151
PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA KELAS VIII SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Mekhtilde Daso NIM: 051124014 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010

PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA KELAS VIII

SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Disusun oleh:

Oleh:

Mekhtilde Daso NIM: 051124014

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2010

Page 2: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …
Page 3: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …
Page 4: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan

kepada

Kongregasi Suster-Suster Cintakasih

Santo Carolus Borromeus

iv

Page 5: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

ABSTRAK

Judul skripsi ini adalah “PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA KELAS VIII SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA”. Penulis memilih judul ini karena prihatin bahwa pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan religiositas sebagai komunikasi iman, sebagai sarana pembentukan pribadi ke arah hidup yang lebih baik belum dicapai secara maksimal. Kenyataan menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran pendidikan religiositas siswa seringkali ngobrol, ribut, kurang menghargai dan menganggap remeh pelajaran pendidikan religiositas, mudah ikut-ikutan teman membolos serta kurang disiplin waktu. Siswa cenderung kurang memperhatikan guru selama proses pelajaran berlangsung. Bertitik tolak pada kenyataan tersebut, skripsi ini dimaksudkan untuk membantu guru dalam meningkatkan pelaksanaan pendidikan religiositas dan membantu mendampingi siswa dalam memperkembangkan sikap hidup yang lebih baik.

Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah menjelaskan peran pendidikan religiositas di dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. Untuk menjawab masalah ini diperlukan data yang akurat. Oleh karena itu penulis menyebarkan kuesioner yang berhubungan dengan judul skripsi kepada para siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta kemudian mengolah hasil kuesioner tersebut. Di samping itu, penulis membutuhkan studi pustaka untuk memperoleh pemikiran-pemikiran yang diharapkan dapat membantu guru dalam mendampingi siswa.

Untuk menanggapi persoalan-persoalan tersebut, penulis menawarkan rencana program pembelajaran yang membantu meningkatkan pelaksanaan pendidikan religiositas demi mengembangkan kecerdasan spiritual siswa. Rencana pembelajaran akan berjalan dengan baik dan mencapai tujuan apabila guru memiliki spritualitas yang mendalam serta terciptanya suasana yang mendukung dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

viii

Page 6: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

ABSTRACT

The title of this thesis is “THE ROLE OF RELIGION LESSON IN THE

SPIRITUAL INTELLIGENCE DEVELOPMENT OF THE STUDENT CLASS VIII OF STELLA DUCE 2 JUNIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA”. The writer chose this title because she is concerned about the process of religiosity lesson as a faith communication, as means of personality formation to the better life did not maximal yet. In the process of religion lesson, the students often talked to each other, noisy, not appreciated and disparaged the religion lesson, absent, and not disciplined. The students did not pay attention to the teacher in the lesson process. May this thesis can help the teachers to increase the implementation of religion lesson and to accompany the students to the better attitude development.

The main problem in this thesis was how to explain the role of religion lesson in the spiritual intelligence development of the student of Stella Duce 2 junior high school class VIII Yogyakarta. To answer this problem the writer need accurate data. So the writer gave questionnaire to the students class VIII of Stella Duce 2 Junior High School Yogyakarta, and processed the result of the questionnaire. Beside it the writer need literature to get scientific ideas to help the teachers to accompany the students.

To response the problem, the writer offers lesson planning program to help the teachers to increase the implementation of religion lesson to develop the students spiritual intelligence. It will be going smoothly and reach the goal if the teachers have a deep spiritual and create the good atmosphere in the lesson process.

ix

Page 7: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

KATA PENGANTAR

Dalam segala kelemahan dan keterbatasan penulis menghaturkan puji dan

syukur ke hadirat Tuhan, karena berkat limpahan dan kasih sayang-Nya penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PERAN PENDIDIKAN

RELIGIOSITAS TERHADAP PENGEMBANGAN KECERDASAN

SPIRITUAL SISWA KELAS VIII SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA.

Skripsi ini ditulis sebagai bentuk keterlibatan penulis akan perkembangan

proses pembelajaran pendidikan religiositas di masa sekarang dan masa yang

mendatang. Tujuan pendidikan religiositas sebagai pendidikan keimanan dan

pengembangan sikap ke arah hidup yang lebih baik masih belum tercapai secara

maksimal. Maka penulis menawarkan rencana program pembelajaran untuk

membantu meningkatkan pelaksananaan pendidikan religiositas yang membantu

guru dalam mendampingi siswa. Selain itu, skripsi ini disusun sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis percaya bahwa selesainya skripsi ini berkat rahmat dan kebaikan

Tuhan melalui dukungan dan perhatian banyak pihak. Maka menyadari semua itu,

pada kesempatan ini, penulis menghaturkan rasa terima kasih yang mendalam

kepada semua pihak yang telah menaburi penulis dengan begitu banyak cinta dan

kasih sayang terutama kepada:

1. Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, SJ., M.Ed., selaku dosen pembimbing

utama yang senantiasa memberikan perhatian, semangat, menyediakan waktu

x

Page 8: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

khusus, mengusulkan ide-ide dan saran-saran serta membimbing penulis

selama proses pengerjaan skripsi ini. Terima kasih untuk semua kesempatan,

bimbingan, kesabaran, perhatian serta kepercayaan yang Romo berikan

sehingga penulis terus berjuang dan termotivasi dalam menyelesaikan skripsi

ini.

2. Bapak P. Banyu Dewa HS., S.Ag., M.Si. selaku dosen pembimbing akademik

dan sekaligus dosen penguji II yang telah membimbing dan mendampingi

penulis selama masa perkuliahan di IPPAK serta memberikan dukungan dan

dorongan untuk semakin berkembang serta meluangkan waktu mempelajari

keseluruhan isi skripsi.

3. Bapak Y. Kristianto, SFK, M.Pd. selaku dosen penguji III yang memberikan

dukungan serta kesediaan beliau meluangkan waktu untuk mempelajari

keseluruhan isi skripsi.

4. Drs. H. J. Suhardiyanto, S.J. yang sangat membantu, memberi dukungan,

memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi serta membantu penulis

untuk melengkapi data-data yang diperlukan.

5. Segenap staf dosen, sekretariat dan perpustakaan, karyawan piket dan parkir

Prodi IPPAK-JIP, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma, yang telah begitu melimpahi penulis dengan ilmu, perhatian,

dukungan, bimbingan serta senyuman sapaan yang selalu menguatkan penulis

menjalani proses studi di kampus ini.

xi

Page 9: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

6. Dewan Pimpinan Provinsi Kongregasi Suster-suster Cinta Kasih Santo

Carolus Borromeus yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan pada

penulis untuk menimba ilmu dan mengembangkan diri di kampus IPPAK.

7. Para suster Kongregasi Suster-suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus

khususnya komunitas Suryodiningratan yang sangat mendukung penulis

dalam masa perkuliahan dan penulisan skripsi ini

8. Seluruh staff, para guru, siswa dan karyawan di SMP Stella Duce 2 yang telah

memberi kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

9. Sahabat-sahabat mahasiswa angkatan 2005 yang berjuang bersama-sama

penulis selama masa perkuliahan dan masa penulisan skripsi ini.

10. Kepada keluarga yang selalu mendukung dalam doa-doa yang sungguh

memberikan kekuatan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang selama ini telah

menjadi bagian yang sangat berarti dalam hidup penulis serta memampukan

penulis menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari akan keterbatasan dan ketidaksempurnaan dalam

penulisan skripsi ini. Maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 14 Mei 2010

Penulis,

Mekhtilde Daso

xii

Page 10: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

DAFTAR ISI

JUDUL ...................................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... iv

MOTTO .................................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................................................... vii

ABSTRAK ................................................................................................................ viii

ABSTRACT.............................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR .............................................................................................. x

DAFTAR ISI............................................................................................................. xiii

DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................... xvii

BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4

C. Tujuan Penulisan............................................................................... 4

D. Manfaat Penulisan............................................................................. 5

E. Metode Penulisan.............................................................................. 5

F. Sistematika Penulisan ....................................................................... 6

BAB II. GAMBARAN UMUM PENDIDIKAN RELIGIOSITAS.......................... 8

A. Pendidikan Pada Umumnya .............................................................. 9

1. Pengertian Pendidikan Pada Umumnya................................ 9

2. Tujuan Pendidikan Pada Umumnya...................................... 11

B. Pendidikan Religiositas..................................................................... 13

1. Pengertian Religiositas................................................................ 13

2. Pengertian Pendidikan Religiositas............................................. 16

C. Latar Belakang Pendidikan Religiositas ........................................... 18

1. Tujuan Pendidikan Religiositas................................................... 19

xiii

Page 11: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

2. Fungsi Pendidikan Religiositas ................................................... 20

3. Visi Pendidikan Religiositas ....................................................... 21

4. Misi Pendidikan Religiositas ...................................................... 22

5. Pola Pembelajaran Pendidikan Religiositas ................................ 23

6. Pendekatan Pendidikan Religiositas ........................................... 24

7. Langkah-langkah Pelaksanaan Pendidikan Religiositas ............. 26

8. Usaha Menggairahkan Proses Pembelajaran Pendidikan

Religiositas.............................................................................. 27

9. Rambu-rambu dalam Pendidikan Religiositas ........................... 28

10. Alternatif Pola Pembelajaran Pendidikan Religiositas ............... 31

D. Hal-hal Positif Pendidikan Religiositas ............................................ 34

E. Kecerdasan Spiritual ......................................................................... 36

1. Pengertian Spiritual........................................................................... 36

2. Pengertian Kecerdasan Spiritual ....................................................... 36

3. Ciri-ciri Kecerdasan Spiritual ........................................................... 38

4. Pendidikan Religiositas Memperkembangkan Kecerdasan

Spiritual ......................................................................................... 38

BAB III. PENDIDIKAN RELIGIOSITAS YANG TELAH DILAKSANAKAN DI KELAS VIII SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA.................... 40

A. Gambaran Keadaan SMP Stella Duce 2 Yogyakarta............ 41

1. Sejarah Singkat Perkembangan SMP Stella Duce

2 Yogyakarta .......................................................... 41

2. Keadaan Jumlah Siswa SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Periode

2007 - 2009 ....................................................................................... 42 3. Keadaan Jumlah Guru SMP Stella Duce 2

Yogyakarta Perode 2007- 2009 ........................................................................................ 44

4. Visi Pendidikan SMP Stella Duce 2 Yogyakarta... 45

5. Misi Pendidikan SMP Stella Duce 2 Yogyakarta .. 46

6. Strategi Pendidikan SMP Stella Duce 2

Yogayakarta ........................................................... 47

xiv

Page 12: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

7. Tujuan Pendidikan SMP Stella Duce 2

Yogyakarta ............................................................. 49

B. Bentuk-bentuk Kegiatan yang Telah Dilaksanakan di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta...................................................... 50

1. Kegiatan Internal Sekolah ................................................................. 50

2. Kegiatan Eksternal Sekolah .............................................................. 56

C. Penelitian Mengenai Pendidikan Religiositas yang

Dilaksanakan di ....................................................................

Kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Akademik

2009/2010.................................................................................................. 57

1. Latar Belakang Penelitian ................................................................. 57

2. Tujuan Penelitian .............................................................................. 58

3. Metode Penelitian ............................................................................. 59

4. Laporan Angket dan Hasil Penelitian ............................................... 62

5. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 68

6. Kesimpulan Hasil Penelitian ............................................................. 81

BABA IV. UPAYA PENINGKATAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN RELIGI- OSITAS DEMI PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL.... SISWA KELAS VIII SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA......... 84

A. Spiritualitas Guru .......................................................................................... 86

B. Sikap-sikap yang Perlu Diwujudkan oleh Guru............................................ 88

C. Rencana Program Pembelajaran ................................................................... 89

1. Pengertian Rencana Program Pembelajaran ..................................... 89

2. Tujuan Rencana Program Pembelajaran ........................................... 90

3. Langkah-langkah Rencana Program Pembelajaran .......................... 91

D. Usulan Rencana Program Pembelajaran ....................................................... 93

1. Latar Belakang Pemilihan Rencana Program Pembelajaran............. 93

2. Alasan Pemilihan Tema .................................................................... 93

3. Silabus Pendidikan Religiositas ........................................................ 96

E. Contoh Persiapan Rencana Program Pembelajaran ...................................... 99

F. Membangun Suasana Kelas yang Kondusif.................................................. 117

xv

Page 13: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

BAB V. PENUTUP................................................................................................... 120

A. Kesimpulan ................................................................................................... 120

1. Pendidikan Religiositas..................................................................... 120

2. Pelaksanaan Pendidikan Religiositas ................................................ 122

3. Usaha Meningkatkan Pelaksanaan Pendidikan Religiositas ............. 121

B. Saran.............................................................................................................. 122

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 123

LAMPIRAN.............................................................................................................. 125

Lampiran 1: Surat Persetujuan Penelitian dari Kaprodi................................ (1)

Lampiran 2: Surat Penelitian dari Kepala Sekolah ....................................... (2)

Lampiran 3: Kuesioner Penelitian................................................................. (3)

Lampiran 4: Tuntunan Pertanyaan Wawancara kepada Guru....................... (6)

Lampiran 5: Hasil Wawancara dengan Guru ................................................ (7)

Lampiran 6: Tuntunan Pertanyaan Wawancara kepada Siswa ..................... (8)

Lampiran 7: Rangkuman Hasil Wawancara dengan Siswa .......................... (9)

Lampiran 8: Kisah tentang ”Seorang menemukan Kepompong Seekor.......

Kupu-kupu ............................................................................... (10)

Lampiran 9: Contoh Jawaban Kuesioner ...................................................... (11)

xvi

Page 14: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

DAFTAR SINGKATAN

BK : Bimbingan Konseling

Dr : Doktor

Drs : Doktorandus

IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Jml : Jumlah

KAS : Keuskupan Agung Semarang

KBK : Kurikulum Berbasis Kompetensi

KLS : Kelas

KOMKAT : Komisi Kateketik

KWI : Konferensi Wali Gereja Indonesia

L : Lulus

LKTD : Latihan Kepemimpinan Tingkat Dasar

MPK : Majelis Pendidikan Katolik

N : Naik

OSIS : Organisasi Siswa Intra Sekolah

PAK : Pendidikan Agama Katolik

PPR : Pendekatan Pendidikan Reflektif

RPP : Rencana Program Pengajaran

SMP : Sekolah Menengah Pertama

TL : Tidak Lulus

TN : Tidak Naik

xvii

Page 15: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

SQ : Spiritual Quotient

VCD : Video Compact Disc

Yoh : Yohanes

xviii

Page 16: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia pendidikan di Indonesia terus-menerus mengalami perubahan dan

perkembangan. Untuk menghadapi perubahan dan perkembangan diperlukan usaha

yang terus-menerus agar cita-cita dan tujuan pendidikan yang diharapkan dapat

tercapai. Tujuan pendidikan yang diharapkan adalah agar siswa mampu menjadi

pribadi yang berkualitas dan bertanggung jawab akan masa depannya. Melalui

pendidikan para siswa dibantu untuk berkembang baik dari segi mental maupun

spiritual. Ryanto (2002: 3) menegaskan bahwa

tujuan pendidikan adalah demi pertumbuhan dan perkembangan keseluruhan diri peserta didik agar menjadi pribadi yang matang, dewasa, dan mampu menghadapi permasalahan dan konflik dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan diharapkan menghasilkan pribadi-pribadi yang lebih manusiawi, berguna dan berpengaruh di dalam masyarakatnya, yang bertanggung jawab, proaktif dan kooperatif sekaligus memiliki pribadi yang berwatak dan berbudi pekerti luhur. Demikian juga dengan pendidikan yang dilaksanakan di SMP Stella Duce 2

sesuai dengan visi dan misi pendidikan yayasan Tarakanita antara lain adalah

menyelenggarakan pendidikan religiositas yang membantu peserta didik

mengembangkan watak yang baik, bersikap jujur, adil dan budi pekerti yang luhur.

Melalui pendidikan religiositas siswa diharapkan mampu menumbuhkan sikap

saling mencintai, saling menghargai, saling menghormati, saling menolong guna

mengembangkan diri sehingga menjadi manusia utuh (MPK dan Komkat KAS,

2001: 11). Siswa diharapkan semakin berkembang tidak hanya dari segi intelektual

Page 17: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

2

tetapi terutama adalah sebagai pribadi dengan seluruh dinamika hidupnya menuju

perkembangan diri yang menyeluruh.

Menyadari pentingnya kemajuan dan perkembangan pribadi siswa demi

hidup dan masa depannya, maka pendidikan religiositas merupakan salah satu sarana

yang membantu siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta dalam

mengembangkan kecerdasan spiritual. Penulis memiliki kesan bahwa sampai

sekarang ini belum semua siswa menyadari pentingya pendidikan religiositas demi

masa depan dan cita-citanya dan belum semua mewujudkannya dalam hidup sehari-

hari. Tak jarang di antara siswa kurang menyadari tugas dan tanggung jawabnya

dalam belajar misalnya malas, menyontek, bolos sekolah serta mudah terpengaruh

teman sehingga menyebabkan prestasi belajar menurun bahkan ada siswa yang tidak

naik kelas. Tentu saja keadaan demikian sangat menghambat dan mempengaruhi

perkembangan pribadi serta masa depan hidup mereka. Oleh karena itu peran

pendidikan religiositas amat penting dalam membantu mengembangkan kecerdasan

spiritual siswa.

Agar tercapai tujuan pendidikan religiositas tentunya membutuhkan usaha

perjuangan terus menerus dan membutuhkan pribadi yang bertanggung jawab,

mandiri dan dewasa. Memiliki kecerdasan spiritual berarti seseorang mampu untuk

bekerja mandiri, mempunyai komitmen dan bertindak penuh tanggung jawab, serta

mampu memaknai hidup. Dengan terpenuhi tanda-tanda kecerdasan spiritual

diharapkan seseorang akan membuka diri terhadap setiap pengalaman yang

ditemuinya kemudian dapat menangkap makna yang terkandung di dalamnya.

Seseorang akan menjadi tegar dalam menghadapi setiap permasalahan dan membuka

Page 18: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

3

diri untuk memandang kehidupan dengan cara baru dan melihat permasalahan secara

holistik (Zohar dan Marshall, 2000: 14).

Selain itu, Sukidi (2002: 90) menggambarkan pribadi yang mempunyai

kecerdasan spiritual adalah pribadi yang mempunyai kesadaran diri yang mendalam.

Mereka mempunyai standar moral yang tinggi dan kecenderungan untuk merasa

gembira. Mereka mampu memberi perhatian kepada kepentingan orang lain. Dengan

kecerdasan spiritual, siswa mampu untuk terus maju dan berjuang dalam memaknai

setiap peristiwa hidup sehari-hari. Siswa menyadari bahwa melalui tugas dan

tanggung jawabnya ia semakin berkembang. Siswa dikatakan sukses dan berhasil

tidak hanya dilihat dan diukur dari kemampuan intelektual yang dimiliki tetapi dapat

dilihat dari perwujudan sikap dan hidupnya.

Oleh karena itu rencana program pembelajaran membantu guru di dalam

meningkatkan pelaksanaan pendidikan religiositas demi mengembangkan kecerdasan

spiritual siswa SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. Membantu guru mendampingi dan

memotivasi siswa untuk menyadari pentingnya peran pendidikan religiositas dalam

hidup sehari-hari.

Berdasarkan uraian di atas penulis ingin menggali dan mengetahui sejauh mana

peran pendidikan religiositas dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa

kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. Dalam rangka ini penulis memberi judul

skripsi ini yakni ”PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP

PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA KELAS VIII SMP

STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA”.

Page 19: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

4

Melalui penulisan skripsi ini penulis ingin mengajak para pendidik untuk

semakin memperdalam dan mengembangkan proses pembelajaran melalui berbagai

macam metode pembelajaran yang membantu siswa untuk semakin maju dan

berkembang menjadi pribadi yang utuh.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan pokok dapat

dirumuskan dalam pertanyaan penulisan sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan religiositas?

2. Sejauh mana pelaksanaan pendidikan religiositas sudah mengembangkan

kecerdasan spiritual siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta?

3. Bagaimana cara meningkatkan pelaksanaan pendidikan religiositas dalam

mengembangkan kecerdasan spiritual siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2

Yogyakarta

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah:

1. Memperoleh gambaran mengenai pendidikan religiositas siswa kelas VIII SMP

Stella Duce 2 Yogyakarta.

2. Mengetahui sejauh mana pelaksanaan pendidikan religiositas sudah

mengembangkan kecerdasan spiritual siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2

Yogyakarta.

Page 20: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

5

3. Menemukan cara meningkatkan pelaksanaan pendidikan religiositas di dalam

mengembangkan kecerdasan spiritual siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2

Yogyakarta.

4. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi

Ilmu Pendidikan kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

D. Manfaat Penulisan

Penulisan ini diharapkan dapat memberi manfaat:

1. Bagi Pendidik:

Memberi sumbangan gagasan dan hasil penulisan demi tercapainya tujuan dan

maksud pendidikan religiositas dalam mengembangkan kecerdasan spiritual

siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.

2. Bagi penulis:

Menambah pemahaman, pengalaman, pengetahuan serta wawasan akan

pentingnya peranan pendidikan religiositas dalam mengembangkan kecerdasan

spiritual siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.

E. Metode Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis,

yaitu metode yang menggambarkan dan menganalisa data-data yang diperoleh

melalui studi pustaka dan penelitian untuk memperoleh gambaran mengenai peran

pendidikan religiositas di dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa.

Page 21: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

6

F. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai isi menyeluruh skripsi ini,

penulis akan menggambarkan sistematika sebagai berikut:

Bab pertama merupakan bagian pendahuluan dengan menguraikan latar

belakang permasalahan yang melatarbelakangi penulisan skripsi ini, rumusan

permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan serta

sistematika penulisan.

Bab kedua menguraikan gambaran umum pendidikan religiositas yang

dilaksanakan di kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta, yang terdiri dari lima

bagian. Bagian pertama mengenai pendidikan pada umumnya mencakup pengertian

dan tujuan pendidikan. Bagian kedua mengenai pendidikan religiositas yang terdiri

dari pengertian religiositas dan pengertian pendidikan religiositas. Bagian ketiga

mengenai latar belakang pendidikan religiositas terdiri atas tujuan, fungsi, visi, misi,

pola pembelajaran, pendekatan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, usaha

menggairahkan pembelajaran, rambu-rambu serta alternatif pola pembelajaran

pendidikan religiositas. Bagian keempat mengenai hal-hal positip pendidikan

religiositas dan kelima mengenai kecerdasan spiritual terdiri dari pengertian

spiritual, pengertian kecerdasan spiritual, manfaat dan ciri-ciri serta pendidikan

religiositas mengembangkan kecerdasan spiritual.

Bab ketiga menguraikan pendidikan religiositas yang telah dilaksanakan di kelas

VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta, terdiri atas tiga bagian. Bagian pertama

mengenai gambaran keadaan SMP Stella Duce 2 Yogyakarta yang terdiri dari sejarah

singkat perkembangan, keadaan jumlah siswa, keadaan jumlah guru, visi, misi,

Page 22: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

7

strategi serta tujuan pendidikan. Bagian kedua mengenai bentuk-bentuk kegiatan

yang dilaksanakan dalam pendidikan religiositas mencakup kegiatan internal dan

eksternal, selanjutnya mengenai penelitian pendidikan religiositas yang

dilaksanakan di kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta yang terdiri dari latar

belakang penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian, laporan, pembahasan serta

kesimpulan hasil penelitian.

Bab keempat berisi uraian mengenai upaya peningkatan pelaksanaan pendidikan

religiositas demi pengembangan kecerdasan spiritual siswa kelas VIII SMP Stella

Duce 2 Yogyakarta terdiri dari enam bagian. Bagian pertama mengenai spiritualitas

guru. Kedua mengenai sikap-sikap yang perlu diwujudkan oleh guru, bagian ketiga

tentang rencana program pembelajaran yang mencakup pengertian, tujuan dan

langkah-langkah pembelajaran. Keempat mengenai usulan rencana program

pembelajaran terdiri dari latar belakang, alasan pemilihan tema, serta silabus. Kelima

mengenai contoh persiapan rencana program pembelajaran dan terakhir adalah

membangun suasana kelas yang kondusif.

Bab kelima merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran yang

sebaiknya dilakukan untuk semakin membantu dalam meningkatkan pelaksanaan

pendidikan religiositas serta mengembangkan metode pendidikan yang lebih menarik

demi perkembangan dan kemajuan siswa.

Page 23: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

8

BAB II

GAMBARAN UMUM PENDIDIKAN RELIGIOSITAS

Kondisi pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan karena pendidikan

hanya menghasilkan pribadi-pribadi yang mementingkan segi intelektual tetapi

kurang memperhatikan segi afektif, nilai-nilai hidup, moral, sosial dan psikomotorik.

Akibatnya seringkali terjadi kurang penghargaan terhadap martabat hidup, terjadi

berbagai bentuk kenakalan dalam diri siswa misalnya siswa membolos pada saat jam

pelajaran berlangsung, minum minuman keras dan menyontek, ataupun melakukan

tawuran, tindakan kekerasan, ketidakadilan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu

pendidikan agama Katolik sangat membutuhkan pendidikan religiositas sebagai

sarana penanaman nilai dan mutu hidup siswa. Pendidikan religiositas menjadi salah

satu model pendidikan untuk membantu pembentukan sikap siswa.

Pendidikan religiositas mengajak siswa untuk saling mengkomunikasikan

imannya, sehingga siswa mampu menerima setiap perbedaan. Pendidikan religiositas

menjadi sarana bagi siswa untuk menjalin dan memupuk kasih persaudaraan dan

bukan hanya membentuk aspek intelektual (kognitif) yaitu pengetahuan,

pemahaman, tetapi juga membentuk penanaman nilai-nilai hidup dan penerapannya

dalam hidup sehari-hari. Penekanan segi afeksi agar siswa mampu menemukan nilai-

nilai kasih persaudaraan, mampu bersyukur dan berefleksi. Sedangkan aspek

psikomotorik agar siswa mampu bertoleransi dengan sesama yang berbeda agama.

Pemahaman yang lebih luas mengenai pendidikan religiositas akan lebih jelas

jika penulis membahasnya lebih lanjut dalam tiga bagian berikut. Bagian pertama

Page 24: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

9

mengenai pendidikan pada umumnya yang mencakup pengertian dan tujuan

pendidikan. Bagian kedua tentang pendidikan religiositas yang terdiri dari latar

belakang, visi, misi, tujuan, fungsi, pola pembelajaran, pendekatan, langkah-langkah

pelaksanaan, rambu-rambu dan alternatif pelaksanaan pendidikan religiositas.

Sedangkan bagian ketiga mengenai hal-hal positif dari pendidikan religiositas.

