Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENINGKATAN FISIK MOTORIK KASAR ANAK
MELALUI PERMAINAN SUNDA MANDA
PADA KELOMPOK BDI BA AISYIYAH REPAKING
KECAMATAN WONOSEGOROKABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh GelarSarjanaPendidikan (S.Pd)
Oleh
LESTARI
NIM: 11614040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
لحتخيرعند ربك ثىاباوخير أمل﴿الكهف نيا والبقيتالص ﴾٤٦:المال والبنىن زينت الحيىة الد
Artinya : “Harta dan anak-anakmu adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan
yang terus menerus adalah lebih baik pahalanya disisi Tuhanmu serta lebih baik
menjadi harapan.”
(Al-Qur’an danTerjemahannya, Surat Al-Kahfi : 46).
vii
PERSEMBAHAN
Skripsiinipenulispersembahkanuntuk:
1. Semua anggota keluargaku, suami dan anakku, orang tuaku, adik-adikku yang semuanya
telah memotivasiku dan memberikan dukungan serta bantuan dalam menyelesaikan
skripsi.
2. Keluarga besarku yang dengan ikhlas mendo’akanku dan mendukungku.
3. Semua dosen dan guru-guruku yang dengan ikhlas dan sabar mendidikku.
4. Semua ustadz-dan ustadzahku yang telah mendidikku dengan sabar.
5. Semua sahabatku di IAIN Salatiga yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
6. Semua Guru BA’Aisyiyah Repaking yang banyak memberi bantuan suport dan
dukungannya.
7. Semua pihak yang telah berperan dalam penulisan skripsi ini, terimakasih atas
bantuannya.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat-sahabatnya, serta para pengikutnya yang
setia. Beliau adalah utusan Allah untuk membebaskan manusia dari kejahiliah dengan
membawa agama Islam.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dan tugas untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) di InstitutAgama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Skripsi
ini berjudul .“Peningkatan Fisik Motorik Kasar Anak Melalui Permainan Sunda Manda
Pada Kelompok B Di BA Aisyiyah Repaking Kecamatan Wonosegoro Kabupaten
Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019”.
Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak yang
telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M. Pd, selakuDekan FTIK IAIN Salatiga
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si, selaku Ketua Prodi PIAUD IAIN Salatiga.
4. Ibu Dra. Siti Farikkah M. Pd, selaku Dosen Pembimbing Skripsiku yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu
pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, sehingga dapat
terselesaikan dengan baik.
Skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dan semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi penulis
khususnya serta para pembaca pada umumnya.
Salatiga, 26Desember 2018
Peneliti
ix
ABSTRAK
Lestari. 2018. Peningkatanan Fisik Motorik KasarAnak Melalui Permainan Sunda Manda
Pada Kelompok B di BA Aisyiyah Repaking Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali
Tahun 2018/2019.Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini.Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan.Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti
Farikah,M. Pd.
Kata Kunci:Fisik, Motorik Kasar, Permainan Suda manda
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan motorik
kasar anak melaluipermainan Sunda Mandapada siswakelompokB di BA
AisyiyahRepakingKecamatan WonosegoroKabupatenBoyolaliTahun 2018/2019.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian tindakan kelas. Penelitian
dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Tiap siklus masing-masing
terdapat perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun metode
pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, dokumentasi, dan wawancara.
Temuanpenelitianinimenunjukkanbahwamelalui permainan Sunda
Manda dapat meningkatkan fisik motorik kasar anak pada kelompokB di BA
AisyiyahRepakingKecamatanWonosegoroKabupatenBoyolaliTahun 2018/2019.
Penelitian ini menggunakan penilaian yang diberikan berupa simbol gambar bintang
yang diubah kedata yang bersifat angka. BM (1),MM (2), BSH (3), BSB (4). Hal ini
dapat dibuktikan dengan hasil penelitian sebagai berikut: Hasil penelitian Pra-siklus
kemampuan penguasaan gerak motorik kasar anak mencapai 53%. Kondisi anak
pada saat melempar gacuk masih belum tepat, dan guru belum mampu
mengkodisikan siswa saat gaduh. MeningkatpadaSiklusI Menjadi 68%. Kondisi
keseimbangan anak pada saat melompat masih belum maksimal, dan guru pada saat
memberikan pembelajaran kurang sistematis. Dan dilanjutkan pada siklus II
meningkat menjadi 94%. Anak mampu melaksanakan setiap indikator dengan baik.
Total peningkatan yang terjadi dari pra siklus sampai siklus II sebesar 41%, yaitu
dari 53% menjadi 94%.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR LOGO IAIN ................................................................................ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iii
PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... v
MOTTO ......................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN .......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
ABSTRAK ..................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah ................................................................ 1
B. RumusanMasalah ......................................................................... 4
C. TujuanPenelitian .......................................................................... 4
D. KegunaanPenelitian ..................................................................... 5
1. ManfaatTeoritis ........................................................................ 5
2. ManfaatPraktis ......................................................................... 6
xi
E. HipotesisPenelitian ...................................................................... 6
1. HipotesisTindakan................................................................. 6
2. IndikatorKeberhasilan .............................................................. 7
F. Definisi Operasional ....................................................................7
G. Metode Penelitian ........................................................................8
1. RancanganPenelitian ................................................................ 8
2. SubjekPenelitian ...................................................................... 13
3. Langkah-LangkahPenelitian .................................................... 13
4. InstrumenPenelitian ................................................................. 15
5. Pengumpulan Data ................................................................... 16
6. Analisis Data ........................................................................... 17
7. SistematikaPenulisan............................................................... 20
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ................................................................................. 22
1. Pengertian Motorik Kasar ........................................................ 22
2. Perkembangan Fisik Motorik .................................................... 23
3. Unsur-Unsur Keterampilan Motorik Kasar .............................. 25
4. Fungsi Pengembangan Motorik Kasar ..................................... 27
5. Lingkup Pengembangan Motorik Kasar ................................... 27
6. Karakteristik Pengembanagan Motorik Kasar Anak ................ 29
7. Tahapan-Tahapan Perkembangan Motorik Kasar ...................30
8. Tingkat Pencapain Perkembangan Motorik Kasar ................... 31
B. Permainan Sunda Manda
1. Bermain ................................................................................... 32
2. Fungsi Bermain ....................................................................... 32
3. Manfaat Bermain ..................................................................... 33
4. Kategori Bermain .................................................................... 34
5. Pengertian Sunda Manda ......................................................... 34
6. Cara Permainan Sunda Manda ................................................ 35
C. Kaitan Fisik Motorik Kasar dengan Sunda Manda ........................ 36
D. Peneliti yang Relevan............................................................................... 37
xii
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. GambaranUmumLokasidanSubjekPenelitian ............................... 42
1. SejarahBerdirinyaBA AisyiyahRepaking ................................. 42
2. ProfilSekolah............................................................................. 43
3. Visi, Misi, danTujuan BA AisyiyahRepaking .......................... 43
4. Daftar Guru ............................................................................... 44
5. Jumlah Data Siswa .................................................................... 44
6. Struktur Organisasi .................................................................. 47
7. SaranadanPrasarana .................................................................. 48
B. DeskripsiPelaksanaanPenelitian .................................................... 48
1. DeskripsiPenelitianPraSiklus .................................................... 48
2. DeskripsiPenelitianSiklus I ....................................................... 48
3. DeskripsiPenelitianSiklus II...................................................... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus ...................................................................... 59
1. Ketentuan Penilaian .................................................................. 59
2. Data Hasil Pengamatan Pra Siklus ............................................ 60
3. Data HasilPengamatanSiklus I .................................................. 66
4. Data Hasil Pengamatan Siklus II ................................................... 70
B. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 80
B. Saran ............................................................................................. 80
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 82
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 83
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 KetentuanPemberianNilaiLembarKerjaAnak ..................................... 19
Tabel 3.1 Daftar Guru BA AisyiyahRepaking .................................................... 44
Tabel 3.2 DaftarJumlahSiswa BA AisyiyahRepaking ........................................ 45
Tabel 3.3 DaftarNamaSiswa BA AisyiyahRepaking .......................................... 45
Tabel 3.4 StrukturOrganisasi .............................................................................. 47
Tabel 3.5 DaftarRuang BA Aisyiyah .................................................................. 57
Tabel 4.1 KetentuanPemberianNilai...................................................... ............. 59
Tabel 4.2 Indikatoryang DiamatiTiapSiklus ....................................................... 60
Tabel 4.3 HasilPenilaianPra-Siklus .................................................................... 61
Tabel 4.4 HasilPenilaianPraSiklus ...................................................................... 63
Tabel 4.5 HasilPengamatan Guru PraSiklus ....................................................... 65
Tabel 4.6 HasilPenilaianSiklus I ......................................................................... 66
Tabel 4.7 HasilPenilaianSiklus I......................................................................68
Tabel 4.8 HasilPengamatan Guru Siklus I .......................................................... 69
Tabel 4.9 HasilPenilaianSiklus II ....................................................................... 70
Tabel 4.10 HasilPenilaianSiklus II....................................................................73
Tabel 4.11 HasilPengamatan Guru Siklus II....................................................... 75
Tabel 4.12 Data PeningkatanJumlahSiswa ......................................................... 76
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar1.1 TahapanPenelitianTindakanKelas ................................................... 10
Gambar4.1 DigrampengembanganFisikMotorikKasar 77
xv
DAFTARLAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus I ........... 83
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus II .......... 84
Lampiran 3 Lembar Observasi Guru ...................................................... 85
Lampiran 4 Lembar Observasi Siswa ..................................................... 86
Lampiran 5 Hasil Penilaian Pra Siklus .................................................... 87
Lampiran 6 Hasil Penilaian Siklus I ........................................................ 88
Lampiran 7 Hasil Penilaian Siklus II ....................................................... 89
Lampiran 8 Surat Permohonan Ijin Penelitian ........................................ 90
Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian ................................................ 91
Lampiran 10 Surat Pengajuan Pembimbing ............................................. 92
Lampiran 11 Lembar Konsultasi Pembimbing ......................................... 93
Lampiran 12 Dokumentasi ....................................................................... 94
Lampiran 13 Skk ...................................................................................... 95
Lampiran 14 Daftar Riwayat Hidup ......................................................... 96
1
BAB
PENDAHULUAN
A.Latar BelakangMasalah
Anak usia dini adalah anak yang sedang dalam proses perkembangan,
baik perkembangan fisik motorik, kognitif, sosial-emosional maupun bahasa.
Setiap anak memiliki krakteristik tersendiri dan perkembangan setiap anak
berbeda-beda baik dalam kualitas maupun tempo perkembangannya. Dalam
proses perkembangannya kemudian, kemungkinan ada anak yang mengalami
berbagai permasalahan yang akan menghambat perkembangannya. Agar anak
dapat berkembang secara optimal, kita perlu membantu mengatasi
permasalahan yang dihadapi anak. Pada masa ini proses pertumbuhan dan
perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam
rentang perkembangan hidup manusia (Sujiono, 2009:6).
Berdasarkan Undang-undang Nomer 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan Nasional berkaitan tentang Pendidikan Anak Usia Dini tertulis pada
pasal 28 ayat 1 yang berbunyi “Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan
bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan merupakan
prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar”.
Anak pada masa sekarang ini banyak yang lebih menyukai permainan
menggunakan media elektronik, anak enggan untuk bersosialisasi dengan
teman sebaya. Padahal sebenarnya permainan yang dilaksanakan anak bersama
teman-temannya dengan banyak gerak mempunyai pengaruh positif terhadap
perkembangan fisik motorik kasar anak tersebut. Anak akan menjadi lebih
lincah
2
dalam menggerakkan anggota tubuhnya.
Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus
dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentuyang khas dan tidak sama
dengan orang dewasa, mereka selalu aktif, dinamis, antusias dan ingin tahu
terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka seolah-olah tak pernah
berhenti bereksplorasi dan belajar. Anak bersifat egosentris, memiliki rasa ingin
tahu secara alamiah, merupakan mahkluk sosial, unik, kaya dengan fantasi,
memiliki daya perhatian yang pendek, dan merupakan masa yang paling
potensial untuk belajar.
Anak merupakan amanah bagi kedua orangtua. Hatinya bersih
danpolos bagaikan kertas putih. Baik buruknya seorang anak, orang tua ikut
andil dalam membentuknya.Jika ia dibiasakan untuk berbuat baik maka ia
akan menjadi baik dan kedua orang tuanya ikut merasakan kebaikan yang
telah mereka ajarkan. Apabila anak terbiasa berbuat buruk maka ia akan
tumbuh dengan kebiasaan buruk tersebut dan orang tuanya pun akan turut
merasakan akibat buruknya.
Setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci) orang tua sangat
berpengaruh besar terhadap perkembangan anaknya. Pada saat anak menjalani
masa keemasan maka sangat penting anak mengembangkan 6 aspek
perkembangan,salah satunya aspek perkembangan tersebut adalah
perkembangan fisik motorik kasar.
Pendidik berperan sebagai orang tua kedua bagi peserta didik di sekolah,
sehingga mereka juga memiliki kewajiban untuk membekali anak didiknya
dengan berbagai ilmu pengetahuan dan ketrampilan.
3
Menurut Richard (2013: 18) menjelaskan motorik kasar adalah gerakan
tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar otot yang
dipengaruhi oleh kematangan diri. Dari definisi tersebut terdapat tujuan
pembelajaran kemampuan motorik kasar adalah proses belajar anak dalam
memperhalus kemampuan motorik untuk mengembangkan dan
memaksimalkan gerak pada anak. Kemampuan motorik kasar yang dimaksud
adalah keseimbangan, kekuatan, dan kelincahan
Agar perkembangan fisik motorik kasar pada anak dapat berkembang
dengan baik, dibutuhkan pendidikan fisik motorik kasar sejak usia dini oleh
pendidik di sekolah. Pendidik perlu mengenalkan gerakan-gerakan sederhana
yang mudah ditiru oleh anak.
Kecerdasan fisik motorik atau kinestetik adalah suatu kecerdasan dalam
hal melakukan gerakan-gerakan yang bagus seperti berlari, menari, melakukan
gerakan senam, atau membuat berbagai karya seni.Kecerdasan fisik meliputi
berfikir melalui gerakan tubuh secara ekspresif, tahu kapan dan bagaimana
bereaksi, meningkatkan ketrampilan fisik.
Berdasarkanobservasi partisipan di BA AISYIYAH Repaking
Kecamatan Wonosegoroditemukanbahwa,saat pembelajaran motorik kasar
sebagian siswa masih merasa tidak tertarik dan kurang aktif bahkan cenderung
suka bercerita dengan temannya. Anak belum antusias untuk menirukan
berbagai gerakan yang dicontohkan guru.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan fisik
motorik kasar pada siswa, diantaranya kurangnya model pembelajaran melalui
4
permainan. Karena dalam proses pembelajaran guru sering memberikan
tugas kepada siswa berupa LKA. Media yang digunakan dalam mengembangkan
motorik kasar untuk anak kelas B di BA AISYIYAH masih sangat minim.karena
hanya terdapat 1set ring basket, dan perosotan yang digunakan semua siswa,
termasuk siswa kelompok A.
Melihaturaianyangtelahdikemukakandiatas,penulisinginmeneliti fisik
motorik kasaranakmelalui permainan sunda manda.
Maka penulis mengambil Judul: “Peningkatan Fisik Motorik Kasar
Melalui Permainan Sunda Manda pada Kelompok B di BA Aisyiyah
Repaking KecamatanWonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran
2018/2019..
