Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KARAKTER KERJA SAMA SISWA
KELAS XI DAN XII IPA SMA SWASTA ILE BOLENG MENGENAI
ELASTISITAS DAN HUKUM HOOKE MENGGUNAKAN METODE
EKSPERIMEN TERBIMBING
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh
Efrem Fortunatus Tadon
161424016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
ABSTRAK
PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KARAKTER KERJA SAMA
SISWA KELAS XI DAN XII IPA SMA SWASTA ILE BOLENG
MENGENAI ELASTISITAS DAN HUKUM HOOKE MENGGUNAKAN
METODE EKSPERIMEN TERBIMBING
Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Efrem Fortunatus Tadon
2020
Penelitian ini adalah studi kasus yang bertujuan untuk mengetahui (1)
peningkatan pemahaman siswa kelas XI dan XII IPA dalam pembelajaran
elastisitas dan Hukum Hooke pada pegas di SMA Swasta Ile Boleng menggunakan
metode eksperimen, dan (2) adanya peningkatan karakter kerja sama siswa yang
terjadi dalam pembelajaran tersebut.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Swasta Ile Boleng. Partisipan dari penelitan ini
adalah kelas XI dan XII IPA, yang terdiri dari 8 siswa. Treatment yang diberikan
berupa pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing. Adapun instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, lembaran observasi, dan tes
tertulis berupa pretest dan posttest. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian
ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran fisika pada pokok
bahasan elastisitas dan Hukum Hooke pada pegas menggunakan metode
eksperimen terbimbing dapat : (1) meningkatkan pemahaman hasil belajar siswa,
dan (2) meningkatkan karakter kerja sama siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRACT
INCREASING STUDENTS’ UNDERSTANDING AND COOPERATIVE
CHARACTERS OF XI DAN XII GRADE OF SCIENCE MAJOR IN ILE
BOLENG PRIVATE HIGH SCHOOL ON ELASTICITY AND HOOKE LAW
USING THE GUIDED EXPERIMENT METHOD
Thesis, Physics Education Study Program
Faculty of Teachers Training and Education
Sanata Dharma University
Efrem Fortunatus Tadon
2020
This research is a case study that aims to find out (1) the improvement of
students' understanding of XI dan XII grade of science major in learning elasticity
and Hooke Law on springs at Ile Boleng Private High School using guided
experimental methods, and (2) the increase of students cooperative character that
occurs in such learning.
This research was conducted at the Ile Boleng Privase High School. The
participants of this research were XI and XII grade of Science major, which
consisted of 8 students. The treatment provided was in the form of learning with the
guided experimental method. The instruments used in this study were
questionnaires, observation sheets, and written tests in the form of pretest and
posttest. This type of research used in this research was descriptive qualitative and
quantitative descriptive research.
The results showed that physics learning on the subject of elasticity and
Hooke's Law on springs using the guided experimental method was able to improve
(1) student understanding of learning outcomes and (2) the students’ cooperative
character.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat, bimbingan dan penyertaan-Nya dari awal hingga akhir penyusunan
Proposal yang berjudul “Peningkatkan Pemahaman dan Karakter kerja sama siswa
kelas XI dan XII IPA SMA Swasta Ile Boleng Mengenai elastisitas dan Hukum
Hooke Menggunakan Metode Eksperimen Terbimbing” dapat diselesaikan dengan
baik.
Penulisan ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Sanata Dharma. Penulisan ini
dapat terselesaikan dengan baik berkat kerjasama, dukungan, bantuan, motivasi,
serta gagasan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak
langsung memberi bantuan dan dukungan terselesainya proposal ini:
1. Prof. Dr. Paul Suparno, S. J., M.S.T selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, dukungan, bantuan, dan motivasi kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Elisabeth Dian Atmajati, S.Pd., M.Si selaku dosen Program Studi
Pendidikan Fisika yang telah membantu memvalidasi kisi-kisi instrumen tes
tertulis dan observasi kepada penulis dalam mengerjakan skripsi dan selaku
dosen penguji yang telah bersedia memberikan masukan guna
menyempurnakan skripsi ini.
3. Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika dan dosen penguji yang telah memberikan motivasi dan masukan
guna menyempurnkan skripsi ini.
4. Segenap dosen dan karyawan Program studi Pendidikan Fisika yang telah
memberikan pendidikan serta layanan dengan baik kepada penulis selama
menempuh studi di Program studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata
Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
5. Bapak Drs. Lukas Tura Boli, selaku Kepala Sekolah SMA Swasta Ile
Boleng yang telah memberikan ijin penelitian.
6. Bapak Nikodemus Bin Bernadus, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Fisika
kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 yang telah membantu dalam persiapan
penelitian, memberi masukan dan semangat.
7. Segenap Bapak/Ibu guru beserta kariawan SMA Swasta Ile Boleng yang
telah memberikan bantuan dan dukungan.
8. Bapak Tadon Ama dan Mama Oktovia Niga, Kakakku Elvin Tadon, Rina
Tadon, Rino Tadon, Asti Orlando, Ance Orlando, Esi Orlando, dan adikku
Elsa Tadon, yang selalu mendoakan dan memberi semangat sehingga dapat
terselesaikannya skripsi ini.
9. Teman-teman Yohana Atwina Aspiranti Ndoa, Maria Gratiana Adelaide
Simon, Maria Goreti Sarah Hutu, Chresensia Febby Varisa, Arvian Ama
Ngongo, Alfan R.F. Pariuri, Yohanes Yesan, dan Andreas Ujik Pratama
yang selalu memberikan dukungan, doa dan semangat.
10. Margaretha Fionelda Marin yang selalu memberi dukungan, semangat dan
selalu mengingatkan untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman-teman seangkatan Pendidikan Fisika 2016 yang telah berjuang
bersama dalam keadaan suka maupun duka.
Penulis
Efrem Fortunatus Tadon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN OLEH PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN OLEH PENGUJI ................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI HASIL KARYA.............................. v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
ABSTRACT ........................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 3
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................. 4
BAB 2 KAJIAN TEORI ...................................................................................... 5
2.1. Pemahaman ........................................................................................... 5
2.2. Hasil Belajar .......................................................................................... 5
2.3. Metode Eksperimen Terbimbing ............................................................ 6
2.4. Pendidikan Karakter .............................................................................. 9
2.5. Kerja Sama .......................................................................................... 10
2.6. Materi Pembelajaran Elastisitas dan Hukum Hooke ............................. 12
2.7. Langkah Penelitian .............................................................................. 21
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
3.1. Jenis Penelitian .................................................................................... 23
3.2. Waktu dan Tempat ............................................................................... 23
3.3. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................ 23
3.4. Desain Penelitian ................................................................................. 24
3.5 Treatment ............................................................................................ 25
3.6 Instrumen............................................................................................. 25
3.7 Validitas .............................................................................................. 34
3.8 Analisis Data ....................................................................................... 35
BAB 4 DATA DAN ANALISIS ........................................................................ 45
4.1 Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 45
4.2 Data dan Analisis ................................................................................. 48
4.3 Pembahasan ......................................................................................... 55
4.4 Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 59
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 60
5.1 Kesimpulan.......................................................................................... 60
5.2 Saran ................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 61
LAMPIRAN ...................................................................................................... 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Grafik Hubungan Gaya dengan Perubahan Panjang Benda .............. 13
Gambar 2.2 Neraca pegas.................................................................................. 14
Gambar 2.3 Schock Breaker pada motor............................................................. 14
Gambar 2.4 Susunan seri pada pegas .................................................................. 17
Gambar 2.5 Susunan paralel pegas ..................................................................... 18
Gambar 2.6 Gerak Harmonik pada Pegas ........................................................... 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Kisi-kisi dan format soal uraian Pretest Materi elastisitas dan
Hukum Hooke Pada Pegas ................................................................. 27
Tabel 3. 2 Kisi-kisi dan format soal uraian Posttest Materi elastisitas dan
Hukum Hooke Pada Pegas ................................................................ 29
Tabel 3. 3 Kisi-kisi Instrumen Observasi ............................................................ 32
Tabel 3. 4 Kisi-kisi instrumen Angket ................................................................ 34
Tabel 3. 5 Penentuan skor tiap soal .................................................................... 35
Tabel 3. 6 Jawaban soal pretest dan posttest ....................................................... 36
Tabel 3. 7 Klarifikasi skor Observasi Kerja Sama .............................................. 44
Tabel 4. 1 Ringkasan Pelaksanaan Penelitian ……………………………………45
Tabel 4. 2 Skor Hasil Belajar Siswa Awal dan Akhir ......................................... 49
Tabel 4. 3 Analisis Wilcoxon untuk kelompok dependen XI dan XII IPA .......... 50
Tabel 4. 4 Hasil Angket Tingkat Kerja Sama Siswa ........................................... 52
Tabel 4. 5 Hasil Analisis Angket Tingkat Kerja Sama Siswa .............................. 53
Tabel 4. 6 Hasil Observasi Tingkat Kerja Sama Siswa ....................................... 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian dari Kampus .................................................... 64
Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian dari Sekolah .................................................... 65
Lampiran 3 Surat Keterangan setelah Penelitian ................................................. 66
Lampiran 4 Validitas Soal Pre-test dan Post-test, Lembar Kerja Siswa (LKS) .... 67
Lampiran 5 Soal Pre-test dan Post-test ............................................................... 80
Lampiran 6 Kunci Jawaban Soal Pre-test dan Post-test ...................................... 80
Lampiran 7 Angket Kerja Sama Siswa ............................................................... 87
Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa (LKS) ............................................................. 88
Lampiran 9 Jawaban Pre-test dan Post-test Siswa ............................................... 95
Lampiran 10 Angket Kerja Sama Pre-test dan post-test Siswa .......................... 103
Lampiran 11 Hasil Instrumen Observasi........................................................... 105
Lampiran 12 Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS) ................................................ 106
Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................................. 113
Lampiran 14 Foto ............................................................................................ 121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemahaman merupakan salah satu faktor psikologis dalam belajar.
