Upload
lehanh
View
245
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
PROFITABILITAS BANK SYARIAH
Jayanti Indah Ningrum
0910421021
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian yang menguji Faktor Faktor Yang
Berpengaruh Terhadap Profitabilitas Bank Syariah yang Listing pada BI periode
Tahun 2009 – 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
hubungan Capital Adequicy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR),
Non Perfoming Financing (NPF), Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) dan Net Core Operating Margin (NCOM) terhadap Return
On Equity (ROE).
ABSTRACT
This research is a study that tested Influential Factors Against Sharia Bank
Profitability Listing on the BI period 2009 - 2012. This study aims to determine
the effect relationship Adequicy Capital Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio
(FDR), Non-perfoming Financing ( NPF), Operating Expenses to Operating
Income (ROA) and Core Net Operating Margin (NCOM) on Return On Equity
(ROE)
PENDAHULUAN
Bank Syariah pada awalnya dikembangkan sebagai suatu respon dari
kelompok ekonom dan praktisi perbankan muslim yang berupaya mengakomodasi
desakan dari berbagai pihak yang menginginkan agar tersedia jasa transaksi
keuangan yang dilaksanakan sejalan dengan nilai moral dan prinsip-prinsip
syariah dalam Islam. Secara filosofis bank syariah adalah bank yang aktivitasnya
meninggalkan masalah riba. Dengan demikian, penghindaran bunga yang
dianggap riba merupakan salah satu tantangan yang dihadapi dunia Islam. Oleh
karena itu, didirikan mekanisme perbankan yang bebas bunga (bank Syariah).
Perbankan Syariah didirikan berdasarkan alasan filosofis maupun praktik. Secara
filosofis, karena dilarangnya pengambilan riba dalam transaksi keuangan maupun
non keuangan. Secara praktis, karena sistem perbankan berbasis bunga atau
konvensional mengandung kelemahan.
Mengingat begitu pesatnya pertumbuhan dan ketatnya persaingan perbankan
syariah di Indonesia, maka pihak bank syariah perlu meningkatkan kinerjanya
agar dapat menarik investor dan nasabah, serta dapat tercipta perbankan dengan
prinsip syariah yang sehat dan efisien. Salah satu indikator untuk menilai kinerja
keuangan suatu bank adalah melihat tingkat profitabilitasnya.
Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur
kinerja suatu bank. Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return on Equity
(ROE)
Return on equity (ROE) digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan
di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang
dimilikinya. ROE merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total
ekuitas yang berasal dari setoran modal pemilik, laba tak dibagi dan cadangan lain
yang dukumpulkan oleh perusahaan (Ponco, 2008:4)
Oleh karena itu, dalam penelitian ini ROE digunakan sebagai ukuran
kinerja perbankan. Dipilihnya industri perbankan karena kegiatan bank sangat
diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian sektor riil. Serta lebih
dikhususkan pada perbankan syariah karena penelitian tentang profitabilitas bank
syariah masih jarang dilakukan.
Capital Adequacy Ratio (CAR) yang merupakan indikator permodalan
dijadikan variabel yang mempengaruhi ROE didasarkan hubungannya dengan
tingkat risiko bank. Penelitian yang dilakukan oleh Syofyan S., (2003) dan
Werdaningtyas (2002), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengaruh CAR
terhadap profitabilitas adalah positif. Dimana makin menurunnya CAR semakin
rendah profitabilitas yang diperoleh. Hal tersebut disebabkan terkikisnya modal
akibat negatif spread dan peningkatan aset yang tidak diimbangi dengan
penambahan modal. Rendahnya CAR menyebabkan turunnya kepercayaan
masyarakat yang pada akhirnya dapat menurunkan profitabilitas. Namun hal ini
bertentangan dengan hasil penelitian dengan Usman B. (2003) yang menyatakan
bahwa rasio kecukupan modal tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hal
senada juga diperoleh dari penelitian Mawardi W., (2004).
Rasio likuiditas yang diproksikan dengan Financing to Deposit Ratio
(FDR) dijadikan variabel yang mempengaruhi ROE berkaitan dengan adanya
pertentangan kepentingan (conflict of interest) antara likuiditas dengan
profitabilitas. Bila ingin mempertahankan posisi likuiditas dengan memperbesar
cadangan kas, maka bank tidak akan memakai seluruh loanable funds yang ada
karena sebagian dikembalikan lagi dalam bentuk cadangan tunai (cash reserve),
ini berarti usaha pencapaian profitabilitas akan berkurang. Sebaliknya jika bank
ingin mempertinggi profitabilitas, maka dengan cash reserve untuk likuiditas
terpakai oleh bisnis bank, sehingga posisi likuiditas akan turun (Sinungan, 2000:
98). Jika rasio ini meningkat dalam batas tertentu maka akan semakin banyak
dana yang disalurkan dalam bentuk pembiayaan, sehingga akan meningkatkan
laba bank, dengan asumsi bank menyalurkan dananya untuk pembiayaan yang
efektif. Dengan meningkatnya laba, maka Return On Equity (ROE) juga akan
meningkat, karena laba merupakan komponen yang membentuk Return On Asset
(Budi Ponco,2008)
Kualitas Aktiva dalam hal ini diproksikan dengan Non Performing
Financing (NPF) dijadikan variabel yang mempengaruhi profitabilitas karena
mencerminkan risiko pembiayaan. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas
pembiayaan bank syariah semakin buruk. Tingkat kesehatan pembiayaan (NPF)
ikut mempengaruhi pencapaian laba bank. Pengelolaan pembiayaan sangat
diperlukan oleh bank, mengingat fungsi pembiayaan sebagai penyumbang
pendapatan terbesar bagi bank syariah (Suhada,2009)
Variabel berikutnya untuk mengukur ROE adalah BOPO. Biaya
Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) adalah rasio perbandingan antara
biaya operasional dan pendapatan operasional. BOPO menunjukkan kemampuan
bank dalam menjalankan operasionalnya secara efisien. Studi literatur serta
penelitian yang diantaranya dialakukan oleh Bahtiar Usman (2003) dan Wisnu
Mawardi (2004), dalam perbankan dan industri umumnya menyatakan adanya
hubungan negatif antara profitabilitas dengan Biaya Operasional dan Pendapatan
Operasional (BOPO). BOPO menunjukkan seberapa besar bank dapat menekan
biaya operasional di satu pihak, dan seberapa besar pula dapat meningkatkan
pendapatan operasional di pihak lain, oleh karena itu BOPO berpengaruh terhadap
kinerja keuangan bank
Variabel yang selanjutnya dalam penilaian kinerja bank yaitu aspek
manajemen adalah NCOM (Net Core Operating Margin) yang menilai bagaimana
kemampuan suatu bank dalam menghasilkan laba.
Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang masalah di atas penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengaruh Permodalan (CAR) terhadap Profitabilitas (ROE)
Bank Syariah di Indonesia ?
2. Bagaimanakah pengaruh Likuiditas (FDR) terhadap Profitabilitas (ROE) Bank
Syariah di Indonesia ?
3. Bagaimanakah pengaruh Kualitas Aktiva (NPF) terhadap Profitabilitas (ROE)
Bank Syariah di Indonesia ?
4. Bagaimanakah pengaruh Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional
(BOPO) terhadap Profitabilitas (ROE) Bank Syariah di Indonesia ?
5. Bagaimanakah pengaruh Net Core Operating Marin (NCOM) terhadap
Profitabilitas (ROE) Bank Syariah di Indonesia ?
Batasan Masalah
Untuk mempersempit cukupan masalah dalam penelitian tentang faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap profitabilitas Bank Syariah di Indonesia, maka
penulis membatasi dengan mengambil data hasil laporan keuangan Bank Syariah
yang listing pada BI periode tahun 2009 - 2012.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis pengaruh permodalan (CAR) terhadap Profitabilitas (ROE) Bank
Syariah di Indonesia
2. Menganalisis pengaruh Likuiditas (FDR) terhadap Profitabilitas (ROE) Bank
Syariah di Indonesia
3. Menganalisis pengaruh Kualitas Aktiva (NPF) terhadap Profitabilitas (ROE)
Bank Syariah di Indonesia
4. Menganalisis pengaruh Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional
(BOPO) terhadap Profitabilitas (ROE) Bank Syariah di Indonesia
5. Menganalisis pengaruh Net Core Operatig Margin (NCOM) terhadap
Profitabilitas (ROE) Bank Syariah di Indonesia
Kegunaan Penelitian
Kegunaan Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak,
yaitu antara lain :
1. Bagi Objek yang diteliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi bank-bank di Indonesia
khususnya bank syariah dalam usaha meningkatkan profitabilitas.
2. Bagi Almamater
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti
berikutnya yang memiliki objek dan tujuan penelitian yang sama..
3. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan di bidang perbankan khususnya perbankan syariah
dalam hal yang berkaitan dengan profitabilitas
Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang didukung dengan relevan, maka
hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah:
H1 : CAR berpengaruh dan signifikan terhadap ROE
H2 : FDR berpengaruh dan signifikan terhadap ROE
H3 : NPF berpengaruh dan signifikan terhadap ROE
H4 : BOPO berpengaruh dan signifikan terhadap ROE
H5 : NCOM berpengaruh dan signifikan terhadap ROE
METODE PENELITIAN
Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel didasarkan dari satu atau lebih sumber atau
referensi dengan disertai alasan yang mendasari penggunaan definisi tersebut,
kemudian juga disertai cara pengukuran variabel yang digunakan menurut
kaidah atau skala ukuran yang lazim diterima secara akademis. Uraian definisi
operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Return On Equity (ROE)
ROE merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang
saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam
memperoleh laba bersih berkaitan dengan pembayaran deviden dengan kata
lain ROE menggambarkan seberapa besar sumbangan keuntungan terhadap
pemegang saham. Rasio ini dapat diukur melalui perbandingan antara laba
setelah pajak terhadap total modal sendiri yang berasal dari setoran modal
pemilik, laba tak dibagi dan cadangan lain yang dikumpulkan perusahaan.
Formula ROE bisa dihitung sebagai berikut :
Pada rumus di atas menunjukkan bahwa dengan meningkatnya laba
bersih maka akan meningkat pula nilai dari ROE jika ekuitasnya tetap.
Demikian pula sebaliknya dengan menurunnya laba bersih akan menurunkan
nilai ROE, Raja Lambas (2005).
2. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) pada bank syariah dihitung
dengan perbandingan antara modal sendiri terdiri dari modal inti dan modal
pelengkap (maksimal 100% dari modal inti) dibanding dengan aktiva
tertimbang menurut risiko (Muhammad, 2009) CAR dalam penelitian ini
diukur menggunkan skala pengukuran rasio dengan data triwulan yang ada
pada laporan keuangan bank syariah.Adapun formulanya adalah :
Modal Sendiri
CAR = X 100 %
ATMR
3. Financing to Deposit Ratio(FDR)
FDR (Financing to Deposit ) dalam penelitian ini diukur menggunakan
skala pengukuran rasio dengan data triwulan yang ada pada laporan keuangan
bank syariah. Berikut adalah rumus untuk mengukur Financing to Deposit Ratio
(Muhammad,2005:265):
Total Biaya
FDR = X 100 %
Total Dana Pihak Ketiga
4. Non Performing Financing (NPF)
Dalam penelitian ini aktiva produktif diukur dengan rasio Non
Performing Financing (NPF) (Muhammad,2009). NPF diukur menggunakan skala
pengukuran rasio dengan data triwulan yang ada pada laporan keuangan bank
syariah.Adapun formulanya adalah( Muhammad, 2005 : 265)
Total Pembiayaan Bermasalah
NPF = X 100 %
Total Pembiayaan
5. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
BOPO merupakan rasio biaya operasional, adalah perbandingan antara
biaya operasional dan pendapatan operasional. (Dendawijaya, 2003). Rasio ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
Biaya (beban) Operasional
BOPO = X 100%
Pendapatan Operasional
6. Net Core Operating Margin (NCOM)
Net Core Operating Margin (NCOM) adalah perbandingan antara
pendapatan operasional utama bersih terhadap rata-rata total aktiva produktif.
