20
1 PERAN BADAN ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBER DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2014 Oleh: YOYON HADINATA (NIM. 1010512011) Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRACT Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam satu tahun anggaran yang ditetapkan melalui peraturan daerah. Peraturan daerah tentang APBD dibahas dan ditetapkan bersama antara Pemerintah Kabupaten dengan DPRD sebagai wujud implementasi salah satu fungsi DPRD yaitu fungsi penganggaran. Dalam rangka menjalankan fungsi anggaran tersebut, DPRD mempunyai alat kelengkapan yang memang dikhususkan untuk mengurusi tentang penyusunan APBD, dimulai dari tahap perencanaan dan sampai disahkannya APBD tersebut. Alat kelengkapan tersebut adalah Badan Anggaran DPRD. Dalam proses penyusunan APBD Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014, Badan Anggaran DPRD menjalankan 3 (tiga) peran sekaligus, yaitu sebagai: perwakilan kepentingan masyarakat, juru bicara DPRD, dan negosiator DPRD. Peran tersebut merupakan implementasi dari hubungan keagenan antara legislatif dengan votersnya sebagaimana pendapat Von Hagen (2002). Termasuk juga hubungan keagenan antara eksekutif dan legislatif, eksekutif adalah agen dan legislatif adalah prinsipal (Halim & Abdullah, 2006; Fozzard, 2001; Moe, 1984; Strom, 2000). Dalam proses penyusunan APBD Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014, Badan Anggaran DPRD telah melaksanakan perannya dengan cukup maksimal. Budgetary revenue and expenditure (budget) is the basis of local financial management within a fiscal year determined through local regulations. Local regulations on the budget is discussed and defined jointly by the Government of the Regency and the Local House of Representatives as one form of implementation of legislature functions wich are budgeting functions. In order to perform the function of the budget, the council has fittings which is devoted to taking care of the budget process, starting from the planning stage until the passing of the budget. The fittings are Parliament Budget Agency. In the process of Jember budget for Fiscal Year 2014, the Parliament Budget Agency runs three roles at the same times, namely as: representatives of the public interest, a spokesman for Parliament and Council negotiators. That three role is the implementation of the parliament relationship between the legislative and the votersnya as the opinion of Von Hagen (2002). Including parliament relationship between the executive and the legislative, executive and legislative is the principal agent (Halim & Abdullah , 2006; Fozzard , 2001; Moe , 1984; Strom , 2000). In the process of Jember budget for Fiscal Year 2014, the Parliament Budget Agency has been carrying out its role with maximum reasonably. However, there are still some lingering issues, which require solutions for improvement in the future. Keyword : Parliament Budget Agency, Jember budget for Fiscal Year 2014, budget

PERAN BADAN ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x-yoyonhadin-1579-1... · Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan ... Pada

  • Upload
    lethien

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERAN BADAN ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x-yoyonhadin-1579-1... · Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan ... Pada

1

PERAN BADAN ANGGARAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBER

DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2014

Oleh:

YOYON HADINATA (NIM. 1010512011)

Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Jember

ABSTRACT

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan dasar pengelolaan

keuangan daerah dalam satu tahun anggaran yang ditetapkan melalui peraturan daerah.

Peraturan daerah tentang APBD dibahas dan ditetapkan bersama antara Pemerintah

Kabupaten dengan DPRD sebagai wujud implementasi salah satu fungsi DPRD yaitu fungsi

penganggaran. Dalam rangka menjalankan fungsi anggaran tersebut, DPRD mempunyai alat

kelengkapan yang memang dikhususkan untuk mengurusi tentang penyusunan APBD,

dimulai dari tahap perencanaan dan sampai disahkannya APBD tersebut. Alat kelengkapan

tersebut adalah Badan Anggaran DPRD.

Dalam proses penyusunan APBD Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014, Badan

Anggaran DPRD menjalankan 3 (tiga) peran sekaligus, yaitu sebagai: perwakilan kepentingan

masyarakat, juru bicara DPRD, dan negosiator DPRD. Peran tersebut merupakan

implementasi dari hubungan keagenan antara legislatif dengan votersnya sebagaimana

pendapat Von Hagen (2002). Termasuk juga hubungan keagenan antara eksekutif dan

legislatif, eksekutif adalah agen dan legislatif adalah prinsipal (Halim & Abdullah, 2006;

Fozzard, 2001; Moe, 1984; Strom, 2000). Dalam proses penyusunan APBD Kabupaten

Jember Tahun Anggaran 2014, Badan Anggaran DPRD telah melaksanakan perannya dengan

cukup maksimal.

Budgetary revenue and expenditure (budget) is the basis of local financial management

within a fiscal year determined through local regulations. Local regulations on the budget is

discussed and defined jointly by the Government of the Regency and the Local House of

Representatives as one form of implementation of legislature functions wich are budgeting

functions. In order to perform the function of the budget, the council has fittings which is

devoted to taking care of the budget process, starting from the planning stage until the

passing of the budget. The fittings are Parliament Budget Agency.

In the process of Jember budget for Fiscal Year 2014, the Parliament Budget Agency

runs three roles at the same times, namely as: representatives of the public interest, a

spokesman for Parliament and Council negotiators. That three role is the implementation of

the parliament relationship between the legislative and the votersnya as the opinion of Von

Hagen (2002). Including parliament relationship between the executive and the legislative,

executive and legislative is the principal agent (Halim & Abdullah , 2006; Fozzard , 2001;

Moe , 1984; Strom , 2000). In the process of Jember budget for Fiscal Year 2014, the

Parliament Budget Agency has been carrying out its role with maximum reasonably.

However, there are still some lingering issues, which require solutions for improvement in the

future.

Keyword : Parliament Budget Agency, Jember budget for Fiscal Year 2014, budget

Page 2: PERAN BADAN ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x-yoyonhadin-1579-1... · Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan ... Pada

2

A. PENDAHULUAN

Anggaran merupakan alat utama pemerintah untuk melaksanakan semua kewajiban, janji,

dan kebijakannya ke dalam rencana-rencana konkrit dan terintegrasi dalam hal tindakan apa

yang akan diambil, hasil apa yang akan dicapai, pada biaya berapa dan siapa yang akan

membayar biaya-biaya tersebut (Dobell & Ulrich, 2002). Sementara Freeman & Shoulders

(2003) dalam Latifah (2010) menyatakan bahwa anggaran yang ditetapkan dapat dipandang

sebagai suatu kontrak kinerja antara legislatif dan eksekutif. Bagi Hagen et al. (1996),

penganggaran disektor publik merupakan suatu bargaining process antara eksekutif dan

legislatif. Menurut Von Hagen (2002) penganggaran terbagi ke dalam empat tahapan, yaitu:

executive planning, legislative approval, executive implementation, dan ex post

accountability. Pada kedua tahapan pertama terjadi interaksi antara eksekutif dan legislatif

dan politik anggaran paling mendominasi, sementara pada (dua) tahap terakhir hanya

melibatkan birokrasi sebagai agen.

Anggaran daerah merupakan rencana keuangan yang menjadi dasar dalam pelaksanaan

pelayanan publik. Di Indonesia dokumen anggaran daerah disebut anggaran pendapatan dan

belanja daerah (APBD), baik untuk provinsi maupun kabupaten dan kota. Proses penyusunan

anggaran pasca Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 (dan Undang-undang Nomor 32

Tahun 2004) melibatkan dua pihak: eksekutif dan legislatif, masing-masing melalui sebuah

tim atau panitia anggaran.

Kewenangan setiap daerah di Indonesia dalam menjalankan tata kelola pemerintahannya

pada masa reformasi atau orde baru telah membawa perubahan paradigma dan tatanan yang

sangat mendasar, utamanya terhadap hubungan Pemerintah Daerah (Eksekutif) dengan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (Legislatif). Dalam hubungan tersebut, Legislatif mendelegasikan

kewenangan untuk menjalankan pemerintahan kepada pihak Eksekutif. Hal ini menunjukkan

bahwa di antara legislatif dan eksekutif terjadi hubungan keagenan (Halim & Abdullah, 2006,

dalam Latifah,2010). Hubungan keagenan merupakan konsep yang menjelaskan hubungan

kontraktual antara principals dan agents. Pihak principal adalah pihak yang memberikan

mandat kepada pihak lain, yaitu agent untuk melakukan semua kegiatan atas nama principal

dalam kapasitasnya sebagai pengambil keputusan.

Hubungan keagenan juga terjadi antara Masyarakat dan Legislatif. Von Hagen (2002)

dalam berpendapat bahwa hubungan keagenan antara voters-legislatif pada dasarnya

menunjukkan bagaimana voters memilih politisi untuk membuat kebijakan publik bagi

mereka dan mereka memberikan dana dengan membayar pajak. Dengan demikian, legislatif

menjadi agen bagi masyarakat untuk mewakili kepentingan mereka di Parlemen. Masyarakat

sebagai The Ultimate Principal (Mitchell, 2000, dalam Abdullah dan Asmara, 2006)

mengharapkan Legislatif dapat menghasilkan kebijakan yang dapat membawa kemakmuran

bagi mereka. Ketika legislatif kemudian terlibat dalam pembuatan keputusan atas

pengalokasian belanja dalam anggaran, maka mereka diharapkan mewakili kepentingan atau

preferensi prinsipal atau pemilihnya.

