananAnak JalananAnak JalananAnak Jalanan

NNNNAMAAMAAMAAMA Kepala Kepala Kepala Kepala

KeluargaKeluargaKeluargaKeluarga

LLLL

////

PPPP

UUUUMUMUMUMU

RRRR AAAALAMAT LAMAT LAMAT LAMAT RRRRUMAHUMAHUMAHUMAH PPPPENDIDIKANENDIDIKANENDIDIKANENDIDIKAN

1. AHMAD SOBARI MULYADI L 19 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET C 2. JULI DHARMA DIMAN L 22 RS. BINA ANAK PERTIWI PAKET C

Sumber : data Yayasan BAP

Para pendidik untuk sekolah paket ini dipegang oleh istri dari beberapa pengurus, seperti

pernyataan Ali: “yang menjadi pengajar sekolah paket dari istri-istri pengurus juga, seperti istrinya

ka Abdus, kemudian Suliyati, saya sendiri juga. Waktu yang digunakan untuk belajar adalah hari

senin, selasa, dan rabu mulai pukul 9 pagi sampai 12 siang.73

2. Pemberian beasiswa

Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan kita. Dengan

pendidikan kita mendapatkan ilmu, dan dengan ilmu itulah kita dapat menyongsong masa depan

yang lebih baik. Dengan begitu pendidikan menjadi sangat penting bagi anak-anak jalanan sebagai

salah satu upaya untuk mengentaskan kemiskinan mereka. Mereka yang putus sekolah karena

kemiskinannya, menjadikan masa depan mereka suram. Seperti pernyataan DS: saya turun di jalan

buat Bantu orang tua ka. Adik saya ada dua, sedangkan bapak Cuma penjual tas, ibu ga kerja. Saya

dijalan ngamen, karna di ajak teman. Pendidikan saya aja Cuma sampe kelas 4 SD karna orang tua

engga mampu.”74

Untuk itulah yang dibutuhkan oleh anak-anak jalanan adalah memberikan

bantuan berupa beasiswa agar mereka dapat meneruskan sekolah seperti yang

mereka mau. Maka dari itu pemberian beasiswa ini hanya untuk mereka yang

benar-benar semangat dalam belajar seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Pemberian program beasiswa ini kepada anak-anak jalanan didasari dengan tujuan

73 Wawancara pribadi dengan Ali (pengurus), Jakarta 18 Februari 2009.

74 Wawancara pribadi dengan DS, Jakarta 11 Februari 2009.

Page 76: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

agar anak jalanan tidak kembali berada di jalan. Kemudian juga untuk

meringankan biaya sekolah yang harus ditanggung anak jalanan, serta

memberikan motivasi belajar kepada anak jalanan.

Karena didasari pendidikan sebagai hal penting yang harus dilalui, dan juga

dengan ilmu anak jalanan dapat merubah hidupnya dan dapat mengentaskan

kemiskinannya menuju kehidupan yang lebih layak, maka program ini diberikan

kepada anak-anak yang benar-benar membutuhkan, hal ini dapat dilihat melalui:

1. Motivasi, sejauhmana keinginan anak jalanan untuk meneruskan sekolah.

Prestasi, anak-anak yang berprestasi di sekolah akan diberikan beasiswa.

Hal ini didukung oleh pernyataan Zayyadi: ”dalam bidang pendidikan, ada yang berhasil

sampai dibangku kuliah dari tidak pernah sekolah sama sekali kemudian kita tempatkan untuk

belajar di sini dan ketika kita melihat keseriusan pada diri anak tersebut lalu kita tawarkan dia

untuk sekolah ke tingkat yang lebih tinggi lagi dan lebih formal.”75

Menurut beberapa sumber saat ini ada beberapa bantuan dari para

dermawan yang membantu beasiswa anak-anak, dan rata-rata yang menjadi

donatur adalah dari para pembinanya, Diantaranya adalah ibu Isis (istri Arifin

Panigoro) yang menanggung pendidikan anak sebanyak 30 orang, bapak Erwin

Husein (pengusaha perkapalan) menanggung sebanyak 8 orang, jamaah Kajian

Islam Raudlah Pondok Indah yang menanggung 10 orang, jamaah ibu-ibu

Pengajian Sakinah, Tebet, dan sisanya dari kas yayasan. Di samping itu, anak-

anak yang sekolah di lembaga formal tersebut mendapatkan keringanan dari

sekolah melalui dana bos, ada juga sekolah yang memberikan keringanan 50

sampai 70 %.

75 Wawancara pribadi dengan Zayyadi.

Page 77: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Pemberian beasiswa tidak hanya dilakukan untuk anak-anak jalanan saja, tetapi juga

diberikan kepada anak-anak dari keluarga tidak mampu yang tinggal di sekitar yayasan. Sebab

sasaran program yayasan BAP tidak hanya untuk anak jalanan semata, tetapi juga untuk anak

tidak mampu, di samping untuk menghindari kecemburuan sosial terhadap anak-anak yang tinggal

di yayasan ini. Makanya yayasan ini selalu menyuruh anak-anak jalanan yang dibina untuk selalu

terjun dalam setiap kegiatan sosial yang ada di masyarakat, oleh karena itu yayasan ini sangat

terbuka kepada masyarakat berupa pelayanan-pelayanan seperti misalnya yayasan ini memiliki

sertifikat sehat untuk anak-anak jalanan berupa askes khusus dan itu bisa dimanfaatkan oleh

banyak orang.76

Hal tersebut dikuatkan oleh pernyataan salah satu warga ketika penulis

tanya apa peran yayasan BAP terhadap masyarakat sekitar, maka jawaban ibu

tersebut adalah bahwa yayasan BAP ini memiliki jiwa sosial yang tinggi karena

bantuan yang diberikan bukan hanya untuk kalangan anak-anak jalanan yang

menjadi binaan saja tetapi juga masyarakat sekitar juga bisa menikmati fasilitas

yang dimiliki Yayasan BAP ini seperti sekolah paket, karena anak ibu itu

termasuk yang mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan sekolah. Saat ini anak-

anak yang mengikuti sekolah formal baik yang berada di Pasar Minggu, maupun

yang berada di daerah Depok, dan Citayam adalah sebagai berikut:

