72
PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA POKOK BAHASAN DINAMIKA PARTIKEL DITINJAU DARI MINAT BELAJAR FISIKA SISWA SMA Skripsi Oleh : Sutran Nurwanto NIM X2304023 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA

POKOK BAHASAN DINAMIKA PARTIKEL DITINJAU DARI MINAT

BELAJAR FISIKA SISWA SMA

Skripsi

Oleh :

Sutran Nurwanto NIM X2304023

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

ii

PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA

POKOK BAHASAN DINAMIKA PARTIKEL DITINJAU DARI MINAT

BELAJAR FISIKA SISWA SMA

Oleh :

Sutran Nurwanto NIM X2304023

Skripsi

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Dalam

Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Drs. Trustho Raharjo, M.Pd NIP 19510823 198103 1 001

Pembimbing II

Drs. Pujayanto, M.Si NIP 19650604 199203 1 003

Page 4: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

Pada hari : Selasa

Tanggal : 30 Maret 2010

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Supurwoko, M.Si NIP 19630409 199802 1 001

( )

Sekretaris : Sri Budiawanti, S.Si, M.Si NIP 19770414 200212 2 001

( )

Anggota I : Drs. Trustho Raharjo, M.Pd NIP 19510823 198103 1 001

( )

Anggota II : Drs. Pujayanto, M.Si NIP 19650604 199203 1 003

( )

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP 19600727 198702 1 001

Page 5: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

v

ABSTRAK

Sutran Nurwanto. PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA POKOK BAHASAN DINAMIKA PARTIKEL DITINJAU DARI MINAT BELAJAR FISIKA SISWA SMA. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Maret 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak adanya : (1)

perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan keterampilan proses melalui

metode eksperimen dan metode demonstrasi terhadap kemampuan kognitif Fisika

siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi

dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa, (3) interaksi pengaruh

antara penggunaan pendekatan keterampilan proses melalui metode mengajar dan

minat belajar Fisika siswa terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial

2 X 2. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1

Sooko semester dua Tahun Ajaran 2008/2009. Sampel diambil dengan teknik

cluster random sampling sehingga didapat dua kelas sebagai sampel penelitian,

yaitu kelas X1 dan kelas X2 yang masing-masing terdiri atas 40 siswa. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah teknik angket, teknik dokumentasi, dan

teknik tes. Teknik angket digunakan untuk mengetahui minat belajar Fisika siswa.

Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data keadaan awal siswa. Teknik tes

digunakan untuk memperoleh data kemampuan kognitif siswa pada pokok

bahasan Dinamika Partikel. Teknik analisis data yang digunakan adalah anava dua

jalan dengan isi sel tak sama, kemudian dilanjutkan dengan uji komparasi ganda

metode Scheffe dengan taraf signifikansi 0,05.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini,

dapat disimpulkan bahwa : (1) Ada perbedaan pengaruh antara penggunaan

pendekatan keterampilan proses melalui metode eksperimen dan metode

demonstrasi terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa. Selanjutnya dari uji

komparasi ganda diperoleh bahwa metode eksperimen memberikan pengaruh

lebih baik dari peda metode demonstrasi, (2) tidak ada perbedaan pengaruh antara

minat belajar Fisika kategori tinggi dan minat belajar Fisika kategori rendah

terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa, di mana siswa dengan minat belajar

Page 6: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

vi

tinggi memiliki kemampuan kognitif yang sama dengan siswa dengan minat

belajar rendah, (3) tidak ada interaksi antara pengaruh penggunaan pendekatan

keterampilan proses melalui metode mengajar dan minat belajar Fisika terhadap

kemampuan kognitif Fisika siswa. Antara penggunaan pendekatan keterampilan

proses dan minat belajar siswa memberikan pengaruh sendiri-sendiri terhadap

kemampuan kognitif siswa.

Page 7: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

vii

MOTTO

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu

telah selesai (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan)

yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”

(QS. Alam Nasyrah: 5-8)

“Pintu kebahagiaan terbesar adalah do’a kedua orang tua. Berusahalah

mendapatkan do’a itu dengan berbakti kepada mereka berdua agar do’a mereka

berdua menjadi benteng kuat yang menjaga anda dari semua hal yang tidak anda

sukai.” (DR.’Aidh Al-Qorni)

”Sibukkanlah dirimu dalam kebaikan, atau setan akan menyibukkanmu dalam

kesia-siaan” ( Hikmah)

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat” (Penulis)

Page 8: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

viii

PERSEMBAHAN

Makalah Seminar Fisika ini dipersembahkan

kepada:

1. Alloh SWT atas segala limpahan rahmat-

Nya

2. Ibu dan Bapak yang senantiasa

memberikan doa dan dukungan

3. Muntafit Hidayat, Akhmad Nur Affandi,

Heri Prasetyo, Bagus Setro Argo, dan Andi

Hakim

4. Teman-teman PHT SKI, BP UKMI, Tim

AAI, Tim Umar, dan semua yang selalu

memberikan motivasi

5. Teman-teman penghuni kost Al Aqso

Page 9: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas segala

limpahan rahmat dan karunia-Nya penulisan Skripsi ini akhirnya dapat

diselesaikan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan di Program Pendidikan Fisika Jurusan

P. MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan Skripsi

ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan tersebut dapat

diatasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan

terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

2. Ibu Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si. Selaku Ketua Jurusan P. MIPA Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

3. Ibu Dra. Rini Budiharti, M.Pd, Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta

4. Bapak Drs. Sutadi Waskito, M.Pd. Selaku Koordinator Skripsi Program Studi

Pendidikan Fisika Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

5. Bapak Drs. Trustho Rahardjo, M.Pd.. Selaku Dosen Pembimbing I yang telah

membimbing dalam penyusunan Skripsi ini

6. Bapak Drs. Pujayanto, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing II yang telah

membimbing dalam penyusunan Skripsi ini

7. Bapak dan Ibu serta keluarga di rumah yang selalu mendukung penulis.

8. Rekan-rekan mahasiswa Fisika angkatan 2004 yang telah memberikan

dorongan dan masukannya.

Page 10: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

x

Penulis menyadari bahwa dalam Skripsi ini masih ada kekurangan.

Namun demikian, penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian pendidikan.

Surakarta, Maret 2010

Penulis

Page 11: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

xi

Page 12: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

xii

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………………………….......... i

HALAMAN PENGAJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….. iv

HALAMAN ABSTRAK .............................................................................. v

HALAMAN MOTTO ................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................. xi

DAFTAR ISI …………………………………………............…………… xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah …………………………………….. 1

B. Identifikasi Masalah ………………………………………… 3

C. Pembatasan Masalah ………………………………………… 3

D. Perumusan Masalah ………………………………………..... 3

E. Tujuan Penelitian ……………………………………….….... 4

F. Manfaat Penelitian …………………………………………. 4

BAB II. LANDASAN TEORI ………………………………………….. 5

A. Tinjauan Pustaka ………………………………………….…. 5

1. Belajar …………………………………………………...

a. Pengertian Belajar …………………………………….

b. Prinsip-Prinsip Belajar ………………………………..

c. Minat Belajar …………………………………………

5

5

5

6

2. Mengajar ........................................................................... 8

a. Pengertian Mengajar ..................................................... 8

b. Prinsip-Prinsip Mengajar .............................................. 8

Page 13: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

xiii

c. Metode Eksperimen …………………………………..

d. Metode Demonstrasi ………………………………….

10

12

3. Pembelajaran Fisika ............................................................ 14

a. Hakikat Fisika ………………....................................... 14

b. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Fisika di SMA ......... 14

4. Pendekatan Keterampilan Proses ........................................ 16

a. Pengertian ……............................................................ 16

b. Jenis-Jenis Keterampilan Proses ...................................

5. Kemampuan Kognitif …………………………………..

17

19

6. Pokok Bahasan Dinamika Partikel di SMA Kelas X ......... 20

B. Penelitian yang Relevan ……………………………………..

C.Kerangka Berpikir ....................................................................

21

21

D. Perumusan Hipotesis ............................................................... 23

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN …………......………………… 25

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 25

B. Metode Penelitian ................................................................... 25

C. Populasi dan Sampel .............................................................. 26

D. Variabel Penelitian ................................................................... 26

1. Variabel Bebas ..................................................................... 26

2. Variabel Terikat ................................................................... 27

E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 27

F. Instrumen Penelitian ................................................................ 28

1. Uji Coba Instrumen Angket ................................................. 28

a. Validitas Angket .............................................................. 28

b. Reliabilitas Angket .......................................................... 29

2. Uji Coba Instrumen Tes ....................................................... 30

a. Taraf Kesukaran ................................................................ 30

b. Daya Pembeda .................................................................. 31

c. Validitas ............................................................................ 32

d. Reliabilitas ........................................................................ 33

G. Teknik Analisis Data ................................................................ 33

Page 14: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

xiv

1. Uji Prasyarat Analisis .......................................................... 33

a. Uji Normalitas ............................................................... 34

b. Uji Homogenitas ...........................................................

c. Uji Kesamaan Keadaan Awal ………………………...

35

36

2. Pengujian Hipotesis ............................................................. 37

a. Uji Analisis Variansi Dua Jalan ………............................ 37

b.Uji Lanjut Anava ............................................................... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN …………..………………...................... 43

A. Deskripsi Data .......................................................................... 43

1. Data Kelas Eksperimen dan Kontrol .................................... 43

B. Hasil Analisis Data .................................................................. 45

1. Uji Kesamaan Keadaan Awal .............................................. 45

2. Uji Prasyarat Analisis ........................................................... 46

C. Hasil Pengujian Hipotesis ........................................................ 46

1. Hasil Analisis Variansi Dua Jalan ....................................... 47

2. Hasil Uji Lanjut Anava ....................................................... 49

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ............................................. 50

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ……............….. 52

A. Kesimpulan .............................................................................. 52

B. Implikasi Hasil Penelitian ....................................................... 52

C. Saran ........................................................................................ 53

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………......…… 54

LAMPIRAN ................................................................................................. 56

Page 15: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

xv

DAFTAR TABEL

halaman

Table 2.1

Tabel 3.1

Standar Kompetensi Pokok Bahasan Dinamika Partikel

Persiapan Uji Anava Dua Jalan Isi Sel Tak Sama ........

20

38

Tabel 3.2 Rangkuman Anava ……………………………............ 40

Tabel 4.1 Data Keadaan Awal Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ...................................................................

43

Tabel 4.2

Tabel 4.3

Data Penelitian Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...

Rangkuman Anava Dua Jalan dengan Isi Sel Tak Sama

44

47

Tabel 4.4 Rangkuman Uji Lanjut Anava dengan Komparasi

Ganda …………………………………………………

49

Page 16: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

xvi

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................ 23

Gambar 6.1 (a) Gaya Normal dan Gaya Berat Bukan Pasangan

Gaya Aksi-Reaksi ...................................................

(b) Pasangan Gaya Aksi-Reaksi ................................

79

79

Gambar 6.2 Gaya Normal Arahnya Selalu Tegak Lurus Terhadap

Bidang Sentuh ..........................................................

85

Gambar 6.3 Gerak Benda Pada Bidang Datar yang Licin ................. 91

Gambar 6.4 Gerak Benda Pada Bidang Datar yang Kasar ................ 92

Gambar 6.5 Gerak Benda Pada Bidang Miring yang Licin .............. 92

Gambar 6.6 Gerak Benda Pada Bidang Miring yang Kasar .............. 93

Gambar 6.7 Gerak Benda yang Dihubungkan dengan Tali ............... 93

Gambar 6.8 Gerak Benda yang Dihubungkan dengan Katrol ........... 94

Page 17: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran 1 Jadwal Penelitian dan Penyusunan Skripsi .................... 56

Lampiran 2 Program Satuan Pembelajaran ....................................... 60

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………..………... 69

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa ………………………………….. 99

Lampiran 5 Kisi-Kisi Uji Coba Angket Minat Belajar Fisika Siswa 114

Lampiran 6 Angket Uji Coba Usaha Belajar Fisika Siswa ............... 115

Lampiran 7 Analisis Validitas dan Reliabilitas Angket ................... 118

Lampiran 8 Kisi-Kisi Soal Uji Coba Tes Kemampuan Kognitif

Fisika ...........................................................................

123

Lampiran 9 Soal Uji Coba Tes Kemampuan Kognitif Fisika .......... 124

Lampiran 10 Lembar Jawaban Soal Uji Coba Tes Kemampuan

Kognitif Fisika .............................................................

136

Lampiran 11 Kunci Jawaban Soal Uji Coba Tes Kemampuan

Kognitif Fisika .............................................................

137

Lampiran 12 Analisis Derajat Kesukaran, Daya Pembeda,

Validitas, dan Reliabilitas Soal Uji Coba Tes .............

