Pengolahan Data Citra Satelit

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 Pengolahan Data Citra Satelit

    1/14

    MODUL IPENGENALAN CITRA DIGITAL 

    1.  Tujuan

      Memahami cara penyimpanan citra digital

      Memahami konsep resolusi spasial

      Mampu menampilkan citra digital dalam penyajian Gray Scale , Pseudo Color  dan

    Composit Color  

      Mampu melakukan pengenalan objek secara visual

    2.  Teori

    Citra digital adalah citra yang diperoleh, disimpan, dimanipulasi, dan ditampilkan dengan

    basis logika biner (Danoedoro, 2012). Menurut kamus Webster, citra adalah suatu

    reprsentasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Setiap citra digital

    memiliki beberapa karakteristik, antara lain ukuran citra , resolusi, dan format nilainya.

    Umumnya citra digital berbentuk persegi panjang yang memiliki lebar dan tinggi tertentu.

    Ukuran ini biasanya dinyatakan dalam banyaknya titik atau piksel. Citra digital dihasilkan

    melalui bantuan pemindai atau skanner (scanner), meskipun dewasa ini citra digital juga

    bisa diperoleh melalui berbagai macam kamera digital dengan harga murah, bahkan yang

    telah terintegrasi dengan telepon seluler sekalipun.

    Citra digital penginderaan jauh diperoleh dari sistem perakaman melalui sensor yang

    dipasang pada pesawat terbang ataupun satelit. Citra dalam format digital ini disimpan

    pada media megnetik, optic, ataupun media lainnya (hard disk, compact disk, atau flash

    disk).

    2.1 

    Bagaimana Citra Digital Diperoleh

    Citra digital merupakan model dua dimensional dari objek yang sudah ada. Objek yang

    sudah ada tersebut dapat berupa kenampakan nyata dipermukaan bumi, tetapi dapat

    pula berupa gambar atau citra yang diperoleh melaluiproses lain, misalnya peta hasil

    penggambaran tangan. Salah satu contoh alat yang paling umum untuk mengubah

    kenampakan digital menjadi citra digital ialah skanner. Skanner atau pelarik/pemindai

    adalah suatu alat optic elektronik yang dapat dipakai untuk menangkap informasi pantulan

    atau pancaran gelombang elektromagnetik dari suatu permukaan secara tidak serentak.Tidak serentak maksudnya adalah bagian demi bagian permukaan yang direkam diindera

  • 8/19/2019 Pengolahan Data Citra Satelit

    2/14

    oleh sensor secara berurutan sebagai fungsi waktu. Proses kerja pelarik tidak dapat

    dilepaskan dari proses kerja komputer karena tipe data yang dihasilkan pun biasanya

    harus diolah dengan komputer. Kemampuan komputer dalam mengubah informasi

    pantulan atau pancaran elektromagnetik berbeda-beda. Kemungkinan informasi yang

    dimiliki oleh setiap piksel berkisar 0 – 255 pada sensor yang bekerja 8 bit. Variasi ini sesuai

    dengan variasi pantulan yang diberikan oleh objek sehingga konfigurasi piksel ini

    menghasilkan gambar.

    2.2 Cara Penyimpanan Citra Digital

    Sistem penyimpanan citra dalam bentuk baris dan kolom disebut sistem raster, dimana

    setiap unsur data disimpan dalam alamat yang jelas dan konsisten, menurut posisinya

    dalam baris dan kolom. Sistem penyimpanan seperti ini dianggap boros dalampenggunaan media penyimpanan. Kebutuhan akan sistem penyimpanan yang efisien

    semakin terasa dengan digunakannya sensor multipsektral. Melalui sensor semacam ini,

    beberapa citra yang menggambarkan objek yang sama dihasilkan, namun menyajikan

    variasi rona/nilai piksel yang berbeda. Variasi ini tergantung pada saluran (band) yang

    digunakan. Misalkan suatu sistem sensor mempunyai tiga saluran maka berkas (file) citra

    yang dihasilkan akan mengandung informasi ketiga saluran tersebut.

    a. 