Peran penting legislatif adalah mewakili kepentingan masyarakat, pemberdayaan

pemerintah, dan mengawasi kinerja pemerintah. Ketiga peran ini menempatkan legislatur

memiliki kemampuan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan pemerintah

(Dobeldan Ulrich, 2002). Sementara menurut Havens (1996) dalam Latifah (2010), tidak ada

keharusan bagi legislatif untuk mempunyai preferensi yang sama dengan pemerintah atas

kebijakan, termasuk anggaran.

Teori prinsipal-agen menjelaskan bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam proses

penyusunan anggaran memiliki kecenderungan untuk memaksimalkan utilitasnya melalui

pengalokasian sumber daya dalam anggaran yang ditetapkan (Magner & Johnson, 1995)

dalam Abdullah danAsmara (2006). Eksekutif atau agency yang menjadi pengusul anggaran

Page 3: PERAN BADAN ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x-yoyonhadin-1579-1... · Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan ... Pada

3

dan juga pelaksana atau pengguna dari anggaran tersebut berupaya untuk memaksimalkan

jumlah anggaran (Smith & Bertozzi, 1998). Di sisi lain, Von Hagen (2002) melihat bahwa

publik memilih politisi untuk membuat keputusan tentang penggunaan sumber daya bagi

mereka dipemerintahan sehingga belanja publik sesungguhnya adalah cerita tentang beberapa

politisi yang menghabiskan uang orang lain. Latifah (2010) menyatakan bahwa politisi dapat

memanfaatkan posisinya untuk memperoleh rents.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau disingkat DPRD adalah bentuk lembaga

perwakilan rakyat/parlemen daerah yang berada di daerah propinsi/kabupaten/kota di

Indonesia yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah bersama

dengan pemerintah daerah. Salah satu fungsi DPRD adalah fungsi anggaran yang diwujudkan

membahas dan menyetujui rancangan peraturan daerah tentang APBD bersama bersama

kepala daerah. Dalam rangka menjalankan fungsi anggaran tersebut, DPRD mempunyai alat

kelengkapan yang memang dikhususkan untuk mengurusi tentang penyusunan APBD,

dimulai dari tahap perencanaan dan sampai disahkannya APBD tersebut yaitu Badan

Anggaran atau biasa disebut Banggar. Hal ini terlihat dalam tugas-tugas Badan Anggaran

yang mengkhususkan diri dalam penyusunan APBD, Perubahan APBD dan bahkan dalam

pertanggungjawaban APBD. Sehingga keberadaan Badan Anggaran diharapkan merupakan

bentuk penguatan DPRD dalam hal penyusunan dan pengawasan pemerintahan daerah dalam

bidang keuangan.

Badan Anggaran DPRD Kabupaten Jember sebagai alat kelengkapan DPRD Kabupaten

Jember yang memiliki tugas khusus untuk mengurusi penyusunan APBD dari tahap

perencanaan dan sampai disahkannya APBD, maka sudah barang tentu mempunyai peranan

yang penting dalam proses penyusunan APBD Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014.

Pembahasan APBD Kabupaten Jember selalu terdapat unsur kepentingan baik dari DPRD

maupun Pemerintah Kabupaten Jember. Kepentingan yang dimiliki oleh pihak DPRD sedikit

berbeda dengan pihak Pemerintah Kabupaten meskipun secara garis besar bisa dikatakan

sama. Kepentingan yang dibawa oleh DPRD ada dua yakni:

1. Kepentingan publik yang dibawa melalui proses penjaringan aspirasi masyarakat dan

kepentingan yang berasal dari misi partai, titipan pemilihnya atau dalam kata lain

kepentingan konstituennya; dan

2. Kepentingan mitra kerja yang terintegrasi dalam komisi.

Sedangkan kepentingan di pihak Pemerintah Kabupaten adalah usulan program dan

anggaran dari setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) serta kepentingan publik yang

masuk melalui proses Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), mulai dari

tingkat kelurahan/desa hingga tingkat kabupaten. Perbedaan kepentingan inilah yang

kemudian dipertemukan dalam rapat pembahasan antara Badan Anggaran DPRD bersama

Tim Anggaran Pemerintah Kabupaten Jember. Proses ini menimbulkan hubungan keagenan

diantara keduanya.

Hubungan keagenan juga terjadi antara Badan Anggaran DPRD Kabupaten Jember

dengan masyarakat/konstituen. Hal ini merupakan konsekuensi Badan Anggaran DPRD yang

membawa aspirasi dan kepentingan masyarakat/konstituen yang diwakilinya dalam

penyusunan APBD Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014. Dalam penelitian ini, penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan memilih judul “Peran Badan Anggaran Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Jember Dalam Penyusunan Anggaran

Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014”.

Page 4: PERAN BADAN ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x-yoyonhadin-1579-1... · Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan ... Pada

4

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang diangkat oleh penulis yaitu:

1. Bagaimana mekanisme dan proses penyusunan APBD Kabupaten Jember Tahun

Anggaran 2014?

2. Bagaimana peran Badan Anggaran DPRD Kabupaten Jember dalam penyusunan APBD

Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014?

B. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif.

Jenis sumber data terdiri dari: data primer dan data sekunder. Sedangkan sumber data yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari:

1. Kantor DPRD Kabupaten Jember;

2. Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Jember; dan

3. Sumber-sumber lainnya yang meliputi peraturan-peraturan pemerintah pusat dan daerah

serta termasuk kliping koran yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.

Dalam penelitian ini, penentuan narasumber menggunakan teknik purposive sampling,

artinya dengan memilih narasumber yang benar-benar mengetahui dan terlibat langsung

dalam keanggotaan Badan Anggaran DPRD Kabupaten Jember dalam proses penyusunan

APBD Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014 sehingga mereka akan dapat memberikan

masukan secara tepat kepada peneliti, dengan kriteria sebagai berikut:

1. Mengetahui dan menguasai permasalahan yang diteliti;

2. Terlibat langsung dalam kegiatan penyusunan APBD Kabupaten Jember tahun anggaran

2014;

3. Terlibat langsung sebagai anggota Badan Anggaran DPRD Kabupaten Jember.

Adapun narasumber yang memenuhi kriteria dimaksud adalah sebagai berikut:

1. H. Miftahul Ulum, S.Ag, M.Si selaku Wakil Ketua Badan Anggaran DPRD Kabupaten

Jember;

2. Anang Murwanto, S.Sos selaku Anggota Badan Anggaran DPRD Kabupaten Jember; dan

3. Ayub Junaidi, SH selaku Anggota Badan Anggaran DPRD Kabupaten Jember.

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara: teknik wawancara, teknik

dokumentasi dan teknik observasi langsung. Data yang telah diperoleh akan dianalisis

menggunakan Teknik Analisa Deskriptif Kualitatif, yaitu suatu teknik analisa data dengan

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari narasumber yang

selanjutnya data-data tersebut digambarkan dalam bentuk kata-kata atau kalimat yang dipisah-

pisahkan menurut katagori untuk memperoleh suatu kesimpulan. Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan langkah-langkah seperti yang

dikemukakan oleh Burhan Bungin (2003: 70), yaitu sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data (Data Collection)

2. Reduksi Data (Data Reduction)

3. Penyajian Data (Display Data)

4. Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan (Conclution Drawing and Verification)

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Mekanisme dan Proses Penyusunan APBD Kabupaten Jember Tahun Anggaran

2014

Mekanisme pembahasan KUA dan PPAS Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014

antara Pemerintah Daerah dan DPRD adalah sebagai berikut:

Page 5: PERAN BADAN ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x-yoyonhadin-1579-1... · Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan ... Pada

5

+

Gambar 1. Proses Pembahasan KUA dan PPAS

antara Pemerintah Daerah dan DPRD

Sumber: Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2013

Kebijakan umum APBD atau disingkat KUA menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58

Tahun 2005 adalah dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja dan

pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun. Sedangkan

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara atau disingkat PPAS menurut Peraturan Pemerintah

Nomor 58 Tahun 2005 merupakan program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran

yang diberikan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk setiap program sebagai

acuan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD).

Proses pembahasan APBD Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014 diawali dengan

penyampaian Rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran

Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2014 melalui surat Bupati Jember tanggal 21 Oktober

2013 Nomor: 900/1832/318/2013 dan berdasarkan agenda masuk Sekretariat DPRD

Kabupaten Jember, surat Bupati tersebut diterima pada tanggal 23 Oktober 2013. Atas dasar

surat Bupati Jember dimaksud, Pimpinan DPRD Kabupaten Jember melaksanakan Rapat

Badan Musyawarah pada tanggal 25 Oktober 2013 dalam rangka menetapkan jadual

pembahasan Rancangan APBD Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014. Berdasarkan jadual

pembahasan yang telah ditetapkan oleh Badan Musyawarah, Badan Anggaran hanya memiliki

6 (enam) hari kalender untuk mempelajari dan menganalisa Rancangan KUA dan PPAS

Tahun Anggaran 2014 sejak diterima dari Bupati.

Berdasarkan jadual pembahasan yang telah ditetapkan oleh Badan Musyawarah, maka

pembahasan Rancangan KUA dan PPAS Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014

dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2013 antara Badan Anggaran DPRD dengan Tim

Anggaran Pemerintah Kabupaten Jember di Ruang Badan Musyawarah DPRD Kabupaten

Jember. Rapat dipimpin langsung oleh Saptono Yusuf, S.Sos selaku Ketua Badan Anggaran

DPRD Kabupaten Jember, sedangkan dari pihak Tim Anggaran Pemerintah Kabupaten

Jember “dikomandoi” oleh Sugiarto, SH selaku Sekretaris Kabupaten Jember merangkap

Ketua Tim Anggaran Pemerintah Kabupaten Jember.