A. Pendidikan Pada Umumnya.

1. Pengertian Pendidikan Pada Umumnya

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 menguraikan

bahwa pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses

pembelajaran agar siswa mampu mengembangkan potensi dirinya. Siswa

diharapkan mampu untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

dan akhlak mulia.

Pengertian pendidikan menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 di atas

dipertegas lagi oleh Djahiri Kosasih (1980: 3) yang menyatakan bahwa pendidikan

sebagai upaya yang terorganisir, berencana, dan berlangsung kontinyu membina

peserta didik menjadi insan dewasa dan berbudaya.

Usaha sadar dan terencana dapat diartikan bahwa pendidikan dilakukan secara

sadar melalui pemikiran yang sistematis dan terprogram untuk mencapai tujuan yang

diharapkan. Pemikiran yang sistematis dan terprogram tersebut tertuang dalam

peraturan-peraturan yang berlaku. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan potensi

peserta didik agar rasa percaya diri, kreatifitas, tanggung jawab dan moral peserta

didik terwujud dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di masyarakat.

Page 25: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

10

Pendidikan sebagai usaha sadar dijabarkan lebih terperinci oleh Mardiatmadja

(1986: 50-51) bahwa pendidikan membantu seseorang agar menyadari nilai-nilai

luhur kemanusiaan dan peranannya dalam hidup bersama. Pendidikan membantu

seseorang agar mengerti tentang arti kemanusiaan, sehingga dapat bersikap dan

bertindak sebagai manusia yang penuh kasih. Pendidikan hendaknya juga

mengusahakan adanya perkembangan spiritual, yang meliputi sikap dan nilai hidup,

pengetahuan, ketrampilan, pengembangan daya estetik, serta perkembangan jasmani

sehingga mampu membangun masyarakat serta membudayakan alam sekitarnya.

Oleh karena itu pendidikan seharusnya berusaha membentuk seseorang menjadi

manusia budaya yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Driyarkara (1966: 69) mendefenisikan pendidikan sebagai pemanusiaan

manusia muda. Pendidikan membantu seseorang secara tekun dan mau bertindak

sebagai manusia dan mengusahakan agar seluruh sikap dan perbuatan sungguh-

sungguh bersifat manusiawi. Pendidikan yang menekankan segi kemanusiaan ini

dipahami sebagai proses humanisasi. Proses humanisasi merupakan suatu usaha yang

sungguh-sungguh bersifat manusiawi yang membantu peserta didik untuk lebih

menghormati, menghargai dan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Oleh

karena itu, pendidikan membantu peserta didik untuk lebih manusiawi sebagai proses

yang berlangsung terus-menerus berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan. Pendidikan

diberikan agar menyadarkan peserta didik supaya memiliki tanggung jawab terhadap

segala tindakannya serta terbuka terhadap orang lain sehingga menumbuhkan sikap

persahabatan satu sama lain.

Page 26: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

11

Dari beberapa pernyataan tersebut di atas, maka penulis memahami bahwa

hakikat pendidikan pada umumnya merupakan suatu proses, usaha yang terus-

menerus dilakukan untuk membantu peserta didik menjadi pribadi yang utuh, dewasa

dan berkembang secara menyeluruh. Pendidikan hendaknya mampu mengarahkan

siswa untuk mewujudkan sikap dan tindakannya dalam hidup sehari-hari baik dalam

lingkup keluarga, sekolah, masyarakat dan negara. Pendidikan juga dapat membantu

peserta didik agar lebih menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Tujuan

pendidikan tidak hanya mentransfer ilmu kepada peserta didik melainkan suatu

pembinaan watak, agar peserta didik mengenal dan menghayati nilai-nilai manusiawi

yang terluhur (Mardiatmaja, 1986: 54). Pendidikan hendaknya sungguh-sungguh

mengarahkan dan menjadikan siswa sebagai pribadi manusia dewasa yang utuh yang

sungguh berkembang demi masa depan dan cita-cita mereka. Siswa sebagai subyek

pendidikan yang perlu untuk dihargai sebagai pribadi.

2. Tujuan Pendidikan Pada Umumnya

Tujuan pendidikan adalah membentuk pribadi seseorang secara bertahap agar

semakin tumbuh menjadi dewasa, bukan hanya dalam hal kemampuan atau

ketrampilan saja, tetapi juga dapat berkembang dalam hal rohani. Tujuan pendidikan

adalah membantu seseorang semakin sadar akan karunia iman yang diterimanya

sehingga dapat menghayati hidup dengan jujur, suci dan benar (Mardiatmadja, 1986:

53).

Pendidikan membentuk pribadi seseorang secara bertahap, artinya pendidikan

membantu seseorang untuk tumbuh dan berkembang semakin menjadi dewasa.

Page 27: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

12

Pendidikan membutuhkan suatu proses yang panjang dan waktu yang lama.

Pendidikan membantu seseorang berkembang menjadi dewasa, artinya melalui

pendidikan seseorang memiliki kemampuan dan ketrampilan yang berguna demi

masa depannya serta bertanggung jawab atas perkembangan hidupnya. Pendidikan

secara bertahap membantu seseorang agar semakin sadar akan karya Allah dan

karunia iman sehingga dengan kesadaran iman yang dimilikinya memampukan

seseorang menghayati hidupnya dengan tulus dan jujur. Pendidikan harus

mengembangkan semua segi-segi kepribadian lahir dan batin siswa secara

menyeluruh sehingga sikap dan tindakannya sesuai dengan kehendak Tuhan.

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 menyebutkan

tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

bertanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan yang hendak

dicapai adalah mampu mengembangkan segala potensi yang telah dianugerahkan

Tuhan dan bersyukur atas anugerah yang diterimanya. Siswa diharapkan mampu

mewujudkan sikap hidup sebagai orang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan melalui

sikap dan tindakannya dalam hidup sehari-hari.

Ryanto Theo (2002: 3) menegaskan bahwa tujuan pendidikan adalah demi

pertumbuhan dan perkembangan keseluruhan diri siswa agar menjadi pribadi yang

matang dan dewasa, mampu menghadapi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan diharapkan menghasilkan pribadi yang lebih manusiawi, bertanggung

jawab, proaktif dan kooperatif, sekaligus memiliki pribadi yang berwatak dan

berbudi pekerti luhur. Pendidikan memampukan siswa menjadi pribadi yang dewasa

Page 28: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

13

dan matang. artinya, siswa mampu menghadapi dan memecahkan permasalahan yang

dialami. Siswa dibimbing dan diarahkan agar lebih bertanggung jawab, percaya diri

dan mampu melakukan apa yang seharusnya dilakukan sehingga menghasilkan

pribadi-pribadi yang berguna dan membawa pengaruh yang baik dalam hidup

bermasyarakat.

Dari beberapa pendapat mengenai tujuan pendidikan tersebut di atas maka

penulis dapat mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah membantu siswa agar

berkembang secara utuh. Tujuan pendidikan adalah membantu siswa menjadi pribadi

yang matang dan dewasa, baik dari segi jasmani maupun rohani sehingga mampu

mewujudkan sikap dan tindakannya dalam hidup sehari-sehari. Pendidikan yang

dialami oleh siswa tidak cukup hanya berkembang dari segi intelektual tetapi

sungguh-sungguh membawa siswa semakin berkembang menjadi pribadi yang

matang dan dewasa demi mencapai masa depan.

B. Pendidikan Religiositas

1. Pengertian Religiositas Kata religiositas berasal dari bahasa latin religiosus yang artinya relasi

(Hardjana, 2005: 29). Relasi yang dimaksud adalah relasi antara manusia dengan

Tuhan, manusia dengan sesama, manusia dengan alam dan manusia dengan dirinya

sendiri. Berdasarkan arti kata itu, maka pendidikan religiositas lebih ditempatkan

dalam kerangka pendidikan untuk menumbuhkembangkan semangat dan sikap yang

terbuka dari siswa untuk membangun relasi yang mesra dan mendalam dengan

Tuhan, sesama, alam dan dirinya sendiri menurut agama dan kepercayaan masing-

Page 29: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

14

masing (MPK dan Komkat KAS, 2005: 9). Relasi dengan Allah mendorong

seseorang semakin hidup dalam suasana kasih, persaudaraan serta percaya antara

satu dengan yang lain menurut agama dan kepercayaannya. Relasi dengan Allah

memampukan seseorang untuk lebih menghargai sesama, menghargai kehidupan

serta lingkungan alam.

Relasi antara manusia dengan Allah dapat dikatakan sebagai pengalaman

pribadi berjumpa dengan Allah. Pengalaman perjumpaan dengan Allah mendorong

orang untuk menceritakan perjumpaan itu kepada orang lain. Seseorang akan

menceritakan pengalamannya akan Allah itu, seperti apa Allah yang dialaminya,

dimana, kapan, pengalaman itu terjadi, bagaimana kejadiannya, dalam keadaan

seperti apa atau sedang berbuat apa ketika pengalaman itu terjadi. Seseorang akan

menceritakan bagaimana perasaan serta dampak pengalaman itu dalam diri dan

hidupnya (Hardjana, 2005: 48). Pengalaman perjumpaan mendorong seseorang untuk

melakukan hal-hal yang baik yang sesuai dengan kehendak Allah. Segala sikap dan

tindakannya mencerminkan pengalaman perjumpaan pribadi dengan Allah.

Relasi dengan Allah dapat dibangun melalui doa pribadi, doa bersama serta

menjalankan ibadat. Perjumpaan dengan Allah memampukan sesorang mewujudkan

sikap hidupnya yang konkret dengan sesama, maupun dengan alam ciptaan Tuhan

(Hardjana, 2005: 49). Relasi dengan Allah yang terus-menerus dapat membawa

perubahan sikap dalam diri seseorang. Perubahan sikap yang dimaksud adalah

mengarahkan sikap hidupnya ke arah yang lebih baik dan mendorong seseorang

untuk menghayatinya dalam hidup sehari-hari.

Page 30: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

15

Kata religiositas berarti suatu sikap yang hikmat dan hormat terhadap hal-hal

yang suci atau diidentikan dengan agama dan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha

Esa. Sikap ini dapat membawa kita pada suatu kesadaran dan pemahaman akan

Tuhan yang konkret yang diwujudkan dalam hidup sehari-hari, yang menekankan

sikap menghargai kehidupan yang memuliakan kedudukan manusia, yang membuat

manusia dapat saling menghargai sesamanya walaupun berbeda keyakinan agama

(Hardjana, 2005: 50).

Religiositas merupakan suatu sikap dasar terhadap Tuhan, yang sifatnya lebih

personal, lebih melihat aspek yang ada dalam lubuk hati serta lebih bersifat batin.

Sikap dasar tersebut tidak hanya di dalam batin seseorang namun diungkapkan dan

diwujudkan dalam berbagai bentuk dan berbagai cara, seperti dalam ritual agama.

Hardjana (2005: 47) menegaskan bahwa

manusia perlu mengembangkan kepekaan terhadap kehadiran Allah dalam peristiwa-peristiwa hidup yang dialaminya. Dengan demikian pengetahuan dan pengalaman akan Allah tidak terjadi dengan sendirinya tetapi perlu suatu usaha. Dengan demikian religiositas merupakan sumber, pangkal, jiwa, semangat dan roh agama. Dalam religiositas itu, agama mendapatkan semangat dan roh yang sebenarnya. Tanpa religiositas agama menjadi kering kerontang seperti tanah tanpa air, sepi seperti rumah tanpa penghuni, kaku seperti batang pohon yang sudah mati, dan dingin seperti badan tanpa nyawa. Manusia perlu mengembangkan kepekaan terhadap kehadiran Allah dalam

setiap peristiwa hidup artinya manusia tidak hanya dapat mengetahui, mengenal

Allah, melainkan juga dapat mengalami dalam hidup nyata. Oleh karena itu dalam

mengembangkan kepekaan terhadap kehadiran Allah tersebut perlu suatu usaha

yang terus-menerus. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa religiositas lebih

penting diwujudnyatakan dalam hidup sehari-hari. Iman tidak cukup untuk diketahui

sebagai pengetahuan dasar tetapi juga harus dihayati dalam hidup sehari-hari.

Page 31: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

16

Dalam hal ini penulis dapat mengartikan bahwa religiositas adalah sikap batin

yang hakiki atau sikap dasar yang selalu mengarahkan hidupnya kepada Tuhan dan

diwujudkannya dalam hidup sehari-hari. Religiositas juga merupakan relasi pribadi

antara manusia dengan Allah atau pengalaman perjumpaan dengan Allah sehingga

mampu mewujudkan, mengungkapkan pengalaman tersebut dalam sikap hidup

sehari-hari.

2. Pengertian Pendidikan Religiositas

Pengertian Pendidikan Religiositas menurut Komisi Kateketik Keuskupan

Agung Semarang (2005: 8):

merupakan salah satu bentuk komunikasi iman, baik antar siswa yang seagama dan sekepercayaan maupun siswa yang berbeda agama dan kepercayaan agar membantu siswa menjadi manusia yang religius, bermoral, terbuka dan mampu menjadi pelaku perubahan sosial, demi terwujudnya masyarakat yang sejahtera, lahir dan batin, berdasarkan nilai-nilai universal seperti kasih, kerukunan, kedamaian, keadilan, kejujuran, pengorbanan, kepedulian, persaudaraan.

Pendidikan religiositas merupakan komunikasi iman antar siswa dan

membantu siswa menjadi manusia yang religius artinya siswa bersikap sesuai dengan

iman dan kepercayaannya pada Tuhan. Sikap dan tindakan siswa sungguh

berdasarkan pada pengalaman perjumpaan dengan Allah atau berdasarkan

pengalaman relasi dengan Allah. Siswa menghayati hidupnya sesuai dengan apa

yang menjadi kehendak Tuhan dalam hidupnya.

Komunikasi iman membantu siswa menjadi manusia bermoral artinya

melalui pengalaman iman yang dimilikinya dan dibagikan tersebut, memampukan

dan medorong siswa untuk bersikap dan bertingkah laku yang lebih baik serta

Page 32: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

17

bersikap terbuka terhadap sesama yang berlainan agama sehingga mampu membawa

dampak yang baik dalam hidup bermasyarakat sehingga terciptalah suasana

persaudaraan, kerukunan dan kedamaian.

Menurut Listia (2007: 151) pendidikan religiositas merupakan komunikasi

iman mengenai pengalaman hidup antar siswa seagama maupun yang berbeda agama

untuk menumbuhkembangkan sikap batin seseorang agar mampu melihat kebaikan

Tuhan dalam diri sendiri, sesama dan lingkungan hidupnya serta mampu melihat

aneka perbedaan sebagai anugerah Tuhan untuk saling melengkapi sehingga mereka

terbantu menjadi pribadi yang utuh.

Pendidikan religiositas memampukan siswa untuk mengembangkan sikap

hidup, nilai-nilai hidup beriman yang lebih baik serta mengajak siswa untuk terbuka

melihat setiap perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang ada mendorong siswa untuk

saling melengkapi, saling membantu serta saling memperkaya satu terhadap yang

lain. Berdasarkan pengertian pendidikan religiositas tersebut di atas, penulis dapat

mengartikan bahwa pendidikan religiositas sebagai komunikasi iman, dimana dalam

komunikasi iman terjadi dialog antar siswa yang saling terbuka dan percaya satu

dengan yang lain. Pendidikan religiositas memampukan siswa untuk saling berbagi

pengalaman iman masing-masing dan menerima setiap perbedaan sebagai suatu

anugerah sehingga mampu mewujudkan pengalaman imannya dalam hidup sehari-

hari.

Page 33: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

18

C. Latar Belakang Pendidikan Religiositas

Pendidikan religiositas dilaksanakan berdasarkan berbagai pertimbangan

mengenai situasi dan keadaan siswa serta perkembangan kemajuan pendidikan

bangsa Indonesia. Situasi dan jumlah siswa dari berbagai latar belakang budaya,

agama serta suku yang beraneka ragam tentunya memampukan dan mendorong

siswa untuk hidup rukun bersatu padu dan terbuka terhadap aneka perbedaan.

Pendidikan agama yang selama ini diterima di sekolah-sekolah dimaksudkan agar

membentuk pribadi siswa ke arah yang lebih baik ternyata kurang diwujudkan dalam

hidup konkret. Oleh karena itu pendidikan religiositas yang telah dilaksanakan di

sekolah-sekolah Katolik di Keuskupan Agung Semarang merupakan salah satu mata

pelajaran yang menggantikan Pendidikan Agama Katolik karena melihat bahwa

pendidikan religiositas merupakan media yang cocok digunakan dan sesuai dengan

keadaan dan situasi siswa.

Majelis Pendidikan Katolik dan Komisi Kateketik Keuskupan Agung Semarang

(2009: 18-23) memaparkan beberapa alasan yang melatarbelakangi diadakannya

pelaksanaan pendidikan religiositas antara lain:

Pendidikan agama dalam kenyataan tidak menghasilkan pribadi seperti yang dicita-

citakan, bahkan menghasilkan orang-orang yang berpandangan sempit dan

meremehkan orang lain yang tidak seagama maupun sealiran. Pribadi yang

diharapkan dalam pendidikan agama adalah pribadi yang saling menghargai,

menerima setiap perbedaan serta terbuka terhadap sesama yang berbeda agama.

Kenyataan yang dihadapi bahwa pribadi-pribadi yang diharapkan tersebut dalam

sikap dan tindakan yang dilakukan kurang mencerminkan nilai-nilai agama dan

Page 34: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

19

kepercayaan yang dianutnya, sehingga suasana kasih, persaudaraan, kerukunan antar

sesama yang berbeda agama, suku serta budaya kurang diwujudkan.

Pendidikan agama yang dilaksanakan lebih mementingkan segi intelektual dan

hafalan dari setiap bahan pelajaran yang diberikan. Bahan pelajaran yang diberikan

kadang hanya memenuhi persyaratan kurikulum yang berlaku. Kurang

memperhatikan bagaimana siswa memahami dan mengolah secara lebih mendalam

bahan pelajaran. Dapat dikatakan bahwa nilai-nilai yang diperoleh dalam pendidikan

agama kurang diwujudkan dalam hidup sehari-hari. Siswa kurang mampu mengolah

pengalaman-pengalaman melalui bahan pelajaran yang diterima dalam upaya

memperkembangkan dan memperkaya hidupnya. Siswa-siswi yang menerima

pelajaran agama di sekolah Katolik sebagian besar adalah siswa-siswi yang

beragama non Katolik. Jumlah siswa yang demikian terasa kurang relevan apabila

diberi pelajaran agama Katolik, sehingga pendidikan agama yang diberikan kurang

membawa pengaruh terhadap perkembangan sikap siswa.

Dengan adanya latar belakang tersebut di atas, maka pendidikan religiositas

diberikan untuk menggantikan Pendidikan Agama Katolik yang sekarang sedang

berlaku khususnya di wilayah Keuskupan Agung Semarang. Oleh karena itu, siswa

perlu mengetahui, mendengarkan hal-hal baik dari setiap ajaran agama sehingga

kerukunan dan kerjasama dapat terwujud.

1. Tujuan Pendidikan Religiositas

Pendidikan religiositas memiliki tujuan agar apa yang disampaikan kepada

siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan religiositas

Page 35: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

20

menurut Komisi Kateketik Keuskupan Agung Semarang (2009: 29) adalah

menumbuhkan sikap batin siswa agar mampu melihat kebaikan Tuhan dalam diri

sendiri, sesama dan lingkungan hidupnya sehingga memiliki kepedulian dalam hidup

bermasyarakat. Di sampng itu membantu siswa menemukan dan mewujudkan nilai-

nilai kasih, menghormati, menghargai serta menumbuhkembangkan kerjasama lintas

agama dan kepercayaan dengan semangat persaudaraan sejati.

Kebaikan Allah dalam diri siswa merupakan anugerah Allah yang diberikan

dengan segala potensi, kemampuan untuk mengembangkan diri menjadi manusia

utuh. Kebaikan Allah juga dianugerahkan kepada sesamanya meskipun ada

perbedaan-perbedaan, sehingga melalui perbedaan itu siswa mampu saling

membantu, menolong, bekerjasama dan saling melengkapi, antara satu dengan yang

lain. Siswa diharapkan dapat mengalami cinta Tuhan dan menanggapi cinta Tuhan

melalui perwujudan sikap hidup sehari-hari baik dengan sesama maupun dengan

alam lingkungan sehingga terwujud suasana persaudaraan sejati (Suhardiyanto, 2008:

2). Melalui tujuan tersebut diharapkan siswa semakin hari semakin berkembang

dalam seluruh aspek kehidupan.

2. Fungsi Pendidikan Religiositas

Fungsi pendidikan religiositas berdasarkan hasil Komisi Kateketik dan Majelis

Pendidikan Katolik Keuskupan Agung Semarang (2005: 8) adalah

a. Mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional seperti tercantum dalam Undang-

Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 yakni mengembangkan

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Page 36: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

21

Tuhan Yang Maha Esa, bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan bangsa dan

disemangati oleh persaudaraan sejati. Siswa perlu dibimbing dan diberi

kesempatan untuk mengembangkan segala potensi, bakat serta kemampuan yang

dimiliki sehingga menjadi pribadi yang beriman, bertanggung jawab demi masa

depannya dan demi kepentingan bangsa dan negara.

b. Mendukung agama-agama dan kepercayaan dalam mengemban tugas untuk

mewartakan firman Tuhan dan mewujudkan dalam hidup bernegara dan

bermasyarakat. Setiap agama diharapkan mampu mewartakan firman Tuhan

sehingga mampu bersikap dan bertindak sesuai dengan firman.

c. Mendukung keluarga-keluarga dalam mengembangkan sikap religiositas siswa

yang sudah mereka miliki agar semakin menjadi manusia religius, bermoral dan

terbuka. Keluarga adalah anggota masyarakat yang mendukung dan berusaha

mengembangkan potensi siswa sehingga mendorong siswa semakin menjadi

manusia religius yang beriman, bermoral dan terbuka.

d. Mendukung siswa dalam membangun komunitas manusiawi yang dinamis

melalui kegiatan komunikasi pengalaman iman. Siswa diharapkan mampu

terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang mendukung dalam mengembangkan

imannya. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan membantu siswa untuk saling

berbagi pengalaman iman antar satu dengan yang lain.

3. Visi Pendidikan Religiositas

Visi pendidikan religiositas adalah komunikasi iman antar siswa yang seagama

maupun berlainan agama mengenai pengalaman hidupnya yang digali atau

Page 37: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

22

diungkapkan sehingga siswa terbantu menjadi manusia utuh (Suhardiyanto, 2008: 3).

Menjadi manusia utuh artinya, mampu berkembang baik dari segi mental, moral

maupun spiritual sehingga dapat bertindak dan melakukan sesuatu dengan baik dan

bertanggung jawab.

Pengalaman hidup yang diolah dan direfleksikan dalam iman dan kepercayaan

masing-masing tersebut dibagikan kepada teman-teman yang berlainan agama. Siswa

terbantu untuk saling terbuka menerima, menghargai setiap perbedaan dan mampu

mewujudkan dalam hidup sehari-hari.

4. Misi Pendidikan Religiositas

Misi dari pendidikan religiositas adalah menumbuhkan sikap batin siswa agar

mampu melihat kebaikan Tuhan dalam diri sendiri, sesama dan lingkungan hidupnya

sehingga memiliki kepedulian terhadap masyarakat, alam dan lingkungan

(Suhardiyanto, 2008: 3). Sikap batin yang dimiliki siswa menggerakkan siswa untuk

semakin peka akan segala sesuatu yang terjadi yang ada di sekitarnya. Siswa mampu

menangkap segala kebaikan, anugerah Tuhan dan bersyukur atas anugerah yang

diterimanya.

Kebaikan Tuhan merupakan anugerah dan potensi-potensi yang ada dalam diri

siswa guna mengembangkan diri menjadi manusia utuh. Perbedaan-perbedaan yang

ada dimaksudkan Tuhan untuk saling melengkapi sehingga para siswa mampu

membangun dan menjalin persaudaraan sejati. Siswa dapat merefleksikan kebaikan-

kebaikan Tuhan yang telah dialaminya dan mampu mewujudkan dalam hidup

Page 38: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

23

bersama (Suhardiyanto, 2008: 4). Refleksi yang dilakukan semakin membantu dan

mengarahkan siswa dalam bersikap dan bertindak.

5. Pola Pembelajaran Pendidikan Religiositas

Proses pembelajaran pendidikan akan berjalan dengan baik apabila memiliki

suatu pola pembelajaran. Maka pola Pembelajaran Pendidikan Religiositas adalah

komunikasi iman. Siswa saling berbagi pengalaman hidup sesuai dengan ajaran

agamanya masing-masing. Siswa diberi kesempatan untuk membagikan pengalaman

imannya kepada sesamanya sehingga melalui komunikasi iman siswa saling

memperkaya satu dengan yang lainnya (Suhardiyanto, 2008: 6).

Dalam proses pembelajaran pendidikan religiositas, siswa diajak untuk

membagikan pengalaman yang berhubungan dengan materi yang disampaikan.

Pengalaman-pengalaman yang ditemukan siswa kemudian direfleksikan agar siswa

mampu menemukan nilai-nilai kasih dan persaudaraan. Siswa diajak untuk melihat

nilai-nilai universal yang telah ditemukan dari segi iman sesuai dengan ajaran

agama. Siswa dapat mengetahui bahwa ajaran agama lainpun mempunyai

pandangan serupa atas nilai-nilai dari pengalaman tersebut. Pengalaman-pengalaman

yang telah ditemukan diharapkan supaya siswa mampu mewujudkan dalam

perbuatan konkret. Proses pembelajaran ini diakhiri dengan kegiatan evaluasi.

Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran secara

menyeluruh (Suhardiyanto, 2008: 6). Komunikasi iman sebagai pola pembelajaran

pendidikan religiositas amat penting dalam berproses serta mengolah bahan

pelajaran sesuai dengan pengalaman siswa.

Page 39: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

24

6. Pendekatan Pendidikan Religiositas

Proses pembelajaran pendidikan religiositas menggunakan pendekatan

pendidikan refleksi dengan menggunakan tiga unsur yaitu unsur pengalaman, refleksi

dan aksi. Dalam menjabarkan ketiga unsur tersebut, penulis terinspirasi oleh tulisan

Tim Redaksi Kanisius dalam sebuah buku yang berjudul “Paradigma Pedagogik

Reflektif” (2008: 42-44). Unsur pengalaman dimaksudkan agar siswa mampu

menumbuhkan persaudaraan sejati, mampu berkomunikasi berinteraksi serta peduli

pada sesama. Pengalaman dapat diperoleh melalui mendengar cerita dari guru,

melalui gambar, film dan sebagainya. Pengalaman yang telah diperoleh mengajak

siswa agar belajar melihat dan mengalami. Pengalaman dapat dialami dan diperoleh

dari kehidupan sehari-hari misalnya pengalaman ketidakadilan, kekerasan, sehingga

menggerakkan siswa untuk berani mengambil sikap dan bertindak sesuai dengan

norma, moral, etika serta nilai-nilai yang mendukung demi perkembangan

pribadinya.