    Band Sequential (BSQ)Format BSQ, citra yang dihasilkan dari setiap saluran disimpan sebagai file yang

    terpisah. Urutan penyimpanan data pun dilakukan mulai dari baris pertama saluran 1,

    baris kedua, bari ketiga,…baris terkahir. Data ini disimpan sebagai file saluran 1.

    Kemudian mulai lagi dari baris pertama, untuk saluran 2, sampai dengan baris terkahir.

    Jadi untuk sistem sensor 7 saluran, dihasilkan 7 file.

    b.  Band Interlaved by Line (BIL)

    Format BIL, penyimpanan dilakukan mulai dari baris pertama sluran 1, kemudian

    dilanjutkan dengan baris pertama saluran 2, …. Baris pertama saluran n. Setelah itu,

    dilanjutkan dengan baris ke 2 saluran 1, baris ke 2 saluran ke 2, …. Baris ke 2 saluran

    ke n. Dengan format BIL, seluruh data citra pada n saluran akan disimpan sebagai

    satu file.

    c.  Band Interlaved by Pixel (BIP)

    Forma BIP mempunyai kemiripan dengan format BIL. Hanya saja selang selingnya

    bukan per baris melainkan per piksel. Penyimpanan dimulai dari piksel pertama (pojok

    kiri atas) baris pertama saluran 1, piksel pertama baris pertama saluran 2, … barispertama saluran n. Begitu seterusnya, sampai pada piksel terakhir baris terkahir

  • 8/19/2019 Pengolahan Data Citra Satelit

    3/14

    saluran 1, piksel terakhir baris terkahir saluran 2, …. Piksel terkahir baris n. Datanya

    disimpan dalam satu file.

    d.  Run-length Encoding (RLE)

    Prinsip penyimpanan data dengan format ini adalah mengekspresikan kembali jumlah

    piksel yang berurutan dengan nilai yang sama, sebagai satu pasangan nilai. Apabila

    pada satu baris pelarikan terdapat beberapa piksel dengan nilai sama maka nilai-nilai

    ini tidak perlu setiap setiap kali disimpan sebagai byte terpisah.

    2.3 Bagaimana Data Digital Ditampilkan sebagai Gambar

    Citra byte (byte map) memerlukan suatu media yang dapat menggambarkannya secara visual

    dan mudah ditangkap oleh indra penglihatan. Citra ini masih harus ditampilkan pada layar

    monitor agar dapat diamati oleh pengguna atau analis secara interaktif. Perangkat lunak

    seperti Idrisi membaca kembali byte demi byte pada data citra digital itu, kemudian

    menampilkannya sebagai titik-titik gambar dengan warna atau tingkat keabuan tertentu,

    sesuai dengan nilai byte-nya. iksel yang pertama terbaca ditempatkan pada pojok kiri atas

    layar monitor. Pada data digital satelit yang diperoleh dari stasiun penerima, menyertakan

    header file yang berisi berbagai informasi perekaman, termasuk tanggal perekaman satelit,

    kemiringa senor, dsb. Kesalahan pembacaan header file berakibat pada kesalahan

    penempatan piksel di sepanjang baris dan kolom layar.

    2.4 Konsep Resolusi

    Resolusi adalah kemampuan suatu sistem optic elektrinik untuk membedakan informasi yang

    secara spasial berdekatan atau secara spectral mempunyai kemiripan (Swain dan Davis,

    1978). Dalam bidang penginderaan jauh terdapat empat konsep resolusi yang sangat penting,

    yaitu: resolusi spasial, resolusi spectral, resolusi radiometric, dan resolusi temporal.

    a.  Resolusi SpsialResolusi spasial adalah ukuran terkecil objek yang masih dapat dideteksi oleh suatu sistem

    pencitraan. Semakin kecil ukuran objek (terkecil) yang dapat dideteksi, semakin halus atau

    tinggi resolusi spasialnya. Citra satelit SPOT yang beresolusi 10 dan 20 meter dapat disebut

    beresolusi tinggi dibandingkan dengan citra satelit Landsat TM yang beresolusi 30 meter.

