16

Penuntun Praktis - repository.unpar.ac.id

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penuntun Praktis - repository.unpar.ac.id
Page 2: Penuntun Praktis - repository.unpar.ac.id

---

Penuntun Praktis

Perjanjian Pemberian Kuasa Menurut Kitab

Undang-Undang Hokum Perdata

No. Klass .?.~~ ... ~ .... ~~ ... t .... No l11duk. ~~~.~. Tgl ·~.-.~. : .:?.1? -: .' .. crh,'Bel! ........................... .

I : ~00.~ ~~ '""' or. . ... ... ........ .................... ..

Page 3: Penuntun Praktis - repository.unpar.ac.id
Page 4: Penuntun Praktis - repository.unpar.ac.id

Penuntun Praktis Perjanjian Pemberian Kuasa Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Dihimpun olch: Djaja S. Meliala, SH.MH.

Copyright© 2008 pada Nuansa Aulia

Dcsain Layout & Cover: www.sonic~stu.com

Montase: Aulia Studio

Cctakan Pcrtama : Fcbruari 2008

Diterbitkan Olch : Nuansn Aulin Ja!an Permai 28 No. 97 Telp. (022) 5403518-5403533 Fax (022) 5403518 Margahayu Peni1ai Bandung (40218)

Anggota IKi\.PI email: nuans<)[email protected]

PERPUSTAKAAN NASIONAL

KATALOGDALAMTERBITAN

Djaja S. Meliala Penuntun praktis perjanjian kuasa menurut

kitab tmdang-unclang hukum perdata/Oieh DjajaS. Meliala. Cet I. Bandung: NuansaAulia, 2008

I 58 him.; II x !Scm

ISBN978-979-1272-94-0

I. Hukum perjanjian

Kuasa

I. Judul 346.02

Page 5: Penuntun Praktis - repository.unpar.ac.id

KATA PENGANTAR

Buku ini sebenarnya sudah diterbitkan pad a tahun 1982, berkenaan dengan dikeluarkannya Instruksi Mendagri tanggal 6 Maret 1982 No. 14/1982, yang melarang peng­gunaan sural kuasa mutlak dalam transaksi jual-beli lanah. Pada penerbilan kali ini dilakukan penambahan dan perbaikan. Dengan memberikan contoh-contoh bagaimana membuat sural kuasa baik yang umum maupun yang khusus. Misalnya, conloh surat kuasa sebagai Penggugat, surat kuasa sebagai Tergugat, sural kuasa untuk mengajukan banding dan kasasi atau peninjauan kembali dan lain-lain. Juga diberikan conloh surat kuasa mutlak yang dilarang dan yang tidak dilarang.

Kemudian dilengkapi pula dengan putusan-putusan Mahkamah Agung. Adapun putusan Mahkamah Agung yang dimaksud sebelumnya sebagian sudah ada dalam. buku ini, dan sebagian lagi dikulip dari sumber, Ropaum Rambe : Hukum Acara Perdata Lengkap, Jakatta : Sinar Grafika, 2004.

Oleh karena itu materi yang disajikan dapat digunakan sebagai panduan dalam praktek bagi para praktisi hukum serta dapat memberikan keterampilan praktis kepada para mahasiswa dan kalangan umum. Semoga bermanfaat.

Bandung, November 2007

Penghimpun

Perjanjian Pemberian Kuasa Menurut KUHPerdata ..

