Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA
DENGAN PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN
PADA SISWA KELAS III MI PINK 03
KECAMATAN TAMBUN SELATAN, KABUPATEN BEKASI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun oleh:
Nashihatus Sholihah
NIM 1813018300103
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
ABSTRAK
Nashihatus Sholihah, NIM 1813018300103, Peningkatan Kemampuan
Berbicara Melalui Media Boneka Tangan di Kelas III MI PINK 03
Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
Kata Kunci: Boneka Tangan, Kemampuan Berbicara.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang Peningkatan
kemampuan bercerita anak pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Dengan
menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian Tindakan Kelas.
Penelitian ini bersifat kolaborasi. Serta melibatkan 34 siswa sebagai subjek
penelitian di Madrasah Ibtidaiyah PINK 03.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan media boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan
berbicara siswa pada materi bercerita siswa kelas III MI PINK 03. Hal ini terbukti
pada kondisi siklus Idari 34 siswa terdapat 15 siswa atau 44,1% yang mencapai
nilai KKM, sedangkan 19 siswa atau 55.9% belum mencapai KKM. Dan pada
siklus II mengalami peningkatan hingga diperoleh hasil nilai rata-rata yang
mencapai 88% artinya terdapat 30 siswa yang telah mencapai nilai KKM. Selain
itu kegiatan siswa dan guru yang diamati pada lembar pengamatan juga
mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil
yang menyatakan bahwa kegiatan guru pada siklus I adalah 46,1% dan meningkat
pada siklus II menjadi 75,3% atau baik. Sedangkan skor kegiatan siswa pada
siklus I adalah 47,9% meningkat pada siklus II menjadi 74,2% atau baik. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa media boneka tangan dapat meningkatkan
kemampuan berbicara materi bercerita pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
siswa kelas III MI PINK 03 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan
hidayahnya, sehingga seluruh proses penelitian sampai penulisan laporan ini dapat
terselesaikan dengan tepat waktu yang telah ditentukan.
Penelitian ini dapat terlaksana berkat dukungan banyak pihak, diantaranya
steak holder MI PINK 03 Kecamatan Tambun Selatan, serta bantuan dan kerja
sama dari berbagai pihak yang telah membantu kelancaran penilitian penelitian
ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dra. Nurlena, M.A.,Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Fauzan, MA., Ketua program studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. .............................................Dosen Pembimbing skripsi yang telah banyak
meluangkan waktu serta memberikan arahan bimbingan dan motivasi
dalam penyelesaian laporan akhir ini.
4. Bapak Ibu Dosen yang telah mengasuh, membimbing dan membina kami
selama belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Kepala Sekolah, Guru, Siswa dan karyawan MI PINK 03
Kecamatan Tambun Selatan, yang telah membantu penulis dalam mencari
data yang diperlukan.
6. Kepada kedua Orang Tuaku, dan keluarga tercinta yang tiada hentinya
memberikan do’a dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
7. D
8. D
9. D
10. D
11. D
Akhir kata, Segala yang tidak baik masih bisa disingkirkan, yang belum
baik masih bisa diperbaiki, yang sudah baik masih bisa ditingkatkan, dan yang
baik belum sempat kita perbuat masih mungkin kita lakukan.
Karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki,
laporan akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan juga saran
yang konstruktif dari semua pihak sangat penulis harapkan guna perbaikan di
masa mendatang. Dan semoga laporan akhir ini menjadi salah satu khazanah
keilmuan dan bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, 23 Januari 2016
Penulis,
Nashihatus Sholihah
NIM 1813018300103
ABSTRACT
NashihatusSholihah, NIM 1813018300103, Improved Speech Using Media
Hand Puppet in third graduate of MI PINK 03 South Tambun, Bekasi.
Keywords: Puppet Hand, Speaking Ability.
This study aimed to get an overview of Increased ability to tell a child in learning
Indonesian. By using a qualitative approach and the type of classroom action
research. This research is a collaboration. And involves 34 students as research
subjects in Government Elementary School PINK 03.
Based on the results of this study concluded that learning by using hand puppets
media can improve their speaking ability at storytelling for third graduate of
students MI PINK 03. This was evident at the first cycle conditions of 34 students
there are 15 students or 44.1% reaching the KKM, while 19 students or 55.9% had
not reached the KKM. And on the second cycle increased to obtain a result the
average value of which reached 88% withmeans that there are 30 students who
have reached the KKM. Besides the activities of students and teachers were
observed in the observation sheet also increased significantly. This can be
evidenced by the results stating that the activities of teachers in the first cycle was
46.1% and increased in the second cycle be 75.3% or better. While scores of
student activities in the first cycle was 47.9% in the second cycle increased to
74.2% or better. Then, it can be concluded that the media puppets can enhance the
ability to speak on the subject matter Indonesian language of students of third
graduate MI PINK 03, South Tambun Bekasi
vii
KATA PENGANTAR
بِسْمِ الِله الرَّحْمنِ الرَّ حِيْمِ Tiada kata yang pantas selain mengucapkan beribu-ribu puji syukur
panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga seluruh
proses penelitian sampai penulisan skripsi perkuliahan S1 ini dapat terselesaikan
dengan tepat waktu.
Penelitian ini dapat terlaksana berkat dukungan banyakpihak,
diantaranyakeluarga, stake holder MI.PINK.03, rekan-rekankuliah, serta bantuan
dan kerja sama dari berbagai pihak yang telah membantu kelancaran penelitian
ini. Skripsi ini berjudul “Peningkatan Kemampuan berbicara melalui media
boneka tangan Kelas III MI Perguruan Islam Nur Kasyaf (PINK) 03 Tambun
Selatan, Bekasi”.Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terwujud
tanpa adanya bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak terkait. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penyusun
mengucapkan terima kasih kepada
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya.MA.,Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Khalimi,M.Ag., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dindin Ridwanudin,M.Pd.,Dosen Pengelola dan Pembimbing mahasiswa
Program Dual Mode System
4. Mahmudah Fitriyah.ZA,M.Pd., Dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak meluangkan waktu serta memberikan arahan bimbingan
danmotivasidalampenyelesaianskripsiini.
5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membimbing dan membina kami selama
belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah danKeguruanUniversitas Islam
NegeriSyarifHidayatullah Jakarta.
6. Teruntuk orang tuaku tercinta Bapak Ibu yang selalu mendoakanku,
menyemangatiku, menguatkanku dalam menyelesaikan karya ini.
7. Teruntuk Kakak-kakak aku yang tersayang yang selalu memberikan
motivasi dan perhatiannya kepada penulis.
viii
8. Teruntuk Adikku Masnaul Humairah yang tersayang yang senantiasa
menyemangati penulis untuk slalu belajar dan motivasikan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
9. Bapak Kepala Sekolah Yayasan PINK 03 H. Muadji Haromain,S.Pd.I
10. Rekan kerja sekaligus keluarga keduaku Mak Tatik, Mpok Ely Tante
Maskanah dan Om Dimas dan segenap dewan Guru, Staff MI PINK 03
Terimakasih atas dukungan,doa dan motivasinya.
11. Seluruh murid-murid MI PINK 03 yang telah membantu dalam
pelaksanaan penelitian selalu memberikan senyuman dan semangat setiap
harinya “Terima kasih nak!”
12. Teman-temanku seperjuangan sekaligus Keluarga ketigaku di kelas B
PGMI angkatan 2012 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta terima kasih atas kenangan
indahnya selama 3 tahun lebih ini, senang bisa mengenal kalian semua dan
tetap semangat
13. “Team Skripsweet” (Bu Nina, Bu Desi, Bu Eka, Bu Kiki, Bu Indri dan Bu
Novi) Terima kasih selalu memberikan ide, saran, masukan, dukungan dan
motivasi.
Akhir kata, segala yang tidak baik masih bisa disingkirkan, yang
belum baik masih bisa diperbaiki, yang sudah baik masih bisa
ditingkatkan, dan yang baik yang belum sempat kita perbuat masih
mungkin kita lakukan.
Karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis
miliki, laporan akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik
dan juga saran yang konstruktif dari semua pihak sangat penulis harapkan
guna perbaikan di masa mendatang. Dan semoga laporan akhir menjadi
salah satu khazanah keilmuan dan bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, Januari 2016
Penulis
Nashihatus Sholihah
NIM 1812018300103
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .............................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN........................................... iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .............................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................... v
UJI REFERENSI ........................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
GRAFIK......................................................................................................... xv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Identitas Masalah........................................................................... 5
C. Batasan Masalah ............................................................................ 5
D. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian........................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian......................................................................... 6
BAB II : KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori .................................................................................. 8
1. Kemampuan Berbicara ............................................................ 8
a. Kemampuan ...................................................................... 8
b. Berbicara ........................................................................... 9
2. Kemampuan Berbicara Anak ................................................. 19
a. Hakikat Cerita Anak ........................................................ 19
b. Cara Kemampuan Berbicara Anak dalam Bercerita ....... 19
x
3. Pengertian Media .................................................................... 20
a. Fungsi-fungsi Media Pembelajaran .................................. 20
b. Jenis-jenis Media .............................................................. 21
c. Media Boneka ................................................................... 21
4. Boneka Tangan ....................................................................... 22
a. Pengertian Boneka Tangan .............................................. 22
b. Fungsi Boneka Tangan ..................................................... 22
c. Manfaat Boneka Tangan .................................................. 23
d. Penggunaan Boneka Tangan ............................................ 23
e. Boneka Tangan Sebagai Media Pembelajaran ................. 23
B. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................... 24
C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 24
D. Hipotesis Tindakan ....................................................................... 26
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 27
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian .................... 27
C. Subjek Penelitian ........................................................................... 31
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ................................... 32
E. Tahapan Intervensi Tindakan ........................................................ 32
F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan .................................. 33
G. Data dan Sumber Data................................................................... 34
H. Pengembangan Instrumen-Instrumen Pengumpulan Data ............ 34
I. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 41
J. Teknik Pemeriksaan kepercayaan ................................................. 41
K. Analisis Data dan Interprestasi Hasil Analisis .............................. 41
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ......................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi dan Hasil Intervensi Tindakan ...................................... 44
1. Siklus I..................................................................................... 44
2. Siklus II .................................................................................. 56
B. Analisis Data ................................................................................. 66
C. Interpretasi Hasil Analisis Data..................................................... 67
xi
D. Pembahasan ................................................................................... 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 72
B. Saran ..................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 73
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Pedoman Pengamatan proses pembelajaran bercerita .............................. 35
Tabel 3.2 : Pedoman penilaian kemampuan bercerita ................................................ 36
Tabel 3.3 : Pedoman Konfersi presentase rata-rata hasil observasi aktivitas
siswa dan guru ......................................................................................... 42
Tabel 4.1 : Hasil Observasi Siklus I ........................................................................... 47
Tabel 4.2 : Hasil Observasi pada kegiatan guru ......................................................... 49
Tabel 4.3 : Evaluasi kemampuan berbicara pada siklus I Pada pertemuan ke 1 ........ 50
Tabel 4.4 : Evaluasi kemampuan berbicara pada siklus I Pada pertemuan ke 2 ........ 52
Tabel 4.5 : Hasil Observasi Siklus II .......................................................................... 60
Tabel 4.6 : Hasil Observasi kegiatan guru pada siklus II ........................................... 61
Tabel 4.7 : Evaluasi membuat cerita siklus II pertemuan I ........................................ 62
Tabel 4.8 : Evaluasi Kemampuan berbicara siswa pada siklus II Pertemuan II ......... 63
Tabel 4.9 : Presentase perbandingan hasil penelitian Siklus I dan Siklus II ............. 67
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Skema Karangka berfikir ........................................................................ 25
Gambar 3.1 : Model tahap- tahapan pelaksanaan PTK ................................................ 31
Gambar 4.1 : Contoh Boneka Tangan .......................................................................... 45
Gambar 4.2 : Aktivitas siswa pada saat belajar ............................................................ 46
Gambar 4.3 : Siswa berbicara didepan dengan menggunakan boneka tangan ............. 47
Gambar 4.4 : Aktivitas pembelajaran di kelas .............................................................. 50
Gambar 4.5 : Keaktifan siswa dalam pembelajaran ..................................................... 57
Gambar 4.6 : Siswa membuat cerita secara kelompok ................................................. 58
Gambar 4.7 : Interaksi Guru dan siswa dalam proses pembelajaran ............................ 62
xiv
DAFTAR GRAFIK
Gambar 4.1 : Perbandingan Aktivitas Siswa pada siklus I dan siklus II ..................... 69
Gambar 4.2 : Perbandingan Aktivitas Guru pada siklus I dan siklus II...................... 70
Gambar 4.3 : Perbandingan Hasil Evaluasi siswa pada siklus I dan siklus II ........... 70
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari bahasa. Bahasa
merupakan sarana untuk berkomunikasi antar manusia, benar bahasa juga
mempunyai arti bahwa bahasa yang dimiliki suatu permulaan yang tiba-
tiba mendadak. Bahasa sebagai alat komunikasi ini dalam rangka
memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi
dengan sesama manusia, Sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, manusia dituntut untuk mempunyai
kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu
keterampilan menyimak (Listening Skills), dan Keterampilan Berbicara
(Speaking Skills), Keterampilan Membaca (reading skills), dan
keterampilan menulis (writing skills). Setiap keterampilan mempunyai
hubungan yang erat dengan proses-proses berfikir yang mendasari
bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil
seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan praktik dan
banyak latihan.
Menurut Guntur Tarigan mengemukakan bahwa keterampilan
berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
kata-kata untuk mengekspresikan, mengatakan, serta menyampaikan
pikiran, gagasan dan perasaan.1
Menurut hasil wawancara pada tanggal 20 Agustus 2015 antar
peneliti dengan guru mata pelajaran bahasa indonesia, diperoleh
informasi bahwa anak-anak kelas III MI PINK 03 dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia tentang bercerita, siswa tergolong rendah terutama
dalam mencakup ujaran yang tidak jelas dan tidak lancar, kosa kata yang
tidak luas dan tidak beranekaragaman, penggunaan kalimat-kalimat yang
1 Isah Cahyani, Hodijah, Kemampuan Berbicara Indonesia di SD (Bandung: UPI Press, 2007) h. 2
2
tidak lengkap, dan siswa kurang berani untuk menyampaikan ide atau
gagasan dan kurang berani tampil bercerita di depan kelas. Mereka masih
terlihat grogi, malu, tegang, bahkan wajahnya ditutup dengan kertas
sehingga ekspresi tak muncul dan siswa juga tidak mengikuti
perkembangan urutan suatu cerita atau kejadian dalam urutan yang tidak
wajar.
Kemampuan berbicara dan berbahasa dapat diperoleh dimana saja
dan kapan saja, mulai dari lingkungan keluarga kecil, keluarga besar,
lingkungan sekitar tempat tinggal dan Sekolah. Dengan kata lain dalam
kehidupan sehari-hari siswa selalu melakukan dan dihadapkan pada
kegiatan berbicara, namun pada kenyataannya pembelajaran berbicara di
Sekolah-sekolah belum bisa dikatakan maksimal sehingga keterampilan
siswa dalam bercerita masih rendah.
Pelaksanaan bercerita harus menguasai bahan ide, cerita
penguasaan bahasa, pemilihan bahan, keberanian, ketenangan,
kesanggupan menyampaikan ide dengan lancar dan teratur sehingga
mampu dan terampil dalam bercerita. Keterampilan bercerita tidak hanya
diperoleh begitu saja, tetapi harus dipelajari dan dilatih.
Pembelajaran bercerita tidak dilakukan secara serius dan
beranggapan bahwa bercerita merupakan bagian sepele yang sering
dilakukan oleh siapa saja sejak usia balita. Padahal pada kenyataannya di
lapangan masih banyak siswa diminta bercerita di depan kelas, sehingga
siswa sering kali tidak mempunyai ide, malu, grogi, sehingga kata yang
diucapkan menjadi tersendat-sendat dan diulang-ulang. Hal itu
menunjukkan faktor dalam diri siswa menjadi kurang jelas dan siswa
kurang mampu mengorganisasikan bahwa kemampuan berbicara dalam
bercerita siswa masih rendah.
Keterampilan berbicara akan berhasil dan meningkat dengan
mengggunakan media pembelajaran yang sesuai. Kurangnya
pemanfaatan media dalam pembelajaran membuat siswa menjadi kurang
aktif dan kreatif. Dalam pembelajaran sebaiknya guru mempergunakan
3
media pembelajaran yang ada serta sesuai dengan media pembelajaran
yang diterapkan.
Keterampilan bercerita tidak hanya diperoleh begitu saja, tetapi
harus dipelajari dan dilatih. Pelaksanaan kegiatan bercerita harus
menguasai bahan atau ide cerita, penguasaan bahasa, pemilihan bahasa,
keberanian, ketenangan, kesanggupan menyampaikan ide dengan lancar
dan teratur sehingga mampu dan terampil dalam bercerita.
Menurut Linguis Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa
yang berkembang pada kehidupan anak yang hanya didahului oleh
keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan
berbicara atau berujar dipelajari.2 Memang setiap orang dikodratkan
untuk bisa berbicara atau berkomunikasi secara lisan, tetapi tidak semua
memiliki keterampilan untuk berbicara secara baik dan benar.
Pembelajaran keterampilan bercerita sebaiknya guru
mempergunakan media pembelajaran yang ada serta sesuai dengan
metode pembelajaran yang diterapkan. Selain itu, materi pembelajaran
juga menjadi faktor penentu dalam pemilihan media. Hal tersebut
dikarenakan setiap materi pembelajaran mempunyai karakteristik
tersendiri yang turut menentukan dalam pemilihan media. Begitu pula
dalam pembelajaran berbicara khususnya bercerita, seorang guru harus
memilih dan menggunakan media yang sesuai sebagai penunjang
kegiatan pembelajaran agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
Cara mengatasi hal tersebut, guru hendaknya dapat menggunakan
cara alternatif yaitu dengan media. Salah satunya adalah menggunakan
media boneka tangan, karena boneka tangan merupakan media yang
efektif untuk pengajaran dalam mengembangkan perbedaan kata, melatih
diri untuk mendengarkan dan berbicara.
Guru sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan
pelayanan yaitu diharuskan mempunyai keterampilan dalam merancang
suatu media. Kemampuan merancang media merupakan salah satu
2 Henry Guntur Tarigan, Berbicara, (Bandung: Angkasa, 2008) h. 3.
4
kompetensi yang dimiliki oleh guru profesional. Dengan perancangan
media yang dianggap cocok akan memudahkan proses pembelajaran.
Sehingga pada gilirannya tujuan pembelajaran akan tercapai secara
optimal.3
Media memegang peranan penting dalam proses pembelajaran,
kegiatan pembelajaran bahkan telah bergeser ke arah berkurangnya
metode ceramah dan berpindah kearah digunakanya media. Secara umum
media memiliki peran membuat proses pembelajaran lebih produktif.
Berdaya guna tinggi, aktual dan menarik secara khusus. Media
bermanfaat untuk menyederhanakan materi pembelajaran yang
kompleks, kreatif seperti halnya dengan menggunakan media boneka
tangan.
Boneka tangan merupakan istilah yang berasal dari bahasa Inggris.