Unsur pengalaman tidak dapat dipisahkan dari unsur refleksi karena unsur

refleksi sangat membantu siswa mendalami dan memahami serta menemukan

makna nilai yang terkandung dalam pengalamannya. Guru memberikan pertanyaan

penuntun agar siswa terbantu dalam merefleksikan pengalaman. Siswa diharapkan

agar melalui pengalaman yang ditemukan mampu membentuk pribadi yang sesuai

dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pengalamannya. Refleksi yang ditemukan

siswa sungguh bermakna jika diwujudkan dalam aksi. Unsur aksi dimaksudkan agar

siswa mampu membangun niat dan mewujudkan dalam perbuatan konkret sesuai

dengan hasil refleksinya.

Page 40: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

25

Suhardiyanto (2008: 7) menjelaskan bahwa pola pendidikan refleksi

merupakan penerapan prinsip bimbingan retret ke dalam pendidikan di sekolah.

Dalam prinsip bimbingan retret, pembimbing retret memaparkan pokok-pokok

renungan secara singkat dan ringkas kepada peserta agar menemukan buah-buah

rohani. Peserta retret diharapkan tekun dan aktif sehingga mampu mendalami dan

mencari makna bagi kehidupannya sendiri, karena bukannya berlimpah pengetahuan,

melainkan merasakan dan mencecap dalam-dalam kebenaran, itulah yang

memuaskan jiwa. Demikian juga halnya dengan proses pembelajaran pendidikan

religiositas. Pengetahuan yang diperoleh sungguh-sungguh dicerna, diolah sehingga

menjadi semakin mendalam, bermakna serta berguna demi masa depan.

Proses pembelajaran dengan prinsip bimbingan retret ini diharapkan siswa

mendalami dan mengulang kembali materi pelajaran. Siswa mampu mengolah materi

yang diterima sehingga menggerakkan hati agar menjalani dan melaksanakan sesuai

dengan apa yang telah diterima dan diolah bersama. Selama proses pembelajaran

tersebut, guru diharapkan mampu menjelaskan secara ringkas pokok-pokok bahan

yang akan disampaikan. Guru mengaktifkan siswa dalam mengolah bahan pelajaran.

Guru mampu melihat proses perkembangan siswa dan sejauh mana siswa mampu

mengolah bahan yang diberikan.

Proses pembelajaran dalam pendidikan refleksi ini yang sangat penting adalah

siswa aktif mengolah bahan misalnya siswa bertanya, mendalami dan mengambil

makna dari pelajaran. Guru lebih berperan sebagai pendamping yang memacu siswa

agar siswa aktif dan menemukan makna dan nilai sehingga mampu mewujudkannya

dalam hidup sehari-hari (Suhardiyanto, 2008: 7).

Page 41: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

26

Guru sebagai pendamping artinya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

berkembang, berpikir sesuai dengan kemampuan, potensi siswa. Guru memberikan

kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang apa yang belum dipahami dan

dimengerti. Oleh karena itu pola pendidikan reflektif sungguh membantu,

mengarahkan siswa untuk lebih mendalami materi pelajaran sehingga mampu

mengolah dan mencerna serta mewujudkan dalam sikap dan tindakan konkret.

7. Langkah-langkah Pelaksanaan Pendidikan Religiositas

Agar siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran pendidikan religiositas,

maka diperlukan langkah-langkah yang sesuai dengan proses pembelajaran.

Berdasarkan Komisi Keteketik Keuskupan Agung Semarang langkah-langkah

pembelajaran dapat dijabarkan dalam tiga tahap antara lain sebelum pelajaran

dimulai, selama dan sesudah pelajaran.

Tahap pertama adalah sebelum pelajaran dimulai. Pada tahap ini siswa diberi

tugas untuk membaca atau mempersiapkan bahan pelajaran di rumah dengan

pertanyaan penuntun. Pertanyaan membantu siswa agar memahami bahan atau

materi pelajaran. Siswa diberi tugas sebelum pelajaran yang berhubungan dengan

materi atau bahan yang akan diolah bersama di kelas misalnya melalui pertanyaan

agar siswa sungguh siap dan mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

Tahap kedua adalah selama proses pelajaran berlangsung. Siswa dilibatkan

dalam diskusi kelompok dengan membuat laporan diskusi, praktikum serta

eksperimen. Siswa mempresentasikan bahan di depan kelas, berupa penjelasan atau

pengerjaan soal. Siswa diberi kebebasan untuk mengumpulkan gagasan, ide dan

Page 42: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

27

pertanyaan sehingga menemukan jalan pemecahan persoalan. Siswa diajak untuk

mencari dan menemukan makna dari bahan atau materi pelajaran yang dipelajari

untuk hidup mereka.

Tahap ketiga adalah evaluasi yakni siswa diajak untuk mengadakan evaluasi

bersama. Evaluasi dimaksudkan agar siswa berlatih untuk merefleksikan tentang apa

yang telah diterima dan dipelajari selama proses pembelajaran. Merefleksikan

bersama mengenai materi atau bahan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan

siswa dan mengajak siswa untuk mengaplikasikan di dalam kehidupan konkret.

Setelah mengadakan evaluasi dan merefleksikan kembali proses pelajaran, siswa

diberi tugas untuk mengerjakan tugas tambahan yang lebih kontekstual dengan hidup

mereka. Tugas tambahan yang diberikan dimaksudkan agar siswa mempersiapkan

pelajaran yang akan datang (Suhardiyanto, 2008: 8).

Langkah-langkah tersebut di atas sangat membantu siswa untuk aktif

mempersiapkan dengan sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran secara

keseluruhan. Bukan hanya guru yang berinisiatif dan aktif melainkan siswa diberikan

kesempatan untuk aktif, berinisiatif dan bertanya serta menemukan makna dari

pelajaran tersebut sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

8. Usaha Menggairahkan Proses Pembelajaran Pendidikan Religiositas

Dalam proses pembelajaran pendidikan religiositas, perlu adanya usaha untuk

menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan menggembirakan bagi siswa.

Suasana yang aman, nyaman, damai serta menyenangkan merupakan faktor yang

sangat penting dalam mendukung siswa selama proses pembelajaran, sehingga

Page 43: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

28

pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan lancar. Dalam proses

pembelajaran, lingkungan mempunyai peranan penting dalam perkembangan siswa.

Siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan, potensi atau bakat

yang ada dalam dirinya.

Pembelajaran pendidikan religiositas yang diberikan kepada siswa

dimaksudkan agar mampu mengembangkan pribadi siswa secara utuh beserta bakat,

kemampuan, potensi yang dimiliki siswa. Potensi dasar manusia dapat dibagi

menjadi tujuh kemampuan yakni kemampuan logis matematis, kemampuan bahasa,

kemampuan visual, kemamupan musik, kemampuan gerak, kemampuan

interpersonal dan kemampuan intra personal. Ketujuh kemampuan dasar tersebut

menjadi bagian dari setiap pribadi untuk berkembang secara utuh. Maka

menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan menggembirakan amat

penting sehingga mampu mengembangkan kemampuan secara maksimal, maka

belajar tidak hanya memperkembangkan sebagian kecil kemampuan yang ada,

melainkan mempekembangkan banyak kemampuan yang lainnya agar terciptalah

kepribadian yang utuh (Suhardiyanto, 2008: 14).

Agar proses pembelajaran sungguh aktif maka guru perlu memilih metode

pembelajaran yang sesuai dengan siswa. Guru akrab dengan siswa tanpa membeda-

bedakan siswa. Guru memberi pertanyaan yang mudah dan mengena dengan siswa.

9. Rambu-rambu dalam Pendidikan Religiositas

Rambu-rambu dalam pendidikan religiositas artinya syarat yang perlu dimiliki

oleh guru maupun siswa dalam seluruh proses pembelajaran. Adapun syarat yang

Page 44: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

29

perlu dimiliki oleh guru yakni sebagai fasilitator dan pendamping. Guru mempunyai

semangat kreatif, terbuka dan mau belajar pada hal-hal yang baru. Guru mampu

merefleksikan dan memaknai pengalaman hidup dan imannya (MPK KAS, 2005: 12-

13). Guru sebagai fasilitator artinya guru mampu membantu memperlancar proses

pembelajaran. Guru memberi inspirasi bagi siswa dalam berpikir, memberi

kesempatan pada siswa untuk bertanya serta memotivasi siswa untuk lebih mengerti

dan memahami pelajaran.

Guru sebagai pendamping artinya guru mampu mengarahkan dan

membimbing siswa dan memberikan kesempatan bagi siswa agar siswa mampu

menemukan dan memecahkan masalahnya. Siswa perlu dibimbing ke arah

terciptanya hubungan pribadi yang baik dengan sesamanya. Guru menghargai dan

memahami pribadi siswa dengan berbagai latar belakang yang berbeda-beda. Guru

perlu memiliki sikap demokratis dan partisipatif artinya tidak memaksakan

kehendaknya kepada siswa namun memberikan kepada siswa kesempatan untuk

berkembang sesuai dengan potensi bakat kemampuan yang mereka miliki. Guru

perlu berpatisipasi aktif agar memotivasi siswa untuk aktif dan terlibat dalam seluruh

proses pembelajaran.

Guru memiliki semangat kreatif, terbuka dan belajar pada hal-hal baru.

Semangat dan kreatifitas seorang guru sangat penting karena tanpa adanya kreatifitas

dapat menyebabkan kejenuhan, kebosanan bagi siswa dalam proses pembelajaran.

Oleh karena itu perlu kreatifitas dari guru dan perlu juga sikap terbuka terhadap

gagasan baru yang mendukung proses pembelajaran.

Page 45: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

30

Guru mampu merefleksikan dan memaknai pengalaman hidup dan imannya

sehingga siswa dapat belajar dari pengalaman guru. Siswa mampu meneladan

pengalaman hidup dan pengalaman iman yang telah dikomunikasikan. Untuk

memahami tentang peran guru yang mampu mengamati perkembangan pribadi

siswa, penulis terinspirasi oleh tulisan Thoifuri dalam bukunya “Menjadi Guru

Inisiator” (2007: vi) bahwa guru sebagai inisiator adalah mampu mengetahui dan

memahami kondisi siswa, lingkungan siswa, bakat, kecenderungan, kondisi orang tua

siswa, keberhasilan dan kegagalan siswa. Guru sangat berperanan penting dalam

mengetahui, mengerti, memahami keadaan siswa sehingga mengarahkan siswa untuk

berkembang.

Guru mampu memahami setiap pembelajaran. Guru perlu persiapan mengajar

dengan membuat rencana pembelajaran, sehingga materi yang akan disampaikan dan

diolah sesuai tujuan yang telah direncanakan. Persiapan dan perencanaan yang

matang akan sangat membantu memperlancar proses pembelajaran sehingga siswa

lebih mampu memahami seluruh proses pembelajaran.

Siswa perlu mempelajari dan mendalami ajaran agama dan kepercayaannya

sendiri. Siswa memiliki sikap terbuka artinya menerima, menghargai, menghormati

perbedaan agama dan kepercayaan lain. Siswa aktif dan kreatif dalam proses

pembelajaran artinya siswa berani mengungkapkan pengalaman hidup dan ajaran

agamanya, berani mengekspresikan bakat yang dimiliki dalam proses pembelajaran.

Siswa mampu merefleksikan dan memaknai pengalaman hidup dan imannya serta

mewujudkan hasil refleksi dalam perbuatan nyata (MPK KAS, 2005: 12). Memiliki

sikap terbuka sangat penting bagi siswa sehingga membantu siswa saling berbagi

Page 46: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

31

pengalaman imannnya. Melalui pengalaman berbagi, siswa semakin mampu dan

terdorong untuk mendalami ajaran agama dan kepercayaannya. Dalam proses

pembelajaran siswa diajak untuk aktif menyampaikan gagasan ataupun ide-ide

sehingga bukan hanya guru yang aktif namun siswa sungguh terlibat dan kreatif.

10. Alternatif Pola Pembelajaran Pendidikan Religiositas

Alternatif Pola Pembelajaran Pendidikan Religiositas yang ditawarkan oleh

MPK dan KOMKAT KAS dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Pembukaan.

Dalam proses pembelajaran perlu adanya tahap pembukaan yang bertujuan

untuk menghantar pokok bahasan yang akan diolah bersama. Tahap pembukaan

pelajaran terdiri dari pengantar yang mengajak siswa untuk memulai proses

pembelajaran. Siswa mengawali seluruh proses pembelajaran dengan berdoa. Guru

memberikan kesempatan pada siswa untuk memimpin doa sesuai dengan agama

yang dianutnya.

b. Pengungkapan Pengalaman.

Pengungkapan pengalaman dapat berupa cerita rakyat atau cerita kehidupan

yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa. Pengalaman atau

cerita rakyat sebagai titik tolak untuk memasuki pengalaman siswa. Dalam proses

pengungkapan pengalaman, guru dapat menggunakan berbagai media, film, artikel,

komik, gambar sebagai sarana untuk membantu siswa memperdalam refleksi

Page 47: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

32

pengalaman, sehingga siswa semakin menemukan makna dari setiap pengalaman

yang telah diungkapkan melalui cerita tersebut.

c. Refleksi atas pengalaman

Refleksi atas pengalaman bertujuan mengajak siswa untuk menemukan nilai-

nilai atas pengalaman tersebut. Nilai-nilai tersebut terdiri dari refleksi atas

pengalaman misalnya nilai persaudaraan, kasih sayang, tolong menolong dan lain

sebagainya, sehingga pengalaman yang telah ditemukan serta direfleksikan tersebut

sunggguh menjadi milik siswa yang tidak mudah dilupakan namun menjadi suatu

arah untuk mengahayatinya dalam hidup.

d. Pengembangan Refleksi Religiositas.

Pengembangan refleksi religiositas artinya siswa melihat nilai-nilai universal

yang ditemukan sesuai dengan ajaran agama mereka masing-masing kemudian

dikomunikasikan dengan teman-teman yang beragama lain. Setelah siswa

menemukan nilai melalui refleksinya, siswa diajak untuk saling mengkomunikasi

atau mendialogkan nilai refleksi tersebut dengan ajaran agamanya masing-masing

mengenai masalah-masalah yang ada sebagai bahan refleksi. Siswa mendapat

peneguhan atas nilai-nilai yang mereka temukan dan siswa dapat mengetahui bahwa

ajaran agama lainpun mempunyai pandangan serupa atas nilai-nilai dari pengalaman-

pengalaman tersebut.

Page 48: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

33

e. Rangkuman dan Peneguhan.

Guru menyampaikan rangkuman dan peneguhan melalui hasil refleksi yang

ditemukan oleh siswa. Guru perlu menekankan hal-hal yang penting bagi siswa

sehingga siswa sungguh memahami, mengerti dan memperoleh peneguhan selama

proses pembelajaran.

f. Pra Aksi dan Aksi

Pra Aksi merupakan aktivitas dalam proses pembelajaran yang menjadi bagian

siswa dalam upaya mengekspresikan refleksi yang telah ditemukan dapat berupa

simbol atau lambang. Siswa dapat mengekspresikan hasil refleksi melalui dinamika

kelompok, melalui permainan-permainan dapat berupa gerak dan lagu atau melalui

alat musik lainnya. Siswa mampu mengekspresikan ide-ide, perasaan, pemikiran

melalui bahan-bahan visual seperti membuat gambar atau lukisan, membuat

dekorasi, dan lain sebagainya. Siswa dapat mengekspresikan ide-ide, perasaan dan

pemikiran ke dalam bentuk penulisan puisi, cerpen, surat serta artikel.

Aksi merupakan perwujudan konkret siswa dari nilai-nilai yang telah

ditemukan yang dilaksanakan sebagai buah dari seluruh proses pembelajaran. Aksi

sangat penting sebagai perwujudan konkret dari refleksi-refleksi yang ditemukan

dalam sikap dan tindakan hidup sehari-hari.

g. Evaluasi

Evaluasi sangat penting dalam proses pembelajaran. Evaluasi bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana seluruh proses pembelajaran berhasil sesuai dengan tujuan

Page 49: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

34

yang akan dicapai. Guru dapat mengetahui bagaimana perkembangan serta kemajuan

siswa baik dari segi ilmu maupun dari segi kepribadian siswa.

h. Penutup

Penutup merupakan akhir dari seluruh proses pembelajaran. Penutup diakhiri

dengan doa penutup yang dipimpin oleh guru atau siswa sesuai dengan agama dan

kepercayaan masing-masing.

Alternatif pola pembelajaran pendidikan religiositas tersebut di atas sungguh

membantu siwa untuk mampu menemukan nilai-nilai hidup dari setiap peristiwa

atau pengalaman yang dijumpai. Pengalaman yang telah direfleksikan tersebut

memampukan siswa untuk saling mengkomunikasikannya kepada teman-teman dan

mendukung mereka untuk saling terbuka dalam berbagi pengalaman serta saling

memperkaya satu dengan yang lain. Makna dari setiap pengalaman yang telah

ditemukan bersama tersebut diwujudkan dalam sikap dan tindakan konkret sehari-

hari, sehingga melalui proses pembelajaran yang telah diterima dan dialami serta

diolah bersama sungguh menjadi suatu makna yang sangat mendalam dan berarti

demi kemajuan dan perkembangan siswa.

D. Hal-hal positif dari Pendidikan Religiositas

Pendidikan religiositas merupakan pendidikan yang membantu siswa untuk

saling terbuka dan berbagi pengalaman iman antar siswa yang berbeda agama dan

kepercayaan. Melalui pendidikan religiositas siswa sungguh dilatih diberi

kesempatan untuk mengetahui, mengerti, memahami serta belajar dari pengalaman

Page 50: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

35

iman sesama yang beragama lain. Siswa mengalami dan merasa diperkaya melalui

pengalaman-pengalaman. Hal ini dapat dilihat dari pola, metode, langkah-langkah

yang ada dalam proses pembelajaran pendidikan religiositas. Sebagai contoh

misalnya siswa diberi kesempatan untuk berbagi pengalaman, kemudian pengalaman

iman yang diperoleh disharingkan kepada teman-temannya yang berbeda agama.

Siswa diajak untuk menemukan makna dan arti dari pengalaman tersebut serta

merefleksikan apa yang telah diterima selama proses pembelajaran. Refleksi yang

telah ditemukan menggerakkan siswa untuk mewujudkan dalam bentuk aksi dan

diakhiri dengan evaluasi. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan religiositas yang

sedang berlangsung khususnya di Keuskupan Agung Semarang masih sangat relevan

dengan situasi dan keadaan siswa yang beraneka ragam agama, latar belakang dan

budaya.

Penulis menarik kesimpulan bahwa pendidikan religiositas merupakan

pendidikan yang sungguh membantu sisiwa untuk berkembang secara utuh dan

menyeluruh. Pendidikan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berkembang, bukan hanya dari segi intelektual namun seluruh proses perkembangan

pribadi siswa baik segi moral, intelektual maupun spiritual siswa. Siswa sungguh

dilatih untuk mengolah hati dan perasaan, sehingga sungguh menjadi pribadi,

menjadi manusia yang bermoral yang membawa perubahan sosial baik dalam hidup

bermasyarakat maupun negara, sehingga suasana kasih, persaudaraan, solidaritas

dapat terwujud.

Page 51: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

36

E. Kecerdasan Spiritual

1. Pengertian Spiritual

Hardjana (2005: 64) mengatakan bahwa Spiritualitas berasal dari kata spiritus

yang berarti roh, jiwa, semangat. Spiritualitas sering diartikan hidup saleh dan

berbakti kepada Allah, devosi, hidup batin, hidup rohani. Hidup menurut bimbingan

roh Allah. Spiritualitas merupakan peningkatan hidup beragama yang bersumber

pada religiositas. Dengan menghayati spiritualitas, orang beragama menjadi orang

spiritual, yaitu orang yang menghayati Roh Allah dalam hidup nyata sehari-hari

sesuai dengan panggilan dan peran hidupnya berdasarkan nilai-nilai spiritualitas dan

menciptakan gaya hidup serta perilaku menurut nilai-nilai spiritual itu.

Ariwibowo dan Irianti (2003: xiii) mengatakan bahwa kata spiritual memiliki

akar kata spirit yang berarti roh. Kata spirit berasal dari bahasa latin, spiritus yang

berarti bernapas. Spiritual dapat diartikan sebagai sesuatu yang murni. Roh dapat

diartikan sebagai energi kehidupan yang membuat kita dapat hidup, bernapas dan

bergerak. Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa spiritualitas

adalah kekuatan Roh Allah yang ada dalam batin manusia yang menjadi daya gerak

dan memberi daya tahan dalam diri sesorang yang menjalani kehidupannya.

2. Pengertian Kecerdasan Spiritual

Zohar dan Marshall (2001: 4) mengatakan bahwa Kecerdasan Spiritual adalah

kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai.

Kecerdasan spiritual menempatkan perilaku kita dalam konteks makna, nilai, tujuan,

dan motivasi yang lebih tinggi. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang dipakai

Page 52: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

37

untuk merengkuh makna, nilai, tujuan terdalam, dan motivasi tertinggi. Kecerdasan

spiritual adalah cara orang menggunakan makna, nilai, tujuan dan motivasi tertinggi

dalam proses berpikir, dalam keputusan-keputusan yang dibuat dan dalam segala

sesuatu yang patut dilakukan.

Kecerdasan spiritual memampukan seseorang untuk menemukan makna, nilai,

tujuan dan motivasi lebih tinggi dalam perilakunya dibandingkan dengan orang lain.

Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan moral yang memampukan sesorang untuk

membedakan yang benar dan yang salah. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan

yang digunakan untuk membuat kebaikan, kebenaran, keindahan, dan kasih sayang

dalam hidup. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa, kecerdasan yang

membuat orang menjadi utuh, dapat mengintegrasikan dalam kehidupan, dalam

aktivitas dan keberadaannya.

Ariwibowo dan Irianti (2003: xiv) mengatakan bahwa Kecerdasan spiritual

adalah kemampuan untuk dapat mengenal dan memahami diri kita sepenuhnya

sebagai makhluk spiritual maupun sebagai bagian dari alam semesta. Memiliki

kecerdasan spiritual berarti kita memahami sepenuhnya makna dan hakikat

kehidupan yang kita jalani dan kemana kita akan pergi. Menjadi cerdas secara

spiritual berarti mampu menemukan siapa diri kita yang sebenarnya serta tujuan

hidup kita.

Wisnubrata (2002: 17) mengatakan bahwa kecerdasan spiritual adalah suatu

kecerdasan dimana kita berusaha menyelesaikan masalah-masalah hidup berdasarkan

makna dan nilai. Suatu kecerdasan dimana kita berusaha menempatkan tindakan-

tindakan dan kehidupan kita ke dalam suatu konteks yang lebih luas serta lebih

Page 53: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

38

bermakna. Sukidi (2002: 49) mengatakan bahwa kecerdasan spiritual merupakan

kemampuan menghidupkan kebenaran yang paling dalam. Hal ini berarti

mewujudkan hal yang terbaik, utuh dan paling manusiawi dalam batin kita.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka yang dimaksud kecerdasan

spiritual adalah kemampuan seseorang untuk menemukan makna dan nilai dalam

seluruh aspek kehidupan yang dilakukannya.

3. Ciri-ciri Kecerdasan Spiritual

Menurut Zohar dan Marshall (2001: 14) bahwa orang yang cerdas secara

spiritual memiliki ciri-ciri sebagai berikut: memiliki tingkat kesadaran yang tinggi,

memiliki sikap fleksibel, mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan. Orang

menghadapi penderitaan, rasa sakit dan kesulitan hidup dengan sabar dan tenang,

tidak mudah mengeluh. Bertaqwa kepada Tuhan atau mempunyai keyakinan

terhadap nilai hidup yang kuat. Orang bijak dan bertanggung jawab, hidup yang

damai, tenang dan bahagia. Mampu mendengarkan orang lain, memiliki komitmen,

dedikasi dan iman yang teguh.

Oleh karena itu siswa yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi mampu

memberi makna dari setiap usahanya, memiliki kekuatan untuk terus maju dan

berjuang serta memiliki kegairahan dalam belajar.

4. Pendidikan Religiositas Memperkembangkan Kecerdasan Spiritual

Menurut Zohar dan Marshall (2001: 11-12) manfaat kecerdasan spiritual adalah

menjawab persoalan-persoalan yang berkaitan dengan eksistensi manusia: kemana

Page 54: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

39

tujuan hidup manusia, untuk apa manusia hidup serta makna penderitaan manusia.

Kecerdasan spiritual bermanfaat untuk menghadapi persoalan-persoalan moral: baik

dan jahat, bijaksana atau tidak bijaksana, untuk serta untuk memberi arti dan makna

nilai hidup. Melalui kecerdasan spiritual orang semakin dilatih untuk lebih bersikap

jujur dan berani dalam mengambil keputusan.

Ryanto Theo dan Martin Handoko ( 2008: 59) mengatakan bahwa salah satu

kesuksesan orang yang cerdas secara spiritual adalah melaksanakan tugas hidup

seperti yang dikehendaki Tuhan. Dapat dikatakan bahwa manfaat kecerdasan

spiritual adalah mampu menjadi berkat bagi orang lain, sehingga dengan memiliki

kecerdasan spiritual seseorang mampu untuk semakin menjadi berkat bagi sesama.

Melalui pendidikan religiositas diharapkan bahwa siswa mampu mengembangkan

kecerdasan spiritual yang dimiliki.

Siswa yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi sadar akan panggilan

hidupnya, mengetahui dan menghayati bahwa lewat tugas dan tanggung jawab

memampukannya untuk berkembang. Siswa mengetahui arah dan tujuan hidupnya

dan hidup dalam relasi dengan Tuhan. Orang yang berelasi dengan Tuhan memiliki

semangat tinggi dalam bekerja. Semangat ini merupakan daya dorong untuk

mengungkapkannya kepada yang lain.

Setelah penulis memaparkan gambaran pendidikan religiositas dan gambaran

mengenai kecerdasan spiritual tersebut di atas, maka penulis akan menggali sejauh

mana peran pendidikan religiositas sudah memperkembangkan kecerdasan spiritual

siswa melalui penelitian di kelas VIII SMP Stella Duce 2 Suryodiningratan yang

akan dibahas pada Bab III.

Page 55: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

40

BAB III

PENDIDIKAN RELIGIOSITAS YANG TELAH DILAKSANAKAN DI

KELAS VIII SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA

Sesudah penulis menguraikan secara umum dalam Bab II mengenai pendidikan

religiositas, maka penulis ingin menggali secara khusus tentang pendidikan

religiositas yang sudah dilaksanakan di kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.