Tabel 10

Anak yang mengikuti sekolah formal

NNNNOOOO NNNNAMAAMAAMAAMA

Anak JalananAnak JalananAnak JalananAnak Jalanan

NNNNAMAAMAAMAAMA Kepala Kepala Kepala Kepala

KeluargaKeluargaKeluargaKeluarga

LLLL

////

PPPP

UUUUMUMUMUMURRRR

AAAALAMAT LAMAT LAMAT LAMAT RRRRUMAHUMAHUMAHUMAH PPPPENDIDIKANENDIDIKANENDIDIKANENDIDIKAN

1. AAN ANTON UJANG L 21 RS. BINA ANAK PERTIWI SD 2. ABDUL KARIM TIMIN L 15 TONGTEK TEBET BUKIT SMP YPMII

76 Wawancara pribadi dengan Zayyadi.

Page 78: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

DURI

3. ABDULLAH

SUAHAIMI NURLAILA L 9 KUNINGAN SETIA BUDI

SDN 01

KUNINGAN

4. ADE SYAMSIYAH SUBANA P 16 TONGTEK TEBET BUKIT

DURI

SMK

TRIDHARMA

II

5. ADITYA L SD BAITUL

KHAIR

6. AFRIANA ZULHI P 15 RS. BINA ANAK PERTIWI MTS

TANSITUL

MUTALLIMIN

7. AGUSTINA DARMINI P 13 PEJATEN TIMUR PS.

MINGGU SMPN 46

JKT

8. AHMAD AZHARI UDIN L 14 PABUARAN

BOJONGGEDE SMP PGRI

9. AHMAD JUNAIDI ADDUS L 14 SMP YASPIMU

10. AHMAD NURDIN L TEBET TONGTEK SDN 11 MANGGARAI

PAGI 11. AHMAD ROFIKI JUNAIDI L 9 MI YASPIMU 12. AHMAD FAIZI SUHAM L 14 SMP YASPIMU

13. AJENG DWI

CAHYANI P

JL. BACANG JATI

PADANG SMPN 218

JAKARTA

14. ALFIAH SAFITRI P JL. CEMPAKA JATI

PADANG

SMP

HIDAYATUL

ANAM

15. ALI SANTOSO DARMINI L 20 RS. BINA ANAK PERTIWI SMKN 15

JKT 16. ANA ASTUTI ZULHI P 20 CITAYAM DEPOK SMK YPPD

17. ANANDA

YUNANTI P TEBET

MI HAYATUL

ILMI

18. ANGRAINI MANIH P 18 STASIUN CITAYAM

DEPOK SMK YPPD

19. ANISA ANDRIA

OKTAVI P 6 CITAYAM BOJONGGEDE

PAUD

LENTERA

20. ANTONI ARIEF DARLIS L 15 RS. BINA ANAK PERTIWI SMP TAMAN

QUR’ANIYAH

21. APRIYANI TRI

WINDI ASTUTI GARENG L 14

JL. BACANG JATI

PADANG PASAR

MINGGU

SMP

FATAHILLAH

22. ARI M. RIZKI BASTARI L 18 RS. BINA ANAK PERTIWI SMK YPPD

23. BOBBY PIOH MARNI L 17 JL. BACANG JATI

PADANG PASAR

MINGGU

SMK

YAPIMDA

24. DEDE SUPRIYADI WADI L 9 PEJATEN TIMUR PASAR

MINGGU

SDN 02

PEJATEN

TIMUR

25. DEVI FAUZIAH MIZAN P 16 TONGTEK TEBET BUKIT DURI

SMK PANDAWA

26. DIAN WAHYU

UTAMA SOLIKHA L 15

TONGTEK TEBET BUKIT

DURI SMP PGRI

JKT 27. ENDAH LESTARI P SMP

Page 79: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

DHARMA

PERTIWI 28. FADLUL HADI L MI YAPINA

29. FAHRUL ROZI KURSIN L 16 TONGTEK TEBET BUKIT

DURI SMK BPL

30. FITRI HARIYANI P 13 JL. BACANG JATI

PADANG PASAR

MINGGU

SMP

WAWASAN

NUSANTARA

31. HABIBATUL

JANNAH P

SMK 1

LEMAHABANG

32. HAFIS

BAHRUDDIN L 6 CITAYAM BOJONGGEDE

PAUD

LENTERA

33. HEROUS

RATNOTO L 9

SDN CANNDI

TALANG

34. IBNU LAUDIN L 5 PABUARAN PAUD

LENTERA

35. IKA ANGRAINI WANIH P 10 CITAYAM BOJONGGEDE SDN 02

NANGGERAN

G

36. IKSAN AL FAJAR L 10 JL. BACANG JATI

PADANG PASAR

MINGGU

SDN 04 JATI

PADANG

37. ILMA INAYAH

DIANA P 10

MI

MIFTAHUL

ULUM

38. IMRON ROSADIN L SMP

LEMAHABANG 39. INDRI FAJRIANI P MI YAPINA

40. IRMA YULIANTI P 6 CITAYAM PAUD

LENTERA 41. IWAN SETIAWAN SLAMET L 14 RS. BINA ANAK PERTIWI SMP PGRI

42. JULIKA ZULHI P 9 CITAYAM DEPOK MI

HIDAYATUL

ATHFAL

43. KELVIN JUNATA L SD BAITUL

KHAIR

44. KOKO

PURWANTO BADRI L 15

TONGTEK TEBET BUKIT

DURI

SMA 01

CAWANG

BARU

45. LIA APRILIA PANDI P 12 STASIUN CITAYAM

DEPOK

SD

RAUDATUL

ATHFAL

46. LISNA MINA P 9 PABUARAN DEPOK MI

RAUDHATUL

BANAT

47. MALIK ABDUL

AZIS TIMIN L 11

TONGTEK TEBET BUKIT

DURI SD BAITUL

KHAIR 48. MARLINA P MI AS-SALAM

49. MARWAN S. SUMAR L 9 JL. BACANG JATI

PADANG PASAR

MINGGU

SDN 01 JATI

PADANG

50. MUHAMMAD

ABDUL AZIS AJIS L 10

NANGGERANG BOJONG

GEDE SMP KUSUMA

BANGSA

Page 80: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

51. MUHAMMAD

CEPI RUDI L 14 CITAYAM DEPOK

SMP

DHARMA

PERTIWI

CIPAYUNG

52. MUHAMMAD

NOUVAL

JAUHARI L 5

JL. BACANG PASAR

MINGGU

TPA

HIDAYATUL

ANAM

53. MUHAMMAD

RAMLI L

SMPN

CIOMAS

54. MUHAMMAD

SUBHAN NACHRAWI L 13 STASIUN DEPOK BARU

MTS AL-

FALAH

55. MUHARANI P SMP

HIDAYATUL

ANAM

56. MUTMAINNAH JAUHARI P 5 PABUARAN PAUD

LENTERA

57. NIKEN DAMAR

BUNGA P MI YAPINA

58. NUR FAIZAH P 15 MTS NURUL

YAQIN 59. PARYANTO SUTIYEM L 20 RS. BINA ANAK PERTIWI SDN 60. PUPUT MEA ANDI P 11 STASIUN DEPOK BARU SD ANYELIR

61. QURRATUL AINI L SMP ISLAM

MIFTAHUL

ULUM

62. RAHMAH

ZAUBAIDAH P 5

TEGAL PARANG

MAMPANG TK AR-

RIYADH

63. RAHMALIA P CITAYAM SMP

NUSANTARA

64. REYANI ISHAK P 17 TONGTEK TEBET BUKIT DURI

SMK DARUL MUKMINI

65. RIA APRILIA P SMP

YAPINA

66. RINI TABRIJI P 15 TONGTEK TEBET BUKIT

DURI SMK BPL

67. RIO PIOH MARNI P 15 JL. BACANG JATI

PADANG PASAR

MINGGU

SMPN 212

JKT

68. RIZQIYATI P SMP ISLAM

MIFTAHUL

ULUM 69. ROBBY PIOH MIDI L 18 RS. BINA ANAK PERTIWI SD

70. SELLA BELLA

NISSA JUMIATIH P 10

TONGTEK TEBET BUKIT

DURI SDN II

MANGGARAI

71. SEPTI

WULANDARI IPIN P 9

JL. BACANG JATI

PADANG PASAR

MINGGU

SDN 04 JATI

PADANG

72. SITI RAHMAWATI P 5 CITAYAM PAUD

LENTERA

73. SOFIANA ULFA P MI

MIFTAHUL

ULUM 74. SRI BADAYANI SUTARYATI P 10 TONGTEK TEBET BUKIT SD BAITUL

Page 81: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

DURI KAHIR

75. SRI PUJIANTI SUTARYATI P 15 TONGTEK TEBET BUKIT

DURI

MTS

MUHAMMADI

YAH

76. SUGIANTO YUDI L 12 TONGTEK TEBET BUKIT

DURI SMP YPMII

77. SUPARDI L SMA ISLAM

MIFTAHUL

ULUM

78. TARI

HANDAYANI AHMAD

DEMIATI P 16

TONGTEK TEBET BUKIT

DURI MTS AT-

TAHIRIYAH

79. TITANIA P 9 MI

MIFTAHUL

ULUM

80. TRISNA DARMINI P 15 PEJATEN TIMUR PS.

MINGGU SMP

YAPIMDA

81. WAHYU

RENAWAN WANIH L 16 RS. BINA ANAK PERTIWI

SMP ISLAM

ISTIQOMAH

82. WIDIA AUDINI

HIDAYAT P

SDN

MANGGARAI

09 PAGI

83. WIDIAWATI WADI P 12 PEJATEN TIMUR PASAR

MINGGU MI AS-SALAM

84. YULIANA DARMINI P 10 PEJATEN TIMUR PS.

MINGGU SDN 02

PEJATEN

Sumber: data Yayasan BAP

2. Proyek pertanian

Salah satu program yayasan dalam hal pertanian adalah usaha budidaya

belimbing. Saat ini sedang berjalan. Budidaya belimbing ini menempati areal

seluas 4 hektar berada di daerah Jonggol. Selain itu juga ada kerjasama-kerjasama

dengan PT lain seperti PT Andromina dalam bidang perkebunan. Pihak yayasan

mengutus anak-anak sekitar 17 orang dan ditempatkan di Sukabumi.