Pemahaman dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Dalam hal
ini siswa dapat menguasai materi, memahami maksudnya, menangkap
maknanya, yang dipelajari bersama di dalam kelas menjadi tujuan akhir dari
pembelajaran. Pemahaman memiliki arti yang mendasar, sehingga tanpa
pemahaman, skill pengetahuan dan sikap tidak akan bermakna. Pemahaman
bersifat dinamis. Dengan ini diharapkan pemahaman akan bersifat kreatif
dan akan menghasilkan imajinasi dan pikiran yang tenang. Apabila siswa
benar-benar memahaminya, maka akan siap memberi jawaban yang pasti
atas pertanyaan-pertanyaan atau berbagai masalah dalam belajar. Dengan
demikian, pemahaman sangat penting dalam belajar, menurut Thomas F.
Staton (dalam Sardiman, 1986: 42).
Pendidikan karakter adalah proses yang tak pernah berhenti.
Pendidikan karakter bukanlah sebuah proyek yang ada awal dan akhirnya.
Pendidikan karakter diperlukan agar setiap individu menjadi orang yang
lebih baik, menjadi warga masyarakat yang lebih baik, dan menjadi warga
Negara yang lebih baik (Raka Gede, dkk, 2011). Berdasarkan pengalaman
penulis waktu masih berada di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA),
pendidikan karakter yang diterapkan dalam pembelajaran bisa dibilang
masih kurang, oleh karena itu pendidikan karakter harus diterapkan pada
saat pembelajaran sehingga dapat membantu siswa menjadi individu yang
lebih baik dan mempunyai karakter yang baik pula. Dalam pembelajaran
metode eksperimen sangat penting untuk membantu siswa memahami
materi yang diajarkan, karena siswa dapat langsung melakukan percobaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
yang berkaitan dengan materi. Hal ini, pernah dialami penulis sewaktu
masih menempuh jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), dimana Guru
mata pelajaran lebih monoton menjelaskan materi di kelas dibandingkan
melakukan percobaan di laboratorium yang telah difasilitasi sekolah. Dari
pengalaman tersebut dan berdasarkan kurikulum 2013 siswa dituntut agar
lebih aktif, mencari, menemukan, dan merumuskan suatu permasalahan
dalam proses pembelajaran. Guru hanya sebagai fasilitator. Penulis
melakukan penelitian dengan menggunakan metode eksperimen untuk
membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan, sehingga siswa
benar-benar terlibat langsung dalam melakukan percobaan berkaitan
dengan materi dan juga siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Hukum Hooke menyatakan “Jika gaya Tarik yang bekerja pada
pegas tidak melampaui batas elastisitas pada pegas, maka pertambahan
panjang pegas berbanding lurus dengan gaya yang bekerja pada pegas”.
Semakin besar gaya tarik yang bekerja pada pegas, semakin besar
pertambahan panjang pegas (Marthen, 2006). Salah satu konsep Hukum
Hooke yang diajarkan di SMA adalah elastisitas dan Hukum Hooke pada
pegas. Konsep tersebut merupakan konsep dasar. Melalui metode kelas
eksperimen dan kelas kontrol, siswa harus memahami secara sungguh-
sungguh mengenai konsep Hukum Hooke tersebut. Jika konsep Hukum
Hooke tidak dipahami secara benar, maka siswa akan mengalami kesulitan
dalam memahami konsep-konsep fisika lainnya, terutama yang berkaitan
dengan konsep Hukum Hooke pada pegas.
Didalam kegiatan belajar mengajar seorang guru jarang melakukan
komunikasi dengan siswa terkait dengan materi yang sudah diajarkan di
dalam kelas. Hal ini, pernah dialami penulis sewaktu masih menempuh
jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), dimana guru mata pelajaran fisika
lebih fokus untuk memenuhi tugas pembelajaran secara umum sehingga,
membuat materi yang diajarkan tidak tersampaikan dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Penelitian ini dilakukan di SMA Swasta Ile Boleng karena pada
sekolah ini belum pernah dilakukan penelitian tentang metode eksperimen
terbimbing. Selain itu, jumlah siswa kelas XI IPA SMA Swasta Ile Boleng
terdiri dari dua kelas dan setiap kelas berjumlah 26 siswa, sehingga peneliti
dapat memili satu kelas untuk melakukan penelitian.
Berdasarkan latar belakang itu, maka peneliti tertarik melakukan
penelitian untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa mengenai konsep
elastisitas dan Hukum Hooke pada pegas di SMA Swasta Ile Boleng. Oleh
karena itu, penulis mengambil judul penelitian ini: “Peningkatkan
pemahaman dan karakter kerja sama siswa kelas XI dan XII IPA mengenai
Hukum Hooke menggunakan eksperimen terbimbing di SMA Swasta Ile
Boleng.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut :
1) Apakah tingkat pemahaman siswa kelas XI dan XII IPA mengenai
konsep elastisitas dan Hukum Hooke pada pegas di SMA Swasta
Ile Boleng meningkat lewat pembelajaran dengan metode
eksperimen terbimbing.
2) Apakah karakter kerja sama siswa kelas XI dan XII IPA di SMA
Swasta Ile Boleng meningkat setelah belajar dengan metode
eksperimen tentang elastisitas dan hukum Hooke.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui:
1) Peningkatan pemahaman siswa kelas XI dan XII IPA mengenai
konsep elastisitas dan Hukum Hooke pada pegas di SMA Swasta
Ile Boleng menggunakan metode eksperimen terbimbing.
2) Peningkatan karakter kerja sama siswa kelas XI dan XII IPA di SMA
Swasta Ile Boleng setelah belajar dengan metode eksperimen
tentang elastisitas dan hukum Hooke.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Guru
Memberikan informasi mengenai pemahaman siswa dalam
memahami konsep elastisitas dan Hukum Hooke pada pegas dengan
menggunakan metode eksperimen, dan juga memberikan informasi terkait
pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen sehingga
diharapkan dapat membantu proses pembelajaran di sekolah.
1.4.2. Bagi Penelitian
Memberikan bahan referensi bagi peneliti yang ingin
mengembangkan penelitian mengenai pengaruh metode eksperimen
dalam pembelajaran fisika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB 2
KAJIAN TEORI
2.1. Pemahaman
Arti pemahaman
Pemahaman adalah proses mental seseorang memahami sesuatu
yang telah diketahui dan diingat dan merupakan landasan bagi siswa untuk
membangun wawasan (Pusat Bahasa Depdiknas, 2002 & Simanjutak,
2012). Pemahaman konsep dan prinsip merupakan persyaratan keberhasilan
siswa terhadap fisika (Simanjutak, 2012).
Beberapa indikator yang menunjukkan pemahaman seseorang akan
suatu konsep menurut (Wardani, 2010) antara lain: 1) dapat menyatakan
pengertian konsep dalam bentuk definisi menggunakan kalimat sendiri
secara rinci; 2) dapat mengklasifikasi obyek-obyek menurut sifat-sifat
tertentu (sesuai dengan konsepnya); 3) dapat menyajikan konsep dalam
berbagai bentuk representasi matematis; 4) dapat memberi contoh dan non
contoh dari konsep; 5) dapat mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup
konsep; 6) dapat menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau
operasi tertentu; 7) dapat mengaplikasikan konsep pemecahan masalah.
2.2. Hasil Belajar
2.2.1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik
kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dicapai maupun dikuasai siswa
setelah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar dapat dijadikan
tolak ukur keberhasilan pembelajaran yang dilakukan guru, sekaligus
tingkat pencapaian siswa terhadap kompetensi atau materi yang telah
ditentukan (Kunandar, 2013: 62)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Hasil belajar merupakan sesuatu yang sangat penting. Dengan hasil
belajar guru bisa melakukan refleksi dan evaluasi terhadap kualitas
pembelajaran yang telah dilakukan. Metode, strategi, media, model
pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar itu tepat dan
efektif dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa.
Jika hasil belajar belajar siswa berupa Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) maka bisa dikatakan proses pembelajaran yang dilakukan guru
berhasil dan siswa telah tuntas dalam menguasai kompetensi atau materi
yang telah ditentukan. Jika hasil belajar siswa dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) maka bisa dikatakan proses pembelajaran yang dilakukan
guru gagal dan siswa belum tuntas dalam menguasai kompetensi atau materi
yang ditentukan.
2.2.2. Hasil Belajar Fisika
Pencapaian hasil belajar yang baik dalam pembelajaran fisika adalah
kemampuan siswa dapat memahami materi fisika yang diberikan guru.
Kemampuan hasil belajar dapat dilihat dari berbagai aspek contohnya
adalah dalam proses belajar mengajar siswa dapat mengerjakan soal,
memahami materi, berpendapat. Pada pembelajaran dengan suatu
eksperimen, siswa dapat melakukan percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri dari suatu yang telah dipelajari dengan bantuan alat,
lembar kerja siswa (LKS) untuk tercapainya suatu percobaan.
2.3. Metode Eksperimen Terbimbing
2.3.1. Pengertian Metode Eksperimen
Metode Eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu
yang dipelajari. Siswa dituntut mengalami sendiri, mencari kebenaran, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
mencoba mencari suatu hukum atau dalil serta menarik kesimpulan atas
proses yang dialaminya (Bahri, 2006: 84).
Secara umum metode eksperimen adalah metode mengajar yang
mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian,
pengecekan, bahwa teori yang sudah dibicarakan itu memang benar
(Suparno, 2013: 83). Berdasarkan pendapat disimpulkan bahwa metode
eksperimen merupakan metode mengajar yang melibatkan siswa secara
langsung untuk melakukan percobaan. Siswa dapat menemukan kebenaran
sendiri, mengamati peristiwa atau kejadian yang terjadi pada suatu obyek
dibawah bimbingan guru.