    Hubungan antara skala dengan resolusi citra diperkenalkan oleh Tobler (1987) dimana

    skala = 1/(2000 x resolusi citra). Jika menggunakan citra SPOT maka skala peta yang

    dihasilkan = 1/(2000 x 10) = 1 : 20.000, seangkan jika menggunakan citra Landsat ETM

    dihasilkan skala = 1/(2000 x30) = 1 : 60.000 (Baja. 2012). Menurut Aronoff (2005) skala

  • 8/19/2019 Pengolahan Data Citra Satelit

    4/14

    = f/H, dima f = panjang focus lensa, dan H = Jarak dari pusat lensa ke permukaan medan

    (tinggi wahana).

    b.  Resolusi Spektral

    Resolusi spectral adalah kemampuan suatu sistem optic-elektronik untuk membedakan

    informasi (objek) berdasarkan pantulan atau pancaran spektralnya. Semakin banyak

     jumlah salurannya semakin tinggi kemungkinannya untuk membedakan objek

    berdasarkan respons spektralnya. Dengan kata lain, semakin sempit interval panjang

    gelombangnya dan atau semakin banyak jumlah salurannya, semakin tinggi pula resolusi

    spketralnya. Landsat dengan 7 saluran memiliki resolusi spectral lebih tinggi dibandingkan

    dengan SPOT yang hanya memiliki 4 saluran.

    c.  Resolusi Radiometrik

    Kemampuan sensor dalam mencatat respons spectral objek dinyatakan sebagai resolusi

    radiometric. Sistem koding (mengubah intensitas pantulan atau pancaran spectral menjadi

    angka digital) 4 bit akan mengubah intensitas pantulan atau pancaran menjadi 2 4 = 16

    tingkatan, dari yang paling lemah 0 sampai terkuat 15. Sendangkan kemampuan koding

    dengan 8 bit = 28 = 256, memiliki kemampuan menyajikan gambar dari 0 – 255 tingkat

    keabuan.

    d.  Resolusi Temporal

    Resolusi temporal adalah kemampuan suatu sistem untuk merekam ulang daerah yang

    sama. Satuan resolusi temporal adalah jam atau hari. Landsat dapat merekam wilayah

    yang sama pada setiap 16 hari, sedangkan SPOT setiap 26 hari.

    3.  Pengenalan Idrisi

    Idrisi adalah software pengolah data citra digital yang memiliki fungsi analisis raster dan

    vektor, analisis SIG untuk pemodelan spasial, peningkatan kualitas citra serta klasifikasi

    multispektral. Termasuk untuk pemantauan lingkungan dan pengelolaan sumberdaya alam,

    pemodelan perubahan penggunaan lahan. Selain itu Idrisi memiliki kemampuan dalam

    melakukan analisis spasial multikriteria, multi-tujuan, ketidakpastian dan analisis risiko,

    pemodelan simulasi, interpolasi spasial dan karakterisasi statistik. Software ini pada umumnya

    dibutuhkan untuk mengelola data penginderaan jauh. Meskipun memiliki kemampuan yang

    sangat canggih, namun software ini mudah digunakan.

    Idrisi terdiri dari 300 modul program yang dihubungkan dengan pengguna melalui menu dan

    toolbar. Modul-modul tersebut menyediakan fasilitas untuk input data, pengelolaan layar/area

    kerja, analisis geografis dan penginderaan jauh.

  • 8/19/2019 Pengolahan Data Citra Satelit

    5/14

    3.1 Mulai dengan Idrisi

    Untuk memulai idrisi klik dua kali ikon idrisi, selanjutnya akan terbuka lingkup kerja idrisi

    seperti pada gambar 1. Setelah sistem terbuka terdapat empat komponen yang berbeda,

    yaitu: (1) bagian atas terdiri dari menu utama, (2) di bawah menu utama terdapat toolbar

    yang digunakan untuk mengontrol tampilan dan mengakses modul-modul yang

    diinginkan (3) di bawah toolbar terdapat ruang kerja utama, (4) selanjutnya diikuti oleh

    status bar.

    Gambar 1.1 Lingkup kerja Idrisi 

    3.2 Explorer Idrisi 

    Klik pada menu File->IDRISI Explorer, selanjutnya akan ditampilkan kotak dialog yang

    merupakan utilitas Idrisi Explorer yang berfungsi untuk mengelola dan mengeksplorasi

    file dan proyek idrisi. Gunaka Idrisi Explorer untuk mengatur lingkungan proyek anda,

    mengelola file group, review data, file tampilan, termasuk perintah copy, delete, rename,

    dan Move To.