3. Program keterampilan

Keterampilan sangat penting bagi anak jalanan untuk mendidik mereka

agar menjadi orang yang lebih mandiri, dan agar mereka tidak selalu bergantung

pada orang lain, agar mereka juga memiliki keahlian tertentu sebagai bekal

Page 82: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

kehidupannya dimasa depan. Setelah mereka mendapatkan keterampilan, mereka

diharapkan dapat meninggalkan pola hidup masa lalu, yaitu berada di jalanan

dengan resiko-resiko yang rawan terhadap kehidupan mereka.

Beberapa pelatihan yang diberikan oleh yayasan seperti keterampilan membuat

sandal dan sepatu hotel, training untuk montir, dan komputer. Dalam pemberian

keterampilan ini seperti ucapan dari Zayyadi sebagai ketua:

“jiwa yang ditanamkan tidak semata-mata memberikan pelatihan-pelatihan tetapi juga

kita memberikan pelatihan jiwa interpreneurship. Dia harus paham betul manfaat untuk

dirinya. Seperti juga kita mengajarkan bagaimana membuat rancangan dalam sebuah

pekerjaan. Ada dua hal berupa personal skill dan social skill. Misalnya saja montir, dalam

hal personal skillnya perangkat apa yang harus disiapkan, bagaimana pola kerja samanya.

Sedangkan social skill yang diberikan adalah bagaimana dia memberikan pelayanan yang

baik kepada klien. Bagaimana caranya berkomunikasi dengan orang. Namanya

jasa/pelayanan beda dengan produksi. Kalau produksi adalah masalah kualitas produk dan

kemasan, sedangkan ini lebih kepada pelayanan yang baik, lebih banyak senyum dan

tidak mengecewakan orang.”77

Seperti pernyataan IN ketika penulis tanya tentang manfaat dari pelatihan yang

diberikan, dia menjawab:”dapet pengalaman…jadi kalo punya duit bisa tau untuk apa, kaya buka

bengkel seperti yang udah diajarin.”78

Dengan pelatihan-pelatihan yang diberikan, maka para Pembina dan

pengurus yayasan harus jeli mengamati gerak-gerik anak-anak yang serius dan

juga mempelajari kecenderungan minat anak, diantaranya adalah:

1. Mengarahkan anak-anak untuk berusaha secara mandiri untuk belajar.

77 Wawancara pribadi dengan Zayyadi.

78 Wawancara pribadi dengan IN, Jakarta, 11 Februari 2009.

Page 83: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Pola pembinaan lebih kepada usaha mandiri yang mengantarkan peserta didik

tidak semata-mata hanya dilatih kemudian selesai, tapi juga diadakan

pendampingan dari pengelolaan usaha sampai manajemennya. Maka di sini

yayasan memberikan keterampilan-keterampilan bukan semata-mata untuk

bekerja tapi juga untuk usaha bagaimana anak-anak jalanan ini dapat terampil

mengelola usaha serta memenejnya, setelah itu mereka bisa mengembangkan

usahanya sendiri. Sebagai contoh seperti yang dikemukakan oleh Zayyadi (ketua):

“salah satu anak didik kami yang bernama Awi, dia betul-betul berhasil dalam hal

perdagangan dan dia juga berhasil dalam hal pekerjaannya sebagai pegawai dan dia dapat

dipercaya oleh bosnya. Itukan merupakan suatu keberhasilan juga. Yang dulu dia tidak

pernah dianggap keberadaannya tapi justru sekarang dia mendapatkan penghargaan yang

lebih dari orang lain. Sekarang ini justru dia sudah menjadi pengusaha asongan di daerah

Depok Baru dengan anak buah tidak kurang dari 100 orang, bukan hanya remaja

seusianya yang diberi pekerjaan tapi juga orang yang sudah berkelurga bahkan sudak

mempunyai anak. Setelah mendapatkan pelatihan dan pengarahan dari para Pembina dan

dia bisa memenej usahanya sendiri bermodalkan pengalaman yang didapatnya saat ia

mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Yayasan BAP ini.”79

4. Program kesenian

Bagi anak-anak yang memiliki kecenderungan ke dunia musik, mereka

diarahkan kepada apa yang menjadi minatnya. Musik bagi mereka sudah tertanam

sejak awal karena dari kecil mereka sudah menjadi pengamen dan dengan

bermusik juga mereka bisa mencari makan dan memenuhi kebutuhan hidup

lainnya.

Dari beberapa informan yang penulis Tanya tentang pelatihan apa lagi yang ingin

didapat tidak sedikit yang menjawab ingin pelatihan musik. Seperti penyataan SY:

“Menurut saya pelatihan di sini sebenarnya belum cukup…saya masih harus

banyak belajar dan mendapat bimbingan dari orang-orang. Tapi kalo ditanya

79 Wawancara pribadi dengan Zayyadi.

Page 84: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

pelatihan apa yang pengen saya dapat selanjutnya saya pengen musik. Saya

seneng ikut pelatihan di sini soalnya kan banyak teman-teman dan pelatihan itu

kan buat saya juga nantinya.”80

Untuk itu pihak yayasan selalu berusaha mengikutsertakan mereka dalam

setiap festival-festival. Beberapa prestasi yang pernah diraih yaitu pernah menjadi

juara III dalam Lomba Vokal Group tingkat Provinsi DKI Jakarta.

Dari bermacam-macam program keterampilan yang diterapkan Yayasan Bina

Anak Pertiwi, semuanya memang bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan

mereka, agar mereka mandiri pada masa depan mereka dan mempunyai

kemapanan dalam ekonomi

Dengan merubah pola berfikir anak, maka pengurus yayasan mengajak anak

untuk selalu berfikir optimis ke depan. Karena kehidupan masa depan itu lahir

dari bagaimana cara kita dalam menjalani kehidupan sendiri. Oleh karena itu,

anak jalanan yang dibina di yayasan BAP ini telah mengerti dengan jelas apa

maksud diadakannya program-program tersebut. Dengan mengangkat harga diri

mereka, sehingga mereka merasa malu untuk sering berada di jalan dan juga

memberikan dorongan kepada mereka agar mereka mengerti dengan benar bahwa

dengan kegiatan-kegiatan ini mereka bisa menjadi orang yang lebih baik.

Dengan program-program pengembangan diri inilah pihak yayasan mengajarkan

kepada mereka bagaimana cara berwirausaha dan menjadi entrepreneur sejati

karena sebagai seorang wira usaha sejati adalah: dorongan berprestasi, bekerja

keras, memperbaiki kualitas, bertanggung jawab, optimis, berorientasi pada hasil

80 Wawancara pribadi dengan SY, Jakarta 11 Februari 2009.

Page 85: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

karya yang baik, mampu mengorganisasikannya. Karakteristik tersebut setidaknya

dapat membantu anak jalanan yang ikut pelatihan agar mereka lebih semangat lagi

untuk menjalankan program-program tersebut.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Program

Dalam setiap upaya yang dilakukan dalam rangka mengentaskan

kemiskinan anak-anak jalanan, dalam perjalanannya tentu banyak dukungan-

dukungan maupun hambatan-hambatan yang ditemui, mengingat program-

program yang dikembangkan oleh Yayasan Bina Anak Pertiwi ini masih dalam

proses perkembangan.

Maka bukan tidak mungkin banyak hal-hal yang didapatkan dalam perjalanannya.

Berdasarkan wawancara dan hasil observasi yang penulis lakukan, maka terdapat

beberapa hal yang menjadi faktor pendukung dan faktor penghambat dari

program-program yang dilakukan oleh Yayasan Bina Anak Pertiwi dalam

upayanya mengentaskan kemiskinan anak jalanan. Yaitu:

1. Faktor pendukung

Beberapa faktor yang sangat berperan penting sebagai pendukung terhadap

program pengembangan usaha mandiri yang dijalankan oleh Yayasan Bina Anak

Pertiwi yaitu:

A. Letak yayasan yang sangat strategis dari kantong-kantong anak jalanan, yaitu

sekitar 1,5 km dari pusat belanja dan stasiun Pasar Minggu.

B. Tempat yang digunakan untuk proses dalam pelaksanaan program-program

serta asrama yang dimiliki yayasan merupakan bangunan permanen milik

Page 86: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

sendiri jadi bisa mengurangi pengeluaran untuk meyewa tempat dalam setiap

pelaksaan program.