Padanan kata dalam bahasa Indonesia untuk (Hand puppet) adalah
boneka tangan Istilah boneka tangan tersebut umum dikenal dalam dunia
dongeng (Story telling ) sebagai alat peraga cerita anak. Cara memainkan
boneka tangan sebagai alat peraga cerita anak tersebut juga sangat khas.
Teknik memainkan boneka tangan diilhami oleh cara memainkan
Wayang Potehi, sebuah kesenian yang berasal dari leluhur masyarakat
Tionghoa. Cara memegang dan memainkan boneka tangan adalah dengan
menggunakan tangan dan jari-jari.4
Media boneka tangan dipilih sebagai alternatif media pembelajaran
karena media boneka sangat dekat dengan dunia anak-anak meskipun
boneka tangan termasuk media visual, oleh karenanya media tersebut
berguna untuk memvisualkan cerita anak yang disampaikan oleh guru.
Selain itu peserta didik di kelas III MI PINK 03 sudah memiliki sifat
yang mandiri yakni tidak suka meniru dan sudah bisa untuk mengingat
kalimat-kalimat serta kosakata yang terdapat dalam cerita. Peserta didik
dengan karakteristik seperti itu akan lebih mudah menyimak dan
3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. (Bandung:
Kencana, 2006) h. 23 4 Ria Anggraini, Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Anak Dengan Media Boneka Tangan
(UMS: 2009) h. 4-5
5
memahami kata-kata serta isi cerita yang diucapkan oleh media boneka
tangan sehingga dengan menerapkan media boneka tangan anak akan
lebih mudah memahami nilai-nilai didik atau amanat yang ada pada
sebuah cerita.
Penerapan media boneka tangan dapat menjadi alternatif sekaligus
inovasi bagi guru dalam pembelajaran bercerita agar semakin meningkat.
Untuk itulah penulis berusaha untuk menggugah minat siswa dalam
berbicara dengan menggunakan boneka tangan dan siswa akan lebih
mudah dalam menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain,
keberhasilan menggunakan ide itu sehingga dapat diterima oleh orang
yang mendengarkan, berdasarkan uraian tersebut maka penulis membuat
penelitian tindakan kelas dengan judul peningkatan kemampuan
berbicara melalui Boneka Tangan di MI PINK 03 Kelas III, Tambun
Selatan, Bekasi.
B. Identitas Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka
dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :
1. Guru kurang kreatif dalam pembelajaran bercerita
2. Siswa Kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapat dan hasil
karyanya
3. Kurangnya pnggunaan media oleh guru dalam pembelajaran
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identitas masalah muncul permasalahan yang harus
diselesaikan agar penelitian ini berfokus dan mendalam kajiannya, perlu
ada batasan masalah penelitian. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi
pada permasalahan bagaimana peningkatan kemampuan berbicara melalui
boneka tangan di MI PINK 03 kelas III, Tambun Selatan, Bekasi.
6
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka dapat ditarik suatu rumusan masalah sebagai berikut:
Bagaimana pemanfaatan media boneka tangan dapat meningkatkan
keaktifan berbicara siswa dalam bercerita di kelas III MI PINK 03
Tambun Selatan, Bekasi?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini
mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui pemanfaatan media boneka tangan dapat
meningkatkan keaktifan berbicara siswa dalam bercerita di kelas III MI
PINK 03 Tambun Selatan, Bekasi
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat praktis sebagai
berikut:
1. Bagi siswa, untuk meningkatkan minat dan kemampuan siswa
berbicara dalam bercerita.
2. Bagi guru, untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan
pembelajaran Bahasa Indonesia agar proses pembelajaran dapat
dilaksanakan dengan optimal.
3. Bagi Sekolah, Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah
tersebut.
4. Bagi Siswa, Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu
pembelajaran siswa untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan
meningkatkan keberanian siswa untuk bercerita serta kesempatan
untuk berbicara menjadi merata.
5. Bagi pihak Sekolah, penelitian ini diharapkan dapat lebih
mengembangkan inovasi dalam pembelajaran khususnya
pembelajaran Bahasa Indonesia.
7
8
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori dan fokus yang Diteliti
1. Kemampuan Berbicara melalui Media Boneka Tangan
a. Kemampuan
Di dalam kamus Bahasa Indonesia, kemampuan berasal dari kata
“mampu” yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat,
berada, kaya, mempunyai harta berlebihan). Kemampuan adalah suatu
kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan mampu
apabila bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan.
Menurut Guntur Tarigan mengemukakan bahwa keterampilan
berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
kata-kata untuk mengekspresikan, mengatakan, serta menyampaikan
pikiran, gagasan dan perasaan.1
Menurut pendapat Arsjad dan mukti U.S mengemukakan pula
bahwa kemampuan adalah kemampuan mengucapkan kalimat-kalimat
untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan,
dan perasaan.2
Jadi, kemampuan berbicara dapat disimpulkan bahwa kemampuan
mengucapkan kalimat-kalimat untuk mengekspresikan, menyatakan,
menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan dan memiliki kecakapan
yang berbeda-beda dalam melakukan suatu tindakan sesuai dengan
standar isi bahasa Indonesia tahun 2006 yang menyatakan bahwa
“pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia
dengan baik dan benar. Baik secara lisan maupun tertulis, serta
1 Isah Cahyan, Hodijah, Kemampuan Berbicara Indonesia di SD (Bandung: UPI Press, 2007) h. 2
2 Ibid.
9
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia
Indonesia”.3
b. Berbicara
Berbicara merupakan satu sistem tanda-tanda yang dapat didengar
(Ausible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot
dan jaringan otot manusia demi maksud tujuan gagasan-gagasan yang
memanfaatkan lebih jauh lagi.4
Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang
bersifat produktif. Menurut Tarigan berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran gagasan dan
perasaan.5
Keterampilan berbicara merupakan keterampilan memproduksi arus
sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan
perasaan, dan keinginan kepada orang lain. Dalam hal ini, kelengkapan
alat ucap seseorang merupakan persyaratan alamiah yang
memungkinkannya untuk memproduksi suatu ragam yang luas bunyi
artikulasi, tekanan, nada, kesenyapan dan lagu bicara. Keterampilan ini
juga didasari oleh kepercayaan diri untuk berbicara secara wajar, jujur,
benar, dan bertanggung jawab dengan menghilangkan masalah psikologis
seperti rasa malu, rendah diri, ketegangan, berat lidah, dan lain-lain.6
Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi
sebab didalamnya terjadi pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat
lain. Proses komunikasi itu dapat digambarkan pemindahan pesan dari
satu sumber ke tempat lain. Dalam proses komunikasi terjadi
pemindahan pesan dari komunikator (pembicara) kepala komunikan
(pendengar). Komunikator adalah seseorang yang memiliki pesan yang
akan disampaikan kepada komunikan lebih dahulu diubah kedalam
3 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2012) h.
245 4 Kundharu Sanddhono, ST.Y. Slamet, Meningkatkan Berbahasa Indonesia, h.3
5 Hindun, Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar.
(Jakarta: Nufa Citra Mandiri, 2014) h. 193 6 Iskandar Wasit, Dadang Suhendra, Strategi Pembelajaran Bahasa (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010) h. 241
10
simbol yang dipahami oleh kedua pihak dan kedua tersebut memerlukan
saluran agar dapat dipindahkan kepada komunikan.
Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud
(ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
bahasa lisan sehingga maksud tersebut bisa dipahami oleh orang lain.7
Berikut ini terdapat beberapa pengertian berbicara yang dikemukakan
oleh para ahli:
1. Menurut Djago Tarigan
Menyatakan bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan
pesan melalui bahasa lisan.8
2. Menurut Lingius
Berkata bahwa “Speaking is languange” berbicara adalah suatu
keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak,
yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak dan pada masa
tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari9
Jadi, dapat disimpulkan bahwa berbicara adalah sarana untuk
mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhan pendengar dan penyimak. Oleh karena
itu pemahaman menjadi hal yang sangat penting yang dapat diukur
dalam kegiatan berbicara. Berbicara mempunyai arti yang sangat
penting sehingga di sekolah-sekolah menjadi prioritas terutama di
sekolah-sekolah dasar. Pada dunia masa kini berbicara menjadi
pelengkap kehidupan.
1) Tujuan Berbicara
Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar
dapat menyampaikan pikiran, gagasan, perasaan dan kemauan
secara aktif. Kegiatan berbicara dilakukan dengan bermacam-
macam tujuan yang dikemukakan oleh Gorys Keraf yang
diantara lain sebagai berikut:
7 Dindin Ridwanuddin, Bahasa Indonesia (Ciputat: UIN Press, 2015) h. 158
8 kudharu Saddhono, St.Y.Slamet, Op.Cit, h.2
9 Henry Guntur Tarigan, Berbicara, (Bandung: Angkasa, 1979) h.3
11
a) Mengiring pembicara untuk memberi semangat, kebangkitan,
kegairahan, serta menunjukkan rasa hormat dan pengabdian.
b) Meyakinkan pembicara berusaha mempengaruhi keyakinan
atau sikap mental atau intelektual kepada para pendengarnya.
c) Berbuat atau bertindak pembicara menghendaki tindakan atau
reaksi fisik dari para pendengar dengan terbangkitkannya
emosi.
d) Memberitahukan pembicara berusaha menguraikan atau
menyampaikan sesuatu kepada pendengar, dengan harapan
agar pendengar mengetahui tentang sesuatu hal pengetahuan
dan sebagainya.
e) Menyenangkan pembicara bermaksud menggembirakan,
menghibur para pendengar agar terlepas dari kerutinan yang
dialami oleh pendengar.10
Sedangkan menurut Och dan Winker pada dasarnya
berbicara mencakup tiga tujuan, yaitu:
(1) Memberitahukan, melaporkan (To inform)
(2) Menjamu, menghibur (To entertain), dan
(3) Membujuk, mengajak, mendesak, menyakinkan (To
persaude)11
2) Metode Berbicara
Metode pengajaran berbicara yang baik selalu memenuhi
berbagai kriteria. Kriteria itu berkaitan dengan tujuan, bahan,
pembinaan keterampilan proses, dan pengalaman belajar.
Kriteria yang harus dipenuhi oleh metode pengajaran berbicara
antara lain:
a) Relevan dengan tujuan pengajaran
b) Memudahkan siswa memahami materi pengajaran
c) Mengembangkan butir-butir keterampilan berbicara
d) Dapat mewujudkan pengalaman belajar yang telah
dirancang
10
Kundharu Sandhono, Op.cit, h.5 11
Jauharoti Alfin, et.al., Bahasa Indonesia I (Surabaya: Lapis-PGMI, 2008), h. 4-10
12
e) Merangsang siswa untuk belajar
f) Mengembangkan siswa untuk belajar
g) Mengembangkan kreativitas siswa
h) Tidak menuntut peralatan yang rumit
i) Mudah melaksanakan
j) Menciptakan suasana belajar-mengajar yang
menyenangkan.12
Sehubungan dengan kemampuan berbicara secara
garis besar ada tiga jenis berbicara yaitu:
1. Interaktif yaitu percakapan secara tatap muka dan
berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya
pergantian antara berbicara dengan mendengar
2. Semi interaktif yaitu dalam berpidato dihadapan umum
secara langsung, dalam hal ini audies memang tidak
dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan,
namun pembicara melihat reaksi pendengar dari
ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka.
3. Non interaktif yaitu berpidato melalui radio atau
revisi.13
3) Fungsi-fungsi Berbicara
Kita dapat menggunakan bahasa sebagai alat untuk
membicarakan berbagai hal. Sejalan dengan pendapat Halliday
dan Brown tentang fungsi bahasa, fungsi berbicara dapat
dikelompokkan menjadi lima, yaitu:
a) Fungsi Instrumen bertindak untuk menggerakkan serta
memanipulasi lingkungan menyebabkan peristiwa-peristiwa
tertentu terjadi, contoh fungsi ini adalah ketika seorang guru
berbicara untuk memberikan nasihat-nasihat dan perintah-
perintah pada siswanya.
12
Budinuryanta, et. al., Pengajaran Keterampilan berbahasa. (Jakarta: Universitas Terbuka,
2008), h. 10.24 13
Yeti Mulyati, Keterampilan berbahasa Indonesia SD. ( Jakarta: Universitas Terbuka,
2009).h.1.11
13
b) Fungsi pengaturan merupakan pengawasan terhadap
peristiwa-peristiwa, melalui ini berbicara berfungsi untuk
persetujuan, pengawasan kelakuan, contohnya dalam fungsi
ini adalah ungkapan keputusan seorang kepala sekolah yang
mengeluarkan siswa dari sekolah karena perbuatannya
sering melanggar peraturan sekolah.
c) Fungsi representasional merupakan penggunaan bahasa
untuk membuat pernyataan-pernyataan, menyampaikan
fakta dan pengetahuan, menjelaskan, melaporkan dan
menggambarkan. Sebagai contoh adalah seorang penyair
yang menyampaikan berita bencana banjir atau seorang
guru yang menjelaskan materi bahasa.
d) Fungsi personal merupakan penggunaan bahasa untuk
menyatakan perasaan, emosi, kepribadian, dan reaksi-reaksi
yang terkandung dalam benaknya. Sebagai contohnya
seorang guru yang marah-marah dengan mengomel karena
siswa dan siswinya banyak yang tidak mengerjakan
pekerjaan rumah (PR).
e) Fungsi Imajinatif merupakan penggunaan bahasa untuk
menciptakan sistem-sistem atau gagasan-gagasan imajiner.
Sebagai contohnya seoarang kakek atau nenek yang
mendongeng atau bercerita tentang terjadinya Kota
Banyuwangi.14
Kelima fungsi di atas berbicara tersebut tentu
tidaklah berpisah secara mutlak. Dalam suatu pembicaraan
mungkin saja pembicaraan tersebut sekaligus mengandung
beberapa fungsi.
4) Proses Berbicara
Dalam proses belajaran berbahasa di sekolah, anak-
anak mengembangkan kemampuan secara vertikal tidak saja
horizontal, maksudnya mereka sudah dapat mengungkapkan
14
Jauharoti Alfin, Op.cit, h.4-13
14
pesan secara lengkap meskipun belum sempurna dalam arti
strukturnya menjadi benar, pilihan kata semakin tepat,
kalimat-kalimatnya semakin bervariasi dan sebagainya.
Dengan kata lain, perkembangan tersebut tidak secara
horizontal mulai dari fonem, kata, frase, kalimat dan wacana.
Sedangkan proses pembentukan kemampuan berbicara ini
dipengaruhi oleh aktivitas berbicara yang tepat.
Bentuk aktivitas yang dapat dilakukan di dalam kelas
untuk meningkatkan kemampuan berbahasa lisan siswa
antara lain: memberikan pendapat atau tanggapan pribadi,
bercerita, menggambarkan orang atau barang,
menggambarkan posisi, menggambarkan proses, memberikan
penjelasan, menyampaikan atau mendukung argumentasi.
Dilihat dari karakter perkembangan bahasa anak pada
usia MI atau SD, meningkatnya kemampuan penguasaan alat
komunikasi, baik alat komunikasi dengan lisan, tertulis
maupun dengan menggunakan tanda-tanda dan isyarat,
penguasaan alat komunikasi ini diartikan sebagai upaya
seseorang dapat memahami dan dipahami oleh orang lain.15
5) Ragam Berbicara
Secara garis besar jenis-jenis berbicara dibagi menjadi
dua yaitu berbicara di muka umum yang mencakup empat
jenis:
a) Berbicara di muka umum yang mencakup empat jenis:
(1) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat
memberitahukan atau melaporkan yang bersifat
informatif (Informative speaking)
(2) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat
kekeluargaan dan persahabatan (Fellowship
speaking)
15
Navia Wafiqni, Asep Ediyana Lathif, Psikologi Perkembangan Anak Usia SD/MI (Jakarta: UIN
Press, 2015) h. 210
15
(3) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat
membujuk, mengajak, mendesak dan meyakinkan
(persuasive speaking)
(4) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat
merundingkan dengan tenang dan hati-hati
(deliberative speaking)
(5) Berbicara pada konferensi (Conference speaking)
yang meliputi:
a. Diskusi kelompok (Group discussion) yang
dapat dibedakan:
1. Tidak resmi (Informal) dan masih dapat
diperinci lagi atas:
a. Kelompok studi (Study Gruops)
b. Kelompok pembuat kebijaksanaan
(policy making groups)
c. Komil
2. Resmi (Formal) yang mencakup pula
a. Konferensi
b. Diskusi panel
c. Simposium
d. Debat.16
6) Hambatan-hambatan dalam kegiatan berbicara
Tidak semua orang memiliki hambatan-hambatan
dalam berbicara dimuka umum, namun keterampilan ini
dapat dimiliki oleh semua orang melalui proses belajar dan
latihan secara berkesinambungan dan sistematis. Terkadang
dalam proses belajar mengajar pun belum bisa mendapatkan
hasil yang memuaskan. Hal ini disebabkan oleh beberapa
hal yang merupakan hambatan dalam kegiatan berbicara,
Rusmini mengemukakan bahwa hambatan tersebut terdiri
atas hambatan yang datangnya dari pembicara sendiri.
16
Henry Guntur Tarigan, Op.cit, h. 24
16
(Internal) dan hambatan yang datang dari luar pembicara
(eksternal).
a) Hambatan Internal
Adalah hambatan yang muncul dari dalam diri
pembicara, hal-hal yang dapat menghambat kegiatan
berbicara ini sebagai berikut:
1. Ketidaksempurnaan alat ucap
Kesalahan yang diakibatkan kurang sempurna alat
ucap akan mempengaruhi keefektifan dalam
berbicara, pendengar pun akan salah menafsirkan
maksud pembicara.
2. Penguasaan komponen kebahasaan
Komponen kebahasaan meliputi hal-hal berikut ini
a. Lafal dan intonasi
b. Pilihan kata (Diksi)
c. Struktur bahasa
d. Gaya bahasa
3. Penggunaan komponen isi
Komponen isi meliputi hal-hal berikut ini
a. Hubungan isi dengan topik
b. Struktur isi
c. Kualitas isi
d. Kuantitas isi
4. Kelelahan dan kesehatan fisik maupun mental
Seorang pembicara yang tidak menguasai
komponen bahasa dan komponen isi tersebut di
atas akan menghambat keefektifan berbicara.
b) Hambatan Eksternal
Selain hambatan internal, pembicara akan
menghadapi hambatan yang datang dari luar dirinya.
Hambatan ini kadang-kadang muncul dan tidak disadari
17
sebelumnya oleh pembicara. Hambatan-hambatan
eksternal meliputi hal-hal dibawah ini:
a. Suara atau bunyi
b. Kondisi ruangan
c. Media
d. Pengetahuan pendengar17
7) Strategi meningkatkan kemampuan berbicara siswa
1. Ulang-ucap
Model ucapan adalah suara guru atau rekaman
suara guru, model ucapan yang dipendengarkan kepada
siswa harus dipersiapkan dengan teliti. Suara guru harus
jelas, intonasinya tepat, dan kecepatan berbicara sebagai
berikut.
2. Lihat Ucap
Guru memperhatikan kepada siswa benda tertentu
kemudian siswa menyebutkan nama tersebut, benda-
benda yang diperlihatkan dipilih dengan cermat oleh
guru dan disesuaikan dengan lingkungan siswa, bila
bendanya tidak ada atau tidak memungkinkan dibawa ke
dalam kelas benda tersebut dapat digantikan oleh
tiruannya atau gambarnya.