B. Rumusan Masalah
BerdasarkanLatarBelakangmasalahyangdikemukakandiatas, maka
penulis dapatmerumuskanmasalahpenelitianinisebagaiberikut:
“Apakah melalui permainan sunda manda dapat meningkatkan
keterampilan fisik motorik kasar pada siswa kelompok B diBA Aisyiyah
Repaking Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali?”.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya
peningkatan motorik kasar anak melalui permainan sunda manda pada siswa
kelompok B di BA Aisyiyah Repaking Kecamatan Wonosegoro Kabupaten
Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019.
5
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian inidi harapkandapat bermanfaat baik secara teoritis maupunpraktis.
1. Manfaat teoritis yang dapat disampaikan penulis adalah:
a. Memberi masukan bagi peningkatan mutu pembelajaran yang kreatif dan
inovatif, dan sebagai sarana pengembangan dan peningkatan
professional guru.
b. Sebagai bahan informasi kepada lembaga lain tentang pentingnya
peningkatan kemampuan fisik motorik kasar melalui permainan pada
anak usia dini.
2. Manfaat Praktis yang dapat disampaikan oleh penulis adalah
a. Bagi AnakDidik
1) Proses belajarmengajar lebihmenyenangkanbagi anak;
2) Anak akan lebih tahu tentang permainan tradisional;
3) Meningkatkanketerampilan motorik kasar anak;
4) Anakakansenang bergerak, sehinggaakantumbuhmenjadianak
yangceria.
b. Bagi Guru
1) Mempermudahgurudalammemecahkanmasalah tentang
perkembangan motorik kasar anak didik;
2) Memperbaiki kinerjagurudalam meningkatkan hasil pembelajaran;
3) Gurumendapatkesempatanuntukberperanaktifmengembangkanpenge
tahuandanketerampilansendiri;
6
c. BagiBA
1) MeningkatkankualitasPendidikan;
2) MeningkatkankualitasBA Aisyiyah Repaking Kecamatan
Wonosegoro Kabupaten Boyolali;
3) Dapatmenarikperhatian masyarakatuntukmenyekolahkananaknya di
BA Aisyiyah Repaking Wonosegoro Kabupaten Boyolali;
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis penelitian merupakan anggapan sementara yang masih
harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian (Dwiloka, 2012:29).
Adapun hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah:
“Ada peningkatan perkembangan fisik motorik kasar pada anak melalui
permainan sunda manda pada kelompok B di BA Aisyiyah Repaking
Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2018/2019”.
2.Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
a. Ada perubahan hasil belajar secara berkelanjutan dari siklus I ke siklus II
dan seterusnya.
b. Siswa kelompok B memenuhi kriteria keberhasilan motorik kasar sebagai
berikut:
1) Pada aspek kekuatan anak dapat melakukan sesuai instruksi guru dan
anak dapat melompat dengan tenaga yang kuat, power yang maksimal
dan menopang gerakan tubuh saat melompat.
7
2) Pada aspek kelincahan anak dapat melakukan sesuai instruksi guru
dan anak mampu mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan
tepat pada saat bergerak dari titik ke titik lain, waktu yang dibutuhkan
dalam menyelesaikan permainan lebih cepat dan gerakan badan
fleksibel.
3) Pada aspek keseimbangan anak mampu mempertahankan tubuhnya
dalam posisi berdiri tegak mata-kaki-tubuh sangat baik sehingga tidak
keluar petak ataupun menginjak garis, pada petak yang sudah ada,
serta koordinasi.
4) Apabila nilai rata-rata siswa telah mencapai 60% pada motorik kasar
dan indikator standar keberhasilannya yaitu 85% dari kepalasekolah
dan guru kelas kelompok B BA Aisyiyah.
F. Definisi Operasional
Definisi operasional pada penelitian ini bertujuan untuk membatasi
pengertian dan pemahaman yang akan diselesaikan dan teori yang akan
dikaji. Adapun definisi operasional pada penelitian ini adalah:
1. Kemampuan Motorik Kasar
Kemampuan motorik kasar pada penelitian ini dikatakan mengalami
peningkatan apabila memenuhi kriteria bahwa anak mampu meloncat
dengan mempertahankan keseimbangan ketika meloncat agar tidak jatuh,
kekuatan dalam menyelesaikan permainan dan kelincahan dalam
mengkoordinasikan
gerakan tubuhnya, dan tercapainya indikator keberhasilan yaitu 85%.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan kemampuan motorik
8
kasar yaitu keseimbangan, kekuatan, dan kelincahan, kemampuan motorik
kasar pada anak usia dini dapat diketahui melalui observasi.
Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, dan terarah maka
diperlukan pembatasan dalam gerakan motorik kasar anak. Kemampuan
motorik kasar pada anak dibatasi pada kemampuan melompat dan
melempar gacukpada permainan sunda manda.
2. Permainan Sunda Manda
Menurut Sukirman Dharmamulya (2008: 145-147) permainan sunda
manda adalah permainan dengan cara melompat menggunakan satu kaki
pada sebidang tanah atau lantai yang digambari petak-petak untuk bermain
kemudian menggunakan gacukyang dibuat dari pecahan genting dan harus
memiliki bentuk atau ukuran yang berbedaantara satu anak dengan anak
yang lainnya agar tidak keliru. Permainan sunda manda ini dilakukan oleh
dua orang atau lebih secara bergantian. Permainan sunda manda ini
bersifat kooperatif dan tidak terikat pada peraturan yang baku.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian PTK (Penelitian
Tindakan Kelas).
Menurut Basrowi dalam Suwandi,(2008:25):
“Merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai
kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu
pembelajaran di kelas. PTK merupakan kegiatan yang langsung berhubungan
dengan tugas guru di lapangan. Jadi PTK merupakan penelitian praktis yang
dilakukan di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran
9
yang ada, meningkatkan kualitas proses belajar mengajar guru sehingga
mampu menghasilkan anak didik yang berkualitas”.
Alasan penulis menggunakan penelitian tindakan kelas adalah karena
penulis ikut terlibat langsung dalam penelitian.Dalam penelitian ini, kelas
yang berisi anak didik dijadikan objek penelitian, maka siswa yang berada di
kelas tersebut adalah sebagai populasi yang diteliti.
Dalam penelitian tindakan kelas ada tahapan-tahapan yang dilalui yaitu
sebagai berikut:
Gambar 1.1 Tahapan-tahapan Pelaksanaan PTK (Arikunto, 2010:50)
?
Refleksi Pelaksanaan
Refleksi Pelaksanaan
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
10
Berdasarkan model yang dibuat oleh Arikunto di atas, penelitian ini sudah
dirancang dalam tiga tahap, yaitu pra siklus, siklus I dan siklus II. Setiap siklus
terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi setiap akhir
pelaksanaan tindakan dengan diberi post test untuk mengetahui perkembangan
kemampuan siswa.
1. Pra siklus
Tahap pra siklus ini peneliti lakukan dengan cara melihat secara langsung
pembelajaran yang ada di Kelompok B BA Aisyiyah Repaking Kecamatan
Wonosegoro Kabupaten Boyolali. Di akhir pembelajaran peneliti memberikan
tes untuk mengetahui kemampuan awal anak terhadap kegiatan sunda manda
yang sudah dilaksanakan.
2. Siklus I
a. Plan (Perencanaan)
Merupakan bagian awal yang harus dilakukan penelitian sebelum seluruh
rangkaian kegiatan dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah:
1) Membuat skenario pembelajaran dengan penerapan pembelajaran dengan
metode bermain
2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH)
3) Mempersiapkan sumber belajar
4) Menyusun soal evaluasi untuk siswa
b. Action (Pelaksanaan)
Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran dan menerapkan apa
yang telah direncanakan. Penerapan pembelajaran sesuai dengan skenariao
11
yang tertulis dalam RPPH dan tahap perencanaan. Penelitian tindakan kelas ini
dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah melaksanakan
pembelajaran dengan metode bermain yang menggunakan permainan Sunda
Manda.
c. Observation (Pengamatan)
Pada tahap ini peneliti melekukan pengamatan terhadap segala aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis
untuk dijadikan umpan balik pengamatan tersebut meliputi keaktifan dan
inisiatif siswa selama kegiatan pembelajaran.
d. Refectin (Refleksi)
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
terjadi.Dalam kegiatan refleksi ini, data yang diperoleh dari proses pengamatan
kemudian dikumpulkan dan dianalisis untuk mengetahui apakah pembelajaran yang
telah dilaksanakan berhasil atau gagal. Dari hasil analisis tersebut dijadikan sebagai
bahan evaluasi untuk mengkaji kekurangan yang muncul dalam pelaksanaan siklus
pertama.
3. Siklus II
a. Plan (Perencanaan)
1) Identifikasi masalah dan menetapkan alternatif masalah berdasarkan
refleksi siklus pertama.
2) Pengembangan skenario pembelajaran dengan metode bermain.
12
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan II sebagai upaya penyempurnaan pembelajaran
dengan metode bermain, yang menggunakan permainan Sunda Manda
berdasarkan hasil refleksi siklus pertama.
c. Pengamatan
Observasi pelaksanaan tindakan ini untuk mengetahui seberapa jauh
kemajuan tindakan kedua dengan metode pembelajaran yang menggunakan
metode bermain. Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.
d. Refleksi
Hasil dari tahap observasi pada tindakan kedua meliputi aktivitas, sikap
atau perilaku anak selama mengikuti pembelajaran yang berlangsung di
kelas, cara mengajar, serta kendala yang ditemui ketika pembelajaran. Hal
apa yang perlu diperbaiki dan apa saja yang perlu menjadi perhatian pada
tindakan berikutnya. Jika permasalahan dirasa cukup, dalam arti setelah
dilakukan tes formatif pada akhir tindakan kedua ini dan hasilnya sesuai
dengan indikator keberhasilan yakni rata-rata nilai siswa yang mendapat
nilai diatas KKM yaitu 60 sudah mencapai batas minimal yaitu 85% dari
jumlah siswa, maka tindakan ini sudah dihentikan.
2. Subjek Penelitian
13
Subjek penelitian ini adalah siswa kelompok BBA Aisyiyah
Repaking, Wonosegoro, Boyolali yang berjumlah 30 anak yang terdiri dari
15laki-laki dan 15 perempuan.
Model pembelajaran yang digunakan di BA Aisyiyah masih menggunakan
model klasikal, namun terkadang pembelajaran nya dikelompokkan, karena
adanya keterbatasan ruang belajar.
3.Langkah-langkah Penelitian
Menurut Yanto (2013:40) tahap-tahap dalam penelitian tindakan
kelas terdiri dari 4 tahapan penting, yaitu:
a. Tahap rencana
1) Peneliti menyiapkan rencana program pembelajaran harian
(RPPH) bersama guru kelas.
2) Menyiapkanberbagai gerakan yang akan diajarkan pada anak
didik;
3) Menyiapkan peralatan yang akan digunakan dalam permainan
sunda manda yaitu kain flanel.
b. Tahap tindakan
Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa
penerapan metode gerakan-gerakan yang sesuai dengan konsep
pembelajaran yang tertulis pada (RPPH) Rencana Program
Pembelajaran Harian pada tahap perencanaan.
c. Tahap pengamatan
14
Pada tahap ini segala aktivitas anak didik dalam proses
pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis untuk
dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi beberapa
indikator yang telahditentukan penulis secara terlampir.
d. Tahap analisis dan refleksi
Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan
penelitian, tahap refleksi meliputi:
1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran;
2) Evaluasi hasil observasi;
Analisis hasil pembelajaran, memperbaiki kelemahan siklus I
untuk dilakukan perbaikan pada siklus II.
4.Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah merupakan alat ukur seperti tes,
kuesioner, pedoman wawancara, dan pedoman observasi yang
digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian
(Sugiyono, 2015:191).
a. Lembar Observasi Siswa dan Guru
Lembar observasi anak ini digunakan untuk memantau setiap
perkembangan motorik kasar anak dalam melaksanakan permainan sunda
manda.
Lembar observasi guru ini disusun untuk mengetahui peningkatan
perkembangan motorik kasar anak dariproses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru.
15
b. RPPH, RPPM,PROMES
Rpph adalah Susunan kegiatan yang digunakan sebagai pedoman guru
dalam mengajar. Komponen Seperangkat RPPH terdiri dari: identitas
program, materi, alat dan bahan, kegiatan pembuka, kegiatan inti,
kegiatan penutup, dan rencana penelitian.
Rppm merupakan perencanaan program mingguan merupakan rencana
kegiatan yang disusun untuk pembelajaran selama satu minggu.
Promesmerupakan perencanaan program semester yang berisi daftar
tema,dan sub tema dalam satu semester, serta kompetensi dasar yang
dipilih pada tema tersebut, termasuk alokasi waktu setiap tema dengan
menyesuaikan hari efektif kalender pendidikan yang bersifat fleksibel.
c. Materi
Adalah bentuk bahan atau seperangkat substansi pembelajaran untuk
membantu dalam kegiatan belajar mengajar yang disusun secara sistimatis
dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
d. Tes buatan peneliti, yaitu berupa gerakan melompat pada permainan
sunda manda yang dilakukan oleh anak didik.
5. Tehnik Pengumpulan Data
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini
adalah observasi dan dokumentasi selama proses kegiatan
pembelajaran berlangsung.
a. Observasi
16
Observasi merupakan proses untuk memperoleh data dari tangan
pertama dengan mengamati orang, atau proses kerja suatu produk
ditempat pada saat melakukan penelitian (Sugiyono, 2015:247-
248). Observasi hasil belajar menggunakan lembar observasi
akan digunakan sebagai pedoman dalam mengumpulkan data
tentang kemampuan perkembangan fisik motorik kasar anak.
Lembar observasi ini mencatat hasil dari tahapan kekuatan,
keseimbangan, dan kelincahan anak dalam bermain sunda manda.
b. Dokumentasi.
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang
(Sugiyono, 2015:273) . Dokumentasi yang dipilih oleh peneliti yaitu
melalui foto, wawancara dengan guru, rencana pelaksanaan
pembelajaran harian (RPPH). Dokumentasi ini digunakan oleh
peneliti untuk mengetahui dan mengenali informasi tentang
motorik kasar anak.
c. Wawancara
Wawancara dilakukan sebagai pelengkap data yang dibutuhkan,
dengan bertanya kepada guru kelas mengenai proses pembelajaran
khususnya pembelajaran yang terkait untuk mengembangkan
kemampuan fisik motorik kasar anak.
6. Analisis Data
17
Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis
yang bersifat diskriptif kualitatif, yaitu mendiskripsikan data yang
diperoleh melalui instrumen penelitian. Setelah data terkumpul
kemudian diklasifikasikan ke dalam dua kelompok data yaitu
kuantitatif yang berbentuk angka – angka dan data kualitatif yang
dinyatakan dalam kata-kata dan simbol.
Analisis data menurut Arikunto (2008 : 128) adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
penelitian dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit- unit, melakukan sintesa, menyusun ke
dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang harus
dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga dapat dipahami oleh
diri sendiri dan orang lain.
Tahap-tahap yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data adalah :
a. Pengumpulan data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung dan selesai pengumpulan data.
b. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum hal-hal yang pokok,
memfokuskan hal-hal yang penting. Dicari tema dan polanya.
Tahap ini dilakukan untuk memberikan gambaran yang jelas,
mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data mencari
apabila diperlukan.