138

Lampiran 13 Daftar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...... 143

Lampiran 14 Data Induk Penelitian .................................................... 144

Lampiran 15 Uji Normalitas Keadaan Awal Fisika Siswa Kelas

Eksperimen ....................................................................

146

Lampiran 16 Uji Normalitas Keadaan Awal Fisika Siswa Kelas

Kontrol ...........................................................................

147

Lampiran 17 Uji Homogenitas Keadaan Awal Fisika Siswa Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ......................................

148

Lampiran 18 Uji Kesamaan Keadaan Awal Fisika dengan Uji T Dua

Ekor ……………..…………………………………….

151

Lampiran 19 Uji Normalitas Kemampuan Kognitif Fisika Siswa

Kelas Eksperimen ..........................................................

155

Page 18: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

xviii

Lampiran 20 Uji Normalitas Kemampuan Kognitif Fisika Siswa

Kelas Kontrol .................................................................

156

Lampiran 21 Uji Homogenitas Kemampuan Kognitif Fisika Siswa

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................

157

Lampiran 22

Lampiran 23

Uji Anava ......................................................................

Uji Pasca Anava ………………………………………

160

165

Page 19: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam rangka pembelajaran, guru dituntut mampu menciptakan keterlibatan siswa

dalam proses belajar serta menciptakan suasana belajar yang menarik. Menurut J.

Bruner (2005 : 19) dalam Journal of Physics Teacher Education Online,

“hendaknya dalam proses belajar, siswa menemukan sendiri fakta atau konsep

melalui penyelidikan”. Sehingga siswa dapat mengasah kemampuan kognitifnya

(penalaran) sekaligus menghayati pengalaman belajarnya. Sedangkan menurut

Conny Semiawan (1992 : 18) “dengan mengembangkan ketrampilan

memproseskan perolehan, anak akan mampu menemukan dan mengembangkan

sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai

yang dituntut”. Untuk mencapai suasana belajar tersebut, guru harus dapat

memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai. Pendekatan ketrampilan proses

merupakan salah satu alternatif pendekatan pembelajar yang menuntut

keterlibatan siswa secara aktif. Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana

(2001 : 95), “Suatu pengajaran yang menggunakan pendekatan keterampilan

proses berarti pengajaran itu berusaha menempatkan keterlibatan peserta didik

pada posisinya yang amat penting”. Dalam hal ini siswa dipandang sebagai

“ilmuwan” yang harus menyadari dirinya bagaimana mereka belajar atau

bagaimana mereka harus berubah.

Page 20: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

2

2

Selain memilih pendekatan yang sesuai, guru juga harus memilih metode

mengajar yang tepat, menarik, serta dapat merangsang timbulnya aktivitas dan

kegiatan yang kreatif. Salah satu metode yang dapat menimbulkan aktivitas yang

kreatif adalah metode eksperimen. Menurut Roestiyah N.K (2001: 80) metode

eksperimen adalah “salah satu cara mengajar dimana siswa melakukan suatu

percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil

percobaannya, kemudian hasil pengamatannya itu disampaikan ke kelas dan di

evaluasi oleh guru”. Sehingga pembelajaran melalui metode ini dapat memberikan

hasil belajar berupa kemampuan siswa untuk berpikir pada tingkat tinggi untuk

mengembangkan ide, baik sebagian atau seluruhnya baru, yang berarti membina

siswa untuk mampu berpikir kreatif. Sedangkan metode demonstrasi menurut Rini

Budiharti (1999 : 33), “Demonstrasi adalah suatu teknik mengajar dimana

dikombinasikan penjelasan lisan dengan suatu perbuatan, sering menggunakan

suatu alat”. Dengan demonstrasi, guru dapat memperagakan atau menunjukkan

suatu prosedur bahan pelajaran yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan kata-

kata saja.

Fisika merupakan salah satu cabang dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA

merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan

metode-metode yang didasarkan pada observasi dan tersusun secara sistematik

yang dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

Menurut Gerthsen yang dikutip oleh Herbert Druxes (1986 : 3) : “Fisika adalah

suatu teori yang menerangkan gejala-gejala alam sesederhana mungkin dan

berusaha menemukan hubungan antara kenyataan-kenyataan persyaratan utama

Page 21: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

3

3

untuk pemecahan soal adalah dengan mengamati gejala-gejala tersebut”. Dalam

hal ini Fisika merupakan ilmu yang lahir berdasarkan fakta, hasil-hasil pemikiran

maupun eksperimen yang dilakukan para ahli. Dinamika Partikel sebagai salah

satu pokok bahasan dalam Fisika juga melalui proses pemikiran dan eksperimen

dalam menemukan teorinya.

Dalam proses belajar mengajar, seorang guru dituntut menjadikan peserta

didiknya dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan. Keberhasilan proses

belajar mengajar selain dipengaruhi oleh metode pembelajaran, juga dapat

dipengaruhi oleh minat belajar siswa. Menurut Muhibbin Syah (1995 : 136)

“Minat merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan

yang besar terhadap sesuatu”. Tanpa adanya minat belajar, siswa tidak akan dapat

belajar sungguh-sungguh, sehingga hasil belajar menjadi kurang optimal.

Berdasarkan uraian di atas, penulis mengadakan penelitian untuk

mengetahui pengaruh penggunaan pendekatan keterampilan proses, khususnya

terhadap kemampuan kognitif siswa yang ditinjau dari tingkat minat belajar pada

siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Oleh karena itu, penulis mengambil judul

penelitian “Penggunaan Pendekatan Keterampilan Proses Pada Pokok

Bahasan Dinamika Pertikel Ditinjau Dari Minat Belajar Fisika Siswa SMA”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa

masalah sebagai berikut :

1. Adanya perbedaan proses berpikir antara metode eksperimen dengan metode

demonstrasi.

Page 22: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

4

4

2. Adanya berbagai pendekatan dan metode pembelajaran yang dapat diterapkan

dalam pembelajaran Fisika di sekolah.

3. Ada orang yang dalam menghadapi tugas – tugasnya terikat atau tidak terikat

pada minat.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka agar lebih jelas dan terarah,

penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut :

1. Pendekatan pembelajaran yang akan digunakan adalah pendekatan

ketrampilan proses melalui metode eksperimen dan demonstrasi.

2. Pendekatan keterampilan proses ditinjau berdasarkan minat belajar siswa.

3. Indikator keberhasilan siswa dalam mempelajari materi Fisika dilihat dari

kemampuan kognitif siswa pada materi Dinamika Partikel.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan pembatasan masalah di

atas, dapat dirumuskan uraian masalah sebagai berikut :

1. Adakah perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan ketrampilan

proses melalui metode eksperimen dan metode demonstrasi terhadap

kemampuan kognitif siswa ?

2. Adakah perbedaan pengaruh antara minat belajar siswa kategori tinggi dan

minat belajar siswa kategori rendah terhadap kemampuan kognitif siswa ?

3. Adakah interaksi antara metode mengajar dan minat belajar terhadap

kemampuan kognitif siswa ?

E. Tujuan Penelitian

Page 23: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

5

5

Setelah mengetahui perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui:

1. Ada tidaknya perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan ketrampilan

proses melalui metode eksperimen dan metode demonstrasi terhadap

kemampuan kognitif siswa.

2. Ada tidaknya perbedaan pengaruh antara minat belajar siswa kategori tinggi

dan minat belajar siswa kategori rendah terhadap kemampuan kognitif siswa.

3. Ada tidaknya interaksi antara penggunaan pendekatan ketrampilan proses

melalui metode mengajar dan minat belajar terhadap kemampuan kognitif

siswa.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini khususnya

bagi kemajuan bidang pendidikan dan pengajaran adalah sebagai berikut :

1. Memberikan masukan mengenai alternatif yang baik dalam mengatasi

kesulitan-kesulitan pembinaan kemampuan kognitif Fisika siswa.

2. Memberikan masukan dalam pemilihan pendekatan dan metode yang sesuai

dalam kegiatan belajar-mengajar Fisika.

3. Menjadi salah satu sumber inspirasi penelitian-penelitian selanjutnya dalam

bidang pendidikan Fisika.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Page 24: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

6

6

Banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar

adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji

dalam bentuk materi pelajaran. Dalam kenyataannya, banyak sekali kegiatan yang

termasuk kegiatan belajar, sehingga berbagai pendapat tentang belajar muncul.

Menurut Rini Budhiharti (1999 : 1), “Belajar adalah suatu usaha untuk terjadinya

perubahan tingkah laku pada diri siswa”. Perubahan-perubahan itu berbentuk

kemampuan-kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu yang relatif lama.

Sedangkan menurut Winkel (1996 : 50), “Belajar adalah aktivitas mental (psikis)

yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap”.

Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.

Sehingga dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu usaha untuk terjadinya perubahan pengetahuan, pemahaman,

keterampilan, dan nilai sikap, di mana perubahan itu bersifat konstan dan

berbekas.

b. Prinsip-Prinsip Belajar

Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat

mengungkap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan

pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip belajar dapat

membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat. Guru dapat terhindar dari

tindakan-tindakan yang kelihatannya baik tetapi nyatanya tidak berhasil

meningkatkan proses belajar siswa. Selain itu dengan teori dan prinsip-prinsip

belajar ia memiliki mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang

peningkatan belajar siswa. Menurut Slameto (1995 : 27) prinsip-prinsip belajar

yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1) Dalam belajar siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat

dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.

2) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada

siswa untuk mencapai tujuan instruksional.

3) Belajar perlu lingkungan yang menantang, dimana anak dapat

mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.

Page 25: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

7

7

4) Belajar itu perlu interaksi antara siswa dengan lingkungannya.

5) Belajar itu adalah proses kontinu, maka harus tahap demi tahap menurut

perkembangannya.

6) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan discovery.

7) Belajar adalah proses kontinuitas yaitu hubungan antara pengertian yang satu

dengan pengertian yang lain, sehingga mendapatkan pengertian yang

diharapkan

8) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian

yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.

9) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan

tujuan instruksional yang harus dicapainya.

10) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga anak dapat belajar dengan

tenang.

11) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian itu

mendalam pada anak.

c. Minat Belajar

Dalam interaksi belajar mengajar ditemukan bahwa proses belajar

yang dilakukan oleh siswa merupakan kunci keberhasilan belajar. Menurut

Slameto (1995 : 54) keberhasilan belajar ditentukan oleh faktor-faktor yang

mempengaruhi baik dari dalam maupun luar individu. Faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar dari dalam individu antara lain :

1) Faktor jasmani, meliputi : faktor kesehatan dan cacat tubuh.

2) Faktor psikologis, meliputi : intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan, dan kesiapan.

3) Faktor kelelahan.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dari luar individu antara

lain :

1) Faktor keluarga, meliputi : cara mendidik, hubungan antaranggota keluarga,

suasana rumah, ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang

keluarga.

Page 26: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

8

8

2) Faktor sekolah, meliputi : metode mengajar, kurikulum, hubungan guru

dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin sekolah, sarana

sekolah, waktu sekolah, standar pelajaran, metode belajar, dan tugas rumah.

3) Faktor masyarakat, meliputi : kegiatan siswa dalam masyarakat, media

massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

Dalam penelitian ini, yang diteliti adalah minat belajar siswa yang

dikhususkan pada pelajaran Fisika. Menurut Muhibbin Syah (1995 : 136) “Minat

merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar

terhadap sesuatu”. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar

siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Misalkan seorang siswa yang menaruh

minat besar terhadap fisika akan memusatkan perhatian yang intensif terhadap

materi tersebut. Siswa tersebut akan lebih giat belajar sehingga mencapai prestasi

belajar yang diinginkan.

Sedangkan menurut Slameto (1995 : 180), “Minat adalah suatu rasa

lebih suka dan tertarik pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”.

Minat tersebut dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan

bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya. Selain itu dapat pula

dimanifestasikan melalui pertisipasi dalam suatu aktifitas.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

minat adalah kecenderungan atau keinginan yang besar berupa rasa lebih suka

terhadap sesuatu tanpa ada yang menyuruh. Minat dapat mempengaruhi intensitas

belajar siswa sehingga secara tidak langsung dapat mempengaruhi prestasi belajar

siswa.

2. Mengajar

a. Pengertian Mengajar

Istilah mengajar tidak pernah luput dari pembahasan mengenai

pendidikan karena erat hubungannya antara belajar dan mengajar. Menurut

pandangan William H Burton, “Mengajar adalah upaya dalam memberikan

perangsang (stimulus), bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar

terjadi proses belajar” (A. Tabrani Rusyan, Atang Kusdinar, dan Zainal Arifin,

Page 27: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

9

9

1989 : 26). Dalam hal ini bahan pelajaran hanya merupakan stimulus saja

sedangkan arah yang akan dituju adalah proses belajar.