Ketua Tim Anggaran Pemerintah Kabupaten Jember menyampaikan beberapa penjelasan,

sebagai berikut:

“1.Penjelasan Ketua Tim Anggaran terkait serapan Anggaran untuk APBD Tahun 2013

baru tercapai 60 %, kaitan hal tersebut nantinya diharapkan agar SKPD benar-benar

BUPATI

DPRD

BADAN

ANGGARAN

DPRD

Rancangan KUA & PPAS

TIM

ANGGARAN

PEMKAB.

Nota Kesepakatan

Bupati dan Pimpinan DPRD

tentang KUA & PPAS BADAN

MUSYAWARAH

DPRD

Page 6: PERAN BADAN ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x-yoyonhadin-1579-1... · Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan ... Pada

6

menggangarkan sesuai dengan prioritas dan program tanpa harus mengesampingkan

kepentingan SKPD lainnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

2. Tindak lanjut putusan Pengadilan Negeri Jember terkait permasalahan Pasar Kencong

telah dikonsultasikan ke Kementrian dalam Negeri yang selanjutnya dalam KUA dan

PPAS akan diaplikasikan, namun demikian pelaksanaan pendataan/verifikasi

Pedagang Pasar Kencong belum dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan

sehingga (penolakan pedagang pasar) Pemkab. Jember melakukan verifikasi diatas

meja. Aplikasi tindak lanjut pengganggaran nantinya dalam bentuk hibah barang / los

pasar, sedangkan diskon 25 % akan diwujudkan dalam bentuk bantuan individu.

Upaya tukar guling lahan Pasar Kencong milik Pihak PTPN XI dengan asset Pemkab

Jember direncakan dalam bentuk barter, sehingga dapat mengefesienkan anggaran

belanja, namun demikian Tim Anggaran menyerahkan putusan hasil pembahasan pada

komisi terkait dengan pelepasan dan asset dimaksud.

3. Penganggaran Infratruktur pada APBD 2014 meliputi :

a. Upaya Pemkab. Jember dalam penyelamatan Gumuk di Jember dengan membuat

taman terbuka hijau pada area Gumuk Kerng sebagai salah satu icon Jember.

b. Komitmen mendukung operasional Bandara Noto Hadi Negoro dengan

penambahan run way menjadi 1.600 meter dari 2000 meter yang ditargetkan, serta

melengkapi sarana pendukung lainnya antara lain pagar keliling, air front, taxi way.

c. Penambahan fasilitas pendukung di JSG (Jember Soprt Garden) diluar paket

pengganggaran multy years TA 2011 dan 2013, guna memaksimalkan peran dan

fungsi sebagai sarana olah raga dan tempat rekreasi keluarga.

d. Penambahan sarana dan asesori penerangan malam hari di Alun-alun Jember guna

menambah marak dan empaty warga Jember terhadap Alun-laun.

4. Sisi Pendapatan pada RAPBD TA 2014 :

a. PAD diatrgetkan 459 M (TA 2014), pada TA 2015 ditargetkan 500 M.

b. DAU TA 2014 ditargetkan sebesar Rp. 1,723 triliyun, pada TA 2013 raiwet dari

WTP (Wajar Tanpa Pengecualian dari Laporan Keuangan Pemkab oleh BPK)

sebesar 3 milyad (insentif daerah).

c. Lain-lain Pendapatan yang sah 478 M

5. Sisi Belanja pada R-APBD TA. 2014 : Rp.2.757 triliyun

a. Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 1.625 triliyun

b. Belanja Langsung sebesar Rp.1.131 triliyun

6. Angka defisit diprediksi sebesar 3 %, dengan nilai + Rp. 93 M, dengan catatan gaji

pegawai baru terealisir 12 bulan (gaji ke 13 belum teranggarkan).1

Mencermati Rancangan KUA dan PPAS Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014 serta

penjelasan Ketua Tim Anggaran Pemerintah Kabupaten Jember, Badan Anggaran DPRD

sebagaimana tercantum dalam Laporan Hasil Rapat tanggal 28 Oktober 2013 menyampaikan

tanggapan dan harapan sebagai berikut:

“a. Keseriusan Pemkab Jember dalam pengganggaran 6 program kebijakan Bupati dalam

visi misi.

b. Bidang kesehatan dengan peningkatan biaya operasional Puskesmas sebesar 1,9 M

dirasakan masih kurang bila dibandingkan dengan upaya pelayanan yang akan

dicaffer.

1 Dikutip dari Laporan Hasil Rapat Badan Anggaran DPRD Kabupaten Jember bersama Tim Anggaran Pemerintah

Kabupaten Jember pada tanggal 28 Oktober 2013

Page 7: PERAN BADAN ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x-yoyonhadin-1579-1... · Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan ... Pada

7

c. Apresiasi terhadap pengganggaran Jamkesmas non kuota sebesar 10,5 M guna

mendukung pelayanan kesehatan masyarakat yang belum masuk dalam prgogram

BPJS/Jamkesmas.

d. Anggaran untuk PAUD agar dapatnya dipenuhi sesuai kebutuhan.

e. Program 1 (satu) juta ton produksi gabah diharapkan juga di suport dalam APBD

TA.2014

f. Harapan peningkatan PAD tidak hanya berasal dari pendapatan RSD, sehingga

penggunaan untuk mendukung kegiatan dapat lebih leluasa dalam program dan

kegiatannya mengingat sistem BLUD dalam penggelolaan rumah sakit daerah.

g. Intensifikasi dan ekstensifikasi PAD dari sektor tambang Galian C terkait suplay

kebutuhan untuk semen Puger diharapkan ada tambahan PAD yng signifikan,

mengingat penerimaan dari PDP mengalami penurunan hingga diprediksi hanya

tercapai 4 M saja.

h. Suport anggaran untuk pemeliharaan jalan/jembatan serta peningkatan jalan guna mem

perlancar transportasi mendukung distribusi dan penggerak perekonomisan di

pedesaan, serta suport anggaran terhadap tuntasnya program penyelesaian doble way

di Mangli.

i. Upaya pensertifikatan asset tanah Pemkab. Jember antara lain Gunung Sadeng,

sehingga akan ada kontribusi dari ijin tambang dalam PAD Kab. Jember.

j. Upaya penagihan terhadap penunggak pajak dan retribusi daerah khususnya pada

sektor pajak hotel dan restoran yang dipresiksi mencapai 3 milyard.

k. Penguatan ekonomi masyarakat guna meunjang peningkatan pendapatan masyarakat

juga perlu mendapatkan perhatian.

l. Pemeliharaan dan upaya peningkatan sarana dan prasarana pasar daerah dan tempat

wisata milik Pemkab. Jember sebagai perimbangan dari penerimaan PAD dan upaya

intensifikasi PAD.”2

Tanggapan dan harapan tersebut merupakan saran dan pendapat Badan Anggaran DPRD

kepada Bupati Jember dalam mempersiapkan Rancangan Peraturan Daerah APBD Kabupaten

Jember Tahun Anggaran 2014. Selanjutnya berdasarkan hasil keputusan dan kesepakatan

Badan Anggaran DPRD, maka Pimpinan DPRD Kabupaten Jember dan Bupati Jember

menandatangani Nota Kesepakatan KUA Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014 Nomor

297.1 Tahun 2013 dan Nomor 10 Tahun 2013 dan Nota Kesepakatan PPAS Kabupaten

Jember Tahun Anggaran 2014 Nomor 297.2 Tahun 2013 dan Nomor 11 Tahun 2013 tanggal

28 Oktober 2013.

Memperhatikan proses pembahasan KUA dan PPAS Kabupaten Jember Tahun Anggaran

2014 diatas, terdapat ketidaksesuaian dengan ketentuan perundang-undangan yakni waktu

penyampaian Rancangan KUA dan PPAS dari Bupati kepada DPRD tidak sesuai dengan

Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2013 yang mencantumkan

bahwa Penyampaian Rancangan KUA dan Rancangan PPAS oleh kepala daerah kepada

DPRD dilaksanakan pada Pertengahan bulan Juni.

Ketidaksesuaian ini menyebabkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Rapat pembahasan antara Badan Anggaran DPRD dan Tim Anggaran Pemerintah

Kabupaten dilaksanakan 3 (tiga) hari kerja setelah DPRD menerima Rancangan KUA dan

PPAS dari Bupati yakni pada hari Senin tanggal 28 Oktober 2013. Minimnya waktu bagi

Badan Anggaran DPRD dalam mencermati dan menganalisa Rancangan KUA dan PPAS

2 Dikutip dari Laporan Hasil Rapat Badan Anggaran DPRD Kabupaten Jember bersama Tim Anggaran Pemerintah

Kabupaten Jember pada tanggal 28 Oktober 2013

Page 8: PERAN BADAN ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x-yoyonhadin-1579-1... · Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan ... Pada

8

serta saran dan pendapat Badan Anggaran DPRD yang dihasilkan juga tidak banyak

menyentuh isi dari Rancangan KUA dan PPAS. Hal ini sesuai dengan jawaban HM. Ayub

Junaidi, SH atas pertanyaan penulis, yang menyatakan bahwa:

“Menurut saya ini adalah salah satu bentuk ketidakpatuhan Pemkab terhadap peraturan

perundang-undangan. Mepetnya waktu penyerahan dan pembahasan Rancangan KUA

dan PPAS APBD 2014 menyebabkan dewan dalam hal ini Badan Anggaran tidak

maksimal dalam mempelajari dan menganalisa arah kebijakan serta fokus dari

pendapatan dan belanja kabupaten jember untuk tahun 2014.”3

Sependapat dengan pernyataan Ayub Junaidi, SH, Wakil Ketua Badan Anggaran DPRD H.