18
c. Display data
Data yang telah direduksi disajikan dalam bentuk uraian singkat
yang bersifat naratif dan tabel.
d. Kesimpulan
Kesimpulan dimaksudkan untuk melihat apakah tujuan
pembelajaran dengan menggunakan permainan Sunda Manda
dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia dini di
BA Aisyiyah Repaking tahun pelajaran 2018.
Apabila penelitian tahap pertama (siklus I) belum memenuhi
tujuan pembelajaran dengan baik, maka diadakan tindak lanjut
(penelitian ulang yaitu tahap siklus II). Jika sudah dapat
memenuhi atau berhasil dalam tujuan pembelajaran tersebut maka
penelitian
dihentikan sampai siklus II.
Selain metode analisis di atas, peneliti juga menggunakan
statistik sederhana untuk membantu mengungkap data sebagai
upaya memperoleh data dan informasi secara lengkap.
Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak
Simbol
Bintang
Skor/
Nilai
Kategori Kriteria/Ketentuan
1 Belum Muncul (BM) Jika anak mencoba, kurang
tepat atau anak tidak mau
mencoba.
2 Mulai Muncul (MM) Jika anak bisa dengan
bantuan meniru teman
3 Berkembang Sesuai
Harapan (BSH)
Jika anak bisa dengan
bantuan awalan
19
4 Berkembang Sangat
Baik (BSB)
Jika anak bisa tanpa
bantuan
Pada penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis
berdasarkan observasi kegiatan pembelajaran maupun dari hasil
tindakan yang telah dilakukan.Analisis data observasi terhadap
guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran digunakan untuk
melakukan refleksi, agar peneliti dapat menentukan tindakan yang
dapat diambil pada siklus berikutnya. Analisis data terhadap anak
dilakukan beberapa tahap seperti Mulyasa (2009 :101) yaitu :
1. Menjumlah Skor yang dicapai anak pada setiap butir amatan.
2. Menghitung presentase peningkatan motorik yang meliputi
keseimbangan, kelincahan, dan kekuatan anak dalam bermain
sunda manda.Presentase pencapaian kemampuan rumusnya, yaitu
:
Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x jumlah butir amatan
Prosentase Pencapaian Anak = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100%
Jumlah skor maksimum
Prosentase Keberhasilan Kelas = Total pencapaian kelas x 100%
20
Jumlah Siswa
3. Membuat tabulasi skor observasi pengamatan gerak motorik
kasar melalui permainan sunda manda.
H. Sitematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I: pendahuluan menggambarkan gambaran umum dari bab-bab
berikutnya yang berisi: latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,hipotesis
tindakan dan indikator keberhasilan, definisi operasional,
metode penelitian, sistematika penulisan.
BAB II : kajian pustaka yang memuat mengenai fisikmotorikkasar
anak usia dini, permainan tradisional sunda manda, kaitan
motorik kasar dengan permainan sunda manda.
BAB III : pelaksanaan penelitian meliputi subyek penelitian yang
berisikan tempat dan waktu penelitian, deskripsi persiklus.
BAB IV : hasil penelitian dan pembahasan, yang berisikan deskripsi
persiklus dan pembahasan.
BAB V : Yaitu berisi tentang kesimpulan,dan Saran.
21
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Motorik Kasar
Motorikkasaradalahkemampuangeraktubuhyangmenggunakanotot-
ototbesar,sebagianbesaratauseluruhanggotatubuh.Motorikkasardiperlukanagaranakda
patduduk,menendang,berlari,naikturuntanggadansebagainya( Musfiroh,2012:113).
Perkembanganmotorikkasaranaklebihduludaripadamotorikhalus,misalnyamemegangb
enda-
bendayangukuranbesardaripadaukuranyangkecil.Karenaanakbelummampumengontro
lgerakanjari-
jaritangannyauntukkemampuanmotorikhalusnya,sepertimeronce,mengguntingdanlain
-lain.
22
Gerakanmotorikkasaradalahkemampuanyangmembutuhkankoordinasisebagianb
esarbagiantubuhanak(Sujiono,2007:13).Gerakanmotorikkasarmelibatkanaktivitasotot-
ototbesarsepertiotottangan,ototkakidanseluruhtubuhanak.Aktivitasyangmenggunakano
tot-
ototbesardiantaranyagerakanketerampilannonlokomotor,gerakanlokomotor,dangerakan
manipulatif.Gerakannonlokomotoradalahaktivitasgerakanpamemindahantubuhketempa
tlain
.Contoh:mendorong,melipat,menarikdanmembungkuk.Gerakanlokomotoradalahaktivit
asgerakyangmemindahkantubuhsatuketempatlain.Contohnya:berlari,melompat,jalanda
nsebagainya,sedangkangerakanyangmanipulatifadalahaktivitasgerakmanipulasibenda.
Contohnya:melempar,menggiring,menangkap,danmenendang (Musfiroh,2008:46).
Dari pendapat yang dijabarkan diatas maka peneliti dapat menyimpulkan
bahwa gerakan motorik kasar anak melibatkan otot- otot besar yang terkoordinasi
sehingga menjadikan seseorang mampu menggerakkan tubuhnya.
2. Perkembangan Fisik Motorik
Perkembangan motorik adalah proses seorang anak belajar untuk terampil
menggerakkan anggota tubuh. Untuk itu, anak belajar dari guru tentang beberapa
pola gerakan yang dapat mereka lakukan yang dapat melatih ketangkasan, kecepatan,
kelenturan, serta ketepatan koordinasi tangan dan mata.Mengembangkan
kemampuan motorik sangat diperlukan anak agar mereka dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal.
23
Perkembangan fisik merupakan hal yang menjadi dasar bagi kemajuan
perkembangan berikutnya. Ketika fisik berkembang dengan baik memungkinkan
anak untuk dapat lebih mengembangkan keterampilan fisiknya, dan eksplorasi
lingkungannya dengan tanpa bantuan orang lain. Perkembangan fisik anak ditandai
juga dengan berkembangnya motorik, baik motorik halus maupun motorik kasar.
Proporsi tubuh anak berubah secara dramatis, seperti pada usia tiga tahun,
rata-rata tinggi anak sekitar 80-90 cm dan beratnya sekitar 10-13 kg.Adapun pada
usia lima tahun tinggi anak mencapai 100-110 cm pertumbuhan otak pada anak usia
ini sudah mencapai 75% dari orang dewasa, sedangkan pada umur enam tahun
mencapai 90 %. Perkembangan fisik anak tidak terlepas dari asupan makanan yang
bergizi, sehingga setiap tahapan perkembangan fisik anak tidak terganggu dan
berjalan dengan sesuai dengan umur yang ada (Susanto,2011:33).
Perkembangan adalah suatu perubahan fungsional yang bersifat kualitatif, baik dari
fungsi-fungsi fisik maupun mental sebagai hasil keterkaitannya dengan pengaruh
lingkungan.
Hasan (2002: 317) mengungkapkan fisik secara bahasa diartikan sebagai jasmani,
badan, tubuh. Sedangkan motorik diartikan dengan penggerak. Jadi perkembangan fisik
motorik anak usia dini dapat diartikan sebagai perubahan bentuk tubuh pada anak usia
dini yang berpengaruh terhadap ketrampilan gerak tubuh.
Bambang (2010:14) berpendapat bahwa perbedan jenis kelamin juga berpengaruh
pada perkembangan motorik anak TK. Anak perempuan lebih sering melatih
ketrampilan yang membutuhkan keseimbangan tubuh, seperti permainan melompat tali
atau melompat-lompat dengan bola besar. Sedangkan anak laki-laki lebih senang
melatih ketrampilan melempar, menangkap, dan menendang bola atau berperilaku yang
24
mementingkan kecepatan dan kekuatan. Anak laki-laki juga lebih senang berpartisipasi
pada kegiatan yang melatih ketrampilan motorik kasar, sedangkan anak perempuan
lebih suka pada ketrampilan motorik halus.
Perkembangan motorik anak terbagi menjadi dua bagian, yaitu gerakan motorik
kasar dan gerakan motorik halus. Gerakan motorik kasar terbentuk saat anak mulai
memiliki koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak.Oleh karena itu, biasanya
memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar. Pengembangan
gerakan motorik kasar juga memerlukan koordinasi kelompok otot-otot anak yang
tertentu yang dapat membuat mereka dapat meloncat, memanjat, berlari, menaiki sepeda
roda tiga, serta berdiri dengan satu kaki.
Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot tangan, kaki, dan seluruh tubuh
anak. Gerakan ini mengandalkan kematangan dalam koordinasi. Berbagai gerakan
motorik kasar yang dicapai anak tentu sangat berguna bagi kehidupannya kelak. Untuk
melatih gerakan motorik kasar anak dapat dilakukan, misalnya dengan melatih anak
berdiri diatas satu kaki.
3. Unsur-Unsur Keterampilan Motorik Kasar
Pada dasarnya kemampuan motorik kasar pada manusia sangatlah berbeda antara
satu orang dengan orang yang lainnya. Hal ini berkaitan erat dengan banyak atau
dengan sedikitnya gerakan yang sudah di kuasai oleh seseorang.
Menurut (Decaprio, 2013:42-52) Unsur- unsur keterampilan motorik kasar adalah
sebagai berikut :
a. Kekuatan
25
Kekuatan didefinisikan sebagai kapasitas untuk mendesak kekuatan otot ketika
melakukan sebuah gerakan. Contohnya yaitu mengangkat tubuh anak sendiri.
b. Kecepatan
Kecepatan didefinisikan sebagai kapasitas seorang siswa agar berhasil melakukan
gerakan atas beberapa pola dalam waktu yang sangat cepat.
c. Power
Poweradalah kapasitas para siswa untuk mengontraksikan otot secara maksimum atau
power sebagai suatu ledakan aksi yang menghasilkan kecepatan dalam waktu yang
singkat. Contohnya yaitu mengangkat beban dan melempar.
d. Ketahanan
Ketahanan adalah hasil dari kapasitas sikologis para siswa untuk menopang gerakan
atas dalam suatu periode. Ketahan dibagi menjadi dua yaitu yang pertama ketahanan
para siswa yang diasosiasikan dengan faktor kekuatan, kemudian yang ke dua yaitu
ketahanan yang diasosiasikan sistem sirkulasi pernafasan. Contohnya yaitu: gerakan
menaikkan dagu, gerakan mengangkat kaki dan gerakan menahan bola.
e. Kelincahan
Kelincahan dalam motorik dinyatakan oleh kemampuan badan untuk mengubah arah
secara cepat dan tepat. Contohnya: lari hindaran, lari zigzak, lari rintangan.
f. Keseimbangan
Keseimbangan adalah kemampuan para siswa untuk menjaga atau memelihara sistem
otot syaraf dalam kondisi diam untuk respon yang efisien demi mengendalikan tubuh
26
saat bergerak secara efisien, contohnya yaitu: keseimbangan bagi seseorang anak
ketika belajar mengendarai sepeda.
g. Fleksibilitas
Fleksibilitas dapat diartikan sebagai rangkaian gerakan dalam sebuah sendi koordinasi.
h. Koordinasi
Koordinasi dapat diartikan sebagai kemampuan pelaksanaan untuk mengintegrasikan
jenis gerakan kebentuk yang lebih khusus. Contohnya yaitu: ketangkasan dan
kinestetis.
Daripendapatdiatasdapatdisimpulkanbahwadalammengembangkanmotorikk
asaranakusiadinimelaluipermainanmelemparaspekyangharusdiamatiyaitu:
keseimbangan,kekuatan,kelincahan,koordinasi,fleksibel,kecepatan,ketepatan,dan
kerja sama.
4. Fungsi Pengembangan Motorik Kasar
Ada 7 fungsi pengembangan fisik motorik kasar pada anak usia dini.
Berikut ini merupakan fungsi pengembangan fisik motorik kasar anak usia dini:
a. Melatih kelenturan dan koordinasi otot jari dan tangan.
b. Memacu pertumbuhan dan pengembangan fisik, rohani dan kesehatan anak.
c. Membentuk, membangun,dan memperkuat tubuh anak.
d. Melatih ketrampilan, ketangkasan gerak dan berfikir anak
e. Meningkatkan perkembangan emosional anak.
f. Meningkatkan perkembangan sosial anak.
g. Menumbuhkan perasaan menyayangi dan memahami manfaat kesehatan
pribadi. (Permendiknas, 2008:2)
27
Dari pendapat diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa fungsi
pengembangan motorik kasar anak adalah melatih kelenturan otot-otot tangan
dan kaki anak.selain itu fungsi pengembangan motorik kasar dapat
meningkatkan perkembangan sosial anak dan akan memperkuat tubuh anak.
5. Lingkup Pengembangan Motorik Kasar
Ada tiga jenis gerakan yang dapat dilakukan dalam motorik kasar, yaitu gerakan
lokomotor, gerak non lokomotor, dan gerak manipulatif.
a. Gerak Lokomotor
Gerak lokomotor adalah aktivitas gerakan dengan cara memindahkan tubuh dari
satu tempat ketempat lain.Beberapa gerakan yang termasuk pada gerakan
lokomotor adalah:
1) Melangkah, yaitu memindahkan tubuh dari satu tempat ketempat yang lain
dengan menggerakkan salah satu kaki ke depan, ke belakang, samping atau
serong dengan diikuti kaki yang satunya lagi.
2) Berjalan, yaitu memindahkan tubuh dari satu tempat ketempat lain dengan
melangkahkan kaki secara berulang-ulang dan bergantian.
3) Berlari, yaitu mirip berjalan, namun dengan jangkauan yang lebih jauh.
4) Melompat, yaitu memindahkan tubuh kedepan dengan bertumpu pada salah
kaki dan mendarat dengan kedua kaki.
b. Gerak Nonlokomotor
Gerak Nonlokomotor adalah aktifitas atau tindakan dengan tidak memindahkan
tubuh dari satu ketempat yang lain. Contoh gerak nonlokomotor adalah:
1) Gerakan-gerakan memutar tubuh atau bagian-bagian tubuh (kepala, lengan,
pinggang, kedua lutut, pergelangan kaki, dan pergelangan tangan.
28
2) Menekuk atau membungkukkan tubuh, seperti gerakan bangun tidur (sit up),
duduk dan membungkuk sambil memeluk dua kaki.
3) Latihan keseimbangan, seperti sikap lilin (berbaring terlentang dan kedua kaki
dinaikkan lurus keatas).
c. Gerak Manipulatif
Gerak Manipulatif adalah aktifitas yang dilakukan tubuh dengan bantuan alat.
Contohnya, gerakan manipulatif adalah melempar, menangkap, menggiring,
menendang, memantulkan bola atau benda-benda lainnya. (Sujiono,2007:12).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motorik kasar adalah gerakan
anggota badan yang melibatkan otot-otot besar yang berfungsi untuk melakukan
gerakan dasar tubuh yang terkoordinasi oleh otak. Seperti berjalan, berlari,
melempar, mendorong, melompat dan lain-lain.
6. Karakteristik Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 5-6 Tahun
Dalam penelitian metode untuk mengembangkan keterampilan motorik anak,
guru perlu menyesuaikannya dengan karakteristik anak TK yang selalu bergerak,
susah untuk diam, mempunyai rasa ingin tahu yang kuat, senang bereksperimen,
mampu mengekspresikan diri secara kreatif, mempunyai imajinasi dan senang
berbicara (Sujiono, 2005:14). Menurut Bredekamp dan Copple (Sujiono, 2015:
15-16) anak usia 5-6 tahun sudah dapat melakukan aktifitas berikut ini:
a. Berjalan menggunakan tumit kaki, berjinjit,melompat tak beraturan, dan berlari
dengan baik.
b. Berdiri dengan satu kaki selama 5 detik atau lebih, menguasai keseimbangan,
berdiri diatas balok 4 inci (10,16cm), tetapi mengalami kesulitan meniti balok
selebar 5cm tanpa melihat kaki.