Sedangkan menurut Nasution yang dikutip Muhibbin Syah (1995 :

182) menyatakan, “Mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur

lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan siswa, sehingga

terjadi proses belajar”. Lingkungan dalam pengertian ini tidak hanya ruang kelas

saja, tetapi juga meliputi guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, dan

sebagainya. Sedangkan menurut Mursell yang dikutip Slameto (1995 : 32),

“Mengajar berarti mengorganisasikan belajar sehingga belajar menjadi berarti

atau bermakna bagi siswa”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasikan lingkungan sebaik-baiknya

sehingga terjadi proses belajar yang berarti atau bermakna bagi siswa. Sehingga

guru tidak hanya mentransfer pengetahuannya kepada siswa, tetapi juga membuat

siswa tersebut belajar.

b. Prinsip-Prinsip Mengajar

Mengajar merupakan suatu rangkaian kegiatan yang menyenangkan

peserta didik dan mewujudkan pencapaian hasil belajar yang tinggi. Keberhasilan

seorang guru dalam proses pengajaran menuntut perhatian guru untuk

mempertimbangkan dan meyakinkan bahwa sejumlah komponen yang terlibat

dalam sistem pengajaran tersebut benar-benar kondusif untuk pencapaian tujuan

pengajaran. Sehingga guru harus memahami dengan benar prinsip-prinsip

mengajar. Menurut Slameto (1995 : 35), prinsip-prinsip mengajar yang dimaksud

antara lain :

1) Perhatian

Di dalam mengajar guru harus dapat membangkitkan perhatian anak

pada pelajaran yang disampaikan. Perhatian lebih besar bila anak mempunyai

minat dan bakat.

2) Aktifitas

Dalam proses belajar mengajar, guru perlu menimbulkan aktifitas anak

dalam berfikir maupun berbuat. Bila anak menjadi partisipan yang aktif, maka

Page 28: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

10

10

akan memiliki ilmu pengetahuan itu dengan baik, dan dapat mengaplikasikan

dalam kehidupan sehari-hari.

3) Apersepsi

Setiap guru dalam mengajar perlu menghubungkan pelajaran yang

akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki anak, ataupun

pengalamannya. Dengan demikian anak akan memperoleh hubungan antara

pengetahuan yang telah menjadi miliknya dengan pelajaran yang akan

diterimanya.

4) Peragaan

Saat mengajar di depan kelas, guru harus dapat berusaha menunjukkan

benda-benda yang asli. Bila mengalami kesulitan boleh menunjukkan model,

gambar, benda tiruan, atau dengan menggunakan media lain seperti radio, TV, dan

sebagainnya.

5) Repetisi

Penjelasan suatu unit pelajaran perlu diulang-ulang. Sehingga

pengertian itu makin lama semakin lebih jelas dan dapat digunakan untuk

memecahkan masalah.

6) Korelasi

Hubungan antara setiap mata pelajaran perlu diperhatikan. Sehingga

dapat memperluas dan memperdalam pengetahuan siswa itu sendiri.

7) Kosentrasi

Hubungan antara mata pelajaran dapat diperluas yaitu dapat dipusatkan

kepada salah satu pusat minat. Sehingga anak memperoleh pengetahuan secara

luas dan mendalam.

8) Sosialisasi

Dalam perkembanganya anak perlu bergaul dengan temanya, karena

anak di samping sebagai individu juga mempunyai segi yang perlu

dikembangkan. Bekerja di dalam kelompok dapat meningkatkan cara berpikir

sehingga dapat memecahkan masalah dengan lebih baik dan lancar.

Page 29: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

11

11

9) Individualisasi

Setiap individu mempunyai perbedaan yang khas, seperti perbedaan

intelektual, minat dan bakat, hobi, tingkah laku, maupun sikapnya. Sehingga guru

diharapkan dapat mendalami perbedaan anak secara induvidu, agar dapat

melayani pendidikan yang sesuai dengan perbedaan anak.

10) Evaluasi

Semua kegiatan belajar mengajar perlu dievaluasi. Evaluasi dapat

memberikan motivasi bagi guru maupun murid agar lebih giat belajar dan

meningkatkan proses berfikir. Evaluasi dapat menggambarkan kemajuan anak,

prestasinya, hasil rata-ratanya, tetapi dapat juga menjadi bahan umpan balik bagi

guru. Demikian guru dapat meneliti dirinya dan berusaha memperbaiki dalam

perencanaan maupun teknik penyajian.

c. Metode Eksperimen

Menurut Roestiyah N.K (2001: 80) , “Metode eksperimen adalah salah

satu cara mengajar dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal,

mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil

pengamatannya itu disampaikan ke kelas dan di evaluasi oleh guru”. Sedangkan

menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001 : 136), “Metode eksperimen

atau percobaan diartikan sebagai cara belajar mengajar yang melibatkan peserta

didik dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dari hasil percobaan

itu”.

Kegiatan eksperimen dilakukan orang agar diketahui kebenaran suatu

gejala dan dapat menguji dan mengembangkannya menjadi suatu teori. Kegiatan

eksperimen yang dilakukan peserta didik usia sekolah dasar merupakan

kesempatan meneliti yang dapat mendorong mereka mengkonstruksi pengetahuan

mereka sendiri, berpikir ilmiah dan rasional serta lebih lanjut pengalamannya itu

bisa berkembang di masa datang.

Adapun tujuan dari metode eksperimen ini adalah

Agar peserta didik mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau data yang

diperoleh.

Page 30: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

12

12

Melatih peserta didik merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan

percobaan,

Melatih peserta didik menggunakan logika berfikir induktif untuk menarik

kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang terkumpul melalui pecobaan.

Adapun alasan penggunaan metode eksperimen adalah

1) Metode eksperimen diberikan untuk memberi kesempatan kepada peserta

didik agar dapat mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu

proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik

kesimpulan sendiri tentang suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu.

2) Metode eksperimen dapat menumbuhkan cara berpikir rasional dan ilmiah.

Penggunaan metode eksperimen juga memiliki keuntungan dan

kelemahan. Keuntungan penggunaan metode eksperimen adalah

1) Membuat peserta didik percaya pada kebenaran kesimpulan percobaannya

sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.

2) Peserta didik aktif terlibat mengumpulkan fakta, informasi atau data yang

diperlukan melalui percobaan yang dilakukannya.

3) Dapat menggunakan dan melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berfikir

ilmiah.

4) Memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat obyektif, realistis dan

menghilangkan verbalisme.

5) Hasil belajar menjadi kepemilikan peserta didik yang bertahan lama.

Sedangkan kelemahan dari metode eksperimen adalah

1) Memerlukan peralatan percobaan yang komplit.

2) Dapat menghambat laju pembelajaran dalam penelitian yang memerlukan

waktu lama.

3) Menimbulkan kesulitan bagi guru dan peserta didik apabila kurang

berpengalaman dalam penelitian.

4) Kegagalan dan kesalahan dalam bereksperimen akan berakibat pada kesalahan

menyimpulkan.

Page 31: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

13

13

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

metode eksperimen adalah cara belajar mengajar dimana siswa melakukan suatu

percobaan, mengamati prosesnya, menuliskan hasil percobaannya, kemudian

hasilnya disampaikan dan dievaluasi. Sehingga peserta didik dapat mengalami

dan membuktikan sendiri proses dari hasil percobaan tersebut.

d. Metode Demonstrasi

Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001:132), “Metode

demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan

mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi, atau benda tertentu

yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk

tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber lain yang memahami atau ahli

dalam topik bahasan yang harus didemonstrasikan”. Jadi, metode ini digunakan

untuk memperagakan atau menunjukkan suatu prosedur yang harus dilakukan

peserta didik yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan kata-kata saja.

Pengertian ini hampir sama dengan yang diungkapkan oleh Roestiyah

N.K (2001: 83) yaitu “Demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang

guru/instruktur menunjukkan dan memperlihatkan suatu proses”. Sedangkan

menurut Rini Budiharti (1999 : 33), “Demonstrasi adalah suatu teknik mengajar

dimana dikombinasikan penjelasan lisan dengan suatu perbuatan, sering

menggunakan suatu alat”. Dengan demonstrasi, guru memperlihatkan cara

melakukan sesuatu dengan menambah penjelasan lisan.

Adapun tujuan penggunaan metode demonstrasi ini adalah

1) Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dimiliki atau dikuasai

peserta didik.

2) Mengkongkritkan informasi atau penjelasan kepada peserta didik.

3) Mengembangkan kemampuan pengamatan pandangan dan penglihatan para

peserta didik secara bersama-sama.

Ada beberapa alasan yang menjadi dasar mengapa seorang guru menggunakan

metode demonstrasi , yaitu :

1) Tidak semua topik menjadi jelas melalui penjelasan atau diskusi.

2) Sifat pelajaran yang menuntut diperagakan.

Page 32: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

14

14

3) Tipe belajar peserta didik yang berbeda ada yang kuat visual, tetapi lemah

dalam auditif dan motorik ataupun sebaliknya.

4) Memudahkan mengajarkan suatu cara kerja/prosedur.

Metode demonstrasi memiliki beberapa kelebihan yaitu

1) Membuat pelajaran menjadi lebih jelas dan lebih kongkrit dan menghindari

verbalisme.

2) Memudahkan peserta didik memahami bahan pelajaran.

3) Proses pengajaran akan lebih menarik.

4) Merangsang peserta didik untuk lebih aktif mengamati dan dapat mencobanya

sendiri.

5) Dapat disajikan bahan pelajaran yang tidak dapat dilakukan dengan

menggunakan metode yang lain.

Sedangkan kelemahan metode demonstrasi adalah

1) Memerlukan ketrampilan guru secara khusus.

2) Keterbatasan dalam sumber belajar, alat pelajaran, situasi yang harus

dikondisikan dan waktu untuk mendemonstrasikan sesuatu.

3) Memerlukan waktu yang banyak.

4) Memerlukan kematangan dalam perancangan atau persiapan.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode

demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dimana seorang guru menunjukkan

dan memperlihatkan suatu proses kepada peserta didik dengan mengkombinasikan

penjelasan lisan dengan suatu perbuatan. Metode ini dapat menjelaskan kepada

siswa suatu proses yang tidak bisa dijelaskan hanya dengan kata-kata saja.

3. Pembelajaran Fisika

a. Hakikat Fisika

Fisika merupakan cabang dari IPA. Oleh karena itu, ciri-ciri maupun

definisi Fisika tidak berbeda jauh dari definisi IPA, yang di dalamnya mencakup

gejala-gejala alam. Menurut Gerthsen yang dikutip oleh Herbert Druxes (1986 :

3), “Fisika adalah suatu teori yang menerangkan gejala-gejala alam sesederhana

Page 33: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

15

15

mungkin dan berusaha menemukan hubungan antara kenyataan-kenyataan

persyaratan utama untuk pemecahan soal adalah dengan mengamati gejala-gejala

tersebut”. Sedangkan menurut pendapat Brockhaus yang dikutip oleh Herbert

Druxes (1986 : 3), “Fisika adalah pelajaran tentang kejadian alam yang

memungkinkan penelitian dengan percobaan dan pengujian secara sistematis dan

berdasarkan peraturan umum”.

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Fisika

merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari kejadian-kejadian alam yang

bersifat fisik dan dapat dipelajari secara pengamatan dan eksperimen serta teori.

Secara pengamatan dan eksperimen, Fisika dapat dipelajari di alam secara

langsung di laboratorium, sedangkan secara teori Fisika dapat dipelajari dengan

kegiatan berdasarkan analisis rasional dengan berpijak pada teori yang telah

ditemukan sebelumnya. Hasil-hasil Fisika diungkapkan dalam bentuk fakta,

konsep, prinsip, hukum dan teori.

b. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Fisika di SMA

Pembelajaran Fisika merupakan proses belajar mengajar yang

didalamnya mempelajari alam dan kejadian-kejadiannya. Pembelajaran Fisika

akan lebih cepat dipahami jika diajarkan sesuai hakikat Fisika, yaitu menyangkut

produk, proses dan sikap ilmiah dari Fisika agar dapat mencapai tujuan

pembelajaran. Tujuan pembelajaran Fisika di SMA dalam GBBP SMA adalah

agar siswa mampu menguasai konsep-konsep Fisika dan saling keterkaitannya

serta mampu menggunakan metode ilmiah yang dilandasi oleh sikap ilmiah untuk

memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehingga lebih menyadari

keagungan Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Bleichroth, yang dikutip oleh Herbert

Druxes (1986 : 171) bahwa “Tujuan pengajaran Fisika adalah untuk memperoleh

wawasan, pengetahuan, dan keterampilan yang memungkinkan ia dapat

menunjukkan dan menerangkan gejala-gejala yang berlangsung di dalam

lingkungan kehidupannya serta dunia lingkungan pekerjaannya dikemudian hari”.