2.3.2. Metode Eksperimen Terbimbing
Dalam metode eksperimen seluruh jalan percobaan sudah dirancang
oleh guru sebelum percobaan dilakukan oleh siswa, sehingga siswa tidak
bingung tentang langkah-langkah yang akan dibuat. Data yang harus
dikumpulkan dan kesimpulan mana yang akan dituju oleh siswa cukup jelas.
1) Tugas Guru dalam eksperimen terbimbing
Menurut Suparno, (2013: 84) untuk melakukan pembelajaran
dengan eksperimen terbimbing, guru berpengaruh sangat penting. Beberapa
hal penting yang dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut:
(1) Memilih eksperimen yang akan diberikan kepada siswa.
(2) Merencanakan langkah-langkah percobaan atau membuat Lembar
Kerja Siswa (LKS).
(3) Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan, sehingga pada saat
siswa melakukan eksperimen semua alat siap dan eksperimen
berjalan dengan lancar.
(4) Pada saat siswa melakukan esperimen, guru bisa berkeliling melihat
bagaimana siswa melakukan eksperimen dan memberi masukan
kepada siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
(5) Bila ada alat yang macet guru dapat membantu siswa agar alatnya
jadi baik.
(6) Membantu siswa dalam menarik kesimpulan dari percobaan yang
dilakukan.
(7) Guru harus memeriksa laporan praktikum siswa.
2) Tugas Siswa dalam eksperimen terbimbing
Dalam eksperimen terbimbing, siswa berada dalam kelompok kecil
untuk melakukan eksperimen/percobaan yang sesuai dengan petunjuk
praktikum atau LKS yang diberikan oleh guru. Dalam percobaan, siswa
akan melakukan beberapa hal sebagai berikut (Suparno, 2013: 85):
(1) Membaca petunjuk praktikum atau LKS dengan teliti sebelum
melakukan praktikum atau percobaan.
(2) Mencari alat-alat yang diperlukan dalam praktikum.
(3) Merangkai alat-alat sesuai dengan gambar rangkaian pada LKS.
(4) Mulai mengamati jalannya percobaan dan mencatat data yang
diperlukan.
(5) Mendiskusikan dalam kelompok untuk membuat laporan praktikum
dan membuat kesimpulan dari data hasil percobaan.
(6) Dapat mempresentasikan percobaan yang telah dilakukan.
Dalam pembelajaran fisika di SMA dan SMP, kebanyakan
eksperimen dipilih yang terbimbing atau terencana. Alasan utama adalah
dengan model eksperimen terbimbing ini, hasilnya akan lebih cepat selesai
dan lebih teratur serta terarah, sehingga siswa tidak mudah bingung
(Suparno, 2013: 84). Metode ini melatih siswa untuk cermat, terampil, dan
aktif melakukan perencanaan, pengumpulan data, pengamatan, penemuan,
hingga menarik kesimpulan. Manfaat menggunakan metode eksperimen
dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam bertujuan agar siswa mampu
mencari dan menemukan sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2.4. Pendidikan Karakter
2.4.1. Arti Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter merupakan bentuk kegiatan manusia yang di
dalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik diperuntukkan bagi
generasi selanjutnya. Pendidikan karakter adalah proses yang tak pernah
berhenti. Pemerintah boleh berganti, raja boleh turun takhta, presiden boleh
berakhir masa jabatannya, namun pendidikan karakter harus berjalan terus.
Pendidikan karakter bukanlah sebuah proyek yang ada awal dan akhirnya.
Pendidikan karakter diperlukan agar setiap individu menjadi orang yang
lebih baik, menjadi warga masyarakat yang lebih baik, dan menjadi warga
negara yang lebih baik (Raka Gede, dkk, 2011). Pada penelitian ini, peneliti
melakukan observasi menggunakan pedoman lembar observasi yang telah
memuat sejumlah indikator atau aspek sikap yang akan diamati untuk
melihat karakter dalam tindakan kerja sama yang dilakukan siswa dalam
proses pembelajaran.
2.4.2. Isi Pendidikan Karakter di Sekolah
Isi pendidikan karakter sebagai berikut (Raka Gede, dkk, 2011):
(1) Kejujuran: kejujuran tidak hanya mencangkup pengertian tidak
bohong atau berkata benar, tetapi juga tindakan “tidak
mengambil barang yang bukan haknya”.
(2) Rasa Tanggung Jawab: jujur dan tanggung jawa merupakan
perwujutan dari integrasi. Salah satu sikap bertanggung jawab
sangat perlu dikembangkan adalah “tidak mencari kambing
hitam”. Mencari kambing hitam adalah kebiasaan melempar
kesalahan kepada orang atau pihak lain apabila ada hal-hal yang
tidak diinginkan terjadi.
(3) Semangat Belajar: kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa
sangat ditentukan oleh kemampuan menciptakan, menguasai,
dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
(4) Disiplin Diri: orang yang berkarakter adalah orang yang
mempunyai disiplin diri tingkat tinggi karena mereka adalah
orang-orang yang melakukan kebaikan atas kesadaran dan
kemauan sendiri bukan karena disuruh atau diawasi orang lain.
(5) Kegigihan: kegigihan mencangkup kesediaan untuk bekerja
keras, tekun, dan pantang menyerah.
(6) Apresiasi terhadap Kebinekaan: kemampuan untuk menjadikan
kebinekaan sebagai kekuatan juga diperlukan untuk membangun
Indonesia yang maju, adil, sejahtera, dan demokratif.
(7) Semangat Berkontribusi: merupakan perpaduan dari
kedermawanan, kepedulian, kerelaan berbagi, ketulusan, dan
kasih.
(8) Optimisme: optimisme adalah salah satu karakter yang ditempa
oleh para bapak bangsa ketika menggalang kekuatan rakyat
Indonesia untuk melawan penjajah.
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai
semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama,
menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada
orang-orang yang membutuhkan. Diharapkan siswa dapat menunjukkan
sikap menghargai sesama, dapat bekerja sama, inklusif, mampu
berkomitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong
menolong, memiliki empati dan rasa solidaritas, anti diskriminasi, anti
kekerasan, dan sikap kerelawanan (Widodo, Joko dan Jusuf Kalla, 2017).
2.5. Kerja Sama
Salah satu isi nilai karakter yang penting di Indonesia adalah kerja sama.
Nilai kerja sama atau gotong royong ini sangat ditekankan oleh presiden
Joko Widodo dalam nawacita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2.5.1. Pengertian Kerja Sama
Kerja sama adalah bentuk hubungan antara siswa dalam kelompok,
dimana siswa dapat mencapai tujuan. Dalam menyelesaikan masalah, kerja
sama menghasilkan perubahan prestasi untuk menjadi lebih tinggi daripada
persaingan. Belajar bekerja sama juga menghasilkan perbaikan kemampuan
untuk melihat masalah dari sudut pandang orang lain. Dalam situasi kerja
sama setiap individu berusaha untuk memberikan sesuatu yang
menguntungkan bagi individu lain maupun pada kelompok. Semua siswa
dalam kelompok akan bekerja untuk satu hasil, dan materi-materinya dapat
dibagi diantara golongannya (Djiwandono, 2006: 368).
2.5.2. Belajar Bersama
Dilihat dari upaya pengembangan kapabilitas kepala sekolah dan
guru yang terlibat, pendekatan kokreasi (sinergi antara 2 pihak atau lebih
dalam menciptakan sesuatu yang lebih baik) pada dasarnya merupakan cara
mudah untuk menciptakan forum belajar bersama. Para kepala sekolah dan
guru yang terlibat disediakan peluang dan diminta untuk berbagai
pandangan serta memberikan pendapatnya tentang berbagai topik
pendidikan karakter. Dalam proses setiap pengalaman dan pendapat
diperhatikan, didengarkan, dan dihargai. Forum belajar bersama ini secara
tidak disadari akan memperkaya dan memperluas wawasan peserta dan
membuat setiap orang yang terlibat lebih terbuka terhadap gagasan dan
sudut padang yang berbeda. Forum belajar bersama juga menjadi media
untuk memahami dan internalisasi konsep-konsep serta gagasan-gagasan
mengenai pendidikan karakter (Raka Gede, dkk, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2.6. Materi Pembelajaran Elastisitas dan Hukum Hooke
2.6.1. Elastisitas
Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk
awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu
dihilangkan (dibebaskan) (Kanginan, 2006: 150).
2.6.2. Perubahan Panjang Benda
Gambar 2.1 menyajikan grafik tipikal untuk hubungan gaya
diberikan versus perubahan panjang benda. Sampai dengan titik yang
disebut batas proporsional (limit of proportionality), Persamaan F = k ∆l
merupakan hubungan yang baik bagi banyak material yang umum dijumpai,
dan kurvanya linear (bebentuk garis lurus). Lewat dari titik ini, grafik
menampakkan bentuk kurva yang menyimpang dari garis lurus, dan tidak
lagi terdapat hubungan sederhana diantara F dan ∆l. Namun demikian, bila
kita teruskan sedikit lebih jauh ke atas pada kurva tersebut, hingga ke titik
yang disebut batas elastis (elastic limit ), benda akan kembali ke panjang
aslinya bilamana gaya eksternal tidak lagi dikerahkan pada (atau
disingkirkan dari) benda. Ruas pada kurva yang dimulai dari titik awal
hingga ke titik batas elastis ini disebut daerah elastis (elastic region).