3. Memerikan
Memerikan berarti menjelaskan, menerangkan,
melukiskan atau mendeskripsikan sesuatu. Siswa disuruh
memperhatikan sesuatu benda atau gambar benda,
kesibukan lalu lintas, melihat pemandangan atau
gambarnya dengan teliti. Kemudian siswa diminta atau
memeriksa apa yang telah dilihatnya secara lisan.
17
Isah Cahyani, Hodijah, Op.cit, h.4-5
18
4. Menjawab pertanyaan
Siswa yang susah atau malu berbicara, dapat
dipancing untuk berbicara dengan menjawab sejumlah
pertanyaan mengenai dirinya misalnya mengenai nama,
usia, tempat tinggal, pekerjaan orang tua.
5. Bertanya
Melalui pertanyaan, siswa dapat menyatakan
keingitahuannya terhadap sesuatu hal. Tingkat atau
jenjang pertanyaan yang diutarakan melambangkan
tingkat kedewasaan siswa.
6. Melanjutkan Cerita
Dua, tiga, empat siswa bersama-sama menyusun
cerita secara spontan kadang-kadang guru juga terlihat
dalam kegiatan misalnya guru mengawali cerita dan
cerita itu dilanjutkan siswa kedua, ketiga dan diakhiri
oleh siswa berikutnya.
7. Menceritakan kembali
Guru mempersiapkan bahan bacaan, siswa
memperhatikan bahan itu dengan seksama, kemudian
guru meminta siswa menceritakan kembali isi cerita
dengan kata-kata.
8. Percakapan
Percakapan adalah pertukaran pikiran atau
pendapat mengenai suatu topik antara dua atau lebih
pembicaraan
9. Diskusi
Adalah proses perlibatan dua atau individu yang
terinteraksi secara verbal dan tatap muka, mengenai
tujuan yang sudah dicapai melalui tukar pendapat diskusi
merupakan sarana yang ampuh bagi pengembangan
19
keterampilan berbicara, berlatih diskusi berlatih
berbicara.18
2. Kemampuan anak dalam bercerita
a. Hakikat cerita Anak
Sebagian besar karya sastra mesti menampilkan cerita. Dan
cerita tentang misteri kehidupan tersebut dapat dipandang sebagai aspek
isi. Artinya, sesuatu yang menjadi isi ungkapan dan yang ingin
disampaikan kepada pihak lain (pembaca).19
Isi cerita tersebut dijalin
dalam sebuah rangkaian alur yang menampilkan berbagai peristiwa dan
tokoh yang menjalin secara serasi yang dikemas dalam bahasa narasi
dan dialog.
b. Cara kemampuan berbicara anak dalam bercerita
Menurut Nadeak mengemukakan keterkaitannya dalam bercerita
yaitu:
1. Memilih cerita yang tepat
2. Mengetahui cerita
3. Merasakan cerita
4. Menguasai kerangka cerita
5. Menyelaraskan cerita
6. Pemilihan cerita yang tepat
7. Menyederhanakan cerita
8. Mengenali tujuan dan klimaks, kejadian
9. Menetapkan sudut pandang
10. Menciptakan suasana dan gerak
11. Merangkai adegan.20
18
Novi Resmini, Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Dikelas Tinggi,
(Bandung: Setiabudi, 2007) h. 61-63 19
Nugiyanto Burhan, Sastra Anak, (Yogyakarta: Gajah Mada Universty Press,2005) h. 217-218 20
Yeti Mulyati, Op.cit. h. 3.7
20
3. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin dan secara harfiah berarti
perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan
dari pengirim ke penerima pesan, yang menguntip pendapat Gagne
menyebut media “Berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang
dapat merangsangnya untuk belajar.21
Sedangkan menurut Gerlach mengatakan bahwa media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang
menbangun kondisi yang membuat siswa memperoleh pengetahuan,
keterampilan atau sikap.22
Senada dari situ guru juga harus menghidupkan
suasana pembelajaran dengan memilih dan menggunakan media yang
menarik perhatian sehingga bisa membuat siswa lebih giat belajarnya.
Suasana kelas yang menyenangkan akan secara otomatis meningkatkan
prestasi pada siswa.
Pendapat-pendapat di atas memiliki kesamaan yaitu media adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan minat siswa. Diharapkan hasil siswa belajar dapat
ditingkatkan setelah menggunakan media.
a. Fungsi-fungsi media pembelajaran
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, fungsi media dapat
dikhususkan pada empat keterampilan bahasa, yaitu:
1. Fungsi Media dalam pembelajaran meyimak
2. Fungsi media dalam pembelajaran berbicara
a) Memotivasi siswa untuk berani berbicara
b) Mengembangkan dalam wacananya
c) Memberi informasi dalam wacana yang menyangkut objek,
tindakan, peristiwa dan keterkaitannya
3. Fungsi media dalam pembelajaran membaca
4. Fungsi media dalam pembelajaran menulis
21
Sadiman, Arief S, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan Dan Pemanfaataannya,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010) h.6 22
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011) h. 3
21
b. Jenis-jenis Media
Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia pada tingkat sekolah dasar meliputi berbagai macam bentuk.
Adapun jenis-jenis dari media sebagai berikut:
1. Media visual, adalah media yang hanya mengandalkan indra
penglihatan, yang termasuk jenis ini antara lain meliputi gambar,
foto, serta benda nyata yang tidak bersuara.
2. Media Audio visual, adalah media yang mempunyai unsur dan
unsur gambar. Beberapa contoh media visual meliputi televisi,
video, film atau demontrasi langsung.
3. Media proyeksi diam adalah rangsangan-rangsangan visual,
beberapa contohnya film bingkai, micro film.23
c. Media Boneka
Boneka adalah tiruan dari bentuk manusia dan bahkan sekarang
termasuk tiruan dari bentuk binatang Jadi sebenarnya boneka
merupakan salah satu model perbandingan juga. Sekalipun demikian,
karena boneka dalam penampilannya memiliki karakteristik khusus,
maka dalam bahasan ini dibicarakan tersendiri. Dalam penggunaan
boneka dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dengan cara
dimainkan dalam sandiwara boneka. Untuk keperluan sekolah dapat
dibuat boneka yang disesuaikan dengan cerita-cerita zaman sekarang.
Untuk tiap daerah pembuatan boneka ini disesuaikan dengan keadaan
daerah masing-masing.
1. Macam –macam boneka untuk media pembelajaran, yaitu :
a. Boneka tongkat,
b. Boneka tangan,
c. Boneka tali,
d. Boneka bayang-bayang.
23
Arief S. Sadiman, Op.cit, H .29
22
4. Boneka Tangan
a. Pengertian Boneka tangan
Menurut Raemiza media boneka dapat membantu anak dalam
memahami cerita dan lebih menarik perhatian mereka. Media boneka
termasuk dalam jenis media visual tiga dimensi. Media ini dapat
membantu siswa mengenal segala aspek yang berkaitan dengan benda
dan memberikan pengalaman yang lengkap tentang benda tersebut.
Benda-benda dan situasi yang diajarkan kepada anak akan lebih cepat
dipahami bila obyek tersebut ada di hadapan mereka.
Penggunaan media boneka tangan menolong anak untuk
bernalar dan membentuk konsep tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan obyek, baik ukuran, bentuk, berat, maupun
manfaatnya. Sesuai dengan namanya “boneka tangan”, cara
memainkannya dengan memasukkan tangan ke dalamnya. Bentuknya
pun menyerupai sarung tangan, namun tentu saja boneka ini lebih
menarik. Menurut Ahira disebut boneka tangan, karena cara
memainkannya pun satu tangan kita hanya dapat memainkan satu
boneka, dan boneka ini hanya terdiri dari kepala dan dua tangan saja,
sedangkan bagian badan dan kakinya hanya merupakan baju yang
menutup lengan orang yang memainkannya.
Selain itu, penggunaan benda-benda nyata atau makhluk hidup
dalam pengajaran sering kali dianggap paling baik. Ada berbagai
karakter boneka tangan yang ada di pasaran, misalnya binatang, buah-
buahan, orang dan tokoh kartun yang populer dikalangan anak-anak.24
b. Fungsi Boneka Tangan
Menurut Ahira boneka tangan sangat sesuai untuk digunakan
sebagai alat permainan edukatif. Dibandingkan dengan jenis boneka
lain, boneka tangan lebih mudah digerak-gerakkan sesuai dengan jalan
cerita. Selain itu, menurut Ahira media ini mempunyai beberapa fungsi,
yaitu (1) memberikan pengalaman yang konkret, (2) memungkinkan
24
Menurut Raemiza, Teny Wulan Sudaniti, Meningkatkan keterampilan bercerita dengan
menggunakan media boneka tangan, (Yogyakarta, 2011) h.15
23
siswa menganalisis siswa menganalisis secara mendalam, (3)
membangkitkan motivasi dan rasa ingin tahu, (4) informasi yang
diperoleh akan lebih jelas, (5) memperjelas suatu masalah atau proses
kerja dari alat, dan (6) mendorong timbulnya kreativitas siswa.
c. Manfaat Boneka Tangan
1. Tidak memakan tempat dalam pelaksanaanya
2. Dapat mengembangkan imajinasi anak
3. Mempertinggi keaktifan anak dan suasana gembira
4. Mengembangkan aspek bahasa yang baik
d. Penggunaan boneka tangan antara lain:
1. Guru mempersiapkan naskah berupa teks cerita untuk dibaca siswa
dan media boneka tangan yang akan digunakan
2. Siswa maju bercerita dengan menggunakan boneka tangan dengan
ketentuan jarak boneka dengan mulut pencerita tidak boleh terlalu
dekat.
3. Sambil memainkan boneka, lafal dan intonasi harus jelas ketika
siswa bercerita
4. Boneka dimainkan sesuai dengan teks cerita
5. Dalam memainkan boneka, tangan harus terlihat lentur atau tidak
kaku dan gerakan harus sinkron dengan suara.
e. Boneka tangan sebagai media pembelajaran
Kaitannya dengan permasalahan pembelajaran bahasa yang telah
diungkapkan pada latar belakang masalah, Tarigan menuturkan bahwa
proses-proses untuk mengembangkan kemampuan berbicara
menunjukkan perlunya pengaturan bahan bagi penampilan lisan.
Menurut Raemiza media boneka tangan merupakan media yang efektif
untuk pengajaran dalam mengembangkan perbendaharaan kata, melatih
diri untuk mendengarkan dan berbicara. Selain itu, anak lebih perhatian
terhadap isi cerita.
Dengan penggunaan media boneka tangan, pesan akan menarik
perhatian siswa. Dengan demikian, boneka tangan merupakan bagian
24
dari media pembelajaran bahasa yang salah satunya bermanfaat sebagai
sarana atau alat bantu peningkatan keterampilan bercerita.
B. Hasil Penelitian yang relevan
Ria Angraini dalam skripsinya yang berjudul “peningkatan
kemampuan berbicara cerita anak dengan media boneka tangan pada proses
peserta didik kelas VI SD Negeri Mojokerto 2, Kedawung Sragen”.
Penelitian ini menggunakan pembelajaran boneka tangan. Perbedaannya pada
kajian tentang menyimak cerita
Sedangkan dalam jurnal edukasi milik Klara delimasa Gustriningsih
yang berjudul “ Peningkatan keterampilan bercerita dengan menggunakan
media boneka tangan pada kelas II SDN Gumilir 02 Cilacap”. Persamaan
penilitian dalam jurnal di atas terletak pada penggunaan media boneka
tangan.
Sedangkan dalam jurnal edukasi milik putri kumala dewi yang
berjudul “Peningkatan Kemampuan Berbicara melalui Teknik Diskusi Jigsaw
Siswa Kelas III SD Negeri 4 Malang”. Persamaan penilitian dalam jurnal di
atas terletak pada Kemampuan berbicara. Penelitian tersebut menyimpulkan
bahwa pembelajaran boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan
berbicara anak dalam bercerita.
Mengkaji beberapa temuan penelitian terdahulu, tampaknya model
pembelajaran boneka tangan menunjukkan efektifitas yang sangat tinggi bagi
perolehan hasil belajar siswa, baik dilihat dari pengaruhnya terhadap
penguasaan materi pelajaran maupun dari pengembangan dan pelatihan sikap
serta keterampilan sosial yang sangat bermanfaat bagi siswa dalam
kehidupannya di masyarakat.
C. Kerangka Berpikir
Kemampuan berbicara anak dalam cerita kelas III MI PINK 03 masih
rendah, hal ini disebabkan proses pembelajaran yang dilakukan guru masih
bersifat konversional yang hanya berceramah dan menggunakan media
penugasan sehingga siswa kurang tertarik dalam mengikuti pelajaran. Hal ini
25
juga mengakibatkan siswa kurang tertarik makna dan tujuan dari
pembelajaran sehingga Bahasa Indonesia selalu dianggap sebagi mata
pelajaran yang sulit, rumit dan kurang menarik serta membosankan.
Secara praktik kemampuan berbicara dalam pembelajaran cerita
membutuhkan latihan dan pengarahan pembelajaran yang intensif. Namun
demikian, pembelajaran bercerita disekolah pada kenyataanya mendapat porsi
yang sangat minim. Selain keterbatasan waktu, lemahnya kemampuan
bercerita dipengaruhi media pembelajaran yang kurang efektif.
Fenomena pembelajaran umumnya masih menggunakan metode
tradisional. Penyampaian materi dilakukan dengan metode ceramah dan
interaksi hanya terjadi satu arah. Untuk mengatasi hal tersebut, guru
hendaknya menggunakan alternatif dengan menggunakan media
pembelajaran. Media yang dirasa tepat untuk mengatasi masalah diatas
adalah media boneka tangan.
Boneka tangan memudahkan siswa memahami konsep tentang benda-
benda secara utuh, misalnya ukuran, sifat dan bentuk. Boneka tangan juga
dapat merangsang siswa untuk berbahasa secara lisan, misalnya sebagai
model untuk mengungkapkan emosinya. Anak-anak sering terlihat melakukan
percakapan dengan bonek atangan karena mereka menganggap bahwa benda
tersebut sama seperti dirinya. Oleh karena itu, Penggunaan media boneka
tangan dapat mempermudah siswa dalam bercerita.
Gambar 2.1
Skema Kerangka Berfikir
Awal
Pembelajaran yang dilakukan guru
bersifat konvensional yaitu hanya
menggunakan metode ceramah dan
penugasan
Kemampuan
Berbicara
penjelasan
cerita siswa
rendah
Dilakukan
tindakan Menggunakan media pembelajaran
Boneka Tangan dalam
pembelajaran bercerita
Siklus I
Siklus II
Kondisi Akhir
Siswa menjadi lebih semangat
dalam pembelajaran sehingga
kemampuan berbicara dalam
bercerita siswa meingkat
26
D. Hipotesis Tindakan
Dari kerangka pemikiran diatas, maka penulis menyampaikan
Hipotesis tindakan sebagai berikut:
“Bila media boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan berbicara
siswa, maka keterampilan berbicara akan meningkat”
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI PINK 03, yang terletak di Kp. Rukem
Rt 004/013, Kelurahan Mangunjaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten
Bekasi. Penelitian dilaksanakan pada semester I Tahun pelajaran 2015/2016,
dibulan Juli sampai dengan bulan November 2015.
Alasan pemilihan tempat adalah karena sekolah ini sebagai tempat
mengajar peneliti dengan pertimbangan bahwa data-data yang diperlukan
mudah didapatkan dan guru juga memerlukan inovasi pembelajaran.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research).” Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang
dilakukan oleh guru ke kelas atau disekolahan tempat ia mengajar dengan
penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis
pembelajaran.” Menurut Arikunto mengemukakan bahwa penelitian
pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.1
Sedangkan Metode penelitian, secara umum dapat diartikan sebagai
cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu,
dan penelitian dapat diartikan juga sebagai kegiatan yang dilakukan secara
sistematis untuk mengumpulkan, mengolah dan menyimpulkan data dengan
menggunakan metode tertentu dalam rangka mencari jawaban atas
permasalahan yang dihadapi.2
Jadi, penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
1 Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas, (Jogjakarta: Diva press, 2010), h. 18
2 Ruswandi Hermawan, et. al., Metode Penelitian Pendidikan SD, (Bandung: UPI Press 2007) h. 4
28
Secara umum terdapat empat langkah dalam PTK yaitu tahap
perencanaan (Planning), Pelaksanaan tindakan (Acting), Obsevasi
(Observing), dan refleksi (Reflecting).
1. Perencanaan (Planing)
Langkah pertama adalah melakukan perencanaan secara matang
dan teliti.
Dalam perencanaan PTK, terdapat tiga kegiatan dasar yaitu:
a. Identitas masalah
b. Merumuskan masalah dan
c. Pemecahan masalah
2. Pelaksanaan tindakan (Acting)
Langkah kedua adalah pelaksanaan menerapkan apa yang telah
direncanakan tahap satu, yaitu bertindak dikelas.
3. Observation (Pengamatan)
Langkah ketiga adalah pengamatan (Observing) alat untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pada
langkah ini, peneliti harus menguraikan jenis data yang dikumpulkan,
cara mengumpulkan dan alat atau instrumen pengumpuan data
(angket/wawancara/ observasi).
4. Refleksi (Reflecting)
Langkah keempat adalah refleksi yaitu kegiatan untuk
mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Kegiatan penelitian
telah melalui proses akhir maka hasil dari pengamatan dan penelitian
tersebut dikumpulkan hingga menjadi suatu dokumen yang akan
dianalisis. Langkah ini merupakan sarana melakukan pengkajian dan
telah dicatat dalam observasi. Hasil dari analisis tersebut bertujuan
untuk mengetahui apakah kegiatan penelitian yang dilaksanakan sudah
sesuai dengan yang diharapkan atau masih memerlukan perbaikan.
Kegiatan tersebut merupakan tahapan dari penelitian, inilah yang
disebut refleksi.
29
Siklus 1
1. Perencanaan
Penelitian ini disusun bersama antara peneliti dengan guru
Bahasa Indonesia sebagai kolaborator. Adapun rencana yang
akan dilaksanakan sebagi berikut:
a) Peneliti bersama kolaborator menyamakan persepsi dan
berdiskusi untuk mengidentifikasi permasalahan yang muncul
berkaitan dengan pembelajaran bahasa khususnya bercerita.
b) Peneliti mengajukan alternatif pemecahan masalah dengan
menerapkan strategi pembelajaran dengan menggunakan
media boneka tangan dalam pembelajaran bercerita.
c) Menyiapkan bahan dan instrumen peneliti yang berupa
lembar pengamatan, lembar penilaian keterampilan bercerita,
catatan lapangan, pedoman wawancara dan alat dokumentasi.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan merupakan realisasi dari
rencana yang sudah dirancang sebelumnya. Tindakan yang
dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut.
a) Guru mengkondisikan siswa
b) Siswa memperhatikan kompetensi dasar, indikator, dan
tujuan pembelajaran keterampilan bercerita yang
disampaikan oleh guru.
c) Guru melakukan apersepsi untuk mengajak siswa masuk
kemateri dengan menyesuaikan keadaan siswa pada
pembelajaran yang akan disampaikan.
d) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai materi
bercerita dan cara bercerita yang baik.
e) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai maksud
pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan
media boneka tangan.
f) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok oleh guru.
g) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
30
h) Siswa mempersiapkan cerita sesuai dengan tema yang
diberikan oleh guru.
i) Secara berkelompok, siswa secara bergantian bercerita di
depan kelas
j) Guru memberikan penjelasan singkat dan memberikan
kesimpulan.
k) Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan
pengamatan terhadap siswa.