Page 6: Penuntun Praktis - repository.unpar.ac.id

DAFTAR lSI •

Kata Pengantar..... . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . v

Daftar lsi . . ... .. .. .. .. .. .. .. ... ... ... ... .. .. .. . .. .. . .. . .. ... ... .. . . .. .... .. ... v t

Pendahuluan ........... .......... ......... .... .... ........... ............. . I. Pengertian Pemberian Kuasa. .. .. . .... .. . . . . . . .. . .. . . .. . 3

IT. Jen is Pember ian Kuasa ..... ..... .. .... .. .. .. ...... ......... 5 lll. Bentuk Pemberian Kuasa ...................... ........... 7

IV. Kuasa Substitusi (Pasal 1803 KUHPerdata) .... 9

V. Hak Retensi . . .. . ... .. ... .. .... . ..... ...... . .. .. ....... .. .. ....... I 0 VI. Hak dan Kewajiban Para Pihak ........................ II

VI.l. Hak dan Kewajiban Pemberi Kuasa ...... 11

VI.2. Hak dan Kewajiban Penerima Kuasa ..... II

VII. Berakhirnya Perjanj ian Pemberian Kuasa .. . .. . . . 12 VIIT. Surat Kuasa Umum (A)............................. ....... 13

IX. Surat Kuasa Khusus (B1 sampai dengan B

12) •• • 14

IX.l. Surat Kuasa untuk Mengajukan Gugatan

(B1 sampai dengan B

6) •••• ••••••• •••• •••• •• • • •••• 14

IX.2. Surat Kuasa Sebagai/Selaku Tergugat (B7 dan B

8) ............................................. 25

IX.3. Surat Kuasa sebagai/selaku Pembanding-

Penggugat (B9) ................. . .•.. ..••••....•... ... 29

IX.4. Surat Kuasa sebagai/selaku Terbanding­

Tergugat (B 10

) • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 31

IX.5. Surat Kuasa sebagai/selaku Pemohon Kasasi (B

11) .......................... . .. . ....... . .. . ... 33

IX.6 Surat Kuasa sebagai/selaku Pemohon Peninjauan Kembali (B

12) •••••••••••••••••••••• 35

Perjanjian Pemberiat,. Kuasa Memmtt KUHPerdata

Page 7: Penuntun Praktis - repository.unpar.ac.id

X Surat Kuasa Limpahan (C1, C

2,) ....................... 37

XI. Surat Kuasa Mutlak (D1

sampai dengan D5) •..• 41

XI.!. Surat Kuasa Mutlak yang Tidak Dilarang

Penggunaannya (D 1) .... :......................... 41 Lihat Lampiran 4.9 - asas kebebasan berkontrak.

Xl.2. Surat Kuasa Mutlak yang Dilarang Penggunaannya Oleh Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1982

(D2 sampai dengan D5) ••••••••••.•••••..••••••••• 44 XII. Surat Kuasa Membebankan Hak

Tanggungan-- SKMHT (E1) •••••••••••••••••••••••••••••. 59

XIII. Beberapa Putusan Putusan Mahkamah

Agung Tentang Pemberian Kuasa .................... 67 XIV. Gugatan Hak Retensi ........................................ 78 XV. Lampiran :

1. Undang-Undang 1947 No. 20 (Peraturan Peradilan Ulangan

di Jawa dan Madura)................................ 82 2. Akta Jual-Beli (Menurut Lampiran

Peraturan MenteriAgraria No. 11/1961). 89 3. Instruksi Menteri Dalam Negeri

Nomor 14 Tahun 1982 Tentang Larangan Penggunaan Kuasa

Mutlak Sebagai Pemindahan Hak Atas Tanah ........................................................ 94