29
c. Menuruni tangga dengan kaki bergantian, dapat memperkirakan tempat
berpijak kaki.
d. Dapat melompat dengan aturan tempo yang memadai dan mampu memainkan
permainan- permainan yang membutuhkan reaksi cepat.
e. Mulai mengkoordinasi gerakan-gerakannya pada saat memanjat atau berguling
pada trampolin kecil (kain layar yang direntangkan untuk menampung akrobat).
f. Menunjukkan peningkatan daya tahan dalam periode yang lebih lama, kadang-
kadang terlalu bersemangat dan kehilangan kontrol diri dalam kegiatan
kelompok.
Perkembangan anak usia 5-6 sangatlah pesat. Pada usia ini, anak mulai
mengembangkan keterampilan-keterampilan baru dan memperbaiki keterampilan
yang sudah dimilikinya. Perkembangan ini juga ditunjukkan oleh keseimbangan
yang baik dalam meniti balok titian /papan titian, melemper, melompati berbagai
objek, meloncat dengan baik, melompati tali, melompat dan turun melewati
beberapa anak tangga, memanjat, koordinasi gerakan berenang, dan bahkan
mengendarai sepeda roda dua.
7. Tahapan-Tahapan Perkembangan Motorik Kasar
Menurut Fits dan Potsner (dalam Sumantri,2005:101) proses belajar motorik anak
usia dini terjadi dalam 3 tahap yaitu:
a. Tahap verbal kognitif
Tahap ini merupakan tahap awal dalam belajar gerak, tahap ini disebut
fase kognitif karena perkembangan yang menonjol terjadi pada diri anak adalah
menjadi tahu tentang gerakan yang dipelajari, Sedangkan penguasaan geraknya
sendiri masih belum baik, karena masih dalam taraf mencoba-coba gerakan. Pada
30
tahap kognitif, proses belajar gerak diawali dengan aktif berfikir tentang gerakan
yang dipelajari.
b. Tahap Asosiatif
Tahap ini disebut juga dengan tahap menengah. Tahap ini ditandai
dengan gerakan-gerakan dalam bentuk rangkaian yang tidak tersendat-sendat
pelaksanaannya. Dengan tetap mempraktekkan berulang-ulang, pelaksanaan
gerakan akan menjadi efisien, dengan tingkat penguasaan gerakan dimana anak
sudah mampu melakukan lancar sesuai dengan keinginannya dan kesalahan
gerakan semakin berkurang. Pada tahap ini perkembangan anak usia dini
memasuki masa pemahaman dari gerakan-gerakan yang sedang dipelajari.
c. Tahap Otomatis
Pada tahap ini dapat dikatan sebagai fase akhir dalam belajar gerak. Pada
tahap ini ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan dimana anak mampu
melakukan gerakan keterampilan secara otomatis. Tahap ini dikatakan sebagai
tahap otonom karena anak mampu melakukan gerakan keterampilan tanpa
terpengaruh walaupun pada saat melakukan gerakan itu anak harus
memperhatikan hal-hal selain yang dilakukan. Pada tahap ini anak sudah dapat
melakukan gerakan dengan baik dan spontan.
Dari pendapat tersebut peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa tahapan-
tahapan perkembangan motorik kasar ada 3 yaitu: Tahap verbal kognitif, tahap
asosiatif, dan tahap otomatis. Dari setiap tahap anak yang masih belajar untuk
melakukan gerakan sampai anak mampu untuk melakukan gerakan sendiri
dengan baik.
7. Tingkat Pencapaian Perkembangan Motorik Kasar usia 5-6 Tahun.
31
Berikut ini merupakan tingkat pencapaian motorik kasar usia 5-6 tahun sesuai
dengan Permendikbud no 137 tahun 2014.
a. Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinir untuk melatih kekuatan,
keseimbangan dan kelincahan.
b. Melakukan koordinasi gerakan mata,kaki,tangan,kepala,dalam menirukan
tarian atau senam.
c. Melakukan permainan fisik dengan aturan.
d. Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri.
e. Melakukan kegiatan kebersihan diri.
B. Permainan Sunda Manda
1. Pengertian Bermain
Bermain adalah suatu aktifitas fisik maupun imajinasi yang dilakukan oleh
seseorang maupun kelompok orang tanpa ada unsur paksaan untuk mendapatkan
suatu kesenangan menggunkan berbagai objek konkrit dilingkungan sekitarnya
(Wiyani, 2016:150-151).
Menurut Plato, seorang filsuf Yunani, adalah tokoh yang mengawali anggapan
pentingnya bermain. Menurutnya, membagikan apel kepada anak-anak akan
memudahkan mereka belajar aritmatika. Sedangkan memberikan mainan berupa
miniatur balok-balok akan mengajarkan anak akan ilmu bangunan.
Aristoteles berpendapat bahwa anak-anak perlu diberi dorongan untuk bermain
disesuaikan dengan minat serta tahap perkembangannya. Jadi jika sejak awal
perkembangannya, anak dikondiskan pada bidang yang diminatinya, anak akan
semakin meningkat pengetahuannya akan bidang yang dia tekuni kelak.
32
Sebagaimana Plato dan Aristoteles, Frobel menganggap bermain sebagai
kegiatan yang mempunyai nilai praktis. Artinya bermain digunakan sebagai
media untuk meningkatkan ketrampilan dan kemampuan tertentu pada anak.
Bermain juga berfungsi sebagai sarana refreshinguntuk memulihkan tenaga
seseorang setelah lelah bekerja dan dihinggapi rasa jenuh.
Bermain adalah dunia anak, karena bermain merupakan aktifitas yang sangat
menyenangkan bagi mereka. Dengan bermain anak dapat belajar mencapai
perkembangan baik fisik, emosi, intelektualitas maupun jiwa sosialnya.
2. Fungsi bermain bagi anak
Menurut Hartley, Frank, dan Goldenson (Gordon dan Browne, 2002:268) ada 8
fungsi bermain bagi anak:
a. Menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Contohnya, meniru ibuk
memasak didapur, dokter mengobati orang sakit.
b. Untuk melakukan berbagai peran yang ada didalam kehidupan nyata seperti
guru mengajar dikelas, sopir mengendarai bus.
c. Untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman kehidupan
yang nyata.
d. Untuk melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima seperti
berperan sebagai pencuri,menjadi anak nakal
e. Untuk kilas balik peran-peran yang biasa dilakukan seperti gosok gigi, sarapan
pagi, naik angkutan kota
f. Mencerminkan pertumbuhan seperti pertumbuhan misalnya semakin bertambah
tinggi tubuhnya, semakin gemuk badannya
33
g. Untuk menyalurkan perasaan yang kuat seperti memukul-mukul kaleng,
menepuk-nepuk air
h. Untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian masalah
sepeti menghias ruangan, menyiapakan jamuan makan, pesta ulang tahun.
3. Manfaat Bermain
Menurut Andang Ismail (2006:18-19) dalam kegiatan anak bermain
mempunyai banyak manfaat diantaranya:
a. Menimbulkan kegembiraan, dimana kegembiraan tersebut dapat merangsang
anak untuk melakukan kegiatan yang lain.
b. Menumbuhkan kreatifitas anak, didalam lingkungan bermain yang aman dan
menyenangkan bermain memacu anak untuk menemukan ide-ide serta
menggunakan daya khayalnya.
c. Mencerdaskan otak anak. Bermain memberikan kontribusi pada
perkembangan intelektual dengan berbagai pengalaman bermain maka anak dapat
memperkaya cara berfikir.
d. Sarana untuk bersosialisasi dan membentuk mental, ketika anak bermain
dengan orang lain maka anak dapat menjalin komunikasi dan anak dapat mentaati
peraturan permainan.
34
e. Dapat melatih empati pada anak , dengan bermain peran misalnya anak dapat
mengembangkan perkembangan sosial karena anak dapat merasakan penderitaan
orang lain.
4. Kategori Bermain
a. Bermain aktif
Bermain aktif aadalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang anak untuk
memperoleh dan kesenangan dan kepuasan diri dengan banyaknya aktifitas fisik
didalamnya. Contohnya yaitu bermain lompat tali, bermain petak umpet dan lain-
lain.
b. Bermain Pasif
Bermain pasif adalah kegiatan bermain yang dilakukan oleh seorang anak untuk
memperoleh kesenangan dan kepuasan diri yang aktifitas tersebut dilakukan oleh
orang lain. Anak hanya mendapat hiburan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan bermain dapat
mengembangkan berbagai aspek dalam diri anak, karena dengan bermain anak
akan mendapatkan kesenangan dan pengetahuan yang dapat dijadikan landasan
dasar pengetahuannya untuk belajar dikehidupannya kelak.
5. Pengertian Sunda Manda
Permainan sunda manda merupakan permainan anak tradisional yang sangat
populer. Permainan ini dapat ditemukan diberbagai wilayah di Indonesia.
Disetiap wilayah, permainan ini dikenal dengan nama yang berbeda-beda, antara
lain engklek, ingkling, sunda manda, sundah mandah, jlong-jling, lempeng,
35
ciplak gunung, demprak dampu, dan masih banyak lagi namun bentuk
permainannya sama. (Achroni, 2016:51).
Permainan ini sangat mudah dimainkan. Permainan ini dapat dimainkan diluar
ruangan maupun didalam ruangan. Untuk menggambar bidang yang akan
digunakan untuk bermain sunda manda dapat menggunakan kapur tulis atau
pecahan genting ataupun pecahan batu bata.
Bentuk bidang permainan sunda manda bermacam-macam, namun cara
bermainnya pada dasarnya sama. Berikut ini merupakan contoh bidang sunda
manda:
Gambar 2.1
Bidang Permainan Sunda Manda
versi Pesawat
Gambar 2.2
Bidang Permainan Sunda Manda
Versi Tapak Gunung
6. Cara Permainan Sunda Manda
36
Tata cara permainan sunda manda ini sangat sederhana.Berikut ini merupakan
tata cara permainan tradisional Sunda Manda:
a. Sebelum mulai bermain, pemain melempar gacuk miliknya kedalam kotak.
Gacuk tidak boleh melewati garis kotak yang ada. Jika pemain melempar
gacuk melebihi garis kotak, ia dianggap gugur dan permainan diganti
dengan pemain lainnya.
b. Pemain melompat dari satu kotak kekotak lainnya menggunakan satu kaki
dan tidak boleh bergantian. Namun jika sampai didua kotak samping, kedua
kaki harus menginjak tanah.
c. Kotak yang terdapat gacuk tidak boleh diinjak oleh setiap pemain. Jadi, para
pemain harus melompat ke kotak berikutnya dan mengelilingi kotak-kotak
yang lainnya. Saat melompat pemain tidak boleh menginjak garis atau
keluar kotak. Jika melakukan tersebut maka pemain dianggap gugur dan
pemain dilanjutkan oleh pemain berikutnya.
d. Pemain yang telah menyelesaikan satu putaran, lalu melemparkan gacuk
dengan cara membelakangi bidang permainan. Jika gacuk jatuh tepat pada
salah satu kotak, maka kotak tersebut menjadi sawah pemain itu. Pemilik
sawah tersebut boleh menginjak kotak tersebut dengan dua kaki. Sementara
pemain lainnya tidak boleh menginjak kotak tersebut selama bermain.
e. Pemenang dari permainan ini adalah pemain yang memiliki sawah paling
banyak. (Achroni, 2012:52).
37
C.Kaitan Fisik Motorik Kasar dengan Permainan Sunda Manda
Perkembangan pada anak usia dini mencakup berbagai aspek
perkembangan, diantaranya yaitu perkembangan fisik motorik kasar. Pada
usia antara 5-6 tahun telah tampak otot-otot tubuh yang berkembang,
sehingga memungkinkan mereka melakukan gerakan berbagai jenis
keterampilan. Gerakan anak usia 5-6 tahun anak mampu melakukan
gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan,
keseimbangan, dan kelincahan.
Namun, anak pada masa sekarang ini banyak yang lebih menyukai
permainan menggunakan media elektronik, anak enggan bersosialisasi
dengan teman sebaya. Padahal bermain bersama-sama dengan teman
akan lebih menyenangkan dan berpengaruh positif terhadap
perkembangannya.
Dengan permainan sunda manda, diharapkan anak akan lebih tertarik untuk
mengikuti permainan yang dapat meningkatkan kemampuan fisik motorik
kasarnya. Oleh karena itu seorang pendidik anak usia dini harus lebih
kreatif dan inovatif dalam meningkatkan berbagai aspek perkembangan
pada anak usia dini agar dapat membentuk generasi penerus bangsa yang
cerdas, kreatif, berilmu dan berakhlakul karimah dengan cara yang tepat.
D. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang relevan
a. Skripsi oleh Prihatini Puspitowati dari FKIP Universitas Muhammadiyah
Surakarta dengan judul “Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak
38
Melalui Permainan Tradisional Lompat Tali Pada Kelompok B Di TK
Pertiwi Sribit Delangu Klaten Tahun Ajaran 2012/2013”.
Subyek penelitian yaitu sejumlah 15 siswa. Berdasarkan hasil penelitian
tindakan kelas yang dilaksanakan melalui beberapa tindakan dari siklus I,
II,dan III serta dari hasil seluruh pembahasan dan analisis yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa permainan tradisional lompat tali
dapat meningkatkan motorik kasar anak di TK Pertiwi Sribit Delangu
Klaten. Hal ini ditunjukkan dari adanya peningkatan rata-rata presentase
kemampuan motorik kasar dari sebelum tindakan sampai pada siklus III
yakni pada saat sebelum
tindakan 57,6%, siklus I mencapai 63,3%, siklus II mencapai 73,3% dan
pada siklus III mencapai 83,2%.
b. Penelitian oleh Dian Apriani (2013) dengan judul penerapan permainan
tradisional engklek untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak
kelompok B di RA Al Hidayah 2 tasik Sidoharjo.Permainan tradisional
engklek merupakan kegiatan bermain yang menyenangkan untuk
meningkatkan kwalitas, pembelajaran dengan indikator-indikator yang
terdapat pada kurikulum di TK yang dapat dicapai. Karena permainan
tradisional engklek membuet anak mampu meningkatkan motorik kasarnya
dengan baik.Peningkatan kemampuan motorikkasar anak dipengaruhi oleh
kesenangan anak dalam bermain dengan permainan tradisional engklek
anak dapat meningkatkan kemampuan fisiknya, dikarenakan dalam
39
permainan engklek ini anak diharuskan melompat-lompat, mengasah
kemampuan bersosialisasi dengan orang lain.
c. Laporan penelitian dosen pemula oleh Khusnul Laely, M.Pd dari
Universitas Muhammadiyah Magelang dengan judul “Pengaruh Permainan
Engklek Terhadap Peningkatan Kecerdasan Kinestetik Anak”
Penelitian tersebut dilaksanakan di PAUD ALIF Kecamatan Mertoyudan.
Penelitian awal dilakukan selama 3 hari tgl 13, 20, 27 Juni 2016 dengan
hasil pada pengukuran awal diketahui bahwa ke 15 subyek penelitian
memiliki kecerdasan kinestetik rendahhal ini dibuktikan dengan nilai
minimal hanya mencapai 8, nilai maksimal 14, dengan mean 11,6.