Oleh karena itu dalam bab III ini penulis ingin mengetahui sejauh mana pelaksanaan

pendidikan religiositas telah membantu mengembangkan kecerdasan spiritual siswa

kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. Kecerdasan spiritual yang dimaksud

adalah sebagaimana telah diuraikan di dalam bab II.

Pada Bab III, penulis membagi isi bab ini menjadi tiga bagian. Bagian

pertama mengenai gambaran keadaan SMP Stella Duce 2 Yogyakarta yang terdiri

dari sejarah singkat perkembangan, keadaan jumlah siswa, keadaan jumlah guru,

visi, misi, strategi serta tujuan pendidikan. Bagian kedua mengenai bentuk-bentuk

kegiatan yang dilaksanakan dalam pendidikan religiositas mencakup kegiatan

internal dan eksternal, selanjutnya mengenai penelitian pendidikan religiositas yang

dilaksanakan di kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta yang terdiri dari latar

belakang penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian, laporan, pembahasan serta

kesimpulan hasil penelitian.

Maksud penulis membagi isi Bab III ke dalam tiga bagian adalah untuk

mengetahui konteks penelitian tentang peran pendidikan religiositas terhadap

perkembangan sikap siswa ke arah yang lebih baik. Penulis ingin mengetahui apakah

Page 56: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

41

bentuk-bentuk kegiatan pembinaan iman, mental maupun spiritual serta pendidikan

religiositas yang selama ini dilaksanakan sungguh membawa suatu perubahan dalam

diri siswa baik di lingkup sekolah, keluarga maupun masyarakat.

A. Gambaran Keadaan SMP Stella Duce 2 Yogyakarta

1. Sejarah Singkat Perkembangan SMP Stella Duce 2 Yogyakarta

Untuk mengetahui sejarah singkat perkembangan SMP Stella Duce 2 penulis

akan menguaraikannya berdasarkan profil sekolah (2002: 8). Pada tahun 1971 SMP

Stella Duce 2 mulai dirintis oleh Sr. Bernardia, CB dan dibantu oleh bapak

Suhardiman. SMP Stella Duce 2 Yogyakarta berada di jalan Suryodiningratan nomor

33 dan memiliki luas tanah + 8000 m2 dengan gedung yang bercirikan Dalem

Pangeran. Tanah tersebut dibeli dan dibenahi pada tanggal 16 November 1967 serta

ditempati mulai tanggal 18 November 1967.

Semula SMP Stella Duce 2 adalah sekolah khusus untuk putri, namun melihat

perkembangan jumlah siswa yang semakin banyak dan berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan situasi dan keadaaan pada saat itu maka SMP Stella Duce 2 pada tahun

1968 mulai menerima siswa putra. Hal ini dapat dilihat bahwa siswa putra mulai

mendaftarkan untuk masuk sekolah pada saat itu berjumlah 83 orang.

Tahun 1971 SMP Stella Duce 2 mulai berkembang dan mulai membangun

gedung-gedung baru. Langkah-langkah pembaharuan di bidang pendidikan telah

dilakasanakan melalui proses belajar mengajar demi tercapai tujuan pendidikan

sesuai dengan visi dan misi sekolah. Langkah-langkah pembaharuan khususnya

Page 57: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

42

dalam hal pengadaan sarana-sarana dan media pendidikan memungkinkan

terlaksananya proses pembelajaran sehingga dapat berjalan dengan baik dan lancar.

2. Keadaan Jumlah Siswa SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Periode 2007-2009

Data statistik di sekolah SMP Stella Duce 2 menunjukkan bahwa perode

tahun 2007-2008 keadaan jumlah siswa kelas VII sebanyak 142 orang. Siswa yang

naik kelas berjumlah 138 orang sedangkan yang tidak naik kelas 4 orang. Jumlah

siswa kelas VIII berjumlah 153 orang. Siswa yang naik kelas berjumlah 152 orang

dan siswa yang tidak naik kelas berjumlah 1 orang. Jumlah siswa kelas IX 175 orang.

Siswa yang lulus berjumlah 163 orang, sedangkan yang tidak lulus berjumlah 12

orang, dan prosentase kelulusan siswa pada periode tahun 2007-2008 adalah 93,

14%. Periode tahun 2008-2009 jumlah siswa kelas VII 178 orang, jumlah siswa yang

naik kelas 178 orang. Jumlah siswa kelas VIII 192 orang, siswa yang naik kelas

sebanyak 182 orang, sedangkan tidak naik kelas 10 orang. Jumlah siswa kelas IX

136 orang. Siswa yang lulus 159 orang, dan siswa tidak lulus 7 orang, dan prosentase

kelulusan adalah 94,85 %. Peride tahun 2009-2010 Jumlah siswa kelas VII 193

orang, kelas VIII 152, kelas IX berjumlah 177 orang dan proseantase kelulusan

adalah 89,39%. Untuk melihat secara lebih terperinci penulis memaparkan

perkembangan jumlah siswa dalam bentuk tabel di bawah ini berdasarkan sumber

data yang penulis peroleh dari informasi pihak sekolah.

Page 58: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

43

Tabel 1 : Gambaran Keadaan Jumlah Siswa SMP Stella Duce 2

Periode 2007-2009

TAHUN KLS

VII

KLS

VIII

KLS

IX

JML

SELURUH

SISWA

PROSENTASE

KELULUSAN

2007-2008 Jml: 142

N :138

TN : 4

Jml: 153

N : 152

TN: 1

Jml:175

L : 163

TL: 12

470 93,14 %

2008-2009 Jml: 178

N :178

Jmlh: 192

N :182

TN : 10

Jml: 136

L: 159

TL: 7

506 94,85 %

2009-2010 193 152 177 522 89’39%

Data tersebut di atas menunjukkan bahwa jumlah perkembangan siswa semakin

bertambah. Sedangkan jumlah siswa berdasarkan agama yang dianut dapat dilihat

dalam tabel berikut ini.

Tabel 2: Jumlah Siswa berdasarkan agama yang dianut Periode 2007-2009

TAHUN AGAMA

Periode Katolik Islam Hindu Kristen

2007 - 2008 317 70 3 80

2008 - 2009 355 82 1 68

2009 - 2010 367 92 3 60

Page 59: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

44

Data di atas menunjukkan bahwa para siswa menganut berbagai macam agama.

Jumlah siswa yang beragama Katolik lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang

beragama non Katolik.

3. Keadaan Jumlah Guru SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Periode 2007-2009

Jumlah guru sangat penting dalam mendukung proses pembelajaran dan

membantu perkembangan peserta didik. Oleh karena itu penulis memaparkan

keadaaan jumlah guru berdasarkan data yang penulis peroleh dari sekolah. Pada

tahun 2007 jumlah guru 28 orang. Guru yang menganut agama Katolik berjumlah 27

orang, beragama Islam 1 orang. Tahun 2008 jumlah guru bertambah menjadi 29

orang, terdiri dari agama Katolik 28 orang dan beragama Islam 1 orang. Jumlah guru

2009 adalah 28 guru, yang beragama Katolik 27 dan beragama Islam1 orang. Untuk

melihat secara lebih terperinci maka penulis memaparkan perkembangan jumlah

guru dari tahun 2007-2009 berdasarkan data dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3: Keadaan Jumlah Guru SMP Stella Duce 2 Periode 2007-2009

TAHUN JML GURU AGAMA

Katolik Non Katolik

2007-2008 28 27 1

2008-2009 29 28 1

2009-2010 28 27 1

Data di atas menunjukkan bahwa jumlah guru SMP Stella Duce 2 Yogyakarta

sudah mencukupi untuk terlaksananya proses pembelajaran. Jumlah guru tersebut

Page 60: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

45

sangat membantu siswa-siswi maju, berkembang mencapai harapan dan cita-cita

serta masa depan yang lebih baik.

4. Visi Pendidikan SMP Stella Duce 2 Yogyakarta

Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik diperlukan adanya visi.

Adapun arah dan tujuan pendidikan diselenggarakan adalah demi tercapainya cita-

cita yang diharapkan. Visi pendidikan SMP Stella Duce 2 adalah

mengutamakan pelayanan pendidikan yang penuh kasih sayang, keteladanan dan kesederhanaan, berbela rasa bagi yang berkesesakan hidup, dijiwai sikap jujur, terbuka dan disiplin dengan semangat kekeluargaan demi terwujudnya perkembangan peserta didik yang utuh dan optimal sebagai citra Allah (Profil Sekolah, 2002: 4).

Mengutamakan pelayanan yang penuh kasih artinya dalam proses

pembelajaran sungguh memperhatikan siswa sebagai pribadi yang perlu dihargai dan

dihormati sebagai pribadi yang adalah citra Allah. Oleh karena itu pelayanan yang

penuh kasih persaudaraan sangat mendukung dalam proses pembelajaran. Pelayanan

penuh kasih perlu didasari sikap sederhana dari para pendidik. Sikap sederhana dari

pendidik sangat penting karena menjadi teladan kepada para siswa untuk bersikap

dan bertindak yang baik dan benar.

Sikap bela rasa bagi yang berkesesakan hidup artinya pelayanan pendidikan

sungguh memperhatikan dan mengutamakan siswa yang miskin, tersisih yang

sungguh-sungguh membutuhkan pendampingan serta perhatian. Pelayanan

pendidikan yang mampu mengembangkan peserta didik secara utuh dan optimal

artinya peserta didik berkembang dalam segala segi kehidupan. Perkembangan

peserta didik antara lain dalam hal sikap misalnya peserta didik semakin mampu

Page 61: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

46

peduli kepada sesama yang ada di sekitar mereka, lebih menghargai guru dan

menghormati orang tua

5. Misi Pendidikan SMP Stella Duce 2 Yogyakarta

Pendidikan yang berlangsung di SMP Stella Duce 2 tentunya memiliki misi

yang perlu dijalankan. Oleh karena itu penulis akan memaparkan misi pendidikan

SMP Stella Duce 2 berdasarkan profil sekolah (2002: 4) adalah:

a. Guru mampu mengembangkan secara optimal kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa.

Kemampuan siswa meliputi kemampuan berpikir kritis, kreatif, kematangan afektif,

kecerdasan emosional, moral dan mental. Dengan mengembangkan kemampuan

tersebut siswa diharapkan mampu memiliki kepribadian yang tangguh, mandiri,

disiplin dan bertanggung jawab. Siswa diharapkan mampu berkembang secara

intelektual artinya segala kemampuan, talenta yang dianugerahkan Tuhan perlu

dikembangkan. Melalui segi intelektual yang dimiliki ini siswa diharapkan semakin

mengalami kebaikan Tuhan dan mensyukuri segala rahmat yang telah Tuhan berikan.

Siswa diajak untuk berpikir kritis, kreatif dalam menghadapi tantangan jaman dan

tidak mudah terpengaruh terhadap tawaran dunia jaman ini.

b. Mengikutsertakan orang tua dalam proses pendidikan dan menyadarkan bahwa

orang tua sebagai pendidik pertama dan utama.

Page 62: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

47

Membangun dan menjalin kerjasama dengan orang tua sangat penting dalam proses

pembentukan kepribadian siswa. Dukungan dan keterlibatan orang tua sebagai

pendidik sungguh sangat membantu demi perkembangan dan kemajuan siswa.

c. Menciptakan komunitas karya pendidikan yang dapat menumbuh kembangkan

nilai-nilai kasih, menumbuhkan kepedulian (solidaritas) terhadap yang berkesesakan

hidup.

Nilai-nilai kasih perlu diperjuangkan agar siswa dapat mengalami kasih dan

kebaikan Allah. Siswa diharapkan mampu bersikap solider dan peka terhadap

kebutuhan sesama.

d. Menjalin kerjasama dengan masyarakat dan menyediakan sarana serta prasarana

yang memadai.

Kerjasama dengan lingkungan masyarakat sungguh sangat membantu

perkembangan siswa dalam proses pembelajaran. Demikian pula dalam hal sarana

dan prasarana sangat mendukung dan membantu siswa dalam seluruh kegiatan

pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

6. Strategi Pendidikan SMP Stella Duce 2 Yogyakarta

Agar visi dan misi pendidikan dapat terwujud maka perlu adanya strategi dalam

pelaksanaan pendidikan. Profil sekolah (2002: 6) menegaskan bahwa strategi

pendidikan SMP Stella Duce 2 adalah:

Page 63: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

48

a. Meningkatkan ketrampilan proses pembelajaran.

Guru sebagai seorang pendidik perlu dan penting dalam usaha untuk meningkatkan

ketrampilan proses pembelajaran, sehingga dapat membantu siswa mengembangkan

kemampuan dan potensi yang mereka miliki. Guru harus sungguh-sunggguh

berkompeten dalam bidangnya sehingga materi yang disampaikan dalam seluruh

proses pembelajaran mampu memperkembangkan siswa.

b. Meningkatkan semangat membaca dengan menyiapkan ruang baca yang menarik

dan memadai, serta penambahan buku-buku baru bagi siswa maupun guru. Semangat

dan motivasi dalam membaca sangat membantu dan mendukung demi memperluas

wawasan dan perkembangan ilmu pengetahuan sehingga ilmu pengetahuan dapat

berkembang terus-menerus.

c. Menambah jam pelajaran bagi siswa kelas IX untuk persiapan ujian akhir. Tujuan

menambah jam pelajaran agar siswa kelas IX sungguh-sungguh mempersiapkan

ujian dengan baik sehingga mencapai hasil yang baik.

d. Menyelenggarakan kegiatan yang membantu memperkembangkan kehidupan

rohani siswa antar lain perayaan ekaristi pada kesempatan khusus misalnya pada

pembukaan tahun ajaran pendidikan. Penerimaan sakramen pengampunan dosa

setiap masa Adven dan Prapaskah dan mengadakan ret-ret bersama. Kegiatan

tersebut membantu siswa untuk semakin berkembang dalam hidup rohani.

Page 64: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

49

e. Menyelenggarakan rapat guru setiap bulan.

Tujuan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan pendidikan yang telah

dilaksanakan. Mengadakan perbaikan demi perkembangan dan pelaksanaan

pendidikan.

f. Mengadakan lomba seni, pameran dan pentas kreativitas.

Pengadaan kegiatan ini dimaksudkan agar meningkatkan daya kreatifitas guru

maupun siswa. Strategi pembelajaran tersebut sungguh-sungguh membantu guru dan

siswa demi kelancaran pelaksanaan pendidikan di sekolah SMP Stella Duce 2

Yogyakarta.

7. Tujuan Pendidikan SMP Stella Duce 2 Yogyakarta

Pendidikan yang dilaksanakan di SMP Stella Duce 2 memiliki tujuan yang

hendak dicapai. Profil sekolah (2002: 5) menegaskan tujuan pendidikan yang

diselenggarakan adalah:

a. Meningkatkan mutu pendidikan yang meliputi semangat belajar guru maupun

peserta didik.

Semangat belajar dan daya juang yang tinggi sangat mendukung keberhasilan nilai

akademik siswa. Guru maupun peserta didik diharapkan mampu berkembang dalam

hal bakat, minat, kemampuan dan mampu memupuk sikap solidaritas sehingga

tujuan pendidikan dapat terwujud dan terlaksana dengan baik.

Page 65: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

50

b. Mempertahankan kelangsungan SMP Stella Duce 2 dengan berjuang menanggapi

segala tantangan dan kebutuhan jaman serta terus-menerus mengadakan promosi

sekolah. Tantangan dan kebutuhan jaman semakin berkembang pesat sehingga perlu

adanya usaha untuk mempertahankan pendidikan. Agar pelaksanaan pendidikan

dapat berjalan terus-menerus maka lembaga pendidikan SMP Stella Duce 2

mengadakan kegiatan promosi sekolah.

B. Bentuk-bentuk Kegiatan yang telah Dilaksanakan di SMP Stella Duce 2

Yogyakarta

Seluruh proses kegiatan yang dilaksanakan di sekolah berdasarkan visi misi

sekolah yang ada. Maka seluruh bentuk kegiatan di sekolah merupakan penjabaran

konkret dari visi misi tersebut, sekaligus sebagai usaha untuk mencapai dan

mewujudkan visi misi pendidikan. Secara lebih terperinci, penjabaran konkret visi

misi pendidikan nampak dalam berbagai aktivitas sekolah sebagaimana dijelaskan di

bawah ini berdasarkan profil sekolah (2002: 14-24).

1. Kegiatan Internal Sekolah

Kegiatan internal sekolah adalah segala kegiatan yang dilaksanakan dalam

lingkup sekolah atau melibatkan unsur-unsur sekolah baik secara perorangan maupun

lembaga. Kegiatan internal sekolah terdiri dari:

a. Kegiatan intrakurikuler

Kegiatan intrakurikuler adalah semua kegiatan proses belajar mengajar di lingkungan

sekolah berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum. Kegiatan intrakurikuler mencakup

Page 66: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

51

kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Kegiatan pembelajaran di SMP Stella Duce 2

dilaksanakan dengan mengacu pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).

Kegiatan pembelajaran ini tidak hanya merupakan kegiatan di dalam kelas yang

sifatnya monolog, namun proses pembelajaran juga memberi kesempatan pada siswa

untuk kreatif dan berkembang misalnya kegiatan pembelajaran dilaksanakan di

laboratorium di mana siswa secara aktif menemukan suatu ilmu atau pengetahuan

baru dengan bimbingan dan bantuan guru.

b. Kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilaksanakan di luar proses

pembelajaran yang bertujuan untuk memberi wadah bagi pengembangan bakat,

minat dan kreativitas siswa di bidang seni, olahraga maupun ketrampilan khusus

lainnya. Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuer dilaksanakan pada sore hari mulai pukul

15.30 WIB-17.00 WIB. Para pendamping kegiatan ekstrakurikuler terdiri dari guru-

guru SMP Stella Duce 2 dan guru pendamping yang berasal dari luar yang bukan

dari SMP Stella Duce 2. Adapun kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan antara

lain: kegiatan olah raga yang terdiri dari bola voli, bola basket dan pencak silat.

Kegiatan kesenian antara lain: paduan suara, ensamble musik, band, dan seni tari.

Kegiatan ketrampilan misalnya komputer, menjahit serta kegiatan pramuka.

c. Kegiatan kokurikuler.

Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan di luar kegiatan intrakurikuler maupun

kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan kokurikuler dilaksanakan berhubungan dengan

Page 67: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

52

yang dilaksanakan berhubungan dengan usaha pencapaian visi dan misi sekolah.

Kegiatan kokurikuler merupakan usaha sekolah untuk memberikan sebanyak

mungkin kesempatan kepada siswa untuk lebih mengembangkan diri di luar bidang

akademis khususnya dalam segi ketrampilan, kepribadian dan kehidupan sosial

kemasyarakatan. Kegiatan kokurikuler yang dilaksanakan di SMP Stella Duce 2

antara lain:

1) Perayaan Ekaristi.

Perayaan Ekaristi dilaksanakan pada kesempatan-kesempatan khusus yakni

pada pembukaan dan penutupan tahun ajaran, persiapan ulangan umum baik

semester ganjil maupun semester genap, perayaan ulang tahun sekolah serta pada

perayaan Natal dan Paskah. Perayaan ekaristi biasanya diadakan di sekolah atau di

Gereja paroki Hati Kudus Yesus Pugeran Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan salah

satu wahana pembinaan mental spiritual baik bagi guru maupun siswa. Selain itu

melalui kegiatan perayaan Ekaristi siswa memiliki kesempatan untuk

mengembangkan ketrampilan-ketrampilan khususnya berkaitan dengan liturgi

misalnya sebagai lektor, dirigen, putra altar dan sebagainya

2) Pembinaan Mental Spiritual

Kegiatan pembinaan mental spiritual adalah seluruh kegiatan yang bertujuan

khusus untuk mengembangkan kualitas mental dan spiritual peserta didik. Oleh

karena itu pembinaan mental spiritual lebih menekankan unsur psikologis maupun

rohani. Siswa diharapkan mampu mengembangkan kepribadian dengan berbagai

Page 68: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

53

macam kegiatan yang menarik sekaligus mendidik. Kegiatan pembinaan mental

spiritual antara lain:

a. Gladi Rohani

Gladi rohani merupakam suatu bentuk lain dari kegiatan rekoleksi atau retret

singkat. Kegiatan gladi rohani dilaksanakan tidak hanya untuk siswa yang beragama

Katolik melainkan bagi seluruh siswa kelas tiga. Oleh karena itu, materi yang

diproses lebih menitikberatkan pada proses pengolahan batin atau hati nurani dengan

metode refleksi dan meditasi. Siswa diberi kesempatan untuk merefleksikan hidup

mereka di hadapan Tuhan. Siswa diharapkan mengalami dan mendapatkan

penyegaran dan pencerahan rohani yang dapat membentuk pola kepribadian mereka.

Siswa diharapkan juga semakin mampu mensyukuri rahmat kehidupan yang telah

diterima.

b. Kemah Rohani

Kegiatan kemah rohani secara khusus untuk siswa kelas VII sebagai

kelanjutan dari kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ini dilaksanakan pada akhir tahun

ajaran setelah diadakan ulangan umum. Melalui kegiatan kemah rohani ini, siswa

diajak untuk melatih dan mengembangkan nilai-nilai hidup yang menyangkut

kemandirian, solidaritas, cinta lingkungan, kemampuan bekerjasama dengan teman-

teman mereka dan berinteraksi dengan masyarakat. Siswa semakin mampu

menginternalisasikan nilai-nilai hidup dalam diri mereka dan mengembangkannya

dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah, di rumah maupun dalam hidup

bermasyarakat.

Page 69: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

54

c. Penyuluhan tentang Narkotika dan Obat-obat Terlarang

Penyuluhan tentang narkotik dan obat-obat terlarang penting dilaksanakan

agar siswa tidak terjerumus dalam penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang.

Sekolah bekerjasama dengan dengan berbagai pihak misalnya pihak kepolisian,

pihak kehakiman dan kejaksaan serta pihak lain misalnya Yayasan Cipta Anak

Bangsa dalam menyelenggarakan penyuluhan tentang narkotika dan obat-obat

terlarang. Siswa diberi informasi yang lengkap dan menyeluruh tentang berbagai

macam jenis narkotik dan obat-obat terlarang serta akibat penyalahgunaannya baik

dari segi mental, kesehatan, maupun dari segi hukum.

d. Bulan Kesehatan

Setiap bulan Agustus SMP Stella Duce 2 Yogyakarta menyelenggarakan

kegiatan pembinaan kesehatan bagi para siswa. Kegiatan pembinaan khususnya pada

bulan Agustus adalah adalah pendidikan seksualitas. Siswa diharapkan semakin

memahami perkembangan seksualitas mereka sehingga mampu mengambil sikap dan

tindakan yang tepat terhadap diri sendiri maupun terhadap teman-teman.

e. Konseling

SMP Stella Duce 2 menyelenggarakan program bimbingan dan konseling

dengan maksud memberikan pendampingan dan pembinaan yang efektif bagi

perkembangan siswa. Mengadakan kerjasama dengan para orangtua siswa dan

mengundang para orang tua siswa ke sekolah untuk membahas permasalahan dan

perkembangan studi anak-anak mereka. Para guru Bimbingan Konseling

Page 70: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

55

mengadakan kunjungan ke rumah para siswa khususnya yang mengalami suatu

permasalahan dalam studi. Program ini dimaksud untuk mengetahui secara lebih

dekat latar belakang siswa agar dapat menentukan kebijakan pendampingan dan

bimbingan secara lebih efektif.

f. Studi Wisata.

Studi wisata merupakan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dalam

bentuk paket wisata. Siswa diberi kesempatan untuk mengolah setiap pengalaman,

peristiwa yang mereka temukan dan alami dalam kegiatan wisata. Agar tujuan

kegiatan dapat tercapai maka para siswa dibantu dengan tugas-tugas yang diberikan

oleh para guru, sehingga siswa sungguh mampu mengolah setiap pengalamannya

masing-masing.

g. Gelar Musik dan pameran seni

Gelar musik biasanya diselenggarakan pada bulan April dan dikelola

sepenuhnya oleh para murid. Para guru khususnya guru seni musik bertindak sebagai

pendamping. Hal ini dilakukan agar para murid memiliki kesempatan yang besar

untuk mengembangkan ketrampilan mereka dalam berorganisasi. Pameran seni dan

pagelaran musik merupakan kesempatan bagi siswa untuk mengekspresikan hasil

karya mereka dalam bidang seni. Siswa diajak untuk mampu bekerjasama dengan

teman-teman.

Page 71: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

56

h. Latihan Kepemimpinan Tingkat Dasar (LKTD)

Latihan kepemimpinan tingkat dasar merupakan salah satu kegiatan dari proses

pembentukan pengurus OSIS. LKTD merupakan kesempatan bagi para siswa

khususnya para pengurus OSIS yang baru dalam menyusun program kegiatan untuk

jangka waktu satu periode kepengurusannya. Para siswa diajak untuk melatih dan

mengembangkan potensi-potensi kepemimpinan yang ada dalam diri mereka.

Dengan demikian mereka diharapkan mampu melaksanakan tugas-tugas mereka

sebagai pengurus OSIS. Siswa mampu menjadi penggerak bagi teman-teman mereka

sebagai pengurus OSIS dan penggerak bagi teman-teman mereka di sekolah dalam

usaha menciptakan lingkungan sekolah yang semakin kondusif bagi terwujudnya

proses pembelajaran yang baik.

2. Kegiatan Eksternal Sekolah

Kegiatan eksternal adalah kegiatan yang dilakukan di luar lingkup sekolah dan

berkaitan dengan aktivitas lembaga lain. Kegiatan ini bertujuan untuk menjalin

kerjasama yang baik dengan pihak atau lembaga lain serta memberi kesempatan

kepada siswa untuk melatih dan mengembangkan kepekaan serta kepedulian sosial

kemasyarakatan. Penulis akan menguaraikan kegiatan-kegiatan eksternal sekolah

berdasarkan profil sekolah (2002: 22-24) adalah sebagai berikut:

a. Bakti Sosial

Kegiatan bakti sosial merupakan kegiatan rutin yang diprogramkan oleh OSIS

dan dilaksanakan setiap tahun. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan

Page 72: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

57

dana sosial setiap bulan dan diserahkan ke panti asuhan dengan tujuan untuk

membantu pendidikan anak-anak yang kurang mampu.

b. Kegiatan Festival dan Perlombaan.

Kegiatan festival dan perlombaan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan

pada siswa untuk berkespresi dan memiliki kepercayaan diri. Kegiatan perlombaan

yang dilaksanakan misalnya mengikuti lomba majalah dinding, cerdas cermat dalam

bahasa Inggris sehingga membantu siswa agar mampu berkomunikasi dengan

menggunakan bahasa Inggris secara baik. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan

tersebut di atas merupakan bentuk kegiatan yang membantu agar siswa berkembang

baik dari segi mental, spiritual dan potensi serta melatih untuk lebih terbuka dan

bekerjasama dengan orang lain.