4. Kutipan dari SK Kompas

4.1. Notaris Agar Buka Kartu ................. 98 4.2. Kuasa Mutlak Tidak Be1tentangan

Dengan Undang-Undang ................. 104

Kuasa Menurut

Page 8: Penuntun Praktis - repository.unpar.ac.id

4.3. Hak Kuasa Mutlak Atas Tanah Seharusnya Dilarang ........................ 108

4.4. Bag ian Terbesar "Kuasa Mutlak" Tidak Sah ......................................... 113

4.5. Perlu Disempurnakan. Peraturan Tentang "Kuasa Mutlak" ................. 119

4.6. "Kuasa Mutlak" Mu1ai Dikena1

Pada Jaman Kolonial ....................... 124

4.7. Pemberian Kuasa Mutlak Atas

Tanah Akan Dibatasi ........................ 129

4.8 Pembatalan Kuasa Mutlak Terhadap Hak Atas Tanah ................ 135

4.9 Periha1 Kuasa Mutlak ...................... 140

4.1 0. lnstruksi Mendagri, Dilarang,

Kuasa Mutlak Dalam Pemindahan

Hak Atas Tanah .. . ... .. .. . .. . .. ..... .. . .. . .. . . . 144

Daftar Pustaka ............................................................ 150 Curriculum Vitae ........................................................ 151

Perjanjian Pem/Jerian Kuasa Menurut KUHPerdata

Page 9: Penuntun Praktis - repository.unpar.ac.id

PENDAHULUAN

Pemberian Kuasa, adalah swttu perbuatan hukum yang bersumber pada petjanjian yang sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena bermacam-macam alasan, disamping kesibukan sehari-hari sebagai anggota masyarakat yang demikian kompleks.

Untuk mengatasi dan mengatur keadaan semacam ini, seseorang akan memerlukan bantuan atau jasa pihak lain dengan syarat atau formalitas-formalitas seperti yang ditentukan oleh Undang-Undang.

Dalam lapangan hukum materiil, hal ini diaturdalam Buku III, Bab XVI, Pasal 1792 sampai dengan Pasal 1819 KUHPerdata.

Da1am 1apangan hukum formil, diatur dalam Pasal 123 H.I.R (Pasal 147 R. Bg.).

Dalam pe1janjian pemberian kuasa, selalu ada 2 (dua) pihak atau lebih, yakni pemberi kuasa (lastgever) dan penerima kuasa (lasthebber).

Pemberi kuasa adalah orang yang telah dewasa dan tidak berada di bawah pengampuan (Pasal I 330 KUHPerdata).

Menurut Pasal 1798 KUHPerdata, seorang anak yang belum dewasa dapat ditunjuk menjadi penerima kuasa, tetapi pemberi kuasa tidak dapat menuntut penerima kuasa (yang masih belum dewasa), jika te1jadi hal-hal yang merugikan pemberi kuasa. Si pemberi kuasa dapat menggugat secm·a langsung orang dengan siapa si penerima kuasa telah bertindak dalam kedudukannya dan menuntut daripadanya pemenuhan persetujuannya (Pasal J 799 KUHPerdata) .

Perjanjian Pemberian Kuasa Menurut KUJIPerdata ..

Page 10: Penuntun Praktis - repository.unpar.ac.id

Pembahasan tentang perjanjian "pemberi kuasa", sebenarnya tidak dapat dilepaskan dan berkaitan erat dengan hal "perwakilan" (Vertegenwoordiging), karena pemberian kuasa akan menerbitkan perwakilan, yakni adanya seseorang yang mewakili orang lain untuk melakukan suatu perbuatan hukum (Subekti : Aneka Petjanjian, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1995, him. 141). Akan tetapi "perwakilan", tidak hanya bersumber kepada pemberian kuasa (petjanjian), juga bersumber pada Undang-Undang. Dalam buku kecil ini substansinya dibatasi hanya pada perjanjian "Pemberian Kuasa", disertai contoh-contohnya.

Page 11: Penuntun Praktis - repository.unpar.ac.id

[0 Pengertian Pemberi Kuasa

Pasal 1792 KUHPerdata, memberikan batasan, sebagai berikut : pemberian kuasa adalah suatu pe1:im1jian, dengan mana seseorang memberikan kekuasaan kepada orang lain, yang menerimanya, untuk atas namanya, menyelesaikan suatu pekerjaan.

Dari definisi ini dapat diketahui bahwa perjanjian pemberi kuasa adalah merupakan perjanjian sepihak.

