9
TINJAUAN PUSTAKA DEFINISI Gagal jantung adalah ketidak mampuan jantung untuk mempertahankan curah jantung ( cardiak output ) dalam memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Gagal jantung kiri adalah ketidakmampuan ventrikel kiri untuk memompa darah yangdatang dari paru demi memenuhi kebutuhan jaringan perifer akan oksigen dan nutrisi. EPIDEMIOLOGI WHO memperkirakan 15 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung setiap tahun, sama dengan 30 persen total kematian di dunia (National Cardiovascular Centre, 2009 ). Di Indonesia belum ada data epidemiologi untuk gagal jantung, namun pada Survei Kesehatan Nasional dikatakan bahwa penyakit sistem sirkulasi merupakan penyebab kematian utama di Indonesia (26,4%) dan pada Profil Kesehatan Indonesi disebutkan bahwa penyakit jantung berada di urutan ke-delapan (2,8%) pada 10 penyakit penyebab kematian terbanyak di rumah sakit di Indonesia (Indrawati, 2009). ETIOLOGI Penyebab dari gagal jantung dapat diklasifikasikan antara lain kegagalan yang berhubungan dengan abnormalitas seperti kehilangan miosit, kontraksi yang tidak terkoordinasi dan kurangnya kontraktilitas. Selain itu, penyebab lain berupa kegagalan yang berhubungan dengan overload, kegagalan yang

PENUGASAN KARDIO

  • Upload
    rullydr

  • View
    217

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

1245

Citation preview

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISIGagal jantungadalah ketidakmampuanjantung untukmempertahankan curahjantung(cardiak output ) dalam memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.Gagal jantung kiri adalah ketidakmampuan ventrikel kiri untuk memompa darah yangdatang dariparu demimemenuhi kebutuhan jaringanperifer akan oksigen dannutrisi.

EPIDEMIOLOGIWHO memperkirakan 15 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung setiap tahun, sama dengan 30 persen total kematian di dunia (National Cardiovascular Centre, 2009 ). Di Indonesia belum ada data epidemiologi untuk gagal jantung, namun pada Survei Kesehatan Nasional dikatakan bahwa penyakit sistem sirkulasi merupakan penyebab kematian utama di Indonesia (26,4%) dan pada Profil Kesehatan Indonesi disebutkan bahwa penyakit jantung berada di urutan ke-delapan (2,8%) pada 10 penyakit penyebab kematian terbanyak di rumah sakit di Indonesia (Indrawati, 2009).

ETIOLOGIPenyebab dari gagal jantung dapat diklasifikasikan antara lain kegagalan yang berhubungan dengan abnormalitas seperti kehilangan miosit, kontraksi yang tidak terkoordinasi dan kurangnya kontraktilitas. Selain itu, penyebab lain berupa kegagalan yang berhubungan dengan overload, kegagalan yang berhubungan dengan abnormalitas katup, kegagalan yang disebabkan abnormalitas ritme jantung, abnormalitas perikardium dan kelainan congenital.Faktor pencetus dari gagal jantung seperti :a. Meningkatnya asupan garam.b. Ketidakpatuhan menjalani pengobatan anti gagal jantung.c. Infark miokard akut.d. Serangan hipertensi.e. Aritrnia akut.f. Indokarditis infektif..g. Emboli paru.h. Anemia.i. Tirotoksikosis.j. Kehamilan.PATOFISIOLOGIKelainan intrinsik pada kontraktilitas myokard yang khas pada gagal jantung akibat penyakit jantung iskemik, mengganggu kemampuan pengosongan ventrikel yang efektif. Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun mengurangi curah sekuncup, dan meningkatkan volume residu ventrikel. Sebagai respon terhadap gagal jantung, ada tiga mekanisme primer yang dapat di lihat : Meningkatnya aktivitas adrenergik simpatik Meningkatnya beban awal akibat aktivasi sistem rennin angiotensin aldosteron, dan Hipertrofi ventrikel.Ketiga respon kompensatorik ini mencerminkan usaha untuk mempertahankan curah jantung. Kelainan pada kerja ventrikel dan menurunnya curah jantung biasanya tampak pada keadaan beraktivitas. Dengan berlanjutnya gagal jantung maka kompensasi akan menjadi semakin kurang efektif. Menurunnya curah sekuncup pada gagal jantung akan membangkitkan respon simpatik kompensatorik. Meningkatnya aktivitas adrenergic simpatik merangang pengeluaran katekolamin dari saraf saraf adrenergic jantung dan medulla adrenal. Denyut jantuing dan kekuatan kontraksi akan meningkat untuk menambah curah jantung. Juga terjadi vasokonstriksi arteria perifer untuk menstabilkan tekanan arteria dan redistribusi volume darah dengan mengurangi aliran darah ke organ organ yang rendah metabolismenya seperti kulit dan ginjal, agar perfusi ke jantung dan otak dapat dipertahankan.Penurunan curah jantung pada gagal jantung akan memulai serangkaian peristiwa : Penurunan aliran darah ginjal dan akhirnya laju filtrasi glomerulus. Pelepasan rennin dari apparatus juksta glomerulus. Interaksi rennin dengan angiotensinogen dalam darah untuk menghasilkan angiotensin Konversi angiotensin I menjadi angiotensin II. Perangsangan sekresi aldosteron dari kelenjar adrenal. Retansi natrium dan air pada tubulus distal dan duktus pengumpul.