Rasio NCOM digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank
mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bagi hasil bersih
Pendapatan Operasional utama bersih
NIM = X 100%
Aktiva Produktif
3.3 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis (hypotesis testing)
yaitu penelitian yang menguji hipotesis yang telah ditentukan diawal penelitian
(Hartono, 2005).
Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian deskriptif kuantitatif.
Metode deskriptif yaitu metode yang didasarkan pada analisis dengan
pendeskripsian faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah yang
dimaksudkan sebagai pendukung untuk analisis metode kuantitaif. Sedangkan
metode kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan untuk mencari berbagai
variabel yang menjadi objek penelitian. Sedangkan muara penelitiian ini adalah
penelitian pustaka.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Dalam melaksanakan penelitian ini, data yang dipergunakan adalah data
sekunder yang berupa rasio keuangan masing-masing perusahaan bank syariah di
Indonesia.
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang
diperoleh dari Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan yang diterbitkan oleh
Bank Umum Syariah dalam website resmi Bank Indonesia dan website resmi
masing-masing bank. yang meliputi data Capital Adequacy Ratio (CAR),
Financing to Deposit (FDR), Non Performing Financing (NPF), BOPO, Net Core
Operating Margin (NCOM) dan Return On Equity (ROE) Periodesasi data
menggunakan data Laporan Keuangan Triwulan Bank Umum Syariah yang
dipublikasikan selama tahun 2009 hingga 2012. Jangka waktu tersebut dirasa
cukup untuk meliput perkembangan kinerja bank karena menggunakan data time
series.
3.5 Populasi dan Sampel
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
populasi dan sampel penelitian, misalnya apa yang menjadi populasi, jumlah
anggota populasi, besar sampel yang diambil dan dasar penentuannya, metode
pengambilan sampel, dan lokasi sampel.
3.5.1 Populasi
Pengertian populasi menurut Kuncoro (2003) adalah suatu kelompok dari
elemen penelitian, di mana elemen merupakan unit terkecil yang menjadi sumber
dari data yang diperlukan.
Populasi dalam penelitian ini adalah bank syariah yang terdaftar di
seluruh bank umum syariah yang terdaftar dalam Bank Indonesia pada tahun
2009-2012 sebanyak 11 bank
3.5.2 Sampel
Pengertian sampel menurut Sugiyono (2002:73) “adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Hal ini berarti
sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki kriteria yang dibutuhkan
dalam penelitian dan terpilih untuk menjadi sampel dalam penelitian bila populasi
besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semuanya yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan dana atau waktu maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu.
Sampel penelitian diambil secara total sampling, karena perusahaan
perbankan yang menjadi sampel disini mampu memberikan informasi yang
dibutuhkan bagi penelitian ini, dimana, sampel digunakan apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut :
1. Bank Syariah merupakan Bank Umum Syariah (BUS).
2. Bank Syariah tersebut membuat laporan keuangan tahunan pada periode 2009-
2012 dan telah dipublikasikan di Bank Indonesia.
3. Data yang dibutuhkan untuk penelitian tersedia selama periode 2009-2012
Berdasarkan kriteria tersebut sampel yang dapat digunakan sebanyak
sebelas Bank Umum Syariah, yaitu :
1. Bank Muamalat Indonesia
2. Bank SyariahMandiri
3. Bank Mega Syariah Indonesia
4. Bank BNI Syariah
5. Bank BCA Syariah
6. Bank BRI Syariah
7. Bank SyariahBukopin
8. Bank MaybankSyariah Indonesia
9. Bank JabarBantenSyariah
10. Bank Victoria Syariah
11. Bank PaninSyariah
Sumber : Direktori Perbankan Indonesia,www.bi.go.id
Dari kreteria tersebut diperoleh 11 bank sebagai sampel penelitian.
Karena jumlah sampel yang terbatas (tidak memenuhi jumlah sampel minimal n =
30), maka dalarn pengolahan data digunakan metode pooling, dimana "n" yang
digunakan perkalian antara jumlah bank. (11 bank) dengan periode
pengamatannya (4 tahun) sehingga sampel yang digunakan menjadi 44.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi. Prosedur
pengumpulan data melalui metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh
data - data laporan keuangan keuangan dari Bank Syariah yang berupa neraca,
laporan laba rugi, kualitas aktiva produktif, perhitungan kewajiban penyediaan
modal minimum, dan perhitungan rasio keuangan dalam laporan laporan
keuangan tahunan yang dipublikasikan oleh masing – masing Bank Umum
Syariah melalui website Bank Indonesia maupun website resminya.
Teknis Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Model
analisis kuantitatif yang digunakan disesuaikan dengan tujuan dan persoalan yang
ingin dijawab serta hipotesis yang diajukan meliputi:
Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel
dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adalah rata-rata (mean), standar
deviasi, maksimum dan minimum. (Ghozali, 2011).