C. Penelitian Mengenai Pendidikan Religiositas yang Dilaksanakan di Kelas

VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Akademik 2009/2010

1. Latar Belakang Penelitian

Siswa SMP Stella Duce 2 merupakan remaja awal yang mempunyai latar

belakang dan karakteristik yang berbeda-beda baik kondisi fisik, psikis, serta

lingkungan keluarga, suku, budaya dan agama. Perbedaan tersebut sangat

mempengaruhi bagaimana cara bertindak siswa baik di lingkungan masyarakat

maupun di lingkungan sekolah. Adanya perbedaan-perbedaan tersebut seringkali

menjadi sumber konflik atau sumber masalah di sekolah. Masalah yang terjadi

misalnya siswa kurang menghargai teman yang berbeda agama, mudah terpengaruh

Page 73: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

58

dan ikut-ikutan teman yang membolos, kurang disiplin, menyontek pada saat

ulangan, pergaulan bebas serta kurang disiplin waktu.

Situasi yang demikian menunjukkan bahwa pendidikan keagamaan yang

dilaksanakan di sekolah belum mampu membentuk kepribadian dan sikap siswa

untuk hidup ke arah yang lebih baik. Pendidikan yang dilakukan lebih mementingkan

dan menekankan segi intelektual, sehingga pendidikan kurang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk peduli, bersosialisasi serta berinteraksi dengan orang

lain. Semuanya itu sangat mempengaruhi perkembangan psikologis dan moral siswa

dalam sikap dan tindakan hidup sehari-hari.

Sebagai upaya membantu siswa agar berkembang dalam aneka perbedaan,

maka usaha sekolah adalah menggunakan pendidikan religiositas sebagai salah satu

cara membantu mengembangkan sikap hidup siswa ke arah yang lebih baik. Melalui

pendidikan religiositas ini siswa diharapkan untuk saling menghargai, menghormati

dan bekerja sama. Siswa mampu berbagi pengalaman sesuai dengan ajaran agama

yang dianut sehingga siswa sungguh mengalami diperkaya antar satu dengan yang

lain. Maka melalui penelitian penulis ingin mengetahui sejauhmana peran pendidikan

religiositas sudah membantu mengembangkan sikap siswa kelas VIII SMP Stella

Duce 2 ke arah hidup yang lebih baik.

2. Tujuan Penelitian

a. Memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan pendidikan religiositas siswa kelas

VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.

Page 74: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

59

b. Mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan pendidikan religiositas di SMP

Stella Duce 2 Yogyakarta.

c. Menemukan kendala-kendala pelaksanaan pendidikan religiositas dalam

mengembangkan kecerdasan spiritual siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2

Yogyakarta.

3. Metode Penelitian

a. Instrumen pengumpulan data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian adalah

metode observasi dan kuesioner. Metode observasi artinya penulis terlibat secara

langsung misalnya penulis hadir secara langsung di dalam kelas bersama siswa-siswi

untuk mengamati aktivitas pelaksanaan pembelajaran pendidikan religiositas di kelas

VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. Sedangkan metode kuesioner maksudnya

bahwa responden diminta untuk memilih salah satu jawaban dari sekian banyak

jawaban yang sudah disediakan untuk mendapat informasi secara langsung tentang

diri responden. Jenis kuesioner yang digunakan bersifat semi tertutup (Purwanto,

2007:34).

b. Populasi dan sampel.

Populasi penelitian ini adalah para siswa-siswi kelas VIII tahun ajaran

2009/2010 di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta yang berjumlah 182 siswa. Terdiri dari

lima kelas yakni kelas Bromo, kelas Semeru, kelas Lawu, kelas Muria dan kelas

Rinjani. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling,

Page 75: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

60

adalah pengambilan sampel berdasarkan keperluan penelitian. Artinya setiap

individu dipilih dengan sengaja berdasarkan pertimbangan tertentu (Purwanto, 2007:

47). Pertimbangan tertentu artinya sesuai dengan kebutuhan serta keadaan situasi

yang ada dalam hal ini misalnya dari pihak sekolah menentukan kelas untuk

dijadikan sampel dalam penelitian. Pengambilan sampel dalam penelitian ini

berdasarkan keadaan dan kebutuhan data penelitian serta berdasarkan hasil

wawancara serta pertimbangan dari pihak sekolah. Adapun proses pengambilan

sampel adalah penulis mengadakan wawancara singkat dengan kepala sekolah SMP

Stella Duce 2 Yogyakarta. Dengan maksud bahwa sampel tersebut sungguh sesuai

dengan kebutuhan dan kebijakan dari pihak sekolah. Berdasarkan pertimbangan dan

pembicaraan dengan kepala sekolah pada tanggal 30 Agustus 2009, maka responden

yang akan digunakan dalam penelitian adalah siswa kelas Lawu dan kelas Muria.

Kepala sekolah menentukan kelas Lawu dan kelas Muria dijadikan sampel karena

alasannya bahwa kelas ini kebanyakan siswa nakal dan selalu ribut pada saat jam

pelajaran berlangsung, sehingga sangat perlu untuk diperhatikan dan membutuhkan

pendampingan khusus. Kelas Lawu berjumlah 30 siswa dan kelas Muria berjumlah

30 siswa sehingga diharapkan jumlah 60 siswa ini sudah bersifat repesentatif artinya

dapat mewakili keseluruhan siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.

c. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

kuantitatif. Jenis penelitian ini menggunakan angka mulai dari pengumpulan data,

pengolahan data dengan menghitung frekuensi dan prosentase hingga pembahasan

hasil data (Purwanto, 2007: 63).

Page 76: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

61

d. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan pada kelas VIII di SMP Stella Duce

Yogyakarta. Waktu penelitian diadakan pada bulan Oktober 2009.

e. Variabel Penelitian.

Variabel Penelitian adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pendidikan religiositas siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2

Yogyakarta.

2. Tingkat keberhasilan pelaksanaan pendidikan religiositas di SMP Stella Duce 2

Yogyakarta.

3. Kendala-kendala pelaksanaan pendidikan religiositas.

Alasan penulis memilih variabel tersebut di atas sebagai variabel penelitian

adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran religiositas

di kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. Penulis ingin mengetahui bagaimana

interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan guru dan interaksi antar siswa

sendiri. Penulis juga ingin mengetahui apakah pelaksanaan pendidikan religiositas

sudah berhasil atau belum, apakah siswa terbantu dalam mengembangkan sikap

yang lebih baik. Penulis ingin mengetahui hambatan atau kendala dalam

pelaksanaan pendidikan religiositas agar dapat menemukan cara dalam mengatasi

hambatan sehingga mampu meningkatkan pelaksanaan pendidikan religiositas di

kelas VIII SMP StellaDuce 2 Yogyakarta.Variabel tersebut dapat dilihat dalam

bentuk tabel di bawah ini:

Page 77: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

62

Tabel 4: Variabel Penelitian

No Variabel No. Item Jumlah

1 Pelaksanaan pendidikan religiositas di

SMP Stella Duce 2 Yogyakarta

1, 2, 3, 4, 5 5

2 Tingkat keberhasilan pelaksanaan

pendidikan religiositas

6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,

13, 14, 15

10

3 Hambatan dalam pelaksanaan pendidikan

religisositas

16, 17, 18,19,20 5

Total 20

4. Laporan Angket dan Hasil Penelitian

a. Laporan Angket.

Sebelum penulis memberikan angket kepada kepala sekolah SMP Stella Duce

2 Yogyakarta pada tanggal 2 September 2009, penulis mengadakan survei terlebih

dahulu untuk mengetahui keadaan dan situasi siswa-siswi pada umumnya dan secara

khusus siswa-siwi kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. Angket yang dibagikan

kepada siswa kelas VIII berjumlah 60 eksemplar.

Angket tersebut rencana semula akan diserahkan kepada wali kelas Bromo

dan wali kelas Semeru dan selanjutnya akan dibagikan kepada siswa-siswi, namun

pada tanggal 4 dan 5 September 2009 guru yang bersangkutan berhalangan dan

kepala sekolah memberikan kesempatan kepada penulis secara langsung untuk

masuk ke ruang kelas selama dua hari untuk mengadakan pengisian angket.

Sebelum mengadakan pengisian angket, penulis menjelaskan maksud dan

tujuan angket tersebut kepada siswa. Setelah pengisian angket tersebut penulis segera

Page 78: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

63

memeriksa kelengkapan jawaban dan jumlah keseluruhan angket tersebut. Angket

yang dikumpul berjumlah 60 eksemplar sesuai dengan jumlah siswa-siswi yang ada

di kelas Bromo dan kelas Semeru. Maka data yang telah diperoleh akan disajikan dan

dibahas pada bagian berikut ini.

b. Laporan Hasil Penelitian

Pada bagian ini penulis akan melaporkan hasil penelitian dan pembahasannya

berdasarkan variabel penelitian seperti yang tercantum pada tabel 4 di atas.

1) Gambaran Pelaksanaan Pendidikan Religiositas di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta

Gambaran pelaksanaan pendidikan religiositas terdiri dari proses pembelajaran

berlangsung baik dari guru maupun murid, cara penjelasan guru serta metode yang

digunakan guru. Siswa-siswi diharapkan mengerti, memahami serta mengetahui

sejauh mana proses pelaksanaan pendidikan religiositas sunggguh dijalankan dengan

baik. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pendidikan religiositas tersebut dapat

dilihat dari hasil angket dalam tabel 5 di bawah ini:

Tabel 5: Gambaran Pelaksanaan Pendidikan Religiositas di SMP Stella Duce 2

Yogyakarta, N = 60

No item

Pernyataan Frek. %

1

Selama proses pembelajaran guru dan murid saling

berbagi pengalaman hidup

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

RR = Ragu-ragu

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

14

34

10

2

0

23,33

56,66

16,66

3,33

0

Page 79: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

64

No item

Pernyataan Frek. %

2

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mensharingkan pengalaman sesuai ajaran agama

masing-masing

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

RR = Ragu-ragu

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

16

33

11

0

0

26,66

55,00

18,33

0

0

3

Selama perlajaran guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

RR = Ragu-ragu

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

46

14

0

0

0

76,66

33,33

0

0

0

4

Selama pelajaran sarana yang digunakan guru selalu

berfariasi

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

RR = Ragu-ragu

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

17

24

14

5

0

28,33

40,00

23,33

8,33

0

5

Guru menjelaskan dengan baik materi pelajaran

S = Sangat Setuju

S = Setuju

RR = Ragu-ragu

TS = Tidak Setuju

34

21

5

0

56,66

35,00

8,33

0

Page 80: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

65

Item nomor 1 dalam tabel di atas menunjukkan sekaligus memberi gambaran

bahwa selama proses pembelajaran berlangsung guru dan murid saling berbagi

pengalaman. Responden yang menjawab setuju 56,66%. Menurut penulis jawaban

tersebut dapat bersifat representatif artinya mewakili pernyataan para siswa secara

keseluruhan. Dapat dikatakan bahwa selama proses pelajaran berlangsung para

siswa umumnya mengalami saling berbagi pengalaman antar guru dan murid,

sedangkan 3,33% responden menjawab tidak setuju apabila selama proses

pembelajaran guru dan murid saling berbagi pengalaman hidup. Beberapa siswa

mengungkapkan alasan mengapa mereka tidak setuju apabila dalam peroses

pelajaran adanya saling berbagi pengalaman hidup bahwa mereka malu kalau

pengalaman hidupnya diceritakan dan diketahui oleh teman-temannya maupun oleh

guru sehingga mereka memilih tidak setuju.

Jawaban responden dalam item nomor 2 menunjukkan bahwa guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mensharingkan pengalaman sesuai

ajaran agama masing-masing. Responden memilih jawaban setuju sebanyak 33 orang

atau 55,00%. Hal ini memberi gambaran bahwa siswa-siswi di SMP Stella Duce 2

Yogyakarta mendapatkan kesempatan untuk mensharingkan pengalaman sesuai

ajaran agama masing-masing. Responden yang memilih ragu-ragu dalam

memberikan jawaban 18,33%. Menurut penulis ada 11 orang yang masih ragu-ragu

dalam memberikan jawaban. Hal ini dapat dikatakan bahwa siswa-siswi masih

merasa belum pasti dalam memberikan jawaban sehingga dikatakan ragu-ragu bahwa

selama pelajaran guru memberikan kesempatan kepada mereka untuk mensharingkan

pengalaman sesuai dengan ajarannya masing-masing.

Page 81: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

66

Para reponden sebagian besar menjawab sangat setuju bahwa selama pelajaran

berlangsung guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya yaitu sekitar

76,6% dan menjawab setuju 33,33%. Maka berdasarkan frekuensi yang terlihat

dalam item di atas dapat digambarkan bahwa siswa-siswi kelas VIII SMP Stella

Duce 2 Yogyakarta sungguh mengalami kesempatan untuk bertanya pada saat

pelajaran berlangsung.

Berdasarkan hasil jawaban dalam item nomor 4, para responden menjawab

setuju bahwa sarana yang dipakai guru selama pelajaran selalu berfariasi 40%.

Responden yang menjawab tidak setuju 8,33%. Menurut pemahaman penulis bahwa

sarana yang digunakan guru selama proses pembelajaran perlu ditingkatkan sehingga

sungguh membantu dalam proses pembelajaran.

Jawaban pertanyaan nomor 5 dalam tabel di atas menggambarkan responden

yang menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa guru menjelaskan dengan

baik materi pelajaran ada 34 orang atau 56,66%. Sedangkan responden yang

menjawab ragu-ragu 8,33%. Menurut pemahaman penulis dapat dikatakan bahwa

sebagian besar siswa-siswi mengalami bahwa guru menjelaskan dengan baik materi

pelajaran pendidikan religiositas.

2) Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan Pendidikan Religiositas di kelas VIII

SMP Stella Duce 2 Yogyakarta

Pada bagian ini, penulis mengemukakan mengenai tingkat keberhasilan

pelaksanaan pendidikan religiositas di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. Untuk

mengetahui tingkat keberhasilan tersebut penulis memberikan sepuluh pertanyaan.

Page 82: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

67

Kesepuluh pertanyaan ini saling berhubungan antara satu dengan yang lain untuk

mengetahui sejauh mana siswa telah memahami dan menghayati pendidikan

religiositas yang diterimanya dalam kehidupan konkret sehari-hari. Hal ini akan

terlihat dari hasil angket dalam tabel 6 di bawah ini.

Tabel 6: Tingkat keberhasilan pelaksanaan pendidikan religiositas di SMP

Stella Duce 2 Yogyakarta, N = 60

No Item

Pernyataan Frek %

6

Saya semakin menghargai dan bekerjasama dengan

teman yang berbeda agama

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

RR = Ragu-ragu

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

35

23

2

0

0

58,33

38,33

3,33

0

0

7 Saya lebih senang dan bersemangat mengikuti

pelajaran pendidikan religiositas

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

RR = Ragu-ragu

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

7

37

13

3

0

11,66

61,66

21,66

5,00

0

8 Saya semakin terbuka untuk berbagi pengalaman

dengan teman yang berbeda agama

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

RR = Ragu-ragu

TS = Tidak Setuju

23

23

13

1

38,33

38,33

21,66

1,66

Page 83: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

68

No Item

Pernyataan Frek %

STS = Sangat Tidak Setuju

0 0

9

Saya semakin mampu menemukan kebaikan-kebaikan

Tuhan dalam diri sesama

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

RR = Ragu-ragu

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

34

22

4

0

0

56,66

36,66

6,66

0

0

10

Saya semakin rajin dan tekun dalam belajar

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

RR = Ragu-ragu

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

16

24

20

0

0

26,66

40,00

33,33

0

0

11 Saya tidak tergoda untuk membolos dan mencari-cari

alasan untuk tidak mengikuti pelajaran pendidikan

religiositas

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

RR = Ragu-ragu

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

36

13

6

3

2

60,00

21,66

10,00

5,00

3,33

13

Saya semakin mudah bergaul dengan teman tanpa

memandang perbedaan agama, suku, dan ras

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

RR = Ragu-ragu

TS = Tidak Setuju

42

16

2

0

70,00

26,66

3,33

0

Page 84: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

69

No Item

Pernyataan Frek %

STS = Sangat Tidak Setuju 0 0

14

Saya tidak membuang sampah di sembarang tempat

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

RR = Ragu-ragu

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

14

30

16

0

0

23,33

50,00

26,66

0

0

15 Saya tidak menyontek pada saat ujian

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

RR = Ragu-ragu

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

19

28

12

1

0

31,66

46,66

20,00

1,66

0

Hasil jawaban responden pada item nomor 6 menunjukkan penghayatan sikap

siswa seperti dalam pernyataan bahwa saya semakin menghargai dan bekerjasama

dengan teman yang berbeda agama. Dari pernyataan tersebut ternyata para responden

lebih banyak menjawab sangat setuju 58,33%, sedangkan 3,33% responden

menjawab tidak setuju. Penulis memberi gambaran bahwa melalui pendidikan

religiositas siswa semakin menghargai dan bekerjasama dengan teman yang berbeda

agama sehingga semangat kerjasama serta suasana kasih persaudaraan dapat

terwujud.

Para responden dalam item nomor 7 memilih senang dan bersemangat

mengikuti pelajaran pendidikan religiositas, ini terlihat dari jawaban responden. Dari

60 responden, ada 37 orang atau 61,66% yang mengatakan setuju dan 5,00%

Page 85: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

70

responden menjawab tidak setuju. Tampak bahwa siswa senang dan bersemangat

dalam mengikuti pelajaran pendidikan religiositas.

Responden semakin terbuka untuk berbagi pengalaman dengan teman yang

berbeda agama, hal ini dirasakan oleh 38,33% yang mengatakan sangat setuju dan

38,33% yang mengatakan setuju. Sedangkan 1,66% menjawab tidak setuju. Menurut

analisa penulis, jawaban responden tersebut dapat menggambarkan bahwa melalui

pendidikan religiositas yang telah diterima sungguh menyadarkan siswa serta

mendorong meraka untuk semakin berani dan terbuka berbagi pengalaman dengan

teman yang berbeda agama. Di samping itu, para siswa juga lebih mengenal satu

dengan yang lain dalam aneka perbedaan yang ada. Ketika ditanya apakah mereka

mampu menemukan kebaikan-kebaikan Tuhan dalam diri sesama seperti tercantum

dalam item nomor 9, ada 56,66% responden menjawab sangat setuju dan hanya

6,66% responden yang menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para

siswa mampu menemukan kebaikan-kebaikan Tuhan dalam diri sesama.

Siswa semakin rajin dan tekun dalam belajar serta sebagian besar responden

menyatakan pendapat setuju 40% sedangkan 33,33% responden menyatakan ragu-

ragu dalam memberikan jawaban pada item nomor 10. Menurut analisa penulis

berdasarkan hasil yang ada bahwa perlu usaha untuk meningkatkan semangat serta

memotivasi para siswa agar semakin semangat, rajin dan tekun dalam belajar.

Dalam item nomor 11, diungkapkan bahwa siswa tidak tergoda untuk membolos dan

mencari-cari alasan untuk tidak mengikuti pelajaran pendidikan religiositas 60%

responden menyatakan pendapat sangat setuju, 3,33% responden menyatakan sangat

Page 86: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

71

tidak setuju dengan pendapat tersebut. Tampak bahwa para siswa memiliki sikap

untuk tidak suka membolos.

Responden semakin menghormati guru dan orang tua, hal ini terlihat dari

jawaban bahwa 53,33% responden menyatakan pendapat sangat setuju dan 5,00%

menyatakan ragu-ragu dalam memberikan jawaban atas pernyataan tersebut.

Tindakan menghormati, menghargai guru dan orang tua merupakan perwujudan

kasih yang tercermin dalam pribadi siswa. Nilai kasih yang ada dalam diri siswa juga

nampak dalam sikap bahwa mereka semakin mudah bergaul dengan teman tanpa

memandang perbedaan agama, suku dan ras. Atas pernyataan ini dalam item nomor

13 ada 42 atau 70,00% responden menjawab sangat setuju terhadap pernyataan

tersebut. Jawaban dari para reponden tersebut menurut penulis telah mewakili

pemahaman dan perwujudan konkret dalam kehidupan sehari-hari yang mereka

alami melalui pendidikan religiositas yang telah diterimanya.

Pada item nomor 14 dalam tabel di atas, 50% responden menjawab setuju

terhadap pernyataan bahwa tidak membuang sampah di sembarang tempat dan

23,33% menyatakan sangat setuju. Apabila menghadapi ujian di sekolah para

responden dalam item nomor 15 mengatakan bahwa sebagian besar responden

(46,66%) menjawab setuju bila saat ujian tidak menyontek, sedangkan 1,66%

responden menjawab ragu-ragu terhadap pernyataan tersebut. Menurut asumsi

penulis bahwa 1.66% yang menjawab ragu-ragu kemungkinan menyontek pada saat

ulangan atau ujian.

Page 87: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

72

3) Hambatan Pelaksanaan Pendidikan Religiositas

Pada bagian ini, penulis ingin mengetahui hal-hal yang menghambat siswa

dalam pelaksanaan pendidikan religiositas. Hambatan yang dialami tersebut dapat

dilihat dari jawaban responden dalam bentuk tabel berikut ini.

Tabel 7: Hambatan pelaksanaan pendidikan religiositas, N = 60

No Item

Pernyataan Frek %

16

Saya terlambat atau kurang disiplin dalam mengikuti

pelajaran pendidikan religiositas

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

RR = Ragu-ragu

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

14

15

11

3

17

23,33

25,00

8,33

18,33

5,00

17 Saya malas mengikuti pelajaran pendidikan religiositas

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

RR = Ragu-ragu

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

20

29

9

2

0

33,33

48,33

15,00

3,33

0

18 Saya kurang menghargai pelajaran pendidikan

religiositas

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

RR = Ragu-ragu

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

19

33

6

2

0

31,66

55,00

10,00

3,33

0

19

Saya sering ngobrol ketika guru memberikan

penjelasan

Page 88: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

73

No Item

Pernyataan Frek %

penjelasan

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

RR = Ragu-ragu

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

8

19

27

6

0

13,33

31,66

45,00

10,00

0

20

Saya mudah lalai dalam tugas yang diberikan guru

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

RR = Ragu-ragu

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

21

20

5

2

0

35,00

33,33

8,33

3,33

0

Hasil jawaban responden pada item nomor 16 menunjukkan bahwa 25%

responden menjawab setuju apabila terlambat atau kurang disiplin waktu dalam

mengikuti pelajaran pendidikan religiositas sedangkan 5, 00% responden menjawab

sangat tidak setuju bila dikatakan mereka terlambat atau kurang disiplin waktu dalam

mengikuti pelajaran pendidikan religiositas. Menurut penulis bahwa siswa yang

terlambat atau kurang disiplin waktu dapat menghambat proses pembelajaran.

Pada item nomor 17 para responden menjawab setuju apabila malas dalam

mengikuti pelajaran pendidikan religiositas. Sedangkan 3,33% responden

menyatakan pendapat bahwa tidak setuju bila dikatakan mereka malas mengikuti

pelajaran pendidikan religiositas. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa ada

kecenderungan para responden malas dalam mengikuti pelajaran pendidikan

religiositas. Sikap yang demikian juga nampak pada nomor 18 bahwa 55%

Page 89: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

74

responden menyatakan setuju apabila kurang menghargai pelajaran pendidikan

religiositas dan 3,33% responden menjawab tidak setuju atas pernyataan tersebut.

Para reponden dalam item 19 mengatakan bahwa sering ngobrol ketika guru

memberikan penjelasan. Dari pernyataan tersebut 45,00% responden ragu-ragu

dalam memberikan jawaban dan 10,00% responden menjawab tidak setuju terhadap

pernyataan bahwa sering ngobrol ketika pelajaran berlangsung. Para reponden

menjawab setuju atas pernyataan pada nomor 20 bahwa mudah lalai dalam tugas

yang diberikan guru. Dari pernyataan tersebut 35,00% responden menyatakan setuju

sedangkan 3,33% responden menyatakan pendapat bahwa mereka tidak setuju bila

dikatakan mudah lalai dalam tugas yang diberikan guru.

5. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil jawaban siswa pada tabel 5 mengenai pelaksanaan

pendidikan religiositas, menurut penulis bahwa proses pembelajaran pendidikan

religiositas yang dilaksanakan di kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta berjalan

dengan baik. Hal ini nampak bahwa adanya saling berbagi pengalaman antara guru

dengan siswa maupun antar siswa sendiri. Selain itu juga guru memberikan

kesempatan pada siswa untuk bertanya. Kesempatan bertanya ini lebih

mempermudah siswa untuk mengerti dan memahami materi yang diberikan

guru. Diharapkan melalui materi yang diperoleh ini siswa semakin berkembang

bukan hanya aspek kognitif saja tetapi juga berkembang dalam hal sikap dan

tindakan hidup sehari-hari, sehingga proses pembelajaran pendidikan religiositas ini

perlu ditingkatkan.

Page 90: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

75

Sarana yang digunakan guru menurut jawaban sebagian para siswa adalah

selalu berfariasi, namun ada beberapa siswa yang mengatakan bahwa guru kurang

berfariasi dalam menggunakan sarana. Maka perlu peningkatan penggunaan sarana

yang lebih baik demi keberhasilan proses pembelajaran terlebih sejauh mana tujuan

pembelajaran telah dicapai oleh siswa.

Tabel 6 hasil penelitian menunjukkan adanya tingkat keberhasilan pelaksanaan

pendidikan religiositas. Hal ini diperjelas dari hasil jawaban siswa bahwa melalui

pelajaran pendidikan religiositas siswa semakin menghargai dan bekerjasama dengan

teman yang berbeda agama. Siswa semakin rajin dan tekun dalam belajar serta lebih

menghormati guru dan orang tua. Siswa semakin terbuka untuk berbagi pengalaman

dengan teman yang berbeda agama meskipun ada beberapa siswa yang malu dan

takut untuk mensharingkan pengalaman atau berbagi pengalaman mereka dengan

teman ataupun guru. Karena itu diharapkan perlu adanya dorongan yang terus-

menerus agar siswa semakin berani mensharingkan pengalaman mereka dengan

teman yang berbeda agama. Selain itu beberapa siswa menjawab ragu-ragu terhadap

pernyataan menyontek pada saat ulangan dan membolos pada saat pelajaran

berlangsung. Dapat dikatakan bahwa mereka yang membolos ataupun menyontek

adalah karena mudah ikut-ikutan serta terpengaruh teman. Oleh karena itu, perlu

adanya perhatian terhadap guru maupun pendamping agar peran pendidikan

religiositas sungguh membantu perkembangan hidup siswa.

