Penyepuhan Logam Ipa1 Bella,Hafitz,Reynald,Rindang

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/13/2019 Penyepuhan Logam Ipa1 Bella,Hafitz,Reynald,Rindang

    1/10

    1

    I. JUDUL PRAKTIKUMPraktikum Penyepuhan Logam

    II.TUJUAN PRAKTIKUMUntuk mengetahui proses penyepuhan pada tembaga

    III. DASAR TEORISel Elektrolisis adalah sel yang menggunakan arus listrik untuk menghasilkan

    reaksi redoks yang diinginkan dan digunakan secara luas di dalam masyarakat kita.

    Baterai aki yang dapat diisi ulang merupakan salah satu contoh aplikasi sel

    elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari. Baterai aki yang sedang diisi kembali

    (recharge) mengubah energi listrik yang diberikan menjadi produk berupa bahan

    kimia yang diinginkan. Air, H2O, dapat diuraikan dengan menggunakan listrik dalam

    sel elektrolisis. Proses ini akan mengurai air menjadi unsur-unsur pembentuknya.

    Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :2 H2O(l)> 2 H2(g) + O2(g)

    Rangkaian sel elektrolisis hampir menyerupai sel volta. Yang membedakan sel

    elektrolisis dari sel volta adalah, pada sel elektrolisis, komponen voltmeter diganti

    dengan sumber arus (umumnya baterai). Larutan atau lelehan yang ingin

    dielektrolisis, ditempatkan dalam suatu wadah. Selanjutnya, elektroda dicelupkan ke

    dalam larutan maupun lelehan elektrolit yang ingin dielektrolisis. Elektroda yang

    digunakan umumnya merupakan elektroda inert, seperti Grafit (C), Platina (Pt), dan

    Emas (Au). Elektroda berperan sebagai tempat berlangsungnya reaksi.

    Reaksi reduksi berlangsung di katoda, sedangkan reaksi oksidasi berlangsung

    di anoda. Kutub negatif sumber arus mengarah pada katoda (sebab memerlukan

    elektron) dan kutub positif sumber arus tentunya mengarah pada anoda.

    Akibatnya, katoda bermuatan negatif dan menarik kation-kation yang

    akan tereduksi menjadi endapan logam. Sebaliknya, anoda bermuatan positif dan

    menarik anion-anion yang akanteroksidasi menjadi gas. Terlihat jelas bahwa tujuan

    elektrolisis adalah untuk mendapatkan endapan logam di katoda dan gas di anoda.

    Ada dua tipe elektrolisis, yaitu elektrolisis lelehan (leburan) dan elektrolisis

    larutan. Pada proseselektrolisis lelehan, kation pasti tereduksi di katoda dan anion

  • 8/13/2019 Penyepuhan Logam Ipa1 Bella,Hafitz,Reynald,Rindang

    2/10

    2

    pasti teroksidasi di anoda. Sebagai contoh, berikut ini adalah reaksi elektrolisis

    lelehan garam NaCl (yang dikenal dengan istilah sel Downs) :

    Katoda (-) : 2 Na+(l) + 2 e-> 2 Na(s) (1)

    Anoda (+) : 2 Cl-(l) Cl2(g) + 2 e-.. (2)

    Reaksi sel : 2 Na+(l) + 2 Cl-(l)> 2 Na(s)+ Cl2(g) ... [(1) + (2)]

    Reaksi elektrolisis lelehan garam NaCl menghasilkan endapan logam natrium di

    katoda dan gelembung gas Cl2 di anoda. Bagaimana halnya jika lelehan garam

    NaCl diganti dengan larutan garam NaCl? Apakah proses yang terjadi masih sama?

    Untuk mempelajari reaksi elektrolisis larutan garam NaCl, kita mengingat

    kembali Deret Volta (Elektrokimia I : Penyetaraan Reaksi Redoks dan Sel Volta).

    Pada katoda, terjadi persaingan antara air dengan ion Na+. Berdasarkan Tabel

    Potensial Standar Reduksi, air memiliki Ered yang lebih besar dibandingkan ion Na+.