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik terhadap model regresi yang digunakan dalam penelitian
dilakukan untuk menguji apakah model regresi tersebut baik atau tidak. Dalam
penelitian ini, uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji
multikolonieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
Hasil Dan Pembahasan
Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan obyek penelitian bank-bank umum syariah di
Indonesia yang telah terdaftar di Bank Indonesia, dari periode Januari 2009
sampai dengan bulan Desember 2012. Jumlah keseluruhan bank syariah yang ada
meliputi 11 Bank Umum Syariah (BUS)
Adapun hasil penelitian disajikan dalam bentuk diskripsi data, pengujian
asumsi klasik, regresi linier berganda, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil
penelitian.
4.2.1 Diskripsi Variabel Penelitian
Berdasarkan input data dari Laporan Keuangan Bank Indonesia maka
dapat dihitung rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini
diantaranya meliputi CAR, FDR, NPF, BOPO, NCOM dan ROE. Selanjutnya
apabila dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi dari
masing-masing variabel penelitian .
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.1 tampak bahwa dari sampel
11 bank dengan menggunakan metode pooled dimana 11 perusahaan dikalikan
periode pengamatan (4 tahun) sehingga jumlah data untuk masing-masing
variabel penelitian ini menjadi 44. Sehingga jumlah pengamatan yang digunakan
sejumlah 44.
Tabel 4.1 tersebut menyajikan data bahwa variabel dependen (Y) yang
berupa Return On Equity (ROE) menunjukan bahwa nilai minimum sebesar -
18,60 nilai maksimum sebesar 68,09 dengan rata rata sebesar 12,8445 dan standar
deviasi sebesar 19,69590. Dimana nilai standar deviasi ini lebih besar dari rata-
rata ROE, hal ini menunjukkan adanya penyimpangan data yang relatif besar.
Variabel independen 1 (X1) yang berupa Capital Adequacy Ratio (CAR)
menunjukan bahwa nilai minimum sebesar 0,00 nilai maksimum sebesar 245,87
dengan rata rata sebesar 39,0236 dan standar deviasi sebesar 49,48772. Dimana
nilai standar deviasi ini lebih besar dari rata-rata CAR, hal ini menunjukkan
adanya penyimpangan data yang relatif besar.
Variabel independen 2 (X2) yang berupa Financing to Deposit (FDR)
menunjukan bahwa nilai minimum sebesar 0,00 nilai maksimum sebesar 289,20
dengan rata rata sebesar 93,8341 dan standar deviasi sebesar 49,91652. Dimana
nilai standar deviasi ini lebih kecil dari rata-rata FDR, hal ini menunjukkan
adanya penyimpangan data yang relatif kecil.
Variabel independen 3 (X3) yang berupa Non Performing Financing
(NPF) menunjukan bahwa nilai minimum sebesar 0,00 nilai maksimum sebesar
4,57 dengan rata rata sebesar 1,3525 dan standar deviasi sebesar 1,19495. Dimana
nilai standar deviasi ini lebih kecil dari rata-rata NPF, hal ini menunjukkan
adanya penyimpangan data yang relatif kecil.
Variabel independen 4 (X4) yang berupa Biaya Operasional dan
Pendapatan Operasional (BOPO) menunjukan bahwa nilai minimum sebesar 0,00
nilai maksimum sebesar 182,31 dengan rata rata sebesar 83,7407 dan standar
deviasi sebesar 31,02452. Dimana nilai standar deviasi ini lebih kecil dari rata-
rata BOPO, hal ini menunjukkan adanya penyimpangan data yang relatif kecil.
Variabel independen 5 (X5) yang berupa Net Core Operating Margin
(NCOM) menunjukan bahwa nilai minimum sebesar 0,00 nilai maksimum sebesar
15,49 dengan rata rata sebesar 6,8191 dan standar deviasi sebesar 3,32158.
Dimana nilai standar deviasi ini lebih kecil dari rata-rata NCOM, hal ini
menunjukkan adanya penyimpangan data yang relatif kecil.
Rentang antara nilai minimum dan maksimum masing-masing variabel
yang sangat tinggi menunjukkan bahwa terjadi fluktuasi yang cukup tinggi pada
perbankan syariah Indonesia periode 2009 – 2012.
Dari keenam rasio keuangan tersebut menunjukkan bahwa semua variabel
mempunyai rata-rata rasionya positif
4.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi klasik digunakan agar model regresi dapat disebut model
regresi yang baik. Untuk dapat dikatakan memenuhi kriteria model yang baik ada
beberapa asumsi yang harus dipenuhi oleh suatu data dan variabel. Asumsi
tersebut adalah bahwa variabel haruslah normal, homokedastik, tidak ada
multikolinearitas serta tidak terdapat autokorelasi. Apabila keempat syarat
tersebut telah terpenuhi barulah dapat dilakukan prosedur statistik menggunakan
analisis parametric.
4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan pengujian
Kolmogorov-Smirnov dengan nilai signifikasi lebih besar (>) dari 0,05 Ghozali
(2011). Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas ≤ 0,05 maka Ho ditolak,
hal ini berarti bahwa data tidak berdistribusi normal. Namun apabila nilai
signifikansi atau nilai probabilitas ≥ 0,05 maka Ho diterima, hal ini berarti bahwa
data berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil pengujian terhadap normalitas data dengan menggunakan
uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan 3 (tiga) variabel yaitu NPF, BOPO dan
NCOM mempunyai nilai signifikansi masing-masing sebesar 0,458, 0,301 dan
0,261. Dimana hasilnya menunjukkan tingkat signifikansi diatas 0,05, hal ini
berarti data yang ada hanya tiga variabel yang digunakan terdistribusi normal
sementara tiga variabel lainnya yaitu: CAR, FDR dan ROE menunjukkan data
yang terdistribusi tidak normal, dimana ketiga variabel tersebut menunjukkan
tingkat signifikansi dibawah 0,05 yaitu masing-masing sebesar 0,002, 0,004 dan
0,002
Banyaknya variabel yang terdistribusi tidak normal tersebut (CAR, FDR
dan ROE) dikarenakan industri perbankan yang listed di BI periode 2009-2012
mempunyai fluktuasi data yang tidak stabil artinya banyak data rasio bank yang
menimbulkan angka yang bias (fluktuasi data antara tahun sekarang dan tahun
sebelumya sangat tinggi). Karena terdapat tiga variabel yang berdistribusi tidak
normal (CAR, FDR dan ROE), dilakukan teknik menormalkan distribusi data
dalam bentuk transformasi bentuk Square Root (SQRT).