Miftahul Ulum, S.Ag, M.Si berpendapat bahwa ketidaktepatan waktu penyerahan

Rancangan KUA dan PPAS kepada DPRD tidak hanya berdampak pada tidak

maksimalnya saran dan pendapat Badan Angaran DPRD juga dapat mempengaruhi jadual

dan proses pembahasan dan penetapan Rancanan APBD sendiri, sehingga beliau

mengharapkan pada tahun-tahun mendatang penyerahan Rancangan KUA dan PPAS

kepada DPRD tepat pada waktunya sesuai ketentuan perundang-undangan sebagaimana

komentar H. Miftahul Ulum, S.Ag, M.Si kepada penulis:

“Keterlambatan pembahasan KUA dan PPAS juga akan memberikan dampak pada

pembahasan APBD berikutnya. Semestinya penyerahan dan pembahasan KUA dan

PPAS diselesaikan dahulu jauh sebelum draft APBD diserahkan kepada DPRD, karena

dasar APBD adalah KUA dan PPAS. Keterlambatan KUA dan PPAS menyebabkan

Badan Anggaran tidak punya cukup waktu menelaah rancangan KUA dan PPAS yang

diserahkan oleh Bupati.”

“Kita berharap kedepan Pemkab memberikan alokasi waktu yang cukup bagi DPRD

menelaah rancangan KUA dan PPAS dengan memberikan jeda waktu antara

penyerahan KUA dan PPAS dengan penyerahan APBD kalau bisa bahkan “pas” sesuai

undang-undang.”4

2. Menimbulkan kesan belum adanya good will Pemerintah Kabupaten terhadap proses

penyusunan APBD sebagaimana komentar Anang Murwanto, S.Sos kepada penulis:

“Kita melihat bahwa belum adanya good will dari Pemerintah Daerah sehingga paling

tidak bagi DPRD dalam sisi kebijakan penyusunan KUA dan PPAS bisa melihat

sinkronisasi antara kebijakan Bupati dengan aspirasi dari masyarakat, dimana saat

pembahasan KUA dan PPAS masih dimungkinkan terjadinya perubahan atau perbaikan

yang diharapkan bisa menjembatani antara kepentingan masyarakat yang dipikul oleh

DPRD dengan kebijakan Bupati yang sudah mendapatkan mandat dari masyarakat

juga.”5

3. Pengambilan kesepakatan antara Bupati dan Pimpinan DPRD terhadap Rancangan KUA

dan PPAS tidak sesuai dengan Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27

Tahun 2013 yang mencantumkan bahwa Kesepakatan antara kepala daerah dan DPRD atas

Rancangan KUA dan Rancangan PPAS dilaksanakan selambat-lambatnya pada Akhir

bulan Juli. Sehingga Kabupaten Jember mendapat teguran dari Gubernur Propinsi Jawa

Timur melalui surat Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor: 188/124.K/KPTS/013/2013

tanggal 9 Desember 2013 tentang Hasil Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten

3 Hasil Wawancara dengan Ayub Junaidi, SH selaku Anggota Badan Anggaran DPRD pada tanggal 15 Januari 2014 4 Hasil wawancara dengan H. Miftahul Ulum, S.Ag, M.Si selaku Wakil Ketua Badan Anggaran DPRD pada tanggal

20 Januari 2014 5 Hasil wawancara dengan Anang Murwanto, S.Sos selaku Anggota Badan Anggaran DPRD pada tanggal 16

Januari 2014

Page 9: PERAN BADAN ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x-yoyonhadin-1579-1... · Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan ... Pada

9

Jember tentang Anggaran Pendapatan dan Belaja Daerah Tahun Anggaran 2014 dan

Rancangan Peraturan Bupati Jember tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belaja

Daerah Tahun Anggaran 2014, pada Lampiran Keputusan yang berbunyi:

“A. Ketaatan terhadap Peraturan Perundang-undangan

1. Pengambilan kesepakatan bersama antara Kepala Daerah dengan DPRD

terhadap KUA dan PPAS Kabupaten Jember tidak tepat waktu karena

dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2013. Berdasarkan Pasal 87 ayat (3)

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah

diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011,

Rancangan KUA dan Rancangan PPAS yang telah dibahas selanjutnya

disepakati menjadi KUA dan PPAS paling lambat akhir bulan Juli tahun

anggaran berjalan.”6

Dengan telah ditetapkan dan ditandatanganinya Nota Kesepakatan KUA dan PPAS

Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014 pada tanggal 28 Oktober 2013, maka Bupati Jember

menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Jember tentang APBD Kabupaten

Jember Tahun anggaran 2014 kepada DPRD melalui suratnya tertanggal 31 Oktober 2013

Nomor: 900/1953/318/2013.

Berdasarkan jadual rapat yang telah ditetapkan oleh Badan Musyawarah, maka

pelaksanaan pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Jember tentang APBD

Kabupaten Jember Tahun anggaran 2014 diawali dengan Rapat Paripurna I DPRD Kabupaten

Jember pada tanggal 4 Nopember 2013 di Ruang Sidang Utama DPRD. Dalam Rapat

Paripurna I DPRD Kabupaten Jember, Bupati Jember menyampaikan Nota Pengantar dan

Nota Keuangan Rancangan APBD Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014 yang memuat

penjelasan tentang kondisi, permasalahan, arah dan kebijakan dalam penyusunan Rancangan

APBD Tahun Anggaran 2014 dimana di dalamnya meliputi prediksi pendapatan, belanja dan

pembiayaan serta program dan kegiatan APBD menurut penyelenggaraan urusan

pemerintahan daerah.

Mencermati Rancangan APBD Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014, Anang

Murwanto, S.Sos berkomentar kepada penulis sebagai berikut:

“Sebagaimana dalam struktur komposisi anggaran di APBD setiap tahunnya memang

belum kita lihat keberpihakan yang jelas dari Bupati sebagai kepala eksekutif kepada

kepentingan masyarakat. Karena kita melihat porsi kepentingan masyarakat yang diwakili

di belanja langsung ternyata porsinya sangat kecil sedangkan porsi terbesar dihabiskan

pada belanja tidak langsung dan belanja pegawai apalagi ada program yang ternyata kita

nilai banyak menghambur-hamburkan uang yang tidak melalui sebuah proses

perencanaan yang matang sementara kita melihat banyak sarana, prasarana, aset-aset

milik Pemerintah Daerah yang tidak dikelola dengan baik karena perhatian dan dukungan

dari anggaran tidak terakomodasi. Ini yang sebenarnya sangat kita sayangkan. Berulang

kali kita sudah banyak menyampaikan agar potensi-potensi yang besar itu bisa didukung

oleh anggaran yang memadai sehingga memberikan ruang kesejahteraan bagi masyarakat

dan juga bisa memberikan kontribusi bagi pendapatan asli daerah. Apalagi ada program

6 Dikutip dari Lampiran Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor: 188/124.K/KPTS/013/2013 tanggal 9 Desember

2013 tentang Hasil Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Jember tentang Anggaran Pendapatan dan Belaja Daerah Tahun Anggaran 2014 dan Rancangan Peraturan Bupati Jember tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belaja Daerah Tahun Anggaran 2014

Page 10: PERAN BADAN ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x-yoyonhadin-1579-1... · Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan ... Pada

10

atau kegiatan yang nyata-nyata jelas kontradiktif dengan keadaan dan kebutuhan di

masyarakat.”7

Adapun agenda pembahasan selanjutnya adalah pembahasan di tingkat Komisi-komisi.

Pembahasan di tingkat Komisi dilaksanakan bersama SKPD-SKPD Pemerintah Kabupaten

Jember sebagai mitra kerjanya sesuai dengan bidang tugas masing-masing Komisi yang

dilaksanakan mulai tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 Nopember 2013. Pembahasan di

tingkat Komisi lebih ditekankan pada kebijakan penyusunan program, kegiatan dan anggaran

sesuai Rencana Kerja Anggaran (RKA) masing-masing SKPD.

Setelah masing-masing komisi menyelesaikan pembahasan bersama mitra kerjanya, maka

pimpinan komisi masing-masing menyampaikan laporan hasil pembahasannya kepada Badan

Anggaran DPRD dalam rapat gabungan Pimpinan Komisi dengan Badan Anggaran DPRD

pada tanggal 16 Nopember 2013.

Pada malam hari tanggal 16 Nopember 2013 dilanjutkan dengan Rapat Badan Anggaran

DPRD bersama Tim Anggaran Pemerintah Kabupaten Jember. Dalam rapat dimaksud, Badan

Anggaran DPRD menyampaikan usulan perubahan dan pergeseran anggaran dari masing-

masing komisi kepada Tim Anggaran Pemerintah Kabupaten untuk dibahas dan mendapat

kesepakatan bersama.