Apabila sebuah benda diregangkan melewati batas elastis ini, maka benda
tersebut akan memasuki daerah plastis (plastic region): benda tak lagi akan
kembali ke panjang aslinya bilamana gaya eksternal dihilangkan dari benda,
melainkan akan mengalami deformasi secara permanen seperti sebuah klip
kertas yang dibengkokkan. Perubahan panjang maksimum akan dicapai
pada titik batas patah (breaking point). Besarnya gaya maksimum yang
dapat dikerjakan pada benda tanpa menjadikan benda itu patah disebut
kekuatan ultimat (ultimate strength) (Giancoli, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Grafik hubungan gaya dengan perubahan panjang benda pada
gambar 2.1, gaya F yang diberikan pada suatu benda maka akan terjadi
perubahan panjang (∆l). Jika gaya F tersebut tidak melampaui batas
elastisitas benda maka benda tersebut akan kembali ke bentuk awalnya
segera setelah gaya F yang diberikan dihilangkan (dibebaskan).
Gambar 2.1 Grafik Hubungan Gaya dengan Perubahan Panjang Benda
2.6.3. Maanfaat pegas dalam kehidupan sehari-hari
2.6.3.1. Neraca Pegas
Neraca pegas disebut juga dynamometer. Neraca ini umum
digunakan oleh siswa untuk menyelidiki gaya-gaya pada suatu
percobaan (misalnya menyelidiki gaya normal dan gaya gesekan). Cara
kerjanya adalah sebagai berikut. Jika suatu benda bermassa m digantung
pada pengait neraca, gaya berat benda mg akan menarik pegas sehingga
pegas mulur seperti pada (Gambar 2.2). Pemuluran pegas menunjukan
ukuran gaya. Besar gaya ditunjukkan oleh jarum penunjuk yang akan
menunjuk angka tertentu pada skala yang terdapat di samping pegas.
Skala ini dinyatakan dalam Newton (Kanginan, 2006: 180). Oleh karena
itu dengan neraca pegas, dapat dilakukan pengukuran terhadap berat
suatu benda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Gambar 2.2 Neraca pegas
2.6.3.2.Shock Breaker
Pegas digunakan pada suspensi kendara bermotor seperti pada
(Gambar 2.3). Ketika melalui jalan berlubang, berat pengendara berikut
berat motor akan menekan pegas sehingga pegas termampatkan. Begitu
motor berada di jalan datar, pegas kembali ke panjang aalnya.
Pengendara hanya akan merasakan sedikit ayunan dan akan merasa
nyaman mengendarai motor (Kanginan, 2006: 180)
Gambar 2.3 Schock Breaker pada motor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2.6.4. Hukum Hooke untuk susunan pegas
Hukum Hooke menyatakan “Jika gaya tarik yang bekerja pada pegas
tidak melampau batas elastisitas pada pegas, maka pertambahan panjang
pegas berbanding lurus dengan gaya yang bekerja pada pegas”. Semakin
besar gaya tarik yang bekerja pada pegas, semakin besar pertambahan
panjang pegas (Kanginan, 2006: 174). Pada setiap pegas akan berlaku
persamaan berikut:
F = k ∆x (2.1)
Dengan
F = gaya yang bekerja pada pegas (N)
k = konstanta gaya pegas (N/m)
∆x = pertambahan panjang pegas (m)
2.6.4.1. Susunan seri pegas
Prinsip susunan seri beberapa pegas sebagai berikut
(Gambar 2.4).
1) Gaya tarik yang dialami tiap pegas sama besar, dan gaya tarik
ini sama dengan gaya tarik yang dialami pegas pengganti.
F1 = F2 = F (2.2)
2) Pertambahan panjang pegas pengganti seri ∆x, sama dengan
total pertambahan panjang tiap-tiap pegas.
∆x = ∆x1 + ∆x2 (2.3)
Hubungan antara konstata pegas pengganti dengan konstata
masing-masing pegas yang disusun seri dapat ditentukan dengan
menggunakan Hukum Hooke sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
F = ks ∆x shingga ∆x = F/ ks
F1 = k1 ∆x1 dengan F = k1 ∆x1 sehingga ∆x1 = F/ ks
F1 = k2 ∆x1 dengan F = k2 ∆x1 sehingga ∆x2 = F/ ks
∆x = ∆x1 + ∆x2, sehingga diperoleh persamaan berikut.
∆x = ∆x1 + ∆x2
𝐹
𝑘𝑠 =
𝐹
𝑘1 +
𝐹
𝑘2
1
𝑘𝑠 =
1
𝑘1 +
1
𝑘2 (2.4)
Dengan demikian dapat diperoleh bahwa kebalikan
konstanta pegas pengganti seri sama dengan jumlah kebalikan
konstanta masing-masing pegas yang disusun seri tersebut.
1
𝑘𝑠 =
1
𝑘1 +
1
𝑘2 + … (2.5)
Jika sebanyak n pegas yang disusun seri dengan konstata
masing-masing pegas sebesar k, maka konstanta pegas
pengganti susunan seri dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
ks = k / n (2.6)
Dengan
ks = konstanta pegas pengganti susunan seri (N/m)
k = konstanta masing-masing pegas (N/m)
n = jumlah pegas yang disusun secara seri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Gambar 2.4 Susunan seri pada pegas
2.6.4.2. Susunan paralel pegas
Prinsip susunan paralel beberapa pegas sebagai berikut
(Gambar 2.5).
1) Gaya tarik pada pegas pengganti susunan paralel merupakan
jumlah dari gaya tarik masing-masing pegas yang disusun
paralel pegas tersebut.
F = F1 + F2 (2.7)
2) Pertambahan panjang pegas pengganti susunan paralel sama
dengan pertambahan panjang masing-masing pegas yang
disusun paralel.
∆x = ∆x1 = ∆x2 (2.8)
Konstanta pegas pengganti susunan paralel sama dengan
jumlah konstanta masing-masing pegas yang disusun paralel.
kp = k1 + k2 +k3 +… (2.9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Jika sebanyak n pegas disusun secara paralel dengan
konstanta masing-masing pegas sebesar k, maka konstata pegas
pengganti paralel kp dapat ditentukan dengan rumus:
kp = nk (2.10)
Dengan
kp = Konstanta pegas pengganti susunan paralel (N/m)
k = Konstanta masing-masing pegas (N/m)
n = jumlah pegas yang disusun secara paralel
Gambar 2.5 Susunan paralel pegas
2.6.5. Gerak Harmonik Sederhana
Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak balik benda melalui
titik keseimbangan yang disebabkan oleh adanya gaya pemulih. Gerak
harmonik sederhana juga merupakan gerak sebuah benda dimana grafik
posisi partikel sebagai fungsi waktu berupa sinus (dapat dinyatakan dalam
bentuk sinus atau cosinus). Syarat gerak harmonik sederhana ialah bila
percepatan sebuah benda berbanding lurus dan arahnya berlawanan dengan
simpangan, benda itu akan bergerak sederhana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Mari perhatikan benda m yang dihubungkan dengan ujung pegas bebas
yang mendatar diatas suatu bidang datar licin (gesekan diabaikan) pada
(Gambar 2.6). Sebelumnya telah diketahui bahwa ketika pegas diberikan
simpangan x (ditarik/ditekan sejauh x) maka pegas memberikan gaya
sebesar F = kx.
Posisi keseimbangan benda m adalah posisi ketika benda belum
ditarik atau ditekan. Pada posisi kesimbangan, simpangan x = 0 sehingga
gaya pegas F = kx =0.
Gambar 2.6 Gerak Harmonik pada Pegas
Pada gambar 2.6 benda m ditarik sejauh x ke kanan sehingga
simpangan adalah x = +x, otomatis gaya pegas F = -kx (nilai minus pada F
= kx dipengaruhi oleh gaya pemulih yang selalu berlawanan arah dengan
arah gerak benda). Gaya pegas F = - kx arah ke kiri, sehingga cenderung
menggerakan benda m ke kiri, jika benda m dibebaskan (tidak ditahan).
Benda m bergerak ke kiri melalui posisi keseimbangannya. Pada posisi x =
0, dan otomatis F = - kx = 0. Tampak bahwa pada posisi kesimbangan tidak
bekerja gaya pegas (sebab F = 0 ). Akan tetapi, pada posisi x = 0 benda m
telah memiliki kecepatan dalam arah ke kiri sehingga benda m terus
bergerak ke kiri. Begitu simpangan x negatif (ke kiri) pada benda m akan
bekerja gaya pegas F = - kx dalam arah ke kanan. Gaya pegas yang
berlawanan arah dengan simpangan ini memperlambat gerak benda hingga
akhirnya berhenti sesaat di titik terjauh kiri dimana x = - x dan otomatis
gaya pegas F = - kx = kx yang positif (arah ke kanan) akan menggerakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
benda ke kanan untuk kembali melalui titik keseimbangannya. Demikian
seterusnya, benda bergerak bolak-balik di sekitar titik kesimbangannya.
Gerak seperti ini disebut gerak harmonik sederhana (Kanginan, 2006: 162).
2.6.6. Gaya pemulih
Gerak bolak-balik benda m disebabkan pada benda m bekerja gaya
pegas F = - kx. Gaya pegas ini selalu sebanding dengan simpangan m dan
juga selalu berlawanan arah dengan simpangan x. gaya yang besarnya
sebanding dengan simpangan dan selalu berlawanan arah dengan arah
simpangan (posisi) disebut sebagai gaya pemulih. Gaya pemulih, selalu
menyebabkan benda bergerak bolak-balik disekitar titik keseimbangan
(gerak harmonik sederhana). Gaya pemulih selalu berlawanan dengan arah
posisi (arah gerak) benda (Kanginan, 2006: 162).
Dengan :
F = Gaya (N)
k = Konstata pegas (N/m)
x = Simpangan/posisi (m)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2.7. Langkah Penelitian
Skema langkah penelitian dapat digambarkan seperti berikut (Gambar
2.7).