Pada uji Kolmogorov-Smirnov data transform-SQRT diatas terlihat bahwa
signifikansi seluruh variabel berada diatas batas α (standar eror) yakni sebesar
0,05 dimana variabel CAR memiliki nilai signifikansi 0,060 (diatas 0,05), variabel
FDR sebesar 0,055 (diatas 0,05), NPF sebesar 0,458 (diatas 0,05), variabel BOPO
sebesar 0,301 (diatas 0,05), variabel NCOM sebesar 0,261 (diatas 0,05) dan
variabel ROE sebesar 0,120 (diatas 0,05). Hal ini membuktikan bahwa data dari
variabel yang diteliti memiliki distribusi yang normal dan dapat dilanjutkan untuk
pengujian asumsi klasik lainnya.
4.2.3.2 Uji Multikolinieritas
Dalam penelitian ini teknik untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinearitas didalam model regresi adalah melihat dari nilai Variance
Inflation Factor (VIF), dan nilai tolerance. Apabila nilai tolerance mendekati 1,
serta nilai VIF disekitar angka 1 serta tidak lebih dari 10, maka dapat disimpulkan
tidak terjadi multikolinearitas antara variabel bebas dalam model regresi
(Santoso,2001). Adapun hasil pengujian multikolinieritas dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel berikut
Dari tabel 4.4, dapat diketahui bahwa hasil output dari SPSS untuk VIF
dan Tolerance mengidentifikasi tidak terdapat multikolinearitas vang serius. Hal
tersebut karena nilai VIF tidak ada yang melebihi 10 dan nilai Tolerance tidak
ada yang kurang dari 0,10, sehingga secara keseluruhan masing-masing variabel
tersebut bebas darimultikolinearitas.
4.2.3.3 Uji Heteroskedatisitas
Hasil uji heteroskedastisitas dapat diketahui bahwa seluruh variabel bebas
memiliki nilai signifikansi lebih besar dari = 0,05 jadi variabel bebas tidak
berpengaruh signifikan dengan residual, artinya residual konstan tidak mengikuti
perubahan variabel bebas sehingga dalam model regresi tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Hasil uji Durbin Watson (lampiran 3) diperoleh nilai d = 2,653
sedangkan pada taraf = 5% diperoleh nilai du = 1,2769 dan dL = 1,777
(lampiran 9) selanjutnya dapat dicari nilai 4-du yaitu sebesar 2,7231 jadi nilai
d berada di antara du dan 4-du berarti dalam model regresi tidak terjadi
autokorelasi.
4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda persamaan untuk membentuk
model regresi linear dapat dilihat pada tabel unstandarized coefficient di kolom
beta. Dari Hasil analisis tersebut diperoleh nilai konstanta sebesar 1,951 nilai
variabel CAR sebesar -0,267 nilai variabel FDR, sebesar 0,146, nilai variabel NPF
sebesar 0,158, nilai variabel BOPO sebesar -0,007 dan nilai variabel NIM sebesar
0,222 Dari nilai tersebut dapat dibentuk model regresi linear sebagai berikut :
ROE = 1,951 – 0,267CAR + 0,146FDR + 0,159NPF – 0,007BOPO + 0,222NIM
Dari hasil regresi linear berganda diatas ada beberapa hal yang dapat
dijelaskan beberapa hal berikut :
1. Konstanta (koefisien intersep) bernilai 1,951 berarti apabila variabel lainnya
seperti CAR, FDR, NPF, BOPO dan NCOM tidak dipertimbangkan atau
dianggap 0 maka return saham sebesar 1,951 (19,51%).
2. Nilai koefisien regresi CAR sebesar -0,267, memiliki pengertian bahwa setiap
kenaikan 1% dari CAR maka akan memberikan pengaruh penurunan terhadap
ROE (Y) sebesar 26,7 %
3. Nilai koefisien regresi FDR sebesar 0,146, memiliki pengertian bahwa setiap
kenaikan 1% dari FDR maka akan memberikan pengaruh kenaikan terhadap
ROE (Y) sebesar 14,6 %
4. Nilai koefisien regresi NPF sebesar 0,159, memiliki pengertian bahwa setiap
kenaikan 1% dari NPF maka akan memberikan pengaruh kenaikan terhadap
ROE (Y) sebesar 15,9 %
5. Nilai koefisien regresi BOPO sebesar -0,007, memiliki pengertian bahwa
setiap kenaikan 1% dari BOPO maka akan memberikan pengaruh penurunan
terhadap ROE (Y) sebesar 0,7 %
6. Nilai koefisien regresi NCOM sebesar 0,222, memiliki pengertian bahwa
setiap kenaikan 1% dari NCOM maka akan memberikan pengaruh kenaikan
terhadap ROE (Y) sebesar 22,2 %
4.2.4 Hasil Uji Hipotesis (Uji Statistik t)
a. Jika thitung< ttabeldan nilai Sig > 0,05, maka Ho tidak ditolak dan Ha ditolak,
artinyasecara parsial variabel independen mempunyai pengaruh yang tidak
signifikan terhadap variabel dependen.
b. Jika Jika thitung> ttabeldan nilai Sig < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha tidak
ditolak, artinya secara parsial variabel independen mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen.