C. Penerimaan dari masyarakat sekitar yang memberikan dukungan moriil karena

para pengurus yang ada di yayasan memenej lembaga dengan keterbukaan

kepada siapa saja, dan bersikap komunikatif dan bersedia melayani siapa saja

yang bertamu atau melakukan komunikasi termasuk menerima saran dari

berbagai pihak dan tidak komersil.

D. Adanya sumber belajar yang enerjik dan berkualitas yang mampu menyulap

keterbatasan yang ada di yayasan menjadi tempat-tempat yang berguna seperti

membuat perpustakaan mini, menyediakan alat-alat yang dapat digunakan

sebagai sarana penunjang dalam program-program pelatihan yang diberikan

oleh Yayasan Bina Anak Pertiwi.

E. Dari segi mitra usaha sangat berpengaruh penting terhadap jalannya upaya-

upaya pengentasan kemiskinan yang dilakukan yayasan baik dari segi

permodalan yaitu pemberian modal yang datangnya dari para donatur, maupun

dari segi penerimaan produk hasil karya anak-anak jalanan.

F. Dari segi mitra kerja berupa dukungan-dukungan yang datangnya dari tenaga-

tenaga kerja yang profesional dibidangnya. Seperti para pelatih keterampilan

maupun para pendamping yang bertanggung jawab untuk meningkatkan

keahlian anak/peserta didik sebagai upaya pengentasan kemiskinan.

2. Faktor penghambat

Beberapa faktor yang menjadi penghambat dari segala kegiatan yang bertujuan

untuk mengentaskan kemiskinan anak-anak jalanan diantaranya yaitu:

Page 87: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

A. Walaupun Yayasan Bina Anak Pertiwi memiliki donatur-donatur yang tetap

tapi kekurangan-kekurangan masih tetap saja ada mengingat jumlah anak-

anak jalanan yang ada di bawah naungan Yayasan ini lumayan cukup banyak

sehingga kebutuhan-kebutuhan pokok pun semakin meningkat.

B. Selama ini pemerintah masih memandang sebelah mata terhadap kaum-kaum

marjinal, hanya lembaga-lembaga tertentu saja yang mulai memperhatikan

nasib anak-anak jalanan.

C. Selain itu kurang intensifnya penggalangan dana pembangunan dari

masyarakat, sehingga terlihat dari pembangunan sarana fisik yang berjalan

lamban.

D. Selain itu juga masih kurangnya sosialisasi anak dengan masyarakat sekitar

sehingga pandangan negatif terhadap anak jalanan belum sepenuhnya hilang,

oleh karena itu pihak yayasan perlu melibatkan masyarakat sekitar dalam

program-program supaya jangan sampai program ini berhenti di tengah jalan.

Dengan begitu anak dapat membaur dengan proses sosialisasi dengan

lingkungan sekitar. Karena jika tidak, motivasi yang seharusnya menjadi

pendukung justru bisa berbalik menjadi penghambat karena motivasi anak-

anak itu mudah berubah-ubah, kadang maju kadang mundur, jika kondisi

sosialnya kurang nyaman bagi mereka bisa jadi motivasinya menjadi kendur.

E. Sarana dan prasarana yang masih kurang lengkap, karena alat-alat yang

dimiliki kebanyakan masih berupa alat-alat manual seperti alat-alat yang

digunakan untuk membuat sandal dan sepatu hotel.

F. Terbatasnya areal asrama dan menyulitkan untuk penambahan perluasan area

Page 88: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

yayasan karena letaknya yang berda di tengah-tengah wilayah pemukiman

berpenduduk padat dan juga wilayah yang strategis sehingga harga jual tanah

cukup tinggi sehingga menyulitkan pihak pengurus untuk menjangkaunya,

meskipun usaha pengembangan termasuk perluasan areal dan pembangunan

fisik tetap berjalan terus.

Page 89: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Upaya-upaya yang dilakukan oleh Yayasan Bina Anak Pertiwi dalam

mengentaskan kemiskinan anak jalanan melalui program-programnya seperti

membentuk kelompok belajar berupa paket A, B, dan C serta sekolah-sekolah

formal untuk anak-anak yang serius dan memiliki prestasi, selain itu juga

pemberian beasiswa, pembinaan dalam keterampilan-keterampilan sangat

membantu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh anak-anak jalanan,

salah satunya yaitu dapat mengurangi penderitaan kemiskinan mereka karena

mereka mampu mendapatkan kesempatan dalam hal pendidikan misalnya. Seperti

yang kita tahu bahwasanya salah satu faktor yang melatarbelakangi anak jalanan

putus sekolah atau tidak pernah sekolah adalah masalah kemiskinan mereka,

tetapi kemudian setidaknya dapat diatasi melalui program-program Yayasan Bina

Anak Pertiwi. Begitu juga dengan pelatihan-pelatihan ketrampilan yang

diterapkan kepada anak-anak jalanan membawa dampak yang sangat positif bagi

anak-anak jalanan itu sendiri.

B. Saran-Saran

Ada beberapa saran yang akan penulis ungkapkan yang bisa dijadikan

sebagai acuan baik untuk Yayasan itu sendiri, maupun untuk masyarakat dan

pemerintah. Saran tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut yaitu:

1. Dalam menangani masalah anak jalanan terutama kemiskinannya bukanlah

tugas yang ringan dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Maka dari

Page 90: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

itu perlu adanya kerjasama yang baik antara Yayasan dengan pihak-pihak

yang dapat mendukung program-program, dalam hal ini adalah masyarakat

dan pemerintah. Untuk pemerintah sebaiknya menyediakan anggaran-

anggaran yang berorientasi pada penyelesaian masalah anak jalanan secara

intensif, komprehensif dan integral bukan hanya pada proyek saja. Di

samping itu pemerintah perlu menyediakan dan memberikan kesempatan-

kesempatan fasilitas yang seluas-luasnya kepada seluruh anak-anak Indonesia

yang memang sangat membutuhkan. Agar pihak-pihak yang peduli terhadap

anak-anak jalanan dalam melakukan tugasnya dengan lancar.

2. Untuk Yayasan Bina Anak Pertiwi sebaiknya lebih banyak lagi mengadakan

kegiatan-kegiatan yang dapat melatih kemandirian anak-anak jalanan agar

mereka dapat memperbaiki kehidupan mereka dari belenggu kemiskinan yang

menimpa mereka. Untuk itu perlu adanya penambahan kerja sama terhadap

pihak-pihak yang berkompeten dalam mendukung program-program.

3. Bagi anak-anak jalanan hendaknya tidak larut dalam situasi sosial yang tidak

menguntungkan, seperti dapat memilah perbuatan mana yang baik dan

menguntungkan dan juga perbuatan mana yang kurang baik dan merugikan.

Proses pemilahan tersebut harus didukung oleh kemauan untuk berubah dan

pengetahuan yang cukup, oleh karena itu jangan segan-segan untuk bertanya

kepada para Pembina dan ikut dalam program-program yang diselenggarakan

yayasan demi menyongsong masa depan yang lebih baik.

Page 91: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

DAFTAR PUSTAKA

Referensi buku

Ahmad, Amrullah. Islamisasi Ekonomi. Yogyakarta: PLT@M, 1985.

Arief, Armai. Upaya Pemberdayaan Anak Jalanan dalam Rangka Mewujudkan

Kesejahteraan Sosial dan Stabilitas Nasional. Jakarta: Fajar, jurnal LPM UIN Syahid Jakarta, 2002.

Baryagis, Hasan. Wahai Ummi Selamatkan Anakmu. Jakarta: Penerbit Arina,

2005.

Berry, David. Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi. Jakarta: CV Rajawali, 1983.

Direktorat Pendidikan Kesetaraan Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah

Depdiknas. Pendidikan Kesetaraan dan Pesan UUD 1945 dalam

Pendidikan Kesetaraan Mencerahkan Anak Bangsa. Jakarta: Bina Putera

Utama, 2006.

Gunawan, Ary H. Kebijakan-Kebijakan Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta,

1999. cet. ke-2.

Hendropuspito. Sosiologi sistematik. Yogyakarta: Kanisius, 1989.

Irwanto. Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus di Indonesia. Jakarta: PKPM Unika Atma Jaya, 1999.