Gambar 2.7 Langkah penelitian
Pemberian
angket Pretest
Review pengetahuan
tentang materi elastisitas
dan hukum Hooke
Pemberian materi
Pemberian contoh dalam
kehidupan sehari-hari terkait
dengan materi
Identifikasi
masalah
Melakukan
Eksperimen,
pemberian LKS dan
Observasi
Pemberian contoh
soal terkait dengan
materi
Pemberian
angket
Review dan bertanya
materi yang telah
dipelajari
Pemberian
posttest
2
1
1
1
1
3
4 5
6 7 8
9 10
11
Pengenalan 1
1
1
1
1
Pembahasan
soal 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Kegiatan penelitian diawali dengan berkenalan langsung bersama
siswa kelas XI dan XII IPA, kemudian memberikan penjelasan mengenai
kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan. Setelah para siswa paham
dengan kegiatan yang akan dilaksanakan, maka siswa diminta untuk
mengisi angket tindakan kerja sama. Setelah itu siswa diberikan test awal
(pretest).
Pertemuan berikutnya review pengetahuan tentang materi dan
pemberian contoh terkait elastisitas dan Hukum Hooke pada pegas, pada
pertemuan ini proses pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing
dilaksanakan. Kegiatan di awali dengan pemberian masalah kepada siswa
dengan bantuan alat. Setelah itu, pemberian materi yang berkaitan dengan
elastisitas dan Hukum Hooke pada pegas agar siswa dapat memahami
sehingga, dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran selanjutnya.
Kemudian melakukan eksperimen dengan alat susunan pegas dan dengan
bantuan LKS guna membantu proses pembelajaran menjadi lebih aktif.
Selama proses pembelajaran berlangsung, observasi kepada siswa juga
dilakukan. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian contoh soal dan contoh
manfaat dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa lebih memahami
materi elastisitas dan Hukum Hooke pada pegas.
Pada pertemuan berikutnya, kegiatan diawali dengan memberikan
review dan pertanyaan-pertanyaan, guna mengingatkan kembali materi
elastisitas dan Hukum Hooke pada pegas yang sudah dipelajari sebelumnya.
Kemudian pemberian angket tindakan kerja sama setelah itu, siswa
diberikan test akhir (posttest), dilanjutkan dengan pembahasan soal pretest
dan posttest.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus yang hanya
menggunakan sampel kecil. Maka analisis statistiknya menggunakan uji
non parametrik. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dan deskriptif
kuantitatif. Pada penelitian ini jenis penelitian yang lebih ditekankan adalah
jenis penelitian deskriptif kualitatif karena dengan metode atau pendekatan
studi kasus. Penelitian bersifat kualitatif karena data yang diperoleh berupa
pengamatan yang dideskripsikan. Sedangkan data penelitian kuantitatif
berupa skor atau angka yang dianalisis secara statistik (Suparno, 2014: 119).
Penelitian ini digunakan untuk melihat proses yang dialami oleh siswa
selama treatment. Instrumen penelitian ini ada dua yaitu : (1) Instrumen
pembelajaran terdiri dari Rencana Program Pembelajaran (RPP) dan (2)
Instrumen data terdiri dari lembar observasi dan test. Instrumen tersebut
digunakan untuk mengetahui pemahaman dan karakter kerja sama siswa
kelas XI dan XII IPA di SMA Swasta Ile Boleng tentang materi hukum
Hooke pada pegas.
3.2. Waktu dan Tempat
Waktu Penelitian : Penelitian dilaksanan pada bulan Maret 2020
Tempat Penelitian : SMA Swasta Ile Boleng
3.3. Subjek dan Objek Penelitian
3.3.1. Subjek Penelitian
Subjek yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI dan
XII IPA SMA Swasta Ile Boleng yang terdiri dari 8 orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
3.3.2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini yaitu Pemahaman dan karakter kerja sama siswa
kelas XI dan XII IPA SMA Swasta Ile Boleng mengenai konsep elastisitas
dan Hukum Hooke pada pegas.
3.4. Desain Penelitian
Untuk jenis penelitian kuantitatif ada beberapa desain yang dapat
digunakan antara lain: (1) penelitian eksperimental, (2) penelitian korelasi,
(3) penelitian komparatif kausal, dan (4) riset survey (Suparno, 2014:119).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian eksperimental dengan
desain penelitian yang digunakan adalah desain One Group pretest-postest.
Dalam desain penelitian ini, hanya ada satu kelompok yang diberi pretest
lalu dilakukan treatmen dan akhirnya diberi posttest.
Keterangan:
O = Pretest
X = Pembelajaran dengan metode eksperimen
O’ = Posttest
O X O’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
3.5 Treatment
Perlakuan khusus peneliti kepada subjek atau sampel yang mau
diteliti agar nantinya mendapatkan data yang diinginkan (Suparno, 2014:
49). Pada penelitian ini treatment yang diberikan berupa pembelajaran
dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing menggunakan alat
sederhana untuk topik elastisitas dan Hukum Hooke.
Pada awal pembelajaran, guru memberikan masalah menggunakan
alat sederhana dan menjelaskan materi elastisitas dan Hukum Hooke kepada
siswa. Kemudian guru meminta siswa untuk terlibat langsung menggunakan
alat dan melakukan eksperimen berkaitan dengan materi elastisitas dan
Hukum Hooke. Selanjutnya siswa menjelaskan dan menyimpulkan kepada
teman-teman apa yang telah dilakukan diselingi dengan pemberian tugas
(mengerjakan LKS). Pada akhir pembelajaran guru menyimpulkan dan
menjelaskan kembali materi Hukum Hooke yang belum jelas kepada siswa,
guna untuk memperdalam apa yang telah didapatkan dari pembelajaran.
Guru memberikan tugas rumah untuk membuat alat peraga sederhana yang
berkaitan dengan materi elastisitas dan Hukum Hooke. RPP lengkap dapat
dilihat di lampiran.
3.6 Instrumen
Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh data yang
diperlukan ketika peneliti sudah menginjak pada langkah pengumpulan
informasi di lapangan (Sukardi, 2003: 75). Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan dua instrumen yaitu instrumen pembelajaran dan
pengumpulan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
3.6.1 Instrumen Pembelajaran
Pada penelitian ini, instrumen pembelajaran memuat tentang
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang
telah ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus (Daryanto,
2014: 84). Peneliti menggunakan kurikulum di sekolah tempat penelitian
berlangsung yaitu kurikulum 2013. RPP lengkap dapat dilihat di lampiran.
3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data
Pada penilitian ini, instrument pengumpulan data berupa tes tertulis
yang terdiri dari pretest, posttest, dan lembaran observasi.
3.6.2.1. Tes tertulis
Pada penelitian ini, tes tertulis berupa soal uraian yang terdiri
dari pretest dan posttest. Tes ini digunakan untuk mengukur tingkat
pengetahuan siswa pada materi elastisitas dan Hukum Hooke pada
pegas. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa digunakan kisi-kisi
pretest dan posttest pada tabel 3.1 dan 3.2 sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Tabel 3. 1 Kisi-kisi dan format soal uraian Pretest Materi elastisitas dan Hukum
Hooke Pada Pegas
Sisi Kognitif
Indikator pencapaian Soal
Mengingat Menjelaskan
pengertian elastisitas
dan Hukum Hooke
pada pegas
Menyebutkan apa saja
yang mempengaruhi
besarnya gaya tarik
yang bekerja pada
pegas
1. Apa yang dimaksud
dengan elastisitas dan
bagaimana bunyi Hukum
Hooke pada pegas ?
2. Sebutkan besaran yang
mempengaruhi gaya tarik
yang bekerja pada pegas?
Memahami Menentukan koefisien
pegas atau tetapan
pegas pada gambar
Menentukan koefisien
elastisitas pada bahan
(elastis)
Menentukan konstata
pegas pada rangkaian
seri dan paralel
3. Jika ada benda bermassa
6kg digantukan pada
pegas seperti pada
gambar.
Panjang awal pegas 20
cm, setelah ditambahkan
beban panjang pegas
menjadi 26 cm hitunglah
tetapan pegas?
4. Tabel Data percobaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Data pada tabel
percobaan tersebut
merupakan hasil
percobaan yang terkait
dengan elastisitas benda.
Dalam percobaan
digunakan bahan karet
ban dalam sepeda motor.
(g = 10 m/s2).
Berdasarkan tabel di atas
apakah bahan karet dapat
disimpulkan sebagai
bahan yang memiliki
konstanta elastisitas?
5. Tiga buah pegas yang
identik, mempunyai
konstanta 40 N/m,
disusun seperti pada
gambar.
Konstata susunan
pegasnya adalah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Mengaplikasikan Menjelaskan prinsip
Hukum Hooke pada
pegas yang diterapkan
dalam kehidupan
sehari-hari
6. Jelaskan penerapan
prinsip Hukum Hooke
pada neraca pegas dan
sock breaker. Jelaskan
juga pengaruh sock
breaker pada suspensi
kendaraan yang
menggunakan sock
breaker tunggal dan pada
kendaraan yang
menggunakan sock
breaker ganda, jika pada
masing-masing
kendaraan tersebut
menerima beban yang
sama ?
Tabel 3. 2 Kisi-kisi dan format soal uraian Posttest Materi elastisitas dan Hukum
Hooke Pada Pegas
Sisi Kognitif
Indikator pencapaian Soal
Mengingat Menjelaskan
pengertian elastisitas
dan Hukum Hooke
pada pegas
Menyebutkan apa saja
yang mempengaruhi
besarnya gaya tarik
1. Apa yang dimaksudkan
dengan elastisitas dan
bagaimana bunyi Hukum
Hooke pada pegas ?
2. Sebutkan besaran yang
mempengaruhi gaya tarik
yang bekerja pada pegas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
yang bekerja pada
pegas
Memahami Menentukan koefisien
pegas atau tetapan
pegas pada gambar
Menentukan koefisien
elastisitas pada bahan
(elastis)
Menentukan konstata
pegas pada rangkaian
seri dan paralel
3. Jika ada benda bermassa
6kg digantukan pada
pegas seperti pada
gambar.
Panjang awal pegas 20
cm, setelah ditambahkan
beban panjang pegas
menjadi 26 cm hitunglah
tetapan pegas?