Dengan nilai dk = n-k = 44-5 = 39
ttabel untuk nilai dk sebesar 39 dengan signifikan 5% adalah 1,6849 (lampiran 6)
Keputusan Hipotesis :
Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa nilai thitung masing-
masing variabel bervariasi, dengan tingkat nilai ttabel 1,6849.
1. Variabel CAR dengan nilai 1, 704 > 1,6849 dan signifikan < 0,05 maka dapat
disimpulkan variabel independen tersebut berpengaruh terhadap ROE
2. Variabel FDR dengan nilai 1,067 < 1,6849 dan signifikan > 0,05 maka dapat
disimpulkan variabel independen tersebut tidak berpengaruh terhadap ROE.
3. Variabel NPF dengan nilai 1,766 > 1,6849 dan signifikan < 0,05 maka dapat
disimpulkan variabel independen tersebut berpengaruh terhadap ROE.
4. Variabel BOPO dengan nilai 1,854 > 1,6849 dan signifikan < 0,05 maka
dapat disimpulkan variabel independen tersebut berpengaruh terhadap ROE.
5. Variabel NCOM dengan nilai 1,796 > 1,6849 dan signifikan < 0,05 maka
dapat disimpulkan variabel independen tersebut berpengaruh terhadap ROE.
Koefisien Determinasi
Hasil koefisien korelasi (R) dan koefisien determinasi (R square). Nilai R
menerangkan tingkat hubungan antar variabel-variabel independen (X) dengan
variabel dependen (Y). Dari hasil olahan data diperoleh nilai koefisien korelasi
sebesar 86.8% artinya hubungan antara variabel X (CAR, FDR, NPF,BOPO dan
NCOM) terhadap variabel Y (ROE) dalam kategori kuat.
1. R square menjelaskan seberapa besar variasi Y yang disebabkan oleh X, dari
hasil perhitungan diperoleh nilai R2 sebesar 0,719 atau 71,9%. Artinya 71,9%
tingkat profitabilitas (ROE) dipengaruhi oleh variabel independen bebas CAR,
FDR, NPF, BOPO, NIM. Sedangkan sisanya 28,1% dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain di luar model.
2. Adjusted R square merupakan nilai R2 yang disesuaikan sehingga
gambarannya lebih mendekati mutu penjajakan model, dari hasil perhitungan
nilai adjusted R square sebesar 80,5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
profitabilitas (ROE) mampu dijelaskan oleh variable independen yang
digunakan dalam model (CAR, FDR, NPF, BOPO dan NCOM).
4.3 Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara faktor-faktor
terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia
Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio
(CAR), Financing to Deposit (FDR), Non Performing Financing (NPF), Biaya
Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) dan Net Core Operating
Margin (NCOM). sedangkan variabel dependen adalah Return On Equity (ROE).
Hasil dari pengujian statistik dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pengaruh CAR terhadap ROE
Hipotesis pertama menyatakan bahwa CAR berpengaruh secara positif dan
signifikan. Dari hasil penelitian diperoleh koefisien regresi sebesar 0,267 dan nilai
thitung (1,704) > dari ttabel (1,6849) serta dengan nilai probabilitas sebesar 0,008
artinya artinya lebih kecil dari 0,05. Karena tingkat signifikansinya lebih kecil
dari 5 %, maka dalam hal ini pengaruh CAR terhadap profitabilitas positif dan
signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa CAR berpengaruh positif dan
signifikan terhadap profitabilitas pada Bank Syariah., sehingga hipotesis awal
terbukti
Pengaruh FDR terhadap ROE
Hipotesis Kedua menyatakan bahwa FDR berpengaruh secara positif dan
signifikan. Dari hasil penelitian diperoleh koefisien regresi sebesar 0,146 dan nilai
thitung(1,067) < dari ttabel (1,6849) serta dengan nilai probabilitas sebesar 0,293
artinya artinya lebih besar dari 0,05. Karena tingkat signifikansinya melebihi dari
0,05%, maka dalam hal ini pengaruh FDR terhadap profitabilitas tidak signifikan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa FDR berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap profitabilitas pada Bank Syariah, sehingga hipotesis awal tidak terbukti
Pengaruh NPF terhadap ROE
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa NPF berpengaruh secara negatif dan
signifikan terhadap tingkat profitabilitas. Dari hasil hasil penelitian diperoleh
koefiesen regresi untuk variabel NPF sebesar -,159 dan nilai signifiikansi sebesar
0,017 dimana nilai ini signifikan karena lebih kecil dari 0,05. Untuk koefisien
regresi sebesar -,159 berarti setiap penambahan NPF sebesar 1% akan
menurunkan ROE sebesar 0,159%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa NPF
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas pada Bank Syariah,
sehingga hipotesis awal terbukti
Pengaruh BOPO terhadap ROE
Hipotesis keempat menyatakan bahwa BOPO berpengaruh secara negatif
dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas. Dari hasil hasil penelitian diperoleh
koefiesen regresi untuk variabel BOPO sebesar -,007 dan nilai signifiikansi
sebesar 0,026 dimana nilai ini signifikan karena lebih kecil dari 0,05. Untuk
koefisien regresi sebesar -,007 berarti setiap penambahan BOPO sebesar 1% akan
menurunkan ROE sebesar 0,007%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa BOPO
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas pada Bank Syariah,
sehingga hipotesis awal terbukti.