3. Pengamatan
Observasi merupakan kegiatan merekam segala peristiwa
dan kegaiatan yang terjadi selama tindakan itu berlangsung. Hasil
yang diperoleh dalam pengamatan tersebut merupakan pengaruh
dari tindakan yang sudah dilakukan. Hasil yang diperoleh dalam
pengamatan adalah dampak tindakan terhadap proses
pembelajaran (keberhasilan produk). Keberhasilan proses dapat
dilihat dari perubahan sikap siswa terhadap pembelajaran
keterampilan bercerita. setelah mendapatkan tindakan melalui
media boneka tangan, keberhasilan produk dapat dilihat dari hasil
tes bercerita siswa.
4. Refleksi
Peneliti bersama guru berdiskusi dan menganalisis hasil
pengamatan pada siklus I, antara lain mengambil kesimpulan
tentang kemampuan siswa. Setelah dikenai tindakan, menilai
keterampilan masing-masing siswa dalam praktik bercerita
dengan menggunakan media boneka tangan. Kegiatan refleksi ini
digunakan untuk merencanakan kegiatan siklus II. Kegiatan pada
perencanaan, pelaksanaan atau tindakan, pengamatan dan refleksi.
31
Berdasarkan riset aksi model Suyadi, maka didapati bagan
rancangan siklus penelitian sebagai berikut:
Gambar 3.1
Model Tahapan-tahapan pelaksanaan PTK3
C. Subjek Penelitian
Adapun kelas yang dijadikan penelitian adalah kelas III
dengan jumlah siswa 35 orang yang terdiri dari 17 perempuan dan
18 siswa laki-laki. Penentuan kelas didasarkan pada tingkat
permasalahan yang dimiliki sesuai dengan hasil wawancara dengan
guru yang dilakukan sebelum penelitian, yaitu masih rendahnya
pembelajaran keterampilan bercerita. Siswa kurang berminat dalam
pembelajaran keterampilan bercerita, siswa merasa malu, grogi dan
tidak adanya ide untuk bercerita.
3 Suyadi, panduan Penelitian Tindakan kelas, Op.cit. h. 50
Perencanaan
Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
REFLECTIVE
OBSERVATION
Pelaksanaan
Pelaksanaan SIKLUS I
SIKLUS II
?
32
D. Peran dan posisi Peneliti dalam penelitian
Dalam hal ini peneliti sebagai pelaksana penelitian dengan
tugas merencanakan tindakan penelitian, melaksanakan penelitian,
menganalisis hasil penelitian bersama kolaboran dan ahli, serta
menyusun laporan hasil penelitian.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Dalam peneliti tindakan kelas, peneliti terlebih dahulu
menyususn tahapan-tahapan dalam melakukan intervensi tindakan
sebagai berikut:
Tahap I : Peneliti berkolaborasi dengan guru lain menyiapkan
rancangan pembelajaran, menetapkan materi pokok,
menyusun alat evaluasi, dan menentukan media yang
digunakan sebagai penunjang proses pembelajaran.
Tahap II : Peneliti berkolaborasi dengan guru lain dalam
melaksanakan pembelajaran yang telah direncanakan
sekaligus mengamati aktivitas siswa dan aktifitas guru
pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Tahap III : Peneliti bersama guru lain mencatat semua kejadian
yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung
untuk digunakan sebagai sumber dan pengolahan
data.
Tahap IV : Peneliti bersama guru lain menggunakan data yang
telah terkumpul untuk mendapatkan gambaran tentang
hasil tindakan yang telah dilakukan. Kemudian data
tersebut dipadukan dan dianalisis. Disetiap akhir
siklus dilakukan penilaian akhir siklus, selanjutnya
peneliti dan guru lain melakukan diskusi untuk
mengevaluasi proses pembelajaran yang telah
dilakukan serta untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan pada setiap pembelajaran. Jika hasil
evaluasi yang diperoleh masih memerlukan
penyempurnaan, maka akan dilanjutkan kembali pada
33
tindakan selanjutnya sampai memperoleh peningkatan
hasil belajar yang telah diterapkan.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan
Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui ketuntasan penilitian
dalam suatu siklus. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan berbicara dalam menceritakan tentang pengalaman
dengan mengunakan media boneka tangan. Indikator keberhasilan
yang ingin dicapai adalah 80% di atas nilai KKM yang telah
ditetapkan sekolah yakni 70.
Suatu siklus penelitian dikatakan tuntas apabila indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan di atas telah tercapai. Namun jika
hanya salah satu indikator yang tercapai maka dapat disimpulkan
siklus penelitian tersebut tidak tuntas dan harus dilanjutkan pada
siklus selanjutnya.
( Hasil Observasi tidak muncu)
G. Data dan sumber Data
1. Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa:
a. Data hasil siswa, berupa rublik disetiap akhir siklus
b. Data obervasi aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar
guru yang merupakan hasil pengamatan pada saat
dilaksanakan tindakan, diambil dengan menggunakan lembar
observasi pada setiap proses pembelajaran berlangsung.
c. Data hasil catatan pengamatan, yang mencatat seluruh
perubahan dalam proses pembelajaran yang terjadi didalam
kelas yang berkaitan dengan penggunaan media boneka
tangan.
d. Foto-foto aktivitas belajar siswa pada setiap siklus.
2. Sumber data
34
Sumber data adalah asal informasi yang diperoleh dalam
penyusunan penelitian tindakan ini. Beberapa sumber data
diperoleh melalui subjek maupun objek penelitian diantaranya
guru lain satu sekolah (Observer), peneliti, dan siswa, termasuk
didalamnya catatan dokumentasi (nilai-nilai siswa) sebagai data
pendukung. ”Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dan
dokumen-dokumen dimana diperoleh”. Hal ini diungkapkan oleh
Suharsimi Arikunto.
H. Pengembangan Instrumen-Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
peneliti ini sebagai berikut.
1. Lembar Tes
Penelitian merupakan instrumen peneliti yang disusun untuk
mengukur kemampuan siswa dalam berbicara pada materi
menceritakan tentang pengalaman dengan menggunakan media
boneka tangan.
a. Lembar pengamatan
Lembar pengamatan digunakan mengamati tingkah
laku siswa selama kegiatan pembelajaran. Di dalam lembar
pengamatan terdapat empat aspek yang diamati, yaitu
keaktifan siswa, perhatian dan konsentrasi. Siswa pada
pembelajaran, minat siswa selama pembelajaran, keberanian
siswa dalam bercerita dipdepan kelas dan kerjasama
kelompok. Adapun rincian tiap-tiap aspek pada pengamatan
proses pembelajaran kemampuan bercerita terhadap pada
tabel berikut.
35
Tabel 3.1
Instrumen Pengamatan Proses Pembelajaran Berbicara
NO Indikator/ Aspek yang dinilai Skor
1 2 3 4 5
1 Menanggapi pertanyaan yang diajukan guru
2 Menggunakan media boneka tangan
3 Berinteraksi dengan teman saat proses pembelajaran
4 Antusias mengikuti proses pembelajaran
5 Bertanya pada saat proses pembelajaran
6 Menanggapi pertanyaan atau saran dari siswa lain
7 Berani mengemukakan pendapat
8 Mempresentasikan hasil kerja didepan kelas
9 Menanggapi hasil presentasi siswa lain
10 Memperhatikan penjelasan guru
11 Keaktifan Siswa
12 Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru
13 Keberanian siswa bercerita didepan kelas
14 Kerjasama kelompok jumlah skor
Jumlah
Keterangan:
1. Aspek Keaktifan
a. Skala skor 5 untuk siswa yang sangat aktif bertanya,
sangat akatif menjawab pertanyaan, akatif
mengerjakan tugas.
36
b. Skala skor 4 untuk siswa yang siswa aktif bertanya,
aktif menjawab pertanyaan, aktif mengerjakan tugas.
c. Skala skor 3 untuk siswa cukup aktif bertanya, cukup
aktif menjawab pertanyaan, aktif mengerjakan tugas.
d. Skala Skor 2 Untuk siswa yang kurang aktif bertanya,
kurang aktif menjawab pertanyaan, kurang aktif
mengerjakan tugas.
e. Skala skor 1 untuk siswa yang tidak aktif dalam
bertanya, tidak aktif menjawab pertanyaan, dan tidak
mengerjakan tugas.
b. Lembar penelitian
Lembar penelitian kemampuan bercerita siswa oleh
penelitian digunakan sebagai instrumen penskoran untuk
menentukan tingkat keberhasilan kemampuan bercerita siswa
kelas III MI PINK 03, Tambun Selatan, Bekasi. Penilaian
bercerita masing-masing siswa ini menggunakan teknik
penelitian yang dikembangkan oleh Jakobovitas dan Gordon
dalam Nurgiyantoro yang telah dimodifikasi. Adapun rincian
tiap-tiap aspek pada penilaian dalam kemampuan bercerita
terdapat pada tabel berikut.
Tabel 3.2
Pedoman Penilaian Kemampuan Berbicara
No Aspek yang dinilai Skala Skor
1 2 3 4 5
1 Volume Suara
2 Pelafalan
3 Keterampilan
mengembangkan Ide
4 Sikap penghayatan
cerita
5 Kelancaran
37
6 Ketepatan Ucapan
7 Pilihan Kata
Jumlah Skor
Keterangan :
1) Volume suara
a. Skala skor 5, sangat baik, volume sudah terdengar
oleh seluruh pendengar secara jelas dan lantang.
b. Skala skor 4, baik, volume sudah terdengar oleh
seluruh pendengar.
c. Skala skor 3, cukup, volume terdengar tapi belum
terdengar oleh seluruh pendengar.
d. Skala skor 2, kurang, volume tidak terlalu terdengar
dan tidak jelas.
e. Skala skor 1, sangat kurang, volume sama sekali tidak
terdengar.
2) Pelafalan
a. Skala skor 5, sangat baik, pelafalan fonem sangat
jelas, tidak terpengaruh dialek, intonasi sangat jelas.
b. Skala skor 4, baik, pelafalan fonem jelas, tidak
terpengaruh dialek, intonasi jelas.
c. Skala skor 3, cukup, pelafalan fonem cukup jelas,
sedikit terpengaruh dialek, intonasi cukup jelas.
d. Skala skor 2, kurang, pelafalan fonem kurang jelas,
terpengaruh dialek, intonasi kurang jelas.
e. Skala skor 1, sangat kurang, pelafalan fonem tidak
jelas, sangat terpengaruh dialek, intonasi tidak jelas.
3) Keterampilan mengembangkan ide
a. Skala skor 5, sangat baik, cerita dikembangkan secara
kreatif tanpa keluar dari tema. Alur, tokoh, dan
setting terkonsep dengan jelas dan menarik. Amanat
cerita sesuai dengan tema.
38
b. Skala skor 4, baik, cerita dikembangkan secara kreatif
tidak keluar dari tema. Alur, tokoh, dan setting
terkonsep dengan jelas namun kurang menarik.
Amanat cerita sesuai dengan tema.
c. Skala skor 3, cukup, cerita dikembangkan dengan
cukup kreatif, tidak keluar dari tema. Setting dan
tokoh terkonsep jelas, namun alur kurang terkonsep
dengan jelas. Amanat cerita cukup sesuai dengan
tema.
d. Skala skor 2, kurang, cerita dikembangkan dengan
kurang kreatif dan tidak keluar dari tema. Alur,
setting, tokoh tidak terkonsep dengan jelas. Amanat
cerita kurang sesuai dengan tema.
e. Skala skor 1, sangat kurang, cerita tidak
dikembangkan dengan baik. Alur, setting, dan tokoh
tidak terkonsep dengan jelas. Amanat cerita tidak
sesuai dengan tema.
4) Sikap penghayatan cerita
a. Skala skor 5, sangat baik, mimik, gerak, dan suara
sesuai dengan karakter tokoh yang diperankan, ada
improvisasi terhadap mimik, gerak dan suara, dan
improvisasi yang dilakukan sangat tepat dan tidak
berlebihan.
b. Skala skor 4, baik, mimik, gerak dan suara sesuai
dengan karakter tokoh yang diperankan, ada
improvisasi trhadap mimik, gerak, dan suara.
c. Skala skor 3, cukup, mimik, gerak dan suara cukup
sesuai dengan karakter tokoh, tidak ada improvisasi
terhadap mimik, gerak dan suara.
d. Skala skor 2, kurang, mimik, gerak dan suara tidak
sesuai dengan karakter tokoh dan tidak punya
improvisasi.Skala skor 1, sangat kurang, mimik,
39
gerak-gerik dan suara tidak sesuai dengan karakter
tokoh dalam cerita.
5) Kelancaran
a. Skala skor 5, sangat baik, berbicara lancar, tidak
tersendat-sendat, penempatan jeda sesuai.
b. Skala skor 4, baik, berbicara lancar, tidak tersendat-
sendat, penempatan jeda kurang sesuai.
c. Skala skor 3, cukup, berbicara lancar, tidak tersendat-
sendat, tidak ada jeda.
d. Skala skor 2, kurang, berbicara kurang lancar,
tersendat-sendat, tidak ada jeda.Skala skor 1, sangat
kurang, berbicara tidak lancar, tersendat-sendat, tidak
ada jeda.
6) Ketepatan ucapan
a. Skala skor 5, sangat baik, pengucapan bunyi-bunyi
bahasa tepat sekali sehingga kata yang diucapkan
terdengar jelas sekali.
b. Skala skor 4, baik, pengucapan bunyi-bunyi bahasa
sudah tepat.
c. Skala skor 3, cukup, pengucapan bunyi-bunyi bahasa
sudah cukup tepat.
d. Skala skor 2, kurang, pengucapan bunyi-bunyi bahasa
kurang tepat.
e. Skala skor 1, sangat kurang, pengucapan bunyi-bunyi
bahasa tidak tepat.
7) Pilihan kata
a. Skala skor 5, sangat baik, penggunaan kata-kata,
istilah sesuai dengan tema dan karakter tokoh,
terdapat variasi dalam pemilihan kata.
40
b. Skala skor 4, baik, penggunaan kata-kata, istilah
sesuai dengan tema dan karakter tokoh, kurang
terdapat variasi dalam pemilihan kata.
c. Skala skor 3, cukup, penggunaan kata-kata, istilah
sesuai dengan tema dan karakter tokoh, tidak ada
variasi dalam pemilihan kata.
d. Skala skor 2, kurang, penggunaan kata-kata, istilah
kurang sesuai dengan tema dan karakter tokoh, tidak
ada variasi dalam pemilihan kata.
e. Skala skor 1, sangat kurang, penggunaan kata-kata,
istilah tidak sesuai dengan tema dan karakter tokoh,
tidak ada variasi dalam pemilihan kata.
2. Observasi
Pengamatan adalah kegiatan pengamatan atau
pengambilan data untuk melihat seberapa jauh efek tindakan
yang telah dicapai. Pengamatan ini akan dilakukan oleh peneliti.
Peneliti mencatat hal-hal yang terjadi saat tindakan dan
mendeskripsikan penampilan siswa saat proses berlangsung.
Dari hasil pengamatan tersebut, maka peneliti akan memperoleh
data yang berupa gambaran proses praktik bercerita siswa, sikap
siswa selama kegiatan belajar mengajar, serta kegiatan guru dari
awal sampai akhir pembelajaran.
3. Pedoman Wawancara
Wawancara ini dilakukan terhadap guru dan siswa untuk
menggali informasi guna memperoleh data yang berkenaan
dengan aspek-aspek pembelajaran, penentuan tindakan, dan
respon yang timbul akibat dari tindakan yang dilakukan. Dalam
melakukan wawancara dengan siswa, peneliti tidak
mewawancarai seluruh siswa, melainkan hanya perwakilan
kelas, yaitu hanya siswa yang terlihat peningkatannya, selain itu
wawancara juga dilakukan oleh peneliti dengan guru.
4. Catatan Lapangan
41
Catatan lapangan digunakan untuk mencatat segala
aktivitas selama selama pembelajaran diskusi berlangsung.
5. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengambil data yang
berupa keadaan sekolah, guru, siswa dan kegiatan belajar
mengajar. Dokumen bisa berupa benda-benda misalnya berupa
data-data yang ada keterkaitannya dengan masalah penelitian,
silabus, RPP, dan gambar-gambar selama melakukan penelitian.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
mengamati setiap aktivitas siswa pada saat pembelajaran dengan
menggunakan media boneka tangan disetiap siklus dan mencatat
setiap kejadian pada saat pembelajaran berlangsung. Di setiap siklus,
peneliti memberikan soal tes, dan lembar observasi mengenai
kegiatan guru dan siswa selama aktivitas kegiatan belajar mengajar
berlangsung serta dokumentasi aktivitas guru dan siswa selama
pembelajaran dilakukan pada setiap siklus.
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Teknik ini digunakan dalam rangka mendeskripsikan
kemampuan berbicara siswa sebelum dan sesudah mendapat
tindakan. Teknik ini dibagi dua, yaitu analisis proses dan analisis
produk. Analisis data secara proses diambil pada waktu
pembelajaran keterampilan bercerita menggunakan media boneka
tangan. Analisis produk diambil dari hasil penilaian praktik bercerita
siswa.
K. Analisis Data dan Interprestasi Hasil Analisis
Analisis data dilakukan setelah semua data yang diperlukan
terkumpul dan dilakukan setiap kali setelah pemberian suatu
tindakan atau satu siklus berakhir.
42
1. Analisis Data Hasil Observasi
Data hasil observasi aktivitas belajar siswa dan aktivitas
mengajar guru dengan menggunakan media papan perpustakaan
keliling dianalisis untuk memberikan gambaran pelaksanaan
pembelajaran analisis data observasi adalah sebagai berikut:
a. Untuk setiap aspek yang diamati diberi skor sesuai dengan
pedoman penskoran pada kisi-kisi lembar observasi yang
telah dibuat.
b. Menghitung skor total yang telah diperoleh setelah
pelaksanaan pembelajaran. Skor total yang telah diperoleh
tersebut dihitung persentasenya dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.
P = f /N x 100%
Keterangan:
P = Angka persentase
f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Numer of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
Tabel 3.3
Pedoman Konversi Prosentase Rata-rata Hasil Observasi Aktivitas
Siswa dan Guru
Persentasi Rata-rata Kategori
76% - 100% Sangat Baik
51% - 75% Baik
26% - 50% Cukup
<25% Kurang
2. Analisis Hasil Tes Belajar
Data hasil tes akhir siklus dianalisis untuk mengetahui
gambaran hasil belajar siswa dengan menggunakan media papan
perpustakaan keliling yang dilihat dari tingkat pencapaian ketuntasan
43
belajar mengacu pada KKM sebesar 70. Pemberian tindakan pada
penelitian ini dikatakan berhasil apabila tingkat ketuntasan siswa
mencapai 80% dari keseluruhan siswa. Rumus yang digunakan yaitu:
P = ∑ siswa tuntas : jumlah siswa x 100
Interpretasi berarti mengartikan hasil penelitian berdasarkan
pemahaman yang dimiliki peneliti. Ini dilakukan dengan acuan teori,
dibandingkan dengan pengalaman, praktik, atau penilaian dan
pendapat guru.