Berdasarkan tujuan pembelajaran Fisika di SMA tersebut diharapkan

siswa mampu menggunakan metode ilmiah baik mempelajari konsep dan saling

keterkaitannya maupun untuk masalah-masalah yang terjadi di lingkungannya.

Page 34: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

16

16

Bentuk nyata penerapan metode ilmiah pada tingkat SMA lebih kepada tujuan

untuk melatih menjelaskan proses ditemukannya suatu konsep bukan untuk

menemukan suatu konsep ataupun teori yang baru.

Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan

pembelajaran Fisika adalah memperoleh wawasan dan menguasai konsep-konsep

Fisika dan saling keterkaitannya dengan sikap ilmiah, kritis, dan obyektif.

Pembelajaran Fisika tidak hanya mengajarkan sejumlah fakta untuk diketahui

siswa dan juga menanamkan sikap hidup serta proses bekerja yang baik dan

berurutan serta dapat bermanfaat untuk dirinya dan orang lain.

Adapun fungsi dan tujuan Mata pelajaran Fisika tingkat SMA adalah

agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1) Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan

keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

2) Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat

bekerjasama dengan orang lain.

3) Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan

dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen

percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta

mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.

4) Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan

deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan

berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif

maupun kuantitatif.

5) Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan

mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk

melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan

ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Pendekatan Keterampilan Proses

a. Pengertian

Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001 : 95) memberikan

pengertian pendekatan keterampilan proses sebagai berikut : “Suatu pengajaran

Page 35: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

17

17

yang menggunakan pendekatan keterampilan proses berarti pengajaran itu

berusaha menempatkan keterlibatan peserta didik pada posisinya yang amat

penting”. Mereka dipandang sebagai “ilmuwan” yang harus menyadari dirinya

bagaimana mereka belajar (to learn how to learn) atau bagaimana mereka harus

berubah. Secara singkat dapat dikatakan bahwa pendekatan keterampilan proses

menekankan usaha-usaha membelajarkan peserta didik bagaimana belajar.

Pengertian ini hampir sama dengan yang diungkapkan oleh Depdikbud

yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono, “ Pendekatan ketrampilan proses dapat

diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan ketrampilan-ketrampilan

intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan

mendasar yang pada prinsipnya telah ada pada diri siswa”. Sedangkan menurut

Conny Semiawan, dkk (1992 : 18), “Pendekatan ketrampilan proses adalah

tindakan dalam proses belajar mengajar dengan mengembangkan ketrampilan-

ketrampilan memproseskan perolehan sehingga siswa akan mampu menemukan

mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan

mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut”.

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pendekatan ketrampilan proses adalah wawasan pengembangan ketrampilan-

ketrampilan memproses perolehan sehingga siswa akan mampu menemukan

mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan

mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Penggunaan pendekatan ini

menempatkan siswa pada posisi yang amat penting sehingga dapat menciptakan

kondisi belajar siswa yang aktif.

b. Jenis-Jenis Keterampilan Proses

Terdapat dua jenis keterampilan-keterampilan proses yang

dikemukakan Moedjiono dan Moh. Dimyati (1992 : 140) yaitu keterampilan-

keterampilan dasar (basic skill) dan keterampilan-keterampilan terintegrasi

(integrated skill). Keterampilan dasar itu meliputi: mengobservasi,

mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan

mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan-keterampilan terintegrasi

mencakup: mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data

Page 36: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

18

18

dalam bentuk grafik, menggambarkan keterhubungan antar variabel,

mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis penelitian, menyusun hipotesis,

mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian, dan

melaksanakan eksperimen.

Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001 : 97) paling tidak

8 keterampilan yang secara minimal penting untuk dipelajari, yaitu:

1) Mengamati

Mengamati merupakan keterampilan paling mendasar yang harus

dikembangkan. Kegiatan mengamati dunia sekitar mengenai berbagai objek dan

fenomena alam, dilakukan melalui panca indera yaitu melalui pengamatan.

Melalui pengamatan yang dilakukan baik secara kualitatif (misalnya menentukan

warna) maupun yang sifatnya kuantitatif (misalnya mengukur luas suatu ruangan)

akan menghasilkan suatu data atau informasi. Data atau informasi ini selanjutnya

akan mendorong peserta didik untuk melakukan kegiatan-kegiatan belajar

selanjutnya, seperti mempertanyakan kembali, memikirkannya, menafsirkannya,

menguraikannya, dan meneliti lebih lanjut.

2) Mengklasifikasikan

Keterampilan ini merupakan keterampilan memilah atau

menggolongkan berbagai objek, peristiwa dan segala sesuatu hal yang terjadi

disekitar peserta didik. Hasil dari suatu pengamatan atas suatu objek biasanya

memperlihatkan adanya kesamaan-kesamaan atau perbedaan-perbedaan,

keterhubungan-keterhubungan, kesesuaian, atas dasar tujuan dan fungsinya, dan

sebagainya.

3) Mengkomunikasikan

Peserta didik harus dilatih untuk dapat berkomunikasi secara efektif.

Proses pengajaran amatlah terbuka bagi pelatihan keterampilan

“mengkomunikasikan” misalnya kebiasaan untuk mau bertanya dalam kegiatan

belajar mengajar, berani berpendapat, mengekspresikan ide atau perasaan,

memahami pembicaraan orang lain, mendapatkan fakta atau informasi,

Page 37: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

19

19

mendemonstrasikan suatu temuan ilmu pengetahuan, menuliskan suatu laporan,

berdiskusi dan sebagainya.

4) Mengukur

Kemampuan mengukur sangatlah penting untuk dilatihkan kepada

peserta didik melalui kegiatan belajar yang ditempuhnya. Di samping itu kegiatan

pengukuran sangat menarik bagi peserta didik. Keterampilan ini akan sangat

berarti bagi aktivitas belajar lainnya, seperti untuk membandingkan,

mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, memprediksi, menyimpulkan dan

sebagainya.

5) Memprediksi

Keterampilan ini merupakan kemampuan untuk melakukan antisipasi

atau membuat suatu ramalan berbagai hal yang terjadi di masa yang akan datang.

Kejadian kehidupan yang senantiasa berubah dan pesatnya kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi menunjukkan bahwa keterampilan “memprediksi”

terasa demikian penting bagi peserta didik. Mereka dituntut untuk melakukan

perkiraan berdasarkan konsep keilmuan yang dimilikinya, kecenderungan yang

terjadi di sekitarnya, keterhubungan fungsional antar fakta yang diperolehnya dan

sebagainya.

6) Menyimpulkan

Keterampilan ini merupakan keterampilan untuk menyatakan hasil

pertimbangan atau penilaian atas kondisi suatu objek atau segala peristiwa yang

terjadi. Pertimbangan atau penilaian ini dilakukan atas dasar fakta, konsep, dan

prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang diketahui. Keterampilan ini berkaitan erat

dengan keterampilan mengamati, mengumpulkan informasi, menganalisis atau

mengolah, dan selanjutnya keterampilan menyimpulkan.

7) Merancang penelitian

Sejumlah ilmu pengetahuan dan teknologi yang kemajuannya

demikian pesat, sebenarnya bermula dari kegiatan-kegiatan penelitian yang

dirancang sebelumnya. Perancangan suatu penelitian yang dilakukan dengan

cermat dan penuh kesungguhan akan menghasilkan Sesuatu yang berguna dan

Page 38: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

20

20

bermakna bagi kehidupan. Hasil-hasil penelitian ini tidak mustahil akan berkaitan

dengan persoalan rekonstruksi ilmu pengetahuan yang telah ada, sekaligus

menjadi dasar bagi kehidupan umat manusia. Kemampuan merancang penelitian

hendaknya diperkenalkan dan dilatih kepada peserta didik sedini mungkin sesuai

tingkat perkembangannya.

8) Bereksperimen

Bereksperimen bagi peserta didik, berarti mereka terlibat langsung

dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat ilmiah dan kegiatan-kegiatan pemecahan

masalah.Perlu dijelaskan bahwa implementasi keterampilan-keterampilan di atas

dalam suatu proses pengajaran dapat dikembangkan secara terpadu, yakni antara

satu keterampilan dengan keterampilan lainnya sekaligus terejawantahkan.

Namun demikian, seorang guru dapat pula memberikan perhatian secara khusus

terhadap satu jenis keterampilan yang dikembangkan, meskipun pada

kenyataannya dengan pengembangan keterampilan lainnya.

5. Kemampuan Kognitif

Proses adalah kegiatan yang diakukan oleh siswa dalam mencapai

tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dalam sistem

pendidikan nasionalrumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun

tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom

yang secara garis besar membaginya dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah

afektif, dan ranah psikomotorik.

Menurut Nana Sudjana (2008 : 22), “Ranah kognitif berkenaan dengan

hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan, ingatan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi”. Dalam hal ini, kedua aspek

yang pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya

termasuk kognitif tingkat tinggi.

Adapun ranah kognitif menurut klasifikasi hasil belajar Bloom terdiri

dari enam jenis perilaku adalah sebagai berikut.

Page 39: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

21

21

a. Pengetahuan: mencakup kemampuan ingatan tentang hal-hal yang pernah

dipelajari dan disimpan dalam ingatan.

b. Pemahaman: mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari

suatu bahan yang dipelajari.

c. Penerapan: mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau

metode bekerja pada suatu kasus/problem yang konkret dan baru.

d. Analisis: mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam

bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat

dipahami dengan baik.

e. Sintesis: mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola

baru. Bagian-bagian dihubungkan satu sama lain, sehingga terciptakan suatu

bentuk baru.

f. Evaluasi: mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai

sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggunjawaban pendapat itu,

berdasarkan kriteria tertentu. Kemampuan itu dinyatakan dalam memberikan

penilaian terhadap sesuatu.

6. Pokok Bahasan Dinamika Partikel di SMA Kelas X

Dinamika Partikel merupakan salah satu pokok bahasan yang diajarkan

di SMA kelas X. Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran materi ini

adalah 12´45 menit. Gambaran mengenai materi ini dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Standar Kompetensi Pokok Bahasan Dinamika Partikel Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Pokok Materi

2. Menerapkan

konsep dan prinsip

dasar kinematika

dan dinamika benda

titik

2.3 Menerapkan

Hukum Newton

sebagai prinsip dasar

dinamika untuk

gerak lurus, gerak

vertikal, dan gerak

a. Hukum I Newton.

b. Hukum II Newton.

c. Hukum III Newton.

d. Berat benda.

e. Gaya normal.

f. Gaya gesek.

g. Gaya sentripetal.

h. Penerapan Hukum-

Page 40: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

22

22

melingkar beraturan Hukum Newton.

(Marthen Kanginan, 2006)

B. Penelitian yang Relevan

Berkaitan dengan penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam

penelitian ini, sebelumnya juga pernah dilakukan beberapa penelitian yang serupa.

Pada tahun 2006, Suratno melakukan penelitian tentang pendekatan keterampilan

proses melalui metode eksperimen dan demonstrasi. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa ”Penggunaan pendekatan keterampilan proses melalui

metode eksperimen lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan pendekatan

keterampilan proses melalui metode demonstrasi” (Suratno, 2006 : 62).

Penelitian lainnya juga pernah dilakukan oleh Nuzulia Dwi

Rahmawati. Dari penelitiannya ia menyimpulkan bahwa ”Siswa yang diberi

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses melalui

metode eksperimen mempunyai prestasi belajar lebih baik daripada melalui

metode demonstrasi” (Nuzulia Dwi R., 2006 : 73).

Penelitian mengenai pendekatan keterampilan proses juga pernah

diterapkan dengan menggunakan metode eksperimen dan demonstrasi seperti

yang telah dilakukan oleh Kristanto. Dari penelitiannya, disimpulkan bahwa

pengajaran menggunakan pendekatan keterampilan proses melalui metode

eksperimen lebih baik daripada melalui metode demonstrasi terhadap kemampuan

kognitif siswa” (Kristanto, 2007 : 53).

C. Kerangka Berpikir

Pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan Sains terutama fisika

ialah pendekatan pembelajaran yang menuntut siswa untuk besikap IPA.

Pendekatan ini menuntut guru untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan

memproses perolehan, sehingga siswa akan mampu menemukan dan

mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan

mengembangkan sikap dan nilai. Pendekatan keterampilan proses merupakan

salah satu pendekatan pembelajara yang sesuai dengan pengertian pembelajaran

Page 41: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

23

23

itu sendiri yaitu membuat peserta didik untuk belajar atau menciptakan kondisi

belajar yang melibatkan siswa secara aktif.

Pendekatan keterampilan proses melalui metode eksperimen memberi

kesempatan kepada peserta didik agar dapat mengalami suatu objek, menganalisis,

membuktikan, dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan, atau

proses sesuatu, dan dapat menumbuhkan cara berfikir rasional dan ilmiah.