Mengenai hambatan dalam pelaksanaan pendidikan religiositas (laporan hasil

penelitian, Tabel. 7) penulis menemukan banyak di antara sikap dan tindakan siswa

kurang mendukung pelaksanaan pendidikan religiositas. Hal ini dapat dilihat dari

Page 91: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

76

hasil jawaban siswa bahwa sebagian besar siswa terlambat atau kurang disiplin

dalam pelajaran pendidikan religiositas, malas, kurang menghargai pelajaran, sering

ngobrol saat pelajaran berlangsung serta mudah lalai dalam tugas. Menurut penulis,

jawaban tersebut sungguh menjadi suatu tantangan bagi semua pendidik karena

ketertiban dan kedisiplinan yang tertanam dalam diri siswa sungguh didukung oleh

pendampingan serta perhatian guru. Justru siswa yang semacam itulah yang

membutuhkan pendekatan secara personal sehingga semakin sadar akan pentingnya

pendidikan religiositas dalam hidup mereka.

Penulis akan memaparkan hasil jawaban siswa terhadap kuesioner dalam

bentuk essay yakni mengenai harapan, kesan, usul dan saran dari responden. Penulis

juga merangkum hasil jawaban dari para responden dan hasil tersebut dapat dilihat

dalam tabel berikut ini.

Tabel 8: Harapan, usul, saran dari responden, N=60

No Pertanyaan Jawaban Responden Jumlah % 1 Apakah anda merasa puas

terhadap proses

pembelajaran Pendidikan

Religiositas, di kelas VIII

SMP Stella Duce 2

Yogyakarta? Mengapa?

Merasa puas karena dapat

mendalami pelajaran

religiositas dan mengerti

ajaran setiap agama.

21 35,00

Merasa puas karena dapat

menambah wawasan

tentang agama, dan

terbuka dengan agama lain

17 28,33

Merasa senang karena cara

penyampaian materi jelas

9 15,00

Page 92: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

77

No Pertanyaan Jawaban Responden Jumlah % Merasa puas karena

pendidikan religiositas

menambah kedekatan

dengan Tuhan

7 11,66

Merasa puas karena guru

mengajar dengan santai

2 3,33

Merasa tidak puas karena

guru tidak menggunakan

metode yang menarik dan

fariasi.

3 5,00

Merasa puas karena tidak

membuat siswa bosan.

1 1,66

Apakah anda senang

terhadap metode atau cara

guru dalam proses

pelaksanaan Pendidikan

Religiositas? Mengapa?

Senang karena guru

menjelaskan dengan baik

dan tidak membosankan.

21 35,00

Merasa senang karena guru

berbagi pengalaman

14 23,33

Senang karena cara

penyampain guru menarik,

terperinci, dan mudah

dipahami

14 23,33

Merasa tidak senang

karena cara mengajar guru

monoton dan

membosankan

5 8,33

2

Lumayan karena guru

menerangkan dengan telti

dan jeli

3 5,00

Page 93: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

78

No Pertanyaan Jawaban Responden Jumlah % Sangat senang karena

semakin terbuka dan

mudah bergaul dengan

teman.

2 3,33

Apa harapan anda terhadap

proses pelaksanaan

pendidikan religiositas

yang akan datang.

Agar siswa lebih disiplin

saat pelajaran berlangsung.

17 28,33

Agar dalam pelaksanaan

pendidikan religiositas

lebih fariasi, tidak

monoton sehingga tidak

bosan.

12 20,00

Agar pelaksanaan

pelajaran pendidikan

religiositas tidak terlalu

serius tapi santai

8 13,33

Agar dalam pelaksanaan

pendidikan religiositas

semua siswa diberi

kesempatan untuk saling

berbagi pengalaman.

7 11,66

Agar siswa dapat bekerja

sama dengan teman yang

berbeda agama

7 11,66

3

Agar guru tidak memberi

banyak tugas.

2 3,33

Page 94: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

79

No Pertanyaan Jawaban Responden Jumlah % Apa harapan anda terhadap

teman-teman sekelas anda

agar proses pelaksanaan

Pendidikan religiositas

dapat berjalan dengan baik

dan lancar

Agar teman-teman

menjaga ketenangan saat

pelajaran berlangsung,

mau mendengarkan guru

51 85,004

Agar tidak menyepelekan

pendidikan religiositas dan

lebih aktif dalam

mengikuti pelajaran

9 15,00

Berdasarkan tabel di atas pada item 1 menunjukkan 21 responden (35%)

memberi jawaban bahwa mereka merasa puas dengan proses pelajaran religiositas

karena membantu mereka untuk mengerti dan memahami ajaran dalam setiap agama.

Para responden memberi alasan senang karena dapat menambah wawasan tentang

agama, dan terbuka dengan agama lain. Hal ini terlihat dari 17 responden atau

28,33% yang memberi alasan tersebut di atas. Selain itu karena cara penyampaian

materi jelas (15,00%), pendidikan religiositas menambah kedekatan dengan Tuhan

11,66%. Responden merasa puas karena guru mengajar dengan santai (3,33%), dan

tidak membuat siswa bosan (1,66%). Dalam memberi alasan responden juga merasa

tidak puas dalam proses pembelajaran karena guru tidak menggunakan metode yang

menarik dan berfariasi (5,00%) dan responden merasa tidak puas (5,00 %) karena

guru tidak menggunakan metode yang menarik dan variasi.

Pada item nomor 2 di atas, 35,00% responden mengatakan senang terhadap

metode atau cara guru dalam proses pembelajaran pendidikan religiositas karena

Page 95: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

80

guru menjelaskan dengan baik dan tidak membosankan. Guru menyampaiakn

terperinci dan mudah dipahami (23,33%), saling berbagi pengalaman (23,33%),

lumayan karena guru menerangkan dengan teliti dan jeli (5,00%), dan responden

juga mengatakan sangat senang karena semakin terbuka dan bergaul dengan teman

(3,33%).

Harapan para responden terhadap proses pelaksanaan pendidikan religiositas

agar proses pelaksanaan pendidikan religiositas lebih disiplin (28,33%). Pelaksanaan

pendidikan religiositas lebih fariasi, tidak monoton sehingga siswa tidak merasa

bosan. Hal ini dapat dilihat ada 20% responden menginkan harapan tersebut. Selain

itu responden mengharapkan agar pelaksanaan pelajaran pendidikan religiositas tidak

terlalu serius tapi santai (13,33%), dapat berbagi pengalaman dengan mereka yang

berbeda agama (11,66%), bisa bekerja sama dengan teman yang berbeda agama

(11,66%), agar guru tidak memberi tugas yang banyak (3,33%).

Untuk item nomor 4, harapan responden terhadap teman sekelas agar proses

pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar. Harapan-harapan tersebut

adalah: 85,00% responden berharap agar dalam proses pelajaran berlangsung teman-

teman menjaga ketenangan dan mau mendengarkan setiap penjelasan dari guru.

Berdasarkan hasil tersebut penulis dapat menganalisa bahwa suasana kelas pada saat

pembelajaran berlangsung ribut dan siswa kurang mendengarkan penjelasan guru.

Suasana yang demikian kurang mendukung proses pembelajaran. Selain itu 15,00%

responden berharap agar tidak ada sikap dimana menyepelehkan pelajaran

religiositas dan diharapkan siswa aktif terlibat ketika proses pelajaran berlangsung

agar pembelajaran dapat berjalan baik. Perlu adanya perhatian dan kerja sama yang

Page 96: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

81

baik dari guru untuk memotivasi siswa agar siswa semakin menyadari pentingnya

suasana yang baik dalam proses pembelajaran.

Untuk mengetahui kebenaran data penelitian maka penulis mengadakan

wawancara baik dengan siswa maupun guru untuk mengklarifikasi data penelitian,

mengecek kembali serta memferivikasi kebenaran data. Dari proses wawancara

tersebut dapat dinyatakan bahwa siswa masih ribut saat pelajaran berlangsung,

kurang bertanggung jawab atas waktu dan kesempatan yang telah diberikan sehingga

perlu usaha peningkatan proses pembelajaran pendidikan religisositas.

Oleh karena itu pada Bab IV penulis mengusulkan rencana program

pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan siswa. Penulis juga

berharap agar RPP ini membantu guru dalam meningkatkan pelaksanaan pendidikan

religiositas dan membantu siswa dalam mengembangkan kecerdasan spiritual

sehingga mampu mewujudkan maknanya dalam kehidupan sehari-hari.

6. Kesimpulan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil data yang penulis peroleh dapat disimpulkan bahwa proses

pembelajaran pendidikan religiositas sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat

dilihat dari sebagain besar siswa mengalami bahwa selama proses pembelajaran

mereka saling berbagi pengalaman iman, guru memberikan kesempatan kepada

mereka untuk bertanya dan sarana yang digunakan guru selalu berfariasi.

Secara teori pelaksanaan pendidikan religiositas dapat dikatakan sudah

berhasil. Hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa bahwa semakin menghargai dan

bekerja sama dengan teman yang berbeda agama. Siswa senang dan bersemangat

Page 97: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

82

mengikuti pelajaran pendidikan religiositas, semakin terbuka, rajin, tekun belajar

serta tidak membolos saat pelajaran berlangsung. Penulis mempunyai kesan bahwa

siswa memiliki jawaban yang baik mengenai pertanyaan- pertanyaan yang ada.

Berdasarkan pembicaraan informal dengan guru dalam kenyataan yang dialami

bahwa berbeda dengan hasil jawaban yang telah diungkapkan oleh siswa. Di mana

siswa masih malas belajar, ribut pada saat jam pelajaran berlangsung dan hal ini

dapat dilihat seperti yang diungkapkan siswa mengenai hambatan pelaksanaan

pendidikan religiositas.

Hambatan dalam pelaksanaan pendidikan religiositas adalah siswa kurang

disiplin waktu, kurang menghargai pelajaran pendidikan religiositas akibatnya siswa

sering ngobrol pada saat pelajaran berlangsung, mudah lalai dalam tugas, menyontek

pada saat ulangan. Menurut penulis hambatan tersebut di satu sisi guru kurang

mempersiapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi siswa. Di sisi lain

siswa malas dan kurang disiplin serta kurang adanya kesadaran dalam diri mengenai

pentingnya peran pendidikan religiositas. Kendala atau hambatan tersebut sungguh

merupakan suatu tantangan untuk mengupayakan agar semakin menyadarkan siswa

akan pentingnya peran pendidikan religiositas sehingga melalui pendidikan

religiositas ini membantu siswa untuk maju dan berkembang demi masa depan dan

cita-cita yang diharapkan. Perlu adanya metode pembelajaran yang menarik yang

memotivasi siswa untuk semakin menghargai, memahami pentingnya peran

pendidikan religiositas dalam hidupnya.

Siswa akan tumbuh dan berkembang apabila guru sebagai pendidik

mempunyai perhatian, mendukung serta memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam

Page 98: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

83

proses pembelajaran. Perlu suasana yang kondusif dan metode pembelajaran yang

kreatif sehingga siswa mampu mengerti, memahami serta menghayati pentingnya

pendidikan religiositas dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini perlu pendampingan

atau pendekatan secara pribadi, serta perlu usaha dalam meningkatkan pelaksanaan

pendidikan religiositas sehingga memampukan siswa untuk berkembang ke arah

hidup yang lebih baik.

Page 99: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

84

BAB IV

UPAYA PENINGKATAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS

DEMI PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA KELAS VIII

SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA

Berdasarkan fakta yang telah penulis paparkan pada bab-bab sebelumnya

dalam Bab II mengenai gambaran umum pendidikan religiositas dan kecerdasan

spiritual serta melalui hasil penelitian pada Bab III, maka dalam bab IV ini penulis

mencoba memberikan sumbangan pemikiran di dalam rangka membantu

meningkatkan pelaksanaan pendidikan religiositas demi mengembangkan kecerdasan

spiritual siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.

Proses pembelajaran pendidikan religiositas yang telah dilaksanakan selama ini

masih memiliki berbagai hambatan. Hambatan yang penulis temukan berdasarkan

hasil penelitian bahwa masih kurangnya kesadaran dalam diri siswa sendiri akan

pentingnya pelajaran pendidikan religiositas sehingga dalam mengikuti pelajaran

pendidikan religiositas siswa sering ribut/ngobrol pada saat jam pelajaran

berlangsung. Siswa malas serta mudah lalai dalam tugas dan kurang menghargai

pelajaran yang diselenggarakan. Untuk membantu agar psoses pembelajaran dapat

berjalan dengan baik dan memotivasi siswa maka perlu rencana pembelajaran yang

kreatif.

Page 100: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

85

Perencanaan dalam program pembelajaran merupakan bagian yang penting dan

perlu bagi setiap guru dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Melalui

perencanaan pembelajaran yang baik, guru akan lebih mudah dalam melaksanakan

pembelajaran dan siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar serta

memahami setiap materi pembelajaran.

Maka pada bagian Bab IV ini penulis akan memberikan usulan Rencana

Program Pembelajaran (RPP) guna mendukung dalam pelaksanaan pendidikan

religiositas. Di satu sisi penulis berharap bahwa Rencana Program Pembelajaran

(RPP) ini membantu guru dalam mengembangkan metode pembelajaran yang lebih

variatif dan di sisi lain memotivasi siswa untuk lebih semangat dalam mengikuti

proses pembelajaran pendidikan religiositas. Membantu guru untuk lebih kreatif

sehingga pembelajaran menjadi lebih hidup dan menyenangkan. RPP yang telah

dipersiapkan dengan baik akan membantu keberhasilan pembelajaran.

Siswa diharapkan semakin memahami dan menyadari betapa pentingnya peran

pendidikan religiositas dalam mengembangkan kecerdasan spiritual, antara lain

siswa semakin mampu bertanggung jawab atas hidup yang dijalani. Siswa mampu

memaknai setiap pengalaman lewat sikap dan tindakan yang dilakukan sehari-hari

sehingga apa yang dijalani sungguh mempunyai makna serta bermanfaat bagi hidup

dan masa depannya.

RPP akan berjalan dengan baik apabila guru memiliki spiritualitas. Guru yang

memiliki spiritualitas berarti guru sungguh-sungguh menghayati tugasnya sebagai

panggilan dari Tuhan. Guru sungguh menjalankan tugasnya dengan tulus ikhlas

dengan seluruh jiwa dan raganya mengabdi dan melayani tanpa paksaan. Guru

Page 101: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

86

sungguh memiliki dedikasi dan penuh tanggung jawab dalam mengahayati tugasnya

sebagai suatu panggilan yang luhur untuk memajukan masa depan anak didik.

RPP akan berjalan dengan baik apabila ada suasana yang mendukung dalam

proses pembelajaran. Suasana yang membuat siswa merasa nyaman, bahagia dan

penuh semangat dalam pembelajaran. Oleh karena itu, penulis membagi Bab IV ini

dalam tiga bagian. Bagian pertama, penulis menguraikan mengenai spiritualitas

guru, bagian kedua mengenai silabus serta Rencana Program Pembelajaran (RPP)

yang terdiri dari pengertian, tujuan serta langkah-langkah Rencana Program

Pembelajaran (RPP) serta usulan program yang terdiri dari latar belakang pemilihan

program, alasan pemilihan tema serta contoh persiapan RPP. Bagian ketiga

mengenai usaha membangun suasana kelas yang akrab dan harmonis sehingga proses

pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar.

A. Spiritualitas Guru

Sebagai seorang pendidik dan guru tentunya harus memiliki spiritualitas dalam

mendidik siswa. Guru merupakan faktor yang penting dalam menentukan

keberhasilan proses pembelajaran di sekolah. Guru sebagai pendidik dan pengajar

diharapkan dapat menjadi pendamping siswa untuk berkembang menjadi manusia

yang utuh dalam seluruh aspek kehidupan. Oleh karena itu seorang guru agama

Katolik perlu memiliki spiritualitas yakni:

mengikuti Yesus Kristus sebagai murid-murid-Nya. Spiritulitas kemuridan adalah semangat, sikap dasar dan gaya hidup sebagai murid-murid-Nya yakni berakar pada relasi yang intim dan mendalam dengan hidup Yesus Kristus. Sikap dasar dan semangat hidup Yesus diharapkan meresapi seluruh sisi hidup yang mencakup hidup doa, pemikiran, perasaan dan tindakan konkret. Cara hidup yang semacam itu akan mengantarkan orang pada kepenuhan hidup. Ini

Page 102: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

87

sesuai dengan kehendak Allah yang disabdakan oleh Yesus agar setiap manusia dapat mengalami kesempurnaan dan kelimpahan hidup (Yoh 10:10b) (Heryatno, 2008 : 91).

Guru menghayati tugasnya sebagai panggilan mengikuti Yesus Kristus artinya

guru perlu memiliki sikap dan semangat seperti apa yang telah diteladankan oleh

Yesus Kristus. Yesus sebagai Sang Guru menjadi teladan bagi para guru, sehingga

apa yang akan diajarkan sungguh berlandaskan pada semangat hidup Yesus yakni

membawa semua orang pada kepenuhan hidup, menyelamatkan serta

membahagiakan siswa. Seperti apa yang dikatakan oleh Heryatno (2008: 95) bahwa:

Hidup Yesus menjadi arah dan dasar pelayanan mereka. Oleh karena itu para guru agama Katolik dipangil dan diutus oleh Yesus sendiri, maka sikap dan semangat Yesus pula yang sebaiknya mereka hidupi dan senantiasa menjiwai pelaksanaan tugas tersebut. Dengan demikian para guru agama menjadi saksi pewarta cinta kasih-Nya yang tanpa syarat.

Berdasarkan pernyataan tersebut di atas dapat dikatakan bahwa seorang guru

agama harus sungguh melayani, mengabdi dengan tulus tanpa adanya suatu paksaan.

Semangat dan hidup Yesus menjadi suatu dasar dan arah dalam melayani.

Spiritualitas seorang guru harus nampak dalam sikap dan tindakannya. Sikap dan

tindakan para guru adalah membantu siswa agar berkembang sesuai dengan tahap

perkembangan hidup mereka. Guru mengenal dan mengetahui situasi yang dialami

siswa. Guru perlu membangun relasi yang intim dan personal dengan Yesus,

sehingga sungguh mengasihi dan menghormati siswa. Para guru sungguh-sungguh

mencintai, menerima siswa sebagai pribadi-pribadi dengan seluruh hati, jiwa dan

hidup mereka. Dengan demikian para guru juga akan menjadi lebih kreatif, selalu

berusaha mencari dan menemukan sarana yang dapat memperkembangkan serta

membahagiakan mereka. Para guru menyadari bahwa penghayatan iman siswa dapat

Page 103: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

88

meneguhkan iman mereka, sehingga semakin terbuka dan belajar dari siswa

(Heryatno, 2008: 96). Oleh karena itu guru perlu menghayati tugasnya sebagai suatu

panggilan demi kemajuan dan perkembangan siswa.

B. Sikap-sikap yang Perlu Diwujudkan oleh Guru

Para guru diharapkan membantu siswa untuk memperkembangkan setiap bakat

yang telah dilimpahkan oleh Tuhan. Para guru bekerja atas dasar kasih sehingga

dapat terjalin relasi hati ke hati dengan siswa. Para guru diharapkan ingin lebih

memperhatikan dan melayani dari pada ingin lebih diperhatikan dan dilayani. Para

guru membantu para siswa agar hidup mereka berkembang dan bahagia. Para guru

rela memberi diri dan melayani siapa saja yang membutuhkan terutama para siswa-

siswi yang memiliki banyak kesulitan dan masalah. Sikap dedikasi dalam

menjalankan tugas, penuh perhatian pada siswa, akrab dan bersaudara serta terbuka

pada bimbingan Roh Kudus sehingga para guru semakin menyadari bahwa Yesus

sendiri yang menjadi guru dan pendidik utama dan pertama mereka (Heryatno, 2008:

97). Yesus sebagai pedoman arah yang menjadikan dasar dalam melayani sehingga

sungguh membawa siswa menuju masa depan yang cerah.

Selain memiliki spiritualitas tersebut di atas, guru perlu memiliki suatu

kompetensi agar mencapai suatu proses pembelajaran. Seperti dikatakan oleh Gorky,

M. Sembiring (2008: 39) bahwa kompetensi yang perlu dimiliki oleh guru antara lain

kompetensi pedagogi yakni kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran

untuk kepentingan peserta didik. Kompetensi profesional yakni kemampuan guru

dalam penguasaan atas materi pelajaran secara luas dan mendalam, sehingga

Page 104: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

89

kompetensi yang dimiliki guru sungguh mampu membawa peserta didik sehingga

semakin berkembang.

C. Rencana Program Pembelajaran (RPP)

1. Pengertian Rencana Program Pembelajaran (RPP)

Rencana Program Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan

prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar

yang ditetapkan dalam silabus (KOMKAT, 2009: 65). Komponen RPP meliputi

identitas satuan pendidikan, rumusan standar kompetensi, kompentensi dasar, materi

pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber atau

bahan atau alat peraga.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 menyatakan bahwa ”Perencanaan

proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang

memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran,

sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”. Dapat dikatakan bahwa dalam proses

pembelajaran penting adanya suatau perencanaan. Oleh karena itu, sesuai dengan

Peraturan menteri Pendidikan Nasional nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses

dijelaskan bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar

peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar. Setiap guru pada satuan

pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar

pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi

Page 105: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

90

prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan

fisik serta psikologis siswa (http://my oper.com/winslov/blog/indeks.dml/tag/rpp).

Dari pendapat tersebut di atas dapat dinyatakan bahwa RPP merupakan suatu

rencana pembelajaran yang telah dirancang dan disiapkan agar proses pembelajaran

dapat berjalan dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.

2. Tujuan Rencana Program Pembelajaran (RPP)

Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar maka perlu

adanya tujuan dalam rencana program pembelajaran sehingga dalam proses

pembelajaran tersebut memiliki arah dan menghasilkan tujuan yang jelas. Tujuan

RPP adalah memberi landasan pokok bagi guru dan siswa dalam mencapai

kompetensi dasar (http://myoper.com/winslov/blog/indeks.dml/tag/rpp). Berdasarkan

pengertian tersebut bahwa tujuan rencana program pembelajaran ini adalah

membantu guru pelajaran pendidikan religiositas di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta

dalam mendidik dan mendampingi siswa sehingga mencapai tujuan pembelajaran

yang telah dirancang dan direncanakan. Selain itu bahwa rencana program

pembelajaran ini juga membantu siswa semakin termotivasi dan semangat dalam

mengikuti proses pembelajaran pendidikan religiositas.

Rencana program pembelajaran ini diharapkan dapat berjalan dengan baik dan

lancar sehingga guru merasa terbantu dalam memberikan semangat serta memotivasi

siswa agar semakin menyadari pentingnya pelajaran pendidikan religiositas.

Page 106: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

91

3. Langkah-langkah Rencana Program Pembelajaran (RPP)

Dalam menyusun RPP perlu adanya langkah-langkah. Adapun langkah-langkah

dalam menyusun RPP berdasarkan hasil Komisi Kateketik Keuskupan Agung

Semarang, (2009: 65-66) adalah:

a. Merumuskan standar kompetensi, kompetensi dasar, serta indikator sesuai dengan

silabus yang telah ditetapkan.

Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal dalam mata pelajaran yang harus

dimiliki oleh siswa dan tujuannya adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa.

Indikator pembelajaran adalah karakteristik, ciri-ciri, tanda-tanda, perbuatan, respon

yang dapat dilakukan oleh siswa untuk menunjukan bahwa siswa telah memiliki

kompetensi dasar (Fauzi Anis, 2009:64). Silabus merupakan urutan penyajian

bagian-bagian materi pelajaran dan sistem penilaian suatu mata pelajaran dan untuk

mengetahui kesulitan belajar siswa (Anis Fauzi, 2009: 62-63).

b. Mengembangkan materi pokok menjadi deskripsi materi.

Materi pokok adalah materi-materi tertentu yang relevan dan yang diproses dalam

pembelajaran. Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai

tujuan pembelajaran dan indikator. Materi pokok tersebut kemudian dikembangkan

menjadi beberapa uraian materi.

c. Menjabarkan kegiatan belajar dalam langkah-langkah rinci sebagai berikut:

(1) Pendahuluan.

Page 107: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

92

Pendahuluan terdiri dari persepsi pembelajaran, pengantar dan kegiatan rutin

yang diperlukan untuk membuka pelajaran. Pendahuluan dimaksudkan agar

memotivasi siswa, memusatkan perhatian siswa, dan memberikan

kesinambungan terhadap materi sebelumnya.

(2) Kegiatan Inti.

Beberapa hal yang perlu dalam kegiatan inti adalah menggali dan mengolah

pengalaman yang menyangkut situasi siswa, baik yang bersifat langsung

maupun tidak langsung. Penggalian dan pengolahan pengalaman dapat

menggunakan sarana kisah atau narasi (film, artikel, komik, gambar dan

sebagainya). Siswa diajak untuk menemukan ajaran atau nilai agama dan

kepercayaan yang menegaskan dan meneguhkan nilai-nilai universal, yang

telah ditemukan dalam refleksi sebelumnya. Pokok-pokok yang ditemukan

dalam refleksi lalu diungkapkan atau diekspresikan dengan berbagai sarana dan

kerativitas, kemudian merencanakan aksi, penutup diakhiri dengan evaluasi

d. Menetapkan metode yang sesuai dengan kegiatan belajar yang dikembangkan.

e. Menetapkan belajar dan media yang sesuai dengan rumusan kegiatan belajar.

Secara umum, ciri-ciri Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang baik

adalah memuat aktivitas proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan oleh guru

serta menjadi pengalaman belajar siswa. Langkah-langkah pembelajaran disusun

secara sistematis agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Langkah-langkah

pembelajaran disusun serinci mungkin, sehingga apabila RPP digunakan oleh guru

lain mudah dipahami dan tidak menimbulkan penafsiran ganda.

Page 108: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

93

D. Usulan Rencana Program Pembelajaran (RPP)

1. Latar Belakang Pemilihan Rencana Program Pembelajaran (RPP)

Dalam proses pembelajaran pendidikan religiositas, Rencana Program

Pembelajaran (RPP) berperanan penting untuk membantu guru dalam

mempersiapkan pembelajaran. Selain penting bagi guru dalam pembelajaran, juga

membantu siswa agar semakin meningkatkan dan menggairahkan semangat belajar.

Siswa diharapkan sungguh mengikuti dan menghargai seluruh proses pembelajaran,

semakin bertanggung jawab terhadap tugas-tugas serta semakin mengerti dan

mamahami materi pembelajaran. Berdasarkan keprihatinan tersebut penulis mencoba

memberikan usulan rencana program pembelajaran agar dapat membantu guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran sehingga siswa semakin tumbuh dan berkembang

serta berhasil dalam menggapai cita-cita.