L. Pengembangan perencanaan Tindakan
Apabila pada tindakan siklus I selesai dilakukan dan hasil yang
diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan, maka akan ditindak
lanjuti dengan melakukan tindakan selanjutnya sebagai rencana
perbaikan pembelajaran dengan perencanaan pembelajaran yang telah
disepakati sebelumnya.
Penelitian akan berakhir apabila penelitian ini telah
menunjukkan keberhasilan proses pembelajaran dengan menggunakan
media boneka tangan untuk meningkatkan kemampuan berbicara.
Adapun kriteria keberhasilan penelitian ini apabila kemampuan
berbicara siswa mencapai 80% mencapai nilai KKM.
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Dan Hasil Intervensi Tindakan
Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas
yang dilakukan di MI PINK 03 pada kelas III. Proses penelitian tindakan media
boneka tangan ini dilakukan sebanyak dua siklus, dimana setiap siklus terdiri
dari empat kali pertemuan yang didalamnya memuat pemberian tindakan dan
tes akhir siklus. Pada setiap siklus terdiri dari empat tahapan penelitian, yaitu
tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan, dan refleksi.
1. Siklus I
a. Tahap perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan ini adalah
menyusun skenario pembelajaran, skenario yang dibuat antara lain yaitu
menyusun RPP, menyusun instrumen (tes, lembar observasi aktivitas
belajar) menentukan metode pembelajaran, mengenal media boneka
tangan. Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan salah
seorang guru lain. Penelitian berperan sebagai guru kelas dan praktisi
sedangkan guru lain berperan sebagai observer. Pada kegiatan ini
peneliti menjelaskan tugas-tugas guru lain yang berperan sebagai
observer pada saat penelitian, dengan tujuan agar peneliti dan guru lain
dapat bekerja sama dalam mengamati proses pembelajaran.
Media boneka tangan yang digunakan dalam penelitian ini
berbentuk seperti menyerupai manusia sehingga anak bisa bermain
boneka dimana saja karena boneka adalah kehidupan yang disukai
anak-anak kecil dan juga boneka sebagai perantara alat komunikasi,
menangkap daya pikir anak, dan mengembangkan daya visual serta
anak dapat berimajinasi dengan senangnya dia belajar,Adapun contoh
media boneka tangan ini dapat dilihat pada gambar.
45
Gambar 4.1
Contoh Media Boneka Tangan
b. Tahap Pelaksanaan
Pada Siklus I pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilakukan
sebanyak dua kali pertemuan yang didalamnya memuat pemberian
tindakan dan tes akhir siklus.
Adapun uraian kegiatan setiap siklus adalah sebagai berikut:
1. Pertemuan pertama
Pertemuan pertama yang dilakukan pada hari jum’at,
tanggal 23 oktober 2015 dimulai pukul 13.00 sampai 14.30 WIB.
Sebelum pembelajaran dimulai guru mengkondisikan murid
terlebih dahulu. Selanjutnya guru mempersilahkan kepada ketua
kelas untuk memimpin do’a sebelum belajar, kemudian penelitian
mengecek kesiapan fisik dan psikis siswa (mengabsen kehadiran
siswa), peneliti memberitahukan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai dan menanyakan pelajaran yang telah dipelajarai kemarin.
Langkah berikutnya guru menanyakan pengalaman-
pengalaman yang dimiliki oleh siswa dengan terkait materi yang
akan di sampaikan oleh guru. Selanjutnya guru menanyakan
pengalaman cerita yang menarik yang pernah dialami oleh siswa.
Peneliti menceritakan tentang yang berjudul “petualangan” dan
siswa mendengarkan apa yang disampaikan oleh peneliti,
selanjutnya peneliti meminta siswa tersebut untuk mengerjakan
46
soal evalusi yang telah di berikan dengan terkait oleh cerita yang
disampaikan oleh peneliti, Hasil pekerjaan siswa dikumpulkan,
kemudian peneliti mengecek hasil pekerjaan siswa dan
menyimpulkan bersama-sama dengan siswa.
Gambar 4.2
Aktivitas siswa pada saat belajar
2. Pertemuan kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 24
Oktober 2015 Pukul 13.00 sampai dengan pukul 14.30 WIB.
Seperti pertemuan sebelumnya peneliti mengkondisikan kelas
terlebih dahulu sebelum memulai kegiatan pembelajaran, kemudian
ketua kelas memimpin do’a sebelum belajar dan peneliti
mengabsen kehadiran siswa. Kemudian peneliti melakukan
apersepsi dengan menggali ingatan siswa terkait materi pada
pertemuan sebelumnya dan menjelaskan tujuan pembelajaran.
Kegiatan selanjutnya, Guru membagi 8 kelompok dalam satu
kelompok terdiri dari 4 siswa atau 5 siswa. Dan setiap perwakilan
siswa mengambil undian urutan maju ke depan kelas dan setiap
kelompok menceritakan pengalamanya dengan menggunakan
boneka tangan. Selanjutnya guru mengamati dan memberikan nilai
kepada setiap kelompok yang bercerita didepan kelas. Setelah itu
guru bertanya jawab tentang hal yang belum diketahui. Guru dan
siswa memberikan apesiasi terhadap pekerjaan siswa kemudian
47
Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah
disampaikan. Adapun gambar ketika siswa cerita didepan kelas
Gambar 4.3
Siswa bercerita didepan dengan menggunakan boneka tangan
c. Tahap Observasi
Tahap observasi dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung. Guru lain bertindak sebagai observer mengamati
seluruh aktifitas yang terjadi dikelas dan memberian penilaian pada
lembar observasi kegiatan belajar siswa dan lembar observasi
kegiatan mengajar guru. Adapun hasil observasi yang dilakukan
guru lain atau observer dapat dilihat pada tabel ini:
Tabel 4.1
Hasil Observasi Siklus 1
NO Indikator /Aspek yang dinilai
Skor Jml
Pert 1 Pert 2
1 Menanggapi pertanyaan yang diajukan guru 2 3 5
2 Menggunakan media boneka tangan 3 3 6
3 Berinteraksi dengan teman saat proses pembelajaran 2 3 5
48
4 Antusias mengikuti proses pembelajaran 2 3 5
5 Bertanya pada saat proses pembelajaran 1 2 3
6 Menanggapi pertanyaan atau saran dari siswa lain 1 1 2
7 Berani mengemukakan pendapat 2 2 4
8 Mempresentasikan hasil kerja didepan kelas 2 2 4
9 Menanggapi hasil presentasi siswa lain 2 2 4
10 Memperhatikan penjelasan guru 3 4 7
11 Keaktifan Siswa 2 2 4
12 Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru 3 3 6
13 Keberanian siswa bercerita didepan kelas 3 3 6
14 Kerjasama kelompok jumlah skor 3 3 6
Jumlah 31 36 67
Rata-rata (%) 44.3 % 51.4 %
Presentase ketuntasan (%) 47,9 %
Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa dalam
proses pembelajaran tersebut belum optimal. Hal ini terlihat dari hasil presentase
yang masih mencapai 47,9%. Beberapa indikator aktivitas siswa yang masih
dibawah KKM terlihat dengan kurangnya siswa yang bertanya pada saat proses
pembelajaran dan menanggapi pertanyaan atau saran dari siswa lain. Selain itu
juga siswa kurang berani dalam menggemukakan pendapat serta kurangnya
interaksi sesama teman dalam proses pembelajaran.
49
Tabel 4.2
Hasil Observasi pada kegiatan guru
Pada Siklus 1
NO Indikator/ Aspek yang dinilai Skor Jml
Pert 1 Pert 2
1 Melakukan Appersepsi 2 2 4
2 Menjelaskan tujuan pembelajaran 2 2 4
3 Mengarahkan siswa untuk mengerjakan
tugas yang diberikan 2 2 4
4 Memfasilitasi siswa untuk mengerjakan
tugas yang berikan 2 3 5
5 Melaksanakan pembelajaran yang
mengaktifkan siswa 2 3 5
6 Memfasilitasi adanya interaksi antara siswa
dengan siswa 2 2 4
8 Memotivasi siswa untuk betanya 2 3 5
9 Menggunakan media boneka tangan 2 3 5
10 Memotivasi siswa untuk menggunakan
media pembelajaran 2 4
6
11 Melakukan Refleksi kegiatan pembelajaran
bersama siswa 3 3 6
12 Guru membuat kesimpulan bersama siswa 3 3 6
13 Melakukan penilaian sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai
3
3
6
Jumlah
27
33
60
Rata-rata (%) 41.5% 50.7%
Presentase ketuntasan (%) 46.1 %
Berdasarkan hasil Tabel 4.2dapat diketahui bahwa aktivitas mengajar guru
juga terlihat belum optimal dengan prosentase 46.1% yaitu pada aktivitas guru
dalam memfasilitasi adanya interaksi antar siswa dengan guru. Selain itu nilai
presentase keseluruhan juga belum mencapai indikator keberhasilan yang
sudah ditetapkan dalam penelitian ini.
50
Gambar 4.4
Aktivitas pembelajaran di kelas
Namun dalam proses pembelajaran guru sudah mampu memotivasi
siswa untuk belajar dengan menggunakan boneka tangan. Akan tetapi agar
proses pembelajaran bisa sesuai dengan indikator keberhasilan, untuk itu
alangkah baiknya guru masih tetap melakukan perubahan menuju perbaikan
proses pembelajaran.
Tabel 4.3
Evaluasi Kemampuan berbicara siswa pada siklus 1
Pertemuan ke 1
NO NAMA NILAI KET
1 A 50 Tidak Tuntas
2 B 50 Tidak Tuntas
3 C 50 Tidak Tuntas
4 D 60 Tidak Tuntas
5 E 80 Tuntas
6 F 60 Tidak Tuntas
7 G 60 Tidak Tuntas
8 H 50 Tidak Tuntas
51
9 I 60 Tidak Tuntas
10 J 60 Tidak Tuntas
11 K 60 Tidak Tuntas
12 L 60 Tidak Tuntas
13 M 60 Tidak Tuntas
14 N 60 Tidak Tuntas
15 O 60 Tidak Tuntas
16 P 90 Tuntas
17 Q 50 Tidak Tuntas
18 R 70 Tuntas
19 S 70 Tuntas
20 T 40 Tidak Tuntas
21 U 60 Tidak Tuntas
22 V 80 Tuntas
23 W 80 Tuntas
24 X 50 Tidak Tuntas
25 Y 50 Tidak Tuntas
26 Y 60 Tidak Tuntas
27 AA 90 Tuntas
28 AB 40 Tidak Tuntas
29 AC 50 Tidak Tuntas
30 AD 80 Tuntas
31 AE 60 Tidak Tuntas
32 AF 70 Tuntas
33 AG 50 Tidak Tuntas
34 AH 60 Tidak Tuntas
Jumlah 2100
Rata-Rata 61
Presentase ketuntasan (%) 26,5%
52
Berdasarkan hasil tes tulis pada pertemuan ini masih banyak siswa
yang belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM), hal ini dapat
dilihat dari jumlah siswa yang mencapai ketuntasan yaitu sebanyak 9siswa
dengan prosentase 26,5 % dari jumlah keseluruhan siswa dan 23 siswa belum
tuntas dengan prosentase yang lebih tinggi yakni 73.5%.
Tabel 4.4
Evaluasi Kemampuan berbicara siswa pada siklus 1
Pertemuan ke 2
No
Nama
Aspek penilaian Nilai
Rata-
rata
Ket. 1 2 3 4 5 6 7
1 A 60 50 60 63 72 64 50 68 TT
2 B 50 60 50 72 73 60 60 69 TT
3 C 65 50 70 73 40 65 65 70 TT
4 D 70 65 75 70 74 75 60 80 T
5 E 65 50 50 50 50 72 50 63 TT
6 F 50 60 70 50 60 50 52 64 TT
7 G 55 50 50 55 67 50 60 63 TT
8 H 50 60 52 67 68 52 50 65 TT
9 I 52 55 50 68 63 50 50 63 TT
10 J 50 52 60 63 74 60 60 68 TT
11 K 52 61 60 74 62 70 55 71 T
12 L 50 63 65 70 70 72 50 72 T
13 M 68 75 65 72 72 69 69 80 T
14 N 65 50 50 50 50 60 65 64 TT
15 O 50 54 52 50 50 75 70 65 TT
16 P 75 76 70 80 75 80 72 86 T
17 Q 75 60 65 69 75 76 78 81 T
18 R 52 60 62 60 50 50 50 63 TT
19 S 75 70 75 70 70 70 66 81 T
20 T 52 65 50 65 50 52 50 63 TT
53
21 U 50 65 55 50 52 50 60 62 TT
22 V 62 52 60 75 50 60 60 68 TT
23 W 75 70 70 75 80 60 70 82 T
24 X 50 65 65 52 60 65 65 70 T
25 Y 55 60 50 50 65 65 62 66 TT
26 Y 50 62 52 52 65 50 65 65 TT
27 AA 52 59 50 50 50 52 50 59 TT
28 AB 50 50 55 72 52 70 55 66 TT
29 AC 52 55 70 73 70 63 65 73 T
30 AD 70 60 75 69 70 75 74 80 T
31 AE 50 61 62 50 74 65 50 67 TT
32 AF 50 61 65 70 65 65 50 70 T
33 AG 50 63 70 62 70 70 60 72 T
34 AH 75 74 70 70 75 70 67 82 T
Jumlah 1972 2043 2070 2161 2163 2152 2035 2094
Rata-rata 58.0 60.1 60.9 63.6 63.6 63.3 59.9 61.6
Presentase
ketuntasan (%) 44.1 %
Keterangan : 1. Volume Suara
2. Pelafalan
3. Keterampilan Mengembangkan Ide
4. Sikap Pengayatan dalam Cerita
5. Kelancaran
6. Ketepatan Ucapan
7. Percaya Diri
54
50-59 Sangat Tidak Lancar ( Jika ketidaklancaran sebanyak 10 kali)
60-69 Tidak tepat ( Jika ketidaklancaran sebanyak 9 sampai 10)
70-79 Kurang lancar (Jika ketidaklancaran sebanyak 6-8 kali)
80 -89 Lancar (jika ketidaklancaran sebanyak 3-5 kali)
90-99 Sangat Lancar (Jika ketidaklancaran sebanyak 2 kali)
Berdasarkan siklus evaluasi diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata
kemampuan berbicara siswa pada siklus 1 jika dilihat dari segi indikator
volume suara adalah 58,0%, sedangkan persentase pelafalan berbicara sebesar
60,1%. Indikator keterampilan mengembangkan ide mencapai 60,9%, sedangkan
pada indikator sikap penghayatan dalam cerita mencapai 63,6%. Indikator
ketepatan ucapan mencapai 63,3%, dan indikator percaya diri 59,9%.
Prosentaseketuntasan tersebut masih jauh dari batas kriteria ketuntasan
minimal secara klasikal yang ditetapkan yaitu sebesar 70% secara individual
siswa yang tuntas belajar (mendapat nilai minimal 70). Siswa yang tuntas
sebanyak 15 dengan prosentase 44,1% sedangkan 19 siswa lainnya masih
dinyatakan belum tuntas (nilai di bawah siswa masih kurang dari 70).
Berdasarkan Hasil Siklus I pada pertemuan pertama prosentase ketuntasan
26,5 % dan pada pertemuan ke dua 44,1%. Setelah diterapkannya media boneka
tangan dapat dikatakan mampu meningkatkan kemampuan bercerita siswa kelas
III mengalami peningkatan sebanyak 66,4%.
d. Tahap Refleksi
1) Refleksi Siklus I Pertemuan Pertama
Kegiatan refleksi dilakukan setelah berlangsungnya proses
pembelajaran yang berlangsung pada siklus I. pada pertemuan pertama ini
peneliti dapat menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran berlangsung
dengan baik. Meskipun pada pertemuan pertama peneliti banyak
menemukan dan mengalami beberapa kendala diantaranya:
a) Siswa kurang percaya diri ketika berbicara didepan kelas.
b) Siswa masih belum berani bertanya pada saat proses pembelajaran
55
c) Suasana yang ramai membuat terganggu pada saat pembelajaran
berlangsung, sehingga berkurangnya waktu untuk mengkondisikan kelas.
d) Siswa dalam mengerjakan tugas menjawab pertanyaan masih ada yang
merasa kesulitan dan membutuhkan waktu yang lama karena peneliti
memberikan perintah untuk mendengarkan cerita dan menjawab
pertanyaan
2) Refleksi Siklus I Pertemuan kedua
Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil ketrampilan berbicara pada
siswa kelas III peneliti melakukan refleksi sebagai berikut:
a) Siswa kurang percaya diri atau masih merasa malu-malu ketika harus
bercerita atau berbicara didepan teman-teman yang lainnya.
b) Siswa belum menggunakan lafal dan intonasi dengan tepat.
c) Kurang mampu menguasai cerita sehingga sulit mengungkapkan dan
mengembangkan sesuai dengan bahasanya sendiri.
d) Ketika bercerita siswa lebih berpacu pada teks cerita bukan
menggunakan bahasanya sendiri
Setelah diterapkan metode cerita melalui media boneka tangan, siswa
menunjukkan perubahan. Dari nilai dan juga cara berbicara siswa dalam
bercerita. keterampilan berbicara mulai ada peningkatan dibandingkan
dengan pertemuan awal.
Bertolak dari hasil pengamatan dan refleksi siklus I, peneliti mencari
cara untuk mengatasi kekurangan yang ada pada siklus I. peneliti dan guru
yang bersangkutan mengadakan diskusi untuk mengatasi kekurangan pada
siklus I. dari hasil diskusi tersebut akan diterapkan siklus II. Kegiatan
diskusi ini dilaksanakan langsung setelah peneliti melaksanakan
pembelajaran siklus I. Guru memberikan penilaian kepada peneliti, bahwa
peneliti masih kurang mampu dalam menguasai kelas dan mengkondisikan
kelas dengan baik.
56
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Pada Siklus ke II, peneliti melakukan satu kali pertemuan 2 x 35
Menit. Pada hari Sabtu 30 Oktober 2015, dimulai pukul 13.00 sampai
14.30 WIB.Kegiatan pembelajaran dirancang untuk menindak lanjuti
kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I, yaitu untuk
memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas III
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Pada siklus II ini peneliti masih
tetap menerapkan media boneka tangan pada materi bercerita. Sebelum
melakukan tindakan siklus II peneliti juga mempersiapkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) seperti halnya pada siklus I. Peneliti
menerapkan proses pembelajaran yang jauh berbeda dari siklus I, pada
siklus I anak telah diberi teks cerita sedangkan pada siklus kedua anak
membuat cerita sesuai dengan pengalaman dan menggunakan bahasanya
sendiri.
Pembelajaran yang direncanakan adalah pembelajaran Bahasa
Indonesia dalam kemampuan berbicara. berbicara yang dilaksanakan
menggunakan media boneka tangan. Penggunaan media boneka tangan
tersebut diterapkan agar proses dan hasil pembelajaran yang diperoleh bisa
lebih baik dari pada pembelajaran yang sebelumnya.