Respon kompensatorik terakhir pada gagal jantung adalah hipertrofi miokardium atau bertambahnya tebal dinding. Hipertrofi meningkatkan jumlah sarkomer dalam sel-sel miokardium, tergantung dari jenis beban hemodinamik yang mengakibatkan gagal jantung,sarkomer dapat bertambah secara parallel atau serial. Respon miokardium terhadap beban volume, seperti pada regurgitasi aorta, ditandai dengan dilatasi dan bertambahnya tebal dinding.

GEJALA KLINISGejala yang paling sering dialami adalah berupa sesak nafas, yang semula pada waktu mengeluarkan tenaga, tetapi juga pada saat istirahat (berbaring) dalam kasus yang lebih berat.Pada gagal jantung kiri akan timbul :a) Dyspneu d 'efort yaitu, sesak nafas yang terjadi pada saat melakukan aktivitas fisik.b) FatigC) OrtopneaMerupakan sesak nafas yang terjadi pada saat berbaring, dan dapat dikurangi dengan sikap duduk atau berdiri. Hal ini disebabkan karena pada saat berdiri terjadi penimbunan di kaki dan perut. Pada saat berbaring maka cairan ini kembali ke pembuluh darah danmenambah darah balik, sehingga terjadi sesak nafas.d) Dispnea nokturnal peroksimalSerangan sesak nafas ini terjadi pada malarn hari, pada saat pasien tertidur dan akan terbangun karena sesak nafas. Faktor-faktor yang menyebabkan antara lain : menurunnya tonus simpatis, darah balik yang bertambah, penurunan aktivitas pada saat pernafasan di malam hari, dan edema paru. Untuk menghilangkan gejala ini penderita memerlukan waktu kurang lebih 30 menit.e) Pembesaran jantungf) Takikardiag) BatukMenurut New York Heart Association (NYHA), membagi klasifikasi fungsional gagal jantung dalam 4 kelas :Kelas 1 : Bila pasien dapat melakukan aktivitas berat tanpa kelahan.Kelas 2 : Bila pasien tidak dapat melakukan aktivitas lebih berat dari aktivitas sehariharitanpa keluhan.Kelas 3 : Bila pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa keluhan.Kelas 4 : Bila pasien sama sekali tidak dapat melakukan aktivitas apapun dan harustirah baring.