Menurut Pasal 1313 KUHPerdata, perjanjian ialah : suatu perbuatan hukum dimana satu orang atau lebih mcngikatkan diri terhadap satu orang lain atau lcbih. Selanjutnya Pasal 1338 ayat I KUHPerdata, memberikan kebebasan kepada para pihak untuk an tara lain menentukan isi perjanjian dan memilih dengan siapa ia akan membuat suatu pe1janjian.

Kemudian makna kata-kata "untuk atas namanya", berarti bahwa yang diberi kuasa bertindak untuk dan atas nama pemberi kuasa, sehingga segala sebab dan akibat dari perjanjian ini menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari pemberi kuasa dalam batas-batas kuasa yang diberikan (Pasal 1807 KUH.Perdata).

Namun, tidak scmua hal dapat dikuasakan kepada orang lain (pihak III), ada pcrbuatan yang tidak dapat diwakilkan, scbagai contoh, misalnya: dalam mcmbuat tcstamen (Pasal 932 KUHPerdata), melangsungkan perkawinan, kccuali ada alasan pcnting scbagaimana diatur dalam Pasal 79 KUHPerdata, mengakui atau mcngangkat anak (Adopsi).

Menurut KUJ-!Perdata

Page 12: Penuntun Praktis - repository.unpar.ac.id

Tentang upah (kontra prestasi), Pasal 1794 KUHPerdata rnenentukan bahwa : perjanjian pernberian kuasa terjadi dengan curna- Curna, kecuali jika dipe1jaqjikan seba1iknya, Jika da1arn pmjanjian tidak ditentukan besar keci1nya upah, rnaka upah (kontra prestasi) cliatur rnenurut Pasa1 411 KUHPerclata,

Pasal411 KUHPerclata, berbunyi: sernua wali, kecuali bapak, ibu clan wali ,_ peserta, boleh mernperhitungkan upah sebesar tiga persen clari segala penclapatan, dua persen clari segala pengeluaran, clan satu setcngah persen clari modal yang mcreka terirna, kecua1i jika mereka lebih suka menerima upah yang ditentukan dengan surat wasiat atau clengan akta otentik tersebut dalarn Pasal 355; clalam hal yang clemikian mcreka tidak boleh memperhitungkan upah yang lebih besac

Akan tctapijika ditentukan sebaliknya maka isi pe1janjian itu yang berlaktt Oleh karena itu pe1janjian pemberian kuasa yang merupakan pe1janjian sepihak, berubah menjacli pe1janjian timbal- balik, disebut sebagai peijanjian timbal­balik yang ticlak sempurna,

Page 13: Penuntun Praktis - repository.unpar.ac.id

1!1 Jenis Pemberi Kuasa

Dari kelenluan Pasal 1795 KUHPerdala, dikenal dua jenis surat kuasa, yaitu : JI.l. Surat Kuasa Umum.

11.2. Sural Kuasa Khusus.

ad. II. I. Sural Kuasa Umum

Sualu pemberian kuasa yang diberikan secant umum adalah melipuli perbuatan - perbuatan pengurusan yang mencakup segala kepenlingan pemberi kuasa, kccuali pcrbualan yang hanya dapat dilakukan oleh scorang pemilik (Pasal 1796 KUHPerdala). Misalnya melakukan lindakan pcngurusan, penghunian atau pemeliharaan seperti membayar rekening listrik, telpon dan rekcning air atau tindakan lain yang merupakan tindakan pemilikan semcntara lerhadap sebuah rumah atau lcbih yang terletak di kola tertentu atau jalan tertentu.

ad. II. 2. Sural Kuasa Khusus

Sural kuasa ini hanya mengenai satu kepentingan lertentu atau lebih; oleh karena itu diperlukan suatu pcmberian kuasa yang menyebutkan dengan tegas perbuatan mana yang dapat dilakukan oleh penerima kuasa, misalnya : untuk mengalihkan hak atas barang bergerak atau tidak bergerak, memasang Hipotek atau membebankan Hak Tanggungan, melakukan suatu perdamaian atau perbuatan lain yang hanya dapat dilakukan oleh seorang pemilik.