4. Tabel Data percobaan
Data pada tabel
percobaan tersebut
merupakan hasil
percobaan yang terkait
dengan elastisitas benda.
Dalam percobaan
digunakan bahan karet
ban dalam sepeda motor.
(g = 10 m/s2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Berdasarkan tabel di atas
apakah bahan karet dapat
disimpulkan sebagai
bahan yang memiliki
konstanta elastisitas?
5. Tiga buah pegas yang
identik, mempunyai
konstanta 40 N/m,
disusun seperti pada
gambar.
Konstata susunan
pegasnya adalah?
Mengaplikasikan Menjelaskan prinsip
Hukum Hooke pada
pegas yang diterapkan
dalam kehidupan
sehari-hari
6. Jelaskan penerapan
prinsip Hukum Hooke
pada neraca pegas dan
sock breaker. Jelaskan
juga pengaruh sock
breaker pada suspensi
kendaraan yang
menggunakan sock
breaker tunggal dan pada
kendaraan yang
menggunakan sock
breaker ganda, jika pada
masing-masing
kendaraan tersebut
menerima beban yang
sama ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3.6.2.2.Observasi
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk participant
observation. Peneliti terlibat aktif dalam situasi dan seting yang diteliti
(Suparno, 2014: 134). Dalam melakukan observasi, peneliti
menggunakan pedoman lembar observasi yang telah memuat sejumlah
indikator atau aspek sikap yang akan diamati. Untuk mengetahui sikap
dan kerja sama siswa digunakan kisi-kisi sebagai berikut (tabel 3.3):
Tabel 3. 3 Kisi-kisi Instrumen Observasi
Nama Aspek Indikator Kategori kerja sama siswa
Sangat
Baik
Baik Kurang Sangat Kurang
Kerja
Sama
Tidak pergi
selama diskusi
berlangsung
Bertanggung
jawab dalam
mengerjakan
tugas kelompok
Aktif dalam
berdikusi
dengan teman
kelompok
Tidak
melakukan
aktivitas sendiri
pada saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
kegiatan diskusi
berlangsung.
Tindakan
menghargai
teman lain yang
sedang
menyampaikan
pendapatnya
Ketegori:
Sangat Baik = 4
Baik = 3
Kurang = 2
Sangat Kurang = 1
3.6.2.3. Angket
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan angket dalam
melakukan observasi pada (tabel 3.4) mengenai tindakan kerja sama
dalam proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tabel 3. 4 Kisi-kisi instrumen Angket
Indikator Pertanyaan
Aktif dalam
diskusi
a. Saya senang mengikuti kegiatan diskusi
b. Saya bertanggung jawab dalam
mengerjakan tugas kelompok
c. Saya tidak melakukan aktivitas sendiri pada
saat kegiatan diskusi berlangsung.
d. Saya aktif dalam berdikusi dengan teman
kelompok
e. Saya menghargai teman lain yang sedang
menyampaikan pendapatnya
Kemauan kerja
sama dalam
pembelajaran
eksperimen
a. Saya membantu teman yang kesulitan
merangkai alat saat melakukan percobaan
b. Saya mengerjakan praktikum dengan teman
kelompok saat percobaan
c. Saya membantu teman yang mengalami
kesulitan dalam memahami materi
d. Saya berdiskusi dengan teman kelompok
maupun teman kelompok lain
e. Saya berkonsultasi dengan guru jika saya
mengalami kesulitan dalam melakukan
percobaan
3.7 Validitas
Validitas menentukan atau mengukur apakah tes sungguh-sungguh
mengukur apa yang mau diukur yaitu apakah sesuai dengan tujuan
khususnya pemahaman siswa tentang konsep elastisitas dan Hukum Hooke
pada pegas. Validitas mengukur atau menentukan apakah suatu tes sungguh
mengukur apa yang mau diukur, yaitu apakah sesuai dengan tujuan
(Suparno, 2010: 67).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Pada penelitian ini, peneliti mengguakan content validity (validitas
isi). Validitas isi mengukur apakah isi dari instrumen yang akan digunakan
sungguh mereprentasikan isi yang mau di tes (Suparno, 2010: 68). Validitas
isi pada penelitian ini diukur dan dinilai melalui kisi-kisi soal tes dan non
tes agar kisi-kisi memuat semua hal yang ingin diteskan. Validitas isi dan
bahasa soal tes dan non tes dilakukan oleh Ibu Elisabeth Dian Atmajati,
S.Pd., M.Si yang merupakan dosen Program Studi Pendidikan Fisika di
Universitas Sanata Dharma.
3.8 Analisis Data
3.8.1 Penentuan skor Pretest dan Posttest
Pada penelitian ini, soal tes pretest dan posttest terdiri dari 6 soal
uraian dengan skor maksimal disesuaikan dengan tingkat kesulitan setiap
soal. Jumlah skor tertinggi masing-masing soal pretest dan posttest adalah
50, jika semua jawabannya benar. Penentuan skor tiap soal dengan
ketentuanya seperti pada tabel 3.5 berikut:
Tabel 3. 5 Penentuan skor tiap soal
Nomor soal 100% Benar 75% Benar 50% Benar 25% Benar Salah
1 5 4 3 2 1
2 5 4 3 2 1
3 10 7 5 3 1
4 10 7 5 3 1
5 10 7 5 3 1
6 10 7 5 3 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tabel 3. 6 Jawaban soal pretest dan posttest
Sisi Kognitif
Pretest Nomor
Soal
Posttest Nomor
Soal
Mengingat Elastis atau elastisitas adalah kemampuan
suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya
segera setelah gaya luar yang diberikan kepada
benda iru dihilangkan.
Hukum Hooke menyatakan “Jika gaya Tarik
yang bekerja pada pegas tidak melampau batas
elastisitas pada pegas, maka pertambahan
panjang pegas berbanding lurus dengan gaya
yang bekerja pada pegas”
1
Elastis atau elastisitas adalah kemampuan
suatu benda untuk kembali ke bentuk
awalnya segera setelah gaya luar yang
diberikan kepada benda itu dihilangkan.
Hukum Hooke menyatakan “Jika gaya
Tarik yang bekerja pada pegas tidak
melampau batas elastisitas pada pegas,
maka pertambahan panjang pegas
berbanding lurus dengan gaya yang bekerja
pada pegas”
1
Mengingat faktor yang mempengaruhi besarnya gaya tarik
yang bekerja pada pegas adalah K adalah
2
faktor yang mempengaruhi besarnya gaya
tarik yang bekerja pada pegas adalah K
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
konstanta pegas (N/m), dan Δx = adalah
perubahan panjang pegas (m)
adalah konstanta pegas (N/m), dan Δx =
adalah perubahan panjang pegas (m)
Memahami Mencari tetapan pegas
Diketahui: X1 = 20 cm, X2 = 26 cm, m = 6 kg.
Ditanya : k ? .
penyelesaia : mencari perubahan panjang Δx
= 26-20 = 6 cm = 0,06 m. mencari gaya F=
m.g (6.10m/s2 = 60 N). mencari k dengan
rumus F=k. Δx = 60 N = k . 0,06 m
k= 60
0,06 = 1000 N/m
3 Mencari tetapan pegas
Diketahui: X1 = 20 cm, X2 = 26 cm, m = 6
kg. Ditanya : k ?
. penyelesaia : mencari perubahan panjang
Δx = 26-20 = 6 cm = 0,06 m. mencari
gaya F= m.g (6.10m/s2 = 60 N). mencari k
dengan rumus F=k. Δx = 60 N = k . 0,06
m
k= 60
0,06 = 1000 N/m
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Memahami Rumus hukum Hooke :
k = F / = w / = m g / Δx
Keterangan : k = konstanta elastisitas, w =
gaya berat, m = massa, g = percepatan
gravitasi, Δx = pertambahan panjang karet
Konstanta pegas :
k = 2/0,05 = 4/0,1 = /0,15 = 8/0,20 = 10/0,25 =
40 N/m.
Dengan konstata elastisitas bahan karet adalah
40 N/m
4 Rumus hukum Hooke :
k = F / = w / = m g / Δx
Keterangan : k = konstanta elastisitas, w =
gaya berat, m = massa, g = percepatan
gravitasi, Δx = pertambahan panjang karet
Konstanta pegas :
k = 2/0,05 = 4/0,1 = /0,15 = 8/0,20 = 10/0,25
= 40 N/m.
Dengan konstata elastisitas bahan karet
adalah 40 N/m
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Memahami Mencari konstata susuna pegas pada tiga buah
pegas indentik seperti pada gambar.
mencari konstata susunan pegas
paralel kp = k1 + k2 = 40 + 40 = 80 N/m
Mencari konstanta susunan pegas seri :
1
𝑘𝑠=
1
𝑘𝑝+
1
𝑘3
1
𝑘𝑠=
1
80+
1
40
ks = 80
3 = 26, 67 N/m
5 Mencari konstata susuna pegas pada tiga
buah pegas indentik seperti pada gambar.
mencari konstata susunan pegas
paralel kp = k1 + k2 = 40 + 40 = 80 N/m
Mencari konstanta susunan pegas seri :
1
𝑘𝑠=
1
𝑘𝑝+
1
𝑘3
1
𝑘𝑠=
1
80+
1
40
ks = 80
3 = 26, 67 N/m
4
Diketahui :
k1=k2=k2=40 N/m
Diketahui :
k1=k2=k2=40 N/m
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Mengaplikasi
kan
Hukum Hooke pada Neraca pegas: untuk
mengetahui berat suatu benda jika, suatu benda
bermassa m digantung pada kaik neraca, gaya
berat benda mg akan menarik pegas sehingga
pegas mulur. Pemuluran pegas menunjukan
ukuran gaya. Besar gaya ditunjukkan oleh
jarum penunjuk yang akan menunjuk angka
tertentu pada skala yang terdapat di samping
pegas. Skala ini dinyatakan dalam Newton,
sehingga dapat diketahui berat suatu benda.