Peneliti mempersiapkan Media yang digunakan dalam tindakan
siklus II tidak beda dengan siklus I, yaitu materi bercerita dengan
menggunakan media boneka tangan. Alasan peneliti memilih anak
membuat cerita dikarenakan anak akan lebih mudah memahami cerita
sehingga lebih percaya diri untuk menyampaikan cerita di depan kelas.
Selain itu peserta didik diberikan kebebasan untuk bercerita dengan
menggunakan bahasanya sendiri.
Boneka tangan yang digunakan dalam pembelajaran dibuat sendiri
oleh peneliti. Boneka tangan tersebut nantinya akan digunakan sebagai
media dalam bercerita, yaitu boneka dimasukkan kedalam tangan dan
digerakkan sesuai tokoh yang diperankan oleh setiap siswa.
58
Gambar 4.5
Keaktifan Siswa dalam proses pembelajaran
Peneliti melakukan evaluasi dengan bertanya kepada siswa tentang
cerita singkat yang telah dibuat oleh siswa untuk mengetahui sejauh mana
siswa memahami cerita yang telah dibuatnya. Dan peneliti mengakhiri
pembelajaran disiang itu dengan menggunakan motivasi kepada siswa
untuk lebih giat belajar khususnya pada pembelajaran Bahasa Indonesia
materi bercerita.
Gambar 4.6
Siswa Membuat Cerita Secara Kelompok
2. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 06
November 2015 Pukul 13.00 sampai dengan pukul 14.30 WIB. Seperti
pertemuan sebelumnya peneliti mengkondisikan kelas terlebih dahulu
sebelum memulai kegiatan pembelajaran, kemudian ketua kelas
memimpin do’a sebelum belajar dan peneliti mengabsen kehadiran
siswa. Kemudian peneliti melakukan apersepsi dengan menggali
ingatan siswa terkait materi pada pertemuan sebelumnya dan
menjelaskan tujuan pembelajaran.
Urutan pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan ke dua adalah
sebagai berikut:
59
1. Guru dan peneliti masuk kedalam kelas, guru mengkondisikan
siswa dilanjutkan dengan peneliti memberikan apresepsi terlebih
dahulu.
2. Peneliti penyampaikan tujuan pembelajaran serta indikator pada
pertemuan kali ini yaitu tentang berbicara .
3. Peneliti menjelaskan tentang pengalaman untuk memancing minat
siswa dalam menggali pengalamannya.
4. Peneliti mengeluarkan boneka tangan untuk menarik minat dan
perhatian siswa.
5. Peneliti meminta setiap kelompok pada minggu lalu untuk
mempersiapkan penampilan untuk bercerita didepan kelas sesuai
dengan nomor undian kelompok.
6. Setiap kelompok diberikan waktu untuk menceritakan cerita yang
dibuat dengan bantuan media boneka tangan
7. Setiap kelompok yang maju akan diberikan nilai individu sesuai
dengan indikator yang ingin dicapai.
8. Peneliti mengakhiri pembelajaran dengan memberikan motivasi
untuk lebih percaya diri dan giat belajar.
c. Tahap Observasi
Peneliti mengamati proses pembelajaran yang berlangsung
dikelas III ( Kh. Hasyim Asy’ari) pelaksanaan tindakan siklus II ini
peneliti lebih menekankan pada kepercayaan diri dan ketepatan siswa
dalam bercerita dengan baik dan benar.
Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan oleh peneliti, secara
garis besar diperoleh gambaran tentang proses pembelajaran mata
pelajaran Bahasa Indonesia Kemampuan bercerita dengan menerapkan
media “Boneka Tangan” pada siklus II adalah sebagai berikut:
60
Tabel 4.5
Hasil Observasi Siklus II
NO Indikator /Aspek yang dinilai
Skor
Jml Pert
1
Pert
2
1 Menanggapi pertanyaan yang diajukan guru 3 4 7
2 Menggunakan media boneka tangan 4 5 9
3 Berinteraksi dengan teman saat proses
pembelajaran 4 4 8
4 Antusias mengikuti proses pembelajaran 4 5 9
5 Bertanya pada saat proses pembelajaran 4 4 8
6 Menanggapi pertanyaan atau saran dari siswa lain 2 3 5
7 Berani mengemukakan pendapat 3 4 7
8 Mempresentasikan hasil kerja didepan kelas 3 4 7
9 Menanggapi hasil presentasi siswa lain 2 3 5
10 Memperhatikan penjelasan guru 3 4 7
11 Keaktifan Siswa 4 5 9
12 Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru 4 4 8
13 Keberanian siswa Bercerita di depan kelas 4 4 8
14 Kerjasama Kelompok 3 4 7
Jumlah 47 57 104
Rata-rata 67.1 81.4
Presentase ketuntasan (%) 74.2 (%)
Pada Siklus ke II mengalami peningkatan dari prosentase 47,9% hingga
meningkat menjadi 74,2% dengan penjabarantiga siswa yang belum tuntas dan
61
32 siswa yang sudah tuntas dilihat dari perbandingan rata-rata nilai dari siklus I
dan siklus II. Dapat disimpulkan bahwasanya media boneka tangan dapat
meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas III Kh. Hasyim Asy’ari.
Tabel 4.6
Hasil Observasi kegiatan guru
Pada Siklus II
NO Indikator/ Aspek yang dinilai Skor Jml
Pert
1
Pert
2
1 Melakukan Appersepsi 4 4 8
2 Menjelaskan tujuan pembelajaran 4 4 8
3 Mengarahkan siswa untuk mengerjakan tugas yang
diberikan 4 4 8
4 Memfasilitasi siswa untuk mengerjakan tugas yang
berikan 4 5 9
5 Melaksanakan pembelajaran yang mengaktifkan
siswa 4 5 9
6 Memfasilitasi adanya interaksi antara siswa dengan
siswa 3 4 7
8 Memotivasi siswa untuk betanya 3 4 7
9 Menggunakan media boneka tangan 5 5 10
10 Memotivasi siswa untuk menggunakan media
pembelajaran 4 5 9
11 Melakukan Refleksi kegiatan pembelajaran bersama
siswa 3 4 7
12 Guru membuat kesimpulan bersama siswa 3 4 6
13 Melakukan penilaian sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai 4 5 9
Jumlah 45 53 99
Rata-rata 69.2 81.5
Presentase ketuntasan (%) 75.3 (%)
63
8 VIII 80 Tuntas
Jumlah 600
Rata-rata 17,6
Presentase ketuntasan (%) 88 %
Pada siklus II pertemuan pertama mengalami banyak peningkatan, kegiatan
dilakukan secara berkelompok, 1 kelompok siswa yang belum tuntas dengan
jumlah 4 siswa dan tujuh kelompok berjumlah 30 siswa yang sudah tuntas.
Berdasarkan tabel yang tersedia diatas terlihat sebagian besar siswa sudah
mencapai KKM, sebagian siswa yang belum tuntas belajar sebenarnya sudah bisa
memahami isi cerita yang telah dibuatnya akan tetapi dalam penggunaan bahasa
dan alur cerita masih terdapat beberapa kata yang kurang tepat.
Tabel 4.8
Evaluasi Kemampuan berbicara siswa pada siklus 1I
Pertemuan ke 2
No
Nama
Aspek penilaian Nilai
Rata-
rata
ket 1 2 3 4 5 6 7
1 A 80 75 85 80 80 75 80 79 T
2 B 80 70 80 75 80 75 75 76 T
3 C 75 75 75 75 80 70 80 76 T
4 D 75 70 60 75 65 75 75 71 T
5 E 75 70 75 75 80 75 70 74 T
6 F 75 80 75 75 80 75 75 76 T
7 G 70 80 85 60 85 75 70 75 T
8 H 75 75 75 65 75 75 75 74 T
9 I 70 75 75 50 80 70 85 72 T
10 J 75 75 75 75 80 75 75 76 T
11 K 70 75 75 75 85 75 75 76 T
12 L 75 80 75 75 70 75 75 75 T
13 M 70 80 75 80 70 80 75 76 T
64
14 N 85 80 75 70 80 70 75 76 T
15 O 80 75 75 70 75 70 85 76 T
16 P 90 85 80 70 80 80 75 80 T
17 Q 75 75 70 70 80 70 75 74 T
18 R 70 60 65 65 85 60 75 69 TT
19 S 75 70 65 60 80 70 75 71 T
20 T 60 70 60 60 70 70 80 67 TT
21 U 90 80 80 75 85 70 80 80 T
22 V 75 75 65 65 70 65 75 70 T
23 W 80 75 60 70 70 70 80 72 T
24 X 85 75 80 85 80 65 70 77 T
25 Y 70 70 70 70 75 65 70 70 T
26 Y 70 75 75 55 80 60 75 70 T
27 AA 70 60 70 60 70 70 60 66 TT
28 AB 75 75 70 75 75 70 75 74 T
29 AC 80 80 85 80 85 70 75 79 T
30 AD 70 75 70 60 70 70 70 69 TT
31 AE 75 70 70 70 80 75 75 74 T
32 AF 70 75 70 80 75 80 70 74 T
33 AG 70 75 70 70 70 70 70 71 T
34 AH 85 75 80 70 80 65 70 75 T
Jumlah 2,410 2,380 2,340 2,245 2,475 2,290 2,400 74
Rata-rata 70.8 70 68.8 66 72.8 67.4 75
Presentase
ketuntasan
(%)
88 %
Keterangan : 1. Volume Suara
2. Pelafalan
3. Keterampilan Mengembangkan Ide
4. Sikap Pengayatan dalam Cerita
5. Kelancaran
6. Ketepatan Ucapan
65
7. Percaya Diri
50-59 Sangat Tidak Lancar ( Jika ketidaklancaran lebih dari 10 kali)
60-69 Tidak tepat ( Jika ketidaklancaran sebanyak 9 sampai 10)
70-79 Kurang lancar (Jika ketidaklancaran sebanyak 6-8 kali)
80 -89 Lancar (jika ketidaklancaran sebanyak 3-5 kali)
90-99 Sangat Lancar (Jika ketidaklancaran sebanyak 2 Kali)
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa peserta didik
mengalami peningkatan dalam kemampuan bercerita yang dapat dilihat dari
peningkatan nilai pada setiap siklusnya. Pada siklus pertama diperoleh
prosentase 26,5% dan pada siklus ke I pertemuan kedua mengalami
peningkatan Hingga mencapai 44,1%. Sehingga dapat dikatakan pula
bahwamedia boneka tangan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
khususnya pada materi bercerita kelas III Hasyim Asy’ari.
Berdasarkan hasil siklus II pada pertemuan pertama prosentase
ketuntasan mengalami peningkatan dari pertemuan I yang mencapai 88%.
Dan pada pertemuan ke dua diperoleh prosentase 88%. Setelah
diterapkannyamedia boneka tangan dapat disimpulkan bahwasannya terjadi
peningkatan yang signifikan. Yaitu peningkatan yang mencapai hasil akhir
88%.
d. Tahap Refleksi
Dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung pada siklus II
dengan menerapkan media boneka tangan ini peneliti menyimpulkan
bahwasanya banyak mengalami meningkatan dan bisa dikatakan berhasil.
Hal ini dapat dilihat dari perbandingan nilai siswa pada siklus I hingga
siklus II sudah menunjukkan hasil yang diharapkan yaitu lebih dari 75 %
siswa telah mencapai batas kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 70
Meskipun pada siklus ke II masih terdapat kendala yaitu siswa masih
terlihat susah untuk menanggapi pertanyaan dan menanggapi hasil
presentasi siswa lain. Akan tetapi dalam siklus kedua peneliti banyak
menemukan kelebihan. Adapun kelebihan yang peneliti temukan pada siklus
ke dua adalah sebagai berikut:
66
1. Siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan media boneka tangan.
2. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran
3. Siswa sudah bisa mengembangkan bahasa mereka sendiri pada saat
bercerita didepan kelas dengan media boneka tangan
4. Siswa sudah bisa mengekspresikan tokoh yang siswa perankan dalam
cerita
Berdasarkan pengamatan dan analisis hasil siswa, maka peneliti dan
guru sepakat untuk mengakhiri siklus tindakan penelitian dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi bercerita dikelas III (Kh.
Hasyim Asy'ari).
B. Analisis Data
Tahap analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul, data
tersebut berupa hasil observasi aktivitas belajar siswa, hasil observasi aktivitas
mengajar guru, tes hasil belajar siswa, dan catatan lapangan mengenai kejadian
yang terjadi selama proses pembelajaran.
Hasil data yang diperoleh dari pengumpulan data dengan teknik
observasidan pengumpulan data dengan teknik tes hasil belajar adalah sebagai
berikut:
1. Hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus I diperoleh rata-rata
persentase sebesar 46,1% dan siklus II sebesar 75,3%. Hal ini menunjukkan
adanya peningkatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran di
kelas.
2. Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I diperoleh rata-rata
persentase sebesar 47,9% sedangkan pada siklus II diperoleh rata-rata
persentase sebesar 74,2%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan
aktivitas belajar siswa dalam materi bercerita dengan menggunakan media
boneka tangan.
3. Perolehan nilai rata-rata siswa pada tes akhir siklus I mencapai 66,4% dan
pada tes akhir siklus II mencapai 88%. Hal ini menunjukkan adanya
67
peningkatan hasil belajar siswa pada materi Bercerita dengan menggunakan
media boneka tangan.
4. Hasil observasi tersebut dapat diketahui faktor dominan yang menyebabkan
peningkatan persentase pada aktivitas pembelajaran adalah adanya
kerjasama yang baik antara guru dan siswa.
C. Interpretasi Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan maka diperoleh informasi
bahwa pada pelaksanaan siklus I hasil belajar dan aktivitas belajar siswa masih
rendah dan belum optimal. Peningkatan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa
terjadi setelah dilakukan perbaikan pada siklus II. Adapun data yang diperoleh
adalah sebagai berikut:
1. Lembar observasi digunakan sebagai pedoman bagi observer dalam
melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dan aktivitas
mengajar guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil yang
diperoleh dari lembar observasi digunakan peneliti dan observer sebagai
bahan untuk melakukan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah
dilakukan dan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan pada siklus
berikutnya.
2. Tes hasil belajar yang digunakan yaitu tes tulis dan tes lisan yang dilakukan
di setiap siklus. Tes ini bertujuan untuk mengukur peningkatan kemampuan
bercerita siswa.
Perbandingan antara hasil penelitian pada siklus I dan siklus II dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9
Prosentase Perbandingan Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II
No Data Siklus I Siklus II
1 Rata-rata persentase aktivitas belajar
siswa
47,9% 74,2 %
2 Rata-rata persentase aktivitas mengajar
guru
46,1% 75,3 %
3 Persentase ketuntasan belajar 66,4 % 88%
68
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan aktivitas
belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 26,6%, terjadi peningkatan
aktivitas mengajar guru dari siklus I ke siklus II sebesar 29,2% dan terjadi
peningakatan kemampuan berbicara siswa pada materi bercerita dari sikus I ke
siklus II sebesar 21,6%. Peningkatan aktivitas belajar siswa, aktivitas mengajar
guru dan hasil belajar siswa membuktikan keberhasilan dari penelitian ini.
D. Pembahasan
Penelitian Tindakan kelas ini tidak luput dari adanya variabel dan teknik.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan media boneka tangan.
Teknik pemeriksaan keterpercayaan yang digunakan untuk mengetahui
bagaimana penggunaan media boneka tangan dalam meningkatkan
kemampuan bercerita siswa adalah teknik triangulasi yaitu pengumpulan data
dari sumber yang sama dengan menggunakan metode berbeda. Pada
penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik diantaranya observasi,
tes pada setiap siklus dan catatan lapangan berupa hasil pengamatan
perubahan perilaku belajar siswa.
Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan media boneka tangan
ini dilakukan selama dua siklus dengan empat kali pertemuan. Pada siklus I
berlangsung selama dua kali pertemuan dan pada siklus II berlangsung dua
kali pertemuan. Penelitian ini dilakukan sesuai prosedur dengan mengikuti
tahap-tahap yang ada dalam penelitian tindakan kelas yang meliputi:tahap
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Berdasarkan hasil refleksi diketahui bahwa pada siklus I hasil
penelitian belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.
siswa dikatakan tuntas apabila mencapai nilai KKM yang ditentukan sekolah
yaitu 70, oleh karena itu penelitian dilanjutkan ke siklus II dengan melakukan
perbaikan-perbaikan baik dari segi guru dalam mengajar, dari segi siswa
dalam proses belajar dan penggunaan media secara optimal.
Pada siklus I diperoleh rata-rata keseluruhan hasil observasi aktivitas
belajar siswa sebesar 47,9%, hasil observasi aktivitas mengajar guru sebesar
46,1%. Hasil perolehan tersebut belum memenuhi target yang ditetapkan
69
sehingga ada beberapa perbaikan yang harus dilakukan di antaranya guru
memberikan reward kepada siswa yang aktif dalam bertanya, menanggapi
pertanyaan, mempresentasikan hasil diskusinya dan menanggapi hasil diskusi
kelompok lain. Guru menggunakan media dalam pembelajaran, mengubah
metode pembelajaran, memotivasi siswa untuk belajar dan lebih menguasai
penyampaian materi pembelajaran.
Hasil refleksi tersebut diterapkan pada tindakan di siklus berikutnya
dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa agar mencapai
indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini. Hasil tindakan
yang diberikan pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan signifikan.
Persentase rata-rata keseluruhan hasil observasi aktivitas belajar siswa
mengalami peningkatan sebesar 26,6% dari perolehan pada siklus I sebesar
47,9% menjadi 74,2% pada siklus II. Selain itu persentase hasil observasi
aktivitas mengajar guru juga mengalami peningkatan sebesar 29,2% dari
perolehan pada siklus I sebesar 46,1% menjadi 75,3% pada siklus II.
Persentase ketuntasan kemampuan siswa juga mengalami peningkatan
sebesar 21,6% dengan perolehan pada siklus I sebesar 66,4% menjadi 88%
pada siklus II.
Adapun perbandingan antara hasil penelitian pada siklus I dan II dapat
dilihat pada diagram berikut ini:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
47.9 74.2
70
Grafik 4.1
Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II
Pada tabel diatas dapat dilihat terjadi peningkatan kativitas kegiatan
siswa dari siklus I dan II sebesar 26,6%. Hal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan media Boneka tangan dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas III kh. Hasyim Asy’ari MI PINK
03 Tambun Selatan selama proses pembelajaran.
Grafik 4.2
Perbandingan Aktivitas Guru Siklus I dan Siklus II
Aktivitas guru pada I sebesar 46,1% dan terjadinya peningkatan
sebesar 29,2% pada aktivitas siklus II yaitu 75,3%. Dengan demikian bahwa
guru mampu melakukan perbaikan dalam melakukan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan media boneka tangan.
46.1
75.3
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Siklus I Siklus II
66.40%
88%
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
71
Grafik 4.3
Perbandingan Hasil evaluasi siswa Siklus I dan Siklus II
Sedangkan hasil Evaluasi siswa menunjukkan peningkatan dari siklus I
ke siklus II sebesar 21,6%. Peningkatan hasil belajar ini menunjukkan
tercapainya indikator keberhasian tindakan yaitu 88% atau 30 siswa tercapai
nilai KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu mencapai nilai 70.