Pengukuran akhir pada tgl
15dan 22 agustus 2016 dengan hasil pengukuran akhir yaitu dari 15 subyek
penelitian didapatkan peningkatan yang signifikan yaitu nilai minimal 8,
nilai maksimal 27 dan mean 23. Dengan demikian dapat diketahui atau
disimpulkan bahwa permainan engklek dapat meningkatkan kecerdasan
kinestetik anak di PAUD ALIF Kecamatan Mertoyudan Magelang.
2. Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan 3
penelitian terdahulu.
a. Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti yang pertama yaitu Sri Prihatini Puspitowati terletak
pada permainan yang digunakan. Meskipun sama-sama mengangkat
permainan dalam upaya meningkatkan motorik kasar, namun peneliti Sri
Prihatini Puspitowati menggunakan permaian lompat tali, sedangkan
40
peneliti menggunakan permainan sunda manda dalam meningkatkan
motorik kasar anak.
b. Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti yang kedua yaitu Dian Apriani terletak pada aspek
yang dinilai. Apabila Dian Apriani berkonsentrasi pada melompat dan
kemampuan bersosialisasi dengan orang lain sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti berfokus pada motorik kasar anak.
c. Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian yang
dilakukan oleh Khusnul Laely terletak pada aspek yang dinilai. Apabila
Khusnul Laely berkonsentrasi pada peningkatan kecerdasan kinestetik
sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti berfokus pada
peningkatan keterampilan motorik kasar anak.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya BA Aisyiyah Repaking Kecamatan Wonosegoro
Di desa Repaking tepatnya di dukuh Repaking RT 02 RW 04 Desa Repaking
Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali terdapat sekolah Non Formal dibawah
naungan Kementrian Agama Islam. Dinamakan BA Aisyiyah Repaking didirikan oleh
guru-guru Islamiyah Repaking pada tanggal 10 Oktober 1990 dengan harapan setelah
mengenyam dibangku BA Aisyiyah Repaking langsung masuk kejenjang Sekolah
Dasar/MI Islamiyah Repaking. Tujuan lainnya adalah untuk kemajuan MI Islamiyah
Repaking dan mempermudah untuk mendapatkan Murid Tahun Ajaran Baru. Dari segi
pendidikan di BA Aisyiyah Repaking diperbanyak pendidikan agama islam. Sehingga
41
anak yang sudah selesai pendidikannya di BA Aisyiyah Repaking bisa melanjutkan ke
MI Islamiyah Repaking agar supaya pendidikan atau pembelajaran agamanya bisa
berlanjut. Berawal dari 9 siswa BA Aisyiyah Repaking berlangsung dengan baik. Selang
8 bulan tepatnya tanggal 1 Juli 1990 BA Aisyiyah Repaking resmi mendapatkan SK
Operaional dari Departemen Agama di waktu itu yang sekarang menjadi Kementrian
Agama. Alhamdulillah sampai sekarang BA Aisyiyah Repaking semakin maju dan
diminati banyak masyarakat karena selain ilmu umum yang didapatkan di BA Aisyiyah
Repaking tetapi juga ilmu agama atau pendidikan islam yang didapatkan.
2. Profil Sekolah
Profil atau identitas sekolah adalah sebagai berikut :
Nama : BA Aisyiyah
Tanggal Berdiri : 01 Juli1990
Ijin Operasional : Wk/5-b/1837/RA/Pgm/1990
Alamat BA : Dusun Repaking Rw 04 Rt 02
Desa : Repaking
Kecamatan : Wonosegoro
Kabupaten : Boyolali
Propinsi : Jawa Tengah
42
Kode POS : 57382
Email : [email protected]
3. Visi, Misi, dan Tujuan BA AISYIAYAH Repaking
a.Visi
Terwujudnya siswa-siswi yang terampil, berprestasi, bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
b. Misi
a) Menjadikan anak yang mampu menyelesaikan masalah
b) Menjadikan anak yang gemar membaca, berlatih, mandiri
c) Rajin melaksanakan ibadah
c. Tujuan
a) Mengembangkan potensi anak seoptimal mungkin
b) Mengembangkan pembelajaranyang INOVATIF
c) Mengembangkan pembelajaran yang mengikuti perkembangan IPTEK
4. Daftar Guru
Tabel 3.1 Daftar GuruBA Aisyiyah Repaking
No Nama Jenis kelamin
1 Yatmiyatun, S. Pd. I Perempuan
2 Siti Rohmah, S. Pd. I Perempuan
43
3 Erna Widiawati, S. Pd Perempuan
4 Rosidah Perempuan
5 Lestari Perempuan
5. Jumlah Data Siswa
Jumlah siswa BA Aisyiyah Repaking pada tahun ajaran 2018/2019 sebanyak 53
siswa. Dengan rincian:
Tabel 3.2 Daftar Jumlah Siswa BA Aisyiyah Repaking
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
A 16 siswa 7 siswa 23 siswa
B 15 siswa 15 siswa 30 siswa
Total 31 siswa 22 siswa 53 siswa
Tabel 3.3 DaftarNama Siswa B Aisyiyah Repaking, Wonosegoro, Boyolali.
N
O Nama Siswa
Jenis
Kelamin
L P
1 M. Aifan Audi Wardana √
2 Muhammad Erlangga Kurniawan √
44
3 Dinda Aulia Fitri √
4 Naesya Latifatur Robi’ah √
5 Hanna Imrotus Shalihah √
6 Yulia Rahmadani √
7 Ahmad Bagus Setiawan Saputra √
8 Muhammad Arif Julianto √
9 Bastian Julio Elvaretta √
1
0
Yanka lingga Mahatma √
1
1
Wahyu Bagus Kuncoro √
1
2
Bagus Mahendra √
1
3
Galeh Prasetyo √
1
4
Cecilia Everlin Nadia Irawan √
1
5
Shakila Azzahra √
1
6
Farkhan Maulana Fahruddin √
1
7
Anggita Meyliana √
1
8
Roby Al Afgani √
1
9
Maesyafi Naddziroh √
2
0
Rizki Aditya √
2
1
Siti Durrotul Hasanah √
2
2
Aliya Nazwa Jesika √
45
2
3
Adinda Falentina Wati √
2
4
Neno Aisyah √
2
5
Solehah Wahyuni √
2
6
Decha Dinati √
2
7
Reno Alvian √
2
8
Widdya Azzahra Nazila Rahma √
2
9
Ridwan Dwi Kuncoro √
3
0
Surya Febian Santoso √
6. Struktur Organisasi
Tabel 3.4 Struktur Organisasi
Penanggung Jawab
Sugiayanto, S. Kom
Ketua Penyelenggara
Budi Santoso
46
Sekretaris
Erna Widiawati, S. Pd
Guru Kelompok A
Siti Rohmah, S. Pd. I
Rosidah, S. Pd
Dokumen 1 BA Aisyiyah (2006:10)
7. Sarana dan Prasarana
Tabel 3.5 Daftar Ruang BA Aisyiyah Repaking, Wonosegoro, Boyolali
No Nama ruang Jumlah
Keadaan
Baik Rusak ringan
1. Ruang kepala sekolah 1 √ -
2. Ruang kelas 2 √ -
3. Ruang guru 1 √ -
4. Tempat bermain 1 √ -
5. Kamar mandi guru 1 √ -
6. Kamar mandi siswa 1 √ -
Kepala Sekolah
Yatmiyatu, S. P d. I
Bendahara
Lestari
Guru Kelompok B
Erna Widiawati, S. Pd
Lestari
47
B. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Pra Siklus
Pencarian fakta dan data dilakukan melalui diskusi dan wawancara dengan
kepala sekolah dan anak kelompok B di BA Aisyiyah Repaking.
Berdasarkan hasil diskusi dan wawancara, peneliti dan teman sejawat perlu
mengambil langkah untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui permainan
Sunda Manda. Peneliti dan teman sejawat sepakat untuk melaksanakan tindakan siklus 1
Rabu, 14 November 2018 dan Siklus IISabtu, 24 November 2018. Selama ini model
pembelajaran masih bersifat monoton karena model pembelajaran masih klasikal,dan
sering mengerjakan lembar kegiatan anak (LKA) ketika mengajar, walaupun terkadang
pembelajarannya dikelompokkan. Sehingga siswa kesulitan ketika guru menyuruh untuk
melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan fisik motorik anak.
Hasil pembelajaran Pra Siklus yang dilakukan di BA Aisyiyah Repaking
khususnya kelompok B pada hari Kamis, 8 November 2018 diperoleh data lengkap anak
dan penguasaan perkembangan motorik kasar anak mencapai 53%. Indikator
keberhasilan yang ditetapkan dalam pembelajaran ini adalah 85%. Jika hasil penguasaan
perkembangan fisik motorik kasar belum mencapai angka yang telah ditetapkan maka
pembelajaran Pra Siklus belum berhasil.
C. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
Tahap ini peneliti menyamakan persepsi dengan teman sejawat mengenai
penelitian yang akan dilakukan. Peneliti dengan teman sejawat menyusun semua
persiapan untuk pelaksanaan proses pembelajaran yaitu pembuatan RPPH yang
mengacupada RPPMdan tema serta subtema. Tema yang diangkat pada penelitian
48
ini adalah tema Binatang sub tema Binatang Laut (Ikan Lumba-Lumba). Setelah
itu peneliti dan teman sejawat menyiapkan alat dan bahan yang akan dibuat
pembelajaran.
2. Pelaksanaan Tindakan
Sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya, tindakan pada siklus
pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 14 November 2018. Kegiatan yang akan
dilaksanakan yaitu sebagai berikut:
a Kegiatan Awal
Kegiatan awal pada hari Rabu, 14November 2018 anak datang langsung
mengantri untuk membaca iqro’. setelah anak-anak selesai membaca iqro’
semua anak-anak berbaris didepan kelas bernyanyi, berhitung, lalu membaca
ikrar syahadat.
Setelah itu anak-anak masuk kelas membaca kalimat thoyibah
( Subhanaallah walhamdulillah walaillahillah 2X Allah Allah Allah Ya Allah)
guru mengucapkan salam ,membaca sholawat, berdo’a dan absen. Kegiatan
selanjutnya anak menghafal asmaul husna,lalu menghafal hadist tentang kasih
sayang (Mallayarkham layurkham artinya barang siapa tidak menyayangi maka
tidak akan disayangi).
Setelah itu guru menjelaskan kepada anak-anak bahwa hari ini anak-anak akan
di ajak untuk bermain sunda manda. Anak-anak terlihat senang dan
bersemangat ingin segera keluar ruangan.Sesekali guru memberi tepuk ikan
kepada anak-anak karena mereka ramai dan malah asyik bercerita dengan
temannya. “Tepuk ikan prok 3X berenang,cari makan sudah kenyang diam”.
b. Kegiatan Inti
49
Pada kegiatan inti anak-anak diajak keluar ruangan untuk bermain Sunda
Manda. Permaian Sunda Manda kali ini dilakukan diluar ruangan, anak-anak
terlihat senang sekali. Mereka semua keluar kelas untuk memakai sepatu dan
menuju ketempat permainan Sunda Manda yang sudah disediakan. Sebelum
dimulai permainan ini anak-anak diberi contoh terlebih dahulu, bagaimana cara
bermain Sunda Manda. Anak-anak di beritahu aturan permainan, cara
melompat, dan cara melempar gacuk. Setelah itu anak-anak dipanggil satu
persatu untuk melakukan permainan Sunda Manda. Mereka terlihat senang
meskipun mereka harus mengantri menunggu giliran untuk bermain. Setelah
anak-anak selesai bermain Sunda Manda mereka diajak masuk kelas untuk
melanjutkan kegiatan berikutnya. Anak-anak-anak disuruh membuat gambar
Sunda Manda dan diwarnai sesuai kreatifitas masing-masing anak.
Sebelum anak-anak istirahat mereka membaca do’a terlebih dahulu,yaitu do’a
sebelum makan dan minum.
c. Penutup
Kegiatan akhir pada hari ini yaitu anak-anak masuk kelas merapikan mainan
yang masih berantakan,lalu berdo’a setelah makan dan minum. guru bertanya
kembali ke anak-anak tentang kegiatan hari ini, dan bagaimana perasaannya
selama kegiatan hari ini senang tidak. “Siapa yang perasaannya senang hari ini?
anak-anak menjawab “saya bu” sambil mengacungkan jarinya. Kemudian anak-
50
anak berkemas-kemas untuk pulang. Sebelum pulang anak-anak berdo’a dan
Guru memberi salam.
3. Observasi
Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran yang sedang
berlangsung. Yaitu pada saat anak melakukan permainan Sunda Manda. Aspek
yang diamati dalam kegiatan ini sesuai dengan indikator motorik kasar yang
meliputi:
a. Ketepatan 1 kaki pada saat anak melompat
b. Ketepatan 2 kaki pada saat anak melompat
c. Kelincahan anak pada saat melompat
d. Keseimbangan pada saat anak melompat
e. Ketepatan menggunakan tangan pada saat anak melempar gacuk
4. Refleksi
Tahap ini untuk mengkaji seluruh tindakan yang dilakukan berdasarkan data
observasi yang telah dikumpulkan. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap
kemampuan motorik kasar.Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti dan
teman sejawat melakukan analisis terhadap proses pembelajaran dan
penguasaan gerakan fisik motorik kasar anak. Analisis ini dilakukan oleh
51
peneliti dan teman sejawat dengan cara berdiskusi dan mengevaluasi
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Serta melihat kekurangan-kekurangan
yang ada.Selain itu peneliti dan teman sejawat juga berpedoman pada indikator
lembar observasi penguasaan gerakan motorik kasar yang diamati.
Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa :
a. Sebagian besar anak tertarik, antusias, semangat dengan metode yang telah
dilaksanakan oleh peneliti.
b. Guru kurang dapat membagi perhatiannya kepada semua anak, karena
terdapat anak yang terus meminta perhatian.
c. Terbatasnya waktu pada saat anak diminta satu per satu mengulang gerakan
yang telah dicontohkan oleh guru.
d. Sudah ada peningkatan penguasaan gerakan fisik motorik kasar anak, jika
dibandingkan dengan penguasaan gerakan sebelum menggunakan permainan
Sunda Manda, akan tetapi hasil tersebut belum maksimal, ini berarti bahwa
peneliti perlu memperbaiki proses pembelajaran.
e. Peningkatan penguasaan gerakan fisik motorik kasar anak satu kelas kurang
merata, dikarenakan ada anak yang mempunyai kemampuan lebih dan ada
anak yang mempunyai kemampuan rendah.
Dari hasil analisis tersebut, peneliti dan teman sejawat merasa bahwa hasil
penelitian tersebut belum maksimal.Oleh sebab itu peneliti dan teman sejawat
membuat perencanaan untuk tindakan pada Siklus berikutnya.
52
D. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus II
1. Perencanaan Tindakan
Siklus II ini dilakukan ketika pencapaian indikator kemampuan motorik kasar
belum optimal pada siklus I. Proses pembelajaran gerakan fisik motorik kasar pada
Siklus I pada umumnya sudah cukup baik. Namun belum memenuhi indikator
keberhasilan yaitu 85 %,masih ada anak yang kurang memuaskan dalam penguasaan
gerakan fisik motorik kasar.Untuk mengatasi kekurangan pada Siklus I, maka pada
hari Sabtu,24November 2018 peneliti dan teman sejawat merencanakan tindakan
pada Siklus II.Peneliti dan teman sejawat setelah melakukan diskusi, bersepakat
melakukan beberapa hal yang sebaiknya dilakukan dalam pembelajaran. Hal-hal
tersebut antara lain
a. Guru kelas memaksimalkan tindakan yang lebih interaktif dengan anak didik,
guru kelas memberi motifasi anak, umpan balik, dan penguatan.
b. Tema tetap memakai tema yang sebelumnya “Binatang” sub tema yang
berbeda “Binatang Serangga (Lebah)
c. Adanya anak yang kurang memperhatikan pelajaran, maka guru kelas
mencoba mendekati dan memberi perhatian khusus pada saat anak tersebut
memulai pembelajaran dan di bantu oleh peneliti.
d. Guru kelas juga memberikan reward kepada anak sesuai dengan kemampuan
yang dimilikinya.