Hukum Hooke pada Shock breaker: Pegas
digunakan pada suspensi kendara bermotor.
Ketika melalui jalan berlubang, berat
pengendara berikut berat motor akan menekan
pegas sehingga pegas termampatkan. Begitu
motor berada di jalan datar, pegas kembali ke
panjang aalnya. Pengendara hanya akan
merasakan sedikit ayunan dan akan merasa
nyaman mengendarai motor.
6 Hukum Hooke pada Neraca pegas: untuk
mengetahui berat suatu benda jika, suatu
benda bermassa m digantung pada kaik
neraca, gaya berat benda mg akan menarik
pegas sehingga pegas mulur. Pemuluran
pegas menunjukan ukuran gaya. Besar gaya
ditunjukkan oleh jarum penunjuk yang akan
menunjuk angka tertentu pada skala yang
terdapat di samping pegas. Skala ini
dinyatakan dalam Newton, sehingga dapat
diketahui berat suatu benda.
Hukum Hooke pada Shock breaker: Pegas
digunakan pada suspensi kendara bermotor.
Ketika melalui jalan berlubang, berat
pengendara berikut berat motor akan
menekan pegas sehingga pegas
termampatkan. Begitu motor berada di jalan
datar, pegas kembali ke panjang aalnya.
Pengendara hanya akan merasakan sedikit
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Pengaruh sock breaker pada suspensi
kendaraan yang menggunakan sock breaker
tunggal dan pada kendaraan yang
menggunakan sock breaker ganda:
Jika suatu benda memiliki massa yang sama
dinaikan pada masing-masing kendaraan yang
menggunakan Shock breaker tunggal dan
ganda maka, kerapatan pegas (Shock breaker)
tersebut akan sama besar dengan gaya berat
benda. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada
suspensi kedaraan bermotor yang
menggunakan Shock breaker tunggal
memiliki konstata pegas lebih besar
dibandingkan dengan kendaraan yang
memiliki Shock breaker ganda hal tersebut
dipengaruhi oleh rangkain pegas (Shock
breaker) yang tersusun secara seri dan yang
tersusun secara paralel pada kendaraan
bermotor.
ayunan dan akan merasa nyaman
mengendarai motor.
Pengaruh sock breaker pada suspensi
kendaraan yang menggunakan sock breaker
tunggal dan pada kendaraan yang
menggunakan sock breaker ganda:
Jika suatu benda memiliki massa yang sama
dinaikan pada masing-masing kendaraan
yang menggunakan Shock breaker tunggal
dan ganda maka, kerapatan pegas (Shock
breaker) tersebut akan sama besar dengan
gaya berat benda. Sehingga dapat dikatakan
bahwa pada suspensi kedaraan bermotor
yang menggunakan Shock breaker tunggal
memiliki konstata pegas lebih besar
dibandingkan dengan kendaraan yang
memiliki Shock breaker ganda hal tersebut
dipengaruhi oleh rangkain pegas (Shock
breaker) yang tersusun secara seri dan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
tersusun secara paralel pada kendaraan
bermotor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
3.8.2 Analisis Pretest dan Posttest dengan menggunakan SPSS
Untuk menguji tingkat pemahaman dan kerja sama siswa dengan
metode eksperimen terbimbing setelah memberikan treatment pada materi
elastisitas dan Hukum Hooke pada pegas digunakan analisis statistik uji
Wilcoxon untuk membandingkan dua kelompok yang dependen yang dites
dua kali, yaitu pada pretest dan posttest.
Perhitungan uji Wilcoxon menggunakan program SPSS, apabila
hasil output test statistik, diketahui Asymp.sig.(2-tailed) bernilai p, maka
dikatakan signifikan bila p lebih kecil dari level signifikan α = 0,05. Ini
berarti ada perbedaan nilai posttest dari pretest. Bila mean pretest lebih
kecil dari mean posttest, maka terdapat peningkatan pemahaman hasil
belajar dan kerja sama siswa dengan metode eksperimen terbimbing pada
pokok bahasan elastisitas dan Hukum Hooke pada pegas.
3.8.3 Analisis Hasil Observasi Kerja Sama Siswa
Pada penelitian ini, hasil kerja sama siswa diketahui dengan
menggunakan lembar observasi atau pengamatan dan juga dibantu dengan
angket siswa dengan tujuan agar data diperoleh secara baik dan tepat.
Penilaian akhir siswa dalam lembar observasi diklarifikasikan seperti tabel
3.7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 3. 7 Klarifikasi skor Observasi Kerja Sama
Nilai Kategori
17 – 19 Tinggi Kerja Sama
14 – 16 Kerja sama
11 – 13 Kurang Kerja Sama
8 – 10 Sangat Kurang Kerja Sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini awalnya merupakan penelitian dengan sampel banyak
yang melibatkan 2 kelas dan setiap kelas terdiri dari 26 siswa. Namun
karena pandemic Covid 19 dan sekolah ditutup, penelitian diubah menjadi
studi kasus untuk 8 siswa saja.
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah dan juga menggunakan
ruangan sekolah SDI Senadan pada tanggal 20, 22 dan 23 April 2020.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI dan kelas XII IPA yang
berjumlah 8 orang. Pada penelitian ini, peneliti memberikan treatment
secara langsung kepada siswa yang menjadi subyek penelitian. Pemberian
treatment berupa kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
dan kerja sama siswa dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing.
Pelaksanaan penelitian secara ringkas dapat dilihat pada tabel 4.1
berikut ini:
Tabel 4. 1 Ringkasan Pelaksanaan Penelitian
No. Hari/Tanggal Kelas Kegiatan
1. 20 April 2020 XI dan XII IPA Mengisi angket kerja sama
dan pretest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
2. 22 April 2020 XI dan XII IPA Memberikan review
elatisitas dan pegas,
memulai materi
pembelajaran elastisitas dan
Hukum Hooke pada pegas
dengan metode eksperimen
3. 23 April 2020 XI dan XII IPA Review kembali untuk
mengigat materi yang telah
dipelajari dilanjutkan
Posttest dan pembahasan
soal
Pada tanggal 20 Maret 2020, kegiatan dilakukan dengan
berkonsultasi kepada Guru Fisika kelas XI IPA untuk melakukan penelitian
di SMA Swasta Ile Boleng. Berkaitan dengan penelitian, sebelumnya juga
sudah dilakukan konsultasi dengan Kepala Sekolah SMA Swasta Ile
Boleng. Kegiatan penelitian tidak dilaksanakan sebagaimana telah
direncanakan sebelumnya karena kegiatan belajar mengajar di sekolah
ditiadakan dan diganti dengan pembelajaran di rumah saja. Hal ini
dilakukan untuk mengurangi penyebaran Covid 19 yang sedang terjadi.
Oleh karena itu kegiatan penelitian menunggu sampai kegiatan belajar
mengajar di sekolah kembali di lakukan, tetapi sampai pada tanggal 14 April
2020 pembelajaran tetap dilaksanakan di rumah. Akhirnya melakukan
konsultasi dengan Dosen Pembimbing, Kepala Sekolah, dan Guru mata
pelajaran Fisika agar penelitian dilakukan di rumah saja. Dari berbagai
macam pertimbangan penelitian tersebut melibatkan siswa yang berada di
sekitar rumah tempat tinggal penelitian tersebut dilaksanakan. Oleh karena
itu untuk mencapai penelitian, dilibatkan siswa kelas XI IPA namun hanya
terdapat 2 orang siswa kelas XI yang berada di sekitar tempat tinggal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
penelitian tersebut sehingga dilibatkan siswa kelas XI dan XII IPA yang
terdiri dari 8 orang.
Pertemuan pertama hari Senin, 20 April 2020 dilakukan di rumah
pada pukul 15:00 WITA. Pada kesempatan tersebut kegiatan penelitian
dilakukan dengan berkenalan langsung bersama siswa kelas XI dan XII IPA
kemudian memberikan penjelaskan mengenai kegiatan penelitian yang akan
dilaksanakan. Setelah para siswa paham dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan, maka siswa diminta untuk mengisi angket tindakan kerja
sama selama 15 menit. Selama mengisi angket siswa diingatkan bahwa
angket tersebut hanya untuk melihat tindakan kerja sama dalam proses
pembelajaran. Setelah itu siswa dberikan test awal (pretest) yang dikerjakan
selama 60 menit.
Pertemuan berikutnya dilaksanakan pada hari Rabu, 22 April 2020
pada pukul 15:00 sampai pada pukul 17:00 WITA. Yang hadir sebanyak 8
siswa. Pertemuan ini diawali dengan memberikan review tentang materi
elastisitas dan Hukum Hooke pada pegas untuk mengingatkan kembali
pemahaman siswa sebelum masuk ke materi elastisitas dan Hukum Hooke.
Siswa juga diberikan contoh terkait elastisitas dan Hukum Hooke sehingga
siswa menjadi lebih paham. Pada pertemuan ini proses pembelajaran
dengan metode eksperimen terbimbing menggunakan alat sederhana
dilaksanakan. Pokok bahasan yang dipelajari adalah terkait dengan
elastisitas dan Hukum Hooke pada pegas. Kegiatan ini diawali dengan
pemberian masalah dengan bantuan alat kepada siswa. Setelah itu, siswa
diberi kesempatan bertanya jika ada hal yang belum dipahami. Terlihat
bahwa para siswa antusias dan bersemangat dalam melakukan pengamatan
dan berdiskusi untuk menanggapi masalah yang diberikan. Setelah itu,
siswa diberikan materi yang berkaitan dengan elastisitas dan Hukum Hooke
pada pegas agar dapat memahami sehingga, dapat membantu siswa dalam
proses pembelajaran selanjutnya. Kemudian siswa diberikan LKS guna
untuk membantu proses pembelajaran menjadi lebih aktif. Dalam proses
pembelajaran menggunakan LKS dan dengan bantuan alat, siswa sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
antusias dalam belajar dan melakukan sendiri eksperimen yang berkaitan
dengan materi untuk menemukan jawaban yang diberikan pada LKS. Pada
poses pembelajaran ini siswa terlihat sangat aktif berdiskusi dan
memberikan pendapat masing-masing berkaitan dengan percobaan yang
dilakukan. Selama proses pembelajaran berlangsung, observasi kepada
siswa juga dilakukan dan siswa dibimbing agar masalah atau kesulitan yang
dihadapi dalam proses memecahkan masalah dapat dilakukan. Kemudian
ditarik kesimpulan bersama siswa dari masalah yang diberikan. Siswa juga
diberikan contoh soal dan contoh manfaat dalam kehidupan sehari-hari
sehingga siswa lebih memahami materi elastisitas dan Hukum Hooke pada
pegas.