Kuasa seorang pengacara untuk membela (menyelesai­kan) suatu perkara dimuka Pengadilan, diperlukan suatu

PeJjanjian Pemberian Kuasa Menurut KUHPerdata -

Page 14: Penuntun Praktis - repository.unpar.ac.id

Sural Kuasa Khusus secant tertulis (Pasal 123 HIR I Pasal 147 R. Bg.) dan dibubuhi mctcrai.

Dalarn praktek sehari - hari, dikenal satu jcnis surat kuasa lain, mclalui akta- akta Notaris a tau eli bawah tang an. Surat kuasa ini mcmakai klausul "tidak dapat dicabut kembali" atau lebih populer clcngan istilah, "Surat Kuusa Mutlak". Sural kuasa ini telah dilarang pcnggunaannya oleh Instruksi Menclagri tanggal6 Maret 1982, No. 14/1982, yang kcmudian tclah cliperkuat olch Jurispruclensi tvlahkamah Agung tanggal 14 April 1988, No. 2584 K/Pclt/1986 (Yahya Harahap : Jclukum Acara Pcrclata, Jakarta : Sinar Grafika, 2007, hlm. 6.). Putusan MahkamahAgung ini mencntukan: surat kuasa rnut!ak mengenai jual-beli tanah tidak dapal dibenarkan, karena clalam praktck scring clisalahgunakan untuk menyelunclupkanjual-beli tanah.

Scbclum dikcluarkannya Instruksi Mcnclagri No. 14/ 1982 tersebut, penggunaan surat kuasa mutlak dimungkinkan bcrclasarkan Pasal 3 Akla jual-bcli tncnurut lampiran Peraturan Mcnteri Agraria No. Ill 1961 (lihat lampiran 2).

Kccuali tcrhadap pcnggunaan surat kuasa mutlak dalam transaksi jual - beli tanah, para pilwk dapat scpakat agar pernbcrian kuasa tidak clapat clicabul kernbali. Hal ini dimungkinkan oleh karena Hukurn Pcrjanjian bersifat mengatur (Yahya Harahap : Ibid, hlm. 2).

Petjanjian Pemherian Kuasa Mmurut KU!IPerdata

Page 15: Penuntun Praktis - repository.unpar.ac.id

@J Bentuk Pemberi Kuasa

Pasal 1793 KUHPerdata, menentukan bahwa suatu surat kuasa, dapat dibuat dengan : IlL I. akta otentik

III.2. akta di bawah Iangan

!Il.3. sural biasa

JII.4. secara lisan

I!I.5. secara diam - diam.

Dalam hal tertentu, pihak-pihak dalam pe1janjian pemberian kuasa, terikat pada syarat-syarat formil, seperti :

a. Surat kuasa yang harus otentik :

a.l.Kuasa untuk melangsungkan perkawinan (Pasal 79 KUHPerdata).

a.2.Kuasa menghibahkan (Pasal 1683 KUHPerdata)

Dengan berlakunya UUPA, sepanjang mengenai tanah sudah dicabut, tetapi dalam hal- hal lain belum dicabut.

a.3.Kuasa memasang Hipotek (Pasal 1171 KUHPerdata)

Demikian pula kuasa membebankan hak tanggungan, disingkat SKMHT (penjelasan umum butir 7 UU Hak Tanggungan, UU No. 4/1996)

Dalam memberikan hak tanggungan, pemberi hak tanggungan wajib hadir dihadapan PPAT. Jika karena sesuatu sebab tidak dapat hadir sendiri, ia wajib menunjukpiha~ lain sebagai kuasanya, dengan

Page 16: Penuntun Praktis - repository.unpar.ac.id