  • 8/19/2019 Pengolahan Data Citra Satelit

    6/14

     

    Gambar 1.2 IDRISI Explorer

    3.3  Projects 

    Setelah Idrisi Explorer terbuka, maka klik Projects untuk mengatur lingkungan projek

    folder tempat menyimpan file-file kerja. Pastikan bahwa Editor yang berada di bawah

    Projects terbuka. Panel Editor menunjukkan folder kerja dan sumberdaya yang dimiliki

    oleh Projects.

    a.  Buat sebuah folder kerja, d:\idrisi\latihan1\

    b.  Pilih Tab Projects

    c.  Klik kanan default, pilih New Project

    d.  Pilih folder yang sudah dibuat sebelumnya

    e.  Di bawah default akan terbentuk nama proje sesuai dengan nama folder.

    f.  Ganti nama projek dengan mengubah name yang ada pada Editor sesuai yang

    diinginkan. Dalam percobaan ini gunakan nama projek: Latihan 1

    g.  Copy data yang sudah disiapkan dalam latihan ini ke dalam folder yang telah dibuat

    3.4 Display Launcher

    Modul yang paling sering digunakan memiliki ikon toolbar, salah satunya adalah DISPLAY

    Launcher. Klik ikon display untuk menampilkan kotak dialog DISPLAY Launcher, atau

    pilih menu Display->DISPLAY Launcher, bisa juga menggunakan mengklik dropdown list

    panah pada Shortcut dan gulir ke bawah sampai Anda menemukan DISPLAY Launcher.

  • 8/19/2019 Pengolahan Data Citra Satelit

    7/14

     

    Gambar 1.3 Cara menampilkan Kotak dialog DISPLAY Launcher

    Gambar 1.4 Kotak dialog DISPLAY Launcher

    Kotak dialog DISPLAY Launcher terdiri dari dua tab, yaitu: Parameters  dan Advanced

    Palette/Symbol Selection . Tab Parameters terdiri dari beberapa komponen seperti

    komponen tipe file yang ingin ditampilkan, skala pewarnaan, teks box pemilihan file

    citra, dan pilihan palette warna, sedangkan Tab Advanced Palette/Symbol Selection

    memiliki komponen pengaturan warna yang lebih kompleks.

  • 8/19/2019 Pengolahan Data Citra Satelit

    8/14

    3.5 Menampilkan Citra Digital

    Pada praktikum ini akan ditampilkan citra digital daerah Kabupaten Mamuju. Untuk

    kebutuhan tersebut dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

    a.  Tampilkan kotak dialog DISPLAY Launcher

    b.  Pilih nama file dengan mengklik tombol yang terdapat di belakang text box.

    c.  Kemudian klik tombol Ok. Untuk sementara gunakan default skala pewarnaan dan

    Palette.

    Gambar 1.5 Tampilan Citra Kab. Mamuju

    3.6 Cursor Inquiry Mode

    Cursor inquiry mode  digunakan untuk mengetahui nilai spketral dan lokasi pada sebuah

    tempat yang diklik. Nilai spektra ditampilkan tepat pada lokasi yang diklik sedangkan

    koordinat bumi lokasi yang diklik dapat dilihat pada status bar. Pada status bar terdapat

    dua jenis lokasi yang ditampilkan, yaitu: lokasi kolom dan baris dari piksel-piksel yang

    membangun citra, sedangkan yang kedua adalah pasangan koordinat bumi. Aktifkan

    tombol Cursor inquiry mode dengan mengklik tombol yang terdapat pada toolbar.

    Selanjutnya klik salah satu lokasi dalam citra, amati nilai spektral dan koordinatnya.