Pendekatan keterampilan proses melalui metode demonstrasi membuat materi

pelajaran lebih jelas dan lebih konkret serta menghindari verbalisme. Pada pokok

bahasan Dinamika Partikel, penggunaan pendekatan keterampilan proses melalui

metode eksperimen dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengamati dan membuktikan sendiri secara langsung percobaan tentang konsep

dasar hukum-hukum Newton, kemudian dari percobaan tersebut dapat dikaitkan

dengan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pendekatan

keterampilan proses melalui metode demonstrasi, siswa hanya mengamati

percobaan yang dilakukan oleh guru atau beberapa peserta didik sehingga siswa

kurang meyakini apa yang baru saja diajarkan karena mereka tidak mengalami

proses tersebut secara langsung. Dengan adanya percobaan atau eksperimen

secara langsung, siswa secara menyeluruh mengalami proses IPA sehingga akan

lebih mudah menyimpulkan suatu fakta/konsep fisika. Dengan demikian

pendekatan keterampilan proses melalui metode eksperimen diperkirakan lebih

efektif dalam menanamkan konsep fisika kepada siswa yang pada akhirnya

terindikasi dalam prestasi belajarnya.

Keberhasilan siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya dapat

dilihat dari faktor internal yang dimiliki siswa. Faktor internal ini diharapkan

dapat membantu siswa dalam meningkatkan intensitas dan efektivitas belajarnya

sehingga siswa dapat memperdalam dan memahami konsep-konsep fisika yang

disampaikan. Faktor internal yang dimaksud dalam hal ini yaitu minat belajar

yang secara langsung dapat menunjang intensitas dan efektivitas belajar siswa.

Sehingga diharapkan siswa yang memiliki minat belajar kategori tinggi

mempunyai prestasi belajar kemampuan kognitif fisika yang tinggi, sebaliknya hal

ini berbeda dengan siswa yang memiliki minat belajar kategori rendah.

Page 42: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

24

24

Pembelajaran fisika dengan pendekatan keterampilan proses melalui

metode eksperimen dan demonstrasi ditinjau dari minat belajar pada dasarnya

menitikberatkan pada kemampuan kognitif fisika siswa. Hasil belajar yang

maksimal dapat dicapai jika pemilihan metode mengajarnya tepat dan diikuti

minat belajar yang tinggi dalam diri siswa. Sehingga dengan adanya interaksi

antara metode mengajar dan minat belajar akan mempengaruhi kemampuan

kognitif siswa. Untuk memperjelas kerangka berfikir di atas maka dapat dilihat

pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

D. Perumusan Hipotesis

Bertolak dari tinjauan pustaka dan kerangka berpikir maka penulis

mengemukakan hipotesis sebagai berikut :

1. Ada perbedaan pengaruh antara pembelajaran melalui pendekatan

keterampilan proses dengan metode eksperimen dan metode demonstrasi

terhadap kemampuan kognitif fisika siswa pada pokok bahasan Dinamika

Partikel bagi siswa SMA kelas X semester genap tahun 2008/2009.

Populasi Sampel

Minat Belajar Tinggi

Minat Belajar Rendah

Minat Belajar Tinggi

Klp.Ekspe

Klp.Kontr

Minat Belajar Rendah

Kemampuan kognitif

PKP.dgn Metode Demonstrasi

PKP.dgn Metode Ekperimen

Page 43: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

25

25

2. Ada perbedaan pengaruh antara minat belajar kategori tinggi dan minat belajar

kategori rendah terhadap kemampuan kognitif fisika siswa pada pokok

bahasan Dinamika Partikel bagi siswa SMA kelas X semester genap tahun

2008/2009.

3. Ada interaksi antara metode mengajar dengan minat belajar terhadap

kemampuan kognitif fisika siswa pada pokok bahasan Dinamika Partikel bagi

siswa SMA kelas X semester genap tahun 2008/2009.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA N I Sooko, Kabupaten Ponorogo,

Propinsi Jawa Timur. Kelas yang digunakan untuk penelitian ini adalah kelas X

tahun ajaran 2008/2009.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2008/2009. Secara garis besar penelitian dilaksanakan secara bertahap, yaitu:

a. Tahap persiapan

Tahap persiapan meliputi pengajuan judul Skripsi, permohonan

pembimbing, pembuatan proposal, permohonan ijin, dan pembuatan instrumen.

Tahap persiapan dimulai pada bulan Juni sampai dengan Oktober 2007

b. Tahap penelitian

Meliputi semua kegiatan yang berlangsung di lapangan yaitu uji coba

instrumen, pelaksanaan mengajar, mengambil data dengan instrumen yang sudah

diuji cobakan. Pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Februari sampai dengan

April 2009.

c. Tahap penyelesaian

Page 44: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

26

26

Tahap penyelesaian meliputi analisis data dari data-data yang telah

terkumpul dan penyusunan laporan hasil penelitian. Tahap penyelesaian ini

dimulai pada bulan Agustus 2009 sampai sekarang.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

dengan desain faktorial 2 x 2 kriteria A x B. Penelitian ini menggunakan dua

kelas. Salah satu diantaranya sebagai kelas eksperimen yang mendapat

pembelajaran Fisika dengan pendekatan keterampilan proses melalui metode

eksperimen (A1). Sedangkan yang lain mendapat pembelajaran Fisika dengan

metode demonstrasi (A2). Kelas eksperimen dan kelas kontrol diukur tingkat

minat belajar (B). Sehingga diperoleh data siswa yang memiliki minat belajar

kategori tinggi (B1) dan siswa yang memiliki minat belajar kategori rendah (B2).

Pada akhir eksperimen, kedua kelompok tersebut diukur kemampuan kognitif

fisika pada pokok bahasan Dinamika Partikel dengan alat ukur yang sama yaitu

berupa tes akhir. Hasil dari tes akhir tersebut digunakan sebagai data eksperimen.

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA N I

Sooko tahun pelajaran 2008/2009.

2. Sampel

Dari populasi di atas diambil sampel yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas

X1 sebagai kelas eksperimen dan X2 sebagai kelas kontrol yang masing-masing

kelas terdiri dari 40 siswa.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini sampel diambil secara acak sederhana.

Pengambilan anggota populasi untuk dijadikan sampel dilakukan secara acak

tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu, sehingga akhirnya

didapat sampel penelitian, yaitu kelas X1 dan kelas X2 serta tryout dilaksanakan di

SMA N I Pulung kelas X3.

Page 45: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

27

27

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan keterampilan

proses dan minat belajar siswa.

a. Pendekatan Keterampilan Proses

1) Definisi operasional : pendekatan keterampilan proses yaitu pendekatan

yang menuntut guru dan siswa mengembangkan keterampilan memproses

perolehan, sehingga siswa diharapkan aktif serta mampu menemukan dan

mengembangkan sendiri fakta, konsep serta sikap nilai dari konsep yang

disampaikan.

2) Skala pengukuran : nominal.

3) Kategori : Pendekatan keterampilan proses melalui metode eksperimen dan

metode demonstrasi.

b. Minat Belajar

1) Definisi Operasional : faktor internal yang mendorong seseorang untuk

merasa tertarik serta menunjukkan perhatiannya terhadap keinginannya

dalam belajar.

2) Skala pengukuran : nominal.

3) Kategori : Minat belajar siswa kategori tinggi jika mendapatkan skor diatas

rata-rata yang dicapai siswa pada kelas itu. Minat belajar siswa kategori

rendah jika mendapatkan skor sama atau kurang dari skor rata-rata yang

dicapai siswa pada kelas itu.

4) Indikator : angket minat belajar fisika.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif fisika

siswa pada pokok bahasan Dinamika Partikel.

a. Definisi Operasional : hasil yang telah dicapai peserta didik pada aspek

kognitif setelah mengikuti proses pembelajaran.

b. Skala Pengukuran: interval

Page 46: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

28

28

c. Indikator : test objektif soal kemampuan kognitif.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah teknik penelitian yang menggunakan

dokumen sebagai sumber data. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data

keadaan awal siswa berupa nilai fisika hasil ujian sebelumnya yaitu ujian Blok

Tengah Semester Genap.

2. Teknik Angket

Definisi angket sama dengan kuesioner. Menurut Bimo Walgito (1997 :

27), “Kuesioner merupakan metode penyelidikan dengan menggunakan daftar

pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang

menjadi subjek dari penyelidikan tersebut”. Angket dalam penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui tingkat minat belajar fisika siswa.

3. Teknik Tes

Teknik ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa setelah diberi

perlakuan. Peneliti menyiapkan alat penilaian kemampuan siswa setelah diberikan

perlakuan yang sudah diujicobakan validitas dan reabilitasnya. Teknik ini

digunakan untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa.

F. Instrumen Penelitian

1. Uji Coba Instrumen Angket

Uji coba instrumen ini adalah untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket.

a. Validitas Angket

Angket termasuk salah satu alat ukur dalam evaluasi pendidikan.

Menurut Ngalim Purwanto (2006 : 137) “Suatu teknik evaluasi dikatakan

mempunyai validitas yang tinggi (disebut valid) jika teknik evaluasi atau tes itu

dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur”. Sehingga uji validitas sangat

penting sebagai salah satu syarat dalam suatu alat evaluasi. Uji validitas angket

Page 47: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

29

29

menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar sebagai

berikut.

( )( )( )( ) ( )( )å åå å

ååå

--

-=

2222 YYNXXN

YXXYNr YX,

(Suharsimi Arikunto, 2009:72)

Keterangan

rXY : koefisien korelasi antara X dan Y

X : skor dari item yang diuji

Y : skor total

N : jumlah seluruh subyek

Kriteria untuk menentukan validitas item angket yaitu : item angket

valid bila rXY ≥ r tabel dan item angket tidak valid bila rXY < r tabel .

Berdasarkan hasil analisis dengan rumus uji validitas terhadap 35 item angket uji

coba minat belajar Fisika siswa diperoleh keputusan ada 30 item angket yang

valid, yakni item angket nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 14, 15, 16, 18, 19,

21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35. Sedangkan 5 item angket

lainnya tergolong tidak valid, yakni item angket nomor 10, 13, 17, 20, 27.

b. Reliabilitas Angket

Disamping harus memenuhi syarat validitas, angket sebagai salah satu

alat ukur dalam evaluasi pendidikan juga harus memenuhi syarat reliabilitas.

Menurut Nana Sudjana (2008 : 148) “Suatu tes dikatakan reliabel atau ajeg

apabila beberapa kali pengujian menunjukkan hasil yang relative sama”.

Sehingga uji reliabilitas sangat penting untuk mengetahui tingkat konsistensi

suatu alat evaluasi. Uji reliabilitas angket menggunakan rumus Alpha sebagai

berikut.

÷÷ø

öççè

æ

s

s-÷

øö

çèæ

-= å

2t

2i

11 11n

nr

Keterangan

r 11 : reliabilitas instrumen

Page 48: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

30

30

n : banyak butir pertanyaan

ås 2i : jumlah varians skor tiap-tiap item

2ts : varians total

(Suharsimi Arikunto, 2009 : 109)

Kriteria untuk menentukan reliabilitas angket yaitu : angket reliabel bila

r11 ≥ rtabel dan item angket tidak reliabel bila r11 < r tabel . Berdasarkan hasil

analisis dengan rumus uji reliabilitas terhadap instrumen angket uji coba minat

belajar Fisika siswa diperoleh r11 = 0,829 sedangkan r tabel = 0,312 sehingga

diputuskan angket reliabel.