Pada tanggal 18 Nopember 2013 dilaksanakan Rapat Paripurna DPRD IV sebagai rapat

paripurna terakhir dari rangkaian rapat paripurna pembahasan yang telah dilakukan dengan

acara sebagai berikut:

a. Penyampaian laporan hasil pembahasan oleh Badan Anggaran DPRD;

b. Pendapat akhir fraksi-fraksi;

c. Penandatanganan Persetujuan Bersama tentang Rancangan Peraturan Daerah tentang

APBD Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014: dan

d. Sambutan Bupati Jember.

Rapat Paripurna IV diwarnai dengan aksi boikot dan walkout oleh dua orang anggota

DPRD. Boikot dilakukan oleh HM. Ayub Junaidi, SH. anggota Fraksi Partai Kebangkitan

Bangsa dengan tidak hadir dalam rapat paripurna dimaksud. Sedangkan aksi walkout

dilakukan oleh H. Khoirul Hadi, LC anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera dengan

meninggalkan ruang sidang utama DPRD sebelum pengesahan APBD. Keduanya menolak

penetapan APBD 2014. HM. Ayub Junaidi, SH melakukan boikot dikarenakan banyak

anggaran dalam APBD Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014 yang tidak berpihak pada

rakyat.

Sementara H. Khoirul Hadi, LC dari Fraksi Keadilan Sejahtera melakukan aksi walkout

karena menganggap pengesahan penetapan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD

Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014 terburu-buru dikarenakan masih banyak catatan

yang diberikan dari masing-masing fraksi dalam pemandangan umumnya dan penyampaian

rancangan APBD yang terlalu sempit waktunya sehingga anggota DPRD tidak maksimal

dalam mempelajarinya. Hal ini sesuai dengan komentar beliau yang dimuat dalam Radar

Jember tanggal 19 Nopember 2013 sebagai berikut:

“Saya menilai eksekutif kurang transparan dalam penyampaian rencana APBD dan

pembagian draft APBD terlalu mepet.”8

H. Khoirul Hadi, LC melakukan aksi walkout juga dikarenakan belum ditetapkannya

pergantian beberapa alat kelengkapan DPRD terkait enam orang anggota hasil pergantian

7 Hasil wawancara dengan Anang Murwanto, S.Sos selaku Anggota Badan Anggaran DPRD pada tanggal 16

Januari 2014 8 Dikutip dari hasil wawancara Radar Jember tanggal 19 Nopember 2013

Page 11: PERAN BADAN ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x-yoyonhadin-1579-1... · Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan ... Pada

11

antar waktu. Kemudian beliau juga berkomentar lebih lanjut dalam Radar Jember tanggal 19

Nopember 2013 sebagai berikut:

‘Saya pribadi melakukan walkout sebagai bentuk pelajaran kepada masyarakat bahwa

anggota dewan tidak boleh main-main dalam penetapan APBD. Sebab, punya tanggung

jawab moral kepada konstituen dan masyarakat.”9

Sikap kedua anggota DPRD tersebut merupakan hak dari masing-masing anggota DPRD

dalam menyikapi proses penyusunan dan penetapan APBD 2014. Namun, Sikap boikot yang

diambil oleh HM. Ayub Junaidi, SH dan walkout oleh H. Khoirul Hadi, LC tidak didukung

oleh Fraksinya masing-masing dan juga seluruh anggota DPRD yang hadir (minus kedua

orang anggota tersebut) secara aklamasi setuju terhadap penetapan dan pengesahan

Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014

sebagaimana hasil wawancara penulis dengan H. Miftahul Ulum, S.Ag, M.Si berikut:

“Itu merupakan hak dari masing-masing anggota DPRD dalam menyikapi terhadap

proses penyusunan dan penetapan APBD 2014, sebab APBD sudah dibahas mulai tingkat

Komisi, Gabungan Komisi, Badan Anggaran bersama Tim Anggaran dan terakhir

penetapan dalam Rapat Paripurna. Apabila ada aksi ketidakpuasan dalam proses

penyusunan dan penetapan APBD hanya ada satu atau dua orang sehingga secara umum

tidak mempengaruhi seluruh proses pembahasan termasuk penetapannya. Sehingga

apabila ada rasa ketidakpuasan yang diwujudkan dalam bentuk boikot maupun walk out

itu menjadi hak masing-masing anggota DPRD. Dikarenakan penetapan APBD secara

quorum melalui Rapat Paripurna secara aklamasi mayoritas anggota DPRD menyetujui

penetapan APBD sehingga aksi-aksi dimaksud tidak berpengaruh apa-apa. Akan tetapi

hal ini menjadi perhatian kita sehingga kedepan penyusunan APBD harus sesuai dengan

keinginan aspirasi masyarakat.”10

Dalam Rapat Paripurna IV, Ketua DPRD atas nama DPRD Kabupaten Jember dan Bupati

Jember atas nama Pemerintah Kabupaten Jember menandatangani Persetujuan Bersama

Nomor 12 Tahun 2013 dan Nomor 334 Tahun 2013 tentang Persetujuan Rancangan Peraturan

Daerah Kabupaten Jember Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten

Jember Tahun Anggaran 2014 Menjadi Peraturan Daerah Kabupaten Jember. Dalam

persetujuan bersama tersebut komposisi APBD Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014

sebagaimana tercantum pada tabel dibawah.

Tabel 1.

Komposisi APBD Tahun Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014

Antara Rancangan dan Hasil Pembahasan

No Sumber Pendapatan Rancangan Hasil Pembahasan

A Pendapatan Daerah 2.665.525.433.279 2.666.510.131.473

1 Pendapatan Asli Daerah 459.941.876.055 460.926.574.249

2 Dana Perimbangan 1.723.835.551.084 1.723.835.551.084

3 Lain-lain Pendapatan Daerah

yang Sah 481.748.006.140 481.748.006.140

B Belanja Daerah 2.757.525.433.279 2.759.800.131.473

1 Belanja Tidak Langsung 1.625.740.121.414 1.603.663.967.608

2 Belanja Lansung 1.131.785.311.865 1.156.136.163.865

(Defisit) 92.000.000.000 (93.290.000.000)

9 Dikutip dari hasil wawancara Radar Jember tanggal 19 Nopember 2013 10 Hasil wawancara dengan H. Miftahul Ulum, S.Ag, M.Si selaku Wakil Ketua Badan Anggaran DPRD pada tanggal

20 Januari 2014

Page 12: PERAN BADAN ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x-yoyonhadin-1579-1... · Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan ... Pada

12

No Sumber Pendapatan Rancangan Hasil Pembahasan

C Pembiayaan Daerah 92.891.895.087 93.290.000.000

1 Penerimaan 891.895.087 94.181.895.087

2 Pengeluaran 92.000.000.000 (891.895.087)

SILPA tahun berkenaan 0 0

Sumber: Sekretariat DPRD Kabupaten Jember, 2013

Mekanisme pembahasan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Kabupaten

Jember Tahun Anggaran 2014 antara Pemerintah Daerah dan DPRD adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Mekanisme penyusunan APBD Kabupaten Jember

berdasarkan PP No. 58 Tahun 2008 dan PP 16 Tahun 2010

Sumber : Sekretariat DPRD Kab. Jember, 2013

DPRD BUPATI

KOMISI -

KOMISI

TIM ANGGARAN

PEMKAB

PIMPINAN KOMISI

RAPAT

PARIPURNA I:

Nota Pengantar Bupati

RAPAT

PARIPURNA II:

PU Fraksi-fraksi

RAPAT

PARIPURNA III:

Jawaban Bupati

RAPAT

PARIPURNA IV:

Penetapan Raperda

APBD

MITRA KERJA /

SKPD PEMKAB

BADAN

ANGGARAN

Raperda APBD

Persetujuan

Bersama DPRD

dan Bupati tentang

Raperda APBD

menjadi Perda

Page 13: PERAN BADAN ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x-yoyonhadin-1579-1... · Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan ... Pada

13

Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014

yang telah disetujui bersama DPRD pada tanggal 18 Nopember 2013 sebelum ditetapkan oleh

Bupati disampaikan terlebih dahulu kepada Gubernur untuk dievaluasi berdasarkan surat

Bupati Jember tanggal 20 Nopember 2013 Nomor: 900/302/318/2013. Dan setelah 14 (empat

belas) hari kerja kemudian, hasil evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD

Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014 ditetapkan dalam surat Keputusan Gubernur Jawa

Timur Nomor: 188/124.K/KPTS/013/2013 tanggal 9 Desember 2013 dan selanjutnya

disampaikan kepada Bupati Jember untuk dilakukan penyempurnaan dan penyesuaian.

+

Gambar 3. Mekanisme Pembahasan Evaluasi Gubernur

atas Raperda APBD Kabupaten Jember

Sumber : Sekretariat DPRD Kab. Jember, 2013

Pelaksanaan rapat penyempurnaan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun

Anggaran 2014 berdasarkan hasil evaluasi Gubernur dilakukan pada tanggal 16 Desember

2013 dalam rapat antara Pimpinan Badan Anggaran DPRD bersama Tim Anggaran

Pemerintah Kabupaten Jember. Hal ini dikarenakan di dalam hasil evaluasi Gubernur dirasa

tidak ada hal-hal yang krusial sehingga hanya dibahas oleh Pimpinan Badan Anggaran DPRD

yang mewakili seluruh anggota Badan Anggaran DPRD bersama Pimpinan Tim Anggaran

Pemerintah Kabupaten sebagaimana terungkap dari hasil wawancara penulis dengan H.