  • 8/19/2019 Pengolahan Data Citra Satelit

    9/14

     

    Gambar 1.6 Nilai spektral dan koordinat citra

    3.7 Zoom Image

    Citra digital yang ditampilkan dapat diperbesar maupun diperkecil sesuai dengan yang

    diinginkan. Terdapat lima buah tombol yang dapat digunakan untuk mengeksploitasi

    citra, yaitu: Zoom In, Zoom Out, Zoom Window, Full Extent Normal, dan Full Extend

    Maximized.

    a.  Zoom in digunakan untuk memperbesar citra dengan menempatkan di tengah-tengah

    layar tampilan titik yang diklik.

    b.  Zoom Out digunakan untuk memperkecil citra dengan menempatkan di tengah-

    tengah layar tampilan titik yang diklik.

    c.  Zoom Window digunakan untuk memperbesar citra berdasarkan kotak yang di drag

    pada citra.

    d.  Full Extent Normal digunakan untuk mengembalikan tampilan citra dan kotak

    tampilan citra scara deafult

    e.  Full Extent Maximized digunakan untuk mengembalikan tampilan citra dan kotak

    tampilan citra penuh pada layar.

    Nilai Spektral

    Koordinat

  • 8/19/2019 Pengolahan Data Citra Satelit

    10/14

    4.  Pengenalan Citra LANDSAT 7 ETM+

    Satelit Landsat (Land Satelite ), milik Amerika Serikat, pertama kali diluncurkan pada tahun

    1972 dengan nama ERTS-1 (Earth Resources Technology Satellite –  I ). Proyek eksperimental

    ini sukses dan dilanjutkan dengan peluncuran selanjutnya, seri kedua dengan nama Landsat.Seri Landsat hingga saat ini adalah Landsat 8. Sebelum Landsat 8, tahun 2003 diluncurkan

    Landsat 7.

    Citra LANDSAT 7 ETM+ terdiri dari 7 bands (kanal), dimana masing-masing kanal memiliki

    fungsi yang spesifik bagi analisis kenampakan di permukaan bumi. Tabel 1 menyajikan

    karakteristik citra LANDSAT ETM+ yang menjelaskan kisaran spaktrum masing-masing band

    dan fungsi masing-masing.

    Tabel 1 Karakteristik citra Landsat ETM+

    Band spaektralKisaran

    spectrum (m)Resolusi (m) Fungsi/kegunaan

    1 (Biru) 0.45 – 0.52 30 x 30 Untuk melihat penetrasi air, dan diskriminasitanah dan vegetasi

    2 (Hijau) 0.52 – 0.60 30 x 30 Untuk melihat penetrasi air, dan puncak

    reflektansi kehijauan vegetasi

    3 (Merah) 0.63 – 0.69 30 x 30  Absorbsi klorofil, reflektansi tanah-tanah

    kering

    4 (Infra merah dekat) 0.76 – 0.90 30 x 30 Memisahkan tanah (daratan) dan air,

    melihat vegetasi yang subur

    5 (Infra merah dekat) 1.55 – 1.75 30 x 30 Menganalisis kelengasan (moisture) tanah

    dan vegetasi

    7 (Infra merah

    tengah)

    2.08 – 2.35 30 x 30 Identifikasi penetrasi kabut (haze), dan

    mengenal tipe batuan dan tanah

    6 (Termal infra

    merah)

    10.4 – 12.50 120 x 120 Pemetaan termal seperti kebakaran

    Secara umum, kurva ideal di alam antara sensitivitas panjang gelombang yang digunakan

    dan obyek/fenomena di bumi dapat diilustrasikan sebagaimana terlihat pada Ganbar 1. Ini

    menunjukkan bahwa nilai reflektansi air sangat rendah (terutama pada panjang gelombang

    yang panjang) sehingga air, atau obyek basah selalu tampak gelap pada panjang gelombang

    yang panjang. Sedangkan tanah terbuka (bare land) dan bangunan-bangunan di perkotaan

    dan kawasan industri memiliki nilai reflektansi yang sangat tinggi, sehingga kelihatan sangat

  • 8/19/2019 Pengolahan Data Citra Satelit

    11/14

    cerah. Nilai reflektansi vegetasi (hutan) tinggi pada panjang gelombang antara 0.7 dan 1.1 m

    (lihat Gambar 1) sehingga hutan kelihatan cerah pada kisaran tersebut.

    Gambar 1.7 Pola reflektansi vegetasi, tanah, dan air.