Kusmana,ed. Bunga Rampai Islam dan Kesejahteraan Sosial. Jakarta: IAIN

Indonesia Social Equity Project, 2006.

Modul Pelatihan, Intervensi Psikososial Bagi Pekerja Sosial. Jakarta : YKAI,

2002.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda

Karya, 1999, cet. ke-10.

Mulandar, Surya (penyunting). Dehumanisasi anak marjinal: berbagai

pengalaman pemberdayaan. Bandung: Yayasan Akatiga, 1996.

Nasution, Harun. Islam Rasional Gagasan dan Pemikiran. Bandung: Mizan,

1995.

Nugroho, Iwan dan Dahuri, Rochmin. Pembangunan Wilayah, Perspektif

Page 92: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Ekonomi, Sosial dan Lingkungan. Jakarta: LP3ES, 2004.

Nurhayati, “Pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap Anak Jalanan (Studi

Kasus Rumah Singgah Sakina),” skripsi Sarjana Pendidikan. Jakarta: Perpustakaan UIN, 2004.

Prasadja, Heru dan Agustian, Murni Ati. Anak Jalanan dan Kekerasan. Jakarta:

PKPM Unika Atma Jaya, 2000.

Prayogo, Imam dan Tobroni. Metodologi Penelitian Sosial Agama. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003. cet ke-2.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka , 1998. Cet. Ke 2.

Ridwan, M. Meden. ed. Tradisi Baru Penelitian Agama Islam. Bandung: Nuansa, 2001.

Sarwono, Sarlito Wirawan. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta : CV Rajawali,

1984. cet ke I.

Universitas Prof. DR. Moetopo (Beragama), Rangkuman Seminar Sehari

Pengentasan Kemiskinan dan Kesenjangan Pemerataan Hasil

Pembangunan. Jakarta 24 juli 1993.

Sherraden, Michael. Aset untuk Orang Miskin; Perspektif Baru Usaha

Pengentasan Kemiskinan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada, 2002.

Soetomo, Masalah Sosial dan Pembangunan. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya,

1995.

Sudrajat, Tata “Pola Hubungan Sosial dan Aktivitas Sosial Ekonomi Anak

Jalanan” makalah PKBI, 1999.

Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung : PT

Refika Aditama, 2005.

Suparlan, Parsudi. Kemiskinan di Perkotaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

1995. cet. Ke 2.

Twikromo, Y. Argo Pemulung Jalanan Yogyakarta : Konstruksi Marjinalitas dan

Perjuangan terhadap Bayang-Bayang Budaya Dominan. Yogyakarta: Media

Pressindo, 1999.

Page 93: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

UU RI Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak. Surabaya: Media

Center, 2006.

Yafie, Ali. Islam dan Problematika Kemiskinan Pesantren. Jakarta: Buku P3LM, 1986

Majalah / Koran

Asmawi, “Menatap Masa Depan Anak-Anak Jalanan”, Ummi (majalah Islam wanita) September 2001.

Dana untuk Tangani Anak Jalanan Kurang, Media Indonesia. Jakarta 21 Juli 2001.

Fajar, Jurnal LPM UIN Syarif Hidayatullah, Edisi Vol 4, No.I, November 2002.

Jinano, Mutohharun. “Kemiskinan dan Filantropi Agama,” Sindo. 4 September

2007.

Jumlah Anak Jalanan di Jakarta Berkurang, Kompas. Jakarta 16 April 2002.

“Pendidikan Anak Miskin.” Media Indonesia. 15 juni 1999.

Internet

http://id.wikipedia.org/wiki/kemiskinan, artikel diakses tanggal 6 Januari 2009.

http://harjasaputra.wordpress.com/ , artikel diakses tanggal 6 Januari 2009.

“Karakteristik Sosial Ekonomi dan Demografi Anak Jalanan di Kotamadya Malang.” Artikel diakses pada tanggal 7 februari 2009 dari

http//.www.depnakertrans.org.id.

“Pada Hari Ini Mari Dengar Suara Anak Jalanan ,” artikel ini diakses tanggal 12 januari 2009

dari http://www.kompas.com/kompas_cetak/0307/23/utama.

Zulkarnaen,Sander Diki. “Pemberdayaan Keluarga Sebagai Basis Utama Dalam Pembinaan

Anak Jalanan,” artikel ini diakses tanggal 12 januari 2009 dari

http://www.kpai.go.id/doc/keluarga basis utama.doc.

Page 94: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Nama : SY

Umur : 17 tahun

Anak : ke 3 dari 6 bersaudara

1. Apakah adik masih punya orang tua? Orang tua masih punya

Dimana orang tua tinggal? Di Bogor

Apa pekerjaan orang tua? Bapak petani, ibu di rumah aja

Apakah masih berhubungan dengan keluarga? Saya masih berhubungan dengan

keluarga. Saya sering pulang. Klo pulang 3-4 pulang sekali

Mengapa adik turun ke jalanan? Sementara belum dapat kerja ya ngamen dulu aja

daripada nganggur atau nyopet jadi maling.

Bagaimana rasanya hidup di jalan? Kadang enak kadang engga.

Pekerjaan apa yang adik lakukan di jalanan? Saya di jalan mengamen dari Pasar

Minggu-Blok M. hasil ngamen saya buat Bantu orang tua untuk ade sekolah.

Apa yang kamu sukai dan tidak kamu sukai dari jalanan, baik teman-teman

ataupun orang-orang yang kamu temui di jalan? Yang disukai kadang-kadang

suka ada orang yang saying sama kita, yang ngga disukai dari hidup di jalan ya

banyak yang hina ka.

Apakah adik pernah sekolah? Saya sekolah sampe kelas satu SMP, berhenti

karena engga semangat untuk sekolah. Orang tua juga biasa aja, karna memang

engga ada duit

Sebelum di YABAB, berapa lama menghabiskan waktu di jalanan? Sebelum di

YABAP saya 2 tahun di jalan. Saya turun ke jalan dari umur 10 tahun ka.

Page 95: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Sudah berapa lama adik tinggal di BAP? Saya di YABAB sudah 4 tahun, saya tau

yayasan ini juga karena diajak teman.

Bagaimana perasaan adik setelah tinggal di BAP? Setelah di YABAB lumayan

nyaman, enak, banyak teman. Klo ada apa-apa ada yang ngurus. Klo sakit ada

yang ngurus.

Menurut adik bagaimana pengurus-pengurus yang ada di BAP? Pengurus di sini

baik-baik

Pelatihan apa yang adik terima di BAP? Saya pernah ikut pelatihan montir, dan

ikut sekolah paket

Apa alasan adik mengikuti kegiatan di BAP? Saya kan ga selamanya di jalan ka.

Setiap orang harus juga harus ada kemajuan, mikirin kerjaan makanya saya ikut

kursus montir.

Apa manfaat yang kamu dapatkan dari pelatihan-pelatihan yang diberikan di

BAP? Sebenarnya sie manfaatnya saya belum tau, tapi katanya tinggal tunggu aja,

soalnya katanya YABAB mau buka bengkel dan katanya saya mau ditempatin di

sana.

Menurut adik, sudah cukupkah pelatihan yang adik terima di BAP? Menurut saya

pelatihan di sini sebenarnya belum cukup…saya masih harus banyak belajar dan

mendapat bimbingan dari orang-orang. Tapi kalo ditanya pelatihan apa yang

pengen saya dapat selanjutnya saya pengen musik. Saya seneng ikut pelatihan di

sini soalnya kan banyak teman-teman dan pelatihan itu kan buat saya juga

nantinya.

Apa keinginan adik setelah dewasa nanti? Kalo buat saya sendiri saya ga minta

Page 96: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

kekayaan..saya Cuma pengen punya keluarga yang sakinah

Pekerjaan apa yang adik inginkan? Saya pengen punya perusahaan bengkel

mungkin di situ jalannya kali…

Informan

SY

Page 97: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Nama : DS

Umur : 14 tahun

Anak : ke 3 dari 5 bersaudara

1. Apakah adik masih punya orang tua? Masih punya ka

2. Dimana orang tua tinggal? Di kampung jawa daerah pasar minggu

Apa pekerjaan orang tua? Bapak penjual tas, klo ibu engga kerja.

Apakah masih berhubungan dengan keluarga? masih

Mengapa adik turun ke jalanan? Turun ke jalan pengen aja, soalnya temen

ngajakin.