Pertemuan berikutnya dilaksanakan pada hari Kamis, 23 April 2020
pada pukul 15:00 WITA. Yang hadir sebanyak 8 siswa. Pada pertemuan ini
kegiatan diawali dengan memberikan review dan pertanyaan-pertanyaan,
untuk mengingatkan kembali materi elastisitas dan Hukum Hooke pada
pegas yang sudah dipelajari sebelumnya pada hari Kamis, 22 April 2020.
Pembelajaran ini berlangsung selama 15 menit. Kemudian siswa diminta
untuk mengisi angket tindakan kerja sama selama 10 menit. Setelah itu,
siswa diberikan test akhir (posttest) yang dikerjakan selama 60 menit,
dilanjutkan dengan pembahasan soal pretest dan posttest.
4.2 Data dan Analisis
4.2.1 Peningkatan Hasil belajar siswa
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar yang telah dicapai oleh
siswa selama mengikuti proses belajar-mengajar menggunakan metode
eskperimen terbimbing, maka diukur melalui peningkatan nilai pretest
dan posttet. Nilai akhir pretest/posttest dapat ditentukan dengan
menggunakan penentuan skor pada (tabel 3.6) dan diperoleh dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Nilai = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100
Hasil skor pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut
ini:
Tabel 4. 2 Skor Hasil Belajar Siswa Awal dan Akhir
Kode Siswa
XI dan XII IPA
Pretest Posttest
Siswa 1 26 90
Siswa 2 26 88
Siswa 3 26 88
Siswa 4 24 82
Siswa 5 22 82
Siswa 6 18 82
Siswa 7 16 76
Siswa 8 14 72
Mean 21,5 82,5
Standar. Dev 4,87 6,21
Kemudian untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran Fisika pokok bahasan elastisitas dan Hukum Hooke pada
pegas dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing dianalisis
secara kuantitatif dengan menggunakan program SPSS Test dengan Uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Wilcoxon untuk kelompok dependen. Digunakan analisis uji Wilcoxon
ini karena untuk mengukur signifikansi perbedaan antara dua kelompok
data berpasangan bersekala orisinal atau interval tetapi berdistribusi
tidak normal. Hasil analisis seperti tabel 4.3 berikut.
Tabel 4. 3 Analisis Wilcoxon untuk kelompok dependen XI dan XII IPA
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
PRE 8 21.50 4.870 14 26
POST 8 82.50 6.211 72 90
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
POST - PRE
Negative Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 8b 4.50 36.00
Ties 0c
Total 8
a. POST < PRE
b. POST > PRE
c. POST = PRE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Test Statisticsa
POST - PRE
Z -2.533b
Asymp. Sig. (2-tailed) .011
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Berdasarkan hasil perhitungan Wilcoxon diatas, maka nilai Z yang
didapat sebesar -2.533 dengan P value nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
sebesar 0.011 dimana kurang dari level signifikan α = 0,05 sehingga
keputusan hipotesis adalah menerima Hipotesis Kerja (H1). Artinya
nilai pretest dan posttest hasilnya adalah signifikan. Pembelajaran
Fisika dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing terbukti
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI dan XII IPA.
Berdasarkan hasil analisa pada tabel diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa model belajar menggunakan metode eksperimen terbimbing
pada pokok bahasan elastisitas dan Hukum Hooke pada pegas kelas XI
dan XII IPA SMA Swasta Ile Boleng dapat meningkatkan pemahaman
belajar siswa.
4.2.2 Peningkatan Tingkat Kerja Sama
Peningkatan karakter kerja sama siswa dilihat dari angket kerja sama
siswa, ada dari angket dan ada dari observasi. Sedangkan lembar
obervasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa secara keseluruhan
selama proses diskusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
4.2.2.1 Dari angket
Hasil peningkatan kerja sama siswa dari angket siswa dapat
dilihat pada tabel 4.4 dan 4.5 berikut ini:
Tabel 4. 4 Hasil Angket Tingkat Kerja Sama Siswa
Kode Siswa
XI dan XII IPA
Pretest Posttest
Siswa 1 18 19
Siswa 2 18 19
Siswa 3 17 19
Siswa 4 16 18
Siswa 5 16 18
Siswa 6 16 17
Siswa 7 15 16
Siswa 8 14 15
Mean 16,25 17,63
Standar. Dev 1,39 1,77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 4. 5 Hasil Analisis Angket Tingkat Kerja Sama Siswa
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
PRE 8 16.25 1.389 14 18
POST 8 17.63 1.506 15 19
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
POST - PRE
Negative Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 8b 4.50 36.00
Ties 0c
Total 8
a. POST < PRE
b. POST > PRE
c. POST = PRE
Test Statisticsa
POST - PRE
Z -2.598b
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Berdasarkan hasil perhitungan Wilcoxon diatas, maka nilai Z yang
didapat sebesar -2.598 dengan P value nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
sebesar 0.009 dimana kurang dari level signifikan α = 0,05 sehingga
keputusan hipotesis adalah menerima Hipotesis Kerja (H1). Artinya
nilai pretest dan posttest adalah signifikan. Pembelajaran Fisika dengan
menggunakan metode eksperimen terbimbing terbukti meningkatkan
kerja sama siswa kelas XI dan XII IPA.
Berdasarkan hasil analisa Wilcoxon pada tabel dapat ditarik
kesimpulan bahwa model belajar menggunakan metode eksperimen
terbimbing pada pokok bahasan elastisitas dan Hukum Hooke pada
pegas kelas XI dan XII IPA SMA Swasta Ile Boleng dapat
meningkatkan kerja sama siswa.
4.2.2.2 Hasil observasi kerja sama siswa
Pada tabel 4.6 dilaporkan hasil observasi tingkat kerja sama
siswa dalam eksperimen.
Tabel 4. 6 Hasil Observasi Tingkat Kerja Sama Siswa
Kode Siwa
XI IPA dan XII IPA
Skor Akhir Tingkat Kerja Sama
Siswa 1 19 Sangat Baik
Siswa 2 19 Sangat Baik
Siswa 3 18 Sangat Baik
Siswa 4 18 Baik
Siswa 5 18 Baik
Siswa 6 17 Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Siswa 7 16 Baik
Siswa 8 16 Baik
Total 141
Rata-rata 17,62 Baik
Berdasarkan kisi-kisi instrumen observasi pada (tabel 3.3)
siswa dikatakan sangat tinggi kerja sama jika skor yang
diperoleh adalah 20 dan kurang kerja sama jika skor yang
diperoleh adalah 10. Oleh karena itu, hasil observasi pada tabel
4.6 bahwa tingkat kerja sama siswa dengan skor tertinggi adalah
19 dan skor terendah adalah 16.
Dari penjelasan dapat dilihat bahwa secara keseluruhan tingkat
kerja sama siswa baik.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan hasil perhitungan Wilcoxon pada tabel 4.3 nilai Z yang
didapat sebesar -2.533 dengan p value nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
sebesar 0.011 dimana kurang dari level signifikan α = 0,05 sehingga
hasilnya adalah signifikan. Artinya, model pembelajaran dengan
menggunakan metode eksperimen terbimbing meningkatkan hasil
belajar siswa.
Hasil belajar dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan pembelajarabn
yang dilakukan guru, sekaligus tingkat pencapaian siswa terhadap
kompetensi atau materi yang telah ditentukan (Kunandar, 2013: 62).
Hasil belajar merupakan suatu yang sangat penting. Dengan hasil belajar
guru bisa melakukan refleksi dan evaluasi terhadap kualitas
pembelajaran yang telah dilakukan. Metode, strategi, media, dan model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar itu tepat
dan efektif dapat dilihat dari hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian, model pembelajaran dengan metode
eksperimen terbimbing pada materi elastisitas dan Hukum Hooke pada
pegas meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI dan XII IPA SMA
Swasta Ile Boleng. Perkembangan yang sangat mencolok dalam
pembelajaran ada dua yaitu, yang pertama perkembangan dalam hal
memecahkan permasalahan terkait soal yang diberikan. Mengapa
dikatakan demikian karena, dalam proses pembelajaran sebelum
diberikan treatment siswa mengerjakan soal tentang rangkaian
gabungan yaitu rangkaian seri dan paralel pada pegas, terlihat siswa
hanya semata-mata mengerjakan tanpa memikirkan konsep dan langkah
pengerjaan dengan baik. Setelah diberikan treatment model
pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing, siswa dapat
mengerjakan soal dengan konsep dan langkah pengerjaan dengan baik.
Dan yang kedua adalah perkembangan dalam hal penerapan konsep
dalam kehidupan sehari-hari contohnya adalah pembelajaran tentang
elastisitas pada pegas. Mengapa dikatakan demikian karena, dalam
proses pembelajaran sebelum diberikan treatment siswa memberikan
dan menerapkan pendapat terkait dengan elastisitas, tanpa memikirkan
konsep dengan baik. Setelah diberikan treatment model pembelajaran
dengan metode eksperimen te