Miftahul Ulum, S.Ag, M.Si:

“Sepanjang tidak ada hal-hal krusial pada hasil evaluasi Gubernur maka penyempurnaan

Raperda APBD cukup diwakili oleh Pimpinan Badan Anggaran bersama Pimpinan Tim

Anggaran, akan tetapi kemudian manakala ada hal-hal yang krusial sehingga Pimpinan

Badan Anggaran perlu mendapatkan masukan dari anggota Badan Anggaran maka kita

rapatkan dalam Badan Anggaran. Hal ini sudah menjadi kebiasan di setiap tahun

anggaran, sepanjang hasil evaluasi gubernur hanya berupa catatan-catatan salah

DPRD BUPATI

BADAN

ANGGARAN DPRD

Hasil penyempurnaan

Raperda APBD

Persetujuan Pimpinan DPRD

tentang Penyempurnaan

Raperda APBD atas hasil

evaluasi Gubernur Perda APBD

Peraturan Bupati

Penjabaran APBD

Persetujuan

Bersama

Raperda

APBD

Hasil

Evaluasi

Raperda

APBD

Laporan

Penyempurnaan

Raperda APBD

TIM ANGGARAN

PEMKAB

GUBERNUR

Page 14: PERAN BADAN ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x-yoyonhadin-1579-1... · Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan ... Pada

14

penempatan kode rekening, permintaan keterangan dasar pengalokasian mata anggaran

dsb. Dan kebiasaan ini sudah menjadi kesepakatan diantara Badan Anggaran DPRD.”11

Hasil penyempurnaan kemudian ditetapkan oleh Pimpinan DPRD melalui Keputusan

Pimpinan DPRD Nomor 5 Tahun 2013 tanggal 16 Desember 2013. Keputusan Pimpinan

DPRD tersebut dijadikan sebagai dasar penetapan Peraturan Daerah Kabupaten Jember

tentang APBD Tahun anggaran 2014.

2. Peran Badan Anggaran DPRD Kabupaten Jember dalam proses penyusunan APBD

Tahun Anggaran 2014

Dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam proses penyusunan APBD Kabupaten Jember

Tahun Anggaran 2014, Badan Anggaran DPRD menjalankan 3 (tiga) peran sekaligus, yaitu

sebagai:

1. Perwakilan kepentingan masyarakat;

2. Juru bicara DPRD; dan

3. Negosiator DPRD.

Dalam hal penganggaran daerah, Badan Anggaran juga berperan sebagai juru bicara

DPRD. Peran ini terlihat disaat Badan Anggaran DPRD menyampaikan tanggapan dan

harapan Badan Anggaran DPRD terhadap rancangan KUA dan PPAS Kabupaten Jember

Tahun Anggaran 2014 dalam Rapat Badan Anggaran DPRD bersama Tim Anggaran

Pemerintah Kabupaten pada tanggal 28 Oktober 2013. Tanggapan dan harapan tersebut

sebagai saran dan pendapat DPRD bagi Bupati dalam mempersiapkan rancangan APBD tanpa

ada ketentuan dalam perundang-undangan yang mewajibkan kepada Bupati untuk menjadikan

saran dan pendapat DPRD sebagai bahan dalam menyusun APBD.

Dalam tahapan pembahasan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Kabupaten

Jember Tahun Anggaran 2014, Badan Anggaran selain berperan sebagai perwakilan

kepentingan masyarakat dan juru bicara DPRD akan tetapi juga berperan sebagai negosiator

bagi DPRD. Scott et al. (1981) dalam Kanfer (1987: 197) menyebutkan bahwa salah satu

aspek penting dari peran adalah peran dan pekerjaan (jobs) itu tidaklah sama – seseorang yang

melakukan satu pekerjaan bisa saja memainkan beberapa peran.

Pembahasan APBD selalu terdapat unsur kepentingan baik dari eksekutif maupun

legislatif. Kepentingan DPRD bisa digolongkan menjadi dua, yakni kepentingan formal dan

kepentingan informal. Kepentingan formal berupa hasil komitmen dari rapat internal Badan

Anggaran DPRD dan hasil pembahasan komisi-komisi dengan para SKPD sebagai mitra

kerjanya. Sedangkan kepentingan informal berupa kepentingan partai pengusung dan

konstituennya. Sedangkan kepentingan dari pihak Pemerintah Kabupaten secara normatif

adalah fokus pembangunan yang kemudian di breakdown dalam Rancangan Kerja Pemerintah

Daerah (RKPD).

Menurut Havens (1996), tidak ada keharusan bagi legislatif untuk mempunyai preferensi

yang sama dengan pemerintah atas kebijakan, termasuk anggaran. Perbedaan kepentingan

inilah yang kemudian dibawa dalam rapat-rapat pembahasan penyusunan APBD Kabupaten

Jember Tahun Anggaran 2014 antara Pemerintah Kabupaten dengan DPRD.

Dalam rapat Badan Anggaran DPRD bersama Tim Anggaran Pemerintah Kabupaten

Jember pada tanggal 16 Nopember 2013, Badan Anggaran DPRD menyampaikan dan

menegosiasikan seluruh usulan perubahan dan pergeseran anggaran yang disampaikan dari

11 Hasil wawancara dengan H. Miftahul Ulum, S.Ag, M.Si selaku Wakil Ketua Badan Anggaran DPRD pada tanggal

20 Januari 2014

Page 15: PERAN BADAN ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x-yoyonhadin-1579-1... · Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan ... Pada

15

masing-masing komisi sebagaimana pernyataan Ketua Badan Anggaran DPRD dalam Rapat

Gabungan Badan Anggaran bersama Para Pimpinan Komisi DPRD, sebagai berikut:

“Ketua mengingatkan akan komitmen dalam pembahasan KUA dan PPAS beberapa

waktu lalu, dimana komisi diharapkan tidak mengusulkan program atau kegiatan baru,

kaitan hal tersebut nantinya usulan dan perubahan akan dibawa dalam rapat Badan

Anggaran dengan Tim Anggaran.”12

Dalam rapat dimaksud, Badan Anggaran DPRD menyampaikan usulan perubahan dan

pergeseran anggaran dari masing-masing komisi kepada Tim Anggaran Pemerintah

Kabupaten untuk dibahas dan mendapat kesepakatan bersama. Sedangkan Tim Anggaran

Pemerintah Kabupaten Jember berusaha untuk mempertahankan beberapa anggaran yang

dianggap penting bagi pihak Pemerintah Kabupaten.

Perbedaan kepentingan dan cara pandang terhadap penganggaran dalam APBD

Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014 inilah yang kemudian harus mengalami proses

negosiasi antara Badan Anggaran DPRD dengan Tim Anggaran Pemerintah Kabupaten

Jember dalam rangka merumuskan anggaran yang mengakomodasi segenap kepentingan

publik Jember.

Negosiasi dapat diartikan sebagai proses tawar menawar dengan jalan berunding guna

mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak dan pihak lainnya terkait dengan pihak yang

hendak dicapai. Disinilah kompromi dilakukan oleh kedua pihak. Pelaksanaan negosiasi

tersebut ditujukan untuk mencapai kesepakatan yang nantinya akan menjadi kesepahaman

kedua belah pihak dalam melaksanakan tugas dan fungsinya terkait dengan penganggaran.

Tentunya kepentingan yang dinegosiasikan merupakan kepentingan kedua belah pihak

sehingga dapat mencapai titik temu.

Titik temu tersebut adalah kepentingan apa saja yang masuk dalam APBD, baik yang

berasal dari DPRD maupun Pemerintah Kabupaten. Disinilah pihak DPRD dan Pemerintah

Kabupaten melakukan kompromi terhadap kepentingan yang mereka bawa, dalam hal ini

diwakili oleh Badan Anggaran DPRD dan Tim Anggaran Pemerintah Kabupaten. Tentunya

tidak semua kepentingan kedua belah pihak diakomodir sehingga perlu dilakukan kompromi

untuk menentukan kepentingan mana dari DPRD yang masuk dan dari Pemerintah Kabupaten

yang diakomodir. Sebenarnya akan lebih baik apabila semua kepentingan dapat masuk.

Namun, semua itu memerlukan skala prioritas sehingga dicarilah solusinya melalui proses

negosiasi berwujud kompromi dan loby-loby.