Dari hasil penelitian dan pembicaraan singkat dengan guru bidang studi

pendidikan religiositas bahwa proses pelaksanaan pendidikan religiositas selama ini

kadang bersifat monoton. Artinya metode pembelajaran yang digunakan selama ini

kurang bervariasi yakni sering menggunakan metode informasi dan diskusi. Metode

yang kurang bervariasi ini dapat menimbulkan rasa jenuh atau bosan dalam diri

siswa sehingga siswa kurang termotivasi atau kurang semangat dalam mengikuti

proses pembelajaran.

2. Alasan Pemilihan Tema

Alasan penulis memilih tema berdasarkan situasi dan keadaan serta harapan

siswa yang selama ini penulis temukan. Pengambilan tema berdasarkan rencana

Page 109: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

94

program pembelajaran yang disusun oleh Komisi Kateketik Keuskupan Agung

Semarang dan berdasarkan silabus yang ada. Penulis menggunakan silabus dan RPP

sebagai acuan dalam menggunakan rencana pembelajaran pendidikan religiositas

kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. Penulis mengharapkan rencana program

pembelajaran ini menjawab kebutuhan guru dalam membantu mendampingi siswa

agar berkembang sebagai pribadi yang beriman dewasa, memiliki semangat dan

kemauan untuk terus belajar serta bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya.

Penulis mengharapkan bahwa kecerdasan spiritual siswa juga semakin berkembang

sehingga siswa mampu menemukan makna hidup, mampu menemukan makna

studinya, makna relasinya dengan teman-teman, mampu membedakan sikap baik dan

jahat, bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan serta mampu menentukan tujuan

hidup yang akan dicapai.

Berdasarkan harapan tersebut, penulis menyusun rencana program

pembelajaran (RPP) dengan beberapa tema. Penulis memilih tema umum

berdasarkan silabus yang dijabarkan dalam buku guru kelas VIII pendidikan

religiositas yakni “Menjadi Pribadi yang Berkualitas”. Tujuannya dalah agar siswa

semakin memahami dan menyadarai pentingnya menjadi pribadi yang berkualitas

sehingga siswa dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang berkualitas.

Oleh karena itu penulis mengusulkan tiga sub tema berdasarkan silabus

Pendidian Religiositas untuk SMP kelas VIII antara lain:

Subtema I : Pribadi yang bertanggung jawab.

Page 110: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

95

Tujuan : Agar siswa semakin menyadari dan memahami akan tugas dan tanggung

jawabnya sehingga mampu berkembang menjadi pribadi yang lebih bertanggung

jawab dalam sikap dan tindakannya sehari-hari.

Subtema II: Menjadi pribadi yang dewasa.

Tujuan: agar siswa semakin menyadari dan memahami bahwa menjadi pribadi yang

dewasa membutuhkan suatu proses serta latihan yang terus-menerus sehingga

semakin berkembang dalam hal sikap, tutur kata serta tindakan yang sesuai dengan

pribadi dewasa.

Subtema III: Bekerja sama antar sesama tanpa saling membedakan.

Tujuan: Agar siswa semakin menyadari betapa pentingnya sikap kerja sama antar

sesama tanpa saling membedakan antara satu dengan yang lain sehingga mampu

mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Page 111: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

SILABUS PENDIDIKAN RELIGIOSITAS Sekolah : SMP TELLA DUCE 2 YOGYAKARTA Kelas : VIII (delapan) Mata pelajaran : Pendidikan Religiositas Standar kompetensi : Memahami bahwa Tuhan mendekati dan mendorong manusia untuk mewujudkan

kebahagiaan hidup bersama, melalui kepedulian terhadap keluarga, persahabatan, pelayanan kepada sesama, terutama yang miskin dan menderita.

Penilaian

Kompetensi Dasar Materi Pokok

Kegiatan Pembelajaran/ Pengalaman

Belajar

Indikator Tehnik Bentuk

Instrumen Contoh Instrumen Alokasi Waktu Sumber Belajar

1.1.Memahami Diri Menjadi Pribadi yang Bertanggung Jawab

Menjadi Pribadi yang Bertanggung jawab 1. Arti pribadi

yang bertanggung jawab.

2. Unsur-unsur yang mendukung dan menghambat untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab.

1. Menjelaskan

arti pribadi yang bertanggung jawab

2. Menyebutkan

unsur-unsur yang mendukung dan menghambat untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab

1. Siswa dapat

mendeskripsikan arti pribadi yang bertanggung jawab.

2. Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur yang mendukung dan menghambat untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab.

Tes tulis

Uraian

1. Jelaskan arti

pribadi yang bertanggung jawab.

2. Sebutkan unsur-unsur yang mendukung dan menghambat untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab.

3. Sebutkan ciri-

ciri pribadi yang

2 x 40 menit

1. Buku Guru

SMP Pendidikan Religiositas Kelas VIII hal.82.

2. Pengalaman siswa.

3. Kitab Suci 4. Film “Ceng-

ceng Po ‘ 5. Kitab Suci

96

Page 112: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

Penilaian Kompetensi

Dasar Materi Pokok

Kegiatan Pembelajaran/ Pengalaman

Belajar

Indikator Tehnik Bentuk

Instrumen Contoh Instrumen Alokasi Waktu Sumber Belajar

3. Ciri-ciri

pribadi yang bertanggung jawab.

4. Ajaran agama

dan kepercayaan yang berkaitan dengan pribadi yang bertanggung jawab.

5. Tindakan

menjadi pribadi yang bertanggung jawab.

3. Menjelaskan

ciri-ciri pribadi yang bertanggung jawab

4. Mengkomuni

kasi ajaran agama dan kepercayaan yang berkaitan dengan pribadi yang bertanggung jawab.

5. Melaporkan

dan merefleksikan tindakan menjadi pribadi yang

3. Siswa dapat

menjelaskan ciri-ciri pribadi yang bertanggung jawab.

4. Siswa dapat

menyebutkan ajaran agama dan kepercayaan yang berkaitan dengan pribadi yang bertanggung jawab.

5. Merencanakan

dan melaksanakan tindakan menjadi pribadi yang bertanggung jawab.

Penugasan

bertanggung jawab

4. Sebutkan ajaran

agama dan kepercayaan yang berkaitan dengan pribadi yang bertanggung jawab.

5. Buatlah

tindakan nyata untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab.

97

Page 113: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

Penilaian Kompetensi

Dasar Materi Pokok

Kegiatan Pembelajaran/ Pengalaman

Belajar

Indikator Tehnik Bentuk

Instrumen Contoh Instrumen Alokasi Waktu Sumber Belajar

bertanggung jawab.

1.2.Memahami Diri Menjadi Pribadi yang Dewasa

Menjadi Pribadi yang Dewasa 1. Arti pribadi

yang dewasa 2. Ciri-ciri

pribadi yang dewasa

3. Ajaran agama yang berkaitan dengan pribadi yang dewasa

4. Tindakan pribadi yang dewasa

1. Menjelaskan

arti pribadi yang dewasa

2. Menyebutkan ciri-ciri pribadi yang dewasa

3. Mengkomunikasikan ajaran agama dan kepercayaan yang berkaitan dengan pribadi yang dewasa

4. Melaporkan dan merefleksikan tindakan pribadi yang dewasa.

1. Siswa dapat

menjelaskan arti pribadi yang dewasa.

2. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri pribadi yang dewasa.

3. Siswa dapat menyebutkan ajaran agama yang berkaitan dengan pribadi yang dewasa.

4. Siswa dapat merencanakan dan melaksanakan tindakan sebagai pribadi yang dewasa.

Tes tulis Penugasan

Uraian

1. Jelaskan arti

pribadi yangdewasa

2 x 40 menit

2. Sebutkan ciri-ciri

pribadi yang dewasa.

3. Sebutkan ajaran agama dan kepercayan mengenai pribadi yang dewasa.

4. Buatlah tindakan nyata mengenai pribadi yang dewasa.

1. Buku Guru

SMP Pendidikan Religiositas KelasVIII.

2. Pengalaman siswa.

3. Kitab Suci 4. Teks Cerita

tentang “Seorang Menemukan Kepompong Kupu-kupu”

98

Page 114: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

Penilaian Kompetensi

Dasar Materi Pokok

Kegiatan Pembelajaran/ Pengalaman

Belajar

Indikator Tehnik Bentuk

Instrumen Contoh Instrumen Alokasi Waktu Sumber Belajar

99

Page 115: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

99

E. Contoh Persiapan RPP

1. Contoh Persiapan Pertama

a. Identitas Pembelajaran

b. Bidang Studi : Pendidikan Religiositas.

c. Program : Tuhan Mendekati Manusia

d. Tema : Menjadi Pribadi yang Bertanggung jawab

e. Kelas : VIII.

f. Waktu : 2 X 45 Menit.

2. Pemikiran Dasar

Dalam situasi dunia jaman ini, manusia selalu berjuang untuk

mempertanggungjawabkan kehidupannya di hadapan Tuhan melalui sikap dan

tindakannya sehari-hari. Orang berjuang untuk menjadi lebih baik demi masa depan

dan cita-cita hidupnya. Sebagai orang beriman kita percaya bahwa Tuhan

menciptakan manusia agar manusia menjadi berkembang ke arah hidup yang lebih

baik, untuk menjadi lebih bertanggung jawab terhadap setiap tugas yang diberikan,

untuk saling menolong dan membantu satu dengan yang lainnya. Sikap bertanggung

jawab atas hidupnya serta saling menolong sama lain justru dapat membantu

meringankan beban penderitaan yang sedang dialami oleh sesama yang ada di sekitar

kita.

Dalam kehidupannya, banyak siswa-siswi saat ini mulai mengalami berbagai

macam pengaruh dan perkembangan jaman. Pengaruh dan perkembangan jaman

Page 116: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

100

yang mereka hadapi kadang membuat mereka menjadi pribadi yang mudah ikut arus

dan terjerumus di dalamnya. Mereka menjadi kurang bertanggung jawab akan tugas

dan tanggug jawabnya sebagai sebagai pribadi yang sedang belajar meraih masa

depan dan cita-cita, misalnya untuk bersikap peduli dengan orang lain mereka

menjadi sulit, sehingga kurang adanya sikap saling menghargai satu dengan yang

lain. Maka tidak mengherankan jika mereka menjadi kurang bertanggung jawab akan

tugas-tugas yang diberikan, mereka menjadai lalai dalam tugas.

Sikap kurang bertanggung jawab, egois, kurang peduli terhadap orang lain,

tidak menutup kemungkinan akan memberi pengaruh pula dalam kehidupan

selanjutnya, serta memberi pengaruh terhadap lingkungan yang ada di sekitarnya.

Bahkan mereka yang terbentuk dengan sutuasi ini, perkembangan pribadinya tidak

bertumbuh secara maksimal. Munculnya sikap egois, ingin menang sendiri, kurang

peduli terhadap orang-orang yang ada di sekitarnya, merupakan akibat dari mereka

yang tidak bertumbuh dalam sikap bahwa ia akan menjadi pribadi yang bertanggung

jawab dalam hidupnya.

Lewat proses pembelajaran ini, para siswa diajak untuk semakin peka, terbuka

serta peduli terhadap sesama yang menderita yang mengalami kekurangan sehingga

mereka menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab. Selain itu para siswa juga

diajak untuk mengembangkan sikap kecerdasan spiritual yang antara lain bahwa

siswa diajak untuk mamapu memaknai setiap pengalaman atau peristiwa hidup yang

mereka jumpai. Siswapun diajak terlibat lansung dengan melihat dan mengamati

sebuah film “Ceng-ceng Po”. Hal ini bertujuan agar siswa semakin menyadari

pentingya sikap bertanggung jawab sehingga mereka lebih peduli terhadap orang lain

Page 117: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

101

dalam meraih masa depan mereka. Akhirnya dalam proses pembelajaran ini,

diharapkan para siswa semakin memahami dan menyadari bahwa dirinya adalah

pribadi yang lebih bertanggung jawab serta peduli terhadap orang lain dalam

mewujudkan masa depan dan cita-cita yang diharapkan.

3. Kompetensi Dasar

Siswa memahami diri menjadi pribadi yang bertanggung jawab.

4. Hasil Belajar

Siswa semakin menyadari bahwa ia adalah pribadi yang bertanggung jawab dalam

mewujudkan cita-cita dan masa depan yang cerah.

5. Indikator

a. Siswa dapat mendeskripsikan arti pribadi yang bertanggung jawab.

b. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri pribadi yang bertanggung jawab.

c. Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur pribadi yang bertanggung jawab.

d. Siswa dapat menyebutkan contoh tindakan pribadi yang bertanggung

jawab.

e. Siswa dapat mengkomunikasikan ajaran agama dan kepercayaan yang

berkaitan dengan pribadi yang bertanggung jawab.

6. Bahan Kajian

a. Pengalaman siswa

Page 118: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

102

b. Refleksi dari film”Ceng-ceng Po”

c. Ajaran dari berbagai agama tentang manusia sebagai pribadi yang.

bertanggung jawab

7. Sarana

a. LCD dan Film “Ceng-ceng Po”

b. Sharing pengalaman siswa.

c. Kutipan ajaran masing-masing tentang manusia sebagai pribadi yang

bertanggung jawab.

8. Sumber Bahan

a. Buku Guru Pendidikan Religiositas Kelas VIII.

b. KOMKAT mengenai Silabus Pendidikan Religiositas.

c. Film”Ceng-ceng Po”.

d. Pengalaman siswa.

9. Langkah-langkah Pembelajaran

KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA HASIL BELAJAR

a) Pembukaan

Guru mengajak siswa

untuk membuka

pelajaran dengan doa.

Siswa ikut berdoa

Terciptanya suasana doa

b) Langkah Pertama

Page 119: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

103

KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA HASIL BELAJAR

1. Guru memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk menonton

film “Ceng-ceng Po”

2. Seteleh menonton

film, guru membagi

siswa ke dalam

beberapa kelompok

untuk berdiskusi dan

berbagi pengalaman.

3. Guru memberikan

beberapa pertanyaan

penuntun.

Siswa menonton

memperhatikan dengan

baik cerita film tersebut.

Siswa memperhatikan

dan mencatat nama-nama

anggota kelompok.

Siswa mencatat

pertanyaan-pertanyaan

yang diberikan.

Siswa dapat melihat

sekaligus belajar dari

pengalaman tokoh-tokoh

yang ada dalam film

Ceng-ceng Po”

Terjalin kerjasama yang

baik

c) Langkah Kedua

1. Masing-masing

kelompok diminta

melaporkan hasil kerja

kelompoknya.

2. Memberi kesempatan

kepada anggota

kelompok yang

Kelompok

mempresentasikan hasil

diskusi di depan kelas.

Siswa bertanya kepada

anggota kelompok yang

sedang

Adanya keterbukaan

antar siswa.

Terciptanya komunikasi

dan interaksi yang baik.

Page 120: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

104

KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA HASIL BELAJAR

lainnya untuk bertanya

apabila ada hal-hal

yang kurang jelas

kepada kelompok yang

sedang

mempresentaikan

hasilnya.

mempersintasekan hasil

kelompok.

d) Langkah Ketiga

Guru mengajak siswa

untuk berdialog

mendalami dan

merefleksikan

pengalaman dengan

pertanyaan berikut:

1. Sebutkan ciri-ciri

Pribadi yang

bertanggungjawab

seperti yang ada dalam

film tersebut?

2. Melalui pengalaman

menonton film “Ceng-

ceng Po” apakah saya

Siswa memperhatikan

apa yang disampaikan

guru

Siswa merefleksikan

pertanyaan-pertanyaan

yang diberikan.

Terciptanya suasana

saling memperhatikan

Siswa memaknai setiap

pengalaman yang ditemui

selama proses

pembelajaran.

Page 121: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

105

KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA HASIL BELAJAR

semakin bertanggung

jawab dan menghargai

serta membantu orang

lain ?

3. Setelah menyaksikan

film tersebut, cara dan

sikap seperti apakah

yang bisa saya lakukan

untuk lebih

bertanggung jawab

juga dalam hal

membantu sesama

yang mengalami

kekurangan?

Siswa merefleksikan

pertanyaan-pertanyaan

yang diberikan.

Siswa semakin diperkaya

oleh pengalaman-

pengalaman yang

ditemukan.

e) Langkah keempat.

Guru memberi

rangkuman dan

peneguhan atas

pengalaman-pengalaman

yang telah dibagikan

bersama.

Siswa mendengarkan apa

yang dikatakan guru.

Siswa semakin

diperteguh melalui

sharing pengalaman.

Page 122: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

106

KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA HASIL BELAJAR

f) Langkah Kelima.

Guru mengajak siswa

dalam kelompoknya

untuk mendalami

kutipan ajaran agamanya

masing-masing

mengenai pribadi yang

bertanggung jawab

yang saling menolong

dengan pertanyan

penuntun:

1. Menurut agama dan

kepercayaanmu

pribadi

bertanggungjawab

yang seperti apakah

yang dikehendaki oleh

Tuhan? Jelaskan.

2. Apa yang saya

usahakan agar semakin

menjadi pribadi yang

bertanggung jawab?

Siswa bergabung dengan

teman-teman yang

seagama untuk

mendalami bersama

tentang pribadi yang

bertanggung jawab

Siswa mencatat

pertanyaan.

Siswa

mengkomunikasikan

pengalaman imannya.

Adanya ketebukaan satu

dengan yang lain.

Adanya saling

pengertian, menghargai

satu dengan yang lain.

Siswa mengenal dan

memahami ajaran agama

dan kepercayaan

mengenai menjadi

pribadi yang bertanngung

jawab.

Tewujudnya pribadi yang

bertanggung jawab.

Page 123: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

107

KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA HASIL BELAJAR

Para siswa diminta untuk

mempresantasikan hasil

kerja kelompoknya.

Guru memberikan

kesempatan pada

kelompok yang lain untuk

bertanya pada kelompok

yang sedang

mempresentasikan

hasilnya.

Siswa melaporkan hasil

kerja kelompoknya

Terciptanya suasana

saling memahami,

mengerti serta

keterbukaan antar siswa.

g) Langkah Keenam

1. Guru meminta siswa

untuk membuat simbol

atau gambar mengenai

pribadi yang

bertanggun jawab.

2. Para siswa diminta

untuk membuat

rencana dan

melaksanakan

tindakan konkret

sebagai pribadi yang

Siswa membuat simbol

atau gambar tentang

manusia pribadi yang

bertanggung jawab.

Siswa membuat

perencanaan tindakan

konkret

Siswa memahami,

memaknai dan mengerti

simbol-simbol.

Terwujudnya pribadi

yang bertanggung jawab.

Page 124: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

108

KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA HASIL BELAJAR

bertanggung jawab.

h) Langkah Ketujuh

Guru memberikan

beberapa pertanyaan

kepada siswa untuk

mengetahui sejauh mana

siswa sudah mengerti dan

memahami manusia

sebagai pribadi yang

bertanggung jawab.

1. Apa arti pribadi yang

bertanggung jawab.

2. Tindakan yang seperti

apakah menunjukan

pribadi yang

bertanggung jawab?.

Siswa memperhatikan

dan mendengar apa yang

disampaikan guru

Siswa menjawab

pertanyaan refleksi secara

tertulis.

Siswa semakin

diteguhkan.

Siswa semakin mengenal

pribadinya terutama sikap

yang perlu dikembangkan

dan diperbaiki.

b. Contoh Persiapan RPP Kedua.

1. Identitas Pembelajaran

a. Bidang Studi : Pendidikan Religiositas.

b. Program : Kehadiran Tuhan di tengah Manusia

c. Tema : Menjadi Pribadi yang Dewasa

Page 125: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

109

d. Kelas : VIII.

e. Waktu : 2 X 45 Menit.

2. Pemikiran Dasar

Setiap orang tentunya memiliki adanya suatu perubahan dalam dirinya. Sama

halnya juga bahwa Allah menghendaki setiap manusia supaya berkembang dan

menghasilkan buah. Demikan pula dengan perkembangan setiap manusia. Orang

ingin agar pribadinya berkembang menjadi lebih dewasa, lebih baik serta lebih

sempurna.

Kedewasaan pribadi meliputi aspek jasmani, rohani maupun aspek sosial. Segi

jasmani meliputi perkembangan organ tubuh misalnya dari bayi menjadi anak-anak,

dari anak-anak menjadi remaja dari remaja menuju orang dewasa dan seterusnya.

Aspek sosial sesorang menjadi mudah bergaul, cepat menyesuaikan diri dengan

keadaan dan situasi yang baru di tempat baru. Secara rohani seseorang menjadi lebih

dekat dengan Allah. Allah dipandang bukan sebagai yang jauh, tatapi dekat dengan

kehidupan kita. Melalui kehidupan, peristiwa harian kita bisa merasakan kasih dan

cinta Allah.

Kedewasaan pribadi tidak bisa dilalui sendirian saja, tetapi membutuhkan

bantuan dan kerjasama dari orang lain, juga dari para pendidik. Oleh karena itu,

melalui proses pembelajaran ini, para siswa diajak untuk semakin menjadi pribadi

yang dewasa baik secara jasmani, rohani maupun secara psikologis. Memberi

kesempatan pada siswa untuk semakin berkembang menurut kemampuan yang ada

dalam dirinya. Siswapun di ajak terlibat lansung dengan mendengar cerita tentang

Page 126: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

110

“Seorang menemukan Kepompong Seekor Kupu-kupu”. Melalui cerita ini membantu

agar siswa semakin menyadari pentingya menjadi pribadi yang dewasa. Menjadi

pribadi dewasa menutuhkan suatu proses serta latihan yang terus-menerus.

Akhirnya dalam proses pembelajaran ini, diharapkan para siswa semakin memahami

dan menyadari bahwa dirinya adalah pribadi yang dewasa yang berkembang

menjadi lebih baik dalam meraih masa depan dan cita-cita.

3 Kompetensi Dasar

Siswa memahami diri menjadi pribadi yang dewasa.

4. Hasil Belajar

Siswa semakin menyadari bahwa ia adalah pribadi yang dewasa, mampu untuk

bersikap dan bertindak ke arah hidup yang lebih baik.

5. Indikator

a. Siswa dapat mendeskripsikan arti pribadi yang dewasa.

b. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri pribadi yang dewasa.

c. Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur pribadi yang dewasa.

d. Siswa dapat menyebutkan contoh tindakan pribadi yang dewasa.

e. Siswa dapat mengkomunikasikan ajaran agama dan kepercayaan yang

berkaitan dengan pribadi dewasa.

6. Bahan Kajian

Page 127: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

111

a. Pengalaman siswa

b. Refleksi dari cerita “Seorang Menemukan Kepompong Seekor Kupu-kupu”.

c. Ajaran dari berbagai agama tentang manusia sebagai pribadi dewasa

7. Sarana

a. Sharing pengalaman siswa.

b. Kutipan ajaran masing-masing tentang pribadi yang dewasa.

c. Kitab Suci masing-masing agama.

8. Sumber Bahan

a. Buku Guru Pendidikan Religiositas Kelas VIII.

b. Silabus Pendidikan Religiositas.

c. Teks Cerita tentang “Seorang Menemukan Seekor Kupu-kupu”.

d. Pengalaman siswa.

9. Langkah-langkah Pembelajaran.

KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA HASIL BELAJAR

a) Pembukaan

Guru meminta salah satu

siswa untuk memimpin

doa.

Siswa ke depan kelas

untuk memimpin doa.

Terciptanya suasana doa

dalam kelas

b) Langkah Pertama

1. Guru mengisahkan

Siswa mendengarkan

Terciptanya suasana

Page 128: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

112

KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA HASIL BELAJAR

tentang “Seorang

menemukan

kepompong seekor

kupu-kupu”.

2. Setelah bercerita, guru

membagi siswa ke

dalam beberapa

kelompok untuk

berdiskusi dan berbagi

pengalaman.

3. Guru memberikan

beberapa pertanyaan

penuntun.

a. Mengapa kupu-kupu

tidak bisa berkembang

secara wajar?

b. Jika anda sebagai

kupu-kupu apa yang

anda alami dan

rasakan? Jelaskan.

serta memperhatikan

guru.

Siswa memperhatikan

dan mencatat nama-nama

anggota kelompok.

Siswa berdiskusi, berbagi

pengalaman dengan

teman sekelompok

Siswa saling berbagi

pengalaman mereka.

saling mendengarkan.

Terjalinnya kerjasama,

keterbukaan antar siswa.

Siswa mengenal,

menhargai anggota

kelompoknya.

Terjalin persaudaraan dan

keakraban antar siswa.

c) Langkah Kedua

Page 129: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

113

KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA HASIL BELAJAR

1. Masing-masing

kelompok diminta

melaporkan hasil kerja

kelompoknya.

2. Memberi kesempatan

kepada anggota

kelompok yang

lainnya untuk bertanya

apabila ada hal-hal

yang kurang jelas

kepada kelompok yang

sedang

mempresentaikan

hasilnya.

Kelompok

mempresentasikan hasil

diskusi di depan kelas.

Siswa bertanya kepada

anggota kelompok yang

sedang

mempersentasekan hasil

kelompok.

Tercipta suasana saling

mendukung.

Tercipta suasana saling

mendengarkan,

membantu antar teman

kelompoknya.

d) Langkah Ketiga

Guru mengajak siswa

untuk berdialog

mendalami dan

merefleksikan pengalaman

dengan pertanyaan

berikut:

1. Sebutkan ciri-ciri

Siswa mencatat dan

Terjadi komunikasi yang

baik antar guru maupun

siswa

Siswa menemukan

Page 130: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

114

KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA HASIL BELAJAR

Pribadi yang dewasa

seperti apa yang ada

dalam cerita tersebut?

2. Melalui pengalaman

cerita “Seorang

menemukan

kepompong seekor

kupu-kupu”. apakah

saya semakin

menyadari bahwa

diriku semakin

berubah menuju

kedewasaan ?

3. Setelah mendengar

cerita tersebut, cara

dan sikap seperti

apakah yang bisa saya

lakukan untuk lebih

menjadi pribadi yang

dewasa dalam hidup

sehari-hari?

merefleksikan

pengalaman mereka

masing-masing.

makna dari

pengalamannya.

Semakin mengenal,

memahami isi dari cerita

yang telah didengarnya.

Mengenal sikap-sikap

yang ada dalam dirinya

terutama sikap yang perlu

dikembangkan dan

diperbaiki agar menjadi

pribadi yang dewasa

e) Langkah keempat. Siswa memperhatikan, Siswa semakin

Page 131: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

115

KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA HASIL BELAJAR

Guru memberi rangkuman

dan peneguhan atas

pengalaman-pengalaman

yang telah dibagikan

bersama.

mencatat hal-hal penting

serta mendengarkan guru.

diperteguhkan melalui

sharing pengalaman.

f) Langkah Kelima.