    4.1 Karakteristik Citra Landsat

    a. Perhatikan dan catat jenis penyimpanan citra yang diperoleh.

    b. Buka file *.hdr dan catat:

      Resolusi spasial

      Resolusi spektral

      Resolusi radiometrik

      Jumlah kolom

      Jumlah baris

      Satuan unit penyimpanan

    d. Buka file *.map dan catat:

      Sistem proyeksi

      Zone

    e. Buka file *.tab dan catat:

      X minimum

      X maksimum

       Y minimum

       Y maksimum

    f.  Kenalilah beberapa kenampakan/obyek seperti laut/air, pemukiman, sawah,ladang/kebun, tanah terbuka dll. Kemudian display setiap band (1 hingga 3). Ambil

  • 8/19/2019 Pengolahan Data Citra Satelit

    12/14

    beberapa sample untuk setiap kenampakan dan identifikasi nomor digitalnya (digital

    number, DN), menggunakan tombol . Ingat bahwa DN berkisar dari 0 (sangat

    gelap) hingga 255 (sangat cerah). Dengan mengambil 3 sample per Band, lengkapilah

    Tabel 2, dan jawab pertanyaan-pertanyaan berikut.

    Tabel 2. DN beberapa kenampakan citra

    Kenampakan Band1

    (B)

    Band 2(G)

    Band 3(R)

    Band 4

    (IR)

    Band 5

    (NIR)

    Band 7

    (MIR)

     Air Sungai/Laut Sample 1

    Sample 2

    Sample 3

    Hutan lebat Sample 1

    Sample 2

    Sample 3

    Semak/hutan

     jarang

    Sample 1

    Sample 2

    Sample 3

    Sawah Sample 1

    Sample 2

    Sample 3

    Kebun/ladang Sample 1

    Sample 2

    Sample 3

    Kenampakan yang memiliki nilai DN tertinggi adalah …………. , dan pada band ……. 

    Mengapa demikian?

    …………………………………………………………………………………………….... 

    …………………………………………………………………………………………….... 

    …………………………………………………………………………………………….... 

    …………………………………………………………………………………………….... 

    Kenampakan yang memiliki nilai DN terendah adalah …………. , dan pada band ……. 

    Mengapa demikian?

  • 8/19/2019 Pengolahan Data Citra Satelit

    13/14

    …………………………………………………………………………………………….... 

    …………………………………………………………………………………………….... 

    …………………………………………………………………………………………….... 

    …………………………………………………………………………………………….... 

    Lihat Tabel 1 untuk menjawab pertanyaan di atas! Dan juga lihat grafik penyebaran pola

    reflektansi seperti terlihat pada Gambar 1. Kemudian, untuk setiap band plot nilai-nilai

    tersebut kedalam kurva berikut (halaman berikut) dengan menggunakan nilai rata-rata sample

    di atas:

    Band 1 Band 2 Band 3 Band 4 Band 5

    Gambar 2: Plotting antara kenampakan obyek dengan nilai digital pada citra Landsat ETM+

    4.2 Alternatif Tampilan Citra

    a. Sajikan Citra Landsat Band 5 dan Band 7 dalam Gray Scale , kemudian bandingkan

    hasilnya dengan proses penyajian Pseudo Color  seperti yang telah dilakukan pada 4.1.

    Perbedaan apa yang dapat anda saksikan diantara keduanya.

    b. Citra komposit warna merupakan paduan dari citra beberapa saluran yang berbeda.

    Pembuatan citra komposit warna dilakukan dengan memberi warna dasar merah, hijau

    dan biru pada tiga saluran band tunggal yang dipilih. Perpaduan antara ketiga saluran

    tersebut akan menghasilkan citra baru dengan tampilan warna yang merupakan

    perpaduan dari ketiga warna dasar. Penyusunan citra komposit warna dimaksudkan

    untuk memperoleh gambaran visual yang lebih baik sehingga pengenalan obyek dan

    pemilihan sampel dapat dilakukan.

    255

    180

    120

  • 8/19/2019 Pengolahan Data Citra Satelit

    14/14

     

    5.  Pengenalan Citra SPOT

    Tugas anda di rumah untuk melakukan hal yang sama pada citra Landsat menggunakan

    data citra SPOT.