Urutan tindakan yang telah direncanakan dan akan digunakan pada Siklus II adalah
sebagai berikut :
53
a. Peneliti mempersiapkan sumber belajar dan alat pembelajaran.
b. Peneliti mengkondisikan anak agar siap untuk belajar.
c. Peneliti membuka pelajaran dengan doa dan mengucapkan salam.
d. Tanya jawab tentang permainan Sunda Manda yang sudah diajarakan pada
pertemuan yang lalu.
e. Peneliti memberikan apresepsi.
f. Peneliti menunjukkan gambar gambar Sunda Maanda yang terdapat gambar
binatang
g. Peneliti mengajak anak untuk memperhatikan dan mengikuti setiap langkah
demi langkah dalam mempraktikkan gerakan.
h. Peneliti mengucapkan namabinatang yang terdapat pada gambar Sunda Manda,
lalu anak menirukan bersama –sama.
i. Peneliti lalu memanggil nama anak satu per satu dan diminta melakukan
gerakan yang sudah dicontohkan oleh guru.
j. Peneliti memberi reward kepada anak, berupa tanda bintang di tangan.
Secara umum pembelajaran pada Siklus II, seperti tersebut diatas, sama
prosesnya dengan pembelajaran pada Siklus I, setiap pertemuan pada kedua
Siklus ini, juga diberikan variasi agar anak tidak merasa bosan dan lebih
menyenangkan. Adapun Variasinya adalah pada permainan Sunda Manda kali
ini diberi gambar macam-macam binatang.
Pada Siklus I dan Siklus II berbeda.
54
Pada Siklus I anak-anak di ajak bermain Sunda Manda nya ditanah,
sedangkan pada siklus II anak-anak bermain sunda Manda dengan menggunakan
kain flanel yang diberi gambar macam-macam binatang, dan pada bidang paling
atas diberi bintang. Jika anak mampu melakukan gerakan melompatnya bagus
akan mendapat reward berupa bintang.
2. Pelaksanaan Tindakan
Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat, maka peneliti dan teman sejawat
melaksanakan tindakan pada Siklus II. Pelaksanaan pada siklus IIdilaksanakan pada
hari Sabtu24November 2018.Kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu
sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
Kegiatan awal pembelajaran pada pagi hari ini masih seperti biasanya
anak-anak berbaris didepan kelas sambil bernyanyi ayo teman berbaris rapi
agark-anak bisa berbaris dengan rapi. Lalu disiapkan agar terlihat rapi
barisannya, dan berhitung, kemudian membaca ikrar syahadat. Setelah itu anak-
anak masuk kelas membaca sholawat,berdo’a, dan guru mengucap salam, anak-
anak menjawab salam dengan semangat.Guru berkata semangat sekali hari
ini,anak-anak sehat semuanya? alhamdulillah sehat,anak-anak sudah makan tadi
pagi? sudah bu. Setelah itu guru mengabsen dengan nyanyian.Kemudian guru
menceritakan kegiatan yang akan dilaksanakan pada hari ini.
b.Kegiatan Inti
Sebelum Kegiatan inti dimulai anak-anak terlebih dahulu bermain Sunda
Manda,kegiatan ini dilakukan diluar luar kelas yaitu pada tepatnya didepan kelas.
55
Setelah permainan Sunda Manda ini selesai baru anak-anak melakukan
pembelajaran yang lainnya yang sudah disiapkan oleh guru.
Adapun kegiatan inti pada pagi hari ini terbagi menjadi 3 kegiatan yaitu:
1) Kognitif. Menghubungkan gambar lebah dengan tempat tinggalnya dengan
cara menarik garik pada LKA.
2) Bahasa. Melingkari huruf pertama pada kata “lebah”
3) Seni. Membuat lebah dari botol bekas yakult
c. Penutup
Kegiatan akhir pada hari ini yaitu anak-anak masuk kelas merapikan mainan
yang masih berantakan,lalu berdo’a setelah makan dan minum. guru bertanya
kembali ke anak-anak tentang kegiatan hari ini, dan bagaimana perasaannya
selama kegiatan hari ini senang tidak. “Siapa yang perasaannya senang hari ini?
anak-anak menjawab “saya bu” sambil mengacungkan jarinya. Kemudian anak-
anak berkemas-kemas untuk pulang. Sebelum pulang anak-anak berdo’a dan
Guru memberi salam.
3. Tahap Observasi
Observasi dilakuakan dengan mencatat semua hal yang diperlukan dan
terjadi selama pembelajaran berlangsung.Pengamatan dilakukan menggunakan
lembar observasi yang mencakup indikator untuk meningkatkan kemampuan
motorik kasar pada siklus II.
56
Kegiatan observasi dilakukan pada saat pembelajaran.Observasi digunakan
untuk mengetahui penguasaan gerakan fisik motorik kasar, semangat, keaktifan,
minat dan motivasi anak didik dalam mengikuti pembelajaran penguasaangerakan
fisik motorik kasar.
Dalam kegiatan ini, peneliti dibantu teman sejawat sebagai
kolaborator di BA.Aisyiyah Repaking. Observasi ini berpedoman pada tiga
indikator yang tertuang dalam lembar observasi yang dibuat peneliti, yaitu:
Penialaian pada Indikator yaitu ketepatan 1 kaki pada saat melompat, ketepatan 2
kaki pada saat melompat, kelincahan pada saat melompat,
keseimbangan pada saat melompat, ketepatan menggunakan tangan pada saat
melempar gacuk.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti bersama teman sejawat
diperoleh data sebagai berikut :
1) Sebagian besar anak tertarik dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran
gerak motorik kasar melalui permainan Sunda Manda.
2) Ada beberapa anak yang mengikuti pembelajaran namun harus dimotivasi
guru terlebih dahulu karena anak ingin diperhatikan.
3Pada pertemuan pertama, pelaksanaan masih kurang maksimal karena anak
masih banyak yang bercerita dan asyik bermain dengan temannya, sehingga harus
diulang kembali untuk mengingatkan gerakan yang telah diajarkan.
Hasil penguasaan gerak motorik kasar anak sudah menunjukkan peningkatan
yang sangat baik yaitu dari Siklus I sebesar 61 % dan pada Siklus II mencapai
94%. Hasil observasi penguasaan gerak motorik kasar anak juga menunjukkan
bahwa ada 11 anak yang mendapat nilai tertinggi.
57
4. Refleksi
Proses tindakan pada Siklus II berjalan dengan baik. Kelemahan yang ada pada
Siklus 1 dapat teratasi. Hal ini membuat kualitas pembelajaran gerak motorik kasar
meningkat. Peningkatan kualitas pembelajaran dapat terlihat dari tercapainya
indikator yang ditetapkan, yaitu tampak peningkatan penguasaan gerak motorik
kasar dari Siklus I dan Siklus II.
Dapat disimpulkan bahwa permainan Sunda Manda dapat meningkatkan motorik
kasar anak pada siswa kelompok B di BA Aisyiyah Repaking.
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
1. Ketentuan Penilaian dan Pengolahan Data
Adapun penilaian yang diberikan pada lembar kerja anak didik, berupa
simbol gambar bintang, yang mana simbol tersebut akan diubah ke data yang bersifat
angka atau kuantitatif untuk sementara, kemudian akan diolah ke dalam bahasa
kualitatif, dengan ketentuan sebagai berikut :
Tabel 4.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak
Simbol bintang Skor/Nilai Kategori Kriteria/Ketentuan
1 Belum Muncul
(BM)
Jika anak mencoba, kurang
tepat atau tidak mau
mencoba
2 Mulai Muncul
(MM)
Jika anak bisa dengan
bantuan meniru teman
3
Berkembang
Sesuai Harapan
(BSH)
Jika anak bisa dengan
bantuan awalan
4
Berkembang
Sangat Baik
(BSB)
Jika anak bisa tanpa
bantuan
59
Adapun indikator yang digunakan tiap Siklus adalah sama, dan gambar yang
digunakan pada setiap pertemuan juga bervariasi. Seperti terlihat pada tabel indikator
yang akan diamati tiap Siklus dibawah ini:
Tabel 4.2 Lembar Pengamatan Siswa Tiap Siklus
No
Tingkat Pencapaian Indikator/butir amatan Penilaian
Pra
Siklus
Siklus
I
Siklus
II
1 Gerakan tubuh untuk
mengembangkan motorik
kasar anak
Ketepatan 1 kaki pada saat
melompat
Ketepatan 2 kaki saat melompat
2 Menggunakan anggota
tubuh
Kelincahan pada saat melompat
Keseimbangan pada saat
melompat
3 Terampil menggunakan
tangan
Ketepatan menggunakan tangan
dalam melempar gacuk
4 Menjawab pertanyaan
sederhana
Menjawab pertanyaan tentang
warna
Peneliti berdiskusi bersama teman sejawat dan kepala sekolah, bahwa
penentuan tolak ukur keberhasilan dalam penguasaan fisik motorik kasar anak juga
penting dibuat, berdasarkan kesepakatan bersama pihak sekolah, maka diputuskan
indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran yaitu sebesar 85%. Bila anak
mampu mencapai nilai/hasil pencapaian lebih dari 85% pada Siklus II, dapat
dikatakan fisik motorik anak sudah berkembang baik melalui permainan Sunda
Manda dan sebaliknya jika hasil pencapaian kurang dari 85% pada Siklus II, maka
anak dikatakan belum mampu menguasai gerakan dengan baik.
2. Data Hasil Pengamatan Pra Siklus
60
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan data Pra Siklus,
maka dapat disajikan kendalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Pra Siklus
No
Nama
Indikator/Butir Amatan
Ketepatan
1 kaki
saat
melompat
Ketepatan
2 kaki saat
melompat
Kelincahan
pada saat
melompat
Keseimbangan
pada saat
melompat
Ketepatan
Tangan
pada saat
melempar
gacuk
Prosentase
Pencapaian
1 Wardana 4 2 2 2 2 60
2 Angga 2 2 2 2 2 50
3 Dinda 2 2 3 3 2 60
4 Naesya 4 2 2 3 1 60
5 Hanna 3 2 2 2 2 55
6 Yulia 2 2 2 2 2 50
7 A. Bagus 2 2 2 2 1 45
8 Arif 2 2 2 2 1 45
9 Yanka 4 2 2 2 2 60
10 Wahyu 2 2 2 3 1 50
11 Mahendra 2 2 2 2 2 50
12 Galeh 2 2 3 2 1 50
13 Sakila 4 3 3 2 3 75
14 Farkhan 2 3 2 2 1 50
15 Roby 3 2 2 2 2 55
16 Fina 3 3 2 3 2 65
17 Rizki 3 2 2 2 2 55
18 Duroh 3 4 3 2 1 65
19 Aliya 2 2 3 2 1 50
20 Adinda 3 2 2 2 2 55
61
21 Aisyah 2 2 2 2 1 45
22 Likah 2 2 2 2 2 50
23 Decha 3 2 2 2 1 50
24 Reno 2 2 2 2 2 50
25 Zahra 2 2 2 2 1 45
26 Febian 3 2 2 2 2 55
27 Ridwan 2 2 2 2 1 45
28 Anggita 3 2 3 2 2 60
29 Bastian 3 2 3 2 1 55
30 Cecil 2 2 2 2 1 45
Total Persentase Pencapaian Kelas 1605
Keterangan nilai: 1. Belum muncul
2. Mulai muncul
3. Berkembang sesuai harapan
4. Berkembang sangat baik
Keterangan :
Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan
= 4 x 5 = 20
Prosentase Pencapaian Anak =Jumlah skor yang dicapai tiap amatan
Jumlah skor maksimumx 100 %
Contoh :
Nama Anak Wardana =Jumlah skor yang dicapai tiap amatan
Jumlah skor maksimumx 100 %
=12
20X100%
= 60%
Tolak Ukur Keberhasilan Kelas =Jumlah skor yang dicapai tiap amatan
Jumlah skor maksimumx 100%
62
=1605
30 x 100%
= 53 %
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Pra Siklus
No Nama Anak Jumlah Scor
Tiap Anak
Jumlah Scor Rata-
rata
Keterangan Persentase
Pencapaian
1 Wardana 12 2,4 MM 60
2 Angga 10 2 MM 50
3 Dinda 12 2,4 MM 60
4 Naesya 12 2,4 MM 60
5 Hanna 11 2,2 MM 55
6 Yulia 10 2 MM 50
7 A. Bagus 9 1,8 BM 45
8 Arif 9 1,8 BM 45
9 Yanka 12 2,4 MM 60
10 Wahyu 10 2 MM 50
11 Mahendra 10 2 MM 50
12 Galeh 10 2 MM 50
13 Sakila 15 3 BSH 75
14 Farkhan 10 2 MM 50
15 Roby 11 2,2 MM 55
16 Fina 13 2,6 MM 65
17 Rizki 11 2,2 MM 55
18 Duroh 13 2,6 MM 65
19 Aliya 10 2 MM 50
20 Adinda 11 2,2 MM 55
21 Aisyah 9 1,6 BM 45
22 Likah 10 2 MM 50
23 Decha 10 2 MM 50
63
24 Reno 10 2 MM 50
25 Zahra 9 1,6 BM 45
26 Febian 11 2,2 MM 55
27 Ridwan 9 1,6 BM 45
28 Anggita 12 2,4 MM 60
29 Bastian 11 2,2 MM 55
30 Cecil 9 1,6 BM 45
Total Persentase Pencapaian Kelas 1605
Dari tabel tersebut diatas, maka diketahui prosentase pencapaian tiap anak,
belum ada anak yang mencukupi nilai indikator keberhasilan yaitu 85%, hanya ada 1 anak
yang mencapai BSH, 23 anak MM, dan 6 yang lainnya mencapai BM, sehingga hasil
belajar anak memang belum maksimal. Peningkatan dari rata-rata prosentase pencapaian
kelas pada Pra Siklus sebesar 53%.
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Guru Pra siklus
No. Aspek Penilaian
Penilaian
1 2 3 4
A. Persiapan
1. Guru mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPPH) √
2. Tujuan pembelajaran dinyatakan dalam kalimat yang jelas
dalam RPPH √
3. Guru mempersiapkan media pembelajaran
√
4. Guru mempersiapkan setting kelas untuk pembelajaran
√
5. Guru mempersiapkan siswa secara fisik dan mental lewat
kegiatan gerak dan lagu √
B. Apersepsi
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai √
7. Guru memotivasi siswa
√
8. Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan jelas
9. Pembelajaran dilaksanakan secara sistematis
√
64
Keterangan:
1: Kurang baik
2: Cukup
3: Baik
4: Sangat Baik
3. Data Hasil Pengamatan Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan data pada
Siklus I, maka dapat disajikan ke dalam tabel sebagai berikut :
10. Petunjuk-petunjuk pembelajaran di sampaikan dengan
singkat √
11 Selama proses pembelajaran guru memberikan kesempatan
untuk bertanya kepada siswa
√
12 Materi pembelajaran disesuaikan dengan tingkat
perkembangan siswa √
13. Guru memberikan jawaban yang sesuai ketika ada siswa
yang bertanya
√
C.