Bagaimana rasanya hidup di jalan? Rasanya hidup di jalanan

menyenangkan…banyak pengalaman.

Pekerjaan apa yang adik lakukan di jalanan? Di jalan saya jadi kenek 75, tapi

kadang ngamen

Apa yang kamu sukai dan tidak kamu sukai dari jalanan, baik teman-teman

ataupun orang-orang yang kamu temui di jalan? Enjoy aja..engga masalah.

Apakah adik pernah sekolah? Sekolah sampe kelas 4 karna orang tua engga

mampu.

Sebelum di BAP, berapa lama menghabiskan waktu di jalanan? Dari kecil ka.

Sudah berapa lama adik tinggal di BAP? Kira-kira sudah 4 tahun saya tau

YABAB di ajak sama kaka.

Bagaimana perasaan adik setelah tinggal di BAP? Rasanya enak, bisa

tidur…santai-santai

Page 98: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Menurut adik bagaimana pengurus-pengurus yang ada di BAP? Pengurusnya

baik-baik

Pelatihan apa yang adik terima di BAP? Pelatihan yang udah saya terima

pelatihan sandal sepatu kadang-kadang ikut pelatihan montir.

Apa alasan adik mengikuti kegiatan di BAP? Daripada bt di sini ya udah diikutin

aja.

Apa manfaat yang kamu dapatkan dari pelatihan-pelatihan yang diberikan di

BAP? Dapat pengalaman keterampilan

Menurut adik, sudah cukupkah pelatihan yang adik terima di BAP? Menurut saya

pelatihannya udah cukup ko, tapi kalo ada pelatihan lagi saya pengennya pelatihan

komputer.

Apa keinginan adik setelah dewasa nanti? Pengen ngebahagiain orang tua, kalo

dapat hasil ngamen pengen kirim uang. Kadang-kadang saya kirimin uang 60 ribu

sisanya untuk makan.

Pekerjaan apa yang adik inginkan? Belum kepikiran.

Informan

DS

Page 99: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Nama : AA

Umur : 16 tahun

Anak : ke 2 dari 5 bersaudara

1. Apakah adik masih punya orang tua? Punya tapi jauh soalnya udah bercerai

2. Dimana orang tua tinggal? yang satu di Riau yang satu di Padang

Apa pekerjaan orang tua? Bapak tani, ibu juga tani.

Apakah masih berhubungan dengan keluarga? Udah lama engga berhubungan,

engga pernah ketemu, soalnya di sini dari kecil, orang tua engga tau.

Mengapa adik turun ke jalanan? Turun ke jalan satu-satunya pilihan hidup saya

soalnya waktu saya ke Jakarta umur 11 tahun ikut saudara tapi kepisah karena

saudaranya engga bener.

Bagaimana rasanya hidup di jalan? Rasanya di jalan enak, bebas, engga ada yang

ngatur, bisa cari makan sendiri. Tapi kalo tidur sedih, apalagi kalo liat anak sama

orang tuanya suka sedih.

Pekerjaan apa yang adik lakukan di jalanan? Di jalan ngamen, pernah juga nyoba-

nyoba narkoba.

Apa yang kamu sukai dan tidak kamu sukai dari jalanan, baik teman-teman

ataupun orang-orang yang kamu temui di jalan? Yang disuka di jalan bisa dapet

duit sendiri, pahitnya di jalan banyak resiko, kalo lagi berantem engga ada yang

bela. Udah gitu di jalan engga ada yang ngurus, tidurnya di pasar.

Apakah adik pernah sekolah? Pernah sekolah paket

Page 100: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Sebelum di BAP, berapa lama menghabiskan waktu di jalanan? 3 tahun

Sudah berapa lama adik tinggal di BAP? 3 tahun, tau dari pasar

Bagaimana perasaan adik setelah tinggal di BAP? Perasaan alhamdulillah senang,

tenang.

Menurut adik bagaimana pengurus-pengurus yang ada di BAP? Pegurusnya baik-

baik semua ka, bisa ngurus saya sekolah insyaAllah sampe lulus.

Pelatihan apa yang adik terima di BAP? Kemandirian…pelatihan bengkel, sandal

sepatu, komputer.

Apa alasan adik mengikuti kegiatan di BAP? Memperdalam ilmu

Apa manfaat yang kamu dapatkan dari pelatihan-pelatihan yang diberikan di

BAP? Biar bisa lebih mandiri lagi.

Menurut adik, sudah cukupkah pelatihan yang adik terima di BAP? Belum, saya

pengen pelatihan yang lain seperti service hp

Apa keinginan adik setelah dewasa nanti? Bisa ketemu orang tua dan bisa Bantu

orang tua.

Pekerjaan apa yang adik inginkan? Pekerjaan yang bisa mencukupi kenutuhan

sehari-hari. Engga muluk-muluk ka, saya pengen jadi cleaning service

Informan

AA

Page 101: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Nama : YN

Umur : 18 tahun

1. Apakah adik masih punya orang tua? Punya tapi belum pernah ketemu

karena dari kecil sampe umur 12 tahun saya di pesantren diurus sama

ustad.

2. Dimana orang tua tinggal? Saya engga tau, saudara yang lain juga saya

engga tau.

Apa pekerjaan orang tua? -

Apakah masih berhubungan dengan keluarga? -

Mengapa adik turun ke jalanan? Karena ikut pergaulan teman

Bagaimana rasanya hidup di jalan? Cukup menyenangkan sie..ngerasa bebas aja.

Pekerjaan apa yang adik lakukan di jalanan? Awalnya ngamen di Bandung diajak

temen. Trus sampe ke Jakarta diajak kru trans tv jadi piguran-piguran, tapi

akhirnya yang punya agen bangkrut karna kena tipu..jadinya sekarang tetap

ngamen.

Apa yang kamu sukai dan tidak kamu sukai dari jalanan, baik teman-teman

ataupun orang-orang yang kamu temui di jalan? Yang disuka dari temen kompak

kalo ada yang sakit. Engga sukanya sering berantem sih tapi saya engga ambil

hati..udah biasa soalnya.

Apakah adik pernah sekolah? Pernah sampe SMP

Sebelum di BAP, berapa lama menghabiskan waktu di jalanan? Sebelum di BAP

di jalanan dari kecil

Sudah berapa lama adik tinggal di BAP? Hamper 2-3 tahunan deh

Page 102: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Bagaimana perasaan adik setelah tinggal di BAP? Di BAP senang karena dapat

bimbingan

Menurut adik bagaimana pengurus-pengurus yang ada di BAP? Pengurusnya

baik-baik dan bertanggung jawab.

Pelatihan apa yang adik terima di BAP? Pelatihan montir, bikin sandal, dan

komputer.

Apa alasan adik mengikuti kegiatan di BAP? Pengen bisa aja biar dapet

pengalaman.

Apa manfaat yang kamu dapatkan dari pelatihan-pelatihan yang diberikan di

BAP? Manfaatnya lumayan jadi bisa ngerti dikit-dikit.

Menurut adik, sudah cukupkah pelatihan yang adik terima di BAP? Kalo dibilang

cukup sih belum, ilmu kan banyak, makanya saya pengen cari lagi yang lebih.

Pelatihan lain yang saya pengen itu jadi vokalis musik.

Apa keinginan adik setelah dewasa nanti? Pengen nerusin sekolah

Pekerjaan apa yang adik inginkan? Kerja apa aja yang penting halal.

Informan

YN

Page 103: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Nama : IN

Umur : 15 tahun

1. Apakah adik masih punya orang tua? Orang tua dua-duanya ngga ada

2. Dimana orang tua tinggal? Di Bogor

Apa pekerjaan orang tua? -

Apakah masih berhubungan dengan keluarga? engga

Mengapa adik turun ke jalanan? Turun ke jalan sama kakak, abis gimana? Di

Bogor engga ada kerjaan

Bagaimana rasanya hidup di jalan? Enak, bebas

Pekerjaan apa yang adik lakukan di jalanan? ngenek

Apa yang kamu sukai dan tidak kamu sukai dari jalanan, baik teman-teman

ataupun orang-orang yang kamu temui di jalan? Yang disukai enak engga ada

yang larang, tapi engga enaknya klo sakit engga ada yang ngurusin.