Guru mengajak siswa

dalam kelompoknya untuk

mendalami kutipan ajaran

agamanya masing-masing

mengenai pribadi yang

dewasa dalam sikap, tutur

kata maupun dalam

tindakan melalui

pertanyan penuntun:

1. Menurut agama dan

kepercayaanmu

pribadi yang dewasa

seperti apakah yang

dikehendaki oleh

Tuhan? Jelaskan.

2. Apa yang saya

Siswa bergabung dengan

teman-teman yang

seagama untuk

mendalami bersama

tentang pribadi yang

dewasa

Siswa berdiskusi dengan

teman kelompoknya

Tercipta komunikasi

iman antar siswa

Terjalin kerjasama,

interaksi yang baik

dengan teman-teman.

Page 132: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

116

KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA HASIL BELAJAR

usahakan agar semakin

menjadi pribadi yang

dewasa?

Para siswa diminta untuk

mempresentasikan hasil

kerja kelompoknya.

Guru memberikan

kesempatan pada

kelompok yang lain untuk

bertanya pada kelompok

yang sedang

mempresentasikan

hasilnya.

Siswa mempersentasikan

hasil kerja kelompoknya

Siswa bertanya pada

kelompok yang

mempresentasikan

hasilnya.

Terciptanya suasana

keterbukaan antar siswa.

Menerima kebaikan yang

ada dari kelompok yang

lain.

g) Langkah Keenam

1. Para siswa diminta

untuk membuat

rencana dan

melaksanakan

tindakan konkret

sebagai pribadi yang

dewasa.

Siswa membuat

perencanaan tindakan

konkret

Terwujudnya tindakan

konkret dalam hidup

sehari-hari.

h) Langkah Ketujuh

Page 133: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

117

KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA HASIL BELAJAR

Guru memberikan

beberapa pertanyaan

kepada siswa untuk

mengetahui sejauh mana

siswa sudah mengerti dan

memahami tentang

pribadi yang dewasa .

1. Apa arti pribadi yang

dewasa.

2. Tindakan yang seperti

apakah menunjukkan

pribadi yang dewasa?

Siswa memperhatikan

apa yang disampaikan

guru

Siswa menjawab

pertanyaan refleksi secara

tertulis.

Terjalin komunikasi yang

baik antar siswa.

Siswa menemukan

makna yang perlu

dikembangkan dalam

hidup sehari-hari

F. Membangun Suasana Kelas yang Kondusif

Proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik apabila ada suasana kelas yang

mendukung. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik

untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Guru membantu peserta didik

dalam mengembangkan minat, bakat, kemampuan serta potensi-potensi yang

dimiliki. Oleh karena itu dalam membangun suasana kelas yang kondusif guru perlu

memperhatikan peserta didik secara pribadi (Suwarna, 2005: 11). Guru perlu

menjadi fasilitator yang memberikan kemudahan belajar kepada seluruh peserta didik

agar dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat,

Page 134: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

118

tidak cemas dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka. Guru sebagai

fasilitator artinya guru lebih terbuka, mendengarkan peserta didik, mampu menerima

ide peserta didik. Suasana gembira, penuh semangat, tidak cemas dan berani

mengemukakan pendapat secara terbuka merupakan modal dasar bagi peserta didik

untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang siap beradaptasi, menghadapi

berbagai kemungkinan dan memasuki dunia yang penuh berbagai tantangan

(Suwarna, 2005:10).

Agar suasana dalam proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar

maka perlu adanya pengelolaan kelas yang baik.

Pengelolaan kelas yang dimaksudkan adalah upaya menata dan mengoptimalkan kelas baik yang berupa fisik maupun non fisik, sehingga memungkinkan terciptanya iklim belajar yang optimal pula. Unsur-unsur fisik dalam kelas dapat berupa kursi, meja, gambar, dll.Unsur-unsur non fisik dapat berupa suara, aliran udara dan sebagainya (Maman Sutarman, 2004: 56).

Maka pengelolaan kelas dalam hal ini sangat penting untuk membangun suasana

kelas yang kondusif yang membantu tercapainya proses pembelajaran. Oleh karena

itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas antara lain:

1. Pengaturan kelas.

Suasana kelas yang baik merupakan suatu titik awal keberhasilan pembelajaran.

Siswa dapat belajar dengan baik dalam suasana yang mendukung, tanpa adanya

tekanan-tekanan yang memungkinkan siswa untuk mampu berkomunikasi, baik

dengan guru, teman maupun dengan lingkungan sekitarnya. Untuk dapat

menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan gairah belajar serta meningkatkan

prestasi belajar siswa diperlukan pengorganisasian (Maman Sutarman, 2004: 56).

Page 135: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

119

Pengorganisasian kelas meliputi pengaturan penggunaan waktu. Pengaturan

waktu pelajaran agama setiap semester sangat terbatas. Oleh karena itu perlu diisi

dengan kegiatan yang menggairahkan dan menyenangkan bagi siswa. Pengaturan

ruangan dalam kelas. Agar terciptanya suasana yang menggairahkan dalam belajar,

perlu diperhatikan ruang belajar. Ruang belajar diatur sesuai dengan jumlah siswa

atau jumlah kelompok dalam kelas. Agar kegiatan pembelajaran sesuai dengan

kebutuhan dan cara belajar siswa, maka diperlukan pengelompokan siswa dalam

belajar (Maman Sutarman, 2004: 57). Jika pembagian kelompok tersebut

dilaksanakan dengan baik maka siswa akan lebih bergairah dalam belajar.

2. Pengelompokan Siswa Membantu Proses Pembelajaran

Pengaturan kursi, meja dan alat-alat lainnya harus mudah dipindahkan atau

diatur untuk kepentingan bekerja secara berkelompok. Ruang kelas dan segala

fasilitas yang disediakan perlu diatur untuk melayani kegiatan pembelajaran. Dalam

kegiatan pembelajaran memungkinkan guru mengenal siswa yang mengalami

kesulitan belajar dan lebih mengenal siswa secara pribadi. Dalam hal ini guru perlu

mengetahui perbedaan antar siswa yang satu dengan yang lainnya sehingga

pengelompokan siswa sungguh sesuai dengan minat, bakat, kemampuan yang

dimiliki siswa (Maman Sutarman, 2004: 61).

Dalam menciptakan iklim belajar yang nyaman, serasi dan damai maka guru

harus mampu menangani dan mengarahkan tingkah laku anak didik agar tidak

merusak suasana kelas. Kalau ada tingkah laku anak didik yang ramai, nakal,

Page 136: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

120

mengantuk atau mengganggu teman yang lain maka guru harus mampu menangani

dan mengarahkan tingkah laku anak didik dan mengambil tindakan yang tepat.

BAB V

PENUTUP

Dalam bab terakhir ini penulis menyampaikan beberapa hal sebagai kesimpulan

atas keseluruhan bab yang ditulis. Selain itu penulis juga menyampaikan saran yang

diharapkan dapat berguna bagi siapa saja yang terlibat dalam proses pembelajaran

pendidikan religiositas yang diselenggarakan di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.

A. KESIMPULAN

1. Pendidikan Religiositas

Pendidikan yang diselenggarakan di sekolah merupakan salah satu usaha

membantu seseorang untuk berkembang secara utuh ke arah hidup yang lebih baik.

Pendidikan religiositas sebagai pendidikan keimanan dimana tidak hanya mengolah

segi intelektual, pemahaman siswa, namun juga sampai menyentuh dalam

perwujudan serta penghayatan hidup konkret sehari-hari.

Pendidikan religiositas merupakan komunikasi iman bagi para siswa demi

membantu mereka untuk menjadi manusia yang utuh dan mampu menjadi pelaku

perubahan sosial. Maka proses pembelajaran yang dilaksanakan merupakan titik

awal dimana pembentukan manusia yang utuh dapat terwujudkan. Oleh karena itu

Page 137: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

121

perlu usaha terus-menerus untuk membentuk pribadi yang dewasa dalam iman,

bersikap jujur serta bertanggung jawab atas hidup yang telah dianugerahkan Tuhan.

2. Pelaksanaan Pendidikan Religiositas di kelas VIII SMP Stella Duce 2

Yogyakarta

Pelaksanaan Pendidikan Religiositas di kelas VIII SMP Stella Duce 2

Yogyakarta perlu ditingkatkan.Guru perlu mempersiapkan metode pembelajaran

yang kreatif sehingga memotivasi siswa agar lebih bersemangat dalam mengikuti

seluruh proses pembelajaran. Sarana yang mendukung dalam proses pembelajaran

pendidikan religiositas juga perlu dipersiapkan oleh guru sehingga siswa sungguh

memahami materi pembelajaran dan mampu mewujudkannya dalam hidup sehari-

hari.

3. Usaha Meningkatkan Pelaksanaan Pendidikan Religiositas kelas VIII

SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.

Usaha meningkatkan pelaksanaan pendidikan religiositas adalah melalui

rencana program pembelajaran yang lebih kreatif, yang memotivasi siswa serta

memberikan kesempatan pada siswa agar semakin berkembang. Rencana

pembelajaran ini penting karena membantu guru lebih mempersiapkan materi

pembelajaran dan mengajak siswa untuk lebih berpartisipasi aktif, disiplin, saling

menghargai serta saling berbagi pengalaman iman mereka. Untuk meningkatkan

pelaksanaan pendidikan religiositas perlu spiritualias guru serta perlu menciptakan

suasana kelas yang kondusif. Siswa sungguh mengalami bahagia nyaman serta

Page 138: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

122

adanya rasa persaudaraan sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik

dan lancar.

B. SARAN

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan saran sehubungan dengan

pentingya meningkatkan pelaksanaan pendidikan religiositas demi mengembangkan

kecerdasan spiritual siswa sebagai berikut:

1. Guru

a. Hendaknya guru pendidikan religiositas mengelola proses pembelajaran

dalam suasana kondusif artinya siswa merasa nyaman, bersahabat dan senang

sehingga memotivasi mereka untuk lebih bersemangat dalam mengikuti

proses pembelajaran.

b. Guru sebaiknya menggunakan media yang sungguh berpusat pada siswa dan

menggunakan sarana yang menarik sehingga menjadi lebih mudah

menemukan makna pembelajaran dan sekaligus bisa berkembang.

c. Guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi misalnya metode

diskusi, dialog, dan refleksi.

2. Sekolah

a. Perlu menyediakan sarana-sarana yang dapat mendukung proses

pembelajaran pendidikan religiositas.

a. Perlu adanya pembinaan dan pendampingan para guru yang memungkinkan

para guru lebih berkembang serta kreatif dalam mendampingi siswa sehingga

Page 139: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

123

baik siswa yang didampingi maupun guru bersama-sama semakin maju dan

berkembang.

DAFTAR PUSTAKA

Ariwibowo & Irianti. (2003). Renungan dan Kebiasaan Menuju Kecerdasan Spiritual. Jakarta: Gramedia.

Budi Susilo. (2002). Profil SMP Stella Duce 2 Yogyakarta: SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.

Djahiri, A. Kosasih. (1985). Teknik Pengembangan Program Pengajaran VCT. Bandung: IPPMP Bandung.

Driyarkara, N. (1966). Driyarkara Tentang Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Edi.http://my oper.com/winslov/blog/indeks.dml/tag/rpp.accessed on Maret 20, 2010 Erwan Purwanto dan Dyah Ratih. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif.

Yogyakarta: Gava Media. Fauzi, Anis. (2009). Pembelajaran Mikro Suatu Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Diadit

Media. Gorky, M.Sembiring. (2008). Menjadi Guru Sejati. Yogyakarta: Galangpress. Hardjana, A.M.(2005). Religiositas Agama dan Spiritualitas. Yogyakarta: Kanisius Heryatno Wono Wulung, F.X. (2008). Pokok-pokok Pendidikan Agama Katolik di

Sekolah. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Listia, Laode Lian. (2007). Problematika Pendidikan Agama di Sekolah. Yogyakarta.

Yogyakarta: Intitut Dian Interfidei. Maman Sutarman & Yosep Lalu. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi

Pendidikan Agama Katolik. Bahan untuk Penataran. Jakarta: Komkat KWI Mardiatmadja, B.S. (1986). Tantangan Dunia Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. MPK dan Komkat KAS. (2001). GBPP Pendidikan Religiositas untuk SLTP.

Yogyakarta: Kanisisus. _________. (2005a). Silabus Pendidikan Religisitas untuk SMP. Yogyakarta:

Kanisius. _________. (2005b). Pendidikan Religiositas untuk SMP kelas 2. Buku Siswa.

Yogyakarta: Kanisius. __________. (2009). Pendidikan Religiositas Gagasan,Isi, dan Pelaksanaannya.

Yogyakarta: Kanisius. Suhardiyanto, H.J. (2008). Bahan Seminar Pendidikan Religiositas. Yogyakarta. Sukidi.(2002). Kecerdasan Spiritual, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Suparno, Paul. (2004). Teori Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah.

Yogyakarta: Kanisius. Suwarna. (2005). Pendekatan Praktis Menyiapkan Pendidikan Professional.

Yogyakarta: Tiara Wacana Theofuri. (2008). Menjadi Guru Inisiator. Kudus:Rasail Media Group.

Page 140: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

124

Ryanto Theo. (2002). Pembelajaran Sebagai Proses Bimbingan Pribadi. Jakarta: Grasindo

__________.& Martin. (2008). Membangun Hidup Religius yang Damai Sejahtera. Yogyakarta: Kanisius.

Tim Redaksi Kanisius. (2008). Paradigma Pedagogi Reflektif. Yogyakarta: Kanisius. Wisnubrata. (2002). Kecerdasan Spiritual, Religiusitas yang Memerdekakan, dan

Masyarakat Sejahtera. Jakarta: Yayasan Bumi Aksara. Zohar & Marshall Ian. (2001). SQ Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam

Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan. Bandung: Mizan.

Page 141: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

Lampiran 1: Surat Persetujuan Penelitian dari Kaprodi

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Tromol pos 29, Yogyakarta 55002 Telp (0274)513301, 515352-Fax (0274) 562383

http:/www.usd.ac.id Email:[email protected] Hal : Permohonan Ijin Penelitian Kepada Yth. Dra. S. Listyawati SN Kepala Sekolah SMP Stella Duce 2 Jl. Suryodiningratan N0.33 YOGYAKARTA Dengan Hormat, Dengan ini kami memohonkan ijin untuk mahasiswa kami, Nama : Mekhtilde Daso Nomor Mhs/NIRM : 051124014 Program Studi : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan

Agama Katolik (IPPAK)

Fakultas : Keguruan dan Ilmi Pendidikan Universitas : Sanata Dharma Yogyakarata Untuk melakukan penelitian dalam rangka pemenuhan tugas akhir. Adapun judul penelitian adalah “Peran Pendidikan Religiositas Terhadap Pengembangan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta”. Sampel yang akan diteliti sebanyak dua kelas yang dipilih secara acak. Atas perhatian dan ijin yang diberikan kami mengucapkan terima kasih. Yogyakarta, 1 Oktober 2009 Yogyakarta, 1 Oktober 2009 Menyetujui Pemohon Kaprodi IPPAK Drs. H.J. Suhardiyanto. SJ. Mekhtilde Daso

(1)

Page 142: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

Lampiran 2: Surat Penelitian dari Kepala Sekolah SMP Stella Duce 2 Yohyakarta. Kepada Yth. Drs. H. J. Suhardiyanto. SJ

Ketua Program Studi IPPAK

Jl. Ahmad Jazuli 2, Tromolpos 75

YOGYAKARTA

Dengan Hormat,

Dengan ini kami memberitahukan bahwa

Nama : Mekhtilde Daso

Nomor Mhs/NIRM : 051124014

Program Studi : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan

Agama

Katolik (IPPAK)

Fakultas : Keguruan dan Ilmi Pendidikan

Universitas : Sanata Dharma Yogyakarata

Telah mengadakan penelitian dalam rangka pemenuhan tugas akhir di lembaga SMP

Stella Duce 2 Yogyakarta periode tahung 2009/2010. Adapun judul penelitian adalah

“Peran Pendidikan Religiositas Terhadap Pengembangan Kecerdasan Spiritual Siswa

Kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta”. Sampel yang telah diteliti sebanyak dua

kelas yang yakni kelas Muria dan kelas Lawu.

Atas perhatian dan kerjasama yang baik kami mengucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 1 Novemper 2009

Mengetahui

Kepala Sekolah SMP Stella Duce 2

Dra. S. Listyawati SN

(2)

Page 143: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

I. IDENTITAS

NAMA :………………

KELAS :……………….

AGAMA :…………….....

II. PETUNJUK MENGERJAKAN KUESIONER:

a. Mohon bacalah pernyataan-pernyataan dengan seksama dalam kolom yang

telah disediakan.

b. Lingkarlah pada kolom yang anda anggap benar sesuai dengan suara hati

anda.

c. Contoh dapat dilihat dalam tabel di bawah ini

No Pernyataan SS S RR TS STS

1 Saya bertanggung jawab atas

tugas yang diberikan guru.

5 4 3 2 1

Keterangan:

SS = Sangat Setuju, S = Setuju, RR = Ragu-ragu, TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

ALTERNATIF

JAWABAN

NO PERNYATAAN - PERNYATAAN

SS S RR TS STS

1 Selama proses pembelajaran guru dan murid

saling berbagi pengalaman hidup

5 4 3 2 1

2 Guru memberikan kepada siswa untuk

NO PERNYATAAN-PERNYATAAN SS S RR TS STS

mensharingkan pengalaman sesuai ajaran agama

masing-masing

5 4 3 2 1

3 Selama pelajaran guru memberikan kepada siswa

untuk bertanya

5 4 3 2 1

4 Selama pelajaran metode yang digunakan guru

selalu berfariasi

5 4 3 2 1

(3)

Page 144: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

5 Guru menjelaskan dengan baik materi pelajaran 5 4 3 2 1

6 Saya semakin menghargai dan bekerja sama

dengan teman yang beda agama.

5 4 3 2 1

7 Saya lebih senang dan bersemangat mengikuti

pelajaran pendidikan religiositas

5 4 3 2 1

8 Saya semakin terbuka dengan teman yang beda

agama

5 4 3 2 1

9 Saya semakin mampu menemukan kebaikan-

kebaikan Tuhan dalam diri sesama

5 4 3 2 1

10 Saya semaikn rajin dan tekun belajar 5 4 3 2 1

11 Saya tidak tergoda untuk membolos dan mencari-

cari alasan untuk tidak mengikuti pelajaran

pendidikan religiositas.

5 4 3 2 1

12 Saya lebih menghormati guru dan orang tua 5 4 3 2 1

13 Saya semakin mudah bergaul dengan teman tanpa

memandang perbedaan agama, suku dan ras

5 4 3 2 1

14 Saya tidak membuang sampah di sembarang

tempat

5 4 3 2 1

15 Saya tidak menyontek pada saat ulangan 1 2 3 4 5

16 Saya terlambat atau kurang disiplin dalam

mengikuti pelajaran pendidikan religiositas

1 2 3 4 5

17 Saya malas mengikuti pelajaran pendidikan

religiositas

1 2 3 4 5

18 Saya kurang menghargai pendidikan religiositas 1 2 3 4 5

19 Saya sering ngobrol ketika guru memberi

penjelasan

1 2 3 4 5

20 Saya mudah lalai dalam tugas yang diberikan

guru

1 2 3 4 5

(4)

Page 145: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

III. Petunjuk Pengisian

Mohon tulislah jawaban anda pada titik- titik yang telah disediakan.

1. Apakah anda merasa puas terhadap proses pembelajaran Pendidikan Religiositas,

di kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta? Mengapa?

…………………………………………………………….………….……………

………………………………………………………………………………………...

…………………………………………………… ...................…………………

2. Apa harapan anda terhadap proses pelaksanaan Pendidikan Religiositas yang akan

dating?

.................................................................................................................................

..................................................................................................................................

...................................................................................................................................

3. Apa harapan anda terhadap teman-teman sekelas agar proses pelaksanaan

pendidikan religiositas dapat berjalan dengan baik dan lancar

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

......................................................................................................................

Terima kasih selamat mengerjakan Tuhan memberkati.

(5)

Page 146: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

Lampiran 4: Tuntunan Pertanyaan Wawancara kepada Guru

1. Bagaimana pengalaman ibu dalam proses pelaksanaan pembelajaran pendidikan religiositas?

2. Bagaimana ibu memilih sarana dan metode dalam proses pelaksanaan pendidikan religiositas? Metode mana yang biasa ibu gunakan? Mengapa?

3. Kesulitan-kesulitan apa saja yang ibu hadapi selama proses pembelajaran berlangsung?

4. Menurut pengamatan ibu, bagamana bagaiman tanggapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran?

5. Apa usul dan saran ibu dalam meningkatkan pelaksanaan pendidikan religiositas?

(6)

Page 147: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

Lampiran 5: Hasil Wawancara dengan guru mata pelajaran Pendidikan Religiositas Tanggal Pelaksanaan : 29/10/09 Tempat : Ruang tamu SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Responden : Ibu Esty 1. Bagaimana pengalaman ibu dalam proses pelaksanaan pendidikan religiositas?

Jawab: banyak pengalaman yang saya dapatkan terlebih menghadapi berbagai karakter siswa yang berbeda-beda setiap tahun. Situasi dan suasana yang saya hadapi tersebut mendorong saya untuk bisa mengatasi dan berusaha mencari cara yang terbaik agar mereka dapat mengikuti pelajaran dengan baik.

2. Bagaimana ibu memilih sarana dan metode dalam proses pelaksanaan pendidikan

religiositas? Metode mana yang biasa ibu gunakan? Mengapa? Jawab: metode yang sering digunakan adalah metode ceramah dan diskusi. Karena kalau menggunakan metode menonton film ruangan tidak ada. Ruangan yang ada sering dipakai untuk kegiatan bimbingan konseling.

3. Kesulitan-kesulitan apa saja yang ibu hadapi selama proses pelajaran berlangsung? Jawab: mereka seringkali masuk kelas terlambat dan ribut. Kadang mereka menganggap sepele dengan pelajaran pendidikan religisoitas, tetapi ada siswa yang sungguh-sungguh mau mendengarkan dengan baik.

4. Menurut pengamatan ibu, bagaimana tanggapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran? Jawab: mereka lebih senang diskusi dalam mengikuti pelajaran pendidikan religiositas.

5. Apa usul dan saran ibu dalam meningkatkan pelaksanaan pendidikan religiositas? Jawab: saran saya menggunakan sarana metode pembelajaran yang lebih membuat siswa aktif

(7)

Page 148: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

Lampiran 6: Tuntunan Pertanyaan Wawancara kepada siswa

1) Bagaimana tanggapan anda terhadap proses pelaksanaan pendidikan religiositas?

2) Apakah anda mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran pendidikan religiositas? Mengapa?

3) Bagaimana metode pembelajaran yang diberikan guru? 4) Apa yang Anda lakukan selama ini dalam mengikuti proses pembelajaran

pendidikan religiositas? 5) Bagaimana suasana kelas selama mengikuti proses pelajaran pendidikan

religiositas? 6) Apakah Pendidikan religiositas semakin memotivasi anda untuk semangat

dalam mengikuti proses pembelajaran? 7) Apa yang menjadi usul dan saran Anda untuk meningkatkan pelaksanaan

pendidikan religiositas?

(8)

Page 149: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

Lampiran 7: Rangkuman Hasil Wawancara dengan Siswa

Tanggal Pelaksanaan : 10/10/09 Tempat : Pendopo SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Responden : 5 orang ( Ekis, Candra, Floren, Fransiska, Tyas)

1. Bagaimana tanggapan anda terhadap proses pelaksanaan pendidikan religiositas? Sebagaian siswa menjawab bahwa proses pelaksanaan pendidikan religiositas berjalan baik tapi ada beberapa siswa yang menjawab kadang bosan, jenuh, terlalu serius.

2. Apakah anda mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran pendidikan religiositas? Mengapa? Siswa tidak merasa kesulitan dalam mengikuti pendidikan religiositas, namun kadang mereka malu apabila diminta guru untuk mensharingkan pengalaman imannya dengan teman lain.

3. Bagaimana dengan metode pembelajaran yang diberikan guru? Kadang metode yang diberikan membuat kami mengantuk, ada yang mengatakan jenuh dan bosan.

4. Apa yang Anda lakukan selama ini dalam mengikuti proses pembelajaran pendidikan religiositas? Mengerjakan tugas yang diberikan guru.

5. Bagaimana suasana kelas selama mengikuti proses pelajaran pendidikan religiositas? Hampar semua siswa menjawab bahwa suasana kelas selama mengikuti pelajaran pendidikan religiositas adalah siswa lebih banyak yang ribut, kurang memperhatikan guru.

6. Apakah Pendidikan religiositas semakin memotivasi anda untuk semangat dalam mengikuti proses pembelajaran? Ada siswa yang menjawab bahwa sungguh membantu, namun ada sebagaian besar siswa yang merasa dan menganggap sepele, kurang mengharagai pendidikan religiositas.

7. Apa yang menjadi usul dan saran anda untuk meningkatkan pelaksanaan pendidikan religiositas? Mereka sebagaian besar mengharapkan bahwa pelaksanaan pendidikan religiositas tidak hanya dilaksanakan di dalam kelas tetapi bisa dilaksanakan di luar ruangan agar ada suasana yang beda yang membuat mereka lebih semanagt dalam mengikuti proses pelajaran.

(9)

Page 150: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

Lampiran 8: Cerita mengenai Seorang Menemukan Seekor Kupu-kupu

Suatu hari dari lubang kecil muncul sesuatu. Seseorang sedang duduk dan mengamati beberapa jam kupu-kupu itu ketika dia berjuang dengan memaksa dirinya melewati lubang kecil itu. Kemudian kupu-kupu itu berhenti namun ia tetap berusaha terus untuk melewati lubang kecil tersebut. Kelihatannya ia telah berusaha semampunya, namun dia tidak bisa lebih jauh lagi. Orang yang mengamatinya tadi akhirnya memutuskan untuk membantu kupu-kupu. Dia mengambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Namun, dia mempunyai tubuh gembung dan kecil, serta sayap-sayapnya mengkerut. Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa pada suatu saat sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya yang mungkin akan berkembang menjadi seekor kupu-kupu. Dalam proses perkembangannya dan kenyataannya bahwa kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya dengan merangkak disekitarnya dengan tubuh gelembung dan sayap-sayap mengkerut. Kupu-kupu tersebut tidak pernah bisa terbang. Orang tersebut tidak mengerti dan memahami sebuah perjuangan dan proses yang akan dilalui oleh kupu-kupu. Kebaikan dan ketergesaan orang tersebut justru menghambat dan mematikan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil. Sebenarnya, keberhentian kupu-kupu tadi merupakan jalan Tuhan untuk memasukkan cairan dari tubuh kupu-kupu itu ke dalam sayap-sayapnya sedemikian rupa sehingga dia akan siap terbang dengan bebasnya.

(10)

Page 151: PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP …

Lampiran 9: Contoh Jawaban Kuesioner

(11)