Pelaksanaan Pembelajaran
14. Pembelajaran dilakukan tidak monoton/ sesuai tema
√
15 Jika terjadi “gaduh” guru bisa mengambil tindakan yang
tepat √
16 Materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan √
17 Selama pembelajaran berlangsung guru bergerak secara
dinamis didalam kelas √
18 Guru mendampingi siswa selama pembelajaran
√
19 Selama pembelajaran berlangsung guru memberikan
penguatan kepada siswa contoh: aku pasti bisa, aku pasti
bisa
√
20 Fasilitas pembelajaran terpenuhi √
Evaluasi dan Penutup
21 Guru selalu mengajak siswa untuk menyimpulkan
pembelajaran pada akhir kegiatan √
Selanjutnya
65
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Siklus I
No
Nama
Indikator/Butir Amatan
Ketepatan
1 kaki saat
melompat
Ketepatan
2 kaki saat
melompat
Kelincahan
pada saat
melompat
Keseimbangan
pada saat
melompat
Ketepatan
Tangan
pada saat
melempar
gacuk
Tolak Ukur
Pencapaian
1 Wardana 4 3 2 2 2 65
2 Angga 3 3 2 2 2 60
3 Dinda 4 3 3 3 3 80
4 Naesya 4 3 3 3 3 80
5 Hanna 4 3 3 3 3 80
6 Yulia 3 2 3 2 2 60
7 A. Bagus 4 3 2 2 2 65
8 Arif 3 3 2 2 2 60
9 Yanka 4 4 3 3 2 80
10 Wahyu 3 3 3 2 2 65
11 Mahendra 3 2 2 2 3 60
12 Galeh 3 3 2 2 2 60
13 Sakila 4 4 3 2 3 80
14 Farkhan 3 3 3 2 2 65
15 Roby 4 3 2 2 2 65
16 Fina 4 4 3 2 3 80
17 Rizki 4 4 3 3 2 80
18 Duroh 4 3 3 3 3 80
66
19 Aliya 3 2 3 3 2 65
20 Adinda 4 3 3 3 2 75
21 Aisyah 3 3 3 2 2 65
22 Likah 3 3 2 2 2 60
23 Decha 3 3 3 2 2 65
24 Reno 3 2 2 3 2 60
25 Zahra 4 2 2 2 2 60
26 Febian 4 3 3 3 2 75
27 Ridwan 3 3 2 2 2 60
28 Anggita 4 3 3 2 2 70
29 Bastian 4 3 3 2 2 70
30 Cecil 3 3 2 2 2 60
Total Presentase Pencapaian Kelas 2050
Keterangan :
Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan
= 4 x 5 = 20
Prosentase Pencapaian Anak =Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %
Jumlah skor maksimum
Contoh :
Nama Anak Dinda = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %
Jumlah skor maksimum
= 16
20 x 100%
= 80 %
Tolak ukur Keberhasilan Kelas= Total prosentase pencapaian kelas x 100%
Jumlah siswa
=2050
30 x 100 %
= 68 %
67
Tabel 4.7Hasil Penilaian Siklus I
No Nama
Anak
Jumlah Scor
Tiap Anak
Jumlah Scor Rata-
rata
Keterangan Persentase
Pencapaian
1 Wardana 13 2,6 MM 65
2 Angga 12 2,4 MM 60
3 Dinda 16 3,2 BSH 80
4 Naesya 16 3,2 BSH 80
5 Hanna 16 3,2 BSH 80
6 Yulia 12 2,4 MM 60
7 A. Bagus 13 2,6 MM 65
8 Arif 12 2,4 MM 60
9 Yanka 16 3,2 BSH 80
10 Wahyu 13 2,6 MM 65
11 Mahendra 12 2,4 MM 60
12 Galeh 12 2,4 MM 60
13 Sakila 16 3,2 BSH 80
14 Farkhan 13 2,4 MM 65
15 Roby 13 2,4 MM 65
16 Fina 16 3,2 BSH 80
17 Rizki 16 3,2 BSH 80
18 Duroh 16 3,2 BSH 80
68
19 Aliya 13 2,4 MM 65
20 Adinda 15 3 BSH 75
21 Aisyah 13 2,6 MM 65
22 Likah 12 2,4 MM 60
23 Decha 13 2,6 MM 65
24 Reno 12 2,4 MM 60
25 Zahra 12 2,4 MM 60
26 Febian 15 3 BSH 75
27 Ridwan 12 2,4 MM 60
28 Anggita 14 2.8 MM 70
29 Bastian 14 2,8 MM 70
30 Cecil 12 2,4 MM 60
Total Persentase Pencapaian Kelas 2050
Dari tabel tersebut diatas, maka diketahui prosentase pencapaian tiap anak,
belum ada anak yang mencukupi nilai indikator keberhasilan yaitu 85%, akan tetapi ada
10 anak yang sudah mencapai BSH , dan 20 anak masih MM, sehingga dapat dikatakan
bahwa hasil belajar anak belum maksimal, dan masih memerlukan perbaikan.
Peningkatan dari rata-rata prosentase pencapaian kelas pada Pra Siklus sebesar 53% dan
pada Siklus I 68%.
69
Tabel 4. 8 Hasil Pengamatan Guru Siklus I
No. Aspek Penilaian
Penilaian
1 2 3 4
A. Persiapan
1. Guru mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPPH) √
2. Tujuan pembelajaran dinyatakan dalam kalimat yang jelas
dalam RPPH √
3. Guru mempersiapkan media pembelajaran
√
4. Guru mempersiapkan setting kelas untuk pembelajaran
√
5. Guru mempersiapkan siswa secara fisik dan mental lewat
kegiatan gerak dan lagu √
B. Apersepsi
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai √
7. Guru memotivasi siswa
√
8. Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan jelas
√
9. Pembelajaran dilaksanakan secara sistematis
√
10. Petunjuk-petunjuk pembelajaran di sampaikan dengan
singkat
√
11. Materi pembelajaran disesuaikan dengan tingkat
perkembangan siswa
√
12. Selama proses pembelajaran guru memberikan kesempatan
untuk bertanya kepada siswa
√
13. Guru memberikan jawaban yang sesuai ketika ada siswa
yang bertanya
√
C.
Pelaksanaan Pembelajaran
14. Pembelajaran dilakukan tidak monoton/ sesuai tema
√
70
Keterangan:
1: Kurang baik
2: Cukup
3: Baik
4: Sangat Baik
4. Data Hasil Pengamatan Siklus II
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan data pada
Siklus II, maka dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.9 Hasil Penilaian Siklus II
No
Nama
Indikator/Butir Amatan
Ketepatan
1 kaki saat
melompat
Ketepatan
2 kaki saat
melompat
Kelincahan
pada saat
melompat
Keseimbangan
pada saat
melompat
Ketepatan
Tangan
pada saat
melempar
gacuk
Tolak Ukur
Pencapaian
1 Wardana 4 4 4 4 3 95
15 Jika terjadi “gaduh” guru bisa mengambil tindakan yang tepat
√
16 Materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan √
17 Selama pembelajaran berlangsung guru bergerak secara
dinamis didalam kelas √
18 Guru mendampingi siswa selama pembelajaran
19 Selama pembelajaran berlangsung guru memberikan
penguatan kepada siswa contoh: aku pasti bisa, aku pasti
bisa
√
20 Fasilitas pembelajaran terpenuhi √
Evaluasi dan Penutup
21 Guru selalu mengajak siswa untuk menyimpulkan
pembelajaran pada akhir kegiatan √
Selanjutnya
71
2 Angga 4 4 3 4 3 95
3 Dinda 4 4 4 4 4 100
4 Naesya 4 4 4 4 4 100
5 Hanna 4 4 4 4 4 100
6 Yulia 4 4 4 4 3 95
7 A. Bagus 4 4 4 4 3 95
8 Arif 4 4 3 3 3 85
9 Yanka 4 4 4 4 4 100
10 Wahyu 4 4 4 3 3 90
11 Mahendra 4 4 3 3 4 90
12 Galeh 4 4 4 3 3 90
13 Sakila 4 4 4 4 4 100
14 Farkhan 4 4 4 3 3 90
15 Roby 4 4 4 3 3 90
16 Fina 4 4 4 4 4 100
17 Rizki 4 4 4 4 4 100
18 Duroh 4 4 4 4 4 100
19 Aliya 4 4 4 4 3 95
20 Adinda 4 4 4 4 4 100
21 Aisyah 4 4 4 4 3 95
22 Likah 4 4 4 3 3 90
23 Decha 4 4 4 4 3 95
24 Reno 4 4 4 3 3 90
25 Zahra 4 4 3 3 3 85
72
26 Febian 4 4 4 4 3 95
27 Ridwan 4 4 4 3 3 90
28 Anggita 4 4 4 4 3 95
29 Bastian 4 4 4 3 3 90
30 Cecil 3 4 2 2 3 70
Total Presentase Pencapaian Kelas 2805
Keterangan :
Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan
= 4 x 5 = 20
Prosentase Pencapaian Anak =Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %
Jumlah skor maksimum
Contoh :
Nama Anak Bagus = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %
Jumlah skor maksimum
=19
20 x 100%
= 95 %
Tolak ukur Keberhasilan Kelas= Total prosentase pencapaian kelas x 100%
Jumlah siswa
=2815
30 x 100 %
= 94 %
73
Tabel 4.10 Hasil Penilaian Siklus II
No Nama Anak Jumlah Scor
Tiap Anak
Jumlah Scor Rata-
rata
Keterangan Persentase
Pencapaian
1 Wardana 19 3,8 BSH 95
2 Angga 18 3,6 BSH 90
3 Dinda 20 4 BSB 100
4 Naesya 20 4 BSB 100
5 Hanna 20 4 BSB 100
6 Yulia 19 3,8 BSH 95
7 A. Bagus 19 3,8 BSH 95
8 Arif 17 3,4 BSH 85
9 Yanka 20 4 BSB 100
10 Wahyu 18 3,6 BSH 90
11 Mahendra 18 3,6 BSH 90
12 Galeh 18 3,6 BSH 90
13 Sakila 20 4 BSB 100
14 Farkhan 18 3,6 BSH 90
15 Roby 18 3,6 BSH 90
16 Fina 20 4 BSB 100
17 Rizki 20 4 BSB 100
18 Duroh 20 4 BSB 100
19 Aliya 19 3,8 BSH 95
20 Adinda 20 4 BSB 100
21 Aisyah 19 3,8 BSH 95
22 Likah 18 3,6 BSH 90
23 Decha 19 3,8 BSH 95
24 Reno 18 3,6 BSH 90
25 Zahra 17 3,4 BSH 85
74
26 Febian 19 3,8 BSH 95
27 Ridwan 18 3,6 BSH 90
28 Anggita 19 3,8 BSH 95
29 Bastian 18 3,6 BSH 90
30 Cecil 16 12,8 MM 70
Total Persentase Pencapaian Kelas 2805
Dari data Siklus II pengembangan fisik motorik kasar anak melalui permainan Sunda
Manda dapat disimpulkan bahwa yang mencapai MM ada 1 anak, yang BSH 20 anak,
sedangkan yang mencapai BSB ada 9 anak. Dapat disimpulkan pula, ada 29 anak yang
nilai pencapaiannya lebih besar dengan indikator keberhasilan, sehingga dapat dikatakan
bahwa hasil belajar anak dalam kelas sudah maksimal, tidak memerlukan perbaikan. Ada 1
anak yang belum tuntas, Mungkin memang anak kurang konsentrasi dalam belajar, anak
sedang sakit, anak rewel dari rumah, bisa juga karena badannya terlalu gendut sehingga
mempengaruhi gerak otot besar anak tersebut. Peningkatan dari rata-rata prosentase kelas
,pencapaian kelas pada saat Pra Siklus sebesar 53%, pada Siklus I sebesar 68% dan pada
Siklus II sebesar 94%. Artinya bahwa ada peningkatan yang baik dari tiap Siklus.
Tabel 4. 11 Hasil Pengamatan Guru Siklus II
No. Aspek Penilaian
Penilaian
1 2 3 4
A. Persiapan
1. Guru mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPPH) √
2. Tujuan pembelajaran dinyatakan dalam kalimat yang jelas
√
75
Keterangan:
1: Kurang baik
2: Cukup
3: Baik
dalam RPPH
3. Guru mempersiapkan media pembelajaran
√
4. Guru mempersiapkan setting kelas untuk pembelajaran
√
5. Guru mempersiapkan siswa secara fisik dan mental lewat
kegiatan gerak dan lagu √
B. Apersepsi
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai √
7. Guru memotivasi siswa
√
8. Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan jelas
√
9. Pembelajaran dilaksanakan secara sistematis
√
10. Petunjuk-petunjuk pembelajaran di sampaikan dengan
singkat
√
11. Materi pembelajaran disesuaikan dengan tingkat
perkembangan siswa
√
12. Selama proses pembelajaran guru memberikan kesempatan
untuk bertanya kepada siswa
√
13. Guru memberikan jawaban yang sesuai ketika ada siswa
yang bertanya
√
C.
Pelaksanaan Pembelajaran
14. Pembelajaran dilakukan tidak monoton/ sesuai tema
√
15 Jika terjadi “gaduh” guru bisa mengambil tindakan yang
tepat √
16 Materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan √
17 Selama pembelajaran berlangsung guru bergerak secara
dinamis didalam kelas √
18 Guru mendampingi siswa selama pembelajaran
√
19 Selama pembelajaran berlangsung guru memberikan
penguatan kepada siswa contoh: aku pasti bisa, aku pasti
bisa
√
20 Fasilitas pembelajaran terpenuhi √
Evaluasi dan Penutup
21 Guru selalu mengajak siswa untuk menyimpulkan
pembelajaran pada akhir kegiatan √
76
4: Sangat Baik
B. Pembahasan
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa dari pra siklus, siklus I, sampai
siklus II, perkembangan siswa yang tuntas dan belum tuntas terus menurun. Sebelum
diadakan penelitian atau pra siklus, dari 30 siswa belum ada yang memenuhi KKM.
hasil pencapaian kelas rata-rata pada pra siklus mencapai 53%. Hal ini dikarenakan
kelincahan, keseimbangan anak pada saat melompat masih kurang, dan ketepatan anak
pada saat melempar gacuk masih kurang. Terjadi peningkatan pada siklus I yaitu hasil
pencapaian kelas rata-ratanya menjadi 68%, terdapat 8 anak yang nilainya mendekati
KKM. Meskipun belum ada anak yang mendapat nilai yang memenuhi kriteria
ketuntasan anak dalam belajar namun sudah banyak yang mendekati nilai KKM. Hal ini
dikarenakan kurangnya keseimbangan anak dalam melompat. Pada siklus II pencapaian
kelas rata-rata mencapai 94% atau 29 siswa dinyatakan tuntas, dan terdapat 1 siswa yang
belum tuntas. Hal ini dikarenakan usia anak yang masih terlalu kecil.