Dalam proses negosiasi antara Badan Anggaran DPRD dengan Tim Anggaran

Pemerintah Kabupaten, terjadi tarik-menarik kepentingan serta proses tawar-menawar

diantara keduanya. Beberapa pos kegiatan dianggap kurang menyentuh kepentingan

masyarakat Jember, sehingga perdebatan pun tidak terelakkan antara anggota Badan

Anggaran DPRD dengan Tim Anggaran Pemerintah Kabupaten Jember. Pos kegiatan

dimaksud adalah kegiatan pengadaan lampu hias yang melekat di Dinas Pekerjaan Umum dan

Cipta Karya sebesar Rp. 4.950.000.000,-, kegiatan adventure trail sebesar Rp. 600.000.000,-

dan kegiatan aeromodelling sebesar Rp. 550.000.000,- yang melekat di Kantor Pemuda dan

Olahraga. Salah satu anggota Badan Anggaran DPRD yang ngotot untuk menghapus atau

mengurangi besaran anggaran pada ketiga kegiatan dimaksud adalah HM. Ayub Junaidi, SH

menyampaikan:

12 Dikutip dari Laporan Hasil Rapat Badan Anggaran bersama para Pimpinan Komisi DPRD Kabupaten Jember

tanggal 16 Nopember 2013

Page 16: PERAN BADAN ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x-yoyonhadin-1579-1... · Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan ... Pada

16

“b. Alibi terbalik disampaikan oleh Sdr. Ayub Junaidi, SH bahwa kalau bisa usulan yang

disampaikan jangan dikurangi, tetapi kebutuhan komisi difasilitasi, dan anggaran

untuk adventur trail dan airmodeling dikurangi.

d Lampu Hias, apa korelasi dengan pengentasan kemiskinan anggaran sebesar 4,9

milyard ditambah Komisi A (taman halaman Kantor Pemkab) ?

PMKS rata-rata dalam setiap tahunnya dianggarkan sebanyak 0,4 % sehingga perlu

100 tahun untuk mengentaskannya, hal ini dirasa kurang adil dalam proporsi

pengentasan kemiskinan. LIPOSOS (PMKS) di KMS (Surabaya) sebesar 8 milyar, di

Jember bagai mana ? baru tahun kemarin (TA 2013) dianggarkan 1 milyard untuk

gedung. Sehingga ditawarkan untuk anggaran 4,9 milyard dikepras atau dikurangi

saja.”13

Sedangkan Ketua Tim Anggaran Pemerintah Kabupaten Jember tetap meminta anggaran

untuk ketiga kegiatan tersebut tidak mengalami perubahan dengan menyampaikan alasan dan

contoh sebagai berikut:

“- Diskusi masalah adventur trail Rp.600 juta, memang peserta dipungut biaya

pendaftaran untuk hadiah (kendaraan double cabain), termasuk airmodeling pada

pelaksanaan multy even jangan ada pengurangan anggaran, sukur-sukur anggaran

tersebut tidak terserap nantinya.

- Lampu hias, jika memikirkan poor/kemiskinan terus bagaimana ?, maka juga perlu

memikirkan kegiatan yang lainnya yang tidak besar, tetapi masyarakat bisa lancar

ekonominya. Bersolek tidak mengabaikan masyarakat miskin. Merujuk kebelakang

beberapa waktu yang lalu tentang pembangunan alun-alun juga pernah ramai menjadi

perbincangan, namun saat ini telah diterima oleh semua pihak salah satunya untuk

joging / olah raga.”14

Ketua rapat dan beberapa anggota Badan Anggaran DPRD kemudian menawarkan

beberapa solusi agar pembahasan tidak terjadi deadlock sebagaimana berikut:

“Ketua Rapat:

- Kegiatan dikurangi, ditawarkan maka, tidak ada titik temu ada alasan-alasan dari

masing-masing. Usulan untuk tidak dikepras/dipotong tetapi dimasukkan dalam

APBD 2014 dengan nenambah angka defisit.”15

“Sdr. Yudi Hartono, SE.

- Usul terhadap belum adanya kesepakatan maka sepenuhnya di serahkan kepada

Pimpinan DPRD dengan TimAnggaran.”16

“Sdr. Abdul Halim,SH

- Apa yang telah disampaikan oleh Sdr. Ayub Junaidi,SH adalah pendapat pribadi,

selanjuntya keputusan diserahkan kepada Pimpinan dan Ketua Tim Anggaran,

karenanya Pimpinan akan mengambil kebijakan.”17

13 Dikutip dari Laporan Hasil Rapat Badan Anggaran DPRD Kabupaten Jember bersama Tim Anggaran Pemerintah

Kabupaten tanggal 16 Nopember 2013 14 Ibid 15 Ibid 16 Dikutip dari Laporan Hasil Rapat Badan Anggaran DPRD Kabupaten Jember bersama Tim Anggaran Pemerintah

Kabupaten tanggal 16 Nopember 2013 17 Ibid

Page 17: PERAN BADAN ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x-yoyonhadin-1579-1... · Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan ... Pada

17

Selanjutnya Ketua rapat menawarkan dan meminta kesepakaan terhadap anggota Badan

Anggaran DPRD mengenai ketiga mata anggaran yang menjadi perdebatan dalam rapat

sebagaimana berikut:

“Ketua Rapat.

- Selanjuntya Pimpinan Rapat meminta kesepakatan anggaran lampu hias 4,9 milyard

dan anggaran untuk Kanpora untukadventru trail dan air modeling. Apapun itu harus

diambil keputusan. monggo disepakati dengan berbagai usulan yang telah diakomodir

oleh Ketua Tim Anggaran.”18

Setelah dilakukan mediasi oleh Wakil Ketua Badan Anggaran DPRD selaku ketua rapat,

perdebatan yang semakin panas saat itu bisa diredam. Mayoritas anggota Badan Anggaran

dapat menerima alasan yang disampaikan oleh Ketua Tim Anggaran Pemerintah Kabupaten.

Anggota Badan Anggaran DPRD yang hadir menyatakan sepakat ketiga mata anggaran tetap

tidak mengalami perubahan sesuai usulan dari Ketua Tim Anggaran sedangkan Ayub Junaidi,

SH masih tetap dengan pendapatnya semula sebagaimana berikut:

“Sdr. Yudi Hartono, SE.

- Keputusan Komisi terakomodir, eksekutif juga demikian, sehingga disepakati saja.”19

“Sdr. Jupriadi:

- Sepakat tidak boleh ada persoalan, bukan soal Sekretaris Kabupaten dan Sdr. Ayub

Junaidi (tidak harus menodai kesepakatan) dan sebagai pahlawan nantinya, sebagai

kompensasi maka disulkan anggaran lampu hias kembali semula 4,9 milyard.”20

“Sdr. Ayub Junaidi, SH

- Selaku anggota DPRD secara pribadi, anggota Badan Anggaran secara pribadi yang

bersangkutan tidak setuju dengan penganggaran 4,9 milyard untuk lampu hias dengan

alasan rasa keadilan.Penganggaran belum berimbang dengan adventur trail dan

airmodeling, karenanya itu adalah hak konstitusi yang melekat secara pribadi

sebagaianggota DPRD yang harus dihormati, termasuk juga harus dihormati bilamana

fraksinya menyetujui, karena itu adalah merupakan bagian dari padadinamika politik

yang ada lembaga legislatif.”

- Monggo untuk disetujui hal tersebut, itu hak. Diputuskan saja 4,9 milyard untuk lampu

hias, serta tidak ada perubahan anggaran avsentur trail dan airmodeling”21

Rapat tersebut menghasilkan kompromi dimana seluruh usulan komisi dan tambahan

usulan dari beberapa anggota Badan Anggaran DPRD diterima/diakomodir dalam APBD TA.

2014 serta usulan yang dibawa oleh Tim Anggaran Pemerintah Kabupaten juga diakomodir

termasuk beberapa pos kegiatan yang diperdebatkan dalam rapat-rapat DPRD walaupun

masih ada keberatan dari Ayub Junaidi, SH.

Proses negosiasi ini merupakan sesuatu hal yang wajar dikarenakan proses pembahasan

dan penetapan APBD melibatkan lembaga DPRD dan Pemerintah Kabupaten dimana dalam

prosesnya terjadi tarik-menarik kepentingan karena masing-masing lembaga memiliki

kepentingan yang berbeda. Akan tetapi hasil kompromi ini menyebabkan besaran defisit

APBD Kabupaten Jember pada Tahun Anggaran 2014 naik sebesar

18 Dikutip dari Laporan Hasil Rapat Badan Anggaran DPRD Kabupaten Jember bersama Tim Anggaran Pemerintah

Kabupaten tanggal 16 Nopember 2013 19 Ibid 20 Ibid 21 Ibid

Page 18: PERAN BADAN ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x-yoyonhadin-1579-1... · Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan ... Pada

18

Rp. 1.290.000.000,- dari awal sebesar Rp. 92.000.000.000,- sehingga menjadi sebesar Rp.

93.290.000.000,-.

Sebagai sikap konsistennya dalam mewakili kepentingan masyarakat HM. Ayub Junaidi,

SH melakukan boikot dengan alasan banyak anggaran dalam APBD Kabupaten Jember Tahun

Anggaran 2014 yang tidak berpihak pada rakyat sebagaimana hasil wawancara penulis

dengan beliau yang menyatakan bahwa:

“Komposisi anggaran APBD 2014 menurut saya kurang adil.

Hal ini dikarenakan masih adanya beberapa penganggaran yang kurang tepat, seperti

contohnya: dana pembinaan olahraga bagi kaum difabel pada 2014 hanya diusulkan Rp.

25 juta sedangkan dana pengadaan lampu hias mencapai Rp. 4,9 miliar.

“Saya melakukan boikot dikarenakan banyak anggaran yang tidak sesuai pro rakyat.”22

Namun, Sikap boikot yang diambil oleh HM. Ayub Junaidi, SH dan walkout oleh H.

Khoirul Hadi, LC tidak didukung oleh fraksinya masing-masing dan juga seluruh anggota

DPRD yang hadir. Sehingga seluruh Anggota DPRD Kabupaten Jember (minus kedua orang

anggota tersebut) secara aklamasi setuju terhadap penetapan dan pengesahan Rancangan

Peraturan Daerah tentang APBD Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014.