Apakah adik pernah sekolah? Waktu orang tua meniggal langsung di sini trus di

sekolahin paket B

Sebelum di BAP, berapa lama menghabiskan waktu di jalanan? Dari tahun 2004

Sudah berapa lama adik tinggal di BAP? Sekitar 5 tahun

Bagaimana perasaan adik setelah tinggal di BAP? Biasa aja, paling ngumpulin

duit buat masa depan. Di sini buat rumah persinggahan aja, soalnya hasil

ngeneknya ditabung.

Menurut adik bagaimana pengurus-pengurus yang ada di BAP? Enak

semua..orang-orangnya disiplin.

Page 104: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Pelatihan apa yang adik terima di BAP? Praktek bikin sandal, ikut sekolah paket,

trus ke Asrama Haji tiap bulan puasa untuk ngaji.

Apa alasan adik mengikuti kegiatan di BAP? Karena disuruh tapi saya mau aja

soalnya kan buat masa depan

Apa manfaat yang kamu dapatkan dari pelatihan-pelatihan yang diberikan di

BAP? Dapet pengalaman..jadi kalo punya duit bisa tau untuk apa, kaya buka

bengkel seperti yang udah diajarin.

Menurut adik, sudah cukupkah pelatihan yang adik terima di BAP? Belum cukup

banget.

Apa keinginan adik setelah dewasa nanti? Buka usaha bengkel atau mesin-mesin

gitu.

Pekerjaan apa yang adik inginkan? Jadi bos bengkel

Informan

IN

Page 105: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Nama : KP

Umur : 15 tahun

Anak : ke 1 dari 5 bersaudara

1. Apakah adik masih punya orang tua? masih

2. Dimana orang tua tinggal? Di Pamulang Ciputat

Apa pekerjaan orang tua? wiraswasta

Apakah masih berhubungan dengan keluarga? Masih sering ketemu, tapi engga

tentu, paling kalo ibu lagi sakit, ibu sering nelpon ke yayasan.

Mengapa adik turun ke jalanan? Dulu orang tua berantem terus, saya engga betah

di rumah

Bagaimana rasanya hidup di jalan? Biasa aja

Pekerjaan apa yang adik lakukan di jalanan? Jadi kenek angkutan mini bus 75

Apa yang kamu sukai dan tidak kamu sukai dari jalanan, baik teman-teman

ataupun orang-orang yang kamu temui di jalan? Yang disukai dari temen-temen

orangnya asik-asik daripada orang rumah, engga sukanya banyak preman suka

malakin uang.

Apakah adik pernah sekolah? Sekolah sampe kelas 2 SMP

Sebelum di BAP, berapa lama menghabiskan waktu di jalanan? Sebelum di BAP,

di jalan udah 2 tahun dari umur 10

Sudah berapa lama adik tinggal di BAP? 3 tahun

Bagaimana perasaan adik setelah tinggal di BAP? Lebih menyenangkan

dibanding di rumah.

Menurut adik bagaimana pengurus-pengurus yang ada di BAP? Baik-baik,

Page 106: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

perhatian dan saying sama anak-anak di sini

Pelatihan apa yang adik terima di BAP? Pelatihan buat sandal dan sepatu, trus

ikut-ikut jadi montir juga

Apa alasan adik mengikuti kegiatan di BAP? Coba-coba aja, kan buat pembekalan

diri.

Apa manfaat yang kamu dapatkan dari pelatihan-pelatihan yang diberikan di

BAP? Jadi tau banyak hal.

Menurut adik, sudah cukupkah pelatihan yang adik terima di BAP? Saya engga

terlalu mikirin sih ka. Tapi kalo ada pelatihan lagi saya pasti mau ikut

Apa keinginan adik setelah dewasa nanti? Pengen bisa bantu keluarga cari uang.

Pekerjaan apa yang adik inginkan? Belum kepikiran ke sana.

Informan

KP

Page 107: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Wawancara dengan Ahmad Zayyadi (ketua)

Yayasan Bina Anak Pertiwi, Jakarta 11 Februari 2009

1. Bagaimana sejarah berdirinya BAP?

Jawab : Yayasan Bina Anak Pertiwi berdiri sejak awal bulan Juni 1998, akan

tetapi berdiri secara resmi tepatnya pada tanggal 3 November 1998

dengan Akte Notaris No.2 dengan nama Yayasan Bina anak Pertiwi.

itupun dengan lokasi yang berpindah-pindah tempat, dikarenakan

memang keadaannya sangat belum mapan. Alhamdullilah sekarang

Yayasan sudah memiliki bangunan permanen milik sendiri yang

sekarang ditempati yaitu di Jl. Bacang Gg. Kenanga No.46 Kelurahan

Jati Padang Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan.

2. Apa alasan atau tujuan dari didirikannya BAP?

Jawab : Tujuan dari yayasan ini sebenarnya ingin mengantarkan anak-anak

jalanan ini pada masa depan mereka yang lebih baik.

3. Upaya apa saja yang sudah dilakukan BAP dalam mengentaskan

kemiskinan anak jalanan?

Jawab : Upaya yang dilakukan oleh Yayasan BAP ini tidak hanya berkisar

pada pelatihan-pelatihan saja tetapi juga kita melakukan pembinaan

dalam hal nilai-nilai kekeluargaan, dan ternyata itu memiliki efek

dominan sehingga dari diri mereka sendiri muncul kepedulian. Ketika

mereka berdaya dari segi ekonomi, maka status sosial mereka pun

meningkat dari apa yang selama ini dipandang oleh masyarakat.

Page 108: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Sehingga anak-anak jalanan pun akan memiliki kepedulian juga

terhadap anak-anak jalanan lainnya.

4. Bagaimana cara merangkul mereka untuk diajarkan pelatihan-pelatihan,

sedangkan mereka adalah anak-anak yang sulit diatur?

Jawab : Salah satu cara yang dilakukan oleh Pembina pada saat itu adalah

mengikuti pekerjaan yang mereka lakukan. Waktu itu mereka adalah

pedagang-pedagang di kereta, mau tidak mau Pembina memang harus

ikut jadi pedagang asongan, ada juga di antara Pembina yang menjadi

agen minuman, seperti aqua, dan minuman ringan lainnya, ada juga

yang menjadi pedagang rokok, tisu dan segala macamnya, lainnya

adalah menjadi pedagang Koran. Dari situ sebenarnya Pembina

dituntut untuk menjadi ‘bos’nya langsung. Nah dengan begitu kan

banyak yang harus diajarkan, tidak semata-mata pemberdayaann

ekonominya tapi juga pemberdayaan mental spiritualnya.

5. Program-program apa saja yang sudah/sedang/ingin diberikan dalam

mengentaskan kemiskinan anak jalanan?

Jawab : Program yang diberikan oleh Yayasan Bina Anak Pertiwi berkisar

pada pelatihan pelatihan saja. Misalnya pembuatan sandal hotel dan

sepatu, pelatihan budi daya belimbing dan pelatihan montir.

Pendidikan life skill secara konseptual bukan hanya praktek-

prakteknya saja tetapi juga membangun interpreneurship. Dan itu kita

lakukan sendiri.dan ada juga kita sudah buka bengkel motor, trus ada

juga usaha budidaya belimbing dibidang pertanian seluas 4 hektar dan

Page 109: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

itu ada di daerah Jonggol dan sedang berjalan. Dan di sana juga ada

peluang, kita ingin membuat pabrik tahu. Selain itu juga ada

kerjasama-kerjasama dengan PT lalin seperti PT Andromina dalam

bidang perkebunan. Kita mengutus anak sekitar 17 orang di Sukabumi.

Jadi memang kedatangannya itu dari hulu ke hilir. Tapi semuanya bisa

kita lakukan secara simultan.

6. Dalam melaksanakan program-program, pasti membutuhkan biaya yang

tidak sedikit. Dari mana saja bantuan yang diperoleh oleh BAP untuk

membiayai program-program tersebut?

Jawab : Dari lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta yang menaungi

segala aktivitas yang berhubungan dengan anak-anak jalanan. Seperti

Direktorat PSLB (Pendidikan Sekolah Luar Biasa), dan lain

sebagainya.