    Ini berarti, air lebih mudahtereduksi dibandingkan ion Na+. Oleh sebab itu, spesi yang

    bereaksi di katoda adalah air. Sementara, berdasarkan Tabel Potensial Standar

    Reduksi, nilai Ered ion Cl-dan air hampir sama. Oleh karena oksidasi air memerlukan

    potensial tambahan (overvoltage), maka oksidasi ion Cl- lebih mudah dibandingkan

    oksidasi air. Oleh sebab itu, spesi yang bereaksi di anoda adalah ion Cl -. Dengan

    demikian, reaksi yang terjadi pada elektrolisis larutan garam NaCl adalah sebagai

    berikut :Katoda (-) : 2 H2O(l) + 2 e

    -> H2(g) + 2 OH-(aq) ... (1)

    Anoda (+) : 2 Cl-(aq)> Cl2(g) + 2 e-.. (2)

    Reaksi sel : 2 H2O(l) + 2 Cl-(aq)> H2(g)+ Cl2(g) + 2OH

    -(aq) . [(1) + (2)]

    Reaksi elektrolisis larutan garam NaCl menghasilkan gelembung gas H2 dan ion

    OH- (basa) di katoda serta gelembung gas Cl2 di anoda. Terbentuknya ion OH-pada

    katoda dapat dibuktikan dengan perubahan warna larutan dari bening menjadi merah

    muda setelah diberi sejumlah indikator fenolftalein (pp). Dengan demikian, terlihat

    bahwa produk elektrolisis lelehan umumnya berbeda dengan produk elektrolisis

    larutan.

    Selanjutnya kita mencoba mempelajari elektrolisis larutan Na2SO4. Pada katoda,

    terjadi persaingan antara air dan ion Na+. Berdasarakan nilai Ered, maka air yang

    akan tereduksi di katoda. Di lain sisi, terjadi persaingan antara ion SO42-dengan air

    di anoda. Oleh karena bilangan oksidasi S pada SO4-2telah mencapai keadaan

    maksimumnya, yaitu +6, maka spesi SO42- tidak dapat mengalami oksidasi.

  • 8/13/2019 Penyepuhan Logam Ipa1 Bella,Hafitz,Reynald,Rindang

    3/10

    3

    Akibatnya, spesi air yang akan teroksidasi di anoda. Reaksi yang terjadi adalah

    sebagai berikut :

    Katoda (-) : 4 H2O(l) + 4 e-> 2 H2(g) + 4 OH

    -(aq) . (1)

    Anoda (+) : 2 H2O(l)> O2(g) + 4 H+

    (aq) + 4 e-..(2)

    Reaksi sel : 6 H2O(l)> 2 H2(g)+O2(g)+4H+(aq) +4OH-(aq).. [(1) + (2)]

    6 H2O(l)> 2 H2(g)+ O2(g) + 4 H2O(l) . ..[(1) + (2)]

    2 H2O(l)> 2 H2(g)+ O2(g) .. [(1) + (2)]

    Dengan demikian, baik ion Na+ maupun SO42-, tidak bereaksi. Yang terjadi justru

    adalah peristiwa elektrolisis air menjadi unsur-unsur pembentuknya. Hal yang serupa

    juga ditemukan pada proses elektrolisis larutan Mg(NO3)2 dan K2SO4.

    Bagaimana halnya jika elektrolisis lelehan maupun larutan menggunakan

    elektroda yang tidak inert, seperti Ni, Fe, dan Zn? Ternyata, elektroda yang tidak

    inert hanya dapat bereaksi di anoda, sehingga produk yang dihasilkan di anoda adalah

    ion elektroda yang larut (sebab logam yang tidak inert mudah teroksidasi).

    Sementara, jenis elektroda tidak mempengaruhi produk yang dihasilkan di katoda.

    Sebagai contoh, berikut adalah proses elektrolisis larutan garam NaCl dengan

    menggunakan elektroda Cu :

    Katoda (-) : 2 H2O(l) + 2 e-> H2(g) + 2 OH

    -(aq) .. (1)

    Anoda (+) : Cu(s)> Cu2+

    (aq) + 2 e-

    ... (2)Reaksi sel : Cu(s)+ 2H2O(l)> Cu

    2+(aq) + H2(g) + 2OH

    -(aq) .. [(1) + (2)]

    Dari pembahasan di atas, kita dapat menarik beberapa kesimpulan yang berkaitan

    dengan reaksi elektrolisis :

    1. Baik elektrolisis lelehan maupun larutan, elektroda inert tidak akan bereaksi;elektroda tidak inert hanya dapat bereaksi di anoda

    2. Pada elektrolisis lelehan, kation pasti bereaksi di katoda dan anion pasti bereaksidi anoda

    3. Pada elektrolisis larutan, bila larutan mengandung ion alkali, alkali tanah, ionaluminium, maupun ion mangan (II), maka air yang mengalami reduksi di katoda

    4. Pada elektrolisis larutan, bila larutan mengandung ion sulfat, nitrat, dan ion sisaasam oksi, maka air yang mengalami oksidasi di anoda

    Salah satu aplikasi sel elektrolisis adalah pada proses yang disebut penyepuhan.