Dalam hubungan keagenan antara eksekutif dan legislatif, eksekutif adalah agen dan

legislatif adalah prinsipal (Halim & Abdullah, 2006; Fozzard, 2001; Moe, 1984; Strom,

2000). Johnson (1994:5) menyebut hubungan eksekutif/birokrasi dengan legislatif/kongres

dengan nama self-interest model. Legislators ingin dipilih kembali, birokrat ingin

memaksimumkan anggarannya, dan konstituen ingin memaksimumkan utilitasnya. Agar

terpilih kembali, legislators mencari program dan projects yang membuatnya popular di mata

konstituen. Birokrat mengusulkan program-program baru karena ingin agency-nya

berkembang dan konstituen percaya mereka menerima benefits dari pemerintah. Karena

semua pihak dapat “bertemu” dalam action yang sama, maka konsensus di antara legislators

dan birokrat merupakan keniscayaan, bukan pengecualian.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam proses penyusunan APBD Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014, Badan

Anggaran DPRD menjalankan 3 (tiga) peran sekaligus, yaitu sebagai:

1. Perwakilan kepentingan masyarakat;

2. Juru bicara DPRD; dan

3. Negosiator DPRD.

Ketiga peran ini menempatkan Badan Anggaran DPRD mempunyai kemampuan

memberikan pengaruh signifikan terhadap kebijakan pemerintah. Peran tersebut merupakan

implementasi dari hubungan keagenan antara legislatif dengan votersnya sebagaimana

pendapat Von Hagen (2002) yang menyatakan bahwa hubungan keagenan antara voters-

legislatif pada dasarnya menunjukkan bagaimana voters memilih politisi untuk membuat

kebijakan publik bagi mereka dan mereka memberikan dana dengan membayar pajak. Dengan

demikian, politisi diharapkan mewakili kepentingan prinsipalnya ketika legislatif terlibat

dalam pengalokasian anggaran. Termasuk juga hubungan keagenan antara eksekutif dan

legislatif, eksekutif adalah agen dan legislatif adalah prinsipal (Halim & Abdullah, 2006;

Fozzard, 2001; Moe, 1984; Strom, 2000). Legislators ingin dipilih kembali, birokrat ingin

memaksimumkan anggarannya, dan konstituen ingin memaksimumkan utilitasnya. Karena

semua pihak dapat “bertemu” dalam action yang sama, maka konsensus di antara legislators

dan birokrat merupakan keniscayaan, bukan pengecualian.

22 Hasil Wawancara dengan Ayub Junaidi, SH selaku Anggota Badan Anggaran DPRD pada tanggal 15 Januari 2014

Page 19: PERAN BADAN ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x-yoyonhadin-1579-1... · Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan ... Pada

19

Dalam proses penyusunan APBD Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014, Badan

Anggaran DPRD telah melaksanakan perannya dengan cukup maksimal. Namun, masih

terdapat beberapa persoalan yang mengganjal, yang membutuhkan solusi untuk perbaikan di

masa depan, yakni:

1. Keterlambatan penyerahan rancangan KUA dan PPAS dari Bupati kepada DPRD yang

menyebabkan minimnya waktu bagi Badan Anggaran DPRD dalam menelaah dan

menganalisa rancangan KUA dan PPAS tersebut serta munculnya teguran dari Gubernur

atas keterlambatan pengambilan kesepakatan bersama antara Kepala Daerah dengan DPRD

terhadap KUA dan PPAS Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014;

2. Proses negosiasi antara Badan Anggaran DPRD dengan Tim Anggaran Pemerintah

Kabupaten Jember dalam mempertemukan kedua kepentingan yang berbeda dalam proses

pembahasan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Kabupaten Jember Tahun

Anggaran 2014 masih menyisakan persoalan yakni munculnya aksi boikot yang dilakukan

oleh Ayub Junaidi, SH dan aksi walk out yang dilakukan oleh H. Khoirul Hadi, LC.

Walaupun aksi kedua sudah merupakan hak masing-masing sebagai anggota DPRD dan

tidak berpengaruh terhadap proses penetapan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD

Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014 menjadi Peraturan Daerah dikarenakan tidak

mendapat dukungan dari fraksinya masing-masing. Namun, hal ini tetap saja menyisakan

sebuah ganjalan bagi hubungan DPRD dengan Eksekutif dan juga bagi proses penyusunan

APBD Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014 itu sendiri; dan

3. Sebuah pertanyaan bagi DPRD adalah kenapa Tim Ahli DPRD tidak dilibatkan sama

sekali dalam proses penyusunan APBD Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014? Padahal

kehadiran dan sumbangsih dari tim ahli DPRD dapat menutupi kelemahan Badan

Anggaran DPRD dalam bidang budgeting.

Memperhatikan proses penyusunan, pembahasan dan penetapan APBD Kabupaten

Jember Tahun Anggaran 2014, kami menyarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Adanya sikap pro aktif dari DPRD khususnya Badan Anggaran DPRD dalam mengawal

pelaksanaan penyusunan APBD khususnya pada waktu penyerahan Rancangan KUA dan

PPAS on the track/tepat waktu sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

2. DPRD perlu melibatkan tim ahli DPRD dalam mengkaji dan menelaah Rancangan KUA

dan PPAS serta Rancangan APBD dalam rangka penguatan lembaga DPRD dalam hal

budgeting; dan

3. Kalau dimungkinkan perlu melibatkan tim ahli DPRD dapat diminta menyusun design

anggaran bayangan yang mengacu dari data-data APBD sebelumnya, persoalan-persoalan

yang muncul pada tahun anggaran berjalan serta hasil penjaringan aspirasi masyarakat

dalam rangka memperkuat daya tawar DPRD ketika membahas APBD bersama

Pemerintah Kabupaten.

DAFTAR PUSTAKA

Halim, Prof. Dr. Abdul. 2007. Pengelolaan Keuangan Daerah. Yogyakarta; Sekolah Tinggi Ilmu

Manajemen YKPN

Abdullah, Syukriy. 2004. Perilaku oportunistik legislatif dalam penganggaran daerah:

Pendekatan principal-agent theory. Makalah disajikan pada Seminar Antarbangsa di

Universitas Bengkulu, Bengkulu, 4-5 Oktober 2004.

Carr, Jered B. & Ralph S. Brower. 2000. Principled opportunism: Evidence from the

organizational middle. Public Administration Quarterly (Spring): 109-138.

Page 20: PERAN BADAN ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/32/umj-1x-yoyonhadin-1579-1... · Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan ... Pada

20

Fozzard, Adrian. 2001. The basic budgeting problem: Approaches to resource allocation in the

public sector and their implications for pro-poor budgeting. Center for Aid and Public

Expenditure, Overseas Development Institute (ODI). Working paper 147.

Halim, Abdul. 2002. Analisis varian pendapatan asli daerah dalam laporan perhitungan

anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota di Indonesia. Universitas

Gadjah Mada. Disertasi.

Johnson, Cathy Marie. 1994. The Dynamics of Conflict between Bureaucrats and Legislators.

Armonk, New York: M.E. Sharpe.

Moe, T. M. 1984. The new economics of organization. American Journal of Political Science

28(5): 739-777.

Smith, Robert W. 2003. Ethical norms in public budgeting: Evolution or devolution? Journal of

Public Budgeting, Accounting & Financial Management 5(2): 205-227.

Smith, Robert W. & Mark Bertozzi. 1998. Principals and agents: An explanatory model of

public budgeting. Journal of Public Budgeting, Accounting and Financial Management

(Fall): 325-353.

Strom, K. 2000. Delegation and accountability in parliamentary democracies. European Journal

of Political Research 37: 261-289.

Von Hagen, Jurgen. 2002. Fiscal rules, fiscal institutions, and fiscal performance. The

Economic and Social review 33(3): 263-284.

Von Hagen, Jurgen. 2003. Budgeting institutions and public spending, in Shah, Anwar (ed.).

2003. Handbook on Public Sector Performance Reviews. Volume 1: Ensuring

Accountability When There Is No Bottom Line. Washington, D.C.: The World Bank.

Ram/c1/har. Diwarnai Boikot dan Walk Out Dilakukan Anggota Fraksi PKB dan PKS. Radar

Jember, Jawa Post edisi 19 Nopember 2013.

………..,2005. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintahan Daerah. Kiwi Mitra Utama, Print. CV. Eko Jaya, Jakarta.

………..,2006. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah. Mitra, Print. CV. Eko Jaya, Jakarta.

………..,2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2009 Tentang Majelis

Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Kiwi Mitra Utama, Print. CV. Eko Jaya, Jakarta.

………..,2010. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 Tentang

Pedoman Penyusunan Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tentang Tata Tertib

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Kiwi Mitra Utama, Print. CV. Eko Jaya, Jakarta.

………..,2010. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Jember Nomor 04

Tahun 2010 tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Jember.

DPRD Kabupaten Jember, Jember.

………..,2013. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2013.

Sebagaimana didownload dari http://keuda.kemendagri.go.id pada tanggal 18 Desember

2013.

………..,2013. Rancangan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA)

Tahun Anggaran 2014. Pemerintah Kabupaten Jember. Jember.

………..,2013. Rancangan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran

2014. Pemerintah Kabupaten Jember. Jember.