Pada penelitian ini penggunaan media boneka tangan pada materi
bercerita mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas III Hasyim Asy’ari MI
Pink 03 yang telah menunjukkan hasil yang sesuai dengan indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi
aktivitas belajar siswa, ha
\
sil observasi aktivitas mengajar guru dan kemampuan berbicara siswa
melalui bercerita tentang pengalaman mengalami peningkatan dari siklus I
kesiklus II dengan persentase sebesar 21,6%.
Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media
boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa pada mata
pelajaran bahasa Indonesia utamanya materi bercerita di kelas III Kh. Hasyim
Asy’ari MI PINK 03 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi.
72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan deskripsi data yang telah diuraikan,
maka penulis menyimpulkan bahwa:
1. Penggunaan media boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan
berbicara pada materi cerita pengalaman pada siswa kelas III Hasyim
Asyari MI.PINK.03. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan prosentase
ketuntasan belajar siswa pada siklus I hanya 66,4% terjadi peningkatan
sebesar 21.6% pada siklus II hingga mencapai 88% atau 30 siswa dari
34 siswa telah mencapai ketuntasan.
2. Dengan menggunakan media boneka tangan siswa didorong untuk aktif
dan lebih percaya diri serta mampu bekerjasama dengan teman
kelompokdalam menyesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan media boneka tangan membuat
siswa terlibat aktif dalam setiap aktivitas pembelajaran di kelas. Hal ini
terlihat dengan peningkatan aktivitas guru pada siklus I sebesar 46.1%
meningkat pada siklus II menjadi 75.3% dan aktivitas belajar siswa dari
siklus I sebesar 47.9% meningkat menjadi 74.2% pada siklus II.
B. Saran
1. Bagi Guru
a. Pada umumnya siswa kurang mengetahui tujuan digunakannya media
boneka tangan secara menyeluruh sehingga berdampak pada adanya
siswa yang kurang merasa nyaman dan penting dengan media boneka
tangan. Oleh karena itu, apabila guru akan mengajar sebaiknya
diberikan dahulu tujuan dari pembelajaran yang akan dicapai sehingga
siswa termotivasi dan mempersiapkan diri untuk mencapai tujuan
pembelajaran tersebut.
73
b. Mengenal siswa secara baik dapat menghindari peran aktif siswa yang
“itu-itu saja” sehingga semua siswa dapat memperoleh kesempatan
yang sama. Oleh karena itu guru harus mengenali siswa untuk
membantu memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif dan
pengajaran pun jadi merata.
c. Dalam proses pengevaluasian diusahakan guru bersikap objektif dan
transparan, sehingga siswa mengetahui dimana keunggulan dan
kelemahan mereka. Dan pada waktu yang akan datang siswa dapat
mempertahankan bagian keunggulan dan memperbaiki kelemahan
mereka.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dalam penelitian ini terungkap bahwa penggunaan media boneka
tangan dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa, suasana yang
diciptakan saat proses pembelajaran dapat mendukung proses belajar
mengajar yang menitik beratkan pada aktivitas siswa pada saat kegiatan
kelompok dan kegiatan individu.
3. Bagi Siswa
Sebaiknya siswa jangan hanya diberikan metode pembelajaran
yang konvesional atau monoton saja, tetapi siswa diberi metode
pembelajaran yang variatif disertai dengan media yang variatif juga,
salah satunya dengan digunakan media boneka tangan.
4. Bagi Sekolah
Reward dari Sekolah dapat menjadikan guru semakin kreatif dan
inovatif dalam menyampaikan materi pembelajaran di kelas.
Menyediakan ruang khusus untuk mengembangkan kreatifitas guru serta
ruang penyimpanan hasil karya guru juga hal mutlak yang harus
disiapkan sekolah, agar sekolah memiliki nilai plus agar diminati
masyarakat, terutama madrasah yang masih dipandang sebelah mata oleh
masyarakat.
75
DAFTAR PUSTAKA
Asyad azhar, Media Pembelajaran,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011
Anggraini ria, Peningkatan kemampuan menyimak cerita anak dengan media boneka
tanganUMS:2009
Budinuryante, et.al., Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Jakarta:Universitas
Terbuka, 2008
Cahyani isah, kemampuan berbicara Indonesia di SD Bandung: UPI Press, 2007
Hindun, Pembelajaran Bahasa Indonesia berkarakter diMadrasah Ibtidaiyah/ Sekolah
Dasar. Jakarta: Nufa citra mandiri, Oktober 2014
Iskandarwasit,Strategi pembelajaran Bahasa Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010
Jauharoti alfin, et.al.,Bahasa Indonesia I Surabaya: Lapis- PGMI, 2008
Mulyati yeti, Keterampilan berbahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka, 2009
Nugiyanto burhan, Sastra Anak, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2005
Ridwanudin dindin, Bahasa Indonesia, Ciputat: UIN Press, 2015
Resmini, novi,Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Dikelas Tinggi, Bandung:
Setiabudi, 2007
Ruswandihermawan, el.al., Metode Penelitian Pendidikan SD, (Bandung: UPI Press
2007)
Resmini, Meningkatkan Keterampilan bercerita dengan menggunakan media boneka
tangan, ( Yogyakarta, 2011)
Sanddhonokundharu, Meningkatkan Berbahasa Indonesia
75
Susantoahmad, Teori Belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar.Jakarta: Kencana,
2012
Sadiman,Media pendidikan Pengertian, pengembangan dan pemanfaataanya, Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada,2011
Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta: Diva Press, 2010)
Sanjaya wina, Strategi pembelajaran Berorintasi Standar proses pendidikan. Bandung:
kencana, 2006
Tariganhenry guntur, Berbicara, Bandung: Angkasa, 2008
Wafiqninavia, Psikologi Perkembangan Anak Usia SD/MI Jakart: UIN Press, 2015
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS PERTAMA
Nama Sekolah : MI PINK O3
Kelas/Semester : III (Tiga) / I
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alokasi waktu : 4 x 35 Menit (2 Pertemuan)
A. Standar Kompetensi
1. Berbicara
Mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman, dan petunjuk dengan
bercerita dan memberikan tanggapan atau saran.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menceritakan pengalaman yang mengesankan dengan menggunakan
kalimat yang runtut dan mudah difahami.
C. Indikator
1. Memahami isi cerita tentang pengalaman yang mengesankan.
2. Menjawab pertanyaan sesuai dengan bacaan.
3. Menceritakan kembali isi cerita sesuai dengan bahasa sendiri
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui Penjelasan guru, Siswa diharapkan mampu memahami isi bacaan
tentang pengalaman yang mengesankan.
2. Melalui Penugasan, Siswa diharapkan mampu menjawab pertanyaan
sesuai dengan isi cerita.
3. Melalui Boneka tangan, Siswa diharapkan mampu menceritakan kembali
isi cerita dengan menggunakan bahasa sendiri.
E. Materi Ajar.
1. Cerita Pengalaman
2. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Keterampilan Proses
2. Model Pembelajaran : Cooperative Learning
3. Metode : Permainan Boneka Tangan
3. Media Pembelajaran
1. Boneka Tangan
4. Kegiatan Pembelajaran ( Pertemuan Pertama)
NO Uraian Kegiatan Waktu
(1)
Kegiatan Awal
1. Guru memberikan Salam dan memulai pelajaran
dengan do’a
2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Apersepsi: menghubungkan dengan materi minggu
lalu.
4. Menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini
dan menyampaikan tujuan yang ingin dicapai.
5 menit
(2)
Kegiatan Inti :
Eksplorasi
1. Guru bertanya mengenai macam-macam pengalaman
yang dimiliki oleh siswa.
2. Guru bertanya mengenai cerita pengalaman menarik
yang pernah diketahui siswa.
3. Guru melakukan tanya jawab mengenai cerita
pengalaman “Menjelajah Hutan”.
10 menit
Elaborasi
1. Guru membagikan teks cerita dan lembar soal..
2. Guru menceritakan sebuah cerita tentang pengalaman
menjelajah hutan.
3. Siswa memperhatikan cerita yang disampaikan guru.
4. Siswa mengerjakan soal sesuai dengan isi cerita.
40 menit
Konfirmasi
1. Guru bertanya jawab tentang hal yang belum diketahui 10 Menit
2. Guru dan siswa menjawab pertanyaan secara bersama-
sama
3. Guru memberikan apresiasi terhadap pekerjaan siswa
Materi
HARRY DAN LARRY
Hai. Perkenalkan namaku Harry umurku 12 tahun dan
perkenalkan ini Adikku Larry umurku 11 tahun kami dua
bersaudara cita-cita kami ingin menjadi penjelajah. Hobi
kami adalah menjelajahi hutan.
Suatu hari kami menjelajahi hutan yang bernama
Hutan Lindung dan kami menemukan sebuah guci tua dan
kami dikejar-kejar oleh segerombolan penjahat yang ingin
mengambil guci tua yang kami pegang dan di perjalanan
kami menemukan sebuah rumah gubuk tua dan kami
beristirahat di sana.
Keesokan harinya ada Nenek tua di gubuk itu dan ia
berkata. “hallo anak-anak saya yang mempunyai guci tua itu
nak, tolong berikan guci tua itu”
Lalu Harry berkata, “kalau memang Nenek yang
mempunyai guci ini apa buktinya?”
Lalu Nenek itu berkata, “Nenek sudah tinggal di sini
pada jaman belanda dan sampai sekarang guci itu menjadi
turun-temurun di keluarga Nenek” lalu Larry berkata, “kita
berdua akan memberikan guci ini tapi apa imbalannya nek
”Nenek berkata “Nenek akan memberitahu kalian jalan
keluar” lalu Harry berkata “iyalah, nek”
Lalu Harry memberikan guci tua itu lalu kami diantar
oleh Nenek itu sampai depan hutan lindung itu dan di
perjalanan pulang bertemu Ibu dan Ayah kami dan kami
merasa senang karena sudah menemukan jalan keluar.
(3)
Kegiatan Penutup.
1. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
yang telah disampaikan
2. Guru menugaskan siswa untuk mempelajari materi
berikutnya di rumah
5 Menit
3. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan
Hamdalah dan Salam
5. Kegiatan Pembelajaran ( Pertemuan Kedua)
NO Uraian Kegiatan Waktu
(1)
Kegiatan Awal
1. Guru memberikan Salam dan memulai pelajaran
dengan do’a
2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Apersepsi: menghubungkan dengan materi minggu
lalu.
4. Menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini
dan menyampaikan tujuan yang ingin dicapai.
5 menit
(2)
Kegiatan Inti :
Eksplorasi
1. Guru bertanya kepada siswa mengenai macam-
macam cerita pengalaman yang dibuat pada
pertemuan kemarin dan mempersiapkan naskah.
2. Setiap perwakilan kelompok mengambil undian
urutan maju ke depan kelas dan naskah cerita.
10 menit
Elaborasi
1. Setiap kelompok mendiskusikan naskah cerita
yang diperagakan dalam boneka tangan secara
berkelompok.
2. Siswa maju bercerita dengan menggunakan boneka
tangan dengan ketentuan jarak boneka dengan
mulut pencerita tidak boleh terlalu dekat
3. Sambil memainkan boneka, lafal dan intonasi
harus jelas ketika siswa bercerita
4. Boneka dimainkan sesuai dengan teks cerita
45 menit
5. Dalam memainkan boneka tangan harus terlihat
lentur atau tidak kaku dan gerakan harus sinkron
dengan suara.
6. Guru mengamati dan memberikan nilai kepada
setiap kelompok yang bercerita di depan kelas.
Konfirmasi
1. Guru bertanya jawab tentang hal yang belum
diketahui
2. Guru dan siswa menjawab pertanyaan secara
bersama-sama s
3. Guru memberikan apresiasi terhadap pekerjaan
siswa
5 Menit
(3)
Kegiatan penutup
1. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
yang telah disampaikan
2. Guru menugaskan siswa untuk mempelajari materi
berikutnya di rumah
3. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan
Hamdalah dan Salam
5 Menit
6. Alat dan Sumber Belajar
Buku Sumber “ Bahasa Indonesia Kelas III’’ Erlangga
Buku LKS, “Bahasa Indonesia Kelas III
7. Penilaian
1. Prosedur Penilaian
Penilaian Proses
Menggunakan Format Pengamatan dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran sejak dari kegiatan awal samapai dengan kgiatan akhir
Penilaian Hasil Belajar
Menggunakan Instrumen hasil belajar dengan tes tulis ( Telampir)
2. Jenis Tes : - Tertulis
- Lisan
3. Bentuk tes : Uraian singkatan
4. Alat Tulis : LKS dan Lembar Evaluasi
5. Kunci Jawaban : Terlampir
6. Rumus Penilaian : Jumlah Total Skor di bagi jumlah Skor
maksimum100
Mengetahui
Kepala MI PINK 03
H. Muadji Haromain, S.Pd.I
Bekasi, 23 Oktober 2015
Guru Kelas
Nashihatus Sholihah
NIM: 1813018300103
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS KEDUA
Nama Sekolah : MI PINK O3
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : III (Tiga) / Ganjil
Alokasi waktu : 4 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi
1.1 Berbicara
Mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman, dan petunjuk dengan
bercerita dan memberikan tanggapan atau saran.
B. Kompetensi Dasar
1. Menceritakan pengalaman yang mengesankan dengan menggunakan
kalimat yang runtut dan mudah difahami.
C. Indikator
1. Memahami isi cerita tentang pengalaman yang mengesankan
2. Membuat cerita tentang pengalaman yang mengesankan.
3. Menceritakan kembali isi cerita pengalaman yang mengesankan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui Diskusi, Siswa diharapkan mampu membuat cerita pengalaman
yang mengesankan dengan menggunakan kalimat yang runtut.
2. Melalui Demonstrasi, Siswa diharapkan mampu menceritakan kembali isi
cerita dengan menggunakan media boneka tangan.
E. Materi Ajar.
4. Cerita Pengalaman
5. Buku Bacaan.
F. Metode Pembelajaran
6. Demonstrasi
7. Diskusi
8. Tanya Jawab
9. Penugasan
G. Langkah-langkah Kegiatan (pertemuan ke I)
NO Uraian Kegiatan Waktu
(1)
Kegiatan Awal
1. Guru memberikan Salam dan memulai pelajaran
dengan do’a
2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Apersepsi: menghubungkan dengan materi minggu
lalu.
4. Menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini
dan menyampaikan tujuan yang ingin dicapai.
5 menit
(2)
Kegiatan Inti :
Eksplorasi
1. Guru bertanya kepada siswa mengenai macam-
macam pengalaman yang pernah dilakukan oleh
siswa.
2. Siswa melakukan tanya jawab mengenai
penulisan cerita.
3. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. setiap
kelompok berjumlah 4 orang.
4. Guru membagikan selembaran kertas tugas.
10 menit
Elaborasi
1. Guru menugaskan setiap kelompok untuk
membuat cerita.
2. Siswa diberikan topik dan tema yang bebas
sesuai dengan pengalaman.
3. Setiap anggota kelompok harus ikut peran serta
dalam cerita pengalaman.
40 menit
4. Siswa secara berkelompok mengerjakan.
5. Guru menilai cara diskusi setiap kelompok.
Konfirmasi
1. Guru bertanya jawab tentang hal yang belum
diketahui
2. Guru memberikan apresiasi terhadap pekerjaan
siswa.
3. Guru meminta siswa mempelajari hasil diskusi
untuk dipraktikkan pada pertemuan selanjutnya
dengan menggunakan boneka tangan.
10 Menit
(3)
Kegiatan penutup
1. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan
materi yang telah disampaikan
2. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan
Hamdalah dan Salam
5 Menit
H. Langkah-langkah Kegiatan (Pertemuan ke II)
NO Uraian Kegiatan Waktu
(1)
Kegiatan Awal
1. Guru memberikan Salam dan memulai
pelajaran dengan do’a
2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Apersepsi: menghubungkan dengan materi
minggu lalu.
4. Menyampaikan materi yang akan dipelajari hari
ini dan menyampaikan tujuan yang ingin
dicapai.
5 menit
(2)
Kegiatan Inti :
Eksplorasi
1. Guru bertanya kepada siswa mengenai macam-
10 menit
macam pengalaman yang telah dialami.
2. Siswa diberikan waktu 5 menit untuk
mengingat ingat pengalaman pribadi yang
menarik yang pernah dialami
Elaborasi
1. Setiap kelompok mendiskusikan naskah cerita
yang diperagakan dalam boneka tangan secara
berkelompok.
2. Siswa maju bercerita dengan menggunakan boneka
tangan dengan ketentuan jarak boneka dengan
mulut pencerita tidak boleh terlalu dekat
3. Sambil memainkan boneka, lafal dan intonasi
harus jelas ketika siswa bercerita
4. Boneka dimainkan sesuai dengan teks cerita
5. Dalam memainkan boneka tangan harus terlihat
lentur atau tidak kaku dan gerakan harus sinkron
dengan suara.
6. Guru mengamati dan memberikan nilai kepada
setiap kelompok yang bercerita di depan kelas dan
memberikan nilai sebagai hasil evaluasi.
40 menit
Konfirmasi
1. Guru bertanya jawab tentang hal yang belum
diketahui
2. Guru dan siswa menjawab pertanyaan secara
bersama-sama
3. Guru memberikan apresiasi terhadap
pekerjaan siswa
10 Menit
(3)
Kegiatan penutup
1. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan
materi yang telah disampaikan
5 Menit
2. Guru menugaskan siswa untuk mempelajari
materi berikutnya di rumah
3. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan
Hamdalah dan Salam
I. Alat dan Sumber Belajar
Buku Bahasa Indonesia Kelas III
LKS
Boneka tangan
J. Penilaian
Tabel 1 : Instrumen Pengamatan Proses Pembelajaran Bercerita
NO Indikator/ Aspek yang dinilai
Skor
1 2 3 4 5
1 Menanggapi pertanyaan yang diajukan guru
2 Menggunakan media boneka tangan
3 Berinteraksi dengan teman saat proses pembelajaran
4 Antusias mengikuti proses pembelajaran
5 Bertanya pada saat proses pembelajaran
6 Menanggapi pertanyaan atau saran dari siswa lain
7 Berani mengemukakan pendapat
8 Mempresentasikan hasil kerja didepan kelas
9 Menanggapi hasil presentasi siswa lain
10 Memperhatikan penjelasan guru
11 Keaktifan Siswa
12 Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru
13 Keberanian siswa bercerita didepan kelas
14 Kerjasama kelompok jumlah skor
Jumlah
Tabel 2: Instrumen Penilaian Keterampilan Bercerita
NO Aspek yang di nilai Skala Skor
1 2 3 4 5
1 Volume Suara
2 Pelafalan
3 Keterampilan
Mengembangkan Ide
4 Sikap penghayatan cerita
5 Kelancaran
6 Ketepatan Ucapan
7 Pilihan Kata
Jumlah Skor
Mengetahui
Kepala Sekolah MI PINK 03
H. Muadji Haromain, S.Pd.I
Malang, 02 November 2015
Guru Praktikan
Nashihatus Sholihah
NIM:1813018300103
BIODATA PENELITI
NAMA : Nashihatus Sholihah
NIM : 1812018300103
Jabatan : Guru Kelas
Alamat : Trias Estate
Blok A4 No. 19 Wanasari
Cibitung Bekasi
OBSERVER
NAMA : Fahrul Rozi
NIP. : -
PANGKAT/GOLONGAN : -
ALAMAT : Kp. Siluman
Rt. 001/019 Tambun Selatan
Bekasi
1 2 3 4 5
1 Menanggapi pertanyaan yang diajukan guru
2 Menggunakan media boneka tangan
3 Berinteraksi dengan teman saat proses pembelajaran
4 Antusias mengikuti proses pembelajaran
5 Bertanya pada saat proses pembelajaran
6 Menanggapi pertanyaan atau saran dari siswa lain
7 Berani mengemukakan pendapat
8 Mempresentasikan hasil kerja didepan kelas
9 Menanggapi hasil presentasi siswa lain
10 Memperhatikan penjelasan guru
11 Keaktifan Siswa
12 Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru
13 Keberanian siswa bercerita didepan kelas
14 Kerjasama kelompok jumlah skor
Keterangan Pilihan Jawaban:
1= Kurang baik 4= Baik
2= Kurang 5= Sangat Baik
3= Cukup
Bekasi, ...............................