    Dalam prosespenyepuhan, logam yang lebih mahal dilapiskan (diendapkan sebagai

    lapisan tipis) pada permukaan logam yang lebih murah dengan cara elektrolisis.

  • 8/13/2019 Penyepuhan Logam Ipa1 Bella,Hafitz,Reynald,Rindang

    4/10

    4

    Baterai umumnya digunakan sebagai sumber listrik selama

    proses penyepuhan berlangsung. Logam yang ingin disepuh berfungsi

    sebagai katoda dan lempeng perak (logam pelapis) yang merupakan logam penyepuh

    berfungsi sebagai anoda. Larutan elektrolit yang digunakan harus mengandung spesi

    ion logam yang sama dengan logam penyepuh (dalam hal ini, ion perak). Pada proses

    elektrolisis, lempeng perak di anoda akan teroksidasi dan larut menjadi ion perak. Ion

    perak tersebut kemudian akan diendapkan sebagai lapisan tipis pada permukaan

    katoda. Metode ini relatif mudah dan tanpa biaya yang mahal, sehingga banyak

    digunakan pada industri perabot rumah tangga dan peralatan dapur.

    Setelah kita mempelajari aspek kualitatif reaksi elektrolisis, kini kita akan

    melanjutkan dengan aspek kuantitatif sel elektrolisis. Seperti yang telah disebutkan di

    awal, tujuan utama elektrolisis adalah untuk mengendapkan logam dan

    mengumpulkan gas dari larutan yang dielektrolisis. Kita dapat menentukan kuantitas

    produk yang terbentuk melalui konsep mol dan stoikiometri.

    Satuan yang sering ditemukan dalam aspek kuantitatif sel elektrolisis adalah

    Faraday (F). Faraday didefinisikan sebagai muatan (dalam Coulomb) mol elektron.

    Satu Faraday equivalen dengan satu mol elektron. Demikian halnya, setengah Faraday

    equivalen dengan setengah mol elektron. Sebagaimana yang telah kita ketahui, setiapsatu mol partikel mengandung 6,02 x 1023partikel. Sementara setiap elektron

    mengemban muatan sebesar 1,6 x 10-19 C. Dengan demikian :

    1 Faraday = 1 mol elektron = 6,02 x 1023partikel elektron x 1,6 x 10-19 C/partikel

    elektron 1 Faraday = 96320 C (sering dibulatkan menjadi 96500 C untuk

    mempermudah perhitungan)

    Hubungan antara Faraday dan Coulomb dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :

    Faraday = Coulomb / 96500

    Coulomb = Faraday x 96500

    Coulomb adalah satuan muatan listrik. Coulomb dapat diperoleh melalui perkalian

    arus listrik (Ampere) dengan waktu (detik). Persamaan yang menunjukkan hubungan

    Coulomb, Ampere, dan detik adalah sebagai berikut :

    Coulomb = Ampere x Detik

    Q = I x t

  • 8/13/2019 Penyepuhan Logam Ipa1 Bella,Hafitz,Reynald,Rindang

    5/10

    5

    Dengan demikian, hubungan antara Faraday, Ampere, dan detik adalah sebagai

    berikut :

    Faraday = (Ampere x Detik) / 96500

    Faraday = (I x t) / 96500

    Dengan mengetahui besarnya Faraday pada reaksi elektrolisis, maka mol elektron

    yang dibutuhkan pada reaksi elektrolisis dapat ditentukan. Selanjutnya, dengan

    memanfaatkan koefisien reaksi pada masing-masing setengah reaksi di katoda dan

    anoda, kuantitas produk elektrolisis dapat ditemukan.

    IV. PELAKSANAAN PRAKTIKUMHari,tanggal : Rabu, 16 Oktober 2013

    Waktu : 06.45 - 08.15 WIB

    Tempat : Laboratorium Kimia SMAN 1 BOJONEGORO

    V.ALAT DAN BAHAN1. Tembaga2. Paku 1 buah (7 cm)3. Baterai 9 V4. Kabel5. Gelas Ukur 50 ml

    VI. CARA KERJA1. Menimbang massa paku dan tembaga2. Menyusun baterai dengan kabel secara seri3. Menghubungkanpakudengankutub (-) padabateraidantembagadengankutub (+)

    baterai

    4. Mengisi gelas ukur dengan larutan CuSO450 ml5. Menuang larutan CuSO450 ml pada gelas kimia6. Mencelupkan kedua elektroda pada larutan CuSO4selama 5 menit7. Amati perubahan pada katoda dan anodanya8. Menimbang kembali massa paku dan tembaga