Adapun pengolahan data dari penelitian Pra Siklus sampai Siklus II didapatkan
hasil prosentase pencapaian kemampuan fisik motorik kasar anak sebagai berikut:
Tabel 4.12 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai Prosentase
Keberhasilan Rata-rata Kelas Per Siklus
Kegiatan Persentase Keberhasilan
Kelas
Peningkatan Nilai
Pra Siklus 53% -
Siklus I 68% 15%
Siklus II 94% 26%
77
Adapun data peningkatan dari Pra Siklus sampai Siklus II, dapat dilihat pada gambar di
bawah ini :
Gambar 4.1 Diagram Pengembangan Fisik Motorik Kasar
Dapat disimpulkan dari data yang telah disajikan, bahwa motorik kasar anak
mengalami peningkatan dengan melalui permainan Sunda Manda pada anak
kelompok B di BA Aisyiyah Repaking, Wonosegoro, Boyolali.Penelitian ini
menggunakan penilaian yang diberikan berupa simbol gambar bintang yang diubah
kedata yang bersifat angka. BM (1),MM (2), BSH (3), BSB (4). Hal ini dapat
dibuktikan dengan hasil penelitian sebagai berikut: Hasil penelitian Pra-siklus
kemampuan penguasaan gerak motorik kasar anak mencapai 53%. Kondisi anak
pada saat melempar gacuk masih belum tepat, dan guru belum mampu
mengkodisikan siswa saat gaduh. MeningkatpadaSiklus I menjadi 68%. Kondisi
keseimbangan anak pada saat melompat masih belum maksimal, dan guru pada saat
memberikan pembelajaran kurang sistematis. Dan dilanjutkan pada siklus II
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Diagram Pengembangan Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
PENCAPAIN
78
meningkat menjadi 94%. Total peningkatan yang terjadi dari pra siklus sampai
siklus II sebesar 41%, Anak mampu melaksanakan setiap indikator dengan baik.
yaitu dari 53% menjadi 94%.
Jadi fisik motorik kasar pada anak kelompok B di BA Aisyiyah Repaking
tahun pelajaran 2018 dapat ditingkatkan melalui permainan Sunda Manda.
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian yang dilaksanakan pada Siklus I dan Siklus
II dalam peningkatan penguasaan gerak motorik kasar melalui permainan Sunda Manda
pada anak usia dini di BA Aisyiyah tahun pelajaran 2018/2019 dapat disimpulkan bahwa
permainan Sunda Manda dapat meningkatkan fisik motorik kasar. Peningkatan tersebut
dapat dilihat dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siklus I dan siklus
II dengan hasil observasi pada aspek kekuatan, kelincahan, dan keseimbangan melalui
permainan Sunda Manda mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang diperoleh,
diketahui bahwa permainan Sunda Manda dapat meningkatkan motorik kasar siswa
kelompok B di BA Aisyiyah Repaking. Hal ini telah dapat dibuktikan dari data hasil
observasi pembelajaran pada tiap siklus. Sebelum tindakan kemampuan penguasaan
gerak motorik kasar anak didik sebesar 53%. Kondisi anak pada saat melempar gacuk
masih belum tepat, dan guru belum mampu mengkodisikan siswa saat gaduh. Meningkat
pada Siklus 1 sebesar 68%, kondisi keseimbangan anak pada saat melompat masih belum
maksimal, dan guru pada saat memberikan pembelajaran kurang sistematis. Dan ketika
dilanjutkan pada Siklus II meningkat menjadi sebesar 94% anak mampu melaksanakan
setiap indikator dengan baik. Total peningkatan yang terjadi dari sebelum tindakan (Pra
Siklus) sampai Siklus II sebesar 41%, yaitu dari 53% menjadi 94%.
80
B. Saran
1. Bagi Lembaga Bustanul Athfal
Lembaga Selalu mengembangkan kualitas sekolah. Terutama kualitas guru dalam
mengajar, dibutuhkan inovasi, kreativitas, dan alat pendukung pembelajaran yang
mencukupi jumlah murid. Perlu adanya keseriusan dan kesungguhan para pendidik
sebagai usaha untuk pendewasaan diri yang optimal. Hendaknya lembaga BA/TK
menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya dalam usaha mencerdaskan kehidupan
bangsa.
2. Bagi Guru
Guru hendaknya senantiasa meningkatkan kualitas pembelajaran yang
dilaksanakan, dengan menerapkan metode yang bervariasi dan disertai dengan
sumber belajar yang sesuai dengan materi. Guru harusbisa menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan bagi anak didik. Dan menambah wawasan, ilmu
pengetahuan, serta kreativitas-kreativitas yang dapat meningkatkan motorik kasar
anak melalui workshop dan juga pelatihan-pelatihan yang ada.
3. Bagi Orang Tua
Orang tua hendaknya berperan aktif dan mendukung setiap perkembangan anak,
sejak kecil orang tua hendaknya memberikan stimulus yang bisa mengembangkan
motorik anak, orang tua harus selalu menjalin kerja sama dengan guru untuk
memantau perkembangan dan pertumbuhan anak, orang tua juga harus selalu
memberi dukungan, motivasi, dan semangat pada anaknya, agar anak lebih merasa
percaya diri.
81
DAFTAR PUSTAKA
Susanto Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
Martuti, A. 2009. Pendidikan dan Pengelola Paud. Yogyakarta: Kreasi Wacana
Achroni, Keen. 2012. Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak Melalui Permaianan
Tradisional. Yogyakarta: Javalitera
Arikunto, Suharsimi. 2005 Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta
Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: Diva Prees
Sujiono, Bambang, dkk. 2010. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sumantri, 2005. Model Pengembangan Ketrampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta:
Mendiknas.
UU RI No. 20 2012. Teknis Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta
Sujiono. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks
Astuti, Henny Puji. 2013. Perkembangan Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional.
Jakarta: Sinar Grafika.
BA. Aisyiyah Repaking. 2006. Dokumen 1. Repaking.
Dwiloka, Bambang. Anak Usia Dini I. Yogyajakta: CV Budi Utama.
Suratno. 2005. Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.
Susanto, A. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini.Jakarta: Kencana.
Suyadi, ulfah maulidya. 2013. Konsep Dasar PAUD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
82
Lembar Observasi Guru
Bersambung...
No. Aspek Penilaian
Penilaian
1 2 3 4
A. Persiapan
1. Guru mempersiapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPPH)
2. Tujuan pembelajaran dinyatakan dalam kalimat
yang jelas dalam RPPH
3. Guru mempersiapkan media pembelajaran
4. Guru mempersiapkan setting kelas untuk
pembelajaran
5. Guru mempersiapkan siswa secara fisik dan
mental lewat kegiatan gerak dan lagu
B. Apersepsi
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai
7. Guru memotivasi siswa
8. Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan
jelas
9. Pembelajaran dilaksanakan secara sistematis
10. Petunjuk-petunjuk pembelajaran di sampaikan
dengan singkat
11. Materi pembelajaran disesuaikan dengan tingkat
perkembangan siswa
12. Selama proses pembelajaran guru memberikan
kesempatan untuk bertanya kepada siswa
13. Guru memberikan jawaban yang sesuai ketika
ada siswa yang bertanya
C.
Pelaksanaan Pembelajaran
14. Pembelajaran dilakukan tidak monoton/ sesuai
tema
15 Jika terjadi “gaduh” guru bisa mengambil
tindakan yang tepat
16 Materi pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan
17 Selama pembelajaran berlangsung guru bergerak
secara dinamis didalam kelas
18 Guru mendampingi siswa selama pembelajaran
83
Selanjunya...
19 Selama pembelajaran berlangsung guru
memberikan penguatan kepada siswa contoh: aku
pasti bisa, aku pasti bisa
20 Fasilitas pembelajaran terpenuhi
Evaluasi dan Penutup
21 Guru selalu mengajak siswa untuk menyimpulkan
pembelajaran pada akhir kegiatan
Keterangan:
BB: Belum Berkembang (1)
MB: Mulai Berkembang(2)
BSH: Berkembang Sesuai Harapan (3)
BSB: Berkembang Sesuai Harapan(4)
84
Lembar Observasi Siswa
No
Tingkat Pencapaian Indikator/butir amatan Penilaian
Pra
Siklus
Siklus
I
Siklus
II
1 Gerakan tubuh untuk
mengembangkan motorik
kasar anak
Ketepatan 1 kaki pada saat
melompat
Ketepatan 2 kaki saat melompat
2 Menggunakan anggota
tubuh
Kelincahan pada saat melompat
Keseimbangan pada saat
melompat
3 Terampil menggunakan
tangan
Ketepatan menggunakan tangan
dalam melempar gacuk
4 Menjawab pertanyaan
sederhana
Menjawab pertanyaan tentang
warna
85
Hasil Penilaian Pra Siklus
No Nama Anak Jumlah Scor
Tiap Anak
Jumlah Scor Rata-
rata
Keterangan Persentase
Pencapaian
1 Wardana 12 2,4 MM 60
2 Angga 10 2 MM 50
3 Dinda 12 2,4 MM 60
4 Naesya 12 2,4 MM 60
5 Hanna 11 2,2 MM 55
6 Yulia 10 2 MM 50
7 A. Bagus 9 1,8 BM 45
8 Arif 9 1,8 BM 45
9 Yanka 12 2,4 MM 60
10 Wahyu 10 2 MM 50
11 Mahendra 10 2 MM 50
12 Galeh 10 2 MM 50
13 Sakila 15 3 BSH 75
14 Farkhan 10 2 MM 50
15 Roby 11 2,2 MM 55
16 Fina 13 2,6 MM 65
17 Rizki 11 2,2 MM 55
18 Duroh 13 2,6 MM 65
19 Aliya 10 2 MM 50
20 Adinda 11 2,2 MM 55
21 Aisyah 9 1,6 BM 45
22 Likah 10 2 MM 50
23 Decha 10 2 MM 50
24 Reno 10 2 MM 50
25 Zahra 9 1,6 BM 45
26 Febian 11 2,2 MM 55
27 Ridwan 9 1,6 BM 45
28 Anggita 12 2,4 MM 60
29 Bastian 11 2,2 MM 55
30 Cecil 9 1,6 BM 45
Total Persentase Pencapaian Kelas 1605
86
Hasil Penilaian Siklus I
No Nama Anak Jumlah Scor
Tiap Anak
Jumlah Scor Rata-
rata
Keterangan Persentase
Pencapaian
1 Wardana 13 2,6 MM 65
2 Angga 12 2,4 MM 60
3 Dinda 16 3,2 BSH 80
4 Naesya 16 3,2 BSH 80
5 Hanna 16 3,2 BSH 80
6 Yulia 12 2,4 MM 60
7 A. Bagus 13 2,6 MM 65
8 Arif 12 2,4 MM 60
9 Yanka 16 3,2 BSH 80
10 Wahyu 13 2,6 MM 65
11 Mahendra 12 2,4 MM 60
12 Galeh 12 2,4 MM 60
13 Sakila 16 3,2 BSH 80
14 Farkhan 13 2,4 MM 65
15 Roby 13 2,4 MM 65
16 Fina 16 3,2 BSH 80
17 Rizki 16 3,2 BSH 80
18 Duroh 16 3,2 BSH 80
19 Aliya 13 2,4 MM 65
20 Adinda 15 3 BSH 75
21 Aisyah 13 2,6 MM 65
22 Likah 12 2,4 MM 60
23 Decha 13 2,6 MM 65
24 Reno 12 2,4 MM 60
25 Zahra 12 2,4 MM 60
26 Febian 15 3 BSH 75
27 Ridwan 12 2,4 MM 60
28 Anggita 14 2.8 MM 70
29 Bastian 14 2,8 MM 70
30 Cecil 12 2,4 MM 60
Total Persentase Pencapaian Kelas 2050
87
Hasil Penilaian Siklus II
No Nama Anak Jumlah Scor
Tiap Anak
Jumlah Scor Rata-
rata
Keterangan Persentase
Pencapaian
1 Wardana 19 3,8 BSH 95
2 Angga 18 3,6 BSH 90
3 Dinda 20 4 BSB 100
4 Naesya 20 4 BSB 100
5 Hanna 20 4 BSB 100
6 Yulia 19 3,8 BSH 95
7 A. Bagus 19 3,8 BSH 95
8 Arif 17 3,4 BSH 85
9 Yanka 20 4 BSB 100
10 Wahyu 18 3,6 BSH 90
11 Mahendra 18 3,6 BSH 90
12 Galeh 18 3,6 BSH 90
13 Sakila 20 4 BSB 100
14 Farkhan 18 3,6 BSH 90
15 Roby 18 3,6 BSH 90
16 Fina 20 4 BSB 100
17 Rizki 20 4 BSB 100
18 Duroh 20 4 BSB 100
19 Aliya 19 3,8 BSH 95
20 Adinda 20 4 BSB 100
21 Aisyah 19 3,8 BSH 95
22 Likah 18 3,6 BSH 90
23 Decha 19 3,8 BSH 95
24 Reno 18 3,6 BSH 90
25 Zahra 17 3,4 BSH 85
26 Febian 19 3,8 BSH 95
27 Ridwan 18 3,6 BSH 90
28 Anggita 19 3,8 BSH 95
29 Bastian 18 3,6 BSH 90
30 Cecil 16 12,8 MM 70
Total Persentase Pencapaian Kelas 2805
88
DOKUMENTASI SIKLUS I
Bidang Sunda Manda Anak melakukan lompatan dengan
menggunakan2 kaki
Saat anak melompat menggunakan kaki satu Saat anak melempar gacuk
89
Bidang Sunda Manda Yang dimodifikasi
dengan menggunakan kain flanel dan dihiasi
dengan gambar macam-macam binatang Guru memberikan intruksi
Melompat dengan menggunakan
kaki I
Anak merasa bingung karena kurang
memperhatikan perintah guru
90
DOKUMENTASI SIKLUS II
91
92
93
94
95
96
97
98
99
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN ( RPPH )
BA AISYIYAH REPAKING
Semester/ Bulan/ Minggu ke : I/ November/ 16
Hari/ Tanggal : Sabtu/ 24 November 2018
Kelompok/ Usia : B/ 5-6 Tahun
Tema/ Sub Tema/ Sub-sub Tema : Binatang / Binatang Serangga/ Lebah
KD : 1.1, 3.3-4.3, 3.6-4.6,3.12-4.12, 2.7, 3.15-4.15
MATERI KEGIATAN
1. Menghafal do’a ketika ada petir
2. Bermain sunda manda
3. Menempel kertas karton dan krep pada botol bekas
4. Menghubungkan gambar lebah dengan tempat tinggalnya dengan cara menarik
garik
5. Melingkari huruf pertama pada kata “lebah”
6. Mau menunggu giliran saat melakukan permainan sunda manda
7. Membuat lebah dari botol yakult
MATERI PEMBIASAAN
SOP Pembukaan
SOP Inti
SOP Istirahat
SOP Penutup
ALAT DAN BAHAN
1. Buku panduan
2. Bidang sunda manda (Kain Flanel)
3. Kertas karton, kertas krep, lem, botol bekas
4. pensil,LKA
5. Botol bekas (Yakult)
A. PEMBUKAAN (90 Menit )
Menghafal Do’a ketika ada petir
Bermain sunda manda
Menunggu giliran saat bermain sunda manda
B. INTI ( 60 Menit )
Guru menjelaskan tentang kegiatan inti yang akan dilaksanakan
1. Anak mengamati
Anak mengamati gambar lebah dengan tempat tinggalnya
2. Anak menanya
100
Anak menanya
3. Anak mengumpulkan informasi
Guru memberi dukungan ke anak pada saat membuat lebah
4. Anak menalar
Anak menalar dengan berhasil membuat lebah
5. Anak mengkomunikasikan
Sudut kebudayaan : - Menghubungkan gambar lebah dengan tempat tinggalnya
101
102
103
104