2. Uji Coba Instrumen Tes

Uji coba instrumen tes bertujuan untuk mengetahui taraf kesukaran, daya

pembeda, validitas, dan reliabilitas tes.

a. Taraf kesukaran

Taraf kesukaran item tes adalah pengukuran derajat kesukaran suatu

item tes. Besarnya angka yang menunjukkan taraf kesukaran disebut Indeks

Kesukaran (P). Sehingga uji taraf kesukaran sangat penting untuk mengetahui

apakah intrumen tersebut terlalu mudah atau terlalu sukar. Untuk menentukan

taraf kesukaran dari tiap-tiap item soal digunakan rumus :

JsB

P =

Keterangan :

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal betul

Js : jumlah seluruh siswa peserta tes

Taraf kesukaran soal dapat ditentukan berdasarkan hasil perhitungan indeks

kesukaran dengan ketentuannya sebagai berikut :

1) Soal sukar jika : 0,00 £ P £ 0,30

2) Soal sedang jika : 0,30 < P £ 0,70

Page 49: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

31

31

3) Soal mudah jika : 0,70 < P £ 1,00

(Suharsimi Arikunto, 2009 : 207)

Berdasarkan hasil analisis taraf kesukaran terhadap 35 item soal uji

coba tes kognitif Fisika diperoleh keputusan : item soal yang tergolong sukar

berjumlah 3 item, yakni item soal nomor 19, 23, 28; item soal tergolong sedang

berjumlah item 31, yakni item soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,

14, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35; dan item soal

tergolong mudah berjumlah 1 soal, yakni item soal nomor 17. Item soal yang

dipakai adalah yang memiliki taraf kesukaran sedang.

b. Daya pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang berkemampuan tinggi (pandai) dengan siswa yang

berkemampuan rendah (kurang pandai). Angka yang menunjukkan besarnya

daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Sehingga uji daya beda dapat

merepersentasikan tingkat pembeda dalam menyeleksi siwa kelompok pandai

dan kurang pandai. Untuk mengetahui daya pembeda dari masing-masing item

tes, digunakan rumus:

BAB

B

A

A PPJ

B

J

BD -=-=

Keterangan :

J : jumlah peserta tes

JA : banyaknya siswa kelompok atas

JB : banyaknya siswa kelompok bawah

BA : banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar

BB : banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar

PA : proporsi siswa kelompok atas yang menjawab benar

PB : proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab benar

Daya pembeda soal (nilai D) diklasifikasikan sebagi berikut :

Page 50: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

32

32

1) soal dengan 0,00 £ D £ 0,20 : jelek

2) soal dengan 0,20 < D £ 0,40 : cukup

3) soal dengan 0,40 < D £ 0,70 : baik

4) soal dengan 0,70 < D £ 1,00 : baik sekali

(Suharsimi Arikunto, 2009 : 213)

Berdasarkan hasil analisis daya pembeda terhadap 35 item soal uji coba

tes kognitif Fisika diperoleh keputusan : item soal dengan daya pembeda jelek

berjumlah 4 item, yakni item soal nomor 17, 23, 28, 35; item soal dengan daya

pembeda cukup berjumlah 24 item, yakni item soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,

10, 11, 14, 15, 18, 20, 21, 24, 25, 26, 29, 31, 32, 33, 34, ; dan item dengan daya

pembeda baik berjumlah 7 item, yakni item soal nomor 12, 13, 16, 19, 22, 27, 30.

Item soal yang dipakai adalah yang memiliki daya pembeda cukup dan sedang.

c. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan

suatu item. Instrumen disebut valid jika dapat dengan tepat mengukur apa yang

hendak diukur atau dapat memenuhi fungsinya sebagai alat ukur. Suatu

instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi, sedangkan instrumen yang

kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Teknik yang digunakan untuk

mengukur validitas butir soal dalam penelitian ini adalah teknik korelasi point

biserial, dengan persamaan :

qp

StMtMp

γpbi-

=

Keterangan :

pbiγ : koefisien korelasi biserial

Mp : rerata skor dari subyek yang menjawab betul

Mt : rerata skor total

St : standar deviasi dari skor total

p : proporsi siswa yang menjawab benar

q : proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 – p)

(Suharsimi Arikunto, 2009 :79)

Page 51: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

33

33

Dari uji validitas, item soal dikategorikan menjadi dua kriteria. Untuk

item soal valid bila pbiγ ³ tabelr dan untuk item soal invalid bila pbiγ < tabelr .

Berdasarkan hasil analisis validitas terhadap 35 item soal uji coba tes kognitif

Fisika diperoleh keputusan : item soal valid berjumlah 30 item, yakni item soal

nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 24, 25, 26,

27, 29, 30, 31, 32, 33, 34 ; dan item soal invalid berjumlah 5 item, yakni item soal

nomor 17, 19, 23, 28, 35. Item soal yang dipakai adalah yang memiliki kriteria

valid.

d. Reliabilitas

Reliabilitas berarti kepercayaan. Suatu instrumen dikatakan memenuhi

kriteria reliabilitas jika instrumen tersebut digunakan berulang-ulang pada

subyek dengan kondisi yang sama akan memberikan hasil yang relatif tidak

mengalami perubahan. Untuk menghitung koefisien reliabilitas tes, dalam

penelitian ini digunakan KR-20 dengan teknik belah dua yang dirumuskan Koder

Richardson sebagai berikut :

r11 = úúû

ù

êêë

é -úûù

êëé

- 2

2

S

ΣpqS1n

n

Keterangan :

r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan

p : proporsi subyek yang menjawab item dengan benar

q : proporsi subyek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)

Σpq : jumlah hasil perkalian antara p dan q

n : banyaknya item

S : standar deviasi dari tes

(Suharsimi Arikunto, 2009 : 100)

Hasil perhitungan tingkat reliabilitas tersebut kemudian dikonsultasikan

dengan tabel r product moment. Apabila harga rhitung > rtabel , maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa instrumen tes reliabel. Berdasarkan hasil analisis reliabilitas

Page 52: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

34

34

terhadap instrumen soal uji coba tes kognitif Fisika diperoleh diperoleh r11 =

0,809 dan rtabel = 0,312 sehingga diputuskan instrumen tes reliabel.

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

Untuk menguji hipotesis, sebelumnya harus dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu

uji normalitas dan uji homogenitas. Uji analisis disyaratkan populasi berdirtribusi

normal serta homogen.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal

dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji

normalitas menggunakan metode Lilliefors dengan prosedur sebagai berikut :

1) Hipotesis

Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal

2) Data dari sampel diurutkan dari skor terendah sampai skor tertinggi.

3) Penggunaan x1, x2,….xn dijadikan bilangan baku z1, z2,….zn dengan rumus :

zi = S

xx1 - dengan x adalah rerata dan S adalah simpangan baku.

4) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F( zi ) = P ( izz £ )

5) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2 ,......., zn yang lebih kecil atau sama

dengan zi . Jika proporsi ini dinyatakan oleh )S(zi maka

n

z yang z ........, ,z ,z banyaknya )S(z in21

=

6) Menghitung harga mutlak dari selisih )S(z-)F(z ii kemudian menentukan

harga maksimalnya ( Lobs )

7) Statistik uji

Page 53: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

35

35

( ) ( ) zSzF MaxL iiobs -=

8) Daerah kritik

{ }nα,obs LLL DK ³=

9) Keputusan uji

Jika Lobs < Ltabel maka H0 diterima, berarti sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Jika Lobs ≥ Ltabel maka H0 ditolak, berarti sampel berasal

dari populasi yang berdistribusi tidak normal.

(Budiyono, 2004 : 170)

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel berasal

dari populasi yang homogen atau tidak. Dalam penelitian ini uji homogenitasnya

menggunakan uji Bartlett yang prosedurnya adalah sebagai berikut:

1) Hipotesis

H0 : Sampel berasal dari populasi yang homogen

H1 : Sampel berasal dari populasi yang tidak homogen

2) Statistik uji

( )å-= 2jj

2 logSflogRKG fC

2,303χ

Keterangan :

k : banyaknya sampel

N : banyaknya seluruh nilai (ukuran)

nj : banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j

fj : derajat kebebasan untuk Sj2 ; fj = nj – 1 dengan j = 1, 2,….,k

f : derajat kebebasan untuk RKG ; f = N – k

C = ( ) ÷÷ø

öççè

æ-

-+ å f

1f1

1k31

1j

RKG = Rataan Kuadrat Galat =f

SS jå

Page 54: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

36

36

( ) ( ) 2jj

j

2j2

jj S 1nn

ΣXΣXSS -=-=

3) Daerah Kritik

{ }21kαj;

22 χ χχ DK -³=

4) Keputusan Uji

Jika 2χ hitung < 2χ aj: k -1 maka H0 diterima, berarti sampel berasal dari populasi

yang homogen. Jika 2χ hitung ≥ 2χ aj: k -1 maka H0 ditolak, berarti sampel

berasal dari populasi yang tidak homogen.

(Budiyono, 2004 : 176)

c. Uji Kesamaan Keadaan Awal

Uji kesamaan keadaan awal digunakan untuk mengetahui apakah

kedua kelas sama atau tidak. Sehingga dapat diketahui apakah perlakuan yang

diberikan memberikan pengaruh yang signifikan atau tidak. Data yang digunakan

untuk mengetahui keadaan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah nilai

ujian blok pada semester genap. Sedangkan hipotesis yang diajukan adalah:

Ho : Tidak ada perbedaan antara keadaan awal siswa kelompok eksperimen

dengan siswa kelompok kontrol.

H1 : Ada perbedaan antara keadaan awal siswa kelompok eksperimen dengan

siswa kelompok kontrol.

Adapun teknik yang digunakan adalah uji-t dua ekor dengan rumus sebagai

berikut:

÷÷ø

öççè

æ+÷÷ø

öççè

æ

-=

21

21

11nn

S

xxthitung

Keterangan:

S : Standar deviasi (simpangan baku)

( ) ( )

2

11

21

222

21

-+-+-

=nn

SnSnS

Page 55: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

37

37

1x : rata-rata kelompok eksperimen

1x : rata-rata kelompok kontrol

S1 : simpangan baku kelompok eksperimen

S2 : simpangan baku kelompok kontrol

n1 : jumlah sampel kelompok eksperimen

n2 : jumlah sampel kelompok kontrol

1) Taraf signifikansi: α = 5%

2) Keputusan uji

Jika : -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, maka Ho diterima. Jika: -t hitung < t tabel atau t hitung

> t tabel, maka Ho ditolak.

(Budiyono, 2004 : 157)

2. Pengujian Hipotesis

a. Uji Analisis Variansi Dua Jalan

Dalam penelitian ini, uji analisis variansi (anava) yang digunakan adalah

anava dua jalan dengan isi sel tak sama. Anava digunakan untuk menguji

signifikansi perbedaan pengaruh atau efek dua variabel bebas faktor A dan B

serta interaksi pengaruh diantara keduanya terhadap variabel terikat.

1) Model

ijkijjiijk εαβ)(βαµX ++++=

Keterangan:

Xijk : data (nilai) ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j

m : rerata dari seluruh data (rerata besar, grand mean)

ai : efek faktor A kategori i terhadap variabel terikat

bj : efek faktor B kategori j terhadap variabel terikat

abij : interaksi efek faktor A dan B terhadap variabel terikat

ijkε : deviasi data Xijk erhadap rataan populasinya yang berdistribusi normal

i = 1,2,3,....,p ; p : cacah kategori A (banyaknya baris)

j = 1,2,3,....,q ; q : cacah kategori B (banyaknya kolom)

k= 1,2,3,....,n ; n : cacah kategori pengamatan setiap sel

Page 56: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

38

38

2). Hipotesis

a) H01 : ia = 0, untuk semua harga i

Tidak ada perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan

keterampilan proses melalui metode eksperimen dan metode demonstrasi

terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa

H11: ia ¹ 0, untuk paling sedikit satu harga i

Ada perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan keterampilan

proses melalui metode eksperimen dan metode demonstrasi terhadap

kemampuan kognitif Fisika siswa

b) H02: b j = 0, untuk semua harga j

Tidak ada perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori

tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa.

H12:b j¹ 0, untuk paling sedikit satu harga j

Ada perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi

dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa.

c) H03:ab ij=0, untuk semua harga ij

Tidak ada interaksi antara pengaruh penggunaan pendekatan keterampilan

proses melalui metode mengajar dan minat belajar Fisika siswa terhadap

kemampuan kognitif Fisika siswa

H13:ab ij¹ 0, untuk paling sedikit satu harga ij

Ada interaksi antara pengaruh penggunaan pendekatan keterampilan

proses melalui metode mengajar dan minat belajar Fisika siswa terhadap

kemampuan kognitif Fisika siswa

3) Komputasi

Tabel 3.1 Persiapan Uji Anava Dua Jalan Isi Sel Tak Sama B

A

B1

B2

Total

A1

A2

A1B1

A2B1

A1B2

A2B2

A1

A2

Total B1 B2 G

Page 57: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

39

39

Keterangan

A : pembelajaran Fisika dengan pendekatan keterampilan proses

A1 : pendekatan keterampilan proses melalui metode eksperimen

A2 : pendekatan keterampilan proses melalui metode demonstrasi

B : minat belajar Fisika siswa

B1 : minat belajar Fisika siswa kategori tinggi

B2 : minat belajar Fisika siswa kategori rendah

4) Rerata Harmonik Frekuensi Sel

å=

ji, ijn1

pqnh

5) Komponen jumlah kuadrat

pq G

(1) 2

=

å=ji,

ijSS (2)

å=i

i

q

A (3)

2

å=j

j

p

B (4)

2

å=ji,

2ijAB(5)

5) Jumlah kuadrat

JKA = ( ) ( )[ ]13 nh -

JKB = ( ) ( )[ ]14 n h -

JKAB = ( ) ( ) ( ) ( )[ ]1345 n h +--

JKG = (2)

JKT = ( ) ( )[ ] )2(15n h +-

6) Derajat kebebasan

+

Page 58: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

40

40

dkA = p –1

dkB = q –1

dkAB = (p –1)(q –1)

dkG = (N – pq)

dkT = N – 1

7) Rerata Kuadrat

dkAJKA

RKA =

dkBJKB

RKB =

dkABJKAB

RKAB =

dkGJKG

RKG =

8) Statistik Uji

RKGRKA

Fa =

RKGRKB

Fb =

RKGRKAB

Fab =

9) Daerah Kritik

DKa = Fa > Fa;p-1;N-pq

DKb = Fb > Fa;q-1;N-pq

DKab= Fab > Fa;(p-1)(q-1);N-pq

10) Keputusan uji

Jika Fa > Fa;p-1;N-pq maka H01 ditolak

Jika Fb > Fa;q-1;N-pq maka H02 ditolak

Jika Fab > Fa;(p-1)(q-1);N-pq maka H03 ditolak

11) Rangkuman ANAVA

Tabel 3.2 Rangkuman Anava Sumber

+

Page 59: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

41

41

Variansi JK DK RK F P

Efek Utama

Baris (A)

Kolom (B)

Interaksi (AB)

Kesalahan

JKA

JKB

JKAB

JKG

p-1

q-1

(p-1)(q-1)

N-pq

RKA

RKB

RKAB

RKG

Fa

Fb

Fab

-

> α atau<α

> α atau<α

> α atau<α

-

Total JKT N-1

b. Uji Lanjut Anava

Jika dari anava diperoleh keputusan H0 ditolak berarti ada perbedaan

pengaruh faktor-faktor dari variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.