    6. Gelas Kimia

    7. Neraca

    8. Stopwatch

    9. Larutan CuSO4

  • 8/13/2019 Penyepuhan Logam Ipa1 Bella,Hafitz,Reynald,Rindang

    6/10

    6

    VII. HASIL PENGAMATAN

    Massa Percobaan I

    Paku (besi) awal 5,66 gram

    Tembaga awal 0,45 gram

    Paku (besi) akhir 5,69 gram

    Tembaga akhir 0,42 gram

    Keterangan :

    - Waktu percobaan 15 menit- Terbentuk endapan Cu di dasar gelas kimia (tembaga bukannya menempel di

    paku besi)

    Perubahan yang terjadi: katoda berubah menjadi warna kuning (karena terbentuk

    endapan Cu yang menempel pada katoda) dan terdapat gelembung gas.

    VIII.ANALISIS DATA DAN PEMBAHASANElektrolit: Larutan CuSO40,1 M 50 mL

    Percobaan dilakukan selama 5 menit (300 s)

    Elektroplating/penyepuhan logam besi oleh logam tembaga dengan menggunakan

    prinsip penyepuhan yaitu:

    - Logam yang akan dilapisi yaitu besi diletakkan pada katoda

    - Logam pelapis yaitu tembaga diletakkan di anoda

    Pada katoda terjadi penegendapan tembaga. Warna besi menjadi merah bata,

    sedangkan anoda tembaga larut sehingga logam tembaga berkurang dan warna

    menjadi hitam. Reaksi yang terjadi adalah :

    Katoda (Fe) : Cu2++ 2e- Cu(s)

    Anoda (Cu) : Cu(s) Cu2++ 2e-

    Reaksi Sel :Cu(s) Cu(s)

    (Anode) (katode)

  • 8/13/2019 Penyepuhan Logam Ipa1 Bella,Hafitz,Reynald,Rindang

    7/10

    7

    Percobaan :

    Massa tembaga yang dihasilkan = 0,45-0,42= 0,03gram

    Karena percobaan kami telah sesuai dengan teori, maka kami melakukan percobaan

    hanya satu kali

    Massa rata-rata tembaga yang dihasilkan 0,03gram

    Kuat arus yang digunakan dapat dicari menggunakan hukum Faraday I dan II

    G = k i t

    G =

    ME

    G =

    0,03 =

    ,

    i = 9.87 A

    IX.KESIMPULANDi dalam elektrolisis energi listrik diubah menjadi energi kimia. Dan pada proses

    penyepuhan, massa zat yang mengendap berbanding lurus terhadap kuat arus yang

    digunakan.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan elektrolisis :

    1. Elektrolisis yang digunakan2. Kemurnian elektrolit3. Elektroda yang digunakan4. Waktu5. Sumber arus yang digunakan

    X.SARAN1. Dalam melakukan praktikum, harus dengan ketelitian2. Dalam melakukan praktikum, harus dengan kehati-hatian3. Sebelum melakukan praktikum, perlu dilakukan pemahaman prosedur

    praktikum agar hasil yang didapatkan sesuai dengan prosedur.

    4. Dalam menghitung waktu selama elektrolisis terjadi, lebih baik menggunakanstopwatch agar lebih akurat

  • 8/13/2019 Penyepuhan Logam Ipa1 Bella,Hafitz,Reynald,Rindang

    8/10

    8

    DAFTAR PUSTAKA

    Purba, Michael. 2007. Kimia 3A Untuk SMA Kelas XII Semester 1. Jakarta.Erlangga

    http://afiedz-hafiedz.blogspot.com/2011/08/penyepuhan.html

    http://esdikimia.wordpress.com/2011/09/28/sel-elektrolisis/

    http://deslia.blogspot.com/2010/01/penyepuhan-besi.html

    http://anakholifatulzumroh.blogspot.com/2012/05/laporan-praktikum-kimia.html

    http://myd-luz.blogspot.com/2010_12_01_archive.html

  • 8/13/2019 Penyepuhan Logam Ipa1 Bella,Hafitz,Reynald,Rindang

    9/10

    9

    LAMPIRAN

    Gambar saat menimbang Tembaga dan Paku

    Gambar 1 Rangkaian elektrolisis

    (larutan CuSO4 dengan tembaga

    dan besi)

    Gambar 2 Rangkaian elektrolisis

    (terlihat gelembung pada paku

    (katode))

  • 8/13/2019 Penyepuhan Logam Ipa1 Bella,Hafitz,Reynald,Rindang

    10/10

    10

    Gambar 3 Hasil Percobaan