Pengaruh NCOM terhadap ROE
Hipotesis kelima menyatakan bahwa NCOM berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas. Dari hasil hasil penelitian diperoleh
koefiesen regresi untuk variabel NCOM sebesar ,222 dan nilai signifiikansi
sebesar 0,021 dimana nilai ini signifikan karena lebih kecil dari 0,05. Untuk
koefisien regresi sebesar 0,222 berarti setiap penambahan NCOM sebesar 1%
akan menurunkan ROE sebesar 0,222%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
NCOM berpengaruh positiff dan signifikan terhadap profitabilitas pada Bank
Syariah, sehingga hipotesis awal terbukti
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. CAR secara statistik berpengaruh signifikan terhadap ROE. Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis 1 menunjukkan bahwa secara parsial variabel CAR
berpengaruh positif terhadap variabel ROE. Hal ini disebabkan karena
penetapan CAR sebagai variabel independen yang mempengaruhi
profitabilitas didasarkan hubungannya dengan tingkat resiko bank. Tingginya
rasio kapital dapat melindungi depositor (nasabah), yang dapat meningkatkan
kepercayaan nasabah terhadap bank, sehingga hipotesis 1 terbukti.
2. Berdasar hasil pengujian hipotesis 2 menunjukkan bahwa secara parsial
variabel FDR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas
pada Bank Syariah, sehingga hipotesis awal tidak terbukti. Hal ini diakibatkan
oleh kondisi FDR Bank Syariah cenderung menjaga tingkat likuiditasnya
pada titik aman. Oleh karena itu pada penelitian ini FDR yang merupakan
tolok ukur rasio likuiditas tidak memberikan pengaruh nyata dalam mengukur
kinerja profitabilitas bank syariah, sehingga hipotesis 2 tidak terbukti.
3. Berdasar hasil pengujian hipotesis 3 menunjukkan bahwa secara parsial
variabel NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROE, sehingga
hipotesis awal terbukti. Hal ini berarti bahwa kondisi NPF yang lebih besar
dalam satu periode tidak secara langsung memberikan penurunan laba pada
periode yang sama. Hal ini dikarenakan pengaruh yang signifikan dari NPF
terhadap ROE adalah berkaitan dengan penentuan tingkat kemacetan
pembiayaan yang diberikan oleh sebuah bank, sehingga hipotesis 3 terbukti
4. Berdasar hasil pengujian hipotesis 4 menunjukkan bahwa secara parsial
variabel BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROE, sehingga
hipotesis awal terbukti. Hal ini berarti bahwa sesuai dengan teori yang
mendasarinya bahwa semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank
dalam menjalankan aktivitas usahanya., sehingga hipotesis 4 terbukti
5. Berdasar hasil pengujian hipotesis 5 menunjukkan bahwa secara parsial
variabel NCOM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE, sehingga
hipotesis awal terbukti. Hal ini mengindikasikan bahwa pendapatan bank yang
diperoleh dari dana yang ditempatkan dalam bentuk pinjaman (kredit)
dialokasikan untuk kas pada periode berikutnya untuk menambah modal yang
digunakan dalam aktifitas, sehingga hipotesis 5 terbukti
5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis pembahasan serta beberapa kesimpulan pada
penelitian ini, adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian
ini, yaitu:
1. Bank Syariah di Indonesia sebaiknya menjaga nilai CAR agar tetap stabil
karena nilai CAR yang tinggi dapat mengurangi tingkat profitabilitas (ROE).
2. Bank Syariah senantiasa menjaga nilai FDR agar tetap stabil karena apabila
nilai FDR terlalu tinggi, ini mengindikasikan semakin rendahnya kemampuan
likuiditas bank yang bersangkutan. Sedangkan jika nilai FDR terlalu rendah
ini mengindikasikan bahwa pembiayaan bank tersebut sangat minim,
akibatnya terdapat kas yang menganggur.
3. Bank Syariah sebaiknya menjaga agar nilai NPF tetap rendah. Karena dengan
nilai NPF yang tinggi, ini mengindikasikan tingginya pembiayaan non lancar
(kredit macet), sehingga akan berpengaruh pada profitabilitas.
4. Bank Syariah sebaiknya menjaga agar nilai BOPO tetap rendah. Karena
dengan nilai BOPO yang kecil semakin efisien bank dalam menjalankan
aktivitas usahanya tingginya pembiayaan non lancar (kredit macet), sehingga
akan berpengaruh pada profitabilitas
5. Bank Syariah sebaiknya menjaga agar nilai NCOM tetap stabil. Karena
dengan nilai NCOM yang stabil mengindikasikan bahwa pendapatan bank
yang diperoleh dari dana yang ditempatkan dalam bentuk pinjaman (kredit)
dialokasikan untuk kas pada periode berikutnya untuk menambah modal yang
digunakan dalam aktifitas. operasionalnya
6. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan bisa meneliti faktor-faktor lain yang
mempengaruhi tingkat profitabilitas bank. Mengingat penelitian kali ini hanya
menggunakan 5 variabel penjelas. Dan juga dapat memperpanjang periode
amatan, sehingga hasil yang akan didapatkan memiliki keakuratan yang
tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas,M, 2009. Asuransi dan Manajemen Risiko. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
Ahmad Buyung Nusantara. 2009. Analisis Pengaruh NPL, CAR, dan BOPO Terhadap
Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Publik dan Bank
Umum Non Go Publik di Indonesia Periode Tahun 2005-2007), Tesis Strata-
2, Program Studi Magister Manajemen, Universitas Diponegoro
Almilia, Luciana Spica, dan Winny Herdiningtyas, 2005. “Analisa Rasio Camel
terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan Periode
2000-2002”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Volume 7 Nomor 2, STIE
Perbanas, Surabaya, hal 12
Antonio, Syafi’i, 2001. Bank Syariah Dari Teori Kepraktik. Gema Insani Press,
Jakarta
Arifin, Muhammad, 2005, “Riba dan Tinjauan Kritis Perbankan Syari’ah”, Pustaka
Darul Ilmi, Bogor.