Oleh karena itu, perlu diadakan uji lanjut anava untuk mengetahui manakah

diantara perbedaan pengaruh tersebut yang signifikan. Penelitian ini

menggunakan uji lanjut anava dengan uji komparasi ganda metode Scheffe.

Adapun langkah-langkah dalam menerapkan metode scheffe untuk uji lanjut

anava tersebut adalah :

1) Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rerata

2) Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut.

3) Mencari harga statistik uji F dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

a) Untuk komparasi rerata antar baris ke-i dan ke-j

( )

÷÷ø

öççè

æ+

-=

j. j.

2 i. i.

j. - i.

n1

n1

RKG

XX F

b) Untuk komparasi rerata antar kolom ke-i dan ke-j

( )

÷÷ø

öççè

æ+

-=

.j .i

2 .j .i

.j - .i

n1

n1

RKG

XX F

c) Untuk komparasi rerata antar sel ij dan sel kj

Page 60: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

42

42

( )

÷÷ø

öççè

æ+

-=-

kjij

2kjij

kjij

n1

n1

RKG

XXF

d) Untuk komparasi rerata antar sel ij dan sel ik

( )

÷÷ø

öççè

æ+

-=-

ikij

2ikij

ikij

n1

n1

RKG

XXF

4) Menentukan tingkat signifikansi (a)

5) Menentukan DK dengan rumus sebagai berikut :

a) { } 1)F(pFF DK pqN1;pα;jijij.-i. ---- -³=

b) { } 1)F(qFF DK pqN1;qα;jiji.j-.i ---- -³=

c) { } 1)F(pqFF DK pqN1;pqα;kjijkjij kj-ij ---- -³=

d) { } pqN1;pqα;ikijikijik -ij )F1(pqFF DK ---- -³=

6) Menyusun rangkuman analisis (komparasi ganda)

7) Menentukan keputusan uji untuk setiap pasangan komparasi rerata.

Keputusan uji : H0 ditolak bila Fhitung ³ Ftabel ; berarti perbedaan efek

signifikan

Keputusan uji : H0 diterima bila Fhitung < Ftabel ; berarti perbedaan efek tidak

signifikan. (Budiyono, 2004 : 213)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Dalam penelitian ini digunakan dua variabel penelitian yaitu variabel

bebas dan terikat. Variabel bebas yang digunakan adalah minat belajar Fisika dan

pembelajaran Fisika menggunakan pendekatan keterampilan proses dengan

metode eksperimen dan demonstrasi. Sedangkan variabel terikatnya adalah

kemampuan kognitif Fisika siswa pada pokok bahasan Dinamika Partikel. Jumlah

Page 61: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

43

43

kelas yang digunakan adalah 2 kelas yaitu kelas X2 sebagai kelas eksperimen

kelas X1 sebagai kelas kontrol yang masing-masing terdiri dari 40 siswa. Data

yang diperoleh adalah hasil dokumentasi, skor angket, dan nilai hasil tes. Secara

rinci data-data tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

a. Data Keadaan Awal

Data nilai keadaan awal siswa diambil dari nilai ulangan blok tengah

semester genap mata pelajaran Fisika. Nilai keadaan awal Fisika kelas eksperimen

memiliki rentang antara 25 sampai 85 dengan rata-rata 56,93 dan standar deviasi

15,57. Sedangkan kelas kontrol memiliki rentang nilai antara 35 sampai 83

dengan rata-rata 54,35 dan standar deviasi 13,25. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Data Keadan Awal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Keadaan Awal Keadaan Awal

Jumlah Total Nilai Siswa 2277 2174,00 Nilai Tertinggi 85,00 83,00 Nilai Terendah 25,00 35,00 Range 60,00 48,00 Mean 56,93 54,35 Median 53,00 53,00 Modus 50,00 53,00 Standar Deviasi 15,57 13,25 variansi 242,38 175,52

b. Data Minat Belajar

Data minat belajar Fisika diperoleh dari penyebaran angket sebelum siswa diberi perlakuan. Minat belajar Fisika dibedakan menjadi dua kategori yaitu kategori tinggi dan rendah. Seorang siswa dikatakan memiliki minat belajar Fisika kategori tinggi apabila skor angketnya lebih besar dari skor angket rata-rata kelas tersebut. Seorang siswa dikatakan memiliki minat belajar Fisika kategori rendah apabila skor angketnya kurang dari atau sama dengan skor angket rata-rata kelas tersebut.

Skor angket rata-rata kelas eksperimen adalah 84,38 sehingga siswa yang memiliki skor lebih besar dari nilai rata-rata tersebut termasuk pada kategori tinggi. Sedangkan siswa yang memiliki skor kurang dari atau sama

Page 62: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

44

44

dengan rata-rata tersebut termasuk pada kategori rendah. Skor angket rata-rata kelas kontrol adalah 88,30 sehingga siswa yang memiliki skor lebih besar dari nilai rata-rata tersebut termasuk pada kategori tinggi. Sedangkan siswa yang memiliki skor kurang dari atau sama dengan rata-rata tersebut termasuk pada kategori rendah

Kelas eksperimen memiliki skor minat belajar Fisika dengan rentang antara 73 sampai 96 dengan skor rata-rata 84,38 dan standar deviasi 5,91. Sedangkan kelas kontrol memiliki skor minat belajar Fisika dengan rentang antara 70 sampai 103 dengan skor rata-rata 88,30 dan standar deviasi 8,36. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2.

c. Data Kemampuan Kognitif

Data nilai kemampuan kognitif diperoleh setelah siswa mendapat perlakuan. Untuk kelas eksperimen diberi pembelajaran Fisika dengan pendekatan keterampilan proses melalui metode eksperimen, sedangkan kelas kontrol dengan metode demonstrasi. Nilai kemampuan kognitif diambil dari nilai test kemampuan kognitif pokok bahasan Dinamika Partikel. Dari data yang diperoleh, kelas eksperimen memiliki rentang nilai antara 33 sampai 60 dengan nilai rata-rata 49,75 dan standar deviasi 6,34. Sedangkan untuk kelas kontrol memiliki rentang nilai antara 33 sampai 63 dengan nilai rata-rata 45,98 dan standar deviasi 8,34. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Data Penelitian Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Minat Belajar

Kognitif Minat Belajar

Kognitif

Jumlah Total Nilai

Siswa 3375 1990 3532 1839

Nilai Tertinggi 96 60 103 63

Nilai Terendah 73 33 70 33

Range 23 27 33 30

Mean 84,38 49,75 88,30 45,98

Median 83 53 88 47

Modus 82 53 95 47

Standar Deviasi 5,91 6,34 8,36 8,34

variansi 34,96 40,14 69,91 69,51

Page 63: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

45

45

B. Hasil Analisis Data

1. Uji Kesamaan Keadaan Awal

Data yang digunakan untuk uji kesamaan keadaan awal dalam penelitian adalah nilai ujian blok tengah semester genap pada mata pelajaran Fisika. Uji kesamaan keadaan awal dilakukan dengan menggunakan rumus uji t-dua pihak. Sebelum dilakukan Uji-t dua pihak terlebih dahulu dilakukan Uji Prasyarat yaitu Uji Normalitas dan Homogenitas.

Hasil uji normalitas keadaan awal siswa dengan rumus lilliefors diperoleh hasil:

a. Untuk kelas eksperimen menunjukkan harga statistik uji Lobs = 0,1237 dan

harga kritik L0,05; 40 = 0,1401. Karena Lobs < L0,5;40 maka dapat dikatakan

bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b. Untuk kelas kontrol menunjukkan harga statistik uji Lobs = 0,1301 dan harga

kritik L0,05;40 = 0,1401. Karena Lobs < L0,05;40 maka dapat dikatakan bahwa

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Hasil uji homogenitas menggunakan uji Bartlett untuk sampel kelas eksperimen dan kontrol diperoleh harga 1,002 =hitungc . Harga ini tidak

melebihi harga 2tabelc = 3,84 untuk dk =1 dan taraf signifikasi 5 %, yang

berarti sampel berasal dari populasi yang homogen.

Uji kesamaan keadaan awal dilakukan untuk mengetahui apakah kedua

sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki keadaan awal yang

sama sebelum diberi perlakuan. Dari tabel distribusi t diketahui harga ttabel = 2

dengan dk = (40 + 40 - 2) = 78 dan taraf signifikansi 5 %. Dari hasil perhitungan

uji t didapatkan thitung = - 0,80 sehingga - ttabel < thitung < ttabel = -2,00 < - 0,80 <

2,00. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan keadaan

awal kemampuan kognitif antara siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas

kontrol.

2. Uji Prasyarat Analisis

Prasyarat analisis data yang harus dipenuhi adalah Uji Normalitas dan

Uji Homogenitas. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai test

kemampuan kognitif pada pokok bahasan Dinamika Partikel.

a. Uji Normalitas

Page 64: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

46

46

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji Lilliefors. Hasil

perhitungan antara Lobs dan Ltabel dibandingkan, jika Lobs < Ltabel maka populasi

berdistribusi normal, dan sebaliknya jika Lobs > Ltabel maka populasi tidak

berdistribusi normal. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui :

1) Untuk kelas eksperimen menunjukkan harga statistik uji Lobs = 0,1300 dan

harga kritik L0,05; 40 = 0,1401. Karena Lobs tidak melebihi harga Ltabel (L0,05; 40)

maka dapat dikatakan bahwa sampel pada kelas eksperimen berasal dari

populasi yang berdistribusi normal.

2) Untuk kelas kontrol menunjukkan harga statistik uji Lobs = 0,0906 dan harga

kritik L0,05; 40 = 0,1401. Karena Lobs tidak melebihi harga Ltabel (L0,05; 40) maka

dapat dikatakan bahwa sampel pada kelas kontrol berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal

dari populasi yang homogen atau tidak homogen. Uji homogenitas dilakukan

dengan menggunakan Uji Bartlett. Dari hasil perhitungan diperoleh 2,872 =hitungc .

Apabila dikonsultasikan dengan 2tabelc dengan taraf signifikansi 5% diperoleh

3,84 21;95,0 =c . Karena 2

1;95,02 cc <hitung atau 2,87 < 3,84 maka dikatakan bahwa

sampel berasal dari populasi yang homogen.

C. Hasil Pengujian Hipotesis

1. Hasil Analisis Variansi Dua Jalan

Penelitian ini melibatkan dua variabel bebas. Pertama adalah

pembelajaran Fisika dengan pendekatan keterampilan proses melalui metode

eksperimen dan demonstrasi. Kedua adalah minat belajar Fisika yang dibedakan

dalam kategori tinggi dan rendah. Varibel terikat dalam penelitian ini adalah

kemampuan kognitif Fisika siswa pada pokok bahasan Dinamika Partikel. Hasil

analisis variansi dua jalan isi sel tak sama terhadap minat belajar Fisika dan

kemampuan kognitif Fisika siswa yang diberi pembelajaran Fisika dengan

Page 65: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

47

47

menggunakan pendekatan keterampilan proses melalui metode mengajar

eksperimen dan demonstrasi disajikan dalam tabel 4.3.