FAHRUL ROJI, S.Pd.I
Observer
OBSERVASI AKTIVITAS KEGIATAN SISWA
SIKLUS I, Pertemuan ke - I
Jumlah
SkorIndikator/ Aspek yang dinilaiNO
1 2 3 4 5
1 Menanggapi pertanyaan yang diajukan guru
2 Menggunakan media boneka tangan
3 Berinteraksi dengan teman saat proses pembelajaran
4 Antusias mengikuti proses pembelajaran
5 Bertanya pada saat proses pembelajaran
6 Menanggapi pertanyaan atau saran dari siswa lain
7 Berani mengemukakan pendapat
8 Mempresentasikan hasil kerja didepan kelas
9 Menanggapi hasil presentasi siswa lain
10 Memperhatikan penjelasan guru
11 Keaktifan Siswa
12 Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru
13 Keberanian siswa bercerita didepan kelas
14 Kerjasama kelompok jumlah skor
Keterangan Pilihan Jawaban:
1= Kurang baik 4= Baik
2= Kurang 5= Sangat Baik
3= Cukup
Bekasi, ...............................
FAHRUL ROJI, S.Pd.I
Observer
OBSERVASI AKTIVITAS KEGIATAN SISWA
SIKLUS I, Pertemuan ke - II
NO Indikator/ Aspek yang dinilai
Jumlah
Skor
1 2 3 4 5
1 Menanggapi pertanyaan yang diajukan guru
2 Menggunakan media boneka tangan
3 Berinteraksi dengan teman saat proses pembelajaran
4 Antusias mengikuti proses pembelajaran
5 Bertanya pada saat proses pembelajaran
6 Menanggapi pertanyaan atau saran dari siswa lain
7 Berani mengemukakan pendapat
8 Mempresentasikan hasil kerja didepan kelas
9 Menanggapi hasil presentasi siswa lain
10 Memperhatikan penjelasan guru
11 Keaktifan Siswa
12 Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru
13 Keberanian siswa bercerita didepan kelas
14 Kerjasama kelompok jumlah skor
Keterangan Pilihan Jawaban:
1= Kurang baik 4= Baik
2= Kurang 5= Sangat Baik
3= Cukup
Bekasi, ...............................
FAHRUL ROJI, S.Pd.I
Observer
OBSERVASI AKTIVITAS KEGIATAN SISWA
SIKLUS II, Pertemuan ke - I
NO Indikator/ Aspek yang dinilai
Jumlah
Skor
1 2 3 4 5
1 Melakukan Appersepsi
2 Menjelaskan tujuan pembelajaran
3 Mengarahkan siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan
4 Memfasilitasi siswa untuk mengerjakan tugas yang berikan
5 Melaksanakan pembelajaran yang mengaktifkan siswa
6 Memfasilitasi adanya interaksi antara siswa dengan siswa
7 Memotivasi siswa untuk betanya
8 Menggunakan media boneka tangan
9 Memotivasi siswa untuk menggunakan media pembelajaran
10 Melakukan Refleksi kegiatan pembelajaran bersama siswa
11 Guru membuat kesimpulan bersama siswa
12 Melakukan penilaian sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
Keterangan Pilihan Jawaban:
1= Kurang baik 4= Baik
2= Kurang 5= Sangat Baik
3= Cukup
Bekasi, ...............................
FAHRUL ROJI, S.Pd.I
Observer
OBSERVASI AKTIVITAS KEGIATAN GURU
SIKLUS I, Pertemuan ke - I
NO Indikator/ Aspek yang dinilai
Jumlah
Skor
1 2 3 4
1 Melakukan Appersepsi
2 Menjelaskan tujuan pembelajaran
3 Mengarahkan siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan
4 Memfasilitasi siswa untuk mengerjakan tugas yang berikan
5 Melaksanakan pembelajaran yang mengaktifkan siswa
6 Memfasilitasi adanya interaksi antara siswa dengan siswa
7 Memotivasi siswa untuk betanya
8 Menggunakan media boneka tangan
9 Memotivasi siswa untuk menggunakan media pembelajaran
10 Melakukan Refleksi kegiatan pembelajaran bersama siswa
11 Guru membuat kesimpulan bersama siswa
12Melakukan penilaian sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai
Keterangan Pilihan Jawaban:
1= Kurang baik 4= Baik
2= Kurang 5= Sangat Baik
3= Cukup
Bekasi, ...............................
OBSERVASI AKTIVITAS KEGIATAN GURU
SIKLUS I, Pertemuan ke - II
FAHRUL ROJI, S.Pd.I
Observer
NO Indikator/ Aspek yang dinilai
Jumlah
Skor
5
OBSERVASI AKTIVITAS KEGIATAN GURU
SIKLUS I, Pertemuan ke - II
Skor
1 2 3 4 5
1 Melakukan Appersepsi
2 Menjelaskan tujuan pembelajaran
3 Mengarahkan siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan
4 Memfasilitasi siswa untuk mengerjakan tugas yang berikan
5 Melaksanakan pembelajaran yang mengaktifkan siswa
6 Memfasilitasi adanya interaksi antara siswa dengan siswa
7 Memotivasi siswa untuk betanya
8 Menggunakan media boneka tangan
9 Memotivasi siswa untuk menggunakan media pembelajaran
10 Melakukan Refleksi kegiatan pembelajaran bersama siswa
11 Guru membuat kesimpulan bersama siswa
12Melakukan penilaian sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai
Keterangan Pilihan Jawaban:
1= Kurang baik 4= Baik
2= Kurang 5= Sangat Baik
3= Cukup
Bekasi, ...............................
FAHRUL ROJI, S.Pd.I
Observer
OBSERVASI AKTIVITAS KEGIATAN GURU
SIKLUS II, Pertemuan ke - I
NO Indikator/ Aspek yang dinilai
Jumlah
Skor
1 2 3 4 5
1 Melakukan Appersepsi
2 Menjelaskan tujuan pembelajaran
3 Mengarahkan siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan
4 Memfasilitasi siswa untuk mengerjakan tugas yang berikan
5 Melaksanakan pembelajaran yang mengaktifkan siswa
6 Memfasilitasi adanya interaksi antara siswa dengan siswa
7 Memotivasi siswa untuk betanya
8 Menggunakan media boneka tangan
9 Memotivasi siswa untuk menggunakan media pembelajaran
10 Melakukan Refleksi kegiatan pembelajaran bersama siswa
11 Guru membuat kesimpulan bersama siswa
12Melakukan penilaian sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai
Keterangan Pilihan Jawaban:
1= Kurang baik 4= Baik
2= Kurang 5= Sangat Baik
3= Cukup
Bekasi, ...............................
FAHRUL ROJI, S.Pd.I
Observer
OBSERVASI AKTIVITAS KEGIATAN GURU
SIKLUS II, Pertemuan ke - I
NO Indikator/ Aspek yang dinilai
Jumlah
Skor
1 2 3 4 5
1 Melakukan Appersepsi
2 Menjelaskan tujuan pembelajaran
3 Mengarahkan siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan
4 Memfasilitasi siswa untuk mengerjakan tugas yang berikan
5 Melaksanakan pembelajaran yang mengaktifkan siswa
6 Memfasilitasi adanya interaksi antara siswa dengan siswa
7 Memotivasi siswa untuk betanya
8 Menggunakan media boneka tangan
9 Memotivasi siswa untuk menggunakan media pembelajaran
10 Melakukan Refleksi kegiatan pembelajaran bersama siswa
11 Guru membuat kesimpulan bersama siswa
12Melakukan penilaian sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai
Keterangan Pilihan Jawaban:
1= Kurang baik 4= Baik
2= Kurang 5= Sangat Baik
3= Cukup
Bekasi, ...............................
FAHRUL ROJI, S.Pd.I
Observer
OBSERVASI AKTIVITAS KEGIATAN GURU
SIKLUS II, Pertemuan ke - II
NO Indikator/ Aspek yang dinilai
Jumlah
Skor
NO NAMA NILAI KET
1 Ahmad Haris Abdul H 50 Tidak Tuntas
2 Ahmad Nur Alim 50 Tidak Tuntas
3 Ahmad Syaiful Bahri 50 Tidak Tuntas
4 Alehandro 60 Tidak Tuntas
5 Alfiah Nurcahyani 80 Tuntas
6 Annida Rizky Ramadhani 60 Tidak Tuntas
7 Annisa Alifi Syafiqoh 60 Tidak Tuntas
8 Elvina Alifia Puspitarani 50 Tidak Tuntas
9 Fadia Azizah Hasan 60 Tidak Tuntas
10 Faiz Rizki Muhammad 60 Tidak Tuntas
11 Fifi Lutfiah Azizah 60 Tidak Tuntas
12 Habib Fatih Zanzabilah 60 Tidak Tuntas
13 Hana Lutfiah 60 Tidak Tuntas
14 Hanan Firdaus 60 Tidak Tuntas
15 Khoirudin 60 Tidak Tuntas
16 Khoirunnisa Salsabila 90 Tuntas
17 Luthfiah Syafa Azzahra 50 Tidak Tuntas
18 M. Ali Firdaus 70 Tuntas
19 M. doni Al rafly Tanjung 70 Tuntas
20 M. Faiq Azmi Khoiri 40 Tidak Tuntas
21 M. Sheisal Hidayatullah 60 Tidak Tuntas
22 M. Ilham Ar Razky 80 Tuntas
23 Nabila Putri Ramadhani 80 Tuntas
24 Najwa Raima Salsabila 50 Tidak Tuntas
25 Nikita Tri Sucitra 50 Tidak Tuntas
26 Nur Fajri Fadilah 60 Tidak Tuntas
27 Rafael Putra Syafendy 90 Tuntas
28 Rahmad Juliansyah 40 Tidak Tuntas
29 Rangga Putra 50 Tidak Tuntas
30 Rhevi Dwi Rahayu 80 Tuntas
31 Salsadila Rama Aji S 60 Tidak Tuntas
32 Siti Aisyah Nur Rizky 70 Tuntas
33 Tanti Islamiati 50 Tidak Tuntas
34 Zahra Syofriyana 60 Tidak Tuntas
Presentase Ketuntasan belajar:
P= ∑ ST x 100 %
n
P= 9 x 100 %34
P= 26.5%
HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS I
Pertemuan I
1 2 3 4 5 6 7
1 Ahmad Haris Abdul H 60 50 60 63 72 64 50 68 TT
2 Ahmad Nur Alim 50 60 50 72 73 60 60 69 TT
3 Ahmad Syaiful Bahri 65 50 70 73 40 65 65 70 TT
4 Alehandro 70 65 75 70 74 75 60 80 T
5 Alfiah Nurcahyani 65 50 50 50 50 72 50 63 TT
6 Annida Rizky Ramadhani 50 60 70 50 60 50 52 64 TT
7 Annisa Alifi Syafiqoh 55 50 50 55 67 50 60 63 TT
8 Elvina Alifia Puspitarani 50 60 52 67 68 52 50 65 TT
9 Fadia Azizah Hasan 52 55 50 68 63 50 50 63 TT
10 Faiz Rizki Muhammad 50 52 60 63 74 60 60 68 TT
11 Fifi Lutfiah Azizah 52 61 60 74 62 70 55 71 T
12 Habib Fatih Zanzabilah 50 63 65 70 70 72 50 72 T
13 Hana Lutfiah 68 75 65 72 72 69 69 80 T
14 Hanan Firdaus 65 50 50 50 50 60 65 64 TT
15 Khoirudin 50 54 52 50 50 75 70 65 TT
16 Khoirunnisa Salsabila 75 76 70 80 75 80 72 86 T
17 Luthfiah Syaa Azzahra 75 60 65 69 75 76 78 81 T
18 M. Ali Firdaus 52 60 62 60 50 50 50 63 TT
19 M. doni Al rafly Tanjung 75 70 75 70 70 70 66 81 T
20 M. Faiq Azmi Khoiri 52 65 50 65 50 52 50 63 TT
21 M. Sheisal Hidayatullah 50 65 55 50 52 50 60 62 TT
22 M. Ilham Ar Razky 62 52 60 75 50 60 60 68 TT
23 Nabila Putri Ramadhani 75 70 70 75 80 60 70 82 T
24 Najwa Raima Salsabila 50 65 65 52 60 65 65 70 T
25 Nikita Tri Sucitra 55 60 50 50 65 65 62 66 TT
26 Nur Fajri Fadilah 50 62 52 52 65 50 65 65 TT
27 Rafael Putra Syafendy 52 59 50 50 50 52 50 59 TT
28 Rahmad Juliansyah 50 50 55 72 52 70 55 66 TT
29 Rangga Putra 52 55 70 73 70 63 65 73 T
30 Rhevi Dwi Rahayu 70 60 75 69 70 75 74 80 T
31 Salsadila Rama Aji S 50 61 62 50 74 65 50 67 TT
32 Siti Aisyah Nur Rizky 50 61 65 70 65 65 50 70 T
33 Tanti Islamiati 50 63 70 62 70 70 60 72 T
34 Zahra Syofriyana 75 74 70 70 75 70 67 82 T
Presentase Ketuntasan belajar:
P= ∑ ST x 100 %
n
P= 15 x 100 %
34
P= 44.1%
HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS I
Pertemuan II
No NamaAspek penilaian
Nilai
Rata-
rata
Ket.
Kelompok NAMA NILAI KET
Ahmad Haris Abdul H Tidak Tuntas
Ahmad Nur Alim Tidak Tuntas
Ahmad Syaiful Bahri Tidak Tuntas
Alehandro Tidak Tuntas
Alfiah Nurcahyani Tuntas
Annida Rizky Ramadhani Tuntas
Annisa Alifi Syafiqoh Tuntas
Elvina Alifia Puspitarani Tuntas
Fadia Azizah Hasan Tuntas
Faiz Rizki Muhammad Tuntas
Fifi Lutfiah Azizah Tuntas
Habib Fatih Zanzabilah Tuntas
Hana Lutfiah Tuntas
Hanan Firdaus Tuntas
Khoirudin Tuntas
Khoirunnisa Salsabila Tuntas
Luthfiah Syafa Azzahra Tuntas
M. Ali Firdaus Tuntas
M. doni Al rafly Tanjung Tuntas
M. Faiq Azmi Khoiri Tuntas
M. Sheisal Hidayatullah Tuntas
M. Ilham Ar Razky Tuntas
Nabila Putri Ramadhani Tuntas
Najwa Raima Salsabila Tuntas
Nikita Tri Sucitra Tuntas
Nur Fajri Fadilah Tuntas
Rafael Putra Syafendy Tuntas
Rahmad Juliansyah Tuntas
Rangga Putra Tuntas
Rhevi Dwi Rahayu Tuntas
Salsadila Rama Aji S Tuntas
Siti Aisyah Nur Rizky Tuntas
Tanti Islamiati Tuntas
Zahra Syofriyana Tuntas
Presentase Ketuntasan belajar:
P= ∑ ST x 100 %
n
P= 30 x 100 %
34
P= 88%
VIII 80
IV 80
V 80
VI 80
III 70
HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS II
Pertemuan I
VII 70
I 65
II 75
1 2 3 4 5 6 7
1 Ahmad Haris Abdul H 80 75 85 80 80 75 80 79 T
2 Ahmad Nur Alim 80 70 80 75 80 75 75 76 T
3 Ahmad Syaiful Bahri 75 75 75 75 80 70 80 76 T
4 Alehandro 75 70 60 75 65 75 75 71 T
5 Alfiah Nurcahyani 75 70 75 75 80 75 70 74 T
6 Annida Rizky Ramadhani 75 80 75 75 80 75 75 76 T
7 Annisa Alifi Syafiqoh 70 80 85 60 85 75 70 75 T
8 Elvina Alifia Puspitarani 75 75 75 65 75 75 75 74 T
9 Fadia Azizah Hasan 70 75 75 50 80 70 85 72 T
10 Faiz Rizki Muhammad 75 75 75 75 80 75 75 76 T
11 Fifi Lutfiah Azizah 70 75 75 75 85 75 75 76 T
12 Habib Fatih Zanzabilah 75 80 75 75 70 75 75 75 T
13 Hana Lutfiah 70 80 75 80 70 80 75 76 T
14 Hanan Firdaus 85 80 75 70 80 70 75 76 T
15 Khoirudin 80 75 75 70 75 70 85 76 T
16 Khoirunnisa Salsabila 90 85 80 70 80 80 75 80 T
17 Luthfiah Syaa Azzahra 75 75 70 70 80 70 75 74 T
18 M. Ali Firdaus 70 60 65 65 85 60 75 69 TT
19 M. doni Al rafly Tanjung 75 70 65 60 80 70 75 71 T
20 M. Faiq Azmi Khoiri 60 70 60 60 70 70 80 67 TT
21 M. Sheisal Hidayatullah 90 80 80 75 85 70 80 80 T
22 M. Ilham Ar Razky 75 75 65 65 70 65 75 70 T
23 Nabila Putri Ramadhani 80 75 60 70 70 70 80 72 T
24 Najwa Raima Salsabila 85 75 80 85 80 65 70 77 T
25 Nikita Tri Sucitra 70 70 70 70 75 65 70 70 T
26 Nur Fajri Fadilah 70 75 75 55 80 60 75 70 T
27 Rafael Putra Syafendy 70 60 70 60 70 70 60 66 TT
28 Rahmad Juliansyah 75 75 70 75 75 70 75 74 T
29 Rangga Putra 80 80 85 80 85 70 75 79 T
30 Rhevi Dwi Rahayu 70 75 70 60 70 70 70 69 TT
31 Salsadila Rama Aji S 75 70 70 70 80 75 75 74 T
32 Siti Aisyah Nur Rizky 70 75 70 80 75 80 70 74 T
33 Tanti Islamiati 70 75 70 70 70 70 70 71 T
34 Zahra Syofriyana 85 75 80 70 80 65 70 75 T
Presentase Ketuntasan belajar:
P= ∑ ST x 100 %
n
P= 30 x 100 %
34
P= 88%
NamaNo
HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS II
Pertemuan II
Aspek penilaianNilai
Rata-
rata
ket