Aristya, Diah. 2010. “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecakupan Modal,
Kualitas Aktiva Produktif, dan Likuiditas terhadap Kinerja Keuangan
Bank Syriah”. UNDIP, Semarang
Badera I.D.N, 2003, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas pada
Industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta, Tesis Program
Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Gajah Mada (tidak
dipublikasikan)
Bank Indonesia. Laporan Tahunan Bank Indonesia, 2001-2002
___________ . 2008. Peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008 tentang Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank Umum, Jakarta.
____________. Laporan Tahunan Bank Indonesia, 2009-2010
Dendawijaya, Lukman.2003. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia, Jakarta
___________, 2009. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia, Jakarta
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Erlangga,
Jakarta
Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Bumi
Aksara, Jakarta
Heri Sudarsono. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Ekonisia, Yogyakarta.
Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Kuncoro M., Suhardjono, 2002, Manajemen Perbankan : Teori dan Aplikasi, Cetakan
Pertama, BPFE, Yogyakarta.
Lukman Syamsudin. 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan (Konsep Aplikasi
Dalam Perencanaan, Pengawasamn, dan Pengambilan Keputusan). PT.Raja
Grafindo Persada, Jakarta
Mamduh M. Hanafi. 2007. Analisa Laporan Keuangan, UPP AMP YKPN,
Yoygyakarta
Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah. UPP AMP YKPN, Yogyakarta
Nasser, Etty M. & Titik Aryati, 2000, Model Analisis CAMEL untuk memprediksi
financial distress pada sector perbankan yang go public, JAAI Volume 4
No.2 Surakarta
Panggabean, Raja Lambas J.2005, “Analisis Perbandingan korelasi EVA dan ROE
terhadap Harga saham LQ 45 di Bursa Efek “, Jurnal Manajemen dan Bisnis
Sriwijaya, vol.3, no.5, Juni, p1-19.
Payamta, Machfoedz, M., 1999, “Evaluasi Kinerja Perbankan Sebelum dan Sesudah
Menjadi Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”, Kelola, No. 20, p
: 54-69.
Ponco, Budi. 2008. “ANALISIS PENGARUH CAR, NPL,BOPO,NIM DAN LDR
TERHADAP ROA (StudiKasusPada Perusahaan Perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007)”. Thesis UNDIP,
Semarang
Republik Indonesia. 1998. Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan
Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, Jakarta
Romdhona, Aang Nugraha. 2008. Analisis Pengaruh CAR, DER, FDR, BOPO,
AssetsGrowth dan Networking Growth Terhadap Profitabilitas Bank
Syariah, Skripsi.Universitas Jendral Soedirman. Purwokerto
Santoso, Singgih.2001 SPSS Versi 10: Mengolah Data Statistik secara Profesional,
Elex Media Komputindo, Jakarta
Siamat, Dahlan,2005, Manajemen Lembaga keuangan, Kebijakan Moneter dan
Perbankan, Edisi Kelima, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
Jakarta
Sinungan, Muchdarsyah, 2000. Manajemen Dana Bank. Intermedia, Jakarta
Suad Husnan., 2004, Manajemen Keuangan – Teori dan Penerapan, Buku 2, BPFE,
Yogyakarta
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung
Suhada, 2009. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank
Konvensioal Periode 2003-2007.Jurnal Ekonomi Bisnis No. 2 Vol. 13, Agustus
2008.
Supomo, B. 1999. Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen.
BPFE, Jakarta
Sudjana, 2003. Metode Statistika, Rineka Cipta, Bandung
Sugiyanto, FX, Prasetiono, Hariyanto, T., 2002, “Manfaat Indikator-Indikator
Keuangan dalam Pembentukan Model Prediksi Kondisi Kesehatan
Perbankan”, Jurnal Bisnis Strategi, Vol. 10, p : 11-26
Stiawan, Adi. 2009. “AnalisisPengaruhFaktorMakroEkonomi, PangsaPasar,
danKarateristik Bank TerhadapProfitabilitas Bank Syariah”. Thesis
UNDIP, Semarang
Syofyan S., 2003, “Keputusan “Go-Public” dan Hubungannya dengan Kinerja
Bank-Bank Swasta di Indonesia”, Media Riset Bisnis dan Manajemen, Vol. 3,
No. 1, p : 75- 97.
Tatik Mulyati (2001), "Peran financial leverage terhadap profitabilitas dalam sektor
perbankan," Jurnal Ekonomi dan Manajemen. 2: 55-65
Usman B., 2003, “ Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba
pada Bank-Bank di Indonesia”, Media Riset Bisnis dan Manajemen, Vol. 3,
No. 1, p : 59-74.
Werdaningtyas, H. 2002, “Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Take
Over Pramerger di Indonesia”, Jurnal Manajemen Indonesia, Vol. 1, No. 2, p :
24-50.
Wisnu, Mawardi, 2004. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum
Dengan Total Asset Kurang Dari 1 Triliun), Jurnal Bisnis Dan Strategi.
Vol.14. No.1. Juli 2004.
Weston, J.F, dan Copeland,T.E, 1994, Manajemen Keuangan, Edition 9th, Jilid Dua,
Terjemahan oleh A. Jaka Wasana, & Kibrandoko, 2000, Binarupa Aksara,
Jakarta.
Wibowo, Edhi Satriyo, “Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR, BOPO, NPF
Terhadap Profitabilitas Bank Syariah”, Jurnal Manajemen, Volume 2,
Nomor 2, Hal 1-10, 2013.