7. Bagaimana pandangan masyarakat sekitar terhadap kehadiran BAP?

Jawab : Pada awalnya kehadiran yayasan ini mendapat tantangan dari

masyarakat sekitar yang mayoritas beragama Islam. Penyebabnya

adalah sebelum hadirnya yayasan ini telah berdiri sebelumnya sebuah

yayasan sosial untuk anak jalanan yang ternyata milik non-muslim.

Masyarakat merasa kecolongan dengan kehadiran yayasan tersebut

karena masyarakat tidak membutuhkannya. Namun demikian para

pengurus tidak patah semangat untuk meyakinkan masyarkat sekitar,

dan setelah mengatasnamakan Pesantren Kota akhirnya keberadaan

yayasan ini diterima oleh masyarakat sekitar.

Page 110: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

8. Sejauh mana peran masyarakat sekitar dalam membantu pogram-

program BAP dalam mengentaskan kemiskinan anak jalanan?

Jawab : Sebetulnya penerimaan anak-anak jalanan di lingkungan mereka itu

sebuah peran yang sangat membantu mengingat respon awal mereka

yang kurang baik. Yang namanya orang kalau mendengar kata ‘anak

jalanan’ sudah alergi, image anak jalanan kan jorok, susah diatur, tidak

bermoral, kriminal, Bengal, tidak sopan. Image seperti itu yang selalu

menempel pada wajah anak-anak jalanan. Makanya Yayasan ini selalu

menyuruh anak-anak jalanan yang dibina disini untuk selalu terjun

dalam setiap kegiatan sosial yang ada di masyarakat. Untuk itu maka

yayasan ini sangat terbuka kepada masyarakat berupa pelayanan-

pelayanan. Seperti misalnya yayasan ini memiliki sertifikat sehat untuk

anak-anak jalanan berupa askes khusus, dan itu bisa dimanfaatkan

banyak orang. Dan masyarakat disekitar sini banyak yang minta

tolong.. yang namanya masyarakat kalau sudah ditolong pasti

persepsinya terhadap anak-anak jalanan berubah

9. Bagaimana pemerintah menanggapi upaya-upaya yang dilakukan oleh

BAP dalam pengentasan kemiskinan anak jalanan?

Jawab : Pemerintah sangat mendukung dengan memberikan bantuan dana untuk

melaksanakan program. Pernah juga Yayasan BAP bekerja sama

dengan Depnaker dalam bidang keterampilan dan usaha.

10. Dukungan apa saja yang diberikan oleh pemerintah terhadap BAP?

Jawab : Pemerintah tergantung dari direktorat mana, kalau saat ini yang

memang konsen yaitu Direktorat PSLB (Pendidikan Sekolah Luar

Biasa) melalui program PLK (Program Layanan Khusus) untuk anak

Page 111: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

jalanan, pemulung, pekerja anak, untuk daerah terpencil. Dan

alhamdulillah sekarang sudah diprogramkan, dan pemerintah

mengambil bagian dalam pendidikannya. Misalnya ada subsidi untuk

penyelenggaraan. Kalau dulu tidak ada, tapi sekarang sudah ada

Direktorat Jenderal Managemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

11. Faktor apa saja yang bisa mendukung dan menghambat upaya-upaya

yang dilakukan oleh BAP dalam mengentaskan kemiskinan anak

jalanan?

Jawab : Faktor-faktor yang mendukung itu sebetulnya dapat dilihat dari segi

internal seperti bangunan yayasan milik sendiri jadi tidak usah bayar

sewa, selain itu juga letaknya yang strategis selain itu yang lebih

mendukung lagi adalah motivasi dari anak-anak jalanan itu sendiri,

karena semua program akan sia-sia jika dari anak- anak jalanan

tersebut tidak memiliki minat untuk merubah masa depan mereka

sehingga mereka dapat mengentaskan kemiskinan mereka sendiri.

Faktor lainnya bisa juga dari mitra usaha yang memberikan bantuan

modal dan sebagainya juga Mitra kerja yang datangnya dari para

pekerja profesional yang mau membantu jalannya program. Sedangkan

faktor penghambatnya bisa berupa sarana dan prasarana yang masih

kurang lengkap, kemudian keterbatasan areal fisik sehingga pihak

yayasan tidak bisa mengembangkan bangunan yang sudah ada apalagi

ditambah dengan masih kurang intensifnya penggalangan dana

sehingga masih sering menjadi kendala.

Page 112: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

12. Bagaimana reaksi anak-anak terhadap program-program yang

dijalankan?

Jawab : Sebetulnya anak-anak jalanan sangat senang dengan program-program

yang dilakukan oleh Yayasan BAP ini, tapi yang namanya anak-anak

motivasinya kan masih maju mundur, jadi perlu ada kontrol khusus

dalam hal motivasi.

Informan

Ahmad Zayyadi

Page 113: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

Wawancara dengan Ali (pengurus)

1. Siapa yang menjadi pengajar dalam sekolah paket

ka?

Jawab : Yang menjadi pengajar sekolah paket dari istri-istri pengurus juga,

seperti istrinya ka Abdul Saleh, terus ada juga……

2. Waktu untuk belajarnya kapan dan dimana?

Jawab : Kalo waktu untuk belajarnya biasanya dari jam 9 sampai 12. trus

tempatnya di sini aja, di kamar sebelah yang sekarang lagi

direnovasi.

3. gimana respon anak-anak dalam kegiatan belajar

sekolah paket?

Jawab : Namanya juga anak-anak jalanan, mereka biasa hidup bebas, kalo lagi

banyak yang belajar ya banyak, tapi kalo lagi sedikit paling Cuma 3

sampe 4 orang.

4. Susah ga ka ngurus mereka?

Jawab : Pastinya ya, mereka kan kebanyakan waktunya di jalan, otomatis agak

susah diatur apalagi harus disiplin. Makanya jadi pengurus di sini

harus bener-bener sabar ngadepin tingkah laku mereka. Apalagi anak-

anak ini dalam kondisi yang luar biasa jiwa premanismenya. Maka

pendekatannya pun harus pelan-pelan. Yang harus kita sadari bahwa

anak ini adalah manusia. Manusia itu adalah makhluk sosial, dia punya

hati, punya perasaan, juga punya gengsi. Kalo kita bisa masuk pada

hal-hal sepele itu, orang menganggap itu kecil padahal sangat besar

pengaruhnya. Maka dari itu kita tidak bisa setengah hati. Tuhan kan

tidak bisa dibohongin. Hubungan batin itu terjalin kalo ada ketulusan

walaupun dibaik-baikin kaya gimana juga tetap aja hasilnya pasti

hambar. Kalo emang kita sayang sama mereka sepenuh hati, ya tidak

marah-marah. Kalo memang harus marah di saat-saat tertentu, tapi

marahnya kan bukan dengan kebencian, tapi karma kita sayang

mereka. Kalo anak yang sudah punya ikatan batin seperti itu mau

dimarahin kaya gimana juga mereka pasrah, mereka pasti mau denger!

Page 114: PERAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang program-program dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

5. Selain rumah singgah, apalagi yang Yayasan Bina Anak Pertiwi ini punya?

Jawab : Yayasan Bina Anak Pertiwi ini tidak hanya rumah singgah saja, tetapi

juga di dalamnya terdapat PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Mengajar)

Pesantren Kota yang saat ini konsen pada program pendidikan

paketnya, PKBM ini juga berada di daerah Depok dan Citayam yang

bernama PKBM Lentera Ummah, yang menangani Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD) yang merupakan cabang dari Yayasan Bina Anak

Pertiwi. Selain di ketiga tempat tersebut, masih ada lagi cabang di

daerah Jonggol yang konsen pada PLK (Pendidikan Layanan Khusus)

untuk daerah terpencil. Di daerah ini juga yang dijadikan sebagai pusat

pertanian, khususnya budidaya belimbing karena memiliki lahan yang

cukup luas.

6. Siapa lagi yang menjadi donatur selain dari luar ka?

Jawab : Rata-rata yang menjadi donatur adalah dari para pembinanya,

Diantaranya adalah ibu Isis (istri Arifin Panigoro) yang menanggung

pendidikan anak sebanyak 30 orang, bapak Erwin Husein (pengusaha

perkapalan) menanggung sebanyak 8 orang, jamaah Kajian Islam

Raudlah Pondok Indah yang menanggung 10 orang, jamaah ibu-ibu

Pengajian Sakinah, Tebet, dan sisanya dari kas yayasan

Informan

Ali