Tabel 4.3 Rangkuman Anava Dua Jalan dengan Isi Sel Tak Sama

Sumber Variansi JK dk RK Fhitung Ftabel p

Efek Utama

A (Baris) 274,301 1,000 274,301 4,950 3,972 < 0,05

B (Kolom) 29,416 1,000 29,416 0,531 3,972 > 0,05

Interaksi (AB) 35,801 1,000 35,801 0,646 3,972 > 0,05

Ralat 4211,258 76,000 55,411

Total 4550,776 79,000

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diuraikan pengujian hipotesis sebagai berikut :

a) Uji Hipotesis Pertama (Ada perbedaan pengaruh antara penggunaan

pendekatan keterampilan proses melalui metode eksperimen dan demonstrasi

terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa)

H01: Tidak ada perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan

keterampilan proses melalui metode eksperimen dan demonstrasi

terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa

H11: Ada perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan keterampilan

proses melalui metode eksperimen dan demonstrasi terhadap kemampuan

kognitif Fisika siswa

Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan dengan isi sel tak sama diperoleh

statistik uji 950,4 Fa = sedangkan harga kritiknya =76 ; 1 ;05,0F 3,972. Karena

972,3F950,4 F 76 ; 1 ;05,0a =>= maka H01 ditolak dan H11 diterima sehingga

dapat disimpulkan ada perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan

keterampilan proses melalui metode eksperimen dan demonstrasi terhadap

kemampuan kognitif Fisika siswa.

b) Uji Hipotesis Kedua (Ada perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika

kategori tinggi dan minat belajar kategori rendah terhadap kemampuan

kognitif Fisika siswa)

Page 66: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

48

48

H02: Tidak ada perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika kategori tinggi

dan minat belajar kategori rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika

siswa.

H12: Ada perbedaan pengaruh antara minat belajar kategori Fisika tinggi dan

minat belajar kategori rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa.

Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan dengan isi sel tak sama diperoleh

statistik uji 531,0 Fb = sedangkan harga kritiknya =76 1; ;05,0F 3,972. Karena

972,3F531,0 F 76 ; 1 ;05,0b =<= maka H02 diterima dan H12 ditolak sehingga

dapat disimpulkan tidak ada perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika

kategori tinggi dan minat belajar Fisika kategori rendah terhadap kemampuan

kognitif Fisika siswa.

c) Uji Hipotesis Ketiga (Tidak ada interaksi pengaruh antara penggunaan

pendekatan keterampilan proses dengan minat belajar Fisika terhadap

kemampuan kognitif Fisika siswa)

H03: Tidak ada interaksi pengaruh antara penggunaan pendekatan

keterampilan proses dengan minat belajar Fisika terhadap kemampuan

kognitif Fisika siswa

H13: Ada interaksi pengaruh antara penggunaan pendekatan keterampilan

proses dengan minat belajar Fisika terhadap kemampuan kognitif Fisika

siswa

Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan dengan isi sel tak sama diperoleh

statistik uji 646,0 Fab = sedangkan harga kritiknya =76 ; 1 ;05,0F 3,972. Karena

972,3F646,0 F 76 ; 1 ;05,0ab =<= maka H03 diterima dan H13 ditolak sehingga

dapat disimpulkan tidak ada interaksi pengaruh antara penggunaan

pendekatan keterampilan proses dengan minat belajar Fisika terhadap

kemampuan kognitif Fisika siswa.

2. Hasil Uji Lanjut Anava

Uji anava hanya memberikan kesimpulan ada tidaknya perbedaan

pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Selanjutnya, jika

ada perbedaan pengaruh maka perlu dilakukan uji lanjut anava untuk mengetahui

Page 67: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

49

49

manakah beda rerata dari anava yang memberikan pengaruh lebih signifikan.

Berdasarkan hasil anava, hanya H01 yang ditolak sehingga perlu uji lanjut

komparasi ganda antar kolom. Hasil uji lanjut dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Rangkuman Uji Lanjut Anava dengan Komparasi Ganda

Komparasi Rerata Statistik

Uji

F tabel = aF

a = 0,05

p Kesimpulan

.iX .jX

1 .m vs 2 .m 49,747 46,039 4,963 3,972 < 0,05 1 .m > 2 .m

Berdasarkan hasil uji lanjut anava tersebut, diperoleh 963,4F .2 - .1 = dan

harga kritiknya 972,3F 1F 76 ; 1 ;05,0tabel == . Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa pendekatan keterampilan proses melalui metode eksperimen memberikan

pengaruh lebih baik daripada metode demonstrasi ( 1 .m > 2 .m ) sebab 963,4F .2 - .1 = >

972,3Ftabel = .

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

1. Hipotesis Pertama

Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan, untuk pengaruh penggunaan

pendekatan keterampilan proses diperoleh 972,3F950,4 F ;76 1 ;05,0a =>= . Dengan

demikian, ada perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan keterampilan

proses melalui metode eksperimen dan demonstrasi terhadap kemampuan kognitif

Fisika siswa. Setelah dilakukan uji lanjut anava dengan metode Scheffe, diperoleh

hasil 963,4F .2 - .1 = > 972,3Ftabel = dengan ( 1 .m > 2 .m ). Jadi, pendekatan

keterampilan proses melalui metode eksperimen memberikan pengaruh lebih baik

daripada metode demonstrasi. Metode eksperimen mampu memberikan pengaruh

lebih baik karena metode ini dapat melibatkan peserta didik dengan mengalami

dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan tersebut. Sedangkan

demonstrasi hanya memperagakan suatu proses atau percobaan sehingga siswa

terlibat secara visual tanpa mengalami dan membuktikan proses atau percobaan

tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan dari pembahasan ini bahwa

pemilihan metode mengajar yang tepat dapat memberikan hasil yang lebih baik.

Page 68: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

50

50

2. Hipotesis Kedua

Hasil analisis variansi dua jalan untuk pengaruh minat belajar Fisika

siswa menujukkan bahwa 972,3F531,0 F 76 ; 1 ;05,0b =<= . Oleh karena itu,

disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika

kategori tinggi dan minat belajar Fisika kategori rendah terhadap kemampuan

kognitif Fisika siswa. Minat belajar hanya merupakan dorongan dari dalam diri

siswa untuk melakukan aktifitas belajar yang intensif. Tetapi dalam metode

mengajar, siswa belajar secara berkelompok. Sehingga minat belajar tidak mampu

mendorong siswa untuk belajar secara berkelompok dengan efektif dan efisien.

Jadi, minat belajar yang timbul dari dalam diri masing-masing siswa tidak mampu

mendorong siswa untuk belajar secara berkelompok. Sehingga siswa yang

memiliki minat belajar tinggi memiliki hasil belajar yang sama dengan siswa yang

memiliki minat belajar rendah. Dengan demikian, minat belajar tidak berpengaruh

terhadap kemampuan kognitif fisika siswa.

3. Hipotesis Ketiga

Hasil analisis variansi dua jalan untuk interaksi pengaruh antara

penggunaan pendekatan keterampilan proses dan minat belajar Fisika

menunjukkan bahwa 972,3F646,0 F 76 ; 1 ;05,0ab =<= . Berdasarkan hasil ini,

disimpulkan bahwa tidak ada interaksi antara pengaruh penggunaan pendekatan

keterampilan proses melalui metode mengajar dan minat belajar Fisika terhadap

kemampuan kognitif Fisika siswa. Antara penggunaan pendekatan keterampilan

proses dan minat belajar Fisika memberikan pengaruh sendiri-sendiri terhadap

kemampuan kognitif Fisika siswa. Tidak adanya interaksi antara pengaruh

tersebut terjadi karena siswa yang mendapatkan pembelajaran melalui metode

eksperimen memiliki kemampuan kognitif Fisika yang lebih baik daripada siswa

yang mendapatkan pembelajaran melalui metode demonstrasi. Namun, siswa yang

memiliki minat belajar tinggi tidak memiliki kemampuan kognitif Fisika yang

lebih baik daripada siswa yang memiliki minat belajar rendah.

BAB V

Page 69: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

51

51

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan

sebelumnya dan mengacu pada hipotesis penelitian, maka diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Ada perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan keterampilan proses

melalui metode eksperimen dan demonstrasi terhadap kemampuan kognitif

Fisika siswa pada pokok bahasan Dinamika Partikel. Sehingga siswa yang

diberi pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses melalui metode

eksperimen memiliki kemampuan kognitif Fisika yang lebih baik daripada

siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses

melalui metode demonstrasi.

2. Tidak ada perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika kategori tinggi dan

rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada pokok bahasan

Dinamika Partikel. Minat belajar Fisika siswa kategori tinggi memberikan

pengaruh yang sama dengan minat belajar kategori rendah terhadap

kemampuan kognitif Fisika.

3. Tidak ada interaksi antara pengaruh penggunaan pendekatan keterampilan

proses melalui metode mengajar dan minat belajar Fisika terhadap kemampuan

kognitif Fisika siswa pada pokok bahasan Dinamika Partikel. Antara

penggunaan pendekatan keterampilan proses dan minat belajar Fisika

memberikan pengaruh sendiri-sendiri terhadap kemampuan kognitif Fisika

siswa.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Dengan diperolehnya hasil penelitian, implikasinya adalah sebagai berikut

:

1. Dalam pelaksanaan pengajaran Fisika, penggunaan pendekatan ketrampilan

proses melalui metode eksperimen memberikan pengaruh lebih baik

Page 70: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

52

52

daripada menggunakan metode demonstrasi sehingga pemilihan metode

mengajar yang tepat dapat memberikan hasil yang lebih baik.

2. Tingkat minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah tidak

mempengaruhi kemampuan kognitif Fisika siswa pada pokok bahasan

Dinamika Partikel. Karena minat merupakan dorongan dari dalam diri

seseorang bukan representasi dari kemampuan kognitif.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada

implikasi hasil penelitian, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Kepada guru Fisika di sekolah agar menggunakan metode pembelajaran yang

sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga dapat memberikan pengaruh

lebih baik. Selain itu, dalam penyampaian materi hendaknya guru juga

melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar sehingga siswa dapat

mengalami dan membuktikan sendiri fakta atau konsep yang ada.

2. Kepada rekan mahasiswa peneliti berikutnya, semoga penelitian ini dapat

dipergunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya dengan mengaitkan aspek-

aspek yang belum diungkap dan dikembangkan dari variabel yang telah

disebutkan di depan.

3. Kepada kepala sekolah agar dapat mendukung para peneliti yang akan

melakukan penelitian pendidikan Fisika di sekolah sebagai salah satu upaya

untuk mengembangkan proses pembelajaran Fisika yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Bimo Walgito. 1997. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi Offset

Budiyono. 2004. Statistika Dasar untuk Penelitian. Surakarta : UNS Press

Conny Semiawan, dkk. 1992. Pendekatan Ketrampilan Proses. Jakarta :

Gramedia Widiasarana Indonesia

Page 71: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

53

53

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka

Cipta

Herbert Druxes. 1986. Kopendium Didaktik Fisika. Bandung : Remadja Karya

J. Supranto. 2000. Statistik: Teori dan Aplikasi. Jakarta : Erlangga

Journal of Physics Teacher Education Online Edisi Februari 2005. USA :

Department of Physics Illinois State University

Journal of Physics Teacher Education Online Edisi Desember 2005. USA :

Department of Physics Illinois State University

Krintanto. 2007. Penggunaan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam

Pembelajaran Fisika Ditinjau Dari Model Tugas Terhadap Kemampuan

Kognitif Fisika Siswa Smp. Skripsi. Surakarta : FKIP UNS

Meodjiono dan Moh. Dimyati. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka

Cipta

Muhibbin Syah. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung :

Remaja Rosdakarya

Mulyani Sumantri dan Johar Permana. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung

: CV Maulana

Nana Sudjana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT

Remaja Karya Offset

Ngalim Purwanto. 2006. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset

Nuzulia Dwi Rahmawati. 2006. Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan

Keterampilan Proses Melalui Metode Demonstrasi dan Eksperimen

Ditinjau Dari Kreativitas Siswa Pada Pokok Bahasan Tekanan Hidrostatik

di SMP Menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi Tahun Ajaran

2005/2006 . Skripsi. Surakarta : FKIP UNS

Page 72: PENGGUNAAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA …...siswa, (2) perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa,

54

54

Ratna Wilis Dahar. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga

Rini Budiharti. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta : UNS Press

Roestyah N. K. 2001. StrategiBelajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT

Rineka Cipta

Suharsimi Arikunto. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi

Aksara

Suratno. 2006. Pembelajaran Fisika Dengan Pendekatan Keterampilan Proses

Melalui Metode Eksperimen dan Demonstrasi Ditinjau Dari Kemampuan

Matematika pada Pokok Bahasan Dinamika Partikel di Sma Tahun Ajaran

2005/2006. Skripsi. Surakarta : FKIP UNS

Winkel W. S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia Widiasarana

Indonesia