DIAGNOSISKriteria menurut Framingham untuk diagnosis gagal jantung :Kriteria Mayor : Paroksismal nokturnal dispnea Distensi vena leher Ronki paru Kardiomegali Edema paru akut Gallop S3 Peninggian tekanan vena jugularis Refluk hepatojugularKeriteria Minor : Edema ekstremitas Batuk malam hari Dispnea Deffort Hepatomegali Efusi pleura Penurunan kapasitasvital 1/3 dari normal Takikardi

Pemeriksaan fisikAnamnesisKongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri krn ventrikel kiri tak mampu memompa darah yang datang dari paru. Manifestasi klinis yang terjadi yaitu : Dispnea d effort Dispnea on effort seringkali terjadi dan merupakan keluhan dini dari gagal jantung kiri. Pada sebagian penderita terdapat kongestif pulmonum, tetapi tidak mengeluh , hal ini disebabkan mereka sercara gradual tanpa disadari banyak berdiam diri ataupun membatasi diri di tempat tidur. Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan mengganggu pertukaran gas. OrthopneaPenderita dengan orthopnea mengeluh sesak napas pada posisi tiduran dan berkurang pada posisi tegak. Menghilang atau berkurangnya sesak napas pada posisi tegak akibat dari venous return yang menurun dan menurunnnya tekanan hidrostatik pada bagian atas paru sehingga menambah kapasitas vital paru. Othopnea tidak saja hanya pada gagal jantung tetapi juga pada penyakit paru kronik.

Paroksismal Nocturnal Dispnea ( PND )Penderita dengan PND mengeluh mendadak bangun tidurnya setelah beberapa jam tidur, duduk di tepi tempat tidur atau berdiri dan mencari udara segar di jendela. Serangan PND biasanya terjadi pada malam hari. Bronkospasme akibat kongestif pada mukosa dan udema intertisial menekan bronkus, menambah kesukaran ventilasi dan napas. Adanya wheezing maka dinamakan asma kardiale. Beda dengan orhopnea, hilang segera setelah duduk, PND memerlukan sekitar 30 menit sebelum sesak hilang. Episode PND biasanya sangat mengejutkan penderita seingga takut untuk tidur kembali meskipun keluhan hilang.

Pemeriksaan Penunjang EKGMenunjukan keadaan yang mendasari gagal jantung kiri, antara lain : AF dengan QRS yang cepat, pembesaran ruang jantung ( LAH dan LVH ). Foto thorak Foto thorax PA atau lateral dapat memberikan informasi akan adanya gagal jantung. Dapat mengungkapkan adanya pembesaran jantung, edema atau efusi fleura yang menegaskan diagnisa gagal jantung kiri EkhokardiografiSpesifik dan sensitive untuk menilai meningkatnya massa ventrikel (hipertrofi ventrikel).Dengan Doppler dapat menentukan regurgitasi ataupun stenosis. Dapat menetapkan gagal jantung diastolic yang biasanya terdapat pada hipertrofi ventrikel.

PENATALAKSANAANPenatalaksanaan untuk gagal jantung didasarkan pada usaha untuk menentukan diagnosa yang tepat, menyingkirkan kelainan yang menyerupai gagal jantung, dan memberikan pengobatan untuk mengurangi keluhan. Secara umurn tindakan dan pengobatan untuk gagal jantung didasarkan pada 4 aspek, yaitu:1. Mengurangi beban kerja.2. Memperkuat kontraktilitas miokard.3. Mengurangi kelebihan cairan dan gararn.4. Melakukan tindakan dan pengobatan khusus terhadap penyabab, factor-faktorpencetus, dan kelainan yang mendasari.Tujuan utama pengobatan gagal jantung adalah untuk mengurangi gejala akibat bendungan sirkulasi, memperbaiki kapasitas kerja dan kualitas hidup, serta memperpanjang harapan hidup. Untuk gagal jantung yang tetap bergejala walaupun penyakit yang mendasarinya telah diobati memerlukan pembatasan aktivitas fisik, pembatasan asupan garam, dan obat.untuk itu pendekatan awal adalah memperbaiki berbagai gangguan yang mampu pulih untuk menghilangkan beban kardiovaskuler yang berlebihan seperti mengobati hipertensi, mengobati anemia, mengurangi berat badan, atau memperbaiki stenosis aorta.